1. “Saya hanya Manusia Biasa”
Suatu Filosofi yang melekat dan sulit terlepas dari diri manusia
Oleh. Kirenius Wadu
Dalam perkembangan pola pikir, seseorang umumnya memiliki dasar pemahaman
yang diturunkan oleh konsep-konsep para pendahulunya. Konsep atau filosofi yang
didengarkan itu akan menjadi suatu kebenaran dalam diri seseorang dan itu akan
kemungkinan besar menjadi salah satu standart pola pikir yang disimpan didalam memori dan
seolah-olah dikemudian hari akan menadi seperti alarm untuk mengingatkannya lagi.
Konsep seperti yang diterima kemudian akan diolah melalui pikirannya dan menajdi
hidup didalam dirinya sendiri bahkan itu menjadi benar-benar terikat dengan dirinya sehingga
dimanapun itu, kapanpun itu, pasti itu akan selalu menjadi pengingat baginya entah itu untuk
membuatnya bertumbuh dan maju terus, atau sebaliknya itu membuat dia tidak dapat
bertumbuh dan maju sama sekali. Tentunya setiap konsep-konsep yang terdahulu yang
kemudian kita jadikan konsep hidup, itu tentunya akan sangat berpengaruh kearah mana
hidup kita bergerak, baik di bidang filsafat, pendidikan, mengajar, bisnis, keluarga dan lain-
lain.
Jika dalam sebuah bisnis maka kita akan sering mendengar seminar oleh motivator-
motivator terkenal yang membuat kita kagum dan kemudian membuat ide-ide kita dirangsang
kembali oleh pola-pola atau oleh motivasi yang diberikan oleh motivator tersebut. Dan itu
tentunya sebagian akan dicoba untuk dipraktekkan dalam bisnis demi kemajuan
perusahaannya.
Oleh sebab itu, berhubungan dengan konsep-konsep yang diberikan baik lewat buku-
buku dan secara langsung juga kita dengar dari turun-temurun dari orang-orang terdahulu,
maka berhubungan dengan judul diatas, maka saya akan membahas mengenai konsep “saya
hanya manusia biasa” (tidak lepas dari kekurangan/banyak kekurangan). Dalam hal ini saya
akan membahas dalam hubungannya dengan siapa kita didalam Kristus.
Oleh sebab itu saya akan mencoba megajukan beberapa pertanyaan mengenai hal
tersebut. Pertanyaan-pertanyaannya ialah; Siapa kita didalam Kristus? Sudahkah Kristus
didalam kita? Apakah benar bahwa setelah kita mengatakan kita didalam Kristus dan Kristus
2. didalam kita membuat kita menjadi orang biasa saja? Dapatkah kita berbuat dosa jika Kita
didalam-Nya? Sudahkah kita memiliki pikiran Yang baru tentang siapa kita didalam Kristus?
Pertanyaan-pertanyaan diatas hanyalah pertanyaan sederhana yang tentunya kita bisa
jawab secara pribadi. Namun ada yang begitu sulit ----namun sebenarnya mudah---- untuk
diterima oleh orang percaya (yg mengaku percaya) tentang mereka bukanlah manusia biasa,
mereka tidak dapat tersentuh oleh dosa, mereka adalah kekedusannya Allah, mereka telah
ditebus satu kali untuk selama-lamanya sehingga tidak perlu lagi ada korban penghapusan
dosa bagi kita. ini adalah realita kita sebenarnya didalam Kristus. Ini adalah identitas kita
bahwa kita telah ditebus. Namun menjadi pertanyaan secara pribadi bagi kita ialah seberapa
kagum diri kita untuk menerima apa yang dikatakan oleh Allah tentang kita didalam kitab
Suci kita?. mengapa kita mengatakan “saya hanyalah manusia biasa”, masih didunia, tidak
terlepas dari dosa. Jika demikian hidup kita adanya artinya sama saja kita menganggap bahwa
kematian Yesus dikayu salib adalah kematian bergaransi akan dosa supaya dosa bisa masuk
lagi kedalam hati manusia.
1. Siapa Kita didalam Kristus?
Paulus menulis dalam surat Roma tentang pengorbanan Yesus yang telah menyelesaikan
dosa sehingga kita tidak lagi hidup didalam dosa melainkan kita hidup dalam kebenaran
karena Yesus (Roma 6:6). Kita tidak lagi dikuasai oleh dosa (Rm 6:14) dan alasan
mengapa kita tidak lagi dikuasai oleh dosa ialah dikarenakan Yesus telah mati dan
dibangkitkan yang dimana kitapun turut mengambil bagian didalam kematian dan
kebangkitan Yesus (Rom 6:3-5). Sebab siapa yang telah mati , ia telah bebas dari dosa
(ay.7) disini sangat menarik untuk kita baca, merenungkan, menerima menjadi realita
dalam hidup kita hingga akhirnya itu menjadi hasil yaitu membuat kita memberaikan diri
untuk memperkatakan memperkatakan siapa kita didalam Kristus. Ini bukanlah sekedar
bagian sederhana yang kita hanya sekedar baca kemudian dilupakan begitu saja. Jika
demikian kita akan kembali lagi memahami konsep dunia bahwa benar ternyata kita
memang tidak terlepas dari dosa karena kita masih hidup didunia yang penuh dosa.
Dalam Suatnya kepada jemaat korintus Paulus memberitakan berita yang sangat penting
bagi jemaat korintus dan juga bagi kita dimana ia mengatakan bahwa “Tetapi kamu
adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah” 1 Kor 3:23. Ini sangat membuktikan
bahwa terjadi persekutuan yang erat antara kita dengan Allah melalui Kristus. Kita
dijadikan bagian penting, karena kita juga menjadi miliki Allah, sebab Kita disebut
3. menjdi milik Kristus dan kemudian dilanjutkan menjelaskan bahwa Kristus menjadi milik
Allah. Jadi kita memiliki persekutuan dengan Allah sebagaimana Kristus bersekutu
dengan Allah. Di ayat sebelumnya Paulus mengatakan demikian “Tidak tahukah kamu
bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam didalam kamu?” (I Kor 3:16).
Ini adalah berita luar biasa bagi kita. ini tentunya harus menjadi kesadaran diri kita. ini
adalah sebuah konsep yang dimana kita adalah bukan apa yang dikatakan oleh orang-
orang dunia tentang kita melainkan kita adalah apa yang Allah katakan tentang kita,
melalui kitab suci kita tentunya dapat mengerti seluruh isi pikiran Allah tentang kita. itu
adalah isi yang akurat yang dapat dipercaya dan satu2nya yang bisa dipercaya. Jadi
janganlah kemudian pemikiran orang lain membuat kita meragukan apa yang Allah
katakan tentang siapa kita.
2. Sudahkah Kita didalam Kristus?
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan lanjutan bagi kita setelah kita membaca atau
setelah kita mengaku percaya kepada Kristus. Ini mungkin bagi kita sebagian menjadi
malu ataupun menjadi berani untuk mengakui bahwa kita sudah ada didalam Kristus. Dan
seharusnya memang kita harus meng-iya-kannya. Kita tentunya tidak menjadi ragu untuk
mengatakan hal demikian, karena dalam pembahasan pertama kita sudah melihat sedikit
apa yang dikatakan tentang kita didalam Alkitab. Dalam hal ini harus kita respon secara
benar melalui pembaharuan pikiran yang baru (Roma 12:2). Jikalau begitu apanya yang
baru? Tentunya ialah bahwa pikiran kita ini tidak lagi mengadopsi filosofi-filosofi dunia.
Pembaharuan pikiran kita ialah pembaharuan pikiran yang berdasarkan pada apa yang
juga Allah pikirkan. Tentunya kita dapat mengetahui bahwa Allah itu kudus, maka
pikiran-Nya juga kudus, Allah itu benar maka pikiran Allah juga adalah benar.
Demikianlah juga kita tentunya jika kita memiliki pikiran Allah kita mendapat bagian
bersama2 dengan Allah dalam cara berpikir yang sesuai dengan cara Allah berpikir.
Setelah kita memiliki pikiran ALLAH, itu akan menyadarkan atau menjadi kesadaran
dalam batin kita tentang siapa kita didalam ALLAH atau didalam Kristus. Dan akhirnya
kita akan mengetahui bahwa benar kita sudah didalam ALLAh. Kita bukan lagi diluar
Kristus yang membuat kita cenderung berbuat. Jadi perubahan pikiran kita telah menjadi
baru didalam Kristus, dan Alkitab mengatakannya demkian. Kini bagian kita adalah
percaya dan menerimanya menjadi milik kita, sehingga perubahan pikiran kita diubahkan
oleh Allah menjadi pikiran yang baru yang menyadarkan identitas kita didalam Kristus.
4. 3. Apa hasilnya setelah kita hidup didalam Kristus dan Kristus didalam kita?
dalam hal ini saya jadi teringat akan perkataan Paulus dalam Kolose 3:2, Paulus
menganjurkan untuk memikirkan perkara yang diatas. Diayat sebelumnya Paulus
mengatakan untuk mencari pekara yang diatas setelah itu pikirkanlah perkara yang diatas.
Jika kita hanya membaca sambil lalu saja maka kita tidak akan menemukan makna
perkataan Paulus. Sebab jika kita memberikan pertanyaan, Apa yang perlu kita cari
diatas? Apakah cari Yesus? Apakah cari sorga, apakah cari malaikat? Lalu apa yang
membuat Paulus mengatakannya demikian. Oleh sebab kita kita jangan sampai lupa
bahwa kita sudah didalam Kristus dan Kristus didalam kita. oleh sebab itu, kalimat
mencari akan menjadi rancu, jika kita tidak mengerti maknanya. Sebab bagaimana kita
disuru mencari dan memikirkan perkara yang diatas jika memang kita sudah didalam
Kristus. Yang dimana Kristus telah duduk disebelah kanan ALLAH Bapa.itu artinya juga
mengidentifikasikan bahwa kita juga telah duduk bersama-sama dengan Kristus disebelah
kanan Bapa. Lalu untuk apa kita perlu untuk memikirkan dan mencari perkara yang diatas
jika kita sudah duduk bersama-sama dengan Kristus? Oleh sebab itu yang dimaksud ialah,
kita memfokuskan diri kepada ALLAH. Memang kita masih didunia, tapi segala pikiran
kita tertuju kepada Allah, sehingga pikiran yang Allah miliki demikian juga kita
memikirkannya. Itulah kualitas hidup kita.
Jadi hasil yang kita dapatkan dari kalimat “Kristus didalam kita dan kita didalam
Kristus” ialah bahwa kita sudah menikmati kerjaan sorga, dan duduk disebelah kanan
ALLAH Bapa. Ini adalah iman yang benar harus kita miliki. Inilah iman yang belum
diketahui banyak orang sehingga sulit untuk direalisasikan dalam hidup mereka. Ini
adalah REALITA iman kita kepada ALLAH.
Sebelum itu, kita perlu juga untuk kembali mengingat manfaat korban kematian
Yesus dikayu salib. Kematian Yesus tidak cukup hanya untuk menghapus atau
melepaskan dosa manusia, tetapi korban Yesus menjadikan kita benar sehingga kita
benar-benar adalah kebenaran-Nya, menguduskan kita, sehingga kita benar-benar adalah
kekudusannya ALLAH. Inilah berita sukacita yang terbesar yang dimiliki umat manusia.
Sehingga kita benar-benar mendapat perkenanan untuk kembali bersekutu dengan
ALLAH didalam Kristus. Ingat....!!! hanya didalam Kristus dan melalui Kristus kita dapat
kembali bersekutu dengan ALLAH.
5. 4. Apakah benar setelah kita mengatakan Kristus didalam kita dan Kita didalam
Kristus membuat kita dapat berbuat dosa?
Pernahkah kita berpikir tentang penyelesaian dosa didalam Kristus itu benar-benar
terjadi? Dan apakah kita pernah berpikir untuk benar2 memercayainya? Selama ini kita
mungkin pernah mendengar khotbah atau mungkin pernah juga berkhotbah menyinggung
tentang dosa. Kita memberikan berita kepada jemaat/pendengar untuk tidak berbuat dosa,
kita memberikan informasi dari Alkitab, atau juga mungkin kita sendiri pernah
mendengar seorang gembala berkhotbah dimimbar dan menyerukan untuk bertobat dan
minta ampun atas dosa-dosa yang kita perbuat jika kita berbuat dosa. Namun pernah kita
berpikir bahwa sebenarnya kita seharusnya tidak lagi berbuat dosa selama kita hidup.
Bahwa memang benar demikian bahwa kita tidak dapat berbuat dosa.
Saya sering mendengar berkhotbah tentang penyelesaian dosa oleh Yesus namun
tidak menerima realita kebenaran Firman Tuhan atau realita penyelasaian dosa itu sendiri.
mereka kemudian membuat sebuah konsep baru berdasarkan realita yang ada bahwa
memang manusia nyatanya selalu hidup dalam dosa dengan alasan kita masih didunia,
atau memiliki potensi berbuat dosa. Namun tidak menerima apa yang Alkitab katakan.
Sungguh aneh bukan? Khotbah tentang penyelesaian dosa namun tidak menerima bahwa
penyelesaian dosa itu telah membuat mereka kudus, benar. Dan itu bukanlah berita
omong kosong. Itu adalah berita sesungguhnya.
Manusia awalnya sudah terlanjur menerima konsep yang diberikan dunia bagi kita.
konsep2 para teologi yang mendasarkan pada hikmat/filsafat namun bukan berdasarkan
pada Alkitab sebagai kebenaran murni. Ini memang benar2 aneh, mengkhotbahkan
Firman tapi tidak mengakui apa isi Firman itu sendiri.
Saya sengaja mengajukan pertanyaan demikian supaya kita dapat memikirkan apa
yang dimaksud Alkitab tentang kita didalam Kristus. Alkitab mengatakan bahwa kita
adalah bait Allah. Pernahkah kita berpikir tentang Bait Allah, Bait Allah adalah tempat
dimana Allah berdiam didalamnya. Dalam Perjanjian Lama Bait Allah adalah sangat
kudus sehingga hanya imam yang benar2 kudus yang dapat masuk kedalam untuk
berjumpa dengan ALLAH. Paulus juga mencoba memberikan berita lain di roma tentang
hamba yang memperhambakan diri kepada tuannya, dalam (Roma 8) Paulus menulis
dengan begitu detail. Dapakah seorang mengambakan diri kepada dua tuan? Tentunya
tidak. Demikian juga kita kepada Allah. Kita telah ditebus dari dosa agar menjadi hamba
6. kebenaran, hamba ALLAH, kita menjadi atau memperhambakan diri kepada Roh
ALLAH. Kita tidak lagi terikat kepada tuan kita yang lama dan kita tidak lagi dapat
berhubungan dengannya. Tadinya kita terikat dengan dosa saat memperhambakan diri
kepada dosa, namun setelah Kristus mati dan bangkita kita di bayar lunas untuk kembali
menjadi hamba ALLAH. Kita menjadi milik sang Tuan yang memiliki kuasa atas segala
ciptaan-Nya. lalu dimanakah letak kekaguman kita akan hal ini? Masihkah kita
mengatakan bahwa saya masih ingindan cenderung berbuat dosa setelah menerima
Kristus? Jika demikian kita perlu melihat kembali kepada siapa kita percayai.
Iman kita akan menentukan arah hidup kita atau tindakan kita. yah, benar. Jika kita
beriman kepada sang ALLAH pemilik hidup kita maka kita akan bertindak seperti apa
yang pemilik itu kehendaki, karena kita telah terikat dengan pemilik itu. jika kita beriman
akan adanya dosa maka kita akan berlaku demikian, bahwa dosa akan merambat lagi.
Namun jika kita mengatakan bahwa saya percaya kepada Yesus, atau saudara berkhotbah
tentang penyelesaian dosa namun saudara masih mengakui bahwa potensi berbuat dosa
masih ada, maka kita sedang mengakui bahwa ternyata setelah percaya Yesus dosa saya
belum diselesaikan. Kematian Yesus masih menyisakan garansi untuk dapat berbuat dosa,
jika demikian untuk apa percaya Yesus? Toh itu tidak dapat menyelesaikan sealanya.
Benar-benar kacau bukan? Oleh sebab itu mari kita rubah kembali pola pikir kita dengan
cara ALLAH berpikir agar kita tidak terjerumus dalam dosa. ALKITAB mengatakan
bahwa korban Yesus satu kali saja, tidak peru berulang kali (Ibrani 10 : 1-7) jadi kita
perlu memahami bahwa jika kita berbuat dosa lagi, kita sedang membuat korban lagi dan
tidak mengakui akan korban Yesus di kayu salin. Kita sedang mengakui bahwa korban
Yesus bukanlah korban yang benar, sehingga kita perlu untuk memberikan korban lagi.
Oleh sebab itu, jadikan kebenaran Firman Tuhan menjadi hidup dan nyata didalam
kita. jadikan kebenaran itu makanan rohani yang kita butuhkan setiap saat, jika kita
menerima semuanya itu, maka firman itu yang akan bekerja didalam kita, membawa kita
dan membuat kita benar2 berada dalam posisi dimana ALLAH berpikir tentang kita.
7. kebenaran, hamba ALLAH, kita menjadi atau memperhambakan diri kepada Roh
ALLAH. Kita tidak lagi terikat kepada tuan kita yang lama dan kita tidak lagi dapat
berhubungan dengannya. Tadinya kita terikat dengan dosa saat memperhambakan diri
kepada dosa, namun setelah Kristus mati dan bangkita kita di bayar lunas untuk kembali
menjadi hamba ALLAH. Kita menjadi milik sang Tuan yang memiliki kuasa atas segala
ciptaan-Nya. lalu dimanakah letak kekaguman kita akan hal ini? Masihkah kita
mengatakan bahwa saya masih ingindan cenderung berbuat dosa setelah menerima
Kristus? Jika demikian kita perlu melihat kembali kepada siapa kita percayai.
Iman kita akan menentukan arah hidup kita atau tindakan kita. yah, benar. Jika kita
beriman kepada sang ALLAH pemilik hidup kita maka kita akan bertindak seperti apa
yang pemilik itu kehendaki, karena kita telah terikat dengan pemilik itu. jika kita beriman
akan adanya dosa maka kita akan berlaku demikian, bahwa dosa akan merambat lagi.
Namun jika kita mengatakan bahwa saya percaya kepada Yesus, atau saudara berkhotbah
tentang penyelesaian dosa namun saudara masih mengakui bahwa potensi berbuat dosa
masih ada, maka kita sedang mengakui bahwa ternyata setelah percaya Yesus dosa saya
belum diselesaikan. Kematian Yesus masih menyisakan garansi untuk dapat berbuat dosa,
jika demikian untuk apa percaya Yesus? Toh itu tidak dapat menyelesaikan sealanya.
Benar-benar kacau bukan? Oleh sebab itu mari kita rubah kembali pola pikir kita dengan
cara ALLAH berpikir agar kita tidak terjerumus dalam dosa. ALKITAB mengatakan
bahwa korban Yesus satu kali saja, tidak peru berulang kali (Ibrani 10 : 1-7) jadi kita
perlu memahami bahwa jika kita berbuat dosa lagi, kita sedang membuat korban lagi dan
tidak mengakui akan korban Yesus di kayu salin. Kita sedang mengakui bahwa korban
Yesus bukanlah korban yang benar, sehingga kita perlu untuk memberikan korban lagi.
Oleh sebab itu, jadikan kebenaran Firman Tuhan menjadi hidup dan nyata didalam
kita. jadikan kebenaran itu makanan rohani yang kita butuhkan setiap saat, jika kita
menerima semuanya itu, maka firman itu yang akan bekerja didalam kita, membawa kita
dan membuat kita benar2 berada dalam posisi dimana ALLAH berpikir tentang kita.