3. Megantropus Paleo Javanicus, berasal dari kata Mega :
besar, Paleo : tua dan Java : Jawa, yang berarti manusia
besar/raksasa yang diperkirakan manusia pertama yang
hidup di Jawa. Megantropus diketemukan di Sangiran
pada lapisan pleistosen bawah pada tahun 1941 oleh
Von Koeningswald.
4. Ciri-cirinya :
1. Badan yang tegap.
2. Pada bagian belakang kepala terdapat tonjolan yang tajam
3. Tulang pipi tebal, kening menonjol dengan sangat mencolok
4. Dagu belum terbentuk.
5. Rahang yang kuat dan gerahamnya besar, dan memiliki otot kunyah yang sangat
kuat
6. Diperkirakan makanan jenis manusia ini adalah tumbuh-tumbuhan.
7. Masa hidupnya diperkirakan pada zaman Pleistosen Awal, antara 2 hingga 1 juta
tahun yang lalu.
6. Fosil jenis Pithecantropus paling banyak ditemukan di Indonesia, sehingga
dapat dikatakan bahwa kala pleistosen di Indonesia didominasi oleh manusia
Pithecantropus. Pithecantropus hidup di kala pleistosen awal, tengah, dan
akhir. Sisa-sisanya dapat ditemukan di Mojokerto, Kedungbrubus, Trinil,
Sangiran, Sambungmacan, dan Ngandong. Hidupnya di lembah-lembah atau
di kaki pegunungan dekat perairan darat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang
mungkin merupakan padang rumput dengan pohon-pohon yang jarang.
7. Pithecantropus mempunyai ciri-ciri antara lain :
1. Tinggi tubuh berkisar antara 165 - 180 cm dengan badan dan anggota
badan yang tegap, tetapi tidak setegap Meganthropus.
2. Alat pengunyahnya juga tidak sehebat Meganthropus.
3. Dagu belum ada dan hidungnya lebar.
4. Volume otaknya berkisar antara 750 - 1300 cc.
5. Pithecantropus hidup antara 2 juta - 200.000 tahun yang lalu.
8. 1. Pithecantropus Mojokertensis, artinya manusia kera
dari Mojokerto, ditemukan oleh Von Koenigswald di
Mojokerto tahun 1936 pada lapisan pleistosen bawah.
9. 2. Pithecantropus Robustus, artinya manusia kera yang perkasa;
ditemukan oleh Von Koenigswald dan F.Weidenrich pada tahun
1939 ada pada lapisan pleistosen tengah di lembah Bengawan
Solo, Sangiran, Jawa Tengah.
10. 3. Pithecantropus Erectus, (Pithecos = kera; Erectus =
berdiri tegak; manusia kera berjalan tegak), artinya
manusia kera yang berjalan tegak, yang ditemukan oleh
Eugene Dubois pada tahun 1890 di Kedung Brubus,
Trinil, Ngawi di tepi sungai Bengawan Solo yang ada
pada lapisan pleistosen tengah.
11. Jenis manusia ini mempunyai isi atau volume otak 900 cc. Duduk
kepalanya di atas leher, tulang keningnya menonjol ke muka,
bagian hidung bergandeng menjadi satu. Ciri-ciri lainnya, tulang
dahinya lurus ke belakang, tulang kakinya sudah cukup besar,
gerahamnya masih besar.Tinggi berkisar antara 165 - 170 cm dan
berat badannya sekitar 100 kg.
13. Manusia Homo berasal dari lapisan pleistosen atas, lebih muda dari jenis-jenis manusia
sebelumnya. Homo mempunyai ciri-ciri :
1. Isi otaknya antara 1000-1200 cc, dengan rata-rata 1350-1450 cc.
2. Tinggi tubuhnya juga bervariasi antara 130-150 cm,
3. Beratnya antara 30-150 kg.
4. Otaknya lebih berkembang, terutama kulit otaknya.
5. Bagian belakang tengkorak, juga membulat dan tinggi, otak kecilnya sudah berkembang dan
otot-otot tengkuk sudah banyak mengalami reduksi. Ini disebabkan oleh alat pengunyahnya
yang menyusut lebih lanjut, gigi mengecil demikian pula rahang,
6. Otot-otot kunyahnya dan muka tidak begitu menonjol lagi ke depan.
7. Letak tengkorak di atas tulang belakang sudah lebih seimbang.
8. Berjalan dan berdiri lebih sempurna dan koordinasi otot sudah jauh lebih sempurna.
14. Manusia Wajak (Homo wajakensis)
Ditemukan oleh B.D. van Rietschoten Pada tahun 1889 di dekat Tulungagung,
Jawa Timur. Ciri-cirinya :
1. Jenis manusia purba ini tinggi tubuhnya antara 130–210 cm,
2. Dengan berat badan kira-kira 30 – 150 kg.
3. Mukanya lebar dengan hidung yang masih lebar, mulutnya masih
menonjol. Dahinya masih menonjol, walaupun tidak seperti
Pithecanthropus.
4. Manusia ini hidup antara 25.000 sampai dengan 40.000 tahun yang lalu
15. Manusia Liang Bua
Manusia Liang Bua ditemukan oleh Peter Brown dan Mike J.
Morwood pada bulan September 2003, kemudian diberi nama
Homo floresiensis, sesuai dengan tempat ditemukannya fosil
manusia Liang Bua. Liang Bua bila diartikan secara harfiah
merupakan sebuah gua yang dingin.
16. Ciri-cirinya adalah :
1. Manusia Liang Bua mempunyai ciri tengkorak yang panjang
dan rendah, berukuran kecil, dengan volume otak 380 cc.
Kapasitas kranial tersebut berada jauh di bawah Homo erectus
(1.000 cc), manusia modern Homo sapiens (1.400cc), dan
bahkan berada di bawah volume otak simpanse (450 cc).
2. Berasal dari akhir masa Pleistosen.
17. Homo Soloensis, artinya manusia dari Solo, yang
ditemukan di Ngandong lembah sungai Bengawan Solo
oleh Von Koenigswald pada tahun 1931- 1934.