SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
JOHAN PRATOMO IMAN S.
PRABOWO PUTRA KEMBUAN
ARIEF PANDAPOTAN
Program Studi Magister Akuntansi - Universitas Indonesia
CAPITAL STRUCTURE:
LIMITS TO THE USE OF DEBT
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
Modigliani Miller Theory
Proposition I (with Taxes)
VL = VU + TcB
Implikasi: Nilai perusahaan akan meningkat semakin besar
leverage, peningkatan adalah sebesar present value dari tax
shield from interest
Apakah perusahaan sebaiknya didanai 100% dengan utang?
Terdapat cost/limit atas penggunaan utang sebagai sumber pembiayaan
→ (“Cost of Financial Distress”)
Cost of Financial Distress - Ilustrasi
Example 17.1
Boom –
Knight
Recession -
Knight
Boom –
Day
Recession –
Day
Cash Flow $100 $50 $100 $50
Payment of Debt $49 $49 $60 $50 (Default)
Dist. To shareholders $51 $1 $40 $0
Jika terdapat biaya hukum terkait kebangkrutan sebesar $15, maka distribusi
cash flow menjadi:
Boom – Day
(50%)
Recession – Day
(50%)
Earnings $100 $50
Debt Repayment $60 $50 - $15 = $35
Dist. To shareholders $40 $0
Types of Financial Distress Costs
Direct Cost of Financial Distress:
Terkait langsung dengan kebangkrutan dan mudah diamati
Contoh: biaya legal, administrasi, likuidasi, reorganisasi
Indirect Cost of financial Distress:
1. Impaired Ability to Conduct Business
2. Stockholder’s Incentive to take Large Risks
3. Incentive toward Underinvestment
4. “Milking the Property”
Indirect Financial Distress Cost I:
Impaired Ability to conduct Business
 Dengan adanya kesulitan keuangan, aktivitas bisnis
perusahaan menjadi terganggu
 Sulit diukur dengan pasti
Contoh:
 Konsumen enggan membeli produk perusahaan
 Supplier enggan bekerjasama dengan perusahaan
Indirect Financial Distress Cost II:
Incentive to take Large Risks
 Mendekati kesulitan keuangan, pemegang saham memiliki
insentif memilih proyek berisiko tinggi
 Risiko merugikan kreditur, sementara jika untung bagian yang
diterima pemegang saham menjadi lebih besar
Low Risk Project
Probability Value of Firm Stock Bond
Recession 0.5 $100 $0 $100
Boom 0.5 $200 $100 $100
Expected value of the Firm = (0.5) (100) + (0.5) (200) = $150
Expected value of Stocks = (0.5)(0) + (0.5)(100) = $50
High Risk Project
Probability Value of Firm Stock Bond
Recession 0.5 $50 $0 $50
Boom 0.5 $240 $140 $100
Expected value of the Firm = (0.5) (50) + (0.5) (240) = $145
Expected value of Stocks = (0.5)(0) + (0.5)(140) = $70
Indirect Financial Distress Cost III:
Incentive toward Underinvestment
 Mendekati kesulitan keuangan, pemegang saham menghindari
melakukan investasi jika manfaat investasi lebih menguntungkan
kreditur
 Walaupun secara keseluruhan investasi meningkatkan nilai
perusahaan (NPV Positif)
Initial Investment = $1000
Without Project With Project
Boom Recession Boom Recession
Firm’s Cash Flow $5000 $2400 $6700 $4100
Bondholder’s Claim $4000 $2400 $4000 $4000
Stockholder’s Claim $1000 $0 $2700 $100
Stockholder’s expected Value without Project = (0.5)(0)+(0.5)(1000) = $500
Stockholder’s Expected Value with Project = (0.5)(100)+(0.5)(2700) = $1400
(Asumsi: $1000 Initial Outflow berasal 100% dari Stock Holder)
Peningkatan nilai stockholder hanya $1400 - $500 = $900
Indirect Financial Distress Cost IV:
“Milking the Property”
 Contoh: Mendekati kesulitan keuangan,
pemegang saham meminta pembagian dividen
dalam jumlah besar
 Bertujuan mengurangi bagian yang diterima
kreditur saat kebangkrutan benar-benar terjadi
Problem 17.1 – Firm Value
EBIT = $975,000 Rs (Unlevered), Ro : 14%
Tc = 35% B = $1,900,000
Nilai perusahaan dengan adanya bond:
𝑉𝐿 =
𝐸𝐵𝐼𝑇(1 − 𝑇𝑐)
𝑅𝑜
+ 𝑇𝑐𝐵
𝑉𝐿 =
975,000(1 − 0.35)
0.14
+ 0.35 1,900,000
𝑽𝑳 = $𝟓, 𝟏𝟗𝟏, 𝟕𝟖𝟓. 𝟕𝟏
Menurut CFO VL adalah $4,8 juta, apakah CFO tersebut benar?
Dapat dibenarkan karena perhitungan diatas belum mempertimbangkan
cost of financial distress
Shareholders/Bondholders Conflict and
the Cost of Debt
 Adanya potensi konflik kepentingan dengan
Stockholder telah dipertimbangkan Kreditur saat
memberikan Pinjaman
 Sebagai kompensasi, Kreditur menetapkan bunga
pinjaman lebih tinggi (Cost of Debt lebih tinggi)
→ Yang dirugikan adalah perusahaan (stockholder)
 2 Strategi menurunkan Cost of Debt:
1. Protective Covenant
2. Consolidation of Debt
Reducing the Cost of Debt I:
Protective Covenant
 Kesepakatan di awal antara perusahaan dengan
kreditur, yang mengurangi risiko kreditur shg kreditur
menurunkan bunga pinjaman
 Negative Covenant: Berisi larangan hal-hal yang tidak
boleh dilakukan
(Contoh: tidak boleh membagi dividen terlalu besar, tidak
boleh menjaminkan aset kepada kreditur lain, dsb.)
 Positive Covenant: Kesepakatan tindakan2 yang harus
dilakukan perusahaan
(Contoh: menyediakan laporan keuangan scr periodik)
Reducing the Cost of Debt II:
Consolidation of Debt
 Koordinasi antara para kreditur
(Contoh: Memusatkan upaya hukum jika terjadi
kebangkrutan, menunjuk satu atau beberapa kreditur
sebagai perwakilan seluruh kreditur, dsb.)
 Tujuan: Efisiensi biaya negosiasi/hukum
 Kreditur dapat juga membeli saham perusahaan
agar mendapat hak suara > mengurangi
potensi konflik dengan pemegang saham
Integration of Tax Effects and Financial
Distress Costs : Trade-Off Theory
 Melewati tingkat Leverage tertentu, Present Value dari
financial distress costs menjadi lebih besar dari Tax
Shield from Interest → Firm Value menurun dan WACC
meningkat
Implikasi : Terdapat titik optimal Debt-Equity Ratio yang
memberikan Firm Value tertinggi dan WACC terendah
(saat Marginal Cost = Marginal benefit)
Trade-Off Theory : Illustration
Trade-Off Theory : Illustration
Trade-Off Theory : Alternative View
 Klaim atas Cash Flow perusahaan dibagi
menjadi Marketable Claim dan
Nonmarketable Claim
Marketable : Stockholder & Bondholder (= Firm Value)
NonMarketable : Tax, Lawyer, etc.
Vt = S + B + G + L
Vt = Vm +Vn
 Dengan mengubah tingkat leverage, perusahaan dapat
memaksimalkan Marketable Claim dan meminimalkan
Nonmarketable Claim
Signaling
 Perusahaan dengan profit rendah cenderung berutang lebih
sedikit (possibility of Financial Distress besar)
 Perusahaan dengan profit tinggi dapat berutang lebih banyak
(possibility of Financial Distress lebih rendah)
 Debt Issue menjadi signal bagi Investor bahwa perusahaan
memiliki ekspektasi profit yang tinggi → Harga Saham Meningkat
 Manajemen dapat meningkatkan harga saham
secara artifisial dengan menerbitkan utang,
(walaupun utang tersebut sebenarnya mendorong leverage
perusahaan ke tingkat yang tidak optimal, tetapi terdapat asimetri
informasi antara manajemen dan investor)
Signaling
 Dalam keadaan manajemen kedua jenis perusahaan ingin
meningkatkan harga saham secara artifisial, secara fundamental
perusahaan dengan profit yang tinggi tetap memiliki kapasitas
yang lebih besar untuk menerbitkan utang daripada
perusahaan dengan profit rendah.
→ Debt issue tetap dapat dipandang sebagai Signal yang
reliable mengenai nilai perusahaan
Trade Off Theory: Taking into Account
the Agency Cost of Equity
 Agency Cost of Equity :
Agency Cost yang timbul akibat penerbitan ekuitas
 Owner/Manajer yang kepemilikannya terdilusi cenderung bekerja
lebih santai
 Benefit dari upaya yang diberikan dibagi bersama shareholder lain
nya
Agency Cost of Equity : Illustration
Debt Issue (Mr. Pagell’s ownership remains 100%)
Work Intensity Cash Flow Interest Cash Flow to
Equity
Cash Flow to
Mr. Pagell
6-hour days $300,000 $240,000 $60,000 $60,000
10-hour days $400,000 $240,000 $160,000 $160,000
Stock Issue (Mr.Pagell’s ownership diluted to 33.3%)
Work Intensity Cash Flow Interest Cash Flow to
Equity
Cash Flow to
Mr. Pagell
6-hour days $300,000 $0 $300,000 $100,000
10-hour days $400,000 $0 $400,000 $133,333
Mr. Pagell akan memilih bekerja 10 Jam jika Ownershipnya
tetap 100%, 6 jam jika Ownershipnya tinggal 33.3%
Agency Cost of Equity: The Effect of
Free Cash Flow
 Manajer dengan ownership yang kecil cenderung boros
 Kelebihan Free Cash Flow mendorong manajemen boros, dan
melakukan investasi yang memberikan NPV negative
 Dividen dan Interest keduanya mengurangi Free Cash Flow
 Akan tetapi, terdapat kewajiban legal untuk membayar interest ,
tidak ada kewajiban legal untuk membagi dividend
→ Efek Debt lebih besar dari Ekuitas dalam mengurangi agency cost
yang timbul dari Free Cash Flow
Agency Cost of Equity: a More Complete
Trade-Off Theory
Dengan mempertimbangkan Agency Cost of Equity, Trade off
theory yang lebih lengkap adalah sebagai berikut:
Benefit of Leverage:
1. Tax Shield from Interest
2. Reduction in Agency Cost of Equity
Cost of Leverage:
3. Costs of Financial Distress
Change in Firm Value due to leverage = (1) + (2) – (3)
Optimal Leverage when (1) + (2) = (3)
Problem 17.5 – Capital Structure and Growth
B = $85,000 Rb = 9%
EBIT = $7,650 Asumsi tidak ada pajak
a. Base-Case Value of Company’s Equity, and Debt to Value Ratio:
EBIT $7,650
Interest Exp $7,650
Cash Available for Stockholders $0
Value of Company’s Equity = 0, Debt to Value Ratio = $85,000/$85,000 = 1
b. Asumsi Growth Rate perusahaan 3%
EBIT tahun berikutnya = $7,650 (1.03) = $7,879.50
EBIT $7,879.50
Interest Exp $7,650
Cash Available for Stockholders $229.50
Value of Equity = 𝐷𝑖𝑣1
𝑟−𝑔 =
229.5
9%−3%
= $3,825.00
Debt to Value Ratio =
$7,650
$7,650+$3,825
= 0.96
Problem 17.5 – Capital Structure and Growth II
B = $85,000 Rb = 9%
EBIT = $7,650 Asumsi tidak ada pajak
c. Asumsi Growth Rate perusahaan 7%
EBIT tahun berikutnya = $7,650 (1.07) = $8,185.50
EBIT $8,185.50
Interest Exp $7,650
Cash Available for Stockholders $535.50
Value of Equity = 𝐷𝑖𝑣1
𝑟−𝑔 =
535.5
9%−7%
= $26,775.00
Debt to Value Ratio =
$7,650
$7,650+$26,775
= 0.76
The Pecking Order Theory
 Alternatif atas Teori Modigliani Miller dan Trade-Off Theory
 Pure Pecking Order Theory: Satu-satunya pertimbangan
manajemen dalam menentukan leverage adalah Timing.
Timing:
 Manajemen hanya akan menerbitkan ekuitas saat
harga pasar saham overvalued (cth: harga pasar $60,
nilai intrinsik saham menurut manajemen adalah $50)
 Jika harga pasar saham undervalued manajemen akan
menerbitkan utang
The Pecking Order Theory
 Akan tetapi, Investor yang rasional juga memiliki
pemahaman yang sama
Harga pasar Overvalued menurut manajemen →
Manajemen menerbitkan saham → Sinyal bagi Investor
bahwa harga pasar saham Overvalued → Harga Pasar
Saham Turun
 Hal ini terjadi di pasar ekuitas dan pasar obligasi, tetapi
Investor Saham sebagai kepentingan residual menanggung
risk lebih tinggi : Efek dari signalling lebih besar di pasar
modal
The Pecking Order Theory
 Cara menghindari efek dari signalling tersebut: Gunakan
pendanaan internal jika ada.
 Jika tidak ada sumber pendanaan internal yang cukup:
terbitkan instrument dengan risiko paling rendah terlebih
dahulu (karena efek dari signalling paling kecil)
 Sehingga dalam Pecking Order Theory:
Dalam mendanai proyek, manajemen hendaknya:
1. Gunakan pendanaan internal
2. Setelah pendanaan internal habis, gunakan instrument
berdasarkan peringkat risiko, dimulai dari yang paling kecil
The Pecking Order Theory vs. Trade-Off
Theory
Perbedaan utama Pecking Order Theory dengan Trade-Off
Theory:
1. Dalam Trade-Off Theory terdapat tingkat DER yang memaksimalkan
nilai perusahaan. Dalam Pecking Order Theory tidak ada target tingkat
leverage yang optimal. (Leverage tergantung ada/tidaknya proyek
yang perlu didanai, ada/tidaknya sumber pendanaan internal)
2. Dalam Trade-Off Theory, perusahaan dengan profit besar memiliki
kapasitas menerbitkan utang dalam jumlah lebih besar. Dalam Pecking
Order Theory, perusahaan dengan profit besar memiliki pendanaan
internal yang besar →Tidak Perlu menerbitkan Utang
3. Dalam Trade-Off Theory kelebihan kas menimbulkan agency cost.
Dalam Pecking Order Theory, manajemen didorong untuk menumpuk
kas yang tersedia agar bisa mendanai proyek.
The Basics of Personal Taxes
 Interest (Debt) dapat dibebankan secara pajak
 Dividen tidak dapat dibebankan secara pajak
 Hal ini memicu perusahaan menerbitkan Debt, karena
terdapat tax shield
 Yang Membayar Pajak:
– Perusahaan (Corporate Tax)
– Stockholders dan Bondholders (Personal Tax)
Personal Taxes
Dividend Received by Stockholders (net of tax):
Interest income received by bondholders (net of tax):
All Equity (no debt)
Pretax Earning 1
Corporate Income Tax (Tc) 1 x Tc
Earning after Tax 1 - Tc
Personal Tax on Dividend (Ts) (1-Tc) x Ts
Dividen Received (net of tax) (1-Tc) x (1 –Ts)
with debt
Interest Income 1
Personal Tax on Interest Income (Tb) 1 x Tb
Interest Income Received (net of tax) 1 – Tb
Personal Taxes – Effects on Capital
Structure
Dengan mengabaikan financial distress, berapa struktur modal yang
optimal jika dividend dan bunga dibebani dengan tingkat pajak yang
sama (Ts = Tb)?
o Asumsi Tc=35% , Ts=Tb=15%
o Dividend received (net of tax) = (1-35%)x(1-15%) = $ 0.55
o Interest received (net of tax) = (1-15%) = $ 0.85
o Bond lebih menguntungkan
Dalam kondisi apa perusahaan akan indifferent dalam menerbitkan
stock atau bond?
o indiferrent jika cash flow ke stockholders sama dengan cashflow ke
bondholders.
o (1-Tc) x (1 –Ts) = 1 - Tb
Personal Taxes – Effects on Capital
Structure II
Apa yang harus dilakukan perusahaan pada dunia nyata?
 Perusahaan harus mempertimbangkan Tc, Ts, dan Tb yang berlaku, kemu
dian melakukan penghitungan mana yang menghasilkan cash flow palin
g besar kepada investor.
 Mungkin terdapat kondisi yang menyebabkan effective personal tax rate
dari dividen menurun sehingga menyebabkan cashflow yang diterima
stockholders semakin lebih besar.
 income after tax perusahaan tidak semuanya dibayarkan ke stockholder,
namun digunakan juga oleh perusahaan untuk share buyback.
 Share buyback akan meningkatkan EPS dan market value saham, effective
personal tax rate dari shareholders akan menurun.
 Sepanjang effective Ts adalah positif maka bondholder akan menerima ca
shflow yang lebih tinggi daripada stockholders
Personal Taxes – Effects on Capital
Structure III
 Apa yang harus dilakukan perusahaan pada dunia nyata ?
o Terdapat kondisi dimana saham memiliki keuntungan
pajak (tax advantage) daripada hutang (bond).
 Jika effective tax rate income equity dan corporate tax
dibawah interest income tax rate
 Sepanjang equity income tax rate dibawah interst
income tax rate, maka keuntungan pajak atas hutang
(tax advantage to debt) lebih rendah dengan personal
tax daripada tanpa personal tax.
Problem 17.9 – Personal Taxes, Bankruptcy Costs, Firm Value
Value Perusahaan (Levered) jika tak ada personal tax atas dividen:
𝑉𝐿 = 𝑉𝑈 + 1 −
1 − 𝑇𝑐
1 − 𝑇𝑏
𝐵 − 𝐶 𝐵
C(B) adalah Present Value dari Cost of Financial Distress
a. Asumsi dalam MM Model no-tax, Tc, Tb, dan C(B) adalah 0, sehingga di
dapatkan VL = VU, perubahan struktur modal tidak akan mengubah nilai
perusahaan
b. Asumsi dalam MM Model with corporate tax, terdapat pajak korporat (T
c), Tb dan C(B) adalah 0. Sehingga nilai perusahaan menjadi:
𝐕𝐋 = 𝐕𝐔 + 𝟏 −
𝟏 − 𝐓𝐜
𝟏 − 𝟎
𝐁 − 𝟎
𝐕𝐋 = 𝐕𝐔 + 𝟏 − 𝟏 + 𝐓𝐜 𝐁
𝐕𝐋 = 𝐕𝐔 + 𝐓𝐜𝐁
Problem 17.9 – Personal Taxes, Bankruptcy Costs, Firm Value
Value Perusahaan (Levered) jika tak ada personal tax atas dividen:
𝑉𝐿 = 𝑉𝑈 + 1 −
1 − 𝑇𝑐
1 − 𝑇𝑏
𝐵 − 𝐶 𝐵
c. Tc = 0.34, Tb = 0.20, C(B) = 0, B = $1,000,000
𝐕𝐋 = 𝐕𝐔 + 𝟏 −
𝟏 − 𝟎. 𝟑𝟒
𝟏 − 𝟎. 𝟐
$𝟏, 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎𝟎 − 𝟎
𝐕𝐋 = 𝐕𝐔 + 𝟏 − 𝟎. 𝟖𝟐𝟓 $𝟏, 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎𝟎
ΔV = $175,000
d. Tc = 0, Tb = 0.20, C(B) = 0, B= $1
𝐕𝐋 = 𝐕𝐔 + 𝟏 −
𝟏 − 𝟎
𝟏 − 𝟎. 𝟐
$𝟏 − 𝟎
𝐕𝐋 = 𝐕𝐔 + 𝟏 − 𝟏. 𝟐𝟓 $𝟏
ΔV = -$0.25
How Firms Establish Capital Structure –
An Empirical View
 Kebanyakan perusahaan bidang n
on-keuangan (nonfinancial corpora
tions) memiliki debt to asset ratio
yang sangat rendah.
Berdasarkan teori, pendanaan dengan
hutang dapat memotivasi perusahaan
untuk memperkecil pajak
Data empiris: kebanyakan perusahaan
non-keuangan (nonfinancial corpor
ations) memiliki DAR yang rendah.
How Firms Establish Capital Structure –
An Empirical View II
 Banyak perusahaan tidak menggunakan hutang sama sekali.
o Penelitian (Agrawal dan Nagarajan) terdapat 100 perusahaan di
New York Stock Exchange yang tidak memiliki hutang jangka
panjang
o Manajer Perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai kepemili
kan ekuitas yang besar yang didukung dengan keterlibatan kel
uarga
o bagi perusahaan-perushaan tersebut, penambahan leverage dia
nggap terlalu menambah risiko.
How Firms Establish Capital Structure –
An Empirical View III
 Terdapat perbedaan struktur modal pada industri yang berbeda
o Data reuters 2013 :
 DER industry farmasi dan tambang masing-masing 7,24%
dan 27,44% (pendanaan hutang kecil)
 DER industry telekomunikasi dan utilitas masing-masing 15
0,54% dan 238,27% (pendanaan hutang yang cukup tinggi)
How Firms Establish Capital Structure –
An Empirical View IV
 Kebanyakan perusahaan memiliki target debt to equity ratio
o Penelitian Graham dan Harvey:
 sebagian besar perusahaan memiliki target debt to equity ratio
 Tidak terdapat formula tertentu dalam menetapkan target debt
to equity ratio
 Namun terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan dala
m menetapkan target tersebut, yaitu:
 Pajak : Perusahaan yg menginginkan profitabilitas tinggi ce
nderung meningkatkan DER (tax benefit)
 Jenis Aset : Perusahaan dengan tangible asset yg besar lebih
tinggi dalam menentukan DER daripada perusahaan dengan
intangible asset yg besar (efek dari collateral)
 Ketidakpastian pendapatan Operasi : Meningkatkan probabil
itas financial distress oleh karena itu harus banyak didanai
dari ekuitas, sehingga target DER rendah
How Firms Establish Capital Structure –
An Empirical View V
 Struktur modal dalam suatu perusahaan dapat sangat fluktuatif
o Penelitian Graham dan Harvey:
 General Motor, IBM, dan Eastman Kodak, terlihat perubaha
n leverage yang cukup fluktuatif
 Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa variasi peluang inv
estasi dan kebutuhan keuangan merupakan faktor penting
yang mempengaruhi struktur modal.
(mendukung pecking order theory of capital structure)
TINJAUAN LITERATUR
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
Frank dan Goyal (2007), dalam “Tradeoff and Pecking Ord
er Theories of Debt” membagi studi atas struktur modal
ke dalam dua golongan:
1. Studi yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi Lev
erage, dan
2. Studi mengenai teori struktur modal dan “conservative
debt puzzle”
1. STUDI ATAS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
LEVERAGE
Frank dan Goyal (2009) dalam “Capital Structure Deci
sions: Which Factors Are Reliably Important?” menuli
s ada tujuh faktor yang secara konsisten dalam bany
ak studi memiliki korelasi dengan leverage:
 Leverage memiliki korelasi positif dengan Median Indu
stry Leverage, Assets tangibility, Log of Assets, dan exp
ected Inflation.
 Leverage memiliki korelasi negative dengan market-to-
book asset ratio, profit, dan pembayaran dividend
 Alnajjar (2015) dalam “Business Risk Impact on Capital Stru
cture: A Case of Jordan Industrial Sector”, menemukan bah
wa business risk yang diukur dengan standard deviasi EBIT,
dan profitabilitas yang diukur dengan ROA memiliki pengar
uh negative terhadap leverage, sementara ukuran perusaha
an dan Sales growth memiliki pengaruh positif.
Perusahaan dengan fluktuasi EBIT yang tinggi (memiliki risiko bisnis yang
tinggi) memiliki risiko financial distress lebih tinggi, sehingga cenderung k
urang berutang.
Sebaliknya, profitabilitas yang memiliki pengaruh negative sesuai dengan
kesimpulan pada Pecking Order Theory bahwa perusahaan dengan penda
naan internal yang baik tidak perlu berutang.
 Cynthia Utama dan Ahja Haziqo (2009) menemukan bahwa perusah
aan dengan tingkat tangible asset yang tinggi cenderung menggun
akan lebih banyak utang, hal ini karena tangible asset tersebut dapa
t digunakan sebagai collateral. Penelitian juga menunjukkan perusah
aan di negara ber-GDP per kapita tinggi memiliki tingkat utang yan
g lebih rendah, dan perusahaan di negara dengan tingkat inflasi ya
ng tinggi juga memiliki tingkat utang yang lebih rendah.
 Growth opportunities memiliki hubungan negative dengan DAR, ses
uai dengan Teori Static trade off
 Hubungan growth opportunities dengan penggunaan hutang dipen
garuhi oleh tangible asset yang dimiliki perusahaan. Hai ini artinya
meskipun growth opportunities yang tinggi menyebabkan meningk
atnya bankrupty risk, tidak mencegah perusahaan dengan tangible
asset yang besar untuk meningkatkan penggunaan hutang karena
tangible asset dapat digunakan sebagai jaminan/collateral.
 Pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari GDP per kapita menunjukka
n bahwa perusahaan dengan tingkat GDP per kapita yang tinggindi
perkirakan memiliki tingkat konsumsi, investasi dan ekspor neto yan
g tinggi sehingga cenderung mempunyai hutang yang lebih sedikit
daripada perusahaan di suatu Negara dengan tingkat GDP per kapit
a rendah.
 Blouin, Huizinga, Laeven, dan Nicodeme (2014) meneliti pengaruh tarif
pajak dan adanya thin capitalization rules yang membatasi besarnya
biaya bunga yang deductible, terhadap struktur modal anak dari beber
apa perusahaan multinasional AS yang terletak di 54 negara.
 Sampel terdiri atas data 5 tahun (1982,1989,1994,1999,2004), dengan
total pengamatan berjumlah 54,273. Sampel terletak di 54 negara,
dimana 27 memiliki pembatasan biaya bunga (thin-cap rules).
 Thin Cap Rules beragam, ada yang membatasi Total Leverage, ada yan
g membatasi hanya utang kepada related party (internal leverage)
 Hasil menunjukkan secara terpisah (without thin cap) Tax Rate berpeng
aruh positif terhadap leverage, dengan koefisien 0.197 (signifikan pada
1%)
 Perbandingan tingkat Leverage di negara-negara sebelum dan sesudah
penerapan Thin Cap, adanya Thin Cap Rules menurunkan mean Total
dan Internal Leverage sebesar 3.3-4.6%
 Hasil Regresi menunjukkan, Thin Cap Rules yang membatasi Total Lever
age, menurunkan Total Leverage sebesar 1.9%,
 Thin Cap Rules yang membatasi interal Leverage menurunkan Internal
Leverage sebesar 6.3%
 Thin Cap Rules memiliki dampak lebih besar di negara dengan penega
kan lebih tegas
2. Penelitian yang membahas Teori Struktur Modal dan Conservative
Debt Puzzle
Conservative Debt Puzzle = Tingkat leverage actual perusahaan-perusahaan terlalu
rendah dibandingkan prediksi teori Trade-Off
 Faulkender dan Petersen (2005) menemukan bahwa perusahaan yang
memiliki akses ke pasar obligasi (yang ditandai dengan terdapatnya
rating atas utang perusahaan) memiliki leverage yang lebih tinggi.
 Faulkender dan Petersen berpendapat bahwa conservative debt puzzle
lebih disebabkan keterbatasan pinjaman yang tersedia, terutama karena
sumber pinjaman hanya berasal dari Financial Intermediaries, dan buka
n dari bond market
 Perusahaan dengan akses ke bond market memiliki 40% lebih banyak u
tang dibandingkan perusahaan tanpa akses ke bond market, bahkan se
telah dilakukan adjustment akan perbedaan karakteristik perusahaan.
2. STUDI YANG MEMBAHAS TEORI STRUKTUR MODAL
 Cotei dan Farhat (2009) berpendapat bahwa pecking order
theory dan Trade-Off theory tidak selalu bersifat mutually
exclusive. Penelitian menunjukkan faktor-faktor dalam trad
e-off theory memiliki peran signifikan dalam menentukan j
umlah utang atau ekuitas yang akan diterbitkan/dibeli kem
bali, sementara faktor dalam Pecking Order Theory merupa
kan determinan dalam kecepatan perusahaan melakukan a
djustment atas Leverage.
2. STUDI YANG MEMBAHAS TEORI STRUKTUR MODAL
 Abdeljawad et al. (2013) membahas teori Dynamic Trade-
Off.
 Perusahaan melakukan adjustment menuju target leverage,
ketika Cost of Deviation from Target Leverage lebih besa
r dari Cost of Adjustment toward the Target.
 Para Peneliti melakukan estimasi SOA (speed of adjustme
nt) atas sampel yang terdiri dari 434 perusahaan-perusaha
an di Malaysia. Peneliti menemukan bahwa SOA perusahaa
n berbeda-beda, dan semakin jauh perusahaan dari target,
maka SOA akan makin cepat.
 Peneliti juga menemukan perusahaan yang Overleveraged,
memiliki SOA yang lebih tinggi dari perusahaan UnderLeve
raged
REFERENSI
AbdelJawad, Mat Nor, Ibrahim, Abdul Rahim. 2013. “Dynamic Capital Structur
e Trade-Off Theory : Evidence from Malaysia.” 3rd Global Accounting, Finance
and Economics Conference. Rydges Melbourne, Australia.
Blouin, Huizinga, Laeven, Nicodeme. 2014. “Thin Capitalization Rules and Mu
ltinational Firm Capital Structure”. IMF Working Paper WP/14/12. Internation
al Monetary Fund.
Alnajjar. 2015. “Business Risk Impact on Capital Structure: A Case of Jordan I
ndustrial Sector”. Global Journal of Management and Business Research. Vol
ume 15 Issue 1.
Faulkender, Petersen. 2005. “Does the Source of Capital Affect Capital Structu
re?” . Oxford Journal: Review of Financial Studies, Volume 19 Issue 1, p.45-79
.
REFERENSI
Frank, Goyal, 2009. “Capital Structure Decisions: Which Factors are Reliably I
mportant?” Munich Personal RePEc Archive. MPRA Paper No.22525. Accesse
d online on https://mpra.ub.uni-muenchen.de/22525/1/MPRA_paper_22525.p
df
Frank, Goyal, 2007. “Tradeoff and Pecking Order Theories of Debt”. Available
at SSRN: http://ssrn.com/abstract=670543 or http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.6
70543
Utama, Haziqo. 2009. “Pengaruh Karakteristik Industri, Negara, dan Faktor M
akroekonomi terhadap Tingkat Utang.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol
12. No.1, p.68-82.
Cotei, Farhat. 2009. “The Trade off Theory and The Pecking Order Theory:Are
They Mutually Exclusive?”. North American Journal of Finance and Banking R
esearch Vol.3. No.3.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamSuku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamNinnasi Muttaqiin
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
Bab 5 Manajemen Berdasarkan Aktivitas
Bab 5 Manajemen Berdasarkan Aktivitas Bab 5 Manajemen Berdasarkan Aktivitas
Bab 5 Manajemen Berdasarkan Aktivitas Hasta Prayuna Lolyta
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Lia Ivvana
 
Manajemen operasi bab 11 (manajemen rantai pasok) kelompok 1 statistika its s...
Manajemen operasi bab 11 (manajemen rantai pasok) kelompok 1 statistika its s...Manajemen operasi bab 11 (manajemen rantai pasok) kelompok 1 statistika its s...
Manajemen operasi bab 11 (manajemen rantai pasok) kelompok 1 statistika its s...Institute of Technology Sepuluh Nopember
 
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrs
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrsCh16 dilutive sucurities kieso ifrs
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrsalif radix
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leveragetitikefnita
 
Biaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okBiaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okWirodat Az
 
Environmental cost management hansen mowen ch.17
Environmental cost management hansen mowen ch.17Environmental cost management hansen mowen ch.17
Environmental cost management hansen mowen ch.17DGT
 
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead PabrikBiaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead PabrikAyi Suwandi
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemenanggibert
 
Pengantar akuntansi keprilakuan.ppt
Pengantar akuntansi keprilakuan.pptPengantar akuntansi keprilakuan.ppt
Pengantar akuntansi keprilakuan.pptNoviratna CestAime
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Kacung Abdullah
 
BAB 3 PERILAKU BIAYA AKTIVITAS
BAB 3 PERILAKU BIAYA AKTIVITASBAB 3 PERILAKU BIAYA AKTIVITAS
BAB 3 PERILAKU BIAYA AKTIVITASEmilia Wati
 
Akuntansi manajemen[7] (1)
Akuntansi manajemen[7] (1)Akuntansi manajemen[7] (1)
Akuntansi manajemen[7] (1)budi Yulian
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Lia Ivvana
 

What's hot (20)

Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamSuku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Bab 5 Manajemen Berdasarkan Aktivitas
Bab 5 Manajemen Berdasarkan Aktivitas Bab 5 Manajemen Berdasarkan Aktivitas
Bab 5 Manajemen Berdasarkan Aktivitas
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
 
Manajemen operasi bab 11 (manajemen rantai pasok) kelompok 1 statistika its s...
Manajemen operasi bab 11 (manajemen rantai pasok) kelompok 1 statistika its s...Manajemen operasi bab 11 (manajemen rantai pasok) kelompok 1 statistika its s...
Manajemen operasi bab 11 (manajemen rantai pasok) kelompok 1 statistika its s...
 
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrs
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrsCh16 dilutive sucurities kieso ifrs
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrs
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leverage
 
Biaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okBiaya modal ppt ok
Biaya modal ppt ok
 
Environmental cost management hansen mowen ch.17
Environmental cost management hansen mowen ch.17Environmental cost management hansen mowen ch.17
Environmental cost management hansen mowen ch.17
 
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead PabrikBiaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemen
 
Pengantar akuntansi keprilakuan.ppt
Pengantar akuntansi keprilakuan.pptPengantar akuntansi keprilakuan.ppt
Pengantar akuntansi keprilakuan.ppt
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage
 
BAB 3 PERILAKU BIAYA AKTIVITAS
BAB 3 PERILAKU BIAYA AKTIVITASBAB 3 PERILAKU BIAYA AKTIVITAS
BAB 3 PERILAKU BIAYA AKTIVITAS
 
Akuntansi manajemen[7] (1)
Akuntansi manajemen[7] (1)Akuntansi manajemen[7] (1)
Akuntansi manajemen[7] (1)
 
Bab. 12 Pengambilan Keputusan Taktis
Bab. 12 Pengambilan Keputusan TaktisBab. 12 Pengambilan Keputusan Taktis
Bab. 12 Pengambilan Keputusan Taktis
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22
 
Cost of capital
Cost of capitalCost of capital
Cost of capital
 
Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12
 
Akt manajemen bab 5
Akt manajemen bab 5Akt manajemen bab 5
Akt manajemen bab 5
 

Viewers also liked

Manajemen keuangan.lecture 7 min
Manajemen keuangan.lecture 7 minManajemen keuangan.lecture 7 min
Manajemen keuangan.lecture 7 minstanspmb
 
Instrumen Keuangan Derivatif, Akuntansi Lindung Nilai, PSAK 60: Pengungkapan ...
Instrumen Keuangan Derivatif, Akuntansi Lindung Nilai, PSAK 60: Pengungkapan ...Instrumen Keuangan Derivatif, Akuntansi Lindung Nilai, PSAK 60: Pengungkapan ...
Instrumen Keuangan Derivatif, Akuntansi Lindung Nilai, PSAK 60: Pengungkapan ...Prabowo Putra
 
Pelaporan keuangan 31032015
Pelaporan keuangan 31032015Pelaporan keuangan 31032015
Pelaporan keuangan 31032015PPA FEUI
 
Tata cara keberatan dan banding kelompok 3 kelas F
Tata cara keberatan dan banding  kelompok 3 kelas FTata cara keberatan dan banding  kelompok 3 kelas F
Tata cara keberatan dan banding kelompok 3 kelas Fulfa maulida
 
PSAK 70 - Accounting for Tax Amensty
PSAK 70 - Accounting for Tax AmenstyPSAK 70 - Accounting for Tax Amensty
PSAK 70 - Accounting for Tax AmenstyGodang Panjaitan
 
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawan
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op KaryawanNpwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawan
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawanyoucarenow
 
Aspek finansial-studi-kasus
Aspek finansial-studi-kasusAspek finansial-studi-kasus
Aspek finansial-studi-kasusmyokos
 
Psak 45-organisasi-nir-laba-120212
Psak 45-organisasi-nir-laba-120212Psak 45-organisasi-nir-laba-120212
Psak 45-organisasi-nir-laba-120212Sri Apriyanti Husain
 
Sanksi pajak kelas D
Sanksi pajak kelas DSanksi pajak kelas D
Sanksi pajak kelas DRahmanna
 
Sanksi Pajak dan Besarnya Sanksi Pajak
Sanksi Pajak dan Besarnya Sanksi PajakSanksi Pajak dan Besarnya Sanksi Pajak
Sanksi Pajak dan Besarnya Sanksi Pajakdesi_aoi
 
The Cost of Compliance - Webinar by Bank Solutions Group
The Cost of Compliance - Webinar by Bank Solutions GroupThe Cost of Compliance - Webinar by Bank Solutions Group
The Cost of Compliance - Webinar by Bank Solutions GroupBankSolutionsGroup
 
5.KUP-PEMBUKUAN
5.KUP-PEMBUKUAN5.KUP-PEMBUKUAN
5.KUP-PEMBUKUANKhairilJaa
 
Presentasi bphtb
Presentasi bphtbPresentasi bphtb
Presentasi bphtbGiyono Gi
 
Presentation mortgage
Presentation mortgagePresentation mortgage
Presentation mortgageAriza Ekky
 

Viewers also liked (20)

Manajemen keuangan.lecture 7 min
Manajemen keuangan.lecture 7 minManajemen keuangan.lecture 7 min
Manajemen keuangan.lecture 7 min
 
Instrumen Keuangan Derivatif, Akuntansi Lindung Nilai, PSAK 60: Pengungkapan ...
Instrumen Keuangan Derivatif, Akuntansi Lindung Nilai, PSAK 60: Pengungkapan ...Instrumen Keuangan Derivatif, Akuntansi Lindung Nilai, PSAK 60: Pengungkapan ...
Instrumen Keuangan Derivatif, Akuntansi Lindung Nilai, PSAK 60: Pengungkapan ...
 
Pelaporan keuangan 31032015
Pelaporan keuangan 31032015Pelaporan keuangan 31032015
Pelaporan keuangan 31032015
 
Tata cara keberatan dan banding kelompok 3 kelas F
Tata cara keberatan dan banding  kelompok 3 kelas FTata cara keberatan dan banding  kelompok 3 kelas F
Tata cara keberatan dan banding kelompok 3 kelas F
 
Perbankan syariah
Perbankan syariahPerbankan syariah
Perbankan syariah
 
PSAK 70 - Accounting for Tax Amensty
PSAK 70 - Accounting for Tax AmenstyPSAK 70 - Accounting for Tax Amensty
PSAK 70 - Accounting for Tax Amensty
 
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawan
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op KaryawanNpwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawan
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawan
 
Aspek finansial-studi-kasus
Aspek finansial-studi-kasusAspek finansial-studi-kasus
Aspek finansial-studi-kasus
 
Psak 45-organisasi-nir-laba-120212
Psak 45-organisasi-nir-laba-120212Psak 45-organisasi-nir-laba-120212
Psak 45-organisasi-nir-laba-120212
 
Sanksi pajak kelas D
Sanksi pajak kelas DSanksi pajak kelas D
Sanksi pajak kelas D
 
Sanksi Pajak dan Besarnya Sanksi Pajak
Sanksi Pajak dan Besarnya Sanksi PajakSanksi Pajak dan Besarnya Sanksi Pajak
Sanksi Pajak dan Besarnya Sanksi Pajak
 
Bphtb present
Bphtb presentBphtb present
Bphtb present
 
Spt masa p ph 23_26_2009
Spt masa p ph 23_26_2009Spt masa p ph 23_26_2009
Spt masa p ph 23_26_2009
 
P ph 21 tata cara
P ph 21 tata caraP ph 21 tata cara
P ph 21 tata cara
 
The Cost of Compliance - Webinar by Bank Solutions Group
The Cost of Compliance - Webinar by Bank Solutions GroupThe Cost of Compliance - Webinar by Bank Solutions Group
The Cost of Compliance - Webinar by Bank Solutions Group
 
Spt
SptSpt
Spt
 
DASAR-DASAR TAX PLANNING
DASAR-DASAR TAX PLANNINGDASAR-DASAR TAX PLANNING
DASAR-DASAR TAX PLANNING
 
5.KUP-PEMBUKUAN
5.KUP-PEMBUKUAN5.KUP-PEMBUKUAN
5.KUP-PEMBUKUAN
 
Presentasi bphtb
Presentasi bphtbPresentasi bphtb
Presentasi bphtb
 
Presentation mortgage
Presentation mortgagePresentation mortgage
Presentation mortgage
 

Similar to Manajemen Keuangan - Capital Structure

Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03AuroraSiahaan
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04DeaIvana1
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03AuroraSiahaan
 
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4MahendraDicky
 
teori_struktur_modal.ppt
teori_struktur_modal.pptteori_struktur_modal.ppt
teori_struktur_modal.pptNoviHadiUtama
 
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03SalsadilaJannati
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Salsabila P A
 
Kel 4 Capital Structure and Leverage Case fiks.pptx
Kel 4 Capital Structure and Leverage Case fiks.pptxKel 4 Capital Structure and Leverage Case fiks.pptx
Kel 4 Capital Structure and Leverage Case fiks.pptxJatulKhikmi
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Salsabila P A
 
Cost of capital modal bag1
Cost of capital modal bag1Cost of capital modal bag1
Cost of capital modal bag1apapanya
 
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialBMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialMang Engkus
 
bab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptxbab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptxPerundanganDJKI1
 
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptxEKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptxArdianS7
 
Capital structure policy / Abshor Marantika / Dea Ivana - Mahendra Dicky - Sa...
Capital structure policy / Abshor Marantika / Dea Ivana - Mahendra Dicky - Sa...Capital structure policy / Abshor Marantika / Dea Ivana - Mahendra Dicky - Sa...
Capital structure policy / Abshor Marantika / Dea Ivana - Mahendra Dicky - Sa...MahendraDicky
 
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Nurmansyah Arif W
 
Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04
Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04
Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04TrianaMariana
 

Similar to Manajemen Keuangan - Capital Structure (20)

Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
 
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
 
teori_struktur_modal.ppt
teori_struktur_modal.pptteori_struktur_modal.ppt
teori_struktur_modal.ppt
 
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
 
Kel 4 Capital Structure and Leverage Case fiks.pptx
Kel 4 Capital Structure and Leverage Case fiks.pptxKel 4 Capital Structure and Leverage Case fiks.pptx
Kel 4 Capital Structure and Leverage Case fiks.pptx
 
Pertemuan 12 Kebijakan manajemen modal kerja
Pertemuan 12 Kebijakan manajemen modal kerjaPertemuan 12 Kebijakan manajemen modal kerja
Pertemuan 12 Kebijakan manajemen modal kerja
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
 
Cost of capital modal bag1
Cost of capital modal bag1Cost of capital modal bag1
Cost of capital modal bag1
 
Kebijakan struktur modal
Kebijakan struktur modalKebijakan struktur modal
Kebijakan struktur modal
 
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialBMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
 
Materi 8 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 8 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 8 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 8 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
bab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptxbab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptx
 
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptxEKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
 
Capital structure policy / Abshor Marantika / Dea Ivana - Mahendra Dicky - Sa...
Capital structure policy / Abshor Marantika / Dea Ivana - Mahendra Dicky - Sa...Capital structure policy / Abshor Marantika / Dea Ivana - Mahendra Dicky - Sa...
Capital structure policy / Abshor Marantika / Dea Ivana - Mahendra Dicky - Sa...
 
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
 
Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04
Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04
Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04
 

Recently uploaded

Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 

Recently uploaded (16)

Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 

Manajemen Keuangan - Capital Structure

  • 1. JOHAN PRATOMO IMAN S. PRABOWO PUTRA KEMBUAN ARIEF PANDAPOTAN Program Studi Magister Akuntansi - Universitas Indonesia CAPITAL STRUCTURE: LIMITS TO THE USE OF DEBT ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
  • 2. Modigliani Miller Theory Proposition I (with Taxes) VL = VU + TcB Implikasi: Nilai perusahaan akan meningkat semakin besar leverage, peningkatan adalah sebesar present value dari tax shield from interest Apakah perusahaan sebaiknya didanai 100% dengan utang? Terdapat cost/limit atas penggunaan utang sebagai sumber pembiayaan → (“Cost of Financial Distress”)
  • 3. Cost of Financial Distress - Ilustrasi Example 17.1 Boom – Knight Recession - Knight Boom – Day Recession – Day Cash Flow $100 $50 $100 $50 Payment of Debt $49 $49 $60 $50 (Default) Dist. To shareholders $51 $1 $40 $0 Jika terdapat biaya hukum terkait kebangkrutan sebesar $15, maka distribusi cash flow menjadi: Boom – Day (50%) Recession – Day (50%) Earnings $100 $50 Debt Repayment $60 $50 - $15 = $35 Dist. To shareholders $40 $0
  • 4. Types of Financial Distress Costs Direct Cost of Financial Distress: Terkait langsung dengan kebangkrutan dan mudah diamati Contoh: biaya legal, administrasi, likuidasi, reorganisasi Indirect Cost of financial Distress: 1. Impaired Ability to Conduct Business 2. Stockholder’s Incentive to take Large Risks 3. Incentive toward Underinvestment 4. “Milking the Property”
  • 5. Indirect Financial Distress Cost I: Impaired Ability to conduct Business  Dengan adanya kesulitan keuangan, aktivitas bisnis perusahaan menjadi terganggu  Sulit diukur dengan pasti Contoh:  Konsumen enggan membeli produk perusahaan  Supplier enggan bekerjasama dengan perusahaan
  • 6. Indirect Financial Distress Cost II: Incentive to take Large Risks  Mendekati kesulitan keuangan, pemegang saham memiliki insentif memilih proyek berisiko tinggi  Risiko merugikan kreditur, sementara jika untung bagian yang diterima pemegang saham menjadi lebih besar Low Risk Project Probability Value of Firm Stock Bond Recession 0.5 $100 $0 $100 Boom 0.5 $200 $100 $100 Expected value of the Firm = (0.5) (100) + (0.5) (200) = $150 Expected value of Stocks = (0.5)(0) + (0.5)(100) = $50 High Risk Project Probability Value of Firm Stock Bond Recession 0.5 $50 $0 $50 Boom 0.5 $240 $140 $100 Expected value of the Firm = (0.5) (50) + (0.5) (240) = $145 Expected value of Stocks = (0.5)(0) + (0.5)(140) = $70
  • 7. Indirect Financial Distress Cost III: Incentive toward Underinvestment  Mendekati kesulitan keuangan, pemegang saham menghindari melakukan investasi jika manfaat investasi lebih menguntungkan kreditur  Walaupun secara keseluruhan investasi meningkatkan nilai perusahaan (NPV Positif) Initial Investment = $1000 Without Project With Project Boom Recession Boom Recession Firm’s Cash Flow $5000 $2400 $6700 $4100 Bondholder’s Claim $4000 $2400 $4000 $4000 Stockholder’s Claim $1000 $0 $2700 $100 Stockholder’s expected Value without Project = (0.5)(0)+(0.5)(1000) = $500 Stockholder’s Expected Value with Project = (0.5)(100)+(0.5)(2700) = $1400 (Asumsi: $1000 Initial Outflow berasal 100% dari Stock Holder) Peningkatan nilai stockholder hanya $1400 - $500 = $900
  • 8. Indirect Financial Distress Cost IV: “Milking the Property”  Contoh: Mendekati kesulitan keuangan, pemegang saham meminta pembagian dividen dalam jumlah besar  Bertujuan mengurangi bagian yang diterima kreditur saat kebangkrutan benar-benar terjadi
  • 9. Problem 17.1 – Firm Value EBIT = $975,000 Rs (Unlevered), Ro : 14% Tc = 35% B = $1,900,000 Nilai perusahaan dengan adanya bond: 𝑉𝐿 = 𝐸𝐵𝐼𝑇(1 − 𝑇𝑐) 𝑅𝑜 + 𝑇𝑐𝐵 𝑉𝐿 = 975,000(1 − 0.35) 0.14 + 0.35 1,900,000 𝑽𝑳 = $𝟓, 𝟏𝟗𝟏, 𝟕𝟖𝟓. 𝟕𝟏 Menurut CFO VL adalah $4,8 juta, apakah CFO tersebut benar? Dapat dibenarkan karena perhitungan diatas belum mempertimbangkan cost of financial distress
  • 10. Shareholders/Bondholders Conflict and the Cost of Debt  Adanya potensi konflik kepentingan dengan Stockholder telah dipertimbangkan Kreditur saat memberikan Pinjaman  Sebagai kompensasi, Kreditur menetapkan bunga pinjaman lebih tinggi (Cost of Debt lebih tinggi) → Yang dirugikan adalah perusahaan (stockholder)  2 Strategi menurunkan Cost of Debt: 1. Protective Covenant 2. Consolidation of Debt
  • 11. Reducing the Cost of Debt I: Protective Covenant  Kesepakatan di awal antara perusahaan dengan kreditur, yang mengurangi risiko kreditur shg kreditur menurunkan bunga pinjaman  Negative Covenant: Berisi larangan hal-hal yang tidak boleh dilakukan (Contoh: tidak boleh membagi dividen terlalu besar, tidak boleh menjaminkan aset kepada kreditur lain, dsb.)  Positive Covenant: Kesepakatan tindakan2 yang harus dilakukan perusahaan (Contoh: menyediakan laporan keuangan scr periodik)
  • 12. Reducing the Cost of Debt II: Consolidation of Debt  Koordinasi antara para kreditur (Contoh: Memusatkan upaya hukum jika terjadi kebangkrutan, menunjuk satu atau beberapa kreditur sebagai perwakilan seluruh kreditur, dsb.)  Tujuan: Efisiensi biaya negosiasi/hukum  Kreditur dapat juga membeli saham perusahaan agar mendapat hak suara > mengurangi potensi konflik dengan pemegang saham
  • 13. Integration of Tax Effects and Financial Distress Costs : Trade-Off Theory  Melewati tingkat Leverage tertentu, Present Value dari financial distress costs menjadi lebih besar dari Tax Shield from Interest → Firm Value menurun dan WACC meningkat Implikasi : Terdapat titik optimal Debt-Equity Ratio yang memberikan Firm Value tertinggi dan WACC terendah (saat Marginal Cost = Marginal benefit)
  • 14. Trade-Off Theory : Illustration
  • 15. Trade-Off Theory : Illustration
  • 16. Trade-Off Theory : Alternative View  Klaim atas Cash Flow perusahaan dibagi menjadi Marketable Claim dan Nonmarketable Claim Marketable : Stockholder & Bondholder (= Firm Value) NonMarketable : Tax, Lawyer, etc. Vt = S + B + G + L Vt = Vm +Vn  Dengan mengubah tingkat leverage, perusahaan dapat memaksimalkan Marketable Claim dan meminimalkan Nonmarketable Claim
  • 17. Signaling  Perusahaan dengan profit rendah cenderung berutang lebih sedikit (possibility of Financial Distress besar)  Perusahaan dengan profit tinggi dapat berutang lebih banyak (possibility of Financial Distress lebih rendah)  Debt Issue menjadi signal bagi Investor bahwa perusahaan memiliki ekspektasi profit yang tinggi → Harga Saham Meningkat  Manajemen dapat meningkatkan harga saham secara artifisial dengan menerbitkan utang, (walaupun utang tersebut sebenarnya mendorong leverage perusahaan ke tingkat yang tidak optimal, tetapi terdapat asimetri informasi antara manajemen dan investor)
  • 18. Signaling  Dalam keadaan manajemen kedua jenis perusahaan ingin meningkatkan harga saham secara artifisial, secara fundamental perusahaan dengan profit yang tinggi tetap memiliki kapasitas yang lebih besar untuk menerbitkan utang daripada perusahaan dengan profit rendah. → Debt issue tetap dapat dipandang sebagai Signal yang reliable mengenai nilai perusahaan
  • 19. Trade Off Theory: Taking into Account the Agency Cost of Equity  Agency Cost of Equity : Agency Cost yang timbul akibat penerbitan ekuitas  Owner/Manajer yang kepemilikannya terdilusi cenderung bekerja lebih santai  Benefit dari upaya yang diberikan dibagi bersama shareholder lain nya
  • 20. Agency Cost of Equity : Illustration Debt Issue (Mr. Pagell’s ownership remains 100%) Work Intensity Cash Flow Interest Cash Flow to Equity Cash Flow to Mr. Pagell 6-hour days $300,000 $240,000 $60,000 $60,000 10-hour days $400,000 $240,000 $160,000 $160,000 Stock Issue (Mr.Pagell’s ownership diluted to 33.3%) Work Intensity Cash Flow Interest Cash Flow to Equity Cash Flow to Mr. Pagell 6-hour days $300,000 $0 $300,000 $100,000 10-hour days $400,000 $0 $400,000 $133,333 Mr. Pagell akan memilih bekerja 10 Jam jika Ownershipnya tetap 100%, 6 jam jika Ownershipnya tinggal 33.3%
  • 21. Agency Cost of Equity: The Effect of Free Cash Flow  Manajer dengan ownership yang kecil cenderung boros  Kelebihan Free Cash Flow mendorong manajemen boros, dan melakukan investasi yang memberikan NPV negative  Dividen dan Interest keduanya mengurangi Free Cash Flow  Akan tetapi, terdapat kewajiban legal untuk membayar interest , tidak ada kewajiban legal untuk membagi dividend → Efek Debt lebih besar dari Ekuitas dalam mengurangi agency cost yang timbul dari Free Cash Flow
  • 22. Agency Cost of Equity: a More Complete Trade-Off Theory Dengan mempertimbangkan Agency Cost of Equity, Trade off theory yang lebih lengkap adalah sebagai berikut: Benefit of Leverage: 1. Tax Shield from Interest 2. Reduction in Agency Cost of Equity Cost of Leverage: 3. Costs of Financial Distress Change in Firm Value due to leverage = (1) + (2) – (3) Optimal Leverage when (1) + (2) = (3)
  • 23. Problem 17.5 – Capital Structure and Growth B = $85,000 Rb = 9% EBIT = $7,650 Asumsi tidak ada pajak a. Base-Case Value of Company’s Equity, and Debt to Value Ratio: EBIT $7,650 Interest Exp $7,650 Cash Available for Stockholders $0 Value of Company’s Equity = 0, Debt to Value Ratio = $85,000/$85,000 = 1 b. Asumsi Growth Rate perusahaan 3% EBIT tahun berikutnya = $7,650 (1.03) = $7,879.50 EBIT $7,879.50 Interest Exp $7,650 Cash Available for Stockholders $229.50 Value of Equity = 𝐷𝑖𝑣1 𝑟−𝑔 = 229.5 9%−3% = $3,825.00 Debt to Value Ratio = $7,650 $7,650+$3,825 = 0.96
  • 24. Problem 17.5 – Capital Structure and Growth II B = $85,000 Rb = 9% EBIT = $7,650 Asumsi tidak ada pajak c. Asumsi Growth Rate perusahaan 7% EBIT tahun berikutnya = $7,650 (1.07) = $8,185.50 EBIT $8,185.50 Interest Exp $7,650 Cash Available for Stockholders $535.50 Value of Equity = 𝐷𝑖𝑣1 𝑟−𝑔 = 535.5 9%−7% = $26,775.00 Debt to Value Ratio = $7,650 $7,650+$26,775 = 0.76
  • 25. The Pecking Order Theory  Alternatif atas Teori Modigliani Miller dan Trade-Off Theory  Pure Pecking Order Theory: Satu-satunya pertimbangan manajemen dalam menentukan leverage adalah Timing. Timing:  Manajemen hanya akan menerbitkan ekuitas saat harga pasar saham overvalued (cth: harga pasar $60, nilai intrinsik saham menurut manajemen adalah $50)  Jika harga pasar saham undervalued manajemen akan menerbitkan utang
  • 26. The Pecking Order Theory  Akan tetapi, Investor yang rasional juga memiliki pemahaman yang sama Harga pasar Overvalued menurut manajemen → Manajemen menerbitkan saham → Sinyal bagi Investor bahwa harga pasar saham Overvalued → Harga Pasar Saham Turun  Hal ini terjadi di pasar ekuitas dan pasar obligasi, tetapi Investor Saham sebagai kepentingan residual menanggung risk lebih tinggi : Efek dari signalling lebih besar di pasar modal
  • 27. The Pecking Order Theory  Cara menghindari efek dari signalling tersebut: Gunakan pendanaan internal jika ada.  Jika tidak ada sumber pendanaan internal yang cukup: terbitkan instrument dengan risiko paling rendah terlebih dahulu (karena efek dari signalling paling kecil)  Sehingga dalam Pecking Order Theory: Dalam mendanai proyek, manajemen hendaknya: 1. Gunakan pendanaan internal 2. Setelah pendanaan internal habis, gunakan instrument berdasarkan peringkat risiko, dimulai dari yang paling kecil
  • 28. The Pecking Order Theory vs. Trade-Off Theory Perbedaan utama Pecking Order Theory dengan Trade-Off Theory: 1. Dalam Trade-Off Theory terdapat tingkat DER yang memaksimalkan nilai perusahaan. Dalam Pecking Order Theory tidak ada target tingkat leverage yang optimal. (Leverage tergantung ada/tidaknya proyek yang perlu didanai, ada/tidaknya sumber pendanaan internal) 2. Dalam Trade-Off Theory, perusahaan dengan profit besar memiliki kapasitas menerbitkan utang dalam jumlah lebih besar. Dalam Pecking Order Theory, perusahaan dengan profit besar memiliki pendanaan internal yang besar →Tidak Perlu menerbitkan Utang 3. Dalam Trade-Off Theory kelebihan kas menimbulkan agency cost. Dalam Pecking Order Theory, manajemen didorong untuk menumpuk kas yang tersedia agar bisa mendanai proyek.
  • 29. The Basics of Personal Taxes  Interest (Debt) dapat dibebankan secara pajak  Dividen tidak dapat dibebankan secara pajak  Hal ini memicu perusahaan menerbitkan Debt, karena terdapat tax shield  Yang Membayar Pajak: – Perusahaan (Corporate Tax) – Stockholders dan Bondholders (Personal Tax)
  • 30. Personal Taxes Dividend Received by Stockholders (net of tax): Interest income received by bondholders (net of tax): All Equity (no debt) Pretax Earning 1 Corporate Income Tax (Tc) 1 x Tc Earning after Tax 1 - Tc Personal Tax on Dividend (Ts) (1-Tc) x Ts Dividen Received (net of tax) (1-Tc) x (1 –Ts) with debt Interest Income 1 Personal Tax on Interest Income (Tb) 1 x Tb Interest Income Received (net of tax) 1 – Tb
  • 31. Personal Taxes – Effects on Capital Structure Dengan mengabaikan financial distress, berapa struktur modal yang optimal jika dividend dan bunga dibebani dengan tingkat pajak yang sama (Ts = Tb)? o Asumsi Tc=35% , Ts=Tb=15% o Dividend received (net of tax) = (1-35%)x(1-15%) = $ 0.55 o Interest received (net of tax) = (1-15%) = $ 0.85 o Bond lebih menguntungkan Dalam kondisi apa perusahaan akan indifferent dalam menerbitkan stock atau bond? o indiferrent jika cash flow ke stockholders sama dengan cashflow ke bondholders. o (1-Tc) x (1 –Ts) = 1 - Tb
  • 32. Personal Taxes – Effects on Capital Structure II Apa yang harus dilakukan perusahaan pada dunia nyata?  Perusahaan harus mempertimbangkan Tc, Ts, dan Tb yang berlaku, kemu dian melakukan penghitungan mana yang menghasilkan cash flow palin g besar kepada investor.  Mungkin terdapat kondisi yang menyebabkan effective personal tax rate dari dividen menurun sehingga menyebabkan cashflow yang diterima stockholders semakin lebih besar.  income after tax perusahaan tidak semuanya dibayarkan ke stockholder, namun digunakan juga oleh perusahaan untuk share buyback.  Share buyback akan meningkatkan EPS dan market value saham, effective personal tax rate dari shareholders akan menurun.  Sepanjang effective Ts adalah positif maka bondholder akan menerima ca shflow yang lebih tinggi daripada stockholders
  • 33. Personal Taxes – Effects on Capital Structure III  Apa yang harus dilakukan perusahaan pada dunia nyata ? o Terdapat kondisi dimana saham memiliki keuntungan pajak (tax advantage) daripada hutang (bond).  Jika effective tax rate income equity dan corporate tax dibawah interest income tax rate  Sepanjang equity income tax rate dibawah interst income tax rate, maka keuntungan pajak atas hutang (tax advantage to debt) lebih rendah dengan personal tax daripada tanpa personal tax.
  • 34. Problem 17.9 – Personal Taxes, Bankruptcy Costs, Firm Value Value Perusahaan (Levered) jika tak ada personal tax atas dividen: 𝑉𝐿 = 𝑉𝑈 + 1 − 1 − 𝑇𝑐 1 − 𝑇𝑏 𝐵 − 𝐶 𝐵 C(B) adalah Present Value dari Cost of Financial Distress a. Asumsi dalam MM Model no-tax, Tc, Tb, dan C(B) adalah 0, sehingga di dapatkan VL = VU, perubahan struktur modal tidak akan mengubah nilai perusahaan b. Asumsi dalam MM Model with corporate tax, terdapat pajak korporat (T c), Tb dan C(B) adalah 0. Sehingga nilai perusahaan menjadi: 𝐕𝐋 = 𝐕𝐔 + 𝟏 − 𝟏 − 𝐓𝐜 𝟏 − 𝟎 𝐁 − 𝟎 𝐕𝐋 = 𝐕𝐔 + 𝟏 − 𝟏 + 𝐓𝐜 𝐁 𝐕𝐋 = 𝐕𝐔 + 𝐓𝐜𝐁
  • 35. Problem 17.9 – Personal Taxes, Bankruptcy Costs, Firm Value Value Perusahaan (Levered) jika tak ada personal tax atas dividen: 𝑉𝐿 = 𝑉𝑈 + 1 − 1 − 𝑇𝑐 1 − 𝑇𝑏 𝐵 − 𝐶 𝐵 c. Tc = 0.34, Tb = 0.20, C(B) = 0, B = $1,000,000 𝐕𝐋 = 𝐕𝐔 + 𝟏 − 𝟏 − 𝟎. 𝟑𝟒 𝟏 − 𝟎. 𝟐 $𝟏, 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎𝟎 − 𝟎 𝐕𝐋 = 𝐕𝐔 + 𝟏 − 𝟎. 𝟖𝟐𝟓 $𝟏, 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎𝟎 ΔV = $175,000 d. Tc = 0, Tb = 0.20, C(B) = 0, B= $1 𝐕𝐋 = 𝐕𝐔 + 𝟏 − 𝟏 − 𝟎 𝟏 − 𝟎. 𝟐 $𝟏 − 𝟎 𝐕𝐋 = 𝐕𝐔 + 𝟏 − 𝟏. 𝟐𝟓 $𝟏 ΔV = -$0.25
  • 36. How Firms Establish Capital Structure – An Empirical View  Kebanyakan perusahaan bidang n on-keuangan (nonfinancial corpora tions) memiliki debt to asset ratio yang sangat rendah. Berdasarkan teori, pendanaan dengan hutang dapat memotivasi perusahaan untuk memperkecil pajak Data empiris: kebanyakan perusahaan non-keuangan (nonfinancial corpor ations) memiliki DAR yang rendah.
  • 37. How Firms Establish Capital Structure – An Empirical View II  Banyak perusahaan tidak menggunakan hutang sama sekali. o Penelitian (Agrawal dan Nagarajan) terdapat 100 perusahaan di New York Stock Exchange yang tidak memiliki hutang jangka panjang o Manajer Perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai kepemili kan ekuitas yang besar yang didukung dengan keterlibatan kel uarga o bagi perusahaan-perushaan tersebut, penambahan leverage dia nggap terlalu menambah risiko.
  • 38. How Firms Establish Capital Structure – An Empirical View III  Terdapat perbedaan struktur modal pada industri yang berbeda o Data reuters 2013 :  DER industry farmasi dan tambang masing-masing 7,24% dan 27,44% (pendanaan hutang kecil)  DER industry telekomunikasi dan utilitas masing-masing 15 0,54% dan 238,27% (pendanaan hutang yang cukup tinggi)
  • 39. How Firms Establish Capital Structure – An Empirical View IV  Kebanyakan perusahaan memiliki target debt to equity ratio o Penelitian Graham dan Harvey:  sebagian besar perusahaan memiliki target debt to equity ratio  Tidak terdapat formula tertentu dalam menetapkan target debt to equity ratio  Namun terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan dala m menetapkan target tersebut, yaitu:  Pajak : Perusahaan yg menginginkan profitabilitas tinggi ce nderung meningkatkan DER (tax benefit)  Jenis Aset : Perusahaan dengan tangible asset yg besar lebih tinggi dalam menentukan DER daripada perusahaan dengan intangible asset yg besar (efek dari collateral)  Ketidakpastian pendapatan Operasi : Meningkatkan probabil itas financial distress oleh karena itu harus banyak didanai dari ekuitas, sehingga target DER rendah
  • 40. How Firms Establish Capital Structure – An Empirical View V  Struktur modal dalam suatu perusahaan dapat sangat fluktuatif o Penelitian Graham dan Harvey:  General Motor, IBM, dan Eastman Kodak, terlihat perubaha n leverage yang cukup fluktuatif  Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa variasi peluang inv estasi dan kebutuhan keuangan merupakan faktor penting yang mempengaruhi struktur modal. (mendukung pecking order theory of capital structure)
  • 41. TINJAUAN LITERATUR ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
  • 42. Frank dan Goyal (2007), dalam “Tradeoff and Pecking Ord er Theories of Debt” membagi studi atas struktur modal ke dalam dua golongan: 1. Studi yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi Lev erage, dan 2. Studi mengenai teori struktur modal dan “conservative debt puzzle”
  • 43. 1. STUDI ATAS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LEVERAGE Frank dan Goyal (2009) dalam “Capital Structure Deci sions: Which Factors Are Reliably Important?” menuli s ada tujuh faktor yang secara konsisten dalam bany ak studi memiliki korelasi dengan leverage:  Leverage memiliki korelasi positif dengan Median Indu stry Leverage, Assets tangibility, Log of Assets, dan exp ected Inflation.  Leverage memiliki korelasi negative dengan market-to- book asset ratio, profit, dan pembayaran dividend
  • 44.  Alnajjar (2015) dalam “Business Risk Impact on Capital Stru cture: A Case of Jordan Industrial Sector”, menemukan bah wa business risk yang diukur dengan standard deviasi EBIT, dan profitabilitas yang diukur dengan ROA memiliki pengar uh negative terhadap leverage, sementara ukuran perusaha an dan Sales growth memiliki pengaruh positif. Perusahaan dengan fluktuasi EBIT yang tinggi (memiliki risiko bisnis yang tinggi) memiliki risiko financial distress lebih tinggi, sehingga cenderung k urang berutang. Sebaliknya, profitabilitas yang memiliki pengaruh negative sesuai dengan kesimpulan pada Pecking Order Theory bahwa perusahaan dengan penda naan internal yang baik tidak perlu berutang.
  • 45.  Cynthia Utama dan Ahja Haziqo (2009) menemukan bahwa perusah aan dengan tingkat tangible asset yang tinggi cenderung menggun akan lebih banyak utang, hal ini karena tangible asset tersebut dapa t digunakan sebagai collateral. Penelitian juga menunjukkan perusah aan di negara ber-GDP per kapita tinggi memiliki tingkat utang yan g lebih rendah, dan perusahaan di negara dengan tingkat inflasi ya ng tinggi juga memiliki tingkat utang yang lebih rendah.  Growth opportunities memiliki hubungan negative dengan DAR, ses uai dengan Teori Static trade off  Hubungan growth opportunities dengan penggunaan hutang dipen garuhi oleh tangible asset yang dimiliki perusahaan. Hai ini artinya meskipun growth opportunities yang tinggi menyebabkan meningk atnya bankrupty risk, tidak mencegah perusahaan dengan tangible asset yang besar untuk meningkatkan penggunaan hutang karena tangible asset dapat digunakan sebagai jaminan/collateral.  Pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari GDP per kapita menunjukka n bahwa perusahaan dengan tingkat GDP per kapita yang tinggindi perkirakan memiliki tingkat konsumsi, investasi dan ekspor neto yan g tinggi sehingga cenderung mempunyai hutang yang lebih sedikit daripada perusahaan di suatu Negara dengan tingkat GDP per kapit a rendah.
  • 46.  Blouin, Huizinga, Laeven, dan Nicodeme (2014) meneliti pengaruh tarif pajak dan adanya thin capitalization rules yang membatasi besarnya biaya bunga yang deductible, terhadap struktur modal anak dari beber apa perusahaan multinasional AS yang terletak di 54 negara.  Sampel terdiri atas data 5 tahun (1982,1989,1994,1999,2004), dengan total pengamatan berjumlah 54,273. Sampel terletak di 54 negara, dimana 27 memiliki pembatasan biaya bunga (thin-cap rules).  Thin Cap Rules beragam, ada yang membatasi Total Leverage, ada yan g membatasi hanya utang kepada related party (internal leverage)  Hasil menunjukkan secara terpisah (without thin cap) Tax Rate berpeng aruh positif terhadap leverage, dengan koefisien 0.197 (signifikan pada 1%)  Perbandingan tingkat Leverage di negara-negara sebelum dan sesudah penerapan Thin Cap, adanya Thin Cap Rules menurunkan mean Total dan Internal Leverage sebesar 3.3-4.6%  Hasil Regresi menunjukkan, Thin Cap Rules yang membatasi Total Lever age, menurunkan Total Leverage sebesar 1.9%,  Thin Cap Rules yang membatasi interal Leverage menurunkan Internal Leverage sebesar 6.3%  Thin Cap Rules memiliki dampak lebih besar di negara dengan penega kan lebih tegas
  • 47. 2. Penelitian yang membahas Teori Struktur Modal dan Conservative Debt Puzzle Conservative Debt Puzzle = Tingkat leverage actual perusahaan-perusahaan terlalu rendah dibandingkan prediksi teori Trade-Off  Faulkender dan Petersen (2005) menemukan bahwa perusahaan yang memiliki akses ke pasar obligasi (yang ditandai dengan terdapatnya rating atas utang perusahaan) memiliki leverage yang lebih tinggi.  Faulkender dan Petersen berpendapat bahwa conservative debt puzzle lebih disebabkan keterbatasan pinjaman yang tersedia, terutama karena sumber pinjaman hanya berasal dari Financial Intermediaries, dan buka n dari bond market  Perusahaan dengan akses ke bond market memiliki 40% lebih banyak u tang dibandingkan perusahaan tanpa akses ke bond market, bahkan se telah dilakukan adjustment akan perbedaan karakteristik perusahaan.
  • 48. 2. STUDI YANG MEMBAHAS TEORI STRUKTUR MODAL  Cotei dan Farhat (2009) berpendapat bahwa pecking order theory dan Trade-Off theory tidak selalu bersifat mutually exclusive. Penelitian menunjukkan faktor-faktor dalam trad e-off theory memiliki peran signifikan dalam menentukan j umlah utang atau ekuitas yang akan diterbitkan/dibeli kem bali, sementara faktor dalam Pecking Order Theory merupa kan determinan dalam kecepatan perusahaan melakukan a djustment atas Leverage.
  • 49. 2. STUDI YANG MEMBAHAS TEORI STRUKTUR MODAL  Abdeljawad et al. (2013) membahas teori Dynamic Trade- Off.  Perusahaan melakukan adjustment menuju target leverage, ketika Cost of Deviation from Target Leverage lebih besa r dari Cost of Adjustment toward the Target.  Para Peneliti melakukan estimasi SOA (speed of adjustme nt) atas sampel yang terdiri dari 434 perusahaan-perusaha an di Malaysia. Peneliti menemukan bahwa SOA perusahaa n berbeda-beda, dan semakin jauh perusahaan dari target, maka SOA akan makin cepat.  Peneliti juga menemukan perusahaan yang Overleveraged, memiliki SOA yang lebih tinggi dari perusahaan UnderLeve raged
  • 50. REFERENSI AbdelJawad, Mat Nor, Ibrahim, Abdul Rahim. 2013. “Dynamic Capital Structur e Trade-Off Theory : Evidence from Malaysia.” 3rd Global Accounting, Finance and Economics Conference. Rydges Melbourne, Australia. Blouin, Huizinga, Laeven, Nicodeme. 2014. “Thin Capitalization Rules and Mu ltinational Firm Capital Structure”. IMF Working Paper WP/14/12. Internation al Monetary Fund. Alnajjar. 2015. “Business Risk Impact on Capital Structure: A Case of Jordan I ndustrial Sector”. Global Journal of Management and Business Research. Vol ume 15 Issue 1. Faulkender, Petersen. 2005. “Does the Source of Capital Affect Capital Structu re?” . Oxford Journal: Review of Financial Studies, Volume 19 Issue 1, p.45-79 .
  • 51. REFERENSI Frank, Goyal, 2009. “Capital Structure Decisions: Which Factors are Reliably I mportant?” Munich Personal RePEc Archive. MPRA Paper No.22525. Accesse d online on https://mpra.ub.uni-muenchen.de/22525/1/MPRA_paper_22525.p df Frank, Goyal, 2007. “Tradeoff and Pecking Order Theories of Debt”. Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=670543 or http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.6 70543 Utama, Haziqo. 2009. “Pengaruh Karakteristik Industri, Negara, dan Faktor M akroekonomi terhadap Tingkat Utang.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 12. No.1, p.68-82. Cotei, Farhat. 2009. “The Trade off Theory and The Pecking Order Theory:Are They Mutually Exclusive?”. North American Journal of Finance and Banking R esearch Vol.3. No.3.