7. PRAWACANA
Sejarah masjid identik dengan sejarah
perkembangan dakwah Islamiyah. Ketika
dakwah Islamiyah berkembang, maka
bermunculanlah pendirian bangunan masjid.
Perkembangan dakwah Islamiyah di zaman
Rasulullah saw. dan para sahabatnya diawali
dari pendirian dan pemakmuran masjid.
Begitu pula perkembangan dakwah Islamiyah
di Indonesia tidak terlepas dari pendirian
bangunan masjid.
8. DAKWAH RASULULLAH SAW DI MADINAH
Dalam buku Sirah Nabawiyah (Al-Buthi, 2006:67)
diungkapkan, bahwa di Madinah Nabi saw.
membangun Model Masyarakat Baru yang
bersendikan tiga pilar utama, yaitu:
1. Pembangunan dan pembinaan masjid;
2. Ukhuwah atau persaudaraan sesama kaum
Muslimin;
3. Perjanjian antara kaum Muslimin dan orang-
orang di luar Islam.
9. MASJID YANG PERTAMA KALI DIBANGUN
DI MADINAH
Maka bangunan masjid pertama yang
didirikan Rasulullah saw. pada tahun 622 M
atau tahun pertama hijrah terdapat di
Madinah. Masjid itu dikenal dengan Masjid
Madinah atau Masjid Nabawi, masjid
utama ketiga setelah Masjidilharam di
Mekah dan Masjidilaqsha di Yerussalem
Palestina.
10. BENTUK AWAL MASJID NABAWI (622 M/1 H)
Setelah tanahnya rata, maka segeralah
dibangun masjid yang panjangnya seratus
hasta dengan lebar kurang lebih sama. Bahan
bangunannya menggunakan bahan batu bata.
Tiang dan atapnya terbuat dari batang dan
pelepah kurma. Adapun lantainya ditimbun
dengan kerikil dan pasir. Kiblat masjid pada
waktu itu menghadap ke Baitulmaqdis –
karena belum turun wahyu yang
memerintahkan untuk menghadap ke Ka’bah.
11. Dalam riwayat lain diungkapkan:
1. Luas bangunannya mencapai 70x60 hasta;
2. Dindingnya yang terbuat dari batu bata mencapai
ketinggian kira-kira 17 hasta;
3. Tiangnya terbuat dari pohon kurma;
4. Atapnya dari pelepahnya;
5. Terdiri dari tiga buah pintu, yakni (a) Pintu Rahmat (Bab
al-Rahmah), terletak di sebelah timur, pintu tempat Nabi
saw. masuk ke masjid dari tempat tinggalnya; (b) Pintu
Jibril (Bab Jibril), terlebih di sebelah barat, pintu sebagai
penghormatan bagi Jibril, disebut juga Bab al-Salaam
(Pintu Selamat); dan (c) Sebuah pintu yang menghadap ke
Baitulmaqdis ketika kiblat mengarah ke sana. Seiring
dengan pertukaran arah kiblat ke Ka’bah pada tahun 11 H,
pintu itu ditutup, dan letaknya di bagian selatan.
12. MASJID QUBA/QIBLATAIN
Dalam perjalanan hijrah dari Mekah ke
Madinah, Rasulullah saw. dan rombongan
singgah dulu di sebuah perkampungan yang
bernama Quba. Di Quba ini Rasulullah saw. dan
rombongan berupaya membangun masjid. Pada
ke-2 H, Masjid ini dikunjungi lagi oleh
Rasulullah, lalu datang wahyu untuk berpindah
arah kiblat; yang asalnya ke Baitulmaqdis
menjadi ke Baitulharam (Ka’bah). Berdasarkan
kejadian ini, lalu Masjid tersebut diberi nama
Masjid Qibalatain.
14. POLA SEJARAH PEMBANGUNAN MASJID
1. Pembangunan masjid dalam Islam sangat
erat kaitannya dengan perluasan dakwah
dan syi’ar Islam yang menyebar dan
mengakar di tengah-tengah masyarakat.
2. Selanjutnya pembangunan masjid
dilakukan oleh para jenderal atau
komandan perang di wilayah yang baru
direbut atau ditaklukkan, baik lewat
pertempuran maupun jalan damai.
15. POLA SEJARAH PEMBANGUNAN MASJID DI INDONESIA
1. Pembangunan masjid berpangkal dari kegiatan para saudagar yang
menjadi muballigh penyebar ajaran Islam di tengah-tengah
masyarakat.
2. Setelah banyak raja-raja di Nusantara yang memeluk Islam, maka
mereka mendirikan masjid karena dianggap sebagai kelengkapan
dari kerajaannya. Sehingga masjid di Indonesia banyak didirikan di
dekat keraton dan alun-alun. Karena sebelum masjid berdiri, keraton
dan alun-alun sudah ada terlebih dahulu.
3. Selanjutnya siapa saja yang memiliki niat dan kesanggupan dapat
membangun masjid. Sehingga di Indonesia banyak sekali bertebaran
bangunan masjid hingga ke pelosok-pelosok kampung. Menurut
catatan Dewan Masjid Indonesia (DMI), jumlah masjid di Indonesia
pada tahun 2010 lebih dari 800 ribu buah, belum lagi mushalla dan
langgar.
16. MASJID UTAMA DALAM SEJARAH ISLAM
MASJID
UTAMA
MASJIDIL HARAM
DI MEKAH
MASJIDIL AQSHO
DI YERUSSALEM
MASJID NABAWI
DI MADINAH
22. DKI JAKARTA
1. MASJID ISTIQLAL
2. MASJID AN-NAWIER, PEKOJAN
3. MASJID LAUTZE
4. MASJID KRAMAT LUAR BATANG
5. MASJID JAKARTA ISLAMIC CENTER,
KRAMAT TUNGGAK
23. BANTEN DAN JAWA BARAT
1. MASJID AGUNG BANTEN
2. MASJID MERAH, CIREBON
3. MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA,
CIREBON
4. MASJID PAMIJAHAN, TASIKMALAYA
5. MASJID SALMAN, ITB BANDUNG
24. JAWA TENGAH
1. MASJID AGUNG DEMAK, DEMAK
2. MASJID KADILANGU, DEMAK
3. MASJID SUNAN KUDUS, KUDUS
4. MASJID SUNAN MURIA, KUDUS
5. MASJID AL-WUSTHO MANGKUNEGARAN, SURAKARTA
6. MASJID DARUL MUTTAQIN, PURWOREJO
26. JAWA TIMUR
1. MASJID SUNAN BONANG, TUBAN
2. MASJID SUNAN GIRI, GRESIK
3. MASJID SUNAN AMPEL, SURABAYA
4. MASJID AL-AKBAR, SURABAYA
5. MASJID AGUNG SUMENEP, MADURA
27. BENTUK BANGUNAN MASJID
1. Berbentuk terbuka, yang merupakan bentuk awal, terdiri
dari suatu lapangan empat persegi panjang yang tertutup
hanya pada bagian mihrab dan sisinya, misalnya Masjid
Madinah dan Masjidilharam;
2. Bentuk beratap datar, yakni suatu bangunan inti dengan
lapangan terbuka dari sebuah bangunan tanpa dinding
dengan atap datar dan pada dua sisinya atau di tengah
dibuat kubah seperti Masjid Jami Isfahan yang dibangun
Bani Saljuk pada abad ke-11;
3. Bentuk beratap kubah, yaitu suatu bangunan yang pada
bagian ruangan shalat tertutup oleh sebagian kubah besar
atau beberapa kubah, seperti Masjid Thalkhatan Baba
dekat Mery di Asia tengah.
28. KOMPONEN-KOMPONEN POKOK MASJID
1. Kubah
Artinya, bagian yang menyelimuti sesuatu. Kubah ini
kemudian didefinisikan sebagai salah satu bagian konstruksi
bangunan masjid yang muncul kemudian, berbentuk bulat
atau setengah bulatan, dan berfungsi untuk menutup
bangunan dasar yang berbentuk bundar atau bersegi banyak.
Kubah berasal dari bangunan bizantium dan Persia.
29. 2. Menara
Penamaan Menara sepertinya ada pengaruh dari tradisi Majusi, karena
secara bahasa Menara berasal dari Minaarah, yang berarti tempat
perapian (rumah api). Jadi semerbaknya api ini dijadikan sarana
mengajak orang untuk melaksanakan ibadah menurut versi agama
mereka. Dalam Islam pun Menara awalnya sebagai tempat Muazin
menyerukan azan kepada masyarakat Muslim sekaligus mengajak
mereka untuk melaksanakan ibadah shalat di masjid. Pada
perkembangan berikutnya, Menara didefinisikan sebagai suatu
bangunan yang mendampingi bangunan suatu masjid.
30. 3. Mihrab
Pengertian awal Mihrab sebenarnya tidak mengandung unsur
keagamaan. Ia hanya suatu tempat atau ruangan takhta di
dalam Istana tempat diamnya Raja. Dalam agama Yahudi,
Mihrab itu bermakna Kanisah, yaitu tempat pemujaan atau
ibadah yang bersifat pribadi. Kemudian dalam perkembangan
berikutnya Mihrab diartikan suatu ruangan atau relung di
dalam masjid yang terletak di depan sekali, berfungsi sebagai
tempat imam dalam memimpin shalat berjamaah dan sebagai
petunjuk arah kiblat ke Masjidilharam di Mekah.
31. 4. Mimbar
Arti asal Mimbar adalah tempat berkhutbah, atau tempat duduk
yang agak ditinggikan dan diperuntukkan bagi Nabi Muhammad saw.
di Masjid Madinah jika Nabi saw. berkhutbah menghadap kaum
Muslimin yang duduk bersaf-saf. Kemudian atas usul salah seorang
sahabat Tamim ad-Dari, dibuatkan mimbar untuk Nabi saw. seperti
mimbar yang pernah dilihatnya di Damscus. Mimbar kemudian
berarti tempat khatib berkhutbah yang terbuat dari kayu dan pualam
serta ditempatkan di sisi kanan mihrab.
32. 5. Beduk
Beduk merupakan alat musik pukul khas tradisi Indonesia.
Awalnya digunakan sebagai alat musik dalam kegiatan
upacara adat dalam tradisi tertentu. Kemudian atas prakarsa
Wali Sanga, Sembilan Orang Wali terkenal penyebar agama
Islam di Pulau Jawa memanfaatkan beduk untuk kepentingan
ibadah. Beduk itu mereka tempatkan di sebelah masjid atau
surau dengan posisi digantung. Pemukulan beduk sebagai
tanda shalat diperkirakan sudah dilakukan sejak abad ke-17.
33. HIASAN MASJID
Hiasan ini termasuk aspek dekorasi yang sangat
bervariasi, berkembang sejalan dengan budaya
suatu masyarakat pada waktu dan tempat
tertentu. Dekorasi atau hiasan merupakan seni
yang terkait dengan zaman dan budaya suatu
masyarakat. Islam pun sangat menekankan seni
dan keindahan ini. Sehingga dalam sebuah
hadits dikatidakan, “Allah itu Indah dan
menyukai segala keindahan”.
34. HIASAN KALIGRAFI
Dalam rangka mengetengahkan keindahan makna dan isi ayat-ayat
suci Al-Qur’an, kaligrafi menjadi elemen penting dan menonjol
dalam menghias masjid dari dahulu hingga sekarang (Yulianto
Sumalyo, 2006:13).
Hiasan kaligrafi masjid terdapat di bagian dalam dan luar, dan yang
dominan pada kubah, menara, mihrab, mimbar, dinding, tiang,
pintu, jendela, lantai dan gapura yang amat beragam berupa seni
ukir.
35. KLASIFIKASI MASJID
1. Masjid Negara (Tipe A) berada di ibukota Negara;
2. Masjid Raya (Tipe B) berada di ibukota propinsi;
3. Masjid Agung (Tipe C) berada di ibukota kabupaten/kota;
4. Masjid Besar (Tipe D) berada di kecamatan;
5. Masjid Jami (Tipe E) berada di desa/kelurahan;
6. Masjid Kampung (Tipe F) di lingkungan RW/RT.
36. Sedangkan masjid-masjid yang berada di
kampus-kampus, perusahaan-perusahaan,
yayasan-yayasan dan lain-lain disebut Masjid
Sektor/Fungsional. Bahkan dewasa ini
berkembang juga masjid-masjid pariwisata,
baik karena tempatnya di lokasi pariwisata
seperti Masjid At-Ta’awun Puncak Bogor,
maupun dijadikan sebagai tujuan wisata
misalnya Masjid Kubah Emas di Depok Jawa
Barat.
37. Juga berdasarkan pendekatan kemakmuran
dikenal klasifikasi masjid paripurna, ideal, layak
dan sederhana. Klasifikasi ini berdasarkan target
minimal persyaratan dalam pengorganisasian
(idarah), pemakmuran (imarah) dan
pemeliharaan (ri’ayah).
Misalnya kriteria masjid paripurna adalah yang
memenuhi persyaratan, antara lain dalam
bidang pendidikan sudah ada Ma’had Ali atau
Perguruan Tinggi setingkat S1, kepengurusan
lengkap dan berjalan sesuai dengan tugas
masing-masing.
38. TUGAS
1. PESERTA YANG BERASAL DARI SATU KANMENAG KAB/KOTA
BERKUMPUL MENJADI SATU KELOMPOK. KALAU HANYA ADA SATU
ORANGPUN MENJADI SATU KELOMPOK.
2. MASING-MASING KELOMPOK MEMILIH SATU MASJID YANG BERADA
DI DAERAHNYA UNTUK DIJADKIKAN OBJEK KAJIAN.
3. MASING-MASING KELOMPOK MENULISKAN KAJIAN SEJARAH MASJID
TERSEBUT DARI MULAI:
• AWAL BERDIRINYA
• LOKASINYA
• TOKOHNYA
• KEUNIKAN BANGUNANNYA
• PENGURUSAN DAN PENGELOLAANNYA
• PENCITRAANNYA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
40. 1.Idaroh: pengelolaan organisasi dan
administrasi masjid
2.Imaroh: Pengelolaan kemakmuran
masjid
3.Ri’ayah: Pengelolaan pemeliharaan
bangunan fisik masjid
44. 1. Terbinanya kemampuan Pengurus DKM dalam
pengelolaan masjid secara profesional
2. Tersedianya dana dan sarana untuk kegiatan
pengelolaan masjid
3. Terciptanya jalinan komunikasi antara anggota jamaah
masjid dan lingkungan masyarakat
4. Terbinanya kemampuan ekonomi jamaah masjid dan
masyarakat sekitar
5. Terbinanya kemampuan pendidikan para jamaah dan
masyarakat sekitar dalam meningkatkan kualitas iman,
ilmu, amal, dan akhlak
6. Terbinanya peran serta jamaah/masyarakat dalam upaya
kesehatan dan pemeliharaan lingkungan masjid.
46. PEMBENTUKAN/PEMILIHAN PENGURUS DKM
Periodesari atau masa bakti kepengurusan
DKM untuk semua tingkatan dari mulai
Masjid Negara, Masjid Raya, Masjid Agung,
Masjid Besar, dan Masjid Jami, ditetapkan
selam lima (5) tahun.
Pengurus DKM yang habis masa baktinya
mempunyai kewajiban untuk mengadakan
rapat musyawarah pembentukan/pemilihan
pengurus DKM yang baru.
47. CARA PEMILIHAN DKM
1.Melalui Pemilihan Langsung
2.Melalui Pemberian Mandat Kepada
Tim Formatur yang terdiri dari para
Tokoh Fungsional/Jamaah Masjid
yang sesuai dengan status
keberadaan masjid bersangkutan.
48. STRUKTUR KEPENGURUSAN DKM
KETUA :
WAKIL KETUA :
SEKRETARIS :
WAKIL SEKRETARIS :
BENDAHARA :
WAKIL BENDAHARA :
SEKSI-SKESI
1. PERIBADATAN :
2. PENDIDIKAN & DAKWAH :
3. PEMBERDAYAAN EKONOMI JAMAAH :
4. KESEHARAN DAN LINGKUNGAN MASJID :
5. PENGEMBANGAN POTENSI MUSLIMAH :
6. PEMUDA DAN REMAJA MASJID :
7. PENERANGAN DAN PERPUSTAKAAN MASJID :
8. SOSIAL DAN DANA USAHA :
9. PEMELIHARAAN DAN PERLENGKAPAN MASJID :
49. TUGAS
1.PESERTA DIBAGI MENJADI 3 KELOMPOK
2.SETIAP KELOMPOK MENGADAKAN
MUSYAWARAH
PEMBENTUKAN/PEMILIHAN PENGURUS
DKM…… YANG BARU
3.KEPENGURUSAN YANG BARU MENYUSUN
PROGRAM KERJA YANG AKAN
DILAKSANAKAN
50. FUNGSI MASJID DALAM MASYARAKAT ISLAM
Masjid memiliki fungsi strategis dalam
masyarakat Islam. Selain sebagai tempat
ibadah, masjid juga berfungsi sebagai
media pembinaan umat. Di masjid biasa
dilaksanakan shalat berjamaah, juga bisa
dilaksanakan kegiatan-kegiatan sosial
keagamaan guna mengembangkan
masyarakat Islam
52. FUNGSI MASJID PADA ZAMAN RASULULLAH SAW
1.Tempat untuk melakukan ibadah mahdoh
2.Tempat untuk melakukan kegiatan pendidikan
3.Tempat berkonsultasi dan bermusyawarah umat
4.Tempat melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan
5.Tempat pelayanan pengobatan yang terlukan
dalam peperangan
6.Tempat penyelesaian perdamaian/rekonsiliasi
7.Tempat penerimaan tamu
8.Tempat penerimaan musafir yang dalam perjalanan
jauh
9.Tempat mengatur strategi kepentingan umat
10.Tempat dialog kehidupan untuk kepentingan umat.
53. MENGAPA FUNGSI MASJID DEMIKIAN SENTRAL?
Menurut Quraish Shihab (2007):
Keadaan masyarakat yang masih sangat berpegang teguh
kepada nilai, norma, dan jiwa agama.
Kemampuan Pembina-pembina masjid menghubungkan
kondisi sosial dan kebutuhan masyarakat dengan uraian dan
kegiatan masjid.
Manifestasi pemerintahan terlaksana di dalam masjid,
baik pada pribadi-pribadi pemimpin pemerintahan yang
menjadi imam/khatib maupun di dalam ruangan-ruangan
masjid yang dijadikan tempat-tempat kegiatan
pemerintahan dan syura (musyawarah).
54. URGENSI MASJID DALAM MASYARAKAT ISLAM
1.Sebagai asas utama dan terpenting bagi
pembentukan masyarakat Islam;
2.Sebagai media tersebarnya ikatan
ukhuwwah (persaudaraan) dan
mahabbah (kecintaan) sesama kaum
Muslimin; dan
3.Sebagai wahana tersebarnya semangat
persamaan dan keadilan sesama kaum
Muslimin dalam segala aspek kehidupan.
55. FUNGSI MASJID
(HASIL MUKTAMAR IV DMI 1999)
MASJID
SEBAGAI
PUSAT
IBADAH
MASJID SEBAGAI
PUSAT
PENGEMBANGAN/
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
MASJID
SEBAGAI
PEMBINAAN
PERSATUAN
UMAT
56. MASJID SEBAGAI PUSAT IBADAH
Adab-adab (tatakrama) beribadah di masjid supaya
tertib dan khidmat:
1. Bagi setiap jamaah yang akan masuk ke masjid hendaklah
mendahulukan kaki kanan dan keluar dengan kaki kiri, diawali dengan
niat ikhlas beribadah karena Allah;
2. Berdo’a pada saat masuk masjid;
3. Berdo’a pada saat keluar masjid;
4. Menutup aurat;
5. Tidak berbicara keras dan bersenda gurau;
6. Disunatkan untuk membawa harum-haruman;
7. Menjaga kebersihan masjid;
8. Melepas alas kaki;
9. Berpakaian yang rapi dan sopan;
10.Menjaga ketenangan di dalam masjid, tertib masuk dan tertib keluar
masjid;
57. 11. Tertib beribadah di dalam masjid;
12. Tertib melaksanakan shalat berjamaah/shalat
sunat;
13. Sebelum shalat jum’at diawali mandi sunat jum’at,
pakaian bersih yang terbaik, dan datang di masjid
sebelum khatib naik mimbar;
14. Sebelum pelaksanaan shalat jum’at dilakukan,
pengurus masjid (DKM) mengumumkan tentang:
- Imam/Khatib
- Topik khutbah
- Laporang singkat keuangan/kemajuan masjid;
- Mengajak berdo’a bagi jamaah yang terkena musibah
15. Tidak berjualan langsung di dalam masjid
(tempat shalat)
58. MASJID SEBAGAI PUSAT PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
BIDANG
PENDIDIKAN
BIDANG
PEREKONOMIAN
BIDANG
KESEHATAN
BIDANG
SENI DAN BUDAYA
59. MASJID SEBAGAI PEMBINAAN PERSATUAN UMAT
UKHUWAH
UBUDIYAH
UKHUWAH
INSANIYAH
UKHUWAH
WATHANIYAH
UKHUWAH
ISLAMIYAH
61. JAMINAN ALLAH SWT BAGI YANG MEMAKMURKAN MASJID
Artinya:
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid
Allah ialah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan Hari Kemudian, serta tetap
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
tidak takut (kepada siapapun) selain kepada
Allah, maka merekalah orang-orang yang
diharapkan termasuk golongan orang-orang
yang mendapat petunjuk”
(QS. At-Taubah [9]:18).
62. TUGAS
Ada tiga fungsi masjid yang perlu
dioptimalkan, yaitu masjid sebagai pusat
ibadah, pengembangan masyarakat di bidang
pendidikan, perekonomian, kesehatan serta
seni dan bidaya, dan pemersatu umat. Coba
diskusikan, sejauh mana implementasi dari
ketiga fungsi tersebut yang dilakukan oleh
masjid-masjid yang ada di sekitar kita!