3. DEFINISI
Ruptur Perineum adalah robekan yang terjadi
pada saat bayi lahir baik secara spontan
maupun dengan menggunakan alat atau
tindakan. Robekan perineum umumnya terjadi
pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila
kepala janin terlalu cepat. Robekan perineum
terjadi pada hampir semua primipara
(Winkjosastro,2005).
Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi
pada perineum yang biasanya disebabkan oleh
trauma saat persalinan (Maemunah, 2005).
Robekan perineum terjadi pada hampir semua
persalinan pertama dan tidak jarang juga pada
persalinan berikutnya (Prawirohardjo,2007).
5. Klasifikasi Ruptur Perineum
Menurut buku Acuan Asuhan Persalinan Normal (2008), derajat ruptur perineum
dapat dibagi menjadi empat derajat, yaitu :
Ruptur perineum derajat satu, dengan jaringan yang mengalami robekan
adalah :
A. Mukosa Vagina
B. Komisura posterior
C. Kulit perineum
Ruptur perineum derajat dua, dengan jaringan yang mengalami robekan
adalah :
A. Mukosa Vagina
B. Komisura posterior
C. Kulit perineum
D. Otot perineum
Ruptur perineum derajat tiga, dengan jaringan yang mengalami robekan
adalah :
A. Sebagaimana ruptur derajat dua
B. Otot sfingter ani
Ruptur perineum derajat empat, dengan jaringan yang mengalami robekan
adalah :
A. Sebagaimana ruptur derajat tiga
B. Dinding depan rectum
6. Penanganan Ruptur Perineum
Penanganan ruptur perineum
diantaranya dapat dilakukan dengan
cara melakukan penjahitan luka lapis
demi lapis, dan memperhatikan jangan
sampai terjadi ruang kosong terbuka
kearah vagina yang biasanya dapat
dimasuki bekuan-bekuan darah yang
akan menyebabkan tidak baiknya
penyembuhan luka. Selain itu dapat
dilakukan dengan cara memberikan
antibiotik yang cukup.
7. Meminimalkan Derajat Ruptur
Perineum
Menurut Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal (2008)
kerjasama dengan ibu dan penggunaan perasat
manual yang tepat dapat mengatur ekspulsi kepala,
bahu, dan seluruh tubuh bayi untuk mencegah
laserasi atau meminimalkan robekan pada perineum.
Cara-cara yang dianjurkan untuk meminimalkan
terjadinya ruptur perineum diantaranya adalah
Saat kepala membuka vulva (5-6 cm), penolong
meletakkan kain yang bersih dan kering yang dilipat
sepertiganya di bawah bokong ibu dan menyiapkan
kain atau handuk bersih di atas perut ibu, untuk
mengeringkan bayi segera setelah lahir.
8. Bahaya dan Komplikasi Ruptur
Perineum
1. Perdarahan pada ruptur perineum
dapat menjadi hebat khususnya pada
ruptur derajat dua dan tiga atau jika
ruptur meluas ke samping atau naik ke
vulva mengenai clitoris.
2. Laserasi perineum dapat dengan
mudah terkontaminasi feses karena dekat
dengan anus. Infeksi juga dapat menjadi
sebab luka tidak segera menyatu
sehingga timbul jaringan parut.
9. Perawatan Reptur Perenium
Perawatan khususnya perineum bagi
wanita setelah melahirkan mengurangi rasa
ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah
infeksi dan meningkatkan penyembuhan.
11. Pengertian menejemen
kebidanan
Manajemen kebidanan adalah
pendekatan yang di gunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan
masalah secara sistematis mulai dari
pengkajian, analisa data, diagnosis
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi.
12. Tahapan dalam Manajemen
Kebidanan
Menurut Varney (2008) proses
manajemen kebidanan dalam tujuh
langkah yang pada waktu tertentu dapat
diperluas dan diperbaharui. Hal ini mulai
dengan pengumpulan data dasar dan di
akhiri dengan evaluasi. Tujuh langkah itu
adalah :
13. Langkah I : Identifikasi dan analisa Data
Langkah II : Merumuskan
Diagnosa/Masalah Aktual
Langkah III : Identifikasi Diagnosa/
Masalah potensial
Langkah IV : Perlunya Tindakan Segera/
Kolaborasi
Langkah V : Rencana Asuhan Kebidanan
Langkah IV: Implementasi Asuhan
Kebidanan
Langkah VII : mengetahui sejauh mana
tingkat keberhasilan asuhan yang
diberikan kepada
14. Pendokumentasian Asuhan
Kebidanan
Menurut Simatupang E.J (2006), metode
empat pendokumentasian yang di sebut
soap ini dijadikan proses pemikiran
penatalaksanaan kebidanan. Dipakai
untuk mendokumentasikan hasil klien
dalam rekaman medis klien sebagai
catatan perkembangan kemajuan yaitu:
15. a) Subjektif (S)
Apa yang dikatakan, disampaikan, dikeluhkan oleh bidan
b) Objektif (O)
Apa yang dilihat dan di raba, dirasakan oleh bidan saat
melakukan pemeriksaan, serta pemeriksaan laboratorium.
c) Assesment (A)
Kesimpulan apa yang di buat berdasarkan data subjektif
dan objektif sebagai hasil pengambilan keputusan klinis
terhadap klien tersebut.
d) Planning (P)
Apa yang dilakukan berdasarkan hasil kesimpulan dan
evaluasi terhadap keputusan klinis yang diambil dalam
rangka mengatasi masalah klinis klien atau memenuhi
kebutuhan klien.