SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Nama : Imam Firdaus 
NIM : 09111002008 
Peran Bank Indonesia Dalam Menjaga Stabilitas Moneter 
A. Pendahuluan 
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan 
tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini 
mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta 
kestabilan terhadap mata uang negara lain. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia 
memiliki tiga pilar utama yang diharapkan mampu menjaga kestabilan nilai tukar rupiah 
secara efektif. Adapun pilar yang pada dasarnya merupakan tugas Bank Indonesia secara 
umum : 
1. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter 
2. Mengatur dan Menjaga Sistem Kelancaran Pembayaran 
3. Mengatur dan Mengawasi Bank 
B. Fokus Bank Indonesia Pasca OJK Dalam Kebijakan Moneter 
Pasca beralihnya fungsi Bank Indonesia sebagai pengawasan terhadap perbankan ke 
pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 31 Desember 2013, tak serta merta membuat 
pekerjaan BI lebih ringan. Sebaliknya, mereka harus benar-benar menunjukkan fokusnya 
dalam upaya stabilisasi ekonomi. Setidaknya beberapa hal yang akan menjadi fokus Bank 
Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia disamping pengawasan peredaran uang dan 
kelancaran sistem pembayaran perbankan. 
Fokus pertama adalah Bank Indonesia terus mendukung pertumbuhan perekonomian 
daerah. Dengan terus melakukan Kajian Ekonomi Regional pada tiap provinsi maka akan 
diketahui secara berkala bagaimana pertumbuhan perekonomian di wilayah tersebut pada 
periode saat itu. Hal ini akan dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah setempat untuk 
mengembangkan daerahnya.
Fokus kedua adalah Bank Indonesia harus memperkuat fungsi pengendalian harga 
atau dengan kata lain menekan angka inflasi di tiap wilayah. Misalnya dengan melakukan 
negoisasi dengan pihak – pihak terkait seperti Dinas Perhubungan atau Dinas Perdagangan 
untuk menitik beratkan pendistribusian sejumlah bahan pokok ke wilayah yang stok bahan 
pokok yang dibutuhkan tersebut mulai menipis. Hal ini bisa dilakukan dengan 
memperbanyak Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di masing-masing regional.baik kota 
maupun kabupaten.TPID akan berusaha melakukan pemetaan akan kelangkaan sejumlah 
pasokan barang di wilayah tertentu serta memberikan usulan mengenai target inflasi yang 
akan dicapai oleh wilayah tersebut. 
Fokus ketiga adalah Bank Indonesia harus turut mendukung upaya peningkatan 
ketahan pangan dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).. Hal ini pada umumnya dengan 
meningkatkan jumlah wirausahawan di setiap wilayah. Karena walaupun statistik 
perekonomian di suatu wilayah melambat, akan tetapi lapangan pekerjaan tetap tersedia , 
otomatis akan mengurangi angka pengangguran yang diharapkan dapat menciptakan 
kestabilan ekonomi secara makro. 
C. Kebijakan Moneter 
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai 
rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank 
Indonesia. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan 
terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan 
tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan 
inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan 
menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar 
sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank 
Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar 
yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu. 
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan 
kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau 
suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh 
Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut 
menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik 
rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib
minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan 
cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah. 
Secara umum, stabilitas makro akan tercermin dari : 
- Laju Inflasi rendah 
- Pertumbuhan ekonomi meningkat 
- Lapangan kerja meningkat 
- Pendapatan masyarakat meningkat 
Maka dapat disimpulkan bahwa Kebijakan Moneter merupakan pengaturan jumlah uang yang 
beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang 
beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: [2] 
· Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy) 
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini 
dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat 
(permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan 
ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy) 
· Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy) 
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini 
dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang 
ketat (tight money policy) 
B. Instrumen Kebijakan Moneter 
1. Jumlah Uang yang beredar (JUB)
Menurut Iskandar putong (2007) uang beredar adalah keseluruhan jumlah uang 
yang dikeluarkan secara resmi baik oleh bank sentral berupa uang kartal, maupun uang giral 
dan uang kuasi (tabungan, valas, deposito). 
Menurut Sadono Sukirno "uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di 
perekonomian, yaitu adalah jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang 
giral dalam bank-bank umum."(1998). 
Sadono membedakan uang beredar menjadi dua pengertian, yaitu: 
1. Dalam pengertian sempit 
Uang beredar adalah mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral yang dimiliki 
oleh perseorangan-perseorangan, perusahaan-perusahaan, dan badan-badan pemerintah. 
2. Dalam pengertian luas 
Uang beredar adalah meliputi uang dalam peredaran, uang giral, dan uang kuasi. Uang kuasi 
terdiri dari deposito berjangka, tabungan, dan rekening (tabungan) valuta asing milik swasta 
domestik. 
Uang beredar dalam pengertian luas ini juga dinamakan dengan M2, dan pengertian 
sempit uang beredar selalu disingkat dengan M1 (Sadono Sukirno, 1998:). 
Jumlah uang yang tersedia disebut suplai uang (Money Supply). Dalam perekonomian 
yang menggunakan uang komoditas suplai uang adalah jumlah dari komoditas itu. Dalam 
perekonomian yang menggunakan uang atas unjuk, seperti sebagian perekonomian dewasa 
ini, pemerintah mengendalikan money supply: peraturan resmi memberi pemerintah hak 
untuk memonopoli pencetakan uang. Tingkat pengenaan pajak (taxation) dan tingkat 
pembelian pemerintah merupakan instrumen kebijakan pemerintah, begitu pula suplai uang 
kontrol atas suplai yang disebut kebijakan moneter (Moneter Policy) (Mankiw; 2000). 
Jumlah uang beredar (JUB) yaitu M1 (uang dalam arti sempit) yang terdiri dari uang 
kartal dan uang giral, dan M2 (uang dalam arti luas) yang terdiri dari M1 ditambah uang 
kuasi (Nilawati dalam Lily Prayitno dkk, 2002). 
Uang kartal (currencies) adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah dan atau bank 
sentral dalam bentuk uang kertas atau uang logam. Uang giral (deposit money) adalah uang 
yang dikeluarkan oleh suatu bank umum. Contoh uang giral adalah cek, bilyet giro. Uang 
kuasi meliputi tabungan, deposito berjangka, dan rekening valuta asing (Subagyo, 1997:10 
dalam Lily Prayitno dkk, 2002).
Sedangkan menurut Madura (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar Rupiah 
ada 4 yaitu: 
1. Perbedaan tingkat inflasi (harga-harga umum) antara kedua negara. 
Perubahan pada tingkat inflasi relatif dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan 
internasional, yang akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu mata uang dan 
karenanya mempengaruhi nilai tukar (kurs). 
2. Perbedaan tingkat suku bunga antara kedua negara. 
Perubahan pada tingkat suku bunga relatif akan mempengaruhi investasi pada sekuritas asing, 
yang akan mempengaruhi permintaan dan penawaran akan mata uang dan karenanya 
mempengaruhi nilai tukar (Madura (2009). 
3. Tingkat pendapatan relatif 
Tingkat pendapatan akan mempengaruhi jumlah permintaan barang impor, maka pendapatan 
akan mempengaruhi kurs mata uang. 
4. Pengendalian Pemerintah 
Pemerintah dapat mempengaruhi kurs keseimbangan dengan berbagai cara termasuk dengan 
1) mengenakan batasan atas pertukaran mata uang asing, 2) mengenakan batasan atas 
perdagangan asing, 3) mencampuri mata uang asing (dengan membeli atau menjual mata 
uang), 4) mempengaruhi variabel-variabel makro seperti inflasi,suku bunga, dan pendapatan 
(Madura (2009). 
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu 
antara lain : 
· Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) 
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau 
membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah 
uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah 
uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah 
kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau 
singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar 
Uang. 
· Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat 
bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan 
uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, 
pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat 
bunga demi membuat uang yang beredar berkurang. 
· Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) 
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah 
dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah 
uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang 
beredar, pemerintah menaikkan rasio. 
· Imbauan Moral (Moral Persuasion) 
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan 
jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan 
pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang 
beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk 
memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian. 
2. Suku Bunga 
Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu 
pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang 
diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Pengertian suku bunga menurut 
Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase 
uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang 
digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Adapun fungsi suku bunga 
menurut Sunariyah (2004:81) adalah : a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang 
mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan. b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat 
moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam 
suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri 
tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka
pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain. c. Pemerintah 
dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, 
pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian. Suku bunga itu sendiri 
ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran tabungan dan permintaan investasi modal 
(terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. 
Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia 
menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin 
tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan 
sebaliknya. Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya 
suku bunga tabungan masyarakat. Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 471) suku 
bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode 
waktu tertentu. Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 99-100) suku bunga dapat 
dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Dimana suku bunga 
nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang 
dipinjam. Sedang suku bunga riil lebih menekankan pada rasio daya beli uang yang 
dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih 
antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998) 
suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang. Menurut 
Nopirin (1992:176) fungsi tingkat bunga dalam perekonomian yaitu alokasi faktor produksi 
untuk menghasilkan barang dan jasa yang dipakai sekarang dan di kemudian hari. Menurut 
Ramirez dan Khan (1999) ada dua jenis faktor yang menentukan nilai suku bunga, yaitu 
faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang 
beredar, dan inflasi. Sedang faktor eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat 
perubahan nilai valuta asing yang diduga. Menurut Prasetiantono (2000) mengenai suku 
bunga adalah : jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di 
bank karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Dan pada posisi ini, 
permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka 
sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk portfolio perbankan (deposito dan tabungan). 
Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah belanja pun menurun. Selanjutnya 
harga barang dan jasa umum akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan inflasi. 
Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk 
menyimpan uangnya di bank. Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya 
suku bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja sektor perbankan 
yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi (perantara), kebiasaan masyarakat untuk
bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa bank secara relatif masih belum cukup tinggi, dan 
sulit untuk menurunkan suku bunga perbankan bila laju inflasi selau tinggi ( Prasetiantono, 
2000 : 99-101) source

More Related Content

What's hot

Aplikasi kebijakan moneter dalam bisnis
Aplikasi kebijakan moneter dalam bisnisAplikasi kebijakan moneter dalam bisnis
Aplikasi kebijakan moneter dalam bisnisWahono Diphayana
 
Kebijakan moneter kebijakan fiskal kebijakan anggaran
Kebijakan moneter kebijakan fiskal kebijakan anggaranKebijakan moneter kebijakan fiskal kebijakan anggaran
Kebijakan moneter kebijakan fiskal kebijakan anggaranDr. Riant Nugroho
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneteradvent17
 
Tugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGERANG
Tugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGERANGTugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGERANG
Tugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGERANGiqbalmoh
 
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"anggitacxcx
 
Jalur kebijakan moneter
Jalur kebijakan moneterJalur kebijakan moneter
Jalur kebijakan moneterSusiloBatang
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7olerafif
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneterTiyas Diah
 
Mater kebijakan-moneter-2
Mater kebijakan-moneter-2Mater kebijakan-moneter-2
Mater kebijakan-moneter-2ryuzel
 
Kebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskalKebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskalKay Nazarite
 

What's hot (15)

Moneter economy
Moneter economyMoneter economy
Moneter economy
 
Aplikasi kebijakan moneter dalam bisnis
Aplikasi kebijakan moneter dalam bisnisAplikasi kebijakan moneter dalam bisnis
Aplikasi kebijakan moneter dalam bisnis
 
Monetary policy ~ ira kristina l. tobing
Monetary policy ~  ira kristina l. tobingMonetary policy ~  ira kristina l. tobing
Monetary policy ~ ira kristina l. tobing
 
Kebijakan moneter kebijakan fiskal kebijakan anggaran
Kebijakan moneter kebijakan fiskal kebijakan anggaranKebijakan moneter kebijakan fiskal kebijakan anggaran
Kebijakan moneter kebijakan fiskal kebijakan anggaran
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Tugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGERANG
Tugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGERANGTugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGERANG
Tugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGERANG
 
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
 
Jalur kebijakan moneter
Jalur kebijakan moneterJalur kebijakan moneter
Jalur kebijakan moneter
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Moneter & Fiskal
Moneter & FiskalMoneter & Fiskal
Moneter & Fiskal
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Mater kebijakan-moneter-2
Mater kebijakan-moneter-2Mater kebijakan-moneter-2
Mater kebijakan-moneter-2
 
Kebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskalKebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskal
 
Kebanksentralan
Kebanksentralan  Kebanksentralan
Kebanksentralan
 

Similar to BI Fokus Stabilitas Ekonomi

Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...Oktaviakd
 
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...Oktakd
 
tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...
tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...
tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...idafahrisa
 
Tugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGE...
Tugas Ekonomi M . iqbal  Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGE...Tugas Ekonomi M . iqbal  Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGE...
Tugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGE...iqbalmoh
 
Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...
Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...
Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...viannazhar
 
Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...MeiraAyuC
 
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...Oktaviakd
 
Tugas Ekonomi Anggita Hardiyanti Ranti pusriana, S.Pd kebijakan moneter Sman ...
Tugas Ekonomi Anggita Hardiyanti Ranti pusriana, S.Pd kebijakan moneter Sman ...Tugas Ekonomi Anggita Hardiyanti Ranti pusriana, S.Pd kebijakan moneter Sman ...
Tugas Ekonomi Anggita Hardiyanti Ranti pusriana, S.Pd kebijakan moneter Sman ...anggitacxcx
 
Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...
Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...
Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...viannazhar
 
Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...MeiraAyuC
 
tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...
tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...
tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...idafahrisa
 
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi, Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi, Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SM...Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi, Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi, Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SM...Oktakd
 
Pengaruh kebijakan moneter di negara berkembang dan sektor umkm
Pengaruh kebijakan moneter di negara berkembang dan sektor umkmPengaruh kebijakan moneter di negara berkembang dan sektor umkm
Pengaruh kebijakan moneter di negara berkembang dan sektor umkmRizal Bagus Rahman
 
Kelompok 5 ,kebanksentralan
Kelompok 5 ,kebanksentralanKelompok 5 ,kebanksentralan
Kelompok 5 ,kebanksentralanKikie Kakikukeko
 
Kebijakan moneter-130129212100-phpapp02
Kebijakan moneter-130129212100-phpapp02Kebijakan moneter-130129212100-phpapp02
Kebijakan moneter-130129212100-phpapp02Livia Erina
 
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank IndonesiaSekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank IndonesiaMuhammad Khoirul Fuddin
 
Review Kebijakan Moneter dan Dampak dalam Makroekonomi.pptx
Review Kebijakan Moneter dan Dampak dalam Makroekonomi.pptxReview Kebijakan Moneter dan Dampak dalam Makroekonomi.pptx
Review Kebijakan Moneter dan Dampak dalam Makroekonomi.pptxRahmadKhadafi2
 
Tujuan kebijakan moneter bank indonesia
Tujuan kebijakan moneter bank indonesiaTujuan kebijakan moneter bank indonesia
Tujuan kebijakan moneter bank indonesiaoher
 

Similar to BI Fokus Stabilitas Ekonomi (20)

Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
 
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
 
tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...
tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...
tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...
 
Tugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGE...
Tugas Ekonomi M . iqbal  Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGE...Tugas Ekonomi M . iqbal  Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGE...
Tugas Ekonomi M . iqbal Ranti pusriana S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 TANGGE...
 
Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...
Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...
Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...
 
Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...
 
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SMA...
 
Tugas Ekonomi Anggita Hardiyanti Ranti pusriana, S.Pd kebijakan moneter Sman ...
Tugas Ekonomi Anggita Hardiyanti Ranti pusriana, S.Pd kebijakan moneter Sman ...Tugas Ekonomi Anggita Hardiyanti Ranti pusriana, S.Pd kebijakan moneter Sman ...
Tugas Ekonomi Anggita Hardiyanti Ranti pusriana, S.Pd kebijakan moneter Sman ...
 
Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...
Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...
Tugas Ekonomi (Vian Azhar) Ranti Pusriana S.Pd Kebijakan Moneter SMAN 12 Tang...
 
Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi Meira Ayu Chairunnisa Ranti Pusriana, S.Pd Kebijakan Moneter SM...
 
tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...
tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...
tugas ekonomi ida fahrisa ranti pusriana,S.Pd kebijakan moneter SMAN 12 Tange...
 
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi, Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi, Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SM...Tugas Ekonomi  Oktavia Kartika Dewi, Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SM...
Tugas Ekonomi Oktavia Kartika Dewi, Ranti Pusriana,S.Pd Kebijakan Moneter SM...
 
Pengaruh kebijakan moneter di negara berkembang dan sektor umkm
Pengaruh kebijakan moneter di negara berkembang dan sektor umkmPengaruh kebijakan moneter di negara berkembang dan sektor umkm
Pengaruh kebijakan moneter di negara berkembang dan sektor umkm
 
Kelompok 5 ,kebanksentralan
Kelompok 5 ,kebanksentralanKelompok 5 ,kebanksentralan
Kelompok 5 ,kebanksentralan
 
6 kebijakanmoneter
6 kebijakanmoneter6 kebijakanmoneter
6 kebijakanmoneter
 
Economy
EconomyEconomy
Economy
 
Kebijakan moneter-130129212100-phpapp02
Kebijakan moneter-130129212100-phpapp02Kebijakan moneter-130129212100-phpapp02
Kebijakan moneter-130129212100-phpapp02
 
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank IndonesiaSekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Sekilas Mengenal Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
 
Review Kebijakan Moneter dan Dampak dalam Makroekonomi.pptx
Review Kebijakan Moneter dan Dampak dalam Makroekonomi.pptxReview Kebijakan Moneter dan Dampak dalam Makroekonomi.pptx
Review Kebijakan Moneter dan Dampak dalam Makroekonomi.pptx
 
Tujuan kebijakan moneter bank indonesia
Tujuan kebijakan moneter bank indonesiaTujuan kebijakan moneter bank indonesia
Tujuan kebijakan moneter bank indonesia
 

BI Fokus Stabilitas Ekonomi

  • 1. Nama : Imam Firdaus NIM : 09111002008 Peran Bank Indonesia Dalam Menjaga Stabilitas Moneter A. Pendahuluan Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia memiliki tiga pilar utama yang diharapkan mampu menjaga kestabilan nilai tukar rupiah secara efektif. Adapun pilar yang pada dasarnya merupakan tugas Bank Indonesia secara umum : 1. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter 2. Mengatur dan Menjaga Sistem Kelancaran Pembayaran 3. Mengatur dan Mengawasi Bank B. Fokus Bank Indonesia Pasca OJK Dalam Kebijakan Moneter Pasca beralihnya fungsi Bank Indonesia sebagai pengawasan terhadap perbankan ke pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 31 Desember 2013, tak serta merta membuat pekerjaan BI lebih ringan. Sebaliknya, mereka harus benar-benar menunjukkan fokusnya dalam upaya stabilisasi ekonomi. Setidaknya beberapa hal yang akan menjadi fokus Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia disamping pengawasan peredaran uang dan kelancaran sistem pembayaran perbankan. Fokus pertama adalah Bank Indonesia terus mendukung pertumbuhan perekonomian daerah. Dengan terus melakukan Kajian Ekonomi Regional pada tiap provinsi maka akan diketahui secara berkala bagaimana pertumbuhan perekonomian di wilayah tersebut pada periode saat itu. Hal ini akan dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah setempat untuk mengembangkan daerahnya.
  • 2. Fokus kedua adalah Bank Indonesia harus memperkuat fungsi pengendalian harga atau dengan kata lain menekan angka inflasi di tiap wilayah. Misalnya dengan melakukan negoisasi dengan pihak – pihak terkait seperti Dinas Perhubungan atau Dinas Perdagangan untuk menitik beratkan pendistribusian sejumlah bahan pokok ke wilayah yang stok bahan pokok yang dibutuhkan tersebut mulai menipis. Hal ini bisa dilakukan dengan memperbanyak Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di masing-masing regional.baik kota maupun kabupaten.TPID akan berusaha melakukan pemetaan akan kelangkaan sejumlah pasokan barang di wilayah tertentu serta memberikan usulan mengenai target inflasi yang akan dicapai oleh wilayah tersebut. Fokus ketiga adalah Bank Indonesia harus turut mendukung upaya peningkatan ketahan pangan dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).. Hal ini pada umumnya dengan meningkatkan jumlah wirausahawan di setiap wilayah. Karena walaupun statistik perekonomian di suatu wilayah melambat, akan tetapi lapangan pekerjaan tetap tersedia , otomatis akan mengurangi angka pengangguran yang diharapkan dapat menciptakan kestabilan ekonomi secara makro. C. Kebijakan Moneter Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu. Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib
  • 3. minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah. Secara umum, stabilitas makro akan tercermin dari : - Laju Inflasi rendah - Pertumbuhan ekonomi meningkat - Lapangan kerja meningkat - Pendapatan masyarakat meningkat Maka dapat disimpulkan bahwa Kebijakan Moneter merupakan pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: [2] · Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy) Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy) · Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy) Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy) B. Instrumen Kebijakan Moneter 1. Jumlah Uang yang beredar (JUB)
  • 4. Menurut Iskandar putong (2007) uang beredar adalah keseluruhan jumlah uang yang dikeluarkan secara resmi baik oleh bank sentral berupa uang kartal, maupun uang giral dan uang kuasi (tabungan, valas, deposito). Menurut Sadono Sukirno "uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di perekonomian, yaitu adalah jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum."(1998). Sadono membedakan uang beredar menjadi dua pengertian, yaitu: 1. Dalam pengertian sempit Uang beredar adalah mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral yang dimiliki oleh perseorangan-perseorangan, perusahaan-perusahaan, dan badan-badan pemerintah. 2. Dalam pengertian luas Uang beredar adalah meliputi uang dalam peredaran, uang giral, dan uang kuasi. Uang kuasi terdiri dari deposito berjangka, tabungan, dan rekening (tabungan) valuta asing milik swasta domestik. Uang beredar dalam pengertian luas ini juga dinamakan dengan M2, dan pengertian sempit uang beredar selalu disingkat dengan M1 (Sadono Sukirno, 1998:). Jumlah uang yang tersedia disebut suplai uang (Money Supply). Dalam perekonomian yang menggunakan uang komoditas suplai uang adalah jumlah dari komoditas itu. Dalam perekonomian yang menggunakan uang atas unjuk, seperti sebagian perekonomian dewasa ini, pemerintah mengendalikan money supply: peraturan resmi memberi pemerintah hak untuk memonopoli pencetakan uang. Tingkat pengenaan pajak (taxation) dan tingkat pembelian pemerintah merupakan instrumen kebijakan pemerintah, begitu pula suplai uang kontrol atas suplai yang disebut kebijakan moneter (Moneter Policy) (Mankiw; 2000). Jumlah uang beredar (JUB) yaitu M1 (uang dalam arti sempit) yang terdiri dari uang kartal dan uang giral, dan M2 (uang dalam arti luas) yang terdiri dari M1 ditambah uang kuasi (Nilawati dalam Lily Prayitno dkk, 2002). Uang kartal (currencies) adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah dan atau bank sentral dalam bentuk uang kertas atau uang logam. Uang giral (deposit money) adalah uang yang dikeluarkan oleh suatu bank umum. Contoh uang giral adalah cek, bilyet giro. Uang kuasi meliputi tabungan, deposito berjangka, dan rekening valuta asing (Subagyo, 1997:10 dalam Lily Prayitno dkk, 2002).
  • 5. Sedangkan menurut Madura (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar Rupiah ada 4 yaitu: 1. Perbedaan tingkat inflasi (harga-harga umum) antara kedua negara. Perubahan pada tingkat inflasi relatif dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional, yang akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu mata uang dan karenanya mempengaruhi nilai tukar (kurs). 2. Perbedaan tingkat suku bunga antara kedua negara. Perubahan pada tingkat suku bunga relatif akan mempengaruhi investasi pada sekuritas asing, yang akan mempengaruhi permintaan dan penawaran akan mata uang dan karenanya mempengaruhi nilai tukar (Madura (2009). 3. Tingkat pendapatan relatif Tingkat pendapatan akan mempengaruhi jumlah permintaan barang impor, maka pendapatan akan mempengaruhi kurs mata uang. 4. Pengendalian Pemerintah Pemerintah dapat mempengaruhi kurs keseimbangan dengan berbagai cara termasuk dengan 1) mengenakan batasan atas pertukaran mata uang asing, 2) mengenakan batasan atas perdagangan asing, 3) mencampuri mata uang asing (dengan membeli atau menjual mata uang), 4) mempengaruhi variabel-variabel makro seperti inflasi,suku bunga, dan pendapatan (Madura (2009). Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain : · Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang. · Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
  • 6. Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang. · Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio. · Imbauan Moral (Moral Persuasion) Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian. 2. Suku Bunga Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah : a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan. b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka
  • 7. pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain. c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian. Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya. Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan masyarakat. Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 471) suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu. Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 99-100) suku bunga dapat dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Dimana suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedang suku bunga riil lebih menekankan pada rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998) suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang. Menurut Nopirin (1992:176) fungsi tingkat bunga dalam perekonomian yaitu alokasi faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dipakai sekarang dan di kemudian hari. Menurut Ramirez dan Khan (1999) ada dua jenis faktor yang menentukan nilai suku bunga, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar, dan inflasi. Sedang faktor eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai valuta asing yang diduga. Menurut Prasetiantono (2000) mengenai suku bunga adalah : jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk portfolio perbankan (deposito dan tabungan). Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan inflasi. Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank. Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya suku bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja sektor perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi (perantara), kebiasaan masyarakat untuk
  • 8. bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa bank secara relatif masih belum cukup tinggi, dan sulit untuk menurunkan suku bunga perbankan bila laju inflasi selau tinggi ( Prasetiantono, 2000 : 99-101) source