Laporan ini menganalisis kelayakan pembangunan PLTMH di Kabupaten Pakpak Bharat. Laporan ini menjelaskan kondisi geografis, geologi, hidrologi, dan potensi PLTMH di lokasi proyek, serta melakukan analisis ekonomi proyek. Hasilnya menunjukkan proyek layak dibangun dari segi kelayakan teknis dan ekonomis.
1. i
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PAKPAK BHARAT
SALAK
2016
LAPORAN AKHIR
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA MIKROHYDRO KABUPATEN PAKPAK
BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan bagi tim untuk
dapat melakukan kajian Studi Kelayakan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH) di Kabupaten Pakpak Bharat. Adapun maksud dilakukan kajian ini adalah untuk
menganalisis kelayakan pembangunan PLTMH di Kabupaten Pakpak Bharat. Dengan demikian,
diharapkan nantinya akan dapat diteruskan menjadi sebuah Studi Kelayakan Bisnis untuk diajukan
kepada Pemerintah.
Terima kasih diucapkan kepada Bapak Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pakpak Bharat atas
kepercayaan yang telah diberikan kepada kami untuk menganalisis kelayakan pembangunan PLTMH
di wilayah ini. Ucapakan terima kasih juga kepada Kepala Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat dan
seluruh staf yang telah memberikan informasi dan kepercayaan sehngga penelitian ini dapat
dilaksanakan. Diharapkan dalam kajian ini ada kelayakan atas pembangunan PLTMH dan dengan
demikian peranan Bapeda di Kabupaten Pakpak Bharat dapat lebih besar lagi agar dapat terjadi
peningkatan kinerja energy di masa yang akan datang.
Medan, Juni 2016
Tim Peneliti
DAFTAR ISI
3. iii
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
1.3. Pencapaian Lokasi Pekerjaan
1.4. Laporan Studi Kelayakan
BAB II DESKRIPSI LOKASI SUDI
2.1. Letak dan Geografis
2.1.1. Kondisi Geografis
2.2. Kondisi Geologi
2.2.1. Kondisi Geologi Regional
2.2.2. Litologi dan Stratigrafi
2.2.3. Struktur Geologi
2.3. Kondisi Meteo-Hidrologi
2.4. Kondisi Sosial Ekonomi
BAB III ANALISA HIDROLOGI DAN POTENSI PLTM
3.1. Umum
3.2. Data Hidrologi
3.2.1. Data DAS
3.2.2. Data Curah Hujan
3.2.3. Data Debit
3.3. Analisa Hidrologi
3.3.1. Curah Hujan Rancangan
3.3.2. Debit Banjir Rancangan
3.3.3. Debit Andalan
3.3.4. Perbandingan Debit Andalan PLTM
3.4. Debit Pemeliharaan (Ecological / Maintenance Flow)
3.5. Potensi Pembangkit Lisrik
3.6. Pengembangan Potensi Optimum
BAB IV STUDI KELISTRIKAN
4.1. Umum
4.2. Konsep Desain Sistem Pembangkit Tenaga Listrik
4.3. Kecukupan Pembangkit Terhadap Kebutuhan
BAB V PRAKIRAAN RENCANA ANGGARAN BIAYA
5.1. Prakiraan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
5.1.1. Biaya Investasi
5.1.2. Biaya Operasi dan Pemeliharaan (OP) Tahunan (OM Annual Cost)
5.2. Manfaat Pekerjaan
5.3. Analisa Ekonomi
5.3.1. Umum
5.3.2. Economic Internal Rate of Return (EIRR)
5.3.3. Net Present Value (NPV)
5.3.4. Benefit Cost Ratio (BCR)
BAB VI KESIMPULAN
5. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 1 - 1
BAB
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan manusiaterutama
untuk mendorong roda perekonomian masyarakat. Namun ketersediaanenergy listrik yang
dimiliki PT. PLN Sumatera Utara saat ini belum memenuhi kebutuhanmasyarakat secara
maksimal dari keseluruhan mesin-mesin pembangkit listrik yang adasaat ini. Krisis listrik
yang terjadi di Pakpak Bharat disebabkan tidak adanya keseimbangan antara persediaan
dan permintaan apalagi sejak terjadinya krisis moneter serta dipacu pertumbuhan beban
yang terus meningkat setiap tahun. Krisis listrik di Kabupaten Pakpak Bharat perlu segera
di tuntaskan. Bila semua potensi listrik dapat dibangkitkan, maka Kabupaten Pakpak
Bharat juga akan mampu memasok tenaga listrik untuk kebutuhan daerah lain di Sumatera
Utara.
Dalam rangka peningkatan penyediaan tenaga listrik di Indonesia serta dalam usaha
mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak, Pemerintah membuat program
peningkatan pembangunan pembangkit listrik alternatif non minyak antara lain dengan
memanfaatkan potensi sumberdaya alam berupa air sungai yang banyak terdapat diseluruh
Indonesia.Untuk maksud tersebut diupayakan pembangunan pembangkit listrik tenaga air
oleh pihak swasta. Tenaga listrik yang dihasilkan dari pembangkit yang dibangun oleh
pihakswasta nantinya akan dimanfaatkan oleh PT. PLN (Persero) guna memenuhi
kebutuhan tenaga didaerah setempat melalui suatu perjanjian jual beli tenaga listrik – PPA
(Power Purchase Agreement)- antara PT. PLN (Persero) dengan pihak swasta tersebut.
Upaya tersebut akan dilaksanakan dengan, optimalisasi sumber energi primer dengan
memanfaatkan sumber daya air dan lahan yang tersedia di wilayah Kabupaten Pakpak
Bharat Provinsi Sumatera Utara untuk pembangkit listrik tenaga air.
Dalam perencanaan pembangunan PLTM dilakukan studi kelayakan dan desain rinci
(detail design) pada aliran Sungai Lae Kombih, Sungai Lae Ordi dan Lae Sikundur yang
terletak di Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi SumateraUtara. Pembangkit Listrik Tenaga
1
6. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 1 - 2
Mikro-Hidro (PLTM) merupakan sejenis pembangkit tenaga listrik yang mirip dengan
PLTA, hanya sekalanya lebih kecil. Air dari sungai menggerakan pemutar kincir secara
alami dan disambung ke generator untuk menghasilkan listrik. Listrik yang bisa dihasilkan
dengan kincir (terapung) bisa sampai 3.000 watt, jika air sungai mengalir dengan deras dan
secara terus-menerus. Ada juga turbin yang dipakai untuk mini-hidro, tetapi sudah
memerlukan pengaturan air dari sungai secara khusus agar tekanan lebih tinggi (melewati
bendungan atau melewati pipa). Turbin mini-hidrobisa menghasilkan listrik lebih dari
100.000 watt. Salah satu solusi menghadapi masalah kelistrikan terutama di daerah
perdesaan adalah pembangkit listrik tenaga air skala mini. Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara telah memulai kegiatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro
(PLTM) sejak akhir dasawarsa 90-an. Sampai saat ini telah dibangun delapan unit PLTM
dalam rangka program ketenaga listrikan perdesaan. Namun demikian kebutuhan akan
energi yang semakin meningkat seiring berkembangnya tingkat perekonomian masyarakat
maka terjadilah krisis energi di Provinsi Sumatera Utara.
1.2. Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan PLTMH berada pada aliran Sungai Lae Kombih, Lae Ordi dan Lae
Sikundur yangterletak di Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara. Secara
geografis Kabupaten Pakpak Bharat terletak pada 02˚ 15’00” -03˚32’00” LU dan
90˚00’00”- 98˚31’00” BT. Secara Administrasi Batas Wilayah Kabupaten Pakpak Bharat
adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Kabupaten Dairi
- Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kab. Humbang Hasundutan
- Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Singkil
- Sebelah Timur : Kabupaten Samosir, Dairi dan Humbang Hasundutan
Luas keseluruhan Kabupaten Pakpak Bharat adalah 1,218.30 km2, yang terdiri dari 8
kecamatan yakni Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Sitellu Tali Urang
Jahe, Kecamatan Tinada, Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu,
Kecamatan Pergetteng Getteng Sengkut dan Kecamatan Pagindar. Karena terletak dekat
garis khatulistiwa, Kabupaten Pakpak Bharat tergolong ke daerah beriklim tropis.
7. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 1 - 3
Ketinggian antara 700 – 1,500 mdpl dengan kondisi geografis berbukit bukit. Kabupaten
Pakpak Bharat beriklim sedang, dengan rata-rata suhu 28°C dengan curah hujan per tahun
sebesar 311 mm. Peta lokasi rencana pekerjaan PLTMH ini dapat dilihat pada Lampiran.
1.3. Pencapaian Lokasi Pekerjaan
Lokasi rencana Bendung PLTM Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara.
Untuk lebih jelasnya,pencapaian lokasi menuju lokasi rencana PLTMH dapat dilihat pada
gambar 1.1.
Gambar 1.1. Peta Lokasi Potensi PLTMH
Untuk pencapaian lokasi rencana PLTMH dapat ditempuh dari Kota Medan dengan
kondisi jalan yang relatif baik.
1.4. Laporan Studi Kelayakan
Laporan studi kelayakan disertai rancang dasar (basic design) ini berdasarkan hasil survei
dasar di lokasi rencana PLTMH di Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara.
Layout dan rancang dasar bangunan telah direncanakan. Apabila rancang dasar (basic
design) tersebut telah disetujui, maka pada perencanaan selanjutnya akan dilakukan
penyusunan desain rinci (detail design) PLTMH, sebelum dilaksanakan pekerjaan fisiknya.
8. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 3 - 1
BAB
DESKRIPSI LOKASI STUDI
2.1. Letak dan Geografis
2.1.1. Kondisi Geografis
Kabupaten Pakpak Bharat adalah salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Sumatera
Utara. Wilayah Kabupaten Pakpak Bharat memiliki luas sebesar 1.356,10 Km2. Kabupaten
Pakpak Bharat dengan Ibukota terletak di Kecamatan Salak. Secara geografis Kabupaten
Pakpak Bharat terletak antara 2o 15’ 00’’ – 90o 00 ’ Lintang Utara dan 90o 00’ – 98 o 31’
Bujur Timur. Kabupaten ini terletak pada bagian pantai Barat wilayah Provinsi Sumatera
Utara. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Pakpak Bharat sebagai berikut:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Silima Pungga-
Pungga Kabupaten Dairi;
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Tara Bintang
Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kecamatan
Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah;
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Parbuluan
Kabupaten Dairi dan Kecamatan Harian
Kabupaten Samosir;Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Aceh Singkil dan
Kota Subulussalam Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.
Kabupaten Pakpak Bharat secara administratif terdiri dari 8 kecamatan yaitu Kecamatan
Salak, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kecamatan Tinada,
Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu, Kecamatan Pergetteng-
getteng Sengkut dan Kecamatan Pagindar. Secara administrasi termasuk kedalam Wilayah
Provinsi Sumatera Utara. Gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah Kabupaten
Pakpak Bharat digambarkan dalam bentuk gambaran fisik wilayah, terutama yang terjadi
secara ilmiah dan telah berlangsung dalam jangka waktu yang lama, seperti; letak
2
9. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 3 - 2
geografis, batas administrasi, topografi, hidrologi, klimatologi, geologi, dan pola
penggunaan tanah. Untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Pakpak Bharat
2.2. Kondisi Geologi
2.2.1. Geologi Regional
Pulau Sumatera merupakan bagian tepi bharat daya-selatan dari lempeng Benua Eurasia
yang berinteraksi dengan lempeng Samudera Hindia-Australia yang bergerak ke arah
utara-timur laut. Interaksi kedua lempeng tersebut dipengaruhi oleh besarnya sudut
interaksi serta kecepatan konvergensi lempengnya. Gerakan tersebut telah menghasilkan
bentuk-bentuk gabungan penunjaman (subduction) dan sesar mendatar dekstral.
Penunjaman yang terjadi pada masa Tersier sampai Resen di bawah Pulau Sumatera
mengakibatkan terbentuknya jalur busur magma yaitu Pegunungan Bukit Barisan.
Penunjaman yang terbentuk secara berkala telah dilepaskan melalui sesar transform yang
sejajar dengan tepian lempeng (Fitch, 1972) dan terpusat di sepanjang Sistem Sesar
Sumatera yang membentang sepanjang Sumatera. Geologi Tersier dan Kuarter dari Pulau
10. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 3 - 3
Sumatera saat ini merupakan pencerminan yang wajar dari gerak tersebut. Busur magmatik
dan cekungan belakang busur memotong hampir sepanjang Pulau Sumatera dari Sumatera
Utara sampai ke Sumatera Selatan, adalah sesar mendatar dekstral yang dikenal sebagai
sesar Semangko atau sesar besar Sumatera. Sesar mendatar ini terbentuk sebagai akibat
dari sifat interaksi lempeng Hindia-Australia dengan lempeng Mikro Sunda yang
menyerong. Sesar ini mempunyai kedudukan tektonik yang penting karena dapat dianggap
sebagai batas antara lempeng Mikro Sunda dengan lempeng Hindia-Australia di sebelah
bharatnya. Dengan demikian perkembangan tektonik Tersier dari bagian Sumatera yang
berada di sebelah timur sesar Sumatera adalah juga perkembangan tektonik Tersier dari
pada lempeng Mikro Sunda.
2.2.2. Litologi dan Stratigrafi
Stratigrafi daerah penyelidikan berdasarkan Peta Geologi Daerah Pakpak Bharat dengan
skala 1 : 250.000 Berdasarkan peta tersebut, stratigrafi untuk daerah penyelidikanbadalah
dari umur muda ke tua sebagai berikut:
Sedimentasi pada era Kuarter dimulai dengan pengendapan Formasi Minas (Qpmi),
yang terdiri dari batupasir, kerikil dan lanau. Formasi ini ditutupi secara tidak
selaras oleh Formasi Sialang (QPsg), yang terdiri dari tufaan dan/atau pasir diatome
dan lanau. Formasi paling muda adalah Endapan Aluvium (Qh), yang terdiri
aluvium sungai, rawa dan pantai berupa lumpur, lempung, pasir, kerikil, dan
kerakal yang belum terkompaksi.
Pada Kuarter, terjadi vulkanisme dengan pengendapan tufa Formasi Toba dan
tersebar sangat luas, yang berkomposisi rio-dasitik. Kegiatan gunung api menerus
sampai saat ini mengendapkan Batuan Gunung api Kuarter (Qv) yang terdiri dari
breksi,l ava andesitik, tufa dasitan, riolitan dan lahar.
Kegiatan volkanisme pada era Tersier di sekitar daerah penyelidikan terjadi pada
kala Miosen ditandai dengan adanya Formasi Gunungapi (Tmv) yang terdiri dari
andesit,breksi aglomerat, basal, lava, dan batuan piroklastik. Satu seri batuan beku
yang disebut Batuan Terobosan (Tm), juga terjadi mengiringi kegiatan gunung api
ini, terdiri dari granodiorit, diorit, granit, mikrogranit dan leukogranit, disusul oleh
Granit Haporas serta mikrodiorit dan andesit Sitaban pada Tersier Atas.
11. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 3 - 4
Pada Plio - Pleistosen, di Dataran Pantai Bharat dan Kaki Bukit Barisan,
diendapkan Formasi Tutut yang terdiri dari konglomerat, batupasir, batulanau dan
batu lumpur. Formasi ini tak selaras diatas Formasi Barus.
Formasi Barus yang bersifat transgresif menindih tidak selaras Formasi Sibolga
pada Kala Miosen Awal – Tengah. Formasi Barus terdiri dari batupasir, batu
lumpur gampingan, sedikit batu gamping dan konglomerat. Sedangkan di bagian
timurnya, yaitu sekitar D. Toba diendapkan Formasi Peutu, yang terdiri dari batu
pasir, konglomerat dan batu lumpur gampingan. Di sekitar daerah penelitian
diendapkan formasi Batuan Sedimen Tersier (Tms) yang terdiri dari batu pasir
kuarsa, serpih berkarbon, batu lanau dan konglomerat.
Komplek Granit Sibolga menerobos Kelompok Tapanuli antara jaman Karbon
Akhirsampai Perm Awal, disebut sebagai Batuan Terobosan Pra Tersier yang
terdiri dari granit, diorit, granodiorit, mikrogranit, leukogranit, granit biotit dan
muskovit. PadaKala Eosen Akhir - Oligosen Awal pengendapan sedimen Formasi
Sibolga: konglomerat, batu pasir, batu lumpur dan konglomerat.
Formasi Bohorok (Pub) terutama terbentuk oleh batupasir konglomeratan
(pebblymudstone), Formasi Kluet (Puk) terdiri dari fasies yang lebih halus.
Kelompok Tapanuli Tak Teruraikan (Put). Formasi Alas, terdiri atas batu gamping
koral yang keras danmasif, serta marmer. Kelompok Tapanuli telah mengalami
proses metamorfosa regional dan kontak, sehingga seluruh litologi telah
termalihkan, yaitu batus abak, argilit, sekis hijau, amfibolit, filit, batu gamping
marmeran dan kuarsit.
Sebagian besar geologi merupakan tufa tuba (Gambar 2.1). Tufa tuba berasal dari
letusanToba, yang diperkirakan terjadi 73.000 ± 4000 tahun yang lalu, menjadi letusan
terakhir dan terbaru sebagai “supervolcano”. Suatu area besar yang anjlok setelah letusan
akibat dimuntahkannya material letusan (material vulkanik) dalam volumen yang sangat
besar dan kuat, kemudian membentuk suatu kaldera, yang terisi dengan air yang
membentuk Danau Toba. Kemudian, dasar dari kaldera terangkat membentuk Samosir,
suatu pulau besar di dalam danau. Pengangkatan seperti itu sering terjadi pada kaldera
yang sangat besar, hal tersebut terjadi akibat tekanan keatas oleh magma. Toba merupakan
caldera yang terbesar yang terbentuk di atas permukaan bumi ini (Yokohama dan
Hehanusa,1981).
12. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 3 - 5
Singkapan Tuf Toba pada jalan ke arah Sidikalang, melalui Sumbul. Sumbul terletak
persispada garis morfologi memanjang bharat laut – tenggara sebagai ekspresi sesar besar
Sumatera. Garis ini ditempati oleh aliran Lau Renun. Di lereng Lau Renun yang terjal, Tuf
Toba yang keras digali sebagai bahan pondasi. Pada daerah yang jauh berseberangan di
Doloksanggul – Onanganjang, sebagian besar tuf telah mengalami alterasi. Tanah
berwarna kuning, jingga, dan merah akibat pengaruh lautan sisa magma pada proses lanjut.
Kondisi Sosial Ekonomi
Kabupaten Pakpak Bharat memiliki luas wilayah sekitar 1.218,30 Km2
(121.830 Ha) yang
terdiri dari 8 Kecamatan dan 52 Desa dan 212 Dusun. Kecamatan yang memiliki wilayah
paling luas adalah Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe yaitu seluas 47.362 Ha atau sekitar
38,87% dari luas total Kabupaten Pakpak Bharat.
Tabel 2.1. Luas Wilayah Kabupaten Pakpak Bharat
No Kecamatan
Ibu Kota
Kecamatan Dusun Desa
Luas/Area
(Km2
)
Persentase
( % )
1. Salak Salak 29 6 245,57 20,16
2. Sitellu Tali Urang Jehe Sibande 48 10 473,62 38,87
3. Pagindar Sibagindar 12 4 75,45 6,19
4. Sitellu Tali Urang Julu Singgabur 19 5 53,02 4,35
5 Pergetteng-getteng Sengkut Kecupak 22 5 66,64 5,47
6 Kerajaan Sukarame 37 10 147,67 12,12
7 Tinada Tinada 22 6 74,03 6,08
8 Siempat Rube Jambu Buahrea 22 6 82,36 6,76
Jumlah 212 52 1.218,30 100,00
Sumber : Pakpak Bharat Dalam Angka Tahun 2016
Sedangkan kecamatan yang memiliki wilayah paling kecil adalah Kecamatan Sitellu Tali
Urang Julu yaitu hanya seluas 5.302 Ha atau sekitar 4,34% dari luas total Kabupaten
Pakpak Bharat.
13. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 3 - 6
BAB
ANALISA HIDROLOGI DAN POTENSI PLTMH
3.1. Umum
Analisa Hidrologi dilakukan untuk mendapatkan besarnya debit andalan yang akan digunakan oleh
pembangkit listrik dan penentuan debit banjir rancangan. Untuk maksud tersebut akan diperlukan
pengumpulan semua data Hidro-Meteorologi yang ada untuk daerah lokasi proyek seperti data
hujan, data Iklim, penguapan, data debit sungai dan sebagainya untuk periode waktu yang panjang.
Lingkup pekerjaan mencakup :
Pembuatan kurva debit (Flow Duration Curve – FDC) sebagai dasar penentuan Debit
Andalan Pembangkit (Dependable Flow).
Pengukuran Debit Sesaat dengan peralatan Current Meter pada lokasi rencana Bendung
dan Saluran Pembuang (Tail Race)
Analisa Aliran Rendah (Low Flow) untuk mendapatkan karakteristik Debit Jangka Panjang
serta menentukan ketersediaan air untuk Pembangkit PLTMH
Analisa Debit Banjir rencana dengan periode ulang 2 tahun, 5 tahun, 50 tahun, 100 tahun
dan 1000 tahun.
3.2. Data Hidrologi
3.2.1. Data DAS XYZ
Pembangkit Listrik Tenaga Air pada Sungai Lae Kombih direncanakan sebagai proyek pusat
pengembangan listrik dengan pengembangan seasonal run off river yang membangkitkan energi
listrik dengan memanfaatkan sumber daya air DAS XYZ. Pola aliran sungai di Sungai Lae Kombih
mengikuti pola paralel, artinyapola aliran sungai bentuknya memanjang ke satu arah dengan
cabang-cabang sungai kecil yang datangnya dari arah lereng-lereng bukit terjal kemudian menyatu
di sungai utamanya, yaitu Lae Kombih yang mengalir di lembahnya.DAS PLTM XYZ memiliki
luas 155.0 km2 dengan panjang sungai 20.704 km. Pengoperasian PLTM hanya mengandalkan
ketersediaan air pada Sungai LaeKombih.
3.2.2. Data Curah Hujan
A. Ketersediaan Data Curah Hujan
Kualitas sebuah analisa hidrologi sangat bergantung kepada ketersediaan data. Dalam hal ini
konsultan melakukan pengumpulan data hidrologi dari stasiun hidrologi yang lokasinya terdapat
pada wilayah studi. Stasiun penakar hujan terdekat yang berada pada wilayah studi adalah Stasiun
3
2
20. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 3 - 13
3.2.3. Data Debit
Pada sungai XYZ ini tidak terdapat pencatatan debit aliran sungai yang lengkap, sehingga debit
andalan dihitung dengan menggunakan metode simulasi hujan menjadi aliran (Rainfall - runoff
model). Untuk memperkirakan besarnya debit pada lokasi rencana PLTM dilakukan melalui
pemodelan simulasi debit dengan menggunakan metode F.J. Mock.
26. Laporan Pendahuluan Studi Kelayakan Pembangunan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 3 - 19
3.3. Potensi PLTMH
Dari potensi debit dan kondisi topografi, diperoleh beberapa titik potensi PLTM di Pakpak Bharat
sebagai berikut:
Tabel 3.x Potensi PLTM di Kabupaten Pakpak Bharat
No. Sungai Koordinat Point Head (m)
Debit Andalan
(m3/s)
Potensi Daya
(kW)
1 Lae Ordi 02 31' 09.04" LU Lae Ordi A 51 8.47 2591.82
98 23' 22.42" BT
2 Lae Ordi 02 33' 08.7" LU Lae Ordi B 119 12.92 9224.88
98 17' 25.4" BT
3 Lae Ordi 02 33' 39.6" LU Lae Ordi C 32 14.33 2751.36
98 12' 55.7" BT
4 Lae Ordi 02 31' 35.37" LU Lae Ordi D 42 17.26 4349.52
98 06' 55.62" BT
5 Lae Ordi 02 30' 44.34" LU Lae Ordi E 23 21.13 2915.94
98 05' 57.36" BT
6 Lae Ordi 02 31' 32.5" LU Lae Ordi G 38 4.7 1071.60
98 09' 8.4.0" BT
7 Lae Kombih 02 35' 39.1" LU Lae Kombih A 52 10.67 3329.04
98 19' 43.3" BT
8 Lae Kombih 02 36' 36.27" LU Lae Kombih B - - -
98 18' 12.12" BT
9 Lae Kombih 02 37' 45.3" LU Lae Kombih D 60 13.42 4831.20
98 17' 18.2" BT
10 Lae Kombih 02 38' 45.86" LU; Lae Kombih E 15 15.12 1360.80
98 14' 37.86" BT
11 Lae Sikundur 02 25' 28.20" LU Lae Sikundur A 39 4.21 985.14
98 14' 27.58" BT
12 Lae Sikundur 02 25' 38.91" LU Lae Sikundur B 118 5.11 3617.88
98 16' 49.94" BT
27. IV -
20
BAB
STUDI KELISTRIKAN
4.1. Kondisi Kelistrikan Sumatera Pada Saat ini.
PT PLN (Persero) suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Pemegang
Usaha Kelistrikan (PUK) dan Pemegang Ijin Usaha Kelistrikan untuk Kepentingan Umum
(PIUKU) yang terintegrasi sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral No. 002 Tahun 2006 tanggal 18 Januari 2006 Tentang Pengusahaan Pembangkit
Listrik Tenaga Energi Terbarukan skala Menengah. PT PLN (Persero) Kantor Pusat yang
berada di Jakarta mempunyai unit operasional dalam melaksanakan fungsi pelayanannya
mulai dari Hulu (Pusat Pembangkit) sampai ke hilir (Pelanggan) di daerah Administrasi
Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara 3 bagian terdiri dari :
1. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara berkantor di Medan
Mengelola Pengoperasian dan Pemeliharaan unit PusatPembangkit,
Memiliki beberapa sector Pembangkitan yang mengelola Unit Pusat Pembangkitan
tersebar
2. PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Sumatera (P3BS)
berkantor di Padang
Mengatur unit Pembangkit untuk di operasikan atau tidak dioperasikan sesuai
kebutuhan demand (real time)
Mengatur Penyaluran dan pengoperasian sistim Transmisi 150 KV (real time) untuk
pendistribusian energi listrik ke sistem distribusi 20 KV
Memiliki Unit Pengatur Beban (UPB) dan beberapa Unit Pelayanan Terpadu (UPT)
3. PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara berkantor di Medan
Mengelola pengusahaan Distribusi sampai ke Pelanggan di wilayah Propinsi
Sumatera Utara
Mengelola bisnis usaha jasa kelistrikan(Corporate)
Memiliki 8 unit Cabang dan masing-masing mempunyai unit Rayon/Ranting yang
tersebar sebanyak 65 unit pelayanan terdepan (frontliner service costumer)
4
1
28. IV -
21
PT. PLN (PERSERO)
KANTOR PUSAT
PT. PLN (Persero)
Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara
PT. PLN (Persero) Pusat
Penyaluran dan Pusat
Pengaturan Beban Sumatera
PT. PLN (Persero)
Wilayah
Sumatera Utara
Cabang
Nias
Sektor
Labuhan Angin
Bagan Struktur PT. PLN (Persero) Regional Sumatera Utara dapat dilihat pada
Gambar 4.1.
Sektor Sektor Sektor UPB UPB Cabang Cabang Cabang Cabang
Belawan Medan Pandan Sumbagut Sumbagsel Medan Binjai L. Pakam P. Siantar
Sektor Sektor UPT UPT UPT Cabang Cabang Cabang
Lueng Bata Pekanbaru Medan Siantar NAD Sibolga R. Prapat P. Sidempuan
Gambar 4.1. Bagan Struktur PT. PLN (Persero) Regional Sumatera Utara
Dalam studi ini memberikan gambaran umum tentang :
1. Kondisi Pembangkitan PLN Sumatera Bagian Utara
2. Kondisi Penyaluran Transmisi Sumatera Utara
3. Pengusahaan PT PLN Wiayah Sumatera Utara
4. Kontribusi PLTM di Kabupaten Pakpak Barat Propinsi Sumatera Utara
29. IV -
22
Sumber PT. PLN (Persero), Juni 2011
Gambar 4.2. Scheme Pusat Pembangkit Sampai ke Pelanggan
4.2. Organisasi PT. PLN Sumatera Utara
Pelayanan tenaga listrik di Sumatera Utara oleh PT. PLN dibagi menjadi 8 unit
tingkat cabang, dan 67 sub unit tingkat rayon dan ranting. PLN Wilayah Sumatera Utara
mempunyai tanggung jawab penuh terhadap pembangkitan, transmisi tegangan tinggi dan
distribusi tegangan menengah/rendah dalam unitnya masing-masing.
Tabel 4.1. Daftar Unit Tingkat Cabang dan Daerah Pelayanannya
No Cabang
Jumlah
Rayon/Ranting
Area Pelayanan
1 Medan 9 Kodya Medan, sbhg Kab. Deli Serdang
2 Binjai 14 Kodya Binjai, Kab. Langkat, Kab.
Karo, Kab. Dairi dan Kab. Pakpak Barat
3 Lubuk Pakam 8 Kab. Deli Serdang, sbhg Kab. Serdang Bedagai
4 Siantar 11
Kodya Pematang Siantar, Kodya Tebing Tinggi,
Kab. Tapanuli Utara, sbhg Kab. Serdang
Bedagai, Kab. Batu Bara, Kab. Asahan, Kodya
Tanjung Balai, Kab. Samosir
5 Rantau Prapat 7
Kab. Labuhan Batu, Kab. Labuhan Batu Selatan,
Kab. Labuhan Batu Utara
6 Sibolga 7
Kodya Sibolga, Kab. Tapanuli Tengah, Kab.
Tapanuli Utara, Kab. Humbang Hasundutan,
Kab. Toba Samosir
7
Padang
Sidempuan
7
Kodya Padang Sidempuan, Kab. Tapanuli
Selatan, Kab. Mandailing Natal, Kab. Padang
Lawas Utara, Kab. Padang Lawas
8 Nias 2 P. Nias dan P. Tello
Sumber : Data Statistik PLN Wilayah Sumatera Utara th. 2010
30. IV -
23
Sumber : Data Statistik PLN Wilayah Sumatera Utara th. 2010
Gambar 4.3. Unit tingkat cabang dan daerah pelayanannya
4.3. Data Kelistrikan
Data kelistrikan didapatkan dari PT. PLN Kit Sumbagut dan PT. PLN Wilayah
Sumatera Utara, serta dari Badan Pusat Statistik / BPS Propinsi Sumatera Utara (Sumatera
Utara Dalam Angka 2011). Data yang dikumpulkan terdiri dari :
1. Besarnya daya terpasang pembangkit listrik PLN menurut tenaga pembangkitnya
2. Perkembangan daya terpasang pembangkit tenaga listrik PLN menurut tenaga
pembangkitnya
3. Jumlah pelanggan listrik menurut sektor pelanggan
4. Jumlah energi listrik yang di produksi, dibeli dan diterima dari unit lain
5. Banyaknya energi listrik yang diproduksi dan dibeli serta pemakaian energi dan
susut
31. IV -
24
6. Jumlah daya tersambung listrik per sektor pelanggan / cabang (KVA)
7. Jumlah penjualan energi listrik menurut sektor pelanggan (GWH)
8. Jumlah penjualan energi menurut sektor pelanggan / cabang(Rp)
9. Perkembangan pelanggan listrik per tahun
10. Perkembangan daya tersambung per tahun (KVA)
11. Perkembangan penjualan energi listrik per tahun (GWH)
12. Perkembangan nilai penjualan energi listrik per cabang(Rp)
13. Susut energi menurut cabang per tahun (MWH)
14. Panjang jaringan menurut cabang per tahun pada JTM, JTR,Trafo
15. Gangguan jaringan distribusi menurut cabang per tahun.
4.4. Pembangkitan PLN Sumatera Utara
Pusat Listrik Tenaga di Pembangkitan Sumatera Bagian Utara yang terigentrasi ke
sistim T/L Sumatera Bagian Utara dan dioperasikan isolated (P.Nias, P.Tello dan
P.Sembilan) menurut titik sambung sebagai berikut :
a. Tegangan 150 kV kapasitas terpasang : 1528,5 MW
b. Tegangan 20 kV PLN : 7,5 MW
c. IPP : 17 MW
d. Excess Power :15 MW
Pertumbuhan kapasitas pembangkitan sejak tahun 2002 - 2010 seperti dalam Tabel 4.2
berikut ini:
Tabel 4.2. Pertumbuhan Kapasitas Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
EXCESS
Sumber : Data Statistik PLN Wilayah Sumatera Utara th. 2010
TAHUN
PLTD
PLTU PLTG PLTGU PLTMh PLTA
IPP
JUMLAH
(MW)ISOLATED
INTER
KONEKSI
PANAS
BUMI
PLTM POWER
2002 13,14 25,29 260 123,2 817,88 7,50 17,00 - - 1264
2003 13,14 25,29 260 123,2 817,88 7,50 17,00 - - 1264
2004 13,14 25,29 260 123,2 817,88 7,50 50,00 - - 1297
2005 13,14 25,29 260 123,2 817,88 7,50 50,00 - - 1297
2006 13,14 25,29 260 123,2 817,88 7,50 132,00 - - 1379
2007 13,14 25,29 260 123,2 817,88 7,50 132,00 - 2,00 1381
2008 13,14 25,29 375 155,59 817,88 7,50 132,00 10,00 2,00 1538
2009 13,14 25,29 375 155,59 817,88 7,50 132,00 10,00 2,00 1538
2010 13,14 25,29 375 155,59 817,88 7,50 132,00 10,00 17,00 15,00 1568
32. IV -
25
4.5. Penyaluran Beban Sistem Sumatera Bagian Utara
Pusat Pengaturan dan Penyaluran Beban Sistem Sumatera Bagian Utara dikendalikan oleh PT PLN
UPB Sistem Medan tentang pengoperasian pembangkitan yang masuk ke sistem dan penyaluran transmisi
150 KV. Berikut adalah data daya mampu pembangkitan dan beban puncak selama tahun 2010.
Tabel 4.3. Daya Mampu, Beban Puncak
( Wilayah Sumatera Utara & Nanggroe Aceh Darussalam ) Tahun 2010
Uraian Stn Jan Feb Mrt Apl Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Mampu Pasok MW 1175,01 1217,2 1309,9 1354,9 1309,4 1393,2 1360,2 1444,8 1424,2 1459,8 1376,1 1397,4
Beban Puncak
Sistem
MW 1202,01 1240,0 1315,5 1332,1 1302,0 1309,5 1306,8 1350,6 1332,6 1366,0 1315,7 1326,9
MVAR 329,0 477,0 563,0 554,0 546,0 489,0 513,0 539,0 497,0 526,0 449,0 506,0
Beban Wl SU MW 991,38 1031,0 1106,0 1121,0 1085,0 1096,0 1104,0 1132,0 1119,0 1141,0 1106,0 1112,0
Beban Wl NAD MW 210,63 209,1 209,3 211,5 216,8 213,9 203,3 218,5 213,7 225,0 210,1 214,6
Cadangan ( + ) MW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Defisit ( - ) MW -115 -125 0 -53 -122 -122 0 0 0 0 0 0
Brown Out MW 48 50 0 53 52 52 0 0 0 0 0 0
Sumber: data PLN UPB Sistem Medan
Data operasi selama tahun 2010 bahwa daya mampu pembangkitan tertinggi 1459,8
MW, Beban Puncak tertinggi 1366 MW pada bulan Oktober 2010, devisit tertinggi 122
MW bulan Mei Juni 2010 dan terendah 53 MW bulan April 2010 terjadinya devisit
pembangkitan ini disebabkan faktor sebagai berikut :
a) Beban konsumen lebih besar dari pada Daya mampu
b) Salah satu atau beberapa unit pembangkitan kapasitas besar out of stage (Trouble or
Maintenance)
c) Sistim keandalan pasokan pembangkitan belum memenuhi standard N-1
d) Pertambahan kapasitas daya mampu Pembangkitan tidak sebanding dengan
pertumbuhan beban konsumen (demand)
e) Usia rata-rata unit pembangkitan sudah tua sehingga daya mampu trend menurun dan
biaya operasional relatif meningkat
33. IV -
26
Sumber : Data Statistik PLN Wilayah Sumatera Utara th. 2010
Gambar 4.4. Grafik Daya Mampu, Beban Puncak Sistem Sumatera Utara Tahun 2010
4.6. Transmisi 150 KV
Jaringan transmisi 150 KV telah terintegrasi antara Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, Sumatera Utara dan Riau untuk menghubungkan Pusat Tenaga Listrik
tersebar dengan Gardu Induk. Jaringan Transmisi 275 KV dalam tahap pembangunan.
Gardu Induk
Jumlah Gardu Induk yang beroperasi pada saat ini didaerah Provinsi Sumatera Utara
sebanyak 31 unit dengan kapasitas 2396,5 MVA, 150/20 KV.
34. Laporan Pendahuluan Studi Kelayakan Pembangunan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 4 - 27
Tabel 4.4. Pertumbuhan Kapasitas Trafo Daya Tahun 2006-2010
KAPASITAS (MVA)TRAFO DAYA GARDU INDUK SISTEM SUMATERA UTARA
No NAMA GARDU INDUK
TAHUN
2006 2007 2008 2009 2010
A UPT MEDAN 1.282,0 1.372,0 1.372,0 1.432,0 1.712,0
1 Glugur 120 120 120 120 120
2 GIS Medan 0 60 60 60 120
3 Mabar 207,5 207,5 207,5 207,5 207,5
4 KIM 120 120 120 120 180
5 Paya Pasir 60 60 60 60 60
6 Lamhotma 10 10 10 10 20
7 Labuhan 31,5 31,5 31,5 31,5 91,5
8 Binjai 90 120 120 150 160
9 Pangkalan Brandan 40 40 40 40 60
10 Paya Geli 120 120 120 120 180
11 Titi Kuning 180 180 180 180 180
12 Sei Rotan 91,5 91,5 91,5 91,5 91,5
13 Medan Denai 60 60 60 60 60
14 Tanjung Morawa 60 60 60 60 60
15 Perbaungan 31,5 31,5 31,5 61,5 61,5
16 Namu Rambe 60 60 60 60 60
B UPT SIANTAR 804,5 804,5 804,5 824,5 684,5
17 Pematang Siantar 90 90 90 90 90
18 Tebing Tinggi 60 60 60 60 60
19 Gunung Para (modular) 10 10 10 10 10
20 Berastagi 30 30 30 50 50
21 Sidikalang 20 20 20 20 20
22 Tele 10 10 10 10 10
23 Kuala Tanjung 280 280 280 280 120
24 Kisaran 61,5 61,5 61,5 61,5 91,5
25 Aek Kanopan (modular) 20 20 20 20 20
26 Rantau Prapat 71,5 71,5 71,5 71,5 61,5
27 Sibolga 40 40 40 40 40
28 Porsea 20 20 20 20 20
29 Tarutung 20 20 20 20 20
30 P.Sidempuan 61,5 61,5 61,5 61,5 61,5
31 Gunung Tua (Modular) 10 10 10 10 10
Jumlah 2.086,5 2.176,5 2.176,5 2.256,5 2.396,5
Sumber : Data Statistik PLN Wilayah Sumatera Utara th. 2010
4.7. Distribusi 20 KV
Jaringan distribusi tegangan Menengah 20 kV dan Jaringan Tegangan Rendah 400/231 Volt yang
terpasang dan tersebar di daerah Propinsi Sumatera Utara di usahai oleh PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera
Utara. Pada jaringan tersebut fasilitas yang tersambung kepada konsumen sesuai pengelompokan daya bagi
konsumen.
Fasilitas Distribusi
Penyulang utama terpasang sistim 3 kawat (3 phase) tegangan 20 kV masih ada sistem penghantar 1
phase yang terpasang pada ujung penyulang untuk melayani pedesaan yang pertumbuhan bebannya
sangat jenuh, berikut data fasilitas JTM/JTR dan Trafo Distribusi PT PLN(Persero) Wilayah Sumatera
Utara sejak tahun 2006 - 2010 seperti Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 berikutini:
Tabel 4.5. Fasilitas Jaringan TM dan JTR Tahun 2006-2010
JARINGAN DISTRIBUSI (KMS)
36. Laporan Pendahuluan Studi Kelayakan Pembangunan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 4 - 29
Dari komposisi pelanggan jenis tarif dibagi dalam 6 jenis tarif seperti dalam Tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8. Jenis Tarif Konsumen
JenisTarif
TAHUN
2005 2006 2007 2008 2009
Pelanggan MVA Pelanggan MVA Pelanggan MVA Pelanggan MVA Pelanggan MVA
RumahTangga 2.002.956 1.336,3 2.086.197 1.418,7 2.144.746 1.481,4 220.259 1.562,8 2.290.474 1.642,3
Bisnis 73.364 382,1 75.878 410,0 78.693 436,7 83.092 482,6 86.695 510,2
Industri 3.590 644,2 3.569 679,4 3.518 667,8 3.513 682,3 3.494 686,6
Publik/Sosial 37.248 78,6 39.293 85,3 41.173 91,0 43.288 97,3 45.412 106,0
Ktr.Pemerintah 4.739 33,2 4.829 34,8 4.952 36,8 5.228 39,3 5.462 44,0
PJU 7.574 51,4 8.963 57,3 10.592 64,5 11.512 72,1 12.147 76,0
Total 2.129.471 2.526 2.218.729 2.686 2.283.674 2.778 366.892 2.936 2.443.684 3.065
Sumber : Data Statistik PLN Wilayah Sumatera Utara th. 2009
4.9. Ratio Elektrifikasi
Ratio elektirfikasi Propinsi Sumatera Utara 76,92 %, konsumsi listrik per kapita 467,47 kwH dan ratio
desa berlistrik 81,49 % dapat dilihat dalam Ttabel 4.12 dan Tabel 4.13 berikut ini :
Tabel 4.9. Ratio Elektrifikasi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009
NO KABUPATEN/KOTA MADYA
LUAS /AREA
(KM²)
RATIO
AREA ( %)
PENDUDUK
(JIWA)
KEPALA
KELUARGA
UNIT PELAYANAN PLN
WILAYAH SUMATERA
UTARA TINGKAT CABANG
PELANGGAN
LISTRK
RATIO
ELEKTRIFIKASI
KONSUMSI
LISTRIK PER
KAPITA (KWH)
1 Kab. Deli Serdang 2,486.14 3.47 1,738,431 388,195 PLN Cab.L.Pakam 340,270 87.65% 335.2
2 Kab.Serdang Bedagai 1,913.33 2.67 630,728 148,202 PLN Cab.L.Pakam 108,708 73.35% 336.27
3 Kab.Langkat 6,263.29 8.74 1,042,523 248,338 PLN Cab.Binjei 187,693 75.58% 433.97
4 Kab.Karo 2,127.25 2.97 360,880 95,211 PLN Cab.Binjei 70,500 74.05% 316.38
5 Kab.Dairi 1,927.80 2.69 271,983 63,910 PLN Cab.Binjei 46,515 72.78% 324.43
6 Kab.Pakpak Bharat 1,218.30 1.70 41,062 8,305 PLN Cab.Binjei 6,181 74.43% 464.35
7 Kab.Simalungun 4,368.60 6.09 853,112 209,036 PLN Cab.P.Siantar 151,691 72.57% 325.98
8 Kab.Batu Bara 904.96 1.26 382,474 86,116 PLN Cab.P.Siantar 61,739 71.69% 299.17
9 Kab.Asahan 3,675.79 5.13 688,529 157,670 PLN Cab.P.Siantar 112,710 71.48% 376.5
10 Kab.Labuhan Batu 256,138.00 3.57 384,154 96,712 PLN Cab.Rt.Prapat 72,784 75.26% 265.43
11 Kab.Labuhan Selatan 3,116.00 4.35 301,154 55,212 PLN Cab.Rt.Prapat 41,412 75.01% 276.5
12 Kab.Labuhan Utara 354,580.00 4.95 342,654 75,962 PLN Cab.Rt.Prapat 55,164 72.62% 233.73
13 Kab.Tapanuli Utara 376,465.00 5.25 267,595 62,565 PLN Cab.Sibolga 45,269 72.36% 188.84
14 Kab.Humbang Hasundutan 2,297.20 3.20 155,290 36,321 PLN Cab.Sibolga 26,288 72.38% 194.66
15 Kab.Toba Samosir 2,352.35 3.28 171,833 42,699 PLN Cab.Sibolga 31,370 73.47% 200.51
16 Kab.Samosir 2,433.50 3.39 131,549 31,274 PLN Cab.P.Siantar 22,709 72.61% 283.37
17 Kab.Tapanuli Tengah 2,158.00 3.01 314,632 66,282 PLN Cab.Sibolga 50,620 76.37% 170.38
18 Kab.Tapanuli Selatan 4,352.86 6.07 263,812 60,490 PLN Cab.P.Sidempuan 36,674 60.63% 226.05
19 Kab.Padang Lawas Utara 3,918.05 5.47 193,278 45,597 PLN Cab.P.Sidempuan 22,897 50.22% 283.75
20 Kab.Padang Lawas 3,892.74 5.43 185,209 42,055 PLN Cab.P.Sidempuan 18,757 44.60% 220.38
21 Kab.Mandailing Natal 6,620.70 9.24 423,712 101,802 PLN Cab.P.Sidempuan 59,660 58.60% 293.1
22 Kab.Nias 3,495.39 4.88 186,843 36,210 PLN Cab.Nias 13,219 36.51% 431.89
23 Kab.Nias Selatan 1,625.91 2.27 272,848 51,561 PLN Cab.Nias 14,005 27.16% 215.66
24 Kab.Nias Utara 73,915 14,325 PLN Cab.Nias 3,805 26.56% 213.98
25 Kab.Nias Barat 61,596 11,937 PLN Cab.Nias 3,205 26.85% 204.42
26 Kota Medan 265.10 0.37 2,102,105 472,025 PLN Cab.Medan 445,065 94.29% 1167.87
27 Kota Binjai 90.24 0.13 252,652 59,582 PLN Cab.Binjei 55,950 93.90% 870.07
28 Kota Tebing Tinggi 38.44 0.05 141,059 32,264 PLN Cab.P.Siantar 29,375 91.05% 641.73
37. Laporan Pendahuluan Studi Kelayakan Pembangunan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 4 - 30
No Kabupaten & Kota Madya
Kecamatan
Jumlah
Desa& Lurah
Jumlah Berlistrik
Belum Ratio
Sumber data dari BPS Propinsi Sumatera Utara dan Data Statistik PLN Wilsu tahun 2009
29 Kota P.Siantar 79.97 0.11 238,773 55,863 PLN Cab.P.Siantar 51,975 93.04% 504.02
30 Kota Tanjung Balai 61.52 0.09 163,679 34,336 PLN Cab.Rt.Prapat 33,605 97.87% 305.77
31 Kota Sibolga 10.77 0.02 94,614 20,565 PLN Cab.Sibolga 18,675 90.81% 304.76
32 Kota P.Sidempuan 114.65 0.16 188,499 46,335 PLN Cab.P.Sidempuan 41,991 90.62% 292.17
33 Kota Gunung Sitoli 121,140 23,477 PLN Cab.Nias 11,991 51.08% 437.3
TOTAL (SUMATERA UTARA) 1,048,992 100 13,042,317 2,980,434 2,292,472 76.92% 467.47
Sumber data : Statistik PLN WILSU tahun 2009
Kabupaten Pakpak Barat mempunyai ratio elektrifikasi 74,43 %, dengan konsumsi perkapita 464,35 kWH dan
ratio elektrifikasi desa 88,46% memberikan gambaran bahwa 25,57 % kepala keluarga belum menikmati listrik
dan 11,54 % desa belum dijangkau pelayanan kelistrikan, ratio kelistrikan desa seperti Tabel 4.10 berikutini.
Tabel 4.10. Ratio Kelistrikan Desa, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009
berlistrik kelistrikan
1 Kab. Deli Serdang 22 394 323 71 81.98%
2 Kab.Serdang Bedagai 17 243 204 39 83.95%
3 Kab.Langkat 23 277 235 42 84.84%
4 Kab.Karo 17 262 239 23 91.22%
5 Kab.Dairi 15 169 152 17 89.94%
6 Kab.Pakpak Bharat 8 52 46 6 88.46%
7 Kab. Simalungun 31 367 323 44 88.01%
8 Kab.Batu Bara 7 100 87 13 87.00%
9 Kab.Asahan 25 204 164 40 80.39%
10 Kab.Labuhan Batu 9 98 84 14 85.71%
11 Kab.Labuhan Batu Utara 8 90 46 44 51.11%
12 Kab.Labuhan Batu Selatan 5 54 54 0 100.00%
13 Kab.Tapanuli Utara 15 243 195 48 80.25%
14 Kab.Humbang Hasundutan 10 144 115 29 79.86%
15 Kab.Toba Samosir 16 216 157 59 72.69%
16 Kab.Samosir 9 117 89 28 76.07%
17 Kab.Tapanuli Tengah 20 176 153 23 86.93%
18 Kab.Tapanuli Selatan 12 503 427 76 84.89%
19 Kab.Padang Lawas Utara 9 388 298 90 76.80%
20 Kab.Padang Lawas 9 304 223 81 73.36%
21 Kab.Mandailing Natal 23 395 287 108 72.66%
22 Kab.Nias 9 119 87 32 73.11%
23 Kab.Nias Selatan 18 214 145 69 67.76%
24 Kab.Nias Utara 11 113 79 34 69.91%
25 Kab.Nias Barat 8 110 72 38 65.45%
26 Komad. Medan 21 151 151 0 100.00%
27 Komad.Binjai 5 37 37 0 100.00%
28 Komad.Tebing Tinggi 5 35 35 0 100.00%
29 Komad.Pematang Siantar 8 53 53 0 100.00%
30 Komad.Tanjung Balai 6 31 31 0 100.00%
31 Komad.Sibolga 4 17 17 0 100.00%
32 Komad.Padang Sidempuan 6 79 79 0 100.00%
33 Komad.Gunung Sitoli 6 101 85 16 84.16%
Jumlah 417 5856 4772 1084 81.49%
4.10. Metode Prakiraan Beban DKL
Prakiraan beban dilakukan untuk mengetahui kebutuhan listrik yang diperlukan di suatu daerah di masa
mendatang. Informasi mengenai kebutuhan listrik dimasa mendatang diperlukan untuk merencanakan sistem
kelistrikan disuatu daerah termasuk sistem distribusinya. Prakiraan kebutuhan beban dilakukan dengan
menggunakan aplikasi model DKL (Deman Kebutuhan Listrik) Kantor PLN Pusat versi 3.2. Model DKL
merupakan program untuk memperkirakan kebutuhan listrik secara makro yang didalamnya telah
38. Laporan Pendahuluan Studi Kelayakan Pembangunan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 4 - 31
memperhatikan data statistik pengusahaan, pelanggan, kWh jual, daya tersambung, perkembangan ekonomi dan
penduduk pada suatuwilayah.
Berdasarkan daerah pusat beban, maka beban yang dilayani oleh sistem distribusi Cabang Binjai secara
umum dapat dibedakan sebagai berikut:
Beban daerah Pemukiman
Beban daerah Bisnis/Komersial
Beban daerah Publik dan
Beban daerah Industri
Untuk beberapa tahun mendatang sesuai dengan pertumbuhan beban, perlu ketersediaan pasokan daya dari pusat
pembangkit listrik tersebar dengan pengembangan sarana distribusi sebagai berikut:
Pertumbuhan pasokan daya dari Pusat Pembangkit dapat diatasi dengan mengadakan
kerja sama dengan pihak Swasta (IPP)
Renewable energy dengan memanfaatkan bahan baku primer Energi baru terbarukan
Pembangunan gardu induk
Penambahan unit/kapasitas transformator daya
Rekonfigurasi penyulang
Peningkatan kapasitas jaringan dan transformatordistribusi
Penambahan penyulang dan peralatan switching
Perkiraan sementara produksi energi, konsumsi energi dan beban puncak sampai dengan tahun 2025 untuk
Sumatera Utara, dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut ini :
Tabel 4.11 Hasil Sementara Prakiraan Beban
Tahun Produksi Energi (GWh) Konsumsi Energi (GWh) Beban Puncak (MW)
2006 6.576,87 4.940,87 1.128,60
2010 8.163,09 7.093,72 1.459,85
2015 11.962,32 10.425,16 2.096,99
2020 19.448,85 16.998,30 3.347,69
2025 36.453,88 31.951,83 6.163,21
Sumber : Hasil Analisis BPS Sumatera Utara dalam angka
Produksi energi di Sumatera Utara diperkirakan naik dari 6.576,87 GWH pada tahun 2006 menjadi
11.962,32 GWh pada tahun 2015 dan terus naik lagi menjadi 19.448,85 GWh pada tahun 2020 sampai
36.453,88 GWh pada tahun 2025 dengan kenaikan rata- rata pertahun 8,77 %. Sedangkan beban puncak di
Sumatera Utara diperkirakan naik dari 1.128,60 MW pada tahun 2006 naik menjadi 2.096,99 MW pada tahun
2015 dan terus naik lagi menjadi 3.347,69 MW pada tahun 2020 sampai 6.163,21 MW pada tahun 2025 dengan
kenaikan rata-rata pertahun 9,05%.
4.11. Sistem Kelistrikan Kabupaten Pakpak Bharat
Pasokan daya listrik untuk Kabupaten Pakpak Barat diperoleh dari Gardu Induk Sidikalang dengan
kapasitas 20 MVA, tegangan 150/20 KV, melalui penyulang SD 1 –Jagung. Single line diagram jaringan
distribusi PT PLN (PERSERO) Rayon Sidikalang wilayah kerja Pakpak Bharat ditunjukkan pada Gambar 4.5,
Untuk data beban penyulang SD 1 yang memasok daya listrik ke Kabupaten Pakpak Bharat dan Penyulang lain
dari GI Sidikalang ditunjukkan pada Tabel 4.12.
39. Laporan Pendahuluan Studi Kelayakan Pembangunan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 4 - 32
SINGLE LINE DIAGRAM JARINGAN DISTRIBUSI PT.PLN (PERSERO) RAYON SIDIKALANG WILAYAH KERJA PAKPAK BHARAT
GARDU INDUK
SIDIKALANG
20 MVA
34 2 1
DS
NC
DS
NC
DS
NC
WILAYAH KERJA PT. PLN (Persero)
RAYON SIDIKALANG
DS
NC
SUMBUL DAN SILALAHI
TIGA LINGGA
BUNTU RAJA
PARONGIL
GH HUTARIMBARU
KOTA SIDIKALANG
VOBS SIMPANG SALAK/
TIMBANGAN
VOBS KOTA/DPN GEREJA
1
2
3
VOBS
SIDIANGKAT
VOBS
TAKAL LAE
( RUSAK )
KWH BATAS PUNCAK
RTG SDK VS RTG PPB
DS SUKARAMAI
ATAS
NCRecloser
SUBUSSALAM
LBS SUKARAMAI
NC
DS
NANTIMBO
KWH BATAS PUNCAK
RAYON SIDIKALANG VS AREA
SUBULUSSALAM
LATERAL
PANGGEGEAN
LATERALTANJUNGRAHU
LATERALKUTABABO
LATERALPRONGIL
LATERALNATAM
LATERALSUMBUL
LBS KOMBIH 2
( RUSAK )
NC
DS
NC
LATERAL
SIMPANGJAMBU
KUTA KACIP
RESDES
KUTA JUNGAK
MUNGKUR
SALAK KOTA
NAPASENGKUT
LATERAL MATA
KOCING
LEMBENG KERSIK
NAMBUNGA BULUH
KECUPAK
SINDERUNG
KOMPLEK PEMKAB
SIGUANG-GUANG
LATERAL KUTA TINGGI
MANEAS
LAE MBULAN
SINGGABUR
PT.PLN (Persero) RAYON SIDIKALANG
WILAYAH KERJA PAKPAK BHARAT
LATERAL KUTA ONAN/PANGGEGEAN
WILAYAH KERJA PAKPAK BHARAT
Recloser TINADA
( RUSAK )
VOBS
TINADA
( RUSAK )
KOMBIH 1
KOMBIH 2
LATERALPONGKOLAN
LBS NANTIMBO
( RUSAK )
LATERAL KUTA
ONAN
LATERALKUTAPINANG
GORAT
LATERAL SUMBUL
URUK
NAPATUMBUK
LATERAL CIKAOK
LATERAL NAMUSENG
KJ. SUKARAMAI
LATERALBINANGASITELLU
LATERAL SINDEKA
LATERAL BUNGUS
Gambar 4.5. Single Line Diagram Sistem Distribusi 20 KV Gardu Induk Sidikalang
Tabel 4.12. Beban Penyulang GI Sidikalang
Sumber: Data Statistik PLN Wilayah Sumatera Utara th. 2010
40. Laporan Pendahuluan Studi Kelayakan Pembangunan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 4 - 33
4.12. Lokasi PLTM Hasil Studi di Kabupaten Pakpak Bharat
Lokasi dari beberapa PLTM hasil studi ditunjukkan pada Gambar 4.6. Gambar
tersebut juga merupakan peta jaringan distribusi 20 kV PLN Pakpak Bharat.
GI.
SIDIKALANG
BEBAN PENYULANG (AMPER) TAHUN 2011
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEPT OKT NOV DES
RATA - RATA
FEEDER AMP MVA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
SD1 204 120 187 120 187 204 187 118 187 187 187 118 167 5,78
SD2 93 109 97 96 97 93 97 96 97 97 97 96 97 3,36
SD3 96 116 102 81 102 96 96 102 102 96 96 102 99 3,42
SD4 81 89 72 90 72 81 81 75 72 81 81 75 79 2,74
Beban Trafo 474 434 458 387 458 474 461 391 458 461 461 391 442 15,30
82% 75% 79% 67% 79% 82% 80% 68% 79% 80% 80% 68% 77%
41. Laporan Pendahuluan Studi Kelayakan Pembangunan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 4 - 34
PETA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV PLN PAKPAK BHARAT
Ds. Mbinalum
RENCANA PLTM
LAE ORDI-2
(IPP) = 10 MW
RENCANA PLTM
LAE ORDI-1 (IPP)
= 10 MW
RENCANA
PLTM
KOMBIH-3
(IPP) = 8 MW
KEC. SALAK
DESA SIBONGKARAS
Ds. Panggegean
PLTMH KOMBIH II
(2X750 KW)
Ds Hutarimbaru
Nambungabuluh
Ds. Kuta Tinggi
Ds. Kuta Ujung
DS. Siempat Rube
Ds Sumbul
Ds Prongil
Ds Kutababo
Ds. Laembereng
Ds. Majangggut/
Natam
TINADA
KANTOR PLN
PAKPAK BHARAT
KABUPATEN DAIRI
KWB SIDIANGKAT
KWB PLN
Sidikalang – Area
Subussalam
GARDU INDUK
SIDIKALANG
20 MVA
34 2 1
PLTMH KOMBIH I
(2X750 KW)
Lokasi GI SALAK
Ds Mbinanga
Ds. Tj Rahu
Ds. Tj Meriah
Ds. Tj Mulia
Ds. Maholida
SALAK
DS. Cikaok
DS. Namuseng
Potensi PLTM
Lae Ordi (cascade)
>8.3 MW
Potensi PLTM
Lae Sikundur (cascade)
>4.5 MW
Gambar 4.6. Peta jaringan distribusi 20 kV PLN Pakpak Bharat dan lokasi PLTMH
42. Laporan Pendahuluan Studi Kelayakan Pembangunan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 4 - 35
4.13. Interkoneksi PLTM
PLTM di sambungkan ke jaringan distribusi 20 kV sistem GI Sidikalang melalui transformator step
up. Sebelum penyambungan dilakukan perlu dilakukan suatu studi yang berpedoman pada Keputusan Direksi
PT PLN No. 0357.K/DIR/2014 tentang “Pedoman Penyambungan Pembangkit Listrik Energi Terbarukan Ke
Sistem Distribusi PLN” dimana dalam studi ini ikut memperhatikan aspek Operasi, Keandalan dan Tingkat
Mutu Pengoperasian Pembangkitan. Dalam pedoman tersebut disebutkan bahwa PLN diwajibkan menyambung
PLT EBT (Pembangkit Listrik Tenaga Energi Baru Terbarukan) dengan total kapasitas terpasang 10 MW atau
lebih kecil ke jaringan distribusinya dan membeli tenaga listrik dari energi terbarukan dengan tarif yang telah
ditetapkan oleh ESDM. Tujuan keseluruhan dari Pedoman ini adalah untuk memastikan bahwa penyambungan
dan operasi paralel PLT EBT tidak berdampak negatif terhadap keselamatan, keandalan dan kualitas daya
listrik pada Sistem Distribusi PLN.
4.14. Kontribusi PLTM di Kabupaten Pakpak Bharat
Jika PLTM dibangun dan dioperasikan di Kabupaten Pakpak Bharat akan menambah pasokan daya di
sektor Pusat Listrik Tenaga khususnya didaerah Kabupaten Pakpak Barat yang berkontribusi langsung terhadap
beberapa aspek seperti dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.13. Kontribusi PLTM
SEKTOR Jenis KONTRIBUSI
Pertambangan dan
Energi
1 Menambah pasokan tenaga listirk di sektor
Pebangkitan Tenaga Listrik di Sumatera
Utara
2 Renewable energy
3 Biaya Pokok produksi lebih murah dari
pada Biaya Pokok Produksi thermal
Pemkab Pakpak
Bharat
1 Meningktkan PAD Kabupaten Pakpak
Bhrat melalui retribusi air
2 Mendorong peningkatan PDRB
3 Mendorong ratio elektrifikasi desa
4 Mendorong investasi industri
Masyarakat
1 Menciptakan lapangan kerja
2 Dapat meningkatkan taraf hidup asyarakat
3 Mengurangi pengangguran
43. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 5 - 1
BAB
STUDI KELAYAKAN
5.1 Perkiraan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
5.1.1. Biaya Investasi
Biaya investasi atau modal disebut juga biaya finansial suatu proyek. Biaya finansial dapat
ditafsirkan sebagai sejumlah pengeluaran yang dibutuhkan untuk penyelesaian atau
pelaksanaan pekerjaan (pembangunan). Pengeluaran (component cost) dari biaya investasi
terdiri dari :
a. Biaya Konstruksi
Perkiraan biaya konstruksi dihitung berdasarkan volume pekerjaan (BOQ) dan harga satuan
pekerjaan (HSP) konstruksi baik bangunan sipil maupun mesin dan listrik. Harga satuan
pekerjaan atau lebih dikenal dengan istilah HSP dihitung berdasarkan Standar Harga Satuan
Dasar (SHSD) Upah Kerja dan Bahan dari ”Standarisasi Harga Barang atau Jasa Keperluan
Pemerintah Kabupaten Dairi” Tahun 2011.
Untuk harga turbin dan generator mengacu kepada kontrak pengadaan dan pemasangan
turbin generator pada beberapa pekerjaan PLTM sebelumnya (tahun2010). Nilai tukar mata
uang menggunakan nilai tukar mata uang yang berlaku padaawal bulan Tahun 2013, yaitu
US$ 1.00 = ± Rp 11.650,-
Macam pekerjaan utama pada perhitungan biaya konstruksi terdiri dari:
Pekerjaan Persiapan, terdiri dari :
- Mobilisasi dan Demobilisasi
- Bangunan fasilitas (kantor lapangan, access road, dan sarana penerangan)
Pekerjaan Sipil, terdiri dari :
- Bendung dan Intake
5
44. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 5 - 2
- Kantong lumpur (sand trap)
- Saluran penghantar (Waterway)
- Bak atau kolam penenang (head tank)
- Pondasi anchor blok dan saddle support
- Rumah pembangkit (power house)
- Saluran pembuang (tailrace)
Pekerjaan Hidromekanikal, terdiri dari :
- Pipa baja (metal works penstock)
- Pintu
Pekerjaan Elektromekanikal, terdiri dari :
- Turbin
- Generator
- Peralatan listrik (transmisi)
Perkiraan biaya konstruksi disajikan pada Tabel 6.1
b. Biaya Administrasi
Merupakan sejumlah biaya yang diperlukan untuk menunjang manajemen proyek.
Besarnya biaya administrasi diambil 5% dari biaya konstruksi
c. Biaya Jasa Konsultan
Merupakan biaya pengeluaran yang berhubungan dengan kegiatan teknis (engineering),
yaitu Survei Investigasi, Studi Kelayakan, Detail Desain, Manajemen Konstruksi, dan
Supervisi. Besarnya biaya jasa konsultans diambil 5% dari biaya konstruksi.
d. Biaya Dasar Pekerjaan
Biaya dasar pekerjaan merupakan total dari biaya konstruksi, biaya administarasi, dan
biaya jasa konsultan.
45. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 5 - 3
e. Biaya Tidak Terduga (Contingency)
Merupakan sejumlah biaya yang diperlukan untuk menyesuaikan perencanaan rinci
(detail design) dengan kondisi lapangan pada saat pekerjaan konstruksi berlangsung.
Besarnya biaya tak terduga diasumsikan 10% dari biaya dasar pekerjaan (total biayak
konstruksi, biaya administrasi, dan biaya jasa konsultan).
f. Eskalasi Harga
Tingkat eskalasi harga ditetapkan sebesar 8% pertahun dari jumlah biaya dasar pekerjaan
(total biaya konstruksi, biaya administrasi, dan biaya jasa konsultan).
g. Pajak Pertambahan Nilai (PPn)
Biaya pajak pertambahan nilai ditentukan sebesar 10% dari jumlah biaya dasar pekerjaan
(total biaya konstruksi, biaya administrasi, dan biaya jasa konsultan).
5.1.2. Biaya Operasi dan Pemeliharaan (OP) Tahunan (OM Annual Cost)
Biaya Operasi dan Pemeliharaan tahunan (OM Annual Cost) suatu pekerjaan dapat
ditafsirkan sebagai pengeluaran yang dibutuhkan dalam periode 1 tahun. Dalam Analisis
Ekonomi pekerjaan PLTM XYZ, perhitungan biaya tahunan hanya didasarkan pada biaya O
& P.
Biaya operasi dan pemeliharaan merupakan perkiraan biaya yang dikeluarkan setiap tahunnya
untuk pengoperasian dan pemeliharaan bangunan sipil, peralatan hidro mekanikal dan elektro
mekanikal agar bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Biaya operasional dan pemeliharaan
untuk masing-masing bangunan sebesar 0.50% dari biaya konstruksi. Selain biaya operasi
dan pemeliharaan tahunan, diperhitungkan juga biaya perbaikan berkala setiap 5 tahun dan 10
tahun sekali untuk perbaikan peralatan elektro mekanikal. Rincian biaya operasional dan
pemeliharaan dapat dilihat pada tabel 6.2
5.2 Manfaat Pekerjaan
Manfaat atau benefit dari Pekerjaan Pembangunan PLTM XYZ berasal dari manfaat energi
listrik yang dibangkitkan atau dihasilkan dengan harga jual listrik, dimana ditinjau pada harga
jual (tarif ) sebesar Rp. 787.20,-/KWh. Pertimbangan terhadap manfaat proyek akan
diperoleh dengan asumsi sebagai berikut :
Umur ekonomi rencana PLTM XYZ diperkirakan 30 tahun
46. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 5 - 4
Selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi belum diperoleh manfaat energi listrik
Manfaat maksimum akan dicapai setelah selesainya pekerjaan konstruksi.
Rincian manfaat pekerjaan (benefit) dapat dilihat pada 6.3
5.3 Analisa Ekonomi
5.3.1. Umum
Analisa ekonomi dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan
pekerjaan Pembangunan PLTM XYZ terhadap berbagai aspek ekonomi. Evaluasi pekerjaan
mencakup evaluasi kelayakan pekerjaan dengan menggunakan parameter rasio biaya manfaat
(Benefit Cost Ratio - BCR), Nilai Netto Sekarang (Net Present Value - NPV), dan tingkat
pengembalian internal (EconomicInternal Rate of Return - EIRR).
5.3.2. Economic Internal Rate of Return (EIRR)
EIRR merupakan nilai suku bunga, dimana pada kondisi ini NPV = 0 atau BCR = 1. Nilai
EIRR digunakan untuk menilai apakah dengan suku bunga pinjaman tertentu pekerjaan
tersebut layak atau tidak secara ekonomi. Dalam analisa ini diasumsi bahwa nilai sukubunga
pinjaman adalah 12%, dengan demikian jika nilai EIRR > 12% proyek dapat dikatakan layak
secara ekonomi.
EIRR dihitung atas dasar penerimaan bersih dan total nilai untuk keperluan investasi.
NilaiEIRR sangat penting diketahui untuk melihat sejauh mana kemampuan proyek ini dapat
dibiayai dengan melihat nilai suku bunga pinjaman yang berlaku. Perhitungan nilai EIRR ini
dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
dimana :
I’ = Suku bunga memberikan nilai NPV positif
I” = Suku bunga memberikan nilai NPV negatif
NPV’ = NPV positif (+)
NPV” = NPV negatif (-)
47. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 5 - 5
5.3.3. Net Present Value (NPV)
NPV merupakan selisih antara manfaat (benefit) dan biaya (cost) pada kondisi nilai sekarang
(present), yang mana dalam analisis ini dapat digunakan sebagai indicator sejauh mana suatu
pekerjaan pembangunan PLTM menguntungkan secara ekonomi, maupun finansial ditinjau
pada berbagai tingkat suku bunga. Langkah yang harus dilakukan untuk perhitungan ini tidak
banyak berbeda dengan langkah untuk perhitungan EIRR. Secara umum rumus untuk
perhitungan nilai Present
Value (PV) adalah sebagai berikut :
dimana :
PV = Nilai sekarang (Present Value)
F = Nilai pada tahun ke n
I = Nilai suku bunga (%)
n = tahun ke 1,2,3,……dst
Dalam evaluasi suatu pekerjaan, nilai NPV pada suku bunga pinjaman yang berlaku harus
mempunyai harga > 0. Jika NPV = 0 berarti pekerjaan tersebut memiliki tingkat
pengembalian sama dengan nilai investasi (modal). Jika NPV < 0, maka pekerjaan tersebut
dari segi ekonomi maupun finansial tidak layak untuk dibangun.
5.3.4. Benefit Cost Ratio (BCR)
Analisa BCR merupakan suatu analisa yang diperlukan untuk melihat sejauh mana
perbandingan antara manfaat (benefit) dan biaya (cost) pada kondisi nilai saat ini atau
sekarang (present). Ini berarti bahwa jika nilai BCR pada suku bunga berlaku > 1, maka
pekerjaan dapat dibangun. Secara umum rumus untuk perhitungan BCR ini adalah:
dimana :
PV = Nilai sekarang (Present Value)
48. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 5 - 6
Sebagai ukuran dari penilaian suatu kelayakan pekerjaan dengan metode BCR ini adalahjika
BCR > 1 maka pekerjaan pembangunan dikatakan layak dikerjakan dan sebaliknya jika nilai
BCR < 1, pekerjaan tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Perhitungan analisa ekonomi
didasarkan pada tingkat suku bunga sebesar 12 % dan umur rencana PLTMXYZ selama 30
tahun.
Tabel 5.1. Rencana Anggaran Biaya Konstruksi
PLTM XYZ (2 x 2.00 MW)
NO. URAIAN UNIT KWANTITAS HARGA STATUAN (RP) JUMLAH HARGA
A Pekerjaan Persiapan Rp 3,005,625,000
1 mobilisasi dan demobilisasi Ls Rp 550,000,000
2
jalan kerja, Rigid Pavement, W=3m (concrete, t -=15
cm +wire mesh dia 4 x 150 x 150)
Rp 1,105,625,000
Jalan ke bendung, L = 375 m Km 0.375 Rp 1,525,000,000 Rp 571,875,000
Jalan Hantar ke Power House (Perkerasan beton K175
+ wiremesh 4x150x150) L=350m
Km 0.35 Rp 1,525,000,000 Rp 533,750,000
3
Bangunan Fasilitas (Kantor Kontraktor, Direksi keet,
Mesh, Barak Kerja dll)
Rp 350,000,000
4
Perbaikan Jalan dan Jembatan existing / jalan desa
termasuk perawatan jalan selama jalan tersebut
dipakai untuk operawsional pelaksana pekerjaan
Ls Rp 250,000,000 Rp 250,000,000
5 Pembebasan lahan / tanah dan tanaman Ha 7.5 Rp 100,000,000 Rp 750,000,000
B Saluran pengelak, Coffering dan Dewatering Ls Rp 750,000,000
C Bendung, Intake Saluran Transis, Rumah Pintu Rp 15,927,570,500.00
1 Pembersihan lahan m2 7312.00 Rp 7,000 Rp 51,184,000.00
2 Galian tanah dan hauling ke disposal area m3 3440.00 Rp 35,000 Rp 120,400,000.00
3
Galian batuan lapuk, wheater rock (by blastin) dan
hauling ke disposal area
m3 25546.00 Rp 45,000 Rp 1,149,570,000.00
4 galian batu (by lasting) dan hauling ke disposal area m3 7487.00 Rp 85,000 Rp 636,395,000.00
5
timbung kembali / backfill seected matrerial
dipadatkan
m3 13471.00 Rp 26,900 Rp 362,369,900.00
6 beton K-225 m3 3136.00 Rp 1,261,000 Rp 3,954,496,000.00
7 Beton lantai kerja, Bo m3 9.50 Rp 625,000 Rp 5,937,500.00
8 Waterstop for construction joint, W=240mm m 220.00 Rp 250,000 Rp 55,000,000.00
9 beton cyclops m3 2565.00 Rp 850,000 Rp 2,180,250,000.00
10 bata tulangan, defermed kg 355259.00 Rp 13,250 Rp 4,707,181,750.00
11 bekisting / form work m2 4634.00 Rp 134,550 Rp 623,504,700.00
12 bronjong dengan kawat dia. 3mm m3 920.00 Rp 515,000 Rp 473,800,000.00
13 pasangan batu kali 1PC : 4sand m3 1158.00 Rp 615,300 Rp 712,517,400.00
14 Pekerjaan plasteran m2 45.00 Rp 35,000 Rp 1,575,000.00
15 pekerjaan siaran m2 580.00 Rp 20,000 Rp 11,600,000.00
16 wiremesh (M-10 dia 10x150x150) m2 1058.00 Rp 120,000 Rp 126,960,000.00
17
Rip-rap / batu kosong dia min 0,80m dor river bed
protection
m3 426.00 Rp 145,000 Rp 61,770,000.00
18 Pipa Drain PVC 1 1/2", L=0,75m bh 700.00 Rp 31,800 Rp 22,260,000.00
19 Pintu Bilas Bendung b = 1,50 x h=4,0 m, H = 10,80m unit 1.00 Rp 160,000,000 Rp 160,000,000.00
20 Mistar ukur b=15 cm, h = 9,30 m unit 1.00 Rp 9,145,500 Rp 9,145,500.00
49. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 5 - 7
21
Pipa Handraill Galavanized Pipe 1,5" (dua baris atas -
bawah incl. Tee ELBOW dll)
m 105.00 Rp 844,200 Rp 88,641,000.00
22 Tangga monyet dia 22 mm, b = 45 cm @50 cm m 9.00 Rp 334,750 Rp 3,012,750.00
23
Pintu intake , b=1,70 x h=2,50 m H=9,30 m
(operasional manual dan electric motor)
bh 2.00 Rp 155,000,000 Rp 310,000,000.00
24 Trashrak Intake / Saringan Halus, b = 1,70 x h =2,50 bh 2.00 Rp 50,000,000 Rp 100,000,000.00
D
WATERWAY SALURAN BOX CULVERT
TERTUTUP L -1.280 M
Rp 17,554,754,510
1 Pembersihan lahan m2 23950 Rp 7,000 Rp 167,650,000
2 Pekerjaan stripping tanah t = 30 cm m3 1967 Rp 30,000 Rp 59,010,000
3 galian tanah dan hauling ke disposal area m3 39979 Rp 35,000 Rp 1,399,265,000
4
galian batu lapuk, wheater rock by blasting dan
hauling ke disposal area
m3 2250 Rp 45,000 Rp 101,250,000
5 galian batu (by blasting) dan hauling ke disposal area m3 64644 Rp 85,000 Rp 5,494,740,000
6
backfill / timbunan tanah kembali selected material
dipadatkan
m3 14980 Rp 26,900 Rp 402,962,000
7 timbunan tanah selected material dipadatkan m3 17050 Rp 50,000 Rp 852,500,000
8 beton lean concrete Bo t = 5 cm m3 105 Rp 625,000 Rp 65,625,000
9
Beton K225 (Sal Concrete Box b =2,80 x h = 3,00 m
L=1.280m)
m3 3175 Rp 1,261,000 Rp 4,003,675,000
10 Beksting / Formwork m2 20096 Rp 134,560 Rp 2,704,117,760
11 Wire Mesh, dia 10 x 150 x 150 mm m2 18104 Rp 120,000 Rp 2,172,480,000
12 Baja tulangan deformed kg 9923 Rp 13,250 Rp 131,479,750
13 waterstop W240 mm m 1327 Rp 250,000 Rp 331,750,000
E
Bangunan cross drain 6 buah dan 3 buah bangunan
box culvert (3,0 x 3,0m)
Ls Rp 554,000,000
F
Head Pond, Side Channel Sal Pembuangaqn dan
Rumah Pintu
Rp 7,248,898,950
1 Pembersihan lahan m2 5700 Rp 7,000 Rp 39,900,000
2 Galian tanah dan hauling ke disposal are m3 4998 Rp 35,000 Rp 174,930,000
3 galian batuan lapuk dan hauling ke disposal area m3 2022 Rp 45,000 Rp 90,990,000
4 galian baru by blasting dan hauling ke disposal area m3 11547 Rp 85,000 Rp 981,495,000
5 backfill selected material m3 2466 Rp 26,900 Rp 66,335,400
6 beton lean concrete Bo t=5cm m3 69 Rp 625,000 Rp 43,125,000
7 Beton K225 m3 1823 Rp 1,261,000 Rp 2,298,803,000
8 Waterstop W240 mm m 331 Rp 250,000 Rp 82,750,000
9 Bekisting / formwork m2 1220 Rp 134,560 Rp 164,163,200
10 Baja tulangan deformed kg 176200 Rp 13,250 Rp 2,334,650,000
11 Pintu Intake Penstok bh 2 Rp 250,000,000 Rp 500,000,000
12 Pintu Penguras sedimen bh 1 Rp 200,000,000 Rp 200,000,000
13 Pipa Handraill Galvanized Pipe m 130 Rp 844,200 Rp 109,746,000
14 Tangga Monyet dia 22mm b = 45cm @50cm m 12.6 Rp 334,750 Rp 4,217,850
15 Side drain m 88 Rp 236,000 Rp 20,768,000
16 Mistar ukur unit 1 Rp 7,025,500 Rp 7,025,500
17 trashrak intake unit 2 Rp 65,000,000 Rp 130,000,000
G Rp 12,815,780,940
G.1 Rp 4,041,427,740
1 Pembersihan Lahan m2 3818 Rp 7,000 Rp 26,726,000
50. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 5 - 8
2 Galian tanah dan hauling ke disposal area m3 19348 Rp 35,000 Rp 677,180,000
3 Galian batulapuk m3 800 Rp 45,000 Rp 36,000,000
4 Galian batu (by Lasting) dan hauling ke disposal area m3 5816 Rp 85,000 Rp 494,360,000
5 Backfill selected material m3 350 Rp 26,900 Rp 9,415,000
6 baton lean concrete, Bo t=5 cm m3 253 Rp 625,000 Rp 158,125,000
7 Beton K.225 m3 902 Rp 1,261,000 Rp 1,137,422,000
8 Bekisting / formwork m3 204 Rp 134,560 Rp 27,450,240
9 baja tulangan, deformed kg 62566 Rp 13,250 Rp 828,999,500
10 shocrete + wiremesh t=10 cm for slop protection m2 1435 Rp 450,000 Rp 645,750,000
G.2 Mechanical Works Rp 8,774,353,200
1 penstock Pipe inner dia 2,25 m t=10 mm, L=78,10m kg 43579.8 Rp 35,000 Rp 1,525,293,000
2 penstock Pipe inner dia 2,25 m t=10 mm, L=121,54m kg 67819.32 Rp 35,000 Rp 2,373,676,200
3 penstock Pipe inner dia 2,25 m t=10 mm, L=54,40m kg 30355.2 Rp 35,000 Rp 1,062,432,000
4 penstock Pipe inner dia 2,25 m t=12 mm, L=15,96m kg 10693.2 Rp 35,000 Rp 374,262,000
5
Bifurcation Pipe dia 2,25 m - 2 @dia 1,90 m -2 @dia
1.00 t = 12mm L=2x27,60 m
kg 40334 Rp 35,000 Rp 1,411,690,000
6
Ring Girder, Bearing Shoes & Steel supporting plate
t=30 mm dll (W = 11 ton)
kg 7000 Rp 35,000 Rp 245,000,000
7
Expansion Joint Penstock, inner dia 2,25 m (Joint
flange to flange)
set 4 Rp 150,000,000 Rp 600,000,000
8 Manhole Penstock dia 2,25 m set 1 Rp 55,000,000 Rp 55,000,000
9 Painting Epoxy Corrosive protection incl sandblast m2 4060 Rp 200,000 Rp 812,000,000
10
Electric system / kelistrikan pintu intake penstock dll
incl panel
LS 1 Rp 165,000,000
11 grounding sistem in power house LS 1 Rp 150,000,000
H
POWER HOUSE 915 X 36 M) INCL TRAVELING
CRANE CAP 25 TON dan TAILRACE CHANNEL
Ls Rp 5,800,000,000
I
PEKERJAAN NORMALISASI ALUR SUNGAI
L=100M DI SEKITAR HILIR TAILRACE
Ls Rp 455,000,000
J
TURBINE GENERATOR AND CONTROL SISTEM
P = 2X2.00 MW
Ls Rp 12,600,000,000
Complete Water to Wire
K Transmission Line L=10Km ke Gi Salak Ls Rp 4,000,000,000
grand total Machine & Transmision Line Rp 65,111,678,210
Tax 10% Rp 6,511,167,821
grand total water to wire Rp 87,222,797,721
51. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 5 - 9
Tabel 6.2. Biaya Operasional dan Pemeliharaan (O&P) PLTM XYZ
Id No.
Grup
Phase Work item : Component Quantity Unit Direct Cost Additional Lump Sum Total (Rp.)
Civil, Bulding
1 Operation General General Manager 1 Rp 147,600,000 Rp 147,600,000
Power House
Headpond,
waterway,
inspection road
and Access Road
1 Rp 120,000,000
Rp 120,000,000
Hydromecanical
Equipment
Engineer S1 : 1
(Mechanical)
1 Rp 120,000,000
Rp 120,000,000
Operator D3 : 2
(Mechanical)
6 Rp 288,000,000
Rp 288,000,000
2 Shift
Engineer S1 : 1
(Electrical)
1 Rp 120,000,000
Rp 120,000,000
Operator D3 : 2
(Electrical)
6 Rp 288,000,000
Rp 288,000,000
2 Shift
Logistic &
Adiministration
Assistant
Administrator 1 Rp 35,000,000
Rp 35,000,000
Office Boy 1 Rp 24,000,000 Rp 24,000,000
Security 12 Rp 21,500,000 Rp 21,500,000
2 Maintenance
Powerhouse,
Headtank, Tunnel,
Sandtrap,
Bendung, Access
Road
0.5% Rp 53,582,985,040
Rp 267,914,925
Hydromecanical
Equipment
0.5% Rp 8,774,353,200
Rp 43,871,766
Logistic &
Adiministration
Assistant
0.5% Rp 12,600,000,000
Rp 63,000,000
Jaringan
Transimisi
1% Rp 4,000,000,000
Rp 40,000,000
3 CSR
Comunity Social
Responsibility
(0,5% x annual
benefit)
1 Rp 105,856,344
Rp 105,856,344
Annual O&M Cost Rp 1,684,743,035
4
Routine
Repration
Hydromecanical &
Electrical
Equipment
Periodic O & M Cost
I. Five year period Rp 414,786,691
II. Ten Year Period Rp 829,573,382.40
52. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 5 - 10
5.4. Analisa Manfaat dan Resiko Lingkungan
Pada wilayah Kabupaten Pakpak Bharat sampai saat ini terdapat 14 titik lokasi potensial
untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro. Berdasarkan alur sungai yang mengikuti
countur geografisnya, Kabupaten Pakpak Bharat masih dimungkinkan untuk membangun
beberapa titik PLTMH lagi. PLTMH merupakan potensi industri jasa energi yang sangat
menguntungkan bagi Kabupaten Pakpak Bharat karena dapat meningkatkan pendapatan
daerah tanpa merusak lingkungan. Gambar 6.1. Peta lokasi potensial PLTMH
Gambar 6.1. Peta lokasi potensial untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
5.5.1. Nilai Positif Pembangunan PLTMH bagi Kelestarian Hutan
PLTMH merupakan pembangkit listrik menggunakan tenaga air dengan cara memanfaatkan
head dan debit air yang kecil. PLTMH tidak menimbulkan pencemaran. Pengetahuan tentang
kaitan luas tutupan dan fungsi hutan dengan kestabilan jumlah listrik yang dibangkitkan dapat
digunakan untuk mengajak masyarakat menjaga luas tutupan dan kualitas lantai hutan.
Kualitas dan fungsi hutan yang baik akan dapat melestarikan kuantitas dan kontinuitas aliran
sungai yang menjadi sumber daya bagi PLTMH. dan kontinuitas aliran air sebagai sumber
tenang bagi PLTMH. Pengelolaan hutan yang baik dapat memberikan produk berupa Non
Timber Forest Product. Potensi hutan Pakpak Bharat berupa tanaman obat akan memberikan
nilai ekonomis tinggi yang mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat Pakpak
Bharat.
53. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat 5 - 11
5.5.2. Pemanfaatan Areal Sempadan Sungai
Selain luas tutupan dan kualitas lantai hutan, pemerintah daerah Kabupaten Pakpak Bharat
juga dapat menerapkan pengelolaan batas areal penyangga antara ekosistem sungai dengan
ekosistim daratan yang disebut dengan sempadan sungai. Menurut PP no. 38 tahun 2011
tentang Sungai pada pasal 10, maka jarak sempadan sungai berkisar antara 50 hingga 100
meter dari tepi kiri kanan palung sungai sepanjang alur sungai. Bila rencana pemanfaatan
aliran sungai dapat dilakukan untuk seluruh titik potensial PLTMH, maka pemerintah daerah
akan dapat mengelola sempadan sungai yang cukup luas dan memiliki potensi ekonomi
cukup tinggi. Garis sempadan sungai ini dapat ditanami tanaman bernilai ekonomis tinggi
seperti aren, petai, jengkol, durian, dll. Nira pohon arean dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan gula semut yang nilai ekonomisnya cukup tinggi.
5.5.3. Pemanfaatan Badan Air Alur Aliran Sungai
PLTMH memanfaatkan jatuhan aliran air untuk memutar turbin yang dikoneksikan dengan
generator sehingga menghasilkan arus listrik. Air yang telah memutar turbin akan kembali
dimasukkan ke alur badan aliran sungai. Proses ini tidak menyebabkan terjadinya
pengurangan debit air, dan juga tidak menerima beban cemaran yang menurunkan kualitas
air. Sepenuhnya aliran air ini dapat digunakan untuk memutar turbin berikutnya yang
kapasitasnya tergatung kepada tinggi jatuhan airnya. Sebagian air yang dialihkan weir ke
headrace tunnel memang tidak boleh diganggu karena dikhawatirkan akan menganggu blade
turbin. Aliran air yang mengalir pada sungai sudah berkurang debitnya karena akan
dimanfaatkan untuk memutar turbin. Aliran air ini dapat dimanfaatkan untuk memelihara
ikan. Pemerintah Daerah Kabupaten Pakpak Bharat dapat membagi pemanfaatan aliran air ini
atas segmen segmen dengan sistem kpemilikan lubuk larangan. Setiap kelompok masyarakat
akan mengelola aliran badan air sungai sesuai dengan peruntukan yang diberikan kepada
kelompoknya. Untuk meningkatkan populasi ikan, sepanjang tebing alur sungai dapat
ditanami dengan Pohon Dalu Dalu (Salix tetrsperma roxb) Akar pohon Dalu Dalu yang yang
terrendam dalam air sungai sangat disukai ikan untuk berpijah. Untuk pemasaran ikan dapat
dilakukan dengn sistem online sehingga bila dilakukan pengelolaan yang baik, konsumen
dapat mengkonsumsi ikan dengan tingkatan kesegaran yang tinggi.
54. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat A - 1
DAFTAR PUSTAKA
Harvey, Adam. 1993. Micro-Hydro Design Manual. London. IT Publications
J. Fritz, Jack. 1984. Small and Minihydro Power System Resource Assesment Project Fasibility. New
York. McGraw-Hill,Inc.
Ditjen Pengairan DPU. 1986. Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan (KP-04). Bandung. CV.
Galang Persada.
Ditjen Pengairan DPU. 1986. Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama (KP-02). Bandung.
CV. Galang Persada.
Ditjen Pengairan DPU. 1986. Kriteria Perencanaan Bagian Saluran (KP-03). Bandung. CV. Galang
Persada.
Sosrodarsono, Ir. Suyono. 1981. Bendungan Tipe Urugan. Jakarta. PT. Pradnya Paramita.
Sosrodarsono, Ir. Suyono. 1987. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta. PT. Pradnya Paramita.
Maryono, Dr. Ing. Ir. Agus. 2003. Hidrolika Terapan. Jakarta. PT. Pradnya Paramita
Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik. Surabaya. Usaha Nasional
Ditjen Pengairan, DPU. 1999. Panduan Perencaan Bendungan Urugan Volume I (Survey dan
investigasi). Jakarta.
Ditjen Pengairan, DPU. 1999. Panduan Perencaan Bendungan Urugan Volume II (Analisis
Hidrologi). Jakarta.
Ditjen Pengairan, DPU. 1999. Panduan Perencaan Bendungan Urugan Volume IV (Desain Bangunan
Pelengkap). Jakarta.
Ditjen Pengairan, DPU. 1999. Panduan Perencaan Bendungan Urugan Volume V (Pekerjaan
Hidromekanik, Instrumentasi, dan Bangunan Pelengkap). Jakarta.
Sosrodarsono, Ir. Suyono. 1994. Perbaikan dan Pengaturan Sungai. Jakarta. PT. Pradnya Paramita.
PT. PLN (Persero). 2010. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik. Jakarta.
Engineering Manual for Irrigation & Drainage . 1987. Small Scale Hydro Power Generation. Japan.
Japan Institute of Irrigation and Drainage
PT. PLN (Persero) . 2004. Asahan-3 Hydroelectric Power Project in North Sumatra Province.
Sumatera Utara. Nippon Koei Co.,Ltd.
55. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat A - 2
DOKUMENTASI SURVEY POTENSI PLTMH
56. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat A - 3
DOKUMENTASI LAPORAN AKHIR PLTMH
57. Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan PLTMH Kabupaten Pakpak Bharat A - 4