Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Perencanaan komunikasi warga dalam program plp
1. PERENCANAAN KOMUNIKASI WARGA DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN
LIMBAH INDUSTRI
ANALISA SITUASI dan MANAJEMENKOMUNIKASI;
1. Analisa Situasi dan Khalayak:
Cakupan wilayah kegiatan program komunikasi
Khalayak sasaran (segmentasi khalayak)
Pemahaman khalayak mengenai isu/topik
Opini khalayak mengenai isu/topik
Kecenderungan perilaku khalayak mengenai isu/topik
2. Manajemen Komunikasi;
Kepemilikan Media
Kebiasaan pola komunikasi khalayak
Kebiasaan dalam penggunaan media komunikasi
3. Tujuan Komunikasi
Apa yang akan diubah?
Seberapa banyak sasaran?
Dimana saja?
Berapa waktu yang tersedia?
Contoh Penentuan Tujuan Komunikasi
Khalayak Strategis Situasi Kritis Saat ini Tujuan komunikasi
Indikator
Keberhasilan
Para Pengusaha
industri rumah tangga
di kelurahan X
Tidak ada upaya
pengusaha
mengurangi dampak
Limbah industri yang
mencemari lingkungan
permukiman
Pengusaha
mengharuskan
pekerjanya
menerapkan prosedur
kerja pengelolaan
dampak lingkungan
Dalam 1 bulan setelah
kegiatan komunikasi
ini 20% dari para
pengusaha tsb sudah
punya prosedur kerja
pengelolaan dampak
limbahnya.
Dalam 3 bulan 10%
pengusaha tsb sudah
2. menerapkan prosedur
kerja dimaksud.
STRATEGI KOMUNIKASI WARGA
1. PENGEMBANGAN ISI PESAN KOMUNIKASI;
Apa pesan yang harus disampaikan berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai?
o Pesan – mengubah pengetahuan – informasional
o Pesan – mengubah sikap – motivasional
o Pesan – mengubah perilaku – motivasional dan instruksional
Contoh Pengembangan Isi Pesan
Khalayak
Strategis
Pengetahuan Sikap Prilaku Kepercayaan
Para Pengusaha
industri rumah
tangga di
kelurahan X
Air sebagai
sumberdaya pokok
kehidupan
manusia, yang saat
ini menjadi langka
dan mahal.
Mencemari badan
air dikampung ini
artinya membebani
ekonomi, sosial-
kesehatan
masyarakat.
Pengusaha wajib
berTanggung jawab
dalam mengelola
produksi
limbahnya.
Banyak teknologi
sederhana dan
murah yang bisa
dilakukan
pengusaha.
Kesungguhan
dan kejujuran
dalam
mengelola
limbah dari
usaha industri
nya sendiri.
Kebiasaan
berdisiplin
dalam prosedur
kerja yang
ramah
lingkungan.
Hemat
penggunaan
Sumberdaya Air.
Mencegah
berbagai bentuk
pencemaran
lingkungan
dalam proses
produksinya.
Tidak
menyalurkan
limbah langsung
(tanpa
pengolahan) ke
Badan Air
terbuka.
Mengelola
lingkungan
tidak berarti
merugikan
usaha mereka,
justru
mendapat
simpati dan
kepercayaan
publik.
3. 2. MENGGUNAKAN MEDIA KOMUNIKASI SECARA TEPAT
Memilih media apa yang cocok (media massa, kelompok,atau media individu) dan akan
digunakan untuk menampaikan pesan sesuai kharakteristik khalayak sasaran, sesuai pula
dengan metode komnikasinya (komunikasi massa atau komunikasi tatap muka).
Periksalah kelebihan dan kelemahan media dengan mempertiimbangkan
keterjangkauan khalayak, kesesuaian dengan program (sebagai media belajar atau
media kampanye..?), dsb.
Rencanakan dengan baik perihal, produksi dan ujicoba,penggunaan dan petunjuk
penggunaan, sistem distribusinya, dsb.
3. MEMBANGUN KOALISI BERSAMA MASYARAKAT (KOMUNITAS)
Membangun Koalisi yang dimaksud adalah membangun kesepakatan antara masyarakat
dengan Konsultan Pendamping (KP) untuk menggali persoalan-persoalan, gagasan-gagasan
atau inisiatif bersama. Kegiatan ini dimulai dengan membangunkesadaran terhadap
permasalahan lingkungan yang ada serta menggali peluang atau potensi yang ada
(sumberdaya) di masyarakat sendiri.
Kegiatannya dilakukan melalui diskusi terbatas antara Tim Inti Perencanaan/ Kelompok Kerja
bersama dengan para Fasilitator (konsultan pendamping) untuk saling berbagi informasi,
mengungkapkan permasalahan yang ada, potensi-potensi komunitas dan lingkungannya, dan
harapan-harapan pengembangan dimasa depan.Sasaran kegiatan yang ingin dicapai adalah
terjadinya proses penyadaran masalah dan potensinya,serta menyepakati rencana aksi (agenda
tindak lanjut kegiatan).
4. MENUMBUHKAN DAN MENGELOLA ISYU STRATEGIS
Kegiatan ini merupakan upaya mempersiapkan tim (kelompok kerja), atau manajemen
agar pengembangan masyarakat dapat diselenggarakan secara baik. Untuk membuat
suatu rembug sebagai suatu bagian terpadu dari proses perencanaan dan perancangan
berbasis komunitas yang sukses, adalah dengan mengiinformasikannya kepada publik
(khalayak). Salah satucara menginformasikan dan melibatkan komunitas yang paling
efektif dan mudah adalah melalui media warga lokal (setempat). Mereka sangatalami
dimana keberadaannya dapat diasosiasikan dengan pelibatan masyarakat setempat dan
biasanya media lokal ini sangat bersemangat untuk terlibat membantu didalam
prosesnya. Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh Tim Inti Perencanaan (pengarah)
adalah dengan cara:
4. 1. Memancing Perhatian dan Menggalang Inisiatif Komunitas;
Kegiatan ini merupakan upaya menggali informasi mengenai strategi membangun
komunitas (dengan membangun koalisi dan sistem advokasi) melalui penggunaan
media komunikasi untuk mempromosikan usulan atau inisiatif yang menjadi perhatian
masyarakat.
Konsultan pendamping (fasilitator) bersama Tim Inti Perencanaan (pengarah) bertugas
untuk menyelenggarakan pertemuan-pertemuan dengan kelompok khusus dan
membangun koalisi dengan berbagai pihak yang memiliki kepentingan atau visi/misi
yang sama.
Konsultan pendamping (fasilitator) bersama Tim Inti Perencanaan (pengarah) secara
intensif melakukan kampanye kepedulian melalui berbagai media atau forum-forum
komunikasi, untuk itu mereka perlu :
o Mengembangkan strategi dan rencana komunikasi / kampanye
o Menyiapkan siaran pers, bahan-bahan informasi tentang program ini,
mengembangkan publikasi / iklan pelayanan masyarakat,mengatur konferensi
pers, membuat News Letter, brosur, posters, T-shirt, dan media promosi lainnya,
menyelenggarakan forum-forum komunitas,melakukan pengembangan
jaringan, dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
o Menghubungi media masa lokal (setempat), seperti: koran, radio, atau televisi.
Membuat poster-poster, selebaran, membuat press release, menulis artikel-
artikel pendukung dan mengilustrasikan masalah-masalahnya,
menginformasikan kepada organisasi-organisasi atau kelompok pelayanan
masyarakat ataukeagamaan, berbagi informasi kepada mereka,memberikan
pemahaman pada berbagai pihak, mengembangkan dan menyusun kumpulan
gambar / ilustrasi arsitektural.
2. Memobilisasi Masyarakat Peduli
kegiatan ini dilakukan oleh konsultan pendamping (fasilitator) bersama Tim Inti
Perencanaan (pengarah) dengan mengembangkan rencana aksi untuk menjaring
kepedulian masyarakat, mengidentifikasi calon-calon yang akan menjalankan kegiatan
/lembaga di masyarakat, mengembangkan sistem rekrutmen /pendaftaran relawan,
dan melibatkan masyarakat(warga) sasaran yang terkena langsung.
Konsultan pendamping (fasilitator) bersama Tim Inti Perencanaan (pengarah)
mengorganisir komunitas, kelompok-kelompok usaha / sektor, dan
mengkomunikasikan pokok-pokok inisiatif pembangunan partisipatif berbasis
komunitas ini.
Membangun hubungan komunitas dan kepedulian publik; kegiatan ini dilakukan oleh
konsultan pendamping (fasilitator) bersama Tim Inti Perencanaan (pengarah), dengan
cara mengkomunikasikan hasil-hasil Musyawarah Warga, terutama tentang
keberhasilan menyusun rencana strategis (Visi, Misi, dan Strategi).
3. Menggerakkan Remaja Peduli
5. Strategi baru yang perlu dikembangkan dalam mengembangkan media komunikasi
warga adalah dengan melibatkan kelompok remaja untuk berperan serta secara aktif
dalam proses pelaksanaan kegiatan komunikasi publik ini.
Ada potensi dikalangan (kelompok) remaja ini yang sesuai untuk mengembangkan
media komunikasi warga, yaitu: Energik, Kreatif, lebih terbuka dan tidak ada agenda
kepentingan ”tertentu”. Sekaligus menyalurkan minat dan bakat-bakatnya.
Strateginya dapat dilakukan dengan memBangkitkan minat mereka (remaja) untuk
mencari /menemukan visi masa depan mereka, kontribusi peran remaja untuk
llingkungan sekitar mereka (menjadikan ksistensinya lebih bermakna), Ajak mereka
untuk berperan serta serta mengkritisi proses pelaksanaan kegiatan PLPBK,dan latih
mereka menyampaikan informasi secara ringkas dan mintakan pendapat mereka.
4. Mengembangkan Sistem Monitoring dan Evaluasi
Pengelola kegiatan Komunikasi Warga dengan Konsultan pendamping (fasilitator) bersama
Tim Inti Perencanaan (pengarah), perlu mengembangkan cara-cara memonitor capaian
tujuan komunikasi, dengan memeliksa indikator-indikator suksesnya dan mencari jawaban
(mengapa?) berhasil dan gagal?