KB 3 Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya
1. Setelah mempelajari
materi pada kegiatan
belajar 3, Anda
diharapkan mampu
mengidentifikasi kasus
kedaruratan Obstetri
pada masa nifas dan
penatalaksanaannya
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jakarta 2015
MODUL3Mata Kuliah: Obstetrri
Penulis: Titik Hindriati, SPd, M.Kes
Editor: Drs. Waldopo, M.Pd
Kegiatan Belajar 3
“KEDARURATAN OBSTETRI
PADA MASA NIFAS DAN
PENATALAKSANAANNYA”
Prodi: Kebidanan
Semester: 03
2. Kedaruratan Obstetri
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2015
Kegiatan Belajar 3
http://www.iyaa.com/gayahidup/keluarga/umum/__icsFiles/afieldfile/2012/09/07/mage_content_02_001_001_2256_P-3399741610115009545.image.png
3. Tahukah kamuyang dimaksud dengan
http://arcfinancialllc.com/wp-content/uploads/2013/10/Ask-The-Right-Questions-.jpg
KEDARURATAN
OBSTETRI
PADA MASA NIFAS DAN
PENATALAKSANAANNYA
4. Kedaruratan Obstetrik Pada Masa Nifas
adalah kejadian yang tidak dapat diduga dan
memerlukan tindakan segera pada kasus pada
masa nifas dan merupakan Pengenalan Gejala
dan Tanda yang dapat mengancam keselamatan
jiwa dan upaya mempertahankan kesehatan ibu.
6. Perdarahan Postpartum adalah
perdarahan yang terjadi dalam 24 jam
setelah persalinan berlangsung yaitu
Perdarahan melebihi 500 ml yang terjadi setelah
bayi lahir atau Perdarahan yang menyebabkan
perubahan pada tanda vital
10. Atonia Uteri terjadi jika uterus
tidak berkontraksi dalam 15 detik
setelah dilakukan rangsangan taktil
(pemijatan) fundus uteri.
11. Penatalaksanaan perdarahan
karena atonia harus segera diatasi,
karena atonia yang selama ini menyebabkan
angka kematian karena perdarahan,
maka pentingnya pengawasan ketat pada
pasca kelahiran plasenta.
14. Bidan sebagai tenaga terlatih di lini terdepan
sistem pelayanan kesehatan dapat mengambil
sikap dalam menghadapi "Retensio Plasenta"
15. Apakah anemis,
Bagaimana jumlah perdarahannya,
Keadaan umum penderita,
Keadaan fundus uteri, dan
Mengetahui keadaan plasenta
Yaitu dengan mengecek
16. Plasenta Manual merupakan tindakan
operasi kebidanan untuk melahirkan
retensio plasenta. Teknik operasi plasenta
manual tidaklah sukar, tetapi harus dipikirkan
bagaimana persiapan agar tindakan tersebut
dapat menyelamatkan jiwa penderita.
18. Inversio Uteri merupakan keadaan
dimana fundus uteri masuk ke
dalam kavum uteri, secara
mendadak maupun perlahan
19. Untuk Menegakkan Kemungkinan
Terjadi Inversio Uteri dapat dilakukan
pemeriksaan palpasi pada fundus uteri yang
menghilang dari abdomen pada pemeriksaan dalam
dapat dijumpai fundus uteri di kanalis servikalis
bahkan bersama dengan plasenta yang belum lepas.
25. Yang termasuk dalam Infeksi Nifas
antara lain Metritis, Abses Pelvic,
Peritonitis, Bendungan Payudara,
Mastitis, dan Tromboflebitis
26. Perluasan Infeksi Nifas yang
Paling Sering ialah perluasan atau
invasi mikroorganisme patogen yang
mengikuti aliran darah di sepanjang vena
dan cabang-cabangnya sehingga
menyebabkan terjadinya tromboflebitis
27. Selamat, Saudara telah selesai mempelajari kegiatan belajar 3
Kedaruratan Obstetri pada Masa Nifas dan Penatalaksanaannya.
Apakah Saudara telah mengerti dan memahami materi yang telah dipelajari?
Jika sudah maka Saudara dapat melanjutkan Belajar Ke Kegiatan
Belajar Selanjutnya
Namun jika belum, pelajarilah kembali pada materi yang menurut Saudara
belum Saudara kuasai