SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
Apakah Spiritualitas Katolik?
▪ Pendahuluan
Jika kita mendengar kata ‘spiritualitas’, kita dibawa pada suatu kenyataan bahwa di dalam hidup, manusia
selalu mencari ‘sesuatu di atas dirinya’ sebagai manusia. Hal ini disebabkan karena kita manusia tidak
hanya terdiri dari tubuh saja, melainkan juga ‘jiwa spiritual’, sehingga kita selalu memiliki kecenderungan
untuk menemukan jati diri kita dengan mengenali Sang Pencipta. Seperti halnya ikan salmon yang
mengembara ribuan kilometer dalam hidupnya untuk kembali ke tempat ia dilahirkan dan mati di tempat
asalnya tersebut; demikian halnya dengan manusia. Sudah selayaknya, kita –yang diciptakan lebih
sempurna dari ikan salmon– menyadari, bahwa kita berasal dari Tuhan dan suatu saat akan kembali
kepada Tuhan. Maka, di dalam hidup, kita akan berusaha untuk mengenal diri sendiri dan Tuhan, dan di
sinilah spiritualitas berperan dalam kehidupan kita.
▪ Tuhanlah yang memberi makna hidup
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat, bahkan mengalami pergumulan untuk pencarian jati diri,
yang lebih umum dikenal dengan pencarian makna hidup, atau singkat kata, kebahagiaan. Dan karena
asal dan akhir manusia adalah Tuhan, maka tidak mengherankan bahwa di dalam pergumulan ini, banyak
orang mengalami seperti yang dikatakan oleh Santo Agustinus, “Hatiku tak pernah merasa damai sampai
aku beristirahat di dalam Engkau, ya Tuhan.” Tuhanlah sumber kebahagiaan kita dan Dia-lah yang
memberi arti dan maksud dari hidup ini. Maka, hanya jika kita sampai kepada Tuhan, barulah kita
menemukan damai dan pemenuhan makna hidup. Kesaksian dari banyak orang membuktikan hal ini: ada
banyak orang yang secara materiil tak kurang sesuatu apapun, tetapi tidak bahagia, sementara ada
orang-orang lain yang hidup sederhana tetapi dapat sungguh berbahagia dan menikmati hidup.
Pertanyaannya, kenapa demikian?
Dapat dimengerti, spiritualitaslah yang membedakan kedua kelompok ini. Spiritualitas di sini mengacu
pada nilai-nilai religius yang mengarahkan tindakan seseorang. (Lihat: Jordan Aumann, Spiritual Theology,
Spiritual Theology, (Continuum, London, reprint 2006, first published in 1980), p.17, “…spirituality refers to
any religious or ethical value that is concretized as an attitude or spirit from which one’s actions flow.”). Jika
nilai-nilai yang dipegang tidak mengarah pada Tuhan, kebahagiaan yang dicapai adalah ‘semu’ sedangkan
jika nilai-nilai itu mengarah pada Tuhan, kebahagiaan yang diperoleh adalah kebahagiaan sejati. Meskipun
spiritualitas ini tidak terbatas pada agama tertentu, namun, kita bisa memahami, bahwa spiritualitas
mengarah pada Tuhan Sang Pencipta, karena semua manusia diciptakan oleh Tuhan yang satu dan sama,
dan karena hanya di dalam Tuhanlah kita mendapatkan jawaban atas segala pertanyaan di dalam
kehidupan ini.
▪ Spiritualitas Katolik adalah Spiritualitas Tritunggal Maha Kudus yang berpusat pada Kristus
Sebagai umat Katolik, kita percaya bahwa Tuhan telah menyatakan diri-Nya di dalam diri Yesus Kristus
PuteraNya (bdk. Yoh 10: 30; 14: 9-11; Kristus dan Allah Bapa adalah satu) oleh kuasa Roh Kudus-Nya.
Oleh karena itu, spiritualitas Katolik bersumber pada Allah Tritunggal Maha Kudus, yang berpusat kepada
Kristus, Penyelamat kita, (Lihat: Paus Yohanes Paulus II, Redemptoris Hominis (Penyelamat Manusia),
Surat Ensiklikal, 7, menulis, “Jiwa kita diarahkan pada satu arah, pada satu-satunya arah akal budi,
kehendak dan hati –menuju Kristus Penyelamat kita, menuju Kristus, Sang Penyelamat manusia. Kita
berusaha untuk mengarahkan pandangan kita kepada Dia– sebab tidak ada keselamatan di dalam
siapapun selain dari Dia, Sang Putera Allah…”) karena hanya di dalam nama Kristus kita diselamatkan
(bdk. Kis 4:12). Allah Bapa telah menciptakan kita sesuai dengan gambaran-Nya; dan menginginkan agar
kita selalu tinggal di dalam kasihNya yang tak terhingga sebagaimana ditunjukkan oleh Kristus dengan
wafat dan kebangkitanNya, untuk menghapus dosa-dosa kita (bdk. 1 Yoh 4:10). Oleh Kristus, kita angkat
kita menjadi anak-anak Allah (bdk. Rom 8:15) dan dipersatukan dengan Tuhan sendiri; Allah Bapa, Putera
dan Roh Kudus.
Sementara lebih rinci dapat dijelaskan bahwa ciri-ciri dari Spiritualitas Katolik adalah (Diterjemahkan dan
disederhanakan dari tulisan Douglas G. Bushman, S.T.L., Foundation of Catholic Spirituality, Institute for
Pastoral Theology, Ave Maria University, 2006, p. 35-37):
1. Berpusat pada Kristus. Kristuslah yang menciptakan hidup spiritual, sebab di dalam Dia, Tuhan
menyatakan diriNya oleh kuasa Roh Kudus. Oleh karena itu, spiritualitas tergantung dari semua
pengajaran Kristus.
2. Melalui Kristus menuju kesatuan dengan Allah Tritunggal. Karena Kristus adalah Pribadi kedua
di dalam kesatuan Tritunggal Maha Kudus, maka jika kita bersatu dengan Kristus, maka kita akan
bersatu dengan Allah Tritunggal.
3. Keikutsertaan di dalam misteri Paskah Kristus (salib, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga),
melalui rahmat Tuhan, iman, kasih, dan nilai-nilai Katolik lainnya. Singkatnya, Spiritualitas Katolik
tak terlepas dari Salib Kristus (bdk. 1 Kor 2:2; “Sebab aku telah memutuskan untuk tidak
mengatahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.”), penderitaan
dan kesadaran diri akan dosa-dosa kita yang membawa kita pada kebangkitan di dalam Dia.
Karena misi Keselamatan Kristus diperoleh melalui Salib, maka sebagai pengikutNya, kita pun
selayaknya mengambil bagian dalam penderitaan itu, terutama dengan kesediaan untuk terus-
menerus bertobat dan mau menanggung penderitaan demi keselamatan sesama, dan dengan
demikian kita dapat mengambil bagian di dalam kemuliaan-Nya. Jika kita hanya mau mengambil
bagian dalam ‘kemuliaan’ tanpa mau mengambil bagian dalam ‘penderitaan’ –yang dizinkan oleh
Tuhan untuk terjadi di dalam hidup kita– maka kita tidak menerapkan Injil dengan seutuhnya.
4. Berdasarkan kesaksian akan Kasih Tuhan. Kitab Suci bukan hanya wahyu Tuhan, tapi juga
pernyataan akan pengalaman manusia di dalam wahyu Tuhan itu. Apa yang dialami oleh Adam
dan Hawa, Nabi Abraham, Ayub, Bunda Maria, Rasul Petrus dan Paulus, dapat dialami oleh kita
semua.
5. Disertai kesadaran akan dosa dan belas kasihan Tuhan. Spiritualitas Katolik berlandaskan atas
keyakinan akan Kasih Tuhan di atas segalanya yang mampu mengubah segala sesuatu. Pada
saat Tuhan mengasihi kita, dan jika kita membuang segala dosa yang menghalangi kita untuk
menerima kasih-Nya, dan dengan iman dan doa, maka kita dapat sungguh diubah, dikuduskan
dan dimampukan berbuat baik.
6. Mengarah pada kehidupan kekal yang dijanjikan oleh Allah.
7. Melihat Bunda Maria sebagai contoh teladan. Spiritualitas Katolik menerima segala
kebijaksanaan Tuhan yang selalu menggunakan peran pengantara, yaitu Musa, para nabi,
Yohanes Pembaptis, dan terutama Bunda Maria untuk menyelenggarakan karya keselamatan-
Nya. Karya Tuhan yang ajaib juga nampak dalam mukjizat keperawanan Maria dan melalui
ketaatan dan kesediaan Maria, Allah menganugerahkan rahmat yang tiada batasnya, yaitu
kelahiran Yesus Kristus, Penyelamat kita di dunia.
8. Mangacu pada Gereja-Nya, Gereja Katolik. Gereja merupakan sumber atau alat yang
meneruskan rahmat Tuhan. Rahmat Tuhan ini kita peroleh melalui sakramen-sakramen terutama
Ekaristi; dan juga melalui ketaatan kita pada para penerus Rasul Kristus yang telah dipilih oleh-
Nya. Gereja sebagai kesatuan (komuni) manusia dengan Tuhan, selalu memperjuangkan martabat
manusia, dan memperhatikan kesatuannya dengan para orang kudus; sebab melalui kesatuan ini
Allah dimuliakan.
▪ Meditasi Energi Ilahi bagian dari New Age Movement?
Salah satu metode untuk meningkatkan spiritualiatas dalam diri kita adalah meditasi. Dalam hal ini banyak
cara dapat dilakukan sesuai maksud dan tujuannya. Sementara ketika berbicara tentang meditasi yang
berkaitan dengan bagaimana membangkitkan/menghasilkan ‘energi’ termasuk untuk kesehatan, maka bagi
kebanyakan orang Katolik menganggap itu bagian dari New Age Movement (NAM). Menyimpang dari
ajaran Katolik dan karenanya sesungguhnya tidak boleh diikuti oleh umat Katolik. Bisa jadi pandangan
seperti itu ada karena dilatar belakangi bahwa tujuan hidup bagi penganut NAM adalah untuk menemukan
kesatuan dan keilahian di dalam segala sesuatu. Maka tujuan dari latihan spiritualitas NAM adalah untuk
menemukan keilahian dalam setiap orang, bahwa setiap kita adalah Tuhan! Maka setiap kita akan
kehilangan jati diri sebagai individu, dan terserap di dalam kesatuan yang disebut Nirwana. Kesatuan
tersebut bukan pribadi, namun suatu ‘energi’ universal. Jadi Allah di sini digambarkan sebagai ‘energi’.
Padahal, seperti yang sudah diuraikan di atas bahwa sepanjang kita
sebagai orang Katolik mengolah spiritualitas yang hanya berpusat
pada Kristus. ‘Pribadi Tertinggi’ dalam hal ini Pribadi Trinitas Allah
Bapa, Putera dan Roh Kudus. Maka apapun yang dihasilkan dari
meditasi itu harusnya kita terima sebagai karunia. Apakah nantinya
kita akan menerimanya dalam bentuk pencurahan Roh Kudus. Atau
kita akan menerimanya dalam bentuk aliran ‘energi Ilahi’. Atau
bahkan kita akan menerima keduanya. Lantas ketika kita hanya
diberi karunia dalam bentuk ‘energi Ilahi’ yang luar biasa,
apakah kita akan menolaknya? (lih. Yes 55:8; “Sebab rancangan-
Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku,
demikianlah firman Tuhan.”). Agar tidak terjadi penyimpangan baik
itu dari cara berpikirnya ataupun bertindak, sekarang tinggal
bagaimana kita memanfaatkan/mengaplikasikan ‘energi Ilahi’ itu.
Misalnya, bagaimana melalui ‘energi Ilahi’ kita dapat memancarkan
energi cintakasih, damai sejahtera dan sukacita bagi banyak orang,
makluk hidup dan tumbuh-tumbuhan disekitarnya. Atau bagaimana melalui ‘energi Ilahi’ kita pun dapat
membantu sesama yang sedang sakit. Namun, disisi lain tidak sampai menjadikan diri kita sendiri sebagai
tuhan ataupun energi itu sebagai allah! Dengan demikian, melalui ‘energi Ilahi’ itu hanya kemuliaan Tuhan
yang diwujudkan dan tetap hadir di alam semesta ini oleh kasih kepada Tuhan dan sesama. Sementara
Allah menciptakan kita agar kita berbahagia bersama-Nya, sehingga bagaimanapun kebahagiaan kita
sebagai manusia menjadi juga kemuliaan bagi Allah!
ENERGI ILAHI KATOLIK
▪ MEDITASI ENERGI ILAHI
Ucapkan dengan mulut setiap doa yang ada secara perlahan-
lahan. Jangan terburu-buru agar bawah sadar anda dapat
merespon secara positif apa yang diucapkan. INGAT! Apabila
anda mengambil posisi meditasi penuh, sebisa mungkin fokus
pada ubun-ubun dan arah pandangan mata membentuk sudut
450 ke arah depan. Ibaratkan anda seperti sebuah lilin dimana
tubuh anda adalah batang lilinnya sementara energi Ilahi itu
adalah apinya. Apapun pilihan anda baik itu dalam posisi
meditasi penuh atau bukan, tetap rileks.
Buat tanda salib pembuka
“Selamat [pagi/siang/malam] Yesus Raja Semesta Alam.. Tuhan dan Allahku.. Pribadi
Tertinggiku.. Ijinkan saya untuk mengakses energi Ilahi tertinggi dan menyalurkannya ke pusat
kesadaranku. Energi Ilahi tertinggi turun ke bawah dan menyembur keluar melalui tengah-
tengah kedua telapak tanganku ke seluruh tubuhku (anda dapat menambahkan dengan nama anggota
keluarga atau orang lain dalam meditasi ini) secara merata.”
Berdiam dirilah sejenak dalam meditasi ini dan setelah dirasa cukup, anda dapat melanjutkannya dengan:
{ Sebisa mungkin tetap pertahankan dalam
posisi meditasi penuh sampai anda selesai
membuat tanda salib penutup. }
Bapa Kami
Salam Maria
Kemuliaan
{ Posisi duduk bebas, ketika anda melanjutkannya
dengan doa malam, doa angelus, doa koronka,
doa rosario, adorasi, kontemplasi, pendalaman
kitab suci, misa, … dsb. Apabila digunakan saat
misa, ucapkanlah “Selamat [pagi/siang/malam] ..
dst.” setelah tanda salib pembuka diawal misa.
Sementara tanda salib pada berkat penutup misa
menandakan bahwa meditasinya sudah selesai. }
Setelah itu anda dapat melanjutkannya dengan:
“Terimakasih.. Yesus Raja Semesta Alam atas energi Ilahi tertinggi yang sudah dicurahkan
selama meditasi ini berlangsung.”
Buat tanda salib penutup
INGAT! Lewat meditasi kita membangun relasi secara spiritual dengan Pribadi Tertinggi yaitu YESUS. Maka tanda salib
diawal meditasi (kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan “Selamat [pagi/siang/malam] .. dst.”) sebagai titik awal anda
masuk dalam fase perjumpaan dengan-Nya. Dan tanda salib kedua sebagai penanda akhir meditasi ini. Jadi, yakinlah bahwa
tanda salib kedua dibuat karena anda benar-benar akan mengakhiri perjumpaan itu. Maksimal durasi meditasi ini hanya 6 jam
per sekali meditasi. Sementara energi Ilahi akan lenyap dengan sendirinya dari seseorang dan tidak dapat mengaksesnya
lagi, apabila: mengingkari iman akan Yesus sebagai Pribadi kedua di dalam kesatuan dengan Tritunggal Maha Kudus,
mengingkari Ekaristi yang merupakan sumber dan puncak seluruh hidup kristiani yang adalah Allah sendiri, memiliki hal-hal
yang berhubungan dengan dunia klenik, mengkomersialisasikan energi Ilahi untuk menghasilkan keuntungan pribadi.

More Related Content

Similar to SpiritualitasKatolik

Teologi-Perjanjian-Baru_Allah
Teologi-Perjanjian-Baru_AllahTeologi-Perjanjian-Baru_Allah
Teologi-Perjanjian-Baru_Allahnofryzhia
 
Saya hanya manusia biasa
Saya hanya manusia biasaSaya hanya manusia biasa
Saya hanya manusia biasaKirenius Wadu
 
Peran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan iman
Peran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan imanPeran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan iman
Peran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan imanYogesMahendra
 
Makalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivMakalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivyerywadu
 
10 Hal Yang Harus Anda Ketahui tentang Teologi
10 Hal Yang Harus Anda Ketahui tentang Teologi10 Hal Yang Harus Anda Ketahui tentang Teologi
10 Hal Yang Harus Anda Ketahui tentang TeologiLiem Liong
 
Peran Roh Kudus dalam Pengembangan Gereja (Ryan Sepryadi Lay Lele)
Peran Roh Kudus dalam Pengembangan Gereja (Ryan Sepryadi Lay Lele)Peran Roh Kudus dalam Pengembangan Gereja (Ryan Sepryadi Lay Lele)
Peran Roh Kudus dalam Pengembangan Gereja (Ryan Sepryadi Lay Lele)RyanSepryadiryan
 
Menjadi Katolik Hingga Dunia Terbalik
Menjadi Katolik Hingga Dunia TerbalikMenjadi Katolik Hingga Dunia Terbalik
Menjadi Katolik Hingga Dunia TerbalikLusius Sinurat
 
Roh Kudus dan Buah Roh
Roh Kudus dan Buah RohRoh Kudus dan Buah Roh
Roh Kudus dan Buah RohAndySeubelan
 
Roh kudus dan karunia pelayanan
Roh kudus dan karunia pelayananRoh kudus dan karunia pelayanan
Roh kudus dan karunia pelayanantitasamisai
 
Persatuan semua orang_kristen
Persatuan semua orang_kristenPersatuan semua orang_kristen
Persatuan semua orang_kristenalkitabiah
 
Makalah Pekerjaan dan karunia Roh kudus
Makalah Pekerjaan dan karunia Roh kudusMakalah Pekerjaan dan karunia Roh kudus
Makalah Pekerjaan dan karunia Roh kudusHarapanHia
 
Pel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisPel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisKornelis Ruben
 

Similar to SpiritualitasKatolik (20)

Warta gereja-150920
Warta gereja-150920Warta gereja-150920
Warta gereja-150920
 
GEMPAR 12
GEMPAR 12GEMPAR 12
GEMPAR 12
 
Teologi-Perjanjian-Baru_Allah
Teologi-Perjanjian-Baru_AllahTeologi-Perjanjian-Baru_Allah
Teologi-Perjanjian-Baru_Allah
 
KATEKUMEN.pptx
KATEKUMEN.pptxKATEKUMEN.pptx
KATEKUMEN.pptx
 
Saya hanya manusia biasa
Saya hanya manusia biasaSaya hanya manusia biasa
Saya hanya manusia biasa
 
Peran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan iman
Peran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan imanPeran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan iman
Peran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan iman
 
Makalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivMakalah dogmatika iv
Makalah dogmatika iv
 
10 Hal Yang Harus Anda Ketahui tentang Teologi
10 Hal Yang Harus Anda Ketahui tentang Teologi10 Hal Yang Harus Anda Ketahui tentang Teologi
10 Hal Yang Harus Anda Ketahui tentang Teologi
 
Peran Roh Kudus dalam Pengembangan Gereja (Ryan Sepryadi Lay Lele)
Peran Roh Kudus dalam Pengembangan Gereja (Ryan Sepryadi Lay Lele)Peran Roh Kudus dalam Pengembangan Gereja (Ryan Sepryadi Lay Lele)
Peran Roh Kudus dalam Pengembangan Gereja (Ryan Sepryadi Lay Lele)
 
Menjadi Katolik Hingga Dunia Terbalik
Menjadi Katolik Hingga Dunia TerbalikMenjadi Katolik Hingga Dunia Terbalik
Menjadi Katolik Hingga Dunia Terbalik
 
Modul agama kristen
Modul agama kristenModul agama kristen
Modul agama kristen
 
Rekoleksi di Woloan.pptx
Rekoleksi di Woloan.pptxRekoleksi di Woloan.pptx
Rekoleksi di Woloan.pptx
 
PAPER
PAPERPAPER
PAPER
 
1 petrus 1 by jerol
1 petrus 1 by jerol1 petrus 1 by jerol
1 petrus 1 by jerol
 
Roh Kudus dan Buah Roh
Roh Kudus dan Buah RohRoh Kudus dan Buah Roh
Roh Kudus dan Buah Roh
 
Roh kudus dan karunia pelayanan
Roh kudus dan karunia pelayananRoh kudus dan karunia pelayanan
Roh kudus dan karunia pelayanan
 
Persatuan semua orang_kristen
Persatuan semua orang_kristenPersatuan semua orang_kristen
Persatuan semua orang_kristen
 
Makalah Pekerjaan dan karunia Roh kudus
Makalah Pekerjaan dan karunia Roh kudusMakalah Pekerjaan dan karunia Roh kudus
Makalah Pekerjaan dan karunia Roh kudus
 
Being Catholic
Being CatholicBeing Catholic
Being Catholic
 
Pel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisPel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen Baptis
 

Recently uploaded

AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 

Recently uploaded (7)

AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 

SpiritualitasKatolik

  • 1. Apakah Spiritualitas Katolik? ▪ Pendahuluan Jika kita mendengar kata ‘spiritualitas’, kita dibawa pada suatu kenyataan bahwa di dalam hidup, manusia selalu mencari ‘sesuatu di atas dirinya’ sebagai manusia. Hal ini disebabkan karena kita manusia tidak hanya terdiri dari tubuh saja, melainkan juga ‘jiwa spiritual’, sehingga kita selalu memiliki kecenderungan untuk menemukan jati diri kita dengan mengenali Sang Pencipta. Seperti halnya ikan salmon yang mengembara ribuan kilometer dalam hidupnya untuk kembali ke tempat ia dilahirkan dan mati di tempat asalnya tersebut; demikian halnya dengan manusia. Sudah selayaknya, kita –yang diciptakan lebih sempurna dari ikan salmon– menyadari, bahwa kita berasal dari Tuhan dan suatu saat akan kembali kepada Tuhan. Maka, di dalam hidup, kita akan berusaha untuk mengenal diri sendiri dan Tuhan, dan di sinilah spiritualitas berperan dalam kehidupan kita. ▪ Tuhanlah yang memberi makna hidup Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat, bahkan mengalami pergumulan untuk pencarian jati diri, yang lebih umum dikenal dengan pencarian makna hidup, atau singkat kata, kebahagiaan. Dan karena asal dan akhir manusia adalah Tuhan, maka tidak mengherankan bahwa di dalam pergumulan ini, banyak orang mengalami seperti yang dikatakan oleh Santo Agustinus, “Hatiku tak pernah merasa damai sampai aku beristirahat di dalam Engkau, ya Tuhan.” Tuhanlah sumber kebahagiaan kita dan Dia-lah yang memberi arti dan maksud dari hidup ini. Maka, hanya jika kita sampai kepada Tuhan, barulah kita menemukan damai dan pemenuhan makna hidup. Kesaksian dari banyak orang membuktikan hal ini: ada banyak orang yang secara materiil tak kurang sesuatu apapun, tetapi tidak bahagia, sementara ada orang-orang lain yang hidup sederhana tetapi dapat sungguh berbahagia dan menikmati hidup. Pertanyaannya, kenapa demikian? Dapat dimengerti, spiritualitaslah yang membedakan kedua kelompok ini. Spiritualitas di sini mengacu pada nilai-nilai religius yang mengarahkan tindakan seseorang. (Lihat: Jordan Aumann, Spiritual Theology, Spiritual Theology, (Continuum, London, reprint 2006, first published in 1980), p.17, “…spirituality refers to any religious or ethical value that is concretized as an attitude or spirit from which one’s actions flow.”). Jika nilai-nilai yang dipegang tidak mengarah pada Tuhan, kebahagiaan yang dicapai adalah ‘semu’ sedangkan jika nilai-nilai itu mengarah pada Tuhan, kebahagiaan yang diperoleh adalah kebahagiaan sejati. Meskipun spiritualitas ini tidak terbatas pada agama tertentu, namun, kita bisa memahami, bahwa spiritualitas mengarah pada Tuhan Sang Pencipta, karena semua manusia diciptakan oleh Tuhan yang satu dan sama, dan karena hanya di dalam Tuhanlah kita mendapatkan jawaban atas segala pertanyaan di dalam kehidupan ini. ▪ Spiritualitas Katolik adalah Spiritualitas Tritunggal Maha Kudus yang berpusat pada Kristus Sebagai umat Katolik, kita percaya bahwa Tuhan telah menyatakan diri-Nya di dalam diri Yesus Kristus PuteraNya (bdk. Yoh 10: 30; 14: 9-11; Kristus dan Allah Bapa adalah satu) oleh kuasa Roh Kudus-Nya. Oleh karena itu, spiritualitas Katolik bersumber pada Allah Tritunggal Maha Kudus, yang berpusat kepada Kristus, Penyelamat kita, (Lihat: Paus Yohanes Paulus II, Redemptoris Hominis (Penyelamat Manusia), Surat Ensiklikal, 7, menulis, “Jiwa kita diarahkan pada satu arah, pada satu-satunya arah akal budi, kehendak dan hati –menuju Kristus Penyelamat kita, menuju Kristus, Sang Penyelamat manusia. Kita
  • 2. berusaha untuk mengarahkan pandangan kita kepada Dia– sebab tidak ada keselamatan di dalam siapapun selain dari Dia, Sang Putera Allah…”) karena hanya di dalam nama Kristus kita diselamatkan (bdk. Kis 4:12). Allah Bapa telah menciptakan kita sesuai dengan gambaran-Nya; dan menginginkan agar kita selalu tinggal di dalam kasihNya yang tak terhingga sebagaimana ditunjukkan oleh Kristus dengan wafat dan kebangkitanNya, untuk menghapus dosa-dosa kita (bdk. 1 Yoh 4:10). Oleh Kristus, kita angkat kita menjadi anak-anak Allah (bdk. Rom 8:15) dan dipersatukan dengan Tuhan sendiri; Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Sementara lebih rinci dapat dijelaskan bahwa ciri-ciri dari Spiritualitas Katolik adalah (Diterjemahkan dan disederhanakan dari tulisan Douglas G. Bushman, S.T.L., Foundation of Catholic Spirituality, Institute for Pastoral Theology, Ave Maria University, 2006, p. 35-37): 1. Berpusat pada Kristus. Kristuslah yang menciptakan hidup spiritual, sebab di dalam Dia, Tuhan menyatakan diriNya oleh kuasa Roh Kudus. Oleh karena itu, spiritualitas tergantung dari semua pengajaran Kristus. 2. Melalui Kristus menuju kesatuan dengan Allah Tritunggal. Karena Kristus adalah Pribadi kedua di dalam kesatuan Tritunggal Maha Kudus, maka jika kita bersatu dengan Kristus, maka kita akan bersatu dengan Allah Tritunggal. 3. Keikutsertaan di dalam misteri Paskah Kristus (salib, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga), melalui rahmat Tuhan, iman, kasih, dan nilai-nilai Katolik lainnya. Singkatnya, Spiritualitas Katolik tak terlepas dari Salib Kristus (bdk. 1 Kor 2:2; “Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengatahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.”), penderitaan dan kesadaran diri akan dosa-dosa kita yang membawa kita pada kebangkitan di dalam Dia. Karena misi Keselamatan Kristus diperoleh melalui Salib, maka sebagai pengikutNya, kita pun selayaknya mengambil bagian dalam penderitaan itu, terutama dengan kesediaan untuk terus- menerus bertobat dan mau menanggung penderitaan demi keselamatan sesama, dan dengan demikian kita dapat mengambil bagian di dalam kemuliaan-Nya. Jika kita hanya mau mengambil bagian dalam ‘kemuliaan’ tanpa mau mengambil bagian dalam ‘penderitaan’ –yang dizinkan oleh Tuhan untuk terjadi di dalam hidup kita– maka kita tidak menerapkan Injil dengan seutuhnya. 4. Berdasarkan kesaksian akan Kasih Tuhan. Kitab Suci bukan hanya wahyu Tuhan, tapi juga pernyataan akan pengalaman manusia di dalam wahyu Tuhan itu. Apa yang dialami oleh Adam dan Hawa, Nabi Abraham, Ayub, Bunda Maria, Rasul Petrus dan Paulus, dapat dialami oleh kita semua. 5. Disertai kesadaran akan dosa dan belas kasihan Tuhan. Spiritualitas Katolik berlandaskan atas keyakinan akan Kasih Tuhan di atas segalanya yang mampu mengubah segala sesuatu. Pada saat Tuhan mengasihi kita, dan jika kita membuang segala dosa yang menghalangi kita untuk menerima kasih-Nya, dan dengan iman dan doa, maka kita dapat sungguh diubah, dikuduskan dan dimampukan berbuat baik. 6. Mengarah pada kehidupan kekal yang dijanjikan oleh Allah. 7. Melihat Bunda Maria sebagai contoh teladan. Spiritualitas Katolik menerima segala kebijaksanaan Tuhan yang selalu menggunakan peran pengantara, yaitu Musa, para nabi, Yohanes Pembaptis, dan terutama Bunda Maria untuk menyelenggarakan karya keselamatan- Nya. Karya Tuhan yang ajaib juga nampak dalam mukjizat keperawanan Maria dan melalui ketaatan dan kesediaan Maria, Allah menganugerahkan rahmat yang tiada batasnya, yaitu kelahiran Yesus Kristus, Penyelamat kita di dunia. 8. Mangacu pada Gereja-Nya, Gereja Katolik. Gereja merupakan sumber atau alat yang meneruskan rahmat Tuhan. Rahmat Tuhan ini kita peroleh melalui sakramen-sakramen terutama
  • 3. Ekaristi; dan juga melalui ketaatan kita pada para penerus Rasul Kristus yang telah dipilih oleh- Nya. Gereja sebagai kesatuan (komuni) manusia dengan Tuhan, selalu memperjuangkan martabat manusia, dan memperhatikan kesatuannya dengan para orang kudus; sebab melalui kesatuan ini Allah dimuliakan. ▪ Meditasi Energi Ilahi bagian dari New Age Movement? Salah satu metode untuk meningkatkan spiritualiatas dalam diri kita adalah meditasi. Dalam hal ini banyak cara dapat dilakukan sesuai maksud dan tujuannya. Sementara ketika berbicara tentang meditasi yang berkaitan dengan bagaimana membangkitkan/menghasilkan ‘energi’ termasuk untuk kesehatan, maka bagi kebanyakan orang Katolik menganggap itu bagian dari New Age Movement (NAM). Menyimpang dari ajaran Katolik dan karenanya sesungguhnya tidak boleh diikuti oleh umat Katolik. Bisa jadi pandangan seperti itu ada karena dilatar belakangi bahwa tujuan hidup bagi penganut NAM adalah untuk menemukan kesatuan dan keilahian di dalam segala sesuatu. Maka tujuan dari latihan spiritualitas NAM adalah untuk menemukan keilahian dalam setiap orang, bahwa setiap kita adalah Tuhan! Maka setiap kita akan kehilangan jati diri sebagai individu, dan terserap di dalam kesatuan yang disebut Nirwana. Kesatuan tersebut bukan pribadi, namun suatu ‘energi’ universal. Jadi Allah di sini digambarkan sebagai ‘energi’. Padahal, seperti yang sudah diuraikan di atas bahwa sepanjang kita sebagai orang Katolik mengolah spiritualitas yang hanya berpusat pada Kristus. ‘Pribadi Tertinggi’ dalam hal ini Pribadi Trinitas Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Maka apapun yang dihasilkan dari meditasi itu harusnya kita terima sebagai karunia. Apakah nantinya kita akan menerimanya dalam bentuk pencurahan Roh Kudus. Atau kita akan menerimanya dalam bentuk aliran ‘energi Ilahi’. Atau bahkan kita akan menerima keduanya. Lantas ketika kita hanya diberi karunia dalam bentuk ‘energi Ilahi’ yang luar biasa, apakah kita akan menolaknya? (lih. Yes 55:8; “Sebab rancangan- Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan.”). Agar tidak terjadi penyimpangan baik itu dari cara berpikirnya ataupun bertindak, sekarang tinggal bagaimana kita memanfaatkan/mengaplikasikan ‘energi Ilahi’ itu. Misalnya, bagaimana melalui ‘energi Ilahi’ kita dapat memancarkan energi cintakasih, damai sejahtera dan sukacita bagi banyak orang, makluk hidup dan tumbuh-tumbuhan disekitarnya. Atau bagaimana melalui ‘energi Ilahi’ kita pun dapat membantu sesama yang sedang sakit. Namun, disisi lain tidak sampai menjadikan diri kita sendiri sebagai tuhan ataupun energi itu sebagai allah! Dengan demikian, melalui ‘energi Ilahi’ itu hanya kemuliaan Tuhan yang diwujudkan dan tetap hadir di alam semesta ini oleh kasih kepada Tuhan dan sesama. Sementara Allah menciptakan kita agar kita berbahagia bersama-Nya, sehingga bagaimanapun kebahagiaan kita sebagai manusia menjadi juga kemuliaan bagi Allah!
  • 4. ENERGI ILAHI KATOLIK ▪ MEDITASI ENERGI ILAHI Ucapkan dengan mulut setiap doa yang ada secara perlahan- lahan. Jangan terburu-buru agar bawah sadar anda dapat merespon secara positif apa yang diucapkan. INGAT! Apabila anda mengambil posisi meditasi penuh, sebisa mungkin fokus pada ubun-ubun dan arah pandangan mata membentuk sudut 450 ke arah depan. Ibaratkan anda seperti sebuah lilin dimana tubuh anda adalah batang lilinnya sementara energi Ilahi itu adalah apinya. Apapun pilihan anda baik itu dalam posisi meditasi penuh atau bukan, tetap rileks. Buat tanda salib pembuka “Selamat [pagi/siang/malam] Yesus Raja Semesta Alam.. Tuhan dan Allahku.. Pribadi Tertinggiku.. Ijinkan saya untuk mengakses energi Ilahi tertinggi dan menyalurkannya ke pusat kesadaranku. Energi Ilahi tertinggi turun ke bawah dan menyembur keluar melalui tengah- tengah kedua telapak tanganku ke seluruh tubuhku (anda dapat menambahkan dengan nama anggota keluarga atau orang lain dalam meditasi ini) secara merata.” Berdiam dirilah sejenak dalam meditasi ini dan setelah dirasa cukup, anda dapat melanjutkannya dengan: { Sebisa mungkin tetap pertahankan dalam posisi meditasi penuh sampai anda selesai membuat tanda salib penutup. } Bapa Kami Salam Maria Kemuliaan { Posisi duduk bebas, ketika anda melanjutkannya dengan doa malam, doa angelus, doa koronka, doa rosario, adorasi, kontemplasi, pendalaman kitab suci, misa, … dsb. Apabila digunakan saat misa, ucapkanlah “Selamat [pagi/siang/malam] .. dst.” setelah tanda salib pembuka diawal misa. Sementara tanda salib pada berkat penutup misa menandakan bahwa meditasinya sudah selesai. } Setelah itu anda dapat melanjutkannya dengan: “Terimakasih.. Yesus Raja Semesta Alam atas energi Ilahi tertinggi yang sudah dicurahkan selama meditasi ini berlangsung.” Buat tanda salib penutup INGAT! Lewat meditasi kita membangun relasi secara spiritual dengan Pribadi Tertinggi yaitu YESUS. Maka tanda salib diawal meditasi (kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan “Selamat [pagi/siang/malam] .. dst.”) sebagai titik awal anda masuk dalam fase perjumpaan dengan-Nya. Dan tanda salib kedua sebagai penanda akhir meditasi ini. Jadi, yakinlah bahwa tanda salib kedua dibuat karena anda benar-benar akan mengakhiri perjumpaan itu. Maksimal durasi meditasi ini hanya 6 jam per sekali meditasi. Sementara energi Ilahi akan lenyap dengan sendirinya dari seseorang dan tidak dapat mengaksesnya lagi, apabila: mengingkari iman akan Yesus sebagai Pribadi kedua di dalam kesatuan dengan Tritunggal Maha Kudus, mengingkari Ekaristi yang merupakan sumber dan puncak seluruh hidup kristiani yang adalah Allah sendiri, memiliki hal-hal yang berhubungan dengan dunia klenik, mengkomersialisasikan energi Ilahi untuk menghasilkan keuntungan pribadi.