Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kebijakan moneter dan fiskal merupakan kebijakan ekonomi pemerintah untuk mengatur peredaran uang dan aktivitas ekonomi. Kebijakan moneter ditangani oleh bank sentral untuk menjaga stabilitas moneter sementara kebijakan fiskal mengatur anggaran negara dan belanja untuk mempengaruhi perekonomian. Kedua kebijakan memiliki tujuan dan instrumen yang berbeda dalam menstabilk
3. Kebijakan Moneter adalah keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka menunjang
aktivitas ekonomi melalui berbagai hal yang berkaitan dengan penetapan jumlah peredaran uang di
masyarakat.
Bertujuan untuk menahan dan mencegah inflasi serta menstabilkan Negara Indonesia dan juga
mensejahterahkan pekerja. Kebijakan moneter juga mengeset standar bunga pinjaman dan juga
menjadi kapitalisasi untuk bank dan juga bisa dikatakan sebagai peminjam usaha terakhir.
Pada hakikatnya Kebijakan moneter dibagi menjadi dua yaitu keseimbangan internal dan
keseimbangan eksternal. Keseimbangan Internal bisa dilihat dalam pertumbuhan ekonomi yang
meningkat dan juga stabilitas harga uang yang beredar dan pemerataan pembangunan di setiap
wilayah di Indonesia. Dalam Keseimbangan eksternal kita lihat dari segi pembayaran utang-utang
luar negeri. Dalam dua keseimbangan itu terbentuklah ekonomimakro yang bertujuan menjaga
stabilitas keuangan di Indonesia serta luas nya lapangan pekerjaan, harga-harga di pasaran yang
stabil serta neraca pembayaran diluar negeri yang seimbang dan berjalan lancar.
Apa itu kebijakan Moneter ?
4. Kebijakan moneter
kontraktif
Jenis – jenis kebijakan moneter
Kebijakan moneter
ekspansif
Kebijakan yang ditujukan untuk memperluas
kegiatan ekonomi (easy money policy)
tujuan utamanya meningkatkan peredaran
uang di masyarakat sehingga roda
perekonomian meningkat. Wujud dari jenis
kebijakan moneter ini melalui peningkatan
pembelian sekuritas pemerintah oleh Bank
Indonesia, penurunan suku bunga, menurunkan
persyaratan cadangan untuk bank. Dampak
kebijakan ini tak hanya merangsang kegiatan
bisnis atau daya beli konsumen, tetapi
juga mengurangi tingkat
pengangguran.
Kebijakan yang ditujukan untuk mempersempit
kegiatan ekonomi (tight money policy)
kebijakan moneter kontraktif dimana kebijakan
diambil sebagai langkah mengurangi peredaran
uang di masyarakat saat terjadi inflasi. Hal ini
diwujudkan melalui penjualan obligasi
pemerintah, peningkatan suku bunga bank, dan
meningkatkan persyaratan cadangan untuk
bank.
5. Instrumen Kebijakan Moneter adalah kebijakan ekonomi terhadap kontrol peredaran uang dan
pertumbuhan ekonomi. Ukuran utama sebagai variabel makro ekonomi yaitu tingkat
pengangguran dan inflasi. Namun tak hanya itu, masih ada instrumen kebijakan moneter lainnya,
diantaranya sebagai berikut.
1. Kebijakan Diskonto (Discount Rate)
instrumen kebijakan moneter yang mengukur melalui tingkat suku bunga bank. Kondisi
dimana bank-bank umum meminjamkan dana kepada bank Indonesia selaku bank sentral
membuat peredaran jumlah uang teratur.
2. Operasi Pasar Terbuka
Ketika pemerintah mengontrol peredaran uang melalui penjualan atau pembelian surat-surat
berharga milik pemerintah, maka yang dijadikan instrumen kebijakan moneter adalah operasi
terbuka.
3. Kebijakan Rasio Cadangan Wajib
Saat Bank Indonesia ingin mengurangi cadangan kas uang bank, maka uang diedarkan di
masyarakat melalui pinjaman. Sementara, bila cadangan kas uang bank harus ditambah, uang
yang beredar di masyarakat ditarik dengan peningkatan suku bunga tabungan.
Instrumen kebijakan moneter
6. 4 Penetapan Suku Bunga Acuan
Besaran suku bunga yang ditetapkan oleh bank Indonesia akan menjadi acuan bank umum di
seluruh Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya
5.Imbauan Moral
Bank Indonesia selaku bank sentral menghimbau seluruh bank umum untuk menjalankan
kebijakan penurunan atau peningkatan suku bunga pinjaman
Instrumen kebijakan moneter
7. Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.
1. Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui
instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka.
2. Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang
sehat, khususnya perbankan.
3. Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta dalam sistem
sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan mengganggu
kelancaran sistem pembayaran.
4. melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses informasi-
informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui pemantauan secara
macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor keuangan dan
mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem
keuangan.
5. Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui fungsi bank
sentral sebagai lender of the last resort (LoLR).
Peranan bank Indonesia dalam stabilitas keuangan
8. Apabila bank sentral menaikkan suku bunga, maka banyak para
penanam modal serta pelaku pasar yang tertarik untuk
meningkatkan produksi mereka dengan menanam investasi.
Penanaman investasi ini akan berdampak pada tingginya produksi
yang dilakukan. Hal ini akan mempengaruhi banyaknya kebutuhan
akan tenaga kerja, sehingga terdapat banyak lowongan kerja.
Tingkat pengangguran bisa menurun seiring dengan banyaknya
lowongan yang terbuka.
Kondisi ini tentu berdampak baik pada pertumbuhan ekonomi negara
serta masyarakat, sehingga tujuan pembuatan kebijakan terlaksana
dengan baik.
Dampak kebijakan moneter
terhadap perekonomian
10. ● Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam
bidang anggaran dan belanja negara yang bertujuan
untuk mempengaruhi jalannya perekonomian
● Tujuan utama dari kebijakan fiskal adalah untuk membantu
ekonomi terhindar dari kondisi ekstrim, seperti resesi atau
pertumbuhan yang tidak terkendali. Artinya, kebijakan fiskal
adalan instrumen untuk menjaga siklus usaha dan mengatur
output dari perekonomian.
Pengertian kebijakan fiskal
11. Kebijakan fiskal
kontraktif
Jenis – jenis kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal ekspansif
Adalah kebijakan yang dilakukan ketika
perekonomian mengalami penurunan daya
beli masyarakat dan jumlah pengangguran
yang tinggi, yakni dengan cara meningkatkan
belanja negara dan menurunkan tingkat pajak.
kebijakan fiskal jenis ini merupakan kebijakan
yang dilakukan untuk membuat pemasukan
lebih besar dibandingkan pengeluarannya,
dengan cara menurunkan tingkat belanja
negara dan meningkatkan tingkat pajak. Hal
ini bertujuan untuk menurunkan daya beli
masyarakat sekaligus mengatasi inflasi.
Kebijakan ini termasuk jarang digunakan dan
akan dikeluarkan pada saat kondisi
perekonomian mengalami ekspansi yang
memanas (overheating) untuk menentukan
permintaan.
12. Instrumen kebijakan fiskal adalah sektor-sektor yang dimanfaatkan pemerintah guna menjaga stabilitas ekonomi makro
negara. Berikut instrumen - instrumen pada kebijakan fiskal:
1. Kebijakan Perpajakan
Kebijakan fiskal perpajakan merupakan salah satu instrumen kebijakan yang memiliki otoritas publik yang kuat dan
mempengaruhi perubahan pendapatan, investasi, dan konsumsi. Pemerintah akan membuat kebijakan perpajakan secara
progresif setelah menganalisa efek dari peningkatan maupun penurunan pajak.
2. Kebijakan Pengeluaran Pemerintah
kebijakan ini memprioritaskan pengeluaran pemerintah untuk sektor yang penting dan mendesak, seperti pembukaan
sekolah, pembangunan jalan umum, jembatan, jalur transportasi, serta biaya operasional pemerintah.
3. Kebijakan Pembiayaan Defisit
instrumen kebijakan yang dikeluarkan apabila pemerintah mengalami defisit atau jumlah pengeluaran lebih besar
dibandingkan pendapatan. Salah satu caranya bisa dengan mengeluarkan mata uang baru dari bank sentral negara, namun di
sisi lain hal ini juga dapat menyebabkan daya beli mata uang turun dan terjadinya inflasi.
4. Kebijakan Utang Publik
Kebijakan ini dikeluarkan apabila kebijakan pembiayaan defisit dinilai tidak cukup untuk memenuhi pengeluaran publik.
Kebijakan utang publik bertujuan untuk meningkatkan kas pemerintahan dengan menggunakan utang yang berasal
dari sumber internal seperti pinjaman pasar, obligasi kompensasi, atau SBN (Surat berharga negara), dan sumber eksternal
dari pinjaman pasar eksternal atau lembaga internasional seperti IDA, Bank Dunia, IMF, dan rekanan lainnya.
Instrumen kebijakan fiskal
13. •
Kebijakan fiskal seimbang. Kebijakan fiskal seimbang adalah kebijakan yang membuat
penerimaan dan pengeluaran menjadi seimbang atau sama jumlahnya. Dampak positif dari
kebijakan ini adalah negara jadi tidak usah meminjam sejumlah dana, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri. Namun dampak negatifnya adalah kondisi perekonomian negara bisa
terpuruk jika ekonomi negara sedang dalam kondisi yang tidak menguntungkan.
Kebijakan fiskal surplus. Dalam kebijakan fiskal surplus, jumlah pendapatan harus lebih tinggi
dibandingkan dengan pengeluaran. Kebijakan ini merupakan cara untuk menghindari inflasi.
Kebijakan fiskal defisit.
Kebijakan fiskal defisit merupakan kebijakan yang berlawanan dengan kebijakan surplus.
Kebijakan fiskal defisit mampu mengatasi kelesuan dan depresi pertumbuhan perekonomian,
yang merupakan kelebihan dari kebijakan ini. Sedangkan kekurangannya adalah negara selalu
dalam keadaan deficit.
Kebijakan fiskal dinamis. Kebijakan fiskal dinamis menyediakan pendapatan yang bisa
digunakan oleh pemerintah dalam pemenuhan kebutuhannya yang terus bertambah seiring
berjalannya waktu.
Kebijakan fiscal berdasarkan jumlah
penerimaan dan pengeluaran
14. ● Apabila bank sentral menaikkan suku bunga, maka banyak
para penanam modal serta pelaku pasar yang tertarik untuk
meningkatkan produksi mereka dengan menanam investasi.
● Penanaman investasi ini akan berdampak pada tingginya
produksi yang dilakukan. Hal ini akan mempengaruhi
banyaknya kebutuhan akan tenaga kerja, sehingga terdapat
banyak lowongan kerja. Tingkat pengangguran bisa menurun
seiring dengan banyaknya lowongan yang terbuka.
● Kondisi ini tentu berdampak baik pada pertumbuhan ekonomi
negara serta masyarakat, sehingga tujuan pembuatan
kebijakan terlaksana dengan baik.
.
Kebijakan fiskal dilakukan
pemerintah disebakan :
15. 1. Menstabilkan Ekonomi Negara
Tujuan yang paling utama dari kebijakan tersebut adalah untuk menstabilkan ekonomi negara.
2. Pertumbuhan Ekonomi yang Lebih Stabil
Untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil pertumbuhan ekonomi yang baik akan membuat
negara lebih terpandang. Oleh karena itu, Salah satu caranya adalah dengan mengurangi beban pajak.
3. Mengurangi Jumlah Pengangguran
Pemerintah juga akan mengeluarkan kebijakan tersebut saat tingkat pengangguran terlalu tinggi. Saat nilai
pajak diturunkan, otomatis kegiatan industri akan bergerak lebih aktif lagi. Dengan begitu, perusahaan akan
lebih berani membuka lapangan pekerjaan agar kegiatan operasional dapat berjalan dengan lebih maksimal.
4. Menekan Pengeluaran Negara
Pada dasarnya kebijakan tersebut akan mengatur pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah ke hal-hal
yang lebih diprioritaskan dan meningkatkan beban pajak. Sehingga, anggaran negara tidak akan bergerak ke
arah defisit. Jika dilakukan dengan tepat, kebijakan fiskal mampu meningkatkan iklim ekonomi negara. Saat
perekonomian negara bergerak maju dan meyakinkan, akan ada banyak investor yang berdatangan.
Dengan begitu, laju investasi negara akan lebih pesat dan pendapatan negara akan naik secara drastis
karena pajak yang didapat dari investasi para pengusaha.
Tujuan pemerintah mengeluarkan kebijakan fiskal
16. ● Perbedaan kebijakan fiskal dan moneter yang pertama
adalah dari segi pengambilan keputusan. Kebijakan fiskal
adalah kebijakan yang diputuskan dan dikelola
Kementerian Keuangan, sedangkan wewenang kebijakan
moneter sepenuhnya ada pada Bank Indonesia.
● Selanjutnya, perbedaan kebijakan fiskal dan moneter
adalah dari segi tujuan. Kebijakan moneter bertujuan
menjaga jumlah uang beredar di masyarakat. Sementara
itu, tujuan kebijakan fiskal adalah mengelola dan menjaga
kesejahteraan sektor-sektor pelaku perputaran uang,
mulai dari konsumen, pekerja, sampai pelaku usaha.
Perbedaan kebijakn fiscal dan
kebijakan moneter