5. Berdasarkan temuan geologis, arkeologis, dan
paleontologis, zaman batu tua diperkirakan
berlangsung selama 600.000 tahun. Peralatan pertama
yang digunakan oleh manusia purba adalah alat-alat
dari batu yang seadanya dan juga dari tulang.
6. Penguasaan Teknologi
Manusia hanya menggunakan alat-alat yang paling dekat dengan
lingkungan hidup mereka seperti kayu, bambu, dan batu. Mereka
menggunakan batu yang masih kasar untuk berburu binatang.
Pada saat itu, batu juga berfungsi sebagai kapak yang digenggam
untuk memotong kayu atau membunuh binatang buruan.
7. Kondisi Sosial
Kehidupan manusia pendukung zaman ini masih nomaden atau berpindah-
pindah dari satu tempat ke tempat lain. Kepindahan mereka bergantung pada
daya dukung alam berupa tersedianya bahan makanan, terutama binatang
buruan. Jika binatang buruan dan bahan makanan yang diambil dari hutan
sudah habis, mereka akan mencari dan berpindah ke tempat yang lebih subur.
Kegiatan seperti itu disebut peradaban food gathering atau pengumpul
makanan tahap awal.
8. Manusia Pendukung
Berdasarkan temuan arkeologis, beberapa jenis manusia purba
yang mendukung peradaban ini, diantaranya Meganthropus
Paleojavanicus,Pithecanthropus Robustus, Pithecanthropus
Mojokertensis,Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis, dan
Homo Wajakensis.
9. Hasil-Hasil Kebudayaan
Benda-benda yang diperkirakan berasal dari zaman batu tua banyak
ditemukan di Pacitan dan Ngandong, Jawa Timur. Ciri utama kebudayaan
Pacitan adalah alat-alat dari batu bentuknya tidak bertangkai atau disebut
kapak genggam. Kapak tersebut berfungsi sebagai chopper atau alat penetak.
Alat-alat tersebut diperkirakan digunakan manusia jenis Pithecanthropus
Erectus. Kebudayaan Ngandong menghasilkan alat-alat yang terbuat dari
tulang binatang dan kapak genggam dari batu.
10. Hasil-Hasil Kebudayaan
Benda-benda yang diperkirakan berasal dari zaman batu tua banyak
ditemukan di Pacitan dan Ngandong, Jawa Timur.
• Kebudayaan Pacitan adalah alat-alat dari batu bentuknya tidak bertangkai
atau disebut kapak genggam. Kapak tersebut berfungsi sebagai chopper
atau alat penetak.
• Kebudayaan Ngandong menghasilkan alat-alat yang terbuat dari tulang
binatang dan kapak genggam dari batu.
12. • Berkembang di daerah Pacitan, Jawa Timur.
• Ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun 1935.
• Peralatan dari batu itu masih kasar, ujungnya agak runcing, tergantung
kegunaannya. Alat batu ini sering disebut dengan kapak genggam atau
kapak perimbas. Berfungsi untuk menusuk binatang atau menggali tanah
saat mencari umbi-umbian.
• Ditemukan alat batu yang disebut dengan chopper sebagai alat penetak
dan alat-alat serpih.
13. Alat budaya Pacitan diperkirakan dari lapisan Pleistosen
tengah (lapisan Trinil). Pendukung kebudayaan Pacitan
ialah Pithecantropus Erectus.
15. • Berkembang di daerah Ngandong, Jawa Timur.
• Alat-alat Kebudayaan Ngandong ditemukan oleh Von Koenigswald pada
tahun 1941.
• Di daerah ini banyak ditemukan alat-alat dari batu dan tulang, tombak
yang bergerigi. Alat-alat dari tulang ini berasal dari tulang binatang dan
tanduk rusa yang diperkirakan digunakan sebagai penusuk atau belati.
• Di Sangiran juga ditemukan alat-alat dari batu, bentuknya indah seperti
kalsedon. Alat-alat ini sering disebut dengan flakke.
18. Kehidupan Sosial
Ciri utama peradaban zaman ini adalah manusia pendukungnya
telah bertempat tinggal menetap.Diperlukan waktu ribuan tahun
untuk mencapai taraf hidup menetap.Para ahli ilmu purbakala
menyebutkan bahwa zaman ini berlangsung kurang lebih 20.000
tahun silam.Manusia pendukung zaman ini juga bertempat
tinggal di gua yang disebut peradaban abris sous roche.
19. Hasil Kebudayaan
Alat-alat yang digunakan manusia pendukung masa mesolitikum
mendapat pengaruh dari alat-alat yang sama di daratan Asia. Ciri
utama kehidupan zaman ini adalah peninggalan sampah dapur
yang disebut kjokkenmoddinger.Peradaban ini ditemukan di
sepanjang pantai timur Sumatra, dari Aceh sampai Sumatra
bagian tengah.
20. Keberadaan Teknologi
Dari tempat sampah dapur tersebut, ditemukan juga kapak genggam yang
disebut pebble.Mereka menggunakan batu pipih dan batu landasan untuk
menggiling makanan serta membuat cat yang diperkirakan ada kaitannya
dengan kepercayaan mereka. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin laki-
laki dan perempuan.Perempuan bekerja di rumah dan mendidik anak serta
menyiapkan makanan.Adapun laki-laki dewasa berburu binatang dan
menangkap ikan.
21. Manusia Pendukung
Manusia pendukung peradaban mesolitikum merupakan
campuran bangsa-bangsa pendatang dari Asia. Manusia
pendukung peradaban mesolitikum juga mengunakan flakes dan
microlith atau batu-batu pipih, segitiga, dan trapesium yang
ukurannya kecil.
23. • Kjokkenmoddinger istilah dari bahasa Denmark, kjokken berarti dapur dan
modding dapat diartikan sampah (kjokkenmoddinger = sampah dapur).
• Kjokkenmoddinger merupakan tumpukan timbunan kulit siput dan kerang yang
menggunung di sepanjang pantai Sumatra Timur antara Langsa di Aceh sampai
Medan. Adanya kjokkenmoddinger ini dapat memberi informasi bahwa manusia
purba zaman mesolitikum umumnya bertempat tinggal di tepi pantai.
• Pada tahun 1925 Von Stein Callenfals melakukan penelitian di bukit kerang itu dan
menemukan jenis kapak genggam (chopper) yang berbeda dari chopper yang ada di
zaman paleolitikum.
25. • Kebudayaan abris sous roche merupakan hasil kebudayaan yang
ditemukan di gua-gua. Abris sous rosche, yaitu tempat berupa gua-gua
yang menyerupai ceruk-ceruk di dalam batu karang.
• Berdasarkan hasil penelitian dari Von Stein Callenfels di Gua Lawa dekat
Sampung, Ponorogo pada tahun 1928 sampai 1931.
• Beberapa hasil teknologi bebatuan yang ditemukan misalnya ujung panah,
flakke, batu penggilingan, alat-alat dari tulang dan tanduk rusa.
• Kebudayaan abris sous roche ini banyak ditemukan misalnya di Besuki,
Bojonegoro, Sulawesi Selatan
27. Teknologi
Ciri utama zaman batu muda adalah manusia telah menghasilkan
makanan atau food producing. Menurut Dr. R. Soekmono, ahli
arkeologi Indonesia, perubahan dari food gathering ke food
producing merupakan satu revolusi dalam perkembangan zaman
pra-aksara Indonesia.
28. Kehidupan Sosial
Manusia pendukung peradaban ini sudah bertempat tinggal
menetap, bercocok tanam, beternak, mengembangkan
perikanan. Dengan kata lain, telah mengembangkan kebudayaan
agraris walaupun dalam tingkatan yang masih sangat sederhana.
Manusia pendukung zaman ini membuat kerajinan, membuat
aturan hidup bersama dalam satu komunitas.
29. Manusia Pendukung
Manusia pendukung kebudayaan neolitikum ialah Proto
Melayu.Manusia Proto Melayu ini hidup pada ± 2000 SM.
Prototipe manusia Proto Melayu sekarang masih dapat
ditemukan pada ciri-ciri fisik Suku Sasak, Toraja, Dayak, dan Nias.
Hasil kebudayaan dan peradaban manusia ini yang relatif sudah
lebih maju daripada zaman mesolitikum.
30. Hasil Budaya
Benda-benda yang berasal dari zaman batu muda dikembangkan
menjadi peralatan yang lebih halus. Pada masa ini sudah mulai
muncul adanya kepercayaan terhadap kekuatan gaib yang
disebut animisme dan dinamisme. Hal ini dapat dilihat dari
adanya peninggalan yang terkait dengan upacara ritual.
32. Kebudayaan kapak persegi
• Nama kapak persegi berasal dari penyebutan oleh von Heine Gelderen. Kapak
persegi ini berbentuk persegi panjang dan ada juga yang berbentuk trapesium.
Kapak persegi yang besar sering disebut dengan beliung atau pacul (cangkul),
sementara yang berukuran kecil dinamakan tarah atau tatah.
• Penyebaran alat-alat ini terutama di Kepulauan Indonesia bagian barat, seperti
Sumatra, Jawa dan Bali. Diperkirakan sentra-sentra teknologi kapak persegi ini ada
di Lahat (Palembang), Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya (Jawa Barat), kemudian
Pacitan-Madiun, dandi Lereng Gunung Ijen (Jawa Timur). Di Desa Pasirkuda dekat
Bogor juga ditemukan batu asahan
33. Kebudayaan kapak lonjong
• Nama kapak lonjong ini disesuaikan dengan bentuk penampang alat ini yang
berbentuk lonjong, seperti bulat telur. Pada ujung yang lancip ditempatkan tangkai
dan pada bagian ujung yang lain diasah sehingga tajam.
• Kapak yang ukuran besar disebut walzenbeil dan yang kecil dinamakan kleinbeil.
• Jenis batuan yang sering digunakan adalah kersikan (silicified stones), seperti
gamping kersikan, tufa kersikan, kalsedon,dan jasper.
• Penyebaran jenis kapak lonjong ini terutama di Kepulauan Indonesia bagian timur,
misalnya di daerah Papua, Seram, dan Minahasa.
35. Bidang Teknologi
Berdasarkan hasil temuan arkeologis, zaman megalitikum diperkirakan
berkembang sejak zaman batu muda sampai zaman logam. Ciri terpenting
pada zaman ini adalah manusia pendukungnya telah menciptakan bangunan-
bangunan besar yang terbuat dari batu.Bangunan-bangunan yang berkaitan
dengan sistem kepercayaan mereka, di antaranya menhir, dolmen, sarkofagus
(keranda), kubur batu, punden berundak, dan arca.
36. Sistem Kepercayaan
Masyarakat pendukung peradaban zaman batu besar percaya kepada nenek moyang
yang kali pertama mendirikan kampung tempat tinggal mereka.Untuk menghormati
para nenek moyang tersebut, mereka mendirikan menhir yang berupa tiang atau tugu.
Mereka mendirikan dolmen atau meja batu sebagai tempat meletakkan sesajiuntuk
arwah nenek moyang.Meja batu tersebut juga berfungsi sebagai penutup sarkofagus
(peti kubur batu).Pemujaan terhadap arwah nenek moyang juga dilakukan pada
punden berundak-undak atau bangunan tumpukan batu yang bertingkat. Mereka juga
membuat arca batu sebagai simbol nenek moyangnya dengan tujuan yang sama.
38. Menhir
Menhir merupakan tugu batu yang tegak, tempat pemujaan
terhadap arwah leluhur. Banyak ditemukan di Sumatera,
Sulawesi Tengah, serta Kalimantan.
39. Sarkofagus
Sarkofagus menyerupai peti mayat atau keranda dari batu yang
bentuknya seperti palung atau lesung, tetapi mempunyai tutup,
banyak di temukan di daerah Bali.
40. Dolmen
Dolmen adalah meja batu tempat meletakkan sesaji yang akan
dipersembahkan kepada arwah nenek moyang. Di bawah
dolmen ini biasanya ditemukan kuburan batu.
41. Waruga
Waruga adalah kuburan batu yang berbentuk kubus atau bulat,
terbuat dari batu yang utuh. Waruga ini banyak ditemukan di
Sulawesi Utara dan Tengah.
42. Punden Berundak-undak
Bangunan ini berfungsi sebagai tempat pemujaan yang berupa
batu tersusun secara bertingkat tingkat. Banyak ditemukan di
daerah Lebak Si Bedug, Banten Selatan.
43. Arca atau Patung
Arca pada masa Megalitikum terbuat dari batu, biasanya
berbentuk sosok hewan dan manusia. Jenis hewan yang sering
dibentuk adalah gajah, kerbau, harimau, monyet. Arca-arca batu
ini banyak terdapat di Sumatera selatan, Lampung, Jawa Tengah
dan Timur.
45. • Zaman logam atau perundagian di Kepulauan Indonesia
berbeda bila dibandingkan dengan yang ada di Eropa yang
mengalami tiga fase, zaman tembaga, perunggu dan besi.
• Di Kepulauan Indonesia hanya mengalami zaman perunggu
dan besi. Beberapa contoh benda-benda kebudayaan
perunggu itu antara lain: kapak corong, nekara, moko,
berbagai barang perhiasan.
46. Ciri-ciri masyarakat perundagian :
• Sudah mengenal pembagian kerja, hal ini dapat dilihat dari pengerjaan barang-
barang dari logam membutuhkan suatu keahlian, tidak semua orang dapat
mengerjakan pekerjaan ini
• Kehidupan sosialnya sudah mengenal sistem kemasyarakatan yang sudah teratur.
Masyarakat hidup diikat oleh norma-norma dan nilai.
• Mampu mengolah sumber-sumber daya yang ada di alam untuk dijadikan bahan
makanan. Cara bertani berhuma sudah mulai berubah menjadi bertani dengan
bersawah.
48. Teknik bivalve
Dilakukan dengan cara menggunakan cetakan-cetakan batu yang
dapat dipergunakan berulang kali. Cetakan terdiri dari dua
bagian yang di ikat. Ke dalam rongga cetakan itu dituangkan
perunggu cair. Kemudian cetakan itu dibuka setelah logamnya
mengering.
49. Teknik a cire perdue
Dikenal pula dengan istilah cetak lilin. Cara yang dilakukan yaitu dengan
membuat cetakan model benda dari lilin, cetakan tersebut kemudian
dibungkus dengan tanah liat. Setelah itu tanah liat yang berisi lilin itu dibakar.
Lilin akan mencair dan keluar dari lubang yang telah dibuat. Maka terjadilah
benda tanah liat bakar yang berongga. Bentuk rongga itu sama dengan
bentuk lilin yang telah cair. Setelah cairan logam dingin, cetakan tanah liat
dipecah dan terlihatlah cairan logam yang telah membeku membentuk suatu
barang sesuai dengan rongga yang ada dalam tanah liat.
50. Bejana
• Bentuk bejana perunggu seperti gitar Spanyol tetapi tanpa
tangkainya. Pola hiasan benda ini berupa pola hias anyaman
dan huruf L.
• Ditemukan di daerah Madura dan Sumatera.
51. Nekara
• Nekara ialah semacam berumbung dari perunggu yang berpinggang di
bagian tengahnya dan sisi atapnya tertutup, dan diberi pola hias seperti
pola binatang, geometrik, gambar burung, gambar gajah, gambar ikan
laut, gambar kijang, gambar harimau, dan gambar manusia.
• Ditemukan di daerah Bali, Sumatra, Sumbawa, Roti, Leti, Selayar, Alor,
dan Kepulauan Kei.
52. Kapak corong
• Disebut kapak corong karena bagian atasnya berbentuk corong yang
sembirnya belah. Ke dalam corong itu dimasukkan tangkai kayunya yang
menyiku pada bidang kapak. Kapak tersebut disebut juga kapak sepatu,
karena hampir mirip dengan bentuknya sepatu. Ada kapak corong yang
satu sisinya disebut candrasa.
• Ditemukan di daerah Sumatra Selatan, Bali, Sulawesi Tengah dan Selatan,
pulau Selayar, dan Irian dekat danau Sentani