SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
1
PENGAJIAN MALAM SELASA
MAJELIS TABLIGH MUHAMMADIYAH
DI AULA MADRASAH MU’ALLIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Mengenal Shalat Sunnah Isyrâq1
Dalam sebuah kesempatan, Alhamdulillah saya bisa berdiskusi
dengan beberapa ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah, yang tujuannya
hanya sekadar untuk memahami materi fiqih ibadah tentang shalat
isyrâq/syurûq.
Di antara mereka ada yang menjelaskan bahwa kata isyrâq/syurûq,
berasal dari kata syarq yang maknanya: “timur, terbit, atau menerangi”.
Sedangkan istilah “shalat Isyrâq” atau shalat Syurûq sering disebut-sebut oleh
para ulama di kalangan pengikut Imam asy-Syafi’i (Madzhab Syafi’iyyah),
sebagaimana tertulis dalam kitab-kitab mereka, terutama dalam kaitan
pembahasan shalat Dhuha.2
Saya pernah membaca bahwa Syaikh Muhammad Shalih al-
Munajjid, misalnya, menjelaskan bahwa Shalat Isyrâq adalah shalat dua
rakaat setelah matahari terbit dan meninggi, bagi yang Shalat Fajar (Shubuh)
secara berjamaah di masjid, kemudian duduk di tempat shalatnya untuk
berdzikir kepada Allah hingga shalat dua rakaat.3
Menurut Syaikh al-Utsaimin, Shalat Sunnah Isyrâq adalah shalat
sunnah Dhuha, akan tetapi jika ditunaikan segera sejak matahari terbit dan
meninggi seukuran tombak, maka dia disebut Shalat Isyrâq, jika dilakukan
pada akhir waktu atau di pertengahan waktu, maka dia dinamakan Shalat
Dhuha. Akan tetapi secara keseluruhan dia adalah Shalat Dhuha. Karena
para ulama berkata bahwa waktu shalat Dhuha adalah sejak meningginya
matahari seukuran tombak hingga sebelum matahari tergelincir.4
1
Dikutip dan diselaraskan dari beberapa sumber untuk kepentingan
Pengajian Malam Selasa, yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus, di Aula Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah
Yogyakarta, pada hari Senin, 11 Mei 2015.
2
Ditulis berdasarkan bincang-bincang informal dengan para ulama Majelis
Tarjih Muhammadiyah, sewaktu penulis masih bergabung (aktif) di Pimpinan Pusat
Muhammadiyah Majelis Tarjih pada periode kepemimpinan 5 tahun yang lalu,
sebagai anggota.
3
Lihat: Asy-Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid, Fatawâ al-Islâm Suâl wa
Jawâb, Juz I, hal. 2417.
4
Lihat: Muhammad bin Shalih bin Muhammad al-‘Utsaimin, Majmû’
Fatâwa wa Rasâil Ibni ‘Utsaimin, Juz XII, hal. 81.
2
Dikisahkan dari Abdullah bin al-Harits bin Naufal, “bahwa pada
suatu saat (‘Abdullah) ibnu ‘Abbas (saudara sepupu Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi
wa Sallam) tidak melaksanakan shalat Dhuha. Dia bercerita, lalu aku membawanya
menemui Ummu Hani’ binti Abi Thalib, dan kukatakan, “Beritahukan kepadanya
apa yang telah engkau beritahukan kepadaku. Lalu Ummu Hani’ berkata,
“Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam pernah masuk ke rumahku untuk
menemuiku pada hari pembebasan kota Mekkah, lalu beliau minta dibawakan air,
lalu beliau menuangkan ke dalam mangkuk besar, lalu minta dibawakan selembar
kain, kemudian beliau memasangnya sebagai tabir antara diriku dan beliau.
Selanjutnya, beliau mandi dan setelah itu beliau menyiramkan ke sudut rumah.
Baru kemudian beliau mengerjakan shalat delapan rakaat, yang saat itu adalah
waktu Dhuha. Berdiri, ruku’, sujud, dan duduknya adalah sama, yang saling
berdekatan sebagian dengan sebagian yang lainnya. Kemudian (‘Abdullah) ibnu
‘Abbas keluar seraya berkata, “Aku pernah membaca di antara dua papan, aku
tidak pernah mengenal shalat Dhuha kecuali sekarang. Dan aku pernah bertanya,
“Mana shalat Isyrâq? Dan setelah itu dia berkata, “Inilah shalat Isyrâq.”5
Keutamaan Shalat Isyrâq
Keutamaannya telah disebutkan dalam sabda Nabi Shallallâhu
‘Alaihi wa Sallam,
“Siapa pun yang mengerjakan shalat Shubuh secara berjamaah, kemudian dia
duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian dia (melaksanakan)
shalat dua rakaat, maka baginya (berhak untuk mendapatkan) pahala haji dan
umrah, (dalam jumlah yang) sempurna, sempurna, (dan) sempurna.”6
Hadits ini diperselisihkan keshahihannya, sejumlah ulama
menyatakan dha’if, sementara yang lainnya menyatakan hasan. Termasuk --
yang menyatakan hasan adalah -- Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani
rahimahullâh7
.
5
Diriwayatkan oleh ath-Thabari di dalam Kitab Tafsirnya, Jâmi’ul Bayân, juz
I, hal. 269 dan al-Hakim di dalam Kitab Al-Mustadrak, juz IV, hal. 59, hadits no.
6873.
6
Hadits Riwayat at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, juz II, hal. 481, hadits no.
586, dari hadits Anas bin Malik radhiyallâhu ‘anhu.
7
Al-Albani, As-Silsilah ash-Shahîhah, juz. XIV, hal. 15.
3
Syaikh Mukhtar asy-Syinqithi dalam Syarh Zâdul Mustaqni’
memberikan penjelasan hadits ini, bahwa keutamaan ini hanya dapat diraih
jika terpenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
1. Shalat subuh secara berjamaah. Sehingga tidak tercakup di dalamnya
orang yang shalat sendirian. Zhahir kalimat jamaah di hadits ini,
mencakup jamaah di masjid, jamaah di perjalanan, atau di rumah
bagi yang tidak wajib jamaah di masjid karena udzur.
2. Duduk berdzikir. Jika duduk tertidur, atau ngantuk maka tidak
mendapatkan fadhilah ini. Termasuk berdzikir adalah membaca
Alquran, beristighfar, membaca buku-buku agama, memebrikan
nasihat, diskusi masalah agama, atau amar ma’ruf nahi mungkar.
3. Duduk di tempat shalatnya sampai terbit matahari. Tidak boleh
pindah dari tempat shalatnya, jika dia pindah untuk mengambil
mush-haf al-Quran atau untuk kepentingan lainnya maka tidak
mendapatkan keutamaan ini. Karena keutamaan (untuk amalan ini)
sangat besar, pahala haji dan umrah “sempurna, sempurna,
sempurna” sedangkan maksud (duduk di tempat shalatnya di sini)
adalah dalam rangka Ar-Ribâth (menjaga ikatan satu amal dengan
amal yang lain), dan dalam riwayat yang lain Nabi shallallâhu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Kemudian duduk di tempat shalatnya.” Kalimat ini
menunjukkan bahwa dia tidak boleh meninggalkan tempat shalatnya.
Dan sekali lagi, untuk mendapatkan fadhilah yang besar ini, orang
harus memberikan banyak perhatian dan usaha yang keras, sehingga
seorang hamba harus memaksakan dirinya untuk sebisa mungkin
menyesuaikan amal ini sebagaimana teks hadits.
4. Shalat dua rakaat. Shalat ini dikenal dengan shalat isyrâq. Shalat ini
dikerjakan setelah terbitnya matahari setinggi tombak.8
Shalat ini (menurut para ulama) hukumnya sunnah, bukan wajib,
dia termasuk shalat Dhuha, karena waktu shalat Dhuha dimulai sejak
matahari terbit hingga menjelang matahari tergelincir (masuk waktu Zuhur).
Sebagaimana dinyatakan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallâhu
‘Anhu, dia berkata,
“Kekasihku (Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam) mewasiatkan kepadaku tiga
(hal) yang tidak (pernah) saya tinggalkan sampai saya meninggal dunia: puasa tiga
8
Syarh Zâdul Mustaqni’, juz III, hal. 68.
4
hari pada setiap bulan, shalat Dhuha, tidur (dalam kondisi) telah menunaikan
witir.”9
Waktu Shalat Isyrâq
Waktu shalat Isyrâq/Syurûq/Thulû’ ialah: pada awal waktu shalat
Dhuha atau Shalat Hari Raya ‘Idul Adh-ha, yaitu setelah matahari terbit dan
menaik setinggi 1 tombak. Atau jika diperkirakan dengan hitungan menit
maka sekitar 10 s/d 20 menit setelah matahari terbit.
Dengan demikian waktu pelaksanaan shalat sunnah
Isyrâq/Syurûq/Thulû’ tidak bertentangan dengan salah satu waktu terlarang
mengerjakan shalat, yaitu ketika “pas/tepat” matahari terbit. Diriwayatkan
dari Zaid bin Arqam,”Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam pernah pergi
ke penduduk Qubba’ pada saat mereka mengerjakan shalat (Dhuha). Lalu
beliau bersabda, “Shalat Awwâbîn adalah apabila anak onta sudah merasa
‘kepanasan’ di waktu Dhuha.”
Dalam riwayat Imam Ahmad, dari Zaid bin Arqam, “Bahwasanya
Nabi Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam datang ke masjid Qubba’ atau masuk ke
dalam masjid Qubba’ sesudah matahari terbit yang pada saat itu mereka
sedang mengerjakan shalat. Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya shalat
(nya) awwâbîn (orang yang banyak taubat kepada Allah) mereka laksanakan
apabila anak onta sudah kepanasan.”10
Dan dari Al-Qasim al-Syaibani,
bahwasanya Zaid bin Arqam melihat suatu kaum yang sedang
melaksanakan shalat di waktu Dhuha, maka ia berkata: “Tidakkah mereka
mengetahui bahwasanya shalat di selain waktu ini lebih utama?
Sesungguhnya Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda:
“Shalat Awwâbîn dilakukan saat anak onta kepanasan.”11
Maksud “anak onta sudah kepanasan” adalah matahari sudah
sangat panas sampai memanaskan tanah dan pasir sehingga panasnya itu
dirasakan oleh kaki anak-anak onta. Hal itu tidak terjadi kecuali pada saat
matahari sudah meninggi dan mendekati pertengahan siang. Hal itu terjadi
beberapa menit menjelang tergelincirnya matahari, sekitar seperempat jam
menjelang adzan Zhuhur. Dan pada waktu inilah pelaksanaan shalat Dhuha
yang paling utama.
Imam an-Nawawi berkata, “Dan faidah di dalamnya (hadits
tersebut): utamanya shalat (Dhuha) pada waktu ini. Para shahabat kami
9
Hadits Riwayat al-Bukhari, Shahîh al-Bukhâriy, juz III, hal. 53, hadits no.
1178 dan Muslim, Shahîh Muslim, juz II, hal. 158, hadits no. 1705.
10
HR Ahmad bin Hanbal dari Zaid bin Arqam, Musnad Ahmad ibn Hanbal,
juz IV, hal. 366, hadits no. 19284.
11
HR Ahmad bin Hanbal dari Zaid bin Arqam, Musnad Ahmad ibn Hanbal,
juz IV, hal. 372, hadits no. 19338.
5
berkata: Ia merupakan waktu shalat dhuha yang paling utama, walaupun
boleh dikerjakan sejak terbitnya matahari hingga waktu zawâl (tergelincirnya
matahari di tengah hari).”12
Syaikh Mubarakfuri mengatakan, “Dan hadits tersebut memberi
faidah untuk mengakhirkan shalat Dhuha sampai menjelang pertengahan
siang.”13
Pengingkaran Zaid bin Arqam dalam hadits Muslim di atas bukan
merupakan pengingkaran terhadap keberadaan shalat Dhuha di awal siang.
Akan tetapi pengingkaran Zaid bin Arqam ini adalah agar supaya orang-
orang melakukannya ketika matahari telah meninggi sehingga mereka
mendapatkan pahala yang lebih besar, karena waktu pelaksanaan shalat
Dhuha (Shalat Awwâbîn) yang paling utama adalah ketika matahari telah
memanas.
Tatacara Melaksanakan Shalat Isyrâq
Cara melaksanakan Shalat Isyrâq/Syurûq/Thulû’ sama dengan
shalat-shalat sunnah lain yang dikerjakan sebanyak 2 rakaat, dari mulai
takbiratul ihram sampai salam, gerakan dan bacaannya sama. Perbedaannya
hanya pada niat shalat. Yaitu kita menetapkan niat di dalam hati saja (tanpa
diucapkan dengan lisan) bahwa kita akan melaksanakan shalat sunnah Isyrâq
dan mengharapkan pahala dari Allah seperti disebutkan dalam hadits di atas.
Setelah shalat Shubuh berjamaah di masjid, tidak pulang ke rumah
atau tidak tidur-tiduran (apalagi sampai mendengkur [‘ngorok’, Jw. ), akan
tetapi dia berdiam di masjid untuk berdzikir kepada Allah dengan dzikir dan
wirid syar’i atau membaca al-Quran, atau mendengarkan taushiyah/kajian
ba’da subuh hingga matahari terbit. Kemudian sekitar 15 atau 20 menit
sesudah matahari terbit, kita berdiri melaksanakan shalat sunnah isyrâq
tersebut.
Yogyakarta, 11 Mei 2015
12
Lihat: An-Nawawi, Al-Minhâj Syarh Shahîh Muslim ibn al-Hajjâj, juz III,
hal. 88, hadits no. 1237.
13
Lihat: Al-Mubarakfuri, Tuhfah al-Ahwadzi, I, 189

More Related Content

What's hot

Kodifikasi al qur an
Kodifikasi al qur anKodifikasi al qur an
Kodifikasi al qur an51yadi
 
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)Maghfur Amien
 
Materi Manasik Haji
Materi Manasik HajiMateri Manasik Haji
Materi Manasik Hajiandirifanz
 
PAI Kls 10 Dakwah Rasulullah
PAI Kls 10 Dakwah RasulullahPAI Kls 10 Dakwah Rasulullah
PAI Kls 10 Dakwah RasulullahLiakartikasarii
 
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahadPpt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahadRendiTrida
 
Mustolah hadis
Mustolah hadis Mustolah hadis
Mustolah hadis long71
 
Ppt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosorPpt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosorlailatusimrany
 
Ppt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujudPpt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujudadifalsafi
 
Kemajuan ayyubiyah
Kemajuan ayyubiyahKemajuan ayyubiyah
Kemajuan ayyubiyahiwan Alit
 
Hadi makalah pelatihan imam dan khatib
Hadi makalah pelatihan imam dan khatibHadi makalah pelatihan imam dan khatib
Hadi makalah pelatihan imam dan khatibHadiSaputraPanggabea1
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyadMarhamah Saleh
 
Haji dan umrah
Haji dan umrahHaji dan umrah
Haji dan umrahJusuf AN
 
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Haristian Sahroni Putra
 

What's hot (20)

Materi isra' mi'raj
Materi isra' mi'rajMateri isra' mi'raj
Materi isra' mi'raj
 
Tafsir maudhui pengantar
Tafsir maudhui pengantarTafsir maudhui pengantar
Tafsir maudhui pengantar
 
Kodifikasi al qur an
Kodifikasi al qur anKodifikasi al qur an
Kodifikasi al qur an
 
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)
 
Fiqh azan iqamat
Fiqh azan iqamatFiqh azan iqamat
Fiqh azan iqamat
 
mabit dan nafar.pptx
mabit dan nafar.pptxmabit dan nafar.pptx
mabit dan nafar.pptx
 
Materi Manasik Haji
Materi Manasik HajiMateri Manasik Haji
Materi Manasik Haji
 
PAI Kls 10 Dakwah Rasulullah
PAI Kls 10 Dakwah RasulullahPAI Kls 10 Dakwah Rasulullah
PAI Kls 10 Dakwah Rasulullah
 
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahadPpt hadits mutawatir dan hadits ahad
Ppt hadits mutawatir dan hadits ahad
 
Mustolah hadis
Mustolah hadis Mustolah hadis
Mustolah hadis
 
Ppt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosorPpt solat jama dan qosor
Ppt solat jama dan qosor
 
Ilmu ilmu hadis
Ilmu ilmu hadisIlmu ilmu hadis
Ilmu ilmu hadis
 
Ppt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujudPpt Macam macam sujud
Ppt Macam macam sujud
 
Asbabbun nuzul
Asbabbun nuzulAsbabbun nuzul
Asbabbun nuzul
 
Kemajuan ayyubiyah
Kemajuan ayyubiyahKemajuan ayyubiyah
Kemajuan ayyubiyah
 
Hadi makalah pelatihan imam dan khatib
Hadi makalah pelatihan imam dan khatibHadi makalah pelatihan imam dan khatib
Hadi makalah pelatihan imam dan khatib
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
 
4. sumber hukum islam
4. sumber hukum islam4. sumber hukum islam
4. sumber hukum islam
 
Haji dan umrah
Haji dan umrahHaji dan umrah
Haji dan umrah
 
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
 

Viewers also liked

A method for balancing heterogeneous request load in dht based p2 p
A method for balancing heterogeneous request load in dht based p2 pA method for balancing heterogeneous request load in dht based p2 p
A method for balancing heterogeneous request load in dht based p2 pIAEME Publication
 
שחזור אוזניים – איך זה עובד? / עמי ברק
שחזור אוזניים – איך זה עובד? / עמי ברקשחזור אוזניים – איך זה עובד? / עמי ברק
שחזור אוזניים – איך זה עובד? / עמי ברקדוקטור עמי ברק
 
Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullah
Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullahMenyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullah
Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullahMuhsin Hariyanto
 
DfES employment and skills 2014-2020 overview
DfES employment and skills 2014-2020 overviewDfES employment and skills 2014-2020 overview
DfES employment and skills 2014-2020 overviewwalescva
 
Animacion de celula animal
Animacion de celula animalAnimacion de celula animal
Animacion de celula animalceciadem
 
Spirit wirausaha succes
Spirit wirausaha succesSpirit wirausaha succes
Spirit wirausaha succesUdiens Okay
 
Massimo dutti and inditex joint venture of tata trent with italian major zara
Massimo dutti and inditex joint venture of tata trent with italian major zaraMassimo dutti and inditex joint venture of tata trent with italian major zara
Massimo dutti and inditex joint venture of tata trent with italian major zaraProglobalcorp India
 
Leader’s role in improving the productivity of an organisation
Leader’s role in improving the productivity of an organisationLeader’s role in improving the productivity of an organisation
Leader’s role in improving the productivity of an organisationGraham Hart
 
fUML-Driven Performance Analysis through the MOSES Model Library
fUML-Driven Performance Analysisthrough the MOSES Model LibraryfUML-Driven Performance Analysisthrough the MOSES Model Library
fUML-Driven Performance Analysis through the MOSES Model LibraryLuca Berardinelli
 
O WordPress é seguro. Inseguro é você. Edição Belo Horizonte/MG
O WordPress é seguro. Inseguro é você. Edição Belo Horizonte/MGO WordPress é seguro. Inseguro é você. Edição Belo Horizonte/MG
O WordPress é seguro. Inseguro é você. Edição Belo Horizonte/MGLeandrinho Vieira
 
ZSL LONDON ZOO
ZSL LONDON ZOOZSL LONDON ZOO
ZSL LONDON ZOOmaia1c
 
Abm perumpamaan
Abm perumpamaanAbm perumpamaan
Abm perumpamaanmsnoorule
 

Viewers also liked (16)

A method for balancing heterogeneous request load in dht based p2 p
A method for balancing heterogeneous request load in dht based p2 pA method for balancing heterogeneous request load in dht based p2 p
A method for balancing heterogeneous request load in dht based p2 p
 
שחזור אוזניים – איך זה עובד? / עמי ברק
שחזור אוזניים – איך זה עובד? / עמי ברקשחזור אוזניים – איך זה עובד? / עמי ברק
שחזור אוזניים – איך זה עובד? / עמי ברק
 
Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullah
Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullahMenyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullah
Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullah
 
DfES employment and skills 2014-2020 overview
DfES employment and skills 2014-2020 overviewDfES employment and skills 2014-2020 overview
DfES employment and skills 2014-2020 overview
 
Animacion de celula animal
Animacion de celula animalAnimacion de celula animal
Animacion de celula animal
 
Fracciones 1º
Fracciones   1ºFracciones   1º
Fracciones 1º
 
my resume (1)
my resume (1)my resume (1)
my resume (1)
 
Spirit wirausaha succes
Spirit wirausaha succesSpirit wirausaha succes
Spirit wirausaha succes
 
IMG_0003
IMG_0003IMG_0003
IMG_0003
 
Massimo dutti and inditex joint venture of tata trent with italian major zara
Massimo dutti and inditex joint venture of tata trent with italian major zaraMassimo dutti and inditex joint venture of tata trent with italian major zara
Massimo dutti and inditex joint venture of tata trent with italian major zara
 
Leader’s role in improving the productivity of an organisation
Leader’s role in improving the productivity of an organisationLeader’s role in improving the productivity of an organisation
Leader’s role in improving the productivity of an organisation
 
Facts of cats
Facts of catsFacts of cats
Facts of cats
 
fUML-Driven Performance Analysis through the MOSES Model Library
fUML-Driven Performance Analysisthrough the MOSES Model LibraryfUML-Driven Performance Analysisthrough the MOSES Model Library
fUML-Driven Performance Analysis through the MOSES Model Library
 
O WordPress é seguro. Inseguro é você. Edição Belo Horizonte/MG
O WordPress é seguro. Inseguro é você. Edição Belo Horizonte/MGO WordPress é seguro. Inseguro é você. Edição Belo Horizonte/MG
O WordPress é seguro. Inseguro é você. Edição Belo Horizonte/MG
 
ZSL LONDON ZOO
ZSL LONDON ZOOZSL LONDON ZOO
ZSL LONDON ZOO
 
Abm perumpamaan
Abm perumpamaanAbm perumpamaan
Abm perumpamaan
 

Similar to Mengenal shalat sunnah isyraq

Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMuhsin Hariyanto
 
Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...
Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...
Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...Ra Hardianto
 
Khutbah ttg qurban
Khutbah ttg qurbanKhutbah ttg qurban
Khutbah ttg qurbanalfatfatoha
 
Masbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannyaMasbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannyaAbyanuddin Salam
 
Hukum tatacara-sunnah-kaifiyah-sholat-ied-dan-takbiran
Hukum tatacara-sunnah-kaifiyah-sholat-ied-dan-takbiranHukum tatacara-sunnah-kaifiyah-sholat-ied-dan-takbiran
Hukum tatacara-sunnah-kaifiyah-sholat-ied-dan-takbiranHannif Mardani
 
Sifat tarawih-nabi
Sifat tarawih-nabiSifat tarawih-nabi
Sifat tarawih-nabiandriishaq
 
Hukum solat tasbih
Hukum solat tasbihHukum solat tasbih
Hukum solat tasbihAnisK9
 
Artikel sholat sunnah witir
Artikel sholat sunnah witirArtikel sholat sunnah witir
Artikel sholat sunnah witirKhansa Hanun
 
33 macam jenis shalat sunnah
33 macam jenis shalat sunnah33 macam jenis shalat sunnah
33 macam jenis shalat sunnahnandarramdani1
 
Shalat sunah sebelum
Shalat sunah sebelumShalat sunah sebelum
Shalat sunah sebelumHelmon Chan
 
Fatwa majelis tarjih dan tajdid tentang shalat kusufain
Fatwa majelis tarjih dan tajdid tentang shalat kusufainFatwa majelis tarjih dan tajdid tentang shalat kusufain
Fatwa majelis tarjih dan tajdid tentang shalat kusufainMuhsin Hariyanto
 
Koreksi tata cara & bacaan sholat
Koreksi tata cara & bacaan sholatKoreksi tata cara & bacaan sholat
Koreksi tata cara & bacaan sholatCbl Chabul
 
Polemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihPolemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihMuhsin Hariyanto
 

Similar to Mengenal shalat sunnah isyraq (20)

Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraq
 
Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...
Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...
Pendapat para-ulama-tentang-qunut-shubuh-terus-menerus-dan-penjelasan-pendapa...
 
Khutbah ttg qurban
Khutbah ttg qurbanKhutbah ttg qurban
Khutbah ttg qurban
 
Masbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannyaMasbuq dalam shalat dan permasalahannya
Masbuq dalam shalat dan permasalahannya
 
Hukum tatacara-sunnah-kaifiyah-sholat-ied-dan-takbiran
Hukum tatacara-sunnah-kaifiyah-sholat-ied-dan-takbiranHukum tatacara-sunnah-kaifiyah-sholat-ied-dan-takbiran
Hukum tatacara-sunnah-kaifiyah-sholat-ied-dan-takbiran
 
Materi pai kelas_7
Materi pai kelas_7Materi pai kelas_7
Materi pai kelas_7
 
Sifat tarawih-nabi
Sifat tarawih-nabiSifat tarawih-nabi
Sifat tarawih-nabi
 
Panduan syariah
Panduan syariahPanduan syariah
Panduan syariah
 
Kitab salat
Kitab salatKitab salat
Kitab salat
 
Salat id
Salat idSalat id
Salat id
 
Hukum solat tasbih
Hukum solat tasbihHukum solat tasbih
Hukum solat tasbih
 
Artikel sholat sunnah witir
Artikel sholat sunnah witirArtikel sholat sunnah witir
Artikel sholat sunnah witir
 
33 macam jenis shalat sunnah
33 macam jenis shalat sunnah33 macam jenis shalat sunnah
33 macam jenis shalat sunnah
 
Rahasia sholat duha
Rahasia sholat duhaRahasia sholat duha
Rahasia sholat duha
 
Shalat sunah sebelum
Shalat sunah sebelumShalat sunah sebelum
Shalat sunah sebelum
 
belum
belumbelum
belum
 
Fatwa majelis tarjih dan tajdid tentang shalat kusufain
Fatwa majelis tarjih dan tajdid tentang shalat kusufainFatwa majelis tarjih dan tajdid tentang shalat kusufain
Fatwa majelis tarjih dan tajdid tentang shalat kusufain
 
Koreksi tata cara & bacaan sholat
Koreksi tata cara & bacaan sholatKoreksi tata cara & bacaan sholat
Koreksi tata cara & bacaan sholat
 
Polemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihPolemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbih
 
Materi tarawih
Materi tarawihMateri tarawih
Materi tarawih
 

More from Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

Mengenal shalat sunnah isyraq

  • 1. 1 PENGAJIAN MALAM SELASA MAJELIS TABLIGH MUHAMMADIYAH DI AULA MADRASAH MU’ALLIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Mengenal Shalat Sunnah Isyrâq1 Dalam sebuah kesempatan, Alhamdulillah saya bisa berdiskusi dengan beberapa ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah, yang tujuannya hanya sekadar untuk memahami materi fiqih ibadah tentang shalat isyrâq/syurûq. Di antara mereka ada yang menjelaskan bahwa kata isyrâq/syurûq, berasal dari kata syarq yang maknanya: “timur, terbit, atau menerangi”. Sedangkan istilah “shalat Isyrâq” atau shalat Syurûq sering disebut-sebut oleh para ulama di kalangan pengikut Imam asy-Syafi’i (Madzhab Syafi’iyyah), sebagaimana tertulis dalam kitab-kitab mereka, terutama dalam kaitan pembahasan shalat Dhuha.2 Saya pernah membaca bahwa Syaikh Muhammad Shalih al- Munajjid, misalnya, menjelaskan bahwa Shalat Isyrâq adalah shalat dua rakaat setelah matahari terbit dan meninggi, bagi yang Shalat Fajar (Shubuh) secara berjamaah di masjid, kemudian duduk di tempat shalatnya untuk berdzikir kepada Allah hingga shalat dua rakaat.3 Menurut Syaikh al-Utsaimin, Shalat Sunnah Isyrâq adalah shalat sunnah Dhuha, akan tetapi jika ditunaikan segera sejak matahari terbit dan meninggi seukuran tombak, maka dia disebut Shalat Isyrâq, jika dilakukan pada akhir waktu atau di pertengahan waktu, maka dia dinamakan Shalat Dhuha. Akan tetapi secara keseluruhan dia adalah Shalat Dhuha. Karena para ulama berkata bahwa waktu shalat Dhuha adalah sejak meningginya matahari seukuran tombak hingga sebelum matahari tergelincir.4 1 Dikutip dan diselaraskan dari beberapa sumber untuk kepentingan Pengajian Malam Selasa, yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus, di Aula Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, pada hari Senin, 11 Mei 2015. 2 Ditulis berdasarkan bincang-bincang informal dengan para ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah, sewaktu penulis masih bergabung (aktif) di Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Tarjih pada periode kepemimpinan 5 tahun yang lalu, sebagai anggota. 3 Lihat: Asy-Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid, Fatawâ al-Islâm Suâl wa Jawâb, Juz I, hal. 2417. 4 Lihat: Muhammad bin Shalih bin Muhammad al-‘Utsaimin, Majmû’ Fatâwa wa Rasâil Ibni ‘Utsaimin, Juz XII, hal. 81.
  • 2. 2 Dikisahkan dari Abdullah bin al-Harits bin Naufal, “bahwa pada suatu saat (‘Abdullah) ibnu ‘Abbas (saudara sepupu Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam) tidak melaksanakan shalat Dhuha. Dia bercerita, lalu aku membawanya menemui Ummu Hani’ binti Abi Thalib, dan kukatakan, “Beritahukan kepadanya apa yang telah engkau beritahukan kepadaku. Lalu Ummu Hani’ berkata, “Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam pernah masuk ke rumahku untuk menemuiku pada hari pembebasan kota Mekkah, lalu beliau minta dibawakan air, lalu beliau menuangkan ke dalam mangkuk besar, lalu minta dibawakan selembar kain, kemudian beliau memasangnya sebagai tabir antara diriku dan beliau. Selanjutnya, beliau mandi dan setelah itu beliau menyiramkan ke sudut rumah. Baru kemudian beliau mengerjakan shalat delapan rakaat, yang saat itu adalah waktu Dhuha. Berdiri, ruku’, sujud, dan duduknya adalah sama, yang saling berdekatan sebagian dengan sebagian yang lainnya. Kemudian (‘Abdullah) ibnu ‘Abbas keluar seraya berkata, “Aku pernah membaca di antara dua papan, aku tidak pernah mengenal shalat Dhuha kecuali sekarang. Dan aku pernah bertanya, “Mana shalat Isyrâq? Dan setelah itu dia berkata, “Inilah shalat Isyrâq.”5 Keutamaan Shalat Isyrâq Keutamaannya telah disebutkan dalam sabda Nabi Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam, “Siapa pun yang mengerjakan shalat Shubuh secara berjamaah, kemudian dia duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian dia (melaksanakan) shalat dua rakaat, maka baginya (berhak untuk mendapatkan) pahala haji dan umrah, (dalam jumlah yang) sempurna, sempurna, (dan) sempurna.”6 Hadits ini diperselisihkan keshahihannya, sejumlah ulama menyatakan dha’if, sementara yang lainnya menyatakan hasan. Termasuk -- yang menyatakan hasan adalah -- Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullâh7 . 5 Diriwayatkan oleh ath-Thabari di dalam Kitab Tafsirnya, Jâmi’ul Bayân, juz I, hal. 269 dan al-Hakim di dalam Kitab Al-Mustadrak, juz IV, hal. 59, hadits no. 6873. 6 Hadits Riwayat at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, juz II, hal. 481, hadits no. 586, dari hadits Anas bin Malik radhiyallâhu ‘anhu. 7 Al-Albani, As-Silsilah ash-Shahîhah, juz. XIV, hal. 15.
  • 3. 3 Syaikh Mukhtar asy-Syinqithi dalam Syarh Zâdul Mustaqni’ memberikan penjelasan hadits ini, bahwa keutamaan ini hanya dapat diraih jika terpenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut: 1. Shalat subuh secara berjamaah. Sehingga tidak tercakup di dalamnya orang yang shalat sendirian. Zhahir kalimat jamaah di hadits ini, mencakup jamaah di masjid, jamaah di perjalanan, atau di rumah bagi yang tidak wajib jamaah di masjid karena udzur. 2. Duduk berdzikir. Jika duduk tertidur, atau ngantuk maka tidak mendapatkan fadhilah ini. Termasuk berdzikir adalah membaca Alquran, beristighfar, membaca buku-buku agama, memebrikan nasihat, diskusi masalah agama, atau amar ma’ruf nahi mungkar. 3. Duduk di tempat shalatnya sampai terbit matahari. Tidak boleh pindah dari tempat shalatnya, jika dia pindah untuk mengambil mush-haf al-Quran atau untuk kepentingan lainnya maka tidak mendapatkan keutamaan ini. Karena keutamaan (untuk amalan ini) sangat besar, pahala haji dan umrah “sempurna, sempurna, sempurna” sedangkan maksud (duduk di tempat shalatnya di sini) adalah dalam rangka Ar-Ribâth (menjaga ikatan satu amal dengan amal yang lain), dan dalam riwayat yang lain Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kemudian duduk di tempat shalatnya.” Kalimat ini menunjukkan bahwa dia tidak boleh meninggalkan tempat shalatnya. Dan sekali lagi, untuk mendapatkan fadhilah yang besar ini, orang harus memberikan banyak perhatian dan usaha yang keras, sehingga seorang hamba harus memaksakan dirinya untuk sebisa mungkin menyesuaikan amal ini sebagaimana teks hadits. 4. Shalat dua rakaat. Shalat ini dikenal dengan shalat isyrâq. Shalat ini dikerjakan setelah terbitnya matahari setinggi tombak.8 Shalat ini (menurut para ulama) hukumnya sunnah, bukan wajib, dia termasuk shalat Dhuha, karena waktu shalat Dhuha dimulai sejak matahari terbit hingga menjelang matahari tergelincir (masuk waktu Zuhur). Sebagaimana dinyatakan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallâhu ‘Anhu, dia berkata, “Kekasihku (Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam) mewasiatkan kepadaku tiga (hal) yang tidak (pernah) saya tinggalkan sampai saya meninggal dunia: puasa tiga 8 Syarh Zâdul Mustaqni’, juz III, hal. 68.
  • 4. 4 hari pada setiap bulan, shalat Dhuha, tidur (dalam kondisi) telah menunaikan witir.”9 Waktu Shalat Isyrâq Waktu shalat Isyrâq/Syurûq/Thulû’ ialah: pada awal waktu shalat Dhuha atau Shalat Hari Raya ‘Idul Adh-ha, yaitu setelah matahari terbit dan menaik setinggi 1 tombak. Atau jika diperkirakan dengan hitungan menit maka sekitar 10 s/d 20 menit setelah matahari terbit. Dengan demikian waktu pelaksanaan shalat sunnah Isyrâq/Syurûq/Thulû’ tidak bertentangan dengan salah satu waktu terlarang mengerjakan shalat, yaitu ketika “pas/tepat” matahari terbit. Diriwayatkan dari Zaid bin Arqam,”Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam pernah pergi ke penduduk Qubba’ pada saat mereka mengerjakan shalat (Dhuha). Lalu beliau bersabda, “Shalat Awwâbîn adalah apabila anak onta sudah merasa ‘kepanasan’ di waktu Dhuha.” Dalam riwayat Imam Ahmad, dari Zaid bin Arqam, “Bahwasanya Nabi Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam datang ke masjid Qubba’ atau masuk ke dalam masjid Qubba’ sesudah matahari terbit yang pada saat itu mereka sedang mengerjakan shalat. Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya shalat (nya) awwâbîn (orang yang banyak taubat kepada Allah) mereka laksanakan apabila anak onta sudah kepanasan.”10 Dan dari Al-Qasim al-Syaibani, bahwasanya Zaid bin Arqam melihat suatu kaum yang sedang melaksanakan shalat di waktu Dhuha, maka ia berkata: “Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya shalat di selain waktu ini lebih utama? Sesungguhnya Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda: “Shalat Awwâbîn dilakukan saat anak onta kepanasan.”11 Maksud “anak onta sudah kepanasan” adalah matahari sudah sangat panas sampai memanaskan tanah dan pasir sehingga panasnya itu dirasakan oleh kaki anak-anak onta. Hal itu tidak terjadi kecuali pada saat matahari sudah meninggi dan mendekati pertengahan siang. Hal itu terjadi beberapa menit menjelang tergelincirnya matahari, sekitar seperempat jam menjelang adzan Zhuhur. Dan pada waktu inilah pelaksanaan shalat Dhuha yang paling utama. Imam an-Nawawi berkata, “Dan faidah di dalamnya (hadits tersebut): utamanya shalat (Dhuha) pada waktu ini. Para shahabat kami 9 Hadits Riwayat al-Bukhari, Shahîh al-Bukhâriy, juz III, hal. 53, hadits no. 1178 dan Muslim, Shahîh Muslim, juz II, hal. 158, hadits no. 1705. 10 HR Ahmad bin Hanbal dari Zaid bin Arqam, Musnad Ahmad ibn Hanbal, juz IV, hal. 366, hadits no. 19284. 11 HR Ahmad bin Hanbal dari Zaid bin Arqam, Musnad Ahmad ibn Hanbal, juz IV, hal. 372, hadits no. 19338.
  • 5. 5 berkata: Ia merupakan waktu shalat dhuha yang paling utama, walaupun boleh dikerjakan sejak terbitnya matahari hingga waktu zawâl (tergelincirnya matahari di tengah hari).”12 Syaikh Mubarakfuri mengatakan, “Dan hadits tersebut memberi faidah untuk mengakhirkan shalat Dhuha sampai menjelang pertengahan siang.”13 Pengingkaran Zaid bin Arqam dalam hadits Muslim di atas bukan merupakan pengingkaran terhadap keberadaan shalat Dhuha di awal siang. Akan tetapi pengingkaran Zaid bin Arqam ini adalah agar supaya orang- orang melakukannya ketika matahari telah meninggi sehingga mereka mendapatkan pahala yang lebih besar, karena waktu pelaksanaan shalat Dhuha (Shalat Awwâbîn) yang paling utama adalah ketika matahari telah memanas. Tatacara Melaksanakan Shalat Isyrâq Cara melaksanakan Shalat Isyrâq/Syurûq/Thulû’ sama dengan shalat-shalat sunnah lain yang dikerjakan sebanyak 2 rakaat, dari mulai takbiratul ihram sampai salam, gerakan dan bacaannya sama. Perbedaannya hanya pada niat shalat. Yaitu kita menetapkan niat di dalam hati saja (tanpa diucapkan dengan lisan) bahwa kita akan melaksanakan shalat sunnah Isyrâq dan mengharapkan pahala dari Allah seperti disebutkan dalam hadits di atas. Setelah shalat Shubuh berjamaah di masjid, tidak pulang ke rumah atau tidak tidur-tiduran (apalagi sampai mendengkur [‘ngorok’, Jw. ), akan tetapi dia berdiam di masjid untuk berdzikir kepada Allah dengan dzikir dan wirid syar’i atau membaca al-Quran, atau mendengarkan taushiyah/kajian ba’da subuh hingga matahari terbit. Kemudian sekitar 15 atau 20 menit sesudah matahari terbit, kita berdiri melaksanakan shalat sunnah isyrâq tersebut. Yogyakarta, 11 Mei 2015 12 Lihat: An-Nawawi, Al-Minhâj Syarh Shahîh Muslim ibn al-Hajjâj, juz III, hal. 88, hadits no. 1237. 13 Lihat: Al-Mubarakfuri, Tuhfah al-Ahwadzi, I, 189