Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, pendekatan, komponen keterampilan, dan masalah pengelolaan kelas. Pengertian pengelolaan kelas adalah kemampuan guru dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal dengan mengatur siswa dan sarana pengajaran. Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas bagi berbagai kegiatan belajar siswa. Terdapat berbagai pendekatan dalam pengelolaan
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
Pengelolaan Kelas
1. 92
A. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
bila terjadi gangguan dalam proses belajar⎼mengajar. Suatu kondisi belajar yang
optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta
mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pengajaran dan hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa
dengan siswa. Made Pidarta dengan mengutip pendapat Lois V. Johnson dan Marry
A. Bany, mengemukakan bahwa pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan
penggunaan alat⎼alat yang tepat terhadap problema dan situasi kelas. Dalam hal ini
guru bertugas menciptakan, memelihara dan mempertahankan sistem / organisasi
kelas. Sehingga individu siswa dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya dan
energinya pada tugas⎼tugas individual.
Menurut Hadari Nawawi ( 1989 : 115 ), pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai
kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa
pemberian kesempatan yang seluas⎼luasnya pada setiap personal untuk melakukan
kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid. Suharsimi
memahami pengelolaan kelas yang menyangkut pengelolaan siswa dan pengelolaan
fisik ( ruangan, perabot, alat pengajar ).
B. Tujuan Pengelolaan Kelas
Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi
bermacam⎼macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual di dalam kelas. Fasilitas yang disediakan memungkinkan siswa belajar dan
bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplai,
perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa (
Sudirman N, 1991, 311 ). Tujuan lainnya adalah mengantarkan anak didik dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak berilmu
menjadi berilmu.
Menurut Ahmad ( 1995 : 2 ), tujuan pengelolaan kelas adalah :
2. 93
1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas
2) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi
3) belajar⎼mengajar.
4) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar.
5) Membina dan membimbing sesuia dengan latar belakang sosial, ekonomi,
budaya, serta sifat⎼sifat individu.
Pengelolaan dan pembelajaran dapat dibedakan tetapi memiliki fungsi sama.
Pengelolaan penekanannya pada aspek pengaturan ( management ). Sementara
pembelajaran ( instruction ) penekanannya pada aspek mengelola atau memproses
materi pembelajaran. Kedua hal ini memiliki tujuan yang sama yaitu tujuan
pembelajaran.
C. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas berdasarkan pendekatannya diklasifikasikan menjadi :
1) Pendekatan Otoriter ( Autority Approach ), pengelolaan kelas adalah kegiatan
guru untuk mengontrol tingkah laku sisiwa dengan penerapan disiplin secara
ketat. Dalam pendekatan ini mengandung unsure kekuasaan dan ancaman.
2) Pendekatan Permisif ( Permisive Approach ), pengelolaan kelas adalah upaya
yang dilakukan oleh guru dengan member kebebasan kepada siswa untuk
melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan.
3) Pendekatan Resep, pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan dengan
member satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan tidak boleh
dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah/situasi kelas.
4) Pendekatan Pengajaran, pengelolaan kelas adalah upaya merencanakan dan
mengimplemantasikan pelajan yang baik.
5) Pendekatan Perubahan Perubahan Tingkah Laku (Behavior Modifikation
Approach), pengelolaan kelas adalah upaya untuk mengembangkan dan
3. 94
memfasilitasi perubahan perilaku yang bersifat positif dari sisiwa dan berusaha
semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki perilaku
negative siswa.
6) Pendekatan Suasana Emosi dan Hubungan Sosial (Sosio Emosional Climate
Approach), pengelolaan kelas adalah upaya untuk menciptakan suasana
hubungan interpersonal yang baik dan sehat antara guru dengan siswa dan
siswa dengan siswa.
7) Pendekatan Proses Kelompok (Group Proses Approach), pengelolaan kelas
adalah seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan
organisasi kelas yang efektif.
8) Pendekatan Pluralistik (Electis Approach) adalah pandangan yang mencakup
tiga pendekatan (perubahan tingkah laku, iklim sosio emosional, dan proses
kelompok).
D. Komponen⎼Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
1. Keterampilan yang Berhubungan dengan Penciptaan dan Pemeliharaan Kondisi
Belajar yang Optimal (Bersifat Preventif). Preventif adalah upaya secini
mungkin yang dilakukan oleh guru untuk mencegah terjadinya gangguan dalam
pembelajaran. Keterampilan dalam hal ini berhungan dengan kompetensi guru
dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta aktivitas yang
berkaitan dengan keterampilan :
a) Sikap tanggap, perhatian, keterlibatan, ketidakacuhan, dan ketidakterlibatan
siswa dalam tugas⎼tugas di kelas. Siswa merasa bahwa guru hadir bersama
mereka dan tahu apa yang mereka perbuat. Kesan ini ditunjukkan dengan cara
:
1) Memandang secara seksama, bercakap⎼cakap, bekerja sama, dan
menunjukkan rasa persahabatan.
4. 95
2) Gerak mendekati kelompok kecil atau individu secara wajar menandakan
kesiagaan, minat, dan perhatian guru terhadap tugas serta aktivitas siswa
3) Memberikan pernyataan dengan tanggapan, komentar, ataupun yang
lainnyakepada siswa. Namun tanpa menunjukkan dominasi guru, seperti
member komentar atau pertanyaan yang mengandung ancaman.
4) Memberikan reaksi terhadap gangguan dan ketkacuhan siswa dengan
bentuk teguran pada saat dan suasana yang yang tepat agar penyimpangan
tingkah laku tidak meluas.
b) Memberi perhatian mampu menumbuhkan pengelolaan kelas yang efektif
pada beberapa kegiatan yang berlangsung pada waktu yang sama. Membagi
perhatian dapat dibedakan menjadi dua :
1) Visual, mengalihkan pandangan dari satu kegiatan kepada kegiatan yang
lain dengan kontakpandang terhadap kelompok siswa atau individu.
2) Verbal, guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan dan
sebagainyaterhadap aktivitas seorang siswa sementara ia memimpin
kegiatan siswa lain.
c) Memusatkan perhatian kelompok terhadap tugas⎼tugas yang dilakukan. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara :
1) Memberi tanda untuk menciptakan suasana tenang ketika akan
memperkenalkan objek, pertanyaan, atau topik.
2) Menuntut tanggung jawab sisiwa.
d) Memberikan petunjuk⎼petunjuk yang jelas dan singkat dalam pelajaran.
e) Menegur tingkah laku siswa yang mengganggu kelas atau kelompok kelas
secara verbal dengan cara :
a) Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta perbuatan
menyimpang
b) Menghindari peringatan yang kasar, menyakitkan atau penghinaan
c) Menghindari ocehan atau ejekan, apalagi berkepanjangan.
5. 96
f) Memberi penguatan dengan cara :
1) Menangkap sisiwa saat melakukan perbuatan mengganggu dan
menegurnya
2) Menjadikan siswa yang bertingkah laku wajar sebagai contoh atau teladan
bagi siswa yang mengganggu.
g) Kelancaran atau kemajuan siswa sebagai indicator bahwa siswa dapat
memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang diberikan di kelas dan jangan
diganggu dengan sesuatu yang bisa membuyarkan konsentrasi anak didi. Ada
sejumlah kesalahan yang harus dihindari, yaitu :
1) Campur tangan yang berlebihan (Teacher Instruction)
2) Kelenyapan (Fade Away)
3) Penyimpangan (Digression)
4) Ketidaktepatan berhenti dan memulai kegiatan
5) Kecepatan (Pacing)
6) Bertele⎼tele (Overdwelling)
7) Mengulangi penjelasan yang tidak perlu.
2. Keterampilan yang Berhubungan dengan Pengembangan Kondisi Belajar yang
Optimal (Bersifat Refresif dan Perubahan Tingkah Laku). Refresif adalah
kemampuan guru mencari atau menemukan solusi yang tepat untuk memecahkan
masalah yang terjadi dalam lingkungan pembelajaran. Strategi untuk tindak
perbaikan terhadap tingkah laku siswa yang terus⎼menerus menimbulkan
gangguan dan tidak mau terlibat dalam tugas di kelas, yaitu :
a) Perubahan tingkah laku dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara
sistematis yang didahului dengan menganalisis tingkah laku siswa tersebut.
b) Pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara :
1) Memperlancar tugas⎼tugas
2) Memelihara kegiatan kelompok.
c) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
6. 97
Terampil dalam mengelola kelas dapat pula diterapkan guru dengan
menggunakan prinsip :
1) Kehangatan dan keantusiasan guru.
2) Tantangan pada penggunaan kata⎼kata, tindakan, atau bahan yang
menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar.
3) Bervariasi dalam penggunaan alat atau media, gaya, dan interaksi.
4) Keluesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya.
5) Penekanan pada hal⎼hal yang positif.
6) Penanaman disiplin diri.
E. Beberapa Masalah Pengelolaan Kelas
Gagalnya seorang guru mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan
ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator kegagalan itu adalah prestasi
belajar siswa rendah, tidak sesuia dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan.
Karena itu pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting
dikuasai oleh guru dalam kerangka keberhasilan proses belajar⎼mengajar.
Keanekaragaman masalah perilaku siswa yang menimbulkan beberapa masalah
pengelolaan kelas menurut Made Pidarta adalah :
1) Kurang kesatuan dengan adanya kelompok⎼kelompok dan pertentangan jenis
kelamin.
2) Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok.
3) Reaksi negative terhadap anggota kelompok.
4) Reaksi mentoleransi kekeliruan⎼kekeliruan.
5) Mudah mereaksi perilaku negative/terganggu.
6) Moral rendah, permusuhan, dan agresif.
7) Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah.
Kategori masalah pengelolaan kelas menurut Doyle (1986) terungkap dalam lima
bentuk :
7. 98
1) Berdimensi banyak (Multidimensionality), guru dituntut melaksanakan tugas
edukatif (menyusun persiapan mengajar lengkap dengan alat serta sumber,
menyampaikan pelajaran dan mengevaluasi) dan tugas administrative (mengabsen,
mencatat data siswa, menyusun jadwal, mencatat hasil⎼hasil pengajaran, dan
sebagainya).
2) Serentak (Simultaneity), berbagai hal dapat terjadi pada waktu yang sama di kelas.
3) Segera (Immediacy), interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa terjadi
timbale⎼balik begitu cepat, sehingga menuntut guru agar dapat segera bertindak
melalui proses berpikir, menerima rangsangan dari luar, berpikir, memutuskan dan
melaksanakan tindakan.
4) Iklim kelas yang tidak dapat diramalkan terlebih dahulu.
5) Sejarah (History), peristiwa yang terjadi di kelas akan memiliki dampak yang akan
dirasakan dalam waktu yang jauh sesudahnya.
Masalah pengelolaan kelas dapat dikelompokkan menjadi dua :
1) Masalah individu:
a) Pola perilaku mencari perhatian baik aktif (melucu) maupun pasif (berbuat
serba lambat).
b) Pola perilaku menunjukkan kekuatan baik aktif (mendebat, marah⎼marah,
menangis) maupun pasif (lupa peraturan⎼peraturan kelas yang sudah sepakati
sebelumnya).
c) Pola perilaku untuk membalas dendam.
d) Pola perilaku dengan menampilkan peragaan ketidakmampuan (bersikap masa
bodoh terhadap pekerjaan apapun).
2) Masalah kelompok :
a) Kelas kurang kohesif (akrab), karena alasan jenis kelamin, suku, tingkat sosial
ekonomi, dan sebagainya.
b) Penyimpangan dari norma⎼norma perilaku yang telah disepakati sebelumnya.
c) Kelas mereaksi secara negative terhadap salah leorang anggotanya.
8. 99
d) Menyokong anggota kelas yang melanggar norma kelompok.
e) Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah
digarap.
f) Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru.
g) Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan situasi yanmg baru.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perwujudan pengelolaan kelas adalah :
a) Kurikulum
b) Bangunan dan sarana, seperti penataan ruang kelas, pengaturan tempat duduk,
pengaturan alat⎼alat pengajaran, penataan keindahan dan kebersihan kelas
serta pengaturan ventilasi dan tata cahaya.
c) Guru, mencakup bagaimana kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru,
pembinaan raport, dan mendisiplinkan siswa.
d) siswa, meliputi pembentukan organisasi dan pengelompokkan siswa.
Pengelompokkan siswa dapat dilaksanakan berdasarkan berkawan,
kemampuan, dan minat. Pengelompokkan siswa yang dibagi menjadi
kelompok⎼kelompok kecilmenurut Udin Sarifuddin Winataputra dan Rustana
Ardiwinata (199), meliputi pola bekerja palalel (kelompok belajar dengan
tugas yang sama), pola bekerja komplementer (kelompok belajar dengan tugas
yang berbeda⎼beda), serta pola kerja paralel dan komplementer (dua
kelompok belajar atau lebih mendapat tugas yang sama, sedangkan dua atau
lebih lainnya mendapat tugas yang sama). Cara lain untuk pengelompokan
siswa adalah dengan pembentukan kelompok diserahkan kepada siswa,
pembentukan kelompok diatur guru sendiri, dan pembentukan kelompok
diatur guru atas usul siswa.
e) Dinamika kelas, cara guru menerapkan administrasi pendidikan dan
kepemimpinan pendidikan serta dalam mempergunakan pendekatan
pengelolaan kelas.
f) Lingkungan sekitar.
9. 100
F. Pengelolaan Kelas yang Efektif
Menurut Made Pidarta, untuk mengelola kelas secara efektif perlu diperhatikan
hal⎼hal sebagai berikut :
a) Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasikan untuk tujuan tertentu yang
dilengkapi oleh tugas⎼tugas dan diarahkan oleh guru.
b) Guru adalah tutor ( pembimbing ) bagi semua siswa bukan individu.
c) Kelompok memiliki perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku
masing⎼masing individu dalam kelompok.
d) Kelompok menyisipkan pengaruhnya kepada anggota⎼anggotanya.
e) Praktik guru cenderung terpusat pada hubungan guru dan siswa.
f) Adanya srtuktur kelompok, pola komunikasi, dan kesatuan kelompok.
Keharmonisan hubungan guru dengan siswa memiliki efek terhadap pengelolaan
kelas. Begitu pula dengan perhatian guru dengan siswa, keterbukaan, selalu tanggap
terhadap keluhan siswa, selalu bersedia mendengar saran dan kritik dari siswa, dan
sebagainya merupakan cara untuk menghadirkan pengelolaan kelas yang efektif.
G. Perlunya Strategi Pengelolaan Kelas
Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang
diselenggarakan di kelas benar⎼benar efektif dan berguna untuk mencapai
kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada
dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru
dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan
lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu
mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.
Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses
belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a) guru sebagai demonstrator
10. 101
b) guru sebagai pengelola kelas
c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan
d) guru sebagai evaluator.
Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu
menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya
tujuan pengajaran. Menurut Amatembun (dalam Supriyanto, 1991:22) “Pengelolaan
kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan
mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai
tujuan yang telah di tetapkan”. Sedangkan menurut Usman (2003:97) “Pengelolaan
kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar
mengajar yang efektif”. Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek
penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas
guru di dalamkelas.
Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi pengelolaan kelas sangat mendasar sekali
karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi kegiatan mengelola tingkah
laku siswa dalam kelas, menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola proses
kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang
memungkinkan indikatornya proses belajar mengajar berlangsung secara efektif.
H. Peran Guru Dalam Strategi Pengelolaan Kelas
Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan
secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting
dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena
itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten
akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih
mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang
optimal.
Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam
proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1. Guru sebagai demonstrator
11. 102
2. Guru sebagai evaluator
3. Guru sebagai pengelola kelas
4. Guru sebagai mediator dan fasilitator dan
1. Guru Sebagai Demonstrator
Guru menjadi sosok yang idela bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang
tua yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut
akan menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru. Guru adalah
acuan bagi peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya
sebagian besar akan ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat
diasumsikan guru sebagai stauladan bagi siswanyadan contoh bagi peserta didik.
2. Guru Sebagai Evaluator
Evaluator atau menilai sangat penting adalan rangkaian pembelajaran karena
setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun
kwalitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat
pemikiran ada beberapoa tingkatan antara lain :
a. Mengetahui
b. Mengerti
c. Mengaplikasikan
d. Analisis
e. Sintesis (analisis dalam berbagai sudut)
f. Evaluasi
Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil
nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari
kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal ⎼hal yang paling penting
dalam melaksanakan evaluasi :
1) Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan psikomotorik
2) Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan proses
evaluasi
12. 103
3) Evalusi dilakuakn denga berbagai proses instrument
4) Harus terbuka
3. Guru Sebagai Pengelola Kelas
Manager memenage kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma
guru akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru
Sebagai Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang
tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola
kelas:
a. Merancang tujuan pembelajaran
b. Mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran
c. Memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam
memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reaward
d. Mengawasi segala sesuatu apakah bejalan dengan lancar apa belum dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.
4. Guru Sebagai Fasilitator
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media
yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai semberbalajar
yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa
kemampuan menyerap materi berbeda⎼beda oleh karena itu pendidik harus pandai
dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran.
Ketrampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus
dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah
oleh peserta didik. Media pembelajaran didalam kelas sangat banyak sekali
macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT, dll.
a. Pengaturan Kelas
Tugas utama guru adalah menciptakan suasana didalam kelas agar terjadi interaksi
belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk bejar dengan baik dan
bersungguh⎼sungguh. Dalam kegiatan belajar mengajart terdapat dua hal yang turut
13. 104
menentukan berhasil tidaknya yangpengajaran, dalam arti tercapainya tujuan⎼tujuan
intruksional, sangat bergantung kepada kemampuan mengatur kelas. Untuk
menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan
ptrestasi belajar siswa, dan lebih memumgkinkan guru memberikan bimbingan dan
bantuan terhadap sisiwa dalam belajar, di perlukan pengorganisasian kelas yang
memadai. Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan guru untuk
menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, misalnya :
1) Pengaturan penggunaan waktu yang tersedia untuk setiap pelajaran, untuk setiap
apabila
2) Pengaturan ruangan dan perabotan pelajaran dikelas agar tercipta suasana yang
menggairahkan dalam belajar.
3) Pengelompokan siswa dalam belajar disesuaikan dengan minat dan kebutuhan
siswa itu sendiri.
b. Penerapan Suatu Sistem Dalam Mengelola Kelas
Mengelola kelas itu merupakan pembuatan keputusan⎼keputusan yang
direncanakan bukan keputusan⎼keputusan spontan yang diambil dalam keadan
darurat jika seorang guru,dalam keadaan marah dan prustasi menyuruh trhadap siswa
kepada kepala sekolah dan disitu ditegur, mungki si guru telah tenang kembali merasa
bahwa hukuman tersebut terlalu berat .apabila telah terjadi lagi pelanggaran serupa
oleh siswa lain haruskah guru berbuat seperti itu lagi? Jilka demikian,ia bertindak
tidak adil tetapi tidak bertindak demikian ,ia tidak konsisten biasanya antisipasi
terhadapi timbulnyamasalah⎼masalah dikelas akan menolong guru dari dilema⎼lema
seperti itu.Dasar dari pendekatan yaitu bahwa perilaku yang baik dikelas
sebagiandapat dibentuk dengan cara memberikan ganjaran atau tidak.
1) Teknik mendekati
Bila seorang siswa mulai bertingkah,satu teknik yang biasanya efektif yaitu teknik
mendekatinya .kehadiran guru bisa membuatnya takut,dan karena itu dapat
menghentikannya dari perbuatan yang disruptif ,tanpa perlu menegur andai kata siswa
14. 105
mulai menampakan kecenderungan berbuat nakal,memindahkan tempat duduknya ke
meja guru dapat berefek preventif.
2) Teknik memberikan isyarat
Apabila siswa berbuat penakalan kecil,guru dapat memberikan isyarat bahw ia
sedang diawasi .isyarat tersebut dapat berupa petikan jari,pandangan tajam ,atau
lambaian tangan.
3) Teknik mengadakan humor
Jika insiden itu kecil ,setidaknya guru memandang efek saja ,dengan melihatnya
secara humoristis ,guru akan dapat mempertahankan suasana baik ,serta memberikan
peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.
4) Teknik tidak mengacuhkan
Untuk menerapkan cara ini guru harus lues dan tidak perlu menghukum setiap
pelanggaran yag diketahuinya .dalam kasus⎼kasus tertentu,tidak mengcuhkan
kenakalan justru dapat membawasiswa untuk di perhatikan .
5) Teknik yang keras
Guru dapat menggunakan teknik⎼teknik yang keras apabila ia di hadapkan pada
perilaku disruptif yang jelas tidak terkendalikan.contohnya mengngeluarkannya
dalam kelas.
6) Teknik mengadakan diskusi secara terbuka
Bila kenakalan di kelas mulai bertambah ,sering guru menjadi heran.ia lalu menilai
kembali tindakan dan pengajarannya. untuk menjelaskan perbuatan⎼perbuaatan
siswa⎼siswanya. Dan menciptakan suasana belajar yang sedikit lebih sesuai daripada
sebelumnya.
7) Teknik memberikan penjelasan tentang prosedur
Kadang⎼kadang masalah kedisiplinan ada hubungannya yang langsung dengan
ketidak mampuan siswa melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.kesulitan ini
terjadi apbila guru berasumsi bahwa siswa memiliki keterampilan,padahal sebenarnya
15. 106
tidak.masalah yang hampir sama yaitu masalah⎼masalah perilaku yang lazimnya
berhubungan dengan peristiwa⎼peristiwa yang tidak biasa dikelas.
8) Mengadakan analisis
Kadang⎼kadang terjadi hampir terus menerus berbuat kenakalan, guru dapat
mengetahui masalah yang akan di hadapinya dan mengurangi keresahan siswanya.
9) Mengadakan perubahan kegiatan
Apabila gangguan dikelas meningkat jumlahnya, tindakan yang harus segera di
ambil yaitu mengubah apa yang sedang anda lakukan. Jika biasanya diskusi, maka
ubahlah dengan memberikan ringkasan⎼ringkasan untuk dibaca atau menyuruh
mereka membaca buku⎼buku pilihan mereka.
10) Teknik menghimbau
Kadang⎼kadang guru sering mengatakan, “harap tenang”. Ucapan tersebut
adakalanya membawa hasil siswa memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering
digunakan mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya.
I. Prinsip⎼Prinsip Manajemen Kelas
Secara umum faktor yang mempengaruhi manajemen kelas dibagi menjadi dua
golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa.” (Djamarah 2006:184). Faktor
intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian
siswa denga ciri⎼ciri khasnya masing⎼masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa
lainnya sacara individual. Perbedaan sacara individual ini dilihat dari segi aspek yaitu
perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis. Faktor ekstern siswa terkait dengan
masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa,
jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas akan mewarnai
dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke
atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah
siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.
16. 107
Djamarah (2006:185) menyebutkan “Dalam rangka memperkecil masalah
gangguan dalam manajemen kelas dapat dipergunakan prinsip⎼prinsip manajemen
kelas sebagai berikut :
1) Hangat dan Antusias
Hangat dan Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat
dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada
aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan manajemen kelas.
2) Tantangan
Penggunaan kata⎼kata, tindakan, cara kerja, atau bahan⎼bahan yang menantang
akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3) Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan
anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa.
Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya manajemen kelas yang efektif
dan menghindari kejenuhan.
4) Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat
mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim
belajarmengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya
gangguan seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas
dan sebagainya.
5) Penekanan pada Hal⎼Hal yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada
hal⎼hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal⎼hal yang
negative. Penekanan pada hal⎼hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan
guru terhadap tingkah laku siswa yang positif daripada mengomeli tingkah laku
yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan
17. 108
yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat
mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
6) Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari manajemen kelas adalah anak didik dapat mengembangkan
dislipin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengendalikan
diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal
bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.
J. Pendekatan dalam Manajemen Kelas
a) Pendekatan Kekuasaan
Ciri yang utama pada pendekatan ini adalah ketaatan pada aturn yang
melekat pada pemilik kekuasaan. Guru mengontrol siswa dengan ancaman,
sanksi, hukuman dan bentuk disiplin yang ketat dan kaku.
b) Pendekatan Kebebasan
Manajemen kelas bukan membiarkan anak belajar dengan bebas tanpa batas
tetapi memberikan suasana dan kondisi belajar yang memungkinkan anak
merasa merdeka, bebas, nyaman, penuh tantangan dan harapan dalam
melakukan belajar.
c) Pendekatan Keseimbangan Peran
Pendekatan ini dilakukan dengan member seperangkat aturan yang
disepakati guru dan murid. Isi aturan berkaitan dengan apa yang harus dan
apa yang tidak boleh dikerjakan guru dalam mereaksi semua masalah atau
situasi yang terjadi di kelas dan aturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan
murid selama belajar.
d) Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini menghendaki lahirnya peran guru untuk mencegah dan
menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang menguntungkan proses
pembelajaran. Peranan guru adalah merencanakan dan
mengimplementasikan pengajaran yang baik.
18. 109
e) Pendekatan Suasana Emosi dan Sosial
Goleman (1995) dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa belajar
tanpa keterlibatan emosional dan kegiatan saraf, kurang dari yang
dibutuhkan untuk merekatkan pelajaran dalam ingatan. Menurut pendekatan
ini manajemen kelas merupakan proses menciptakan iklim atau suasana
emosional dan hubungan social yang positif dalam kelas. Suasana hati yang
saling mencintai antar guru dan murid⎼murid penting dalam menciptakan
hubungan social pembelajaran.
f) Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam pendekatan ini, peran guru adalah mendorong perkembangan dan
kerja sama kelompok. Manajemen kelas dengan proses kelompok
memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi⎼kondisi yang
memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu
guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga
kondisi kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang
tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi masalah⎼masalah manajemen.
g) Pendekatan Elektis atau Pluralistik
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas,
kreatifitas, dabn inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai
pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan
pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan
dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga
pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik,
yaitu manajemen kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam
pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan
mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar
berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas
pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan
19. 110
penggunaannnya untuk manajemen kelas disini adalah suatu set (rumpun)
kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang
memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan
efisien.