Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan klien dengan penyakit terminal dan menjelang ajal. Terdapat penjelasan mengenai konsep penyakit terminal, jenis penyakit terminal, kehilangan dan berduka, faktor yang mempengaruhi berduka, gejala berduka, pengkajian kehilangan dan berduka. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya perawat dalam merawat dan mendukung klien serta keluarganya selama proses ke
1. ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN PENYAKIT TERMINAL
DAN MENJELANG AJAL
Semester 03
Kegiatan Belajar II
KDM II
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2013
Prodi Keperawatan
Modul 4
http://saribulih.files.wordpress.com/2012/05/3-h-taslim-menjenguk-pasien-di-rs-m-jamil-padang-yang-diduga-korban-geng-motor.jpg
2. ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN PENYAKIT TERMINAL DAN
MENJELANG AJAL
Apakah anda sudah
paham tentang
http://en.hdyo.org/assets/ask-question-3-049ac6f2a4e25267fa670b61ee734100.jpg
4. Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut
akal sehat tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh.
Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau
suatu kecelakaan.
Penyakit Terminal
Pengertian
http://rscarolus.atoma.co.id/wp-content/uploads/2011/12/DSC5508.jpg
7. Kematian adalah suatu kejadian alami
dan akan dialami oleh semua
makhluk hidup.
http://assets.jaringnews.com//3/2013/07/06/d5e5e5ffe4d97c23f149f5875869815c_7.jpg
8. Bekerja dan merawat pasien dalam proses kematian dan
keluarganya adalah merupakan tugas yang kompleks.
Empati, kesabaran dan keterlibatan didalamnya adalah merupakan
komponen penting bagi perawatan.
Perawat yang merawat pasien dalam proses kematian kadang
terhanyut pada kondisi simpati, hal ini yang harus dihindarkan.
http://us.images.detik.com/content/2010/05/12/501/perawat1.jpg
10. Jenis Kehilangan
Kehilangan yang aktual, Ini merupakan
perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang
tidak diharapkan atau tidak diinginkan. Misalnya,
seseorang kehilangan kaki, penglihatan atau
kemampuan berbicara.
Persepsi kehilangan, agak sulit diidentifikasi
sebab agak sulit dipahami oleh yang lain.
Contohnya: kehilangan nasib, peran, rasa percaya
diri, prestasi, atau harga diri dan konsep diri.
Kehilangan Maturasional, Kehilangan terjadi
sebagai hal yang normal dalam kehidupan.
Contohnya: pada saat anak mulai masuk sekolah
atau diterima di universitas yang jauh dari rumah,
maka anak dan orangtua merasa kehilangan.
Kehilangan situasional, terjadi dalam respon
tiba-tiba, tidak diprediksi dan kejadian khusus
yang memiliki kapasitas mengancam yang
meliputi fisiologis, psikologis dan keseimbangan
sosial. Misalnya, perceraian, berpisah dengan
keluarga, kelahiran anak, ancaman kehidupan, atau
penyakit kronis dan kematian.
http://4.bp.blogspot.com/_NTIttEvUwfI/S6nWvBQwfzI/AAAAAAAAAFw/asz2aqT2YNw/s1600/Diary+Depresi.jpg
11. Kehilangan objek eksternal, Tipe kehilangan ini
merujuk pada possession seseorang yang dirusak
oleh bencana alam, hilang, rusak, berpindah
tempat atau dicuri. Misalnya: keluarga yang
kehilangan rumah karena terbakar, seorang anak
menangis karena anjing kesayangannya hilang.
Kehilangan lingkungan yang dikenal, Ini adalah
bentuk kehilangan yang terjadi ketika berpisah
dari lingkungan yang dikenal. Kehilangan ini bisa
situasional atau katurasional. Contohnya seorang
lansia yang masuk ke panti lansia, dimana ini
merupakan lingkungan baru bagi mereka.
Kehilangan orang yang masih ada hubungan,
kehilangan dikatakan terjadi disebabkan oleh
orang mempunyai hubungan, misalnya: pasangan,
orang tua, saudara kandung, teman, rekan kerja,
tetangga, sudah pindah, hilang, berpisah, bercerai,
atau meninggal.
Kehilangan aspek diri, kehilangan atau
perubahan yang terjadi akibat perubahan pada diri
yang berkaitan dengan body image. Misalnya:
kepribadian, filosofi individu, pengalaman hidup,
budaya, usia, nilai-nilai dan system keyakinan.
Jenis Kehilangan
http://4.bp.blogspot.com/_NTIttEvUwfI/S6nWvBQwfzI/AAAAAAAAAFw/asz2aqT2YNw/s1600/Diary+Depresi.jpg
12. Berduka adalah bagian dari kehidupan manusia, bersifat
umum dan suatu jalan hidup.
Berduka adalah respon total dari pengalaman emosional
dari kehilangan dan dimanifestasikan dalam pikiran,
perasaan dan tingkah laku (Kozier and Erb, 2007).
Berduka
Pengertian
http://casavinaflorist.com/wp-content/uploads/2013/06/dukacita-24.jpg
13. Respon berduka sangat bervariasi pada
setiap orang, kadang-kadang disembunyikan
atau ditampakkan, tergantung dari tingkat
dukungan /support yang mereka dapatkan.
Balk dalam Satino (2005) mengatakan
bahwa “Respon fisik, perilaku, kognitif,
emosional dan domain spiritual dapat
dimanifestasikan selama pengalaman
berduka.”
Berduka
Respon Saat
http://beta1.sandiegofamilytherapy.net/wp-content/uploads/2010/12/Depression.jpg
14. Bereavement
Pengertian
Bereavement adalah proses aktual seseorang
mengikuti kehilangan yang terjadi. Hal ini seperti
berfikir dan perasaan yang mengikuti pengalaman
dirampas atau kehilangan sesuatu yang bernilai.
Bereavement ini lebih luas dari perasaan berduka
dan merupakan respon yang subjektif terhadap
kehilangan seseorang yang dicintai atau seseorang
yang ada hubungan dengan klien.
(Perasaan Dirampas)
http://misskania.files.wordpress.com/2013/02/sad-evening-wallpaper__yvt2.jpg
16. Model Survivor Dunia, Untuk bertahan tetap hidup, seseorang perlu
membuat hubungan yang baik antara dirinya dengan masyarakat
sekitarnya.
Budaya berpengaruh pada reaksi seseorang terhadap kehilangan.
Suku Tapanuli lebih dikenal dengan keterbukaannya, termasuk
perasaannya. Jumlah anggota keluarga juga dapat mempengaruhi
kehilangan/berduka, karena support/ dukungan dari keluarga yang
besar berbeda dengan anggota keluarga yang lebih sedikit.
Peran jenis kelamin, Reaksi terhadap kehilangan pada jenis kelamin
berbeda, Pria umumnya diharapkan “lebih kuat” dan memperlihatkan
hanya sedikit emosi selama berduka, sementara itu dapat diterima jika
wanita menunjukkan berduka dengan menangis.
Status sosial ekonomi seringkali berpengaruh pada support system
seseorang terhadap kehilangan. Seorang pensiunan atau orang yang
mempunyai asuransi contohnya, dapat menerima kehilangan dengan
tenang.
Keyakinan spiritual seseorang sangat besar pengaruhnya terhadap
proses kehilangan atau berduka. Orang religius lebih tenang dan
tabah menghadapi kehilangan dan kematian.
http://dumexpasaribu.files.wordpress.com/2008/11/100_07452.jpg
17. Kubler-Ross menggambarkan tahapan
berduka terdiri dari lima tahap diantaranya
menolak (denial), marah (anger), tawar-
menawar (bargaining), tertekan (depresi),
dan menerima (acceptance).
Tahapan Berduka
19. Usia mempengaruhi pengertian dan reaksi kehilangan.
Dengan pengalaman, orang biasanya meningkat pengertian/
pemahaman dan penerimaan hidup, kehilangan, dan kematian.
Reaksi terhadap kehilangan ini berbeda tiap tahap usia.
http://4.bp.blogspot.com/_1pxvs-kwgA8/TLJg0tBjC2I/AAAAAAAAAXo/6nOyaAkVrdk/s1600/Untitled+-+2.jpg
20. Tabel Perkembangan Konsep Kematian
Berdasarkan Tahapan Usia
USIA KEPERCAYAAN/ SIKAP
Bayi sampai 5 tahun - Tidak tahu konsep kematian. Bayi merasakan
bentuk perpisahan berdasarkan pengertiannya
kemudian tentang kematian.
- Mengembangkan sikap immobilitas dan tidak
beraktifitas sebagai sikap kematian
5 sampai 9 tahun - Mengerti bahwa kematian adalah final. Percaya
bahwa kematiannya sendiri bisa dicegah/dihindari.
- Menghubungkan mati dengan serangan dan
penyiksaan.
9 sampai 12 tahun - Mengerti kematian sebagai akhir dari hidup yang
tak dapat dielakkan. Mulai mengerti tentang
kematian diri sendiri.
- Mengekspresikan ide tentang kematian dari orang
tua atau orang dewasa lain.
21. 12 sampai 18 tahun - Takut dengan sesuatu dengan kematian.
- Membayangkan kematian dapat didefinisikan,
kematian dapat terjadi akibat perilaku, misal :
ngebut dijalan, penganiayaan. Jarang berpikir
tentang kematian, tetapi memandangnya dalam
agama dan istilah filosofis.
- Masih memegang konsep dari tahapan
perkembangan sebelumnya.
18 sampai 45 tahun - Memiliki sikap terhadap kemtian dipengaruhi oleh
agama dan kepercayaan budaya.
45 sampai 65 tahun - Menerima kematian sendiri.
- Tidak menerima kematian orang tua dan teman
sebaya.
- Pengalaman puncak kecemasan kematian.
65 tahun keatas - Takut akan sakit yang lama.
- Tidak menerima kematian anggota keluarga dan
teman sebaya.
- Melihat kematian sebagai mempunyai arti yang
banyak, misal: bebas dari sakit, reuni dengan
anggota keluarga yang mati terdahulu
22. Distres Somatic yang berulang
Rasa sesak di dada
Tercekik atau bernafas pendek
Merasa kosong di perut
Menarik nafas panjang
Kehilangan kekuatan otot
Gejala Berduka
http://static.zalekarem.cloud.fishcms.cz/media/image/2-jak-se-zije-pacientum-s-depresi.jpg
25. Klien dan orang-orang disekitarnya tahu tentang ancaman kematian
dan merasa nyaman mendiskusikannya. Kesadaran ini memberikan
kesempatan pada klien untuk berpartisipasi mempersiapkan
kematian dan rencana tempat pemakaman.
Suatu studi mengindikasikan bahwa perawat lebih suka dengan
kesadaran terbuka ini dan lebih suka terlibat secara emosional
dengan kliennya. , sejak perawat “mengijinkan mereka melakukan
tindakan secara penuh tentang perawatan yang ideal”
(Field dalam Satino, 2005).
Kesadaran TertutupKlien dan keluarga tidak menyadari adanya kematian mengancam.
Mungkin mereka tidak mengerti mengapa klien sakit, dan mereka
percaya bahwa klien akan sembuh.
Tenaga kesehatan mungkin percaya bahwa lebih baik tidak
mengkomunikasikan diagnosa dan prognosa penyakit kepada klien
dan keluarga.
Kesadaran MutualKlien, keluarga dan tenaga kesehatan tahu bahwa prognosa penyakit
adalah terminal, tetapi tidak membicarakan tentang itu dan berusaha
tidak membicarakan tentang penyakit itu.
Kadang-kadang klien menghindar dari diskusi tentang kematian
untuk mencegah keluarga dari stress.
Kesadaran Terbuka
26. Peduli dan merawat klien yang menanti ajal adalah merupakan
tantangan sekaligus tanggung jawab bagi perawat.
Perawat perlu melibatkan keluarga pada klien yang
kehilangan dan klien yang menderita penyakit terminal.
http://static.liputan6.com/201309/perawat-sex-pasien-130920b.jpg
27. Berduka adalah normal, respon emosional terhadap kehilangan
adalah sangat subjektif, ini perlu untuk kesehatan mental dan fisik.
Perawat memerlukan pemahaman akan kebutuhan klien yang
akan meninggal, antara lain ketrampilan komunikasi dan juga
perawatan tubuh klien sesuai dengan kebutuhan dasar manusia.
http://www.beritajepang.com/wp-content/uploads/2010/07/KesulitanmempelajarihurufKanjicalonperawatasalIndonesiasulitbertahan.jpg
Editor's Notes
Coba perhatikan tingkatan penerimaan pasien saudara yang mengalami penyakit Chronic Kidney Diseases (CKD)? Coba bandingkan dengan tingkatan penerimaan pasien dengan fraktur cruris? Perbedaan tingkatan penerimaan ini pasti muncul dikarenakan jenis penyakit yang berbeda.
Coba Anda sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi berduka? Ada beberapa faktor yang mempengaruhi respon seseorang dalam berduka, yaitu:
Secara fisiologi, tubuh merespon pada kejadian atau antisipasi kehilangan dengan reaksi stress. Perawat mengkaji berduka klien dan keluarga tentang kehilangan untuk mendeteksi phase atau tahap berduka. Gambaran gejala berduka adalah sebagai berikut:
Pada kasus penyakit terminal, status kesadaran pada orang yang menanti ajal dan sikap keluarga terhadap kemampuan komunikasi perawat secara bebas dengan klien dan tenaga kesehatan lain akan membantu dalam proses kehilangan.