Dokumen tersebut membahas tentang penulisan cerita, mulai dari tahapan penulisan cerita, pengembangan karakter, penggunaan sudut pandang narator, hingga tips dalam memberikan nama karakter.
3. PENULISAN CERITA
3
TAHAPAN PENULISAN CERITA
1. LANGKAH AWAL - 7 The Big Questions
2. Tulis PARAGRAF PERTAMA Unik-Menarik
3. Hidupkan KARAKTER
4. Tentukan POINT OF VIEW
5. Buat DIALOG Penuh Makna
6. Gunakan SETTING
7. Tempatkan PLOT
8. Ciptakan KONFLIK dan TENSI
9. Bangun KRISIS dan KLIMAKS
10.Berikan RESOLUSI
4. 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PENULISAN CERITA
LANGKAH AWAL
Siapa karakter utama atau the hero kamu itu?
Apa yang diinginkan oleh the hero dalam cerita kamu?
Siapa atau apa yang menghalangi tujuan the hero untuk mendapatkan
keinginannya itu?
Apakah the hero berhasil mendapatkan keinginannya? Cara menarik atau unik
apakah yang dilakukannya?
Pesan atau moral apakah yang ingin kamu sampaikan melalui cerita kamu itu?
Bagaimana hubungan the hero dengan karakter-karakter lainnya di sepanjang
cerita?
Bagaimana kamu mengkisahkan cerita ini?
Gambarkan cerita seperti halnya pengalaman di kehidupan nyata, seperti kejadian mengejar dan berebut
layangan putus, merasakan kesakitan ketika terjatuh dari sepeda motor, atau perasaan teramat sedih dan
kecewa saat seorang teman mencampakkan diri kita. Cerpen yang efektif bukanlah sesederhana menukil
atau mengekspresikan perasaan penulis, namun musti bisa membangkitkan perasaan pembaca.
“Menulis cerpen itu seperti halnya ketika ingin membuat roti
brownies, perlu takaran yang sesuai untuk memadukan berbagai
bahan campuran, waktu memanggang, menghias, dan cara
menyajikannya. Kitapun bisa berkreasi membuat jenis dan bentuk
kue brownies yang berbeda ”
5. PENULISAN CERITA
5
HOOK
Tugas pertama cerita pendek berada pada kekuatan
kalimat pertama yang harus mampu mengikat perhatian
calon pembaca. Kekuatannya itu berupa sesuatu yang
tidak biasa, tidak terduga, menyiratkan tindakan, atau
konflik. Jadi, mulailah dengan tensi dan tindakan
segera, karena cerita pendek membutuhkan alur cerita
yang terfokus mengalir segera hingga bagian akhir.
DIALOG. Terkadang bisa digunakan, karena dialog bersifat
aktif dan bergerak. Namun, dialog tidak harus dimunculkan
dalam paragraf pertama.
RINGKAS. Buang kata-kata yang tak perlu, agar lugas dan
lekas. Upaya menarik perhatian tidak bisa berlama-lama.
PARAGRAPH
IMPAK BESAR. Cerpen itu terbatas ruangnya. Jadi,
musti segera simultan dan sinergi pada pesan atau
moral yang ingin disampaikan pada pembaca.
CURI PERHATIAN. Bayangkan, sebuah produk
sabun di antara puluhan produk sabun lainnya yang
diletakkan pada sebuah rak penjualan. Musti tampil
berbeda agar menarik perhatian pembeli.
ANEH. Sesuatu yang unik dan terlihat berbeda. Itu
membangkitkan rasa ingin tahu pembaca.
JANJI. Paragraf pertama itu adalah janji. Maka,
berikutnya musti menjadi benar untuk memenuhi
janji pada pembaca.
SEGERA. Gunakan kalimat seefektif mungkin yang
memicu alur cerita mengalir dalam kesegeraan.
TUNJUKKAN. Jangan ceritakan, namun lebih
JANGAN USANG. Apapun yang membuat bosan atau pernah
tunjukkan karakter melalui tindakan dan dialog.
populer, jangan digunakan. Itu mengesankan usang, jadul, dan
kurang menjanjikan kesegaran.
“Membuat paragraf pertama itu seperti halnya permainan catur.
Pembukaan yang tepat bakal menentukan permainan menang atau
kalah di langkah berikutnya. Paragraf pertama itu bukan hanya
sekedar HOOK buat pembaca, namun juga membangun TONE dan
melepaskan ALUR cerita ”
6. PENULISAN CERITA
6
ABSURD
PARAGRAPH
DISORIENTASI
“Tunggangi untaku, Tom,” kata Dewi
sembari memanjat tepi balkon lantai
delapan apartemen.
Lagi-lagi Hesti dapat angka sembilan ulangan
Matematika. “Ngapa malah nangis begitu sih,
Tun?,” selidik Melati.
SURAM
TEKA-TEKI
Dingin mencekam di serambi malam
dan kabut menghampiri kota tua itu
di setiap penghabisan purnama.
MEMPERCAYAI
“Anak lelaki itu biasa dipanggil
Kadal Perekat. Dia memang pantas
punya julukan itu,” tandas Rudi.
SINIS
“Adil? Win, itu hanya ada di pengadilan
akhirat!,” kata Berlian. Erwin segera
keluar dari toilet, tak jadi buang air.
BANGKITKAN PERTANYAAN
Indah Pratiwi, nama perempuan berwajah
cantik, namun banyak orang lebih suka
memanggilnya, Mak Enjung.
Jam 2 pagi, Nadia terbangun dan menemukan Iphone
4s dengan bercak darah di tempat tidurnya.
PERTANDA
“Gladys bunyi?.” Raut muka Tanto memucat. Burung
Murai Batunya bernyanyi di tengah malam.
TAJAM
Banci! Pecundang! Ternyata satu minggu ini Aku
tertipu oleh makhluk nista dan menjijikkan.
PUITIS
Perlahan sekarat sebelum bersalju, Kita memang
berharap hadirnya salju, meski berarti terjatuh.
TAK DIHARAPKAN
Setiap musim hujan tiba, Datuk Bira menyambangi
Kampung Telaga untuk menceraikan isterinya, Mak
Pinggan.
7. PENULISAN CERITA
7
IL
PARAGRAPH
Indah Pratiwi, nama perempuan berwajah cantik, namun
banyak orang memanggilnya Mak Enjung . Dia menjalani
hidup hanya dengan Adinda, anak angkatnya. Sejak ditinggal mati
suaminya dua tahun lalu, dia memilih bekerja sebagai supir angkot Kp
Rambutan – Ujung Aspal. “Mak, sampai ke Ujung?,” biasanya
penumpang bertanya begitu. “Buruaaan!,” kata Mak Enjung singkat dan
lantang. Tapi, banyak juga yang, “Mak, Ujung?” atau “Mak Jung?”.
Makanya, dia sekarang dipanggil seperti itu.
USTRA
SI
8. PENULISAN CERITA
8
Upaya membangun dan mengembangkan karakter dalam cerita, berupa
proses menghantarkan informasi mengenai karakter ke dalam bentuk
naratif, situasi dramatisasi atau dialog sehari-hari. Karakter bisa saja
dimunculkan melalui deskripsi fisik dan kepribadian, aktifitas, pembicaraan
atau pun cara berpikir mereka agar audiens mendapatkan kedalaman.
• Nama
• Umur
• Pendidikan
• Pekerjaan
• Etnis
• Wajah
• Penampilan
• Agama
• Tempat Tinggal
• Hobi
• Hewan Peliharaan
• Status Pernikahan
• Situasi Keluarga
• Tipe Emosional
• Warna Kesukaan
• Makanan Favorit
• Pertemanan
• Fobia
• Hal yang Tak Disukai
• Kerahasiaan
• Kenangan yang Kuat
• Tipe Penyakit
• Gesture
• Pola Istirahat
perasaan
tindakan
pemikiran
motivasi
Tunjukkan, Bukan Hanya Sekedar Menceritakan . . .
9. PENULISAN CERITA
9
terdekat
peranan bagi
kehidupannya
kerabat
prestasi
pekerjaan
situasi
tempat kerja
terhadap
masalah
pengambilan
keputusan
peranan
cara
bertindak
STATUS
&
ROLES
rumah
tinggal
deskripsi
dan layout
lingkungan
sekitar
asal usul
keluarga
sejarah penting
hubungan antara
anggota inti
ILUSTRASI :
Sekitar jam 7 pagi di jalan besar perumahan. Ryan berjalan lunglai melintasi
beberapa rumah bagus dan mobil mewah terparkir. Rambutnya kusut dan berkaos
tanpa lengan hingga jelas terlihat tato di lengan kirinya. Beberapa orang
tengah berolahraga lari dan bersepatu roda. Seorang tukang roti bersepeda
motor menyapanya. Ryan berbelok ke arah jalan yang lebih kecil.
Ryan melangkah masuk halaman. Dia melihat Ibunya berdiri di samping warung
yang bersebelahan dengan teras rumah. “Kok, baru pulang...?” pada wajah Ibunya
tampak kerutan di dahi dan gerakan kecil di kelopak mata. Ryan terheran dan
menghentikan langkahnya. Ibunya segera maju beberapa langkah menyambut tas
yang dibawanya sambil mengusap-usap rambut kepalanya yang kusut. Ryan memeluk
Ibunya dan menitikkan airmata.
10. PENULISAN CERITA
10
asesoris
gesture
dan
mimik
wajah
FISIK
cara
berpakaian
ILUSTRASI :
tubuh
ciri khas
watak
pandangan
KEPRIBADIAN
pemikiran
sifat
Sore di kafe studio. Ryan dan Nina duduk di kursi
teras. Ryan tersenyum memandang wajah Nina. Gadis
itu tersipu membuat gerakan bibirnya memunculkan
lesung pipit di kedua pipinya. Dia menyodorkan
daftar pertanyaan untuk tugas pelajaran Bahasa
Indonesia. Ryan kaget meneliti lembaran itu, tapi
segera berupaya tenang dan berlagak serius. Nina
agak menjulurkan kepalanya, ingin tahu apa yang
Ryan lakukan dengan lembaran daftar pertanyaan.
Temannya itu menggeser duduknya menjauhi Nina. Dia
menulis di lembaran tadi. Nina tertawa geli. Di
lembaran itu Ryan meulis - Andi Riyanto. 16 tahun.
Kelas 11D SMA HighZone. Tinggi 170 cm, berat 62
kg, kulit putih, rambut lurus, hidung mancung dan
bibir tipis. Berwajah sangat tampan, gemar musik,
suka berteman, terbuka, punya tato, pakai tindik
dan tak senang bermusuhan. Cita-cita sangat ingin
mempunyai pacar yang baik hati-. Ryan mengangkat
kertas itu dan memberikannya pada Nina. Dia
menatap wajah Nina yang tengah membaca jawaban dan
menunggu ekspresi gadis itu.
11. PENULISAN CERITA
11
positif
unik
NAMA BENAR
asosiatif
nyaman
TIPS
Jangan beri nama the heroes dengan bunyi yang terdengar
sama, seperti Ryan-Dian, Angga-Olga, Joni-Rani atau KakaRika
Jangan beri nama yang sulit, seperti Trianamanya, Srinivasan,
Mutuaria, Kalyamirhim, Ihsanmirtu
Buatlah nama yang sederhana dan mudah diingat untuk the
heroes, seperti Ryan-Nina, Anto-Lintang, Fandi-Mita, kecuali
untuk layer berikutnya atau pun antagonis, seperti Bohir,
Firdaus, Pius, Sodikin, Sayuti, Hasanah, Apin
12. 12
PENULISAN CERITA
Penarasian cerita dari perspektif orang ke 1, 2, atau 3. Sebagai penulis, perlu
menetapkan siapa yang akan bernarasi, dan seberapa banyak informasi tersedia
bagi narator dalam cerita pendek, khususnya. Penulis bisa secara langsung
terlibat dalam tindakan, atau hanya menceritakan tindakan.
Upaya menyatukan narator dan pembaca melalui rangkaian scene dengan memasuki
persepsi satu karakter. Dicirikan dengan penggunaan kata ganti orang pertama, Aku, Saya,
dan lainnya. Secara emosional, pembaca dibawa masuk hingga kedalaman persepsi,
pemikiran, dan tindakan karakter tersebut. Kelemahannya, situasi ini akan membatasi
pembaca terkoneksi dengan karakter lainnya dalam cerita.
Pembaca ditempatkan pada realita kejadian, hingga berhadapan langsung dengan berbagai
kemungkinan. Ini memberikan pengalaman berbeda bagi pembaca. Namun, resikonya
pembaca bisa kehilangan detail dari kejelasan cerita yang utuh. Dicirikan dengan penggunaan
kata ganti orang kedua, Kamu, Engkau, Kau, dan lainnya.
Penulis leluasa menuangkan semua pemikiran dan motivasi karakter, serta bergerak melakukan
transisi dari satu karakter ke karakter lainnya. Atau, lebih cenderung membatasi kedekatan
pembaca pada persepsi satu karakter tertentu, namun tetap perlu mengembangkan karakter
lainnya pada scene yang berikutnya.
13. PENULISAN CERITA
13
Aku bisa tak tahan membayangkan wajah Ibu yang tulus memancarkan
kebaikan, bila rumah ini benar-benar akan disita oleh pengadilan.
“Ryan...”
Suara Ibu yang lembut menyentak halus lamunanku. Air mukanya sama sekali tidak
mencerminkan kekuatiran, malah tampak menyuarakan kesegaran, bagiku. Padahal,
besok Ibu akan datang ke sidang putusan.
Ini, sekotak rindu untukmu, maukah kamu mencicipinya? Selagi Tuan Waktu masih
memberikan detik-detiknya untukmu. Tak mengapa, rindu ini manis kok, tak
ubahnya cinta karamel yang kamu berikan tempo dulu. Nyatanya, aku tak memiliki
rindu yang asin karena air mata, atau bahkan pahit yang dilumuri kemarahan.
Jadi jangan takut untuk pergi. Terbanglah sejauh mungkin. Jelajahi bumi ini
sampai kamu terpuaskan. Dan ketika kamu kembali, lelah dengan petualanganmu,
jenuh dengan langkah-langkah panjang yang menjauh, pasti akan ada sekotak rindu
yang menanti dicicipi olehmu di rumah.
Bagi Tomo, hidup memang makin terasa menekan dan menyulitkan belakangan ini. Delapan
tahun usaha bimbingan belajar privat, tak membuahkan hasil bagus. Lari di tempat,
bahkan memprihatinkan. Buktinya, Tomo tak berdaya berhadapan dengan persoalan
pendaftaran anaknya, Deni masuk SMA. Lima juta lima ratus ribu rupiah tunai dan
segera. Seminggu lebih Tomo berupaya, namun nihil ditambah wajah senewen Ninit,
isterinya.
“Tiga hari lagi lho, Mas... Tolong dipikirin bener, ya. Kasihan
Deni, khan?”
14. PENULISAN CERITA
14
Aku merasakan kehangatan duduk di ruangan ini.
Ruang meeting klienku. Di dekatku ada meja
besar trembesi ukiran jepara lengkap dengan
delapan kursi perpaduan kayu dan bahan kulit.
Lembut terhirup aroma melati. ‘Oh, teh itu’
batinku. Di meja ada dua cangkir teh yang masih
mengepulkan asap...
Penulis sebagai karakter
utama menceritakan
karakter lain dalam POV 1
Penulis sebagai
karakter utama
dalam POV 1
Suara Ibu yang lembut menyentak halus lamunanku. Air
mukanya sama sekali tidak mencerminkan kekuatiran, malah
tampak menyuarakan kesegaran, bagiku. Padahal, besok Ibu
akan datang ke sidang putusan.
Aku iri pada Angga, dia sahabatku, sekaligus orang yang
kuanggap rival. Dia selalu lebih dilihat dari pada Aku.
Terkadang Aku benci padanya, tapi dia juga selalu membantuku
dalam segala hal. Terlebih kemarin, Aku melihatnya bersama
Tantri, gadis yang kusukai. Aku tak tahu harus mengalah lagi
atau tidak. Aku menginginkan Tantri. Aku merasa Angga juga
mempunyai perasaan yang sama. Aku tidak menyalahkannya,
karena tak pernah bercerita padanya bahwa Aku menyukai
Tantri. Tapi mengapa setiap hal yang kusukai, dia juga suka?
Penulis bukan
sebagai karakter
utama dalam POV 1
15. PENULISAN CERITA
15
FUNGSI
Melancarkan pergerakan cerita untuk mencapai tujuan pada titik tertentu
dan membangun cerita ke depan
Menguraikan kompleksitas informasi yang tidak mudah dinarasikan seperti
masalah sikap, pandangan hidup atau masalah dengan informasi berlebihan
Kontribusi penguatan karakterisasi, terutama buat the heroes agar bisa lebih
dekat berhadapan dengan audiens
Membantu pembedaan karakter dengan munculnya personality dan pola
berpikir karakter melalui dialog
Mendorong penguatan situasi sesuai tensi yang diperlukan
NATURAL SOUND
NATURAL SOUND
POLA DIALOG
POLA DIALOG
DIALEK
DIALEK
16. PENULISAN CERITA
16
BAHASA PERGAULAN. Dialog mustinya
terasa alami dengan menggunakan kata yang
dipakai sehari-hari, kata yang dipadatkan dan
slank
NATURAL SOUND
“Memangnya kamu nggak ngerjain
tugas, Lin?”
“Gak! Males gua, Mey”
“Waduh. Bisa jeblok, loh”
“Sebodo amat!”
“Saya bingung, Pak Harjo”
“Bingung kenapa, Don?”
“Pacar saya hamil, Pak”
“Koq bisa, ya?”
“Sudah tiga bulan sales kita melorot.
Ini ndak bagus buat kita”
“Iya, Pak”
“Saya minta laporan per grup segera”
“Iya, Pak”
“Bisa sore ini?”
“Bisa. Bisa, Pak”
DENGUNG. [Hmh, eh, ah, ugh, apa ya dan lainnya]
menunjukkan adanya keraguan, agak berpikir atau
menunda dialog dalam pembicaraan. Meski baiknya
tidak terlampau sering dimunculkan
PENGGAL KALIMAT. Biarkan beberapa karakter
memenggal kalimatnya agar memberikan kesan
alami dan dekat dengan audiens
“War, koq masih disini? gimana sih, kamu?”
“Ngopi dulu, Nit”
“Makasiiih. Lagian juga baru nomor 27 yang
dipanggil”
“Oh... Haaah!”
“Loh? Kemana, War?”
“Nomor gua 25! Pergi, ah... ”
INTERUPSI. Baiknya perlu ditampilkan satu atau
dua karakter yang terbiasa memotong dialog yang
lain, karena di keseharian juga biasa ditemukan
“Baiknya satu...”
“Kudu semua, Pak. Kagak boleh dibedain”
“Lho kok harus semuanya, Kong?”
“Naaah, engkong gua pesen begitu ongkoh”
“Kalo ada...?”
“Entong dijual! Digade ajah, Pak!”
17. PENULISAN CERITA
17
POLA DIALOG
Suara kamu menunjukkan siapa diri kamu.
Itu sudah menjadi trademark dan identitas
seseorang. Dialog bisa digunakan untuk
membedakan atau mengkarakterisasi
melalui bagaimana cara karakter tersebut
berbicara.
STRUKTUR KALIMAT. Perbedaan faktor usia,
pendidikan dan status sosial musti memiliki
perbedaan pola dialog dalam hal struktur
kalimatnya
“Kamu tidak takut ikut pendidikan?”
“Nggak, Pak”
“Badan kamu masih kecil benar, Dik”
“Nggak apa-apa bilangnya Pak Soleh”
“Memang kamu tidak takut mati?”
“Maaati?”
“Iya. Kita ini mau berjuang membela
tanah air!”
“Berjoang?”
“Berjuang itu taruhannya mati, Dik!”
“Mesti mati, Pak?”
status sosial
pendidikan
asal daerah
usia
pekerjaan
CARA BICARA. Penggunaan penggal kalimat, interupsi,
dengung, aksen dan dialek sangat bermanfaat untuk
membedakan karakter satu dengan yang lainnya
“Begini Bos... Hmh...”
“Kenapa, Bud?”
“Besok... Hmh... baeknya kita ngamen ajah”
“Lho, terus siapa yang jadi kepala, Bud?”
“Guwa... eh saya, Bos!”
“Emang kamu bisa?”
“Hmh...”
“Soalnya gua belon pernah liat kamu loncat
tinggi!”,
“Tapi, Bos pan...”
“Jangan, Bud! Gua nggak yakin!”
“Bosss...!”
18. 18
PENULISAN CERITA
DIALECT instantly gives characters authenticity and
offers insight into their attitudes, background, and
education. An ACCENT allows the reader to use their
sense of hearing and gives text depth and flavor.
Mark Twain
AKSEN & DIALEK
pronunciation
•
•
•
•
•
•
benar, bénar, bener
saja, aja, ajha, ajah
oke, ok, okeh
terus, térus, trus
bos, boss, boz, boos
ramai, ramé, ŕame
pronunciation
vocabulary
grammar
karena adanya perbedaan
regional atau asal daerah
“Lah, kenapa elu, bro?”
“Welah, lagi sial guwa, Fer”, kata Ardy sambil
mengelus-elus pipinya yang terlihat membiru.
“Elu berantem ya, Ar?”
“Ndak. Guwa disangka si Maman punya hutang sama
dia. Padahal ndak loh, Fer!”, Ardy berusaha
menjelaskan persoalan dengan aksen kentalnya.
“Trus...”
“Guwa bilang ajah ‘samber gledek, ke laut ajah
elu, Man’”
“Trus, trus”
“Laaah, guwa udah nyungsep di selokan, semprul!”
benar, betul, leres, bener
takut, kéder, ngeri, sien, wedi
kurus, kerempéng, ceking, begéng
jangan, entong, ulah, nggak boleh
“Uwis Den, sabar aja ngersula kaya kue”
“Iya, Pak”
“Urung teka jodomu kerja nang pabrik”
“Katanya musti pakai uang...”
“Dudu kue masalahe!”
“Kelamaan Deni disini, Pak”
“Yén awakmu betah nang kéné, terus wae
Den...”
“Deni kuatir kalo...”
“Uwis Den, ojo dipikir nemen. Saiki wis
bengi, gagian turu”
“Iya, Pak”
19. PENULISAN CERITA
19
TIME . LOCATION . CONTEXT . ATMOSPHERE
SET TING
Upayakan selalu memadukan antara SETTING dengan KARAKTERISASI dan PLOT
Mengkontribusi bagi pembaca melakukan VISUALISASI SCENE, namun baiknya
hanya pada detail yang secara nyata ditambahkan dalam cerita
Gunakan STIMULASI lebih dari DUA INDERA pada deskripsinya
Ketimbang menyajikan informasi mengenai cuaca, populasi, atau seberapa
jauh letak lokasi, lebih menarik menyajikan DETAIL DESKRIPSI agar pembaca
dapat bereksperimen pada lokasi dimana karakter melakukan tindakan
Gunakan kalimat yang asertif dan
mudah divisualisasikan pembaca,
bila perlu tanpa bantuan dialog
Munculkan ambiens, hingga pembaca bisa
mencium, merasakan, melihat dan terlibat
dalam situasinya
Terdengar suara keras. BRAKKK!
Mela menjerit kaget dan ketakutan.
Ardy berusaha menenangkan. Lampu
taman sesekali mati, menyala tak
stabil. Ardy melangkah masuk ke
teras. Sekelebat bayangan putih di
samping rumah. Mela tergagap, sulit
bersuara. Dia berusaha menarik
lengan Ardy. Enggan bertemu Kakek
Jelaga.
Muncul lagu Cinta Satu Malam. Budi tengah
ngibing. Sorot lampu ke arah Murni yang
meliukkan pinggul. Wajah kenesnya menggoda.
Budi berteriak kecil. Tabuhan kendang
membuat lelaki itu makin gairah berjoged.
Dia acungkan selembar lima ribuan. Murni
mencubit pipinya. BYURRR! Budi basah kuyup.
Wajah Emak tegang dan tak sabar muncul di
hadapannya. Budi bersungut sambil bangun
dari rebahannya.
20. PENULISAN CERITA
20
Apa yang terjadi, alur cerita, dan tindakan. Ini
menggambarkan bagaimana penulis membangun situasi,
dimana TITIK BELOK berada, serta KARAKTER lakukan
hingga akhir cerita.
EXPLOSION
Menggentarkan, memegang, dan menggiring kejadian
atau masalah untuk merebut pikiran dan hati pembaca.
Dia tiba-tiba muncul di muka pintu. Tubuhnya
kurus, di sampingnya berdiri anak remaja.
Katanya itu anaknya yang bungsu. Kupersilakan
duduk sambil bertanya-tanya dalam hati, siapa
mereka berdua? apa yang mereka inginkan?
Kupandang wajah anak itu. Ah, mata biru. Mata
yang hanya kujumpai di cerita film.
EXPOSITION
Latar belakang informasi yang dibutuhkan untuk
menempatkan karakter dalam cerita.
Leluhurnya pernah berpesan agar ada
anggota keluarganya yang berprofesi
sebagai dokter.
CONFLICT
Karakter berhadapan dengan masalah internal
dirinya, atau sesuatu dari luar dirinya, atau
orang lain.
Ibu calon pengantin pingsan, bapaknya
jadi malu, dan sanak saudara mulai
mencari ke segala penjuru. Padahal,
sang calon pengantin ada di rumah.
Bahkan setelah ditemukan, ibu calon
pengantin masih menolak, ”Itu bukan
anak saya! Itu bukan anak saya!”. Ibu
itu berteriak seperti tengah
kesurupan. Para tamu saling
bertanya dan kasak-kusuk. Arya
malah menyukai situasi ini.
21. PENULISAN CERITA
21
TRANSITION
Kalimat atau paragraf yang ditujukan untuk
merubah alur cerita dengan berpindah waktu,
lokasi, atau karakter.
Kalau tak salah, Dani bekerja sebagai
reporter lepas koran di Garut dua
tahun lalu, dan sekarang kabarnya dia
malah sibuk mengurusi pacarnya yang
pindah ke Medan. Berulang kali Aku
hubungi hapenya, tapi tak diangkatnya.
Seperti tak percaya, Dani di kotaku
saat ini.
“Ingat nggak waktu tas sekolah Alfred
jatuh di sini?,” sergap Daren. Keduanya
berdiri dekat pagar jembatan lobang
tiga. Hans jadi teringat Alfred, teman
SMA dulu yang sekarang kuliah di Bonn.
Alfred itu pemalu, tapi selalu siap
bila diminta bantuan oleh Hans.
Kehidupan Ryan tak keruan. Dia hanya
mengandalkan berjualan kaos yang dibeli
di Tanah Abang. Akhirnya, di Nopember
sebuah perusahaan asuransi menerimanya
bekerja.
COMPLICATION
Satu atau lebih masalah yang ditempatkan untuk
menjaga karakter tetap pada upaya meraih tujuannya.
Arjuna terdiam, menarik nafas dalam-dalam dan
menghembuskannya dengan sedikit kesal.
”Lantas di mana aku menanam mawar-mawarku?”
Toni terperanjat, “Kok, malah jadi masalah
mawar...?” Toni merasakan ada yang janggal.
Dia sudah bersusah payah, meski pembayaran
tanah dan rumah belum terjadi, tapi Arjuna
bersikap aneh.
FLASHBACK
Mengingat kejadian lampau sebelum cerita dimulai.
Itu lima tahun silam. Dita memang kurang
waras. Suka berlarian di pematang sawah, dan
terkadang mengamuk tanpa sebab. Bimo kerap
menemuinya tertidur di saung dekat petak
sawah Mang Ucin, lalu membopongnya pulang.
Entah kasihan atau simpati, Dita tak
pernah jauh dari perhatian Bimo.
22. PENULISAN CERITA
22
CLIMAXX
Tensi cerita yang meningkat hingga puncaknya.
Kutemui Amelia di teras. “Kamu yang
jemput Bimo, kan?”. Tiba-tiba kudukku
berdiri. Aku merasakan panas ketika
menyentuh lengan gadis itu. Amelia
menoleh. Kedua bola matanya berubah
merah. Amelia menyeringai. Tangannya
mengenggam benda mengkilat. Pisau.
Sekelebatan pisau terhunjam ke arah
dadanya. Arrrgh! Panjang memekik dari
mulut Amelia. Tubuhku gemetar. Aku
hanya tergagap.
FALLING ACTION
Melepas tindakan cerita setelah klimaks.
Tomo dan motor tuanya menderu girang
di jalan raya untuk segera pulang.
Tomo puas menuntaskan dendam lamanya.
RESOLUTION
Ketika konflik internal atau eksternal
terselesaikan.
Di kejauhan beberapa orang
tengah memasang sebuah baliho
besar. Itu baliho pasangan
pilkada calon bupati dan
wakilnya, bergambar Ibu Indah
Joyodiningrat dan Bapak Eddy
Picek. Keduanya tersenyum
seperti mengejek pada dirinya.
Terutama senyum ibu mertuanya
itu, “Mau juga terima sedekah,
dia... Ehm, akhirnya.”
Sepertinya begitu.
23. PENULISAN CERITA
23
KONFLIK melahirkan TENSI yang membuat cerita dimulai.
Tensi diciptakan dari situasi OPOSISI antar karakter, atau
karakter dengan kondisi internal dan eksternalnya. Upaya
menjaga keseimbangan kokohnya oposisi dari konflik,
berarti menjaga kedekatan pembaca hingga akhir cerita.
Protagonist
Protagonist
Protagonist
Protagonist
Protagonist
Protagonist
vs
vs
vs
vs
vs
vs
Karakter Lain
Lingkungan
Teknologi
Masyarakat
Tuhan
Dirinya Sendiri
Conflict is the fundamental element of fiction, fundamental because in
literature only trouble is interesting. It takes trouble to turn the great
themes of life into a story: birth, love, sex, work, and death.
Janet Burroway
24. PENULISAN CERITA
24
yang perlu diperhatikan dalam . . .
MYSTERY
EMPOWERMENT
PROGRESSION
INSIGHT
SURPRISE
EMPHATY
Beri dan jelaskan sebatas menggoda atau mengusik
pembaca. Jangan ungkapkan semua hinggga detail
Menjaga kekuatan cerita dengan menghadirkan jumlah
atau jenis hambatan yang dihadapi protagonist.
Kerumitan konflik dapat mengantisipasi pembaca yang
selalu ingin memprediksi kejadian terlampau jauh
UNIVERSALITY
Hadirkan perjuangan, kerja keras, dan susah payah
meraih tujuan yang membuat pembaca merasakan
makna berarti, terutama bila itu dapat merefleksikan
keunikan lokasi dan waktu
Kedua sisi pihak yang terlibat dalam konflik diungkap,
baik pemikiran dan motivasinya
Lakukan karakterisasi sealami mungkin, namun tambatkan
berbagai kesalahan yang wajar dalam melakukan tindakan
Doronglah identifikasi pembaca terhadap karakter dan alur
cerita secara menyenangkan dengan meresonasi impian
bagus, atau secara tidak menyenangkan dengan derita
HIGH STAKES
Yakinkan pembaca, bahwa apapun yang diterima atau
dihasilkan disebabkan seseorang itu berupaya meraih dan
bertindak terhadap kehilangan sesuatu yang berharga.
25. PENULISAN CERITA
25
Adalah TITIK BELOK cerita yang musti
menjadi situasi atau moment paling
menarik dan dramatis
CRISIS bisa jadi sebuah pengenalan, sebuah keputusan, ataupun
sebuah resolusi. Karakter memahami apa yang belum terlihat
sebelumnya, atau merealisasikan apa yang harus diselesaikan,
atau akhirnya memutuskan melakukan tindakan. Ini terjadi
setelah keadaan berubah.
TIMING sangatlah krusial. Jika crisis muncul terlalu cepat, pembaca
akan berharap segera munculnya titik belok lain. Jika terlampau
lambat, pembaca menjadi tak sabar dan karakter dirasakan
menjadi lebih tebal dan parau.
26. PENULISAN CERITA
26
Adalah penyelesaian terhadap konflik. Dalam cerita pendek,
kesulitannya berupa menyiapkan resolusi lengkap, dan bukan
sekedar perubahan signifikan yang dialami karakter
Resolusi dapat dihadirkan dalam berbagai bentuk
OPEN
RESOLVED
Pembaca yang akan memutuskan akhir ceritanya.
Jelas dan tegas situasinya.
Dia memeluk Tomo, meminta maaf dan perlu
waktu. “Tak ada yang perlu berubah, Fir.”
Tomo melangkah meninggalkan teras rumah.
Sepi dan dingin. Tubuhnya dibasahi rintik
hujan. Firla masih menangis dan memandang
langkah lelaki itu. Hampa.
Wulan tersipu dan agak mengangguk. Itu
sangat cukup buat Bondan, “Bob bobbbb
bobon... Mmmenn nang!” Bondan berlari
sekencangnya ke vespa bututnya. Dia
ciumi vespa itu, seperti menciumi adik
kesayangannya.
PARALLEL to BEGINNING
Serupa dengan situasi atau gambaran di awal cerita
Semuanya jadi terdiam. Gerah bikin gelisah. Aku kembali
memandang wajah Ayah. Tegang, tapi kedua matanya agak berair
mengingatkanku saat Ayah bahagia mendengar namaku disebut
sebagai pemenang lomba drag race. “Kita pulang ya, Ed...,”
suaranya memecah kebuntuan. Akhirnya, Ayah menerimaku kembali.
Aku jadi tak sabar ingin segera merasakan kehangatan dalam
keluargaku seperti dulu lagi.
27. PENULISAN CERITA
27
MONOLOGUE
Salah satu karakter berkomentar
Kamu akan selalu ada di setiap
lembaran naskah yang belum sempat kita
selesaikan.
“Smoga kamu tenang dan bahagia disana.
Aku selalu merindukanmu dengan semua
kenangan kita. MISS YOU…”
LITERAL IMAGE
Setting atau bagian dari setting memberikan
jawaban
Ia terus membayangkan tengah menyetrika
dada kakak dan teman-temannya, dada ibu,
dada bapak, dada suaminya, dada pemilik
laundry. Mata Maura merah. Semakin merah.
Ia terus menyetrika dengan mata yang
merah, dengan tubuh yang marah, hingga
seseorang menggedor pintu keras-keras,
meneriakkan namanya dengan suara teramat
kasar pada pagi di pengujung Agustus
sehabis diterjang angin badai.
DIALOGUE
Beberapa karakter berdialog
“Begitu ajha, Mit...”
“Hmh, kayaknya gua suka ama elu, Chy”
“Ciyuuuus, Mit. Cumpeh miapah?”
“He he he, ciyus, jelek, sumveve miamu”
“Tengkyu, Mit... Eh, ini tanggal berapa?
“21, emang apaan?”
“Hah! 21? Hepi beday ya... I Love You!”
“Gua sampe lupa, makasih, I Love You Too, deh”
SYMBOLIC IMAGE
Diwakili oleh makna kehidupan simbolis
tertentu
Matahari perlahan sembunyi di peraduannya.
Lembayung melukis langit senja. Bimo tak
habisnya bersyukur pada Tuhan yang telah
menggariskan hadirnya sosok manusia yang
telah menawarkan kepahitan. Diana. Dia
berupaya menjauhkan lelaki muda itu dari
kubangan hitam.