SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
1
Makalah
MAINTAINING FAMILY TIES
Disampaikan untuk Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah
Komunikasi Interpersonal
Dosen Pengampu : Dr. H. M. Nurul Yamin, M. Si.
Disusun oleh :
Ervina Nurfadillah (NPM: 20130710015)
KOMUNIKASI DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Menjaga Ikatan Keluarga..................................................................................4
B. Perilaku Menjaga Hubungan.............................................................................6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi dan interaksi tidak dapat terlepas dari kehidupan kita. Dimana
pun dan kapan pun, kita berhubungan dengan orang-orang di sekitar kita, baik
dalam cakupan yang luas seperti hubungan pertemanan atau rekanan, maupun yang
sempit seperti kekeluargaan.
Keluarga adalah satuan terkecil dalam masyarakat. Sebelum berinteraksi
dengan masyarakat, manusia terlebih dahulu berinteraksi dengan orang-orang
terdekatnya, yaitu keluarga.
Bagi sebagian orang, keluarga lebih penting daripada hal apapun yang
dimilikinya. Mereka merasa tenang dan terteram jika berada di tengah keluarga dan
tidak ingin terpisahkan sehingga selalu mempertahankannya agar tetap harmonis.
Namun bagi sebagian yang lain, keluarga bukanlah apa-apa, bahkan bukan sesuatu
yang layak untuk dipertahankan.
Keluarga sebagi sarana sosialisasi memegang peranan penting dalam
kehidupan manusia. Eratnya hubungan kekeluargaan mungkin dapat memengaruhi
perilaku komunikasi seseorang. Oleh karena itu, menjaga ikatan kekeluargaan
menjadi hal yang tidak bisa diabaikan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menjaga Ikatan Keluarga
Ada banyak model komunikasi interpersonal yang menyebabkan kesuksesan
ataupun kegagalan, dan macam-macamnya dapat menjadi sumber kesenangan
sekaligus kesedihan. Belakangan, kebanyakan buku sosiologi yang menjelaskan
teori keluarga berargumen bahwa teori komunikasi adalah salah satu paradigma
terbaru untuk mempelajari keluarga pada tahun 1980-an. Keluarga diartikan sebagai
“kesatuan personalitas yang berinteraksi”. 1
Keluarga tentulah bermacam-macam. Ada yang sangat terkenal dan
berkuasa, seperti keluarga Cendana, dan ada juga yang biasa-biasa saja. Dalam buku
Interpersonal Communication, keluarga diartikan sebagai konstruksi sosial yang
merupakan produk komunikasi dan juga konteks dimana komunikasi itu terjadi.
Seperti yang kita lihat, keluarga adalah sumber utama dari model komunikasi yang
kita alami.
Banyak orang mencari rumus atau seperangkat model komunikasi untuk
menumbuhkan kehidupan keluarganya. Tetapi menurut Trenholm, faktanya, banyak
terapis keluarga dan para peneliti sepakat bahwa mitos “keluarga ideal” sebenarnya
adalah masalah keluarga itu sendiri.
Mitos tersebut yaitu, bahwa keluarga ideal adalah sebuah rumah dimana
jarang sekali terjadi konflik. Para anggota keluarganya dapat berbicara dan berbagi
satu sama lain tentang apapun, tanpa memperhatikan perbedaan jenis kelamin, usia
maupun sudut pandang. Mereka tidak saling meneriaki, tidak saling mengejek dan
tetap tersenyum dengan nyamannya walaupun tidak setuju dengan anggota lain.
1Mary Fitzpatrick dan DianeBadzinski, Handbook of Interpersonal Communication, h. 730-731.
5
Mereka membuka telinga lebar-lebar untuk mendengarkan anggota yang lain,
bercanda, bersenang-senang dan menghabiskan waktu bersama-sama karena merasa
bahagia dan menikmati sebuah keluarga.
Padahal dalam kenyataannya, keluarga-keluarga “normal” tidaklah selalu
saling setuju. Komunikasi yang terjadi dalam keluarga tidak melulu positif dan
penuh cinta karena masing-masing memiliki perbedaan yang mendasar dalam hal
perspektif maupun minat. Ada hal-hal tertentu dalam kehidupan keluarga yang
dapat menimbulkan titik-titik krisis. Sebagai contoh, perilaku negatif dan ekspresi
kritik pun terjadi di banyak keluarga.
Minat para anggota keluarga dan perubahan sosioekonomi membutuhkan
penyesuaian dan perubahan dari keluarga itu sendiri sebagai sebuah kesatuan. Ikatan
emosi dan loyalitas di antara anggota keluarga pun sangat berpengaruh dalam
komunikasi yang terjadi dan bagaimana komunikasi itu dimaknai. Komunikasi
keluarga sangat mungkin lebih intens daripada bentuk komunikasi lainnya.
Sehingga Sieburg menjelaskan bahwa kesalahan komunikasi yang terjadi dalam
hubungan keluarga mungkin akan lebih menyakitkan dan konsekuensinya akan
menjadi lebih serius daripada yang terjadi dalam hubungan lain.
Namun demikian, keluarga secara alami cenderung mempertahankan.
Keluarga mampu membatasi antara pesatnya perubahan masyarakat dan kebutuhan
individu untuk menjaga kekukuhan identitas. Sehingga sebuah keluarga, sekalipun
yang bermasalah, dapat kukuh bertahan dalam dunia yang terus berubah.2 Identitas
keluarga dibentuk oleh konteks sosial dan kultural di mana keluarga tersebut
tinggal.3
Trenholm menyebut bahwa keluarga adalah “kenyataan sosial” pertama kita,
juga merupakan sumber dari banyak model komunikasi dan tipe hubungan yang
akan terulang pada kehidupan kita di masa mendatang.
2 Sarah Trenholm, Interpersonal Communication, h. 254
3 Mary Fitzpatrick, h.729.
6
Virginia Satir menggambarkan keluarga sebagai “pabrik” tempat orang-
orang yang berbeda karakter dibentuk. Sebagai “produsen” orang-orang, model-
model komunikasi, hubungan-hubungan, dan realitas sosial lainnya, keluarga dapat
dinilai karena menjalankan tugasnya dengan sangat baik atau justru sebaliknya.
Dalam beberapa kasus, hasilnya dapat terlihat bahwa sebagian keluarga mampu
menjadi warga yang produktif sedangkan sebagian yang lain tetap saja
menghasilkan orang-orang pelaku penyimpangan sosial. Tetapi dalam kebanyakan
kasus, hasilnya sangat beragam karena faktor lingkungan sosial pun
dipertimbangkan dapat berpengaruh.4
Seiring berkembangnya beragam keluarga, stereotip budaya menegenai
struktur keluarga tidak berubah dalam beberapa tahun ini. Stereotip dapat
mempengaruhi persepsi sehingga apa yang telah dialami seseorang dapat menjadi
keyakinan yang konsisten. Keyakinan mengenai suatu kelompok dapat juga
memengaruhi interaksi antara anggota kelompok. Pada gilirannya, stereotip seperti
demikian dapat memengaruhi bagaimana anggota dari bentuk keluarga yang
berbeda melihat dan menilai diri mereka sendiri.
Vangelisti mengatakan bahwa orang-orang memiliki harapan yang jelas
tentang bagaimana seharusnya para anggota keluarga berkomunikasi. Harapan
tersebut meliputi afeksi yang positif, pengertian, konflik, kejujuran, dan dukungan.
Individu yang memiliki harapan tinggi mengenai tertampaknya afeksi yang positif
dalam keluarga akan dapat menggambarkan keluarganya seperti terbuka, mampu
membicarakan topik yang beragam, dan memiliki afeksi secara fisik.5
B. Perilaku Menjaga Hubungan
Perilaku menjaga hubungan keluarga merujuk pada perilaku yang dapat
menjaga keberlangsungan hubungan dalam keluarga. Secara umum, ada banyak
alasan mengapa harus menjaga hubungan, di antaranya adalah sebagai berikut:
4Sarah Trenholm, h. 254.
5 Mary Fitzpatrick dan DianeBadzinski,h.754.
7
a. Ikatan emosional. Sering kali orang mempertahankan hubungannya karena
saling menyayangi dan mencintai.
b. Kesesuaian. Orang yang sudah merasa nyaman dan cocok dalam suatu
hubungan, akan memilih untuk menjaga hubungannya agar tidak terputus.
c. Anak-anak. Pasangan dapat tetap bersama karena mereka merasa sangat baik
dengan kehadiran anak-anaknya. Mungkin juga karena anak-anak dapat
menutupi alasan yang sebenarnya, seperti takut sendirian, sudah merasa cocok,
keuntungan finansial dan sebagainya.
d. Ketakutan. Sebagian orang mungkin memiliki ketakutan tersendiri ketika
menghadapi dunia luar, atau ketika sendirian, sehingga mereka lebih memilih
untuk berada dalam sebuah hubungan.
e. Inersia atau kelembaman, yaitu kecenderungan untuk menentang atau
menghambat gerakan, baik itu berupa kemajuan maupun kemunduran. Orang
mungkin berpikir adanya perubahan dalam hubungannya akan menyebabkan
persoalan, sehingga memilih untuk tetap dalam hubungan yang sedang
dijalaninya.
f. Komitmen. Orang dapat membangun komitmen yang kuat satu sama lain.6
Menurut Devito, para peneliti telah merumuskan strategi-strategi yang dapat
dilakukan untuk menjaga hubungan. Strategi ini dapat juga diterapkan dalam
hubungan keluarga, yaitu di antaranya:
- Jadilah orang yang menyenangkan. Para pakar menyebutnya “perilaku
prososial”. Bersikap sopan, ramah, riang; menghindari konfrontasi; dan
dapat berkompromi. Perilaku prososial ini juga meliputi perlakuan kasih
sayang.
- Berkomunikasi. Obrolan-obrolan ringan yang terkesan tidak penting pun
sebenarnya diperlukan, karena itu tetap membutuhkan kontak sehingga
orang tetap saling berhubungan. Terlebih jika sesama anggota keluarga
dapat bersikap saling terbuka, dengan jujur mengatakan perasaannnya,
6 Joseph A. Devito, The Interpersonal Communication Book, (Boston: Pearson Education, Inc.,2007), h. 242.
8
mendengarkan dengan empati, dan saling memberi saran yang
membangun.
- Melakukan aktivitas bersama-sama. Menghabiskan waktu bersama
keluarga, misalnya mengisi akhir pekan bersama, membersihkan rumah
bersama, mengunjungi anggota keluarga lain atau kerabat, bahkan hanya
duduk-duduk saja.7
Meski pada praktiknya hubungan antaranggota dipengaruhi oleh tipe dan
struktur keluarga, tidak ada salahnya menerapkan strategi-strategi di atas dalam
berkomunikasi dengan anggota keluarga mana saja.
7 Ibid., h. 244.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam buku Interpersonal Communication, keluarga diartikan sebagai
konstruksi sosial yang merupakan produk komunikasi dan juga konteks dimana
komunikasi itu terjadi. Trenholm menyebut bahwa keluarga adalah “kenyataan
sosial” pertama kita, juga merupakan sumber dari banyak model komunikasi dan
tipe hubungan yang akan terulang pada kehidupan kita di masa mendatang.
Virginia Satir menggambarkan keluarga sebagai “pabrik” tempat orang-
orang yang berbeda karakter dibentuk. Sebagai “produsen” orang-orang, model-
model komunikasi, hubungan-hubungan, dan realitas sosial lainnya, keluarga dapat
dinilai karena menjalankan tugasnya dengan sangat baik atau justru sebaliknya.
Keluarga mampu membatasi antara pesatnya perubahan masyarakat dan
kebutuhan individu untuk menjaga kekukuhan identitas. Sehingga sebuah keluarga,
sekalipun yang bermasalah, dapat kukuh bertahan dalam dunia yang terus berubah.
Secara umum, ada banyak alasan mengapa harus menjaga hubungan, di
antaranya adalah ikatan emosional, kesesuaian, anak-anak, ketakutan, dan inersia.
10
DAFTAR PUSTAKA
Devito, Joseph A. 2007. The Interpersonal Communication Book. Boston: Pearson
Education, Inc.
Trenholm, Sarah. 2000. Interpersonal Communication. USA: Wadsworth
Publishing Company.
Handbook of Interpersonal Communication.

More Related Content

Viewers also liked

Viewers also liked (11)

POLA HUBUNGAN
POLA HUBUNGANPOLA HUBUNGAN
POLA HUBUNGAN
 
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
 
Nabi Ibrahim Nabi ismail, Nabi Luth, Nabi Syuaib
Nabi Ibrahim Nabi ismail, Nabi Luth, Nabi SyuaibNabi Ibrahim Nabi ismail, Nabi Luth, Nabi Syuaib
Nabi Ibrahim Nabi ismail, Nabi Luth, Nabi Syuaib
 
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITAPELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
 
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalPara Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
 
Faktor yang mempengaruhi pola hubungan
Faktor yang mempengaruhi pola hubunganFaktor yang mempengaruhi pola hubungan
Faktor yang mempengaruhi pola hubungan
 
Fungsi dan Proses Komunikasi Massa
Fungsi dan Proses Komunikasi MassaFungsi dan Proses Komunikasi Massa
Fungsi dan Proses Komunikasi Massa
 
Dakwah Nabi Melalui Surat
Dakwah Nabi Melalui SuratDakwah Nabi Melalui Surat
Dakwah Nabi Melalui Surat
 
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
 
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / TempramenKepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
 
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di YogyakartaMasjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
 

Similar to Maintaining family ties

Makalah kap
Makalah kapMakalah kap
Makalah kap
Said Jie
 
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
Novianita Novianita
 
Komunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanKomunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatan
Okta-Shi Sama
 
Anggota kehidupan keluarga
Anggota kehidupan keluargaAnggota kehidupan keluarga
Anggota kehidupan keluarga
Iyens Syeikhbu
 
Anggota kehidupan keluarga
Anggota kehidupan keluargaAnggota kehidupan keluarga
Anggota kehidupan keluarga
Iyens Syeikhbu
 
Asiah ali2008 peranankomunikasidalamhubungankekeluargaan
Asiah ali2008 peranankomunikasidalamhubungankekeluargaanAsiah ali2008 peranankomunikasidalamhubungankekeluargaan
Asiah ali2008 peranankomunikasidalamhubungankekeluargaan
Atie Ali
 
Hubungan personal
Hubungan personalHubungan personal
Hubungan personal
amirdapir
 

Similar to Maintaining family ties (20)

Family interaction patterns
Family interaction patternsFamily interaction patterns
Family interaction patterns
 
Bk keuarga lt 14
Bk keuarga lt 14Bk keuarga lt 14
Bk keuarga lt 14
 
Makalah kap
Makalah kapMakalah kap
Makalah kap
 
Sosiologi keluarga, komunikasi dalam keluarga
Sosiologi keluarga, komunikasi dalam keluargaSosiologi keluarga, komunikasi dalam keluarga
Sosiologi keluarga, komunikasi dalam keluarga
 
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
 
teori komunikasippt
teori komunikasipptteori komunikasippt
teori komunikasippt
 
TEORI_HUBUNGAN_P_10.pptx
TEORI_HUBUNGAN_P_10.pptxTEORI_HUBUNGAN_P_10.pptx
TEORI_HUBUNGAN_P_10.pptx
 
Sosiologi keluarga_novi catur muspita
Sosiologi keluarga_novi catur muspitaSosiologi keluarga_novi catur muspita
Sosiologi keluarga_novi catur muspita
 
Komunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanKomunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatan
 
UAS PPT - Sosiologi Komunikasi - Kelompok (Sri, Ambar, Tarma).pptx
UAS PPT - Sosiologi Komunikasi - Kelompok (Sri, Ambar, Tarma).pptxUAS PPT - Sosiologi Komunikasi - Kelompok (Sri, Ambar, Tarma).pptx
UAS PPT - Sosiologi Komunikasi - Kelompok (Sri, Ambar, Tarma).pptx
 
Antropologi Jurnal.docx
Antropologi Jurnal.docxAntropologi Jurnal.docx
Antropologi Jurnal.docx
 
Makalah Metodologi Studi Islam - Keluarga dan Masyarakat dalam Islam
Makalah Metodologi Studi Islam - Keluarga dan Masyarakat dalam IslamMakalah Metodologi Studi Islam - Keluarga dan Masyarakat dalam Islam
Makalah Metodologi Studi Islam - Keluarga dan Masyarakat dalam Islam
 
Anggota kehidupan keluarga
Anggota kehidupan keluargaAnggota kehidupan keluarga
Anggota kehidupan keluarga
 
Anggota kehidupan keluarga
Anggota kehidupan keluargaAnggota kehidupan keluarga
Anggota kehidupan keluarga
 
Asiah ali2008 peranankomunikasidalamhubungankekeluargaan
Asiah ali2008 peranankomunikasidalamhubungankekeluargaanAsiah ali2008 peranankomunikasidalamhubungankekeluargaan
Asiah ali2008 peranankomunikasidalamhubungankekeluargaan
 
Hubungan personal
Hubungan personalHubungan personal
Hubungan personal
 
Pengungkapan Diri
Pengungkapan DiriPengungkapan Diri
Pengungkapan Diri
 
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
 
Keanggotaan kelompok
Keanggotaan kelompok Keanggotaan kelompok
Keanggotaan kelompok
 
Hubungan tugas ilkom
Hubungan tugas ilkomHubungan tugas ilkom
Hubungan tugas ilkom
 

More from Ratih Aini

PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
Ratih Aini
 
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
Ratih Aini
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Ratih Aini
 
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMATEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
Ratih Aini
 
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
Ratih Aini
 
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
Ratih Aini
 
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
Ratih Aini
 
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
Ratih Aini
 
Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...
Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...
Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...
Ratih Aini
 
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
Ratih Aini
 
Pengaruh Pelatihan Relaksasi Dengan Dzikir Untuk Mengatasi Kecemasan Ibu Hami...
Pengaruh Pelatihan Relaksasi Dengan Dzikir Untuk Mengatasi Kecemasan Ibu Hami...Pengaruh Pelatihan Relaksasi Dengan Dzikir Untuk Mengatasi Kecemasan Ibu Hami...
Pengaruh Pelatihan Relaksasi Dengan Dzikir Untuk Mengatasi Kecemasan Ibu Hami...
Ratih Aini
 

More from Ratih Aini (20)

Tugas teknik tari
Tugas teknik tariTugas teknik tari
Tugas teknik tari
 
Contoh membuat berita
Contoh membuat beritaContoh membuat berita
Contoh membuat berita
 
PKN
PKN PKN
PKN
 
PKN
PKN PKN
PKN
 
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
 
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARAHUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
 
Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti KorupsiPendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi
 
Kebudayaan Toraja
Kebudayaan TorajaKebudayaan Toraja
Kebudayaan Toraja
 
Perawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristenPerawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristen
 
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
 
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMATEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
 
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
 
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
 
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
 
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
 
Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...
Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...
Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...
 
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
 
Pengaruh Pelatihan Relaksasi Dengan Dzikir Untuk Mengatasi Kecemasan Ibu Hami...
Pengaruh Pelatihan Relaksasi Dengan Dzikir Untuk Mengatasi Kecemasan Ibu Hami...Pengaruh Pelatihan Relaksasi Dengan Dzikir Untuk Mengatasi Kecemasan Ibu Hami...
Pengaruh Pelatihan Relaksasi Dengan Dzikir Untuk Mengatasi Kecemasan Ibu Hami...
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 

Maintaining family ties

  • 1. 1 Makalah MAINTAINING FAMILY TIES Disampaikan untuk Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah Komunikasi Interpersonal Dosen Pengampu : Dr. H. M. Nurul Yamin, M. Si. Disusun oleh : Ervina Nurfadillah (NPM: 20130710015) KOMUNIKASI DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
  • 2. 2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI..........................................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN A. Menjaga Ikatan Keluarga..................................................................................4 B. Perilaku Menjaga Hubungan.............................................................................6 BAB III PENUTUP Kesimpulan................................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10
  • 3. 3 BAB I PENDAHULUAN Komunikasi dan interaksi tidak dapat terlepas dari kehidupan kita. Dimana pun dan kapan pun, kita berhubungan dengan orang-orang di sekitar kita, baik dalam cakupan yang luas seperti hubungan pertemanan atau rekanan, maupun yang sempit seperti kekeluargaan. Keluarga adalah satuan terkecil dalam masyarakat. Sebelum berinteraksi dengan masyarakat, manusia terlebih dahulu berinteraksi dengan orang-orang terdekatnya, yaitu keluarga. Bagi sebagian orang, keluarga lebih penting daripada hal apapun yang dimilikinya. Mereka merasa tenang dan terteram jika berada di tengah keluarga dan tidak ingin terpisahkan sehingga selalu mempertahankannya agar tetap harmonis. Namun bagi sebagian yang lain, keluarga bukanlah apa-apa, bahkan bukan sesuatu yang layak untuk dipertahankan. Keluarga sebagi sarana sosialisasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Eratnya hubungan kekeluargaan mungkin dapat memengaruhi perilaku komunikasi seseorang. Oleh karena itu, menjaga ikatan kekeluargaan menjadi hal yang tidak bisa diabaikan.
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN A. Menjaga Ikatan Keluarga Ada banyak model komunikasi interpersonal yang menyebabkan kesuksesan ataupun kegagalan, dan macam-macamnya dapat menjadi sumber kesenangan sekaligus kesedihan. Belakangan, kebanyakan buku sosiologi yang menjelaskan teori keluarga berargumen bahwa teori komunikasi adalah salah satu paradigma terbaru untuk mempelajari keluarga pada tahun 1980-an. Keluarga diartikan sebagai “kesatuan personalitas yang berinteraksi”. 1 Keluarga tentulah bermacam-macam. Ada yang sangat terkenal dan berkuasa, seperti keluarga Cendana, dan ada juga yang biasa-biasa saja. Dalam buku Interpersonal Communication, keluarga diartikan sebagai konstruksi sosial yang merupakan produk komunikasi dan juga konteks dimana komunikasi itu terjadi. Seperti yang kita lihat, keluarga adalah sumber utama dari model komunikasi yang kita alami. Banyak orang mencari rumus atau seperangkat model komunikasi untuk menumbuhkan kehidupan keluarganya. Tetapi menurut Trenholm, faktanya, banyak terapis keluarga dan para peneliti sepakat bahwa mitos “keluarga ideal” sebenarnya adalah masalah keluarga itu sendiri. Mitos tersebut yaitu, bahwa keluarga ideal adalah sebuah rumah dimana jarang sekali terjadi konflik. Para anggota keluarganya dapat berbicara dan berbagi satu sama lain tentang apapun, tanpa memperhatikan perbedaan jenis kelamin, usia maupun sudut pandang. Mereka tidak saling meneriaki, tidak saling mengejek dan tetap tersenyum dengan nyamannya walaupun tidak setuju dengan anggota lain. 1Mary Fitzpatrick dan DianeBadzinski, Handbook of Interpersonal Communication, h. 730-731.
  • 5. 5 Mereka membuka telinga lebar-lebar untuk mendengarkan anggota yang lain, bercanda, bersenang-senang dan menghabiskan waktu bersama-sama karena merasa bahagia dan menikmati sebuah keluarga. Padahal dalam kenyataannya, keluarga-keluarga “normal” tidaklah selalu saling setuju. Komunikasi yang terjadi dalam keluarga tidak melulu positif dan penuh cinta karena masing-masing memiliki perbedaan yang mendasar dalam hal perspektif maupun minat. Ada hal-hal tertentu dalam kehidupan keluarga yang dapat menimbulkan titik-titik krisis. Sebagai contoh, perilaku negatif dan ekspresi kritik pun terjadi di banyak keluarga. Minat para anggota keluarga dan perubahan sosioekonomi membutuhkan penyesuaian dan perubahan dari keluarga itu sendiri sebagai sebuah kesatuan. Ikatan emosi dan loyalitas di antara anggota keluarga pun sangat berpengaruh dalam komunikasi yang terjadi dan bagaimana komunikasi itu dimaknai. Komunikasi keluarga sangat mungkin lebih intens daripada bentuk komunikasi lainnya. Sehingga Sieburg menjelaskan bahwa kesalahan komunikasi yang terjadi dalam hubungan keluarga mungkin akan lebih menyakitkan dan konsekuensinya akan menjadi lebih serius daripada yang terjadi dalam hubungan lain. Namun demikian, keluarga secara alami cenderung mempertahankan. Keluarga mampu membatasi antara pesatnya perubahan masyarakat dan kebutuhan individu untuk menjaga kekukuhan identitas. Sehingga sebuah keluarga, sekalipun yang bermasalah, dapat kukuh bertahan dalam dunia yang terus berubah.2 Identitas keluarga dibentuk oleh konteks sosial dan kultural di mana keluarga tersebut tinggal.3 Trenholm menyebut bahwa keluarga adalah “kenyataan sosial” pertama kita, juga merupakan sumber dari banyak model komunikasi dan tipe hubungan yang akan terulang pada kehidupan kita di masa mendatang. 2 Sarah Trenholm, Interpersonal Communication, h. 254 3 Mary Fitzpatrick, h.729.
  • 6. 6 Virginia Satir menggambarkan keluarga sebagai “pabrik” tempat orang- orang yang berbeda karakter dibentuk. Sebagai “produsen” orang-orang, model- model komunikasi, hubungan-hubungan, dan realitas sosial lainnya, keluarga dapat dinilai karena menjalankan tugasnya dengan sangat baik atau justru sebaliknya. Dalam beberapa kasus, hasilnya dapat terlihat bahwa sebagian keluarga mampu menjadi warga yang produktif sedangkan sebagian yang lain tetap saja menghasilkan orang-orang pelaku penyimpangan sosial. Tetapi dalam kebanyakan kasus, hasilnya sangat beragam karena faktor lingkungan sosial pun dipertimbangkan dapat berpengaruh.4 Seiring berkembangnya beragam keluarga, stereotip budaya menegenai struktur keluarga tidak berubah dalam beberapa tahun ini. Stereotip dapat mempengaruhi persepsi sehingga apa yang telah dialami seseorang dapat menjadi keyakinan yang konsisten. Keyakinan mengenai suatu kelompok dapat juga memengaruhi interaksi antara anggota kelompok. Pada gilirannya, stereotip seperti demikian dapat memengaruhi bagaimana anggota dari bentuk keluarga yang berbeda melihat dan menilai diri mereka sendiri. Vangelisti mengatakan bahwa orang-orang memiliki harapan yang jelas tentang bagaimana seharusnya para anggota keluarga berkomunikasi. Harapan tersebut meliputi afeksi yang positif, pengertian, konflik, kejujuran, dan dukungan. Individu yang memiliki harapan tinggi mengenai tertampaknya afeksi yang positif dalam keluarga akan dapat menggambarkan keluarganya seperti terbuka, mampu membicarakan topik yang beragam, dan memiliki afeksi secara fisik.5 B. Perilaku Menjaga Hubungan Perilaku menjaga hubungan keluarga merujuk pada perilaku yang dapat menjaga keberlangsungan hubungan dalam keluarga. Secara umum, ada banyak alasan mengapa harus menjaga hubungan, di antaranya adalah sebagai berikut: 4Sarah Trenholm, h. 254. 5 Mary Fitzpatrick dan DianeBadzinski,h.754.
  • 7. 7 a. Ikatan emosional. Sering kali orang mempertahankan hubungannya karena saling menyayangi dan mencintai. b. Kesesuaian. Orang yang sudah merasa nyaman dan cocok dalam suatu hubungan, akan memilih untuk menjaga hubungannya agar tidak terputus. c. Anak-anak. Pasangan dapat tetap bersama karena mereka merasa sangat baik dengan kehadiran anak-anaknya. Mungkin juga karena anak-anak dapat menutupi alasan yang sebenarnya, seperti takut sendirian, sudah merasa cocok, keuntungan finansial dan sebagainya. d. Ketakutan. Sebagian orang mungkin memiliki ketakutan tersendiri ketika menghadapi dunia luar, atau ketika sendirian, sehingga mereka lebih memilih untuk berada dalam sebuah hubungan. e. Inersia atau kelembaman, yaitu kecenderungan untuk menentang atau menghambat gerakan, baik itu berupa kemajuan maupun kemunduran. Orang mungkin berpikir adanya perubahan dalam hubungannya akan menyebabkan persoalan, sehingga memilih untuk tetap dalam hubungan yang sedang dijalaninya. f. Komitmen. Orang dapat membangun komitmen yang kuat satu sama lain.6 Menurut Devito, para peneliti telah merumuskan strategi-strategi yang dapat dilakukan untuk menjaga hubungan. Strategi ini dapat juga diterapkan dalam hubungan keluarga, yaitu di antaranya: - Jadilah orang yang menyenangkan. Para pakar menyebutnya “perilaku prososial”. Bersikap sopan, ramah, riang; menghindari konfrontasi; dan dapat berkompromi. Perilaku prososial ini juga meliputi perlakuan kasih sayang. - Berkomunikasi. Obrolan-obrolan ringan yang terkesan tidak penting pun sebenarnya diperlukan, karena itu tetap membutuhkan kontak sehingga orang tetap saling berhubungan. Terlebih jika sesama anggota keluarga dapat bersikap saling terbuka, dengan jujur mengatakan perasaannnya, 6 Joseph A. Devito, The Interpersonal Communication Book, (Boston: Pearson Education, Inc.,2007), h. 242.
  • 8. 8 mendengarkan dengan empati, dan saling memberi saran yang membangun. - Melakukan aktivitas bersama-sama. Menghabiskan waktu bersama keluarga, misalnya mengisi akhir pekan bersama, membersihkan rumah bersama, mengunjungi anggota keluarga lain atau kerabat, bahkan hanya duduk-duduk saja.7 Meski pada praktiknya hubungan antaranggota dipengaruhi oleh tipe dan struktur keluarga, tidak ada salahnya menerapkan strategi-strategi di atas dalam berkomunikasi dengan anggota keluarga mana saja. 7 Ibid., h. 244.
  • 9. 9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam buku Interpersonal Communication, keluarga diartikan sebagai konstruksi sosial yang merupakan produk komunikasi dan juga konteks dimana komunikasi itu terjadi. Trenholm menyebut bahwa keluarga adalah “kenyataan sosial” pertama kita, juga merupakan sumber dari banyak model komunikasi dan tipe hubungan yang akan terulang pada kehidupan kita di masa mendatang. Virginia Satir menggambarkan keluarga sebagai “pabrik” tempat orang- orang yang berbeda karakter dibentuk. Sebagai “produsen” orang-orang, model- model komunikasi, hubungan-hubungan, dan realitas sosial lainnya, keluarga dapat dinilai karena menjalankan tugasnya dengan sangat baik atau justru sebaliknya. Keluarga mampu membatasi antara pesatnya perubahan masyarakat dan kebutuhan individu untuk menjaga kekukuhan identitas. Sehingga sebuah keluarga, sekalipun yang bermasalah, dapat kukuh bertahan dalam dunia yang terus berubah. Secara umum, ada banyak alasan mengapa harus menjaga hubungan, di antaranya adalah ikatan emosional, kesesuaian, anak-anak, ketakutan, dan inersia.
  • 10. 10 DAFTAR PUSTAKA Devito, Joseph A. 2007. The Interpersonal Communication Book. Boston: Pearson Education, Inc. Trenholm, Sarah. 2000. Interpersonal Communication. USA: Wadsworth Publishing Company. Handbook of Interpersonal Communication.