SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY.”R” DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM
DI BPS BUNDA AMUD KABUPATEN MUNA
TANGGAL 22 APRIL 2015
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh :
ERNA WATI.U
2011.IB.0
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA
KABUPATEN MUNA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdarahan setelah melahirkan atau post partum hemorrhagic (PPH) adalah
konsekuensi perdarahan berlebihan dari tempat implantasi plasenta, trauma di traktus
genitalia dan struktur sekitarnya, atau keduanya. Diperkirakan ada 14 juta kasus
perdarahan dalam kehamilan setiap tahunnya paling sedikit 128.000 wanita
mengalami perdarahan sampai meninggal. Sebagian besar kematian tersebut terjadi
dalam waktu 4 jam setelah melahirkan. Di Inggris (2000), separuh kematian ibu
hamil akibat perdarahan disebabkan oleh perdarahan post partum. Di Indonesia,
Sebagian besar persalinan terjadi tidak di rumah sakit, sehingga sering pasien yang
bersalin di luar kemudian terjadi perdarahan post partum terlambat sampai ke rumah
sakit, saat datang keadaan umum/hemodinamiknya sudah memburuk, akibatnya
mortalitas tinggi.
Menurut Depkes RI, kematian ibu di Indonesia (2013-2014) adalah 650 ibu
tiap 100.000 kelahiran hidup dan 43% dari angka tersebut disebabkan oleh
perdarahan post partum, dan Menurut Kemetrian Kesehatan RI tahun 2010, ada 3
faktor utama kematian Ibu bersalin adalah perdarahan (28%), Eklamsia (24%), dan
Infeksi (11%). Anemia dan kekurangan energy kronis (KEK) pada Ibu hamil menjadi
penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor utama
kematian Ibu.
Menurut data WHO, di berbagai Negara paling sedikit seperempat dari
seluruh kematian ibu di sebabkan oleh perdrahan, proporsinya berkisar anatara
kurang dari 10 persen sampai hampir 60 persen (PP dan KPA 2010).
Meskipun bebrbagai upaya tersebut telah di lakukan namun jumlah kasus
kematian yang terjadi di Sulawesi Tenggara masih tinggi dan jauh dari target nasional
menurut MDGs yaitu menurunkan angka kematian ibu sebesar ¾ dari angka
Kematian Ibu pada tahun 1990 (450 per 100.000) menjadi 102 100.000 pada tahun
2015 (Agan et al,2010). Hal ini menunjukkan bahwa status kesehatan masyarakat di
Sulawesi Tenggara masih perlu mendapatkan penanganan terutama masalah
kesehatan Ibu. Hal ini menjadi karena intervensi yang di berikan masih bersifat
parsial dan pada lokasi tertentu saja, disamping itu juga masih banyak program
intervensi yang kurang tepat sasaran (Pemda provsultra.2008).
Apabila terjadi perdarahan yang berlebihan pasca persalinan harus dicari
etiologi yang spesifik. Atonia uteri, retensio plasenta (termasuk plasenta akreta dan
variannya), sisa plasenta, dan laserasi traktus genitalia merupakan penyebab sebagian
besar perdarahan post partum. Dalam 20 tahun terakhir, plasenta akreta mengalahkan
atonia uteri sebagai penyebab tersering perdarahan post partum yang keparahannya
mengharuskan dilakukan tindakan histerektomi. Laserasi traktus genitalia yang dapat
terjadi sebagai penyebab perdarahan post partum antara lain laserasi perineum,
laserasi vagina, cedera levator ani da cedera pada serviks uteri.
Adapun Pengertian, komplikasi dan penyebab Perdarahan Post Partum adalah sebagai
berikut:
Perdarahan postpartum adalah perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih
setelah kala III selesai (setelah plasenta lahir) (Wiknjosastro, 2000).
Fase dalam persalinan dimulai dari kala I yaitu serviks membuka kurang dari 4 cm
sampai penurunan kepala dimulai, kemudian kala II dimana serviks sudah membuka
lengkap sampai 10 cm atau kepala janin sudah tampak, kemudian dilanjutkan dengan
kala III persalinan yang dimulai dengan lahirnya bayi dan berakhir dengan
pengeluaran plasenta. Perdarahan postpartum terjadi setelah kala III persalinan selesai
(Saifuddin, 2002).
Perdarahan postpartum ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan
menakutkan sehingga dalam waktu singkat wanita jatuh ke dalam syok, ataupun
merupakan perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetapi terus menerus dan ini juga
berbahaya karena akhirnya jumlah perdarahan menjadi banyak yang mengakibatkan
wanita menjadi lemas dan juga jatuh dalam syok (Mochtar, 1995).
A. Penyebab Perdarahan Postpartum
Penyebab perdarahan Postpartum antara lain :
1) Atonia uteri 50% - 60%
2) Retensio plasenta 16% - 17%
3) Sisa plasenta 23% - 24%
4) Laserasi jalan lahir 4% - 5%
5) Kelainan darah 0,5% - 0,8% (Mochtar, 1995).
Beberapa komlikasi dan kondisi selama hamil dan bersalin dapat merupakan
faktor predisposisi terjadinya perdarahan paska persalinan, keadaan tersebut ditambah
lagi dengan tidak maksimalnya kondisi kesehatannya dan nutrisi ibu selama hamil.
Oleh karena itu faktor-faktor haruslah diketahui sejak awal dan diantisipasi pada
waktu persalinan :
1) Trauma persalinan
Setiap tindakan yang akan dilakukan selama proses persalianan harus
diikuti dengan pemeriksaan jalan lahir agar diketahui adanya robekan
pada jalan lahir dan segera dilakukan penjahitan dengan benar.
2) Atonia Uterus
Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat
berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat
melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (Apri, 2007). Pada kasus
yang diduga berisiko tinggi terjadinya atonia uteri harus diantisipasi
dengan pemasangan infus. Demikian juga harus disiapkan obat
uterotonika serta pertolongan persalinan kala III dengan baik dan benar.
3) Jumlah darah sedikit
Keadaan ini perlu dipertimbangkan pada kasus keadaan itu jelek,
hipertensi saat hamil, pre eklampsia dan eklamsi.
4) Kelainan pembekuan darah
Meskipun jarang tetapi bila terjadi sering berakibat fatal, sehingga perlu
diantisipasi dengan hati-hati dan seksama.
Berdasarkan angka kejadian Perdarahan Post Partum yang banyak memberi
dampak terhadap Ibu bersalin maka penulis termotivasi untuk membahas dalam
sebuah Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan Kebidanan Ny. ”R“ dengan
Perdarahan Post Partum di Bidan Praktek Swasta (BPS) tanggal 24 April 2015.
A. Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan dalam penulis ini meliputi Manajemen Asuhan
Kebidanan Ibu Bersalin pada Ny.R GIP0A0 dengan Perdarahan Post Partum di BPS
Bunda Amud Tanggal 24 April 2015
C. Tujuan Telaah
1. Tujuan umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin pada Ny.”R” GIP0A0
dengan Perdarahan Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24 April 2015.
2. Tujuan khusus
a. Mengumpulkan data dan analisis data Ny.”R” GIP0A0 dengan Perdarahan
Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24 April 2015.
b. Menentukan dan merumuskan Diagnosa/Masalah aktual Ny.”R” GIP0A0
dengan Perdarahan Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24 April 2015.
c. Menentukan dan merumuskan diagnosa atau masalah potensial Ny.”R”
GIP0A0 dengan Perdarahan Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24
April 2015.
d. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera Ny.”R” GIP0A0 dengan
Perdarahan Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24 April 2015.
e. Menentukan rencana tindakan dan kolaborasi asuhan kebidanan Ny.”R”
GIP0A0 dengan Perdarahan Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24
April 2015.
f. Melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan Ny.”R” GIP0A0 dengan
Perdarahan Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24 April 2015.
g. Melaksanakan evaluasi hasil Asuhan Ny.”R” GIP0A0 dengan Perdarahan
Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24 April 2015.
h. Melakukan pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ny.”R” GIP0A0 dengan
Perdarahan Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24 April 2015.
D. Manfaat Telaah
Adapun manfaat penulisan dalam karya tulis ini adalah:
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta tambahan pengalaman
yang sangat berharga dalam penerapan Asuhan Kebidanan dengan Perdarahan
Post Partum.
2. Bagi Institusi
Sebagai persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir jenjang Pendidikan Diploma
III Akademi Kebidanan Paramata Raha dan sebagai bahan acuan/pedoman bagi
Institusi Jurusan Kebidanan untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) selanjutnya
terutama pada persalinan Perdarahan Post Partum.
3. Bagi Petugas Kesehatan
a. Sebagai Sebagai masukan bagi Institusi kesehatan khususnya kebijaksanaan
dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya.
b. Sumber informasi bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan Manajemen
Asuhan Kebidanan dengan Perdarahan Post Partum.
E. Metode Telaah
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini berdasarkan teori ilmiah yang
dipadukan dengan praktek dan pengalaman. Penulis memerlukan data yang objektif
dan relevan dengan teori-teori yang dijadikan analisa dalam pemecahan masalah
untuk itu penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan
Mencari sumber melalui bahan bacaan atau buku-buku literatur yang dapat
dipercaya untuk mendapatkan kejelasan teori yang berhubungan dengan masalah
klien.
2. Studi Kasus
Dengan menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan komprehensif
data yang dihimpun dengan evaluasi yang di dapat dengan metode:
a) Wawancara
Pengumpulan data dengan melakukan komunikasi lisan secara langsung
pada klien/keluarga.
b) Observasi
Mengamati keadaan klien
c) Pemeriksaan fisik
Pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik pada klien dengan
cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
d) Studi Dokumentasi
Pengumpulan data dan mempelajari data serta status pasien yang bersumber
dari catatan bidan maupun buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dapat
menunjang hasil pemeriksaan diagnostik.
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan pemahaman dalam penulisan dan penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyusun dan menulis dalam beberapa BAB sebagai
berikut:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, ruang lingkup pembahasan, tujuan
telaah yang meliputi tujuan umum dan khusus, manfaat telaah, yang
meliputi manfaat bagi institusi pendidikan dan manfaat bagi penulis,
metode telaah yang meliputi studi kepustakaan dan studi kasus, terdiri
dari wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik, studi dokumentasi,
diskusi, serta sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tentang telaah pustaka, yang terdiri dari tinjauan medis
tentang persalinan dan konsep manajemen kebidanan, serta dokumentasi
asuhan kebidanan yang meliputi definisi dokumentasi dan unsur-unsur
dokumentasi.
BAB III : Studi Kasus
Bab ini berisi tentang pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa
dan masalah aktual, identifikasi masalah potensial dan masalah potensial,
menilai perluny tindakan segera, kolaborasi dan konsultasi, perencanaan
asuhan, penatalaksanaan tasuhan dan evaluasi keefektifan asuhan hingga
pendokumentasian.
BAB IV : Pembahasan
Pembahasan yang berisikan perbadingan antara teori dan fakta yang ada
di lahan praktek pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien dengan
kasus serotinus secara sistematis.
BAB V : Pembahasan
Penutup berisikan kesimpulan dan hasil pelaksanaan serta saran yang
merupakan alternatif rujukan serta adanya lampiran-lampiran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
A. Pengertian Perdarahan Post Partum
Perdarahan Postpartum adalah perdarahan lebih dari 500 – 600 ml dalam masa
24 jam setelah anak lahir. Termasuk perdarahan karaena retensio plasenta.
Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
a) Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir.
b) Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi
lahir.
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi
perdarahan post partum :
1) Menghentikan perdarahan.
2) Mencegah timbulnya syok.
3) Mengganti darah yang hilang.
B. Etiologi Perdarahan Post Partum
Penyebab perdarahan dibagi dua sesuai dengan jenis perdarahan yaitu :
a. Penyebab perdarahan paska persalinan dini :
1) Perlukaan jalan lahir : ruptur uteri, robekan serviks, vagina dan
perineum, luka episiotomi.
2) Perdarahan pada tempat menempelnya plasenta karena : atonia uteri,
retensi plasenta, inversio uteri.
3) Gangguan mekanisme pembekuan darah.
b. Penyebab perdarahan paska persalinan terlambat biasanya disebabkan
oleh sisa plasenta atau bekuan darah, infeksi akibat retensi produk
pembuangan dalam uterus sehingga terjadi sub involusi uterus.
C. Faktor predisposisi Perdarahan Post Partum
Beberapa kondisi selama hamil dan bersalin dapat merupakan faktor predisposisi
terjadinya perdarahan paska persalinan, keadaan tersebut ditambah lagi dengan
tidak maksimalnya kondisi kesehatannya dan nutrisi ibu selama hamil. Oleh
karena itu faktor-faktor haruslah diketahui sejak awal dan diantisipasi pada
waktu persalinan :
1) Trauma persalinan
Setiap tindakan yang akan dilakukan selama proses persalianan harus diikuti
dengan pemeriksaan jalan lahir agar diketahui adanya robekan pada jalan
lahir dan segera dilakukan penjahitan dengan benar.
2) Atonia Uterus
Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat
berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat
melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (Apri, 2007). Pada kasus yang
diduga berisiko tinggi terjadinya atonia uteri harus diantisipasi dengan
pemasangan infus. Demikian juga harus disiapkan obat uterotonika serta
pertolongan persalinan kala III dengan baik dan benar.
3) Jumlah darah sedikit
Keadaan ini perlu dipertimbangkan pada kasus keadaan itu jelek, hipertensi
saat hamil, pre eklampsia dan eklamsi.
4) Kelainan pembekuan darah
Meskipun jarang tetapi bila terjadi sering berakibat fatal, sehingga perlu
diantisipasi dengan hati-hati dan seksama.
D. Patofisiologi Perdarahan Post Partum
1) Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus
masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam
stratum spongiosum sehingga sinus-sinus maternalis ditempat insersinya
plasenta terbuka.
2) Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut akan
menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga
perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot
uterus, akan menghambat penutupan pembuluh darah dan menyebabkan
perdarahan yang banyak. Keadaan demikian menjadi faktor utama penyebab
perdarahan paska persalinan. Perlukaan yang luas akan menambah
perdarahan seperti robekan servix, vagina dan perineum.
E. Gejala dan tanda Penyulit Diagnosa penyebab
1) Uterus tidak berkontraksi dan lembek.
2) Perdarahan segera setelah bayi lahir.
3) Syok.
4) Bekuan darah pada serviks atau pada posisi terlentang akan menghambat
aliran darah keluar.
5) Atonia uteri.
6) Darah segar mengalir segera setelah anak lahir.
7) Uterus berkontraksi dan keras.
8) Plasenta lengkap.
9) Pucat.
10) Lemah.
11) Mengigil.
12) Robekan jalan lahir
13) Plasenta belum lahir setelah 30 menit
14) Perdarahan segera, uterus berkontraksi dan keras
15) Tali pusat putus
16) Inversio uteri
17) Perdarahan lanjutan
18) Retensio plasenta
19) Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap
20) Perdarahan segera
21) Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus uteri tidak berkurang
22) Tertinggalnya sebagian plasenta
23) Uterus tidak teraba
24) Lumen vagina terisi massa
25) Neurogenik syok, pucat dan limbung
26) Inversio uteri
F. Penatalaksanaan Perdarahan Post Partum / Penanganan Perdarahan Post
Partum
a. Penatalaksanaan umum:
1) Ketahui secara pasti kondisi ibu bersalin sejak awal
2) Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan aman
3) Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat
4) Segera lakukan penilaian klinik dan upaya pertolongan apabila
dihadapkan dengan masalah dan komplikasi
5) Atasi syok jika terjadi syok
6) Pastikan kontraksi berlangsung baik ( keluarkan bekuan darah, lakukan
pijatan uterus, beri uterotonppika 10 IV dilanjutkan infus 20 ml dalam 500
cc NS/RL dengan tetesan 40 tetes/menit ).
7) Pastikan plasenta telah lahir lengkap dan eksplorasi kemungkinan robekan
jalan lahir
8) Bila perdarahan tidak berlangsung, lakukan uji bekuan darah.
9) Pasang kateter tetap dan pantau cairan keluar masuk
10) Lakukan observasi ketat pada 2 jam pertama paska persalinan dan lanjutkan
pemantauan terjadwal hingga 4 jam berikutnya.
b. Penatalaksanaan khusus:
a) Atonia uteri
1) Kenali dan tegakan kerja atonia uteri
2) Sambil melakukan pemasangan infus dan pemberian uterotonika,
lakukan pengurutan uterus.
3) Pastikan plasenta lahir lengkap dan tidak ada laserasi jalan lahir
4) Lakukan tindakan spesifik yang diperlukan :
5) Kompresi bimanual eksternal yaitu menekan uterus melalui dinding
abdomen dengan jalan saling mendekatkan kedua belah telapak tangan
yang melingkupi uteus. Bila perdarahan berkurang kompresi diteruskan,
pertahankan hingga uterus dapat kembali berkontraksi atau dibawa ke
fasilitas kesehata rujukan.
6) Kompresi bimanual internal yaituv uterus ditekan diantara telapak tangan
pada dinding abdomen dan tinju tangan dalam vagina untuk menjempit
pembuluh darah didalam miometrium.
7) Kompresi aorta abdominalis yaitu raba arteri femoralis dengan ujung jari
tangan kiri, pertahankan posisi tersebut genggam tangan kanan kemudian
tekankan pada daerah umbilikus, tegak lurus dengan sumbu badan,
hingga mencapai kolumna vertebralis, penekanan yang tepat akan
menghetikan atau mengurangi, denyut arteri femoralis.
b) Retensio plasenta dengan separasi parsial
1) Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan
yang akan diambil.
2) Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengejan, bila ekspulsi
tidak terjadi cobakan traksi terkontrol tali pusat.
3) Pasang infus oksitosin 20 unit/500 cc NS atau RL dengan tetesan
40/menit, bila perlu kombinasikan dengan misoprostol 400mg per
rektal.
4) Bila traksi terkontrol gagal melahirkan plasenta, lakukan manual
plasenta secara hati-hati dan halus.
5) Restorasi cairan untuk mengatasi hipovolemia.
6) Lakukan transfusi darah bila diperlukan.
7) Berikan antibivotik profilaksis ( ampicilin 2 gr IV/oral + metronidazole
1 g supp/oral ).
c) Plasenta inkaserata
1) Tentukan diagnosis kerja
2) Siapkan peralatan dan bahan untuk menghilangkan kontriksi serviks
yang kuat, tetapi siapkan infus fluothane atau eter untuk menghilangkan
kontriksi serviks yang kuat, tetapi siapkan infus oksitosin 20 Untuk500
NS atau RL untuk mengantisipasi gangguan kontraksi uterus yang
mungkin timbul.
3) Bila bahan anestesi tidak tersedia, lakukan manuver sekrup untuk
melahirkan plasenta.
4) Pasang spekulum Sims sehingga ostium dan sebagian plasenta tampak
jelas.
5) Jepit porsio dengan klem ovum pada jam 12, 4 dan 8 dan lepaskan
spekulum
6) Tarik ketiga klem ovum agar ostium, tali pusat dan plasenta tampak
jelas.
7) Tarik tali pusat ke lateral sehingga menampakkan plasenta disisi
berlawanan agar dapat dijepit sebanyak mungkin, minta asisten untuk
memegang klem tersebut.
8) Lakukan hal yang sama pada plasenta kontra lateral
9) Satukan kedua klem tersebut, kemudian sambil diputar searah jarum jam
tarik plasenta keluar perlahan-lahan.
d) Ruptur uteri
1) Berikan segera cairan isotonik ( RL/NS) 500 cc dalam 15-20 menit dan
siapkan laparatomi.
2) Lakukan laparatomi untuk melahirkan anak dan plasenta, fasilitas
pelayanan kesehatan dasar harus merujuk pasien ke rumah sakit
rujukan.
3) Bila konservasi uterus masih diperlukan dan kondisi jaringan
memungkinkan, lakukan operasi uterus.
4) Bila luka mengalami nekrosis yang luas dan kondisi pasien
mengkwatirkan lakukan histerektomi.
5) Lakukan bilasan peritonial dan pasang drain dari cavum abdomen.
6) Antibiotik dan serum anti tetanus, bila ada tanda-tanda infeksi.
e) Sisa plasenta
1) Penemuan secara dini, dengan memeriksa kelengkapan plasenta setelah
dilahirkan.
2) Berika antibiotika karena kemungkinan ada endometriosis
3) Lakukan eksplorasi digital/bila serviks terbuka dan mengeluarkan
bekuan darah atau jaringan, bila serviks hanya dapat dilalui oleh
instrument, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan dilatasi dan kuret.
4) Hbv 8 gr% berikan transfusi atau berikan sulfat ferosus 600mg/hari
selama 10 hari.
f) Ruptur peritonium dan robekan dinding vagina
1) Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi lokasi laserasi dan sumber
perdarahan
2) Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhi larutan antiseptik
3) Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan kemudian ikat dengan
benang yang dapat diserap
4) Lakukan penjahitan luka dari bagian yang paling distal
5) Khusus pada ruptur perineum komplit dilakukan penjahitan lapis demi
lapis dengan bantuan busi pada rektum, sebagai berikut :
6) Setelah prosedur aseptik- antiseptik, pasang busi rektum hingga ujung
robekan
7) Mulai penjahitan dari ujung robekan dengan jahitan dan simpul sub
mukosa, menggunakan benang polyglikolik No 2/0 ( deton/vierge )
hingga ke sfinter ani, jepit kedua sfinter ani dengan klem dan jahit
dengan benang no 2/0.
8) Lanjutkan penjahitan ke lapisan otot perineum dan sub mukosa dengan
benang yang sama ( atau kromik 2/0 ) secara jelujur.
9) Mukosa vagina dan kulit perineum dijahit secara sub mukosa dan sub
kutikuler
10) Berikan antibiotik profilaksis. Jika luka kotor berikan antibiotika untuk
terapi.
g. Robekan serviks
1) Sering terjadi pada sisi lateral, karena serviks yang terjulur akan
mengalami robekan pada posisi spina ishiadika tertekan oleh kepala bayi.
2) Bila kontraksi uterus baik, plasenta lahir lengkap, tetapi terjadi
perdarahan banyak maka segera lihat bagian lateral bawah kiri dan kanan
porsio.
3) Jepitan klem ovum pada kedua sisi porsio yang robek sehingga
perdarahan dapat segera di hentikan, jika setelah eksploitasi lanjutkan
tidak dijumpai robekan lain, lakukan penjahitan, jahitan dimulai dari
ujung atas robekan kemudian kearah luar sehingga semua robekan dapat
dijahit.
4) Setelah tindakan periksa tanda vital, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri
dan perdarahan paska tindakan
5) Berikan antibiotika profilaksis, kecuali bila jelas ditemui tanda-tanda
infeksi.
6) Bila terjadi defisit cairan lakukan restorasi dan bila kadar Hb dibawah 8
gr% berikan transfusi darah.
B. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
Pengertian Manajemen Kebidanan Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang di
gunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis
mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi. Tahapan dalam Manajemen Kebidanan Menurut Varney (2008) proses
manajemen kebidanan dalam tujuh langkah yang pada waktu tertentu dapat diperluas
dan diperbaharui. Hal ini mulai dengan pengumpulan data dasar dan di akhiri dengan
evaluasi. Tujuh langkah itu adalah:
a) Langkah I: Identifikasi dan analisa Data Identifikasi dan analisa data (pengkajian)
pengumpulan data untuk menialai kondisi klien. Yang termasuk data
dasar adalah riwayat kesehatan klien, pemeriksaan panggul,
pemeriksaan fisik, serta catatan tentang kesehatan yang lalu dan
sekarang serta hasil pemeriksaan laboratorium.
b) Langkah II: Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual Mengidentifikasi data secara
spesifik ke dalam suatu rumusan diagnosa kebidanan dan masalah.
Kata diagnosa dan masalah digunakan kedua-duanya dan mempunyai
pengertian yang berbeda-beda. Problem klien menguraikan keadaan
yang ia rasakan, sedangkan diagnosa lebih sering di definisikan oleh
bidan yang di fokuskan pada apa yang di alami oleh klien.
c) Langkah III : Identifikasi Diagnosa/ Masalah potensial Dari kumpulan masalah dan
diagnosa, identifikasi faktor-faktor potensial yang memerlukan
antisipasi segera tindakan pencegahan jika memungkinkan atau
waspada sambil menunggu dan mempersiapkan pelayanan untuk
segala sesuatu yang mungkin terjadi.
d) Langkah IV : Perlunya Tindakan Segera/ Kolaborasi Proses manajemen kebidanan
dilakukan secara terus menerus selama klien dalam perawatan
bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data baru segera di
nilai. Data yang muncul dapat menggambarkan suatu keadaan
darurat di mana bidan harus segera bertindak untuk menyelamatkan
klien.
e) Langkah V : Rencana Asuhan Kebidanan Dikembangkan berdasarkan intervensi
saat sekarang dan antisipasi diagnosa dan problem serta meliputi
data-data tambahan setelah data dasar. Rencana tindakan
komprehensif bukan hanya meliputi kondisi klien serta konseling,
bila perlu mengenai ekonomi, agama, budya, ataupun masalah
psikologis.
f) Langkah IV: Implementasi Asuhan Kebidanan Implementasi dapat dikerjakan
keseluruhan oleh bidan ataupun bekerja sama dengan tim kesehatan
lain. Bidan harus melakukan implementasi yang efisien dan akan
mengurabgi waktu perawatn dan biaya perwatan serta akan
meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan klien.
g) Langkah VII: mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan
kepada klien. Pada tahap evaluasi ini bidan harus melakukan
pengamatan dan obsevasi terhadap masalah di atasi seluruhnya,
sebagian telahdipecahkan atau mungkin timbul masalah baru.Pada
prinsipnya tahapan evaluasi adalah pengkajian kembali terhadap
klien untuk menjawabpertanyaan seberapa jauh tercapainya rencana
yang dilakukan. b. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Menurut
Simatupang E.J (2006), metode empat pendokumentasian yang di
sebut SOAP ini dijadikan proses pemikiran penatalaksanaan
kebidanan. Proses Manajemen SOAP
1. S (Data Subjektif)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesa sebagai langkah 1 varney. S (Subyektif) ini merupakan informasi yang
diperoleh langsung dari klien.Informasi tersebut dicatat sebagai kutipan langsung
atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnose (Nurul Janah, 2011).
2. O (Data Objektif)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data focus untuk
mendukung assessment sebagai langkah 1 varney. Data yang diperoleh dari apa
yang dilihat dan dirasakan oleh bidan pada waktu pemeriksaan termasuk juga
hasil pemeriksaan laboratorium, USG, dan lain-lain. Apa yang diobservasi oleh
bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnose yang akan ditegakkan
(Marmi, 2012).
3. A (Assessment)
Assessment menggambarkan dokumentasi hasil analisis dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi:
a) Diagnosis/masalah (diagnose adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai
kondisi klien: hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Berdasarkan hasil
analisa data yang didapat. Masalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga
kebutuhan klien terganggu, kemungkinan mengganggu kehamilan atau
kesehatan tetapi tidak masuk dalam diagnosa ).
b) Antisipasi diagnosis/ kemungkinan masalah.
c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/ kolaborasi, dan
atau perujukan sebagai langkah 2,3, dan 4 varney (Marmi, 2012).
4. P (Planning)
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan dan evaluasi
berdasarkan assessment sebagai langkah 5,6,7 (Marmi, 2012).
BAB III
STUDI KASUS
No. Reg : 889
Tanggal Partus : 22 April 2015, Jam:10.30 WITA
Tgl pengkajian : 22 April 2015, Jam:07.30 WITA
A. Mengumpulkan Data Dasar
1. Identitas Istri / Suami
Nama : Ny.“R” / Tn. “H”
Umur : 36 thn / 43 thn
Suku : Muna / Muna
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Swastas
Nikah/lamanya : 1 tahun
Alamat : Jl.Lakilaponto
2. Tinjauan Kartu ANC
1) GI P0 A0
2) HPHT tanggal 9 agustus 2014 TP tanggal 16 mei 2015
3. Riwayat kehamilan dan kesehatan
a) Keluhan utama
Nyeri perut tembus kebelakang disertai pelepasan lendir dan darah.
b) Riwayat keluhan utama
1) Mulai dirasakan tanggal 22 April 2015 pukul 04.00 Wita
2) Sifatnya hilang timbul
3) Lokasi keluhan daerah perut tembus kebelakang
4) Keluhan lain tidak ada
5) Usaha ibu untuk mengatasi keluhannya adalah dengan mengurut-urut
pinggang sambil berjalan-jalan serta menarik nafas panjang bila ada
rasa nyeri.
c) Riwayat Psikososial ,spiritual dan ekonomi.
1) Ibu,suami dan keluarga sangat menginginkan kelahiran ini
2) Suami dan keluarga member dukungan kepada ibu
3) Ibu berdoa kepada Allah SWT agar persalinanya berjalan dengan
lancar.
4) Suami telah menyiapkan dana untuk persalinan ini.
4. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Komposmentis
c. Tanda-tanda vital :
TD : 120/70 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,7 °C
P : 20 x/menit
2. Pemeriksaan fisik khusus
Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
a. Kepala dan rambut
Inspeksi : Kepala dan rambut bersih, rambut hitam, dan rontok
Palpasi : Tidak ada benjolan
b. Wajah/muka
Inspeksi : Ekspresi wajah baik, tidak pucat, tidak ada kloasma
gravidarum
Palpasi : Tidak ada oedema
c. Mata
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera
putih dan pergerakan bola mata normal
d. Hidung
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret, tidak ada polip,
tidak ada epistaksis
e. Telinga
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret, tampak adanya
polyester, tidak ada cairan yang berbau
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan di belakang daun telinga
f. Mulut dan gigi
Inspeksi : Bibir lembab dan tidak pucat, tidak ada karies gigi, lidah
bersih, tidak ada sariawan, tidak ada pembesaran tonsil
g. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : Tidak ada pelebaran vena jugularis
h. Payudara
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol,
hyperpigmentasi pada areola mammae
Palpasi : Tidak ada benjolan, kolostrum belum ada biar di pencet,
i. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tonus otot perut agak
kendor, tampak linea nigra, terdapat striae albikans,
pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Pemeriksaan Leopold :
Leopold I : 3 jari bawah px (32 cm)
Leopold II : Punggung kiri
Leopold III : Kepala
Leopold IV : Kepala sudah masuk pintu atas panggul (PAP)
Auskultasi : DJJ terdengar kuat, jelas, dan teratur 130x/menit
Perlimaan : 3 dari 5 jari berada di atas simphisis dan 2 jari
berada di bawah simphisis (Penurunan kepala 3/5)
Kontraksi uterus: 2-3x dalam 10 menit lamanya 30 detik
j. Genitalia dan anus
Inspeksi : Tampak pengeluaran lendir campur darah (show)
dari jalan lahir, tidak ada varices dan tidak ada
candiloma acuminata serta tidak ada hemoroid.
Pemeriksaan dalam ( VT )
Tanggal 22 April 2015 Jam 07.30 WITA
Dinding vagina elastis, porsio tipis dan lunak, pembukaan 7 cm,
ketuban (+), presentase kepala, posisi ubun-ubun kecil kanan depan,
molase (-), penurunan kepala 3/5, kesan panggul normal (ditandai
dengan promontorium tidak teraba, linea terminalis teraba sebagian,
spina ischiadica tidak menonjol, os koksigis konkaf, arkus pubis
membentuk sudut tumpul), dan ada pelepasan lendir bercampur darah.
k. Ekstermitas atas
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, kuku bersih dan tidak pucat,
jari jari kaki lengkap
Palpasi : Tidak ada oedema di punggung tangan
l. Ekstermitas bawah
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises, kuku bersih
dan berwarna merah muda
Palpasi : Tidak ada oedema
Perkusi : Refleks patella kiri dan kanan (+)
C. Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual
GIP0V0, umur kehamilan 33 minggu, inpartu kala I fase aktif, keadaan ibu dan
janin baik dengan perdarahan Post Partum.
1. GV PIV A0
Data subjektif : Ibu mengatakan ini kehamilannya yang kelima dan tidak
pernah keguguran.
Data objektif :
1) Tonus otot perut sudah longgar
2) Teraba bagian-bagian janin pada saat palpasi
Analisis dan interpretasi:
Pada kehamilan terjadi peningkatan kadar hormon estrogen dan
progesteron, keadaan ini mengakibatkan hipertropi lobus intermedia hipofise
sehingga produksi MSH meningkat, maka terbentuklah linea nigra.
2. Umur Kehamilan 33 minggu.
Data Subjektif:
a. Ibu mengatakan kehamilanya lewat bulan
b. Ibu mengataakan HPHT 9-8-2014
Data objektif:
a. Tinggi fundus uteri 3 jari bawah px.
b. Tafsiran persalinan tanggal 16-5-2015
Analisis dan Interprestasi data:
Kehamilan cukup bulan (aterm) adalah proses yang di awali dengan
keluarnya sel telur matang pada saluran telur yang kemudian bertemu
dengan sperma, lalu keduanya menyatu membntuk sel yang akan tumbuh
(BKKBN).
3. Inpartu Kala I Fase Aktif
Data subjektif :
Ibu merasakan nyeri perut tembus ke belakang sejak tanggal 22 April 2015
jam 04.00 Wita
Data objektif :
His 3x10 (10”-30”)
Pemeriksaan dalam Jam 07.30 WITA
Dinding vagina : Elastis
Portio : Tipis
Pembukaan : 7 cm
Ketuban : (+)
Penurunan : H III
Presentasi : Kepala
Posisi : UUK kanan depan
Molase : -
Penumbungan : -
Kesan panggul : Normal
(ditandai dengan promontorium tidak teraba, linea terminalis teraba
sebagian, spina ischiadica tidak menonjol, os koksigis konkaf, arkus pubis
membentuk sudut tumpul).
Pelepasan : Lendir campur darah.
Analisa dan interpretasi data:
Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan
(Wiknjosastro,2006:180), dan Fase aktif dimulai dari pembukaan 7 sampai
10 cm (Wiknjosastro,2008:304), Adapun Salah satu karakteristik persalinan
sebenarnya adalah nyeri kontraksi pada bagian belakang, melingkar ke
bagian bawah perut/abdomen, bertambah lama atau bertambah sering
sehingga kanalis servikalis mulai membuka dan mendatar yang
mengeluarkan lendir campur darah (Bloody Show).
4. Keadaan Ibu dan Janin Baik
Data Subjektif : Janinnya bergerak kuat pada sebelah kanan.
Data Objektif :
1) Kesadaran komposmentis
2) Tanda-Tanda Vital :
TD : 110/70 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36,7 ºC
P : 20 xmenit
DJJ : 130 x/menit
Analisis dan interpretasi data :
a) Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada oedem pada wajah, ibu
yang menandakan keadaan ibu baik (Wiknjosastro H. 2002:156).
b) DJJ dalam keadaan normal, bunyi jantungnya teratur dan frekuensinya
antara 120-160 x/menit menandakan janin dalam keadaan baik.
D. Merumuskan Diagnosa/ Masalah Potensial
Potensial terjadi syok hemorhage sampai kematian.
E. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera/kolaborasi
Persalinan dianjurkan dengan pemasangan infus RL 8 tetes/menit.
F. Rencana Tindakan
1. Tujuan :
a. Kala I persalinan berlangsung normal.
b. Keadaan ibu dan janin baik.
c. Bayi telah lahir dengan selamat.
2. Kriteria:
Pada pukul 10.25 WITA pembukaan sudah lengkap (10 cm) dengan keadaan
ibu dan janin baik, kesadaran komposmentis, serta Tanda-tanda vital dalam
batas normal.
3. Rencana Tindakan
1) Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
Rasional : Agar ibu dapat mengetahui keadaannya dan janin sehingga ibu
dapat lebih kooperatif terhadap tindakan dan anjuran petugas.
2) Ajarkan teknik relaksasi yaitu menarik nafas panjang melalui hidung dan
mengeluarkannya melalui mulut jika ada his.
Rasional : Tekhnik relaksasi merupakan salah satu cara untuk mengurangi
rasa nyeri dengan memberikan jaringan suplai O2 yang cukup.
3) Beri intake nutrisi dan cairan yang adekuat
Rasional : Dengan intake yang adekuat dapat memberi energi bagi tubuh
agar dapat memudahkan proses persalinan.
4) Anjurkan pengosongan kandung kemih tiap 2 jam atau jika ibu merasa
ingin BAK
Rasional: Kandung kemih yang penuh menyebabkan pemeriksaan yang
tidak akurat dan memperlambat turunnya kepala janin ke jalan lahir dan
juga memberi perasaan yang tidak nyaman pada ibu.
5) Observasi DJJ, his, nadi setiap 30 menit atau bila ada indikasi
Rasional : Pemantauan DJJ untuk mengetahui kondisi janin selama proses
persalinan serta dapat menentukan tindakan selanjutnya jika terjadi gawat
janin .
6) Observasi Tekanan darah dan suhu tiap 4 jam atau bila ada indikasi.
Rasional: Pemantauan TTV untuk mengetahui keadaan ibu.
7) Observasi dan lakukan pemeriksaan dalam tiap 4 jam atau bila ada
indikasi
Rasional: Dengan melakukan pemeriksaan dalam dapat diketahui
kemajuaan persalinan.
8) Memasang infuse RL
Rasional: Agar ibu kuat dalam menghadapi persalinan
9) Anjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman
Rasionsl: Posisi berjalan/berdiri dan posisi nyaman membantu penurunan
janin yang berlanjut adanya dorongan untuk meneran, jongkok dan berdiri
dapat membantu mempercepat kemajuan persalinan dan mengurangi
nyeri serta berbaring miring kiri memudahkan ibu untuk istrahat di antara
kontraksi jika ibu mengalami kelekahan dan juga dapat mengurangi
resiko terjadinya laserasi.
10) Anjurkan ibu untuk menentukan pendamping pada saat persalinan.
Rasional: Untuk memberikan dukungan moril pada ibu saat proses
persalinan.
11) Siapkan alat dan bahan saat persalinan.
Rasional: Untuk proses pertolongan persalinan.
G. Implementasi
Tanggal: 22 April 2015 Jam: 10.25 WITA
1) Melakukan infomed consent utuk setiap tindakan yang di lakukan
Hasi: Ibu mengerti dan setuju tentang tindakan yang akan di lakukan.
2) Mengajarkan tekhnik relaksasi yaitu menarik napas panjang melalui hidung
dan di keluarkan lewat mulut jika ada his.
Hasil: Ibu melaukan anjuran bidan.
3) Memberi ibu makan dan minum di antara kontraksi
Hasil: Ibu memakan bubur ½ piring, dan meminum air putih sebanyak 1
gelas.
4) Menganjurkan ibu untuk BAK apabila merasa ingin BAK
Hasil: Ibu mengeri dengan anjuran bidan.
5) Mengobservasi:
a) Keadaan Janin
DJJ setiap 30 menit
Warna air ketuban: bila ada tanda-tanda pelepasan plasenta.
b) Kemajuan persalinan
Pembukaan serviks: setiap 4 jam dan bila ada induksi.
Kontraksi uterus: setiap 30 menit selama 10 menit.
c) Keadaan ibu
Nadi : setiap 30 menit
Tekanan darah : setiap 4 jam
Suhu : setiap 2 jam
Obat-obatan/cairan IV : setiap di berikan.
Hasil : Telah di lakukan pemantauan.
d) Membeitahu hasil pemeriksaan keadaan ibu sekarang
Hasil: Ibu tahu dan mengerti tentang keadaannya sekarang
6) Memasang Infuse RL
Hasil: Telah terpasang infuse RL 28 tetes/menit di punggung tangan kanan.
7) Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman.
Hasil: Ibu berbaring dengan posisi miring kiri.
8) Menganjurkan ibu untuk memilih pendamping persalinan.
Hasil: Ibu memilih orang tunya sebagai pendamping persalinan.
9) Menyiapkan alat dan bahan untuk persalinan
Hasil: Alat dan bahan telah di siapkan.
H. Evaluasi
Tanggal 22 April 2015 Jam: 10.25 WITA
a. Kala I berlangsung normal
b. Tanda-tanda vital dalam batas normal
TD : 110/70mmHg
N : 80x/menit
S : 36,5
P : 22x/menit
c. Pada Jam 10.30 WITA bayi lahir dengan selamat, langsung menangis kuat,
kulit berwarna merah muda.
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny” R”
TANGGAL 22 APRIL 2015
( SOAP)
No. Reg : 889
Tanggal Partus : 22 April 2015, Jam: 10.30 WITA
Tanggal pengkajian : 22 April 2015, Jam: 10.25 WITA
Identitas Istri / Suami
Nama : Ny.“R” / Tn. “H”
Umur : 36 thn / 43 thn
Suku : Muna / Muna
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Swasta
Nikah/lamanya : ± 1 tahun
Alamat : Jl.Lakilaponto
Data Subjektif (S)
Hamil yang pertama, belum pernah melahirkan, dan tidak pernak keguguran. HPHT
tangaal 9-8-2014 , sakit perut tembus belakang di sertai pengeluaran lendir campu
darah sejak tanggal 22 April 2015 jam 04.00 WITA, dan belum ada pengeluaran air-
air.
Data Objektif (O)
KU ibu baik, kesadaran komposmentis, TD: 100/70 mmHg, Nadi: 80x/menit, Suhu:
36,5ºc, Pernapasan: 20x/menit, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus, putting
susu menonjol, TFU 32 cm, punggung kiri, kepala, divergen, DJJ: 140x/menit, reflex
patella (+) kri dan kanan, VT jam: 07.30 WITA, vagina elastis, porsio tipis,
bembukaan 7 cm, ketuban (+), presentase kepala, posisi UUK ka-dep, penurunan H
III, molase tidak ada, kesan panggul normal, dan ada pelepasan lendir bercampur
darah.
Assesment (A)
GI P0 A0, 33 minggu, inpartu kala I fase aktif, keadaan umum ibu dan janin baik.
Planning (P)
Tanggal : 22 April 2015 Jam: 10.25 wita
1. Memberikan informasi tentang keadaan ibu, ibu mengerti.
2. Memberikan obat-obatan, memasang infuse RL 8 tetes/menit
3. Mengobservasi TTV, TTV dalam batas normal.
4. Mengobservasi DJJ, DJJ dalam batas normal.
5. Mengobservasi HIS, HIS tidak teratur
6. Menganjurkan pada ibu untuk berjalan apabila tidak ada his, ibu mengerti.
7. Memberikan ibu makanan dan minuman, ibu memakan bubur ½ piring dan
meminum air putih sebanyak 1 gelas.
KALA II
Data Subjektif (S)
Ingin BAB, ada dorongan yang kuat untuk meneran, sakitnya bertambah kuat.
Data Objektif (O)
Pembukaan lengkap (10 cm), keadaan umum ibu dan janin baik, kesadaran
komposmentis, adanya dorongan untuk meneran, tekanan pada anus, perineum
menonjol, dan vulva membuka.
Assesmet (A)
Perlangsungan kala II dengan serotinus.
Planning (P)
Tanggal 22 April 2015 Jam 10.25 WITA
1. Memberikan informasi tentang keadaan ibu, ibu mengerti.
2. Mengecek kelengkapan alat, alat sudan siap.
3. Mengatur posisi ibu, posisi ibu berbaring setengah duduk.
4. Jam: 10.25 WITA memimpin persalinan, ibu mau di pimpin.
5. Jam: 10.28 WITA menolong persalinan secara APN, persalinan di tolong sesuai
APN.
6. Jam: 10.30 WITA bayi lahir spontan, kulit tampak keriput, tidak lansung
menangis kuat.
KALA III
Data Subjektif (S)
Ibu mengatakan : Nyeri perut pada bagian bawah, plasenta belum lahir.
Data Objektif (O)
Bayi lahir spontan tanggal 22 April 2015, jam 12.30 WITA, TFU setinggi pusat,
kontraksi uterus keras dan bundar, ada semburan darah tiba-tiba, tali pusat bertambah
panjang, adanya perubahan bentuk dan tinggi fundus.
Assesment (A)
Perlansungan kala III (Pengeluaran Uri)
Planning (P)
Tanggal 22 April 2015 Jam 10.35 WITA
1. Memastikan janin tunggal atau ganda, janin tunggal.
2. Menyuntikkan oxytocin 10 unit secara IM pada paha kanan ibu, tidak terjadi
pembengkakan.
3. Melakukan PTT, tali pusat telah di jepit dan di potong dan ikat.
4. Melakukan masase fundus uteri, kontraksi uterus teraba keras dan bundar.
KALA IV
Data Subjektif (S)
Ibu merasa senang, masih kelelahan, dan nyeri pada jalan lahir.
Data Objektif (O)
Plasenta lahir jam 10.40 WITA, kontraksi uterus keras dan bundar, TFU 2 jari bawah
pusat, TD: 110/70mmHg, N: 80x/menit, S: 36,5ºc, P: 22x/menit, tidak ada robekan
pada perineum, perdarahan : ±100 cc, BBL: 2500 gram, PBL: 49 cm.
Assesment (A)
Perlangsungan kala IV (Pengawasan).
Planning (P)
Tanggal 22 April 2015 Jam 10.50 WITA
1. Melakukan masase fundus uteri, telah dilakukan masase fundus uteri.
2. Memeriksa robekan perineum, terjdapat robekan pada perineum derajat III.
3. Melakukan penjahitan pada perineum menggunakan catgut secara jelujur, telah
brhasil melakukan penjahitan robekan perineum derajat III.
4. Mengobservasi kontraksi uterus, kontraksi uterus keras dan bundar.
5. Mengobservasi TTV ibu dan bayi, TTV ibu dalam batas normal.
6. Memberikan rasa nyaman pada ibu, ibu merasa nyaman.
7. Memberikan makan dan miniman pada ibu, ibu memakan bubur ½ piring dan
minum air putih sebanyak 1 gelas.
8. Memberikan salep mata pada bayi, bayi telah di berikan salep mata.
9. Jam 11.00 WITA menyuntikan Vit.K dosis 0,1 mL secara IM, vit.K telah di
suntik pada paha kanan bayi.
10. Jam 12.00 WITA Memberikan suntik Hep.B dosis 0,5 cc, bayi telah di
suntikkan Hepatitis B pada paha kiri bayi.
11. Memberikan bayi pada ibunya untuk di susui, ibu terlihat bahagia dan menyusui
bayinya.
12. Melengkapi partograf.
.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil tinjauan
kasus pelaksanaan asuhan pada Ny. “R” dengan Perdarahan poat partumyang dirawat
di BPS Bunda Amud Tanggal 22 April 2015. Untuk memudahkan pembahasan,
maka penulis akan membahas berdasarkan langkah-langkah asuhan kebidanan yang
selanjutnya didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
A. Pengkajian :
Data anamnesa yang dikaji pada ibu bersalin tersebut diambil langsung dari ibu
tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat
disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus.
B. Identifikasi masalah diagnosa
Identifikasi masalah pada ibu bersalin tersebut diambil langsung dari hasil
pemeriksaan ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus
jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus.
C. Antisipasi masalah potensial
Antisipasi masalah potensial pada ibu bersalin tersebut diambil langsung dari ibu
tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat
disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus.
D. Identifikasi kebutuhan segera
Identifikasi Kebutuhan segera pada ibu bersalin tersebut diambil langsung dari
hasil pemeriksaan pada ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan kasus jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus.
E. Intervensi
Intervensi adalah perencanaan tindakan pada ibu bersalin tersebut diambil
langsung dari hasil pemeriksaan pada ibu tersebut dan tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan
antara teori dan kasus.
F. Implementasi
Implementasi sdalah pelaksanaan tindakan pada ibu bersalin tersebut diambil
langsung dari hasil pemeriksaan pada ibu tersebut dan tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan
antara teori dan kasus.
G. Evaluasi
Evaluasi pada ibu bersalin tersebut diambil langsung dari hasil pemeriksaan pada
ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat
disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus.
1. Hasil Asuhan Pada Kala I, Tanggal 22 April 2015 Jam 10.25 WITA
Dalam pengkajian diawali dengan memperkenalkan diri, menyampaikan tujuan
asuhan kebidanan pada ibu dan keluarga melalui anamnesis yang meliputi
riwayat kehamilan, persalinan, dan pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan
untuk mengetahui kondisi kesehatan klien. Pada tinjauan pustaka disebutkan
bahwa ibu dikatakan dalam persalinan kala I apabila ada tanda-tanda sebagai
berikut : Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih sering dan teratur, keluar
lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks, kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya, pada
pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada, kala I dimulai
dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm), proses ini terbagi
dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7
jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm. Sedangkan pada tinjauan kasus Ny.
“E” data yang didapatkan : his 3x10 (30-35), V/V : TAK, portio lunak dan tebal,
pembukaan 7, ketuban (+), presentase kepala, UUK ka-dep, molase 0,
penumbungan (-), penurunan H I, kesan panggul normal, pelepasan lendir dan
darah, kala I berlangsung 3 jam. Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka
dan tinjauan kasus pada NY. “E” secara garis besar tampak ada persamaan
sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
2. Hasil Asuhan Pada Kala II, Tanggal 22 April 2015 Jam 10.30 Wita
Pada pengkajian kala II persalinan berdasarkan tinjauan kasus Ny. “R” mulai
pada jam 10.30 Wita his 4x10 (40-45), V/V : TAK, portio melesap, pembukaan
10, ketuban (-) berwarna kehijauan, kental, dan bercampur mekonium, presentase
kepala, UUK ka-dep, molase 0, penumbungan (-), penurunan H IV, kesan
panggul normal, pelepasan lendir dan darah, sampai pengkajian pada jam 10.40
WITA anak lahir dengan presentase belakang kepala, jenis kelamin perempuan,
BB: 2500 gram, PB : 49, apgar score 8/10, kulit bayi kering dan mudah
mengelupas, kala II berlangsung 5 menit. Pada tinjauan pustaka Kala II
persalinan dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi, tanda-tanda bayi
serotinus yaitu kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi sehingga
kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas, pewarnaan mekonium (kehijauan)
dikulit, disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat. Dengan
demikian penerapan tinjauan pustaka dan tinjauan kasus pada Ny. “E” secara
garis besar tampak ada persamaan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktek.
3. Hasil Asuhan Pada Kala III, Tanggal 27 Mei 2014 Jam 12.40 WITA
Pada pengkajian kala III persalinan berdasarkan tinjauan kasus Ny. “E” mulai
pada jam 10.40 WITA anak lahir dengan presentase belakang kepala, jenis
kelamin laki-laki, BB: 2500 gram, PB : 49, apgar score 8/10 sampai plasenta
lahir lengkap jam 12.50 WITA, tali pusat mengerut dan berwarna agak pucat,
kala III berlangsung 5 menit. Pada tinjauan pustaka dimulai segera setelah bayi
lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, fungsi
plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 38 minggu dan kemudian mulai
menurun terutama setelah 42 minggu yang menyebabkan plasenta dan tali pusat
mengerut dan berwarna agak pucat. Dengan demikian penerapan tinjauan
pustaka dan studi kasus pada Ny. “R” secara garis besar tampak ada persamaan
sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
4. Hasil Asuhan Pada Kala IV, Tanggal 22 April 2015 Jam 10.50 WITA
Pada pengkajian kala IV berdasarkan tinjauan kasus Ny. “E” mulai dari plasenta
lahir lengkap jam 10.40 WITA sampai 2 jam pengawasan yaitu kontraksi uterus
baik, uterus teraba bulat dan keras, TFU setinggi pusat, Perdarahan ±300cc, tidak
terdapat robekan perineum, TTV dalam batas normal, kala IV berlangsung 2 jam.
Pada tinjauan pustaka Kala IV persalinan dimulai dari saat lahirnya plasenta
sampai 2 jam pertama postpartum. Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka
dan studi kasus pada Ny. “R” secara garis besar tampak ada persamaan sehingga
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
DAFTAR PUSTAKA
http://aznhysoppenk.blogspot.com/2012/05/askeb-luka-perineum-derajat-iii-
akbid.html Manuaba I.B.G, 2010.
Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan
Bidan. EGC : Jakarta Mochtar,Rustam. 2005.
SinopsisObstetri Fisiologi dan Patologi. EGC: Jakarta. Salmah.2006. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan. EGC: Jakarta Sumarah. 2008.
Perawatan Ibu Bersalin. Fitramaya: Yogyakarta Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu
Kebidanan . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka- Sarwono Prawirohardjo Varney, Helen.
2008.
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi I. EGC : Jakarta. Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu
Kebidanan
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA  NY.”R” DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM  DI BPS BUNDA AMUD KABUPATEN MUNA TANGGAL 22 APRIL 2015

More Related Content

What's hot

5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
PATOFISIOLOGI PADA KASUS KOMPLEKS-compressed.pptx
PATOFISIOLOGI PADA KASUS KOMPLEKS-compressed.pptxPATOFISIOLOGI PADA KASUS KOMPLEKS-compressed.pptx
PATOFISIOLOGI PADA KASUS KOMPLEKS-compressed.pptxMNabighnaufalshafiq
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan IIKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan IIpjj_kemenkes
 
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiiKebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiihesti kusdianingrum
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAndra Dewi Hapsari
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan pjj_kemenkes
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidananSiti Maimun
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Al-Ikhlas14
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikAl-Ikhlas14
 
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0Operator Warnet Vast Raha
 

What's hot (20)

5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
PATOFISIOLOGI PADA KASUS KOMPLEKS-compressed.pptx
PATOFISIOLOGI PADA KASUS KOMPLEKS-compressed.pptxPATOFISIOLOGI PADA KASUS KOMPLEKS-compressed.pptx
PATOFISIOLOGI PADA KASUS KOMPLEKS-compressed.pptx
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan IIKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
 
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiiKebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
 
askeb anemia ringan
askeb anemia ringanaskeb anemia ringan
askeb anemia ringan
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan
 
askeb abortus imminens
askeb abortus imminensaskeb abortus imminens
askeb abortus imminens
 
Mtbs
MtbsMtbs
Mtbs
 
ppt pws
ppt pwsppt pws
ppt pws
 
Asuhan kebidanan keluarga
Asuhan kebidanan keluargaAsuhan kebidanan keluarga
Asuhan kebidanan keluarga
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 
Ppt nifas
Ppt nifasPpt nifas
Ppt nifas
 
RETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTARETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTA
 
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
 
INFEKSI NIFAS
INFEKSI NIFASINFEKSI NIFAS
INFEKSI NIFAS
 

Viewers also liked

MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PADA NY. R DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PADA NY. R DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PADA NY. R DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PADA NY. R DENGAN...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” PIIA0 HARI KE III...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” PIIA0 HARI KE III...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” PIIA0 HARI KE III...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” PIIA0 HARI KE III...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “W” DENGAN ASFI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “W” DENGAN ASFI...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “W” DENGAN ASFI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “W” DENGAN ASFI...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...Warnet Raha
 
Hubungan paritas dan umur dengan kejadian perdarahan pasca persalinan primer ...
Hubungan paritas dan umur dengan kejadian perdarahan pasca persalinan primer ...Hubungan paritas dan umur dengan kejadian perdarahan pasca persalinan primer ...
Hubungan paritas dan umur dengan kejadian perdarahan pasca persalinan primer ...Septian Muna Barakati
 
Inversio uteri
Inversio uteriInversio uteri
Inversio uteriKiki Kino
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteriarozi14
 
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M” PIII A0 post partum hari ke -VIII de...
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M”  PIII A0 post partum  hari ke -VIII de...manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M”  PIII A0 post partum  hari ke -VIII de...
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M” PIII A0 post partum hari ke -VIII de...Warnet Raha
 
materi baru
materi barumateri baru
materi baruRe Mo
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...Warnet Raha
 
Pph moscow1
Pph moscow1Pph moscow1
Pph moscow1Somesnm
 
7. askeb persalinan normal
7. askeb persalinan normal7. askeb persalinan normal
7. askeb persalinan normalpjj_kemenkes
 
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHKARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHdesy putri
 
What Makes Great Infographics
What Makes Great InfographicsWhat Makes Great Infographics
What Makes Great InfographicsSlideShare
 
Masters of SlideShare
Masters of SlideShareMasters of SlideShare
Masters of SlideShareKapost
 
STOP! VIEW THIS! 10-Step Checklist When Uploading to Slideshare
STOP! VIEW THIS! 10-Step Checklist When Uploading to SlideshareSTOP! VIEW THIS! 10-Step Checklist When Uploading to Slideshare
STOP! VIEW THIS! 10-Step Checklist When Uploading to SlideshareEmpowered Presentations
 
10 Ways to Win at SlideShare SEO & Presentation Optimization
10 Ways to Win at SlideShare SEO & Presentation Optimization10 Ways to Win at SlideShare SEO & Presentation Optimization
10 Ways to Win at SlideShare SEO & Presentation OptimizationOneupweb
 
How To Get More From SlideShare - Super-Simple Tips For Content Marketing
How To Get More From SlideShare - Super-Simple Tips For Content MarketingHow To Get More From SlideShare - Super-Simple Tips For Content Marketing
How To Get More From SlideShare - Super-Simple Tips For Content MarketingContent Marketing Institute
 

Viewers also liked (20)

MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PADA NY. R DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PADA NY. R DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PADA NY. R DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PADA NY. R DENGAN...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” PIIA0 HARI KE III...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” PIIA0 HARI KE III...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” PIIA0 HARI KE III...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” PIIA0 HARI KE III...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “W” DENGAN ASFI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “W” DENGAN ASFI...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “W” DENGAN ASFI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “W” DENGAN ASFI...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
 
Hubungan paritas dan umur dengan kejadian perdarahan pasca persalinan primer ...
Hubungan paritas dan umur dengan kejadian perdarahan pasca persalinan primer ...Hubungan paritas dan umur dengan kejadian perdarahan pasca persalinan primer ...
Hubungan paritas dan umur dengan kejadian perdarahan pasca persalinan primer ...
 
Inversio uteri
Inversio uteriInversio uteri
Inversio uteri
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M” PIII A0 post partum hari ke -VIII de...
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M”  PIII A0 post partum  hari ke -VIII de...manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M”  PIII A0 post partum  hari ke -VIII de...
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M” PIII A0 post partum hari ke -VIII de...
 
materi baru
materi barumateri baru
materi baru
 
Askep post partum
Askep post partumAskep post partum
Askep post partum
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...
 
Pph moscow1
Pph moscow1Pph moscow1
Pph moscow1
 
7. askeb persalinan normal
7. askeb persalinan normal7. askeb persalinan normal
7. askeb persalinan normal
 
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHKARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
 
What Makes Great Infographics
What Makes Great InfographicsWhat Makes Great Infographics
What Makes Great Infographics
 
Masters of SlideShare
Masters of SlideShareMasters of SlideShare
Masters of SlideShare
 
STOP! VIEW THIS! 10-Step Checklist When Uploading to Slideshare
STOP! VIEW THIS! 10-Step Checklist When Uploading to SlideshareSTOP! VIEW THIS! 10-Step Checklist When Uploading to Slideshare
STOP! VIEW THIS! 10-Step Checklist When Uploading to Slideshare
 
You Suck At PowerPoint!
You Suck At PowerPoint!You Suck At PowerPoint!
You Suck At PowerPoint!
 
10 Ways to Win at SlideShare SEO & Presentation Optimization
10 Ways to Win at SlideShare SEO & Presentation Optimization10 Ways to Win at SlideShare SEO & Presentation Optimization
10 Ways to Win at SlideShare SEO & Presentation Optimization
 
How To Get More From SlideShare - Super-Simple Tips For Content Marketing
How To Get More From SlideShare - Super-Simple Tips For Content MarketingHow To Get More From SlideShare - Super-Simple Tips For Content Marketing
How To Get More From SlideShare - Super-Simple Tips For Content Marketing
 

Similar to MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”R” DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM DI BPS BUNDA AMUD KABUPATEN MUNA TANGGAL 22 APRIL 2015

Similar to MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”R” DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM DI BPS BUNDA AMUD KABUPATEN MUNA TANGGAL 22 APRIL 2015 (20)

Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadianHubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian
 
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadianHubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian
 
Makalah hpp
Makalah hppMakalah hpp
Makalah hpp
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Hpp
HppHpp
Hpp
 
Makalah hpp akper muna
Makalah hpp akper munaMakalah hpp akper muna
Makalah hpp akper muna
 
Makalah hpp akper muna
Makalah hpp akper munaMakalah hpp akper muna
Makalah hpp akper muna
 
Makalah hpp akper muna
Makalah hpp akper munaMakalah hpp akper muna
Makalah hpp akper muna
 
Makalah hpp
Makalah hppMakalah hpp
Makalah hpp
 
Makalah hpp
Makalah hppMakalah hpp
Makalah hpp
 
Makalah hpp
Makalah hppMakalah hpp
Makalah hpp
 
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docxKEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
 
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docxKEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
 
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docxKEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
KEGAWATDARURATAN_MATERNAL_DAN_NEONATAL.docx
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
Makalah hpp akper muna
Makalah hpp akper munaMakalah hpp akper muna
Makalah hpp akper muna
 
KTI
KTIKTI
KTI
 
Kdp
KdpKdp
Kdp
 
Kdp
KdpKdp
Kdp
 
Kdp
KdpKdp
Kdp
 

More from Warnet Raha

Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanWarnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselWarnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluargaWarnet Raha
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohWarnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramataWarnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaWarnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Recently uploaded

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 

Recently uploaded (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 

MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”R” DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM DI BPS BUNDA AMUD KABUPATEN MUNA TANGGAL 22 APRIL 2015

  • 1. MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”R” DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM DI BPS BUNDA AMUD KABUPATEN MUNA TANGGAL 22 APRIL 2015 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh : ERNA WATI.U 2011.IB.0 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA KABUPATEN MUNA 2015
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdarahan setelah melahirkan atau post partum hemorrhagic (PPH) adalah konsekuensi perdarahan berlebihan dari tempat implantasi plasenta, trauma di traktus genitalia dan struktur sekitarnya, atau keduanya. Diperkirakan ada 14 juta kasus perdarahan dalam kehamilan setiap tahunnya paling sedikit 128.000 wanita mengalami perdarahan sampai meninggal. Sebagian besar kematian tersebut terjadi dalam waktu 4 jam setelah melahirkan. Di Inggris (2000), separuh kematian ibu hamil akibat perdarahan disebabkan oleh perdarahan post partum. Di Indonesia, Sebagian besar persalinan terjadi tidak di rumah sakit, sehingga sering pasien yang bersalin di luar kemudian terjadi perdarahan post partum terlambat sampai ke rumah sakit, saat datang keadaan umum/hemodinamiknya sudah memburuk, akibatnya mortalitas tinggi. Menurut Depkes RI, kematian ibu di Indonesia (2013-2014) adalah 650 ibu tiap 100.000 kelahiran hidup dan 43% dari angka tersebut disebabkan oleh perdarahan post partum, dan Menurut Kemetrian Kesehatan RI tahun 2010, ada 3 faktor utama kematian Ibu bersalin adalah perdarahan (28%), Eklamsia (24%), dan Infeksi (11%). Anemia dan kekurangan energy kronis (KEK) pada Ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor utama kematian Ibu.
  • 3. Menurut data WHO, di berbagai Negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu di sebabkan oleh perdrahan, proporsinya berkisar anatara kurang dari 10 persen sampai hampir 60 persen (PP dan KPA 2010). Meskipun bebrbagai upaya tersebut telah di lakukan namun jumlah kasus kematian yang terjadi di Sulawesi Tenggara masih tinggi dan jauh dari target nasional menurut MDGs yaitu menurunkan angka kematian ibu sebesar ¾ dari angka Kematian Ibu pada tahun 1990 (450 per 100.000) menjadi 102 100.000 pada tahun 2015 (Agan et al,2010). Hal ini menunjukkan bahwa status kesehatan masyarakat di Sulawesi Tenggara masih perlu mendapatkan penanganan terutama masalah kesehatan Ibu. Hal ini menjadi karena intervensi yang di berikan masih bersifat parsial dan pada lokasi tertentu saja, disamping itu juga masih banyak program intervensi yang kurang tepat sasaran (Pemda provsultra.2008). Apabila terjadi perdarahan yang berlebihan pasca persalinan harus dicari etiologi yang spesifik. Atonia uteri, retensio plasenta (termasuk plasenta akreta dan variannya), sisa plasenta, dan laserasi traktus genitalia merupakan penyebab sebagian besar perdarahan post partum. Dalam 20 tahun terakhir, plasenta akreta mengalahkan atonia uteri sebagai penyebab tersering perdarahan post partum yang keparahannya mengharuskan dilakukan tindakan histerektomi. Laserasi traktus genitalia yang dapat terjadi sebagai penyebab perdarahan post partum antara lain laserasi perineum, laserasi vagina, cedera levator ani da cedera pada serviks uteri.
  • 4. Adapun Pengertian, komplikasi dan penyebab Perdarahan Post Partum adalah sebagai berikut: Perdarahan postpartum adalah perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih setelah kala III selesai (setelah plasenta lahir) (Wiknjosastro, 2000). Fase dalam persalinan dimulai dari kala I yaitu serviks membuka kurang dari 4 cm sampai penurunan kepala dimulai, kemudian kala II dimana serviks sudah membuka lengkap sampai 10 cm atau kepala janin sudah tampak, kemudian dilanjutkan dengan kala III persalinan yang dimulai dengan lahirnya bayi dan berakhir dengan pengeluaran plasenta. Perdarahan postpartum terjadi setelah kala III persalinan selesai (Saifuddin, 2002). Perdarahan postpartum ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan menakutkan sehingga dalam waktu singkat wanita jatuh ke dalam syok, ataupun merupakan perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetapi terus menerus dan ini juga berbahaya karena akhirnya jumlah perdarahan menjadi banyak yang mengakibatkan wanita menjadi lemas dan juga jatuh dalam syok (Mochtar, 1995). A. Penyebab Perdarahan Postpartum Penyebab perdarahan Postpartum antara lain : 1) Atonia uteri 50% - 60% 2) Retensio plasenta 16% - 17% 3) Sisa plasenta 23% - 24%
  • 5. 4) Laserasi jalan lahir 4% - 5% 5) Kelainan darah 0,5% - 0,8% (Mochtar, 1995). Beberapa komlikasi dan kondisi selama hamil dan bersalin dapat merupakan faktor predisposisi terjadinya perdarahan paska persalinan, keadaan tersebut ditambah lagi dengan tidak maksimalnya kondisi kesehatannya dan nutrisi ibu selama hamil. Oleh karena itu faktor-faktor haruslah diketahui sejak awal dan diantisipasi pada waktu persalinan : 1) Trauma persalinan Setiap tindakan yang akan dilakukan selama proses persalianan harus diikuti dengan pemeriksaan jalan lahir agar diketahui adanya robekan pada jalan lahir dan segera dilakukan penjahitan dengan benar. 2) Atonia Uterus Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (Apri, 2007). Pada kasus yang diduga berisiko tinggi terjadinya atonia uteri harus diantisipasi dengan pemasangan infus. Demikian juga harus disiapkan obat uterotonika serta pertolongan persalinan kala III dengan baik dan benar. 3) Jumlah darah sedikit Keadaan ini perlu dipertimbangkan pada kasus keadaan itu jelek, hipertensi saat hamil, pre eklampsia dan eklamsi.
  • 6. 4) Kelainan pembekuan darah Meskipun jarang tetapi bila terjadi sering berakibat fatal, sehingga perlu diantisipasi dengan hati-hati dan seksama. Berdasarkan angka kejadian Perdarahan Post Partum yang banyak memberi dampak terhadap Ibu bersalin maka penulis termotivasi untuk membahas dalam sebuah Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan Kebidanan Ny. ”R“ dengan Perdarahan Post Partum di Bidan Praktek Swasta (BPS) tanggal 24 April 2015. A. Ruang Lingkup Pembahasan Ruang lingkup pembahasan dalam penulis ini meliputi Manajemen Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin pada Ny.R GIP0A0 dengan Perdarahan Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24 April 2015 C. Tujuan Telaah 1. Tujuan umum Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin pada Ny.”R” GIP0A0 dengan Perdarahan Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24 April 2015. 2. Tujuan khusus a. Mengumpulkan data dan analisis data Ny.”R” GIP0A0 dengan Perdarahan Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24 April 2015. b. Menentukan dan merumuskan Diagnosa/Masalah aktual Ny.”R” GIP0A0 dengan Perdarahan Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24 April 2015.
  • 7. c. Menentukan dan merumuskan diagnosa atau masalah potensial Ny.”R” GIP0A0 dengan Perdarahan Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24 April 2015. d. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera Ny.”R” GIP0A0 dengan Perdarahan Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24 April 2015. e. Menentukan rencana tindakan dan kolaborasi asuhan kebidanan Ny.”R” GIP0A0 dengan Perdarahan Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24 April 2015. f. Melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan Ny.”R” GIP0A0 dengan Perdarahan Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24 April 2015. g. Melaksanakan evaluasi hasil Asuhan Ny.”R” GIP0A0 dengan Perdarahan Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24 April 2015. h. Melakukan pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ny.”R” GIP0A0 dengan Perdarahan Post Partum di BPS Bunda Amud Tanggal 24 April 2015. D. Manfaat Telaah Adapun manfaat penulisan dalam karya tulis ini adalah: 1. Bagi Penulis Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta tambahan pengalaman yang sangat berharga dalam penerapan Asuhan Kebidanan dengan Perdarahan Post Partum.
  • 8. 2. Bagi Institusi Sebagai persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir jenjang Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Paramata Raha dan sebagai bahan acuan/pedoman bagi Institusi Jurusan Kebidanan untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) selanjutnya terutama pada persalinan Perdarahan Post Partum. 3. Bagi Petugas Kesehatan a. Sebagai Sebagai masukan bagi Institusi kesehatan khususnya kebijaksanaan dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya. b. Sumber informasi bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan dengan Perdarahan Post Partum. E. Metode Telaah Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini berdasarkan teori ilmiah yang dipadukan dengan praktek dan pengalaman. Penulis memerlukan data yang objektif dan relevan dengan teori-teori yang dijadikan analisa dalam pemecahan masalah untuk itu penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Studi Kepustakaan Mencari sumber melalui bahan bacaan atau buku-buku literatur yang dapat dipercaya untuk mendapatkan kejelasan teori yang berhubungan dengan masalah klien.
  • 9. 2. Studi Kasus Dengan menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan komprehensif data yang dihimpun dengan evaluasi yang di dapat dengan metode: a) Wawancara Pengumpulan data dengan melakukan komunikasi lisan secara langsung pada klien/keluarga. b) Observasi Mengamati keadaan klien c) Pemeriksaan fisik Pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik pada klien dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. d) Studi Dokumentasi Pengumpulan data dan mempelajari data serta status pasien yang bersumber dari catatan bidan maupun buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dapat menunjang hasil pemeriksaan diagnostik. F. Sistematika Penulisan Untuk lebih memudahkan pemahaman dalam penulisan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyusun dan menulis dalam beberapa BAB sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan
  • 10. Bab ini berisi tentang latar belakang, ruang lingkup pembahasan, tujuan telaah yang meliputi tujuan umum dan khusus, manfaat telaah, yang meliputi manfaat bagi institusi pendidikan dan manfaat bagi penulis, metode telaah yang meliputi studi kepustakaan dan studi kasus, terdiri dari wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik, studi dokumentasi, diskusi, serta sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang telaah pustaka, yang terdiri dari tinjauan medis tentang persalinan dan konsep manajemen kebidanan, serta dokumentasi asuhan kebidanan yang meliputi definisi dokumentasi dan unsur-unsur dokumentasi. BAB III : Studi Kasus Bab ini berisi tentang pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa dan masalah aktual, identifikasi masalah potensial dan masalah potensial, menilai perluny tindakan segera, kolaborasi dan konsultasi, perencanaan asuhan, penatalaksanaan tasuhan dan evaluasi keefektifan asuhan hingga pendokumentasian. BAB IV : Pembahasan Pembahasan yang berisikan perbadingan antara teori dan fakta yang ada di lahan praktek pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien dengan kasus serotinus secara sistematis. BAB V : Pembahasan
  • 11. Penutup berisikan kesimpulan dan hasil pelaksanaan serta saran yang merupakan alternatif rujukan serta adanya lampiran-lampiran.
  • 12. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka A. Pengertian Perdarahan Post Partum Perdarahan Postpartum adalah perdarahan lebih dari 500 – 600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir. Termasuk perdarahan karaena retensio plasenta. Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: a) Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir. b) Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum : 1) Menghentikan perdarahan. 2) Mencegah timbulnya syok. 3) Mengganti darah yang hilang. B. Etiologi Perdarahan Post Partum Penyebab perdarahan dibagi dua sesuai dengan jenis perdarahan yaitu : a. Penyebab perdarahan paska persalinan dini : 1) Perlukaan jalan lahir : ruptur uteri, robekan serviks, vagina dan perineum, luka episiotomi.
  • 13. 2) Perdarahan pada tempat menempelnya plasenta karena : atonia uteri, retensi plasenta, inversio uteri. 3) Gangguan mekanisme pembekuan darah. b. Penyebab perdarahan paska persalinan terlambat biasanya disebabkan oleh sisa plasenta atau bekuan darah, infeksi akibat retensi produk pembuangan dalam uterus sehingga terjadi sub involusi uterus. C. Faktor predisposisi Perdarahan Post Partum Beberapa kondisi selama hamil dan bersalin dapat merupakan faktor predisposisi terjadinya perdarahan paska persalinan, keadaan tersebut ditambah lagi dengan tidak maksimalnya kondisi kesehatannya dan nutrisi ibu selama hamil. Oleh karena itu faktor-faktor haruslah diketahui sejak awal dan diantisipasi pada waktu persalinan : 1) Trauma persalinan Setiap tindakan yang akan dilakukan selama proses persalianan harus diikuti dengan pemeriksaan jalan lahir agar diketahui adanya robekan pada jalan lahir dan segera dilakukan penjahitan dengan benar. 2) Atonia Uterus Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (Apri, 2007). Pada kasus yang diduga berisiko tinggi terjadinya atonia uteri harus diantisipasi dengan
  • 14. pemasangan infus. Demikian juga harus disiapkan obat uterotonika serta pertolongan persalinan kala III dengan baik dan benar. 3) Jumlah darah sedikit Keadaan ini perlu dipertimbangkan pada kasus keadaan itu jelek, hipertensi saat hamil, pre eklampsia dan eklamsi. 4) Kelainan pembekuan darah Meskipun jarang tetapi bila terjadi sering berakibat fatal, sehingga perlu diantisipasi dengan hati-hati dan seksama. D. Patofisiologi Perdarahan Post Partum 1) Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum spongiosum sehingga sinus-sinus maternalis ditempat insersinya plasenta terbuka. 2) Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut akan menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot uterus, akan menghambat penutupan pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan yang banyak. Keadaan demikian menjadi faktor utama penyebab perdarahan paska persalinan. Perlukaan yang luas akan menambah perdarahan seperti robekan servix, vagina dan perineum.
  • 15. E. Gejala dan tanda Penyulit Diagnosa penyebab 1) Uterus tidak berkontraksi dan lembek. 2) Perdarahan segera setelah bayi lahir. 3) Syok. 4) Bekuan darah pada serviks atau pada posisi terlentang akan menghambat aliran darah keluar. 5) Atonia uteri. 6) Darah segar mengalir segera setelah anak lahir. 7) Uterus berkontraksi dan keras. 8) Plasenta lengkap. 9) Pucat. 10) Lemah. 11) Mengigil. 12) Robekan jalan lahir 13) Plasenta belum lahir setelah 30 menit 14) Perdarahan segera, uterus berkontraksi dan keras 15) Tali pusat putus 16) Inversio uteri 17) Perdarahan lanjutan 18) Retensio plasenta 19) Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap
  • 16. 20) Perdarahan segera 21) Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus uteri tidak berkurang 22) Tertinggalnya sebagian plasenta 23) Uterus tidak teraba 24) Lumen vagina terisi massa 25) Neurogenik syok, pucat dan limbung 26) Inversio uteri F. Penatalaksanaan Perdarahan Post Partum / Penanganan Perdarahan Post Partum a. Penatalaksanaan umum: 1) Ketahui secara pasti kondisi ibu bersalin sejak awal 2) Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan aman 3) Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat 4) Segera lakukan penilaian klinik dan upaya pertolongan apabila dihadapkan dengan masalah dan komplikasi 5) Atasi syok jika terjadi syok 6) Pastikan kontraksi berlangsung baik ( keluarkan bekuan darah, lakukan pijatan uterus, beri uterotonppika 10 IV dilanjutkan infus 20 ml dalam 500 cc NS/RL dengan tetesan 40 tetes/menit ). 7) Pastikan plasenta telah lahir lengkap dan eksplorasi kemungkinan robekan jalan lahir 8) Bila perdarahan tidak berlangsung, lakukan uji bekuan darah.
  • 17. 9) Pasang kateter tetap dan pantau cairan keluar masuk 10) Lakukan observasi ketat pada 2 jam pertama paska persalinan dan lanjutkan pemantauan terjadwal hingga 4 jam berikutnya. b. Penatalaksanaan khusus: a) Atonia uteri 1) Kenali dan tegakan kerja atonia uteri 2) Sambil melakukan pemasangan infus dan pemberian uterotonika, lakukan pengurutan uterus. 3) Pastikan plasenta lahir lengkap dan tidak ada laserasi jalan lahir 4) Lakukan tindakan spesifik yang diperlukan : 5) Kompresi bimanual eksternal yaitu menekan uterus melalui dinding abdomen dengan jalan saling mendekatkan kedua belah telapak tangan yang melingkupi uteus. Bila perdarahan berkurang kompresi diteruskan, pertahankan hingga uterus dapat kembali berkontraksi atau dibawa ke fasilitas kesehata rujukan. 6) Kompresi bimanual internal yaituv uterus ditekan diantara telapak tangan pada dinding abdomen dan tinju tangan dalam vagina untuk menjempit pembuluh darah didalam miometrium. 7) Kompresi aorta abdominalis yaitu raba arteri femoralis dengan ujung jari tangan kiri, pertahankan posisi tersebut genggam tangan kanan kemudian tekankan pada daerah umbilikus, tegak lurus dengan sumbu badan,
  • 18. hingga mencapai kolumna vertebralis, penekanan yang tepat akan menghetikan atau mengurangi, denyut arteri femoralis. b) Retensio plasenta dengan separasi parsial 1) Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan yang akan diambil. 2) Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengejan, bila ekspulsi tidak terjadi cobakan traksi terkontrol tali pusat. 3) Pasang infus oksitosin 20 unit/500 cc NS atau RL dengan tetesan 40/menit, bila perlu kombinasikan dengan misoprostol 400mg per rektal. 4) Bila traksi terkontrol gagal melahirkan plasenta, lakukan manual plasenta secara hati-hati dan halus. 5) Restorasi cairan untuk mengatasi hipovolemia. 6) Lakukan transfusi darah bila diperlukan. 7) Berikan antibivotik profilaksis ( ampicilin 2 gr IV/oral + metronidazole 1 g supp/oral ). c) Plasenta inkaserata 1) Tentukan diagnosis kerja 2) Siapkan peralatan dan bahan untuk menghilangkan kontriksi serviks yang kuat, tetapi siapkan infus fluothane atau eter untuk menghilangkan kontriksi serviks yang kuat, tetapi siapkan infus oksitosin 20 Untuk500
  • 19. NS atau RL untuk mengantisipasi gangguan kontraksi uterus yang mungkin timbul. 3) Bila bahan anestesi tidak tersedia, lakukan manuver sekrup untuk melahirkan plasenta. 4) Pasang spekulum Sims sehingga ostium dan sebagian plasenta tampak jelas. 5) Jepit porsio dengan klem ovum pada jam 12, 4 dan 8 dan lepaskan spekulum 6) Tarik ketiga klem ovum agar ostium, tali pusat dan plasenta tampak jelas. 7) Tarik tali pusat ke lateral sehingga menampakkan plasenta disisi berlawanan agar dapat dijepit sebanyak mungkin, minta asisten untuk memegang klem tersebut. 8) Lakukan hal yang sama pada plasenta kontra lateral 9) Satukan kedua klem tersebut, kemudian sambil diputar searah jarum jam tarik plasenta keluar perlahan-lahan. d) Ruptur uteri 1) Berikan segera cairan isotonik ( RL/NS) 500 cc dalam 15-20 menit dan siapkan laparatomi. 2) Lakukan laparatomi untuk melahirkan anak dan plasenta, fasilitas pelayanan kesehatan dasar harus merujuk pasien ke rumah sakit rujukan.
  • 20. 3) Bila konservasi uterus masih diperlukan dan kondisi jaringan memungkinkan, lakukan operasi uterus. 4) Bila luka mengalami nekrosis yang luas dan kondisi pasien mengkwatirkan lakukan histerektomi. 5) Lakukan bilasan peritonial dan pasang drain dari cavum abdomen. 6) Antibiotik dan serum anti tetanus, bila ada tanda-tanda infeksi. e) Sisa plasenta 1) Penemuan secara dini, dengan memeriksa kelengkapan plasenta setelah dilahirkan. 2) Berika antibiotika karena kemungkinan ada endometriosis 3) Lakukan eksplorasi digital/bila serviks terbuka dan mengeluarkan bekuan darah atau jaringan, bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrument, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan dilatasi dan kuret. 4) Hbv 8 gr% berikan transfusi atau berikan sulfat ferosus 600mg/hari selama 10 hari. f) Ruptur peritonium dan robekan dinding vagina 1) Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi lokasi laserasi dan sumber perdarahan 2) Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhi larutan antiseptik 3) Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan kemudian ikat dengan benang yang dapat diserap 4) Lakukan penjahitan luka dari bagian yang paling distal 5) Khusus pada ruptur perineum komplit dilakukan penjahitan lapis demi lapis dengan bantuan busi pada rektum, sebagai berikut : 6) Setelah prosedur aseptik- antiseptik, pasang busi rektum hingga ujung robekan
  • 21. 7) Mulai penjahitan dari ujung robekan dengan jahitan dan simpul sub mukosa, menggunakan benang polyglikolik No 2/0 ( deton/vierge ) hingga ke sfinter ani, jepit kedua sfinter ani dengan klem dan jahit dengan benang no 2/0. 8) Lanjutkan penjahitan ke lapisan otot perineum dan sub mukosa dengan benang yang sama ( atau kromik 2/0 ) secara jelujur. 9) Mukosa vagina dan kulit perineum dijahit secara sub mukosa dan sub kutikuler 10) Berikan antibiotik profilaksis. Jika luka kotor berikan antibiotika untuk terapi. g. Robekan serviks 1) Sering terjadi pada sisi lateral, karena serviks yang terjulur akan mengalami robekan pada posisi spina ishiadika tertekan oleh kepala bayi. 2) Bila kontraksi uterus baik, plasenta lahir lengkap, tetapi terjadi perdarahan banyak maka segera lihat bagian lateral bawah kiri dan kanan porsio. 3) Jepitan klem ovum pada kedua sisi porsio yang robek sehingga perdarahan dapat segera di hentikan, jika setelah eksploitasi lanjutkan tidak dijumpai robekan lain, lakukan penjahitan, jahitan dimulai dari ujung atas robekan kemudian kearah luar sehingga semua robekan dapat dijahit. 4) Setelah tindakan periksa tanda vital, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri dan perdarahan paska tindakan 5) Berikan antibiotika profilaksis, kecuali bila jelas ditemui tanda-tanda infeksi. 6) Bila terjadi defisit cairan lakukan restorasi dan bila kadar Hb dibawah 8 gr% berikan transfusi darah.
  • 22. B. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Pengertian Manajemen Kebidanan Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang di gunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahapan dalam Manajemen Kebidanan Menurut Varney (2008) proses manajemen kebidanan dalam tujuh langkah yang pada waktu tertentu dapat diperluas dan diperbaharui. Hal ini mulai dengan pengumpulan data dasar dan di akhiri dengan evaluasi. Tujuh langkah itu adalah: a) Langkah I: Identifikasi dan analisa Data Identifikasi dan analisa data (pengkajian) pengumpulan data untuk menialai kondisi klien. Yang termasuk data dasar adalah riwayat kesehatan klien, pemeriksaan panggul, pemeriksaan fisik, serta catatan tentang kesehatan yang lalu dan sekarang serta hasil pemeriksaan laboratorium. b) Langkah II: Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual Mengidentifikasi data secara spesifik ke dalam suatu rumusan diagnosa kebidanan dan masalah. Kata diagnosa dan masalah digunakan kedua-duanya dan mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Problem klien menguraikan keadaan yang ia rasakan, sedangkan diagnosa lebih sering di definisikan oleh bidan yang di fokuskan pada apa yang di alami oleh klien. c) Langkah III : Identifikasi Diagnosa/ Masalah potensial Dari kumpulan masalah dan diagnosa, identifikasi faktor-faktor potensial yang memerlukan
  • 23. antisipasi segera tindakan pencegahan jika memungkinkan atau waspada sambil menunggu dan mempersiapkan pelayanan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi. d) Langkah IV : Perlunya Tindakan Segera/ Kolaborasi Proses manajemen kebidanan dilakukan secara terus menerus selama klien dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data baru segera di nilai. Data yang muncul dapat menggambarkan suatu keadaan darurat di mana bidan harus segera bertindak untuk menyelamatkan klien. e) Langkah V : Rencana Asuhan Kebidanan Dikembangkan berdasarkan intervensi saat sekarang dan antisipasi diagnosa dan problem serta meliputi data-data tambahan setelah data dasar. Rencana tindakan komprehensif bukan hanya meliputi kondisi klien serta konseling, bila perlu mengenai ekonomi, agama, budya, ataupun masalah psikologis. f) Langkah IV: Implementasi Asuhan Kebidanan Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan ataupun bekerja sama dengan tim kesehatan lain. Bidan harus melakukan implementasi yang efisien dan akan mengurabgi waktu perawatn dan biaya perwatan serta akan meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan klien. g) Langkah VII: mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan kepada klien. Pada tahap evaluasi ini bidan harus melakukan
  • 24. pengamatan dan obsevasi terhadap masalah di atasi seluruhnya, sebagian telahdipecahkan atau mungkin timbul masalah baru.Pada prinsipnya tahapan evaluasi adalah pengkajian kembali terhadap klien untuk menjawabpertanyaan seberapa jauh tercapainya rencana yang dilakukan. b. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Menurut Simatupang E.J (2006), metode empat pendokumentasian yang di sebut SOAP ini dijadikan proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Proses Manajemen SOAP 1. S (Data Subjektif) Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai langkah 1 varney. S (Subyektif) ini merupakan informasi yang diperoleh langsung dari klien.Informasi tersebut dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnose (Nurul Janah, 2011). 2. O (Data Objektif) Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung assessment sebagai langkah 1 varney. Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan pada waktu pemeriksaan termasuk juga hasil pemeriksaan laboratorium, USG, dan lain-lain. Apa yang diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnose yang akan ditegakkan (Marmi, 2012).
  • 25. 3. A (Assessment) Assessment menggambarkan dokumentasi hasil analisis dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi: a) Diagnosis/masalah (diagnose adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai kondisi klien: hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Berdasarkan hasil analisa data yang didapat. Masalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga kebutuhan klien terganggu, kemungkinan mengganggu kehamilan atau kesehatan tetapi tidak masuk dalam diagnosa ). b) Antisipasi diagnosis/ kemungkinan masalah. c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/ kolaborasi, dan atau perujukan sebagai langkah 2,3, dan 4 varney (Marmi, 2012). 4. P (Planning) Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan dan evaluasi berdasarkan assessment sebagai langkah 5,6,7 (Marmi, 2012).
  • 26. BAB III STUDI KASUS No. Reg : 889 Tanggal Partus : 22 April 2015, Jam:10.30 WITA Tgl pengkajian : 22 April 2015, Jam:07.30 WITA A. Mengumpulkan Data Dasar 1. Identitas Istri / Suami Nama : Ny.“R” / Tn. “H” Umur : 36 thn / 43 thn Suku : Muna / Muna Agama : Islam / Islam Pendidikan : SMA / SMA Pekerjaan : IRT / Swastas Nikah/lamanya : 1 tahun Alamat : Jl.Lakilaponto 2. Tinjauan Kartu ANC 1) GI P0 A0 2) HPHT tanggal 9 agustus 2014 TP tanggal 16 mei 2015 3. Riwayat kehamilan dan kesehatan a) Keluhan utama Nyeri perut tembus kebelakang disertai pelepasan lendir dan darah.
  • 27. b) Riwayat keluhan utama 1) Mulai dirasakan tanggal 22 April 2015 pukul 04.00 Wita 2) Sifatnya hilang timbul 3) Lokasi keluhan daerah perut tembus kebelakang 4) Keluhan lain tidak ada 5) Usaha ibu untuk mengatasi keluhannya adalah dengan mengurut-urut pinggang sambil berjalan-jalan serta menarik nafas panjang bila ada rasa nyeri. c) Riwayat Psikososial ,spiritual dan ekonomi. 1) Ibu,suami dan keluarga sangat menginginkan kelahiran ini 2) Suami dan keluarga member dukungan kepada ibu 3) Ibu berdoa kepada Allah SWT agar persalinanya berjalan dengan lancar. 4) Suami telah menyiapkan dana untuk persalinan ini. 4. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan umum : Baik b. Kesadaran : Komposmentis c. Tanda-tanda vital : TD : 120/70 mmHg N : 80 x/menit S : 36,7 °C
  • 28. P : 20 x/menit 2. Pemeriksaan fisik khusus Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi a. Kepala dan rambut Inspeksi : Kepala dan rambut bersih, rambut hitam, dan rontok Palpasi : Tidak ada benjolan b. Wajah/muka Inspeksi : Ekspresi wajah baik, tidak pucat, tidak ada kloasma gravidarum Palpasi : Tidak ada oedema c. Mata Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera putih dan pergerakan bola mata normal d. Hidung Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada epistaksis e. Telinga Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret, tampak adanya polyester, tidak ada cairan yang berbau Palpasi : Tidak ada nyeri tekan di belakang daun telinga
  • 29. f. Mulut dan gigi Inspeksi : Bibir lembab dan tidak pucat, tidak ada karies gigi, lidah bersih, tidak ada sariawan, tidak ada pembesaran tonsil g. Leher Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid Palpasi : Tidak ada pelebaran vena jugularis h. Payudara Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, hyperpigmentasi pada areola mammae Palpasi : Tidak ada benjolan, kolostrum belum ada biar di pencet, i. Abdomen Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tonus otot perut agak kendor, tampak linea nigra, terdapat striae albikans, pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan. Pemeriksaan Leopold : Leopold I : 3 jari bawah px (32 cm) Leopold II : Punggung kiri Leopold III : Kepala Leopold IV : Kepala sudah masuk pintu atas panggul (PAP) Auskultasi : DJJ terdengar kuat, jelas, dan teratur 130x/menit
  • 30. Perlimaan : 3 dari 5 jari berada di atas simphisis dan 2 jari berada di bawah simphisis (Penurunan kepala 3/5) Kontraksi uterus: 2-3x dalam 10 menit lamanya 30 detik j. Genitalia dan anus Inspeksi : Tampak pengeluaran lendir campur darah (show) dari jalan lahir, tidak ada varices dan tidak ada candiloma acuminata serta tidak ada hemoroid. Pemeriksaan dalam ( VT ) Tanggal 22 April 2015 Jam 07.30 WITA Dinding vagina elastis, porsio tipis dan lunak, pembukaan 7 cm, ketuban (+), presentase kepala, posisi ubun-ubun kecil kanan depan, molase (-), penurunan kepala 3/5, kesan panggul normal (ditandai dengan promontorium tidak teraba, linea terminalis teraba sebagian, spina ischiadica tidak menonjol, os koksigis konkaf, arkus pubis membentuk sudut tumpul), dan ada pelepasan lendir bercampur darah. k. Ekstermitas atas Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, kuku bersih dan tidak pucat, jari jari kaki lengkap Palpasi : Tidak ada oedema di punggung tangan
  • 31. l. Ekstermitas bawah Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises, kuku bersih dan berwarna merah muda Palpasi : Tidak ada oedema Perkusi : Refleks patella kiri dan kanan (+) C. Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual GIP0V0, umur kehamilan 33 minggu, inpartu kala I fase aktif, keadaan ibu dan janin baik dengan perdarahan Post Partum. 1. GV PIV A0 Data subjektif : Ibu mengatakan ini kehamilannya yang kelima dan tidak pernah keguguran. Data objektif : 1) Tonus otot perut sudah longgar 2) Teraba bagian-bagian janin pada saat palpasi Analisis dan interpretasi: Pada kehamilan terjadi peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron, keadaan ini mengakibatkan hipertropi lobus intermedia hipofise sehingga produksi MSH meningkat, maka terbentuklah linea nigra. 2. Umur Kehamilan 33 minggu. Data Subjektif: a. Ibu mengatakan kehamilanya lewat bulan b. Ibu mengataakan HPHT 9-8-2014
  • 32. Data objektif: a. Tinggi fundus uteri 3 jari bawah px. b. Tafsiran persalinan tanggal 16-5-2015 Analisis dan Interprestasi data: Kehamilan cukup bulan (aterm) adalah proses yang di awali dengan keluarnya sel telur matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma, lalu keduanya menyatu membntuk sel yang akan tumbuh (BKKBN). 3. Inpartu Kala I Fase Aktif Data subjektif : Ibu merasakan nyeri perut tembus ke belakang sejak tanggal 22 April 2015 jam 04.00 Wita Data objektif : His 3x10 (10”-30”) Pemeriksaan dalam Jam 07.30 WITA Dinding vagina : Elastis Portio : Tipis Pembukaan : 7 cm Ketuban : (+) Penurunan : H III Presentasi : Kepala
  • 33. Posisi : UUK kanan depan Molase : - Penumbungan : - Kesan panggul : Normal (ditandai dengan promontorium tidak teraba, linea terminalis teraba sebagian, spina ischiadica tidak menonjol, os koksigis konkaf, arkus pubis membentuk sudut tumpul). Pelepasan : Lendir campur darah. Analisa dan interpretasi data: Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan (Wiknjosastro,2006:180), dan Fase aktif dimulai dari pembukaan 7 sampai 10 cm (Wiknjosastro,2008:304), Adapun Salah satu karakteristik persalinan sebenarnya adalah nyeri kontraksi pada bagian belakang, melingkar ke bagian bawah perut/abdomen, bertambah lama atau bertambah sering sehingga kanalis servikalis mulai membuka dan mendatar yang mengeluarkan lendir campur darah (Bloody Show). 4. Keadaan Ibu dan Janin Baik Data Subjektif : Janinnya bergerak kuat pada sebelah kanan. Data Objektif : 1) Kesadaran komposmentis 2) Tanda-Tanda Vital : TD : 110/70 mmHg
  • 34. N : 88 x/menit S : 36,7 ºC P : 20 xmenit DJJ : 130 x/menit Analisis dan interpretasi data : a) Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada oedem pada wajah, ibu yang menandakan keadaan ibu baik (Wiknjosastro H. 2002:156). b) DJJ dalam keadaan normal, bunyi jantungnya teratur dan frekuensinya antara 120-160 x/menit menandakan janin dalam keadaan baik. D. Merumuskan Diagnosa/ Masalah Potensial Potensial terjadi syok hemorhage sampai kematian. E. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera/kolaborasi Persalinan dianjurkan dengan pemasangan infus RL 8 tetes/menit. F. Rencana Tindakan 1. Tujuan : a. Kala I persalinan berlangsung normal. b. Keadaan ibu dan janin baik. c. Bayi telah lahir dengan selamat. 2. Kriteria: Pada pukul 10.25 WITA pembukaan sudah lengkap (10 cm) dengan keadaan ibu dan janin baik, kesadaran komposmentis, serta Tanda-tanda vital dalam batas normal.
  • 35. 3. Rencana Tindakan 1) Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu Rasional : Agar ibu dapat mengetahui keadaannya dan janin sehingga ibu dapat lebih kooperatif terhadap tindakan dan anjuran petugas. 2) Ajarkan teknik relaksasi yaitu menarik nafas panjang melalui hidung dan mengeluarkannya melalui mulut jika ada his. Rasional : Tekhnik relaksasi merupakan salah satu cara untuk mengurangi rasa nyeri dengan memberikan jaringan suplai O2 yang cukup. 3) Beri intake nutrisi dan cairan yang adekuat Rasional : Dengan intake yang adekuat dapat memberi energi bagi tubuh agar dapat memudahkan proses persalinan. 4) Anjurkan pengosongan kandung kemih tiap 2 jam atau jika ibu merasa ingin BAK Rasional: Kandung kemih yang penuh menyebabkan pemeriksaan yang tidak akurat dan memperlambat turunnya kepala janin ke jalan lahir dan juga memberi perasaan yang tidak nyaman pada ibu. 5) Observasi DJJ, his, nadi setiap 30 menit atau bila ada indikasi Rasional : Pemantauan DJJ untuk mengetahui kondisi janin selama proses persalinan serta dapat menentukan tindakan selanjutnya jika terjadi gawat janin . 6) Observasi Tekanan darah dan suhu tiap 4 jam atau bila ada indikasi. Rasional: Pemantauan TTV untuk mengetahui keadaan ibu.
  • 36. 7) Observasi dan lakukan pemeriksaan dalam tiap 4 jam atau bila ada indikasi Rasional: Dengan melakukan pemeriksaan dalam dapat diketahui kemajuaan persalinan. 8) Memasang infuse RL Rasional: Agar ibu kuat dalam menghadapi persalinan 9) Anjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman Rasionsl: Posisi berjalan/berdiri dan posisi nyaman membantu penurunan janin yang berlanjut adanya dorongan untuk meneran, jongkok dan berdiri dapat membantu mempercepat kemajuan persalinan dan mengurangi nyeri serta berbaring miring kiri memudahkan ibu untuk istrahat di antara kontraksi jika ibu mengalami kelekahan dan juga dapat mengurangi resiko terjadinya laserasi. 10) Anjurkan ibu untuk menentukan pendamping pada saat persalinan. Rasional: Untuk memberikan dukungan moril pada ibu saat proses persalinan. 11) Siapkan alat dan bahan saat persalinan. Rasional: Untuk proses pertolongan persalinan.
  • 37. G. Implementasi Tanggal: 22 April 2015 Jam: 10.25 WITA 1) Melakukan infomed consent utuk setiap tindakan yang di lakukan Hasi: Ibu mengerti dan setuju tentang tindakan yang akan di lakukan. 2) Mengajarkan tekhnik relaksasi yaitu menarik napas panjang melalui hidung dan di keluarkan lewat mulut jika ada his. Hasil: Ibu melaukan anjuran bidan. 3) Memberi ibu makan dan minum di antara kontraksi Hasil: Ibu memakan bubur ½ piring, dan meminum air putih sebanyak 1 gelas. 4) Menganjurkan ibu untuk BAK apabila merasa ingin BAK Hasil: Ibu mengeri dengan anjuran bidan. 5) Mengobservasi: a) Keadaan Janin DJJ setiap 30 menit Warna air ketuban: bila ada tanda-tanda pelepasan plasenta. b) Kemajuan persalinan Pembukaan serviks: setiap 4 jam dan bila ada induksi. Kontraksi uterus: setiap 30 menit selama 10 menit. c) Keadaan ibu Nadi : setiap 30 menit
  • 38. Tekanan darah : setiap 4 jam Suhu : setiap 2 jam Obat-obatan/cairan IV : setiap di berikan. Hasil : Telah di lakukan pemantauan. d) Membeitahu hasil pemeriksaan keadaan ibu sekarang Hasil: Ibu tahu dan mengerti tentang keadaannya sekarang 6) Memasang Infuse RL Hasil: Telah terpasang infuse RL 28 tetes/menit di punggung tangan kanan. 7) Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman. Hasil: Ibu berbaring dengan posisi miring kiri. 8) Menganjurkan ibu untuk memilih pendamping persalinan. Hasil: Ibu memilih orang tunya sebagai pendamping persalinan. 9) Menyiapkan alat dan bahan untuk persalinan Hasil: Alat dan bahan telah di siapkan.
  • 39. H. Evaluasi Tanggal 22 April 2015 Jam: 10.25 WITA a. Kala I berlangsung normal b. Tanda-tanda vital dalam batas normal TD : 110/70mmHg N : 80x/menit S : 36,5 P : 22x/menit c. Pada Jam 10.30 WITA bayi lahir dengan selamat, langsung menangis kuat, kulit berwarna merah muda.
  • 40. PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny” R” TANGGAL 22 APRIL 2015 ( SOAP) No. Reg : 889 Tanggal Partus : 22 April 2015, Jam: 10.30 WITA Tanggal pengkajian : 22 April 2015, Jam: 10.25 WITA Identitas Istri / Suami Nama : Ny.“R” / Tn. “H” Umur : 36 thn / 43 thn Suku : Muna / Muna Agama : Islam / Islam Pendidikan : SMA / SMA Pekerjaan : IRT / Swasta Nikah/lamanya : ± 1 tahun Alamat : Jl.Lakilaponto Data Subjektif (S) Hamil yang pertama, belum pernah melahirkan, dan tidak pernak keguguran. HPHT tangaal 9-8-2014 , sakit perut tembus belakang di sertai pengeluaran lendir campu
  • 41. darah sejak tanggal 22 April 2015 jam 04.00 WITA, dan belum ada pengeluaran air- air. Data Objektif (O) KU ibu baik, kesadaran komposmentis, TD: 100/70 mmHg, Nadi: 80x/menit, Suhu: 36,5ºc, Pernapasan: 20x/menit, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus, putting susu menonjol, TFU 32 cm, punggung kiri, kepala, divergen, DJJ: 140x/menit, reflex patella (+) kri dan kanan, VT jam: 07.30 WITA, vagina elastis, porsio tipis, bembukaan 7 cm, ketuban (+), presentase kepala, posisi UUK ka-dep, penurunan H III, molase tidak ada, kesan panggul normal, dan ada pelepasan lendir bercampur darah. Assesment (A) GI P0 A0, 33 minggu, inpartu kala I fase aktif, keadaan umum ibu dan janin baik. Planning (P) Tanggal : 22 April 2015 Jam: 10.25 wita 1. Memberikan informasi tentang keadaan ibu, ibu mengerti. 2. Memberikan obat-obatan, memasang infuse RL 8 tetes/menit 3. Mengobservasi TTV, TTV dalam batas normal. 4. Mengobservasi DJJ, DJJ dalam batas normal. 5. Mengobservasi HIS, HIS tidak teratur 6. Menganjurkan pada ibu untuk berjalan apabila tidak ada his, ibu mengerti. 7. Memberikan ibu makanan dan minuman, ibu memakan bubur ½ piring dan meminum air putih sebanyak 1 gelas.
  • 42. KALA II Data Subjektif (S) Ingin BAB, ada dorongan yang kuat untuk meneran, sakitnya bertambah kuat. Data Objektif (O) Pembukaan lengkap (10 cm), keadaan umum ibu dan janin baik, kesadaran komposmentis, adanya dorongan untuk meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka. Assesmet (A) Perlangsungan kala II dengan serotinus. Planning (P) Tanggal 22 April 2015 Jam 10.25 WITA 1. Memberikan informasi tentang keadaan ibu, ibu mengerti. 2. Mengecek kelengkapan alat, alat sudan siap. 3. Mengatur posisi ibu, posisi ibu berbaring setengah duduk. 4. Jam: 10.25 WITA memimpin persalinan, ibu mau di pimpin. 5. Jam: 10.28 WITA menolong persalinan secara APN, persalinan di tolong sesuai APN. 6. Jam: 10.30 WITA bayi lahir spontan, kulit tampak keriput, tidak lansung menangis kuat.
  • 43. KALA III Data Subjektif (S) Ibu mengatakan : Nyeri perut pada bagian bawah, plasenta belum lahir. Data Objektif (O) Bayi lahir spontan tanggal 22 April 2015, jam 12.30 WITA, TFU setinggi pusat, kontraksi uterus keras dan bundar, ada semburan darah tiba-tiba, tali pusat bertambah panjang, adanya perubahan bentuk dan tinggi fundus. Assesment (A) Perlansungan kala III (Pengeluaran Uri) Planning (P) Tanggal 22 April 2015 Jam 10.35 WITA 1. Memastikan janin tunggal atau ganda, janin tunggal. 2. Menyuntikkan oxytocin 10 unit secara IM pada paha kanan ibu, tidak terjadi pembengkakan. 3. Melakukan PTT, tali pusat telah di jepit dan di potong dan ikat. 4. Melakukan masase fundus uteri, kontraksi uterus teraba keras dan bundar.
  • 44. KALA IV Data Subjektif (S) Ibu merasa senang, masih kelelahan, dan nyeri pada jalan lahir. Data Objektif (O) Plasenta lahir jam 10.40 WITA, kontraksi uterus keras dan bundar, TFU 2 jari bawah pusat, TD: 110/70mmHg, N: 80x/menit, S: 36,5ºc, P: 22x/menit, tidak ada robekan pada perineum, perdarahan : ±100 cc, BBL: 2500 gram, PBL: 49 cm. Assesment (A) Perlangsungan kala IV (Pengawasan). Planning (P) Tanggal 22 April 2015 Jam 10.50 WITA 1. Melakukan masase fundus uteri, telah dilakukan masase fundus uteri. 2. Memeriksa robekan perineum, terjdapat robekan pada perineum derajat III. 3. Melakukan penjahitan pada perineum menggunakan catgut secara jelujur, telah brhasil melakukan penjahitan robekan perineum derajat III. 4. Mengobservasi kontraksi uterus, kontraksi uterus keras dan bundar. 5. Mengobservasi TTV ibu dan bayi, TTV ibu dalam batas normal. 6. Memberikan rasa nyaman pada ibu, ibu merasa nyaman. 7. Memberikan makan dan miniman pada ibu, ibu memakan bubur ½ piring dan minum air putih sebanyak 1 gelas.
  • 45. 8. Memberikan salep mata pada bayi, bayi telah di berikan salep mata. 9. Jam 11.00 WITA menyuntikan Vit.K dosis 0,1 mL secara IM, vit.K telah di suntik pada paha kanan bayi. 10. Jam 12.00 WITA Memberikan suntik Hep.B dosis 0,5 cc, bayi telah di suntikkan Hepatitis B pada paha kiri bayi. 11. Memberikan bayi pada ibunya untuk di susui, ibu terlihat bahagia dan menyusui bayinya. 12. Melengkapi partograf. .
  • 46. BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil tinjauan kasus pelaksanaan asuhan pada Ny. “R” dengan Perdarahan poat partumyang dirawat di BPS Bunda Amud Tanggal 22 April 2015. Untuk memudahkan pembahasan, maka penulis akan membahas berdasarkan langkah-langkah asuhan kebidanan yang selanjutnya didokumentasikan dalam bentuk SOAP. A. Pengkajian : Data anamnesa yang dikaji pada ibu bersalin tersebut diambil langsung dari ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus. B. Identifikasi masalah diagnosa Identifikasi masalah pada ibu bersalin tersebut diambil langsung dari hasil pemeriksaan ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus. C. Antisipasi masalah potensial Antisipasi masalah potensial pada ibu bersalin tersebut diambil langsung dari ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus. D. Identifikasi kebutuhan segera
  • 47. Identifikasi Kebutuhan segera pada ibu bersalin tersebut diambil langsung dari hasil pemeriksaan pada ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus. E. Intervensi Intervensi adalah perencanaan tindakan pada ibu bersalin tersebut diambil langsung dari hasil pemeriksaan pada ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus. F. Implementasi Implementasi sdalah pelaksanaan tindakan pada ibu bersalin tersebut diambil langsung dari hasil pemeriksaan pada ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus. G. Evaluasi Evaluasi pada ibu bersalin tersebut diambil langsung dari hasil pemeriksaan pada ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus. 1. Hasil Asuhan Pada Kala I, Tanggal 22 April 2015 Jam 10.25 WITA Dalam pengkajian diawali dengan memperkenalkan diri, menyampaikan tujuan asuhan kebidanan pada ibu dan keluarga melalui anamnesis yang meliputi riwayat kehamilan, persalinan, dan pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan
  • 48. untuk mengetahui kondisi kesehatan klien. Pada tinjauan pustaka disebutkan bahwa ibu dikatakan dalam persalinan kala I apabila ada tanda-tanda sebagai berikut : Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks, kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya, pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada, kala I dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm), proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm. Sedangkan pada tinjauan kasus Ny. “E” data yang didapatkan : his 3x10 (30-35), V/V : TAK, portio lunak dan tebal, pembukaan 7, ketuban (+), presentase kepala, UUK ka-dep, molase 0, penumbungan (-), penurunan H I, kesan panggul normal, pelepasan lendir dan darah, kala I berlangsung 3 jam. Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan tinjauan kasus pada NY. “E” secara garis besar tampak ada persamaan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. 2. Hasil Asuhan Pada Kala II, Tanggal 22 April 2015 Jam 10.30 Wita Pada pengkajian kala II persalinan berdasarkan tinjauan kasus Ny. “R” mulai pada jam 10.30 Wita his 4x10 (40-45), V/V : TAK, portio melesap, pembukaan 10, ketuban (-) berwarna kehijauan, kental, dan bercampur mekonium, presentase kepala, UUK ka-dep, molase 0, penumbungan (-), penurunan H IV, kesan panggul normal, pelepasan lendir dan darah, sampai pengkajian pada jam 10.40
  • 49. WITA anak lahir dengan presentase belakang kepala, jenis kelamin perempuan, BB: 2500 gram, PB : 49, apgar score 8/10, kulit bayi kering dan mudah mengelupas, kala II berlangsung 5 menit. Pada tinjauan pustaka Kala II persalinan dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi, tanda-tanda bayi serotinus yaitu kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas, pewarnaan mekonium (kehijauan) dikulit, disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat. Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan tinjauan kasus pada Ny. “E” secara garis besar tampak ada persamaan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. 3. Hasil Asuhan Pada Kala III, Tanggal 27 Mei 2014 Jam 12.40 WITA Pada pengkajian kala III persalinan berdasarkan tinjauan kasus Ny. “E” mulai pada jam 10.40 WITA anak lahir dengan presentase belakang kepala, jenis kelamin laki-laki, BB: 2500 gram, PB : 49, apgar score 8/10 sampai plasenta lahir lengkap jam 12.50 WITA, tali pusat mengerut dan berwarna agak pucat, kala III berlangsung 5 menit. Pada tinjauan pustaka dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, fungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 38 minggu dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu yang menyebabkan plasenta dan tali pusat mengerut dan berwarna agak pucat. Dengan demikian penerapan tinjauan
  • 50. pustaka dan studi kasus pada Ny. “R” secara garis besar tampak ada persamaan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. 4. Hasil Asuhan Pada Kala IV, Tanggal 22 April 2015 Jam 10.50 WITA Pada pengkajian kala IV berdasarkan tinjauan kasus Ny. “E” mulai dari plasenta lahir lengkap jam 10.40 WITA sampai 2 jam pengawasan yaitu kontraksi uterus baik, uterus teraba bulat dan keras, TFU setinggi pusat, Perdarahan ±300cc, tidak terdapat robekan perineum, TTV dalam batas normal, kala IV berlangsung 2 jam. Pada tinjauan pustaka Kala IV persalinan dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum. Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny. “R” secara garis besar tampak ada persamaan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
  • 51. DAFTAR PUSTAKA http://aznhysoppenk.blogspot.com/2012/05/askeb-luka-perineum-derajat-iii- akbid.html Manuaba I.B.G, 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta Mochtar,Rustam. 2005. SinopsisObstetri Fisiologi dan Patologi. EGC: Jakarta. Salmah.2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC: Jakarta Sumarah. 2008. Perawatan Ibu Bersalin. Fitramaya: Yogyakarta Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka- Sarwono Prawirohardjo Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi I. EGC : Jakarta. Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan