SlideShare a Scribd company logo
SISTEM JARINGAN DAN 
BANGUNAN IRIGASI 
IRIGASI & DRAINASE – PERTEMUAN 15
JARINGAN IRIGASI 
 Jaringan Irigasi merupakan suatu kesatuan saluran 
dan bangunan yang dipergunakan untuk 
mengalirkan air dari sungai ke sawah berdasarkan 
besarnya kebutuhan air pada petak - petak kuarter 
 Besarnya kebutuhan akan air dipetak kuarter untuk 
irigasi ini akan mempengaruhi kapasitas saluran 
kuarter. Besarnya kapasitas saluran pada petak 
kuarter akan mempengaruhi besarnya kapasitas 
saluran di saluran tersier, besarnya, kapasitas 
saluran tersier akan berpengaruh pada kapasitas 
saluran sekunder kemudian akan berpengaruh 
terhadap kapasitas saluran primer dan bangunan 
utama (Headworks).
PETAK IRIGASI 
 Petak irigasi terbagi dalam empat kategori : 
 Petak Primer 
 Petak Sekunder 
 Petak Tersier 
 Petak kuarter 
Saluran Sekunder 
Intake In take 
bendung 
Bangunan bagi 
dengan pintu sadap 
Bangunan sadap 
Saluran Primer 
Saluran 
tersier 
Saluran pembuang
PETAK IRIGASI : PETAK PRIMER 
 Petak Primer 
 Petak primer dilayani oleh satu saluran primer yang 
mengambil aimya langsung dari sumber air, biasanya 
sungai. berupa bendung, bendungan, rumah pompa, 
dll. 
 Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder yang 
mengambil air langsung dari saluran primer 
 Bila satu bendung terdapat dua pintu (intake) kiri dan 
kanan, maka terdapat dua petak primer. 
 Saluran primer diusahakan sejajar dengan kontur atau 
garis tinggi.
PETAK IRIGASI : PETAK SEKUNDER 
 Petak Sekunder 
 Biasanya petak sekunder menerima air dari 
bangunan bagi yang terletak di saluran primer atau 
sekunder. 
 Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier 
yang kesemuanya dilayani oleh satu saluran 
sekunder 
 Batas-batas petak sekunder pada umumnya berupa 
tanda-tanda topografi yang jelas, misal saluran 
pembuang. 
 Luas petak sekunder bisa berbeda beda 
tergantung pada situasi daerah.
PETAK IRIGASI : PETAK TERSIER 
 Petak Tersier 
 Petak ini menerima air irigasi yang dialirkan dan 
diukur pada bangunan sadap (off take) tersier. 
 Petak tersier harus terletak langsung berbatasan 
langsung dengan saluran sekunder atau saluran 
primer, kecuali apabila petak-petas tersier tidak 
secara langsung terletak disepanjang jaringan 
saluran irigasi utama. 
 Petak tersier mempunyai batas-batas yang jelas 
misalnya : parit, jalan, batas desa dan sesar medan. 
 Ukuran optimum suatu petak tersier adalah antara 
50 - 100 ha. Ukurannya dapat ditambah sampai 
maksimum 150 ha jika keadaan topografi memaksa 
demikian.
PETAK IRIGASI : PETAK KUARTER 
 Petak Kuarter 
 Ukuran optimum suatu petak kuarter adalah 8 - 15 
ha. 
 Lebar petak akan bergantung pada cara pembagian 
air, yakni apakah air dibagi dari satu sisi atau kedua 
sisi saluran kuarter. 
 Di daerah-daerah datar atau bergelombang, petak 
kuarter dapat membagi air ke dua sisi. Dalam hal ini 
lebar maksimum petak akan dibatasi sampai 400 m 
(2 x 200 m). 
 Pada tanah terjal, dimana saluran kuarter 
mengalirkan air ke satu sisi saja, lebar maksimum 
diambil 300 m. Panjang maksimum petak ditentukan oleh 
panjang saluran kuarter yang diisinkan (500 m).
Petak Tersier dan Kuarter
SALURAN IRIGASI 
 Saluran terbagi dalam 4 kategori : 
 Saluran Irigasi Utama 
 Saluran Irigasi Tersier 
 Saluran Pembuang Utama 
 Saluran Pembuang Tersier 
Saluran Sekunder 
Intake In take 
bendung 
Bangunan bagi 
dengan pintu sadap 
Bangunan sadap 
Saluran Primer 
Saluran 
tersier 
Saluran pembuang
SALURAN IRIGASI UTAMA 
 Terdiri dari saluran irigasi Primer dan Sekunder 
 Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke 
saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang 
diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada 
bangunan bagi yang terakhir 
 Saluran sekunder membawa air dari saluran primer 
ke petak-petas tersier yang dilayani oleh saluran 
sekunder tersebut. Batas saluran sekunder adalah 
pada bangunan sadap terakhir.
SALURAN IRIGASI TERSIER 
 Saluran irigasi tersier membaa air dari bangunan 
sadap tersier di jaringan utama ke dalam petak 
tersier lalu di saluran kuarter. 
 Batas ujung saluran ini adalah box bagi kuarter yang 
terakhir. 
 Saluran kuarter membawa air dari box bagi kuarter 
melalui bangunan sadap tersier atau parit sawah ke 
sawah.
SALURAN PEMBUANG UTAMA 
 Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari 
saluran pembuang sekunder keluar daerah irigasi. 
 Saluran pembuang primer sering berupa saluran 
pembuang alam yang mengalirkan kelebihan air ke 
sungai, anak sungai atau ke laut. 
 Saluran pembuang sekunder menampung air dari 
jaringan pembuang tersir dan membuang air 
tersebut ke pembuang primer atau langsung ke 
pembuang alam dan keluar daerah irigasi.
SALURAN PEMBUANG TERSIER 
 Saluran pembuang tersier terletak di dan antara 
petak-petek tersier yang termasuk dalam unit irigasi 
sekunder yang sarna danmenampung air, baik dari 
pembuangan kuarter maupun dari sawah-sawah. 
 Air tersebut dibuang ke dalam jaringan pembuang 
sekunder. 
 Saluran pembuang sekunder menerima buangan air 
dari saluran pembuang kuarter yang menampung air 
langsung dari sawah.
STANDAR TATA NAMA 
 Nama-nama yang diberikan untuk petak, saluran, 
bangunan dan daerah irigasi harus jelas, pendek 
dan tidak mempunyai tafsiran ganda. 
 Nama-nama yang dipilih dibuat sedemikan sehingga 
jika dibuat bangunan baru kita tidak perlu mengubah 
semua nama yang sudah ada.
STANDAR TATA NAMA 
: DAERAH IRIGASI 
 Nama yang diberikan sesuai dengan nama daerah 
setempat, atau desa terdekat dengan jaringan 
bangunan utama atau sungai yang aimya diambil 
untuk keperluan irigasi. 
 Apabila ada dua pengambilan atau lebih maka 
daerah irigasi tersebut sebaiknya diberi nama sesuai 
dengan desa-desa terdekat didaerah layanan 
setempat
STANDAR TATA NAMA 
: JARINGAN IRIGASI UTAMA 
 Saluran irigasi primer sebaiknya diberi nama sesuai 
dengan daerah irigasi yang dilayani. 
 Saluran irigasi sekunder diberi nama sesuai dengan 
nama desa yang terletak di petak sekunder. 
 Petak sekunder sebaiknya diberi nama sesuai 
dengan nama saluran sekundemya.
STANDAR TATA NAMA 
: JARINGAN IRIGASI TERSIER 
 Petak tersier diberi nama sesuai bangunan sadap 
tersier dari jaringan utama. 
 Ruas-ruas saluran tersier diberi nama sesuai 
dengan nama box yang terletak diantara kedua box. 
Box tersier diberi kode T, diikuti nomor urut menurut 
arah jarum jam, mulai dari box pertama dihilir 
bangunan sadap tersier, dst. 
 Petak kuarter diberi nama sesuai dengan petak 
rotasi, diikuti dengan nomor urut menurut jarum jam. 
Diberi kode A, B, C, dst. 
 Box kuarteri diberi kode K, diikuti dengan nomor urut 
menurut arah jarum jam (KI, K2, dst). 
 Saluran kuarter diberi nama sesuai dengan petak 
kuarter
STANDAR TATA NAMA 
: JARINGAN PEMBUANG 
 Pada umumnya pembuang primer berupa sungai-sungai 
alamiah yang kesemuanya akan diberi nama. 
 Apabila ada saluran-saluran pembuang primer baru yang 
akan dibuat, maka saluran-saluran itu harus diberi nama 
tersendiri. 
 Jika saluran pembuang dibagi menjadi ruas-ruas maka 
masing-masing ruas akan diberi nama mulai dari ujung 
hilir. 
 Pembuang sekunder pada umumnya bempa sungai atau 
anak sungai yang lebih keeil. 
 Beberapa diantaranya sudah mempunyai nama yang 
tetap bisa dipakai, jika tidak sungai tersebut akan 
ditunjukan dengan sebuah huruf d (d =drainase). 
 Pembuang tersier adalah pembuang kategori terkecil dan 
akan dibagi-bagi menjadi ruas-ruas dengan debit 
seragam, masing-masing diberi nomor seri sendiri-sendiri
SKEMA JARINGAN IRIGASI D.I. CIRASEA
CONTOH SKEMA SALURAN PEMBUANG
BANGUNAN IRIGASI DAN FUNGSINYA 
 Bendung 
 Bendung (weir) dipakai untuk meninggikan muka air di 
sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar 
air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier 
 Kantong Lumpur 
 Kantung Lumpur dibuat untuk mencegah sedimen 
layang agar tidak masuk ke saluran pembawa dan ke 
petak sawah. Kantung Lumpur pada umumnya dibuat 
di sebelah hilir pintu intake bendung, sebelum saluran 
induk 
 Saluran Primer 
 Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke 
saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang 
diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada 
bangunan bagi yang terakhir
BANGUNAN IRIGASI DAN FUNGSINYA 
 Saluran Sekunder 
 Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak 
tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. 
Batas ujung saluran ini adalah pada bangunan sadap terakhir 
 Saluran Tersier 
 Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di 
jaringan utama ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter. 
Batas ujung saluran ini adalah boks bagi kuarter melalui 
bangunan sadap tersier atau parit sawah ke sawah-sawah 
 Saluran pembuang primer 
 mengalirkan air lebih dari saluran pembuang sekunder ke luar 
daerah irigasi. Pembuang primer sering berupa saluran 
pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tsb ke 
sungai, anak sungai, atau ke laut
BANGUNAN IRIGASI DAN FUNGSINYA 
 Bangunan Bagi 
 Bangunan bagi adalah bangunan irigasi yangberfungsi membagi 
air dari saluran primer ke saluran sekunder, atau dari saluran 
sekunder ke saluran sekunder lain. 
 Bangunan Sadap 
 Bangunan sadap berfungsi membagi air dari saluran sekunder 
atau saluran primer ke saluran tersier 
 Bangunan Pengukur 
 Aliran akan diukur di hulu saluran primer, di cabang saluran 
primer, dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier. 
Peralatan ukur dapat dibedakan menjadi alat ukur aliran atas 
bebas (free overflow) dan alat ukur aliran bawah (underflow). 
 Bangunan Pengatur 
 Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran, 
dipakai mercu tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal 
notch)
BANGUNAN UTAMA 
Bendung (weir) 
dipakai untuk 
meninggikan muka 
air di sungai 
sampai pada 
ketinggian yang 
diperlukan agar air 
dapat dialirkan ke 
saluran irigasi dan 
petak tersier 
Bendung 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka
BANGUNAN UTAMA 
Bendung 
BANGUNAN AIR 
Pintu Bilas 
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka 
Pintu 
Intake 
Pintu 
Pengambilan / 
Intake Bendung 
terletak pada awal 
saluran irigasi yang 
berfungsi untuk 
memasukan air 
dari bendung ke 
saluran sesuai 
kebutuhan
BANGUNAN UTAMA 
Bendung 
BANGUNAN AIR 
Pintu Bilas Pintu 
Intake 
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka 
Pintu Bilas 
Bendung pada 
umumnya 
dibangun 
berdampingan 
dengan badan 
bendung, berfungsi 
untuk 
membersihkan 
sedimen dasar dan 
kotoran lainnya 
yang mengendap 
di belakang tubuh 
bendung
BANGUNAN UTAMA 
Bendung 
BANGUNAN AIR 
Pintu Bilas 
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka
BANGUNAN UTAMA 
Bendung 
BANGUNAN AIR 
Pintu 
Intake 
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka 
Pintu 
Intake
BANGUNAN UTAMA 
Bendung 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka 
Hulu Bendung
BANGUNAN UTAMA 
Bendung 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka 
Hilir Bendung
BANGUNAN UTAMA 
Bendung 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka 
Sisi Bendung
BANGUNAN UTAMA 
Bendung 
BANGUNAN AIR 
Pintu Intake Pintu Bilas 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang
BANGUNAN UTAMA 
Bendung 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang 
Sisi Bendung
BANGUNAN UTAMA 
Bendung 
BANGUNAN AIR 
Pintu Bilas 
Pintu Intake 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang
BANGUNAN UTAMA 
Bendung 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang 
Pintu Intake
BANGUNAN UTAMA 
Kantung Lumpur 
BANGUNAN AIR 
Pintu Bilas 
Kantung Lumpur 
Kantung Lumpur 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang 
Kantung Lumpur 
dibuat untuk 
mencegah sedimen 
layang agar tidak 
masuk ke saluran 
pembawa dan ke 
petak sawah. 
Kantung Lumpur 
pada umumnya 
dibuat di sebelah 
hilir pintu intake 
bendung, sebelum 
saluran induk
BANGUNAN UTAMA 
Kantung Lumpur 
BANGUNAN AIR 
Pintu Bilas 
Kantung Lumpur 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang 
Saluran Bilas
SALURAN 
Saluran Primer 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang 
Saluran primer 
membawa air dari 
jaringan utama ke 
saluran sekunder 
dan ke petak-petak 
tersier yang diairi. 
Batas ujung 
saluran primer 
adalah pada 
bangunan bagi 
yang terakhir 
Dengan Lining 
Tanpa Lining
SALURAN 
Saluran Sekunder 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang 
Saluran 
sekunder 
membawa air dari 
saluran primer ke 
petak-petak tersier 
yang dilayani oleh 
saluran sekunder 
tersebut. Batas 
ujung saluran ini 
adalah pada 
bangunan sadap 
terakhir 
Dengan Lining 
Tanpa Lining
SALURAN 
Saluran Tersier 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang 
Saluran tersier 
membawa air dari 
bangunan sadap 
tersier di jaringan 
utama ke dalam 
petak tersier lalu 
ke saluran kuarter. 
Batas ujung 
saluran ini adalah 
boks bagi kuarter 
melalui bangunan 
sadap tersier atau 
parit sawah ke 
sawah-sawah 
Dengan Lining 
Dengan Lining
SALURAN 
Saluran Tersier 
BANGUNAN AIR 
Tanpa Lining 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang 
Tanpa Lining
SALURAN 
Saluran Pembuang 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang 
Saluran 
pembuang 
primer 
mengalirkan air 
lebih dari saluran 
pembuang 
sekunder ke luar 
daerah irigasi. 
Pembuang primer 
sering berupa 
saluran pembuang 
alamiah yang 
mengalirkan 
kelebihan air tsb 
ke sungai, anak 
sungai, atau ke 
laut
SALURAN 
Saluran Pembuang 
BANGUNAN AIR 
Saluran 
pembuang 
sekunder 
menampung air 
dari jaringan 
pembuang tersier 
dan membuang air 
tersebut ke 
pembuang primer 
atau langsung ke 
jaringan pembuang 
alamiah dan ke 
luar daerah irigasi 
Saluran 
pembuang 
tersier terletak di 
dan antara petak-petak 
tersier yang 
termasuk dalam 
unit irigasi 
sekunder yang 
sama dan 
menampung air, 
baik dari 
pembuang kuarter 
maupun dari 
sawah-sawah. Air 
tersebut dibuang 
ke dalam jaringan 
pembuang 
sekunder 
Saluran 
pembuang 
kuarter terletak di 
dalam satu petak 
tersier, 
menampung air 
langsung dari 
sawah dan 
membuang air 
tersebut ke dalam 
saluran pembuang 
tersier
BANGUNAN BAGI & SADAP 
Bangunan bagi terletak di saluran primer dan 
sekunder pada suatu titik cabang dan berfungsi 
untuk membagi aliran antara dua saluran atau 
lebih 
Bangunan Bagi Sadap 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang 
Pintu Bagi (1) 
Pintu Bagi (2) 
Pintu Sadap (3)
BANGUNAN BAGI & SADAP 
Bangunan Bagi Sadap 
BANGUNAN AIR 
Pintu Bagi (1) 
Pintu Bagi (2) 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang 
Celah 
Trapesium
BANGUNAN BAGI & SADAP 
Bangunan Bagi Sadap 
BANGUNAN AIR 
Pintu Bagi (2) 
Pintu Sadap (3) 
Bangunan bagi dan 
sadap mungkin digabung 
menjadi satu rangkaian 
bangunan 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang 
Bangunan sadap tersier 
mengalirkan air dari saluran 
primer atau saluran sekunder 
ke saluran tersier penerima 
Pintu Sadap (3)
BANGUNAN BAGI & SADAP 
Bangunan Bagi Sadap 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang 
Pintu Bagi (4) 
Pintu Bagi (5) 
Pintu Sadap (6) 
Pintu Sadap 
(7), (8)
BANGUNAN BAGI & SADAP 
Bangunan Bagi Sadap 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang 
Pintu Bagi (4) 
Pintu Bagi (5) 
Pintu Sadap (6)
BANGUNAN BAGI & SADAP 
Bangunan Sadap 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang 
Pintu Sadap 
Pintu Sadap
BANGUNAN BAGI & SADAP 
Bangunan Sadap 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang 
Pintu Sadap
BANGUNAN BAGI & SADAP 
Bangunan Sadap 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka
BANGUNAN BAGI & SADAP 
Bangunan Sadap 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka 
Tampak Hulu 
Pintu Sadap 
Tampak Hilir 
Tampak Samping
BANGUNAN BAGI & SADAP 
Bangunan Sadap 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka 
Tampak Hulu 
Tampak Hilir 
Tampak Samping
BANGUNAN BAGI & SADAP 
Boks Bagi Tersier 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka 
Boks-boks bagi di saluran 
tersier membagi aliran untuk 
dua saluran atau lebih (tersier, 
subtersier, dan/atau kuarter)
BANGUNAN PENGUKUR 
Ambang (free overflow) 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Ujungjaya, Sumedang 
Aliran akan diukur di hulu 
saluran primer, di cabang 
saluran primer, dan di 
bangunan sadap sekunder 
maupun tersier. Peralatan 
ukur dapat dibedakan 
menjadi alat ukur aliran atas 
bebas (free overflow) dan 
alat ukur aliran bawah 
(underflow).
BANGUNAN PENGATUR 
Celah Trapesium 
BANGUNAN AIR 
Lokasi: Tirtanegara, Majalengka 
Untuk mencegah meninggi 
atau menurunnya muka air di 
saluran, dipakai mercu tetap 
atau 
celah kontrol trapesium 
(trapezoidal notch)

More Related Content

What's hot

Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020
University of Widyagama Malang
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergIwan Sutriono
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Harsanty Seran
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
noussevarenna
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
Nurul Angreliany
 
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarMenghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Yosua Freddyta'tama
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
vieta_ressang
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalJulia Maidar
 
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)afifsalim
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
فهرودين سفي
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Joy Irman
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
E Sanjani
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
Mira Pemayun
 
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedungpenulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
Agus Fitriyanto
 
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam TanahMekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam TanahReski Aprilia
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
andribacotid
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Rafi Perdana Setyo
 

What's hot (20)

Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarMenghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
 
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedungpenulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
 
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam TanahMekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum Gempa
 

Similar to 11 sistem jaringan dan bangunan irigasi

Sistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaSistem Drainase Kota
Sistem Drainase Kota
Joy Irman
 
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptxKP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
bagus223923
 
Makalah Irigasi.pdf
Makalah Irigasi.pdfMakalah Irigasi.pdf
Makalah Irigasi.pdf
AyuPermataChandra
 
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam PertanianPPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPGHybrid1
 
bangunan air
bangunan air bangunan air
bangunan air
Ezra Sebayang
 
3a - Irigasi dan Bangunan Air.pdf
3a - Irigasi dan Bangunan Air.pdf3a - Irigasi dan Bangunan Air.pdf
3a - Irigasi dan Bangunan Air.pdf
dishubpga
 
Bangunan Pintu Air.pptx
Bangunan Pintu Air.pptxBangunan Pintu Air.pptx
Bangunan Pintu Air.pptx
Kamela Putri
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
PPGHybrid1
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
PPGHybrid1
 
10. SPAM - Perencanaan Reservoir [Autosaved].pptx
10. SPAM - Perencanaan Reservoir [Autosaved].pptx10. SPAM - Perencanaan Reservoir [Autosaved].pptx
10. SPAM - Perencanaan Reservoir [Autosaved].pptx
DesriEmiliyaniSinaga
 
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptxPertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
PIPITSPP1
 
Teori Irigasi.doc
Teori Irigasi.docTeori Irigasi.doc
Teori Irigasi.doc
AndiAdillahFirstania1
 
T2_JARINGAN IRIGASI.pptx
T2_JARINGAN IRIGASI.pptxT2_JARINGAN IRIGASI.pptx
T2_JARINGAN IRIGASI.pptx
AchmadAbidin2
 
Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5
Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5
Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5
Mela Prihapsari Purwaningrum
 
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistemmateri kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
vandamustika
 
PPT PELAKSANA IRIGASI (MUHAMAD FUADUDIN).pptx
PPT PELAKSANA IRIGASI (MUHAMAD FUADUDIN).pptxPPT PELAKSANA IRIGASI (MUHAMAD FUADUDIN).pptx
PPT PELAKSANA IRIGASI (MUHAMAD FUADUDIN).pptx
RossaLesmana2
 
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptxPENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
DedenCahyo1
 
Rekayasa Irigasi.pptx
Rekayasa Irigasi.pptxRekayasa Irigasi.pptx
Rekayasa Irigasi.pptx
Shidiq2
 
slide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptx
slide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptxslide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptx
slide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptx
Andi Kurniawansyah
 

Similar to 11 sistem jaringan dan bangunan irigasi (20)

Sistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaSistem Drainase Kota
Sistem Drainase Kota
 
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptxKP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
 
Makalah Irigasi.pdf
Makalah Irigasi.pdfMakalah Irigasi.pdf
Makalah Irigasi.pdf
 
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam PertanianPPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
 
bangunan air
bangunan air bangunan air
bangunan air
 
3a - Irigasi dan Bangunan Air.pdf
3a - Irigasi dan Bangunan Air.pdf3a - Irigasi dan Bangunan Air.pdf
3a - Irigasi dan Bangunan Air.pdf
 
Bangunan Pintu Air.pptx
Bangunan Pintu Air.pptxBangunan Pintu Air.pptx
Bangunan Pintu Air.pptx
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
 
10. SPAM - Perencanaan Reservoir [Autosaved].pptx
10. SPAM - Perencanaan Reservoir [Autosaved].pptx10. SPAM - Perencanaan Reservoir [Autosaved].pptx
10. SPAM - Perencanaan Reservoir [Autosaved].pptx
 
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptxPertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
 
Teori Irigasi.doc
Teori Irigasi.docTeori Irigasi.doc
Teori Irigasi.doc
 
T2_JARINGAN IRIGASI.pptx
T2_JARINGAN IRIGASI.pptxT2_JARINGAN IRIGASI.pptx
T2_JARINGAN IRIGASI.pptx
 
Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5
Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5
Bangunan pelengkap-instalasi-drainase-bab-5
 
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistemmateri kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
 
PPT PELAKSANA IRIGASI (MUHAMAD FUADUDIN).pptx
PPT PELAKSANA IRIGASI (MUHAMAD FUADUDIN).pptxPPT PELAKSANA IRIGASI (MUHAMAD FUADUDIN).pptx
PPT PELAKSANA IRIGASI (MUHAMAD FUADUDIN).pptx
 
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptxPENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
PENGANTAR_JARINGAN_IRIGASI.pptx
 
Rekayasa Irigasi.pptx
Rekayasa Irigasi.pptxRekayasa Irigasi.pptx
Rekayasa Irigasi.pptx
 
Irigasi 2.pptx
Irigasi 2.pptxIrigasi 2.pptx
Irigasi 2.pptx
 
slide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptx
slide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptxslide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptx
slide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptx
 

More from Kharistya Amaru

15 drainase bawah permukaan
15   drainase bawah permukaan15   drainase bawah permukaan
15 drainase bawah permukaan
Kharistya Amaru
 
14 darinase permukaan
14   darinase permukaan14   darinase permukaan
14 darinase permukaan
Kharistya Amaru
 
13 irigasi curah
13   irigasi curah13   irigasi curah
13 irigasi curah
Kharistya Amaru
 
12 irigasi tetes
12   irigasi tetes12   irigasi tetes
12 irigasi tetes
Kharistya Amaru
 
10 irigasi permukaan
10   irigasi permukaan10   irigasi permukaan
10 irigasi permukaan
Kharistya Amaru
 
09 hidroponik
09   hidroponik09   hidroponik
09 hidroponik
Kharistya Amaru
 
06 kebutuhan air tanaman
06   kebutuhan air tanaman06   kebutuhan air tanaman
06 kebutuhan air tanaman
Kharistya Amaru
 
07 kebutuhan air tanaman
07   kebutuhan air tanaman07   kebutuhan air tanaman
07 kebutuhan air tanaman
Kharistya Amaru
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanaman
Kharistya Amaru
 
04 hubungan air, tanah dan tanaman
04   hubungan air, tanah dan tanaman04   hubungan air, tanah dan tanaman
04 hubungan air, tanah dan tanaman
Kharistya Amaru
 
03 kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
03   kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi03   kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
03 kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
Kharistya Amaru
 
02 pendahuluan irigasi & drainase
02   pendahuluan  irigasi & drainase02   pendahuluan  irigasi & drainase
02 pendahuluan irigasi & drainase
Kharistya Amaru
 
01 kontrak irigasi dan drainase
01  kontrak irigasi dan drainase01  kontrak irigasi dan drainase
01 kontrak irigasi dan drainase
Kharistya Amaru
 
Profil unpad dan snmptn 2014
Profil unpad dan snmptn 2014 Profil unpad dan snmptn 2014
Profil unpad dan snmptn 2014
Kharistya Amaru
 
Pertolongan korban banyak
Pertolongan korban banyakPertolongan korban banyak
Pertolongan korban banyakKharistya Amaru
 
Kedaruratan medis + snake bite
Kedaruratan medis + snake biteKedaruratan medis + snake bite
Kedaruratan medis + snake biteKharistya Amaru
 
Cidera sistem otot rangka
Cidera sistem otot rangkaCidera sistem otot rangka
Cidera sistem otot rangkaKharistya Amaru
 

More from Kharistya Amaru (20)

15 drainase bawah permukaan
15   drainase bawah permukaan15   drainase bawah permukaan
15 drainase bawah permukaan
 
14 darinase permukaan
14   darinase permukaan14   darinase permukaan
14 darinase permukaan
 
13 irigasi curah
13   irigasi curah13   irigasi curah
13 irigasi curah
 
12 irigasi tetes
12   irigasi tetes12   irigasi tetes
12 irigasi tetes
 
10 irigasi permukaan
10   irigasi permukaan10   irigasi permukaan
10 irigasi permukaan
 
09 hidroponik
09   hidroponik09   hidroponik
09 hidroponik
 
06 kebutuhan air tanaman
06   kebutuhan air tanaman06   kebutuhan air tanaman
06 kebutuhan air tanaman
 
07 kebutuhan air tanaman
07   kebutuhan air tanaman07   kebutuhan air tanaman
07 kebutuhan air tanaman
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanaman
 
04 hubungan air, tanah dan tanaman
04   hubungan air, tanah dan tanaman04   hubungan air, tanah dan tanaman
04 hubungan air, tanah dan tanaman
 
03 kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
03   kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi03   kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
03 kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
 
02 pendahuluan irigasi & drainase
02   pendahuluan  irigasi & drainase02   pendahuluan  irigasi & drainase
02 pendahuluan irigasi & drainase
 
01 kontrak irigasi dan drainase
01  kontrak irigasi dan drainase01  kontrak irigasi dan drainase
01 kontrak irigasi dan drainase
 
Profil unpad dan snmptn 2014
Profil unpad dan snmptn 2014 Profil unpad dan snmptn 2014
Profil unpad dan snmptn 2014
 
Pertolongan korban banyak
Pertolongan korban banyakPertolongan korban banyak
Pertolongan korban banyak
 
Penilaian 1
Penilaian 1Penilaian 1
Penilaian 1
 
Luka bakar
Luka bakarLuka bakar
Luka bakar
 
Kedaruratan medis + snake bite
Kedaruratan medis + snake biteKedaruratan medis + snake bite
Kedaruratan medis + snake bite
 
Dasar dasar pp
Dasar dasar ppDasar dasar pp
Dasar dasar pp
 
Cidera sistem otot rangka
Cidera sistem otot rangkaCidera sistem otot rangka
Cidera sistem otot rangka
 

Recently uploaded

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 

Recently uploaded (20)

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 

11 sistem jaringan dan bangunan irigasi

  • 1. SISTEM JARINGAN DAN BANGUNAN IRIGASI IRIGASI & DRAINASE – PERTEMUAN 15
  • 2. JARINGAN IRIGASI  Jaringan Irigasi merupakan suatu kesatuan saluran dan bangunan yang dipergunakan untuk mengalirkan air dari sungai ke sawah berdasarkan besarnya kebutuhan air pada petak - petak kuarter  Besarnya kebutuhan akan air dipetak kuarter untuk irigasi ini akan mempengaruhi kapasitas saluran kuarter. Besarnya kapasitas saluran pada petak kuarter akan mempengaruhi besarnya kapasitas saluran di saluran tersier, besarnya, kapasitas saluran tersier akan berpengaruh pada kapasitas saluran sekunder kemudian akan berpengaruh terhadap kapasitas saluran primer dan bangunan utama (Headworks).
  • 3. PETAK IRIGASI  Petak irigasi terbagi dalam empat kategori :  Petak Primer  Petak Sekunder  Petak Tersier  Petak kuarter Saluran Sekunder Intake In take bendung Bangunan bagi dengan pintu sadap Bangunan sadap Saluran Primer Saluran tersier Saluran pembuang
  • 4. PETAK IRIGASI : PETAK PRIMER  Petak Primer  Petak primer dilayani oleh satu saluran primer yang mengambil aimya langsung dari sumber air, biasanya sungai. berupa bendung, bendungan, rumah pompa, dll.  Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder yang mengambil air langsung dari saluran primer  Bila satu bendung terdapat dua pintu (intake) kiri dan kanan, maka terdapat dua petak primer.  Saluran primer diusahakan sejajar dengan kontur atau garis tinggi.
  • 5. PETAK IRIGASI : PETAK SEKUNDER  Petak Sekunder  Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan bagi yang terletak di saluran primer atau sekunder.  Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani oleh satu saluran sekunder  Batas-batas petak sekunder pada umumnya berupa tanda-tanda topografi yang jelas, misal saluran pembuang.  Luas petak sekunder bisa berbeda beda tergantung pada situasi daerah.
  • 6. PETAK IRIGASI : PETAK TERSIER  Petak Tersier  Petak ini menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan sadap (off take) tersier.  Petak tersier harus terletak langsung berbatasan langsung dengan saluran sekunder atau saluran primer, kecuali apabila petak-petas tersier tidak secara langsung terletak disepanjang jaringan saluran irigasi utama.  Petak tersier mempunyai batas-batas yang jelas misalnya : parit, jalan, batas desa dan sesar medan.  Ukuran optimum suatu petak tersier adalah antara 50 - 100 ha. Ukurannya dapat ditambah sampai maksimum 150 ha jika keadaan topografi memaksa demikian.
  • 7. PETAK IRIGASI : PETAK KUARTER  Petak Kuarter  Ukuran optimum suatu petak kuarter adalah 8 - 15 ha.  Lebar petak akan bergantung pada cara pembagian air, yakni apakah air dibagi dari satu sisi atau kedua sisi saluran kuarter.  Di daerah-daerah datar atau bergelombang, petak kuarter dapat membagi air ke dua sisi. Dalam hal ini lebar maksimum petak akan dibatasi sampai 400 m (2 x 200 m).  Pada tanah terjal, dimana saluran kuarter mengalirkan air ke satu sisi saja, lebar maksimum diambil 300 m. Panjang maksimum petak ditentukan oleh panjang saluran kuarter yang diisinkan (500 m).
  • 9. SALURAN IRIGASI  Saluran terbagi dalam 4 kategori :  Saluran Irigasi Utama  Saluran Irigasi Tersier  Saluran Pembuang Utama  Saluran Pembuang Tersier Saluran Sekunder Intake In take bendung Bangunan bagi dengan pintu sadap Bangunan sadap Saluran Primer Saluran tersier Saluran pembuang
  • 10. SALURAN IRIGASI UTAMA  Terdiri dari saluran irigasi Primer dan Sekunder  Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir  Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petas tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas saluran sekunder adalah pada bangunan sadap terakhir.
  • 11.
  • 12. SALURAN IRIGASI TERSIER  Saluran irigasi tersier membaa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama ke dalam petak tersier lalu di saluran kuarter.  Batas ujung saluran ini adalah box bagi kuarter yang terakhir.  Saluran kuarter membawa air dari box bagi kuarter melalui bangunan sadap tersier atau parit sawah ke sawah.
  • 13. SALURAN PEMBUANG UTAMA  Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang sekunder keluar daerah irigasi.  Saluran pembuang primer sering berupa saluran pembuang alam yang mengalirkan kelebihan air ke sungai, anak sungai atau ke laut.  Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersir dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke pembuang alam dan keluar daerah irigasi.
  • 14. SALURAN PEMBUANG TERSIER  Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petek tersier yang termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sarna danmenampung air, baik dari pembuangan kuarter maupun dari sawah-sawah.  Air tersebut dibuang ke dalam jaringan pembuang sekunder.  Saluran pembuang sekunder menerima buangan air dari saluran pembuang kuarter yang menampung air langsung dari sawah.
  • 15. STANDAR TATA NAMA  Nama-nama yang diberikan untuk petak, saluran, bangunan dan daerah irigasi harus jelas, pendek dan tidak mempunyai tafsiran ganda.  Nama-nama yang dipilih dibuat sedemikan sehingga jika dibuat bangunan baru kita tidak perlu mengubah semua nama yang sudah ada.
  • 16. STANDAR TATA NAMA : DAERAH IRIGASI  Nama yang diberikan sesuai dengan nama daerah setempat, atau desa terdekat dengan jaringan bangunan utama atau sungai yang aimya diambil untuk keperluan irigasi.  Apabila ada dua pengambilan atau lebih maka daerah irigasi tersebut sebaiknya diberi nama sesuai dengan desa-desa terdekat didaerah layanan setempat
  • 17. STANDAR TATA NAMA : JARINGAN IRIGASI UTAMA  Saluran irigasi primer sebaiknya diberi nama sesuai dengan daerah irigasi yang dilayani.  Saluran irigasi sekunder diberi nama sesuai dengan nama desa yang terletak di petak sekunder.  Petak sekunder sebaiknya diberi nama sesuai dengan nama saluran sekundemya.
  • 18. STANDAR TATA NAMA : JARINGAN IRIGASI TERSIER  Petak tersier diberi nama sesuai bangunan sadap tersier dari jaringan utama.  Ruas-ruas saluran tersier diberi nama sesuai dengan nama box yang terletak diantara kedua box. Box tersier diberi kode T, diikuti nomor urut menurut arah jarum jam, mulai dari box pertama dihilir bangunan sadap tersier, dst.  Petak kuarter diberi nama sesuai dengan petak rotasi, diikuti dengan nomor urut menurut jarum jam. Diberi kode A, B, C, dst.  Box kuarteri diberi kode K, diikuti dengan nomor urut menurut arah jarum jam (KI, K2, dst).  Saluran kuarter diberi nama sesuai dengan petak kuarter
  • 19. STANDAR TATA NAMA : JARINGAN PEMBUANG  Pada umumnya pembuang primer berupa sungai-sungai alamiah yang kesemuanya akan diberi nama.  Apabila ada saluran-saluran pembuang primer baru yang akan dibuat, maka saluran-saluran itu harus diberi nama tersendiri.  Jika saluran pembuang dibagi menjadi ruas-ruas maka masing-masing ruas akan diberi nama mulai dari ujung hilir.  Pembuang sekunder pada umumnya bempa sungai atau anak sungai yang lebih keeil.  Beberapa diantaranya sudah mempunyai nama yang tetap bisa dipakai, jika tidak sungai tersebut akan ditunjukan dengan sebuah huruf d (d =drainase).  Pembuang tersier adalah pembuang kategori terkecil dan akan dibagi-bagi menjadi ruas-ruas dengan debit seragam, masing-masing diberi nomor seri sendiri-sendiri
  • 20. SKEMA JARINGAN IRIGASI D.I. CIRASEA
  • 22. BANGUNAN IRIGASI DAN FUNGSINYA  Bendung  Bendung (weir) dipakai untuk meninggikan muka air di sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier  Kantong Lumpur  Kantung Lumpur dibuat untuk mencegah sedimen layang agar tidak masuk ke saluran pembawa dan ke petak sawah. Kantung Lumpur pada umumnya dibuat di sebelah hilir pintu intake bendung, sebelum saluran induk  Saluran Primer  Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir
  • 23. BANGUNAN IRIGASI DAN FUNGSINYA  Saluran Sekunder  Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran ini adalah pada bangunan sadap terakhir  Saluran Tersier  Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter. Batas ujung saluran ini adalah boks bagi kuarter melalui bangunan sadap tersier atau parit sawah ke sawah-sawah  Saluran pembuang primer  mengalirkan air lebih dari saluran pembuang sekunder ke luar daerah irigasi. Pembuang primer sering berupa saluran pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tsb ke sungai, anak sungai, atau ke laut
  • 24. BANGUNAN IRIGASI DAN FUNGSINYA  Bangunan Bagi  Bangunan bagi adalah bangunan irigasi yangberfungsi membagi air dari saluran primer ke saluran sekunder, atau dari saluran sekunder ke saluran sekunder lain.  Bangunan Sadap  Bangunan sadap berfungsi membagi air dari saluran sekunder atau saluran primer ke saluran tersier  Bangunan Pengukur  Aliran akan diukur di hulu saluran primer, di cabang saluran primer, dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier. Peralatan ukur dapat dibedakan menjadi alat ukur aliran atas bebas (free overflow) dan alat ukur aliran bawah (underflow).  Bangunan Pengatur  Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran, dipakai mercu tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)
  • 25. BANGUNAN UTAMA Bendung (weir) dipakai untuk meninggikan muka air di sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier Bendung BANGUNAN AIR Lokasi: Tirtanegara, Majalengka
  • 26. BANGUNAN UTAMA Bendung BANGUNAN AIR Pintu Bilas Lokasi: Tirtanegara, Majalengka Pintu Intake Pintu Pengambilan / Intake Bendung terletak pada awal saluran irigasi yang berfungsi untuk memasukan air dari bendung ke saluran sesuai kebutuhan
  • 27. BANGUNAN UTAMA Bendung BANGUNAN AIR Pintu Bilas Pintu Intake Lokasi: Tirtanegara, Majalengka Pintu Bilas Bendung pada umumnya dibangun berdampingan dengan badan bendung, berfungsi untuk membersihkan sedimen dasar dan kotoran lainnya yang mengendap di belakang tubuh bendung
  • 28. BANGUNAN UTAMA Bendung BANGUNAN AIR Pintu Bilas Lokasi: Tirtanegara, Majalengka
  • 29. BANGUNAN UTAMA Bendung BANGUNAN AIR Pintu Intake Lokasi: Tirtanegara, Majalengka Pintu Intake
  • 30. BANGUNAN UTAMA Bendung BANGUNAN AIR Lokasi: Tirtanegara, Majalengka Hulu Bendung
  • 31. BANGUNAN UTAMA Bendung BANGUNAN AIR Lokasi: Tirtanegara, Majalengka Hilir Bendung
  • 32. BANGUNAN UTAMA Bendung BANGUNAN AIR Lokasi: Tirtanegara, Majalengka Sisi Bendung
  • 33. BANGUNAN UTAMA Bendung BANGUNAN AIR Pintu Intake Pintu Bilas Lokasi: Ujungjaya, Sumedang
  • 34. BANGUNAN UTAMA Bendung BANGUNAN AIR Lokasi: Ujungjaya, Sumedang Sisi Bendung
  • 35. BANGUNAN UTAMA Bendung BANGUNAN AIR Pintu Bilas Pintu Intake Lokasi: Ujungjaya, Sumedang
  • 36. BANGUNAN UTAMA Bendung BANGUNAN AIR Lokasi: Ujungjaya, Sumedang Pintu Intake
  • 37. BANGUNAN UTAMA Kantung Lumpur BANGUNAN AIR Pintu Bilas Kantung Lumpur Kantung Lumpur Lokasi: Ujungjaya, Sumedang Kantung Lumpur dibuat untuk mencegah sedimen layang agar tidak masuk ke saluran pembawa dan ke petak sawah. Kantung Lumpur pada umumnya dibuat di sebelah hilir pintu intake bendung, sebelum saluran induk
  • 38. BANGUNAN UTAMA Kantung Lumpur BANGUNAN AIR Pintu Bilas Kantung Lumpur Lokasi: Ujungjaya, Sumedang Saluran Bilas
  • 39. SALURAN Saluran Primer BANGUNAN AIR Lokasi: Ujungjaya, Sumedang Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir Dengan Lining Tanpa Lining
  • 40. SALURAN Saluran Sekunder BANGUNAN AIR Lokasi: Ujungjaya, Sumedang Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran ini adalah pada bangunan sadap terakhir Dengan Lining Tanpa Lining
  • 41. SALURAN Saluran Tersier BANGUNAN AIR Lokasi: Ujungjaya, Sumedang Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter. Batas ujung saluran ini adalah boks bagi kuarter melalui bangunan sadap tersier atau parit sawah ke sawah-sawah Dengan Lining Dengan Lining
  • 42. SALURAN Saluran Tersier BANGUNAN AIR Tanpa Lining Lokasi: Ujungjaya, Sumedang Tanpa Lining
  • 43. SALURAN Saluran Pembuang BANGUNAN AIR Lokasi: Ujungjaya, Sumedang Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang sekunder ke luar daerah irigasi. Pembuang primer sering berupa saluran pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tsb ke sungai, anak sungai, atau ke laut
  • 44. SALURAN Saluran Pembuang BANGUNAN AIR Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air, baik dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah. Air tersebut dibuang ke dalam jaringan pembuang sekunder Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier, menampung air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran pembuang tersier
  • 45. BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih Bangunan Bagi Sadap BANGUNAN AIR Lokasi: Ujungjaya, Sumedang Pintu Bagi (1) Pintu Bagi (2) Pintu Sadap (3)
  • 46. BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Bagi Sadap BANGUNAN AIR Pintu Bagi (1) Pintu Bagi (2) Lokasi: Ujungjaya, Sumedang Celah Trapesium
  • 47. BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Bagi Sadap BANGUNAN AIR Pintu Bagi (2) Pintu Sadap (3) Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi satu rangkaian bangunan Lokasi: Ujungjaya, Sumedang Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau saluran sekunder ke saluran tersier penerima Pintu Sadap (3)
  • 48. BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Bagi Sadap BANGUNAN AIR Lokasi: Ujungjaya, Sumedang Pintu Bagi (4) Pintu Bagi (5) Pintu Sadap (6) Pintu Sadap (7), (8)
  • 49. BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Bagi Sadap BANGUNAN AIR Lokasi: Ujungjaya, Sumedang Pintu Bagi (4) Pintu Bagi (5) Pintu Sadap (6)
  • 50. BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Sadap BANGUNAN AIR Lokasi: Ujungjaya, Sumedang Pintu Sadap Pintu Sadap
  • 51. BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Sadap BANGUNAN AIR Lokasi: Ujungjaya, Sumedang Pintu Sadap
  • 52. BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Sadap BANGUNAN AIR Lokasi: Tirtanegara, Majalengka
  • 53. BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Sadap BANGUNAN AIR Lokasi: Tirtanegara, Majalengka Tampak Hulu Pintu Sadap Tampak Hilir Tampak Samping
  • 54. BANGUNAN BAGI & SADAP Bangunan Sadap BANGUNAN AIR Lokasi: Tirtanegara, Majalengka Tampak Hulu Tampak Hilir Tampak Samping
  • 55. BANGUNAN BAGI & SADAP Boks Bagi Tersier BANGUNAN AIR Lokasi: Tirtanegara, Majalengka Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk dua saluran atau lebih (tersier, subtersier, dan/atau kuarter)
  • 56. BANGUNAN PENGUKUR Ambang (free overflow) BANGUNAN AIR Lokasi: Ujungjaya, Sumedang Aliran akan diukur di hulu saluran primer, di cabang saluran primer, dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier. Peralatan ukur dapat dibedakan menjadi alat ukur aliran atas bebas (free overflow) dan alat ukur aliran bawah (underflow).
  • 57. BANGUNAN PENGATUR Celah Trapesium BANGUNAN AIR Lokasi: Tirtanegara, Majalengka Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran, dipakai mercu tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)