Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan moneter dan fiskal. Kebijakan moneter adalah kebijakan bank sentral dalam mengatur jumlah uang beredar menggunakan instrumen seperti operasi pasar terbuka dan rasio cadangan wajib. Kebijakan fiskal mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah melalui anggaran defisit, surplus atau berimbang untuk mencapai stabilitas ekonomi.
2. Kebijakan moneter adalah kebijakan otoritas moneter
atau Bank Sentral dalam bentuk pengendalian agregat
moneter seperti uang yang beredar,uang primer atau
kredit perbankan. Untuk mencapai tujuan tertentu
seperti menahan inflasi dan menjadi lebih sejahtera
3. Kebijakan moneter dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive
Policy adalah suatu kebijakan dalam rangka
menambah jumlah uang yang edar.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary
Contractive Policy adalah suatu kebijakan dalam
rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut
juga dengan kebijakan uang ketat (tight money
policy).
4. Tujuan pemerintah melakukan kebijakan moneter
antara lain sebagai berikut.
a. Menyelenggarakan dan mengatur peredaran uang.
b. Menjaga dan memelihara kestabilan nilai uang
rupiah, baik untuk dalam negeri maupun untuk lalu
lintas pembayaran luar negeri.
c. Memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas
pembayaran uang giral.
d. Mencegah terjadinya inflasi (kenaikan harga barang
secara umum).
5. Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan
menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu
antara lain :
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
6. 1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan
uang yang beredar dengan menjual atau membeli
surat berharga pemerintah (government securities).
Jika ingin menambah jumlah uang beredar,
pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah.
Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar
berkurang, maka pemerintah akan menjual surat
berharga pemerintah kepada masyarakat.
7. 2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang
beredar dengan memainkan tingkat bunga bank
sentral pada bank umum. Bank umum terkadang
mengalami kekurangan uang sehingga harus
meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah
uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat
bunga bank sentral, serta sebaliknya.
8. 3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah
uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana
cadangan perbankan yang harus disimpan pada
pemerintah. Untuk menambah jumlah uang,
pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk
menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah
menaikkan rasio.
9. 4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk
mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi
imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti
menghimbau perbankan pemberi kredit untuk
berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk
mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau
agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral
untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada
perekonomian.
10. Kebijakan fiskal adalah kebijakan atau pemilihan
instrumen yang digunakan untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan dalam bidang penerimaan serta
pengeluaran pemerintah.
Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter
untuk mengatur jumlah uang beredar, namun
kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan
pendapatan dan belanja pemerintah.
11. Tujuan dari kebijakan fiskal :
1. Mewujudkan stabilitas ekonomi
2. Mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi
3. Untuk menjaga kestabilan harga barang
4. Mengusahakan keadilan distribusi pendapatan
5. Menciptakan dan meningkatkan lapangan kerja
12. Terkait dengan penganggaran kebijakan fiskal dapat
dibagi menjadi tiga :
1. Anggaran defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal
Ekspansif.
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk
membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan
negara guna memberi stimulus pada perekonomian.
Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan
ekonomi sedang resesif
13. 2.Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal
Kontraktif.
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk
membuat pemasukannya lebih besar daripada
pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus
dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang
ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk
menurunkan tekanan permintaan
3.Anggaran Berimbang (Balanced Budget).
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah
menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan.
Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya
kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.
14. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang
berhubungan erat dengan pajak. Apabila kita mengubah besar kecilnya pajak
yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Terkait dengan penganggaran
kebijakan fiskal dapat dibagi menjadi tiga. Penjelasannya sebagai berikut.
A. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran
lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada
perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keadaan ekonomi
sedang resesif.
B. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemeirntah untuk membuat pemasukannya
lebih besar daripada pengeluarannya. Politik anggaran surplus dilaksanakan
ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas
(overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.
15. C. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah
menetapkan pengeluaran sama besar dengan
pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yaitu
terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan
disiplin.