PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA KEHAMILAN DENGAN RISIKO TINGGI JARAK KURANG DARI 2 TAHUN, PERSALINAN, NIFAS, DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS BANGKALAN TAHUN 2020
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA , PRODI DIII KEBIDANAN BANGKALAN TAHUN 2020
Semoga bermanfaat :)
Jangan Lupa untuk mendukung situs ini follow juga akun
Instagram : https://instagram.com/milaneocha?igshid=1bsv5i677rli5
.
Youtube Channel : https://www.youtube.com/channel/UCMY-cKdABOFluy428LEF6RA?view_as=subscriber
.
Twitter : https://twitter.com/occha_
.
Blog : https://millaoctaviana.wordpress.com/
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA KEHAMILAN DENGAN RISIKO TINGGI JARAK KURANG DARI 2 TAHUN, PERSALINAN, NIFAS, DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS BANGKALAN TAHUN 2020
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA , PRODI DIII KEBIDANAN BANGKALAN TAHUN 2020
Semoga bermanfaat :)
Jangan Lupa untuk mendukung situs ini follow juga akun
Instagram : https://instagram.com/milaneocha?igshid=1bsv5i677rli5
.
Youtube Channel : https://www.youtube.com/channel/UCMY-cKdABOFluy428LEF6RA?view_as=subscriber
.
Twitter : https://twitter.com/occha_
.
Blog : https://millaoctaviana.wordpress.com/
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...Warnet Raha
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupaten Muna yang dilaksanankan pada20 juli 2014 dengan menggunakan manajemen kebidanan sesuai wewenang Bidan
Materi Kebidanan MATKUL Kesehatan Masyarakat
Devinisi Surveilans
Tujuan surveilans
Manfaat dan kegunaan surveilans
kegiatan rutin unit surveilans
Jenis surveilans
Alasan Dilaksanakan Surveilans
Dasar pemikiran
Epidemiologi surveilans
Komponen surveilans
Langkah- langkah mengembangkan surveilans
sifat utama dari suatu sistem surveilans
Ruang Lingkup Surveilans Epidemiologi
Langkah-langkah Surveilans Epidemiologi
Langkah – langkah menghadapi wabah
More from Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah) (20)
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
Bersalin
1. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL
TERHADAP Ny.D DI PUSKESMAS
BOJONG RAWALUMBU BEKASI
TAHUN 2016
Disusun Oleh :
RATNA IMAS INDRIYANI
NIM. 1409010
AKADEMI KEBIDANAN GEMA NUSANTARA
BEKASI
2016
2. ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN FISIOLOGIS
TERHADAP Ny. D DI PUSKESMAS
BOJONG RAWALUMBU BEKASI
TAHUN 2016
Disusun Oleh:
RATNA IMAS INDRIYANI
NIM. 1409010
Di setujui dan disahkan oleh :
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
Anjani Khairunnisa, S.ST Andhyani Kiteswara, Am.Keb
NIK :0424108830 NIP: 19871123 200902 2001
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan normal menurut WHO (World Health Organization) adalah
persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan
dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi lahir secara spontan dalam
presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu lengkap dan
setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat.
(madepurningsih. 2013)
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia
masih tergolong sangat tinggi. Menurut definisi WHO “Kematian maternal ialah
kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah bersalin.
Akhirnya kehamilan oleh sebab apapun”. AKI sebagai salah satu indikator
kesehatan ibu. Penyebab kematian ibu tersebut adalah perdarahan 28%, infeksi
11%, persalinan macet / distosia 5%, eklampsi 24%, komplikasi masa puerperium
8%, abortus 5%,emboli obat 3%. (Depkes RI, 2015)
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI) mencatat, AKI ketika melahirkan di Indonesia terus meningkat
dari tahun ke tahun. berdasarkan laporan Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) mencatat tentang AKI tahun 2007 yaitu 228 kematian (132-323) per
100.000 kelahiran hidup. Tetapi lima tahun kemudian atau pada tahun 2012, AKI
meningkat menjadi 359 (239-478) per 100.000 kelahiran hidup, Kondisi inilah
yang membuat Indonesia disebutnya belum dapat memenuhi harapan target
Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015, yang seharusnya AKI
ditargetkan turun menjadi 112 per 100 ribu kelahiran hidup.
Faktanya AKI justru meningkat dan kini menjadi 359 kematian per 100 ribu
kelahiran hidup. Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
4. 2
Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia mengatakan,
penyebab tertinggi kematian ibu melahirkan adalah kelompok hipertensi dalam
kehamilan 32,4 persen. (Profil PKBI, 2015)
Untuk menurunkan angka kematian tersebut perlu diadakan peningkatan
mutu pelayanan yang salah satunya adalah dengan melakasanakan asuhan
kebidanan pada ibu bersalin. (Ahmad, Hudee. 2009)
Pada saat persalinan, terjadi perubahan fisik yaitu : ibu akan merasa sakit
pinggang, sakit perut, merasa kurang enak, capek, lesu, tidak nyaman, tidak bisa
tidur nyenyak. Dan perubahan psikis yang terjadi yaitu merasa ketakutan
sehubungan dengan diri sendiri, takut kalau terjadi bahaya terhadap dirinya pada
saat persalinan, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya, takut yang
dihubungkan dengan pengalaman yang sudah lalu, misalnya mengalami
kesulitan pada persalinan yang lalu, ketakutan karena anggapan sendiri bahwa
persalinan itu merupakan hal yang membahayakan.
Maka perlu perhatian khusus dari bidan yang dalam menyiapkan fisik dan
mental guna meningkatkan serta mencegah komplikasi lebih lanjut. Bidan
merupakan salah satu tenaga dari tim pelayanan kesehatan yang keberadaannya
paling dekat dengan ibu yang mempunyai peran penting dalam mengatasi
masalah melalui asuhan kebidanan ibu bersalin.
Dalam melaksanan asuhan kebidanan ibu bersalin yaitu memberikan
pelayanan yang berkesinambungan, berfokus pada aspek pencegahan terjadinya
komplikasi terhadap ibu bersalin, pertolongan persalinan normal serta melakukan
deteksi dini pada kasus-kasus rujukan apabila dibutuhkan rujukan ibu bersalin.
(Bidan, Blog. 2012)
Maka dengan ini penulis tertarik membuat laporan dengan menerapkan dan
mengaplikasikan manajemen asuhan kebidanan pada ibu bersalin terhadap Ny. D
di Puskesmas Bojong Rawalumbu Bekasi Tahun 2016.
5. 3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen SOAP
dengan pola fikir varney yang tepat pada ibu bersalin dan sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi konsep dasar dan asuhan kebidanan pada ibu
bersalin.
b. Mampu menginterprestasi masalah dan melakukan analisa dari data yang
terkumpul pada ibu bersalin.
c. Mampu menginterprestasikan data yang terkumpul baik dalam bentuk
diagnosa serta masalah dan kebutuhan ibu bersalin.
d. Mampu mengidentifikasi diagnosa serta masalah potensial terhadap ibu
bersalin.
e. Mampu mengimplementasikan rencana tindakan yang dibuat terhadap ibu
bersalin.
f. Mampu mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan rencana
manajement yang telah dicapai terhadap ibu bersalin.
C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan (Gema Nusantara)
Menjadikan kegiatan praktek ini sebagai pembelajaran bagi mahasiswa agar
mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin, sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dan mahasiswa memperoleh gambaran yang
nyata didalam melaksanakan asuhan kebidanan ibu bersalin.
2. Bagi Lahan Praktek (Puskesmas Bojong Rawalumbu)
a. Memberikan masukan sebagai aplikasi antara teori dan praktek serta
menciptakan kerja sama yang bermanfaat bagi Institusi. Tempat praktek
6. 4
dan mahasiswa yang melakukan kegiatan asuhan kebidanan pada ibu
bersalin.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan khususnya bidan
mengenai asuhan kebidanan pada ibu bersalin, sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap ibu bersalin.
c. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi tenaga kesehatan, khususnya
bidan dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin.
3. Bagi Mahasiswa
a. Menambah wawasan dan pengetahuan, serta lebih teliti dan dapat
melaksanakan asuhan kebidanan ibu bersalin yang berguna untuk
menghindari masalah yang tidak diinginkan dalam penanganan
persalinan.
b. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan pada ibu bersalin baik secara mandiri, kolaborasi dengan
petugas kesehatan yang lain serta mampu mendokumentasikan hasil
asuhan kebidanan terhadap ibu bersalin.
4. Bagi Klien
Menambah pengetahuan serta informasi mengenai perawatan nifas setelah
masa persalinan.
7. BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Persalinan Normal
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya bayi, plasenta, dan selaput
ketuban dari uterus ibu. (Johariah. dkk. 2012 : 1 )
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri). (Tando,
Marie Naomy. 2013 : 1)
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.
Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosisl yang ibu dan keluarga
menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah
memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi disamping itu
bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin. (
Saifuddin, 2006 )
B. Sebab Mulainya Persalinan
Sebab yang mendasari terjadinya persalinan sampai kini belum diketahui
dengan jelas karena itu masih merupakan teori-teori yang kompleks. Banyak
factor yang memegang peranan penting dan bekerja sama sehingga terjadi
persalinan. Factor-faktor tersebut adalah : hormonal , pengaruh prostaglandin,
struktur uterus , sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi pada janin berkurang
maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan (Tando, Marie Naomy. 2013 : 3)
8. 6
Ada beberapa teori yang memungkinkan terjadinya persalinan, yaitu :
1. Teori Penurunan Progesteron
Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meningkatkan kontraksi otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan
antara kadar progesterone dan estrogen di dalam darah tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his.
2. Teori Oxcytosin Internal
Pada akhir kehamilan kadar oxcytosin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi oto-otot rahim.
3. Teori keregangan
Dengan majunya kehamilan, maka makin tereganglah otot-otot rahim
sehingga timbullah kontraksi untuk mengeluarkan janin.
4. Pengaruh janin
Hipofise dan kadar suprarenatal janin rupanya memegang peranan penting
oleh karena itu pada ancephalus kelahiran sering lebih lama.
5. Teori prostaglandin
Kadar prostaglandin di dalam kehamilan dari minggu ke-15 hingga aterm
terutama saat persalinan yang menyebabkan kontraksi miometrium.
(Rukiyah, Ai Yeyeh. dkk. 2009 :3-4)
C. Tanda- tanda Persalinan
Menurut Manuaba 1998 gejala persalinan jika sudah dekat akan menyebabkan
kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi semakin
pendek, dengan terjadinya pengeluaran tanda seperti lender bercampur darah yang
lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks, terkadang ketuban pecah
dengan sendirinya, pada periksa dalam didapat perlunakan serviks pendataran
serviks terjadi pembukaan serviks. (Rukiyah, Ai Yeyeh. dkk. 2009 : 11)
9. 7
1. Tanda-tanda permulaan persalinan
a. Lightening
Menjelang minggu ke-36 pada primigravida, terjadi penurunan fundus
uteri karena kepala bayi sudah masuk PAP. Pada multigravida, tanda ini
tidak begitu kelihatan.
Mulai menurunnya bagian terbawah bayi ke pelvis terjadi sekitar 2
minggu menjelang persalinan. Bila bagian terbawah bayi telah turun,
maka ibu akan merasa tidak nyaman, selain sesak napas trimester 3,
ketidaknyamanan disebabkan karena adanya tekanan bagian terbawah
pada struktur daerah pelvis, secara spesifik aka mengalami hal sebagai
berikut :
1) Kandung kemih tertekan sedikit, menyebabkan peluang untuk
melakukan ekspansi berkurang, sehingga frekuensi berkemih
meningkat.
2) Meningkatkan tekanan oleh sebagain besar bagian janin pada syaraf
yang melewati foramen obturator yang menuju kaki, menyebabkan
sering terjadi kram kaki.
3) Meningkatnya tekanan pada pembuluh darah vena menyebabkan
terjadinya oedema karena bagian terbesar janin menghambat darah
yang kembali dari bagian bawah tubuh.
b. His permulaan
Sifat hispermulaan (palsu) adalah sebagai berikut :
1) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
2) Dating tidak teratur
3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
4) Durasi pendek
5) Tidak bertambah bila beraktivitas
10. 8
c. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
d. Perasaan sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan
oleh bagian terendah janin.
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah,
kadang bercampur darah (bloody show). Dengan mendekatnya persalinan,
maka serviks menjadi matang dan lembut, serta terjadi obliterasi serviks
dan kemungkinan sedikit dilatasi.
(Rohani. Dkk. 2011 : 13)
2. Tanda dan gejala Inpartu
a. Timbul rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan
teratur.
b. Keluar lender bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena
robekan kecil pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
Berikut ini adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara nulipara
dan multipara.
1) Nulipara
Biasanya sebelum persalianan, serviks menipis sekitar 50-60% dan
pembukaan sampai 1 cm dan dengan dimulainya persalinan, biasanya
ibu nulipara mengalami penipisan serviks 50-100%, kemudian mulai
terjadi pembukaan.
2) Multipara
Pada multipara sering kali serviks tidak menipis pada awal persalinan,
tetapi hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada multipara serviks akan
membuka kemudian diteruskan dengan penipisan.
e. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit).
11. 9
(Rohani. dkk. 2011 : 14)
D. Tahapan Persalinan
Persalinan dibagi atas empat tahap. Pada kala I disebut juga kala pembukaan,
kala II disebut dengan tahapan pengeluaran, kala III disebut kala uri, kala IV
adalah 2 jam setelah plasenta keluar.
1. Kala I ( Pembukaan )
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur
dan ibu telah mengeluarkan lender yang bersemu darah (bloddy show).
Kala I persalinan terdiri dari dua fase yaitu :
1) Fase laten
a. Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks bertahap.
b. Berlangsung hingga serviks membuka sampai 3 cm atau kurang dari 4
cm.
c. Pada umumnya fase ini berlangsung lebih kurang 8 jam.
d. Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya diantara 20-30 detik.
2) Fase aktif
a. Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
dimana terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung
selama 40 detik atau lebih.
b. Dari pembukaan 4 cm mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam pada nulipara atau
primigravida atau lebih dari 1 cm atau 2 cm pada multipara.
c. Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Dalam fase ini masih dibagi menjadi 3 fase yaitu :
12. 10
a. Fase aklerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm, berlangsung
selama 2 jam.
b. Fase dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjaddi 9 cm
berlangsung cepat yaitu selama 2 jam.
c. Fase deselerasi : dari pembukaan 9 cm sampai 10 cm berlangsung
Selama 2 jam.
2. Kala II (Kala Pengeluaran)
Dimulai dari pembukaan lengkap (10cm) sampai bayi lahir. Pproses ini
berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada kala
ini his menjadi lebih kuat dan cepat. Dalam kondisi yang normal pada kala ini
kepala janin sudah masuk dalam rang panggul, maka pada saat itu his
dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris
menimbulkan rasa ingin mengedan.
Kemudian pereinium mulai menonjol dan menjadi lebar dengan
membukanya anus. Labia mulai membuka dan tidak lama lagi kepala janin
tampak dalam vulva pada saat ada his. Dengan kekuatan his dan mengedan
maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawa simfilis dan
dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah his istirahat sebentar, maka
his akan mulai lagi untuk mengeluarkan anggota badan bayi.
3. Kala III (Kala Uri)
Dimulai segera setelah bayi baru lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras
dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus
berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Plasenta lepas
biasanya dalam waktu 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir spontan dengan
tekanan pada fundus uteri dan keluar yang disertai darah.
13. 11
4. Kala IV (Kala dimula dari lepasnya plasenta selama 1 jam)
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post-partum.
Observasi yang harus dilakukan pada kala ini adalah :
1) Tingkat kesadaran ibu
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital
3) Kontraksi uterus
4) Jumlah perdarahan
(Tando, Marie Naomy. 2013 : 5-8)
E. Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin dalam menyesuaikan ukuran
dirinya dengan ukuran panggul saat kepala melewati panggul. Adapun gerakan-
gerakan janin dalam persalinan sebagai berikut :
1. Engagement
Engagement adalah peristiwa ketika diameter biparietal melewati pintu atas
panggul dengan sutura sagitalis melintang/oblig di dalam jalan lahir dan
fleksi. Engagement pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan,
sedangkan pada multigravida dapat terjadi pada awal persalinan.
2. Penurunan
Dimulai sebelum proses persalinan/inpartu, penurunan kepala terjadi
bersamaan dengan mekanisme lainnya. Kekuatan yang mendukung antara lain
:
a. Tekanan cairan amnion
b. Tekanan langsung fundus dan bokong
c. Kontraksi dan otot-otot abdomen
d. Ekstensi dan penurunan badan janin aytau tulang belakang.
14. 12
3. Fleksi
Dengan adanya fleksi maka diameter oksipito-frontalis berubah menjadi sub
oksipito-breghmatika, dan posisi dagu bergeser ke arah dada janin.
4. Rotasi dalam
Rotasi dalam atau putaran paksi dalam adalah pemutaran bagian terendah
janin dari posisi sebelumnya ke arah depan sampah ke bawah simfisis.
Gerakan ini adalah upaya kepala janin untuk menyesuaikan dengan bentuk
jalan lahir yaitu bidang tengah dan pintu bawah panggul. Rotasi ini terjadi
setelah kepala melewati bidang Hodge III atau setelah di dasar panggul.
5. Ekstensi
Gerakan ini merupakan gerakan dimana oksiput berhimpit langsung pada
margo inferior simfisis pubis. Penyebabnya dikarenakan sumbu jalan lahir
pada pintu bagian bawah panggul mengarah ke depan dan atas, sehingga
kepala menyesuaikan dengan cara ekstensi agar dapat melaluinya.
6. Rotasi luar
Merupakan gerakan memutar ubun-ubun kecil kea rah punggung janin, bagian
belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum kanan atau kiri,
sedangkan muka janin menghadap salah satu paha ibu.
7. Ekspulsi
Meruoakan pengeluaran janin dengan memegang biparietal bayi degan kedua
tangan, maka dapat dilahirkan bahu depan terlebih dahulu kemudian bahu
belakang.
(Tando, Marie Naomy. 2013 : 74-76)
15. 13
F. Karakteristik Persalinan
Karakteristik dari persalinan yang perlu kita ketahui yaitu ada dua
karakteristik persalinan antara lain ; karakteristik sesungguhnya dan persalinan
semu. Kita sebagai tenaga kesehtan harus tahu dan dapat membedakan kedua
karakteristik tersebut. Perbedaan antara kedua karakteristik persalinan tersebut
dapat kita lihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 21 karaekteristik Persalinan
No Persalinan Sesungguhnya Persalinan Semu
1. Serviks menipis dan membuka Tidak ada perubahan pada serviks
2 Rasa nyeri dengan interval teratur Rasa nyeri tidak teratur
3 Interval antar rasa rasa nyeri perlahan
semakin pendek
Tidak ada perubahan interval antara
rasa nyeri yang satu dengan yang lain
4 Waktu dan kekuatan kontraksi
semakin bertambah
Tidak ada perubahan ada waktu dan
kekuatan kontraksi
5 Rasa nyeri terasa dibagian belakang
dan menyebar kedepan
Kebanyakan rasa nyeri di bagian
depan
6 Intensitas bertambah dengan adanya
aktivitas
Tidak ada perubahan rasa nyeri
dengan berjalanya waktu
7 Tingkat kekuatan kontraksi uterus
berhubungan dengan intensitas nyeri
Tingkat kekuatan kontraksi tidak
berhubungan dengan intensitas nyeri
8 Lendir darah sering muncul Tidak ada lendir darah
9 Adanya penurunan bagian kepala Tidak ada kemajuan penurunan
bagian terendah kepala
10 Kepala bayi sudah terfiksasi di PAP
dintara kontraksi
Kepala belum masuk PAP walaupun
sudah ada kontraksi
11 Pemberian obat penenang tidak
menghentikan proses persalinan
sesungguhnya
Pemberian obat penenang yang
efisien menghentikan rasa nyeri pada
persalinan semu
16. 14
Sumber: (Tando, Marie Naomy. 2013 : 10)
G. Asuhan Sayang Ibu dan Posisi Meneran
1. Asuhan Sayang Ibu
Persalinan dan kelahiran merupakan suatu peristiwa yang normal, tanpa
disadari dan mau tidak mau harus berlangsung. Untuk membantu ibu agar
tetap tenang dan rileks sedapat mungkin bidan tidak boleh memaksakan
pemilihan posisi yang diinginkan oleh ibu dalam persalinannya.
Asuhan saying ibu pada kala II sebagai berikut :
a. Anjurkan agar ibu selalu didampingi oleh keluarganya selama proses
persalinan dan kelahiran bayinya. Dukungan persalinan dari suami, orang
tua dan kerabat yang disukai ibu sangat diperlukan dalam menjalaniproses
persalinan.
b. Anjurkan keliarga ikut terlibat dalam asuhan, diantaranya membantu ibu
berganti posisi, melakukan perangsangan taktil, memberikan makanan dan
minuman, teman bicara, dan memberikan dukungan maupun semangat
selama persalinan.
c. Penolong persalinan dapat memberikan dukungan dan semangat kepada
ibu dan anggota keluarganya dengan menjelaskan tahapan kemajuan
persalinan.
d. Tentramkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani kala II persalinan.
Lakukan bimbingan dan tawarkan bantuan bila diperlukan.
e. Bantu ibu memilih posisi yang nyaman saat meneran.
f. Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu untuk meneran apabila ada
dorongan kuat dan spontan untuk meneran. Jangan anjurkan untuk
meneran panjang dan menahan nafas. Anjurkan ibu untuk istirahat
diantara kontraksi.
g. Anjurkan ibu untuk tetap minum selama kala II persalinan.
17. 15
h. Berikan rasa aman dan semangat serta tentramkan hatinya selama proses
persalinan berlangsung. Dukungan dan perhatian akan mengurangi
perasaan tegang, membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran
bayi.
(Johariyah, dan Ema Wahyu. 2012 :101-103)
2. Posisi Meneran
Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks, ada beberapa pilihan posisi
untuk ibu yaitu sebagai berikut :
a. Posisi duduk atau setengah duduk
Posisi duduk atau setengah duduk seringkali nyaman bagi ibu dan ia bias
beristirahat dengan mudah diantaranya kontraksi jika merasa lelah.
Keuntungannya dari kedua posisi ini adalah memudahkan melahirkan
kepala bayi. Bagi bidan lebih mudah untuk membimbing kelahiran bayi
dan mendukung perineum.
Gambar 2.1 Posisi Duduk atau Setengah Duduk
18. 16
b. Posisi merangkak
Merangkan seringkali merupakan posisi yang baik bagi ibu yang
mengalami nyeri punggung saat persalinan. Selain itu dapat membantu
bayi melakukan rotasi dan peregangan minimal pada perineum.
Gambar 2.2 Posisi Merangkak
c. Posisi jongkok atau berdiri
Posisi jongkok atau berdiri dapat mempercepat kala I persalinan dan
mengurangi rasa nyeri yang hebat. Selain itu juga dapat membantu
penurunan kepala bayi.
Gambar 2.3 Posisi Jongkok atau Berdiri
19. 17
d. Posisi berbaring miring kekiri
Berbaring miri ke kiri seringkali merupakan posisi yang baik bagi ibu jika
kelelahan karena ibu bias beristirahat dengan mudah diantara kontraksi.
Posisi ini juga bias membantu mencegah laserasi perineum.
Gambar 2.4 Posisi Berbaring Miring ke Kiri
(Johariyah, dan Ema Wahyu. 2012 :103-105)
H. Penggunaan Partograf
1. Definisi
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan
dan informasi untuk membuat keptusan klinik.
a. Kegunaan partograf
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan memeriksa
pembukaan serviks berdasarkan pemeriksaan dalam.
2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal, dengan
demikian dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus
lama. Hal ini merupakan bagian terpenting dari proses pengambilan
keputusan klinik persalinan kala I.
3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi
bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan mendikamentosa
20. 18
yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik
dan asuhan atau tindakan yang diberikan. Semuanya dicatat secara
rinci pada status atau rekam medic ibu bersalin dan bayi baru lahir.
b. Bagian-bagian partograf
1) Kemajuan persalinan
a) Pembukaan serviks.
b) Turunnya bagian terendah dan kepala janin.
c) Kontraksi uterus.
2) Kondisi janin
a) Denyut jantung janin (DJJ).
b) Warna dan volume air ketuban.
c) Moulase kepala janin.
3) Kondisi ibu
a) Tekanan darah, nadi dan suhu badan.
b) Volume urine.
c) Obat dan cairan.
c. Cara mencatat temuan pada partograf
Observasi dimulai sejak ibu datang, apabila ibu datang masih dalam fase
laten, maka hasil observasi ditulis di lembar observasi bukan pada
partograf. Karena partograf dipakai setelah ibu masuk fase aktif yang
meliputi:
1) Identifikasi ibu
Lengkapi bagian awal atau bagian atas lembar partograf secara teliti
pada saat mulai asuhan persalinan yang meliputi nama, umur, gravid,
para, abortus, nomor rekam medis/nomor klinik, tanggal dan waktu
mulai dirawat, waktu pecahnya selaput ketuban.
21. 19
2) Kondisi janin
Kolom jalur dan skala angka pada partograf bagian atas adalah untuk
pencatatan:
a) Denyut jantung janin
DJJ dinilai setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat
janin). Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis
tebal angka 180 dan 100, nilai normal sekitar 120 s/d 160, apabila
ditemukan DJJ dibawah 120 dan diatas 160, maka penolong harus
waspada.
b) Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan dalam dengan
menggunakan lambing sebagai berikut.
U: Jika ketuban Utuh belum pecah
J: Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban Jernih
M: Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur dengan
Mekoneum.
D: Jika ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur dengan
Darah.
K : Jika ketuban sudah pecah dan air ketubn Kering.
c) Penyusupan/moulase kepala janin
Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan kepala
janin dengan menggunakan lambing sebagai berikut:
0 : tualng-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah
dapat diraba
1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tetapi masih
bisa dipisahkan.
22. 20
3 : tulang-tulang kepala janintumpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan.
3) Kemajuan persalinan
a) Dilatasi serviks
Pada kolom dan lajur kedua dari partograf untuk pencatatan
kemajuan persalinan.Angka 0-10 yang tertera pada tepi kolom kiri
adalah besarnya dilatasi serviks.Kotak diatasnya menunjukkan
penambahan dilatasi sebesar 1 cm. Pada pertama kali menulis
pembesaran dilatasi serviks harus ditulis tepat pada garis waspada.
Cara pencatatan dengan memberikan tanda silang (X) pada
garis waspada sesuai hasil periksa dalam/VT.Hasil pemeriksaan
dalam/VT selanjutnya dituliskan sesuai dengan waktu pemeriksaan
dan dihubungkan dengan garis lurus dengan hasil sebelumnya.
Apabila dilatasi serviks melewati garis waspada, perlu
diperhatikan apa penyebabnya dan penolong harus menyiapkan ibu
untuk dirujuk.
b) Penurunan bagian terendah janin
Skala 0 s/d 5 pada garis tepisebelah kiri keatas, juga
menunjukkan beberapa jauh penurunan kepala janin kedalam
panggul. Dibawah lajur kotak dilatasi serviks dan penurunan
kepala menunjukkan waktu/jam dimulainya fase aktif, tertera
kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan fase
aktif dimulai, setiap kotak menunjukkan 30 menit.
c) Kontraksi uterus/his
Dibawah lajur waktu pada partograf terdapat lima kotak
dengan tulisan “kontraksi” tiap 10 menit di sebelah luar kolom.
23. 21
Setiap kotak untuk sekali kontraksi.Jumlah kotak yang diisi kea
rah atas menunjukkan frekuensi kontraksi dalam 10 menit.Setiap
30 menit, periksa dan dokumentasikan frekuensi kontraksi yang
datang dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Adapun cara dokumentasi lama kontraksi:
- Buatlah titik-titik pada kotak bila lama kontraksi kurang dari 20
detik
- Buatlah arsiran garis pada kotak bila lama kontraksi kurang 20-
40 detik
- Isi penuh kotak yang sesuai untuk mennyatakan lamanya
kontraksi lebih dari 40 detik.
d) Obat-obatan dan cairan tang diberikan
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tersedia lajur kotak
untuk mencatat obat-obatan dan cairan yang diberikan.
e) Kondisi ibu. Bagian akhir pada lembar partograf berkaitan dengan
kondisi ibu yang meliputi : nadi, tekanan darah, temperatur tubuh,
urine (volume, aceton,protein).
(JNPK-KR.2012 : 52-60)
24. BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
DENGAN KASUS : Persalinan Fisiologis
DI : Puskesmas Bojong Rawalumbu
PADA : Tanggal : 10 Bulan 06 Tahun 2016
Waktu : 21.50 WIB
I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas / Biodata
Nama : Ny.D Nama : Tn.I
Umur : 29 thn Umur : 30 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Rawalumbu Alamat : Rawalumbu
B. Anamnesa
Tanggal 10 Juni 2016 Pukul 21.55 WIB Oleh Bidan
1. Keluhan utama saat masuk
Ibu mengatakan hamil anak ketiga umur kehamilan 39 mg
Ibu mengeluh mules yang sering. Teratur jam : 07.00 WIB
25. 23
Keluhan sejak kunjungan terakhir
Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah ke pinggang dan
perubahan frekuensi BAK
2. Tanda-tanda persalinan
His : Ada Sejak Tanggal : 10-06-2016 pukul : 22.00 WIB
Frekuensi : 3 X 10 menit
Lamanya : 30 detik Kekuatan :Kuat
Lokasi ketidaknyamanan : Perut
3. Pengeluaran pervaginam
Darah lendir : Tidak ada
Air ketuban : Utuh Jumlah : Tidak ada Warna : Tidak ada
Darah : Tidak ada Jumlah : Tidak ada Warna : Tidak ada
4. Masalah-masalah khusus
Tanyakan hal-hal yang berhubungan dengan factor risiko/predisposisi
maupun risiko tinggi yang dialami :
Tidak ada
5. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 20-09-2015 TP : 27-06-2016
Haid bulan sebelumnya : 23-08-2015 Lamanya : 7 hari
Siklus : 28 hari
ANC : YA / Tidak, Frekuensi : 6 kali, Di puskesmas
Kelainan/Gangguan : Tidak ada
6. Riwayat imunisasi : TTI : 10-01-2016
TTII : 07-02-2016
26. 24
7. Riwayat kehamilan/persalinan lalu
8. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : Aktif, kurang lebih 13 X
9. Makan dan minum terakhir : Jam 19.00 WIB, 10-06-2016
10. Buang air besar terakhir: Jam 20.00 WIB, 10-06-2016
11. Buang air kecil terakhir : Jam 20.00 WIB, 10-06-2016
12. Tidur : Ibu mengatakan tidak bias tidur
13. Psikologis : Ibu mengatakan cemas dan khawatir
14. Keluhan lain-lain (bila ada) : Tidak ada
II. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
2. Status emosional : Stabil
3. Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/m
Pernafasan : 23 x/m
Suhu : 36, 2 0C
4. Pemeriksaan fisik
1) Rambut : Normal dan Bersih
2) Muka : Simetris, Normal Oedema : Tidak ada
Kelopak mata : Simetris, tidak oedema Konjungtiva : An anemis
Sclera : An ikterik
Hamil
Ke
Thn Lahir Lama & Jenis
Persalinan
Penyulit/
Komplikasi
Penolong
& tempat
BB L Keadaan
anak
sekarang
1. 23-05-2008 Spontan Tidak ada Bidan 2.800 gr Baik
2. 16-10-2011 Spontan Tidak ada Bidan 3.400 gr Baik
3. Hamil ini
27. 25
3) Mulut dan gigi
Lidah dan gerahang : Normal, bersih
4) Leher
Pembesaran tyroid : Tidak ada
5) Kelenjar getah bening
Pembesaran : Tidak ada
6) Dada
Jantung : Normal, terdengar lub-dub
Paru-paru : Normal
Payudara
Pembesaran : Ada
Puting susu : Menonjol
Simetris : Ya, kanan kiri
Benjol/Tumor : Tidak ada
Pengeluaran Kolostrum : Ada, kanan kiri
Rasa nyeri : Tidak ada
7) Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang : Lordosis
Pinggang (nyeri ketuk) : Tidak ada
8) Ekstremitas atas dan bawah
Odema tangan dan kaki : Tidak ada
Kekakuan otot dan sendi : Tidak ada
9) Abdomen
Bekas operasi : Tidak ada
Pembesaran : Sesuai masa kehamilan
Konsistensi : Kenceng, Lunak
Benjolan : Tidak ada
Pembesaran liver : Tidak ada
Kandung kemih : Kosong
28. 26
10) Pemeriksaan kebidanan
Palpasi uterus
Tinggi fundus uteri : 1 jari dibawah Px
Presentasi : Kepala
TFU (dengan pita cm) : 29 cm
Osborn : Tidak dilakukan
Kontraksi : Ada
Frekuensi : 3X 10’30’’
Fetus : Letak : Manjang
Posisi : Puki
Penurunan : 3/5 bagian U
Pergerakan : Aktif
TBJ : 2.790 gram
Auskultasi
Denyut jantung fetus : (+) positif
Frekuensi : 140 x/m Teratur/Tidak
Punctum maximum : 3 jari dibawah pusat bagian kiri
Ano-genital
Perinium : Luka parut : Tidak ada
Vulva-Vagina : Warna luka : Tidak ada
Fistula : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Pengeluaran vaginam : Lendir
Warna : Putih, pucat
Konsistensi : Lunak
Jumlah : -
Kelenjar Bartholini : Pembengkakan : Tidak ada
Anus : Hemoroid : Tidak ada
29. 27
Pemeriksaan dalam, atas indikasi : tidak ada
Pukul : 22.00 WIB
Dinding vagina : Normal
Portio : Tebal, lunak
Pembukaan servik : 4 cm
Posisi portio : Antefleksi
Konsistensi : Lunak
Ketuban : Utuh
Presentasi fetus : Kepala
Penurunan Bagian Terendah :3/5
Posisi : UUK kiri depan
Imbang feto pelvic : Imbang
11) Pemeriksaan laboratorium
Darah : Hb : 11,2 gr%
Urine : Negative
Glukosa : Negative
12) Lembar partograf
Sebagai berikut :
30. 28
III. ANALISA DATA
Diagnosa : Ibu : G3P2A0 usia kehamilan 39 mg inpartu kala I fase aktif
Pembukaan 4 cm
Janin : hidup tunggal intrauterine, presentase kepala
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
IV. PERENCANAAN (PLANNING)
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu TD : 120/80 mmHg, N
: 82 x/
m, Rr : 23 x/m, S : 36,20C, his sudah adekuat, keadaan ibu baik,
pembukaan 4 cm, janin keadaan baik. Ibu dan keluarga mengerti tentang hasil
pemeriksaan.
2. Melibatkan suami dan keluarga dalam proses persalinan dan kelahiran bayi.
Suami dan keluarga telah dilibatkan.
3. Menganjurkan ibu untuk miring kekiri agar vena cafa inverior tidak tertekan
sehingga oksigen kebayi lancar. Ibu sudah dalam posisi miring ke kiri.
4. Menganjurkan ibu untuk menngkonsumsi makanan/minuman disela-sela
kontraksi seperti minum tehdan makan roti. Ibu bersedia makan dan minum
disela-sela kontraksi.
5. Menganjurkan ibu untuk segera BAK bila kandung kemih terasa penuh atau
bila ada keinginan untuk BAK. Ibu bersedia BAK bila kandung kemih terasa
penuh.
6. Menganjurkan ibu untuk relaksasi dengan cara menarik napas panjang dari
hidung dan menghembuskan lewat mulut secra perlahan. Ibu mengerti dan
dapat melakukan tehnik relaksasi.
7. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman selama menunggu
pembukaan lengkap. Ibu berbaring miring kekiri dan kadang duduk.
31. 29
8. Menyiapkan alat-alat untuk menolong persalinan seperti partus set, resusitasi
set, hecting set, oksigen, okstosin, infus set, lidocain, air clorin, air DTT,
kain, pakaian ibu dan bayi, APD. Semua alat persalinan telah disiapkan.
9. Mengobservasi hasil pemeriksaan HIS, Nadi, DJJ, tiap 30 menit. Observasi
telah dilakukan.
10. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan. Hasil ppemeriksaan telah
didokumentasikan.
11. Mengobservasi ibu selama kala I
Pukul Nadi DJJ Kontraksi Keterangan
22.00 WIB 83 x/m 140 x/m 3X10’30’’ TD : 120/80 mmHg. Urine
: ± 75 cc, Suhu : 36,10c
VT : dinding vagina tidak
ada septum, portio
tebal, lunak,
pembukaan serviks
4 cm, ketuban utuh,
presentasi kepala,
penurunan bagian
terendah 3/5 bagian,
posisi UUK kiri
depan.
22.30 WIB 85 x/m 145 x/m 4X10’40’’
23.00 WIB 83 x/m 142 x/m 4X10’45’’ Penurunan 1/5 bagian,
Suhu 36,10c, pembukaan
10 cm, TD : 120/80
mmHg, Rr : 23 x/m
VT : Mengeluarkan
lender bercampur
32. 30
darah, ketuban
jernih, urine ± 100
cc, UUK kiri depan,
perdarahan ± 150
cc.
Observasi telah dilakukan.
V. CATATAN PERKEMBANGAN
a. KALA II
TANGGAL DATA
SUBYEKTIF
DATA
OBYEKTIF
ANALISA
DATA
PERENCANAAN
10/06 /2016 Ibu
mengatakan
nyeri semakin
bertambah
dan sering
dari pinggang
menjalar ke
perut bagian
bawahdan
merasa ingin
mengedan
Jam : 23.50 WIB
Tanda-tanda robekan
uteri : Ada/Tidak,
His : Ada,
Frekuensi : 4x10’,
Kekuatan : Kuat,
Lama : 40 detik,
Relaksasi, Kekuatan : -
DJJ : Frekuensi : 143
x/menit,
Teratur/Tidak.
Jam : 23.00 WIB
Pemeriksaan dalam,
indikasi : tidak ada,
Dinding vagina : tidak
teraba,
Pembukaan : lengkap,
Ibu :
G3P2A0
Inpartu kala
II
1. Menjelaskan kepada ibu
bahwa pembukaan sudah
lengkap dan telah
memasuki proses
persalinan. Ibu mengerti
bahwa pembukaan sudah
lengkap.
2. Menghadirkan
pendamping saat
persalinan berlangsung.
Suami telah mendampingi.
3. Mengatur posisi ibu yang
nyaman selama proses
persalinan, seperti posisi
setengah duduk. Ibu sudah
dalam posisi setengah
duduk.
33. 31
Ketuban : jernih,
Presentasi : kepala,
Posisi : UUK Kiri
Depan,
Penurunan bagian
terendah : Kepala 1/5
bagian U
Jam : 23.25 WIB
Bayi lahir, AS : 9/10,
Jenis kelamin : laki-
laki,
BB : 3.000 gram,
PB : 48 cm.
No.identitas :
4. Memberikan makan dan
minum kepada ibu disela-
sela kontraksi. Ibu telah
diberikan makan dan
minum disela-sela
kontraksi.
5. Mendekatkan alat dan
bahan persalinan seperti
partus set, under pad,
tempat plasenta dan kain.
Alat dan bahan persalinan
telah di dekatkan.
6. Memasangkan under pad
dibawah bokong ibu.
Under pad telah di
letakkan dibawah bokong
ibu.
7. Memakai handscoond dan
appround. Handscoond
dan appround telah
dipakai.
8. Memimpin persalinan bila
ada dorongan ibu untuk
meneran seperti adanya
tekanan pada anus,
perineum menonjol, vulva
membuka serta
mengajarkan ibu untuk
34. 32
mengedan saat timbul his
seperti orang BAB keras.
Beritahu ibu jangan
bersuara saat meneran,
mata melihat kearah pusat,
tidak menutup mata, tarik
napas dalam saat his
hilang dan keluarkan
melalui mulut. Ibu telah
melakukan yang telah
dijelaskan oleh bidan.
9. Membantu proses
persalinan ibu setelah
tampak kepala bayi 5-6
cm didepan vulva,
lindungi perineum dengan
satu tangan, lalu tangan
lain menahan kepala bayi
agar tidak defleksi,
sebelah kepala keluar
periksa ada lilitan tali
pusat atau tidak, jika tidak
ada kemudian tunggu
kepala mengalami putaran
paksi luar, lalu pegang
kepala secara biparietal
dengan lembut, gerakkan
kepala kebawah untuk
35. 33
mengeluarkan bahu
anterior dan gerakkan
kepala ke atas untuk
mengeluarkan bahu
posterior. Setelah kedua
bahu dilahirkan, gerakkan
lengan bagian bawah
untuk menyanggah kepala,
leher, bahu dengan tangan
kanan lalu tangan kiri
menelusuri kepala, lengan
sampai kaki lahir,
selanjutnya memegang
kedua mata kaki bayi
dengan hati-hati saat
membantu kelahiran bayi.
Bayi lahir pukul 23.25
WIB, jenis kelamin laki-
laki, BB : 3.000 gram, PB
: 48 cm, A/S 9/10, LK : 32
cm, LD : 31 cm, anus
tidak ada kelainan, tidak
ada cacat bawaan dan
telah dilakukan inisiasi
menyusui dini (IMD).
36. 34
b. KALA III
TANGGAL DATA
SUBYEKTIF
DATA
OBYEKTIF
ANALISA
DATA
PERENCANAAN
11/06 /2016 Ibu
mengatakan
perutnya
masih terasa
mules
1.Pemeriksaan
Umum
Keadaan Umum :
Baik
Kesadaran :
composmentis
Suhu : 36,10c
TD : 120/80
mmHg
2.Keadaan kandung
kemih : kosong
3.Tinggi Fundus
Uteri : Sepusat
4.Kontraksi : Baik
5.Tanda-tanda
pelepasan plasenta
- Adanya
semburan darah
tiba-tiba
- Uterus globuler
- Tali pusat
memanjang
6.Perdarahan : ± 150
cc
Ibu : P3A0
Partus kala III
1. Melakukan palpasi
abdomen untuk
memastikan ada atau tidak
janin kedua. Tidak ada
janin kedua.
2. Menyuntikkan oksitosin
10 IU secara IM dalam
waktu satu menit setelah
kelahiran bayi. Oksitosin
telah disuntikkan di 1/3
paha bagian luar.
3. Melakukan peregangan
tali pusat terkendali,
plasenta lahir spoontal
pukul 23.30 WIB,
kotiloden dan selaput
plasenta lengkap, panjang
tali pusat 48 cm.
4. Melakukan massase
fundus uteri segera setelah
plasenta lahir selama 15
detik searah dengan jarum
jam. Massase fundus uteri
telah dilakukan.
5. Memeriksa ada atau tidak
37. 35
7.Jam : 23.30 WIB
Plasenta lahir
Lengkap/Tidak
Ukuran plasenta :
Lebar : 18 cm,
Tebal : 2 cm,
Kelainan : tidak
ada,
Tali pusat :
Insersi : centralis,
Panjang : 48 cm.
robekan perineum.
Terdapat robekan
perineum derajat 1.
6. Memeriksa jumlah
perdarahan. Jumlah
perdarahan ± 150 cc.
c. KALA IV
TANGGAL DATA
SUBYEKTIF
DATA
OBYEKTIF
ANALISA
DATA
PERENCANAAN
10/06 /2016 Ibu
mengatakan
perutnya
terasa
kencang dan
masih sedikit
terasa mules,
serta ibu
merasa
senang atas
kelahiran
bayinya dan
sedikit merasa
1.Pemeriksaan
Umum
Keadaan Umum :
Baik
Kesadaran :
composmentis
Suhu : 36,30c
TD : 110/80
mmHg
2.Keadaan kandung
kemih : kosong
3.Tinggi Fundus
Uteri : 1 jari
Ibu : P3A0
Partu kala IV
1. Membersihkan ibu
denganmenggunakan air
DTT dan membantu ibu
memakai pakaian yang
bersih dan kering,
menempatkan semua
peralatan didalam larutan
klorin 0,5 % selama 10
menit dan
mendekontaminasikan
daerah yang digunakan
untuk melahirkan dengan
larutan klorin 0,5% dan
38. 36
lelah dibawah pusat
4.Kontraksi : Baik
membilas dengan sir
bersih. Ibu dan ruangan
tampak bersih.
2. Mengajarkan ibu cara
massase fundus uteri
dengan meletakkan tangan
diperut ibu lalu lakukan
gerakan memutar searah
jarum jam apabila teraba
lembek untuk mencegah
perdarahan. Ibu bersedia
melakukan massase
fundus uteri apabila teraba
lembek.
3. Melakukan pemantauan
kala IV, yaitu setiap 15
menit pada satu jam
pertama dan setiap 30
menit pada satu jam
kedua.
39. 37
Jam
Ke
Waktu Tekanan
Darah
Nadi Suhu TFU Kontraksi
Uterus
Kandung
Kemih
Perdarahan
23.50 120/80 84 x/m 36,40c
1 jari
dibawah
pusat
Baik Kosong
00.05 110/70 84 x/m
1 jari
dibawah
pusat
Baik Kosong
1
00.20 110/70 82 x/m
1 jari
dibawah
pusat
Baik Kosong ± 100 cc
00.35 120/80 81 x/m
1 jari
dibawah
pusat
Baik Kosong
01.05 120/80 84 x/m 36,50c
2 jari
dibawah
pusat
Baik kosong
2
01.35 110/70 82 x/m
2 jari
dibawah
pusat
Baik kosong ± 50 cc
Pemantauan telah dilakukan.
4. Memeriksa jumlah perdarahan. Jumlah perdarahan ±150 cc.
40. BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin pada Ny.D G3P2A0
dengan usia kehamilan 39 minggu di Puskesmas Bojong Rawalumbu Bekasi
telah di lakukan dan semua hasil asuhan telah di dokumentasikan dengan
menggunakan manajemen kebidanan dengan metode SOAP dan pola pikir
varney.
Dalam asuhan kebidanan pada persalinan normal terhadap Ny.D dilakukan
dengan sistematis yaitu melakukan pengkajian data subjektif (hasil wawancara
atau anamnesa) dan pengkajian data objektif (hasil pemeriksaan fisik).
Diagnosa yang didapatkan dari hasil pengkajian data subjektif dan data
objektif pada persalinan normal terhadap Ny. D yaitu ibu G3P2A0 usia kehamilan
39 minggu inpartu kala 1 fase aktif.
Setelah dilakukan pengumpulan data, tidak ada masalah, kebutuhan, diagnosa
potensial, masalah potensial, serta tidak ada kebutuhan tindakan segera oleh
dokter, secara mandiri oleh bidan ataupun berkolaborasi dengan dokter atau pihak
lain untuk merujuk pada persalinan normal Ny. D.
Rencana Asuhan Kebidanan pada persalinan normal Ny. D yaitu dengan cara
beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan, berikan dukungan kepada ibu, anjurkan
ibu untuk miring ke arah kiri agar oksigen ke bayi lancar, anjurkan ibu untuk
BAK jika kandung kemih terasa penuh, anjurkan ibu untuk makan dan minum,
anjurkan ibu untuk memilih posisi dalam bersalin, ajarkan ibu teknik relaksasi,
siapkan alat-alat persalinan dan observasi keadaan ibu.
Dalam manajemen aktif Kala III (pelepasan plasenta) tidak ada kesenjangan
antara praktek dan teori. Kala III menyuntikkan oksitosin setelah 2 menit
kelahiran bayi, sebanyak 10 unit I.M di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu
41. 38
bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu, melakukan penegangan tali
pusat terkendali, melakukan pemijatan uterus (masase uterus) dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras), dan
menilai perdarahan. Semua asuhan yang dilakukan dalam Kala III sesuai dengan
teori yang ada.
Pelaksanaan dari rencana asuhan pada persalinan normal Ny.D telah
dilakukan sesuai dengan rencana asuhan dan sesuai dengan keadaan dan kondisi
pasien.
Evaluasi dari pelaksanaan asuhan kebidanan pada persalinan normal Ny. D
yaitu ibu mengerti apa yang telah dijelaskan, ibu bersedia mengikuti anjuran
bidan, dan ibu telah melahirkan bayi perempuan dengan berat badan 3000 gram.
B. SARAN
1. Bagi Institusi Pendidikan (Akademi Kebidanan Gema Nusantara)
Institusi pendidikan diharapkan dapat terus membimbing mahasiswanya
dengan baik dan terus mengadakan perbaikan atas manajemen pendidikan.
Agar lebih meningkatkan proses pembelajaran didalam akademik dan lebih
melatih keterampilan mahasiswi dalam asuhan ibu bersalin, sehingga
menambah wawasan.
2. Bagi Lahan Praktik (Puskesmas Bojong Raawalumbu)
Dapat diharapkan untuk lebih mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanan sarana dan prasarana dalam asuhan kebidanan pada ibu bersalin
yang dilakukan pada setiap mahasiswa.
a. Setiap bidan diharapkan mampu mengelola asuhan kebidanan
berkelanjutan pada ibu bersalin.
b. Diharapkan agar setiap bidan hendaknya menggunakan metode APN
dalam pertolongan persalinan.
42. 39
c. Setiap bidan hendaknya memberikan kenyamanan pada ibu dari segi fisik
maupun psikis terhadap ibu bersalin.
3. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa diharapkan agar dapat menggunakan kesempatan belajar
dilahan praktek dengan baik dan dapat menggali ilmu yang mungkin tidak
didapatkan di institusi pendidikan tetapi bisa didapatkan dilahan praktek
terhadap ibu bersalin.
b. Mahasiswa sebagai calon bidan harus dapat mengantisipasi kemungkinan
masalah yang akan timbul dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu
bersalin.
c. Mahasiswa mampu mendokumentasikan semua tindakan dan
perkembangan yang terjadi pada ibu bersalin, khususnya pada asuhan
kebidanan ibu bersalin serta dapat bertindak secara sistematik.
4. Bagi Klien
Sebaiknya setiap wanita yang akan bersalin mau bekerja sama dan mau
mengikuti anjuran yang diberikan bidan, karena sangat bermanfaat bagi
proses persalinanya terhadap keselamatan dirinya dan bayinya.
43. 40
DAFTAR PUSTAKA
Rohani. dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba
Medika
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Acuan Naasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Tando, Marie Naomy. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : IN MEDIA
Johariyah, dan Ema Wahyu. 2012. Asuhan Kebidanan Persalinan & BAyi Baru
Lahir. Jakarta : CV. Trans Info Media
JNPK-KR. 2012. Asuhan Persalinan Normal Asuhan Esensial Bagi Ibu Bersalin dan
Bayi Baru Lahir serta Penatalaksanaan Komplikasi Segera Pasca Persalinan dan
Nifas.
Madepurningsih .2013. persalinan normal, https://madepurningsih.wordpress.
com/2013/05/15/persalinan-normal-2/, diakses 30 Juli 2016
Reni Susanti, Penyumbang Terbesar Tingginya Kematian Ibu di Jabar,
http://regional.kompas.com/read/2016/06/24/13231271/bogor.penyumbang.terbes
ar.tingginya.kematian.ibu.di.jabar, diakses 29 juli 2016
Jamhari. 2015. Kematian Ibu dan Anak Di Kabupaten Bekasi.
http://lifestyle.okezone.com/read/2013/12/29/482/918922/kematian-ibu-dan-anak-
di-kabupaten-bekasi-terus-turun, diakses pada 29 Juli 2016
Redaksi, Di Bekasi Angka Kematian Ibu Saat Melahirkan Masih Terbilang Tinggi,
http://www.bekasiurbancity.com, diakses 30 Juli 2016 Koran Sindo. 2015. Angka
Kematian Ibu Masih Jauh Dari Target. http://www.koran-
44. 41
sindo.com/news.php?r=0&n=6&date=2015-12-22, diakses pada tanggal 29 Juli
2016
Ahmad Hudee, 2009. Manajement Kebidanan Pada Ibu Bersalin Fisiologis,
http://hudenizia.blogspot.co.id/2010/12/askep-pkk-ii-manajemen-kebidanan-
pada.html, diakses pada tanggal 15 Agustus 2016
Bidan, Blog. 2012. ASKEB II Persalinan. http://qomariyahmidwiferyblog.
blogspot.co.id/2012/06/askeb-ii-persalinan.html, diakses pada tanggal 15 Agustus
2016