SlideShare a Scribd company logo
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
i 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
KATA PENGANTAR 
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber 
Daya Air Wilayah Sungai Asahan sesuai Surat Perjanjian Kontrak antara Satuan 
Kerja Perencanaan Pemrograman dan Penganggaran Bidang Sumber Daya Air 
Departemen Pekerjaan Umum dengan PT. JASAPATRIA GUNATAMA dengan 
Nomor : KU.08.08/PPK/Ap/61/2006, Tanggal 13 Juni 2006, maka dapat disusun 
Laporan Akhir. 
Dalam laporan ini berisikan uraian pendahuluan, pendekatan dan metodologi, 
gambaran umum dan wilayah studi, pengolahan dan analisa data, penyusunan 
pola pengelolaan sumber daya air Wilayah Sungai Asahan serta kesimpulan dan 
rekomendasi. 
Atas segala arahan dan bantuan dari berbagai pihak terkait demi kelancaran 
pembuatan laporan ini diucapkan terima kasih. 
Demikian Laporan Akhir disampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi semua 
pihak dan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan untuk melaksanakan 
program selanjutnya. 
Bandung, Desember 2006 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA, 
(Ir. Rini Kosasih) 
Direktur
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
ii 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
DAFTAR ISI 
Halaman 
KATA PENGANTAR i 
DAFTAR ISI ii 
DAFTAR TABEL vii 
DAFTAR GAMBAR xii 
DAFTAR LAMPIRAN xiv 
DAFTAR PUSTAKA xv 
BAB-I PENDAHULUAN 1 – 1 
1.1. Latar Belakang 1 – 1 
1.1.1. Wilayah Studi 1 – 4 
1.1.2. Permasalahan Umum 1 – 4 
1.2. Maksud Dan Tujuan 1 – 5 
1.2.1. Maksud 1 – 5 
1.2.2. Tujuan 1 – 5 
1.3. Sasaran 1 – 6 
1.4. Data Umum Pekerjaan 1 – 6 
1.5. Lingkup Jasa Pelayanan 1 – 6 
1.6. Jangka Waktu Pelaksanaan 1 – 8 
1.7. Pelaporan 1 – 9 
BAB-II PENDEKATAN DAN METODOLOGI 2 – 1 
2.1. Pendekatan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan 2 – 1 
2.2. Pendekatan Dan Metodologi 2 – 8 
2.2.1. Kerangka Analisis Dalam Penyusunan Pola 
Pengelolaan SDA 
2 – 8 
2.2.2. Metode Analisis Penyusunan Pola Pengelolaan 
SDA Wilayah Sungai 
2 – 10 
2.2.2.1. Pengkajian Data 2 – 10 
2.2.2.2. Indentifikasi dan Upaya Strategis 2 – 14 
2.2.3. Pertemuan Konsultasi Masyarakat 2 – 14 
2.3. Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan SDA Wilayah 
Sungai Asahan 
2 – 15 
2.4. Legalisasi 2 – 16 
BAB-III GAMBARAN UMUM DAN WILAYAH STUDI 3 – 1 
3.1. Strategi, Arah Kebijakan Dan Program Pembangunan 
SDA dan Irigasi Provinsi Sumut 
3 – 1 
3.2. Aspek Tata Ruang 3 – 3 
3.2.1. Gambaran Umum Tata Ruang Provinsi Sumatera 
Utara 
3 – 3
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
iii 
3.2.1.1. Letak Geografis 3 – 3 
3.2.1.2. Kondisi Topografi 3 – 5 
3.2.1.3. Iklim 3 – 5 
3.2.1.4. Geologi 3 – 5 
3.2.1.5. Hidrologi 3 – 8 
3.2.1.6. Sumber Daya Alam dan Lingkungan 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Hidup 
3 – 11 
3.2.1.7. Pemanfaatan Ruang 3 – 17 
3.2.1.8. Penggunaan Lahan di WS Asahan 3 – 21 
3.3. Aspek Sosial Ekonomi 3 – 27 
3.3.1. Batas Administrasi Wilayah Studi 3 – 27 
3.3.2. Kependudukan 3 – 28 
3.3.3. Mata Pencaharian dan Pendapatan Penduduk 3 – 32 
3.3.4. Sektor Pertanian 3 – 33 
3.3.4.1. Sub Sektor Tanaman Pangan 3 – 34 
3.3.4.2. Sub Sektor Perkebunan 3 – 36 
3.3.4.3. Sub Sektor Perikanan 3 – 39 
3.3.4.4. Sub Sektor Peternakan 3 – 39 
3.3.4.5. Sub Sektor Kehutanan 3 – 41 
3.3.5. Sektor Energi dan Air Bersih 3 – 43 
3.3.5.1. Sub Sektor Listrik 3 – 43 
3.3.5.2. Sub Sektor Air Bersih 3 – 44 
3.3.6. Sektor Pariwisata 3 – 45 
3.3.7. Sektor Industri Pengolahan 3 – 47 
3.3.8. Sektor Pertambangan dan Penggalian 3 – 50 
3.3.9. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Studi 3 – 50 
3.3.9.1. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumut 
2002 - 2004 
3 – 50 
3.4. Aspek Hidrologi 3 – 53 
3.4.1. Analisis Curah Hujan, Iklim dan Debit 3 – 53 
3.4.2. Analisis Kalibrasi ,Verifikasi dan Perhitungan Debit 
Runoff 
3 – 64 
3.5. Aspek Kualitas Air 3 – 68 
3.6. Aspek Konservasi 3 – 73 
3.6.1. Keterkaitan Sub Ekosistem Hulu dan Hilir DTA 
Danau Toba - WS Asahan 
3 – 73 
3.6.2. Kondisi Biofisik Wilayah DAS Asahan - Toba 3 – 75 
3.6.2.1. Jenis Tanah 3 – 75 
3.6.2.2. Curah Hujan dan Erosi Tanah 3 – 80 
3.6.2.3. Kemiringan Lereng 3 – 81 
3.6.2.4. Penutupan Lahan 3 – 82 
3.7. Aspek Pengembangan Sumber Daya Air 3 – 92 
3.7.1. Sistem Tata Air 3 – 92 
3.7.2. Infrastruktur yang ada (kondisi eksisting) 3 – 92
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
3.7.3. Kebutuhan Air 3 – 92 
3.7.4. Rencana Infrastruktur Masa Mendatang 3 – 94 
3.7.5. Perhitungan Data Time Series Masukan DSS-Ribasim 
3 – 94 
BAB-IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4 – 1 
4.1. Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air 4 – 1 
4.1.1. Visi dan Misi Pengelolaan SDA 4 – 3 
4.2. Analisis Arahan Tata Ruang 4 – 5 
4.2.1. Aspek Tata Ruang Pada WS Asahan 4 – 5 
4.2.1.1. Letak WS Asahan Secara Regional 4 – 6 
4.2.1.2. Kawasan Andalan di WS Asahan 4 – 8 
4.2.1.3. Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah 
iv 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Sungai Asahan 
4 – 11 
4.2.1.4. Permasalahan Lingkungan di WS Asahan 4 – 15 
4.2.1.5. Arahan Pemanfaatan Ruang di Wilayah 
Sungai Asahan 
4 – 19 
4.2.1.6. Arahan Struktur Penataan Ruang di WS 
Asahan / Kawasan Danau Toba 
4 – 27 
4.3. Analisis Aspek Sosial Ekonomi 4 – 29 
4.3.1. Proyeksi Penduduk 4 – 29 
4.3.2. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Studi 4 – 36 
4.3.3. Proyeksi Sektor Pertanian WS Asahan 4 – 40 
4.3.3.1. Proyeksi Kebutuhan Pangan 4 – 40 
4.3.3.2. Proyeksi Produksi Pangan 4 – 41 
4.3.3.3. Proyeksi Neraca Pangan 4 – 43 
4.3.3.4. Proyeksi Lahan Sawah 4 – 48 
4.3.3.5. Proyeksi Populasi Ternak 4 – 49 
4.3.4. Proyeksi Sektor Energi dan Air Bersih 4 – 52 
4.3.4.1. Sub Sektor Energi 4 – 52 
4.3.4.2. Sub Sektor Air Bersih 4 – 56 
4.3.5. Proyeksi Sektor Parwisata 4 – 57 
4.4. Analisis Aspek Hidrologi 4 – 60 
4.4.1. Ketersediaan Air Wilayah Sungai Asahan 4 – 60 
4.4.2. Perhitungan Debit Banjir Rencana Sub DAS 4 – 60 
4.4.2.1. Hujan Rencana 4 – 61 
4.4.2.2. Debit Banjir Rencana 4 – 61 
4.5. Analisis Kebutuhan Air Bersih dan Kualitas Air Sungai 4 – 71 
4.5.1. Kebutuhan Air Rumah Tangga, Perkotaan dan 
Industri (RKI) 
4 – 71 
4.5.1.1. Analisis RKI di DAS Asahan 4 – 71 
4.5.1.2. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Rumah 
Tangga dan Industri (RKI) 
4 – 79 
4.5.2. Kualitas Air DAS Asahan 4 – 84
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
4.5.2.1. Kualitas Air Kawasan Danau Toba 4 – 84 
4.5.2.2. Kualitas Air Sungai yg Masuk ke Danau 
v 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Toba 
4 – 92 
4.6. Analisis Aspek Konservasi 4 – 94 
4.6.1. Erosi dan Sedimentasi 4 – 94 
4.6.1.1. Erosi dan Sedimentasi Ekosistem Bagian 
Hulu 
4 – 96 
4.6.1.2. Erosi dan Sedimentasi Ekosistem Bagian 
Hilir 
4 – 116 
4.6.2. Strategi Konservasi 4 – 130 
4.6.2.1. Pola Konservasi 4 – 130 
4.7. Analisis Aspek Pengembangan Sumber Daya Air 4 – 164 
4.7.1. Upaya-upaya Pengembangan Sumber Daya air 4 – 168 
4.7.1.1. Upaya Peningkatan Pola Operasi 
Danau Toba untuk PLTA 
4 – 168 
4.7.1.2. Upaya Pengembangan Rencana 
Bendungan 
4 – 171 
4.8. Analisis Pengendalian Banjir 4 – 171 
BAB-V PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SDA WS ASAHAN 5 – 1 
5.1. Konsepsi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Asahan 5 – 1 
5.1.1. Konservasi SDA 5 – 1 
5.1.2. Perlindungan dan Pelestarian SDA 5 – 2 
5.1.3. Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian 
Pencemaran Air 
5 – 3 
5.1.4. Pendayagunaan SDA 5 – 3 
5.1.4.1. Penatagunaan 5 – 5 
5.1.4.2. Penyediaan 5 – 5 
5.1.4.3. Penggunaan 5 – 5 
5.1.4.4. Pengembangan 5 – 5 
5.1.4.5. Pengusahaan 5 – 5 
5.1.5. Pengendalian Daya Rusak AIr 5 – 5 
5.1.5.1. Pencegahan Daya Rusak Air 5 – 6 
5.1.5.2. Penanggulangan Daya Rusak Air 5 – 7 
5.1.5.3. Pemulihan Daya Rusak Air 5 – 7 
5.1.6. Peran Serta Masyarakat 5 – 7 
5.1.7. Sistem Informasi SDA 5 – 8 
5.2. Strategi Pengelolaan SDA 5 – 9 
5.2.1. Strategi Jangka Pendek (2006 – 2010) 5 – 9 
5.2.2. Strategi Jangka Menengah (2011 – 2020) 5 – 12 
5.2.3. Strategi Jangka Panjang (2021 – 2030) 5 – 15 
5.3. Konsep Rancangan Pola Pengelolaan SDA WS Asahan 5 – 18
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
BAB-VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6 – 1 
6.1. Kesimpulan 6 – 1 
6.1.1. Aspek Tata Ruang 6 – 1 
6.1.2. Aspek Sosial Ekonomi 6 – 2 
6.1.3. Aspek Konservasi 6 – 2 
6.1.4. Aspek Kualitas Air 6 – 3 
6.1.5. Aspek Pengembangan SDA 6 – 4 
. 6.1.6. Aspek Pengendalian Banjir 6 – 5 
6.2. Rekomendasi 6 – 6 
6.3. Penutup 6 – 11 
vi 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
vii 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
DAFTAR TABEL 
Halaman 
Tabel 
3.1. Satuan Wilayah Sungai di Provinsi Sumatera Utara 3 – 8 
3.2. Luas Kawasan Lindung dan Budidaya Provinsi SUMUT 3 – 13 
3.3. Potensi Kawasan Lindung dan Budidaya Hutan di 
Provinsi SUMUT 
3 – 15 
3.4. Penggunaan Lahan di Prov. SUMUT Tahun 2002 3 – 19 
3.5. Pemanfaatan Lahan Setiap Sub Basin WS Asahan 3 – 21 
3.6. Luas Wilayah DAS Asahan Per Kabupaten 3 – 27 
3.7. Laju Pertumbuhan Penduduk di WS Asahan 3 – 29 
3.8. Jumlah Penduduk di WS Asahan Periode Tahun 2004 3 – 29 
3.9. Kepadatan dan Penyebaran Penduduk di DAS 
Asahan 
3 – 31 
3.10. Prosentase Penduduk Berumur 10 tahun Keatas 
yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di WS 
Asahan Tahun 2004 
3 – 33 
3.11. Produksi Tanaman Palawija di WS Asahan Tahun 
2004 
3 – 34 
3.12. Produksi Tanaman Padi di WS Asahan Tahun 2004 3 – 35 
3.13. Perkembangan Produksi Padi Sawah di WS Asahan 
Tahun 2001 – 2004 
3 – 35 
3.14. Perkembangan Produksi Padi Ladang di WS Asahan 
Tahun 2001 – 2004 
3 – 35 
3.15. Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat di WS Asahan 
Tahun 2004 
3 – 36 
3.16. Produksi Tanaman Perkebunan PTPN / Swasta di WS 
Asahan Tahun 2004 
3 – 38 
3.17. Data Sub Sektor Perikanan Darat di WS Asahan 
Tahun 2004 
3 – 39 
3.18. Data Produksi Daging Ternak di WS Asahan Tahun 
2004 
3 – 40 
3.19. Data Produksi Daging Unggas di WS Asahan Tahun 
2004 
3 – 40 
3.20. Data Populasi Ternak di WS Asahan Tahun 2004 3 – 40 
3.21. Data Populasi Unggas di WS Asahan Tahun 2004 3 – 41 
3.22. Tata Guna Lahan Hutan di WS Asahan Tahun 
2004 
3 – 42 
3.23. Data Sub Sektor Listrik di Wilayah Sungai Asahan 
Tahun 2004 
3 – 43 
3.24. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber 
Penerangan 
3 – 43
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
viii 
3.25. Jumlah Produksi dan Pelanggan Air Bersih Tahun 
2004 di WS Asahan 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
3 – 44 
3.26. Perkembangan Pelanggan Air Bersih di WS Asahan 
Tahun 2004 
3 – 45 
3.27. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air 
minum 
3 – 45 
3.28. Perkembangan Jumlah Hotel dan Akomodasi 
lainnya di WS Asahan Periode Tahun 2000 – 2004 
3 – 46 
3.29. Jumlah Hotel dan Akomodasi Lainnya Menurut Kelas 
di WS Asahan Periode Tahun 2004 
3 – 47 
3.30. Perkembangan Jumlah Industri Besar dan Sedang 
Periode Tahun 2002 – 2004 
3 – 49 
3.31. Jumlah Industri Kecil di WS Asahan Tahun 2004 3 – 49 
3.32. Perkembangan PDRB Provinsi Sumatera Utara Tahun 
2002- 2004 Atas Dasar Harga Berlaku (Milyar Rupiah) 
3 – 50 
3.33. Perkembangan PDRB Provinsi Sumatera Utara Tahun 
2002- 2004 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1993 
(Milyar Rupiah) 
3 – 51 
3.34. Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara 
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2002- 2004 
3 – 51 
3.35. Perkembangan PDRB Kabupaten/Kota di WS 
Asahan 
3 – 52 
3.36. Perkembangan Pendapatan Per Kapita Kabupaten 
/Kota di WS Asahan 
3 – 52 
3.37. Daftar Pos Duga Air 3 – 64 
3.38. Kualitas Air S.Asahan di Porsea 3 – 69 
3.39. Kualitas Air S.Asahan di Siruar 3 – 69 
3.40. Kualitas Air S.Asahan di Tangga 3 – 70 
3.41. Kualitas Air S.Asahan di Tanjung Balai 3 – 71 
3.42. Luas Ekosistem Bagian Hulu dan Hilir 3 – 75 
3.43. Penyebaran Jenis Tanah 3 – 76 
3.44. Kemiringan Lereng Ekosistem Hulu dan Hilir 3 – 81 
3.45. Luas Kawasan Hutan Relevan Dengan DTA Danau 
Toba Asahan 
3 – 82 
3.46. Lahan Kritis Ekosistem Hulu (DTA Danau Toba) 3 – 85 
3.47. Pembagian Kawasan Hutan Ekosistem Bagian Hilir 3 – 85 
3.48. Lahan Kritis Pada Ekosistem Bagian Hilir 3 – 86 
3.49. Kondisi Penutupan Lahan (kerapatan tajuk) Diluar 
dan Didalam Kawasan Hutan 
3 – 87 
3.50. Kegiatan GNRHL Tahun 2003 3 – 88 
3.51. Kegiatan GNRHL Tahun 2004 3 – 88 
3.52. Kegiatan RL Pada Areal Model Das Mikro (MDM) 3 – 89 
3.53. Pembuatan Areal Model Hutan Rakyat dan UP– 
Persuteraan Alam 
3 – 89 
3.54. Kegiatan RHL Tahun 2005 3 – 90 
3.55. Biaya Operasi Konservasi tahun (2001- 2005) DTA 
Danau Toba 
3 – 91
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
ix 
3.56. Kebutuhan Air Rumah-Tangga, Perkotaan dan 
Industri (m3/s) 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
3 – 93 
3.57. Hasil Simulasi Untuk Berbagai Target Outflow 3 – 93 
4.1. Rencana Penggunaan Lahan Di Kawasan WS 
Asahan 
4 – 27 
4.2. Proyeksi Penduduk di WS Asahan Periode 2006 – 
2030 
4 – 30 
4.3. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara 
Tahun 1991 – 2003 
4 – 36 
4.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota dan 
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2002-2004 
4 – 38 
4.5. Proyeksi Laju Pertumbuhan Ekonomi 4 – 38 
4.6. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 4 – 39 
4.7. Proyeksi Kebutuhan Padi di WS Asahan Tahun 2006 – 
2030 
4 – 40 
4.8. Resume Proyeksi Kebutuhan Pangan di WS Asahan 
Tahun 2006 – 2030 
4 – 40 
4.9. Proyeksi Produksi Pangan di WS Asahan 2005 – 2030 4 – 41 
4.10. Proyeksi Neraca Pangan Padi, Jagung dan Ubi 
Kayu di WS Asahan 2006 – 2030 
4 – 44 
4.11. Proyeksi Neraca Pangan Ubi Jalar, Kacang Tanah, 
Kacang Kedelai di WS Asahan 2006 – 2030 
4 – 46 
4.12. Proyeksi Luas Panen Tanaman Padi Berdasarkan 
Perkembangan Produksi Tahun 2006-2030 
4 – 48 
4.13. Proyeksi Jumlah Populasi Ternak Unggas Tahun 2006 
– 2030 
4 – 51 
4.14. Proyeksi Listrik 4 – 53 
4.15. Proyeksi Pelanggan Listrik 4 – 54 
4.16. Proyeksi Pelanggan Air Minum Tahun 2006-2030 4 – 56 
4.17. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Tahun 2006 – 2030 4 – 57 
4.18. Proyeksi Jumlah Wisatawan ke Kawasan Danau 
Toba Tahun 2006- 2030 
4 – 57 
4.19. Proyeksi Jumlah Akomodasi/Hotel di Kawasan 
Danau Toba Tahun 2006 – 2030 
4 – 58 
4.20 Proyeksi Jumlah Akomodasi/Hotel di Kawasan 
Danau Toba Tahun 2006 – 2030 
4 – 59 
4.21. Klasifikasi Hotel di WS Asahan 4 – 59 
4.22. Perhitungan Ketersediaan Air 4 – 60 
4.23. Curah Hujan Rencana Wilayah Sungai Asahan 4 – 62 
4.24. Hidrograf Banjir Rencana Sub DAS 4 – 65 
4.25. Wilayah Administratif DAS Asahan 4 – 71 
4.26. Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga per Orang Per 
Hari Menurut Kategori Kota 
4 – 72 
4.27. Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga per Orang Per 
Hari di DAS Asahan berdasarkan Tahap 
Perencanaan 
4 – 73
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
x 
4.28. Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Perkotaan dan 
Industri Berdasarkan Tahapan Perencanaan di DAS 
Asahan 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
4 – 76 
4.29. Prediksi Konsumsi Air Bersih Rumah Tangga- 
Perkotaan dan Industri DAS Asahan Tahun 2006 
sampai Tahun 2030 
4 – 77 
4.30. Prediksi Jumlah Penduduk DAS Asahan Tahun 2006 
sampai Tahun 2030 
4 – 78 
4.31. Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Perkotaan dan 
Industri DAS Asahan Tahun 2006 
4 – 80 
4.32. Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Perkotaan dan 
Industri DAS Asahan, Tahun 2011 
4 – 81 
4.33. Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Perkotaan dan 
Industri DAS Asahan Tahun 2021 
4 – 82 
4.34. Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Perkotaan dan 
Industri DAS Asahan, Tahun 2030 
4 – 83 
4.35. Kualitas Air Sungai Yang Masuk ke Danau Toba 4 – 93 
4.36. Sungai–Sungai di DTA D. Toba yang mengalir ke 
Danau Toba 
4 – 95 
4.37. Erosi Aktual Masing-Masing Sub Basin WS DTA. D. 
Toba 
4 – 97 
4.38. Hubungan Kemiringan Lereng (Slope) Dengan Kelas 
Tingkat Bahaya Erosi Beserta Luasnya di DTA Danau 
Toba 
4 – 101 
4.39. Ringkasan Hasil Penelitian Dampak Konservasi 
Terhadap Erosi di DTA Danau Toba 
4 – 102 
4.40. Hasil Prediksi Erosi Tahunan Masing-Masing Sub Basin 
Asahan Toba 
4 – 103 
4.41. Hasil Prediksi Erosi (ton/ha/thn ) Serta Bobotnya DTA. 
D. Toba Tahun 2010, 2015 dan 2030 
4 – 104 
4.42. Hasil Prediksi Total Erosi (ton/ Km 2) Setiap Sub Basin 
DTA D. Toba Tahun 2010, 2015 dan 2030 
4 – 106 
4.43. Nilai SDS Menurut Luas Sungai/Sub DAS Yang Masuk 
ke Danau Toba 
4 – 110 
4.44. Hasil Prediksi Sedimen (ton/ha/tahun) Masing-Masing 
Sungai / Sub DAS Yang Mengalir ke DTA. D. Toba 
Tahun 2010, 2015 dan 2030 
4 – 112 
4.45. Hasil Prediksi Sedimen Tahunan (sediment yield) 
Masing-masing Sungai/Sub DAS Yang Mengalir ke 
DTA. D. Toba Tahun 2010, 2015 dan 2030 
4 – 114 
4.46. Luas dan Jumlah Land Unit Ekosistem hilir 4 – 117 
4.47. Nilai Erosi Aktual per Sub DAS Dirinci Menurut Unit 
Ekosistem Hilir 
4 – 118 
4.48. Hasil Prediksi Erosi (ton/ha/thn) Tahun 2010, 2015 dan 
2030 Ekosistem Bagian Hilir 
4 – 121 
4.49. Hasil Prediksi Erosi Rata-rata (ton/ha/thn) dan 
Bobotnya Menurut SUB DAS Tahun 2010, 2015 dan 
2030 Ekosistem Hilir 
4 – 123
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
xi 
4.50. Hasil Sedimen Eksisting Tahun 2006 dan Prediksinya 
Tahun 2010, 2015, 2030 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
4 – 126 
4.51. Hasil Prediksi Tahunan (Sediment Yield) Eksisting 
Tahun 2006 dan Prediksinya Tahun 2010, 2015 dan 
2030 Ekosistem Bagian Hilir 
4 – 128 
4.52. Kriteria Penetapan Pengembangan Pola Konservasi 
WS Asahan 
4 – 133 
4.53. Tingkat Kekritisan Lahan Didalam Kawasan Hutan 
Yang Termasuk DTA. D.Toba Sebagai Ekosistem Hulu 
WS Asahan 
4 – 137 
4.54. Pola Konservasi Lahan Kritis Didalam Kawasan Hutan 
DTA. D. Toba 
4 – 139 
4.55. Kondisi Lahan Kritis Diluar Kawasan Hutan Milik 
Negara Namun Termasuk DTA. D.Toba sebagai 
Ekosistem Hulu WS Asahan 
4 – 142 
4.56. Pola Konservasi Lahan Kritis Diluar Kawasan Hutan 
dan Fungsinya Penting Dalam Pelestarian DTA. D. 
Toba 
4 – 144 
4.57. Pola Konservasi Dengan Pendekatan Vegetatif 
pada Sungai Yang Mengalir ke Danau Toba 
Sebagai Ekosistem Bagian Hilir WS Asahan 
4 – 148 
4.58. Pola Konservasi Pendekatan Vegetatif sekitar Danau 
Waduk 
4 – 151 
4.59. Data Potensi dan Penyebaran Hutan Rakyat di 
Provinsi Sumatera Utara 
4 – 152 
4.60. Sebaran Lahan Kritis Didalam Kawasan Hutan WS 
Asahan Bagian Hilir 
4 – 157 
4.61. Pola Konservasi Lahan Kritis Didalam Kawasan Hutan 
Ekosistem Hilir WS Asahan 
4 – 158 
4.62. Sebaran Lahan Kritis Diluar Kawasan Hutan WS 
Asahan Bagian Hilir 
4 – 160 
4.63. Pola Konservasi Lahan Kritis Diluar Kawasan Hutan 
WS Bagian Hilir 
4 – 161 
4.64. Pola Konservasi Sempadan Sungai Asahan, Silau 
dan Piasa 
4 – 163 
4.65. Pola Konservasi Kawasan Hutan Damtolu 4 – 164 
4.66. Hasil Simulasi Untuk Berbagai Target Outflow 4 – 168
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
xii 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
DAFTAR GAMBAR 
Halaman 
Gambar 
1.1. Wilayah Sungai Asahan 1 – 4 
2.1. Pendekatan Dengan Menggunakan Sinergi antara 
Prinsip, Metodologi dan Kegiatan (SPMA) 
2 – 2 
2.2. Bagan Alir Pelaksanaan 2 – 5 
2.3. Kerangka Analisis Penyusunan Pola Pengelolaan 
Sumber Daya Air 
2 – 9 
2.4. Skema DSS RIBASIM 2 – 12 
2.5. DSS untuk Perencanaan SDA Wilayah Sungai 2 – 13 
2.6. Proses Legalisasi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air 
wilayah Sungai Asahan, Provinsi Sumatera Utara 
2 – 16 
3.1. Peta Administrasi Provinsi Sumatera Utara 3 – 4 
3.2. Peta Karakteristik Fisik Provinsi Sumatera Utara 3 – 7 
3.3. Peta SWS Provinsi Sumatera Utara 3 – 10 
3.4. Peta RTRW Sumatera Utara 2003 - 2018 3 – 14 
3.5. Peta Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya 
Hutan 
3 – 16 
3.6. Peta Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Utara 3 – 20 
3.7. Peta Pemanfaatan Lahan di WS Asahan 3 – 26 
3.8. Lokasi Pos Hidroklimatologi 3 – 56 
3.9. Bar-chart Ketersediaan Data Hujan 3 – 57 
3.10. Plotting Time-Series Secara Bersama 3 – 58 
3.11. Kurva Massa Ganda Pos Aek Loba 3 – 58 
3.12. Kurva Massa Ganda Pos Bandar Pulau 3 – 59 
3.13. Kurva Massa Ganda Pos Balige 3 – 59 
3.14. Kurva Massa Ganda Pos Dolok Sanggul 3 – 60 
3.15. Kurva Massa Ganda Pos Luala Piasa 3 – 60 
3.16. Kurva Massa Ganda Pos Pulau Raja 3 – 61 
3.17. Kurva Massa Ganda Pos Pangururan 3 – 61 
3.18. Kurva Massa Ganda Pos Parapat 3 – 62 
3.19. Kalibrasi Rainfall-Runoff Sacramento pada Sungai 
Silau di Kisaran Naga 
3 – 65 
3.20. Verifikasi Model Hujan Aliran di Asahan – Pulau Raja 3 – 66 
3.21. Model Hujan – Aliran dan Debit Sintetis 3 – 66 
3.22. Water District di WS Asahan 3 – 92 
4.1. SWS Asahan Dalam Konstelasi Regional 4 – 7 
4.2. Kawasan Andalan di SWS Asahan 4 – 11 
4.3. Konflik Pemanfaatan Lahan di SWS Asahan 4 – 13 
4.4. Permasalahan Lingkungan di SWS Asahan 4 – 19 
4.5. Peta Rencana Penggunaan Lahan WS Asahan 4 – 26
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
4.6. Populasi dan Proyeksi Ternak Sapi Di WS Asahan 4 – 49 
4.7. Populasi dan Proyeksi Ternak Kerbau Di WS Asahan 4 – 50 
4.8. Populasi dan Proyeksi Ternak Kambing Di WS 
xiii 
Asahan 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
4 – 50 
4.9. Populasi dan Proyeksi Ternak Babi Di WS Asahan 4 – 51 
4.10. Proyeksi Ternak Unggas di WS Asahan 4 – 52 
4.11. Proyeksi Ternak Unggas Itik Manila di WS Asahan 4 – 52 
4.12. Proyeksi Listrik di Kota Tanjung Balai 4 – 54 
4.13. Proyeksi Listrik di Kabupaten Asahan 4 – 54 
4.14. Proyeksi Listrik di Kabupaten Toba Samosir 4 – 55 
4.15. Proyeksi Listirk di Cabang PLN Rantau Prapat 4 – 55 
4.16. Proyeksi Listirk di Cabang PLN Lubuk Pakam 4 – 55 
4.17. Hidrograf Banjir Rencana Sub DAS 4 – 68 
4.18. Stratifikasi Air Pada Danau 4 – 86 
4.19. Stratifikasi Danau Toba - Balige 4 – 86 
4.20 Stratifikasi Danau Toba – Parapat 4 – 87 
4.21. Stratifikasi Danau Toba - Haronggol 4 – 88 
4.22. Peta Erosi Prediksi Tahun 2006, 2010, 2015 dan 2030 4 – 108 
4.23. Kerangka Penyusunan Pola Konservasi 4 – 131 
4.24. Skematisasi Sistem Tata Air WS Asahan 4 – 165 
4.25. Debit Rata-rata WS Asahan 4 – 166 
4.26. Debit Minimum WS Asahan 4 – 167 
4.27. Muka Air danau untuk berbagai target Outflow 4 – 169 
4.28. Muka Air Danau Toba Untuk Outflow 75 m3/s 4 – 169 
4.29. Muka Air Danau Toba Untuk Outflow 80 m3/s 4 – 170 
4.30. Muka Air Danau Toba Untuk Outflow 90 m3/s 4 – 170 
4.31. Muka Air Danau Toba untuk Outflow 100 m3/s 4 – 171 
4.32. Pengendalian Banjir Eksisting 4 – 174
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
L – 1 Sebaran Luas Hutan Lindung di Sekitar Kawasan DTA. D. Toba 
L – 2 Bobot Erosi Pada 26 Sungai Yang Mengalir ke D.Toba, Dirinci per 
L – 3 Kondis Penutupan Lahan Dari 26 Sungai Yang Mengalir ke DTA 
xiv 
DAFTAR TABEL LAMPIRAN 
Lampiran 
Kecamatan Pada Ekosistem Hulu 
D. Toba Sebagai Ekosistem Hulu WS Asahan 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
xv 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
DAFTAR PUSTAKA 
1. Buku Referensi 
1) Arsyad, S, 2000, Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Institut Pertanian 
Bogor. 
2) Asdak, Chay, 2002a, Perspektif Baru Dalam Pengelolaan Daerah Aliran 
Sungai: Menuju Solidaritas Daerah Hulu-Hilir, Bandung: Lembaga Penelitian 
Universitas Padjajaran. 
3) Asdak, Chay, 2002b, Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai 
(edisi revisi), Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 
4) BP-DAS Asahan-Barumun, 2005, Data Spasial Lahan Kritis Wilayah BPDAS 
Asahan Barumun (Buku I). 
5) BP-DAS Asahan-Barumun, 1988, Rencana Teknik Lapangan – Rehabilitasi 
Lahan Dan Konservasi Tanah-Sub DAS Asahan (DTA. D. Toba). 
6) BP-DAS Asahan-Barumun, 2003, Review Rencana Teknik Lapangan – 
Rehabilitasi Lahan Dan Konservasi Tanah-Sub DAS Asahan (DTA. D. Toba). 
7) BP-DAS Asahan-Barumun, 2005, Keadaan Umum Danau Toba. 
8) Dinas Kehutanan Provinsi Sumut, 2005. Propil Kehutanan Sumut. 
9) Dinas Kehutanan Provinsi Sumut, 2005. Sebaran Hutan Lindung Sekitar 
Kawasan D. Toba. 
10) Dinas Kehutanan Kabupaten Tobasa, 2005. Rencana Rehabilitasi Kawasan 
Tahun 2006. 
11) Dinas Kehutanan Kabupaten Humbang Hasundutan, 2005. Propil 
Kabupaten Humbang Hasundutan 2006. 
12) Departemen Kimpraswilnas Kimpraswil, 2005. Bantuan Teknis Penyusunan 
RTR Kawasan D. Toba dan Sekitarnya-Provinsi Sumatera Utara Litbang 
Kehutanan Pematang Siantar, 2005. Proceeding Hasil-hasil Penelitian. 
13) Landon, J.R, 1984. Tropical Soil Manual.London England. 
14) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 2004, 
Teknologi Konservasi Tanah Pada Lahan Kering Berlereng. Litbang 
Pertanian Deptan. 
15) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 1990, 
Pemantapan Konservasi Tanah dan Evaluasi Tingkat Erosi, Proyek 
Penyelamatan Hutan Tanah dan Air. Litbang Pertanian Deptan.
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
16) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 1990, 
Proceeding Expose Hasil Survei dan Pemetaan Tanah Dalam Rangka 
Penunjang Perencanaan Daerah Provinsi Riau. Litbang Pertanian Deptan. 
17) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 1990, Peta 
Satuan Lahan dan Tanah Lembar Solok Sumatera. Litbang Pertanian 
Deptan. 
18) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 1990, Peta 
Satuan Lahan dan Tanah Lembar Rengat Sumatera. Litbang Pertanian 
Deptan. 
19) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 1990, 
Proceeding Expose Hasil Survei dan Pemetaan Tanah Dalam Rangka 
Penunjang Perencanaan Daerah Provinsi Riau. Litbang Pertanian Deptan. 
20) Provinsi Sumatera Utara, 2003, Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara 
nomor: 7 tahun 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi 
Sumatera Utara Tahun 2003-2018. 
21) Purba, H, 1985, Potensi Keindahan Alam untuk Tujuan Pariwisata Akan 
Membantu Upaya Pelestarian Danau Toba, Balitbang Kehutanan Dephut. 
22) Pusat Penyuluhan Kehutanan, 1999. Informasi Teknis Rehabilitasi dan 
23) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara, 
2004, Studi/Kajian Pengalokasian Dana Annual Fee Akibat Pemekaran 
Kabupaten/Kota di Kawasan DTA Danau Toba, Medan : Laporan Akhir 
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera 
Utara dengan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas 
Sumatera Utara. 
24) Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara Badan Perencanaan 
Pembangunan Daerah, 1997, Survey dan Pemetaan Sumber Daya Air 
Pada Daerah Aliran Sungai Toba dan Asahan, Institut Teknologi Bandung. 
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM-ITB). 
25) Nana Terangna, Ratna Hidayat, dkk,2003 “ Pengelolaan Kualitas Air Danau 
26) Anonimous, 2000, Penelitian Gangguan Ekosistem Wilayah Danau Toba 
dalam rangka Pengelolaan Lingkungan, Laporan Akhir kerjasama 
BAPPEDALDA Provinsi Sumatera Utara dengan Fakultas Geografi 
Universitas Gajahmada. 
27) Anonimous, 2001, Pengkajian Teknis Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan 
Pengelolaan Lingkungan Hidup Kawasan Danau Toba, Laporan Akhir 
xvi 
Konservasi Tanah, 1999. Dephut – Jakarta. 
Toba”, Prosiding Kolokium Puslitbang SDA, Bandung , ISBN 979-3197-27-7. 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
kerjasama BAPPEDALDA Provinsi Sumatera Utara dengan Institut Teknologi 
Bandung. 
28) Anonimous, 2000, Prosiding Hasil-hasil Penelition, Balai Penelitian 
Kehutanan Pematang Siantar, Balitbang Kehutanan dan Perkebunan, 
Departemen Kehutanan dan Perkebunan, Medan. 
29) Anonimous, 1990, Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera 
Utara Nomor I tahun 1990 dan Petunjuk Pelaksanaan tentang Penataan 
Kawasan Donau Toba, Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara , 
Medan. 
30) Bungaran Saragih and Satyawan Sunito, 2001, Lake Toba : Need for an 
Integrated Management System, Lakes & Reservoir ; Research and 
Management 2001, ILEC, Japan. 
31) Jorgensen, S.E and Matsui, S., 1997, Guidelines of Lake Management, The 
World’s Lake in Crisis, Volume 8, International Lake Environment Committee 
Foundation, Japan. 
32) Jorgensen, S.E and Vollenweider, R.A., 1988, Guidelines of Lake 
Management, Principles of Lake Management, Volume 1, International 
Lake Environment Committee Foundation, Japan. 
33) Lehmusluoto, P. et. all, 1995, National Inventory of The major Lakes and 
34) Puslitbang Pengairan, 1993, Laporan Penelitian Pengelolaan Kualitas Air 
Sungai Asahan, Proyek Penelitian dan Pengembangan Lingkungan 
Keairan. 
35) Straskraba, M and Tundisi, J.G., 1999, Guidelines of Lake Management, 
Reservoir Water Quality Management, Volume 9, International Lake 
Environment Committee Foundation, Japan. 
1) Undang-undang Dasar 1945 
2) Undang-undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Perubahan Peraturan 
3) Undang-undang RI No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. 
4) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan 
5) Undang-undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan 
xvii 
Reservoirs in Indonesia, Painatuskeskus Oy, Helsinki. 
2. Dokumen Peraturan Perundang-undangan 
Pembentukan Provinsi Sumatera Utara. 
Permukiman 
Hidup. 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
6) Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, juncto, 
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas 
Undang-undang No. 41 Tentang Kehutanan 
7) Undang-undang RI No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. 
8) Undang-undang RI No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 
9) Undang-undang RI No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan 
10) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; 
11) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan 
12) Undang–undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 
13) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan 
14) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai 
15) Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air 
16) Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan Dan 
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan 
Pengawasan Kawasan Hutan. 
17) Keputusan Presiden RI No. 9 Tahun 1999 tentang Pembentukan Tim 
Koordinasi Kebijaksanaan Pendayagunaan Sungai dan Pemeliharaan 
Kelestarian Daerah Aliran Sungai. 
18) Keputusan Presiden RI No. 62 Tahun 2000 tentang Koordinasi Penataan 
19) PP No. 6, tahun 1981, tentang Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan 
20) PP No. 22, Tahun 1982, tentang Tata Pengaturan Air 
21) PP No. 23, Tahun 1982, tentang Irigasi 
22) PP No. 20, Tahun 1990, tentang Pengendalian Pencemaran Air. 
23) PP No. 35, Tahun 1991, tentang Sungai. 
24) PP No. 27, Tahun 1991, tentang Rawa 
25) Permen PU No. 39/PRT/1990, tentang Pembagian Wilayah Sungai. 
26) Permen PU No. 45/PRT/1990, tentang Pengendalian mutu air pada sumber-sumber 
27) Permen PU No. 48/PRT/1990, tentang Pengelolaan atas air dan/atau 
xviii 
Pusat dan Daerah. 
Pembangunan Nasional. 
Pemerintah Pusat dan Daerah. 
Dampak Lingkungan. 
dan Pengendalian Pencemaran Air. 
Ruang Nasional. 
Pemeliharaan Prasarana Pengairan 
air. 
sumber air pada wilayah sungai. 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
28) Permen. PU No. 49/PRT/1990, tentang Tata cara dan Persyaratan Izin 
29) Permen PU No. 63/PRT/1993, tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah 
30) Permen. PU No. 64/PRT/1993, tentang Reklamasi Rawa. 
31) Peraturan Pemerintah N0. 81 Tahun 2000 tentang Kenavigasian. 
32) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas 
33) Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 2002 tentang Perubahan atas 
Keputusan Presiden Nomor 123 Tahun 2001 tentang Tim Koordinasi 
Pengelolaan Sumber Daya Air. 
34) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 1990 tentang 
35) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 1994, tentang 
Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera 
Utara. 
36) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 7 Tahun 2003, tentang 
Pedoman Studi Pengairan, sebagai berikut : 
 PSA-001 : Pedoman Studi Proyek Pengairan 
 PSA-002 : Pedoman Pengelolaan Pengumpulan Data Hidrologi 
 PSA-003 : Pedoman Perkiraan Tersedianya air 
 PSA-004 : Pedoman untuk Disain Banjir di Jawa dan Sumatera 
 PSA-005 : Pedoman Perkiraan Banjir Untuk Perencanaan 
 PSA-006 : Pedoman Pencatatan Banjir Maksimum di Indonesia 
 PSA-008 : Pedoman Penilaian Lahan dalam Studi Proyek Pengairan 
 PSA-009 : Pedoman Kebutuhan Air untuk Tanaman Padi dan Tanaman 
xix 
Penggunaan Air dan/atau Sumber Air. 
manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai. 
Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 
Kawasan Danau. 
Rencana Penataan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara. 
3. Dokumen Lainnya : 
1) Manual Mutu Direktorat Jenderal Pengairan 
2) Dokumen Direktur Jenderal Pengairan No. 71/KPTS/A/1985, tentang 
lainnya. 
 PSA-011 : Penilaian Kondisi Air Tanah untuk Proyek Pengairan. 
3) Pedoman BWRMP (Basin Water Resources Management Plan) 
4) Manual Hymos, Ribasim, Sobek, GIS, Flood Control, Urban Drainage 
5) BAPEDALDA Provinsi Sumatera Utara, Pengukuran Kualitas Air Sungai 
Asahan. 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
xx 
6) BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara, RTRW Provinsi dan Kabupaten. 
7) PUSAIR Departemen Pekerjaan Umum, Data Tahunan Kualitas Air, 1995 - 
1999. 
8) BAKOSURTANAL, Peta Rupa Bumi Digital Indonesia, Skala 1: 50.000, 2001. 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
1 - 1 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
BAB –– I 
PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang 
Pemanfaatan sumber daya air berbagai keperluan disatu pihak terus meningkat 
dari tahun ke tahun, sebagai dampak pertumbuhan penduduk dan 
pengembangan aktivitasnya. Padahal dilain pihak ketersediaan sumber daya air 
semakin terbatas malahan cenderung semakin langka terutama akibat 
penurunan kualitas lingkungan dan penurunan kualitas air akibat pencemaran. 
Apabila hal seperti ini tidak diantisipasi, maka dikhawatirkan dapat menimbulkan 
ketegangan dan bahkan konflik akibat benturan kepentingan manakala 
permintaan (demand) tidak lagi seimbang dengan ketersediaan sumber daya air 
untuk pemenuhannnya (supply). Oleh karena itu perlu upaya secara proporsional 
dan seimbang antara pengembangan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber 
daya air baik dilihat dari aspek teknis maupun aspek legal. 
Untuk memenuhi kebutuhan air yang terus meningkat diberbagai keperluan, 
diperlukan suatu perencanaan terpadu yang berbasis wilayah sungai guna 
menentukan langkah dan tindakan yang harus dilakukan agar dapat memenuhi 
kebutuhan tersebut dengan mengoptimalkan potensi pengembangan sumber 
daya air, melindungi/melestarikan serta meningkatkan nilai sumber daya air dan 
lahan. 
Mengingat pengelolaan sumber daya air merupakan masalah yang kompleks 
dan melibatkan semua pihak baik sebagai pengguna, pemanfaat maupun 
pengelola, tidak dapat dihindari perlu upaya bersama untuk mulai
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
mempergunakan pendekatan “one river, one plan, and one integrated 
management”. Keterpaduan dalam perencanaan, kebersamaan dalam 
pelaksanaan dan kepedulian dalam pengendalian sudah waktunya diwujudkan. 
Perencanaan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai adalah merupakan 
suatu pendekatan yang holistik yang merangkum aspek kuantitas dan kualitas air. 
Perencanaan tersebut merumuskan dokumen inventarisasi sumber daya air 
wilayah sungai, identifikasi kebutuhan saat ini maupun di masa mendatang, 
pengguna air dan estimasi kebutuhan mereka baik pada saat ini maupun di 
masa mendatang, serta analisis upaya alternatif agar lebih baik dalam 
penggunaan sumber daya air. Termasuk didalamnya evaluasi dampak dari 
upaya alternatif terhadap kuantitas air, dan rekomendasi upaya yang akan 
menjadi dasar dan pedoman dalam pengelolaan wilayah sungai di masa 
mendatang. 
Sejalan dengan itu, Undang-Undang Nomor 7/2004 tentang Sumber Daya Air 
dimaksudkan untuk memfasilitasi strategi pengelolaan sumber daya air untuk 
wilayah sungai di seluruh tanah air untuk memenuhi kebutuhan, baik jangka 
menengah maupun jangka panjang secara berkelanjutan. Pada Pasal 1 ayat 8 
UU Nomor 7/2004 menyebutkan bahwa: “Pola Pengelolaan Sumber Daya Air 
adalah kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau dan 
mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber 
daya air dan pengendalian daya rusak air. 
Pada pasal 11 ayat 1 dan 2 UU no. 7 / 2004 menyebutkan bahwa : “Untuk 
menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber daya air yang dapat 
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat 
dalam segala bidang kehidupan disusun pola pengelolaan sumber daya air. Pola 
pengelolaan sumber daya air ini disusun berdasarkan wilayah sungai dengan 
prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air tanah”. 
Undang-undang tersebut (dan Peraturan Pemerintah yang terkait) mencerminkan 
arah pemikiran yang berkembang saat ini berkaitan dengan penataan ulang 
tanggung jawab dalam sektor sumber daya air. Undang-undang tersebut 
mengungkapkan sejumlah aspek dimana pengelolaan sumber daya air di 
wilayah sungai dapat ditingkatkan lebih lanjut, antara lain dengan dimuatnya 
pasal pasal tentang perencanaan pengelolaan sumber daya air. 
1 - 2 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
Dengan terbitnya UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air tersebut diatas, 
jelas bahwa tahapan pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) Wilayah Sungai adalah 
sebagai berikut : 
(1). Sebelum dilakukan penyusunan Rencana Induk (MasterPlan) Pengelolaan 
Sumber Daya Air Wilayah Sungai, terlebih dahulu perlu dilakukan 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai yang berisi 
tentang : 
a). Tujuan umum pengelolaan SDA. 
b). Dasar-dasar pengelolaan SDA. 
c). Prioritas dan strategi dalam mencapai tujuan. 
d). Konsepsi kebijakan-kebijakan dalam pengelolaan SDA. 
e). Rencana pengelolaan strategis. 
(2). Sebagai tindak lanjut dari Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air 
Wilayah Sungai tersebut, setelah disahkan oleh yang berwenang selanjutnya 
akan disusun Rencana Induk (Masterplan) Pengelolaan Sumber Daya Air 
yang merupakan perencanaan secara menyeluruh dan terpadu yang 
diperlukan untuk menyelenggarakan pengelolaan SDA, dimana 
perencanaan tersebut disusun dengan berpedoman kepada pola 
pengelolaan SDA untuk wilayah sungai terkait. 
(3). Kegiatan selanjutnya secara berurutan setelah penyusunan Rencana Induk 
Untuk hal tersebut diatas, pada tahun anggaran 2006, Direktorat Bina Program, 
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air bermaksud akan melaksanakan Penyusunan 
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air untuk Wilayah Sungai Asahan guna 
mewujudkan pemanfaatan dan pendayagunaan sumber air di wilayah sungai 
tersebut secara serasi dan optimal, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan 
daya dukung lingkungan serta sesuai dengan kebijakan pembangunan nasional 
dan daerah yang berkelanjutan. 
1 - 3 
Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai adalah : 
a). Studi Kelayakan (FS). 
b). Program Pengelolaan. 
c). Rencana Kegiatan. 
d). Rencana rinci. 
e). Pelaksanaan/konstruksi. 
f). Operasi dan Pemeliharaan. 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
1.1.1. Wilayah Studi 
Wilayah Studi secara administratif terletak di Provinsi Sumatera Utara seperti 
terlihat pada Gambar 1.1. 
1.1.2. Permasalahan Umum 
Dalam perkembangan yang terjadi beberapa tahun terakhir ini, kebutuhan akan 
air untuk memenuhi berbagai keperluan semakin meningkat, sementara 
ketersediaan air semakin terbatas. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal 
antara lain: 
 Maraknya penebangan hutan memberikan dampak yang buruk terhadap 
 Pembangunan yang ada masih bersifat parsial dan belum terpadu serta 
1 - 4 
Sumber : Atlas Indonesia 
Gambar 1.1 : Lokasi Satuan Wilayah Sungai Asahan 
ketersediaan sumber daya air dan lingkungan hutan sekitarnya; 
masih menitik beratkan kepada program pengembangan sektoral; 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
WS ASAHAN 
(01.12) 
Sungai Asahan
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
 Tuntutan kebutuhan akan pembangunan yang berwawasan kelestarian atas 
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya air pada masa sekarang dan 
masa yang akan datang. 
 Belum tersedianya perencanaan pengembangan sumber-sumber air yang 
menyeluruh dan terpadu yang mencakup aspek pemanfaatan, pengelolaan, 
pengendalian dan pelestarian. 
Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas diperlukan suatu upaya yang merupakan 
bagian dari konsep pengembangan sumber daya air wilayah sungai Asahan. 
Upaya tersebut adalah pelaksanaan kegiatan Penyusunan Pola Pengelolaan 
Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
1.2. Maksud dan Tujuan 
1.2.1. Maksud 
Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun Pola Pengelolaan Sumber Daya Air 
Wilayah Sungai Asahan untuk dijadikan acuan dalam penyusunan Rencana 
Induk (Master Plan) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
1.2.2. Tujuan 
Tujuan dari penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai 
Asahan, adalah untuk merumuskan pola pengelolaan suatu wilayah sungai 
termasuk menyusun dokumentasi sumber daya air wilayah sungai (air permukaan 
dan air tanah), menganalisis perimbangan ketersediaan dari kebutuhan air baik 
untuk saat ini maupun dimasa mendatang, dan mengidentifikasi program-program 
yang dapat menjadi acuan untuk penyusunan Rencana Induk 
pengelolaan sumber daya air wilayah sungai dengan melibatkan peran serta 
masyarakat dan dunia usaha. Pola Pengelolaan sumber daya air wilayah sungai 
berisi program komprehensif dan strategi pengembangan sumber daya air untuk 
jangka pendek dan jangka panjang. 
Didalam implementasinya, pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai 
tersebut nantinya harus disetujui oleh pemerintah setempat, karena perencanaan 
ini kelak diharapkan akan menjadi acuan semua pihak dan dapat menjadi 
bingkai/kerangka kerja sama antar daerah di dalam penatagunaan sumberdaya 
air termasuk di dalam perencanaan, pemanfaatan, pengusahaan, pengendalian 
1 - 5 
 Terjadinya bencana alam banjir pada daerah pantai dan permukiman. 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
dan pelestarian sumber daya air secara terencana, terarah, terpadu dan 
berkesinambungan sesuai dengan kebijaksanaan pembangunan nasional dan 
daerah yang berkelanjutan. 
1.3. Sasaran 
 Memberikan arahan pengembangan pembangunan pada kawasan-kawasan 
 Memberikan arahan pengembangan kawasan pembangunan antara lain 
kawasan budidaya, sistem pusat-pusat pemukiman, sistem sarana dan 
prasarana wilayah dan kawasan yang perlu diprioritaskan berkaitan dengan 
sumber daya air. 
 Memberikan arahan kebijaksanaan yang menyangkut tata guna tanah, tata 
guna air, tata guna sumber daya alam serta kebijakan penataan ruang 
wilayah yang direncanakan secara hati-hati dan bersinergi. 
1.4. Data Umum Pekerjaan 
Sesuai dengan dokumen pengadaan jasa konsultansi, data umum pekerjaan ini 
adalah sebagai berikut : 
Nama Pekerjaan : Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air 
Satuan Kerja : Perencanaan Pemrograman Dan Penganggaran 
1.5. Lingkup Jasa Pelayanan 
Lingkup jasa pelayanan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai 
berorientasi pada keluasan wilayah yang menuntut perencanaan maupun 
pengelolaan berdasarkan batas-batas hidrologis. 
Dari awal inilah pengelolaan sumber daya air wilayah sungai memerlukan 
informasi yang dilakukan dengan kerjasama dan koordinasi antar 
Kabupaten/Kota. 
1 - 6 
yang berkaitan dengan sumber daya air. 
 Menjamin kepentingan masa kini dan generasi yang akan datang. 
Wilayah Sungai Asahan 
Bidang Sumber Daya Air 
Lokasi Pekerjaan : Wilayah Sungai Asahan 
Sumber Dana : APBN 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
Melalui Pertemuan Konsultasi Masyarakat, dua proses dilakukan sekaligus, yaitu 
inventarisasi masalah-masalah setempat secara arus bawah-atas (bottom up) 
dan proses penyadaran masyarakat terhadap isu strategis (jangka panjang) 
pengembangan wilayah sungai. 
Untuk pelaksanaan Undang-undang No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah 
dan Undang-undang No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah 
Pusat dan Daerah secara efektif, dalam proses, pengelolaan sumber daya air 
wilayah sungai, koordinasi antar Kabupaten/Kota dengan Provinsi dan komunikasi 
dengan para stakeholder menjadi sangat penting. Informasi praktis tentang 
bagaimana pola pengelolaan wilayah sungai dan tata ruang wilayah 
Kabupaten/Kota dapat sejalan satu sama lain merupakan hal yang penting 
untuk menentukan kerjasama secara struktural. 
Untuk pekerjaan tersebut diatas, beberapa kegiatan dibawah ini perlu dilakukan : 
1). Pengumpulan dan analisis data awal berupa hasil studi, kebijakan, data 
existing proyek, peta (topografi, tata guna lahan, geologi, tata ruang dan 
sebagainya) serta data sekunder yang mendukung lainnya. 
a.Data hidrologi (hujan, debit, air tanah dan lain-lain) 
b. Data kondisi tataguna lahan saat ini (peta tata guna lahan, hasil tata 
guna lahan, tata ruang dan lain-lain) 
c. Populasi dan data sumberdaya manusia 
d. Data sosio-ekonomi 
e. Data pertanian (pola tanam, hasil tanam, dan lain-lain) 
f. Data irigasi 
g. Data/informasi banjir dan kekeringan 
h. Kelembagaan berkaitan dengan Sumber Daya Air 
3). Merumuskan tujuan dan sasaran pengembangan sumber daya air. 
4). Pembelian software DSS RIBASIM dan HYMOS (masing-masing 1 unit). 
5). Melatih 10 orang staff dinas provinsi/anggota unit perencanaan Sumatera 
Utara dalam menggunakan HYMOS dan RIBASIM dalam dua tahap ; Class 
Training dan On The Job Training 
6). Analisa water District dan melakukan set-up DSS sebagai analisa 
keseimbangan kebutuhan dan ketersediaan air saat ini maupun rencana 
yang akan datang dengan menggunakan perangkat lunak HYMOS dan 
1 - 7 
2). Melakukan analisis informasi yang meliputi : 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
RIBASIM. Analisa banjir dengan menggunakan modul matematis/software 
rambatan banjir (software SOBEK atau HEC). 
7). Melakukan identifikasi kemungkinan rencana pengembangan sumber daya 
8). Mengakses kebutuhan pengembangan ke depan dengan berbagai 
9). Mengidentifikasi kendala-kendala dalam mempertemukan kebutuhan dan 
pasokan air, usaha-usaha yang telah dilakukan dan perbaikan yang harus 
dilakukan untuk masa mendatang. 
10). Analisis awal terhadap kombinasi upaya-upaya strategis dan akses 
terhadap kendala pada strategi tersebut untuk beberapa skenario yang 
berbeda, sebagai hasil yang tertuang dalam Pola Pengelolaan Sumber 
Daya Air Wilayah Sungai Sementara. 
11). Menyusun rencana zona pemanfaatan sumber daya air dan rencana 
peruntukan air pada sumber air, sesuai pasal 27, 28 UU No.7/2004 tentang 
Sumber Daya Air. 
12). Melakukan kegiatan konsultasi publik (PKM) sebanyak 2 (dua) kali yaitu 
setelah laporan pendahuluan (setelah kegiatan pengumpulan data relatif 
terkumpul) dan pada saat konsep akhir Rancangan Pola Pengelolaan 
Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan selesai dikerjakan. PKM 
dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara. 
13). Menyiapkan dokumen Rancangan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air 
1.6. Jangka Waktu Pelaksanaan 
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ”Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber 
Daya Air Wilayah Sungai Asahan” sesuai dengan ketentuan dalam Kerangka 
Acuan Kerja (KAK) yaitu mulai dari tahap persiapan, survey lapangan, melakukan 
analisa sampai dengan pembuatan laporan dan serah terima pekerjaan adalah 
6 (enam) bulan terhitung setelah ditandatangani Surat Perintah Mulai Kerja 
(SPMK). 
1 - 8 
air. 
skenario. 
Wilayah Sungai Asahan untuk bahan legalitas. 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
1.7. Pelaporan 
Laporan Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan 
terdiri dari : 
(A). Laporan Kontrak : 
1). Laporan Pendahuluan ( 30 set), diserahkan 1 (satu) bulan setelah SPMK, 
2). Laporan penyelenggaraan PKM 1 dan PKM 2 masing-masing 10 set. 
3). Laporan Pertengahan (30 set), diserahkan 3 (tiga) bulan setelah SPMK. 
4). Konsep Laporan Akhir (30 set), diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) 
bulan sebelum berakhirnya kontrak untuk dibahas/didiskusikan dalam 
rapat dengan pemberi tugas. 
5). Laporan Akhir (30 set), merupakan perbaikan berdasarkan hasil rapat 
1 - 9 
untuk dibahas/didiskusikan. 
Pembahasan, diserahkan pada akhir kontrak. 
6). Executive Summary dalam bahasa Indonesia (30 set) 
(B). Laporan Teknis : 
1). Hasil HYMOS 10 (sepuluh) rangkap 
2). Hasil RIBASIM 10 (sepuluh) rangkap 
3). Konsep Pola Pengelolaan SDA WS Asahan 30 (tiga puluh) rangkap 
4). Final Pola Pengelolaan SDA WS Asahan 30 (tiga puluh) rangkap 
5). Draft Peta Tematik 2 (dua) rangkap 
6). Final Peta Tematik 2 (dua) rangkap 
7). Rekaman Peta Tematik dalam CD 2 (dua) CD 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
2 - 1 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
BAB –– II 
PENDEKATAN DAN 
METODOLOGI 
2.1. Pendekatan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan 
Sebelum menguraikan metodologi yang akan digunakan dalam Penyusunan 
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan yang akan dibahas 
secara detail pada Bab ini, terlebih dulu akan diuraikan tentang pendekatan 
yang diambil dalam perencanaan sumber daya air di wilayah sungai sesuai 
dengan UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. 
Pendekatan dalam penyusunan Pola Pengelolaan SDA Wilayah Sungai 
menggunakan konsep Sinergi antara Prinsip, Metodologi dan Aktifitas (SPMA) 
seperti terlihat pada Gambar 2.1.
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
2 - 2 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Gambar 2.1 : 
Pendekatan Dengan Menggunakan Sinergi Antara Prinsip, Metodologi dan 
Aktifitas (SPMA) 
Azas 
- Keseimbangan fungsi air sebagai 
benda sosial, ekonomi dan 
lingkungan. 
- Kemanfaatan umum 
- Keterpaduan dan keserasian 
- Kelestarian 
- Keadilan 
- Kemandirian 
- Transparansi dan akuntabilitas 
publik 
Prinsip 
- Satu Wilayah sungai, satu 
rencana,satu manajemen yang 
terkoordinasi berdasarkan wilayah 
sungai sebagai kesatuan 
pengelolaan. 
- Pengelolaan sumber daya air 
mencakup konservasi, 
pendayagunaan, pengendalian daya 
rusak, peran serta masyarakat dan 
sistem informasi SDA 
- Keterpaduan antar sektor, antar 
wilayah, antar instansi tanpa 
mengurangi kewenangan masing-masing 
- Upaya pendayagunaan diimbangi 
dengan upaya konservasi 
- Proses rencana pengelolaan 
melibatkan seluruh stakeholder 
- Penetapan kebijakan pengelolaan 
sumber daya air diselenggarakan 
secara demokratis, dengan pelibatan 
semua unsur stakeholder 
berdasarkan asas tersebut diatas 
- Implementasi kebijakan 
dilaksanakan oleh badan pengelola 
yang mandiri, profesional, dan 
akuntabel. 
- Pelibatan masyarakat dalam seluruh 
proses pembangunan 
Persiapan Penyusunan 
Rencana Mutu kontrak 
(RMK) 
Pola Pengelolaan 
Sumber Daya Air 
Wilayah Sungai 
Kajian Terhadap Studi 
Terdahulu 
Pengumpulan Data di 
Lapangan 
Kajian Wilayah sungai 
Analisa Data, Perumusan 
Strategi dan Pemilihan 
Alternatif 
Perumusan Potensi dan 
Faktor Pembatas di Wilayah 
Sungai 
Analisis Implikasi Kebijakan 
dan Permasalahan 
Rancangan Pola 
Pengelolaan Sumber Daya 
Air Wilayah Sungai
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
Dalam Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai, dilakukan 
pendekatan dengan prinsip sinergi antara prinsip, metodologi dan aktifitas 
sebagai berikut : 
A. Azas dan Prinsip sebagai Panduan 
Prinsip yang digunakan dalam Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air 
Wilayah Sungai adalah azas dan prinsip pengelolaan sumber daya air sesuai 
dengan paradigma baru yaitu : 
Azas : - Kelestarian. 
- Keseimbangan fungsi air sebagai benda sosial, ekonomi dan 
lingkungan. 
- Kemanfaatan Umum. 
- Keterpaduan dan keserasian. 
- Keadilan. 
- Kemandirian. 
- Transparansi dan akuntabilitas publik. 
Prinsip : - Satu sungai, satu rencana, satu manajemen yang terkoordinasi 
berdasarkan wilayah sungai sebagai kesatuan pengelolaan. 
- Pengelolaan sumber daya air mencakup konservasi, 
pendayagunaan, pengendalian daya rusak, peran serta masyarakat 
dan sistem informasi sumber daya air. 
- Keterpaduan antar sektor, antar wilayah, antar instansi tanpa 
mengurangi kewenangan masing-masing. 
- Upaya pendayagunaan diimbangi dengan upaya konservasi. 
- Proses rencana pengelolaan melibatkan seluruh stakeholder. 
- Kebijakan pengelolaan sumber daya air diselenggarakan secara 
demokratis, dengan pelibatan semua unsur stakeholder berdasarkan 
asas tersebut diatas. 
- Implementasi kebijakan dilaksanakan oleh badan pengelola yang 
mandiri, profesional, dan akuntabel. 
- Pelibatan masyarakat dalam seluruh proses pembangunan 
B. Metodologi Pekerjaan 
Metodologi pekerjaan diperlukan dalam pekerjaan ini untuk memudahkan dan 
mengarahkan konsultan dalam melaksanakan pekerjaan Penyusunan Pola 
Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
2 - 3 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
C. Kegiatan 
Salah satu Kegiatan yang penting dalam Penyusunan Pola Pengelolaan SDA 
Wilayah Sungai Asahan adalah memberikan masukan (Konsep) Pola Pengelolaan 
Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan kepada Pemerintah Daerah Untuk 
selanjutnya ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah menjadi dokumen Resmi 
Pemerintah (Peraturan Daerah/ Perda). 
Secara garis besar, kegiatan yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan 
pekerjaan Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai 
Asahan ini terdiri dari 6 (enam) Kegiatan utama, yaitu : 
1. Kegiatan Pendahuluan. 
2. Survey dan Investigasi Data. 
3. Pengolahan dan Analisis Data. 
4. Identifikasi Rencana Pengembangan Sumber Daya Air. 
5. Analisa Strategi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai. 
6. Rancangan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
Bagan Alir Pelaksanaan kegiatan tersebut diatas dapat dilihat pada Gambar 2.2. 
2 - 4 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
Pekerjaan : Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan 
2 - 5 
Gambar 2.2 : Bagan Alir Pelaksanaan 
 Persiapan Administrasi, personil dan peralatan 
 Mobilisasi Personil dan Peralatan 
 Pengumpulan dan pengkajian data awal 
 Penyusunan Rencana Mutu Kontrak(RMK) 
Penyusunan Rencana Kerja & Draft Lap. Pendahuluan 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
START 
Pekerjaan Persiapan 
Diskusi 
Ya 
Final Laporan Pendahuluan 
Pertemuan Konsultasi Masyarakat 
(PKM I) 
Survey & Inventarisasi 
Tidak 
 Peta (topografi, tata guna lahan,geologi,tata ruang,dsb). 
 Hasil studi terdahulu 
 Data Potensi dan Prasarana SDA 
 Data hidrologi (hujan, debit, air tanah, dll) 
 Kondisi tata guna lahan saat ini 
 Populasi dan data sumber daya manusia 
 Data Sosial Ekonomi 
 Data Pertanian (pola tanam, hasil tanam,dll) 
 Data Irigasi 
 Data/informasi banjir dan kekeringan 
 Data Kebijakan-kebijakan yang terkait 
 Peraturan Perundangan dan Kelembagaan berkaitan 
dengan SDA 
Koordinasi/Pembahasan Secara 
Internal dan antar instansi terkait: 
 BAPPEDA 
 DINAS TERKAIT 
 BAPEDALDA 
 DPRD 
Penyiapan Software DSS HYMOS dan RIBASIM 
Analisa Water District dan melakukan set-up 
DSS sebagai analisa keseimbangan 
ketersediaan dan kebutuhan air dengan 
menggunakan perangkat lunak HYMOS & 
RIBASIM 
 
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
2 - 6 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
 
Identifikasi Kemungkinan Rencana 
Pengembangan SDA 
Mengakses kebutuhan 
pengembangan kedepan dengan 
beberapa skenario pengembangan 
Mengidentifikasi kendala-kendala 
dalam mempertemukan kebutuhan 
dan pasokan air, usaha-usaha yang 
telah dilakukan dan perbaikan yang 
harus dilakukan untuk masa datang 
Analisa awal terhadap kombinasi 
upaya (struktur dan non struktur) 
strategis dan akses terhadap kendala 
pada strategi tersebut untuk 
beberapa skenario yang berbeda 
Konsep Laporan 
Pertengahan 
Diskusi 
Ya 
Pertemuan Konsultasi 
Masyarakat 
(PKM II) 
Ya 
 
Tidak 
Konsep Pola Pengelolaan 
Sumber Daya Air Wilayah Sungai 
 
MENGAPLIKASIKAN 
VISI PENGELOLAAN SDA WS 
Terwujudnya kemanfaatan 
sumber daya air bagi 
kesejahteraan seluruh rakyat 
MISI PENGELOLAAN SDA WS 
 Konservasi sumberdaya air 
yang berkelanjutan 
 Pendayagunaan sumber 
daya air yang adil untuk 
berbagai kebutuhan 
masyarakat yang memenuhi 
kualitas dan kuantiítas 
 Pengendalian daya rusak air 
 Pemberdayaan dan 
peningkatan peran serta 
masyarakat, swasta dan 
pemerintah dalam 
pengelolaan SDA 
 Peningkatan keterbukaan 
dan ketersediaan data serta 
informasi dalam 
pengelolaan SDA 
PARADIGMA BARU 
DALAM PENGELOLAAN 
SDA 
 Air sebagai benda 
sosial,ekonomi dan 
lingkungan 
 Desentralisasi 
pengelolaan 
sumberdaya air 
 Pemerintah sebagai 
enabler dengan 
mendorong peran 
serta masyarakat. 
 Demokratisasi 
MERUMUSKAN 
ARAHAN DAN 
KEBIJAKAN 
PENGELOLAAN SDA 
WS SESUAI DENGAN 
UU No. 7/2004 
 KONSERVASI SDA 
 PENDAYAGUNAAN 
SDA 
 PENGENDALIAN 
DAYA RUSAK AIR 
ANALISIS TERHADAP 
IMPLIKASI DARI KEBIJAKAN 
 KONSERVASI SDA : 
perlindungan dan pelestarian 
sda, pengawetan air dan 
pengelolaan kualitas air dan 
pengendalian pencemaran. 
 PENDAYAGUNAAN SDA : 
zona pemanfaatan sumber 
air, peruntukan air pada 
sumber air, pengembangan 
sumber daya air untuk 
system irigasi, industri, 
pertambangan, ketenagaan, 
perhubungan, pengusahaan 
sumber daya air. 
 PENGENDALIAN DAYA 
RUSAK AIR : pencegahan 
kerusakan dan bencana 
akibat daya rusak air, 
penanggulangan kerusakan 
dan bencana akibat daya 
rusak air, pemulihan daya 
Konsep Laporan Akhir 
Diskusi 
Tidak 
Peta 
  
Laporan Pertengahan
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
2 - 7 
   
Analisisi Permasalahan Untuk Urusan 
Lintas Batas Administrasi 
(Kabupaten/Kota) 
Kebijakan Pengelolaan Sumber 
Daya Air Wilayah Sungai 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Menyiapkan 
Dokumen Pola 
Pengelolaan SDA 
Wilayah Sungai 
Asahan 
Rancangan 
Pola Pengelolaan SDA 
Wilayah Sungai 
Asahan 
Laporan 
Penunjang 
HYMOS dan 
RIBASIM 
Pelatihan Class 
Training dan 
On the Job 
Training untuk 
Program 
HYMOS dan 
RIBASIM 
Laporan Akhir, 
Executive 
Summary dan 
Lap.Teknis 
SELESAI
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
2.2. Pendekatan dan Metodologi 
2.2.1. Kerangka Analisis Dalam Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber 
Pola pikir penyusunan pengelolaan sumber daya air mencakup beberapa 
komponen dalam perencanaan wilayah sungai, yang meliputi : 
Skenario ekonomi dan demografi, perencanaan tata ruang, target kebutuhan 
(pemenuhan dan permintaan) , proyeksi kebutuhan yang dikaitkan dengan 
proyeksi sosial ekonomi dan rencana keseluruhan dari pengembangan suatu 
wilayah. 
Kerangka analisis dalam Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air seperti 
terlihat pada Gambar 2.3 pada halaman berikutnya. 
2 - 8 
Daya Air 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
2 - 9 
Gambar 2.3. Kerangka Analisis Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air 
Keterangan 
Modul analisa 
Hub. Sebab akibat 
Umpan balik 
Upaya yang harus 
dievaluasi dan diubah 
jadi program 
pembangunan 
Kondisi input 
(Skenario) analisa 
atau hasil (output) 
Komponen data base 
Skenario sosial 
ekonomi 
Data demografi 
Kendala pelaksanaan 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Target nasional/daerah 
Fungsi 
pedoman tata ruang 
Spesifikasi Zona Proyeksi penduduk 
Karakter ruang dan 
proses : 
- tataguna lahan 
- analisa fungsi 
- kemudahan 
- lingkungan 
- perpindahan penduduk 
Perkiraan target 
pemintaan pada 
waktu yad 
Kajian dampak total 
pada program 
pembangunan 
Seleksi proyek 
sesuai target 
Langkah 
Pengembangan 
utk strategi terpilih 
Tujuan, kriteria 
dan strategi 
Data tataguna lahan Data demografi 
Estimasi 
kebutuhan 
Aliran sisa 
Upaya 
sanitasi 
diluar 
sungai 
Data Hidrologi Data Skematisasi Data Kualitas air 
dan sanitasi 
Upaya 
pengelo laan 
Prasarana 
Operasi 
Peraturan 
Desain sistem 
pasokan air 
Distribusi 
polutan di 
wilayah 
sungai 
Upaya 
sanitasi 
di sungai 
Biaya 
bangunan 
Kajian keterbatasan 
sumber daya (daerah atau 
wilayah sungai) 
Evaluasi dampak 
sosial ekonomi proyek 
tunggal : nilai pada 
beberapa kriteria 
Proyek 
proyek yang 
layak 
Data ekonomi 
dan kegiatan di daerah 
Skenario sosial 
ekonomi 
Alokasi ruang 
utk penduduk 
dan kegiatan 
Evaluasi hasil simulasi 
Kinerja sistem Dampak lingkungan 
pasokan air - pada badan aiar 
- pada tata ruang
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
2.2.2. Metode Analisis Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air 
Metodologi yang digunakan dalam penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya 
Air Wilayah Sungai Asahan akan berisi tentang urutan pelaksanaan pekerjaan, 
hubungannya dengan sistem pelaporan, Jadual kerja dan hubungan antara 
input dan output dari pekerjaan, alat / software yang digunakan dalam 
mencapai tujuan pekerjaan dan pendekatan pelaksanaan studi. 
2.2.2.1. Pengkajian Data 
Kajian terhadap data-data hasil survey lapangan dan inventarisasi data dalam 
pelaksanaan pekerjaan ini meliputi : 
a. Kajian terhadap peta penunjang, yang terdiri dari peta topografi, peta 
b. Kajian terhadap rencana tata ruang wilayah provinsi, kabupaten dan 
c. Kajian terhadap kebijakan-kebijakan yang terkait dan hasil studi 
d. Kajian terhadap data hidrologi meliputi data curah hujan, data debit, 
e. Kajian terhadap kondisi tata guna lahan saat ini meliputi peta tata guna 
f. Kajian terhadap data kualitas lingkungan keairan yang meliputi kualitas air 
g. Kajian terhadap konservasi sumber daya air saat ini dan identifikasi dari 
h. Kajian terhadap populasi dan data sumber daya manusia. 
i. Kajian terhadap data sosial ekonomi yang mendukung terhadap kegiatan 
j. Kajian terhadap data pertanian yang meliputi data pola tanam dan lain-lain. 
k. Kajian terhadap data irigasi yang meliputi luas daerah irigasi, peta daerah 
l. Kajian terhadap informasi tentang banjir dan kekeringan yang pernah 
terjadi meliputi daerah yang terjadi banjir dan kekeringan, luas genangan 
banjir, rencana pengendalian banjir dan lain-lain. 
2 - 10 
Wilayah Sungai 
tata guna lahan, peta tata ruang, peta geologi dan lain-lain. 
kota. 
terdahulu. 
data air tanah dan lain-lain. 
lahan, hasil tata guna lahan dan tata ruang. 
sungai dan danau, sumber pencemar dan lain-lain. 
rencana yang akan datang. 
penyusunan pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai. 
irigasi, kebutuhan air irigasi. 
m. Kajian terhadap data Kelembagaan. 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
Dari hasil survei dan inventarisasi data di Lapangan kemudian dilakukan Kajian 
terhadap beberapa aspek yaitu : 
 Kondisi fisik Wilayah Sungai Asahan di Sumatera Utara yang mencakup 
 Pengembangan wilayah sungai, yang mencakup data kependudukan, 
 Pengelolaan wilayah sungai yang mencakup kelembagaan, organisasi 
 Pembangunan daerah dan permasalahan sumber daya air di daerah. 
Berdasarkan masukan data dan informasi tersebut di atas, kemudian dilakukan 
procesing dan analisis dengan menggunakan perangkat lunak HYMOS 
(Hydrological Model System) adalah suatu perangkat lunak yang merupakan 
sistem basis data dan pengolahan data hidrologi yang terpadu, RIBASIM ( River 
Basin Simulation) suatu perangkat untuk melakukan simulasi pengembangan 
sumber daya air, dan HEC suatu perangkat lunak untuk mensimulasi rencana 
pengendalian debit banjir. 
RIBASIM (River Basin Simulation) adalah salah satu perangkat lunak yang 
diperlukan dalam program DSS (decision support system). RIBASIM merupakan 
salah satu perangkat lunak yang paling utama dalam DSS sehingga sering disebut 
DSS RIBASIM. Dalam DSS RIBASIM dilakukan simulasi neraca air dan alokasi air di 
WS dengan berdasarkan pasokan dan kebutuhan air. 
RIBASIM Menjelaskan mengenai user interface, data yang diperlukan, format 
data, prosedur pemasukan, prosedur untuk melakukan running berbagai 
komponen yang ada, uraian singkat hasil simulasi, berbagai pilihan visual, 
prosedur penggunaan untuk kepentingan yang lain, detail konsep dasar 
pembuatan model dan simulasi WS, seperti : 
2 - 11 
aspek hidrologi, topografi, geografi, lingkungan dan lain-lain. 
sosial, ekonomi, budaya. 
formal dan informal. 
 Skematisasi WS 
 Perhitungan kebutuhan air 
 Pengoperasian bangunan waduk dan bangunan pelimpah 
 Pemilihan pengelolaan air. 
Skema DSS RIBASIM dapat dilihat pada Gambar 2.4 dan 2.5. 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
2 - 12 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Gambar 2.4 
Skema DSS RIBASIM
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
2 - 13 
model 
pengolahan 
data mentah 
database database 
Model 
Proyeksi 
- pertumbuhan 
ekonomi 
- populasi 
- sektoral 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Gambar 2.5 
DSS untuk Perencanaan SDA Wilayah Sungai 
data mentah 
* data regional 
- pertanian 
- industri 
- air bersih 
* data 
sub-regional 
- populasi 
- topografi 
- buruh 
* data lainnya: 
- wilayah 
perencanaan 
- kota 
- daerah irigasi 
* data hidrologi 
dan 
meteorologi 
data analisis 
* data 
distrik air 
- pertanian 
- perikanan 
- industri 
- air bersih 
- hujan 
- air tanah 
* data jaringan 
- skema 
sistem 
tata air 
- pola 
operasi 
* data lainnya: 
- ketersediaan 
air 
- ekonomi 
Model 
Hidrologi 
(HYMOS) 
- elaborasi 
data 
- penyusunan 
data 
- rainfall 
-runoff 
model tingkat 
distrik air 
Model 
Distrik Air 
* kebutuhan 
dan 
pasokan 
pada 
tingkat 
distrik 
- pertanian 
- perikanan 
- air bersih 
model tingkat 
jaringan 
Model 
Alokasi dan 
Distribusi 
Air 
(RIBASIM) 
- simulasi 
sistem 
tata air 
- operasi 
reservoir 
model 
perkiraan 
dampak 
model 
evaluasi 
upaya 
Model 
Dampak 
Distrik Air 
- hasil panen 
pertanian 
(AGWAT) 
- hasil panen 
perikanan 
(FISHWAT) 
- air baku 
Model 
Evaluasi 
Ekonomi 
Model 
Evaluasi 
Multi-kriteria 
Model Banjir 
(WAFLOW) 
Model Sedimentasi 
(SERES, SEFLOW) 
Model 
Erosi 
(RUSLE) 
Dampak 
Kualitas Air 
Dampak 
Banjir 
Dampak 
Sedimentasi 
dan Erosi 
Model Kualitas Air 
(STRATIF, 
MODQUAL) 
Dampak 
Listrik 
Tenaga Air 
SKENARIO UPAYA UPAYA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
2.2.2.2. Identifikasi dan Upaya Strategis 
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak 
HYMOS, RIBASIM, dan HEC, selanjutnya diidentifikasi upaya-upaya strategis yang 
diperlukan dalam pengelolaan sumber daya air Wilayah Sungai Asahan. Dalam 
mengidentifikasi upaya strategis tersebut , dilakukan melalui rangkaian kegiatan 
sebagai berikut : 
a. Mengidentifikasi skenario pengembangan wilayah sebagai basis untuk 
b. Mengelompokan daerah di wilayah sungai kedalam beberapa kelompok 
pengguna (demand cluster) yang mengacu pada rencana tata ruang. 
c. Menganalisis kebutuhan air antar sektor pada saat ini dan proyeksinya 
d. Membagi wilayah sungai kedalam beberapa distrik air (water district) 
e. Menganalisa ketersediaan air disetiap water district dan seluruh wilayah 
f. Menghitung neraca air bulanan disetiap pasangan water district dan 
g. Menghitung tingkat pemakaian air sekarang dan proyeksinya dengan 
menggunakan indikator Indeks penggunaan air dan menentukan tingkat 
kestabilan berupa perbandingan antara debit minimum dan debit 
maksimum dan indikator coefisient of variation (CV) debit sungai. 
2.2.3. Pertemuan Konsultasi Masyarakat 
Dalam Undang-Undang No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air disebutkan bahwa 
masyarakat dapat berperan serta dalam setiap proses/tahapan dalam 
penyelenggaraan pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai. Masyarakat 
berhak menyatakan keberatan atas rancangan rencana induk yang sudah 
diumumkan dalam jangka panjang tertentu dan memberikan masukan atas 
rencana pengelolaan sumber daya air serta ikut serta dalam proses pengambilan 
keputusan melalui Pertemuan Konsultasi Masyarakat atas rencana kegiatan 
pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai. 
2 - 14 
proyeksi kebutuhan air. 
dimasa yang akan datang untuk setiap demand cluster. 
yang dikaitkan dengan demand cluster nya. 
sungai. 
demand cluster juga untuk seluruh wilayah sungai. 
h. Menganalisa debit banjir dengan perangkat lunak HEC. 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
Pertemuan Konsultasi Masyarakat wajib dilaksanakan dalam proses penyusunan 
rencana dan kegiatan pengelolaan sumber daya air wilayah sungai dengan 
ketentuan : 
a. Ditujukan untuk memperoleh dan mengkoordinasikan aspirasi masyarakat, 
serta untuk tercapainya kesepakatan bersama atas pola/rencana yang 
dirumuskan. 
b. Melibatkan pihak-pihak dalam masyarakat yang berkepentingan 
c. Informasi tentang rancangan rencana pengelolaan sumber daya air 
disampaikan terlebih dulu sebelum Pertemuan Konsultasi Masyarakat 
dilaksanakan. 
Apabila dunia usaha akan menggunakan sumber daya air di wilayah sungai, 
maka dunia usaha harus dilibatkan sejak dari perencanaan, sehingga sebagai 
komponen masyarakat dunia usaha harus diikutkan dalam pertemuan konsultansi 
masyarakat. 
Pengusahaan sumber daya air pada bagian wilayah sungai masih dimungkinkan 
untuk dilakukan oleh perorangan, badan usaha maupun kerjasama badan 
usaha, dan rencana pengusahaan ini diharuskan untuk melalui Pertemuan 
Konsultasi Masyarakat terlebih dahulu. 
Pertemuan Konsultasi Masyarakat Ke-I (Pertama) telah dilaksanakan di Medan 
Provinsi Sumatera Utara dan PKM Ke-2 (Kedua) dilaksanakan di Provinsi Sumatera 
Utara. 
2.3. Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Asahan 
Berdasarkan hasil-hasil analisis pada sub-bab tersebut di atas selanjutnya disusun 
Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
Untuk menentukan alternatif prioritas penanganan dalam Pola Pengelolaan SDA 
WS Asahan yang sesuai dengan kelima pilar yang tertuang dalam UU No. 7 Tahun 
2004 tentang SDA dilakukan melalui Analytical Hierarchy Process (AHP) 
2 - 15 
terhadap pengelolaan sumber daya air. 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
2.4. Legalisasi 
Proses legalisasi Rancangan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai 
Asahan sebagai Kawasan Strategi Nasional perlu ditetapkan oleh Pemerintah 
Pusat dalam bentuk Keputusan Presiden atau Keputusan Menteri yang ditunjuk. 
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera 
Utara. Proses Legalisasi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Asahan dapat 
digambarkan sebagaimana tertuang pada Gambar 2.6 di bawah ini. 
Gambar 2.6 : Proses Legalisasi Pola Pengelolaan Sumber Daya air Wilayah 
2 - 16 
Sungai Asahan, Provinsi Sumatera Utara 
Penetapan 
Pola Pengelolaan SDA 
WS ASAHAN 
Permohonan 
Penetapan 
Pola PSDA 
WS 
Asahan 
Rekomendasi untuk 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Perumusan Akhir 
Pola PSDA WS 
Asahan 
Menteri PU 
Gubernur 
Sumatera Utara 
mengajukan 
penetapan 
Dewan SDA WS Asahan 
(PPTPA) 
- UU no.7/2004 Pasal 14 butir (b) 
- RPP Pasal 11 
Saat ini
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
3 - 1 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
BAB –– III 
GAMBARAN UMUM 
DAN WILAYAH 
STUDI 
3.1. Strategi, Arah Kebijakan Dan Program Pembangunan SDA dan 
Irigasi Provinsi Sumatera Utara 
Pembangunan pengairan di Provinsi Sumatera Utara secara umum dilakukan 
dengan mengembangkan pemanfataan, pelestarian, dan perlindungan air 
beserta sumbernya dengan perencanaan yang terpadu dan serasi guna 
mencapai manfaat yang optimal dalam memenuhi hajat hidup dan kehidupan 
rakyat. 
Pelaksanaan pembangunan pengairan dalam pola tata ruang yang serasi dan 
terkoordinasi dengan sektor lainnya sehingga diperoleh manfaat yang optimal 
berkaitan dengan tata guna air dan tata guna tanah serta kehutanan secara 
terpadu sehingga menjamin fungsi kelestarian sumber daya alam dan lingkungan 
hidup. 
Potensi sumber daya air melimpah dengan tiga sungai besar dan curah hujan 
yang cukup tinggi. 
Arah kebijakan pembangunan sumber daya air dan irigasi di Provinsi Sumatera 
Utara adalah sebagai berikut 
a. Pengelolaan dan pemanfataan sumber daya air dalam rangka menunjang 
ketahanan pangan dan kebutuhan air baku. 
b. Pengamanan sumber daya air dalam rangka melindungi kawasan budidaya 
(permukiman, perikanan, industri dan lain-lain).
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
Program Pembangunan sumber daya air Provinsi Sumatera Utara secara umum 
dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang terus meningkat 
dan semakin memudahkan rakyat mendapatkan dan memanfaatkan air untuk 
keperluan hidupnya. 
Pemanfaatan dan pengaturan air beserta sumber-sumbernya meliputi usaha 
penyediaan dan pengaturan air guna menunjang usaha permukiman, 
pembangunan pertanian, industri, pariwisata, kehutanan, air minum, 
pencegahan pencemaran dan pengotoran, pengamanan pantai dan 
pengembangan daerah rawa dan tambak. 
Pembangunan pengairan di Provinsi Sumatera Utara dilaksanakan melalui 
peningkatan, perluasan, dan pembaharuan usaha pengembangan sumber daya 
air dan upaya pelestarian serta distribusinya untuk mendukung pertumbuhan 
ekonomi dan memenuhi kebutuhan air untuk hajat hidup orang banyak, 
konserrvasi dan rehabilitasi lahan kritis. 
Secara terinci, program pembangunan sumber daya air Provinsi Sumatera Utara 
sebagai berikut; 
1) Program pengembangan konservasi sumber daya air untuk meningkatkan 
produktivitas pemanfaatan sumber daya air melalui peningkatan 
penyediaan prasarana pengairan dan mendayagunakan sumber daya air 
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 
2) Program Pengembangan dan Pengelolaan Daerah Rawa. 
3) Program Sungai, Danau dan sumber air lainnya untuk melestarikan kondisi 
dan fungsi air sekaligus menunjang daya dukung serta meningkatkan nilai 
dan manfaat sumber air sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai 
kepentingan. 
4) Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi. 
5) Program penyediaan dan pengelolaan air baku untuk meningkatkan 
penyediaan air baku serta prasarananya dalam memenuhi air bagi hajat 
hidup rakyat, baik di daerah kota maupun desa. 
3 - 2 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
3.2. Aspek Tata Ruang 
3.2.1. Gambaran Umum Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara 
3.2.1.1. Letak Geografis 
Secara geografis, Provinsi Sumatera Utara terletak di bagian Utara Pulau 
Sumatera pada lintang 10 - 40 Lintang Utara dan 980 - 1000 
3 - 3 
 Sebelah Utara, berbatasan dengan Provinsi Daerah Istimewa Aceh 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Bujur Timur yang 
merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Barat 
Pasifik. Posisinya memanjang dari arah Barat Laut ke arah Tenggara. Secara 
administrasi Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 13 (tiga belas) Kabupaten, yaitu 
Nias, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Toba 
Samosir, Labuhan Batu, Asahan, Simalungun, Dairi, Karo, Deli Serdang, dan 
Langkat, serta 6 (enam) kota, yaitu Sibolga, Tanjung Balai, Pematang Siantar, 
Tebing Tinggi, Medan, dan Binjai. 
Provinsi Sumatera Utara berbatasan di : 
 Sebelah Timur, berbatasan dengan Selat Malaka 
 Sebelah Selatan, berbatasan dengan Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera 
Barat 
 Sebelah Barat, berbatasan dengan Samudera Indonesia 
Provinsi Sumatera Utara yang meliputi kawasan darat di pantai Timur, dataran 
tinggi yang melintang di bagian Tengah, dan kawasan pantai Barat mempunyai 
luas sekitar 71.680 Km2 atau 3,73% dari luas Indonesia. Disamping kawasan darat, 
Provinsi Sumatera Utara juga mencakup kawasan perairan laut yang berbatasan 
sejauh 12 mil dari batas pantai. 
Letak geografis Sumatera Utara strategis dan merupakan modal dasar bagi 
pengembangan kegiatan yang bersifat regional dan internasional karena 
berada pada jalur perdagangan internasional Selat Malaka yang dekat dengan 
Singapura dan Malaysia sebagai negara yang pertumbuhan ekonominya lebih 
pesat. Letak Administrasi Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
3 - 4 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Gambar 3.1. 
Peta Administrasi Provinsi Sumatera Utara
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
3.2.1.2. Kondisi Topografi 
Secara topografis wilayah pantai Timur Sumatera Utara relatif datar, bagian 
Tengah bergelombang dan berbukit yang merupakan bagian dari pegunungan 
Bukit Barisan, dan bagian Barat merupakan dataran bergelombang. Wilayah 
pantai Barat potensial untuk pengembangan sektor perikanan laut, perkebunan 
dan hortikultura; wilayah pantai Timur potensial untuk pengembangan pertanian 
tanaman pangan dan perkebunan; serta wilayah dataran tinggi potensial untuk 
pengembangan tanaman hortikultura. Gambar Peta 3.2 memperlihatkan 
karakteristik fisik Provinsi Sumatera Utara. 
3 - 5 
3.2.1.3. Iklim 
Suhu udara di wilayah Sumatera Utara berkisar antara 18-32 0 
3.2.1.4. Geologi 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
C, yang bervariasi 
sesuai dengan ketinggian tempat. Musim penghujan berlangsung antara bulan 
September hingga Februari dan musim kemarau berlangsung antara bulan Maret 
hingga Agustus. 
Curah hujan tahunan rata-rata tercatat sebesar 2.100 mm. Pada wilayah kering, 
curah hujan tahunan rata-rata kurang dari 1.500 mm yang tercatat di beberapa 
bagian wilayah Simalungun, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Utara, sedang curah 
hujan tinggi berkisar antara 2.000 sampai 4.500 mm berlangsung sepanjang tahun 
di daerah Asahan, Dairi, Deli Serdang, Karo, Labuhan Batu, Langkat, Nias, 
Tapanuli Tengah, dan sebagian besar Tapanuli Selatan. 
Provinsi Sumatera Utara didominasi oleh formasi Bahorok, formasi tuffa Toba, 
bentangan alluvial, serta formasi Klue dan Kuantan. Formasi Bahorok didominasi 
oleh batuan breksi dan konglomeratan yang pada tahap awal akan membentuk 
tanah litosol. 
Setelah mengalami perkembangan lebih lanjut, maka terbentuk tanah podsolik. 
Pada bahan konglomeratan yang kandungan luasannya di atas 60% akan 
terbentuk tanah regosol yang umumnya bersifat masam dan bertekstur sedang 
sampai kasar. Formasi tuffa Toba didominasi oleh abu vulkan. Pada awalnya 
tanah ini berkembang dari podsolik coklat, podsolik coklat kelabu kekuningan 
dan regosol, dan di beberapa wilayah akan membentuk tanah andosol coklat. 
Tanah ini umumnya bersifat agak masam sampai masam dan bertekstur 
bervariasi mulai dari halus sampai kasar. Formasi bentangan alluvial umumnya
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
terbentuk di sepanjang pantai Timur Sumatera Utara. Dari bentangan alluvial 
akan terbentuk tanah-tanah alluvial, regosol, dan organosol. Tekstur tanah alluvial 
tergantung dari bahan asalnya, pada umumnya sedang sampai kasar, 
sedangkan tanah regosol bertekstur kasar. Tanah organosol teksturnya 
tergantung tingkat kematangan gambut dan umumnya bersifat masam. Formasi 
Klue dan Kelantan umumnya didominasi oleh batu sasak, turbidite, batu pasir, 
batu gamping, dan lain-lain. Dari bahan ini umumnya terbentuk tanah litosol, 
podsolik, dan regosol dengan tekstur kasar dan bersifat kimia masam dan miskin 
unsur hara. Formasi Nias umumnya dibentuk dari batuan kapur akan 
berkembang menjadi tanah-tanah renzina yang mempunyai tekstur kasar dan 
sifat kimia agak basis. 
3 - 6 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
3 - 7 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Gambar 3.2 
Karakteristik Fisik Provinsi Sumatera Utara
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
3.2.1.5. Hidrologi 
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum nomor 39/PRT/1989 tentang 
pembagian wilayah sungai, maka sungai-sungai di Provinsi Sumatera Utara dapat 
dikelompokkan ke dalam 6 (enam) Satuan Wilayah Sungai (SWS), yaitu SWS 
Wampu-Besitang, SWS Belawan-Belumai-Ular, SWS Bah Bolon, SWS Asahan, SWS 
Barumun Kualuh, dan SWS Batang Gadis-Batang Toru. Selain itu terdapat 2 (dua) 
satuan wilayah sungai lintas Provinsi sebagian wilayah Sumatera Utara yang 
merupakan daerah tangkapan sungai, masuk dalam SWS Singkil pada wilayah 
Provinsi Aceh dan sebagian wilayah Sumatera Utara yang merupakan daerah 
tangkapan sungai dalam SWS Rokan pada wilayah Provinsi Riau dan Sumatera 
Barat. Tabel 3.1 menyajikan satuan wilayah sungai di Provinsi Sumatera Utara. 
Di samping itu terdapat badan air berupa danau yang besar yaitu Danau Toba 
yang terletak di dataran tinggi di wilayah Tengah dengan luas 110.260 ha. Danau 
Toba berfungsi sebagai sarana pengairan sawah, pembangkit listrik pada PLTA 
Lau Renun, peleburan biji nikel PT. Inalum, pelestarian alam, dan daerah tujuan 
wisata bagi Sumatera Utara. Pada waktu ini kondisi daerah tangkapan air Danau 
Toba dan DAS Lau Renun sangat memprihatinkan, dimana ketersediaan air di 
Danau Toba dan Sungai Lau Renun berkurang secara drastis. Hal ini disebabkan 
oleh penggundulan kawasan hutan dan lahan masyarakat di sekitar Danau Toba. 
Selanjutnya, dapat dilihat pada Gambar 3.3 tentang peta satuan wilayah sungai 
dan permukaan air Danau Toba. 
3 - 8 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Tabel 3.1 
Satuan Wilayah Sungai (SWS) di Provinsi Sumatera Utara 
No Nama DAS Panjang Debit (m3/det) 
Wilayah Sungai (km2) Sungai 
(km) 
Min. Rata2 Banjir 
I. 
1. 
2. 
3. 
4. 
1.703,00 
422,80 
5.658,25 
Wampu Besitang 
S. Besitang 
S. Lepan 
S. Btg.Serangan 
S. Wampu 
85,00 
80,40 
95,00 
135,00 
2,82 
1,39 
57,31 
10,89 
4,66 
110,51 
241,31 
53,45 
1.499,75 
II. 
1. 
2. 
3. 
4. 
5. 
6. 
7. 
8. 
160,00 
310,75 
353,20 
278,00 
703,20 
1.235,00 
Belawan Belumai- Ular 
S.Karang Gading 
S. Belawan 
S. Deli 
S. Percut 
S. Serdang 
S. Kenang 
S. Ular 
S. Perbaungan 
27,00 
53,00 
74,00 
60,00 
40,00 
75,00 
9,79 
3,79 
5,67 
3,10 
29,80 
15,93 
6,34 
9,22 
15,56 
38,30 
241,87 
92,09 
103,04 
337,00 
227,00
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
3 - 9 
No Nama DAS Panjang Debit (m3/det) 
Wilayah Sungai (km2) Sungai 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
(km) 
Min. Rata2 Banjir 
9. 
10. 
11. 
12. 
S. Hulu 
S. Sialang Buah 
S. Belutu 
S. Padang 
184,90 
942,60 
14,20 
61,00 
2,17 
8,68 
5,75 
15,20 
113,49 
213,86 
III. 
1. 
2. 
3. 
4. 
1.415,00 
326,90 
21,00 
Bah Bolon 
S. Kiri 
S. Kuala Tanjung 
S. Bah Bolon 
S. Suka 
23,00 
12,80 
110,00 
291,40 
7,50 
4,42 
10,74 
14,60 
165,94 
206,00 
IV. 
1. 
2. 
6.040,00 
803,20 
Asahan 
S. Asahan 
S. Silau 
115,20 
114,80 
19,84 31,15 430,68 
V. 
1. 
2. 
3. 
4. 
9.329,00 
3.949,00 
3.492,90 
Barumun Kualuh 
S. Barumun 
S. Bilah 
S. Kualuh 
S. Aek Ledong 
55,00 
170,00 
315,00 
60,00 
18,22 
13,02 
42,20 
22,47 
592,32 
333,62 
VI. 
1. 
2. 
3. 
4. 
5. 
6. 
7. 
8. 
9. 
10. 
11. 
12. 
13. 
14. 
15. 
16. 
17. 
18. 
19. 
20. 
21. 
22. 
23. 
24. 
25. 
26. 
27. 
28. 
29. 
30 
1.250,00 
5.069,00 
3.320,207 
2,50 
676,30 
1.308,40 
213,00 
610,00 
1.292,50 
100,00 
324,45 
322,00 
420,00 
927,00 
Bt. Gadis Bt. Toru 
Bt. Gadis 
S. Aek Batu Mundan 
S. Aek Bt. Toru 
S. Batang Angkola 
S. Bt. Kunkun 
B.Bintuas 
B. Natal 
B. Batahan 
S. Pinang Sori 
Aek Badiri 
Aek Pandan 
Aek Sibuluhan 
Aek Sihopo - hopo 
Aek Doras 
Aek Muara Mete 
Aek Hajoran 
S. Aek Kolang 
S. Aek Sibundong 
Aek Sibaru 
Aek Sirahar 
Aek Batu Garsi 
Aek Silang 
S. Aek Siburuh 
S. Taping 
S. Aek.Simangga 
Lae Ordi 
Lae Kombih 
Lae Batu – batu 
Lae Sembillin 
Lae Renun 
60,00 
168,00 
142,00 
17,50 
25,20 
57,50 
120,10 
10,20 
53,00 
80,00 
30,00 
46,35 
46,00 
60,00 
103,00 
12,13 
17,08 
17,24 
15,53 
19,90 
17,14 
17,80 
26,10 
37,03 
28,05 
25,57 
36,25 
30,30 
23,71 
361,76 
384,16 
389,20 
464,31 
533,05 
496,48 
358,25 
Sumber : Dinas Pengairan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2003
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
3 - 10 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Gambar 3.3 
Peta SWS Provinsi Sumatera Utara
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
3.2.1.6. Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup 
Kawasan lindung di Provinsi Sumatera Utara mencakup : 
1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya terutama 
berkaitan dengan fungsi hidrologis untuk pencegahan banjir, menahan erosi 
dan sedimentasi, serta mempertahankan fungsi peresapan bagi air tanah. 
Kawasan ini berada pada ketinggian 1.000 meter d.p.l. dengan kelerengan 
lebih dari 40 %, bercurah hujan tinggi, dan mampu meresapkan air ke dalam 
tanah, termasuk di dalamnya kawasan yang ditetapkan sebagai hutan 
lindung. 
2. Kawasan yang berfungsi sebagai suaka alam dan margasatwa untuk 
melindungi keanekaragaman hayati, ekosistem, dan keunikan alam. 
Termasuk di dalamnya adalah cagar alam Sibolangit (Deli Serdang); Liang 
Balik dan Batu Ginurit (Labuhan Batu); Dolok Di samping itu juga suaka 
margasatwa Karang Gading (Deli Serdang dan Langkat); Siranggas (Dairi); 
Dolok Surungan (Toba Samosir); Dolok Saut (Tapanuli Utara), Barumun 
(Tapanuli Selatan) dan Nias serta hutan mangrove di pantai timur. Untuk 
kawasan pelestarian alam termasuk juga di dalamnya adalah Taman 
Nasional Gunung Leuser di Langkat; Taman Hutan Raya Bukit Barisan (Deli 
Serdang, Simalungun, Karo, dan Langkat) Taman Wisata Alam di Sibolangit 
(Deli Serdang), Holiday Resort (Labuhan Batu), Lau Debuk-debuk (Karo), 
Deleng Lancuk (Karo), Si Cikeh-cikeh (Dairi), Sijaba Hutan Ginjang (Tapanuli 
Utara), dan Muara (Tapanuli Utara). 
Kawasan ini mencakup juga lahan gambut di Kabupaten Asahan, Labuhan 
Batu, Tapanuli Tengah serta hutan mangrove di Pantai Timur seluas 435 km2 
dengan ketebalan rata – rata 325 meter. 
3. Kawasan rawan bencana, yaitu yang mengalami bencana alam seperti 
Termasuk dalam kawasan ini sekeliling Danau Toba, Tapanuli Selatan bagian 
Selatan, Utara Sibolga, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Tapanuli Tengah, 
bagian selatan Mandailing Natal, Asahan, Labuhan Batu, Langkat, Pulau Nias 
bagian Selatan dan bagian Tengah. Sebagian besar wilayah Sumatera Utara 
di sekitar Bukit Barisan membujur arah Utara - Selatan pada dasarnya 
potensial terhadap gerakan tanah, rayapan, longsoran, gelombang pasang 
dan banjir bandang. 
4. Kawasan perlindungan setempat yang berfungsi melestarikan fungsi badan 
3 - 11 
gerakan tanah, longsoran, runtuhan, banjir bandang, dan rayapan. 
perairan dan kerusakan oleh kegiatan budidaya. 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
Termasuk sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar 
danau/waduk, kawasan sekitar mata air, kawasan terbuka hijau kota 
termasuk di dalamnya hutan kota. 
5. Kawasan cagar budaya yaitu kawasan yang merupakan lokasi bangunan 
hasil budaya manusia yang bernilai tinggi maupun yang memiliki bentuk 
geologi alami yang khas. 
6. Pulau-pulau kecil dengan luasan maksimal 10 km2 
7. Beberapa lokasi yang berdasarkan proses pemaduserasian pemanfaatan 
3 - 12 
ruang di arahkan sebagai Kawasan lindung. 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
. 
Pada waktu ini sedang dilakukan proses verifikasi luasan kawasan lindung dan 
budidaya untuk lingkup kabupaten/kota. Kondisi terakhir menunjukkan bahwa 
kawasan budidaya menjadi lebih luas dari yang direncanakan, dimana 
penggunaan sektor budidaya kehutanan menjadi sedikit lebih rendah 
dibandingkan dengan hasil paduserasi (1997) dan penggunaan lainnya 
meningkat. Peningkatan ini terjadi adanya perubahan beberapa kawasan 
budidaya hutan dan atau areal penggunaan lain menjadi budidaya lain yang 
digunakan untuk pengembangan pantai Barat Provinsi Sumatera Utara (industri 
dan perkebunan) yang juga merupakan kawasan menurut paduserasi tahun 1980 
sebagian areal penggunaan lain dan eks HPH (untuk pelepasannya masih 
memerlukan penetapan Menteri Kehutanan). Selanjutnya perkembangan luas 
dan potensi kawasan lindung dan kawasan budidaya Provinsi Sumatera Utara 
dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3. Sedangkan berdasarkan peta RTRWP 
2003-2018 telah ditetapkan kawasan lindung seluas 2.076.287,00 Ha dan kawasan 
budidaya seluas 5.091.513 Ha. 
Penetapan tersebut belum menjamin dapat dipertahankannya fungsi lindung 
dari kawasan hutan, oleh karena kondisi di lapangan menunjukkan terjadinya 
perambahan hutan yang meningkat, sehingga pengurangan luas hutan menjadi 
lebih luas dari yang tercatat. Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara mencatat 
sekitar 125.000 Ha hutan telah dimutasikan selama periode 1982-1997. 
Diperkirakan kondisi di lapangan menunjukkan angka yang lebih besar, yaitu 
sekitar 400.000 Ha. Proses pemaduserasian tata guna hutan dengan kegiatan 
budidaya skala besar maupun perambahan yang dilakukan masyarakat menjadi 
kepentingan yang signifikan untuk memperkirakan daya dukung lahan Provinsi 
Sumatera Utara secara lebih realistis.
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
Permasalahan utama dari penurunan fungsi lindung adalah terancamnya daerah 
bawahan dan terganggunya spesies yang dilindungi beserta habitatnya. 
Keadaan seperti itu dapat menggangu keseimbangan lingkungan yang 
selanjutnya menimbulkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan 
sebagainya. 
Gambaran pada peta berikut memberikan perhatian, bahwa pemantapan dan 
pengawasan terhadap okupasi kawasan lindung perlu diperketat. Alokasi 
kawasan lindung di setiap kabupaten yang telah disepakati antar-sektor akan 
menjadi acuan bersama dalam mengalokasikan pemanfaatan ruang kawasan 
budidaya. Selanjutnya Peta RTRWP Sumatera Utara Tahun 2003 – 2018 dapat 
dilihat pada Gambar 3.4. 
3 - 13 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Tabel 3.2. 
Luas Kawasan Lindung dan Budidaya Provinsi Sumatera Utara 
No Fungsi Kawasan 
Berdasarkan Peta RTRWPSU 
Tahun 2003 –2018 (Ha)1) 
1. 
2. 
Kawasan Lindung 
a. Hutan Lindung 
b. Lain - lain (HSA, HK) 
Kawasan Budidaya 
a. Hutan (HPT, HP, HPK) 
b. Lain-lain 
2.076.287,00 
1.481.737,69 
594.549,31 2) 
5.091.713,00 
1.835.267,43 
3.256.445,57 
Total Luas 7.168.000,00 
Sumber : Kanwil Kehutanan dan Perkebunan Sumatera Utara, 1998 
1) Hasil planimetri dari Dinas Kehutanan Propsu & BPKH Wil. I, 2003 
2) Termasuk kawasan perlindungan setempat yang tidak tergambar dalam peta 
skala 1:250.000 (diperhitungkan) 
Keterangan : 
HSA : Hutan Suaka Alam 
HK : Hutan Konservasi 
HPT : Hutan Produks i Terbatas 
HP : Hutan Produksi Tetap 
HPK : Hutan Produksi Konversi
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
3 - 14 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Gambar 3.4 
Peta RTRWP Sumatera Utara 2003 – 2018
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
Kawasan Lindung Kawasan Hutan Budi Daya 
HK HL/KL HPT HP HPK Jumlah 1) 
321.970,45 
115.792,34 
109.399,00 
145.137,28 
106.404,32 
189.955,77 
123.097,39 
266.686,17 
296.741,16 
247.748,68 
177.868,80 
114.048,60 
750.760,68 
403.395,07 
119.982,56 
189.755,13 
315,08 
T o t a l 362.333,36 1.481.737,69 851.155,07 936.861,12 47.251,24 3.679.338,48 
3 - 15 
Kabupaten 
Langkat 
Deli Serdang 
Karo 
Dairi 
Pakpak Bharat 
Simalungun 
Asahan 
Labuhan Batu 
Toba Samosir 
Tapanuli Utara 
Hbg Hasundutan 
Tapanuli Tengah 
Tapanuli Selatan 
Mandailing Natal 
Nias Utara 
Nias Selatan 
Medan 
223.505,00 
23.395,00 
20.240,00 
575,00 
5.657,00 
2.007,80 
- 
1.964,56 
23.800,00 
39,00 
500,00 
- 
52.300,00 
- 
- 
8.350,00 
- 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Tabel 3.3 
Potensi Kawasan Lindung dan Budidaya Hutan 
di Provinsi Sumatera Utara 
3.120,90 
10.596,07 
70.786,29 
61.855,65 
43.936,61 
88.544,25 
73.826,54 
106.048,69 
226.260,37 
45.623,60 
81.788,27 
57.034,00 
262.354,48 
195.511,06 
83.696,98 
70.438,85 
315,08 
54.017,43 
17.547,56 
4.878,08 
71.892,90 
48.894,00 
10.382,15 
21.216,15 
60.085,87 
14.764,36 
98.989,01 
25.015,66 
51.252,70 
154.759,68 
171.525.17 
24.524,41 
21.409,94 
- 
41.327,12 
63.091,82 
13.494,63 
11.213,73 
7.916,71 
89.021,57 
11.214,16 
96.711,17 
31.916,43 
103.097,07 
70.564,87 
5.761,90 
279.924,74 
36.358,84 
4.478,97 
70.767,39 
- 
- 
1.041,89 
- 
- 
- 
- 
16.840,54 
1.875,88 
- 
- 
- 
- 
1.421,78 
- 
7.282,20 
18.788,95 
- 
Sumber : Hasil Analisis & Perhitungan secara Planimetris Peta RTRWP SU 2003-2018 skala 1:250.000 
Dinas Kehutanan Propsu – BPKH Wil - I, 2003 
1) Belum termasuk kawasan perlindungan setempat yang tidak tergambar dalam peta 
(diperhitungkan) 
Potensi kawasan hutan di Popinsi Sumatera Utara mencapai 3.679.338,48 ha 
yang terdiri dari kawasan lindung seluas 1.844.071,05 ha dan kawasan budidaya 
hutan seluas 1.835.267,43 Ha. Selanjutnya peta tentang kawasan lindung dan 
budidaya hutan dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
3 - 16 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Gambar 3.5 
Peta Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Hutan
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
3.2.1.7. Pemanfaatan Ruang 
Provinsi Sumatera Utara memiliki kawasan darat seluas 71.680 km2 serta kawasan 
laut sepanjang 12 mil laut dari garis pantai ke arah laut lepas. Menurut catatan 
Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara, pemanfaatan lahan di Provinsi Sumatera 
Utara tahun 1998 didominasi oleh kegiatan pertanian seluas 31.926,76 km2 atau 
sekitar 44,54 % dan oleh kegiatan hutan seluas 24.416,10 km2 atau sekitar 34,06 %. 
Tabel 3.4 menggambarkan penggunaan lahan di Provinsi Sumatera Utara tahun 
2003. 
Penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian terbesar berada di wilayah Pantai 
Timur, yaitu meliputi areal seluas lebih kurang 57% dari luas areal pertanian 
Sumatera Utara. Sebagian besar lahan hutan berada di wilayah Pantai Barat, 
yaitu seluas lebih kurang 69 % dari luas hutan Sumatera Utara. Kegiatan pertanian 
mendominasi wilayah Pantai Timur, sedangkan wilayah Pantai Barat didominasi 
oleh kegiatan pertanian dan hutan secara relatif berimbang. 
Dalam distribusi ruang, wilayah yang pada saat ini masih memiliki kawasan hutan 
yang juga berfungsi untuk perlindungan daerah bawahannya ataupun fungsi 
ekologis lainnya, perlu menyiapkan pengendalian terhadap alih fungsi hutan, 
baik oleh perambahan maupun pemanfaatan untuk usaha ekonomi formal 
terutama dalam rangka perolehan PAD. Konflik kepentingan dalam kondisi 
keterbatasan lahan budidaya perlu diatasi melalui kesepakatan yang mengikat 
dalam pelestarian kawasan hutan yang berfungsi lindung. Untuk itu, salah satu 
dasar pengendalian adalah menyesuaikan pengembangan kegiatan pada 
lahan dengan kemampuan yang memadai. 
Wilayah Pantai Timur yang merupakan dataran rendah seluas 26.360 km2 atau 
36,8 % dari luas wilayah Sumatera Utara merupakan wilayah yang subur, suhu 
udara tinggi, kelembaban udara tinggi, dan curah hujan juga relatif tinggi, 
meliputi Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Asahan, Labuhan Batu, Kota Binjai, 
Medan, dan Tebing Tinggi. Wilayah Pantai Barat meliputi Kabupaten Tapanuli 
Selatan, Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Nias, Nias Selatan dan Kota Sibolga. 
Kegiatan di wilayah Pantai Timur umumnya heterogen, dengan kawasan 
perkotaan yang relatif besar dan prasarana wilayah yang memadai. Wilayah ini 
sesuai untuk pengembangan berbagai jenis kegiatan budidaya, terutama 
perkebunan dan tanaman pangan. Kegiatan perkotaan juga cenderung 
berkembang dengan pesat, terutama di daerah Medan dan sekitarnya. 
3 - 17 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
Meskipun wilayah Pantai Barat Provinsi Sumatera Utara saat ini belum 
dikembangkan secara optimal, namun memiliki potensi yang besar bagi 
pengembangan berbagai kegiatan budidaya, seperti perikanan laut, 
perkebunan, dan hortikultura. Sedang wilayah Tengah yang merupakan dataran 
tinggi dengan tingkat kesuburan yang bervariasi potensial untuk dikembangkan 
bagi tanaman hortikultura. 
Selain memiliki enam SWS dan dua SWS lintas Provinsi dimana danau dengan 
debit air yang cukup besar yang potensial bagi sistem pengairan, Provinsi 
Sumatera Utara juga memiliki air terjun yang potensial sebagai sumber energi. 
Jenis tanah di Provinsi Sumatera Utara didominasi oleh tanah litosol, podsolik, dan 
regosol (22,34 % luas Provinsi) yang tersebar di Kabupaten Asahan, Dairi, Pakpak 
Bharat, Deli Serdang, Karo, Labuhan Batu, Langkat, Nias, dan Tapanuli Selatan, 
Mandailing Natal. Tanah jenis ini sesuai bagi pengembangan budidaya 
perkebunan. 
3 - 18 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA
Laporan Pertengahan 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
3 - 19 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Tabel 3.4 
Penggunaan Lahan di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2002 (dalam Ha) 
Kabupaten/Kota Permukiman Industri Pertam 
bangan Persawahan Pert. Tanah 
Kering Kebun Perkebunan Semak Hutan Perairan 
Darat 
Tanah 
Terbuka Lain – lain Luas 
Wilayah 
Asahan 26.725 1.062 207 52.406 20.537 14.108 226.951 4.262 73.144 12250 9.008 17.425 458.075 
D a i r i 12.086 1.145 - 14.166 42.209 19.400 43.192 45.658 119.360 104 13.193 4.097 314.610 
Deli Serdang 
Labuhan Batu 
K a r o 
Langkat 
N i a s* 
Simalungun 
Tapanuli Selatan* 
Mandailing Natal 
Tapanuli Tengah 
Tapanuli Utara* 
Toba Samosir 
Binjai 
Medan 
Pematangsiantar 
Sibolga 
Tanjungbalai 
Tebing Tinggi 
30.283 2.001 250 92.737 48.686 17.045 187.185 1.021 46.647 4540 - 9.399 439.794 
29.894 2.789 - 89.334 46.964 21.085 385.783 33.382 218.274 37557 27.270 29.986 922.318 
4.258 601 112 15.196 52.977 20.640 22.584 16.055 58.119 966 13.811 7.406 212.725 
39.906 1.171 - 57.361 15.705 20.635 204.411 6.908 256.492 11409 998 11.333 626.329 
11.811 621 - 22.335 44.708 29.885 124.835 28.401 214.586 12186 29.562 13.143 532.073 
14.976 1.098 - 53.464 50.791 28.978 165.101 34.641 68.912 721 496 19.482 438.660 
35.525 1.542 - 49.160 45.661 46.581 239.761 137.851 664.429 5016 23.684 20.972 1.270.182 
17.327 752 - 23.978 22.270 22.720 116.941 67.235 324.068 2446 11.552 10.229 619.518 
10.591 624 - 17.947 8.772 15.469 55.769 14.245 75.695 10600 1.813 7.275 218.800 
23.164 971 81 36.164 43.199 15.020 46.295 111.100 176.621 66.290 3.991 60.396 583.292 
18.952 795 67 29.589 35.344 12.289 37.877 90.900 144.508 54.237 3.266 49.414 477.238 
2.221 144 - 2.364 413 1.770 1.343 - - 4 - 774 9.033 
16.550 360 - 3.100 1.765 832 33 288 669 728 - 2.185 26.510 
2.174 202 - 2.252 664 824 877 - - 95 - 911 7.999 
888 12 - - - 8 - - - - 46 123 1.077 
1.778 184 - 670 186 2.270 - 74 96 42 - 746 6.052 
2.015 128 - 424 574 107 - 20 - 112 - 403 3.783 
Sumatera Utara 301.124 16.202 717 562.647 481.425 1289.666 1.858.938 592.041 2.441.610 219.303 138.690 265.699 7.168.068 
Sumber : Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara, 2003 
* Termasuk Kabupaten yang dimekarkan
Laporan Akhir 
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 
3 - 20 
PT. JASAPATRIA GUNATAMA 
Gambar 3.6 
Peta Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Utara
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423
Toba asahan 1297764423

More Related Content

What's hot

Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA IndonesiaPanduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Rekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya Air
Rekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya AirRekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya Air
Rekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya Air
ushfia
 
Proyeksi penduduk
Proyeksi pendudukProyeksi penduduk
Proyeksi penduduk
Gunawan Widiarto
 
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan PembangunanMonitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
Dadang Solihin
 
PPT Talud.pptx
PPT Talud.pptxPPT Talud.pptx
PPT Talud.pptx
HafidzMan
 
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANEVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Dadang Solihin
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar Perencanaan
Dadang Solihin
 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaanPedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaaninfosanitasi
 
Peran dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi  Badan Perencanaan Pembangunan DaerahPeran dan Fungsi  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai serayu bogowonto
Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai serayu bogowontoPola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai serayu bogowonto
Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai serayu bogowonto
Achmad Wahid
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
infosanitasi
 
Panduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kota
Panduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kotaPanduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kota
Panduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kotainfosanitasi
 
Materi sosialisasi dak 2022
Materi sosialisasi dak 2022Materi sosialisasi dak 2022
Materi sosialisasi dak 2022
BappedaLampungUtara
 
3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik
TV Desa
 
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Nurul Afdal Haris
 
Bab 4-tanggapan-terhadap-kak
Bab 4-tanggapan-terhadap-kakBab 4-tanggapan-terhadap-kak
Bab 4-tanggapan-terhadap-kak
DALVY DALVY
 

What's hot (20)

Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA IndonesiaPanduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
 
Rekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya Air
Rekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya AirRekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya Air
Rekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya Air
 
Proyeksi penduduk
Proyeksi pendudukProyeksi penduduk
Proyeksi penduduk
 
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan PembangunanMonitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
 
REVIEW RENCANA INI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KARANGANYAR
REVIEW RENCANA INI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KARANGANYARREVIEW RENCANA INI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KARANGANYAR
REVIEW RENCANA INI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KARANGANYAR
 
PPT Talud.pptx
PPT Talud.pptxPPT Talud.pptx
PPT Talud.pptx
 
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANEVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar Perencanaan
 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
 
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaanPedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
 
Peran dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi  Badan Perencanaan Pembangunan DaerahPeran dan Fungsi  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai serayu bogowonto
Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai serayu bogowontoPola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai serayu bogowonto
Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai serayu bogowonto
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 
Panduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kota
Panduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kotaPanduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kota
Panduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kota
 
SDA (Air) Presentasi
SDA (Air) PresentasiSDA (Air) Presentasi
SDA (Air) Presentasi
 
Materi sosialisasi dak 2022
Materi sosialisasi dak 2022Materi sosialisasi dak 2022
Materi sosialisasi dak 2022
 
3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik
 
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
 
Pedoman Mereview Master Plan
Pedoman Mereview Master PlanPedoman Mereview Master Plan
Pedoman Mereview Master Plan
 
Bab 4-tanggapan-terhadap-kak
Bab 4-tanggapan-terhadap-kakBab 4-tanggapan-terhadap-kak
Bab 4-tanggapan-terhadap-kak
 

Viewers also liked

Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera UtaraBab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Geniusmaniat La
 
Profil perairan danau toba
Profil perairan danau tobaProfil perairan danau toba
Profil perairan danau tobahelmut simamora
 
Jaya makalah danau-toba_2013
Jaya makalah danau-toba_2013Jaya makalah danau-toba_2013
Jaya makalah danau-toba_2013
Bill Asbi
 
Manajemen mutu
Manajemen mutuManajemen mutu
Manajemen mutu
Sri Suryanti
 
Spesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatanSpesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatanade_dudi
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MedanRencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
Penataan Ruang
 
The Minimum Loveable Product
The Minimum Loveable ProductThe Minimum Loveable Product
The Minimum Loveable Product
The Happy Startup School
 
How I got 2.5 Million views on Slideshare (by @nickdemey - Board of Innovation)
How I got 2.5 Million views on Slideshare (by @nickdemey - Board of Innovation)How I got 2.5 Million views on Slideshare (by @nickdemey - Board of Innovation)
How I got 2.5 Million views on Slideshare (by @nickdemey - Board of Innovation)
Board of Innovation
 
The Seven Deadly Social Media Sins
The Seven Deadly Social Media SinsThe Seven Deadly Social Media Sins
The Seven Deadly Social Media Sins
XPLAIN
 
Five Killer Ways to Design The Same Slide
Five Killer Ways to Design The Same SlideFive Killer Ways to Design The Same Slide
Five Killer Ways to Design The Same SlideCrispy Presentations
 
How People Really Hold and Touch (their Phones)
How People Really Hold and Touch (their Phones)How People Really Hold and Touch (their Phones)
How People Really Hold and Touch (their Phones)
Steven Hoober
 
Upworthy: 10 Ways To Win The Internets
Upworthy: 10 Ways To Win The InternetsUpworthy: 10 Ways To Win The Internets
Upworthy: 10 Ways To Win The Internets
Upworthy
 
What 33 Successful Entrepreneurs Learned From Failure
What 33 Successful Entrepreneurs Learned From FailureWhat 33 Successful Entrepreneurs Learned From Failure
What 33 Successful Entrepreneurs Learned From Failure
ReferralCandy
 
Design Your Career 2018
Design Your Career 2018Design Your Career 2018
Design Your Career 2018
Slides That Rock
 
The History of SEO
The History of SEOThe History of SEO
The History of SEO
HubSpot
 
How To (Really) Get Into Marketing
How To (Really) Get Into MarketingHow To (Really) Get Into Marketing
How To (Really) Get Into Marketing
Ed Fry
 
The What If Technique presented by Motivate Design
The What If Technique presented by Motivate DesignThe What If Technique presented by Motivate Design
The What If Technique presented by Motivate Design
Motivate Design
 
Displaying Data
Displaying DataDisplaying Data
Displaying Data
Bipul Deb Nath
 
10 Powerful Body Language Tips for your next Presentation
10 Powerful Body Language Tips for your next Presentation10 Powerful Body Language Tips for your next Presentation
10 Powerful Body Language Tips for your next Presentation
SOAP Presentations
 
Crap. The Content Marketing Deluge.
Crap. The Content Marketing Deluge.Crap. The Content Marketing Deluge.
Crap. The Content Marketing Deluge.
Velocity Partners
 

Viewers also liked (20)

Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera UtaraBab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
 
Profil perairan danau toba
Profil perairan danau tobaProfil perairan danau toba
Profil perairan danau toba
 
Jaya makalah danau-toba_2013
Jaya makalah danau-toba_2013Jaya makalah danau-toba_2013
Jaya makalah danau-toba_2013
 
Manajemen mutu
Manajemen mutuManajemen mutu
Manajemen mutu
 
Spesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatanSpesifikasi teknis kontruksi jembatan
Spesifikasi teknis kontruksi jembatan
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MedanRencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
 
The Minimum Loveable Product
The Minimum Loveable ProductThe Minimum Loveable Product
The Minimum Loveable Product
 
How I got 2.5 Million views on Slideshare (by @nickdemey - Board of Innovation)
How I got 2.5 Million views on Slideshare (by @nickdemey - Board of Innovation)How I got 2.5 Million views on Slideshare (by @nickdemey - Board of Innovation)
How I got 2.5 Million views on Slideshare (by @nickdemey - Board of Innovation)
 
The Seven Deadly Social Media Sins
The Seven Deadly Social Media SinsThe Seven Deadly Social Media Sins
The Seven Deadly Social Media Sins
 
Five Killer Ways to Design The Same Slide
Five Killer Ways to Design The Same SlideFive Killer Ways to Design The Same Slide
Five Killer Ways to Design The Same Slide
 
How People Really Hold and Touch (their Phones)
How People Really Hold and Touch (their Phones)How People Really Hold and Touch (their Phones)
How People Really Hold and Touch (their Phones)
 
Upworthy: 10 Ways To Win The Internets
Upworthy: 10 Ways To Win The InternetsUpworthy: 10 Ways To Win The Internets
Upworthy: 10 Ways To Win The Internets
 
What 33 Successful Entrepreneurs Learned From Failure
What 33 Successful Entrepreneurs Learned From FailureWhat 33 Successful Entrepreneurs Learned From Failure
What 33 Successful Entrepreneurs Learned From Failure
 
Design Your Career 2018
Design Your Career 2018Design Your Career 2018
Design Your Career 2018
 
The History of SEO
The History of SEOThe History of SEO
The History of SEO
 
How To (Really) Get Into Marketing
How To (Really) Get Into MarketingHow To (Really) Get Into Marketing
How To (Really) Get Into Marketing
 
The What If Technique presented by Motivate Design
The What If Technique presented by Motivate DesignThe What If Technique presented by Motivate Design
The What If Technique presented by Motivate Design
 
Displaying Data
Displaying DataDisplaying Data
Displaying Data
 
10 Powerful Body Language Tips for your next Presentation
10 Powerful Body Language Tips for your next Presentation10 Powerful Body Language Tips for your next Presentation
10 Powerful Body Language Tips for your next Presentation
 
Crap. The Content Marketing Deluge.
Crap. The Content Marketing Deluge.Crap. The Content Marketing Deluge.
Crap. The Content Marketing Deluge.
 

Similar to Toba asahan 1297764423

Dokumen Teknis RZWP3K - DKI Jakarta.pdf
Dokumen Teknis RZWP3K - DKI Jakarta.pdfDokumen Teknis RZWP3K - DKI Jakarta.pdf
Dokumen Teknis RZWP3K - DKI Jakarta.pdf
joihot
 
RENJA POKJA GORUT 23.pptx
RENJA POKJA GORUT 23.pptxRENJA POKJA GORUT 23.pptx
RENJA POKJA GORUT 23.pptx
JaisDjafar
 
Bab 4 rencana pengelolaan rhl
Bab 4 rencana pengelolaan rhlBab 4 rencana pengelolaan rhl
Bab 4 rencana pengelolaan rhl
Edy Junaidi
 
Bab 4 rencana pengelolaan rhl
Bab 4 rencana pengelolaan rhlBab 4 rencana pengelolaan rhl
Bab 4 rencana pengelolaan rhl
Edy Junaidi
 
1. kak operasi dan pemeliharaan spam di kawasan perdesaan
1. kak operasi dan pemeliharaan spam di kawasan perdesaan1. kak operasi dan pemeliharaan spam di kawasan perdesaan
1. kak operasi dan pemeliharaan spam di kawasan perdesaan
lingga16
 
Bab 4. Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi
Bab 4. Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan SanitasiBab 4. Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi
Bab 4. Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan SanitasiPanembahan Senopati Sudarmanto
 
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Bandar Lampung
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Bandar LampungSlum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Bandar Lampung
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Bandar Lampung
Bagus ardian
 
Lap dal masterplan spam kutai timur (2)
Lap dal masterplan spam kutai timur (2)Lap dal masterplan spam kutai timur (2)
Lap dal masterplan spam kutai timur (2)
Andrey Gunawan
 
Pra Desain ILBK_R16_Pringsewu Utara.pdf
Pra Desain ILBK_R16_Pringsewu Utara.pdfPra Desain ILBK_R16_Pringsewu Utara.pdf
Pra Desain ILBK_R16_Pringsewu Utara.pdf
BagongBopeng
 
Paparan tkpsda ws citraum 20 april 2016
Paparan tkpsda ws citraum 20 april 2016Paparan tkpsda ws citraum 20 april 2016
Paparan tkpsda ws citraum 20 april 2016
bbwsc citarum
 
Lap akhir Jakstrada SPAM Kota Pematangsiantar
Lap akhir Jakstrada SPAM Kota PematangsiantarLap akhir Jakstrada SPAM Kota Pematangsiantar
Lap akhir Jakstrada SPAM Kota Pematangsiantar
RIYANNUGRAHA7
 
Pedoman penyusunan rppl hok
Pedoman penyusunan rppl hokPedoman penyusunan rppl hok
Pedoman penyusunan rppl hok
septisia_rima
 
Review Dokumen Perencanaan Skala Lingkungan - NUAP
Review Dokumen Perencanaan Skala Lingkungan - NUAPReview Dokumen Perencanaan Skala Lingkungan - NUAP
Review Dokumen Perencanaan Skala Lingkungan - NUAP
Bagus ardian
 
EXPOSE PENDAHULUAN.pptx
EXPOSE PENDAHULUAN.pptxEXPOSE PENDAHULUAN.pptx
EXPOSE PENDAHULUAN.pptx
FarhamFahriAbidin
 
Program Penyuluhan Kabupaten Dompu 2014
Program Penyuluhan Kabupaten Dompu 2014Program Penyuluhan Kabupaten Dompu 2014
Program Penyuluhan Kabupaten Dompu 2014Nurdinmontacity din
 
RENCANA_MUTU_KONTRAK_bendungan_LOGUNG.pptx
RENCANA_MUTU_KONTRAK_bendungan_LOGUNG.pptxRENCANA_MUTU_KONTRAK_bendungan_LOGUNG.pptx
RENCANA_MUTU_KONTRAK_bendungan_LOGUNG.pptx
Jawara2
 
Rencana Strategis
Rencana StrategisRencana Strategis
Rencana Strategis
binaprogram
 
Web Bina Bangda Aksi 1 - 8, tgl 8 Mei 2023.pptx
Web Bina Bangda Aksi 1 - 8, tgl 8 Mei 2023.pptxWeb Bina Bangda Aksi 1 - 8, tgl 8 Mei 2023.pptx
Web Bina Bangda Aksi 1 - 8, tgl 8 Mei 2023.pptx
ssuser5bf5a7
 
1686 masterplan teknopolitan
1686 masterplan teknopolitan1686 masterplan teknopolitan
1686 masterplan teknopolitan
egyd welyn
 
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
Penataan Ruang
 

Similar to Toba asahan 1297764423 (20)

Dokumen Teknis RZWP3K - DKI Jakarta.pdf
Dokumen Teknis RZWP3K - DKI Jakarta.pdfDokumen Teknis RZWP3K - DKI Jakarta.pdf
Dokumen Teknis RZWP3K - DKI Jakarta.pdf
 
RENJA POKJA GORUT 23.pptx
RENJA POKJA GORUT 23.pptxRENJA POKJA GORUT 23.pptx
RENJA POKJA GORUT 23.pptx
 
Bab 4 rencana pengelolaan rhl
Bab 4 rencana pengelolaan rhlBab 4 rencana pengelolaan rhl
Bab 4 rencana pengelolaan rhl
 
Bab 4 rencana pengelolaan rhl
Bab 4 rencana pengelolaan rhlBab 4 rencana pengelolaan rhl
Bab 4 rencana pengelolaan rhl
 
1. kak operasi dan pemeliharaan spam di kawasan perdesaan
1. kak operasi dan pemeliharaan spam di kawasan perdesaan1. kak operasi dan pemeliharaan spam di kawasan perdesaan
1. kak operasi dan pemeliharaan spam di kawasan perdesaan
 
Bab 4. Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi
Bab 4. Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan SanitasiBab 4. Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi
Bab 4. Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi
 
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Bandar Lampung
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Bandar LampungSlum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Bandar Lampung
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Bandar Lampung
 
Lap dal masterplan spam kutai timur (2)
Lap dal masterplan spam kutai timur (2)Lap dal masterplan spam kutai timur (2)
Lap dal masterplan spam kutai timur (2)
 
Pra Desain ILBK_R16_Pringsewu Utara.pdf
Pra Desain ILBK_R16_Pringsewu Utara.pdfPra Desain ILBK_R16_Pringsewu Utara.pdf
Pra Desain ILBK_R16_Pringsewu Utara.pdf
 
Paparan tkpsda ws citraum 20 april 2016
Paparan tkpsda ws citraum 20 april 2016Paparan tkpsda ws citraum 20 april 2016
Paparan tkpsda ws citraum 20 april 2016
 
Lap akhir Jakstrada SPAM Kota Pematangsiantar
Lap akhir Jakstrada SPAM Kota PematangsiantarLap akhir Jakstrada SPAM Kota Pematangsiantar
Lap akhir Jakstrada SPAM Kota Pematangsiantar
 
Pedoman penyusunan rppl hok
Pedoman penyusunan rppl hokPedoman penyusunan rppl hok
Pedoman penyusunan rppl hok
 
Review Dokumen Perencanaan Skala Lingkungan - NUAP
Review Dokumen Perencanaan Skala Lingkungan - NUAPReview Dokumen Perencanaan Skala Lingkungan - NUAP
Review Dokumen Perencanaan Skala Lingkungan - NUAP
 
EXPOSE PENDAHULUAN.pptx
EXPOSE PENDAHULUAN.pptxEXPOSE PENDAHULUAN.pptx
EXPOSE PENDAHULUAN.pptx
 
Program Penyuluhan Kabupaten Dompu 2014
Program Penyuluhan Kabupaten Dompu 2014Program Penyuluhan Kabupaten Dompu 2014
Program Penyuluhan Kabupaten Dompu 2014
 
RENCANA_MUTU_KONTRAK_bendungan_LOGUNG.pptx
RENCANA_MUTU_KONTRAK_bendungan_LOGUNG.pptxRENCANA_MUTU_KONTRAK_bendungan_LOGUNG.pptx
RENCANA_MUTU_KONTRAK_bendungan_LOGUNG.pptx
 
Rencana Strategis
Rencana StrategisRencana Strategis
Rencana Strategis
 
Web Bina Bangda Aksi 1 - 8, tgl 8 Mei 2023.pptx
Web Bina Bangda Aksi 1 - 8, tgl 8 Mei 2023.pptxWeb Bina Bangda Aksi 1 - 8, tgl 8 Mei 2023.pptx
Web Bina Bangda Aksi 1 - 8, tgl 8 Mei 2023.pptx
 
1686 masterplan teknopolitan
1686 masterplan teknopolitan1686 masterplan teknopolitan
1686 masterplan teknopolitan
 
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
 

More from Awang Deswari

Semester 1 kls 8 seni budaya
Semester 1 kls 8 seni budayaSemester 1 kls 8 seni budaya
Semester 1 kls 8 seni budayaAwang Deswari
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikAwang Deswari
 
Analisa patahan lembang
Analisa patahan lembangAnalisa patahan lembang
Analisa patahan lembangAwang Deswari
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikAwang Deswari
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikAwang Deswari
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikAwang Deswari
 

More from Awang Deswari (20)

Semester 1 kls 8 seni budaya
Semester 1 kls 8 seni budayaSemester 1 kls 8 seni budaya
Semester 1 kls 8 seni budaya
 
Mapinfo tutorial
Mapinfo tutorialMapinfo tutorial
Mapinfo tutorial
 
Mapinfo tutorial
Mapinfo tutorialMapinfo tutorial
Mapinfo tutorial
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
 
Analisa patahan lembang
Analisa patahan lembangAnalisa patahan lembang
Analisa patahan lembang
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
 
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrikDaftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
Daftar isi potensi air-tanah-dengan-menggunakan-metode-geolistrik
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 

Toba asahan 1297764423

  • 1. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. i PT. JASAPATRIA GUNATAMA KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan sesuai Surat Perjanjian Kontrak antara Satuan Kerja Perencanaan Pemrograman dan Penganggaran Bidang Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum dengan PT. JASAPATRIA GUNATAMA dengan Nomor : KU.08.08/PPK/Ap/61/2006, Tanggal 13 Juni 2006, maka dapat disusun Laporan Akhir. Dalam laporan ini berisikan uraian pendahuluan, pendekatan dan metodologi, gambaran umum dan wilayah studi, pengolahan dan analisa data, penyusunan pola pengelolaan sumber daya air Wilayah Sungai Asahan serta kesimpulan dan rekomendasi. Atas segala arahan dan bantuan dari berbagai pihak terkait demi kelancaran pembuatan laporan ini diucapkan terima kasih. Demikian Laporan Akhir disampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan untuk melaksanakan program selanjutnya. Bandung, Desember 2006 PT. JASAPATRIA GUNATAMA, (Ir. Rini Kosasih) Direktur
  • 2. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. ii PT. JASAPATRIA GUNATAMA DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR LAMPIRAN xiv DAFTAR PUSTAKA xv BAB-I PENDAHULUAN 1 – 1 1.1. Latar Belakang 1 – 1 1.1.1. Wilayah Studi 1 – 4 1.1.2. Permasalahan Umum 1 – 4 1.2. Maksud Dan Tujuan 1 – 5 1.2.1. Maksud 1 – 5 1.2.2. Tujuan 1 – 5 1.3. Sasaran 1 – 6 1.4. Data Umum Pekerjaan 1 – 6 1.5. Lingkup Jasa Pelayanan 1 – 6 1.6. Jangka Waktu Pelaksanaan 1 – 8 1.7. Pelaporan 1 – 9 BAB-II PENDEKATAN DAN METODOLOGI 2 – 1 2.1. Pendekatan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan 2 – 1 2.2. Pendekatan Dan Metodologi 2 – 8 2.2.1. Kerangka Analisis Dalam Penyusunan Pola Pengelolaan SDA 2 – 8 2.2.2. Metode Analisis Penyusunan Pola Pengelolaan SDA Wilayah Sungai 2 – 10 2.2.2.1. Pengkajian Data 2 – 10 2.2.2.2. Indentifikasi dan Upaya Strategis 2 – 14 2.2.3. Pertemuan Konsultasi Masyarakat 2 – 14 2.3. Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Asahan 2 – 15 2.4. Legalisasi 2 – 16 BAB-III GAMBARAN UMUM DAN WILAYAH STUDI 3 – 1 3.1. Strategi, Arah Kebijakan Dan Program Pembangunan SDA dan Irigasi Provinsi Sumut 3 – 1 3.2. Aspek Tata Ruang 3 – 3 3.2.1. Gambaran Umum Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara 3 – 3
  • 3. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. iii 3.2.1.1. Letak Geografis 3 – 3 3.2.1.2. Kondisi Topografi 3 – 5 3.2.1.3. Iklim 3 – 5 3.2.1.4. Geologi 3 – 5 3.2.1.5. Hidrologi 3 – 8 3.2.1.6. Sumber Daya Alam dan Lingkungan PT. JASAPATRIA GUNATAMA Hidup 3 – 11 3.2.1.7. Pemanfaatan Ruang 3 – 17 3.2.1.8. Penggunaan Lahan di WS Asahan 3 – 21 3.3. Aspek Sosial Ekonomi 3 – 27 3.3.1. Batas Administrasi Wilayah Studi 3 – 27 3.3.2. Kependudukan 3 – 28 3.3.3. Mata Pencaharian dan Pendapatan Penduduk 3 – 32 3.3.4. Sektor Pertanian 3 – 33 3.3.4.1. Sub Sektor Tanaman Pangan 3 – 34 3.3.4.2. Sub Sektor Perkebunan 3 – 36 3.3.4.3. Sub Sektor Perikanan 3 – 39 3.3.4.4. Sub Sektor Peternakan 3 – 39 3.3.4.5. Sub Sektor Kehutanan 3 – 41 3.3.5. Sektor Energi dan Air Bersih 3 – 43 3.3.5.1. Sub Sektor Listrik 3 – 43 3.3.5.2. Sub Sektor Air Bersih 3 – 44 3.3.6. Sektor Pariwisata 3 – 45 3.3.7. Sektor Industri Pengolahan 3 – 47 3.3.8. Sektor Pertambangan dan Penggalian 3 – 50 3.3.9. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Studi 3 – 50 3.3.9.1. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumut 2002 - 2004 3 – 50 3.4. Aspek Hidrologi 3 – 53 3.4.1. Analisis Curah Hujan, Iklim dan Debit 3 – 53 3.4.2. Analisis Kalibrasi ,Verifikasi dan Perhitungan Debit Runoff 3 – 64 3.5. Aspek Kualitas Air 3 – 68 3.6. Aspek Konservasi 3 – 73 3.6.1. Keterkaitan Sub Ekosistem Hulu dan Hilir DTA Danau Toba - WS Asahan 3 – 73 3.6.2. Kondisi Biofisik Wilayah DAS Asahan - Toba 3 – 75 3.6.2.1. Jenis Tanah 3 – 75 3.6.2.2. Curah Hujan dan Erosi Tanah 3 – 80 3.6.2.3. Kemiringan Lereng 3 – 81 3.6.2.4. Penutupan Lahan 3 – 82 3.7. Aspek Pengembangan Sumber Daya Air 3 – 92 3.7.1. Sistem Tata Air 3 – 92 3.7.2. Infrastruktur yang ada (kondisi eksisting) 3 – 92
  • 4. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 3.7.3. Kebutuhan Air 3 – 92 3.7.4. Rencana Infrastruktur Masa Mendatang 3 – 94 3.7.5. Perhitungan Data Time Series Masukan DSS-Ribasim 3 – 94 BAB-IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4 – 1 4.1. Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air 4 – 1 4.1.1. Visi dan Misi Pengelolaan SDA 4 – 3 4.2. Analisis Arahan Tata Ruang 4 – 5 4.2.1. Aspek Tata Ruang Pada WS Asahan 4 – 5 4.2.1.1. Letak WS Asahan Secara Regional 4 – 6 4.2.1.2. Kawasan Andalan di WS Asahan 4 – 8 4.2.1.3. Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah iv PT. JASAPATRIA GUNATAMA Sungai Asahan 4 – 11 4.2.1.4. Permasalahan Lingkungan di WS Asahan 4 – 15 4.2.1.5. Arahan Pemanfaatan Ruang di Wilayah Sungai Asahan 4 – 19 4.2.1.6. Arahan Struktur Penataan Ruang di WS Asahan / Kawasan Danau Toba 4 – 27 4.3. Analisis Aspek Sosial Ekonomi 4 – 29 4.3.1. Proyeksi Penduduk 4 – 29 4.3.2. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Studi 4 – 36 4.3.3. Proyeksi Sektor Pertanian WS Asahan 4 – 40 4.3.3.1. Proyeksi Kebutuhan Pangan 4 – 40 4.3.3.2. Proyeksi Produksi Pangan 4 – 41 4.3.3.3. Proyeksi Neraca Pangan 4 – 43 4.3.3.4. Proyeksi Lahan Sawah 4 – 48 4.3.3.5. Proyeksi Populasi Ternak 4 – 49 4.3.4. Proyeksi Sektor Energi dan Air Bersih 4 – 52 4.3.4.1. Sub Sektor Energi 4 – 52 4.3.4.2. Sub Sektor Air Bersih 4 – 56 4.3.5. Proyeksi Sektor Parwisata 4 – 57 4.4. Analisis Aspek Hidrologi 4 – 60 4.4.1. Ketersediaan Air Wilayah Sungai Asahan 4 – 60 4.4.2. Perhitungan Debit Banjir Rencana Sub DAS 4 – 60 4.4.2.1. Hujan Rencana 4 – 61 4.4.2.2. Debit Banjir Rencana 4 – 61 4.5. Analisis Kebutuhan Air Bersih dan Kualitas Air Sungai 4 – 71 4.5.1. Kebutuhan Air Rumah Tangga, Perkotaan dan Industri (RKI) 4 – 71 4.5.1.1. Analisis RKI di DAS Asahan 4 – 71 4.5.1.2. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga dan Industri (RKI) 4 – 79 4.5.2. Kualitas Air DAS Asahan 4 – 84
  • 5. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 4.5.2.1. Kualitas Air Kawasan Danau Toba 4 – 84 4.5.2.2. Kualitas Air Sungai yg Masuk ke Danau v PT. JASAPATRIA GUNATAMA Toba 4 – 92 4.6. Analisis Aspek Konservasi 4 – 94 4.6.1. Erosi dan Sedimentasi 4 – 94 4.6.1.1. Erosi dan Sedimentasi Ekosistem Bagian Hulu 4 – 96 4.6.1.2. Erosi dan Sedimentasi Ekosistem Bagian Hilir 4 – 116 4.6.2. Strategi Konservasi 4 – 130 4.6.2.1. Pola Konservasi 4 – 130 4.7. Analisis Aspek Pengembangan Sumber Daya Air 4 – 164 4.7.1. Upaya-upaya Pengembangan Sumber Daya air 4 – 168 4.7.1.1. Upaya Peningkatan Pola Operasi Danau Toba untuk PLTA 4 – 168 4.7.1.2. Upaya Pengembangan Rencana Bendungan 4 – 171 4.8. Analisis Pengendalian Banjir 4 – 171 BAB-V PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SDA WS ASAHAN 5 – 1 5.1. Konsepsi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Asahan 5 – 1 5.1.1. Konservasi SDA 5 – 1 5.1.2. Perlindungan dan Pelestarian SDA 5 – 2 5.1.3. Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air 5 – 3 5.1.4. Pendayagunaan SDA 5 – 3 5.1.4.1. Penatagunaan 5 – 5 5.1.4.2. Penyediaan 5 – 5 5.1.4.3. Penggunaan 5 – 5 5.1.4.4. Pengembangan 5 – 5 5.1.4.5. Pengusahaan 5 – 5 5.1.5. Pengendalian Daya Rusak AIr 5 – 5 5.1.5.1. Pencegahan Daya Rusak Air 5 – 6 5.1.5.2. Penanggulangan Daya Rusak Air 5 – 7 5.1.5.3. Pemulihan Daya Rusak Air 5 – 7 5.1.6. Peran Serta Masyarakat 5 – 7 5.1.7. Sistem Informasi SDA 5 – 8 5.2. Strategi Pengelolaan SDA 5 – 9 5.2.1. Strategi Jangka Pendek (2006 – 2010) 5 – 9 5.2.2. Strategi Jangka Menengah (2011 – 2020) 5 – 12 5.2.3. Strategi Jangka Panjang (2021 – 2030) 5 – 15 5.3. Konsep Rancangan Pola Pengelolaan SDA WS Asahan 5 – 18
  • 6. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. BAB-VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6 – 1 6.1. Kesimpulan 6 – 1 6.1.1. Aspek Tata Ruang 6 – 1 6.1.2. Aspek Sosial Ekonomi 6 – 2 6.1.3. Aspek Konservasi 6 – 2 6.1.4. Aspek Kualitas Air 6 – 3 6.1.5. Aspek Pengembangan SDA 6 – 4 . 6.1.6. Aspek Pengendalian Banjir 6 – 5 6.2. Rekomendasi 6 – 6 6.3. Penutup 6 – 11 vi PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 7. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. vii PT. JASAPATRIA GUNATAMA DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Satuan Wilayah Sungai di Provinsi Sumatera Utara 3 – 8 3.2. Luas Kawasan Lindung dan Budidaya Provinsi SUMUT 3 – 13 3.3. Potensi Kawasan Lindung dan Budidaya Hutan di Provinsi SUMUT 3 – 15 3.4. Penggunaan Lahan di Prov. SUMUT Tahun 2002 3 – 19 3.5. Pemanfaatan Lahan Setiap Sub Basin WS Asahan 3 – 21 3.6. Luas Wilayah DAS Asahan Per Kabupaten 3 – 27 3.7. Laju Pertumbuhan Penduduk di WS Asahan 3 – 29 3.8. Jumlah Penduduk di WS Asahan Periode Tahun 2004 3 – 29 3.9. Kepadatan dan Penyebaran Penduduk di DAS Asahan 3 – 31 3.10. Prosentase Penduduk Berumur 10 tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di WS Asahan Tahun 2004 3 – 33 3.11. Produksi Tanaman Palawija di WS Asahan Tahun 2004 3 – 34 3.12. Produksi Tanaman Padi di WS Asahan Tahun 2004 3 – 35 3.13. Perkembangan Produksi Padi Sawah di WS Asahan Tahun 2001 – 2004 3 – 35 3.14. Perkembangan Produksi Padi Ladang di WS Asahan Tahun 2001 – 2004 3 – 35 3.15. Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat di WS Asahan Tahun 2004 3 – 36 3.16. Produksi Tanaman Perkebunan PTPN / Swasta di WS Asahan Tahun 2004 3 – 38 3.17. Data Sub Sektor Perikanan Darat di WS Asahan Tahun 2004 3 – 39 3.18. Data Produksi Daging Ternak di WS Asahan Tahun 2004 3 – 40 3.19. Data Produksi Daging Unggas di WS Asahan Tahun 2004 3 – 40 3.20. Data Populasi Ternak di WS Asahan Tahun 2004 3 – 40 3.21. Data Populasi Unggas di WS Asahan Tahun 2004 3 – 41 3.22. Tata Guna Lahan Hutan di WS Asahan Tahun 2004 3 – 42 3.23. Data Sub Sektor Listrik di Wilayah Sungai Asahan Tahun 2004 3 – 43 3.24. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan 3 – 43
  • 8. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. viii 3.25. Jumlah Produksi dan Pelanggan Air Bersih Tahun 2004 di WS Asahan PT. JASAPATRIA GUNATAMA 3 – 44 3.26. Perkembangan Pelanggan Air Bersih di WS Asahan Tahun 2004 3 – 45 3.27. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air minum 3 – 45 3.28. Perkembangan Jumlah Hotel dan Akomodasi lainnya di WS Asahan Periode Tahun 2000 – 2004 3 – 46 3.29. Jumlah Hotel dan Akomodasi Lainnya Menurut Kelas di WS Asahan Periode Tahun 2004 3 – 47 3.30. Perkembangan Jumlah Industri Besar dan Sedang Periode Tahun 2002 – 2004 3 – 49 3.31. Jumlah Industri Kecil di WS Asahan Tahun 2004 3 – 49 3.32. Perkembangan PDRB Provinsi Sumatera Utara Tahun 2002- 2004 Atas Dasar Harga Berlaku (Milyar Rupiah) 3 – 50 3.33. Perkembangan PDRB Provinsi Sumatera Utara Tahun 2002- 2004 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1993 (Milyar Rupiah) 3 – 51 3.34. Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha Tahun 2002- 2004 3 – 51 3.35. Perkembangan PDRB Kabupaten/Kota di WS Asahan 3 – 52 3.36. Perkembangan Pendapatan Per Kapita Kabupaten /Kota di WS Asahan 3 – 52 3.37. Daftar Pos Duga Air 3 – 64 3.38. Kualitas Air S.Asahan di Porsea 3 – 69 3.39. Kualitas Air S.Asahan di Siruar 3 – 69 3.40. Kualitas Air S.Asahan di Tangga 3 – 70 3.41. Kualitas Air S.Asahan di Tanjung Balai 3 – 71 3.42. Luas Ekosistem Bagian Hulu dan Hilir 3 – 75 3.43. Penyebaran Jenis Tanah 3 – 76 3.44. Kemiringan Lereng Ekosistem Hulu dan Hilir 3 – 81 3.45. Luas Kawasan Hutan Relevan Dengan DTA Danau Toba Asahan 3 – 82 3.46. Lahan Kritis Ekosistem Hulu (DTA Danau Toba) 3 – 85 3.47. Pembagian Kawasan Hutan Ekosistem Bagian Hilir 3 – 85 3.48. Lahan Kritis Pada Ekosistem Bagian Hilir 3 – 86 3.49. Kondisi Penutupan Lahan (kerapatan tajuk) Diluar dan Didalam Kawasan Hutan 3 – 87 3.50. Kegiatan GNRHL Tahun 2003 3 – 88 3.51. Kegiatan GNRHL Tahun 2004 3 – 88 3.52. Kegiatan RL Pada Areal Model Das Mikro (MDM) 3 – 89 3.53. Pembuatan Areal Model Hutan Rakyat dan UP– Persuteraan Alam 3 – 89 3.54. Kegiatan RHL Tahun 2005 3 – 90 3.55. Biaya Operasi Konservasi tahun (2001- 2005) DTA Danau Toba 3 – 91
  • 9. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. ix 3.56. Kebutuhan Air Rumah-Tangga, Perkotaan dan Industri (m3/s) PT. JASAPATRIA GUNATAMA 3 – 93 3.57. Hasil Simulasi Untuk Berbagai Target Outflow 3 – 93 4.1. Rencana Penggunaan Lahan Di Kawasan WS Asahan 4 – 27 4.2. Proyeksi Penduduk di WS Asahan Periode 2006 – 2030 4 – 30 4.3. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Tahun 1991 – 2003 4 – 36 4.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2002-2004 4 – 38 4.5. Proyeksi Laju Pertumbuhan Ekonomi 4 – 38 4.6. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 4 – 39 4.7. Proyeksi Kebutuhan Padi di WS Asahan Tahun 2006 – 2030 4 – 40 4.8. Resume Proyeksi Kebutuhan Pangan di WS Asahan Tahun 2006 – 2030 4 – 40 4.9. Proyeksi Produksi Pangan di WS Asahan 2005 – 2030 4 – 41 4.10. Proyeksi Neraca Pangan Padi, Jagung dan Ubi Kayu di WS Asahan 2006 – 2030 4 – 44 4.11. Proyeksi Neraca Pangan Ubi Jalar, Kacang Tanah, Kacang Kedelai di WS Asahan 2006 – 2030 4 – 46 4.12. Proyeksi Luas Panen Tanaman Padi Berdasarkan Perkembangan Produksi Tahun 2006-2030 4 – 48 4.13. Proyeksi Jumlah Populasi Ternak Unggas Tahun 2006 – 2030 4 – 51 4.14. Proyeksi Listrik 4 – 53 4.15. Proyeksi Pelanggan Listrik 4 – 54 4.16. Proyeksi Pelanggan Air Minum Tahun 2006-2030 4 – 56 4.17. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Tahun 2006 – 2030 4 – 57 4.18. Proyeksi Jumlah Wisatawan ke Kawasan Danau Toba Tahun 2006- 2030 4 – 57 4.19. Proyeksi Jumlah Akomodasi/Hotel di Kawasan Danau Toba Tahun 2006 – 2030 4 – 58 4.20 Proyeksi Jumlah Akomodasi/Hotel di Kawasan Danau Toba Tahun 2006 – 2030 4 – 59 4.21. Klasifikasi Hotel di WS Asahan 4 – 59 4.22. Perhitungan Ketersediaan Air 4 – 60 4.23. Curah Hujan Rencana Wilayah Sungai Asahan 4 – 62 4.24. Hidrograf Banjir Rencana Sub DAS 4 – 65 4.25. Wilayah Administratif DAS Asahan 4 – 71 4.26. Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga per Orang Per Hari Menurut Kategori Kota 4 – 72 4.27. Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga per Orang Per Hari di DAS Asahan berdasarkan Tahap Perencanaan 4 – 73
  • 10. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. x 4.28. Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Perkotaan dan Industri Berdasarkan Tahapan Perencanaan di DAS Asahan PT. JASAPATRIA GUNATAMA 4 – 76 4.29. Prediksi Konsumsi Air Bersih Rumah Tangga- Perkotaan dan Industri DAS Asahan Tahun 2006 sampai Tahun 2030 4 – 77 4.30. Prediksi Jumlah Penduduk DAS Asahan Tahun 2006 sampai Tahun 2030 4 – 78 4.31. Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Perkotaan dan Industri DAS Asahan Tahun 2006 4 – 80 4.32. Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Perkotaan dan Industri DAS Asahan, Tahun 2011 4 – 81 4.33. Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Perkotaan dan Industri DAS Asahan Tahun 2021 4 – 82 4.34. Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Perkotaan dan Industri DAS Asahan, Tahun 2030 4 – 83 4.35. Kualitas Air Sungai Yang Masuk ke Danau Toba 4 – 93 4.36. Sungai–Sungai di DTA D. Toba yang mengalir ke Danau Toba 4 – 95 4.37. Erosi Aktual Masing-Masing Sub Basin WS DTA. D. Toba 4 – 97 4.38. Hubungan Kemiringan Lereng (Slope) Dengan Kelas Tingkat Bahaya Erosi Beserta Luasnya di DTA Danau Toba 4 – 101 4.39. Ringkasan Hasil Penelitian Dampak Konservasi Terhadap Erosi di DTA Danau Toba 4 – 102 4.40. Hasil Prediksi Erosi Tahunan Masing-Masing Sub Basin Asahan Toba 4 – 103 4.41. Hasil Prediksi Erosi (ton/ha/thn ) Serta Bobotnya DTA. D. Toba Tahun 2010, 2015 dan 2030 4 – 104 4.42. Hasil Prediksi Total Erosi (ton/ Km 2) Setiap Sub Basin DTA D. Toba Tahun 2010, 2015 dan 2030 4 – 106 4.43. Nilai SDS Menurut Luas Sungai/Sub DAS Yang Masuk ke Danau Toba 4 – 110 4.44. Hasil Prediksi Sedimen (ton/ha/tahun) Masing-Masing Sungai / Sub DAS Yang Mengalir ke DTA. D. Toba Tahun 2010, 2015 dan 2030 4 – 112 4.45. Hasil Prediksi Sedimen Tahunan (sediment yield) Masing-masing Sungai/Sub DAS Yang Mengalir ke DTA. D. Toba Tahun 2010, 2015 dan 2030 4 – 114 4.46. Luas dan Jumlah Land Unit Ekosistem hilir 4 – 117 4.47. Nilai Erosi Aktual per Sub DAS Dirinci Menurut Unit Ekosistem Hilir 4 – 118 4.48. Hasil Prediksi Erosi (ton/ha/thn) Tahun 2010, 2015 dan 2030 Ekosistem Bagian Hilir 4 – 121 4.49. Hasil Prediksi Erosi Rata-rata (ton/ha/thn) dan Bobotnya Menurut SUB DAS Tahun 2010, 2015 dan 2030 Ekosistem Hilir 4 – 123
  • 11. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. xi 4.50. Hasil Sedimen Eksisting Tahun 2006 dan Prediksinya Tahun 2010, 2015, 2030 PT. JASAPATRIA GUNATAMA 4 – 126 4.51. Hasil Prediksi Tahunan (Sediment Yield) Eksisting Tahun 2006 dan Prediksinya Tahun 2010, 2015 dan 2030 Ekosistem Bagian Hilir 4 – 128 4.52. Kriteria Penetapan Pengembangan Pola Konservasi WS Asahan 4 – 133 4.53. Tingkat Kekritisan Lahan Didalam Kawasan Hutan Yang Termasuk DTA. D.Toba Sebagai Ekosistem Hulu WS Asahan 4 – 137 4.54. Pola Konservasi Lahan Kritis Didalam Kawasan Hutan DTA. D. Toba 4 – 139 4.55. Kondisi Lahan Kritis Diluar Kawasan Hutan Milik Negara Namun Termasuk DTA. D.Toba sebagai Ekosistem Hulu WS Asahan 4 – 142 4.56. Pola Konservasi Lahan Kritis Diluar Kawasan Hutan dan Fungsinya Penting Dalam Pelestarian DTA. D. Toba 4 – 144 4.57. Pola Konservasi Dengan Pendekatan Vegetatif pada Sungai Yang Mengalir ke Danau Toba Sebagai Ekosistem Bagian Hilir WS Asahan 4 – 148 4.58. Pola Konservasi Pendekatan Vegetatif sekitar Danau Waduk 4 – 151 4.59. Data Potensi dan Penyebaran Hutan Rakyat di Provinsi Sumatera Utara 4 – 152 4.60. Sebaran Lahan Kritis Didalam Kawasan Hutan WS Asahan Bagian Hilir 4 – 157 4.61. Pola Konservasi Lahan Kritis Didalam Kawasan Hutan Ekosistem Hilir WS Asahan 4 – 158 4.62. Sebaran Lahan Kritis Diluar Kawasan Hutan WS Asahan Bagian Hilir 4 – 160 4.63. Pola Konservasi Lahan Kritis Diluar Kawasan Hutan WS Bagian Hilir 4 – 161 4.64. Pola Konservasi Sempadan Sungai Asahan, Silau dan Piasa 4 – 163 4.65. Pola Konservasi Kawasan Hutan Damtolu 4 – 164 4.66. Hasil Simulasi Untuk Berbagai Target Outflow 4 – 168
  • 12. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. xii PT. JASAPATRIA GUNATAMA DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1. Wilayah Sungai Asahan 1 – 4 2.1. Pendekatan Dengan Menggunakan Sinergi antara Prinsip, Metodologi dan Kegiatan (SPMA) 2 – 2 2.2. Bagan Alir Pelaksanaan 2 – 5 2.3. Kerangka Analisis Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air 2 – 9 2.4. Skema DSS RIBASIM 2 – 12 2.5. DSS untuk Perencanaan SDA Wilayah Sungai 2 – 13 2.6. Proses Legalisasi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air wilayah Sungai Asahan, Provinsi Sumatera Utara 2 – 16 3.1. Peta Administrasi Provinsi Sumatera Utara 3 – 4 3.2. Peta Karakteristik Fisik Provinsi Sumatera Utara 3 – 7 3.3. Peta SWS Provinsi Sumatera Utara 3 – 10 3.4. Peta RTRW Sumatera Utara 2003 - 2018 3 – 14 3.5. Peta Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Hutan 3 – 16 3.6. Peta Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Utara 3 – 20 3.7. Peta Pemanfaatan Lahan di WS Asahan 3 – 26 3.8. Lokasi Pos Hidroklimatologi 3 – 56 3.9. Bar-chart Ketersediaan Data Hujan 3 – 57 3.10. Plotting Time-Series Secara Bersama 3 – 58 3.11. Kurva Massa Ganda Pos Aek Loba 3 – 58 3.12. Kurva Massa Ganda Pos Bandar Pulau 3 – 59 3.13. Kurva Massa Ganda Pos Balige 3 – 59 3.14. Kurva Massa Ganda Pos Dolok Sanggul 3 – 60 3.15. Kurva Massa Ganda Pos Luala Piasa 3 – 60 3.16. Kurva Massa Ganda Pos Pulau Raja 3 – 61 3.17. Kurva Massa Ganda Pos Pangururan 3 – 61 3.18. Kurva Massa Ganda Pos Parapat 3 – 62 3.19. Kalibrasi Rainfall-Runoff Sacramento pada Sungai Silau di Kisaran Naga 3 – 65 3.20. Verifikasi Model Hujan Aliran di Asahan – Pulau Raja 3 – 66 3.21. Model Hujan – Aliran dan Debit Sintetis 3 – 66 3.22. Water District di WS Asahan 3 – 92 4.1. SWS Asahan Dalam Konstelasi Regional 4 – 7 4.2. Kawasan Andalan di SWS Asahan 4 – 11 4.3. Konflik Pemanfaatan Lahan di SWS Asahan 4 – 13 4.4. Permasalahan Lingkungan di SWS Asahan 4 – 19 4.5. Peta Rencana Penggunaan Lahan WS Asahan 4 – 26
  • 13. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 4.6. Populasi dan Proyeksi Ternak Sapi Di WS Asahan 4 – 49 4.7. Populasi dan Proyeksi Ternak Kerbau Di WS Asahan 4 – 50 4.8. Populasi dan Proyeksi Ternak Kambing Di WS xiii Asahan PT. JASAPATRIA GUNATAMA 4 – 50 4.9. Populasi dan Proyeksi Ternak Babi Di WS Asahan 4 – 51 4.10. Proyeksi Ternak Unggas di WS Asahan 4 – 52 4.11. Proyeksi Ternak Unggas Itik Manila di WS Asahan 4 – 52 4.12. Proyeksi Listrik di Kota Tanjung Balai 4 – 54 4.13. Proyeksi Listrik di Kabupaten Asahan 4 – 54 4.14. Proyeksi Listrik di Kabupaten Toba Samosir 4 – 55 4.15. Proyeksi Listirk di Cabang PLN Rantau Prapat 4 – 55 4.16. Proyeksi Listirk di Cabang PLN Lubuk Pakam 4 – 55 4.17. Hidrograf Banjir Rencana Sub DAS 4 – 68 4.18. Stratifikasi Air Pada Danau 4 – 86 4.19. Stratifikasi Danau Toba - Balige 4 – 86 4.20 Stratifikasi Danau Toba – Parapat 4 – 87 4.21. Stratifikasi Danau Toba - Haronggol 4 – 88 4.22. Peta Erosi Prediksi Tahun 2006, 2010, 2015 dan 2030 4 – 108 4.23. Kerangka Penyusunan Pola Konservasi 4 – 131 4.24. Skematisasi Sistem Tata Air WS Asahan 4 – 165 4.25. Debit Rata-rata WS Asahan 4 – 166 4.26. Debit Minimum WS Asahan 4 – 167 4.27. Muka Air danau untuk berbagai target Outflow 4 – 169 4.28. Muka Air Danau Toba Untuk Outflow 75 m3/s 4 – 169 4.29. Muka Air Danau Toba Untuk Outflow 80 m3/s 4 – 170 4.30. Muka Air Danau Toba Untuk Outflow 90 m3/s 4 – 170 4.31. Muka Air Danau Toba untuk Outflow 100 m3/s 4 – 171 4.32. Pengendalian Banjir Eksisting 4 – 174
  • 14. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. L – 1 Sebaran Luas Hutan Lindung di Sekitar Kawasan DTA. D. Toba L – 2 Bobot Erosi Pada 26 Sungai Yang Mengalir ke D.Toba, Dirinci per L – 3 Kondis Penutupan Lahan Dari 26 Sungai Yang Mengalir ke DTA xiv DAFTAR TABEL LAMPIRAN Lampiran Kecamatan Pada Ekosistem Hulu D. Toba Sebagai Ekosistem Hulu WS Asahan PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 15. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. xv PT. JASAPATRIA GUNATAMA DAFTAR PUSTAKA 1. Buku Referensi 1) Arsyad, S, 2000, Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Institut Pertanian Bogor. 2) Asdak, Chay, 2002a, Perspektif Baru Dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai: Menuju Solidaritas Daerah Hulu-Hilir, Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran. 3) Asdak, Chay, 2002b, Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (edisi revisi), Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 4) BP-DAS Asahan-Barumun, 2005, Data Spasial Lahan Kritis Wilayah BPDAS Asahan Barumun (Buku I). 5) BP-DAS Asahan-Barumun, 1988, Rencana Teknik Lapangan – Rehabilitasi Lahan Dan Konservasi Tanah-Sub DAS Asahan (DTA. D. Toba). 6) BP-DAS Asahan-Barumun, 2003, Review Rencana Teknik Lapangan – Rehabilitasi Lahan Dan Konservasi Tanah-Sub DAS Asahan (DTA. D. Toba). 7) BP-DAS Asahan-Barumun, 2005, Keadaan Umum Danau Toba. 8) Dinas Kehutanan Provinsi Sumut, 2005. Propil Kehutanan Sumut. 9) Dinas Kehutanan Provinsi Sumut, 2005. Sebaran Hutan Lindung Sekitar Kawasan D. Toba. 10) Dinas Kehutanan Kabupaten Tobasa, 2005. Rencana Rehabilitasi Kawasan Tahun 2006. 11) Dinas Kehutanan Kabupaten Humbang Hasundutan, 2005. Propil Kabupaten Humbang Hasundutan 2006. 12) Departemen Kimpraswilnas Kimpraswil, 2005. Bantuan Teknis Penyusunan RTR Kawasan D. Toba dan Sekitarnya-Provinsi Sumatera Utara Litbang Kehutanan Pematang Siantar, 2005. Proceeding Hasil-hasil Penelitian. 13) Landon, J.R, 1984. Tropical Soil Manual.London England. 14) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 2004, Teknologi Konservasi Tanah Pada Lahan Kering Berlereng. Litbang Pertanian Deptan. 15) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 1990, Pemantapan Konservasi Tanah dan Evaluasi Tingkat Erosi, Proyek Penyelamatan Hutan Tanah dan Air. Litbang Pertanian Deptan.
  • 16. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 16) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 1990, Proceeding Expose Hasil Survei dan Pemetaan Tanah Dalam Rangka Penunjang Perencanaan Daerah Provinsi Riau. Litbang Pertanian Deptan. 17) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 1990, Peta Satuan Lahan dan Tanah Lembar Solok Sumatera. Litbang Pertanian Deptan. 18) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 1990, Peta Satuan Lahan dan Tanah Lembar Rengat Sumatera. Litbang Pertanian Deptan. 19) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, 1990, Proceeding Expose Hasil Survei dan Pemetaan Tanah Dalam Rangka Penunjang Perencanaan Daerah Provinsi Riau. Litbang Pertanian Deptan. 20) Provinsi Sumatera Utara, 2003, Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara nomor: 7 tahun 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2003-2018. 21) Purba, H, 1985, Potensi Keindahan Alam untuk Tujuan Pariwisata Akan Membantu Upaya Pelestarian Danau Toba, Balitbang Kehutanan Dephut. 22) Pusat Penyuluhan Kehutanan, 1999. Informasi Teknis Rehabilitasi dan 23) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara, 2004, Studi/Kajian Pengalokasian Dana Annual Fee Akibat Pemekaran Kabupaten/Kota di Kawasan DTA Danau Toba, Medan : Laporan Akhir Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara dengan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 24) Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 1997, Survey dan Pemetaan Sumber Daya Air Pada Daerah Aliran Sungai Toba dan Asahan, Institut Teknologi Bandung. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM-ITB). 25) Nana Terangna, Ratna Hidayat, dkk,2003 “ Pengelolaan Kualitas Air Danau 26) Anonimous, 2000, Penelitian Gangguan Ekosistem Wilayah Danau Toba dalam rangka Pengelolaan Lingkungan, Laporan Akhir kerjasama BAPPEDALDA Provinsi Sumatera Utara dengan Fakultas Geografi Universitas Gajahmada. 27) Anonimous, 2001, Pengkajian Teknis Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kawasan Danau Toba, Laporan Akhir xvi Konservasi Tanah, 1999. Dephut – Jakarta. Toba”, Prosiding Kolokium Puslitbang SDA, Bandung , ISBN 979-3197-27-7. PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 17. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. kerjasama BAPPEDALDA Provinsi Sumatera Utara dengan Institut Teknologi Bandung. 28) Anonimous, 2000, Prosiding Hasil-hasil Penelition, Balai Penelitian Kehutanan Pematang Siantar, Balitbang Kehutanan dan Perkebunan, Departemen Kehutanan dan Perkebunan, Medan. 29) Anonimous, 1990, Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor I tahun 1990 dan Petunjuk Pelaksanaan tentang Penataan Kawasan Donau Toba, Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara , Medan. 30) Bungaran Saragih and Satyawan Sunito, 2001, Lake Toba : Need for an Integrated Management System, Lakes & Reservoir ; Research and Management 2001, ILEC, Japan. 31) Jorgensen, S.E and Matsui, S., 1997, Guidelines of Lake Management, The World’s Lake in Crisis, Volume 8, International Lake Environment Committee Foundation, Japan. 32) Jorgensen, S.E and Vollenweider, R.A., 1988, Guidelines of Lake Management, Principles of Lake Management, Volume 1, International Lake Environment Committee Foundation, Japan. 33) Lehmusluoto, P. et. all, 1995, National Inventory of The major Lakes and 34) Puslitbang Pengairan, 1993, Laporan Penelitian Pengelolaan Kualitas Air Sungai Asahan, Proyek Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Keairan. 35) Straskraba, M and Tundisi, J.G., 1999, Guidelines of Lake Management, Reservoir Water Quality Management, Volume 9, International Lake Environment Committee Foundation, Japan. 1) Undang-undang Dasar 1945 2) Undang-undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Perubahan Peraturan 3) Undang-undang RI No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. 4) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan 5) Undang-undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan xvii Reservoirs in Indonesia, Painatuskeskus Oy, Helsinki. 2. Dokumen Peraturan Perundang-undangan Pembentukan Provinsi Sumatera Utara. Permukiman Hidup. PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 18. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 6) Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, juncto, Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 41 Tentang Kehutanan 7) Undang-undang RI No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. 8) Undang-undang RI No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 9) Undang-undang RI No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan 10) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; 11) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan 12) Undang–undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 13) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan 14) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai 15) Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air 16) Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Pengawasan Kawasan Hutan. 17) Keputusan Presiden RI No. 9 Tahun 1999 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Kebijaksanaan Pendayagunaan Sungai dan Pemeliharaan Kelestarian Daerah Aliran Sungai. 18) Keputusan Presiden RI No. 62 Tahun 2000 tentang Koordinasi Penataan 19) PP No. 6, tahun 1981, tentang Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan 20) PP No. 22, Tahun 1982, tentang Tata Pengaturan Air 21) PP No. 23, Tahun 1982, tentang Irigasi 22) PP No. 20, Tahun 1990, tentang Pengendalian Pencemaran Air. 23) PP No. 35, Tahun 1991, tentang Sungai. 24) PP No. 27, Tahun 1991, tentang Rawa 25) Permen PU No. 39/PRT/1990, tentang Pembagian Wilayah Sungai. 26) Permen PU No. 45/PRT/1990, tentang Pengendalian mutu air pada sumber-sumber 27) Permen PU No. 48/PRT/1990, tentang Pengelolaan atas air dan/atau xviii Pusat dan Daerah. Pembangunan Nasional. Pemerintah Pusat dan Daerah. Dampak Lingkungan. dan Pengendalian Pencemaran Air. Ruang Nasional. Pemeliharaan Prasarana Pengairan air. sumber air pada wilayah sungai. PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 19. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 28) Permen. PU No. 49/PRT/1990, tentang Tata cara dan Persyaratan Izin 29) Permen PU No. 63/PRT/1993, tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah 30) Permen. PU No. 64/PRT/1993, tentang Reklamasi Rawa. 31) Peraturan Pemerintah N0. 81 Tahun 2000 tentang Kenavigasian. 32) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas 33) Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 123 Tahun 2001 tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air. 34) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 1990 tentang 35) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 1994, tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. 36) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 7 Tahun 2003, tentang Pedoman Studi Pengairan, sebagai berikut :  PSA-001 : Pedoman Studi Proyek Pengairan  PSA-002 : Pedoman Pengelolaan Pengumpulan Data Hidrologi  PSA-003 : Pedoman Perkiraan Tersedianya air  PSA-004 : Pedoman untuk Disain Banjir di Jawa dan Sumatera  PSA-005 : Pedoman Perkiraan Banjir Untuk Perencanaan  PSA-006 : Pedoman Pencatatan Banjir Maksimum di Indonesia  PSA-008 : Pedoman Penilaian Lahan dalam Studi Proyek Pengairan  PSA-009 : Pedoman Kebutuhan Air untuk Tanaman Padi dan Tanaman xix Penggunaan Air dan/atau Sumber Air. manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai. Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Kawasan Danau. Rencana Penataan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara. 3. Dokumen Lainnya : 1) Manual Mutu Direktorat Jenderal Pengairan 2) Dokumen Direktur Jenderal Pengairan No. 71/KPTS/A/1985, tentang lainnya.  PSA-011 : Penilaian Kondisi Air Tanah untuk Proyek Pengairan. 3) Pedoman BWRMP (Basin Water Resources Management Plan) 4) Manual Hymos, Ribasim, Sobek, GIS, Flood Control, Urban Drainage 5) BAPEDALDA Provinsi Sumatera Utara, Pengukuran Kualitas Air Sungai Asahan. PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 20. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. xx 6) BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara, RTRW Provinsi dan Kabupaten. 7) PUSAIR Departemen Pekerjaan Umum, Data Tahunan Kualitas Air, 1995 - 1999. 8) BAKOSURTANAL, Peta Rupa Bumi Digital Indonesia, Skala 1: 50.000, 2001. PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 21. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 1 - 1 PT. JASAPATRIA GUNATAMA BAB –– I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanfaatan sumber daya air berbagai keperluan disatu pihak terus meningkat dari tahun ke tahun, sebagai dampak pertumbuhan penduduk dan pengembangan aktivitasnya. Padahal dilain pihak ketersediaan sumber daya air semakin terbatas malahan cenderung semakin langka terutama akibat penurunan kualitas lingkungan dan penurunan kualitas air akibat pencemaran. Apabila hal seperti ini tidak diantisipasi, maka dikhawatirkan dapat menimbulkan ketegangan dan bahkan konflik akibat benturan kepentingan manakala permintaan (demand) tidak lagi seimbang dengan ketersediaan sumber daya air untuk pemenuhannnya (supply). Oleh karena itu perlu upaya secara proporsional dan seimbang antara pengembangan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya air baik dilihat dari aspek teknis maupun aspek legal. Untuk memenuhi kebutuhan air yang terus meningkat diberbagai keperluan, diperlukan suatu perencanaan terpadu yang berbasis wilayah sungai guna menentukan langkah dan tindakan yang harus dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan mengoptimalkan potensi pengembangan sumber daya air, melindungi/melestarikan serta meningkatkan nilai sumber daya air dan lahan. Mengingat pengelolaan sumber daya air merupakan masalah yang kompleks dan melibatkan semua pihak baik sebagai pengguna, pemanfaat maupun pengelola, tidak dapat dihindari perlu upaya bersama untuk mulai
  • 22. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. mempergunakan pendekatan “one river, one plan, and one integrated management”. Keterpaduan dalam perencanaan, kebersamaan dalam pelaksanaan dan kepedulian dalam pengendalian sudah waktunya diwujudkan. Perencanaan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai adalah merupakan suatu pendekatan yang holistik yang merangkum aspek kuantitas dan kualitas air. Perencanaan tersebut merumuskan dokumen inventarisasi sumber daya air wilayah sungai, identifikasi kebutuhan saat ini maupun di masa mendatang, pengguna air dan estimasi kebutuhan mereka baik pada saat ini maupun di masa mendatang, serta analisis upaya alternatif agar lebih baik dalam penggunaan sumber daya air. Termasuk didalamnya evaluasi dampak dari upaya alternatif terhadap kuantitas air, dan rekomendasi upaya yang akan menjadi dasar dan pedoman dalam pengelolaan wilayah sungai di masa mendatang. Sejalan dengan itu, Undang-Undang Nomor 7/2004 tentang Sumber Daya Air dimaksudkan untuk memfasilitasi strategi pengelolaan sumber daya air untuk wilayah sungai di seluruh tanah air untuk memenuhi kebutuhan, baik jangka menengah maupun jangka panjang secara berkelanjutan. Pada Pasal 1 ayat 8 UU Nomor 7/2004 menyebutkan bahwa: “Pola Pengelolaan Sumber Daya Air adalah kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air. Pada pasal 11 ayat 1 dan 2 UU no. 7 / 2004 menyebutkan bahwa : “Untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber daya air yang dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat dalam segala bidang kehidupan disusun pola pengelolaan sumber daya air. Pola pengelolaan sumber daya air ini disusun berdasarkan wilayah sungai dengan prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air tanah”. Undang-undang tersebut (dan Peraturan Pemerintah yang terkait) mencerminkan arah pemikiran yang berkembang saat ini berkaitan dengan penataan ulang tanggung jawab dalam sektor sumber daya air. Undang-undang tersebut mengungkapkan sejumlah aspek dimana pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai dapat ditingkatkan lebih lanjut, antara lain dengan dimuatnya pasal pasal tentang perencanaan pengelolaan sumber daya air. 1 - 2 PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 23. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. Dengan terbitnya UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air tersebut diatas, jelas bahwa tahapan pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) Wilayah Sungai adalah sebagai berikut : (1). Sebelum dilakukan penyusunan Rencana Induk (MasterPlan) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai, terlebih dahulu perlu dilakukan Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai yang berisi tentang : a). Tujuan umum pengelolaan SDA. b). Dasar-dasar pengelolaan SDA. c). Prioritas dan strategi dalam mencapai tujuan. d). Konsepsi kebijakan-kebijakan dalam pengelolaan SDA. e). Rencana pengelolaan strategis. (2). Sebagai tindak lanjut dari Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai tersebut, setelah disahkan oleh yang berwenang selanjutnya akan disusun Rencana Induk (Masterplan) Pengelolaan Sumber Daya Air yang merupakan perencanaan secara menyeluruh dan terpadu yang diperlukan untuk menyelenggarakan pengelolaan SDA, dimana perencanaan tersebut disusun dengan berpedoman kepada pola pengelolaan SDA untuk wilayah sungai terkait. (3). Kegiatan selanjutnya secara berurutan setelah penyusunan Rencana Induk Untuk hal tersebut diatas, pada tahun anggaran 2006, Direktorat Bina Program, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air bermaksud akan melaksanakan Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air untuk Wilayah Sungai Asahan guna mewujudkan pemanfaatan dan pendayagunaan sumber air di wilayah sungai tersebut secara serasi dan optimal, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daya dukung lingkungan serta sesuai dengan kebijakan pembangunan nasional dan daerah yang berkelanjutan. 1 - 3 Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai adalah : a). Studi Kelayakan (FS). b). Program Pengelolaan. c). Rencana Kegiatan. d). Rencana rinci. e). Pelaksanaan/konstruksi. f). Operasi dan Pemeliharaan. PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 24. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 1.1.1. Wilayah Studi Wilayah Studi secara administratif terletak di Provinsi Sumatera Utara seperti terlihat pada Gambar 1.1. 1.1.2. Permasalahan Umum Dalam perkembangan yang terjadi beberapa tahun terakhir ini, kebutuhan akan air untuk memenuhi berbagai keperluan semakin meningkat, sementara ketersediaan air semakin terbatas. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal antara lain:  Maraknya penebangan hutan memberikan dampak yang buruk terhadap  Pembangunan yang ada masih bersifat parsial dan belum terpadu serta 1 - 4 Sumber : Atlas Indonesia Gambar 1.1 : Lokasi Satuan Wilayah Sungai Asahan ketersediaan sumber daya air dan lingkungan hutan sekitarnya; masih menitik beratkan kepada program pengembangan sektoral; PT. JASAPATRIA GUNATAMA WS ASAHAN (01.12) Sungai Asahan
  • 25. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan.  Tuntutan kebutuhan akan pembangunan yang berwawasan kelestarian atas pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya air pada masa sekarang dan masa yang akan datang.  Belum tersedianya perencanaan pengembangan sumber-sumber air yang menyeluruh dan terpadu yang mencakup aspek pemanfaatan, pengelolaan, pengendalian dan pelestarian. Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas diperlukan suatu upaya yang merupakan bagian dari konsep pengembangan sumber daya air wilayah sungai Asahan. Upaya tersebut adalah pelaksanaan kegiatan Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 1.2. Maksud dan Tujuan 1.2.1. Maksud Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan untuk dijadikan acuan dalam penyusunan Rencana Induk (Master Plan) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 1.2.2. Tujuan Tujuan dari penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan, adalah untuk merumuskan pola pengelolaan suatu wilayah sungai termasuk menyusun dokumentasi sumber daya air wilayah sungai (air permukaan dan air tanah), menganalisis perimbangan ketersediaan dari kebutuhan air baik untuk saat ini maupun dimasa mendatang, dan mengidentifikasi program-program yang dapat menjadi acuan untuk penyusunan Rencana Induk pengelolaan sumber daya air wilayah sungai dengan melibatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha. Pola Pengelolaan sumber daya air wilayah sungai berisi program komprehensif dan strategi pengembangan sumber daya air untuk jangka pendek dan jangka panjang. Didalam implementasinya, pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai tersebut nantinya harus disetujui oleh pemerintah setempat, karena perencanaan ini kelak diharapkan akan menjadi acuan semua pihak dan dapat menjadi bingkai/kerangka kerja sama antar daerah di dalam penatagunaan sumberdaya air termasuk di dalam perencanaan, pemanfaatan, pengusahaan, pengendalian 1 - 5  Terjadinya bencana alam banjir pada daerah pantai dan permukiman. PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 26. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. dan pelestarian sumber daya air secara terencana, terarah, terpadu dan berkesinambungan sesuai dengan kebijaksanaan pembangunan nasional dan daerah yang berkelanjutan. 1.3. Sasaran  Memberikan arahan pengembangan pembangunan pada kawasan-kawasan  Memberikan arahan pengembangan kawasan pembangunan antara lain kawasan budidaya, sistem pusat-pusat pemukiman, sistem sarana dan prasarana wilayah dan kawasan yang perlu diprioritaskan berkaitan dengan sumber daya air.  Memberikan arahan kebijaksanaan yang menyangkut tata guna tanah, tata guna air, tata guna sumber daya alam serta kebijakan penataan ruang wilayah yang direncanakan secara hati-hati dan bersinergi. 1.4. Data Umum Pekerjaan Sesuai dengan dokumen pengadaan jasa konsultansi, data umum pekerjaan ini adalah sebagai berikut : Nama Pekerjaan : Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Satuan Kerja : Perencanaan Pemrograman Dan Penganggaran 1.5. Lingkup Jasa Pelayanan Lingkup jasa pelayanan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai berorientasi pada keluasan wilayah yang menuntut perencanaan maupun pengelolaan berdasarkan batas-batas hidrologis. Dari awal inilah pengelolaan sumber daya air wilayah sungai memerlukan informasi yang dilakukan dengan kerjasama dan koordinasi antar Kabupaten/Kota. 1 - 6 yang berkaitan dengan sumber daya air.  Menjamin kepentingan masa kini dan generasi yang akan datang. Wilayah Sungai Asahan Bidang Sumber Daya Air Lokasi Pekerjaan : Wilayah Sungai Asahan Sumber Dana : APBN PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 27. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. Melalui Pertemuan Konsultasi Masyarakat, dua proses dilakukan sekaligus, yaitu inventarisasi masalah-masalah setempat secara arus bawah-atas (bottom up) dan proses penyadaran masyarakat terhadap isu strategis (jangka panjang) pengembangan wilayah sungai. Untuk pelaksanaan Undang-undang No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah secara efektif, dalam proses, pengelolaan sumber daya air wilayah sungai, koordinasi antar Kabupaten/Kota dengan Provinsi dan komunikasi dengan para stakeholder menjadi sangat penting. Informasi praktis tentang bagaimana pola pengelolaan wilayah sungai dan tata ruang wilayah Kabupaten/Kota dapat sejalan satu sama lain merupakan hal yang penting untuk menentukan kerjasama secara struktural. Untuk pekerjaan tersebut diatas, beberapa kegiatan dibawah ini perlu dilakukan : 1). Pengumpulan dan analisis data awal berupa hasil studi, kebijakan, data existing proyek, peta (topografi, tata guna lahan, geologi, tata ruang dan sebagainya) serta data sekunder yang mendukung lainnya. a.Data hidrologi (hujan, debit, air tanah dan lain-lain) b. Data kondisi tataguna lahan saat ini (peta tata guna lahan, hasil tata guna lahan, tata ruang dan lain-lain) c. Populasi dan data sumberdaya manusia d. Data sosio-ekonomi e. Data pertanian (pola tanam, hasil tanam, dan lain-lain) f. Data irigasi g. Data/informasi banjir dan kekeringan h. Kelembagaan berkaitan dengan Sumber Daya Air 3). Merumuskan tujuan dan sasaran pengembangan sumber daya air. 4). Pembelian software DSS RIBASIM dan HYMOS (masing-masing 1 unit). 5). Melatih 10 orang staff dinas provinsi/anggota unit perencanaan Sumatera Utara dalam menggunakan HYMOS dan RIBASIM dalam dua tahap ; Class Training dan On The Job Training 6). Analisa water District dan melakukan set-up DSS sebagai analisa keseimbangan kebutuhan dan ketersediaan air saat ini maupun rencana yang akan datang dengan menggunakan perangkat lunak HYMOS dan 1 - 7 2). Melakukan analisis informasi yang meliputi : PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 28. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. RIBASIM. Analisa banjir dengan menggunakan modul matematis/software rambatan banjir (software SOBEK atau HEC). 7). Melakukan identifikasi kemungkinan rencana pengembangan sumber daya 8). Mengakses kebutuhan pengembangan ke depan dengan berbagai 9). Mengidentifikasi kendala-kendala dalam mempertemukan kebutuhan dan pasokan air, usaha-usaha yang telah dilakukan dan perbaikan yang harus dilakukan untuk masa mendatang. 10). Analisis awal terhadap kombinasi upaya-upaya strategis dan akses terhadap kendala pada strategi tersebut untuk beberapa skenario yang berbeda, sebagai hasil yang tertuang dalam Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Sementara. 11). Menyusun rencana zona pemanfaatan sumber daya air dan rencana peruntukan air pada sumber air, sesuai pasal 27, 28 UU No.7/2004 tentang Sumber Daya Air. 12). Melakukan kegiatan konsultasi publik (PKM) sebanyak 2 (dua) kali yaitu setelah laporan pendahuluan (setelah kegiatan pengumpulan data relatif terkumpul) dan pada saat konsep akhir Rancangan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan selesai dikerjakan. PKM dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara. 13). Menyiapkan dokumen Rancangan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air 1.6. Jangka Waktu Pelaksanaan Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ”Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan” sesuai dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) yaitu mulai dari tahap persiapan, survey lapangan, melakukan analisa sampai dengan pembuatan laporan dan serah terima pekerjaan adalah 6 (enam) bulan terhitung setelah ditandatangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). 1 - 8 air. skenario. Wilayah Sungai Asahan untuk bahan legalitas. PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 29. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 1.7. Pelaporan Laporan Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan terdiri dari : (A). Laporan Kontrak : 1). Laporan Pendahuluan ( 30 set), diserahkan 1 (satu) bulan setelah SPMK, 2). Laporan penyelenggaraan PKM 1 dan PKM 2 masing-masing 10 set. 3). Laporan Pertengahan (30 set), diserahkan 3 (tiga) bulan setelah SPMK. 4). Konsep Laporan Akhir (30 set), diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya kontrak untuk dibahas/didiskusikan dalam rapat dengan pemberi tugas. 5). Laporan Akhir (30 set), merupakan perbaikan berdasarkan hasil rapat 1 - 9 untuk dibahas/didiskusikan. Pembahasan, diserahkan pada akhir kontrak. 6). Executive Summary dalam bahasa Indonesia (30 set) (B). Laporan Teknis : 1). Hasil HYMOS 10 (sepuluh) rangkap 2). Hasil RIBASIM 10 (sepuluh) rangkap 3). Konsep Pola Pengelolaan SDA WS Asahan 30 (tiga puluh) rangkap 4). Final Pola Pengelolaan SDA WS Asahan 30 (tiga puluh) rangkap 5). Draft Peta Tematik 2 (dua) rangkap 6). Final Peta Tematik 2 (dua) rangkap 7). Rekaman Peta Tematik dalam CD 2 (dua) CD PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 30. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 2 - 1 PT. JASAPATRIA GUNATAMA BAB –– II PENDEKATAN DAN METODOLOGI 2.1. Pendekatan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Sebelum menguraikan metodologi yang akan digunakan dalam Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan yang akan dibahas secara detail pada Bab ini, terlebih dulu akan diuraikan tentang pendekatan yang diambil dalam perencanaan sumber daya air di wilayah sungai sesuai dengan UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Pendekatan dalam penyusunan Pola Pengelolaan SDA Wilayah Sungai menggunakan konsep Sinergi antara Prinsip, Metodologi dan Aktifitas (SPMA) seperti terlihat pada Gambar 2.1.
  • 31. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 2 - 2 PT. JASAPATRIA GUNATAMA Gambar 2.1 : Pendekatan Dengan Menggunakan Sinergi Antara Prinsip, Metodologi dan Aktifitas (SPMA) Azas - Keseimbangan fungsi air sebagai benda sosial, ekonomi dan lingkungan. - Kemanfaatan umum - Keterpaduan dan keserasian - Kelestarian - Keadilan - Kemandirian - Transparansi dan akuntabilitas publik Prinsip - Satu Wilayah sungai, satu rencana,satu manajemen yang terkoordinasi berdasarkan wilayah sungai sebagai kesatuan pengelolaan. - Pengelolaan sumber daya air mencakup konservasi, pendayagunaan, pengendalian daya rusak, peran serta masyarakat dan sistem informasi SDA - Keterpaduan antar sektor, antar wilayah, antar instansi tanpa mengurangi kewenangan masing-masing - Upaya pendayagunaan diimbangi dengan upaya konservasi - Proses rencana pengelolaan melibatkan seluruh stakeholder - Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air diselenggarakan secara demokratis, dengan pelibatan semua unsur stakeholder berdasarkan asas tersebut diatas - Implementasi kebijakan dilaksanakan oleh badan pengelola yang mandiri, profesional, dan akuntabel. - Pelibatan masyarakat dalam seluruh proses pembangunan Persiapan Penyusunan Rencana Mutu kontrak (RMK) Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Kajian Terhadap Studi Terdahulu Pengumpulan Data di Lapangan Kajian Wilayah sungai Analisa Data, Perumusan Strategi dan Pemilihan Alternatif Perumusan Potensi dan Faktor Pembatas di Wilayah Sungai Analisis Implikasi Kebijakan dan Permasalahan Rancangan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
  • 32. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. Dalam Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai, dilakukan pendekatan dengan prinsip sinergi antara prinsip, metodologi dan aktifitas sebagai berikut : A. Azas dan Prinsip sebagai Panduan Prinsip yang digunakan dalam Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai adalah azas dan prinsip pengelolaan sumber daya air sesuai dengan paradigma baru yaitu : Azas : - Kelestarian. - Keseimbangan fungsi air sebagai benda sosial, ekonomi dan lingkungan. - Kemanfaatan Umum. - Keterpaduan dan keserasian. - Keadilan. - Kemandirian. - Transparansi dan akuntabilitas publik. Prinsip : - Satu sungai, satu rencana, satu manajemen yang terkoordinasi berdasarkan wilayah sungai sebagai kesatuan pengelolaan. - Pengelolaan sumber daya air mencakup konservasi, pendayagunaan, pengendalian daya rusak, peran serta masyarakat dan sistem informasi sumber daya air. - Keterpaduan antar sektor, antar wilayah, antar instansi tanpa mengurangi kewenangan masing-masing. - Upaya pendayagunaan diimbangi dengan upaya konservasi. - Proses rencana pengelolaan melibatkan seluruh stakeholder. - Kebijakan pengelolaan sumber daya air diselenggarakan secara demokratis, dengan pelibatan semua unsur stakeholder berdasarkan asas tersebut diatas. - Implementasi kebijakan dilaksanakan oleh badan pengelola yang mandiri, profesional, dan akuntabel. - Pelibatan masyarakat dalam seluruh proses pembangunan B. Metodologi Pekerjaan Metodologi pekerjaan diperlukan dalam pekerjaan ini untuk memudahkan dan mengarahkan konsultan dalam melaksanakan pekerjaan Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 2 - 3 PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 33. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. C. Kegiatan Salah satu Kegiatan yang penting dalam Penyusunan Pola Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Asahan adalah memberikan masukan (Konsep) Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan kepada Pemerintah Daerah Untuk selanjutnya ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah menjadi dokumen Resmi Pemerintah (Peraturan Daerah/ Perda). Secara garis besar, kegiatan yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan pekerjaan Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan ini terdiri dari 6 (enam) Kegiatan utama, yaitu : 1. Kegiatan Pendahuluan. 2. Survey dan Investigasi Data. 3. Pengolahan dan Analisis Data. 4. Identifikasi Rencana Pengembangan Sumber Daya Air. 5. Analisa Strategi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai. 6. Rancangan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. Bagan Alir Pelaksanaan kegiatan tersebut diatas dapat dilihat pada Gambar 2.2. 2 - 4 PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 34. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. Pekerjaan : Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan 2 - 5 Gambar 2.2 : Bagan Alir Pelaksanaan  Persiapan Administrasi, personil dan peralatan  Mobilisasi Personil dan Peralatan  Pengumpulan dan pengkajian data awal  Penyusunan Rencana Mutu Kontrak(RMK) Penyusunan Rencana Kerja & Draft Lap. Pendahuluan PT. JASAPATRIA GUNATAMA START Pekerjaan Persiapan Diskusi Ya Final Laporan Pendahuluan Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM I) Survey & Inventarisasi Tidak  Peta (topografi, tata guna lahan,geologi,tata ruang,dsb).  Hasil studi terdahulu  Data Potensi dan Prasarana SDA  Data hidrologi (hujan, debit, air tanah, dll)  Kondisi tata guna lahan saat ini  Populasi dan data sumber daya manusia  Data Sosial Ekonomi  Data Pertanian (pola tanam, hasil tanam,dll)  Data Irigasi  Data/informasi banjir dan kekeringan  Data Kebijakan-kebijakan yang terkait  Peraturan Perundangan dan Kelembagaan berkaitan dengan SDA Koordinasi/Pembahasan Secara Internal dan antar instansi terkait:  BAPPEDA  DINAS TERKAIT  BAPEDALDA  DPRD Penyiapan Software DSS HYMOS dan RIBASIM Analisa Water District dan melakukan set-up DSS sebagai analisa keseimbangan ketersediaan dan kebutuhan air dengan menggunakan perangkat lunak HYMOS & RIBASIM  
  • 35. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 2 - 6 PT. JASAPATRIA GUNATAMA  Identifikasi Kemungkinan Rencana Pengembangan SDA Mengakses kebutuhan pengembangan kedepan dengan beberapa skenario pengembangan Mengidentifikasi kendala-kendala dalam mempertemukan kebutuhan dan pasokan air, usaha-usaha yang telah dilakukan dan perbaikan yang harus dilakukan untuk masa datang Analisa awal terhadap kombinasi upaya (struktur dan non struktur) strategis dan akses terhadap kendala pada strategi tersebut untuk beberapa skenario yang berbeda Konsep Laporan Pertengahan Diskusi Ya Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM II) Ya  Tidak Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai  MENGAPLIKASIKAN VISI PENGELOLAAN SDA WS Terwujudnya kemanfaatan sumber daya air bagi kesejahteraan seluruh rakyat MISI PENGELOLAAN SDA WS  Konservasi sumberdaya air yang berkelanjutan  Pendayagunaan sumber daya air yang adil untuk berbagai kebutuhan masyarakat yang memenuhi kualitas dan kuantiítas  Pengendalian daya rusak air  Pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat, swasta dan pemerintah dalam pengelolaan SDA  Peningkatan keterbukaan dan ketersediaan data serta informasi dalam pengelolaan SDA PARADIGMA BARU DALAM PENGELOLAAN SDA  Air sebagai benda sosial,ekonomi dan lingkungan  Desentralisasi pengelolaan sumberdaya air  Pemerintah sebagai enabler dengan mendorong peran serta masyarakat.  Demokratisasi MERUMUSKAN ARAHAN DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN SDA WS SESUAI DENGAN UU No. 7/2004  KONSERVASI SDA  PENDAYAGUNAAN SDA  PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR ANALISIS TERHADAP IMPLIKASI DARI KEBIJAKAN  KONSERVASI SDA : perlindungan dan pelestarian sda, pengawetan air dan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran.  PENDAYAGUNAAN SDA : zona pemanfaatan sumber air, peruntukan air pada sumber air, pengembangan sumber daya air untuk system irigasi, industri, pertambangan, ketenagaan, perhubungan, pengusahaan sumber daya air.  PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR : pencegahan kerusakan dan bencana akibat daya rusak air, penanggulangan kerusakan dan bencana akibat daya rusak air, pemulihan daya Konsep Laporan Akhir Diskusi Tidak Peta   Laporan Pertengahan
  • 36. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 2 - 7    Analisisi Permasalahan Untuk Urusan Lintas Batas Administrasi (Kabupaten/Kota) Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai PT. JASAPATRIA GUNATAMA Menyiapkan Dokumen Pola Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Asahan Rancangan Pola Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Asahan Laporan Penunjang HYMOS dan RIBASIM Pelatihan Class Training dan On the Job Training untuk Program HYMOS dan RIBASIM Laporan Akhir, Executive Summary dan Lap.Teknis SELESAI
  • 37. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 2.2. Pendekatan dan Metodologi 2.2.1. Kerangka Analisis Dalam Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Pola pikir penyusunan pengelolaan sumber daya air mencakup beberapa komponen dalam perencanaan wilayah sungai, yang meliputi : Skenario ekonomi dan demografi, perencanaan tata ruang, target kebutuhan (pemenuhan dan permintaan) , proyeksi kebutuhan yang dikaitkan dengan proyeksi sosial ekonomi dan rencana keseluruhan dari pengembangan suatu wilayah. Kerangka analisis dalam Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air seperti terlihat pada Gambar 2.3 pada halaman berikutnya. 2 - 8 Daya Air PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 38. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 2 - 9 Gambar 2.3. Kerangka Analisis Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Keterangan Modul analisa Hub. Sebab akibat Umpan balik Upaya yang harus dievaluasi dan diubah jadi program pembangunan Kondisi input (Skenario) analisa atau hasil (output) Komponen data base Skenario sosial ekonomi Data demografi Kendala pelaksanaan PT. JASAPATRIA GUNATAMA Target nasional/daerah Fungsi pedoman tata ruang Spesifikasi Zona Proyeksi penduduk Karakter ruang dan proses : - tataguna lahan - analisa fungsi - kemudahan - lingkungan - perpindahan penduduk Perkiraan target pemintaan pada waktu yad Kajian dampak total pada program pembangunan Seleksi proyek sesuai target Langkah Pengembangan utk strategi terpilih Tujuan, kriteria dan strategi Data tataguna lahan Data demografi Estimasi kebutuhan Aliran sisa Upaya sanitasi diluar sungai Data Hidrologi Data Skematisasi Data Kualitas air dan sanitasi Upaya pengelo laan Prasarana Operasi Peraturan Desain sistem pasokan air Distribusi polutan di wilayah sungai Upaya sanitasi di sungai Biaya bangunan Kajian keterbatasan sumber daya (daerah atau wilayah sungai) Evaluasi dampak sosial ekonomi proyek tunggal : nilai pada beberapa kriteria Proyek proyek yang layak Data ekonomi dan kegiatan di daerah Skenario sosial ekonomi Alokasi ruang utk penduduk dan kegiatan Evaluasi hasil simulasi Kinerja sistem Dampak lingkungan pasokan air - pada badan aiar - pada tata ruang
  • 39. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 2.2.2. Metode Analisis Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Metodologi yang digunakan dalam penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan akan berisi tentang urutan pelaksanaan pekerjaan, hubungannya dengan sistem pelaporan, Jadual kerja dan hubungan antara input dan output dari pekerjaan, alat / software yang digunakan dalam mencapai tujuan pekerjaan dan pendekatan pelaksanaan studi. 2.2.2.1. Pengkajian Data Kajian terhadap data-data hasil survey lapangan dan inventarisasi data dalam pelaksanaan pekerjaan ini meliputi : a. Kajian terhadap peta penunjang, yang terdiri dari peta topografi, peta b. Kajian terhadap rencana tata ruang wilayah provinsi, kabupaten dan c. Kajian terhadap kebijakan-kebijakan yang terkait dan hasil studi d. Kajian terhadap data hidrologi meliputi data curah hujan, data debit, e. Kajian terhadap kondisi tata guna lahan saat ini meliputi peta tata guna f. Kajian terhadap data kualitas lingkungan keairan yang meliputi kualitas air g. Kajian terhadap konservasi sumber daya air saat ini dan identifikasi dari h. Kajian terhadap populasi dan data sumber daya manusia. i. Kajian terhadap data sosial ekonomi yang mendukung terhadap kegiatan j. Kajian terhadap data pertanian yang meliputi data pola tanam dan lain-lain. k. Kajian terhadap data irigasi yang meliputi luas daerah irigasi, peta daerah l. Kajian terhadap informasi tentang banjir dan kekeringan yang pernah terjadi meliputi daerah yang terjadi banjir dan kekeringan, luas genangan banjir, rencana pengendalian banjir dan lain-lain. 2 - 10 Wilayah Sungai tata guna lahan, peta tata ruang, peta geologi dan lain-lain. kota. terdahulu. data air tanah dan lain-lain. lahan, hasil tata guna lahan dan tata ruang. sungai dan danau, sumber pencemar dan lain-lain. rencana yang akan datang. penyusunan pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai. irigasi, kebutuhan air irigasi. m. Kajian terhadap data Kelembagaan. PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 40. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. Dari hasil survei dan inventarisasi data di Lapangan kemudian dilakukan Kajian terhadap beberapa aspek yaitu :  Kondisi fisik Wilayah Sungai Asahan di Sumatera Utara yang mencakup  Pengembangan wilayah sungai, yang mencakup data kependudukan,  Pengelolaan wilayah sungai yang mencakup kelembagaan, organisasi  Pembangunan daerah dan permasalahan sumber daya air di daerah. Berdasarkan masukan data dan informasi tersebut di atas, kemudian dilakukan procesing dan analisis dengan menggunakan perangkat lunak HYMOS (Hydrological Model System) adalah suatu perangkat lunak yang merupakan sistem basis data dan pengolahan data hidrologi yang terpadu, RIBASIM ( River Basin Simulation) suatu perangkat untuk melakukan simulasi pengembangan sumber daya air, dan HEC suatu perangkat lunak untuk mensimulasi rencana pengendalian debit banjir. RIBASIM (River Basin Simulation) adalah salah satu perangkat lunak yang diperlukan dalam program DSS (decision support system). RIBASIM merupakan salah satu perangkat lunak yang paling utama dalam DSS sehingga sering disebut DSS RIBASIM. Dalam DSS RIBASIM dilakukan simulasi neraca air dan alokasi air di WS dengan berdasarkan pasokan dan kebutuhan air. RIBASIM Menjelaskan mengenai user interface, data yang diperlukan, format data, prosedur pemasukan, prosedur untuk melakukan running berbagai komponen yang ada, uraian singkat hasil simulasi, berbagai pilihan visual, prosedur penggunaan untuk kepentingan yang lain, detail konsep dasar pembuatan model dan simulasi WS, seperti : 2 - 11 aspek hidrologi, topografi, geografi, lingkungan dan lain-lain. sosial, ekonomi, budaya. formal dan informal.  Skematisasi WS  Perhitungan kebutuhan air  Pengoperasian bangunan waduk dan bangunan pelimpah  Pemilihan pengelolaan air. Skema DSS RIBASIM dapat dilihat pada Gambar 2.4 dan 2.5. PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 41. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 2 - 12 PT. JASAPATRIA GUNATAMA Gambar 2.4 Skema DSS RIBASIM
  • 42. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 2 - 13 model pengolahan data mentah database database Model Proyeksi - pertumbuhan ekonomi - populasi - sektoral PT. JASAPATRIA GUNATAMA Gambar 2.5 DSS untuk Perencanaan SDA Wilayah Sungai data mentah * data regional - pertanian - industri - air bersih * data sub-regional - populasi - topografi - buruh * data lainnya: - wilayah perencanaan - kota - daerah irigasi * data hidrologi dan meteorologi data analisis * data distrik air - pertanian - perikanan - industri - air bersih - hujan - air tanah * data jaringan - skema sistem tata air - pola operasi * data lainnya: - ketersediaan air - ekonomi Model Hidrologi (HYMOS) - elaborasi data - penyusunan data - rainfall -runoff model tingkat distrik air Model Distrik Air * kebutuhan dan pasokan pada tingkat distrik - pertanian - perikanan - air bersih model tingkat jaringan Model Alokasi dan Distribusi Air (RIBASIM) - simulasi sistem tata air - operasi reservoir model perkiraan dampak model evaluasi upaya Model Dampak Distrik Air - hasil panen pertanian (AGWAT) - hasil panen perikanan (FISHWAT) - air baku Model Evaluasi Ekonomi Model Evaluasi Multi-kriteria Model Banjir (WAFLOW) Model Sedimentasi (SERES, SEFLOW) Model Erosi (RUSLE) Dampak Kualitas Air Dampak Banjir Dampak Sedimentasi dan Erosi Model Kualitas Air (STRATIF, MODQUAL) Dampak Listrik Tenaga Air SKENARIO UPAYA UPAYA
  • 43. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 2.2.2.2. Identifikasi dan Upaya Strategis Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak HYMOS, RIBASIM, dan HEC, selanjutnya diidentifikasi upaya-upaya strategis yang diperlukan dalam pengelolaan sumber daya air Wilayah Sungai Asahan. Dalam mengidentifikasi upaya strategis tersebut , dilakukan melalui rangkaian kegiatan sebagai berikut : a. Mengidentifikasi skenario pengembangan wilayah sebagai basis untuk b. Mengelompokan daerah di wilayah sungai kedalam beberapa kelompok pengguna (demand cluster) yang mengacu pada rencana tata ruang. c. Menganalisis kebutuhan air antar sektor pada saat ini dan proyeksinya d. Membagi wilayah sungai kedalam beberapa distrik air (water district) e. Menganalisa ketersediaan air disetiap water district dan seluruh wilayah f. Menghitung neraca air bulanan disetiap pasangan water district dan g. Menghitung tingkat pemakaian air sekarang dan proyeksinya dengan menggunakan indikator Indeks penggunaan air dan menentukan tingkat kestabilan berupa perbandingan antara debit minimum dan debit maksimum dan indikator coefisient of variation (CV) debit sungai. 2.2.3. Pertemuan Konsultasi Masyarakat Dalam Undang-Undang No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air disebutkan bahwa masyarakat dapat berperan serta dalam setiap proses/tahapan dalam penyelenggaraan pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai. Masyarakat berhak menyatakan keberatan atas rancangan rencana induk yang sudah diumumkan dalam jangka panjang tertentu dan memberikan masukan atas rencana pengelolaan sumber daya air serta ikut serta dalam proses pengambilan keputusan melalui Pertemuan Konsultasi Masyarakat atas rencana kegiatan pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai. 2 - 14 proyeksi kebutuhan air. dimasa yang akan datang untuk setiap demand cluster. yang dikaitkan dengan demand cluster nya. sungai. demand cluster juga untuk seluruh wilayah sungai. h. Menganalisa debit banjir dengan perangkat lunak HEC. PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 44. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. Pertemuan Konsultasi Masyarakat wajib dilaksanakan dalam proses penyusunan rencana dan kegiatan pengelolaan sumber daya air wilayah sungai dengan ketentuan : a. Ditujukan untuk memperoleh dan mengkoordinasikan aspirasi masyarakat, serta untuk tercapainya kesepakatan bersama atas pola/rencana yang dirumuskan. b. Melibatkan pihak-pihak dalam masyarakat yang berkepentingan c. Informasi tentang rancangan rencana pengelolaan sumber daya air disampaikan terlebih dulu sebelum Pertemuan Konsultasi Masyarakat dilaksanakan. Apabila dunia usaha akan menggunakan sumber daya air di wilayah sungai, maka dunia usaha harus dilibatkan sejak dari perencanaan, sehingga sebagai komponen masyarakat dunia usaha harus diikutkan dalam pertemuan konsultansi masyarakat. Pengusahaan sumber daya air pada bagian wilayah sungai masih dimungkinkan untuk dilakukan oleh perorangan, badan usaha maupun kerjasama badan usaha, dan rencana pengusahaan ini diharuskan untuk melalui Pertemuan Konsultasi Masyarakat terlebih dahulu. Pertemuan Konsultasi Masyarakat Ke-I (Pertama) telah dilaksanakan di Medan Provinsi Sumatera Utara dan PKM Ke-2 (Kedua) dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara. 2.3. Penyusunan Konsep Pola Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Asahan Berdasarkan hasil-hasil analisis pada sub-bab tersebut di atas selanjutnya disusun Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. Untuk menentukan alternatif prioritas penanganan dalam Pola Pengelolaan SDA WS Asahan yang sesuai dengan kelima pilar yang tertuang dalam UU No. 7 Tahun 2004 tentang SDA dilakukan melalui Analytical Hierarchy Process (AHP) 2 - 15 terhadap pengelolaan sumber daya air. PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 45. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 2.4. Legalisasi Proses legalisasi Rancangan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan sebagai Kawasan Strategi Nasional perlu ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam bentuk Keputusan Presiden atau Keputusan Menteri yang ditunjuk. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara. Proses Legalisasi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Asahan dapat digambarkan sebagaimana tertuang pada Gambar 2.6 di bawah ini. Gambar 2.6 : Proses Legalisasi Pola Pengelolaan Sumber Daya air Wilayah 2 - 16 Sungai Asahan, Provinsi Sumatera Utara Penetapan Pola Pengelolaan SDA WS ASAHAN Permohonan Penetapan Pola PSDA WS Asahan Rekomendasi untuk PT. JASAPATRIA GUNATAMA Perumusan Akhir Pola PSDA WS Asahan Menteri PU Gubernur Sumatera Utara mengajukan penetapan Dewan SDA WS Asahan (PPTPA) - UU no.7/2004 Pasal 14 butir (b) - RPP Pasal 11 Saat ini
  • 46. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 3 - 1 PT. JASAPATRIA GUNATAMA BAB –– III GAMBARAN UMUM DAN WILAYAH STUDI 3.1. Strategi, Arah Kebijakan Dan Program Pembangunan SDA dan Irigasi Provinsi Sumatera Utara Pembangunan pengairan di Provinsi Sumatera Utara secara umum dilakukan dengan mengembangkan pemanfataan, pelestarian, dan perlindungan air beserta sumbernya dengan perencanaan yang terpadu dan serasi guna mencapai manfaat yang optimal dalam memenuhi hajat hidup dan kehidupan rakyat. Pelaksanaan pembangunan pengairan dalam pola tata ruang yang serasi dan terkoordinasi dengan sektor lainnya sehingga diperoleh manfaat yang optimal berkaitan dengan tata guna air dan tata guna tanah serta kehutanan secara terpadu sehingga menjamin fungsi kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Potensi sumber daya air melimpah dengan tiga sungai besar dan curah hujan yang cukup tinggi. Arah kebijakan pembangunan sumber daya air dan irigasi di Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut a. Pengelolaan dan pemanfataan sumber daya air dalam rangka menunjang ketahanan pangan dan kebutuhan air baku. b. Pengamanan sumber daya air dalam rangka melindungi kawasan budidaya (permukiman, perikanan, industri dan lain-lain).
  • 47. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. Program Pembangunan sumber daya air Provinsi Sumatera Utara secara umum dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang terus meningkat dan semakin memudahkan rakyat mendapatkan dan memanfaatkan air untuk keperluan hidupnya. Pemanfaatan dan pengaturan air beserta sumber-sumbernya meliputi usaha penyediaan dan pengaturan air guna menunjang usaha permukiman, pembangunan pertanian, industri, pariwisata, kehutanan, air minum, pencegahan pencemaran dan pengotoran, pengamanan pantai dan pengembangan daerah rawa dan tambak. Pembangunan pengairan di Provinsi Sumatera Utara dilaksanakan melalui peningkatan, perluasan, dan pembaharuan usaha pengembangan sumber daya air dan upaya pelestarian serta distribusinya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memenuhi kebutuhan air untuk hajat hidup orang banyak, konserrvasi dan rehabilitasi lahan kritis. Secara terinci, program pembangunan sumber daya air Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut; 1) Program pengembangan konservasi sumber daya air untuk meningkatkan produktivitas pemanfaatan sumber daya air melalui peningkatan penyediaan prasarana pengairan dan mendayagunakan sumber daya air bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 2) Program Pengembangan dan Pengelolaan Daerah Rawa. 3) Program Sungai, Danau dan sumber air lainnya untuk melestarikan kondisi dan fungsi air sekaligus menunjang daya dukung serta meningkatkan nilai dan manfaat sumber air sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. 4) Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi. 5) Program penyediaan dan pengelolaan air baku untuk meningkatkan penyediaan air baku serta prasarananya dalam memenuhi air bagi hajat hidup rakyat, baik di daerah kota maupun desa. 3 - 2 PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 48. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 3.2. Aspek Tata Ruang 3.2.1. Gambaran Umum Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara 3.2.1.1. Letak Geografis Secara geografis, Provinsi Sumatera Utara terletak di bagian Utara Pulau Sumatera pada lintang 10 - 40 Lintang Utara dan 980 - 1000 3 - 3  Sebelah Utara, berbatasan dengan Provinsi Daerah Istimewa Aceh PT. JASAPATRIA GUNATAMA Bujur Timur yang merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Barat Pasifik. Posisinya memanjang dari arah Barat Laut ke arah Tenggara. Secara administrasi Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 13 (tiga belas) Kabupaten, yaitu Nias, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Labuhan Batu, Asahan, Simalungun, Dairi, Karo, Deli Serdang, dan Langkat, serta 6 (enam) kota, yaitu Sibolga, Tanjung Balai, Pematang Siantar, Tebing Tinggi, Medan, dan Binjai. Provinsi Sumatera Utara berbatasan di :  Sebelah Timur, berbatasan dengan Selat Malaka  Sebelah Selatan, berbatasan dengan Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat  Sebelah Barat, berbatasan dengan Samudera Indonesia Provinsi Sumatera Utara yang meliputi kawasan darat di pantai Timur, dataran tinggi yang melintang di bagian Tengah, dan kawasan pantai Barat mempunyai luas sekitar 71.680 Km2 atau 3,73% dari luas Indonesia. Disamping kawasan darat, Provinsi Sumatera Utara juga mencakup kawasan perairan laut yang berbatasan sejauh 12 mil dari batas pantai. Letak geografis Sumatera Utara strategis dan merupakan modal dasar bagi pengembangan kegiatan yang bersifat regional dan internasional karena berada pada jalur perdagangan internasional Selat Malaka yang dekat dengan Singapura dan Malaysia sebagai negara yang pertumbuhan ekonominya lebih pesat. Letak Administrasi Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 3.1.
  • 49. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 3 - 4 PT. JASAPATRIA GUNATAMA Gambar 3.1. Peta Administrasi Provinsi Sumatera Utara
  • 50. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 3.2.1.2. Kondisi Topografi Secara topografis wilayah pantai Timur Sumatera Utara relatif datar, bagian Tengah bergelombang dan berbukit yang merupakan bagian dari pegunungan Bukit Barisan, dan bagian Barat merupakan dataran bergelombang. Wilayah pantai Barat potensial untuk pengembangan sektor perikanan laut, perkebunan dan hortikultura; wilayah pantai Timur potensial untuk pengembangan pertanian tanaman pangan dan perkebunan; serta wilayah dataran tinggi potensial untuk pengembangan tanaman hortikultura. Gambar Peta 3.2 memperlihatkan karakteristik fisik Provinsi Sumatera Utara. 3 - 5 3.2.1.3. Iklim Suhu udara di wilayah Sumatera Utara berkisar antara 18-32 0 3.2.1.4. Geologi PT. JASAPATRIA GUNATAMA C, yang bervariasi sesuai dengan ketinggian tempat. Musim penghujan berlangsung antara bulan September hingga Februari dan musim kemarau berlangsung antara bulan Maret hingga Agustus. Curah hujan tahunan rata-rata tercatat sebesar 2.100 mm. Pada wilayah kering, curah hujan tahunan rata-rata kurang dari 1.500 mm yang tercatat di beberapa bagian wilayah Simalungun, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Utara, sedang curah hujan tinggi berkisar antara 2.000 sampai 4.500 mm berlangsung sepanjang tahun di daerah Asahan, Dairi, Deli Serdang, Karo, Labuhan Batu, Langkat, Nias, Tapanuli Tengah, dan sebagian besar Tapanuli Selatan. Provinsi Sumatera Utara didominasi oleh formasi Bahorok, formasi tuffa Toba, bentangan alluvial, serta formasi Klue dan Kuantan. Formasi Bahorok didominasi oleh batuan breksi dan konglomeratan yang pada tahap awal akan membentuk tanah litosol. Setelah mengalami perkembangan lebih lanjut, maka terbentuk tanah podsolik. Pada bahan konglomeratan yang kandungan luasannya di atas 60% akan terbentuk tanah regosol yang umumnya bersifat masam dan bertekstur sedang sampai kasar. Formasi tuffa Toba didominasi oleh abu vulkan. Pada awalnya tanah ini berkembang dari podsolik coklat, podsolik coklat kelabu kekuningan dan regosol, dan di beberapa wilayah akan membentuk tanah andosol coklat. Tanah ini umumnya bersifat agak masam sampai masam dan bertekstur bervariasi mulai dari halus sampai kasar. Formasi bentangan alluvial umumnya
  • 51. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. terbentuk di sepanjang pantai Timur Sumatera Utara. Dari bentangan alluvial akan terbentuk tanah-tanah alluvial, regosol, dan organosol. Tekstur tanah alluvial tergantung dari bahan asalnya, pada umumnya sedang sampai kasar, sedangkan tanah regosol bertekstur kasar. Tanah organosol teksturnya tergantung tingkat kematangan gambut dan umumnya bersifat masam. Formasi Klue dan Kelantan umumnya didominasi oleh batu sasak, turbidite, batu pasir, batu gamping, dan lain-lain. Dari bahan ini umumnya terbentuk tanah litosol, podsolik, dan regosol dengan tekstur kasar dan bersifat kimia masam dan miskin unsur hara. Formasi Nias umumnya dibentuk dari batuan kapur akan berkembang menjadi tanah-tanah renzina yang mempunyai tekstur kasar dan sifat kimia agak basis. 3 - 6 PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 52. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 3 - 7 PT. JASAPATRIA GUNATAMA Gambar 3.2 Karakteristik Fisik Provinsi Sumatera Utara
  • 53. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 3.2.1.5. Hidrologi Sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum nomor 39/PRT/1989 tentang pembagian wilayah sungai, maka sungai-sungai di Provinsi Sumatera Utara dapat dikelompokkan ke dalam 6 (enam) Satuan Wilayah Sungai (SWS), yaitu SWS Wampu-Besitang, SWS Belawan-Belumai-Ular, SWS Bah Bolon, SWS Asahan, SWS Barumun Kualuh, dan SWS Batang Gadis-Batang Toru. Selain itu terdapat 2 (dua) satuan wilayah sungai lintas Provinsi sebagian wilayah Sumatera Utara yang merupakan daerah tangkapan sungai, masuk dalam SWS Singkil pada wilayah Provinsi Aceh dan sebagian wilayah Sumatera Utara yang merupakan daerah tangkapan sungai dalam SWS Rokan pada wilayah Provinsi Riau dan Sumatera Barat. Tabel 3.1 menyajikan satuan wilayah sungai di Provinsi Sumatera Utara. Di samping itu terdapat badan air berupa danau yang besar yaitu Danau Toba yang terletak di dataran tinggi di wilayah Tengah dengan luas 110.260 ha. Danau Toba berfungsi sebagai sarana pengairan sawah, pembangkit listrik pada PLTA Lau Renun, peleburan biji nikel PT. Inalum, pelestarian alam, dan daerah tujuan wisata bagi Sumatera Utara. Pada waktu ini kondisi daerah tangkapan air Danau Toba dan DAS Lau Renun sangat memprihatinkan, dimana ketersediaan air di Danau Toba dan Sungai Lau Renun berkurang secara drastis. Hal ini disebabkan oleh penggundulan kawasan hutan dan lahan masyarakat di sekitar Danau Toba. Selanjutnya, dapat dilihat pada Gambar 3.3 tentang peta satuan wilayah sungai dan permukaan air Danau Toba. 3 - 8 PT. JASAPATRIA GUNATAMA Tabel 3.1 Satuan Wilayah Sungai (SWS) di Provinsi Sumatera Utara No Nama DAS Panjang Debit (m3/det) Wilayah Sungai (km2) Sungai (km) Min. Rata2 Banjir I. 1. 2. 3. 4. 1.703,00 422,80 5.658,25 Wampu Besitang S. Besitang S. Lepan S. Btg.Serangan S. Wampu 85,00 80,40 95,00 135,00 2,82 1,39 57,31 10,89 4,66 110,51 241,31 53,45 1.499,75 II. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 160,00 310,75 353,20 278,00 703,20 1.235,00 Belawan Belumai- Ular S.Karang Gading S. Belawan S. Deli S. Percut S. Serdang S. Kenang S. Ular S. Perbaungan 27,00 53,00 74,00 60,00 40,00 75,00 9,79 3,79 5,67 3,10 29,80 15,93 6,34 9,22 15,56 38,30 241,87 92,09 103,04 337,00 227,00
  • 54. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 3 - 9 No Nama DAS Panjang Debit (m3/det) Wilayah Sungai (km2) Sungai PT. JASAPATRIA GUNATAMA (km) Min. Rata2 Banjir 9. 10. 11. 12. S. Hulu S. Sialang Buah S. Belutu S. Padang 184,90 942,60 14,20 61,00 2,17 8,68 5,75 15,20 113,49 213,86 III. 1. 2. 3. 4. 1.415,00 326,90 21,00 Bah Bolon S. Kiri S. Kuala Tanjung S. Bah Bolon S. Suka 23,00 12,80 110,00 291,40 7,50 4,42 10,74 14,60 165,94 206,00 IV. 1. 2. 6.040,00 803,20 Asahan S. Asahan S. Silau 115,20 114,80 19,84 31,15 430,68 V. 1. 2. 3. 4. 9.329,00 3.949,00 3.492,90 Barumun Kualuh S. Barumun S. Bilah S. Kualuh S. Aek Ledong 55,00 170,00 315,00 60,00 18,22 13,02 42,20 22,47 592,32 333,62 VI. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30 1.250,00 5.069,00 3.320,207 2,50 676,30 1.308,40 213,00 610,00 1.292,50 100,00 324,45 322,00 420,00 927,00 Bt. Gadis Bt. Toru Bt. Gadis S. Aek Batu Mundan S. Aek Bt. Toru S. Batang Angkola S. Bt. Kunkun B.Bintuas B. Natal B. Batahan S. Pinang Sori Aek Badiri Aek Pandan Aek Sibuluhan Aek Sihopo - hopo Aek Doras Aek Muara Mete Aek Hajoran S. Aek Kolang S. Aek Sibundong Aek Sibaru Aek Sirahar Aek Batu Garsi Aek Silang S. Aek Siburuh S. Taping S. Aek.Simangga Lae Ordi Lae Kombih Lae Batu – batu Lae Sembillin Lae Renun 60,00 168,00 142,00 17,50 25,20 57,50 120,10 10,20 53,00 80,00 30,00 46,35 46,00 60,00 103,00 12,13 17,08 17,24 15,53 19,90 17,14 17,80 26,10 37,03 28,05 25,57 36,25 30,30 23,71 361,76 384,16 389,20 464,31 533,05 496,48 358,25 Sumber : Dinas Pengairan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2003
  • 55. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 3 - 10 PT. JASAPATRIA GUNATAMA Gambar 3.3 Peta SWS Provinsi Sumatera Utara
  • 56. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 3.2.1.6. Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup Kawasan lindung di Provinsi Sumatera Utara mencakup : 1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya terutama berkaitan dengan fungsi hidrologis untuk pencegahan banjir, menahan erosi dan sedimentasi, serta mempertahankan fungsi peresapan bagi air tanah. Kawasan ini berada pada ketinggian 1.000 meter d.p.l. dengan kelerengan lebih dari 40 %, bercurah hujan tinggi, dan mampu meresapkan air ke dalam tanah, termasuk di dalamnya kawasan yang ditetapkan sebagai hutan lindung. 2. Kawasan yang berfungsi sebagai suaka alam dan margasatwa untuk melindungi keanekaragaman hayati, ekosistem, dan keunikan alam. Termasuk di dalamnya adalah cagar alam Sibolangit (Deli Serdang); Liang Balik dan Batu Ginurit (Labuhan Batu); Dolok Di samping itu juga suaka margasatwa Karang Gading (Deli Serdang dan Langkat); Siranggas (Dairi); Dolok Surungan (Toba Samosir); Dolok Saut (Tapanuli Utara), Barumun (Tapanuli Selatan) dan Nias serta hutan mangrove di pantai timur. Untuk kawasan pelestarian alam termasuk juga di dalamnya adalah Taman Nasional Gunung Leuser di Langkat; Taman Hutan Raya Bukit Barisan (Deli Serdang, Simalungun, Karo, dan Langkat) Taman Wisata Alam di Sibolangit (Deli Serdang), Holiday Resort (Labuhan Batu), Lau Debuk-debuk (Karo), Deleng Lancuk (Karo), Si Cikeh-cikeh (Dairi), Sijaba Hutan Ginjang (Tapanuli Utara), dan Muara (Tapanuli Utara). Kawasan ini mencakup juga lahan gambut di Kabupaten Asahan, Labuhan Batu, Tapanuli Tengah serta hutan mangrove di Pantai Timur seluas 435 km2 dengan ketebalan rata – rata 325 meter. 3. Kawasan rawan bencana, yaitu yang mengalami bencana alam seperti Termasuk dalam kawasan ini sekeliling Danau Toba, Tapanuli Selatan bagian Selatan, Utara Sibolga, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Tapanuli Tengah, bagian selatan Mandailing Natal, Asahan, Labuhan Batu, Langkat, Pulau Nias bagian Selatan dan bagian Tengah. Sebagian besar wilayah Sumatera Utara di sekitar Bukit Barisan membujur arah Utara - Selatan pada dasarnya potensial terhadap gerakan tanah, rayapan, longsoran, gelombang pasang dan banjir bandang. 4. Kawasan perlindungan setempat yang berfungsi melestarikan fungsi badan 3 - 11 gerakan tanah, longsoran, runtuhan, banjir bandang, dan rayapan. perairan dan kerusakan oleh kegiatan budidaya. PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 57. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. Termasuk sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk, kawasan sekitar mata air, kawasan terbuka hijau kota termasuk di dalamnya hutan kota. 5. Kawasan cagar budaya yaitu kawasan yang merupakan lokasi bangunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi maupun yang memiliki bentuk geologi alami yang khas. 6. Pulau-pulau kecil dengan luasan maksimal 10 km2 7. Beberapa lokasi yang berdasarkan proses pemaduserasian pemanfaatan 3 - 12 ruang di arahkan sebagai Kawasan lindung. PT. JASAPATRIA GUNATAMA . Pada waktu ini sedang dilakukan proses verifikasi luasan kawasan lindung dan budidaya untuk lingkup kabupaten/kota. Kondisi terakhir menunjukkan bahwa kawasan budidaya menjadi lebih luas dari yang direncanakan, dimana penggunaan sektor budidaya kehutanan menjadi sedikit lebih rendah dibandingkan dengan hasil paduserasi (1997) dan penggunaan lainnya meningkat. Peningkatan ini terjadi adanya perubahan beberapa kawasan budidaya hutan dan atau areal penggunaan lain menjadi budidaya lain yang digunakan untuk pengembangan pantai Barat Provinsi Sumatera Utara (industri dan perkebunan) yang juga merupakan kawasan menurut paduserasi tahun 1980 sebagian areal penggunaan lain dan eks HPH (untuk pelepasannya masih memerlukan penetapan Menteri Kehutanan). Selanjutnya perkembangan luas dan potensi kawasan lindung dan kawasan budidaya Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3. Sedangkan berdasarkan peta RTRWP 2003-2018 telah ditetapkan kawasan lindung seluas 2.076.287,00 Ha dan kawasan budidaya seluas 5.091.513 Ha. Penetapan tersebut belum menjamin dapat dipertahankannya fungsi lindung dari kawasan hutan, oleh karena kondisi di lapangan menunjukkan terjadinya perambahan hutan yang meningkat, sehingga pengurangan luas hutan menjadi lebih luas dari yang tercatat. Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara mencatat sekitar 125.000 Ha hutan telah dimutasikan selama periode 1982-1997. Diperkirakan kondisi di lapangan menunjukkan angka yang lebih besar, yaitu sekitar 400.000 Ha. Proses pemaduserasian tata guna hutan dengan kegiatan budidaya skala besar maupun perambahan yang dilakukan masyarakat menjadi kepentingan yang signifikan untuk memperkirakan daya dukung lahan Provinsi Sumatera Utara secara lebih realistis.
  • 58. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. Permasalahan utama dari penurunan fungsi lindung adalah terancamnya daerah bawahan dan terganggunya spesies yang dilindungi beserta habitatnya. Keadaan seperti itu dapat menggangu keseimbangan lingkungan yang selanjutnya menimbulkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan sebagainya. Gambaran pada peta berikut memberikan perhatian, bahwa pemantapan dan pengawasan terhadap okupasi kawasan lindung perlu diperketat. Alokasi kawasan lindung di setiap kabupaten yang telah disepakati antar-sektor akan menjadi acuan bersama dalam mengalokasikan pemanfaatan ruang kawasan budidaya. Selanjutnya Peta RTRWP Sumatera Utara Tahun 2003 – 2018 dapat dilihat pada Gambar 3.4. 3 - 13 PT. JASAPATRIA GUNATAMA Tabel 3.2. Luas Kawasan Lindung dan Budidaya Provinsi Sumatera Utara No Fungsi Kawasan Berdasarkan Peta RTRWPSU Tahun 2003 –2018 (Ha)1) 1. 2. Kawasan Lindung a. Hutan Lindung b. Lain - lain (HSA, HK) Kawasan Budidaya a. Hutan (HPT, HP, HPK) b. Lain-lain 2.076.287,00 1.481.737,69 594.549,31 2) 5.091.713,00 1.835.267,43 3.256.445,57 Total Luas 7.168.000,00 Sumber : Kanwil Kehutanan dan Perkebunan Sumatera Utara, 1998 1) Hasil planimetri dari Dinas Kehutanan Propsu & BPKH Wil. I, 2003 2) Termasuk kawasan perlindungan setempat yang tidak tergambar dalam peta skala 1:250.000 (diperhitungkan) Keterangan : HSA : Hutan Suaka Alam HK : Hutan Konservasi HPT : Hutan Produks i Terbatas HP : Hutan Produksi Tetap HPK : Hutan Produksi Konversi
  • 59. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 3 - 14 PT. JASAPATRIA GUNATAMA Gambar 3.4 Peta RTRWP Sumatera Utara 2003 – 2018
  • 60. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. Kawasan Lindung Kawasan Hutan Budi Daya HK HL/KL HPT HP HPK Jumlah 1) 321.970,45 115.792,34 109.399,00 145.137,28 106.404,32 189.955,77 123.097,39 266.686,17 296.741,16 247.748,68 177.868,80 114.048,60 750.760,68 403.395,07 119.982,56 189.755,13 315,08 T o t a l 362.333,36 1.481.737,69 851.155,07 936.861,12 47.251,24 3.679.338,48 3 - 15 Kabupaten Langkat Deli Serdang Karo Dairi Pakpak Bharat Simalungun Asahan Labuhan Batu Toba Samosir Tapanuli Utara Hbg Hasundutan Tapanuli Tengah Tapanuli Selatan Mandailing Natal Nias Utara Nias Selatan Medan 223.505,00 23.395,00 20.240,00 575,00 5.657,00 2.007,80 - 1.964,56 23.800,00 39,00 500,00 - 52.300,00 - - 8.350,00 - PT. JASAPATRIA GUNATAMA Tabel 3.3 Potensi Kawasan Lindung dan Budidaya Hutan di Provinsi Sumatera Utara 3.120,90 10.596,07 70.786,29 61.855,65 43.936,61 88.544,25 73.826,54 106.048,69 226.260,37 45.623,60 81.788,27 57.034,00 262.354,48 195.511,06 83.696,98 70.438,85 315,08 54.017,43 17.547,56 4.878,08 71.892,90 48.894,00 10.382,15 21.216,15 60.085,87 14.764,36 98.989,01 25.015,66 51.252,70 154.759,68 171.525.17 24.524,41 21.409,94 - 41.327,12 63.091,82 13.494,63 11.213,73 7.916,71 89.021,57 11.214,16 96.711,17 31.916,43 103.097,07 70.564,87 5.761,90 279.924,74 36.358,84 4.478,97 70.767,39 - - 1.041,89 - - - - 16.840,54 1.875,88 - - - - 1.421,78 - 7.282,20 18.788,95 - Sumber : Hasil Analisis & Perhitungan secara Planimetris Peta RTRWP SU 2003-2018 skala 1:250.000 Dinas Kehutanan Propsu – BPKH Wil - I, 2003 1) Belum termasuk kawasan perlindungan setempat yang tidak tergambar dalam peta (diperhitungkan) Potensi kawasan hutan di Popinsi Sumatera Utara mencapai 3.679.338,48 ha yang terdiri dari kawasan lindung seluas 1.844.071,05 ha dan kawasan budidaya hutan seluas 1.835.267,43 Ha. Selanjutnya peta tentang kawasan lindung dan budidaya hutan dapat dilihat pada Gambar 3.5.
  • 61. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 3 - 16 PT. JASAPATRIA GUNATAMA Gambar 3.5 Peta Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Hutan
  • 62. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 3.2.1.7. Pemanfaatan Ruang Provinsi Sumatera Utara memiliki kawasan darat seluas 71.680 km2 serta kawasan laut sepanjang 12 mil laut dari garis pantai ke arah laut lepas. Menurut catatan Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara, pemanfaatan lahan di Provinsi Sumatera Utara tahun 1998 didominasi oleh kegiatan pertanian seluas 31.926,76 km2 atau sekitar 44,54 % dan oleh kegiatan hutan seluas 24.416,10 km2 atau sekitar 34,06 %. Tabel 3.4 menggambarkan penggunaan lahan di Provinsi Sumatera Utara tahun 2003. Penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian terbesar berada di wilayah Pantai Timur, yaitu meliputi areal seluas lebih kurang 57% dari luas areal pertanian Sumatera Utara. Sebagian besar lahan hutan berada di wilayah Pantai Barat, yaitu seluas lebih kurang 69 % dari luas hutan Sumatera Utara. Kegiatan pertanian mendominasi wilayah Pantai Timur, sedangkan wilayah Pantai Barat didominasi oleh kegiatan pertanian dan hutan secara relatif berimbang. Dalam distribusi ruang, wilayah yang pada saat ini masih memiliki kawasan hutan yang juga berfungsi untuk perlindungan daerah bawahannya ataupun fungsi ekologis lainnya, perlu menyiapkan pengendalian terhadap alih fungsi hutan, baik oleh perambahan maupun pemanfaatan untuk usaha ekonomi formal terutama dalam rangka perolehan PAD. Konflik kepentingan dalam kondisi keterbatasan lahan budidaya perlu diatasi melalui kesepakatan yang mengikat dalam pelestarian kawasan hutan yang berfungsi lindung. Untuk itu, salah satu dasar pengendalian adalah menyesuaikan pengembangan kegiatan pada lahan dengan kemampuan yang memadai. Wilayah Pantai Timur yang merupakan dataran rendah seluas 26.360 km2 atau 36,8 % dari luas wilayah Sumatera Utara merupakan wilayah yang subur, suhu udara tinggi, kelembaban udara tinggi, dan curah hujan juga relatif tinggi, meliputi Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Asahan, Labuhan Batu, Kota Binjai, Medan, dan Tebing Tinggi. Wilayah Pantai Barat meliputi Kabupaten Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Nias, Nias Selatan dan Kota Sibolga. Kegiatan di wilayah Pantai Timur umumnya heterogen, dengan kawasan perkotaan yang relatif besar dan prasarana wilayah yang memadai. Wilayah ini sesuai untuk pengembangan berbagai jenis kegiatan budidaya, terutama perkebunan dan tanaman pangan. Kegiatan perkotaan juga cenderung berkembang dengan pesat, terutama di daerah Medan dan sekitarnya. 3 - 17 PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 63. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. Meskipun wilayah Pantai Barat Provinsi Sumatera Utara saat ini belum dikembangkan secara optimal, namun memiliki potensi yang besar bagi pengembangan berbagai kegiatan budidaya, seperti perikanan laut, perkebunan, dan hortikultura. Sedang wilayah Tengah yang merupakan dataran tinggi dengan tingkat kesuburan yang bervariasi potensial untuk dikembangkan bagi tanaman hortikultura. Selain memiliki enam SWS dan dua SWS lintas Provinsi dimana danau dengan debit air yang cukup besar yang potensial bagi sistem pengairan, Provinsi Sumatera Utara juga memiliki air terjun yang potensial sebagai sumber energi. Jenis tanah di Provinsi Sumatera Utara didominasi oleh tanah litosol, podsolik, dan regosol (22,34 % luas Provinsi) yang tersebar di Kabupaten Asahan, Dairi, Pakpak Bharat, Deli Serdang, Karo, Labuhan Batu, Langkat, Nias, dan Tapanuli Selatan, Mandailing Natal. Tanah jenis ini sesuai bagi pengembangan budidaya perkebunan. 3 - 18 PT. JASAPATRIA GUNATAMA
  • 64. Laporan Pertengahan Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 3 - 19 PT. JASAPATRIA GUNATAMA Tabel 3.4 Penggunaan Lahan di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2002 (dalam Ha) Kabupaten/Kota Permukiman Industri Pertam bangan Persawahan Pert. Tanah Kering Kebun Perkebunan Semak Hutan Perairan Darat Tanah Terbuka Lain – lain Luas Wilayah Asahan 26.725 1.062 207 52.406 20.537 14.108 226.951 4.262 73.144 12250 9.008 17.425 458.075 D a i r i 12.086 1.145 - 14.166 42.209 19.400 43.192 45.658 119.360 104 13.193 4.097 314.610 Deli Serdang Labuhan Batu K a r o Langkat N i a s* Simalungun Tapanuli Selatan* Mandailing Natal Tapanuli Tengah Tapanuli Utara* Toba Samosir Binjai Medan Pematangsiantar Sibolga Tanjungbalai Tebing Tinggi 30.283 2.001 250 92.737 48.686 17.045 187.185 1.021 46.647 4540 - 9.399 439.794 29.894 2.789 - 89.334 46.964 21.085 385.783 33.382 218.274 37557 27.270 29.986 922.318 4.258 601 112 15.196 52.977 20.640 22.584 16.055 58.119 966 13.811 7.406 212.725 39.906 1.171 - 57.361 15.705 20.635 204.411 6.908 256.492 11409 998 11.333 626.329 11.811 621 - 22.335 44.708 29.885 124.835 28.401 214.586 12186 29.562 13.143 532.073 14.976 1.098 - 53.464 50.791 28.978 165.101 34.641 68.912 721 496 19.482 438.660 35.525 1.542 - 49.160 45.661 46.581 239.761 137.851 664.429 5016 23.684 20.972 1.270.182 17.327 752 - 23.978 22.270 22.720 116.941 67.235 324.068 2446 11.552 10.229 619.518 10.591 624 - 17.947 8.772 15.469 55.769 14.245 75.695 10600 1.813 7.275 218.800 23.164 971 81 36.164 43.199 15.020 46.295 111.100 176.621 66.290 3.991 60.396 583.292 18.952 795 67 29.589 35.344 12.289 37.877 90.900 144.508 54.237 3.266 49.414 477.238 2.221 144 - 2.364 413 1.770 1.343 - - 4 - 774 9.033 16.550 360 - 3.100 1.765 832 33 288 669 728 - 2.185 26.510 2.174 202 - 2.252 664 824 877 - - 95 - 911 7.999 888 12 - - - 8 - - - - 46 123 1.077 1.778 184 - 670 186 2.270 - 74 96 42 - 746 6.052 2.015 128 - 424 574 107 - 20 - 112 - 403 3.783 Sumatera Utara 301.124 16.202 717 562.647 481.425 1289.666 1.858.938 592.041 2.441.610 219.303 138.690 265.699 7.168.068 Sumber : Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara, 2003 * Termasuk Kabupaten yang dimekarkan
  • 65. Laporan Akhir Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Asahan. 3 - 20 PT. JASAPATRIA GUNATAMA Gambar 3.6 Peta Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Utara