1. Mayat Di Atas Kubah Masjid Nabawi
Qubbatul Khadhra’ (kubah hijau) yang terlihat megah di Masjid Nabawi berfungsi menaungi kuburan jasad
Rasul SAW yang mulia didampingi kedua sahabatnya sekaligus mertuanya yaitu Abu Bakar Siddiq ra, dan Umar
bin Khattab ra. Tempat tersebut dahulunya adalah rumah baginda Rasul SAW karena setiap Rasul yang diutus
oleh Allah SWT dikuburkan dimana dia wafat. Sebagaimana sabda Nabi SAW : “Tidak dicabut nyawa seorang
Nabi pun melainkan dikebumikan dimana dia wafat.” (HR. Ibnu Majah)
Sejarah bercerita, ketika Nabi sampai di Madinah, pertama sekali dikerjakan Nabi SAW adalah membangun
Masjid Nabawi dengan membeli tanah seharga 10 dinar kepunyaan dua orang anak yatim Sahl dan Suhail
berukuran 3 x 30 m.
Bangunan yang sederhana itu hanya berdindingkan tanah yang dikeringkan, bertiangkan pohon kurma dan
beratapkan pelepah kurma. Sebelah timur bangunan Masjid Nabawi dibangun rumah Nabi SAW, dan sebelah
barat dibangun ruangan untuk orang-orang miskin dari kaum Muhajirin yang pada akhirnya tempat itu dikenal
dengan tempat ahli Suffah (karena mereka tidur berbantalkan pelana kuda).
Baru pada tahun ke-7 H, Nabi mengadakan perluasan Masjid Nabawi ke arah timur, barat, dan utara sehingga
berbentuk bujursangkar 45 x 45 m dengan luas mencapai 2.025 m2 dan program jangka panjang untuk
memperluas Masjid Nabawi seperti yang kita lihat sekarang ini diisyaratkan oleh Nabi SAW dengan sabdanya
menjelang wafat : “Selayaknya kita memperluas masjid ini.”
Hingga pada tahun ke-17 H, Amirul Mukminin Umar bin Khattab khalifah kedua, memperluas ke arah selatan
dan barat masing-masing 5 m dan ke utara 15 m, dan dilanjutkan oleh Usman bin Affan khalifah ketiga
memperluas ke arah selatan, utara dan barat masing-masing 5 m pada tahun ke-29 H.
Akhirnya pada masa Khalifah Bani Umayyah Al-Walid bin Abdul Malik pada tahun 88 H, memperluas ke semua
sisi Masjid Nabawi termasuk ke arah timur (rumah Nabi) dan kamar-kamar istri Nabi (hujurat) sehingga makam
Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Siddiq, dan Umar bin Khattab termasuk bagian dari masjid dan berada di
dalam masjid yang sebelumnya terpisah dari masjid.
Inilah yang menjadi pembahasan para ulama dan fukaha di dalam Fikih Islam, yaitu mendirikan bagunan
seperti rumah kubah, madrasah, dan masjid di atas kuburan. Karena Nabi SAW bersabda : “Allah mengutuk
umat Yahudi dan Nasrani yang membuat kuburan para nabi mereka menjadi masjid-masjid (tempat
peribadatan).” (HR. Bukhari Muslim)
Hadist di atas dipahami oleh sebagian ulama terutama di kalangan pengikut Syekh Muhammad bin Abdul
Wahab (tahun 1115 H/1703 M di Masjid Saudi Arabia, dan aliran ini disebut oleh para rivalnya sebagai aliran
Wahabiyah, dan di Indonesia dengan aliran Salafi). Secara umum, tidak boleh melakukan kegiatan ibadah di
atas kuburan, berdoa menghadap kuburan, dan membangun kubah di atas kuburan.
Terakhir ada seorang manusia yang memanjat kubah hijau Masjid Nabawi untuk dihancurkan, lalu disambar
petir secara tiba-tiba dan mati. Mayatnya melekat pada kubah hijau tersebut dan tidak dapat diturunkan
sampai sekarang. Syekh Zubaidy, ahli sejarah Madinah menceritakan ada seorang sholeh di kota Madinah
bermimpi, dan terdengar suara yang mengatakan “Tidak ada satu orang pun yang dapat menurunkan mayat
tersebut, agar orang yang belakangan hari dapat mengambil, i’tibar.”
2. Hingga sekarang mayat tersebut masih ada dan dapat disaksikan langsung dengan mata kepala. Pelajaran yang
dapat diambil dari kisah ini, terlepas dari kebenarannya, bahwa kembali kepada Tauhid yang murni seperti
zaman Rasul SAW adalah tujuan dari dakwah Islam dan misi para Rasul dan umat Islam mesti menerimanya,
jika tidak ingin menjadi orang musyrik. Akan tetapi pemeliharaan nilai sejarah dan para pelaku sejarah juga
penting, karena Allah berfirman : “Sungguh di dalam sejarah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
berakal.” (Q.S. Yusuf : 111)
Akhirnya jika pelaku sejarah tidak boleh dikenang, tidak dimuliakan, tidak dihormati, kuburannya diratakan,
bagaimana kita mengambil pelajaran dari sejarah tersebut? Adapun maksud Nabi SAW, Allah mengutuk
Yahudi dan Nasrani menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah adalah menyembah kuburan. Semoga kita
dapat pelajaran.