SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
FTW Kentungan, 11 April 2013
•   Panggilan disebut vocatio: panggilan dari Allah kepada
    seseorang atau sekelompok orang demi tugas tertentu.
    Panggilan itu dimaksudkan untuk ikut serta di dalam seluruh
    proses penciptaan (bdk. Kej 1:27) dan keselamatan.
•   Dengan menjadi manusia orang dipanggil, diundang, diajak
    untuk memenuhi pangilannya sebagai manusia. Penciptaan
    Adam adalah gambaran tentang panggilan Allah terhadap
    manusia untuk bersatu dengan Dia. Panggilan manusia itu
    kemudian berkembang menjadi panggilan untuk menjadi umat
    Allah.
•   Dengan panggilan Abraham, panggilan itu dimaksudkan untuk
    menjadi umat kesayangan Allah. Umat itu mendasarkan diri
    pada panggilan untuk percaya kepada peranan Allah Yahweh,
    satu-satunya Sembahan.
•   Perjalanan umat Israel yang tidak selalu stabil memaksa
    Yahweh untuk memanggil orang-orang khusus untuk
    menjadi duta utusanNya. Allah memanggil mereka untuk
    menyampaikan FirmanNya kepada umatNya. Di sinilah
    muncul panggilan para nabi. Mereka dengan caranya
    sendiri membantu Yahweh untuk menyadarkan umat itu.
•   Panggilan kristiani adalah panggilan yang didasari oleh
    kehadiran Kristus Yesus sebagai Allah yang menjadi
    manusia.
•   Kristus menghendaki supaya Gereja suci sebab Kristus
    sendiri suci yaitu hidup bersatu dengan Bapa dalam Roh.
    Semua orang dipanggil kepada kesucian menurut
    kedudukannya (LG 40) masing-masing dan semua
    dipanggil untuk merealisasikan kesucian itu.
•   Panggilan khusus diberikan kepada orang-orang khusus agar mereka
    mampu untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Penyerahan
    diri yang total itu terwujud dalam kehidupan yang tidak terbagi-bagi
    agar ia mempersembahkan diri seutuhnya tanpa melihat lagi ke
    belakang (bdk. Lk 9:57-62).
•   Secara konkrit orang menyerahkan diri kepada Allah lewat Yesus
    Kristus dalam seluruh hidupnya dengan hidup sebagai perawan, miskin
    dan taat.
•   Hidup monastik kristiani sebagai suatu gerakan yang terpolakan secara
    baku pertama kali muncul di padang gurun Mesir pada akhir abad
    ketiga. Semangat monastik itu dipengaruhi secara mendalam oleh dua
    peristiwa yang membentuk sebenarnya radikalisme kristiani, yakni
    kemartiran dan hidup asketik yang dikonsakrirkan dalam kehidupan
    keluarga.
•   Tanda hidup bakti mereka: silentium dan askese (praksis keutamaan).
   Selama abad ke-4 dan ke-5, hidup monastik Mesir menarik
    minat banyak orang. Bentuk kehidupan macam itu
    berkembang dalam bentuk institusional (atau lebih tepat
    diinstitusionalisir oleh), khususnya oleh Pakhomeus dari
    Tabenisi. Praksis hidupnya sederhana dan silentium.
   Perkembangan hidup monastik pada Permulaan Abad
    Pertengahan diwarnai oleh munculnya semangat hidup
    monastik yang teratur.
   Mereka menekankan tema-tema tentang pengosongan diri
    seperti Kristus sebagai bentuk solidaritas dengan manusia
    dan partisipasi kita di dalam hidupNya melalui hidup mistik
    dan martabat kita sebagai anak adopsi dari Allah (Isac).
   Setelah jaman keemasan berlalu muncul krisis spiritualitas
    berhubungan dengan munculnya krisis Gereja sendiri berhadapan
    dengan Protestan. Dalam sejarah hidup monastik bagian ini disebut
    sebagai spiritualitas kontra reformasi.
   hidup monastik hubungan pribadi seseorang dengan Allah secara
    intensif sebagai jalan kesucian demi mencapai indentifikasi diri
    dengan Kristus. Hidup monastik dipakai sebagai saran untuk
    mengembangkan kesempurnaan khususnya lewat kontemplasi
    penderitaan Kristus. Dua tahap mencapai kesempurnaan (theosis,
    pengilahian manusia): kontemplasi dan transformasi.
   Hidup monastik modern, memfokuskan diri pada kontemplasi dan
    kemiskinan yang ekstrim
   Dalam sejarah religius nampak dengan jelas bahwa langkah
    pertama yang diambil oleh tokoh-tokoh religius bukanlah
    untuk hidup miskin, taat dan selibat. Langkah pertama adalah
    kehendak dan tekad untuk menghayati Injil sepenuh-
    penuhnya.
   Untuk itu, orang perlu mempunyai motivasi yang kuat dalam
    mengikuti Kristus. Motivasi adalah suatu tenaga atau
    dorongan yang ada di dalam diri manusia yang menimbulkan,
    mengarahkan dan mengorganisasi tingkah laku manusia. Dari
    kata ini muncul kata motif yang berarti alasan yang
    menyebabkan seseorang bertindak. Oleh karena itu kata
    motivasi berhubungan erat dengan kata “mengapa.”
   Dalam hidup membiara, konkritisasi dari penyerahan diri
    diwujudkan dengan mengikrarkan ketiga kaul: kemiskinan,
    ketaatan, selibat (keprawanan).
   Maksud ketiga kaul ini adalah agar mereka yang mengikrarkan
    tidak terbagi hati dan terus-menerus mengarahkan dirinya melulu
    kepada Allah. Ketiga kaul ini kemudian dilihat sebagai penyerahan
    diri kita seperti yang ditunjukkan oleh kedua belas rasul: hadir dan
    berjalan bersama Yesus kemana saja
   Sebelum Konsili Vatikan II, rumusan kaul mempunyai urutan
    sebagai berikut: kemiskinan-keprawanan-ketaatan. Rumusan ini
    diinspirasi oleh teologi korban.
   Konsili Vatikan II mengubah urutannya menjadi: keprawanan-
    kemiskinan-ketaatan yang didasarkan pada teologi cinta sebagai
    bentuk penyerahan diri.
   Hidup rohani adalah ikut serta dalam hidup Tritunggal Maha
    Kudus, yang bersemayam dalam diri kita supaya kita
    dijadikan serupa dengan citra Putera Allah.
   Hidup religius apapun bentuknya adalah “hidup yang
    dibaktikan kepada Allah”. Arah dan orientasinya adalah Allah
    sendiri. Allah menjadi pusat dan dasar hidup itu.
   Doa dan hidup bersama saling membantu, saling mendukung
    dan saling melengkapi serta menyempurnakan demi
    perkembangan hidup bakti itu sendiri. Doa yang sejati akan
    menyuburkan hidup bersama dan hidup bersama yang sejati
    akan semakin memperdalam doa.
   Kesucian adalah panggilan hidup yang berlaku untuk semua
    orang. Tidak orang yang mengklaim bahwa kesucian itu milik
    kelompok tertentu. Semua manusia dipanggil untuk menjadi
    suci.
   Dalam terang pendapat di atas kita ingin membangun fokus
    perhatian kita kepada kemuridan. Kemuridan berarti menjadi
    murid dari seseorang atau dari sebuah sekolah. Dengan
    menjadi murid berarti orang belajar dari sang guru atau dari para
    guru di sebuah sekolah.
   Panggilan menjadi murid pertama-tama didasarkan pada
    hubungan pribadi dengan Sang Guru. Panggilan kepada
    kesucian pertama-tama adalah panggilan untuk menjadi Murid
    Kristus. Kebersamaan hidup denganNya menjadi jaminan utama
    untuk menjadi suci.
   Ada tiga kriteria bagi kesucian secara moral, yakni:
   1) setiap tindakan dari orang itu adalah “sedapat mungkin baik secara
    moral” (as morally good as possible).
   2) orang itu sendiri adalah secara moral layak sebagaimana adanya
    (morally worthy as can be).
   3) kehidupannya didominasi oleh komitmennya untuk memperbaiki
    kesejahteraan sesamanya atau masyarakat sekitarnya sebagai suatu
    keseluruhan.
   Pada umumnya, seorang suci jelaslah sebagai seorang “agak aneh”
    (eksentrik) dan seorang yang membosankan.
   Hidup mereka tranparan: dalam keberadaan dan tindakannya, cinta
    dan kehadiran ilahi bersinar melalui mereka sedemikian luas sehingga
    orang lain mengakui ini dan melihat mereka sebagai paradigma dalam
    kemuridan kristiani.
 Citra: gamabran atau penilaian terhadap orang
  secara normatif layak diidam-idamkan sesuai
  panggilannya.
 Maka citra Imam Indonesia: “Cita rasa Indonesia”

 Yakni: sbg pemimpin rohani, pendoa, pelayan,

  nabi dan misionaris
   Masyarakat Indonesia religius: imam haruslah seorang
    pembimbing rohani karena ia ahli dlm hidup dalam roh
    spy umat mendapat pengalaman iman akan Tuhan dan
    bukan takhyul (bdk EF 3:18-19)
   Memberi makna pd peristiwa hidup
   Memiliki wawasan yg luas ketuhanan di Indonesia
   Bekerja sama dg pemuka masyarakat atau pemuka
    agama
   Bersatu dg uskup dan presbyterium
   Karena ia harus: sabar dan lemah lembut (2Tim 2:25),
    mahir dalam teologi, menjadi sahabat dan terbuka
 Imam adalah pendoa. Hidup doanya meresapi
  hidup dan pastoralnya
 Budaya Indonesia menghargai doa karena

  dianggap sbg kekuatan “magis” dariseorang imam
 Teladan doa seorang sangat diharapkan
 Imam harus melawan arus feodal: imam dihormati
  karena pemimpin imam pelayan (Mrk 10:45)
 Imam memberi “orintasi iman” kepada umat saling

  melayani, melihat aspek iman di balik tindakan
  dan kegiatannya
 Membina kerterlibatan sosial
 Menyuarakan suara kenabian dg menempatkan
  diri di pihak mereka yang lemah, tertindas, miskin
  dan tersingkir
 Mengusahakan apa yg benar dan baik

 Menghindari konflik, tidak kehilangan arah dan

  mengatasi kesulitan dg baik
 Imam terus menerus mempelajari nilai-nilai injili yg
  di dalam masyarakat kita dan
  mengintegrasikannya dlm karya pastoral mereka
  (AG, EN, RM)
 Menyelami masyarakat dan gejolak (tahu peta

  masyarakat)
 So, matang dalam berpikir, inovasi dan mahir

  dalam berpastoral
   SAAT INI SEMINARI MENENGAH DI INDONESIA TERCATAT 33
    BH DENGAN JUMLAH SEMINARIS 4216 (2009: 3.819) SISWA
   CALON IMAM TINGKAT SEMINARI MENENGAH ADALAH
    LULUSAN SMP USIA RATA-RATA 15-17 TAHUN
   USIA REMAJA SEDANG DALAM PROSES KEMATANGAN
    FISIK, SEKSUAL, SOSIAL DAN PSIKOLOGIS. BILA TIDAK ADA
    MASALAH MAKA CALON AKAN BERTUMBUH DAN
    BERKEMBANG MENJADI SEORANG REMAJA YANG SEHAT
   SECARA SOSIAL, CALON BERADA DALAM TAHAP MENCARI
    TEMAN SEBAYA (PEER-GROUP)
   SECARA PSIKOLOGIS, CALON SEDANG BERADA DALAM
    PROSES MENCARI IDENTITAS DIRI SEHINGGA CENDERUNG
    MEMPERTANYAKAN SOAL NILAI-NILAI, ATURAN DAN
    OTORITAS DI LINGKUNGANNYA
 SAAT INI SEMINARI TINGGI DI INDONESIA
  BERJUMLAH 12 DAN SEKOLAH TINGGI
  FILSAFAT TEOLOGI/FAKULTAS
  FILSAFAT/FAKULTAS TEOLOGI BERJUMLAH
  11. JUMLAH FRATER DIOSESAN 1229
 TOTAL FRATER SEKITAR 2450 ORANG
 PEMATANG SIANTAR, JAKARTA, BANDUNG,

  YOGYAKARTA, MALANG, PONTIANAK,
  FLORES, KUPANG, MANADO, PAPUA,
  SURABAYA
1.   TAHUN ORIENTASI ROHANI (TOR/NOVISIAT)
2.   TAHUN STUDI FILSAFAT
3.   TAHUN ORIENTASI PASTORAL/PRAKTEK
     PASTORAL (S1)
4.   TAHUN STUDI TEOLOGI (BACHELORIAT)
5.   TAHUN DIAKONAT (AD AUDIENDAS)
6.   TAHUN TAHBISAN IMAM
   KEADAAN UMUM SEMINARI MENEGAH RELATIF
    BAIK NAMUN SEMINARI2 DI JAWA MEMPUNYAI
    KECENDRUNGAN MENURUN 15-20%
   MINIMNYA PANGGILAN ITU BISA JADI DISEBABKAN
    OLEH: KB (2 ANAK SAJA), KEHIDUPAN KOTA
    RELATIF MAKMUR, SIKAP HIDUP HEDONIS (TIDAK
    MAU BERKORBAN UTK ORANG LAIN), EMAN2
    MEMBERIKAN ANAK KE SEMINARI (APALG KALAU
    PINTAR), TERLANJUR MENGENAL “PACAR” SEJAK
    KECIL, KURANG ORIENTASI KEAGAMAAN/ROHANI,
    TIDAK MENARIK MENJADI IMAM, IMAM JG TIDAK
    MEMBERI KESAKSIAN HIDUP YG LEBIH BAIK,
    MATERIALISTIS, BIAYA SEMINARI MAHAL, DLL
 UMUMNYA DARI KELUARGA PETANI
  (SEDERHANA), DARI DESA, TERLIBAT DI
  DALAM KEHIDUPAN KEAGAMAAN/ROHANI,
  BELUM “TERKONTAMINASI” DG HIDUP
  MODERN, KESAKSIAN IMAM DI DESA2
  MASIH MENARIK PERHATIAN, SENANG
  MELAYANI, DEKAT DG ALAM, DLL
 UMUMNYA DARI LUAR JAWA, SECARA
  KHUSUS DARI INDONESIA TIMUR
 UMUMNYA SEDERHANA (MENENGAH KE
  BAWAH)
   UTK BEROPERASINYA SEBUAH SEMINARI
    DIBUTUHKAN BIAYA YG CUKUP TINGGI.
   UTK SEBUAH SEMINARI MENENGAH -TINGGI: SEKITAR
    1-2 MILYAR SETAHUN DG RINCIAN: GAJI
    GURU/KARYAWAN, MAKAN-MINUM, UANG KULIAH,
    PERPUSTAKAAN, SAKIT, LISTRIK,MOBIL, DLL
   SUMBER DANA; UANG SEKOLAH/ASRAMA,
    PROPAGANDA FIDE, KEUSKUPAN, GOTAUS,
    DONATUR???
   UTK MENJADI SEORANG IMAM DIBUTUHKAN SEKITAR
    800-900 JUTA SECARA KESELURUHAN
   BIARA? CARI SENDIRI....

More Related Content

What's hot

Misi Evangelisasi, Introduksi
Misi Evangelisasi, Introduksi Misi Evangelisasi, Introduksi
Misi Evangelisasi, Introduksi Chatarina Pantja W
 
01. makna panggilan dan pengutusan
01. makna panggilan dan pengutusan01. makna panggilan dan pengutusan
01. makna panggilan dan pengutusanstephen sihombing
 
Pel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisPel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisKornelis Ruben
 
Kelas xii hak azasi manusia
Kelas xii hak azasi manusiaKelas xii hak azasi manusia
Kelas xii hak azasi manusiaSabam Sitinjak
 
Pel 3 kemampuan dan keterbatasanku sebagai citra allah
Pel 3 kemampuan dan keterbatasanku sebagai citra allahPel 3 kemampuan dan keterbatasanku sebagai citra allah
Pel 3 kemampuan dan keterbatasanku sebagai citra allahKornelis Ruben
 
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejatiKerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejatiElsa Lopez
 
Evangelii Nuntiandi 12 Ajaran Sosial Gereja
Evangelii Nuntiandi 12 Ajaran Sosial GerejaEvangelii Nuntiandi 12 Ajaran Sosial Gereja
Evangelii Nuntiandi 12 Ajaran Sosial GerejaTheodora Suheriwanto
 
Diktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga GerejaDiktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga GerejaKirenius Wadu
 
Liturgi dan Kalender Gerejawi.pptx
Liturgi dan Kalender Gerejawi.pptxLiturgi dan Kalender Gerejawi.pptx
Liturgi dan Kalender Gerejawi.pptxMarto Marbun
 
Sejarah gereja methodist indonesia
Sejarah gereja methodist indonesiaSejarah gereja methodist indonesia
Sejarah gereja methodist indonesialazarusfek
 
KELAS XII BAB 1,1 POWER POINT.pptx
KELAS XII  BAB 1,1 POWER POINT.pptxKELAS XII  BAB 1,1 POWER POINT.pptx
KELAS XII BAB 1,1 POWER POINT.pptxvensiklore
 
Pel 15 Yesus Yang Berbelas Kasih
Pel 15 Yesus Yang Berbelas KasihPel 15 Yesus Yang Berbelas Kasih
Pel 15 Yesus Yang Berbelas KasihKornelis Ruben
 
Sakramen tobat dan pendamaian
Sakramen tobat dan pendamaianSakramen tobat dan pendamaian
Sakramen tobat dan pendamaianwim pau
 
Empat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja KatolikEmpat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja Katolikusiana
 
KAMBIUM "Berakar dalam Kristus" (Pemuridan sederhana untuk semua orang-preview)
KAMBIUM "Berakar dalam Kristus" (Pemuridan sederhana untuk semua orang-preview)KAMBIUM "Berakar dalam Kristus" (Pemuridan sederhana untuk semua orang-preview)
KAMBIUM "Berakar dalam Kristus" (Pemuridan sederhana untuk semua orang-preview)Katalis Media-Literatur
 
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanPel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanKornelis Ruben
 

What's hot (20)

Ptt Mengenal Gerejaku
Ptt Mengenal Gerejaku Ptt Mengenal Gerejaku
Ptt Mengenal Gerejaku
 
Misi Evangelisasi, Introduksi
Misi Evangelisasi, Introduksi Misi Evangelisasi, Introduksi
Misi Evangelisasi, Introduksi
 
01. makna panggilan dan pengutusan
01. makna panggilan dan pengutusan01. makna panggilan dan pengutusan
01. makna panggilan dan pengutusan
 
Pel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisPel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen Baptis
 
gereja
gerejagereja
gereja
 
Kelas xii hak azasi manusia
Kelas xii hak azasi manusiaKelas xii hak azasi manusia
Kelas xii hak azasi manusia
 
Pel 3 kemampuan dan keterbatasanku sebagai citra allah
Pel 3 kemampuan dan keterbatasanku sebagai citra allahPel 3 kemampuan dan keterbatasanku sebagai citra allah
Pel 3 kemampuan dan keterbatasanku sebagai citra allah
 
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejatiKerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
 
Evangelii Nuntiandi 12 Ajaran Sosial Gereja
Evangelii Nuntiandi 12 Ajaran Sosial GerejaEvangelii Nuntiandi 12 Ajaran Sosial Gereja
Evangelii Nuntiandi 12 Ajaran Sosial Gereja
 
Roh kudus
Roh kudus Roh kudus
Roh kudus
 
Diktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga GerejaDiktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga Gereja
 
Liturgi dan Kalender Gerejawi.pptx
Liturgi dan Kalender Gerejawi.pptxLiturgi dan Kalender Gerejawi.pptx
Liturgi dan Kalender Gerejawi.pptx
 
Sejarah gereja methodist indonesia
Sejarah gereja methodist indonesiaSejarah gereja methodist indonesia
Sejarah gereja methodist indonesia
 
Pengantar injil sinoptik
Pengantar injil sinoptikPengantar injil sinoptik
Pengantar injil sinoptik
 
KELAS XII BAB 1,1 POWER POINT.pptx
KELAS XII  BAB 1,1 POWER POINT.pptxKELAS XII  BAB 1,1 POWER POINT.pptx
KELAS XII BAB 1,1 POWER POINT.pptx
 
Pel 15 Yesus Yang Berbelas Kasih
Pel 15 Yesus Yang Berbelas KasihPel 15 Yesus Yang Berbelas Kasih
Pel 15 Yesus Yang Berbelas Kasih
 
Sakramen tobat dan pendamaian
Sakramen tobat dan pendamaianSakramen tobat dan pendamaian
Sakramen tobat dan pendamaian
 
Empat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja KatolikEmpat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja Katolik
 
KAMBIUM "Berakar dalam Kristus" (Pemuridan sederhana untuk semua orang-preview)
KAMBIUM "Berakar dalam Kristus" (Pemuridan sederhana untuk semua orang-preview)KAMBIUM "Berakar dalam Kristus" (Pemuridan sederhana untuk semua orang-preview)
KAMBIUM "Berakar dalam Kristus" (Pemuridan sederhana untuk semua orang-preview)
 
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanPel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
 

Similar to Panggilan Kehidupan Bakti

SPIRITUALITAS GURU AGAMA KATOLIK.pptx
SPIRITUALITAS GURU AGAMA KATOLIK.pptxSPIRITUALITAS GURU AGAMA KATOLIK.pptx
SPIRITUALITAS GURU AGAMA KATOLIK.pptxDinarDorotea
 
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)anandasesilia
 
Spiritualitas Awal Abad Modern.pptx
Spiritualitas Awal Abad Modern.pptxSpiritualitas Awal Abad Modern.pptx
Spiritualitas Awal Abad Modern.pptxKevinJonathanDarmawa
 
Lat pel sel (pribadi)
Lat pel sel (pribadi)Lat pel sel (pribadi)
Lat pel sel (pribadi)wilaxmalaikat
 
Gereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan IndonesiaGereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan IndonesiaGiovanni Promesso
 
Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015karangpanas
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholikpjj_kemenkes
 
Latihan pelayan sel rev.
Latihan pelayan sel rev.Latihan pelayan sel rev.
Latihan pelayan sel rev.wilaxmalaikat
 
Keperawatan agama modul 1 kb3
Keperawatan agama modul 1 kb3Keperawatan agama modul 1 kb3
Keperawatan agama modul 1 kb3Anton Saja
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholikpjj_kemenkes
 
PAK Pertemuan 12 Iman kristen dikaitkan dengan Tugas Gereja dan Kebudayaan.pptx
PAK Pertemuan 12 Iman kristen dikaitkan dengan Tugas Gereja dan Kebudayaan.pptxPAK Pertemuan 12 Iman kristen dikaitkan dengan Tugas Gereja dan Kebudayaan.pptx
PAK Pertemuan 12 Iman kristen dikaitkan dengan Tugas Gereja dan Kebudayaan.pptxYudiRahadiPurba
 
Konsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen ProtestanKonsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen Protestanpjj_kemenkes
 
Sosialisasi app2015
Sosialisasi app2015Sosialisasi app2015
Sosialisasi app2015karangpanas
 
SEKILAS JEJAK HISTORIS LEKTOR.docx
SEKILAS JEJAK HISTORIS LEKTOR.docxSEKILAS JEJAK HISTORIS LEKTOR.docx
SEKILAS JEJAK HISTORIS LEKTOR.docxPatriciaFlorida1
 

Similar to Panggilan Kehidupan Bakti (20)

SPIRITUALITAS GURU AGAMA KATOLIK.pptx
SPIRITUALITAS GURU AGAMA KATOLIK.pptxSPIRITUALITAS GURU AGAMA KATOLIK.pptx
SPIRITUALITAS GURU AGAMA KATOLIK.pptx
 
Being Catholic
Being CatholicBeing Catholic
Being Catholic
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
 
Ppt 3 gereja
Ppt 3   gerejaPpt 3   gereja
Ppt 3 gereja
 
Spiritualitas Awal Abad Modern.pptx
Spiritualitas Awal Abad Modern.pptxSpiritualitas Awal Abad Modern.pptx
Spiritualitas Awal Abad Modern.pptx
 
Lat pel sel (pribadi)
Lat pel sel (pribadi)Lat pel sel (pribadi)
Lat pel sel (pribadi)
 
Religion in First Semester
Religion in First Semester Religion in First Semester
Religion in First Semester
 
Gereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan IndonesiaGereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan Indonesia
 
Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholik
 
Latihan pelayan sel rev.
Latihan pelayan sel rev.Latihan pelayan sel rev.
Latihan pelayan sel rev.
 
Keperawatan agama modul 1 kb3
Keperawatan agama modul 1 kb3Keperawatan agama modul 1 kb3
Keperawatan agama modul 1 kb3
 
Agama Islam
 Agama Islam Agama Islam
Agama Islam
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholik
 
PAK Pertemuan 12 Iman kristen dikaitkan dengan Tugas Gereja dan Kebudayaan.pptx
PAK Pertemuan 12 Iman kristen dikaitkan dengan Tugas Gereja dan Kebudayaan.pptxPAK Pertemuan 12 Iman kristen dikaitkan dengan Tugas Gereja dan Kebudayaan.pptx
PAK Pertemuan 12 Iman kristen dikaitkan dengan Tugas Gereja dan Kebudayaan.pptx
 
Konsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen ProtestanKonsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen Protestan
 
Sosialisasi app2015
Sosialisasi app2015Sosialisasi app2015
Sosialisasi app2015
 
SEKILAS JEJAK HISTORIS LEKTOR.docx
SEKILAS JEJAK HISTORIS LEKTOR.docxSEKILAS JEJAK HISTORIS LEKTOR.docx
SEKILAS JEJAK HISTORIS LEKTOR.docx
 
Katekese Umat.ppt
Katekese Umat.pptKatekese Umat.ppt
Katekese Umat.ppt
 

More from Giovanni Promesso

Pandangan gereja tentang hidup setelah kematian
Pandangan gereja tentang hidup setelah kematianPandangan gereja tentang hidup setelah kematian
Pandangan gereja tentang hidup setelah kematianGiovanni Promesso
 
Sakramen Inisiasi Menurut KHK
Sakramen Inisiasi Menurut KHKSakramen Inisiasi Menurut KHK
Sakramen Inisiasi Menurut KHKGiovanni Promesso
 
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa MiskinMenjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa MiskinGiovanni Promesso
 
Gereja, Bisnis dan Pasar Bebas
Gereja, Bisnis dan Pasar BebasGereja, Bisnis dan Pasar Bebas
Gereja, Bisnis dan Pasar BebasGiovanni Promesso
 
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGiovanni Promesso
 
Moral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
Moral Katolik tentang Hidup dan KesehatanMoral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
Moral Katolik tentang Hidup dan KesehatanGiovanni Promesso
 
Gereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan KorupsiGereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan KorupsiGiovanni Promesso
 
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam GerejaRevitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam GerejaGiovanni Promesso
 
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)Giovanni Promesso
 
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa Giovanni Promesso
 
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014Giovanni Promesso
 
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) IndonesiaYB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) IndonesiaGiovanni Promesso
 
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. KasimoGereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. KasimoGiovanni Promesso
 
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi ModernKristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi ModernGiovanni Promesso
 
Pemikiran Driyarkara tentang Pancasila
Pemikiran Driyarkara tentang PancasilaPemikiran Driyarkara tentang Pancasila
Pemikiran Driyarkara tentang PancasilaGiovanni Promesso
 
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% IndonesiaSoegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% IndonesiaGiovanni Promesso
 
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang PolitikPemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang PolitikGiovanni Promesso
 

More from Giovanni Promesso (20)

Pandangan gereja tentang hidup setelah kematian
Pandangan gereja tentang hidup setelah kematianPandangan gereja tentang hidup setelah kematian
Pandangan gereja tentang hidup setelah kematian
 
Eskatologi modern
Eskatologi modernEskatologi modern
Eskatologi modern
 
Sakramen Inisiasi Menurut KHK
Sakramen Inisiasi Menurut KHKSakramen Inisiasi Menurut KHK
Sakramen Inisiasi Menurut KHK
 
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa MiskinMenjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
 
Gereja Berpolitik
Gereja BerpolitikGereja Berpolitik
Gereja Berpolitik
 
Gereja, Bisnis dan Pasar Bebas
Gereja, Bisnis dan Pasar BebasGereja, Bisnis dan Pasar Bebas
Gereja, Bisnis dan Pasar Bebas
 
Gereja dan Wahyu Baru
Gereja dan Wahyu BaruGereja dan Wahyu Baru
Gereja dan Wahyu Baru
 
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
 
Moral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
Moral Katolik tentang Hidup dan KesehatanMoral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
Moral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
 
Gereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan KorupsiGereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan Korupsi
 
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam GerejaRevitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
 
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
 
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
 
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
 
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) IndonesiaYB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
 
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. KasimoGereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
 
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi ModernKristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
 
Pemikiran Driyarkara tentang Pancasila
Pemikiran Driyarkara tentang PancasilaPemikiran Driyarkara tentang Pancasila
Pemikiran Driyarkara tentang Pancasila
 
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% IndonesiaSoegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
 
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang PolitikPemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
 

Panggilan Kehidupan Bakti

  • 1. FTW Kentungan, 11 April 2013
  • 2. Panggilan disebut vocatio: panggilan dari Allah kepada seseorang atau sekelompok orang demi tugas tertentu. Panggilan itu dimaksudkan untuk ikut serta di dalam seluruh proses penciptaan (bdk. Kej 1:27) dan keselamatan. • Dengan menjadi manusia orang dipanggil, diundang, diajak untuk memenuhi pangilannya sebagai manusia. Penciptaan Adam adalah gambaran tentang panggilan Allah terhadap manusia untuk bersatu dengan Dia. Panggilan manusia itu kemudian berkembang menjadi panggilan untuk menjadi umat Allah. • Dengan panggilan Abraham, panggilan itu dimaksudkan untuk menjadi umat kesayangan Allah. Umat itu mendasarkan diri pada panggilan untuk percaya kepada peranan Allah Yahweh, satu-satunya Sembahan.
  • 3. Perjalanan umat Israel yang tidak selalu stabil memaksa Yahweh untuk memanggil orang-orang khusus untuk menjadi duta utusanNya. Allah memanggil mereka untuk menyampaikan FirmanNya kepada umatNya. Di sinilah muncul panggilan para nabi. Mereka dengan caranya sendiri membantu Yahweh untuk menyadarkan umat itu. • Panggilan kristiani adalah panggilan yang didasari oleh kehadiran Kristus Yesus sebagai Allah yang menjadi manusia. • Kristus menghendaki supaya Gereja suci sebab Kristus sendiri suci yaitu hidup bersatu dengan Bapa dalam Roh. Semua orang dipanggil kepada kesucian menurut kedudukannya (LG 40) masing-masing dan semua dipanggil untuk merealisasikan kesucian itu.
  • 4. Panggilan khusus diberikan kepada orang-orang khusus agar mereka mampu untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Penyerahan diri yang total itu terwujud dalam kehidupan yang tidak terbagi-bagi agar ia mempersembahkan diri seutuhnya tanpa melihat lagi ke belakang (bdk. Lk 9:57-62). • Secara konkrit orang menyerahkan diri kepada Allah lewat Yesus Kristus dalam seluruh hidupnya dengan hidup sebagai perawan, miskin dan taat. • Hidup monastik kristiani sebagai suatu gerakan yang terpolakan secara baku pertama kali muncul di padang gurun Mesir pada akhir abad ketiga. Semangat monastik itu dipengaruhi secara mendalam oleh dua peristiwa yang membentuk sebenarnya radikalisme kristiani, yakni kemartiran dan hidup asketik yang dikonsakrirkan dalam kehidupan keluarga. • Tanda hidup bakti mereka: silentium dan askese (praksis keutamaan).
  • 5. Selama abad ke-4 dan ke-5, hidup monastik Mesir menarik minat banyak orang. Bentuk kehidupan macam itu berkembang dalam bentuk institusional (atau lebih tepat diinstitusionalisir oleh), khususnya oleh Pakhomeus dari Tabenisi. Praksis hidupnya sederhana dan silentium.  Perkembangan hidup monastik pada Permulaan Abad Pertengahan diwarnai oleh munculnya semangat hidup monastik yang teratur.  Mereka menekankan tema-tema tentang pengosongan diri seperti Kristus sebagai bentuk solidaritas dengan manusia dan partisipasi kita di dalam hidupNya melalui hidup mistik dan martabat kita sebagai anak adopsi dari Allah (Isac).
  • 6. Setelah jaman keemasan berlalu muncul krisis spiritualitas berhubungan dengan munculnya krisis Gereja sendiri berhadapan dengan Protestan. Dalam sejarah hidup monastik bagian ini disebut sebagai spiritualitas kontra reformasi.  hidup monastik hubungan pribadi seseorang dengan Allah secara intensif sebagai jalan kesucian demi mencapai indentifikasi diri dengan Kristus. Hidup monastik dipakai sebagai saran untuk mengembangkan kesempurnaan khususnya lewat kontemplasi penderitaan Kristus. Dua tahap mencapai kesempurnaan (theosis, pengilahian manusia): kontemplasi dan transformasi.  Hidup monastik modern, memfokuskan diri pada kontemplasi dan kemiskinan yang ekstrim
  • 7. Dalam sejarah religius nampak dengan jelas bahwa langkah pertama yang diambil oleh tokoh-tokoh religius bukanlah untuk hidup miskin, taat dan selibat. Langkah pertama adalah kehendak dan tekad untuk menghayati Injil sepenuh- penuhnya.  Untuk itu, orang perlu mempunyai motivasi yang kuat dalam mengikuti Kristus. Motivasi adalah suatu tenaga atau dorongan yang ada di dalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasi tingkah laku manusia. Dari kata ini muncul kata motif yang berarti alasan yang menyebabkan seseorang bertindak. Oleh karena itu kata motivasi berhubungan erat dengan kata “mengapa.”
  • 8. Dalam hidup membiara, konkritisasi dari penyerahan diri diwujudkan dengan mengikrarkan ketiga kaul: kemiskinan, ketaatan, selibat (keprawanan).  Maksud ketiga kaul ini adalah agar mereka yang mengikrarkan tidak terbagi hati dan terus-menerus mengarahkan dirinya melulu kepada Allah. Ketiga kaul ini kemudian dilihat sebagai penyerahan diri kita seperti yang ditunjukkan oleh kedua belas rasul: hadir dan berjalan bersama Yesus kemana saja  Sebelum Konsili Vatikan II, rumusan kaul mempunyai urutan sebagai berikut: kemiskinan-keprawanan-ketaatan. Rumusan ini diinspirasi oleh teologi korban.  Konsili Vatikan II mengubah urutannya menjadi: keprawanan- kemiskinan-ketaatan yang didasarkan pada teologi cinta sebagai bentuk penyerahan diri.
  • 9. Hidup rohani adalah ikut serta dalam hidup Tritunggal Maha Kudus, yang bersemayam dalam diri kita supaya kita dijadikan serupa dengan citra Putera Allah.  Hidup religius apapun bentuknya adalah “hidup yang dibaktikan kepada Allah”. Arah dan orientasinya adalah Allah sendiri. Allah menjadi pusat dan dasar hidup itu.  Doa dan hidup bersama saling membantu, saling mendukung dan saling melengkapi serta menyempurnakan demi perkembangan hidup bakti itu sendiri. Doa yang sejati akan menyuburkan hidup bersama dan hidup bersama yang sejati akan semakin memperdalam doa.
  • 10. Kesucian adalah panggilan hidup yang berlaku untuk semua orang. Tidak orang yang mengklaim bahwa kesucian itu milik kelompok tertentu. Semua manusia dipanggil untuk menjadi suci.  Dalam terang pendapat di atas kita ingin membangun fokus perhatian kita kepada kemuridan. Kemuridan berarti menjadi murid dari seseorang atau dari sebuah sekolah. Dengan menjadi murid berarti orang belajar dari sang guru atau dari para guru di sebuah sekolah.  Panggilan menjadi murid pertama-tama didasarkan pada hubungan pribadi dengan Sang Guru. Panggilan kepada kesucian pertama-tama adalah panggilan untuk menjadi Murid Kristus. Kebersamaan hidup denganNya menjadi jaminan utama untuk menjadi suci.
  • 11. Ada tiga kriteria bagi kesucian secara moral, yakni:  1) setiap tindakan dari orang itu adalah “sedapat mungkin baik secara moral” (as morally good as possible).  2) orang itu sendiri adalah secara moral layak sebagaimana adanya (morally worthy as can be).  3) kehidupannya didominasi oleh komitmennya untuk memperbaiki kesejahteraan sesamanya atau masyarakat sekitarnya sebagai suatu keseluruhan.  Pada umumnya, seorang suci jelaslah sebagai seorang “agak aneh” (eksentrik) dan seorang yang membosankan.  Hidup mereka tranparan: dalam keberadaan dan tindakannya, cinta dan kehadiran ilahi bersinar melalui mereka sedemikian luas sehingga orang lain mengakui ini dan melihat mereka sebagai paradigma dalam kemuridan kristiani.
  • 12.  Citra: gamabran atau penilaian terhadap orang secara normatif layak diidam-idamkan sesuai panggilannya.  Maka citra Imam Indonesia: “Cita rasa Indonesia”  Yakni: sbg pemimpin rohani, pendoa, pelayan, nabi dan misionaris
  • 13. Masyarakat Indonesia religius: imam haruslah seorang pembimbing rohani karena ia ahli dlm hidup dalam roh spy umat mendapat pengalaman iman akan Tuhan dan bukan takhyul (bdk EF 3:18-19)  Memberi makna pd peristiwa hidup  Memiliki wawasan yg luas ketuhanan di Indonesia  Bekerja sama dg pemuka masyarakat atau pemuka agama  Bersatu dg uskup dan presbyterium  Karena ia harus: sabar dan lemah lembut (2Tim 2:25), mahir dalam teologi, menjadi sahabat dan terbuka
  • 14.  Imam adalah pendoa. Hidup doanya meresapi hidup dan pastoralnya  Budaya Indonesia menghargai doa karena dianggap sbg kekuatan “magis” dariseorang imam  Teladan doa seorang sangat diharapkan
  • 15.  Imam harus melawan arus feodal: imam dihormati karena pemimpin imam pelayan (Mrk 10:45)  Imam memberi “orintasi iman” kepada umat saling melayani, melihat aspek iman di balik tindakan dan kegiatannya  Membina kerterlibatan sosial
  • 16.  Menyuarakan suara kenabian dg menempatkan diri di pihak mereka yang lemah, tertindas, miskin dan tersingkir  Mengusahakan apa yg benar dan baik  Menghindari konflik, tidak kehilangan arah dan mengatasi kesulitan dg baik
  • 17.  Imam terus menerus mempelajari nilai-nilai injili yg di dalam masyarakat kita dan mengintegrasikannya dlm karya pastoral mereka (AG, EN, RM)  Menyelami masyarakat dan gejolak (tahu peta masyarakat)  So, matang dalam berpikir, inovasi dan mahir dalam berpastoral
  • 18. SAAT INI SEMINARI MENENGAH DI INDONESIA TERCATAT 33 BH DENGAN JUMLAH SEMINARIS 4216 (2009: 3.819) SISWA  CALON IMAM TINGKAT SEMINARI MENENGAH ADALAH LULUSAN SMP USIA RATA-RATA 15-17 TAHUN  USIA REMAJA SEDANG DALAM PROSES KEMATANGAN FISIK, SEKSUAL, SOSIAL DAN PSIKOLOGIS. BILA TIDAK ADA MASALAH MAKA CALON AKAN BERTUMBUH DAN BERKEMBANG MENJADI SEORANG REMAJA YANG SEHAT  SECARA SOSIAL, CALON BERADA DALAM TAHAP MENCARI TEMAN SEBAYA (PEER-GROUP)  SECARA PSIKOLOGIS, CALON SEDANG BERADA DALAM PROSES MENCARI IDENTITAS DIRI SEHINGGA CENDERUNG MEMPERTANYAKAN SOAL NILAI-NILAI, ATURAN DAN OTORITAS DI LINGKUNGANNYA
  • 19.  SAAT INI SEMINARI TINGGI DI INDONESIA BERJUMLAH 12 DAN SEKOLAH TINGGI FILSAFAT TEOLOGI/FAKULTAS FILSAFAT/FAKULTAS TEOLOGI BERJUMLAH 11. JUMLAH FRATER DIOSESAN 1229  TOTAL FRATER SEKITAR 2450 ORANG  PEMATANG SIANTAR, JAKARTA, BANDUNG, YOGYAKARTA, MALANG, PONTIANAK, FLORES, KUPANG, MANADO, PAPUA, SURABAYA
  • 20. 1. TAHUN ORIENTASI ROHANI (TOR/NOVISIAT) 2. TAHUN STUDI FILSAFAT 3. TAHUN ORIENTASI PASTORAL/PRAKTEK PASTORAL (S1) 4. TAHUN STUDI TEOLOGI (BACHELORIAT) 5. TAHUN DIAKONAT (AD AUDIENDAS) 6. TAHUN TAHBISAN IMAM
  • 21. KEADAAN UMUM SEMINARI MENEGAH RELATIF BAIK NAMUN SEMINARI2 DI JAWA MEMPUNYAI KECENDRUNGAN MENURUN 15-20%  MINIMNYA PANGGILAN ITU BISA JADI DISEBABKAN OLEH: KB (2 ANAK SAJA), KEHIDUPAN KOTA RELATIF MAKMUR, SIKAP HIDUP HEDONIS (TIDAK MAU BERKORBAN UTK ORANG LAIN), EMAN2 MEMBERIKAN ANAK KE SEMINARI (APALG KALAU PINTAR), TERLANJUR MENGENAL “PACAR” SEJAK KECIL, KURANG ORIENTASI KEAGAMAAN/ROHANI, TIDAK MENARIK MENJADI IMAM, IMAM JG TIDAK MEMBERI KESAKSIAN HIDUP YG LEBIH BAIK, MATERIALISTIS, BIAYA SEMINARI MAHAL, DLL
  • 22.  UMUMNYA DARI KELUARGA PETANI (SEDERHANA), DARI DESA, TERLIBAT DI DALAM KEHIDUPAN KEAGAMAAN/ROHANI, BELUM “TERKONTAMINASI” DG HIDUP MODERN, KESAKSIAN IMAM DI DESA2 MASIH MENARIK PERHATIAN, SENANG MELAYANI, DEKAT DG ALAM, DLL  UMUMNYA DARI LUAR JAWA, SECARA KHUSUS DARI INDONESIA TIMUR  UMUMNYA SEDERHANA (MENENGAH KE BAWAH)
  • 23. UTK BEROPERASINYA SEBUAH SEMINARI DIBUTUHKAN BIAYA YG CUKUP TINGGI.  UTK SEBUAH SEMINARI MENENGAH -TINGGI: SEKITAR 1-2 MILYAR SETAHUN DG RINCIAN: GAJI GURU/KARYAWAN, MAKAN-MINUM, UANG KULIAH, PERPUSTAKAAN, SAKIT, LISTRIK,MOBIL, DLL  SUMBER DANA; UANG SEKOLAH/ASRAMA, PROPAGANDA FIDE, KEUSKUPAN, GOTAUS, DONATUR???  UTK MENJADI SEORANG IMAM DIBUTUHKAN SEKITAR 800-900 JUTA SECARA KESELURUHAN  BIARA? CARI SENDIRI....