SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
KOMUNIKASI DALAM
Tri Anjaswarni
KEPERAWATAN
SEMESTER 3
MODUL
Penerapan komunikasi pada pasien dengan kebutuhan khusus
KEGIATAN BELAJAR I
PADA PASIEN DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS
PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah dan karuniNyalah penyusun
dapat menyelesaikan Modul Mata
Kuliah Komunikasi Dalam Keperawatan.
Buku ini disusun sebagai referensi
dan bahan belajar untuk mahasiswa
program Pendidikan Jarak Jauh Program
D.III Keperawatan yang diselenggarakan
oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Penyusun mengucapkan terima
kasih atas berbagai bantuan baik materiil
maupun imateriil dari berbagai pihak
atas keberhasilan penyusunan modul
ini.
Mudah-mudahan Modul ini dapat
digunakan secara efektif dan dapat
menjadimediayangdapatmeningkatkan
pemahaman dan kemampuan
memberikan asuhan keperawatan jiwa
bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh
Program D.III Keperawatan.
Kata
Pengantar
Tim Penyusun
Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Pendahuluan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Halo…. Salam hangat dan bahagia selalu,
semoga Tuhan YME senantiasa memberikan
kekuatan, perlindungan dan keselamatan
kepada kita.
Saat ini Anda sedang belajar Modul ke-4
yang merupakan modul terakhir untuk mata
kuliah Komunikasi dalam Keperawatan.
Mohon diingat bahwa semua modul saling
berhubungan dan konsep atau materi
sebelumnya sangat diperlukan sampai di
akhir modul ini. Diharapkan Anda dapat
memahami semua modul yang disajikan.
Adakah kesulitan atau keragu-raguan yang
masih Anda pikirkan? Jika masih ada yang
Kurang Anda mengerti, catatlah dalam
buku catatan Anda, dan diskusikan dengan
fasilitator pada saat kegiatan tatap muka.
Modul ke-4 Mata Kuliah Komunikasi dalam
Keperawatan ini berjudul Penerapan
Komunikasipadapasiendengankebutuhan
khusus. Modul ini terdiri dari tiga (3)
Kegiatan Belajar dengan alokasi waktu 9
jampembelajaran.Modul ini disusun secara
berurutan sebagai berikut:
A. Rasional dan Diskripsi Singkat
Gambar : komunikasi senyum pasien
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
1.	 Kegiatan Belajar 1:	 Konsep komunikasi pada pasien kebutuhan khusus
2.	 Kegiatan Belajar 2: 	 Penerapan Komunikasi Pada Pasien dengan Penginderaan
					(wicara/pendengaran)
3.	 Kegiatan Belajar 3:	 Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan
					Gangguan Perilaku
Setelah mempelajari modul 4 ini, diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi
terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus, pasien dengan gangguan penginderaan,
dan gangguan perilaku .
Dalam Modul 4 ini, Anda akan diberikan pengetahuan tentang bernagai kesulitan pasien
yang mempunyai masalah khusus dalam komunikasi. Selanjutnya lakukan latihan-latihan
yang diminta, dengan terlebih dahulu menyiapkan Strategi Pelaksanaan Komunikasi (SP
Komunikasi), serta mendemonstrasikan dengan bersama teman-teman Anda. Hal ini
penting untuk melatih Anda bagaimana berkomunikasi dalam aktivitas keperawatan Anda
pada kondisi khusus.
Penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan khususnya dalam menangani pasien
dengan kebutuhan khusus diperlukan penguasaan perawat dalam menggunakan
komunikasi sebagai alat kerjanya. Setiap berinteraksi dengan pasien, perawat selalu
menerapkan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan. Berkomunikasi dengan pasien
dengan kebutuhan khusus adalah sesuatu yang “spesial” karena memerlukan kesadaran,
kesabaran dan strategi khusus. Prinsip komunikasi adalah bahwa “KOMUNIKATOR HARUS
MEMAHAMI KOMUNIKASI PASIEN DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS”
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Relevansi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Petunjuk Belajar
Untuk memudahkan Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul 4 ini, maka Akan
lebih mudah bagi Anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut:
1.	 Pahami lebih dulu kepentingan dan kegunaan komunikasi dalam aktivitas sehari-hari 	
	 Anda sebagai manusia dan calon perawat ahli madya.
2.	 Review kembali materi dalam modul 1, 2 dan 3 yang telah Anda pelajari sebelumnya.
3.	 Pelajari secara berurutan kegiatan belajar 1, 2 dan 3 dalam modul ke-4 ini.
4.	 Baca dengan seksama materi yang disampaikan
5.	 Kerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas dan 		
	 diskusikan dengan teman Anda atau fasilitator / tutor pada saat kegiatan tatap muka.
6.	 Pada bagian akhir Anda diminta untuk latihan melakukan pengamatan terhadap 	
	 perilaku seseorang dalam berkomunikasi, selanjutnya Anda diminta untuk 		
	 mengidentifikasi jenis komunikasi yang dilakukan.
7.	 Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan anda mengingat.
8.	 Kerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan 		
	 cocokkan jawaban anda dengan kunci yang disediakan pada akhir setiap unit.
9.	 Jika anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman Anda dan 			
	 konsultasikan kepada fasilitator
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat belajar, semoga berhasil
10.	 Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam modul ini 		
	 tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu belajarlah 		
	 dan berlatih secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat Anda.
Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan belajar dalam modul ini dengan
baik. Saya yakin Anda mampu menyelesaikan modul ini dengan baik.
Gambar : Pahami Petunjuk
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D. Petunjuk Bagi Dosen Pengajar / Fasilitator
1.	 Pahami Capaian Pembelajaran dalam Modul 2 ini.
2.	 Motivasi peserta didik untuk membaca dengan seksama materi yang disampaikan 	
	 dan berikan penjelasan untuk hal-hal yang dianggap sulit
3.	 Motivasi peserta didik untuk mengerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait 		
	 dengan materi yang dibahas.
4.	 Identifikasi kesulitan peserta didik dalam mempelajari modul terutama 	 	 	
	 materi-materi yang dianggap penting
5.	 Jika peserta didik mengalami kesulitan, mintalah mahasiswa mendiskusikan 		
	 dalam kelompok atau kelas dan berikan kesimpulan.
6.	 Motivasi peserta didik untuk mengerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk 	
	 setiap materi yang dibahas dan mendiskusikannya dengan teman sejawat.
7.	 Bersama peserta didik lakukan penilaian terhadap kemampuan yang dicapai 		
	 peserta didik.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1
ini diharapkan Anda mampu menerapkan
komunikasi terapeutik pasien dengan
gangguan kebutuhan khusus dalam asuhan
keperawatan.
Kegiatan
Belajar 1
Konsep Komunikasi Terapeutik Pada Pasien
dengan Kebutuhan Khusus
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Berdasarkan tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar 1, maka pokok-pokok materi yang
akan diuraikan secara berurutan adalah konsep gangguan komunikasi pada anak dengan
kebutuhan khusus, karakteristik dan macam-macam dan teknik komunikasi terapeutik
pada pasien dengan kebutuhan khusus.
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 dalam Modul 3 tentang Komunikasi dalam
keperawatan ini, diharapkan Anda dapat :
1.	 Menjelaskan konsep gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus
2.	 Mengidentifikasi Karakteristik Pasien Anak dengan Kebutuhan Khusus
3.	 Mengidentifikasi Macam-macam gangguan komunikasi pada anak dengan	 	
	 kebutuhan khusus
Gambar : komunikasi yang baik
Pokok-pokok Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
Uraian
Materi
Ilustrasi kasus:
Dody adalah anak laki-laki berusia 2 tahun
dan masih belum bisa berbicara. Dia
dapat mengatakan beberapa kata, namun
dibandingkan teman sebayanya dia jauh
ketinggalan. Keterlambatan ini harus segera
dikenaliagartidakterlambatdalammenangani
masalah komunikasi Dody.
Kasus ini adalah kasus yang umum kita
temukan di kalangan orangtua yaitu kasus
anak terlambat berbicara.
Gambar : Komunikasi
Apakah kebutuhan khusus itu?
Cobalah pikirkan Bagaimanakah bentuk implementasi komunikasi terapeutik dalam
setiap tahap proses keperawatan?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka pelajarilah dengan seksama penerapan
komunikasi pada klien dengan kebutuhan khusus secara berturut-turut berikut ini:
1. Konsep gangguan komunikasi pada anak / Klien dengan kebutuhan khusus
Banyak orang tua ragu untuk mencari bantuan karena mereka berusaha meyakinkan diri
bahwa anaknya kelak juga akan bisa berbicara. Mengetahui apa itu normal dan yang tidak
di dalam perkembangan berbicara dan bahasa anak dapat membantu anda untuk lebih
teliti memperhatikan apakah anak masih dalam kemampuan bicara yang normal atau tidak
Apakah yang dimaksud gangguan komunikasi?.
Gangguan komunikasi adalah Gangguan bicara pada anak sebagai salah satu kelainan
yang sering dialami oleh anak-anak. Gangguan komunikasi ini sering terjadi pada usia
presekolah. Hal ini mencakup gangguan berbicara (3%) dan gagap (1%). Gangguan wicara
yang terlambat ditangani adalah jika terjadi perubahan yang signifikan dalam hal tingkah
laku, gangguan kejiwaan, kesulitan membaca, dan gangguan prestasi akademik termasuk
penurunan prestasi di sekolah sampai drop-out.
Kebutuhan khusus adalah suatu kondisi yang memerlukan pemahaman dan perlakuan
secara khusus pada pasien / anak yang mempunyai keterbatasan atau kelainan tertentu.
Di masyarakat cukup banyak anak-anak atau orang dewasa dengan kebutuhan khusus
sehingga mereka mengalami kesulitan hidup ditengah-tengah masyarakat normal. Sebagian
mereka seperti terkucilkan / tidak diterima karena “kelainan” atau “gangguannya” dan tidak
mendapatkan bantuan atau penanganan yang adekuat. Sebagian dari mereka yang berasal
dari kalangan mampu dapat mendapatkan penanganan ahli secara adekuat sehingga
mereka dapat bersekolah di tempat khusus dan mampu mandiri pada usia dewasa.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
Sedangkan gangguan pendengaran bervariasi sekitar 5% dari anak usia sekolah dengan
level pendengaran di bawah normal. Dari jumlah ini, 10-20% memerlukan pendidikan
khusus dan sekitar 1/3 dari anak yang memiliki gangguan pendengaran, bersekolah di
sekolah biasa, 2/3 dari mereka memasuki pendidikan khusus atau sekolah luar biasa untuk
tuna rungu.
Coba pelajari ilustrasi berikut dan pahami masalah yang terjadi:
Seorang bayi 4 bulan tampak tidak berespon dengan suara atau tidak bisa mengoceh. Bayi
hanya melihat ke suatu tempat tanpa respon yang wajar.
Coba pelajari dan pahami pula bayi – anak usia 12-24 bulan berikut:
•	 Tidak dapat menggunakan bahasa tubuh seperti menunjuk atau melambai pada usia 	
	 12 bulan
•	 Memilih menggunakan  bahasa tubuh dibandingkan vokalisasi untuk berkomunikasi 	
	 pada usia 18 bulan
•	 Memiliki kesulitan menirukan suara atau kata pertama tidak muncul pada usia 18 	
	bulan
Normalkah kemampuan komunikasi anak tersebut? Kenalilah secara dini adanya gangguan
komunikasi pada anak!
Gambar : Analisa masalah
2. Mengidentifikasi Karakteristik Pasien Anak dengan Kebutuhan Khusus
•	 Hanya dapat mengulang kata atau suara tanpa mampu menghasilkan kata atau 	
	 kalimat sendiri
•	 Hanya mengucapkan beberapa kata atau suara berulang-ulang
•	 Tidak dapat mengikuti petunjuk sederhana
•	 Memiliki suara yang tidak biasa (suara hidung)
•	 Lebih sulit dimengerti dibandingkan sebayanya
•	 Anak dengan keterlambatan bicara dan bahasa memiliki berbagai karakteristik 		
	 termasuk ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk, lambat dalam berbicara, 	
	 kesulitan artikulasi, dan kesulitan dalam membuat kalimat.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
•	 Gagap adalah gangguan dalam berbicara yang muncul antara usia 3-4 tahun 	 	
	 dan dapat berkembang menjadi kasus yang kronik apabila tidak ditangani secara 	
	 adekuat. Gagap dapat secara spontan menghilang pada usia remaja.
•	 Anak dengan gangguan pendengaran dapat muncul dengan berkurangnya 	 	
	 kemampuan pendengaran. Deteksi dan diagnosis dini gangguan pendengaran 		
	 sebaiknya segera dilakukan dan ditangani dengan segera.
Karakteristik lain anak dengan kebutuhan khusus karena mengalami gangguan komunikasi
adalah:
Secara umum Ada 4 macam bentuk gangguan komunikasi pada pasien dengan kebutuhan
khusus, yaitu gangguan bahasa, gangguan bicara, gangguan suara dan gangguan irama.
Berikut ini uraian macam-macam gangguan tersebut. Pelajarilah dan pahami bentuk
gangguan yang terjadi sebelum Anda memahami penerapan komunikasi terapeutik pada
keadaan khusus tersebut.
3. Macam-macam gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus
Bahasa adalah apa yang disampaikan dengan kata-kata (ujaran) dan bukan tulisan. Hal ini
sesuai dengan kaidah pertama bahasa, yakni sebagai lambing bunyi. Seorang pembicara
akan selalu sadar apa yang akan ia katakan, akan tetapi ia tidak sadar bagaimana ia
mengatakannya. Akan tetapi tidak semua orang dapat menggunakan bahasa dengan
baik dan mudah. Ada sebagian orang yang memerlukan kebutuhan khusus karena ia
bermasalah atau mengalami gangguan dalam menggunakan bahasa.
Ganguan bahasa merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan dalam komunikasi
dengan indikasi klien mengalami kesulitan atau kehilangan dalam proses simbolisasi.
Kesuliatan simbolisasi ini mengakibatkan seseorang tidak mampu memberikan symbol
yang diterima dan sebaliknya tidak mampu mengubah konsep pengertiannya menjadi
symbol-simbol yang dapat dimengerti oleh orang lain dalam lingkungannya. Gangguan
ini adalah satu bentuk kegagalan klien dalam mencapai tahapan perkembangannya sesuai
dengan perkembangan bahasa anak normal seusiannya.
A. Gangguan Bahasa
Gambar : Pengenalan bahasa
Apa sajakah macam gangguan yang termasuk dalam kebutuhan khusus?
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
1)	 Keterlambatan dalam perkembangan bahasa
Beberapa bentuk gangguan bahasa adalah keterlambatan dalam perkembangan bahasa
dan afasia seperti uraian berikut ini:
Kelambatan perkembangan bahasa antara lain disebabkan keterlambatan mental
intelekktual, tunarungu, afasia congenital , autisme, disfungsi minmal otak dan
kesulitan belajar. Anak-anak yang mengalami sebab-sebab tersebut di atas, terlambat
dalam perkembangan kemampuan bahasa sehingga anak mengalami kesulitan
transformasi yang diperlukan dalam komunikasi. Gangguan tingkah laku tersebut
sangat mempengaruhi proses pemerolehan bahasa diantaranya kurang perhatian
dan minat terhadap rangsangan yang ada disekelilingnya, perhatian yang mudah
beralih, konsentrasi yang kurang baik, nampak mudah bingung, cepat putus asa,
kreatifitas dan daya khayalnya kurang, serta kurangnya pemilikan konsep diri.
2)	Afasia
a) Afasia Sensoris
YaituKelainanyangditandaidengankesulitandalammemberikanmaknarangsangan
yang diterimanya . Bicara spontan biasanya lancar hanya kadang-kadang kurang
relevan dengan situasi pembicaraan atau konteks komunikasi.
Contoh:
Seorang aphasia dewasa akan kesulitan untuk menyebutkan kata buku walau
di hadapannya ditunjukan benda buku. Klien dengan susah menyebut busa….
bulu……… bubu. (klien nampak susah dan putus asa). Untuk aphasia auditory, klien
tidak mampu memberikan makna apa yang didengarnya. Ketika ditanya, “apakah
bapak sudah makan?. Maka jawabannya adalah piring…….piring…… meja….. ya…ya..
b) Afasia Motoris
Afasia motoris ini ditandai dengan kesulitan dalam mengkoordinasikan atau
menyusun fikiran, perasaan dan kemauan menjadi simbol yang bermakna dan
dimengerti oleh orang lain. Bicara lisan tidak lancar, terputus-putus dan sering
ucapannya tidak dimengerti orang lain. Apabila bertutur kalimatnya pendek-pendek
dan monoton. Seorang dengan kelainan ini mengerti dan dapat menginterpretasikan
rangsangan yang diterimanya, hanya untuk mengekspresikannya mengalami
kesulitan.
Pasien afasia motoris mengerti dan dapat menginterpretasikan rangsangan yang
diterimanya, tetapi tidak mampu mengekspresikannya bahasanya.
Contoh:
Seorang apasia dewasa berumur 59 tahun, kesulitan menjawab, rumah bapak
dimana?, maka dengan menunjuk ke arah barat , dan dengan kesal karena tidak ada
kemampuan dalam ucapannya. Jenis aphasia ini juga dialami dalam menuangkan ke
bentuk tulisan. Jenis ini disebur dengan disgraphia (agraphia).
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
c). Afasia Konduktif,
yaitukKelainan ini ditandai dengan kesulitan dalam meniru pengulangan bunyi-bunyi
bahasa. Pada ucapan kalimat-kalimat pendek cukup lancar, tetapi untuk kalimat panjang
mengalami kesulitan.
d). Afasia Amnestic,
yaitu kelainan yang ditandai dengan kesulitan dalam memilih dan menggunakan simbol-
simbol yang tepat. Umumnya simbol yang dipilih yang berhubungan dengan nama, aktivitas,
situasi yang berhubungan dengan aktivitas kehidupan.
Contoh:
apabila mau mengatakan kursi, maka pasien akan menjadi kata duduk.
2) Dislogia
Dislogia adalah bentuk kelainan bicara yang disebabkan oleh kemampuan kapasitas berpikir
atau taraf kecerdasan di bawah normal. Kesalahan pengucapan disebabkan karena tidak
mampu mengamati perbedaan bunyi-bunyi benda terutama bunyi-bunyi yang hampir
sama. Contoh: kata tadi diganti dengan dengan tapi, kopi dengan topi.
Rendahnya kemampuan mengingat menyebabkan penghilangan suku kata atau kata pada
waktu mengucapkan kalimat. Contoh: /makan/ diucapkan /kan/, /pergi/ diucapkan /gi/, /ibu
pergi ke pasar/ diucapkan / bu…gi….cal/.
Perkembanganbahasatidakdapatdipisahkandenganperkembanganbicara.Perkembangan
bahasa seseorang akan mempengaruhi perkembangan bicara. Perkembangan bahasa
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungan dimana anak dibesarkan. Kelainan bicara
merupakansalahsatujeniskelainanataugangguanperilakukomunikasiyangditandaidengan
adanya kesalahan proses produksi bunyi bicara. Kelainan proses produksi menyebabkan
kesalahan artikulasi baik dalam titik artikulasinya maupun cara pengucapannya, akibatnya
terjadi kesalahan seperti penggantian/substitusi atau penghilangan.
Secara klinis, kelainan bicara dalam hubungannya dengan penyebab kelainannya, dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu disaudia, dislogia, disartria, displosia dan dislalia.
B. Gangguan bicara
1) Disaudia
Disaudia adalah satu jenis gangguan bicara yang disebabkan gangguan pendengaran
yang menyebabkan terjadinya kesulitan dalam menerima dan mengolah nada baik secara
intensitas maupun kualitas bunyi bicara. Gangguan ini menyebabkan terjadinya pesan
bunyi yang tidak sempurna dan mungkin salah arti.
Pada anak tunarungu kesalahan tersebut sering dipergunakan dalam berkomunikasi. Anak
yang mengalami gangguan pendengaran cenderung bersuara monoton dan bernada tinggi,
tidak mengenal lagu kalimat, mana kalimat tanya, kalimat penegasan, dan tidak mengenal
makna tanda seru dalam kalimat. Contoh: kata /kopi/, ia dengar /topi/, kata /bola/, ia dengar
/pola/.
Umumnya anak dengan disaudia , dalam berkomunikasi cenderung menggunakan bahasa
isyarat yang telah dikuasainya. Namun tidak semua lawan bicaranya dapat menerima
sehingga komunikasi secara umum komunikasinya terganggu.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
3) Disartria
Disartria diartikan jenis kelainan / ketidakmampuan bicara yang terjadi akibat adanya
kelumpuhan, kelemahan, kekakuan atau gangguan koordinasi otot alat-alat ucap atau
organ bicara karena adanya kerusakan susunan syaraf pusat. Gangguan ini disebabkan
oleh beberapa keadaan yaitu: akibat spastisitas atau kekakuan otot-otot bicara, lemahnya
otot-otot organ bicara, gangguan koordinasi gerakan-gerakan fonasi, artikulasi dan
resonansi, penurunan gerak dari otot-otot organ bicara terhadap rangsangan dari pusat/
cortex, dan kegagalan bicara karena adanya gerakan yang tidak disengaja
Gangguan-gangguan tersebut di atas dapat mengakibatkan kesulitan bicara,
keterlambatan, putus, putus atau tidak adanya produksi suara atau bicara dengan nada
monoton. Kondisi ini sulit dipahami lawan bicara.
Gambar : bunyi Rr
4)	Disglosia
Disglosia mengandung arti kelainan bicara yang terjadi karena adanya kelainan bentuk
struktur dari organ bicara. Kegagalan tersebut akibat adanya kelainan bentuk dan struktur
organ artikulasi yaitu:
sumbing langitan, tidak sesuai konstruksi gigi atas dan gigi bawah, kelainan anomali
yaitu kelainan atau penyimpangan/cacat bawaan misalnya bentuk lidah yangtebal, tidak
tumbuh atau tali lidah yang pendek
5)	 Dislalia
Yaitu gejala gangguan bicara karena ketidakmampuan dalam memperhatikan bunyi-bunyi
bicara yang diterima, sehingga tidak mampu membentuk konsep bahasa.
Misalnya /makan/ menjadi /kaman/ atau /nakam/
1) Kelainan Nada : gangguan pada frekuensi getaran pita suara pada waktu ponasi yang
berakibat pada gangguan nada yang diucapkan.
C. Gangguan Suara
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
2) Kelainan kualitas suara : yaitu gangguan suara yang terjadi karena adanya
ketidaksempurnaan kontak antara pita suara pada saat adduksi, sehingga suara yang
dihasilkan tidak sama dengan suara yang biasanya.Contoh gangguan: suara menjadi
sengau, mengecil atau membesar.
3) Afonia, Yaitu kelainan suara yang diakibatkan ketidakmampuan dalam memproduksi
suara atau tidak dapat bersuara sama sekali karena kelumpuhan pita suara.
Yaitu gangguan bicara dengan ditandai adanya ketidaklancaran pada saat berbicara,
antara lain gagap, yaitu gangguan dalam kelancaran berbicara berupa pengulangan bunyi
atau suku kata, perpanjangan dan ketidakmampuan untuk memulai pengucapan kata,
dan ganguan kelancaran bicara yang ditandai bicara yang sangat cepat, sehingga terjadi
kesalahan artikulasi yang sulit dipahami. dimengerti.
D. Gangguan Irama
Kesulitan bicara pada pasien / anak dengan kebutuhan khusus perlu dikenali dan
dipahami oleh perawat. Perawat harus berusaha memahami komunikasi pasien,
BUKAN pasien yang harus memahami komunikasi Perawat.
Gambar : sentuhan pada pasien
Sentuhan/Berpelukan sebagai salah satu bentuk komunikasi pada pasien kebutuhan khusus
Gambar 4.1
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
Kebutuhan khusus adalah suatu kondisi yang memerlukan pemahaman dan perlakuan
secara khusus pada pasien / anak yang mempunyai keterbatasan atau kelainan tertentu.
Gangguan komunikasi yang termasuk dalam kebutuhan khusus adalah gangguan
bicara pada anak sebagai salah satu kelainan yang sering terjadi pada usia presekolah
mencakup gangguan berbicara (3%) dan gagap (1% ). Termasuk penyebab gangguan
bicara pada anak kebutuhan khusus adalah gangguan pendengaran.
Macam-macam gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus, Secara
umum Ada 4 macam bentuk gangguan komunikasi yaitu gangguan bahasa, gangguan
bicara, gangguan suara dan gangguan irama.
Ganguan bahasa merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan dalam komunikasi
dengan indikasi klien mengalami kesulitan atau kehilangan dalam proses simbolisasi
yang mengakibatkan seseorang tidak mampu memberikan symbol yang diterima dan
sebaliknya tidak mampu mengubah konsep pengertiannya menjadi symbol-simbol yang
dapat dimengerti oleh orang lain.
Bentuk gangguan bahasa adalah keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan
afasia.
a.	 Kelambatan perkembangan bahasa antara lain disebabkan keterlambatan 		
	 mental 	intelekktual, tunarungu, afasia congenital , autisme, disfungsi minmal otak 	
	 dan kesulitan belajar.
b.	 Afasia adalah salah satu jenis kelainan bahasa yang disebabkan adanya kerusakan 	
	 pada pusat-pusat bahasa di cortex cerebri. Secara klinis afasia dibedakan menjadi, 	
	 Afasia Sensoris, Afasia Motoris, Afasia Konduktif, dan Afasia Amnestic.
Gangguan bicara Perkembangan bahasa tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan
bicara. Perkembangan bahasa seseorang akan mempengaruhi perkembangan bicara.
Kelainan bicara merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan perilaku komunikasi
yang ditandai dengan adanya kesalahan proses produksi bunyi bicara. Kelainan proses
produksi menyebabkan kesalahan artikulasi baik dalam titik artikulasinya maupun
cara pengucapannya, akibatnya terjadi kesalahan seperti penggantian/substitusi atau
penghilangan. Secara klinis, kelainan bicara dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu disaudia, dislogia, disartria, displosia dan dislalia.
Gangguan Suara Yaitu salah satu jenis gangguan komunikasi yang disebabkan karena
adanya gangguan pada proses produksi suara, meliputi: gangguan nada, kelainan
kualitas suara dan afonia. .
Gangguan Irama Yaitu gangguan bicara dengan ditandai adanya ketidaklancaran pada
saat berbicara, antara lain gagap dan ganguan kelancaran bicara.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
Apakah yangb dimaksud anak dengan Kebutuhan khusus?
Sebutkan 4 macam bentuk gangguan komunikasi pada anak dengan 				
kebutuhan khusus! .
Sebutkan 2 bentuk gangguan bahasa secara umum!
Apa yang dimaksud dengan afasia?
Apa yang dimaksud dengan gangguan bicara
Apa saja yang termasuk jenis gangguan bicara?
Apakah yang dimaksud dengan gangguan Suara? .
Apakah yang dimaksud dengan gangguan Irama?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Evaluasi
Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
1.	 Lakukan pengamatan pada orang disekitar lingkungan Anda yang mengalami 	 	
	 gangguan komunikasi
2.	 Coba pahami bahasa yang mereka gunakan
3.	 Bagaimanakah mereka menyatakan keinginannya baik verbal maupun non verbal? 	
	 Catatlah hasil pengamatan Anda pada buku tugas Anda.
Tugas
Terstruktur
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 1 didalam buku Anda
Untuk menambah pemahaman Anda, Bacalah referensi lain terkait komunikasi dan
diskusikan dengan rekan sejawat Anda.
1.
2.
Gambar : melakukan tugas
Tugas
Mandiri
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
Acuan Pustaka
1.	 Chitty (1997). Professional Nursing Practice. St. Louis : Mosby
2.	 Dani Vardiansyah. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor. Ghalia Indonesia
3.	 Kozier & Erb (1999) Fundamental of Nursing : Concept and practice. St. Louis
4.	 Taylor, C; Lillis, C & LeMone, P. (1989). Fundamental of nursing : The art and science of 	
	 nursing care. Philadelphia : J.B. Lippincott.
5.	 Stuard, GW & Laraia, M.L. (1998). Principle and practice of psychiatric nursing. Mosby 	
	 year book6th edition. St. Louis : Mosby
6.	http://miftah88tea.wordpress.com/macam-macam-gangguan-komunikasi-pada-anak-	
	 berkebutuhan-khusus/ Posted on October 21, 2011 by jlc
7.	http://infowanitakarir.blogspot.com/2011/04/cara-berkomunikasi-dengan-anak.html
8.	http://dannyprijadi.wordpress.com/2009/01/19/gangguan-komunikasi-pada-anak/
9.	http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/10/komunikasi-pada-anak.html
10.	http://www.infoautis.com/index.php
11.	http://www.resep.web.id/kesehatan/gangguan-autis-pada-anak.htm
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
Selamat Anda telah menyelesaikan Modul 4 Pembelajaran Komunikasi dalam
Keperawatan dengan baik dan tepat waktu. Modul 4 berjudul Penerapan Komunikasi
Pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus ini dibagi dalam tiga kegiatan belajar, yaitu
(1) Konsep Komunikasi Terapeutik Pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus, (2)
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan Gangguan Penginderaan,
dan (3) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Gangguan Perilaku.
Pastikan bahwa Anda telah memahami Bagaimana penerapan komunikasi terapeutik
pada keadaan khusus tersebut dengan baik. Hal ini penting karena perlu kemampuan
dan pengetahuan khusus perawat dalam menangani pasien-pasien dengan
kebutuhan khusus. Untuk itu pastikan bahwa Anda telah menyelesaikan tugas-tugas
dan mendemonstrasikan latihan-latihan yang diminta. Kami berharap pemahaman
dan kemampuan Anda dalam mendemonstrasikan ketrampilan komunikasi pada
pasien dengan kebutuhan khusus, dapat membantu Anda untuk berkomunikasi
secara efektif saat melaksanakan tugas-tugas Anda sebagai perawat pada saat Anda
merawat dengan pasien dengan kebutuhan khusus.
Anda dianggap BERHASIL dalam mempelajari modul ini jika mampu menyelesaikan
test akhir yang terdapat pada bagian akhir modul ini dengan nilai lebih besar atau
sama dengan 70 %. Jika Anda mengalami kesulitan dalam mempelajari modul 3 ini,
atau ada bagian-bagian yang belum Anda pahami, mintalah bantuan pada fasilitator
/ tutor untuk membantu.
Dengan Anda telah menyelesaikan test akhir modul, berarti Anda telah selesai
mempelajari modul ini. Berlatihlah terus untuk menerapkan komunikasi terapeutik
dalam setiap aktivitas keperawatan dan dalam menangani pasien-pasien dengan
kebutuhan khusus……………….. sukses untuk Anda.
SALAM HANGAT & SEMOGA BERHASIL
Penutup
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
Kunci Jawaban Test Formatif
Kegiatan Belajar 2
1.	 Berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan wicara dan pendengaran
	 dapat menyebabkan frustrasi karena membutuhkan waktu lama, harus diulang-
	 ulang dan membutuhkan kesabaran yang tinggi karena sering terjadi salah penerimaan
	 dan kegagalan komunikasi. Klien tidak paham dengan apayang kita bicarakan dan kita
	 sulit memahami apa yang dikatakan klien.
2.	 Masalah-masalah komunikasi yang harus dipahami oleh perawat pada saat
	 berkomunikasi dengan pasien gangguan wicara / pendengaran:
a.	 Kesulitan mengungkapkan pendapat / perasaan
b.	 Kesulitan memahami pembicaraan
c.	 Kesalahan pesepsi
d.	 Kegagalan menyampaian pesan / informasi
e.	 Pengulangan kata-kata secara tidak tepat
f.	 Kesalahan penggunaan kata-kata / kalimat
g.	 Tidak dikenalinya kata-kata yang diucapkan klien oleh lawan bicara
h.	 Tidak jelasnya vokal
Kegiatan Belajar 1
1.	 Anak dengan Kebutuhan khusus adalah kondisi dimana anak mempunyai keterbatasan
	 atau kelainan tertentu yang memerlukan pemahaman dan perlakuan secara khusus.
2.	 Empat Bentuk gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus:
	 gangguan bahasa, gangguan bicara, gangguan suara dan gangguan irama
3.	 Dua bentuk gangguan bahasa secara umum adalah: keterlambatan dalam
	 perkembangan bahasa dan afasia
4.	 Afasia salah satu jenis kelainan bahasa yang disebabkan adanya kerusakan pada pusat-
	 pusat bahasa di cortex cerebri
5.	 Gangguan bicara adalah gangguan perilaku komunikasi yang ditandai dengan adanya
	 kesalahan proses produksi bunyi bicara yang menyebabkan kesalahan artikulasi baik
	 dalam titik artikulasinya maupun cara pengucapannya.
6.	 Jenis gangguan bicara disaudia, dislogia, disartria, displosia dan dislalia
7.	 Gangguan Suara Yaitu salah satu jenis gangguan komunikasi karena adanya gangguan
	 pada proses produksi suara, meliputi: gangguan nada, kelainan kualitas suara
	 dan afonia. .
8.	 Gangguan Irama Yaitu gangguan bicara dengan ditandai adanya ketidaklancaran pada
	 saat berbicara, antara lain gagap dan ganguan kelancaran bicara.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
19
Kegiatan Belajar 3
Gangguan perilaku anak dengan autis meliputi: adanya gangguan Interaksi sosial,
Komunikasi (bahasa dan bicara), Perilaku-Emosi, Pola Bermain, Gangguan sensorik
dan motorik, dan Perkembangan terlambat atau tidak normal.
1.
Gangguan perilaku anak dengan hiperaktif sikap kurang memperhatikan (gangguan
perhatian), komunikasi, overaktif dan impulsif
2.
Jawaban Kasus
a.	 Gangguan komunikasi: banyak bicara
b.	 Gangguan psikomotor: sering memanjat tembok, lari-lari, menendang, 		
	 melempar tas.
3.
A4.
C4.
3.	 Sikap (kehadiran) secara fisik yang harus diperhatikan perawat saat berkomunikasi
	 dengan klien dengan gangguan wicara atau pendengaran: berhadapan, kontak mata,
	 memegang tangan klien
4.	 Sikap Psikologis perawat saat berkomunikasi: terbuka, ikhlas, menghargai
7.	 Strategi khusus dan teknik komunikasi yang dapat digunakan pada pasien kebutuhan
	 khusus karena mengalami gangguan wicara dan pendengaran antara lain:
a.	 Terimalah klien secara utuh
b.	 jadilah pendengar yang aktif
c.	 jadikan diri anda teman buat klien
d.	 pertahankan kontak mata
e.	 gunakan bahasa dan gerak tubuh yang sopan
f.	 kata-kata yang singkat dan jelas
g.	 lakukan Pengulangan pertanyaan sebelum dapat menjawab yang benar
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
Kunci Jawaban Test Akhir Modul
NO JAWABAN NO JAWABAN
1. A 11. B
2. B 12. B
3. A 13. B
4. C 14. D
5. D 15. A
6. D
7. A
8. D
9. E
10. C
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
21
Profil Singkat
Penulis
Tri Anjaswarni, S.Kp. M.Kep.,  Lahir	 di Madiun Jawa Timur pada tanggal 19 Mei 1967.
Riwayat Pendidikan
Penulis lulus sebagai Ahli Madya Keperawatan dari Akademi Keperawatan Depkes
Malang tahun 1989, melanjutkan kuliah dan lulus sebagai Sarjana Keperawatan dari
Program Studi Ilmu mKeperawatan - Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran pada
tahun 1998, selanjutnya kuliah dan lulus sebagai Magister Keperawatan dari Fakultas
Keperawatan Universitas Indonesia pada tahun 2002.
Riwayat Pekerjaan dan Organisasi
Sejak lulus penulis mengabdikan diri pada almamater sendiri di Akademi Keperawatan
Depkes Malang sampai tahun 2001 selanjutnya di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang mulai 2001 sampai sekarang sebagai dosen. Pernah menjadi Kepala Urusan
Akademik dan Kemahasiswaan Jurusan Keperawatan periode 2006 – 2009, Ketua
Pengelola Program Unggulan Diploma III Keperawatan dan sebagai Kepala Sub Unit
Penjaminan Mutu. Saat ini penulis menjadi Ketua Jurusan Keperawatan pada Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang periode 2010 – 2014. Sebagai dosen, bidang studi yang
diajarkan adalah Komunikasi dalam Keperawatan, Etika Keperawatan, Manajemen dan
Kepemimpinan Keperawatan, serta Keperawatan Jiwa. Penulis pernah mengajar di
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
sampai tahun 2009 dan beberapa perguruan tinggi swasta di Jawa Timur. Dalam bidang
organisasi, saat ini penulis sebagai sekretaris Himpunan Perawat Manajer Indonesia
(HPMI) Jawa Timur dan Sekretaris Asosiasi Institusi Pendidikan Diploma III (APDiKI)
Regional Jawa Timur.
Selainmengajar,saatinipenulisjugaaktifmenjadinarasumber/pembicaradanfasilitator
pada kegiatan workshop atau pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan Diklat, rumah
sakit pemerintah maupun swasta, serta organisasi profesi bidang manajemen dan
kepemimpinan keperawatan khususnya terkait dengan pengembangan dan penerapan
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). Penulis juga aktif melakukan kegiatan
pengabdian masyarakat dan penelitian bidang Keperawatan.
Produk modul yang pernah ditulis adalah modul tentang psikoloogi, Keperawatan Jiwa
Anak dan Remaja, Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatan, Komunikasi dalam
Keperawatan dan Etika Keperawatan.
--- 000 ---
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
Daftar
Gambar
http://dreamatico.com/data_images/sunset/sunset-2.jpg
https://drnusapurnawan.files.wordpress.com/2014/09/2014-01-26-14-04-43_deco.
jpg
http://www.hilo.hawaii.edu/~csav/gallery/beautyL/SunsetL.jpg
h t t p : / / m e d i c a r t e o n c o l o g i a . c o m / w p - c o n t e n t / u p l o a
ds/2013/08/1370370755_515918060_1-Gambar-Penyalur-Baby-Sitter-Nanny-
Governess-dan-Perawat-Lansia.jpg
http://4.bp.blogspot.com/-izs2GCssIhc/Tfom0dVy2FI/AAAAAAAAABo/qA_A_LfeJAM/
s1600/communication.bmp
http://www.dadangkadarusman.com/wp-content/uploads/2014/11/comunica-
tion-galleryhipcm.png
http://1.bp.blogspot.com/-CLkqNu__XFk/TeS_DEHCMWI/AAAAAAAAABg/8oWLPat-
GZ60/s1600/Bian%2Bno.073.jpg
http://kesehatangizianak.com/wp-content/uploads/2014/04/perkembangan-anak2.
jpg
http://www.orientacionandujar.es/wp-content/uploads/2013/05/r.jpg
https://4.bp.blogspot.com/-ntk_5KWrHQs/VGIeT9xfR_I/AAAAAAAAAAo/c5NpkKy-
5fM0/s1600/Music%2BWallpaper%2B(35).jpg
h t t p s : / / l h 3 . g o o g l e u s e r c o n t e n t . c o m / - e A l 2 G J h D p 1 s / U W T w _ K v 5 o V I /
AAAAAAAAAkE/3snQK3BXkck/s737/Nurse1+(1).jpg
http://3.bp.blogspot.com/-FpqptCWng0Y/U1KLUm6bpSI/AAAAAAAABIU/bt-
fvBOvb1_Q/s1600/311.png
http://blogs.independent.co.uk/wp-content/uploads/2012/11/public-services.jpg
http://1.bp.blogspot.com/-R1qbpVrspZ4/Uu27QuFMqzI/AAAAAAAAA9s/czLCvW-
ZczMw/s1600/20130616_124820.jpg
https://marianofaola.files.wordpress.com/2013/01/mental-health-insurance_xl.jpg
https://qeizhaza.files.wordpress.com/2013/03/brainwave.jpg
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
23
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015

More Related Content

What's hot

Kb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatifKb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatifUwes Chaeruman
 
Transkultural nursing
Transkultural nursingTranskultural nursing
Transkultural nursingCahya
 
Promkes komprehensif
Promkes komprehensifPromkes komprehensif
Promkes komprehensifrossy pratiwi
 
Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikYuli Thamrin
 
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Konsep dasar etika  profesi keperawatanKonsep dasar etika  profesi keperawatan
Konsep dasar etika profesi keperawatanAde Rahman
 
Komunikasi pasien terminal
Komunikasi pasien terminalKomunikasi pasien terminal
Komunikasi pasien terminalCahya
 
Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatan
Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam KeperawatanKomunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatan
Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatanpjj_kemenkes
 
Model pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanModel pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanRahayoe Ningtyas
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anakpjj_kemenkes
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Amalia Senja
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiWidiastutiwiwi
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasCahya
 
Model dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatanModel dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatanBita Fadillah
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaCahya
 
Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikwidya1972
 
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan NutrisiAsuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisipjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Kb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatifKb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatif
 
Transkultural nursing
Transkultural nursingTranskultural nursing
Transkultural nursing
 
Promkes komprehensif
Promkes komprehensifPromkes komprehensif
Promkes komprehensif
 
Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutik
 
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Konsep dasar etika  profesi keperawatanKonsep dasar etika  profesi keperawatan
Konsep dasar etika profesi keperawatan
 
Komunikasi pasien terminal
Komunikasi pasien terminalKomunikasi pasien terminal
Komunikasi pasien terminal
 
Ruang lingkup keperawatan
Ruang lingkup  keperawatanRuang lingkup  keperawatan
Ruang lingkup keperawatan
 
Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatan
Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam KeperawatanKomunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatan
Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatan
 
Model pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanModel pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatan
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan Adaptasi
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitas
 
Askep obesitas
Askep obesitasAskep obesitas
Askep obesitas
 
Model dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatanModel dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatan
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
 
Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutik
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan NutrisiAsuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
 

Viewers also liked

Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanpjj_kemenkes
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienzulindarisma
 
Modul4 kb1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Modul4 kb1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khususModul4 kb1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Modul4 kb1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khususpjj_kemenkes
 
komunikasi teraputik
komunikasi teraputikkomunikasi teraputik
komunikasi teraputikPebri Adi
 
Landasan Sosial Budaya
Landasan Sosial BudayaLandasan Sosial Budaya
Landasan Sosial Budayawindarti aja
 
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...pjj_kemenkes
 
Role play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi TerapeutikRole play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi TerapeutikOkta-Shi Sama
 
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramata
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramataDialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramata
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramataOperator Warnet Vast Raha
 

Viewers also liked (10)

Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
7408 11856-1-pb
7408 11856-1-pb7408 11856-1-pb
7408 11856-1-pb
 
Modul4 kb1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Modul4 kb1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khususModul4 kb1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Modul4 kb1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
 
komunikasi teraputik
komunikasi teraputikkomunikasi teraputik
komunikasi teraputik
 
Landasan Sosial Budaya
Landasan Sosial BudayaLandasan Sosial Budaya
Landasan Sosial Budaya
 
Soal baru
Soal baruSoal baru
Soal baru
 
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
Kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan kebutuhan das...
 
Role play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi TerapeutikRole play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi Terapeutik
 
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramata
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramataDialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramata
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramata
 

Similar to KOMUNIKASI KHUSUS

Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanpjj_kemenkes
 
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatanModul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatanpjj_kemenkes
 
Kb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatan
Kb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatanKb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatan
Kb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatanpjj_kemenkes
 
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanKb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanpjj_kemenkes
 
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdfPTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdfTiarahman4
 
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdfPTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdfTiarahman4
 
Materi xii kd 3.5 teks interaksi transaksional lisan dan tulis
Materi xii kd 3.5 teks interaksi  transaksional lisan dan tulisMateri xii kd 3.5 teks interaksi  transaksional lisan dan tulis
Materi xii kd 3.5 teks interaksi transaksional lisan dan tulisKaniaRismayanti
 
TUGAS PRIS 2.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 2.2 RPP ALAT UKUR TEKNIK ...
TUGAS PRIS 2.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 2.2 RPP ALAT UKUR TEKNIK ...TUGAS PRIS 2.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 2.2 RPP ALAT UKUR TEKNIK ...
TUGAS PRIS 2.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 2.2 RPP ALAT UKUR TEKNIK ...prissetyoharyono09
 
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika   ansietas, citra tubuh, kehilanganPraktika   ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilanganpjj_kemenkes
 
Aplikasi Komunikasi Dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi Dan InteraksiAplikasi Komunikasi Dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi Dan Interaksipjj_kemenkes
 
Aplikasi Komunikasi dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi dan InteraksiAplikasi Komunikasi dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi dan Interaksipjj_kemenkes
 
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 

Similar to KOMUNIKASI KHUSUS (20)

Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
 
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatanModul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan
Modul 3 penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan
 
Kb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatan
Kb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatanKb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatan
Kb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatan
 
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanKb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
 
Modul 2 cetak
Modul 2 cetakModul 2 cetak
Modul 2 cetak
 
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdfPTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
 
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdfPTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
PTK bab 1-5 lengkap_merged.pdf
 
C b id-3
C b id-3C b id-3
C b id-3
 
Materi xii kd 3.5 teks interaksi transaksional lisan dan tulis
Materi xii kd 3.5 teks interaksi  transaksional lisan dan tulisMateri xii kd 3.5 teks interaksi  transaksional lisan dan tulis
Materi xii kd 3.5 teks interaksi transaksional lisan dan tulis
 
TUGAS PRIS 2.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 2.2 RPP ALAT UKUR TEKNIK ...
TUGAS PRIS 2.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 2.2 RPP ALAT UKUR TEKNIK ...TUGAS PRIS 2.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 2.2 RPP ALAT UKUR TEKNIK ...
TUGAS PRIS 2.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 2.2 RPP ALAT UKUR TEKNIK ...
 
Modul 7 cetak
Modul 7 cetakModul 7 cetak
Modul 7 cetak
 
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika   ansietas, citra tubuh, kehilanganPraktika   ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilangan
 
Aplikasi Komunikasi Dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi Dan InteraksiAplikasi Komunikasi Dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi Dan Interaksi
 
Modul 1 cetak
Modul 1 cetakModul 1 cetak
Modul 1 cetak
 
Aplikasi Komunikasi dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi dan InteraksiAplikasi Komunikasi dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi dan Interaksi
 
C b id-1
C b id-1C b id-1
C b id-1
 
Modul 2
Modul 2Modul 2
Modul 2
 
C b id-7
C b id-7C b id-7
C b id-7
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan PenatalaksanaannyaKB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
KB 1 Kedaruratan Obstetri pada Kehamilan dan Penatalaksanaannya
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (18)

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 

KOMUNIKASI KHUSUS

  • 1. Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 KOMUNIKASI DALAM Tri Anjaswarni KEPERAWATAN SEMESTER 3 MODUL Penerapan komunikasi pada pasien dengan kebutuhan khusus KEGIATAN BELAJAR I PADA PASIEN DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan i Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkah dan karuniNyalah penyusun dapat menyelesaikan Modul Mata Kuliah Komunikasi Dalam Keperawatan. Buku ini disusun sebagai referensi dan bahan belajar untuk mahasiswa program Pendidikan Jarak Jauh Program D.III Keperawatan yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penyusun mengucapkan terima kasih atas berbagai bantuan baik materiil maupun imateriil dari berbagai pihak atas keberhasilan penyusunan modul ini. Mudah-mudahan Modul ini dapat digunakan secara efektif dan dapat menjadimediayangdapatmeningkatkan pemahaman dan kemampuan memberikan asuhan keperawatan jiwa bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh Program D.III Keperawatan. Kata Pengantar Tim Penyusun Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Halo…. Salam hangat dan bahagia selalu, semoga Tuhan YME senantiasa memberikan kekuatan, perlindungan dan keselamatan kepada kita. Saat ini Anda sedang belajar Modul ke-4 yang merupakan modul terakhir untuk mata kuliah Komunikasi dalam Keperawatan. Mohon diingat bahwa semua modul saling berhubungan dan konsep atau materi sebelumnya sangat diperlukan sampai di akhir modul ini. Diharapkan Anda dapat memahami semua modul yang disajikan. Adakah kesulitan atau keragu-raguan yang masih Anda pikirkan? Jika masih ada yang Kurang Anda mengerti, catatlah dalam buku catatan Anda, dan diskusikan dengan fasilitator pada saat kegiatan tatap muka. Modul ke-4 Mata Kuliah Komunikasi dalam Keperawatan ini berjudul Penerapan Komunikasipadapasiendengankebutuhan khusus. Modul ini terdiri dari tiga (3) Kegiatan Belajar dengan alokasi waktu 9 jampembelajaran.Modul ini disusun secara berurutan sebagai berikut: A. Rasional dan Diskripsi Singkat Gambar : komunikasi senyum pasien
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 1. Kegiatan Belajar 1: Konsep komunikasi pada pasien kebutuhan khusus 2. Kegiatan Belajar 2: Penerapan Komunikasi Pada Pasien dengan Penginderaan (wicara/pendengaran) 3. Kegiatan Belajar 3: Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan Gangguan Perilaku Setelah mempelajari modul 4 ini, diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus, pasien dengan gangguan penginderaan, dan gangguan perilaku . Dalam Modul 4 ini, Anda akan diberikan pengetahuan tentang bernagai kesulitan pasien yang mempunyai masalah khusus dalam komunikasi. Selanjutnya lakukan latihan-latihan yang diminta, dengan terlebih dahulu menyiapkan Strategi Pelaksanaan Komunikasi (SP Komunikasi), serta mendemonstrasikan dengan bersama teman-teman Anda. Hal ini penting untuk melatih Anda bagaimana berkomunikasi dalam aktivitas keperawatan Anda pada kondisi khusus. Penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan khususnya dalam menangani pasien dengan kebutuhan khusus diperlukan penguasaan perawat dalam menggunakan komunikasi sebagai alat kerjanya. Setiap berinteraksi dengan pasien, perawat selalu menerapkan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan. Berkomunikasi dengan pasien dengan kebutuhan khusus adalah sesuatu yang “spesial” karena memerlukan kesadaran, kesabaran dan strategi khusus. Prinsip komunikasi adalah bahwa “KOMUNIKATOR HARUS MEMAHAMI KOMUNIKASI PASIEN DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B. Relevansi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . C. Petunjuk Belajar Untuk memudahkan Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul 4 ini, maka Akan lebih mudah bagi Anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut: 1. Pahami lebih dulu kepentingan dan kegunaan komunikasi dalam aktivitas sehari-hari Anda sebagai manusia dan calon perawat ahli madya. 2. Review kembali materi dalam modul 1, 2 dan 3 yang telah Anda pelajari sebelumnya. 3. Pelajari secara berurutan kegiatan belajar 1, 2 dan 3 dalam modul ke-4 ini. 4. Baca dengan seksama materi yang disampaikan 5. Kerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas dan diskusikan dengan teman Anda atau fasilitator / tutor pada saat kegiatan tatap muka. 6. Pada bagian akhir Anda diminta untuk latihan melakukan pengamatan terhadap perilaku seseorang dalam berkomunikasi, selanjutnya Anda diminta untuk mengidentifikasi jenis komunikasi yang dilakukan. 7. Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan anda mengingat. 8. Kerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan cocokkan jawaban anda dengan kunci yang disediakan pada akhir setiap unit. 9. Jika anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman Anda dan konsultasikan kepada fasilitator
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Selamat belajar, semoga berhasil 10. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam modul ini tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu belajarlah dan berlatih secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat Anda. Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan belajar dalam modul ini dengan baik. Saya yakin Anda mampu menyelesaikan modul ini dengan baik. Gambar : Pahami Petunjuk . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . D. Petunjuk Bagi Dosen Pengajar / Fasilitator 1. Pahami Capaian Pembelajaran dalam Modul 2 ini. 2. Motivasi peserta didik untuk membaca dengan seksama materi yang disampaikan dan berikan penjelasan untuk hal-hal yang dianggap sulit 3. Motivasi peserta didik untuk mengerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas. 4. Identifikasi kesulitan peserta didik dalam mempelajari modul terutama materi-materi yang dianggap penting 5. Jika peserta didik mengalami kesulitan, mintalah mahasiswa mendiskusikan dalam kelompok atau kelas dan berikan kesimpulan. 6. Motivasi peserta didik untuk mengerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan mendiskusikannya dengan teman sejawat. 7. Bersama peserta didik lakukan penilaian terhadap kemampuan yang dicapai peserta didik.
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik pasien dengan gangguan kebutuhan khusus dalam asuhan keperawatan. Kegiatan Belajar 1 Konsep Komunikasi Terapeutik Pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Berdasarkan tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar 1, maka pokok-pokok materi yang akan diuraikan secara berurutan adalah konsep gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus, karakteristik dan macam-macam dan teknik komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus. Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 dalam Modul 3 tentang Komunikasi dalam keperawatan ini, diharapkan Anda dapat : 1. Menjelaskan konsep gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus 2. Mengidentifikasi Karakteristik Pasien Anak dengan Kebutuhan Khusus 3. Mengidentifikasi Macam-macam gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus Gambar : komunikasi yang baik Pokok-pokok Materi
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 Uraian Materi Ilustrasi kasus: Dody adalah anak laki-laki berusia 2 tahun dan masih belum bisa berbicara. Dia dapat mengatakan beberapa kata, namun dibandingkan teman sebayanya dia jauh ketinggalan. Keterlambatan ini harus segera dikenaliagartidakterlambatdalammenangani masalah komunikasi Dody. Kasus ini adalah kasus yang umum kita temukan di kalangan orangtua yaitu kasus anak terlambat berbicara. Gambar : Komunikasi Apakah kebutuhan khusus itu? Cobalah pikirkan Bagaimanakah bentuk implementasi komunikasi terapeutik dalam setiap tahap proses keperawatan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka pelajarilah dengan seksama penerapan komunikasi pada klien dengan kebutuhan khusus secara berturut-turut berikut ini: 1. Konsep gangguan komunikasi pada anak / Klien dengan kebutuhan khusus Banyak orang tua ragu untuk mencari bantuan karena mereka berusaha meyakinkan diri bahwa anaknya kelak juga akan bisa berbicara. Mengetahui apa itu normal dan yang tidak di dalam perkembangan berbicara dan bahasa anak dapat membantu anda untuk lebih teliti memperhatikan apakah anak masih dalam kemampuan bicara yang normal atau tidak Apakah yang dimaksud gangguan komunikasi?. Gangguan komunikasi adalah Gangguan bicara pada anak sebagai salah satu kelainan yang sering dialami oleh anak-anak. Gangguan komunikasi ini sering terjadi pada usia presekolah. Hal ini mencakup gangguan berbicara (3%) dan gagap (1%). Gangguan wicara yang terlambat ditangani adalah jika terjadi perubahan yang signifikan dalam hal tingkah laku, gangguan kejiwaan, kesulitan membaca, dan gangguan prestasi akademik termasuk penurunan prestasi di sekolah sampai drop-out. Kebutuhan khusus adalah suatu kondisi yang memerlukan pemahaman dan perlakuan secara khusus pada pasien / anak yang mempunyai keterbatasan atau kelainan tertentu. Di masyarakat cukup banyak anak-anak atau orang dewasa dengan kebutuhan khusus sehingga mereka mengalami kesulitan hidup ditengah-tengah masyarakat normal. Sebagian mereka seperti terkucilkan / tidak diterima karena “kelainan” atau “gangguannya” dan tidak mendapatkan bantuan atau penanganan yang adekuat. Sebagian dari mereka yang berasal dari kalangan mampu dapat mendapatkan penanganan ahli secara adekuat sehingga mereka dapat bersekolah di tempat khusus dan mampu mandiri pada usia dewasa.
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 Sedangkan gangguan pendengaran bervariasi sekitar 5% dari anak usia sekolah dengan level pendengaran di bawah normal. Dari jumlah ini, 10-20% memerlukan pendidikan khusus dan sekitar 1/3 dari anak yang memiliki gangguan pendengaran, bersekolah di sekolah biasa, 2/3 dari mereka memasuki pendidikan khusus atau sekolah luar biasa untuk tuna rungu. Coba pelajari ilustrasi berikut dan pahami masalah yang terjadi: Seorang bayi 4 bulan tampak tidak berespon dengan suara atau tidak bisa mengoceh. Bayi hanya melihat ke suatu tempat tanpa respon yang wajar. Coba pelajari dan pahami pula bayi – anak usia 12-24 bulan berikut: • Tidak dapat menggunakan bahasa tubuh seperti menunjuk atau melambai pada usia 12 bulan • Memilih menggunakan bahasa tubuh dibandingkan vokalisasi untuk berkomunikasi pada usia 18 bulan • Memiliki kesulitan menirukan suara atau kata pertama tidak muncul pada usia 18 bulan Normalkah kemampuan komunikasi anak tersebut? Kenalilah secara dini adanya gangguan komunikasi pada anak! Gambar : Analisa masalah 2. Mengidentifikasi Karakteristik Pasien Anak dengan Kebutuhan Khusus • Hanya dapat mengulang kata atau suara tanpa mampu menghasilkan kata atau kalimat sendiri • Hanya mengucapkan beberapa kata atau suara berulang-ulang • Tidak dapat mengikuti petunjuk sederhana • Memiliki suara yang tidak biasa (suara hidung) • Lebih sulit dimengerti dibandingkan sebayanya • Anak dengan keterlambatan bicara dan bahasa memiliki berbagai karakteristik termasuk ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk, lambat dalam berbicara, kesulitan artikulasi, dan kesulitan dalam membuat kalimat.
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 7 • Gagap adalah gangguan dalam berbicara yang muncul antara usia 3-4 tahun dan dapat berkembang menjadi kasus yang kronik apabila tidak ditangani secara adekuat. Gagap dapat secara spontan menghilang pada usia remaja. • Anak dengan gangguan pendengaran dapat muncul dengan berkurangnya kemampuan pendengaran. Deteksi dan diagnosis dini gangguan pendengaran sebaiknya segera dilakukan dan ditangani dengan segera. Karakteristik lain anak dengan kebutuhan khusus karena mengalami gangguan komunikasi adalah: Secara umum Ada 4 macam bentuk gangguan komunikasi pada pasien dengan kebutuhan khusus, yaitu gangguan bahasa, gangguan bicara, gangguan suara dan gangguan irama. Berikut ini uraian macam-macam gangguan tersebut. Pelajarilah dan pahami bentuk gangguan yang terjadi sebelum Anda memahami penerapan komunikasi terapeutik pada keadaan khusus tersebut. 3. Macam-macam gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus Bahasa adalah apa yang disampaikan dengan kata-kata (ujaran) dan bukan tulisan. Hal ini sesuai dengan kaidah pertama bahasa, yakni sebagai lambing bunyi. Seorang pembicara akan selalu sadar apa yang akan ia katakan, akan tetapi ia tidak sadar bagaimana ia mengatakannya. Akan tetapi tidak semua orang dapat menggunakan bahasa dengan baik dan mudah. Ada sebagian orang yang memerlukan kebutuhan khusus karena ia bermasalah atau mengalami gangguan dalam menggunakan bahasa. Ganguan bahasa merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan dalam komunikasi dengan indikasi klien mengalami kesulitan atau kehilangan dalam proses simbolisasi. Kesuliatan simbolisasi ini mengakibatkan seseorang tidak mampu memberikan symbol yang diterima dan sebaliknya tidak mampu mengubah konsep pengertiannya menjadi symbol-simbol yang dapat dimengerti oleh orang lain dalam lingkungannya. Gangguan ini adalah satu bentuk kegagalan klien dalam mencapai tahapan perkembangannya sesuai dengan perkembangan bahasa anak normal seusiannya. A. Gangguan Bahasa Gambar : Pengenalan bahasa Apa sajakah macam gangguan yang termasuk dalam kebutuhan khusus?
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 1) Keterlambatan dalam perkembangan bahasa Beberapa bentuk gangguan bahasa adalah keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan afasia seperti uraian berikut ini: Kelambatan perkembangan bahasa antara lain disebabkan keterlambatan mental intelekktual, tunarungu, afasia congenital , autisme, disfungsi minmal otak dan kesulitan belajar. Anak-anak yang mengalami sebab-sebab tersebut di atas, terlambat dalam perkembangan kemampuan bahasa sehingga anak mengalami kesulitan transformasi yang diperlukan dalam komunikasi. Gangguan tingkah laku tersebut sangat mempengaruhi proses pemerolehan bahasa diantaranya kurang perhatian dan minat terhadap rangsangan yang ada disekelilingnya, perhatian yang mudah beralih, konsentrasi yang kurang baik, nampak mudah bingung, cepat putus asa, kreatifitas dan daya khayalnya kurang, serta kurangnya pemilikan konsep diri. 2) Afasia a) Afasia Sensoris YaituKelainanyangditandaidengankesulitandalammemberikanmaknarangsangan yang diterimanya . Bicara spontan biasanya lancar hanya kadang-kadang kurang relevan dengan situasi pembicaraan atau konteks komunikasi. Contoh: Seorang aphasia dewasa akan kesulitan untuk menyebutkan kata buku walau di hadapannya ditunjukan benda buku. Klien dengan susah menyebut busa…. bulu……… bubu. (klien nampak susah dan putus asa). Untuk aphasia auditory, klien tidak mampu memberikan makna apa yang didengarnya. Ketika ditanya, “apakah bapak sudah makan?. Maka jawabannya adalah piring…….piring…… meja….. ya…ya.. b) Afasia Motoris Afasia motoris ini ditandai dengan kesulitan dalam mengkoordinasikan atau menyusun fikiran, perasaan dan kemauan menjadi simbol yang bermakna dan dimengerti oleh orang lain. Bicara lisan tidak lancar, terputus-putus dan sering ucapannya tidak dimengerti orang lain. Apabila bertutur kalimatnya pendek-pendek dan monoton. Seorang dengan kelainan ini mengerti dan dapat menginterpretasikan rangsangan yang diterimanya, hanya untuk mengekspresikannya mengalami kesulitan. Pasien afasia motoris mengerti dan dapat menginterpretasikan rangsangan yang diterimanya, tetapi tidak mampu mengekspresikannya bahasanya. Contoh: Seorang apasia dewasa berumur 59 tahun, kesulitan menjawab, rumah bapak dimana?, maka dengan menunjuk ke arah barat , dan dengan kesal karena tidak ada kemampuan dalam ucapannya. Jenis aphasia ini juga dialami dalam menuangkan ke bentuk tulisan. Jenis ini disebur dengan disgraphia (agraphia).
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 c). Afasia Konduktif, yaitukKelainan ini ditandai dengan kesulitan dalam meniru pengulangan bunyi-bunyi bahasa. Pada ucapan kalimat-kalimat pendek cukup lancar, tetapi untuk kalimat panjang mengalami kesulitan. d). Afasia Amnestic, yaitu kelainan yang ditandai dengan kesulitan dalam memilih dan menggunakan simbol- simbol yang tepat. Umumnya simbol yang dipilih yang berhubungan dengan nama, aktivitas, situasi yang berhubungan dengan aktivitas kehidupan. Contoh: apabila mau mengatakan kursi, maka pasien akan menjadi kata duduk. 2) Dislogia Dislogia adalah bentuk kelainan bicara yang disebabkan oleh kemampuan kapasitas berpikir atau taraf kecerdasan di bawah normal. Kesalahan pengucapan disebabkan karena tidak mampu mengamati perbedaan bunyi-bunyi benda terutama bunyi-bunyi yang hampir sama. Contoh: kata tadi diganti dengan dengan tapi, kopi dengan topi. Rendahnya kemampuan mengingat menyebabkan penghilangan suku kata atau kata pada waktu mengucapkan kalimat. Contoh: /makan/ diucapkan /kan/, /pergi/ diucapkan /gi/, /ibu pergi ke pasar/ diucapkan / bu…gi….cal/. Perkembanganbahasatidakdapatdipisahkandenganperkembanganbicara.Perkembangan bahasa seseorang akan mempengaruhi perkembangan bicara. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungan dimana anak dibesarkan. Kelainan bicara merupakansalahsatujeniskelainanataugangguanperilakukomunikasiyangditandaidengan adanya kesalahan proses produksi bunyi bicara. Kelainan proses produksi menyebabkan kesalahan artikulasi baik dalam titik artikulasinya maupun cara pengucapannya, akibatnya terjadi kesalahan seperti penggantian/substitusi atau penghilangan. Secara klinis, kelainan bicara dalam hubungannya dengan penyebab kelainannya, dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu disaudia, dislogia, disartria, displosia dan dislalia. B. Gangguan bicara 1) Disaudia Disaudia adalah satu jenis gangguan bicara yang disebabkan gangguan pendengaran yang menyebabkan terjadinya kesulitan dalam menerima dan mengolah nada baik secara intensitas maupun kualitas bunyi bicara. Gangguan ini menyebabkan terjadinya pesan bunyi yang tidak sempurna dan mungkin salah arti. Pada anak tunarungu kesalahan tersebut sering dipergunakan dalam berkomunikasi. Anak yang mengalami gangguan pendengaran cenderung bersuara monoton dan bernada tinggi, tidak mengenal lagu kalimat, mana kalimat tanya, kalimat penegasan, dan tidak mengenal makna tanda seru dalam kalimat. Contoh: kata /kopi/, ia dengar /topi/, kata /bola/, ia dengar /pola/. Umumnya anak dengan disaudia , dalam berkomunikasi cenderung menggunakan bahasa isyarat yang telah dikuasainya. Namun tidak semua lawan bicaranya dapat menerima sehingga komunikasi secara umum komunikasinya terganggu.
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 3) Disartria Disartria diartikan jenis kelainan / ketidakmampuan bicara yang terjadi akibat adanya kelumpuhan, kelemahan, kekakuan atau gangguan koordinasi otot alat-alat ucap atau organ bicara karena adanya kerusakan susunan syaraf pusat. Gangguan ini disebabkan oleh beberapa keadaan yaitu: akibat spastisitas atau kekakuan otot-otot bicara, lemahnya otot-otot organ bicara, gangguan koordinasi gerakan-gerakan fonasi, artikulasi dan resonansi, penurunan gerak dari otot-otot organ bicara terhadap rangsangan dari pusat/ cortex, dan kegagalan bicara karena adanya gerakan yang tidak disengaja Gangguan-gangguan tersebut di atas dapat mengakibatkan kesulitan bicara, keterlambatan, putus, putus atau tidak adanya produksi suara atau bicara dengan nada monoton. Kondisi ini sulit dipahami lawan bicara. Gambar : bunyi Rr 4) Disglosia Disglosia mengandung arti kelainan bicara yang terjadi karena adanya kelainan bentuk struktur dari organ bicara. Kegagalan tersebut akibat adanya kelainan bentuk dan struktur organ artikulasi yaitu: sumbing langitan, tidak sesuai konstruksi gigi atas dan gigi bawah, kelainan anomali yaitu kelainan atau penyimpangan/cacat bawaan misalnya bentuk lidah yangtebal, tidak tumbuh atau tali lidah yang pendek 5) Dislalia Yaitu gejala gangguan bicara karena ketidakmampuan dalam memperhatikan bunyi-bunyi bicara yang diterima, sehingga tidak mampu membentuk konsep bahasa. Misalnya /makan/ menjadi /kaman/ atau /nakam/ 1) Kelainan Nada : gangguan pada frekuensi getaran pita suara pada waktu ponasi yang berakibat pada gangguan nada yang diucapkan. C. Gangguan Suara
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 2) Kelainan kualitas suara : yaitu gangguan suara yang terjadi karena adanya ketidaksempurnaan kontak antara pita suara pada saat adduksi, sehingga suara yang dihasilkan tidak sama dengan suara yang biasanya.Contoh gangguan: suara menjadi sengau, mengecil atau membesar. 3) Afonia, Yaitu kelainan suara yang diakibatkan ketidakmampuan dalam memproduksi suara atau tidak dapat bersuara sama sekali karena kelumpuhan pita suara. Yaitu gangguan bicara dengan ditandai adanya ketidaklancaran pada saat berbicara, antara lain gagap, yaitu gangguan dalam kelancaran berbicara berupa pengulangan bunyi atau suku kata, perpanjangan dan ketidakmampuan untuk memulai pengucapan kata, dan ganguan kelancaran bicara yang ditandai bicara yang sangat cepat, sehingga terjadi kesalahan artikulasi yang sulit dipahami. dimengerti. D. Gangguan Irama Kesulitan bicara pada pasien / anak dengan kebutuhan khusus perlu dikenali dan dipahami oleh perawat. Perawat harus berusaha memahami komunikasi pasien, BUKAN pasien yang harus memahami komunikasi Perawat. Gambar : sentuhan pada pasien Sentuhan/Berpelukan sebagai salah satu bentuk komunikasi pada pasien kebutuhan khusus Gambar 4.1
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 Kebutuhan khusus adalah suatu kondisi yang memerlukan pemahaman dan perlakuan secara khusus pada pasien / anak yang mempunyai keterbatasan atau kelainan tertentu. Gangguan komunikasi yang termasuk dalam kebutuhan khusus adalah gangguan bicara pada anak sebagai salah satu kelainan yang sering terjadi pada usia presekolah mencakup gangguan berbicara (3%) dan gagap (1% ). Termasuk penyebab gangguan bicara pada anak kebutuhan khusus adalah gangguan pendengaran. Macam-macam gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus, Secara umum Ada 4 macam bentuk gangguan komunikasi yaitu gangguan bahasa, gangguan bicara, gangguan suara dan gangguan irama. Ganguan bahasa merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan dalam komunikasi dengan indikasi klien mengalami kesulitan atau kehilangan dalam proses simbolisasi yang mengakibatkan seseorang tidak mampu memberikan symbol yang diterima dan sebaliknya tidak mampu mengubah konsep pengertiannya menjadi symbol-simbol yang dapat dimengerti oleh orang lain. Bentuk gangguan bahasa adalah keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan afasia. a. Kelambatan perkembangan bahasa antara lain disebabkan keterlambatan mental intelekktual, tunarungu, afasia congenital , autisme, disfungsi minmal otak dan kesulitan belajar. b. Afasia adalah salah satu jenis kelainan bahasa yang disebabkan adanya kerusakan pada pusat-pusat bahasa di cortex cerebri. Secara klinis afasia dibedakan menjadi, Afasia Sensoris, Afasia Motoris, Afasia Konduktif, dan Afasia Amnestic. Gangguan bicara Perkembangan bahasa tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan bicara. Perkembangan bahasa seseorang akan mempengaruhi perkembangan bicara. Kelainan bicara merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan perilaku komunikasi yang ditandai dengan adanya kesalahan proses produksi bunyi bicara. Kelainan proses produksi menyebabkan kesalahan artikulasi baik dalam titik artikulasinya maupun cara pengucapannya, akibatnya terjadi kesalahan seperti penggantian/substitusi atau penghilangan. Secara klinis, kelainan bicara dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu disaudia, dislogia, disartria, displosia dan dislalia. Gangguan Suara Yaitu salah satu jenis gangguan komunikasi yang disebabkan karena adanya gangguan pada proses produksi suara, meliputi: gangguan nada, kelainan kualitas suara dan afonia. . Gangguan Irama Yaitu gangguan bicara dengan ditandai adanya ketidaklancaran pada saat berbicara, antara lain gagap dan ganguan kelancaran bicara. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Rangkuman
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 Apakah yangb dimaksud anak dengan Kebutuhan khusus? Sebutkan 4 macam bentuk gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus! . Sebutkan 2 bentuk gangguan bahasa secara umum! Apa yang dimaksud dengan afasia? Apa yang dimaksud dengan gangguan bicara Apa saja yang termasuk jenis gangguan bicara? Apakah yang dimaksud dengan gangguan Suara? . Apakah yang dimaksud dengan gangguan Irama? 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Evaluasi Formatif
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 1. Lakukan pengamatan pada orang disekitar lingkungan Anda yang mengalami gangguan komunikasi 2. Coba pahami bahasa yang mereka gunakan 3. Bagaimanakah mereka menyatakan keinginannya baik verbal maupun non verbal? Catatlah hasil pengamatan Anda pada buku tugas Anda. Tugas Terstruktur
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 15 Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 1 didalam buku Anda Untuk menambah pemahaman Anda, Bacalah referensi lain terkait komunikasi dan diskusikan dengan rekan sejawat Anda. 1. 2. Gambar : melakukan tugas Tugas Mandiri
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 Acuan Pustaka 1. Chitty (1997). Professional Nursing Practice. St. Louis : Mosby 2. Dani Vardiansyah. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor. Ghalia Indonesia 3. Kozier & Erb (1999) Fundamental of Nursing : Concept and practice. St. Louis 4. Taylor, C; Lillis, C & LeMone, P. (1989). Fundamental of nursing : The art and science of nursing care. Philadelphia : J.B. Lippincott. 5. Stuard, GW & Laraia, M.L. (1998). Principle and practice of psychiatric nursing. Mosby year book6th edition. St. Louis : Mosby 6. http://miftah88tea.wordpress.com/macam-macam-gangguan-komunikasi-pada-anak- berkebutuhan-khusus/ Posted on October 21, 2011 by jlc 7. http://infowanitakarir.blogspot.com/2011/04/cara-berkomunikasi-dengan-anak.html 8. http://dannyprijadi.wordpress.com/2009/01/19/gangguan-komunikasi-pada-anak/ 9. http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/10/komunikasi-pada-anak.html 10. http://www.infoautis.com/index.php 11. http://www.resep.web.id/kesehatan/gangguan-autis-pada-anak.htm
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 17 Selamat Anda telah menyelesaikan Modul 4 Pembelajaran Komunikasi dalam Keperawatan dengan baik dan tepat waktu. Modul 4 berjudul Penerapan Komunikasi Pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus ini dibagi dalam tiga kegiatan belajar, yaitu (1) Konsep Komunikasi Terapeutik Pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus, (2) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan Gangguan Penginderaan, dan (3) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Gangguan Perilaku. Pastikan bahwa Anda telah memahami Bagaimana penerapan komunikasi terapeutik pada keadaan khusus tersebut dengan baik. Hal ini penting karena perlu kemampuan dan pengetahuan khusus perawat dalam menangani pasien-pasien dengan kebutuhan khusus. Untuk itu pastikan bahwa Anda telah menyelesaikan tugas-tugas dan mendemonstrasikan latihan-latihan yang diminta. Kami berharap pemahaman dan kemampuan Anda dalam mendemonstrasikan ketrampilan komunikasi pada pasien dengan kebutuhan khusus, dapat membantu Anda untuk berkomunikasi secara efektif saat melaksanakan tugas-tugas Anda sebagai perawat pada saat Anda merawat dengan pasien dengan kebutuhan khusus. Anda dianggap BERHASIL dalam mempelajari modul ini jika mampu menyelesaikan test akhir yang terdapat pada bagian akhir modul ini dengan nilai lebih besar atau sama dengan 70 %. Jika Anda mengalami kesulitan dalam mempelajari modul 3 ini, atau ada bagian-bagian yang belum Anda pahami, mintalah bantuan pada fasilitator / tutor untuk membantu. Dengan Anda telah menyelesaikan test akhir modul, berarti Anda telah selesai mempelajari modul ini. Berlatihlah terus untuk menerapkan komunikasi terapeutik dalam setiap aktivitas keperawatan dan dalam menangani pasien-pasien dengan kebutuhan khusus……………….. sukses untuk Anda. SALAM HANGAT & SEMOGA BERHASIL Penutup
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 18 Kunci Jawaban Test Formatif Kegiatan Belajar 2 1. Berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan wicara dan pendengaran dapat menyebabkan frustrasi karena membutuhkan waktu lama, harus diulang- ulang dan membutuhkan kesabaran yang tinggi karena sering terjadi salah penerimaan dan kegagalan komunikasi. Klien tidak paham dengan apayang kita bicarakan dan kita sulit memahami apa yang dikatakan klien. 2. Masalah-masalah komunikasi yang harus dipahami oleh perawat pada saat berkomunikasi dengan pasien gangguan wicara / pendengaran: a. Kesulitan mengungkapkan pendapat / perasaan b. Kesulitan memahami pembicaraan c. Kesalahan pesepsi d. Kegagalan menyampaian pesan / informasi e. Pengulangan kata-kata secara tidak tepat f. Kesalahan penggunaan kata-kata / kalimat g. Tidak dikenalinya kata-kata yang diucapkan klien oleh lawan bicara h. Tidak jelasnya vokal Kegiatan Belajar 1 1. Anak dengan Kebutuhan khusus adalah kondisi dimana anak mempunyai keterbatasan atau kelainan tertentu yang memerlukan pemahaman dan perlakuan secara khusus. 2. Empat Bentuk gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus: gangguan bahasa, gangguan bicara, gangguan suara dan gangguan irama 3. Dua bentuk gangguan bahasa secara umum adalah: keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan afasia 4. Afasia salah satu jenis kelainan bahasa yang disebabkan adanya kerusakan pada pusat- pusat bahasa di cortex cerebri 5. Gangguan bicara adalah gangguan perilaku komunikasi yang ditandai dengan adanya kesalahan proses produksi bunyi bicara yang menyebabkan kesalahan artikulasi baik dalam titik artikulasinya maupun cara pengucapannya. 6. Jenis gangguan bicara disaudia, dislogia, disartria, displosia dan dislalia 7. Gangguan Suara Yaitu salah satu jenis gangguan komunikasi karena adanya gangguan pada proses produksi suara, meliputi: gangguan nada, kelainan kualitas suara dan afonia. . 8. Gangguan Irama Yaitu gangguan bicara dengan ditandai adanya ketidaklancaran pada saat berbicara, antara lain gagap dan ganguan kelancaran bicara.
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 19 Kegiatan Belajar 3 Gangguan perilaku anak dengan autis meliputi: adanya gangguan Interaksi sosial, Komunikasi (bahasa dan bicara), Perilaku-Emosi, Pola Bermain, Gangguan sensorik dan motorik, dan Perkembangan terlambat atau tidak normal. 1. Gangguan perilaku anak dengan hiperaktif sikap kurang memperhatikan (gangguan perhatian), komunikasi, overaktif dan impulsif 2. Jawaban Kasus a. Gangguan komunikasi: banyak bicara b. Gangguan psikomotor: sering memanjat tembok, lari-lari, menendang, melempar tas. 3. A4. C4. 3. Sikap (kehadiran) secara fisik yang harus diperhatikan perawat saat berkomunikasi dengan klien dengan gangguan wicara atau pendengaran: berhadapan, kontak mata, memegang tangan klien 4. Sikap Psikologis perawat saat berkomunikasi: terbuka, ikhlas, menghargai 7. Strategi khusus dan teknik komunikasi yang dapat digunakan pada pasien kebutuhan khusus karena mengalami gangguan wicara dan pendengaran antara lain: a. Terimalah klien secara utuh b. jadilah pendengar yang aktif c. jadikan diri anda teman buat klien d. pertahankan kontak mata e. gunakan bahasa dan gerak tubuh yang sopan f. kata-kata yang singkat dan jelas g. lakukan Pengulangan pertanyaan sebelum dapat menjawab yang benar
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 20 Kunci Jawaban Test Akhir Modul NO JAWABAN NO JAWABAN 1. A 11. B 2. B 12. B 3. A 13. B 4. C 14. D 5. D 15. A 6. D 7. A 8. D 9. E 10. C
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 21 Profil Singkat Penulis Tri Anjaswarni, S.Kp. M.Kep., Lahir di Madiun Jawa Timur pada tanggal 19 Mei 1967. Riwayat Pendidikan Penulis lulus sebagai Ahli Madya Keperawatan dari Akademi Keperawatan Depkes Malang tahun 1989, melanjutkan kuliah dan lulus sebagai Sarjana Keperawatan dari Program Studi Ilmu mKeperawatan - Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran pada tahun 1998, selanjutnya kuliah dan lulus sebagai Magister Keperawatan dari Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia pada tahun 2002. Riwayat Pekerjaan dan Organisasi Sejak lulus penulis mengabdikan diri pada almamater sendiri di Akademi Keperawatan Depkes Malang sampai tahun 2001 selanjutnya di Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang mulai 2001 sampai sekarang sebagai dosen. Pernah menjadi Kepala Urusan Akademik dan Kemahasiswaan Jurusan Keperawatan periode 2006 – 2009, Ketua Pengelola Program Unggulan Diploma III Keperawatan dan sebagai Kepala Sub Unit Penjaminan Mutu. Saat ini penulis menjadi Ketua Jurusan Keperawatan pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang periode 2010 – 2014. Sebagai dosen, bidang studi yang diajarkan adalah Komunikasi dalam Keperawatan, Etika Keperawatan, Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatan, serta Keperawatan Jiwa. Penulis pernah mengajar di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang sampai tahun 2009 dan beberapa perguruan tinggi swasta di Jawa Timur. Dalam bidang organisasi, saat ini penulis sebagai sekretaris Himpunan Perawat Manajer Indonesia (HPMI) Jawa Timur dan Sekretaris Asosiasi Institusi Pendidikan Diploma III (APDiKI) Regional Jawa Timur. Selainmengajar,saatinipenulisjugaaktifmenjadinarasumber/pembicaradanfasilitator pada kegiatan workshop atau pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan Diklat, rumah sakit pemerintah maupun swasta, serta organisasi profesi bidang manajemen dan kepemimpinan keperawatan khususnya terkait dengan pengembangan dan penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). Penulis juga aktif melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dan penelitian bidang Keperawatan. Produk modul yang pernah ditulis adalah modul tentang psikoloogi, Keperawatan Jiwa Anak dan Remaja, Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatan, Komunikasi dalam Keperawatan dan Etika Keperawatan. --- 000 ---
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 22 Daftar Gambar http://dreamatico.com/data_images/sunset/sunset-2.jpg https://drnusapurnawan.files.wordpress.com/2014/09/2014-01-26-14-04-43_deco. jpg http://www.hilo.hawaii.edu/~csav/gallery/beautyL/SunsetL.jpg h t t p : / / m e d i c a r t e o n c o l o g i a . c o m / w p - c o n t e n t / u p l o a ds/2013/08/1370370755_515918060_1-Gambar-Penyalur-Baby-Sitter-Nanny- Governess-dan-Perawat-Lansia.jpg http://4.bp.blogspot.com/-izs2GCssIhc/Tfom0dVy2FI/AAAAAAAAABo/qA_A_LfeJAM/ s1600/communication.bmp http://www.dadangkadarusman.com/wp-content/uploads/2014/11/comunica- tion-galleryhipcm.png http://1.bp.blogspot.com/-CLkqNu__XFk/TeS_DEHCMWI/AAAAAAAAABg/8oWLPat- GZ60/s1600/Bian%2Bno.073.jpg http://kesehatangizianak.com/wp-content/uploads/2014/04/perkembangan-anak2. jpg http://www.orientacionandujar.es/wp-content/uploads/2013/05/r.jpg https://4.bp.blogspot.com/-ntk_5KWrHQs/VGIeT9xfR_I/AAAAAAAAAAo/c5NpkKy- 5fM0/s1600/Music%2BWallpaper%2B(35).jpg h t t p s : / / l h 3 . g o o g l e u s e r c o n t e n t . c o m / - e A l 2 G J h D p 1 s / U W T w _ K v 5 o V I / AAAAAAAAAkE/3snQK3BXkck/s737/Nurse1+(1).jpg http://3.bp.blogspot.com/-FpqptCWng0Y/U1KLUm6bpSI/AAAAAAAABIU/bt- fvBOvb1_Q/s1600/311.png http://blogs.independent.co.uk/wp-content/uploads/2012/11/public-services.jpg http://1.bp.blogspot.com/-R1qbpVrspZ4/Uu27QuFMqzI/AAAAAAAAA9s/czLCvW- ZczMw/s1600/20130616_124820.jpg https://marianofaola.files.wordpress.com/2013/01/mental-health-insurance_xl.jpg https://qeizhaza.files.wordpress.com/2013/03/brainwave.jpg
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 23 Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015