Workshop sinematografi membahas tentang pengertian sinematografi sebagai penulisan dengan gerakan, tujuan membangun karakter dan pesan dalam film, istilah dasar seperti jenis shot, kategori film, dan peran sinematografer beserta timnya. Sinematografi di Indonesia dipengaruhi oleh bahasarupa tradisi seperti yang diwujudkan dalam karya Garin Nugroho."
2. Apa itu Sinematografi
• Sinematografi berasal dari bahasaYunani
Kinema (gerakan) dan Graphoo atau graphein
(menulis/ menggambar) atau yang berarti
“menulis dengan gerakan” (Brown, 2012)
• Sinematografi bukan hanya pengambilan
gambar namun meliputi pembangunan ide,
kata-kata, aksi, emosi, tone, dan berbagai
format komunikasi nonverbal dan meramunya
dalam karya visual (Brown, 2012)
3. Tujuan Sinematografi
• Bagaimana merangkai potongan-potongan
gambar yang bergerak menjadi rangkaian
gambar yang mampu menyampaikan maksud
tertentu atau menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan suatu ide tertentu.
• Membangun karakter dalam film agar sesuai
pesan yang akan disampaikan.
4. Terminologi/istilah-istilah dasar
sinematografi :
• Shot adalah unit visual terkecil berupa
potongan film atau video merupakan hasil
suatu pengambilan gambar.
• Shot Size mengacu pada seberapa dekat
kamera ke subjek.
5. Ada 6 Shot Size dasar :
1. Extreme Long Shot / ELS
2. Long Shot / LS
3. Full Shot
4. Mid Shot / MS
5. Close Up / CU
6. Extreme Close Up / ECU
12. KATEGORI FILM
• FILM CERITA PENDEK , durasi tidak lebih dari 60 menit
• FILM CERITA PANJANG, durasi 90 – 100/ lebih
• CORPORATE PROFILE FILM, media publikasi atau
presentasi dari sebuah perusahaan
• TV COMMERCIAL FILM, durasi 15 – 60 detik untuk
keperluan promosi sebuah komoditi atau propaganda yg
menginginkan adanya feed back
• IKLAN LAYANAN MASYARAKAT/ILM, tujuannya
bersifat sosial
• FILM DOKUMENTER, berdasarkan realita yang terjadi di
lapangan
13. Sinematografer adalah juga kepala bagian departemen kamera, departemen
pencahayaan dan Grip Departement untuk itulah Sinematogrefer sering juga
disebut sebagai Director of Photography atau disingkat menjadi DoP.
14. Pada industri perfilman, seorang Sinematografer atau DoP akan
dibantu oleh sebuah tim yang dibentuknya mulai dari
• 1st Camera Assistant yang bertugas mendampingi dan membantu semua
kebutuhan shooting mulai dari pengecekan alat-alat hingga mempersiapkan
sebuah shot.
• Focus Puller yang bertugas membantu sinematografer dalam memutar focus
ring pada lensa sehingga subjek yang diikuti kamera bisa terus dalam area fokus.
• Camera boy istilah ini sering digunakan pada industri film di Hollywood , adalah
seorang asisten kamera yang bertugas membawa kamera atau mempersiapkan
kamera mulai dari tripods hingga memasang kamera pada tripods tersebut.
• Grip adalah yang bertugas untuk memastikan letak kamera seperti yang
diinginkan DoP baik secara level atau tinggi rendahnya. Grip juga bertanggung
jawab dalam perpindahan kamera artinya Grip departemen yang memasang dolly
track dsb.
• Gaffer adalah istilah untuk seorang yang bertanggung jawab atau kepala
departemen pencahayaan. Bersama DoP, Gaffer akan berdiskusi tentang warna,
jenis cahaya dan gaya tata cahaya DoP tersebut.
• Lightingman adalah orang-orang dalam departemen pencahayaan yang bekerja
menata lampu sesuai dengan perintah Gaffer dan kemauan DoP
15. “Sinematografi ala Indonesia”
Sinematografi di Indonesia tidak lepas dari Bahasarupa
yang bersumber dari tradisi. Bahasarupa lahir sejak
prasejarah, sedang bahasakata, di prasejarah baru ada
bahasakata lisan yang masih sangat sederhana. Bahasakata
Tulisan baru diciptakan manusia di masa tradisi, namun
bahasa belum membudaya, komunikasi masih banyak
dengan gambar, Dimulai dengan gambar gua prasejarah,
lukisan ke dinding dan perabotan dimasa Primitip. Lalu
kedinding candi dimasa Tradisi. Kesemuanya menunjukkan
bahwa bahasarupa lebih membudaya daripada bahasakata.
Pada candi Borobudur dan Prambanan misalnya,
seluruhnya gambar-relief tanpa teks.
18. Bahasarupa Dalam Film
• Karya Film Garin Nugroho banyak menggunakan bahasarupa tradisi,
hingga film Garin ‘tampil beda’ dan dinilai memiliki ‘kekhasan’ dan
identitas.Untuk masa depan para sineas kita tak perlu hanya berbelanja
dari perbendaharaan bahasarupa barat, tapi pula dari perbendaharaan
bahasarupa tradisi.
• Bila dulu Picasso dan Garin masih intuitif, maka sineas muda kita bisa
lebih ‘kaya’ karena ‘teorinya’ sudah ditemukan.Banyak sekali yang bisa
dimanfaatkan untuk senirupa Indonesia masa depan: komik, lukisan,
patung, instalasi, foto, essay foto, tv, film, animasi, multimedia,
dsbnya.Dengan munculnya digital editing dimana stockshot dengan sistem
NPM, tapi editingnya sebenarnya memerlukan ‘ilmu’ bahasarupa tradisi
yang menggunakan sistem RWD. Sistem ini baru lahir, dan dengan sedikit
perkecualian belum diajarkan di perguruan senirupa kita. Apa yang
dilakukan oleh para digital editor kita saat ini baru memanfaatkan estetika
barat: keseimbangan, kesatuan, irama, dsbnya saat editing. Padahal
dengan ilmu bahasarupa masalahnya jadi lebih sederhana dan pesannya
bisa lebih jitu. (prof.Permadi Tabrani)