Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Bab III Metode Penelitian SHT
1. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Pendekatan
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana
tujuan dari pada pendekatan ini yaitu untuk menentukan, mengembangkan dan
membuktikan pengetahuan yang diperoleh yaitu khususnya dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif Structured Numbered Heads dalam meningkatkan hasil
belajar IPA pada siswa kelas IV SD Inpres 12/79 Sumpang Minangae Kecamatan
Sibulue Kabupaten Bone. Esensi penelitian ini terletak pada adanya tindakan dalam
situasi yang alami untuk memecahkan permasalahan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Lincond dan Guba (Moleong, 2005: 8-13)
bahwa pendekatan kualitatif mempunyai ciri-ciri yaitu :
1) latar alami; 2) manusia sebagai alat; 3) metode kualitatif;
4) analisis atau secara induktif; 5) teori dan dasar; 6) deskriptif;
7) lebih mementingkan proses daripada hasil; 8) adanya batas yang
ditentukan oleh fokus; 9) adanya kriteria keabsahan data; 10) desain
bersifat sementara; 11) hasil penelitian dirunding dan disepakati
bersama.
Sejalan dengan pendapat tersebut, David Williams (Moleong, 2005: 5)
berpendapat bahwa penelitian kualitatif yaitu “pengumpulan data pada suatu latar
alamiah, dengan menggunakan model alamiah, dan dilakukan oleh orang atau
2. peneliti yang tertarik secara alamiah”. Dengan demikian yang menjadi objek utama
dalam pendekatan penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri, jadi peneliti harus
mampu melaporkan hasil penelitian yang alami sesuai dengan fakta yang ada di
lapangan.
2. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menurut
Kunandar (2009) PTK dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti di kelasnya yang dilakukan
bersama dengan orang lain (kolaborasi) mulai merancang, melaksanakan dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya
melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.
Dalam penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2011) menggunakan suatu daur
ulang siklus, yaitu apabila pada siklus pertama gagal, maka akan diadakan perbaikan
dengan melaksanakan siklus berikutnya. Dari kedua pendapat tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah kegiatan yang dilakukan dengan
tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas sehingga
guru dapat menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kelas.
B. Fokus Penelitian
3. Fokus penelitian dalam meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV
SD Inpres 12/79 Sumpang Minangae Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone sebagai
berikut:
1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Structured Numbered Heads. Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Structured Numbered Heads ini menuntut
keaktifan dan semangat kerjasama antar siswa dan juga memiliki hubungan
yang kuat antara apa yang siswa lakukan dengan apa yang mereka pelajari
sehingga interaksi-interaksi yang terjadi didalam kelas mempunyai suatu
efek terhadap hubungan sosial, kognitif dan pengembangan kemampuan
akademis siswa yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA.
2. Hasil belajar. Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses usaha yang
dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan pengetahuan dari
tidak tahu menjadi tahu, perubahan tingkah laku dan kepribadian sebagai
hasil dari pengalaman.
C. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Inpres 12/79 Sumpang Minangae
yang terletak di kelurahan Sumpang Minangae Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone,
yang berjarak 15 km dari pusat kota Bone. Banyaknya ruang kelas pada SD ini ada 6
4. ruang kelas, satu ruang kepala sekolah, satu ruang guru, satu ruang perpustakaan, dan
sebuah kantin. Ruang kelas IV sebagai tempat akan diadakan penelitian mempunyai
lantai yang permukaannya dari tegel dengan ventilasi udara yang baik sehingga
memungkinkan siswa belajar dengan baik.
Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Inpres 12/79 Sumpang Minangae
Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone, dengan pertimbangan sebagai berikut: 1) Masih
ditemukan sebagian besar siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) mata pelajaran IPA; 2) Adanya dukungan dari kepala sekolah dan guru kelas;
3) belum ada peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Structured
Numbered Heads di sekolah tersebut.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa kelas IV SD Inpres 12/79
Sumpang Minangae Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone berjumlah 20 orang siswa
yang terdiri dari 9 laki-laki dan 11 perempuan yang aktif pada semester genap tahun
ajaran 2014/ 2015.
D. Rancangan Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan pelaksanaannya beberapa siklus.
Tiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan seperti yang telah didesain dalam
penelitian di kelas. Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dalam PTK,
5. yaitu 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) observasi; dan 4) refleksi. Keempat tahap
rancangan tindakan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan Tindakan (planning)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah mengidentifikasi
masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. Langkah-langkah yang di
lakukan dalam tahap ini antara lain sebagai berikut:
a. Peneliti bersama dengan guru kelas IV mengadakan pertemuan untuk
menelaah silabus khusunya silabus mata pelajaran IPA.
b. Merancang pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar
(RPP) secara kolaboratif rencana pembelajaran (RPP) yang disusun sesuai
dengan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Structured
Numbered Heads.
c. Mengembangkan skenario pembelajaran.
d. Membuat Lembar Kegiatan Siswa atau LKS untuk memudahkan siswa
melakukan kerja kelompok.
e. Menyiapkan sumber belajar yang diperlukan dalam rangka membantu siswa
memahami materi pelajaran, seperti buku tentang materi yang akan diajarkan
serta media yang akan digunakan.
f. Membuat soal-soal tes formatif/ evaluasi untuk melihat apakah materi yang
diajarkan telah dikuasai oleh siswa.
g. Membuat lembar observasi guru dan siswa, untuk melihat pengaplikasian RPP
yang telah disusun apakah telah terlaksana dengan baik atau tidak.
6. h. Merancang alat penilaian tes formatif.
2. Tahap Pelaksanaan tindakan (acting)
Tahap ini merupakan implementasi dari pelaksanaan rancangan yang telah
disusun secara kolaboratif antara peneliti, sekolah dan guru. Tindakan ini
dimaksudkan untuk memperbaiki keadaan atau kegiatan pembelajaran dikelas yang
belum sesuai dengan yang diharapkan. Adapun salah satu kegiatan yang dilaksanakan
pada tahap ini adalah menyajikan materi dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Structured Numbered Heads
3. Tahap Pengamatan (Observing)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah kegiatan mengamati aktivitas
guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yaitu mulai dari kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Proses pengamatan (observing) ini dilakukan
oleh guru kelas IV dengan mengisi lembar pengamatan yang telah disiapkan calon
peneliti
4. Tahap Refleksi
Tahap refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi
guna menyempurnakan tindakan berikutnya yaitu dengan menilai hasil tindakan
dengan menggunakan format evaluasi dengan cara memberi skor pada setiap soal-
soal yang diberikan kepada siswa. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis
dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan jika terdapat
7. masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang, tindakan ulang
dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi. Diadakan refleksi guna
mengetahui kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang terjadi pada
tindakan yang telah dilakukan dan akan diperbaiki pada siklus berikutnya.
Calon peneliti bersama pengamat menganalisis dan merenungkan hasil tindakan
pada siklus tindakan yang telah dilakukan sebagai bahan pertimbangan apakah
pemberian tindakan yang dilakukan akan diperbaiki (revisi) untuk siklus berikutnya.
Demikian seterusnya hingga hasil belajar belajar siswa meningkat.
Adapun tahap pelaksanaan penelitian di gambarkan dalam bagan sebagai
berikut:
Bagan 2. Skema Penelitian Tindakan Kelas diadaptasi dari Suharsimi (2011)
Pengamatan
Refleksi II Pelaksanaan
Perencanaan
Perencanaan
Refleksi
Pengamatan
PelaksanaanSIKLUS I
SIKLUS II
Kesimpulan
8. E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes dan
observasi. Kedua teknik tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Tes
Tes adalah salah satu alat evaluasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
sejauh mana hasil yang telah dicapai setelah mengikuti proses pembelajaran. Tes
dilakukan untuk mengumpul informasi tentang hasil belajar siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Structured Numbered Heads.
b. Observasi/pengamatan
Observasi atau pengamatan adalah aktivitas siswa terlibat aktif dalam
pelaksanaan tindakan dan aktivitas yang dilakukan guru (peneliti). Pengamatan
dilaksanakan oleh observer (guru kelas IV) kepada orang yang melaksanakan
tindakan untuk mengamati dalam pelaksanaan tindakan. Pada pengamatan ini
digunakan pedoman pengamatan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting.
2. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini dimulai dari prapenelitian
untuk mengetahui masalah apa yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Prosedur yang dituntut oleh setiap model pengambilan data yang
digunakan harus dipenuhi secara tertib. Agar data yang diperoleh dapat valid, maka
9. perlu menggunakan prosedur pengumpulan data, antara lain:
a. Tes
Kegiatan tes dilaksanakan melalui pemberian soal individu kepada siswa dalam
bentuk tes uraian/essay (tes formatif) yang harus dikerjakan dalam jangka waktu
tertentu. Hasil kerja siswa tersebut selanjutnya dijabarkan dalam angka-angka
atau nilai hasil belajar.
b. Observasi
Kegiatan ini dilaksanakan melalui pengamatan langsung oleh observer terhadap
kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disiapkan dengan cara memberikan tanda ceklist
pada kolom yang telah disediakan, berdasarkan kegiatan yang guru laksanakan
atau tidak dilaksanakan.
F. Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan
1. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setelah pengumpulan
data. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012) data yang terkumpul dianalisis
dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang terdiri dari tiga tahap kegiatan yang
dilakukan secara berurutan, yaitu: 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) verifikasi dan
penarikan kesimpulan. Tiga tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Reduksi data
10. Reduksi data dilakukan dengan memilah-milah data yang terkumpul. Data
yang diambil adalah yang sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan reduksi
data agar data lebih terarah dan lebih mudah dikelola.
b. Penyajian Data
Data yang telah dipilih-pilih sesuai tujuan penelitian kemudian disajikan ke
dalam tabel. Semua data yang terkumpul mulai dari perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi diatur pada tabel agar mempermudah dalam
membaca data.
c. Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan
Verifikasi data dilakukan dengan cara triangulasi data yaitu membandingkan
data yang diperoleh dari hasil observasi dengan hasil tes, kemudian
dibandingkan dengan dokumentasi atau dibandingkan dengan sumber data
lainnya. Setelah verifikasi data dilakukan penarikan kesimpulan dari semua
data yang diperoleh.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat dari proses dan hasil.
Dari segi proses, keberhasilan guru ditandai dengan kemampuan guru dalam
menerapkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Structured
Numbered Heads pada mata pelajaran IPA. Kemampuan guru tersebut didasarkan
pada aktivitas guru dari awal hingga akhir pembelajaran. Indikator keberhasilan dari
segi hasil ditandai dengan nilai siswa dalam mencapai KKM yang diklasifikasikan ke
11. dalam beberapa rentang nilai yang diperoleh siswa. Sedang segi hasil dari aspek
siswa ditandai dengan kemampuan siswa dalam memperoleh hasil pembelajaran
sebagai bentuk dari kemampuan siswa menjawab soal-soal evaluasi yang diperoleh
dalam bentuk nilai.
Adapun kriteria keberhasilan mengacu pada data yang ditafsirkan dalam
rentang nilai ketuntasan belajar sebagai berikut, sesuai yang dikemukakan oleh
Arikunto dan Safruddin (2009) kriteria ketuntasan belajar dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.1. Kriteria Ketuntasan belajar
Tingkat Penguasaan Kualifikasi
85 % - 100 % Sangat baik (SB)
70 % - 84 % Baik (B)
55 % - 69 % Cukup (C)
46 % - 54 % Kurang (K)
0 % - 455 % Sangat kurang (SK)
Sumber : Suharsimin dan safruddin (2009). Evaluasi Program
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Berdasarkan kriteria standar tersebut, maka peneliti menentukan tingkat
pencapaian keberhasilan keberhasilan penelitian ini. Pembelajaran dikatakan berhasil
jika minimal 75% dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥ 70 sesuai dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SD Inpres 12/79 Sumpang
Minangae Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone.