SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
1
Dr. H. M. ATHOILLAH, M.Ag
______________CARA MUDAH
Menentukan Arah Kiblat
Matahari
Arah Sinar
Matahari
(26-27 Mei)
2
CARA MUDAH MENENTUKAN ARAH KIBLAT
A. Mukadimah
Qiblah bentuk mashdar dari kata qabala yaqbulu yang artinya menghadap1
atau mengarah. Kata jihah dan syathrah semakna dengan qiblah yang artinya arah.
Ka’bah adalah kiblat bagi umat Islam. Maka pada saat melakukan shalat mustaqbil al-
qiblah maksudnya menghadap ka’bah yang merupakan salah satu syarat sah shalat2
.
Apabila tidak menghadap ka’bah, maka shalatnya tidak sah.
Sesungguhnya, tidak hanya shalat yang terkait dengan kiblat tetapi segala
aktivitas amal shalih dianjurkan bahkan diwajibkan menghadap kiblat seperti
berwudu, berdoa, membaca al-Qur’an, berdzikir (membaca tasbih, tahmid, tahlil,
takbir), belajar, menghapal, posisi duduk dalam majlis ilmu, posisi kuburan untuk
pemakaman, posisi bahu ketika thawaf (idhtija’) dan pelaksanaan wajib dan rukun haji
lainnya. Dalam Hadis marfu’ dari Ibnu Abbas ra. dinyatakan
َ‫خ‬َ‫ي‬َ‫ر‬َ‫ال‬َ‫ج‬َ‫ال‬َ‫س‬َ‫م‬َ‫اس‬ ‫ا‬َ‫ت‬َ‫ق‬َ‫ب‬َ‫ل‬َ‫ب‬َ‫ه‬َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ب‬َ‫ل‬َ‫ة‬
“sebaik-baiknya majlis (duduk/beribadah) adalah menghadap ke arah kiblat.” (HR.
Thabari dalam Tahdzib al-Atsar 776). Al-Munawi menjelaskan,
َ‫ي‬َ‫ش‬َ‫ير‬َ‫إ‬َ‫ل‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ن‬َ‫ك‬َ‫ل‬َ‫ح‬َ‫ر‬َ‫ك‬َ‫ة‬َ‫و‬َ‫س‬َ‫ك‬َ‫و‬َ‫ن‬َ‫م‬َ‫ن‬َ‫ال‬َ‫ع‬َ‫ب‬َ‫د‬َ‫ع‬َ‫ل‬َ‫ن‬ ‫ى‬َ‫ظ‬َ‫ام‬َ‫ال‬َ‫ع‬َ‫ب‬َ‫ود‬َ‫ي‬َ‫ة‬َ‫ب‬ ،َ‫ح‬َ‫س‬َ‫ب‬َ‫ن‬َ‫ي‬َ‫ت‬َ‫ه‬َ‫في‬ ،َ‫ي‬َ‫ق‬َ‫ظ‬َ‫ت‬َ‫ه‬
َ‫و‬َ‫م‬َ‫ن‬َ‫ام‬َ‫ه‬َ‫و‬ ،َ‫ق‬َ‫ع‬َ‫ود‬َ‫ه‬َ‫و‬َ‫ق‬َ‫ي‬َ‫ام‬َ‫ه‬َ‫و‬ ،َ‫ش‬َ‫ر‬َ‫ا‬َ‫ب‬َ‫ه‬َ‫و‬َ‫ط‬َ‫ع‬َ‫ام‬َ‫ه‬َ‫ت‬ ،َ‫ش‬َ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ح‬َ‫ال‬َ‫ت‬َ‫ه‬َ‫ب‬َ‫ذ‬َ‫ل‬َ‫ك‬َ‫ف‬ ،َ‫ي‬َ‫ت‬َ‫ح‬َ‫ر‬َ‫الق‬ ‫ى‬َ‫ب‬َ‫ل‬َ‫ة‬َ‫ف‬‫ي‬
َ‫م‬َ‫ج‬َ‫ل‬َ‫س‬َ‫ه‬َ‫و‬ ،َ‫ي‬َ‫س‬َ‫ت‬َ‫ش‬َ‫ع‬َ‫ر‬َ‫ه‬َ‫ي‬َ‫ئ‬َ‫ته‬َ‫ف‬ ،‫ا‬َ‫ل‬َ‫ي‬َ‫ع‬َ‫ب‬َ‫ث‬َ‫ف‬ ،َ‫ي‬َ‫س‬َ‫ن‬َ‫ال‬َ‫ح‬‫ا‬َ‫ف‬َ‫ظ‬َ‫ة‬َ‫ع‬َ‫ل‬َ‫اس‬ ‫ى‬َ‫ت‬َ‫ق‬َ‫ب‬َ‫ال‬َ‫ه‬
Hadis-hadis ini mengisyaratkan bahwa setiap gerakan maupun diamnya seorang
hamba dalam beribadah, sesuai niatnya. Baik ketika sadar maupun ketika tidur, ketika
duduk maupun ketika berdiri, ketika minum maupun makan. Dengan demikian,
keadaannya menjadi bernilai. Maka dia serius memilih arah kiblat dalam majlisnya,
dia tidak banyak bermain-main, sehingga dianjurkan untuk selalu menghadap kiblat.
(Faidhul Qadir, 2/512)
Umat Islam di Indonesia pada umumnya meyakini kiblat itu berada di sebelah
barat sehingga identik dengan arah Barat tempat terbenamnya matahari. Akibatnya,
bagi mereka shalat itu haruslah menghadap ke Barat di manapun mereka berada.
1
Ahmad Warson Munawir, Kamus al-Munawir Arab-Indonesia, hlm.1169).
2
Sayyid al-Bakri bin Sayid Muhammad Syatha al-Dimyathi, ‘Ianat al-Thalibin, hlm. 123-126. dan Wahbah al-Zuhaily,
Al-Fiqh al-Islam wa Adillatuh, hlm. 757-764.
3
Memang hal di atas tidak menjadi “masalah” apabila wilayahnya masih
berada di Indonesia. Namun, persoalannya sangat menarik jika mereka berada di luar
wilayah Indonesia seperti yang dialami muslimin Suriname Amerika Latin yang
berasal dari pulau Jawa. Mereka tetap menghadap ke barat ketika melaksanakan
shalat, padahal semestinya harus menghadap ke timur3
.
Perubahan arah kiblat sering menuai reaksi dari masyarakat umum, misalnya
ketika KH. Ahamad Dahlan mempelopori perubahan kiblat di Yogyakarta timbullah
reaksi keras menentangnya bahkan suraunya diratakan dengan tanah. Menurut
perhitungan ilmu falak yang dikuasainya, arah kiblat yang benar di Yogyakarta adalah
menghadap ke barat laut dan bukan ke Barat.4
Demikian juga, pada akhir tahun 2009
dan awal 2010, masyarakat kembali resah, karena berbagai surat kabar
memberitahukan bahwa 80% masjid-masjid di Indonesia, kiblatnya salah. Keresahan
ini dipicu oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli astronomi, bahwa
masjid-masjid di Indonesia, kiblatnya tidak persis menghadap Ka’bah. Disadari
ataupun tidak, ditemukan banyak masjid/mushalla yang belum sempurna dalam
penentuan arah kiblatnya, karena arahnya hanya ditentukan secara perkiraan kasar,
hanya mengikuti arah masjid lain yang telah ada lebih dulu atau sebab lainnya
termasuk didalamnya ketika kita akan salat di rumah, di hotel atau tempat lainnya
masih kesulitan dalam menentukan arah kiblat.
Ka’bah adalah kiblat bagi umat Islam, menghadap kiblat dalam shalat atau
dalam ibadah lainnya berarti menghadap ka’bah, yang menjadi persoalan
1. Apakah kewajiban ataupun anjuran menghadap Kiblat dalam shalat atau
peribadatan lainnya itu menghadap bangunan Ka’bah (‘ain al-Ka’bah) atau cukup
dengan menghadap ke arah Ka’bah (jihat al-Ka’bah)?
2. Bagaimana cara mudah untuk menentukan arah kiblat agar tepat menghadap
Ka’bah?
B. Gambaran Umum Ka’bah
1. Nama-nama Ka'bah dalam al-Qur'an
Ka’bah disebut juga: al-Bait (Rumah) terdapat dalam QS. Alu Imran/3:96) ; Q.S. Alu
Imran 97, al-Anfal 35, al-Hajj 26, serta Quraisy ayat 3; Baituliah (Rumah Allah). terdapat
dalam Q.S. al-Baqarah/2:125; Q,s. Ibrahim 37 dan al-Hajj 26; AI-Bait al-'Atiq (Rumah
Pusaka) terdapat dalam QS. al-Hajj/22:29), Ka’bah disebut al-Bat al-Haram (QS al-Maidah:
3
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Islam Direktorat pembinaan Badan Peradilan Agama, Pedoman Arah
Kiblat, hlm. 48
4
M Yusron Asrofie, Kyai haji Ahmad Dahlan : Pemikiran dan Kepemimpinannya, hlm. 54-59.
4
97) dan Ka’bah disebut juga kiblat (QS. Al-Baqarah,2/144). QS al-Baqarah: 144, Allah
berfirman
ۡ‫د‬َ‫ق‬ۡۡ‫ي‬ِ‫ف‬َۡ‫ك‬ِ‫ه‬‫ج‬َ‫و‬َۡ‫ب‬ُّ‫ل‬َ‫ق‬َ‫ت‬ۡ ٰ‫ى‬َ‫ر‬َ‫ن‬‫ٱ‬َۡ‫م‬َّ‫س‬‫ل‬ِۡ‫ء‬ٓ‫ا‬َۡۡ‫ر‬‫ط‬َ‫ش‬َۡ‫ك‬َ‫ه‬‫ج‬َ‫و‬ِّۡ‫ل‬َ‫و‬َ‫ف‬ۡۚ‫ا‬َ‫ه‬ٰ‫ى‬َ‫ض‬‫َر‬‫ت‬ۡٗ‫ة‬َ‫ل‬‫ب‬ِ‫ق‬َۡ‫ك‬َّ‫ن‬َ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫و‬ُ‫ن‬َ‫ل‬َ‫ف‬‫ٱ‬ِۡ‫د‬ِ‫ج‬‫س‬َ‫م‬‫ل‬ۡ‫ٱ‬ِۡۚ‫ام‬َ‫ر‬َ‫ح‬‫ل‬ۡ
Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh kami
akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. palingkanlah mukamu ke arah Masjidil
Haram. ... (al-Baqarah/2: 144)
2. Bangunan Ka’bah
Bangunan ka’bah berbentuk persegi empat dengan ukuran sebagai berikut:
Tinggi Panjang dari Panjang dari Antara Antara Rukun
Ka'bah arah arah Hijir Rukun Yamani dan
Multazam Ismail Yamani dan Hajar Aswad
Hijir Ismail
14 m 12,84 m 11,28 m 12,11 m 11,52 m
Perhatikan gambar berikut ini:
Termasuk ke dalam bangunan ka’bah adalah Hajar Aswad, multajam,
Lingkaran perak, talang air, pintu ka’bah, atap ka’bah, tiga tiang utama di dalam
ka’bah, Hijir Ismail, dinding Hijr Ismail dan Syadzarwan. Dengan rinci penjelasan
sebagai berikut:
5
a. Hajar Aswad
Hajar Aswad ialah batu yang tertanam di pojok Selatan Ka'bah pada
ketinggian kurang lebih 1,10 m dari tanah, panjang 25 cm, dan lebarnya sekitar 17 cm.
b. Lingkaran Perak
Adalah Abdullah ibn Zubair yang pertama kali membuat sabuk lingkaran
Hajar Aswad dengan perak. Kemudian diikuti oleh para penerus-penerusnya
dengan cara memperbaruinya jika dipandang perlu.
c. Multazam
Multazam terletak antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah, jaraknya sekitar
2 m2
. Multazam ialah tempat dikabulkannya do'a, dan di situ disunnahkan untuk
berdo'a sambil menempelkan pipi, dada, lengan dan kedua telapak tangan.
d. Hijir Ismail
Hijr Ismail yaitu bangunan terbuka yang membentuk setengah lingkaran.
Oleh karenanya, tidak sah thawaf seseorang, kecuali di belakang keseluruhan
Hijir.
e. Talang Emas
Terletak di bagian atas Ka'bah, tepat di atas Hijir Ismail. Talang air ini
dibuat untuk maksud memperlancar peredaran air dari atap Ka'bah ketika proses
pencucian maupun guna mengantisipasi genangan air akibat hujan. Talang ini
dilapisi dengan emas sehingga sering disebut "Talang Emas".
f. Syadzarwan.
Syadzarwan ini berada dalam bagian bangunan yang berbentuk
melengkung di bawah dinding Ka'bah sampai ke permukaan tanah Syadzarwan ini
merupakan bagian dari Ka'bah juga, karena berada di atas pondasi Ibrahim AS.
Tetapi kaum Quraisy kemudian menguranginya dari kelebaran pondasi dinding
Ka'bah.
g. Dinding Hijr Ismail
Dinding hijir Ismail dan Syadarwan termasuk bagian dari bangunan
ka’bah sehingga orang thawaf harus berada diluar bangunan tersebut,
sebagaimana dijelaskan dalam al-Mughni sbb.
‫البيت‬ ‫من‬ ‫ذلك‬ ‫أل‬ ‫يجز‬ ‫لم‬ ‫حائطها‬ ‫من‬ ‫مافضل‬ ‫وهو‬ ‫الكعبة‬ ‫وشاذروان‬ ‫الحجر‬ ‫جدار‬ ‫على‬ ‫ولوطاف‬
‫فإذ‬‫ج‬ ‫(الغنى‬ ‫ذلك‬ ‫وراء‬ ‫من‬ ‫طاف‬ ‫م‬ ‫ص‬ ‫النبي‬ ‫وألن‬ ‫البيت‬ ‫بكل‬ ‫يطف‬ ‫فلم‬ ‫به‬ ‫يطف‬ ‫لم‬ ‫ا‬5‫ص‬231َ
6
Apabila seseorang tawap di atas dinding Hijr Ismail dan Syadzarwan
yakni pagar kabah maka tidak boleh karena hal itu termasuk bagian kabah.
Apabila ia tidak mengelilingi pagar tersebut berarti ia belum tawaf, karena
Nabi saw. Tawap di belakang (di luar) pagar tersebut. (al-Mughni Juz 5 h231)
h. Dalam Ka'bah
Bangunan Ka'bah mempunyai
tiga tiang utama penyangga
atap yang terbuat dari kayu
yang berdiameter 44 cm,
dengan jarak antar tiang 2,35
m. Dari arah Iurus pintu
masuk terdapat mihriib (tempat
sholat), mungkin ia dibangun
karena di situlah Nabi SAW.
pernah melaksanakan sholat di
dalam Ka'bah.
ۡ
i. Atap Ka'bah
Pada mulanya Ka'bah tidak beratap. Atap dibuat saat kaum Quraisy
merenovasinya. Dan saat ini ada dua atap, atap bagian atas dan bawah. Di
permukaan atap atas itu juga terdapat pintu ukuran 1,27x1,04 m yang tutupnya
terbuat dari besi baja.
j. Pintu Ka'bah
Ketika pertama kali dibangun kembali oleh Ibrahim AS, Ka'bah memiliki
dua pintu yang menyentuh tanah (walaupun hanya sekedar lubang yang tidak ada
tutupnya, sebagai tempat keluar masuk saja). Pintu Timur digunakan untuk masuk
ke Ka'bah dan pintu Barat untuk jalan keluar. Lalu Raja As'ad Tubba' III, salah
seorang raja dari Yaman membuatkan daun pintu yang dapat dibuka dan ditutup.
7
C. Dasar Hukum Menghadap Kiblat
Dasar Hukum menghadap kiblat dalam al-Qur’an dan Hadits antara lain , al-
Baqaroh:145, Q.S. al-Baqarah (2): 149-150, QS. Al-Baqarah, 2/144
ۡ‫د‬َ‫ق‬َۡۡ‫ك‬ِ‫ه‬‫ج‬َ‫ۡو‬َ‫ب‬ُّ‫ل‬َ‫ق‬َ‫ت‬ۡ ٰ‫ى‬َ‫ر‬َ‫ن‬ۡۡ‫ي‬ِ‫ف‬‫ٱ‬ِۡ‫ء‬ٓ‫ا‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ل‬َۡۡ‫ر‬‫ط‬َ‫ش‬َۡ‫ك‬َ‫ه‬‫ج‬َ‫و‬ِّۡ‫ل‬َ‫و‬َ‫ف‬ۡۚ‫ا‬َ‫ه‬ٰ‫ى‬َ‫ض‬‫َر‬‫ت‬ۡٗ‫ة‬َ‫ل‬‫ب‬ِ‫ق‬َۡ‫ك‬َّ‫ن‬َ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫و‬ُ‫ن‬َ‫ل‬َ‫ف‬‫ٱ‬ِۡ‫د‬ِ‫ج‬‫س‬َ‫م‬‫ل‬ۡ‫ٱ‬ِۡۚ‫ام‬َ‫ر‬َ‫ح‬‫ل‬ۡۡ‫ا‬َ‫م‬ُۡ‫ث‬‫ي‬َ‫ح‬َ‫و‬
ُۡ‫ه‬َ‫ر‬‫ط‬َ‫ش‬ۡ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ه‬‫ُو‬‫ج‬ُ‫و‬ْۡ‫وا‬ُّ‫ل‬َ‫و‬َ‫ف‬ۡ‫م‬ُ‫ت‬‫ن‬ُ‫ك‬ۡ‫ۥ‬ۡۡ َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬‫ٱ‬َۡ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬ْۡۡ‫وا‬ُ‫ت‬‫و‬ُ‫أ‬‫ٱ‬َۡ‫ب‬َٰ‫ت‬ِ‫ك‬‫ل‬ُۡۡ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫ۡأ‬ َ‫ون‬ُ‫م‬َ‫ل‬‫ع‬َ‫ي‬َ‫ل‬‫ٱ‬ُّۡ‫ق‬َ‫ح‬‫ل‬ۡۡ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ۡ‫م‬ِ‫ه‬ِّ‫ب‬َّ‫ر‬ۡ‫ن‬ِ‫م‬‫ٱ‬ُۡ َّ‫ّلل‬ۡۡ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬ٍۡ‫ل‬ِ‫ف‬ َٰ‫غ‬ِ‫ب‬
َۡ‫ون‬ُ‫ل‬َ‫م‬‫ع‬َ‫ي‬١٤٤ۡ
Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh kami
akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. palingkanlah mukamu ke arah Masjidil
Haram. dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya
orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui,
bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak
lengah dari apa yang mereka kerjakan. (al-Baqarah:144)
Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy (Tafsir al-Majid al-Nur hlm.12-13), setelah
menafsirkan “kiblat” pada ayat 144 al-Qur’an surat al-Baqarah dengan “arah kiblat”.
Umat Islam harus mengetahui posisi Bait al-haram dengan cara mempelajari ilmu
Bumi dan ilmu Falak. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang
kian hari semakin canggih di bidang ilmu Falak (astronomi) maka menetukan arah
kiblat pada suatu tempat di bumi bukan merupakan sesuatu yang sulit dilakukan.
Adapun Hadits-hadits Nabi SAW yang secara tegas memerintahkan
menghadap kiblat dalam shalat adalah antara lain Hadits Riwayat Imam Bukhari dan
Imam Muslim
‫ل‬‫ب‬‫ق‬‫ت‬‫اس‬ ‫م‬‫ث‬ ‫ء‬‫و‬‫ض‬‫و‬‫ال‬ ‫غ‬‫ب‬‫س‬‫ا‬‫ف‬ ‫ة‬‫ل‬‫الص‬ ‫لى‬‫ا‬ ‫ت‬‫م‬‫ق‬ ‫ا‬‫ذ‬‫ا‬ .‫ص.م‬ ‫ى‬‫ب‬‫الن‬ ‫ال‬‫ق‬ ‫ال‬‫ق‬ ‫ر.ع‬ ‫ة‬‫ر‬‫ي‬‫ر‬‫ه‬ ‫ى‬‫ب‬‫ا‬ ‫ن‬‫ع‬
) ‫مسلم‬‫و‬ ‫ى‬‫البخار‬ ‫(رواه‬‫ر‬ِّ‫ب‬‫ك‬‫و‬ ‫ة‬‫ل‬‫ب‬‫ق‬‫ال‬
“Dari Abu Hurairah r.a. Nabi SAW bersabda; bila hendak shalat maka sempurnakan
wudlu, lalu menghadap ke kiblat kemudian takbir.”
D. Pandangan Ulama tentang Menghadap (Bangunan atau Arah) Kiblat
1. Shalat bagi Orang yang Melihat Ka’bah
Para ulama sepakat bahwa kewajiban menghadap Kiblat dalam shalat bagi
orang yang melihat ka’bah adalah menghadap ke bangunan Ka’bah (‘ain al-
8
Ka’bah). Ia wajib menghadap bangunan Ka’bah dengan seyakin-yakinnya.5
Karenanya, orang yang shalat dan dia melihat Ka’bah, kemudian ia tidak
menghadap ke bangunan Ka’bah, maka shalatnya tidak sah.
Kesepakatan ulama di atas sesuai dengan hadits yang telah diriwayatkan dari
Nabi SAW bahwa beliau mengerjakan shalat dengan menghadap Ka’bah, sementara
orang-orang yang berada di sekitarnya menghadap Ka’bah dari berbagai arah.6
Nabi
bersabda :
َِّ‫ى‬‫ل‬‫ص‬‫أ‬ ‫ى‬‫ون‬‫م‬‫ت‬‫ي‬‫ا‬‫ر‬‫ا‬‫م‬‫ك‬ ‫وا‬‫ل‬‫ص‬
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat”7
2. Shalat Orang yang tidak Melihat Ka’bah
Para ulama berbeda pendapat tentang orang yang shalat namun tidak melihat
Ka’bah. Apakah kewajiban menghadap Kiblat dalam shalat itu menghadap bangunan
Ka’bah (‘ain al-Ka’bah) atau cukup dengan menghadap ke arah Ka’bah (jihat al-
Ka’bah)?
Para ulama ikhtilaf tentang hal tersebut, yakni
Pertama Ulama Hanafiyah
Mayoritas ulama madzhab Hanafi berpendapat bahwa yang wajib bagi orang
yang salat namun tidak melihat ka’bah adalah menghadap arah Ka’bah (Jihat al-
Ka’bah). Sedangkan sebagian ulama Hanafi lainnya berpendapat bahwa yang wajib
adalah menghadap bangunan Ka’bah. (‘ain al- Ka’bah).
Muhammad bin Abdullah al-Timirtasyi berpendapat bahwa bagi penduduk
Mekkah, kiblatnya adalah bangunan Ka’bah (‘ain Ka’bah). Sedangkan bagi penduduk
di luar Mekkah, kiblatnya adalah arah Ka’bah (jihat al-Ka’bah).8
Dengan kata lain,
bagi penduduk Mekkah menghadap kiblatnya harus tepat kepada bangunan Ka’bah
(‘ain Ka’bah) dan penduduk yang berada di luar Mekkah menghadap ke arah Ka’bah
(jihat al-Ka’bah).
5
Wahbah al-Zuhaily, al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuh, hlm. 757
6
Imam Nawawi, al-Majmu’ juz 3, hlm. 193
7
Imam Bukhari, Shahih al-Bukhari, juz 1, hlm. 155.
8
Muhammad bin Abdullah al-Timirtasyi, Tanwir al-Abshar, Juz 1, hlm. 108-109
9
Kedua Ulama Malikiyah
Mayoritas ulama madzhab Maliki berpendapat bahwa yang wajib bagi orang
yang tidak melihat Ka’bah adalah menghadap ke arah Ka’bah (jihat al-Ka’bah).
Sementara di antara mereka ada juga yang berpendapat menghadap bangunan Ka’bah
(‘ain al-Ka’bah).
Imam Ibnu Rusyd, salah seorah tokoh fiqhi madzhab Maliki, menyatakan
bahwa apabila menghadap ke bangunan Ka’bah itu suatu kewajiban, tentu hal ini akan
menyulitkan. Padahal Allah SWT telah berfirman:
ۡ‫ي‬ِ‫ف‬ۡ‫م‬ُ‫ك‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬َۡ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ۡ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬‫ٱ‬ِۡ‫ِّين‬‫د‬‫ل‬ۡۡ ۚ‫ج‬َ‫ر‬َ‫ح‬ۡ‫ن‬ِ‫م‬
“… Dan Dia (Allah) sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu suatu
kesempitan dalam agama ini …,” (Q.S. al-Hajj (22): 78).
Ketiga Ulama Syafi’iyah
Sebagaian ulama madzhab Syafi’i berpendapat yang wajib adalah menghadap
ke bangunan Ka’bah (‘ain al-Ka’bah). Sedangkan sebagian yang lainnya berpendapat
bahwa yang wajib adalah menghadap ke arah Ka’bah (Jihat al-Ka’bah). Imam al-
Syirazi menyatakan jika sama sekali dia tidak memiliki petunjuk apapun, maka dilihat
masalahnya. Jika dia termasuk orang yang mengetahui tanda-tanda atau petunjuk
kiblat, maka meskipun dia tidak dapat melihat Ka’bah, dia tetap harus berijtihad untuk
mengetahui kiblat. Karena dia memiliki cara untuk mengetahuinya melalui matahari,
bulan, gunung dan angin. Firman Allah
ۡۚ‫ت‬ َٰ‫م‬َٰ‫ل‬َ‫ع‬َ‫و‬ِۡۡ‫ب‬َ‫و‬‫ٱ‬ِۡ‫م‬‫ج‬َّ‫ن‬‫ل‬َۡۡ‫ون‬ُ‫د‬َ‫ت‬‫ه‬َ‫ي‬ۡ‫م‬ُ‫ه‬١٦ۡۡ
“Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang- bintang
itulah mereka petunjuk. (QS. al-Nahl (16): 16).
Dengan berlandaskan ayat di atas, Dia berhak untuk berijtihad (dalam menentukan
letak Ka’bah) seperti orang yang paham tentang fenomena alam. Dijelaskan pula:
a. Dalam kitab al-Umm disebutkan ‘yang wajib dalam berkiblat adalah menghadap
secara tepat ke bangunan Ka’bah (‘ain al-Ka’bah). Karena, orang yang diwajibkan
untuk menghadap kiblat, ia wajib menghadap ke bangunan Ka’bah, seperti halnya
orang Mekkah. Adapun argumentasi yang digunakan oleh kelompok ini
berdasarkan hadits Ibn Abbas yaitu:
10
َ‫ة‬‫ل‬‫ب‬‫ق‬‫ال‬ ‫ه‬‫ذ‬‫ه‬ ‫ال‬‫ق‬‫و‬ ‫ا‬‫ه‬‫ي‬‫ل‬‫إ‬ ‫لى‬‫ص‬‫ف‬ ‫ج‬‫ر‬‫خ‬ ‫ة‬‫ب‬‫ع‬‫ك‬‫ال‬ ‫ل‬‫خ‬‫د‬ ‫ا‬‫ل‬ ‫م‬ ‫ص‬ ‫هللا‬ ‫ل‬‫و‬‫س‬‫ر‬ ‫ن‬‫أ‬)‫ومسلم‬ ‫ى‬‫البخار‬ ‫(رواه‬
“Sesungguhnya Rasulullah SAW setelah memasuki Ka’bah, beliau keluar lalu
melakukan shalat dengan menghadapnya. Kemudian Beliau bersabda: “Inilah
Kiblat”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
b. Imam Muzani, murid Imam al-Syafi’i, mengatakan bahwa yang wajib adalah
menghadap ke arah Ka’bah (jihat al-Ka’bah). Karena, seandainya yang wajib itu
adalah menghadap bangunan Ka’bah secara fisik, maka shalat jama’ah yang
shafnya memanjang adalah tidak sah, sebab di antara mereka terdapat orang yang
menghadap ke arah di luar dari bangunan Ka’bah.9
Demikian pula menurut
pendapat Syeikh Khatib al-Syarbini.10
Pendapat di atas berlandaskan sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra
dari nabi SAW:
ۡ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ب‬ِ‫ق‬ِۡ‫ب‬ِ‫ر‬ْ‫غ‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ۡا‬َ‫و‬ِۡ‫ق‬ِ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ۡا‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ۡ‫ا‬َ‫م‬
“Arah timur dan barat adalah Kiblat”. (HR. al-Tirmidzi dan termasuk Hadits Hasan
Shahih). 11
c. Dari dua pendapat yang telah didukung dengan dalil masing-masing di atas, Imam
Nawawi, salah satu mujtahid tarjih madzhab Syafi’i, menilai bahwa pendapat yang
benar dalam madzhab Syafi’i adalah wajib menghadap ke bangunan Ka’bah (’ain
al-Ka’bah). Penilaian Imam Nawawi tentang arah Kiblat tersebut sama halnya
dengan pendapat Ibrahim al-Bajuri. Beliau menyatakan bahwa perkataan Ibn
Qasim al-Ghazi “Menghadap kiblat”, maksudnya adalah menghadap kepada
bangunan Ka’bah, bukan pada arah Ka’bah. Lebih jauh beliau menegaskan
pendapat ini yang dipegang dalam madzhab Syafi’i dengan yakin melihat
9
Imam al-Syairazi, al-Muhazdzdab yang dikomentari oleh Imam Nawawi, Majmu’, juz 3 hlm. 198-199.
10
Khatib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifat Ma’ani Alfazh al-Minhaj, hlm. 202-203 dan Imam Ramli dalam
Nihayat al-Muhtaj, hlm 424-425.
11
Al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi, (Abwab al-Shalat); Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Juz I, hlm. 323 (Kitab Iqamat al-
Shalat), Imam Malik, Al-Muwaththa, juz I, hlm. 197 (Bab Ma ja’a fi al-Qiblat) lihat juga Nawawi, Majmu’, Juz 3 hlm.
203.
11
bangunan Ka’bah bagi yang dekat dengannya, dan dengan perkiraan (zhan) bagi
yang jaraknya jauh dari Ka’bah.12
Keempat Ulama Hanabilah
Ulama madzhab Hanbali berpendapat bahwa yang wajib adalah menghadap
ke arah Ka’bah (‘jihat al-Ka’bah).
Imam Ahmad bin Hanbal menjelaskan,”arah antara timur dan barat adalah
kiblat”. Dengan demikian, jika melenceng sedikit dari arah Ka’bah tersebut, maka
shalatnya tidak perlu diulang. Berdasarkan hadis Nabi SAW, “Arah timur dan barat
adalah Kiblat”. (HR. al-Tirmidzi dan termasuk Hadits Hasan Shahih).
Hadits di atas menunjukan bahwa semua arah antara timur dan barat adalah
kiblat. Sebab, Seandainya kewajiban itu berupa menghadap ke bangunan Ka’bah (‘ain
al-Ka’bah) secara tepat, tentu shalat jamaah dengan shaf yang panjang melewati garis
yang lurus ke Ka’bah adalah tidak sah. Begitu pula dua orang yang berjauhan
jaraknya, kemudian shalat dengan menghadap pada kiblat yang sama, maka shalatnya
tidak sah, karena menghadap ke bangunan Ka’bah tidak dapat dilakukan oleh jama’ah
pada shaf yang panjang melebihi batas lebar bangunan Ka’bah. Jika ada yang
mengatakan bahwa jarak yang berjauhan dapat memperluas cakupan orang yang lurus
dengannya, maka dapat dijawab bahwa cakupan bangunan Ka’bah menjadi luas
apabila shafnya dalam posisi melengkung, sedangkan apabila shafnya lurus
memanjang, maka cakupannya tidak menjadi luas. Dengan demkian, makna Syathr al-
Bait adalah arah dan hadapan Ka’bah.13
Ali Mustafa Yaqub Menegaskan bahwa produk hukum (menghadap arah
kiblat ini) adalah ijma. Kiblat bagi orang yang berada di sebelah utara Ka’bah, apabila
ia tidak melihat bangun Ka’bah, adalah arah selatan mana saja. Kecuali apabila ia
shalat di depan masjid Nabawi atau masjid-masjid yang pernah disinggahi Rasulullah
SAW untuk shalat, maka ia wajib menghadap bangunan Ka’bah (‘ain al-Ka’bah).
Sebagaimana orang yang berada di sebelah selatan Ka’bah, maka kiblatnya, adalah
arah utara mana saja. Begitu pula bagi orang yang berada di sebelah barat Ka’bah,
maka kiblatnya adalah arah timur, mana saja. Demikian pula bagi orang yang berada
12
Ibrahim al-Bajuri, Hasyiyah ‘ala Syarh al-“Alamah Ibn Qasim al-Ghazi, Juz 1, hlm.142 dan Abi Bakri Al-Dimyathi,
‘Ianah al-Thalibin), hlm. 123.
13
Ibn Qudamah, al-Mughni, juz 2, hlm. 1001-102.
12
di sebelah timur Ka’bah, maka kiblatnya adalah arah barat, mana saja. Kaum
Muslimin Indonesia termasuk orang-orang yang berada di sebelah timur Ka’bah, maka
kiblat mereka adalah arah barat, mana saja.14
E. Penetuan Arah Kiblat Pada Masa Rasulullah
Bagi masyarakat Mekah pada zaman Nabi menghadap tepat ke arah Kiblat
bukanlah sebuah masalah karena kabah sebagai bangunan yang dituju dapat dilihat
dengan jelas keberadaannya. Sebagaimana disabdakan oleh Rosulullah setelah selesai
mengerjakan sholat dua rakaat di depan ka’bah:
‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ب‬ِ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ‫ه‬
“Inilah arah kiblat.” (HR. Bukhari no. 398 dan Muslim no. 1330)
Akan tetapi bagi masyarakat Madinah yang berjarak lebih dari 330 KM, ainul
kiblat bukan permasalahan yang mudah sehingga permasalahan Kiblat sedikit
menimbulkan masalah. Hal ini dapat dilihat dari pertanyaan sahabat mengenai arah
kiblat dan Nabi menjawabnya melalui salah satu hadistnya:
‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ب‬ِ‫ق‬ ِ‫ب‬ِ‫ر‬ْ‫غ‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫ق‬ِ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َْ‫ْي‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬
“Arah antara timur dan barat adalah qiblat.”15
Fakta menunjukkan, Nabi dalam membangun masjid Nabawi di Madinah
mengarah ke arah Masjidil Haram dengan cukup baik untuk saat itu. Arah Kiblat
masjid Nabawi yang hampir tepat tersebut menunjukkan usaha maksimal yang
dilakukan Nabi untuk mengarah ke Masjidil Haram. Syeikh Khatib al-Syarbini,
menjelaskan tidak boleh menentukan arah Ka’bah di mihrab Nabi SAW dan di masjid-
masjid yang pernah digunakan shalat oleh Rasulullah. Hal ini disebabkan, Nabi Saw
tidak pernah memutuskan sesuatu yang keliru.16
14
Ali Mustafa Yaqub, Kiblat; Antara bangunan dan Arah Ka’bah, hal 9
15
HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan hadits ini shohih. Dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam
Irwa’ul Gholi dan Misykatul Mashobih bahwa hadits ini shohih
16
Khatib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifat Ma’ani Alfazh al-Minhaj, hlm. 202-203 dan Imam Ramli dalam
Nihayat al-Muhtaj, hlm 424-425
13
F. Penghitungan Arah Kiblat
Sebelum menghitung arah kiblat perlu dipahami beberapa pengertian dasar,
diantaranya:
1. Skala sudut dinyatakan dalam Derajat dan Radian. Dalam pengukuran ilmu
Falak, sudut dinyatakan dalam derajat
2. 1 derajat = 60 menit busur, 1 menit busur =60 detik busur
3. 1 Lingkaran = 360 derajat
4. Pengukuran posisi benda-benda langit diawali dari Utara (0)-Timur(90)-
Selatan(180)-Barat(270)
Dari definisi Arah Kiblat di atas dapat diturunkan persamaan matematis arah
kiblat sebuah kota melalui penurunan persamaan segitiga bola. Untuk menghitung
arah kiblat diperlukan informasi lintang - bujur kota Mekah dan kota lokasi. Dimana
lintang-bujur Mekah adalah LU - Bujur Timur.
Salah satu persamaan untuk menghisab arah kiblat adalah sbb:
Dimana :
Dengan memasukkan data lintang-bujur kota akan diperoleh arah Kiblat kota
tersebut yang dihitung dari Utara ke Barat.
G. Alat Penentu Arah Kiblat dan Cara Penggunaannya
Kiblat (arah atau bangunan ka’bah) dapat diketahui dengan menggunkat alat
atau pedoman penentuan arah kiblat. Alat-alat dimaksud antara lain: kompas,
Pedoman Praktis dan Mudah Menentukan Arah Kiblat, teodholite, tongkat Istiwa,
mizwala qibla finder “Langkah langkah Pelaksanaan Penyempurnaan Arah Kiblat
Melalui Bayangan Matahari”
1. Kompas
Kompas merupakan perangkat paling sederhana dan mudah untuk menentukan
arah kiblat. Langkah yang dilakukan untuk menemukan arah Kiblat cukup
14
sederhana, cukup meletakkan kompas ditempat yang datar dan membaca skala
yang terdapat pada kompas.
Gambar 3. Contoh kompas yang beredar di masyarakat. Hati-hati dalam
menggunakan kompas kiblat karena skala yang digunakan berbeda dengan
skala lingkaran pada umumnya.
2. Kompas Arah Kiblat Muslih Husein
Dalam Pedoman Praktis dan Mudah Menentukan Arah Kiblat karya Mushlih
Husein disebutkan bahwa Langkah-Langkah Menentukan Arah Kiblat dengan
menggunakan kompas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
a. Pastikan jarum KOMPAS dapat bergerak bebas dan jauhkan dari bahan-bahan
yang mengandung unsur besi.
b. Jarum KOMPAS yang berwarna merah menunjuk kearah UTARA dan yang
putih ke SELATAN.
c. Tarik benang dari pusat lingkaran di bawah kompas ke angka yang di
kehendaki, sebagaimana yang terdapat dalam DAFTAR AZIMUTH KIBLAT
KOTA-KOTA DI JAWA BARAT, itulah arah kiblat yang dicari.
Azimuth adalah busur pada lingkaran horizon diukur mulai dari titik Utara ke
arah Timur. Azimuth titik Timur adalah 900
, titik Selatan 1800
, titik Barat 2700
dan titik Utara 00
atau 3600
.
Jika diketahui Azimuth Kiblat Kota Jakarta Pusat 294,10
, sama artinya dengan
arah kiblat kota Jakarta Pusat 294,10
– 2700
= 24,10
diukur dari titik Barat ke
Utara.
d. Untuk pembuatan shaf-shaf digunakan penggaris siku, yang salah satu sisi
sikunya sejajar dengan arah kiblat.
15
Contoh: Menentukan Arah kiblat kota JAKARTA PUSAT.
 Lihat Azimuth Kiblat Kota Jakarta Pusat, dalam DAFTAR AZIMUTH
KIBLAT tertulis 294,10
.
 Setelah jarum kompas yang berwarna merah menunjuk kearah UTARA,
tarik benang ke angka 294,10
.
 Penentuan Arah Kiblat selesai, tandai menggunakan cat atau lakban.
Selanjunya, untuk koreksi arah kiblat harus memperhatikan Azimut Kiblat
dalam daftar berikut:
DAFTAR AZIMUTH KIBLAT KOTA-KOTA DI JAWA BARAT
NO
Kota-kota Propinsi
Jawa Barat
Azimuth Kiblat0
Keterangan
1. Bandung 294,1 1. Letak Geografis KA’BAH : 210
25’ LU & 390
50’ BT.
(Departemen Agama RI.,
Pedoman Penentuan Arah Kiblat,
(Jakarta : Direktorat Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam, 1994/1995), hlm. 16.
2. Data Lintang dan Bujur dari
Sabang sampai Merauke dari:
 Atlas der geheleaarde, oleh
p.r.bos j.f. Nermeyer, j.b.
Woltergroningen, Jakarta,
1951.
 Atlas Dunia, 33 Propinsi di
Indonesia, Jakarta, Pustaka
Amani 2001
3. Untuk dapat mempraktekan
petunjuk ini sebaiknya dimiliki
Kompas/Pedoman Praktis dan
Mudah Menetukan Arah Kiblat
Karya Drs. M. Muslih Husein,
M.Ag.
2. Bekasi 294,1
3. Cibinong 294,3
4. Ciamis 294,1
5. Cianjur 294,2
6. Cirebon 294,1
7. Garut 294,2
8. Indramayu 294,8
9. Karawang 294,0
10. Kuningan 294,0
11. Majalengka 294,0
12. Purwakarta 294,1
13. Subang 294,0
14. Sukabumi 294,3
15. Sumedang 294,0
16. Tasikmalaya 294,2
17. Depok 294,2
18. Bogor 294,3
19. Cimahi 294,2
Ke UTARA
Ke TIMUR
BENANG KE ARAH KIBLAT
Ke BARAT
360
0
294,1
0
16
Contoh : HISAB ARAH KIBLAT JAKARTA PUSAT
Diketahui :
Lintang Ka’bah : 210
25’ Lintang Utara
Bujur Ka’bah : 390
50’ Bujur Timur
Lintang Jakarta Pusat : -060
10’ Lintang Selatan
Bujur Jakarta Pusat: 1060
49’ Bujur Timur
a. 900
–(-060
10’) = 960
10’
(adalah busur antara titikkutub Utara dengan lintang Jakarta Pusat)
b. 900
–(210
25’) = 680
35’
(adalah busur antara titik kutub Utara dengan lintang ka’bah)
c. 1060
49’-390
50’ = 660
59’
(adalah selisih bujur Ka’bah dengan Jakarta Pusat)
Rumus arah Kiblat:
Ctg B = ctg b. sin a _ cos a.ctg c
sin c
= ctg 680
35’ . sin 960
10’ _ cos 960
10’.ctg 660
59’=0,469 325 670
sin 660
59’
= 25,14187060
(diukur dari titik Barat ke titik Utara)
Azimuth Kiblat = 2700
+ 25,14187060
(diukur dari titik Utara, Timur, Selatan & Barat)
3. Teodholite
Teodholite merupakan perangkat ukur lapangan yang dapat digunakan untuk
mengukur arah kiblat secara akurat. Teodholite terdiri dari teleskop kecil,
mount alt-azimuth dan tripod. Sebelum mengukur arah kiblat yang pertama kali
harus diperoleh adalah arah utara-selatan sejati. Umumnya untuk menentukan
arah utara-selatan sejati dipergunakan data posisi matahari.
4. Aplikasi Mizwandroid-Pencari Arah Kiblat
Gunakan Play Store cari mizwandroid - Pencari Arah Kiblat (install) kemudian
akan muncul gambar ka’bah (cari dengan digeser) yang dilengkapi dengan data:
Bujur, Lintang, Kiblat, Az. Koreksi, UTC (Coordinated Universal Time),
Azimut/Altitut Matahari: …./…, Az / Alt Bulan: …/ …. Dsb. Data akan selalu
berubah sesuai dengan waktu berjalan. Perhatikan gambar berikut
17
5. Tongkat Istiwa yang berbentuk balok
Tongkat Istiwa yang berbentuk balok (masing-masing sudut 90 derajat) ketika
terkena sinar matahari aka ada bayangan. Alat-alat yang harus disiapkan:
Tongkat Istiwa balok, Hp android yang sudah ada aplikasi mizwandroid
(untuk Arah Kiblat), penggaris busur (penggaris yang menyatu dengan
busur), benang, spidol dan alat lainnya yang diperlukan.
Langkah langkah yang harus dilakukan:
a. Simpan tongkat istiwa di tempat yang rata sehingga mucul bayangan sejati
b. Bayangan sejati ditandai dan ditarik garis secukupnya
c. Buat/ Tarik garis sesuai kebutuhan dari posisi bayangan sejati
d. (ketika muncul bayangan tersebut) Catat dan tandai posisi matahari ( lihat
di azimuth matahari padsa android) miasal 289 derajat
18
bayangan
Arah kiblat
e. Letakan busur derajat sesuai dengan azimuth matahari
f. Tandai azimut kiblat di busur
g. Tarik garis dari azimut kiblat ke pusat busur. (itulah arah kiblat)
6. Mizwala Qibla Finder
Mizwala Qibla Finder (selanjutnya disebut MIZWALA) 17
merupakan
perangkat modifikasi dari tongkat Istiwa. Dengan menggunakan cakram yang
berputar (bidang dial putar) arah utara-selatan sejati dapat diperoleh dengan
mudah dengan bantuan data matahari dan bayangannya.
MIZWALA bekerja berdasarkan posisi bayangan gnomon (disebut
MIZWAH) di mana posisi MIZWAH selalu berbeda 180 derajat dengan posisi
matahari. Pergerakan posisi matahari setiap saat dapat diperoleh data
ephemerisnya. Untuk memperoleh ephemeris posisi matahari digunakan
program mizwah yang dijalankan pada progam Microsoft excel atau dengan
menggunakan aplikasi mizwanroid-play store
17
Mizwala ini hasil karya Hendro Setyanto, M.Si. yang pernah disampaikan pada Orientasi
Penentuan Arah Kiblat PD DMI Kab. Sumedang, tgl 18 September 2010
Matahari
19
Komponen MIZWALA
Gnomon
Bidang Dial Putar
Bidang Level
Kompas
.
Pengukuran Arah Kiblat
Untuk mengukur arah kiblat sebuah lokasi diperlukan perangkat
penunjang adalah:
- GPS untuk mengetahui Lintang dan Bujur. Sekira tidak ada data
Lintang – Bujur dapat diperoleh dari sumber yang berbeda.
- Waterpass untuk mengukur kedataran MIZWALA
- JAM Digital untuk mengetahui waktu pengukuran. Pastikan jam
sudah dikalibarsi dengan baik
Langkah berikutnya adalah memasang MIZWALA. Pastikan kedataran
MIZWALA dengan menggunakan waterpass dan pasang benang pada Gnomon.
Setelah MIZWALA terpasang dengan benar langkah yang dilakukan adalah sbb:
Letakkan benang di atas bayangan
Gnomon yang terlihat pada Bidang Dial
Putar.
CATAT waktunya, misal jam 09:20 WIB
20
Lihat Data MIZWAH pada jam
0:20WIB, yaitu 246 derajat 22 menit
Putar Bidang Dial sehingga skala 246
derajat 22menit berimpit dengan benang
penanda bayangan. INGAT, Posisi
benang tidak berubah mengikut
perubahan bayangan matahari
Pindahkan Benang pada skala 295
derajat 2 menit yang menunjukkan
ARAH KIBLAT yang dicari. TARIK
benang sesuai kebutuhan.
Langkah-langkah penggunaan MIZWALA dengan menggunakan
Mizwalandroid
a.Siapkan Mizwala Qibla Finder (MIZWALA) yang akan terkena sinar
matahari dengan posisi yang sudah benar (rata). Perhatikan water pas, bila
air tidak simetris, kaki mizwala diputar ke kiri atau ke kanan sehinga air
simetris.
b. Aktifkan Mizwalndroid sehingga muncul gambar ka’bah
c. Catat Azimut kiblat (dari data android) misal: 295.14
d. Pada saat muncul bayangan catat Azimut Matahari (Az) yang muncul di
android Misalnya 5,5 derajat
e. Hitung Azimut bayangan sejati, yaitu :
21
1) Jika sebelum Istiwa, Azimut bayangan sejati = Az Matahari + 180
derajat
2) Jika sesudah Istiwa, Azimut bayangan sejati = Az Matahari - 180 derajat
f. Bidang dial (bidang datar) diputar searah jarum jam sehingga azimut
bayangan sejati sampai pada posisi benang bayangan gnomon semula (ingat
posisi benang tidak boleh berubah)
g. Ketika azimut bayangan sejati sudah berhimpit dengan benang (pada azimut
bayangan semula), maka benang diputar (pindahkan dari posisi awal) ke
azimut kiblat (295 derajat). Itulah arah kiblat
h. Tandailah garis searah benang (dua titik dengan spidol untuk membuat garis
arah kiblat atau dengan dua paku / tongkat). Adapun untuk shaf : buatkan
garis tegak lurus (menyiku) dengan garis arah kiblat. Demikian juga untuk
membuat bangunan masjib, kuburan, dll.
7. Tata Cara Pangukuran Penyempurnaan Arah Kiblat Melalui Bayangan
Matahari
Para ahli hisab rukyat telah merumuskan cara termudah dalam
menyempurnakan arah kiblat di seluruh dunia hanya dengan mengikuti arah
bayangan pada saat matahari tepat berada di atas Makkah (Ka’bah). Menurut
mereka, Setiap tahun ada dua kesempatan matahari melintas tepat di arah Makkah,
pada tanggal 26-30 Mei sekitar pukul 16:18 WIB (09:18 UT/GMT) dan pada
tanggal 14-18 Juli sekitar pukul 16:27 WIB (09:27 UT/GMT). pada saat itulah
cara terbaik menyempurnakan arah qiblat dengan melihat bayangan benda tegak.
Rentang waktu plus minus 5 menit dari waktu tersebut masih cukup akurat untuk
penentuan arah Kiblat dengan kesalahan kurang dari 0,5 derajat.
Secara sederhana, Tongkat Istiwa dapat digunakan untuk menentukan arah
kiblat tanpa perhitungan, yaitu ketika matahari berada di atas Ka’bah pada tanggal
28 Mei jam 16.18 dan 16 Juli 16.27 setiap tahunnya.
22
Gambar 5. Posisi Matahari di atas mekkah pada tanggal 28 Mei (16:18) dan
16 Juli (16:27) merupakan kesempatan untuk menentukan arah kiblat pada
suatu tempat secara mudah dan tepat.
Untuk penyempurnaan penentuan arah kiblat dengan memanfaatkan
posisi matahari di atas ka’bah pada tanggal tersebut, Badan Hisab dan Rukyat
Daerah Jawa Barat pada tanggal 17 Mei 2006 menerbitkan “Langkah langkah
Pelaksanaan Penyempurnaan Arah Kiblat Melalui Bayangan Matahari” yang
diedarkan oleh Majlis Ulama Indonesia Propinsi Jawa Barat dengan Surat Edaran
Nomor: 555/SE/MUI-JB/IV/2010 tertanggal 5 April 5 April 2010 M/ 20 Rabiul
Akhir 1431 H.
Adapun Tata Cara Pengukuran Penyempurnaan Arah Kiblat Melalui
Bayangan Matahari dapat dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut:
1. Siapkan alat-alat peraga yang diperlukan
a. Jam (arloji);
b. Tongkat kayu/besi lurus;
c. bidang datar, missal triplek thick block;
d. Water pass;
e. Benang Kasur;
f. Permanent;
g. Lakban hitam;
h. Mistar penyiku (900
) dan
i. Cat Kayu dan Kuas.
2. Pilih satu tempat datar yang menurut perkiraan akan terkena sinar matahari
pada pukul 16:18 WIB pada tanggal dan bulan tersebut di atas;
3. Cocokkan jam (arloji) setepat mungkin dengan waktu GMT, misalnya dengan
waktu di TVRI atau RRI;
4. Tempatkan bidang datar di tempat yang telah dipilih, pergunakan water pass
untuk mengukur kerataan (ketinggian) semua sisi bidang datar tersebut, atau
23
yang paling mudah pergunakan lantai yang telah ditegel/keramik sebagai
bidang datarnya;
5. buatlah titik pusat sebagai sumbu dengan sepidol tepat di tengah-tengah
bidang datar tersebut, lalu dengan menggunakan sepidol dan benang kasur
buatlah lingkaran yang bersumbu pada titik pusat tadi dengan panjang jari-jari
secukupnya kira-kira tidak melewati tepi bidang datar tersebut;
6. tempatkan tongkat kayu/besi lurus tepat di atas titik pusat bidang datar
tersebut atau di atas lantai yang betul-betul telah diyakini kerataannya,
pergunakan mistar penyiku untuk mengukur tegak tidaknya (900
) tongkat tsb.
terhadap bidang datar/lantai;
7. Tunggu beberapa saat sampai jam menunjukkan tepat pukul 16:18 WIB ;
8. Tepat pada saat jam menunjukkan pukul 16:18 WIB tandai dengan spidol
permanent titik perpotongan antara bayangan tongkat kayu dengan garis
lingkaran tadi.
9. Tarik garis lurus dengan benang kasur dari titik perpotongan tadi melewati
titik pusat bidang datar/lantai dan memotong garis lingkaran pada arah
berlawanan dengan titik perpotongan pertama;
10.Lem kedua titik perpotongan tadi dengan lakban yang telah disediakan,
pergunakan cat kayu untuk menandai kedua titik tersebut agar tidak mudah
terhapus.
11.Garis antara kedua titik perpotongan itulah arah qiblat sejati (arah qiblat yang
sebenarnya di tempat tersebut), yang sangat akurat dibanding dengan
menggunakan peralatan lainnya.
Sebagai contoh koreksi Arah Kiblat, perhatikanlah gambar berikut ini
dan lakukan praktik dengan teliti!

More Related Content

What's hot

Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratArif Arif
 
Presentasi Fiqh 13 (Hudud)
Presentasi Fiqh 13 (Hudud)Presentasi Fiqh 13 (Hudud)
Presentasi Fiqh 13 (Hudud)Marhamah Saleh
 
menghindari perilaku tercela Akidah Akhlaq kelas Xi ips
menghindari perilaku tercela Akidah Akhlaq kelas Xi ipsmenghindari perilaku tercela Akidah Akhlaq kelas Xi ips
menghindari perilaku tercela Akidah Akhlaq kelas Xi ipsRista airen
 
Presentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agamaPresentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agamaMarhamah Saleh
 
Sistem pergaulan dalam islam
Sistem pergaulan dalam islamSistem pergaulan dalam islam
Sistem pergaulan dalam islamFenti 000
 
Presentasi Fiqh Siyasah 6
Presentasi Fiqh Siyasah 6Presentasi Fiqh Siyasah 6
Presentasi Fiqh Siyasah 6Marhamah Saleh
 
Ppt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosorPpt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosorlailatusimrany
 
Ppt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujudPpt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujudadifalsafi
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiFaatihah Abwabarrizqi
 
PPT Sholat sunnat muakad dan ghairu muakad
PPT Sholat sunnat muakad dan ghairu muakadPPT Sholat sunnat muakad dan ghairu muakad
PPT Sholat sunnat muakad dan ghairu muakadasni furoida
 
Nabi-Nabi Ulul Azmi
Nabi-Nabi Ulul AzmiNabi-Nabi Ulul Azmi
Nabi-Nabi Ulul AzmiFahmi Ali
 

What's hot (20)

Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
 
Ringkasan Kitab Mafahim HT
Ringkasan Kitab Mafahim HTRingkasan Kitab Mafahim HT
Ringkasan Kitab Mafahim HT
 
PPT Haji dan Umrah
PPT Haji dan UmrahPPT Haji dan Umrah
PPT Haji dan Umrah
 
Presentasi Fiqh 13 (Hudud)
Presentasi Fiqh 13 (Hudud)Presentasi Fiqh 13 (Hudud)
Presentasi Fiqh 13 (Hudud)
 
Khutbah,tabligh,dakwah.
Khutbah,tabligh,dakwah.Khutbah,tabligh,dakwah.
Khutbah,tabligh,dakwah.
 
menghindari perilaku tercela Akidah Akhlaq kelas Xi ips
menghindari perilaku tercela Akidah Akhlaq kelas Xi ipsmenghindari perilaku tercela Akidah Akhlaq kelas Xi ips
menghindari perilaku tercela Akidah Akhlaq kelas Xi ips
 
Presentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agamaPresentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agama
 
Sistem pergaulan dalam islam
Sistem pergaulan dalam islamSistem pergaulan dalam islam
Sistem pergaulan dalam islam
 
Presentasi Fiqh Siyasah 6
Presentasi Fiqh Siyasah 6Presentasi Fiqh Siyasah 6
Presentasi Fiqh Siyasah 6
 
Addharuroh yujalu
Addharuroh yujaluAddharuroh yujalu
Addharuroh yujalu
 
Fiqih - Haji
Fiqih - HajiFiqih - Haji
Fiqih - Haji
 
Aliran murjiah
Aliran murjiahAliran murjiah
Aliran murjiah
 
IJTIHAD
IJTIHADIJTIHAD
IJTIHAD
 
Ppt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosorPpt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosor
 
Ppt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujudPpt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujud
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
 
Ushul fiqh ppt
Ushul fiqh pptUshul fiqh ppt
Ushul fiqh ppt
 
PPT Sholat sunnat muakad dan ghairu muakad
PPT Sholat sunnat muakad dan ghairu muakadPPT Sholat sunnat muakad dan ghairu muakad
PPT Sholat sunnat muakad dan ghairu muakad
 
Nabi-Nabi Ulul Azmi
Nabi-Nabi Ulul AzmiNabi-Nabi Ulul Azmi
Nabi-Nabi Ulul Azmi
 
Tasyri' abad 2-4 H.
Tasyri' abad 2-4 H.Tasyri' abad 2-4 H.
Tasyri' abad 2-4 H.
 

Similar to ARAH KIBLAT

Sejarah, Organisasi & Fungsi Masjid 2023.pdf
Sejarah, Organisasi & Fungsi Masjid 2023.pdfSejarah, Organisasi & Fungsi Masjid 2023.pdf
Sejarah, Organisasi & Fungsi Masjid 2023.pdfMushoddik Indisav
 
Mayat Di Atas Kubah Masjid Nabawi
Mayat Di Atas Kubah Masjid NabawiMayat Di Atas Kubah Masjid Nabawi
Mayat Di Atas Kubah Masjid NabawiRamadhani Sardiman
 
Kegemilangan dinasti ayyubiyah
Kegemilangan dinasti ayyubiyahKegemilangan dinasti ayyubiyah
Kegemilangan dinasti ayyubiyahlulumustafiyah
 
Pmdi wahabiyah by adramina-4192
Pmdi wahabiyah by adramina-4192Pmdi wahabiyah by adramina-4192
Pmdi wahabiyah by adramina-4192Adramina92
 
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2ikbar ghifari
 
Dr. Hasani Ahmad Said, M.A. - Serambi Islami TVRI - Keutamaan Surah Yasin - S...
Dr. Hasani Ahmad Said, M.A. - Serambi Islami TVRI - Keutamaan Surah Yasin - S...Dr. Hasani Ahmad Said, M.A. - Serambi Islami TVRI - Keutamaan Surah Yasin - S...
Dr. Hasani Ahmad Said, M.A. - Serambi Islami TVRI - Keutamaan Surah Yasin - S...Hasaniahmadsaid
 
06 mengenal tempat ziarah-editted juni 2019
06 mengenal tempat ziarah-editted juni 201906 mengenal tempat ziarah-editted juni 2019
06 mengenal tempat ziarah-editted juni 2019Abdul Aziz Siswanto
 
Ijtihad ibnu qayiim
Ijtihad ibnu qayiimIjtihad ibnu qayiim
Ijtihad ibnu qayiimKhoirul Hadi
 
M1- Sejarah dan Pengenalan.pdf
M1- Sejarah dan Pengenalan.pdfM1- Sejarah dan Pengenalan.pdf
M1- Sejarah dan Pengenalan.pdfismail805157
 
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinahSejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinahmuhammadfaridfaizal
 
pengenalan tasawuf
pengenalan tasawufpengenalan tasawuf
pengenalan tasawufLela Warni
 
Sejarah perkembangan dakwah rasulullah saw
Sejarah perkembangan dakwah rasulullah sawSejarah perkembangan dakwah rasulullah saw
Sejarah perkembangan dakwah rasulullah sawGuntur_arifin
 
Pengajian islam zaman umawiyyah dan abbasiyyah
Pengajian islam zaman umawiyyah dan abbasiyyahPengajian islam zaman umawiyyah dan abbasiyyah
Pengajian islam zaman umawiyyah dan abbasiyyahmzaidin
 
Sirah nabawiyah mustafa as-sibaie
Sirah nabawiyah  mustafa as-sibaieSirah nabawiyah  mustafa as-sibaie
Sirah nabawiyah mustafa as-sibaieAlbert Coffee
 
[SKI] PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM
[SKI] PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM[SKI] PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM
[SKI] PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAMEM Nasrul
 
Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMuhsin Hariyanto
 

Similar to ARAH KIBLAT (20)

DOC-20221025-WA0016..pptx
DOC-20221025-WA0016..pptxDOC-20221025-WA0016..pptx
DOC-20221025-WA0016..pptx
 
Sejarah, Organisasi & Fungsi Masjid 2023.pdf
Sejarah, Organisasi & Fungsi Masjid 2023.pdfSejarah, Organisasi & Fungsi Masjid 2023.pdf
Sejarah, Organisasi & Fungsi Masjid 2023.pdf
 
Mayat Di Atas Kubah Masjid Nabawi
Mayat Di Atas Kubah Masjid NabawiMayat Di Atas Kubah Masjid Nabawi
Mayat Di Atas Kubah Masjid Nabawi
 
Fiqih 1
Fiqih 1Fiqih 1
Fiqih 1
 
Kegemilangan dinasti ayyubiyah
Kegemilangan dinasti ayyubiyahKegemilangan dinasti ayyubiyah
Kegemilangan dinasti ayyubiyah
 
Haji Gambar
Haji GambarHaji Gambar
Haji Gambar
 
Pmdi wahabiyah by adramina-4192
Pmdi wahabiyah by adramina-4192Pmdi wahabiyah by adramina-4192
Pmdi wahabiyah by adramina-4192
 
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
 
Dr. Hasani Ahmad Said, M.A. - Serambi Islami TVRI - Keutamaan Surah Yasin - S...
Dr. Hasani Ahmad Said, M.A. - Serambi Islami TVRI - Keutamaan Surah Yasin - S...Dr. Hasani Ahmad Said, M.A. - Serambi Islami TVRI - Keutamaan Surah Yasin - S...
Dr. Hasani Ahmad Said, M.A. - Serambi Islami TVRI - Keutamaan Surah Yasin - S...
 
Ziarah madinah
Ziarah madinahZiarah madinah
Ziarah madinah
 
06 mengenal tempat ziarah-editted juni 2019
06 mengenal tempat ziarah-editted juni 201906 mengenal tempat ziarah-editted juni 2019
06 mengenal tempat ziarah-editted juni 2019
 
Ijtihad ibnu qayiim
Ijtihad ibnu qayiimIjtihad ibnu qayiim
Ijtihad ibnu qayiim
 
M1- Sejarah dan Pengenalan.pdf
M1- Sejarah dan Pengenalan.pdfM1- Sejarah dan Pengenalan.pdf
M1- Sejarah dan Pengenalan.pdf
 
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinahSejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
 
pengenalan tasawuf
pengenalan tasawufpengenalan tasawuf
pengenalan tasawuf
 
Sejarah perkembangan dakwah rasulullah saw
Sejarah perkembangan dakwah rasulullah sawSejarah perkembangan dakwah rasulullah saw
Sejarah perkembangan dakwah rasulullah saw
 
Pengajian islam zaman umawiyyah dan abbasiyyah
Pengajian islam zaman umawiyyah dan abbasiyyahPengajian islam zaman umawiyyah dan abbasiyyah
Pengajian islam zaman umawiyyah dan abbasiyyah
 
Sirah nabawiyah mustafa as-sibaie
Sirah nabawiyah  mustafa as-sibaieSirah nabawiyah  mustafa as-sibaie
Sirah nabawiyah mustafa as-sibaie
 
[SKI] PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM
[SKI] PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM[SKI] PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM
[SKI] PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM
 
Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraq
 

More from paisjabar

Aplikasi Sistem Administrasi Guru Agama Islam
Aplikasi Sistem Administrasi Guru Agama IslamAplikasi Sistem Administrasi Guru Agama Islam
Aplikasi Sistem Administrasi Guru Agama Islampaisjabar
 
Pendidikan Agama Islam Dalam Regulasi - Jabar
Pendidikan Agama Islam Dalam Regulasi - JabarPendidikan Agama Islam Dalam Regulasi - Jabar
Pendidikan Agama Islam Dalam Regulasi - Jabarpaisjabar
 
Laporan Pembinaan Selasa 8 Maret 2022.pdf
Laporan Pembinaan Selasa 8 Maret 2022.pdfLaporan Pembinaan Selasa 8 Maret 2022.pdf
Laporan Pembinaan Selasa 8 Maret 2022.pdfpaisjabar
 
Rekap Data Kelulusan PPG 2021.pdf
Rekap Data Kelulusan PPG 2021.pdfRekap Data Kelulusan PPG 2021.pdf
Rekap Data Kelulusan PPG 2021.pdfpaisjabar
 
Rekap Data Peserta PPG PAI Batch 1 Tahun 2022.pdf
Rekap Data Peserta PPG PAI Batch 1 Tahun 2022.pdfRekap Data Peserta PPG PAI Batch 1 Tahun 2022.pdf
Rekap Data Peserta PPG PAI Batch 1 Tahun 2022.pdfpaisjabar
 
TPG PAI 2022.pdf
TPG PAI 2022.pdfTPG PAI 2022.pdf
TPG PAI 2022.pdfpaisjabar
 
Paparan-Update SIAGA dan LMS.pdf
Paparan-Update SIAGA dan LMS.pdfPaparan-Update SIAGA dan LMS.pdf
Paparan-Update SIAGA dan LMS.pdfpaisjabar
 
Laporan Direktur Pendidikan Agama Islam_Rakor PAI 2022 - OK.pptx
Laporan Direktur Pendidikan Agama Islam_Rakor PAI 2022 - OK.pptxLaporan Direktur Pendidikan Agama Islam_Rakor PAI 2022 - OK.pptx
Laporan Direktur Pendidikan Agama Islam_Rakor PAI 2022 - OK.pptxpaisjabar
 
Kebijakan Program Pendidikan Islam TA 2022_Dirjen Pendis Kemenag RI_rev (1).pptx
Kebijakan Program Pendidikan Islam TA 2022_Dirjen Pendis Kemenag RI_rev (1).pptxKebijakan Program Pendidikan Islam TA 2022_Dirjen Pendis Kemenag RI_rev (1).pptx
Kebijakan Program Pendidikan Islam TA 2022_Dirjen Pendis Kemenag RI_rev (1).pptxpaisjabar
 
Isu-Isu dan Program Strategis
Isu-Isu dan Program StrategisIsu-Isu dan Program Strategis
Isu-Isu dan Program Strategispaisjabar
 
Pengajuan ulang nrg
Pengajuan ulang nrgPengajuan ulang nrg
Pengajuan ulang nrgpaisjabar
 
2021 ppg dalam jabatan kemenag
2021 ppg dalam jabatan kemenag2021 ppg dalam jabatan kemenag
2021 ppg dalam jabatan kemenagpaisjabar
 
Manual EMIS Monitor PAI 2020-2021
Manual EMIS Monitor PAI 2020-2021Manual EMIS Monitor PAI 2020-2021
Manual EMIS Monitor PAI 2020-2021paisjabar
 
Rekapitulasi data guru dan pengawas pai
Rekapitulasi data guru dan pengawas paiRekapitulasi data guru dan pengawas pai
Rekapitulasi data guru dan pengawas paipaisjabar
 
Peranan gpai dalam perkembangan pemikiran
Peranan gpai dalam perkembangan pemikiranPeranan gpai dalam perkembangan pemikiran
Peranan gpai dalam perkembangan pemikiranpaisjabar
 
Presentasi dir januari 2016
Presentasi dir januari 2016Presentasi dir januari 2016
Presentasi dir januari 2016paisjabar
 
I mplementasi 3 nilai utama dan 5 bahan sekjen raker jabar revolusi mental oke
I mplementasi 3 nilai utama dan 5 bahan sekjen raker jabar revolusi mental  okeI mplementasi 3 nilai utama dan 5 bahan sekjen raker jabar revolusi mental  oke
I mplementasi 3 nilai utama dan 5 bahan sekjen raker jabar revolusi mental okepaisjabar
 
Kebijakan pendidikan keagamaan
Kebijakan pendidikan keagamaanKebijakan pendidikan keagamaan
Kebijakan pendidikan keagamaanpaisjabar
 

More from paisjabar (18)

Aplikasi Sistem Administrasi Guru Agama Islam
Aplikasi Sistem Administrasi Guru Agama IslamAplikasi Sistem Administrasi Guru Agama Islam
Aplikasi Sistem Administrasi Guru Agama Islam
 
Pendidikan Agama Islam Dalam Regulasi - Jabar
Pendidikan Agama Islam Dalam Regulasi - JabarPendidikan Agama Islam Dalam Regulasi - Jabar
Pendidikan Agama Islam Dalam Regulasi - Jabar
 
Laporan Pembinaan Selasa 8 Maret 2022.pdf
Laporan Pembinaan Selasa 8 Maret 2022.pdfLaporan Pembinaan Selasa 8 Maret 2022.pdf
Laporan Pembinaan Selasa 8 Maret 2022.pdf
 
Rekap Data Kelulusan PPG 2021.pdf
Rekap Data Kelulusan PPG 2021.pdfRekap Data Kelulusan PPG 2021.pdf
Rekap Data Kelulusan PPG 2021.pdf
 
Rekap Data Peserta PPG PAI Batch 1 Tahun 2022.pdf
Rekap Data Peserta PPG PAI Batch 1 Tahun 2022.pdfRekap Data Peserta PPG PAI Batch 1 Tahun 2022.pdf
Rekap Data Peserta PPG PAI Batch 1 Tahun 2022.pdf
 
TPG PAI 2022.pdf
TPG PAI 2022.pdfTPG PAI 2022.pdf
TPG PAI 2022.pdf
 
Paparan-Update SIAGA dan LMS.pdf
Paparan-Update SIAGA dan LMS.pdfPaparan-Update SIAGA dan LMS.pdf
Paparan-Update SIAGA dan LMS.pdf
 
Laporan Direktur Pendidikan Agama Islam_Rakor PAI 2022 - OK.pptx
Laporan Direktur Pendidikan Agama Islam_Rakor PAI 2022 - OK.pptxLaporan Direktur Pendidikan Agama Islam_Rakor PAI 2022 - OK.pptx
Laporan Direktur Pendidikan Agama Islam_Rakor PAI 2022 - OK.pptx
 
Kebijakan Program Pendidikan Islam TA 2022_Dirjen Pendis Kemenag RI_rev (1).pptx
Kebijakan Program Pendidikan Islam TA 2022_Dirjen Pendis Kemenag RI_rev (1).pptxKebijakan Program Pendidikan Islam TA 2022_Dirjen Pendis Kemenag RI_rev (1).pptx
Kebijakan Program Pendidikan Islam TA 2022_Dirjen Pendis Kemenag RI_rev (1).pptx
 
Isu-Isu dan Program Strategis
Isu-Isu dan Program StrategisIsu-Isu dan Program Strategis
Isu-Isu dan Program Strategis
 
Pengajuan ulang nrg
Pengajuan ulang nrgPengajuan ulang nrg
Pengajuan ulang nrg
 
2021 ppg dalam jabatan kemenag
2021 ppg dalam jabatan kemenag2021 ppg dalam jabatan kemenag
2021 ppg dalam jabatan kemenag
 
Manual EMIS Monitor PAI 2020-2021
Manual EMIS Monitor PAI 2020-2021Manual EMIS Monitor PAI 2020-2021
Manual EMIS Monitor PAI 2020-2021
 
Rekapitulasi data guru dan pengawas pai
Rekapitulasi data guru dan pengawas paiRekapitulasi data guru dan pengawas pai
Rekapitulasi data guru dan pengawas pai
 
Peranan gpai dalam perkembangan pemikiran
Peranan gpai dalam perkembangan pemikiranPeranan gpai dalam perkembangan pemikiran
Peranan gpai dalam perkembangan pemikiran
 
Presentasi dir januari 2016
Presentasi dir januari 2016Presentasi dir januari 2016
Presentasi dir januari 2016
 
I mplementasi 3 nilai utama dan 5 bahan sekjen raker jabar revolusi mental oke
I mplementasi 3 nilai utama dan 5 bahan sekjen raker jabar revolusi mental  okeI mplementasi 3 nilai utama dan 5 bahan sekjen raker jabar revolusi mental  oke
I mplementasi 3 nilai utama dan 5 bahan sekjen raker jabar revolusi mental oke
 
Kebijakan pendidikan keagamaan
Kebijakan pendidikan keagamaanKebijakan pendidikan keagamaan
Kebijakan pendidikan keagamaan
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 

ARAH KIBLAT

  • 1. 1 Dr. H. M. ATHOILLAH, M.Ag ______________CARA MUDAH Menentukan Arah Kiblat Matahari Arah Sinar Matahari (26-27 Mei)
  • 2. 2 CARA MUDAH MENENTUKAN ARAH KIBLAT A. Mukadimah Qiblah bentuk mashdar dari kata qabala yaqbulu yang artinya menghadap1 atau mengarah. Kata jihah dan syathrah semakna dengan qiblah yang artinya arah. Ka’bah adalah kiblat bagi umat Islam. Maka pada saat melakukan shalat mustaqbil al- qiblah maksudnya menghadap ka’bah yang merupakan salah satu syarat sah shalat2 . Apabila tidak menghadap ka’bah, maka shalatnya tidak sah. Sesungguhnya, tidak hanya shalat yang terkait dengan kiblat tetapi segala aktivitas amal shalih dianjurkan bahkan diwajibkan menghadap kiblat seperti berwudu, berdoa, membaca al-Qur’an, berdzikir (membaca tasbih, tahmid, tahlil, takbir), belajar, menghapal, posisi duduk dalam majlis ilmu, posisi kuburan untuk pemakaman, posisi bahu ketika thawaf (idhtija’) dan pelaksanaan wajib dan rukun haji lainnya. Dalam Hadis marfu’ dari Ibnu Abbas ra. dinyatakan َ‫خ‬َ‫ي‬َ‫ر‬َ‫ال‬َ‫ج‬َ‫ال‬َ‫س‬َ‫م‬َ‫اس‬ ‫ا‬َ‫ت‬َ‫ق‬َ‫ب‬َ‫ل‬َ‫ب‬َ‫ه‬َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ب‬َ‫ل‬َ‫ة‬ “sebaik-baiknya majlis (duduk/beribadah) adalah menghadap ke arah kiblat.” (HR. Thabari dalam Tahdzib al-Atsar 776). Al-Munawi menjelaskan, َ‫ي‬َ‫ش‬َ‫ير‬َ‫إ‬َ‫ل‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ن‬َ‫ك‬َ‫ل‬َ‫ح‬َ‫ر‬َ‫ك‬َ‫ة‬َ‫و‬َ‫س‬َ‫ك‬َ‫و‬َ‫ن‬َ‫م‬َ‫ن‬َ‫ال‬َ‫ع‬َ‫ب‬َ‫د‬َ‫ع‬َ‫ل‬َ‫ن‬ ‫ى‬َ‫ظ‬َ‫ام‬َ‫ال‬َ‫ع‬َ‫ب‬َ‫ود‬َ‫ي‬َ‫ة‬َ‫ب‬ ،َ‫ح‬َ‫س‬َ‫ب‬َ‫ن‬َ‫ي‬َ‫ت‬َ‫ه‬َ‫في‬ ،َ‫ي‬َ‫ق‬َ‫ظ‬َ‫ت‬َ‫ه‬ َ‫و‬َ‫م‬َ‫ن‬َ‫ام‬َ‫ه‬َ‫و‬ ،َ‫ق‬َ‫ع‬َ‫ود‬َ‫ه‬َ‫و‬َ‫ق‬َ‫ي‬َ‫ام‬َ‫ه‬َ‫و‬ ،َ‫ش‬َ‫ر‬َ‫ا‬َ‫ب‬َ‫ه‬َ‫و‬َ‫ط‬َ‫ع‬َ‫ام‬َ‫ه‬َ‫ت‬ ،َ‫ش‬َ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ح‬َ‫ال‬َ‫ت‬َ‫ه‬َ‫ب‬َ‫ذ‬َ‫ل‬َ‫ك‬َ‫ف‬ ،َ‫ي‬َ‫ت‬َ‫ح‬َ‫ر‬َ‫الق‬ ‫ى‬َ‫ب‬َ‫ل‬َ‫ة‬َ‫ف‬‫ي‬ َ‫م‬َ‫ج‬َ‫ل‬َ‫س‬َ‫ه‬َ‫و‬ ،َ‫ي‬َ‫س‬َ‫ت‬َ‫ش‬َ‫ع‬َ‫ر‬َ‫ه‬َ‫ي‬َ‫ئ‬َ‫ته‬َ‫ف‬ ،‫ا‬َ‫ل‬َ‫ي‬َ‫ع‬َ‫ب‬َ‫ث‬َ‫ف‬ ،َ‫ي‬َ‫س‬َ‫ن‬َ‫ال‬َ‫ح‬‫ا‬َ‫ف‬َ‫ظ‬َ‫ة‬َ‫ع‬َ‫ل‬َ‫اس‬ ‫ى‬َ‫ت‬َ‫ق‬َ‫ب‬َ‫ال‬َ‫ه‬ Hadis-hadis ini mengisyaratkan bahwa setiap gerakan maupun diamnya seorang hamba dalam beribadah, sesuai niatnya. Baik ketika sadar maupun ketika tidur, ketika duduk maupun ketika berdiri, ketika minum maupun makan. Dengan demikian, keadaannya menjadi bernilai. Maka dia serius memilih arah kiblat dalam majlisnya, dia tidak banyak bermain-main, sehingga dianjurkan untuk selalu menghadap kiblat. (Faidhul Qadir, 2/512) Umat Islam di Indonesia pada umumnya meyakini kiblat itu berada di sebelah barat sehingga identik dengan arah Barat tempat terbenamnya matahari. Akibatnya, bagi mereka shalat itu haruslah menghadap ke Barat di manapun mereka berada. 1 Ahmad Warson Munawir, Kamus al-Munawir Arab-Indonesia, hlm.1169). 2 Sayyid al-Bakri bin Sayid Muhammad Syatha al-Dimyathi, ‘Ianat al-Thalibin, hlm. 123-126. dan Wahbah al-Zuhaily, Al-Fiqh al-Islam wa Adillatuh, hlm. 757-764.
  • 3. 3 Memang hal di atas tidak menjadi “masalah” apabila wilayahnya masih berada di Indonesia. Namun, persoalannya sangat menarik jika mereka berada di luar wilayah Indonesia seperti yang dialami muslimin Suriname Amerika Latin yang berasal dari pulau Jawa. Mereka tetap menghadap ke barat ketika melaksanakan shalat, padahal semestinya harus menghadap ke timur3 . Perubahan arah kiblat sering menuai reaksi dari masyarakat umum, misalnya ketika KH. Ahamad Dahlan mempelopori perubahan kiblat di Yogyakarta timbullah reaksi keras menentangnya bahkan suraunya diratakan dengan tanah. Menurut perhitungan ilmu falak yang dikuasainya, arah kiblat yang benar di Yogyakarta adalah menghadap ke barat laut dan bukan ke Barat.4 Demikian juga, pada akhir tahun 2009 dan awal 2010, masyarakat kembali resah, karena berbagai surat kabar memberitahukan bahwa 80% masjid-masjid di Indonesia, kiblatnya salah. Keresahan ini dipicu oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli astronomi, bahwa masjid-masjid di Indonesia, kiblatnya tidak persis menghadap Ka’bah. Disadari ataupun tidak, ditemukan banyak masjid/mushalla yang belum sempurna dalam penentuan arah kiblatnya, karena arahnya hanya ditentukan secara perkiraan kasar, hanya mengikuti arah masjid lain yang telah ada lebih dulu atau sebab lainnya termasuk didalamnya ketika kita akan salat di rumah, di hotel atau tempat lainnya masih kesulitan dalam menentukan arah kiblat. Ka’bah adalah kiblat bagi umat Islam, menghadap kiblat dalam shalat atau dalam ibadah lainnya berarti menghadap ka’bah, yang menjadi persoalan 1. Apakah kewajiban ataupun anjuran menghadap Kiblat dalam shalat atau peribadatan lainnya itu menghadap bangunan Ka’bah (‘ain al-Ka’bah) atau cukup dengan menghadap ke arah Ka’bah (jihat al-Ka’bah)? 2. Bagaimana cara mudah untuk menentukan arah kiblat agar tepat menghadap Ka’bah? B. Gambaran Umum Ka’bah 1. Nama-nama Ka'bah dalam al-Qur'an Ka’bah disebut juga: al-Bait (Rumah) terdapat dalam QS. Alu Imran/3:96) ; Q.S. Alu Imran 97, al-Anfal 35, al-Hajj 26, serta Quraisy ayat 3; Baituliah (Rumah Allah). terdapat dalam Q.S. al-Baqarah/2:125; Q,s. Ibrahim 37 dan al-Hajj 26; AI-Bait al-'Atiq (Rumah Pusaka) terdapat dalam QS. al-Hajj/22:29), Ka’bah disebut al-Bat al-Haram (QS al-Maidah: 3 Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Islam Direktorat pembinaan Badan Peradilan Agama, Pedoman Arah Kiblat, hlm. 48 4 M Yusron Asrofie, Kyai haji Ahmad Dahlan : Pemikiran dan Kepemimpinannya, hlm. 54-59.
  • 4. 4 97) dan Ka’bah disebut juga kiblat (QS. Al-Baqarah,2/144). QS al-Baqarah: 144, Allah berfirman ۡ‫د‬َ‫ق‬ۡۡ‫ي‬ِ‫ف‬َۡ‫ك‬ِ‫ه‬‫ج‬َ‫و‬َۡ‫ب‬ُّ‫ل‬َ‫ق‬َ‫ت‬ۡ ٰ‫ى‬َ‫ر‬َ‫ن‬‫ٱ‬َۡ‫م‬َّ‫س‬‫ل‬ِۡ‫ء‬ٓ‫ا‬َۡۡ‫ر‬‫ط‬َ‫ش‬َۡ‫ك‬َ‫ه‬‫ج‬َ‫و‬ِّۡ‫ل‬َ‫و‬َ‫ف‬ۡۚ‫ا‬َ‫ه‬ٰ‫ى‬َ‫ض‬‫َر‬‫ت‬ۡٗ‫ة‬َ‫ل‬‫ب‬ِ‫ق‬َۡ‫ك‬َّ‫ن‬َ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫و‬ُ‫ن‬َ‫ل‬َ‫ف‬‫ٱ‬ِۡ‫د‬ِ‫ج‬‫س‬َ‫م‬‫ل‬ۡ‫ٱ‬ِۡۚ‫ام‬َ‫ر‬َ‫ح‬‫ل‬ۡ Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. ... (al-Baqarah/2: 144) 2. Bangunan Ka’bah Bangunan ka’bah berbentuk persegi empat dengan ukuran sebagai berikut: Tinggi Panjang dari Panjang dari Antara Antara Rukun Ka'bah arah arah Hijir Rukun Yamani dan Multazam Ismail Yamani dan Hajar Aswad Hijir Ismail 14 m 12,84 m 11,28 m 12,11 m 11,52 m Perhatikan gambar berikut ini: Termasuk ke dalam bangunan ka’bah adalah Hajar Aswad, multajam, Lingkaran perak, talang air, pintu ka’bah, atap ka’bah, tiga tiang utama di dalam ka’bah, Hijir Ismail, dinding Hijr Ismail dan Syadzarwan. Dengan rinci penjelasan sebagai berikut:
  • 5. 5 a. Hajar Aswad Hajar Aswad ialah batu yang tertanam di pojok Selatan Ka'bah pada ketinggian kurang lebih 1,10 m dari tanah, panjang 25 cm, dan lebarnya sekitar 17 cm. b. Lingkaran Perak Adalah Abdullah ibn Zubair yang pertama kali membuat sabuk lingkaran Hajar Aswad dengan perak. Kemudian diikuti oleh para penerus-penerusnya dengan cara memperbaruinya jika dipandang perlu. c. Multazam Multazam terletak antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah, jaraknya sekitar 2 m2 . Multazam ialah tempat dikabulkannya do'a, dan di situ disunnahkan untuk berdo'a sambil menempelkan pipi, dada, lengan dan kedua telapak tangan. d. Hijir Ismail Hijr Ismail yaitu bangunan terbuka yang membentuk setengah lingkaran. Oleh karenanya, tidak sah thawaf seseorang, kecuali di belakang keseluruhan Hijir. e. Talang Emas Terletak di bagian atas Ka'bah, tepat di atas Hijir Ismail. Talang air ini dibuat untuk maksud memperlancar peredaran air dari atap Ka'bah ketika proses pencucian maupun guna mengantisipasi genangan air akibat hujan. Talang ini dilapisi dengan emas sehingga sering disebut "Talang Emas". f. Syadzarwan. Syadzarwan ini berada dalam bagian bangunan yang berbentuk melengkung di bawah dinding Ka'bah sampai ke permukaan tanah Syadzarwan ini merupakan bagian dari Ka'bah juga, karena berada di atas pondasi Ibrahim AS. Tetapi kaum Quraisy kemudian menguranginya dari kelebaran pondasi dinding Ka'bah. g. Dinding Hijr Ismail Dinding hijir Ismail dan Syadarwan termasuk bagian dari bangunan ka’bah sehingga orang thawaf harus berada diluar bangunan tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam al-Mughni sbb. ‫البيت‬ ‫من‬ ‫ذلك‬ ‫أل‬ ‫يجز‬ ‫لم‬ ‫حائطها‬ ‫من‬ ‫مافضل‬ ‫وهو‬ ‫الكعبة‬ ‫وشاذروان‬ ‫الحجر‬ ‫جدار‬ ‫على‬ ‫ولوطاف‬ ‫فإذ‬‫ج‬ ‫(الغنى‬ ‫ذلك‬ ‫وراء‬ ‫من‬ ‫طاف‬ ‫م‬ ‫ص‬ ‫النبي‬ ‫وألن‬ ‫البيت‬ ‫بكل‬ ‫يطف‬ ‫فلم‬ ‫به‬ ‫يطف‬ ‫لم‬ ‫ا‬5‫ص‬231َ
  • 6. 6 Apabila seseorang tawap di atas dinding Hijr Ismail dan Syadzarwan yakni pagar kabah maka tidak boleh karena hal itu termasuk bagian kabah. Apabila ia tidak mengelilingi pagar tersebut berarti ia belum tawaf, karena Nabi saw. Tawap di belakang (di luar) pagar tersebut. (al-Mughni Juz 5 h231) h. Dalam Ka'bah Bangunan Ka'bah mempunyai tiga tiang utama penyangga atap yang terbuat dari kayu yang berdiameter 44 cm, dengan jarak antar tiang 2,35 m. Dari arah Iurus pintu masuk terdapat mihriib (tempat sholat), mungkin ia dibangun karena di situlah Nabi SAW. pernah melaksanakan sholat di dalam Ka'bah. ۡ i. Atap Ka'bah Pada mulanya Ka'bah tidak beratap. Atap dibuat saat kaum Quraisy merenovasinya. Dan saat ini ada dua atap, atap bagian atas dan bawah. Di permukaan atap atas itu juga terdapat pintu ukuran 1,27x1,04 m yang tutupnya terbuat dari besi baja. j. Pintu Ka'bah Ketika pertama kali dibangun kembali oleh Ibrahim AS, Ka'bah memiliki dua pintu yang menyentuh tanah (walaupun hanya sekedar lubang yang tidak ada tutupnya, sebagai tempat keluar masuk saja). Pintu Timur digunakan untuk masuk ke Ka'bah dan pintu Barat untuk jalan keluar. Lalu Raja As'ad Tubba' III, salah seorang raja dari Yaman membuatkan daun pintu yang dapat dibuka dan ditutup.
  • 7. 7 C. Dasar Hukum Menghadap Kiblat Dasar Hukum menghadap kiblat dalam al-Qur’an dan Hadits antara lain , al- Baqaroh:145, Q.S. al-Baqarah (2): 149-150, QS. Al-Baqarah, 2/144 ۡ‫د‬َ‫ق‬َۡۡ‫ك‬ِ‫ه‬‫ج‬َ‫ۡو‬َ‫ب‬ُّ‫ل‬َ‫ق‬َ‫ت‬ۡ ٰ‫ى‬َ‫ر‬َ‫ن‬ۡۡ‫ي‬ِ‫ف‬‫ٱ‬ِۡ‫ء‬ٓ‫ا‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ل‬َۡۡ‫ر‬‫ط‬َ‫ش‬َۡ‫ك‬َ‫ه‬‫ج‬َ‫و‬ِّۡ‫ل‬َ‫و‬َ‫ف‬ۡۚ‫ا‬َ‫ه‬ٰ‫ى‬َ‫ض‬‫َر‬‫ت‬ۡٗ‫ة‬َ‫ل‬‫ب‬ِ‫ق‬َۡ‫ك‬َّ‫ن‬َ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫و‬ُ‫ن‬َ‫ل‬َ‫ف‬‫ٱ‬ِۡ‫د‬ِ‫ج‬‫س‬َ‫م‬‫ل‬ۡ‫ٱ‬ِۡۚ‫ام‬َ‫ر‬َ‫ح‬‫ل‬ۡۡ‫ا‬َ‫م‬ُۡ‫ث‬‫ي‬َ‫ح‬َ‫و‬ ُۡ‫ه‬َ‫ر‬‫ط‬َ‫ش‬ۡ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ه‬‫ُو‬‫ج‬ُ‫و‬ْۡ‫وا‬ُّ‫ل‬َ‫و‬َ‫ف‬ۡ‫م‬ُ‫ت‬‫ن‬ُ‫ك‬ۡ‫ۥ‬ۡۡ َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬‫ٱ‬َۡ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬ْۡۡ‫وا‬ُ‫ت‬‫و‬ُ‫أ‬‫ٱ‬َۡ‫ب‬َٰ‫ت‬ِ‫ك‬‫ل‬ُۡۡ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫ۡأ‬ َ‫ون‬ُ‫م‬َ‫ل‬‫ع‬َ‫ي‬َ‫ل‬‫ٱ‬ُّۡ‫ق‬َ‫ح‬‫ل‬ۡۡ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ۡ‫م‬ِ‫ه‬ِّ‫ب‬َّ‫ر‬ۡ‫ن‬ِ‫م‬‫ٱ‬ُۡ َّ‫ّلل‬ۡۡ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬ٍۡ‫ل‬ِ‫ف‬ َٰ‫غ‬ِ‫ب‬ َۡ‫ون‬ُ‫ل‬َ‫م‬‫ع‬َ‫ي‬١٤٤ۡ Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (al-Baqarah:144) Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy (Tafsir al-Majid al-Nur hlm.12-13), setelah menafsirkan “kiblat” pada ayat 144 al-Qur’an surat al-Baqarah dengan “arah kiblat”. Umat Islam harus mengetahui posisi Bait al-haram dengan cara mempelajari ilmu Bumi dan ilmu Falak. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian hari semakin canggih di bidang ilmu Falak (astronomi) maka menetukan arah kiblat pada suatu tempat di bumi bukan merupakan sesuatu yang sulit dilakukan. Adapun Hadits-hadits Nabi SAW yang secara tegas memerintahkan menghadap kiblat dalam shalat adalah antara lain Hadits Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim ‫ل‬‫ب‬‫ق‬‫ت‬‫اس‬ ‫م‬‫ث‬ ‫ء‬‫و‬‫ض‬‫و‬‫ال‬ ‫غ‬‫ب‬‫س‬‫ا‬‫ف‬ ‫ة‬‫ل‬‫الص‬ ‫لى‬‫ا‬ ‫ت‬‫م‬‫ق‬ ‫ا‬‫ذ‬‫ا‬ .‫ص.م‬ ‫ى‬‫ب‬‫الن‬ ‫ال‬‫ق‬ ‫ال‬‫ق‬ ‫ر.ع‬ ‫ة‬‫ر‬‫ي‬‫ر‬‫ه‬ ‫ى‬‫ب‬‫ا‬ ‫ن‬‫ع‬ ) ‫مسلم‬‫و‬ ‫ى‬‫البخار‬ ‫(رواه‬‫ر‬ِّ‫ب‬‫ك‬‫و‬ ‫ة‬‫ل‬‫ب‬‫ق‬‫ال‬ “Dari Abu Hurairah r.a. Nabi SAW bersabda; bila hendak shalat maka sempurnakan wudlu, lalu menghadap ke kiblat kemudian takbir.” D. Pandangan Ulama tentang Menghadap (Bangunan atau Arah) Kiblat 1. Shalat bagi Orang yang Melihat Ka’bah Para ulama sepakat bahwa kewajiban menghadap Kiblat dalam shalat bagi orang yang melihat ka’bah adalah menghadap ke bangunan Ka’bah (‘ain al-
  • 8. 8 Ka’bah). Ia wajib menghadap bangunan Ka’bah dengan seyakin-yakinnya.5 Karenanya, orang yang shalat dan dia melihat Ka’bah, kemudian ia tidak menghadap ke bangunan Ka’bah, maka shalatnya tidak sah. Kesepakatan ulama di atas sesuai dengan hadits yang telah diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau mengerjakan shalat dengan menghadap Ka’bah, sementara orang-orang yang berada di sekitarnya menghadap Ka’bah dari berbagai arah.6 Nabi bersabda : َِّ‫ى‬‫ل‬‫ص‬‫أ‬ ‫ى‬‫ون‬‫م‬‫ت‬‫ي‬‫ا‬‫ر‬‫ا‬‫م‬‫ك‬ ‫وا‬‫ل‬‫ص‬ “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat”7 2. Shalat Orang yang tidak Melihat Ka’bah Para ulama berbeda pendapat tentang orang yang shalat namun tidak melihat Ka’bah. Apakah kewajiban menghadap Kiblat dalam shalat itu menghadap bangunan Ka’bah (‘ain al-Ka’bah) atau cukup dengan menghadap ke arah Ka’bah (jihat al- Ka’bah)? Para ulama ikhtilaf tentang hal tersebut, yakni Pertama Ulama Hanafiyah Mayoritas ulama madzhab Hanafi berpendapat bahwa yang wajib bagi orang yang salat namun tidak melihat ka’bah adalah menghadap arah Ka’bah (Jihat al- Ka’bah). Sedangkan sebagian ulama Hanafi lainnya berpendapat bahwa yang wajib adalah menghadap bangunan Ka’bah. (‘ain al- Ka’bah). Muhammad bin Abdullah al-Timirtasyi berpendapat bahwa bagi penduduk Mekkah, kiblatnya adalah bangunan Ka’bah (‘ain Ka’bah). Sedangkan bagi penduduk di luar Mekkah, kiblatnya adalah arah Ka’bah (jihat al-Ka’bah).8 Dengan kata lain, bagi penduduk Mekkah menghadap kiblatnya harus tepat kepada bangunan Ka’bah (‘ain Ka’bah) dan penduduk yang berada di luar Mekkah menghadap ke arah Ka’bah (jihat al-Ka’bah). 5 Wahbah al-Zuhaily, al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuh, hlm. 757 6 Imam Nawawi, al-Majmu’ juz 3, hlm. 193 7 Imam Bukhari, Shahih al-Bukhari, juz 1, hlm. 155. 8 Muhammad bin Abdullah al-Timirtasyi, Tanwir al-Abshar, Juz 1, hlm. 108-109
  • 9. 9 Kedua Ulama Malikiyah Mayoritas ulama madzhab Maliki berpendapat bahwa yang wajib bagi orang yang tidak melihat Ka’bah adalah menghadap ke arah Ka’bah (jihat al-Ka’bah). Sementara di antara mereka ada juga yang berpendapat menghadap bangunan Ka’bah (‘ain al-Ka’bah). Imam Ibnu Rusyd, salah seorah tokoh fiqhi madzhab Maliki, menyatakan bahwa apabila menghadap ke bangunan Ka’bah itu suatu kewajiban, tentu hal ini akan menyulitkan. Padahal Allah SWT telah berfirman: ۡ‫ي‬ِ‫ف‬ۡ‫م‬ُ‫ك‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬َۡ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ۡ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬‫ٱ‬ِۡ‫ِّين‬‫د‬‫ل‬ۡۡ ۚ‫ج‬َ‫ر‬َ‫ح‬ۡ‫ن‬ِ‫م‬ “… Dan Dia (Allah) sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu suatu kesempitan dalam agama ini …,” (Q.S. al-Hajj (22): 78). Ketiga Ulama Syafi’iyah Sebagaian ulama madzhab Syafi’i berpendapat yang wajib adalah menghadap ke bangunan Ka’bah (‘ain al-Ka’bah). Sedangkan sebagian yang lainnya berpendapat bahwa yang wajib adalah menghadap ke arah Ka’bah (Jihat al-Ka’bah). Imam al- Syirazi menyatakan jika sama sekali dia tidak memiliki petunjuk apapun, maka dilihat masalahnya. Jika dia termasuk orang yang mengetahui tanda-tanda atau petunjuk kiblat, maka meskipun dia tidak dapat melihat Ka’bah, dia tetap harus berijtihad untuk mengetahui kiblat. Karena dia memiliki cara untuk mengetahuinya melalui matahari, bulan, gunung dan angin. Firman Allah ۡۚ‫ت‬ َٰ‫م‬َٰ‫ل‬َ‫ع‬َ‫و‬ِۡۡ‫ب‬َ‫و‬‫ٱ‬ِۡ‫م‬‫ج‬َّ‫ن‬‫ل‬َۡۡ‫ون‬ُ‫د‬َ‫ت‬‫ه‬َ‫ي‬ۡ‫م‬ُ‫ه‬١٦ۡۡ “Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang- bintang itulah mereka petunjuk. (QS. al-Nahl (16): 16). Dengan berlandaskan ayat di atas, Dia berhak untuk berijtihad (dalam menentukan letak Ka’bah) seperti orang yang paham tentang fenomena alam. Dijelaskan pula: a. Dalam kitab al-Umm disebutkan ‘yang wajib dalam berkiblat adalah menghadap secara tepat ke bangunan Ka’bah (‘ain al-Ka’bah). Karena, orang yang diwajibkan untuk menghadap kiblat, ia wajib menghadap ke bangunan Ka’bah, seperti halnya orang Mekkah. Adapun argumentasi yang digunakan oleh kelompok ini berdasarkan hadits Ibn Abbas yaitu:
  • 10. 10 َ‫ة‬‫ل‬‫ب‬‫ق‬‫ال‬ ‫ه‬‫ذ‬‫ه‬ ‫ال‬‫ق‬‫و‬ ‫ا‬‫ه‬‫ي‬‫ل‬‫إ‬ ‫لى‬‫ص‬‫ف‬ ‫ج‬‫ر‬‫خ‬ ‫ة‬‫ب‬‫ع‬‫ك‬‫ال‬ ‫ل‬‫خ‬‫د‬ ‫ا‬‫ل‬ ‫م‬ ‫ص‬ ‫هللا‬ ‫ل‬‫و‬‫س‬‫ر‬ ‫ن‬‫أ‬)‫ومسلم‬ ‫ى‬‫البخار‬ ‫(رواه‬ “Sesungguhnya Rasulullah SAW setelah memasuki Ka’bah, beliau keluar lalu melakukan shalat dengan menghadapnya. Kemudian Beliau bersabda: “Inilah Kiblat”. (HR. al-Bukhari dan Muslim) b. Imam Muzani, murid Imam al-Syafi’i, mengatakan bahwa yang wajib adalah menghadap ke arah Ka’bah (jihat al-Ka’bah). Karena, seandainya yang wajib itu adalah menghadap bangunan Ka’bah secara fisik, maka shalat jama’ah yang shafnya memanjang adalah tidak sah, sebab di antara mereka terdapat orang yang menghadap ke arah di luar dari bangunan Ka’bah.9 Demikian pula menurut pendapat Syeikh Khatib al-Syarbini.10 Pendapat di atas berlandaskan sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra dari nabi SAW: ۡ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ب‬ِ‫ق‬ِۡ‫ب‬ِ‫ر‬ْ‫غ‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ۡا‬َ‫و‬ِۡ‫ق‬ِ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ۡا‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ۡ‫ا‬َ‫م‬ “Arah timur dan barat adalah Kiblat”. (HR. al-Tirmidzi dan termasuk Hadits Hasan Shahih). 11 c. Dari dua pendapat yang telah didukung dengan dalil masing-masing di atas, Imam Nawawi, salah satu mujtahid tarjih madzhab Syafi’i, menilai bahwa pendapat yang benar dalam madzhab Syafi’i adalah wajib menghadap ke bangunan Ka’bah (’ain al-Ka’bah). Penilaian Imam Nawawi tentang arah Kiblat tersebut sama halnya dengan pendapat Ibrahim al-Bajuri. Beliau menyatakan bahwa perkataan Ibn Qasim al-Ghazi “Menghadap kiblat”, maksudnya adalah menghadap kepada bangunan Ka’bah, bukan pada arah Ka’bah. Lebih jauh beliau menegaskan pendapat ini yang dipegang dalam madzhab Syafi’i dengan yakin melihat 9 Imam al-Syairazi, al-Muhazdzdab yang dikomentari oleh Imam Nawawi, Majmu’, juz 3 hlm. 198-199. 10 Khatib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifat Ma’ani Alfazh al-Minhaj, hlm. 202-203 dan Imam Ramli dalam Nihayat al-Muhtaj, hlm 424-425. 11 Al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi, (Abwab al-Shalat); Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Juz I, hlm. 323 (Kitab Iqamat al- Shalat), Imam Malik, Al-Muwaththa, juz I, hlm. 197 (Bab Ma ja’a fi al-Qiblat) lihat juga Nawawi, Majmu’, Juz 3 hlm. 203.
  • 11. 11 bangunan Ka’bah bagi yang dekat dengannya, dan dengan perkiraan (zhan) bagi yang jaraknya jauh dari Ka’bah.12 Keempat Ulama Hanabilah Ulama madzhab Hanbali berpendapat bahwa yang wajib adalah menghadap ke arah Ka’bah (‘jihat al-Ka’bah). Imam Ahmad bin Hanbal menjelaskan,”arah antara timur dan barat adalah kiblat”. Dengan demikian, jika melenceng sedikit dari arah Ka’bah tersebut, maka shalatnya tidak perlu diulang. Berdasarkan hadis Nabi SAW, “Arah timur dan barat adalah Kiblat”. (HR. al-Tirmidzi dan termasuk Hadits Hasan Shahih). Hadits di atas menunjukan bahwa semua arah antara timur dan barat adalah kiblat. Sebab, Seandainya kewajiban itu berupa menghadap ke bangunan Ka’bah (‘ain al-Ka’bah) secara tepat, tentu shalat jamaah dengan shaf yang panjang melewati garis yang lurus ke Ka’bah adalah tidak sah. Begitu pula dua orang yang berjauhan jaraknya, kemudian shalat dengan menghadap pada kiblat yang sama, maka shalatnya tidak sah, karena menghadap ke bangunan Ka’bah tidak dapat dilakukan oleh jama’ah pada shaf yang panjang melebihi batas lebar bangunan Ka’bah. Jika ada yang mengatakan bahwa jarak yang berjauhan dapat memperluas cakupan orang yang lurus dengannya, maka dapat dijawab bahwa cakupan bangunan Ka’bah menjadi luas apabila shafnya dalam posisi melengkung, sedangkan apabila shafnya lurus memanjang, maka cakupannya tidak menjadi luas. Dengan demkian, makna Syathr al- Bait adalah arah dan hadapan Ka’bah.13 Ali Mustafa Yaqub Menegaskan bahwa produk hukum (menghadap arah kiblat ini) adalah ijma. Kiblat bagi orang yang berada di sebelah utara Ka’bah, apabila ia tidak melihat bangun Ka’bah, adalah arah selatan mana saja. Kecuali apabila ia shalat di depan masjid Nabawi atau masjid-masjid yang pernah disinggahi Rasulullah SAW untuk shalat, maka ia wajib menghadap bangunan Ka’bah (‘ain al-Ka’bah). Sebagaimana orang yang berada di sebelah selatan Ka’bah, maka kiblatnya, adalah arah utara mana saja. Begitu pula bagi orang yang berada di sebelah barat Ka’bah, maka kiblatnya adalah arah timur, mana saja. Demikian pula bagi orang yang berada 12 Ibrahim al-Bajuri, Hasyiyah ‘ala Syarh al-“Alamah Ibn Qasim al-Ghazi, Juz 1, hlm.142 dan Abi Bakri Al-Dimyathi, ‘Ianah al-Thalibin), hlm. 123. 13 Ibn Qudamah, al-Mughni, juz 2, hlm. 1001-102.
  • 12. 12 di sebelah timur Ka’bah, maka kiblatnya adalah arah barat, mana saja. Kaum Muslimin Indonesia termasuk orang-orang yang berada di sebelah timur Ka’bah, maka kiblat mereka adalah arah barat, mana saja.14 E. Penetuan Arah Kiblat Pada Masa Rasulullah Bagi masyarakat Mekah pada zaman Nabi menghadap tepat ke arah Kiblat bukanlah sebuah masalah karena kabah sebagai bangunan yang dituju dapat dilihat dengan jelas keberadaannya. Sebagaimana disabdakan oleh Rosulullah setelah selesai mengerjakan sholat dua rakaat di depan ka’bah: ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ب‬ِ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ‫ه‬ “Inilah arah kiblat.” (HR. Bukhari no. 398 dan Muslim no. 1330) Akan tetapi bagi masyarakat Madinah yang berjarak lebih dari 330 KM, ainul kiblat bukan permasalahan yang mudah sehingga permasalahan Kiblat sedikit menimbulkan masalah. Hal ini dapat dilihat dari pertanyaan sahabat mengenai arah kiblat dan Nabi menjawabnya melalui salah satu hadistnya: ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ب‬ِ‫ق‬ ِ‫ب‬ِ‫ر‬ْ‫غ‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫ق‬ِ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َْ‫ْي‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ “Arah antara timur dan barat adalah qiblat.”15 Fakta menunjukkan, Nabi dalam membangun masjid Nabawi di Madinah mengarah ke arah Masjidil Haram dengan cukup baik untuk saat itu. Arah Kiblat masjid Nabawi yang hampir tepat tersebut menunjukkan usaha maksimal yang dilakukan Nabi untuk mengarah ke Masjidil Haram. Syeikh Khatib al-Syarbini, menjelaskan tidak boleh menentukan arah Ka’bah di mihrab Nabi SAW dan di masjid- masjid yang pernah digunakan shalat oleh Rasulullah. Hal ini disebabkan, Nabi Saw tidak pernah memutuskan sesuatu yang keliru.16 14 Ali Mustafa Yaqub, Kiblat; Antara bangunan dan Arah Ka’bah, hal 9 15 HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan hadits ini shohih. Dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholi dan Misykatul Mashobih bahwa hadits ini shohih 16 Khatib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifat Ma’ani Alfazh al-Minhaj, hlm. 202-203 dan Imam Ramli dalam Nihayat al-Muhtaj, hlm 424-425
  • 13. 13 F. Penghitungan Arah Kiblat Sebelum menghitung arah kiblat perlu dipahami beberapa pengertian dasar, diantaranya: 1. Skala sudut dinyatakan dalam Derajat dan Radian. Dalam pengukuran ilmu Falak, sudut dinyatakan dalam derajat 2. 1 derajat = 60 menit busur, 1 menit busur =60 detik busur 3. 1 Lingkaran = 360 derajat 4. Pengukuran posisi benda-benda langit diawali dari Utara (0)-Timur(90)- Selatan(180)-Barat(270) Dari definisi Arah Kiblat di atas dapat diturunkan persamaan matematis arah kiblat sebuah kota melalui penurunan persamaan segitiga bola. Untuk menghitung arah kiblat diperlukan informasi lintang - bujur kota Mekah dan kota lokasi. Dimana lintang-bujur Mekah adalah LU - Bujur Timur. Salah satu persamaan untuk menghisab arah kiblat adalah sbb: Dimana : Dengan memasukkan data lintang-bujur kota akan diperoleh arah Kiblat kota tersebut yang dihitung dari Utara ke Barat. G. Alat Penentu Arah Kiblat dan Cara Penggunaannya Kiblat (arah atau bangunan ka’bah) dapat diketahui dengan menggunkat alat atau pedoman penentuan arah kiblat. Alat-alat dimaksud antara lain: kompas, Pedoman Praktis dan Mudah Menentukan Arah Kiblat, teodholite, tongkat Istiwa, mizwala qibla finder “Langkah langkah Pelaksanaan Penyempurnaan Arah Kiblat Melalui Bayangan Matahari” 1. Kompas Kompas merupakan perangkat paling sederhana dan mudah untuk menentukan arah kiblat. Langkah yang dilakukan untuk menemukan arah Kiblat cukup
  • 14. 14 sederhana, cukup meletakkan kompas ditempat yang datar dan membaca skala yang terdapat pada kompas. Gambar 3. Contoh kompas yang beredar di masyarakat. Hati-hati dalam menggunakan kompas kiblat karena skala yang digunakan berbeda dengan skala lingkaran pada umumnya. 2. Kompas Arah Kiblat Muslih Husein Dalam Pedoman Praktis dan Mudah Menentukan Arah Kiblat karya Mushlih Husein disebutkan bahwa Langkah-Langkah Menentukan Arah Kiblat dengan menggunakan kompas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut a. Pastikan jarum KOMPAS dapat bergerak bebas dan jauhkan dari bahan-bahan yang mengandung unsur besi. b. Jarum KOMPAS yang berwarna merah menunjuk kearah UTARA dan yang putih ke SELATAN. c. Tarik benang dari pusat lingkaran di bawah kompas ke angka yang di kehendaki, sebagaimana yang terdapat dalam DAFTAR AZIMUTH KIBLAT KOTA-KOTA DI JAWA BARAT, itulah arah kiblat yang dicari. Azimuth adalah busur pada lingkaran horizon diukur mulai dari titik Utara ke arah Timur. Azimuth titik Timur adalah 900 , titik Selatan 1800 , titik Barat 2700 dan titik Utara 00 atau 3600 . Jika diketahui Azimuth Kiblat Kota Jakarta Pusat 294,10 , sama artinya dengan arah kiblat kota Jakarta Pusat 294,10 – 2700 = 24,10 diukur dari titik Barat ke Utara. d. Untuk pembuatan shaf-shaf digunakan penggaris siku, yang salah satu sisi sikunya sejajar dengan arah kiblat.
  • 15. 15 Contoh: Menentukan Arah kiblat kota JAKARTA PUSAT.  Lihat Azimuth Kiblat Kota Jakarta Pusat, dalam DAFTAR AZIMUTH KIBLAT tertulis 294,10 .  Setelah jarum kompas yang berwarna merah menunjuk kearah UTARA, tarik benang ke angka 294,10 .  Penentuan Arah Kiblat selesai, tandai menggunakan cat atau lakban. Selanjunya, untuk koreksi arah kiblat harus memperhatikan Azimut Kiblat dalam daftar berikut: DAFTAR AZIMUTH KIBLAT KOTA-KOTA DI JAWA BARAT NO Kota-kota Propinsi Jawa Barat Azimuth Kiblat0 Keterangan 1. Bandung 294,1 1. Letak Geografis KA’BAH : 210 25’ LU & 390 50’ BT. (Departemen Agama RI., Pedoman Penentuan Arah Kiblat, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1994/1995), hlm. 16. 2. Data Lintang dan Bujur dari Sabang sampai Merauke dari:  Atlas der geheleaarde, oleh p.r.bos j.f. Nermeyer, j.b. Woltergroningen, Jakarta, 1951.  Atlas Dunia, 33 Propinsi di Indonesia, Jakarta, Pustaka Amani 2001 3. Untuk dapat mempraktekan petunjuk ini sebaiknya dimiliki Kompas/Pedoman Praktis dan Mudah Menetukan Arah Kiblat Karya Drs. M. Muslih Husein, M.Ag. 2. Bekasi 294,1 3. Cibinong 294,3 4. Ciamis 294,1 5. Cianjur 294,2 6. Cirebon 294,1 7. Garut 294,2 8. Indramayu 294,8 9. Karawang 294,0 10. Kuningan 294,0 11. Majalengka 294,0 12. Purwakarta 294,1 13. Subang 294,0 14. Sukabumi 294,3 15. Sumedang 294,0 16. Tasikmalaya 294,2 17. Depok 294,2 18. Bogor 294,3 19. Cimahi 294,2 Ke UTARA Ke TIMUR BENANG KE ARAH KIBLAT Ke BARAT 360 0 294,1 0
  • 16. 16 Contoh : HISAB ARAH KIBLAT JAKARTA PUSAT Diketahui : Lintang Ka’bah : 210 25’ Lintang Utara Bujur Ka’bah : 390 50’ Bujur Timur Lintang Jakarta Pusat : -060 10’ Lintang Selatan Bujur Jakarta Pusat: 1060 49’ Bujur Timur a. 900 –(-060 10’) = 960 10’ (adalah busur antara titikkutub Utara dengan lintang Jakarta Pusat) b. 900 –(210 25’) = 680 35’ (adalah busur antara titik kutub Utara dengan lintang ka’bah) c. 1060 49’-390 50’ = 660 59’ (adalah selisih bujur Ka’bah dengan Jakarta Pusat) Rumus arah Kiblat: Ctg B = ctg b. sin a _ cos a.ctg c sin c = ctg 680 35’ . sin 960 10’ _ cos 960 10’.ctg 660 59’=0,469 325 670 sin 660 59’ = 25,14187060 (diukur dari titik Barat ke titik Utara) Azimuth Kiblat = 2700 + 25,14187060 (diukur dari titik Utara, Timur, Selatan & Barat) 3. Teodholite Teodholite merupakan perangkat ukur lapangan yang dapat digunakan untuk mengukur arah kiblat secara akurat. Teodholite terdiri dari teleskop kecil, mount alt-azimuth dan tripod. Sebelum mengukur arah kiblat yang pertama kali harus diperoleh adalah arah utara-selatan sejati. Umumnya untuk menentukan arah utara-selatan sejati dipergunakan data posisi matahari. 4. Aplikasi Mizwandroid-Pencari Arah Kiblat Gunakan Play Store cari mizwandroid - Pencari Arah Kiblat (install) kemudian akan muncul gambar ka’bah (cari dengan digeser) yang dilengkapi dengan data: Bujur, Lintang, Kiblat, Az. Koreksi, UTC (Coordinated Universal Time), Azimut/Altitut Matahari: …./…, Az / Alt Bulan: …/ …. Dsb. Data akan selalu berubah sesuai dengan waktu berjalan. Perhatikan gambar berikut
  • 17. 17 5. Tongkat Istiwa yang berbentuk balok Tongkat Istiwa yang berbentuk balok (masing-masing sudut 90 derajat) ketika terkena sinar matahari aka ada bayangan. Alat-alat yang harus disiapkan: Tongkat Istiwa balok, Hp android yang sudah ada aplikasi mizwandroid (untuk Arah Kiblat), penggaris busur (penggaris yang menyatu dengan busur), benang, spidol dan alat lainnya yang diperlukan. Langkah langkah yang harus dilakukan: a. Simpan tongkat istiwa di tempat yang rata sehingga mucul bayangan sejati b. Bayangan sejati ditandai dan ditarik garis secukupnya c. Buat/ Tarik garis sesuai kebutuhan dari posisi bayangan sejati d. (ketika muncul bayangan tersebut) Catat dan tandai posisi matahari ( lihat di azimuth matahari padsa android) miasal 289 derajat
  • 18. 18 bayangan Arah kiblat e. Letakan busur derajat sesuai dengan azimuth matahari f. Tandai azimut kiblat di busur g. Tarik garis dari azimut kiblat ke pusat busur. (itulah arah kiblat) 6. Mizwala Qibla Finder Mizwala Qibla Finder (selanjutnya disebut MIZWALA) 17 merupakan perangkat modifikasi dari tongkat Istiwa. Dengan menggunakan cakram yang berputar (bidang dial putar) arah utara-selatan sejati dapat diperoleh dengan mudah dengan bantuan data matahari dan bayangannya. MIZWALA bekerja berdasarkan posisi bayangan gnomon (disebut MIZWAH) di mana posisi MIZWAH selalu berbeda 180 derajat dengan posisi matahari. Pergerakan posisi matahari setiap saat dapat diperoleh data ephemerisnya. Untuk memperoleh ephemeris posisi matahari digunakan program mizwah yang dijalankan pada progam Microsoft excel atau dengan menggunakan aplikasi mizwanroid-play store 17 Mizwala ini hasil karya Hendro Setyanto, M.Si. yang pernah disampaikan pada Orientasi Penentuan Arah Kiblat PD DMI Kab. Sumedang, tgl 18 September 2010 Matahari
  • 19. 19 Komponen MIZWALA Gnomon Bidang Dial Putar Bidang Level Kompas . Pengukuran Arah Kiblat Untuk mengukur arah kiblat sebuah lokasi diperlukan perangkat penunjang adalah: - GPS untuk mengetahui Lintang dan Bujur. Sekira tidak ada data Lintang – Bujur dapat diperoleh dari sumber yang berbeda. - Waterpass untuk mengukur kedataran MIZWALA - JAM Digital untuk mengetahui waktu pengukuran. Pastikan jam sudah dikalibarsi dengan baik Langkah berikutnya adalah memasang MIZWALA. Pastikan kedataran MIZWALA dengan menggunakan waterpass dan pasang benang pada Gnomon. Setelah MIZWALA terpasang dengan benar langkah yang dilakukan adalah sbb: Letakkan benang di atas bayangan Gnomon yang terlihat pada Bidang Dial Putar. CATAT waktunya, misal jam 09:20 WIB
  • 20. 20 Lihat Data MIZWAH pada jam 0:20WIB, yaitu 246 derajat 22 menit Putar Bidang Dial sehingga skala 246 derajat 22menit berimpit dengan benang penanda bayangan. INGAT, Posisi benang tidak berubah mengikut perubahan bayangan matahari Pindahkan Benang pada skala 295 derajat 2 menit yang menunjukkan ARAH KIBLAT yang dicari. TARIK benang sesuai kebutuhan. Langkah-langkah penggunaan MIZWALA dengan menggunakan Mizwalandroid a.Siapkan Mizwala Qibla Finder (MIZWALA) yang akan terkena sinar matahari dengan posisi yang sudah benar (rata). Perhatikan water pas, bila air tidak simetris, kaki mizwala diputar ke kiri atau ke kanan sehinga air simetris. b. Aktifkan Mizwalndroid sehingga muncul gambar ka’bah c. Catat Azimut kiblat (dari data android) misal: 295.14 d. Pada saat muncul bayangan catat Azimut Matahari (Az) yang muncul di android Misalnya 5,5 derajat e. Hitung Azimut bayangan sejati, yaitu :
  • 21. 21 1) Jika sebelum Istiwa, Azimut bayangan sejati = Az Matahari + 180 derajat 2) Jika sesudah Istiwa, Azimut bayangan sejati = Az Matahari - 180 derajat f. Bidang dial (bidang datar) diputar searah jarum jam sehingga azimut bayangan sejati sampai pada posisi benang bayangan gnomon semula (ingat posisi benang tidak boleh berubah) g. Ketika azimut bayangan sejati sudah berhimpit dengan benang (pada azimut bayangan semula), maka benang diputar (pindahkan dari posisi awal) ke azimut kiblat (295 derajat). Itulah arah kiblat h. Tandailah garis searah benang (dua titik dengan spidol untuk membuat garis arah kiblat atau dengan dua paku / tongkat). Adapun untuk shaf : buatkan garis tegak lurus (menyiku) dengan garis arah kiblat. Demikian juga untuk membuat bangunan masjib, kuburan, dll. 7. Tata Cara Pangukuran Penyempurnaan Arah Kiblat Melalui Bayangan Matahari Para ahli hisab rukyat telah merumuskan cara termudah dalam menyempurnakan arah kiblat di seluruh dunia hanya dengan mengikuti arah bayangan pada saat matahari tepat berada di atas Makkah (Ka’bah). Menurut mereka, Setiap tahun ada dua kesempatan matahari melintas tepat di arah Makkah, pada tanggal 26-30 Mei sekitar pukul 16:18 WIB (09:18 UT/GMT) dan pada tanggal 14-18 Juli sekitar pukul 16:27 WIB (09:27 UT/GMT). pada saat itulah cara terbaik menyempurnakan arah qiblat dengan melihat bayangan benda tegak. Rentang waktu plus minus 5 menit dari waktu tersebut masih cukup akurat untuk penentuan arah Kiblat dengan kesalahan kurang dari 0,5 derajat. Secara sederhana, Tongkat Istiwa dapat digunakan untuk menentukan arah kiblat tanpa perhitungan, yaitu ketika matahari berada di atas Ka’bah pada tanggal 28 Mei jam 16.18 dan 16 Juli 16.27 setiap tahunnya.
  • 22. 22 Gambar 5. Posisi Matahari di atas mekkah pada tanggal 28 Mei (16:18) dan 16 Juli (16:27) merupakan kesempatan untuk menentukan arah kiblat pada suatu tempat secara mudah dan tepat. Untuk penyempurnaan penentuan arah kiblat dengan memanfaatkan posisi matahari di atas ka’bah pada tanggal tersebut, Badan Hisab dan Rukyat Daerah Jawa Barat pada tanggal 17 Mei 2006 menerbitkan “Langkah langkah Pelaksanaan Penyempurnaan Arah Kiblat Melalui Bayangan Matahari” yang diedarkan oleh Majlis Ulama Indonesia Propinsi Jawa Barat dengan Surat Edaran Nomor: 555/SE/MUI-JB/IV/2010 tertanggal 5 April 5 April 2010 M/ 20 Rabiul Akhir 1431 H. Adapun Tata Cara Pengukuran Penyempurnaan Arah Kiblat Melalui Bayangan Matahari dapat dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut: 1. Siapkan alat-alat peraga yang diperlukan a. Jam (arloji); b. Tongkat kayu/besi lurus; c. bidang datar, missal triplek thick block; d. Water pass; e. Benang Kasur; f. Permanent; g. Lakban hitam; h. Mistar penyiku (900 ) dan i. Cat Kayu dan Kuas. 2. Pilih satu tempat datar yang menurut perkiraan akan terkena sinar matahari pada pukul 16:18 WIB pada tanggal dan bulan tersebut di atas; 3. Cocokkan jam (arloji) setepat mungkin dengan waktu GMT, misalnya dengan waktu di TVRI atau RRI; 4. Tempatkan bidang datar di tempat yang telah dipilih, pergunakan water pass untuk mengukur kerataan (ketinggian) semua sisi bidang datar tersebut, atau
  • 23. 23 yang paling mudah pergunakan lantai yang telah ditegel/keramik sebagai bidang datarnya; 5. buatlah titik pusat sebagai sumbu dengan sepidol tepat di tengah-tengah bidang datar tersebut, lalu dengan menggunakan sepidol dan benang kasur buatlah lingkaran yang bersumbu pada titik pusat tadi dengan panjang jari-jari secukupnya kira-kira tidak melewati tepi bidang datar tersebut; 6. tempatkan tongkat kayu/besi lurus tepat di atas titik pusat bidang datar tersebut atau di atas lantai yang betul-betul telah diyakini kerataannya, pergunakan mistar penyiku untuk mengukur tegak tidaknya (900 ) tongkat tsb. terhadap bidang datar/lantai; 7. Tunggu beberapa saat sampai jam menunjukkan tepat pukul 16:18 WIB ; 8. Tepat pada saat jam menunjukkan pukul 16:18 WIB tandai dengan spidol permanent titik perpotongan antara bayangan tongkat kayu dengan garis lingkaran tadi. 9. Tarik garis lurus dengan benang kasur dari titik perpotongan tadi melewati titik pusat bidang datar/lantai dan memotong garis lingkaran pada arah berlawanan dengan titik perpotongan pertama; 10.Lem kedua titik perpotongan tadi dengan lakban yang telah disediakan, pergunakan cat kayu untuk menandai kedua titik tersebut agar tidak mudah terhapus. 11.Garis antara kedua titik perpotongan itulah arah qiblat sejati (arah qiblat yang sebenarnya di tempat tersebut), yang sangat akurat dibanding dengan menggunakan peralatan lainnya. Sebagai contoh koreksi Arah Kiblat, perhatikanlah gambar berikut ini dan lakukan praktik dengan teliti!