SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010




                              KEBIJAKAN PENDIDIKAN
                            SEBAGAI KEBIJAKAN PUBLIK
                                         Aminuddin Bakry
           Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
                                      e-mail: aminbkry@yahoo.com



                                               Abstrak

           Persoalan penting yang perlu disorot adalah apakah kebijakan pendidikan
    bagian kebijakan publik atau kebijakan pendidikan sebagai kebijakan publik.
    Permasalahan tersebut menjadi penting karena berkaitan dengan memosisikan
    pendidikan dalam konteks sektor-sektor publik yang harus dikelola secara serius dan
    besarnya tingkat urgensi bagi pemerintah di dalam menetapkan prioritas program-
    program pembangunan. Dengan menggunakan kasus Jembrana dan menganalisis
    dengan pendekatan filsafat moral dan ekonomi politik disimpulkan bahwa kebijakan
    pendidikan sebagai kebijakan publik bukan kebijakan pendidikan bagian dari
    kebijakan publik.

    Kata Kunci: Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Publik




      Kebijakan publik merupakan ilmu                  kepentingan-kepentingan yang mewakili
yang relatif baru karena secara historis baru          sistem politik suatu negara. Oleh karena itu,
muncul pada pertengahan dasawarsa 1960-                kebijakan merupakan instrumen pemerintah
an sebagai sebuah disiplin yang menonjol               untuk melakukan suatu tindakan dalam
dalam lingkup administrasi publik maupun               bidang tertentu seperti fasilitas umum,
ilmu politik. Sementara itu, analisis kebijakan        tranportasi,       pendidikan,     kesehatan,
publik bisa dibilang telah lama eksis dan              perumahan, kesehjahteraan, dan lain-lain
dapat dirunut sejak adanya peradaban umat              yang dianggap akan membawa dampak
manusia. Sejak itu, kebijakan publik tidak             positif bagi kehidupan warganya. Pengertian
terpisahkan dari kehidupan manusia dalam               lainnya, kebijakan publik hanya sebatas
bentuk tataran mikro individual maupun                 dokumen-dokumen              resmi     seperti
konteks tataran makro dalam kehidupan                  perundang-undangan,          dan   peraturan-
bermasyarakat dan bernegara (Wahab, 2008).             peraturan pemerintah. Namun sebagian lagi
      Kebijakan       publik       merupakan           mengartikan kebijakan publik          sebagai
keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan               pedoman acuan, strategi dan kerangka
tindakan yang secara langsung mengatur                 tindakan yang dipilih atau ditetapkan
pengelolaan        dan         pendistribusian         sebagai garis besar pemerintah dalam
sumberdaya alam, finansial dan manusia                 melakukan kegiatan pembangunan.
demi kepentingan publik, yakni rakyat                        Disadari variasi pengertian kebijakan
banyak, penduduk, masyarakat atau warga                publik begitu luas dan tidak dapat dihindari,
negara. Ditinjau dari proses, kebijakan publik         karena      istilah     kebijakan   berupaya
diartikan sebagai hasil dari adanya sinergi,           menjelaskan       secara   ringkas   berbagai
kompromi atau bahkan kompetisi antara                  tindakan mulai dari mencermati isu atau
berbagai gagasan, teori, ideologi, dan                 masalah, merumuskan formulasi dan
Aminuddin Bakry, Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan publik




memutuskan, sampai pada implementasi,            mekanisme mengatasi kegagalan yang
monitoring dan evaluasi. Tulisan ini             mungkin terjadi. Namun kebijakan bukanlah
mengacu pada pengertian bahwa setiap             laboratorium tempat uji coba, karena sulit
perundang-undangan dan peraturan adalah          untuk mengevaluasi asumsi-asumsi prilaku
kebijakan, akan tetapi tidak setiap kebijakan    sebelum sebuah kebijakan benar-benar
diwujudkan dalam bentuk perundang-               dilaksanakan.         Pemerintah         mungkin
undangan atau peraturan. Dalam konteks           memperkirakan         bahwa sebuah           paket
pengertian kebijakan publik seperti tersebut,    pengurangan pajak akan mendapat respon
teridentifikasi dimensi-dimensi yang saling      positif dari rakyat. Tetapi, hingga pemerintah
bertautan antara kebijakan publik sebagai        mengumumkan pengurangan tersebut dan
pilihan tindakan legal secara hukum,             mengukur dampaknya, para pengambil
kebijakan publik sebagai hipotesis dan           kebijakan harus selalu waspada karena
kebijakan publik sebagai tujuan (Bridgeman       akibat yang ditimbulkan kebijakan tersebut
dan Davis, 2004).                                belum tentu sesuai dengan perkiraan
        Kebijakan publik sebagai pilihan         sebelumnya.
tindakan yang legal karena dibuat oleh orang             Dalam konteks tersebut, pelajaran
yang memiliki otoritas dan legitimasi dalam      dan temuan-temuan dari hasil implementasi,
sistem        pemerintahan.       Keputusan-     monitoring dan evaluasi menjadi sangat
keputusannya         mengikat        aparatus    penting. Artinya, pembuatan kebijakan yang
pemerintahan untuk bertindak dalam               baik didasari kemampuan dalam memahami
menyiapkan        rancangan       perundang-     pelajaran-pelajaran        dari      pengalaman-
undangan dan peraturan pemerintah untuk          pengalaman kebijakan dan menerapkan
dipertimbangkan      oleh parlemen        atau   pelajaran itu dalam langkah perumusan
mengalokasikan          anggaran         guna    kebijakan       berikutnya.      Oleh      karena
mengimplementasikan program tertentu.            banyaknya pemain dan kepentingan dalam
        Kebijakan sebagai keputusan legal        perumusan             sebuah            kebijakan,
bukan juga berarti bahwa pemerintah selalu       mengintegrasikan pengalaman penerapan
memiliki kewenangan dalam menangani              kebijakan dengan perbaikan kebijakan
berbagai isu dan masalah publik. Setiap          berikutnya tidak selalu mudah dilakukan.
pemerintahan biasanya bekerja berdasarkan        Temuan-temuan          dilapangan       mengenai
warisan kebiasaan-kebiasaan pemerintahan         konsewensi-konsekwensi kebijakan perlu
terdahulu. Rutinitas birokrasi yang diterima     dicatat dan didokumentasikan secara baik
biasanya merefleksikan keputusan kebijakan       dalam sebuah naskah kebijakan sehingga
lama yang sudah terbukti efektif jika            dapat dipelajari dan disebarluaskan.
diterapkan. Dalam konteks ini, penting           Berkaitan dengan kebijakan publik sebagai
dikembangkan proses kebijakan yang               tujuan dimaksudkan kebijakan menjadi alat
partisipatif dan dapat diterima secara luas      untuk mencapai sebuah tujuan. Artinya,
sehingga dapat menjamin bahwa usulan dan         kebijakan      publik     adalah      seperangkat
aspirasi masyarakat dapat diputuskan secara      tindakan pemerintah yang didesain untuk
teratur dan mencapai hasil yang baik.            mencapai        hasil-hasil     tertentu     yang
        Kebijakan publik sebagai hipótesis       diharapkan oleh publik. Pembuat kebijakan
artinya kebijakan dibuat berdasarkan teori       harus mampu merumuskan tujuan yang
dan proposisi-proposisi sebab akibat. Oleh       ingin dicapai, karena kebijakan tanpa tujuan
karena itu, kebijakan hendaknya bersandar        tidak memiliki arti, bahkan tidak mustahil
pada asumsi-asumsi mengenai prilaku. Hal         akan menimbulkan masalah baru. Misalnya,
ini penting agar kebijakan selalu mendorong      sebuah kebijakan yang tidak memiliki tujuan
orang untuk melakukan sesuatu, serta             jelas, program-programnya akan diterapkan
mampu        memprediksi     keadaan      dan    secara berbeda-beda, strategi pencapaiannya
menyatukan perkiraan-perkiraan mengenai          menjadi kabur, dan akhirnya para analis dan
keberhasilan yang akan dicapai dengan            kritikus akan menyatakan bahwa pemerintah
Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010




telah kehilangan arah. Dalam kenyataannya,       mendesak ditakrifkan. Definisi kebijakan
pembuat kebijakan seringkali kehilangan          publik telah dikemukakan pada bagian
arah     dalam    penetapan      tujuan-tujuan   terdahulu, sementara pengertian kebijakan
kebijakan. Solusi kerapkali dipandang lebih      pendidikan berangkat dari pemikiran Tilaar
penting dari masalah. Padahal yang terjadi       dan Nugroho (2008) yang mengungkapkan
seringkali sebaliknya dimana sebuah solusi       bahwa kebijakan pendidikan tidak dapat
yang baik akan gagal jika diterapkan pada        dilepaskan dengan hakikat pendidikan
masalah yang salah. Dalam konteks ini,           dalam proses memanusiakan anak manusia
identifikasi masalah dan kebutuhan menjadi       menjadi      manusia     merdeka.    Manusia
sangat penting. Oleh karena itu kebijakan        meredeka adalah manusia yang kreatif yang
yang baik dirumuskan berdasarkan masalah         terwujud di dalam budayanya. Manusia
dan kebutuhan masyarakat.                        dibesarkan di dalam habitusnya yang
        Dengan demikian, kebijakan yang          membudaya, dia hidup di dalam budayanya
baik akan dapat merumuskan secara eksplisit      dan dia menciptakan atau merekonstruksi
pernyataan resmi mengenai pilihan tindakan       budayanya itu sendiri.
yang akan dilakukan, dan teori, proposisi                Konstruksi     pemikiran    di   atas
dan model sebab-akibat yang mendasari            bermakna bahwa pendidikan adalah proses
kebijkan, serta hasil-hasil yang akan dicapai    pemberdayaan sehingga peserta didik
dalam kurun waktu tertentu. Artinya, dalam       menjadi mandiri, kreatif dan bertanggung
sebuah lingkaran perumusan kebijakan,            jawab atas eksistensinya. Tilaar dan Nugroho
pilihan-pilihan tindakan yang legal dibuat       (2008) mengelaborasi pendidikan dalam
berdasarkan     hipótesis    dari proposisi-     pandangan Ki Hajar Dewantara, Romo
proposisi berbagai teori guna mencapai           Mangun dan Paulo Freire. Bagi Ki Hajar
tujuan-tujuan kebijakan yang ditetapkan.         Dewantara, pendidikan sebagai suatu proses
Rumusan yang sederhana ini menunjukkan           pemberdayaan          untuk       menumbuh-
hubungan antara ketiga dimensi kebijakan di      kembangkan kemandirian manusia karena
atas. Artinya, kebijakan publik sebagai          pada dasarnya manusia merupakan mahluk
pilihan tindakan legal, sebagai hipótesis dan    yang berdiri sendiri dan bertanggung jawab
sebagai tujuan merupakan tiga serangkai          atas eksistensi dirinya, tidak seorangpun
yang saling berkaitan satu sama lain             berhak merampas kemandirian orang lain,
sehingga ketiganya merupakan prasyarat           dan hak menjadi diri sendiri menunjukkan
sekaligus tantangan bagi kebijakan publik        identitas seseorang yang diwujudkan melalui
yang efektif.                                    interaksi dengan orang lain. Hal ini juga
                                                 senada dengan pandangan Romo Mangun
PERMASALAHAN KEBIJAKAN                           yang memandang manusia sebagai mahluk
PENDIDIKAN                                       kreatif yang dianugerahi kebebasan berpikir
        Persoalan penting yang perlu disorot     agar dapat menentukan dirinya sendiri.
dalam makalah ini, apakah kebijakan              Untuk mengeksplorasi kemampuan yang
pendidikan bagian kebijakan publik atau          diberikan sang pencipta tersebut, sehingga
kebijakan pendidikan sebagai kebijakan           membuahkan kreasi-kreasi baru, dibutuhkan
publik. Permasalahan tersebut menjadi            suasana kebebasan yang dapat menjamin
penting      karena     berkaitan    dengan      kemerdekaan berdialog dengan dirinya
memosisikan pendidikan dalam konteks             sendiri, sesama peserta didik, dengan alam
sektor-sektor publik yang harus dikelola         dan dengan pendidiknya. Romo Mangun
secara serius dan besarnya tingkat urgensi       tidak percata bahwa proses pendidikan yang
bagi pemerintah di dalam menetapkan              bersifat otoriter yang membatasi kebebasan
prioritas program-program pembangunan.           peserta didik dapat mengembangkan
        Untuk tidak bias dalam pembahasan        kreatifitas peserta didik. Ketidak percayaan
permasalahan di atas, perumusan kebijakan        Romo Mangun tersebut, sejalan dengan
pendidikan dan kebijakan publik menjadi          Paulo      Freire   yang    melihat    proses
Aminuddin Bakry, Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan publik




memanusiakan manusia lewat dialog dan             Dengan demikian, kebijakan pendidikan
interaksi dengan sesama manusia dalam             merupakan pengejewantahan dari visi dan
suasana kemerdekaan dan kebebasan.                misi pendidikan bernuansa esensi manusia
         Istilah kemerdekaan dan kebebasan        berdasarkan filsafat manusia dan politik
tidak berdiri sendiri, melainkan berkaitan        dalam konteks situasi politik, sosial,
dengan        konsep      kekuasaan.    Dengan    ekonomi, dan budaya masyarakatnya.
demikian, pendidikan tidak dapat lepas dari
kekuasaan yang memberikan kebebasan
untuk berekspresi, mengeksplorasi pontensi        KEBIJAKAN PENDIDIKAN:
dasarnya dan berinteraksi sesama manusia          PENDEKATAN FILSAFAT MORAL DAN
sehingga jati dirinya sebagai manusia dewasa      EKONOMI POLITIK
dan sempurna dapat terwujud. Apabila                      Untuk      menjawab     permasalahan
diinginkan suatu masyarakat demokrasi             kebijakan pendidikan bagian dari kebijakan
maka yang pertama-tama dilakukan adalah           publik atau kebijakan pendidikan sebagai
mendemokratisasikan pendidikan. Hal ini           kebijakan publik yang telah dikemukakan
berarti pendidikan bukanlah suatu yang            sebelumnya, akan dimulai dengan teladan
mencekoki peserta didik           dengan ilmu     penerapan       kebijakan    pendidikan     di
pengetahuan tetapi ilmu pengetahuan itu           Kabupaten Jembrana. Namun sebelum kasus
dimiliki karena pengalaman peserta didik          ini dijelaskan, terlebih dahulu akan
dalam suasana kebebasan dan kemerdekaan           disampaikan proses kebijakan publik sebagai
(Tilaar, 2003 dan Tilaar, 2005).                  pengantar teoetis memahami perumusan,
         Uraian di atas memperlihatkan            implementasi dan evaluasi kebijakan yang
keterkaitan yang erat antara pandangan            terjadi di Jembrana. Setelah kasus Jembrana
tentang manusia dengan proses pendidikan.         dipaparkan,       kemudian     ditindaklanjuti
Proses memanusia untuk mewujudkan                 analisis dengan pendekatan filsafat moral
kemerdekaannya diperlukan lingkungan              dari Tilaar. Untuk memperluas perspektif
yang kondusif bagi perkembangan pribadi           pemahaman tentang kebijakan pendidikan
yang merdeka, sehinga proses pendidikan           dan kebijakan publik maka digunakan pula
merupakan kesatuan antara teori dan               pendekatan        teori    ekonomi     politik
praktek pendidikan atau disebut praksis           pendidikan.
pendidikan (Tilaar dan Nugroho, 2008).                    Pendekatan ekonomi politik berbeda
Artinya,       visi  dan     misi    pendidikan   dengan pendekatan filsafat moral, kalau
merupakan penjabaran dari pandangan               pendekatan filsafat moral lebih fokus pada
tentang hakikat manusia atau filsafat             hakikat manusia sebagai suatu tujuan yang
manusia yang menganggap manusia sebagai           hendak dicapai oleh kegiatan pendidikan
mahluk pribadi dan sosial sekaligus. Dengan       dan politik, maka pendekatan ekonomi
demikian, perumusan visi dan misi                 politik lebih tertuju pada hakikat pendidikan
pendidikan sangat tergantung pada aspek-          sebagai barang atau jasa yang dikonsumsi
aspek politik, sosial, ekonomi dan budaya         untuk memuaskan konsumernya. Oleh
dimana dia hidup. Oleh karena pendidikan          karena itu pendekatan ekonomi politik
merupakan suatu pengetahuan praksis maka          pendidikan masih belum lumrah digunakan
analisis kebijakan pendidikan merupakan           (Rosidi, 2008), maka model ini menjadi
salah satu input penting dalam perumusan          sebuah piranti analisis kritik kebijakan
visi dan misi pendidikan.                         pendidikan yang bermanfaat untuk mencari
         Dalam konteks inilah kebijakan           tahu posisi kedudukan kebijakan pendidikan
pendidikan harus di pandang berdasarkan           dan kebijakan publik.
pendidikan sebagai suatu pengetahuan
praksis dimana visi dan misi pendidikan           A. Proses Kebijakan
mengakomodasi esensi filsafat manusia,                   Proses kebijakan dapat digambarkan
filsafat politik, sosial, ekonomi dan budaya.     sebagai suatu sistem yaitu ada input, proses
Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010




dan output. Input proses kebijakan adalah          politik dari para elit yang berkuasa sehingga
isu kebijakan atau agenda pemerintah,              apabila terjadi bias formulasi dapat
sedangkan      proses     kebijakan     berupa     dimaklumi sebagai kelemahan pendekatan
perumusan       formulasi     kebijakan     dan    model tersebut.
implementasi kebijakan. Isu dan formulasi                Model rasional menganggap bahwa
kebijakan merupakan proses politik yang            kebijakan publik sebagai maximum social gain
dilakukan elit politik dan kelompok-               yang berarti pemerintah sebagai pembuat
kelompok penekan. Sementara output dari            kebijakan harus memilih kebijakan yang
suatu proses kebijakan adalah kinerja              memberikan        manfaat     optimum     bagi
kebijakan.                                         masyarakat. Dikatakan rasional karena
        Berkaitan      dengan       perumusan      memperhitungkan biaya dan manfaat yang
kebijakan, Nugroho (2008) mengajukan               dicapai. Oleh sebab itu, model ini lebih
model yang dapat digunakan yakni: model            menekankan pada aspek efisiensi atau aspek
kelembagaan,       model      proses,    model     ekonomis.
kelompok, model elit, model rasional, model              Model inkrementalis pada dasarnya
inkremental, model permainan, model                bersifat pragmatis atau praktis karena
pilihan publik, model sistem, model                memandang kebijakan publik sebagai
demokratis, model strategis, dan model             kelanjutan dari kegiatan-kegiatan yang telah
deliberatif. Ketiga belas model tersebut           dilakukan oleh pemerintah di masa lampau,
diuraikan secara ringkas sebagai berikut.          dengan hanya melakukan perubahan-
Model      kelembagaan       pada     dasarnya     perubahan seperlunya.
merupakan         sebuah       model       yang            Model demokratis menitik beratkan
dikembangkan oleh para pakar ilmu politik          pada      pengambilan       keputusan    harus
dengan memandang kebijakan publik                  sebanyak mungkin mengelaborasi suara dari
sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan           stakeholders. Artinya, model ini menghendaki
oleh lembaga-lembaga pemerintah. Artinya,          sebanyak mungkin pemilik hak demokrasi
tugas membuat kebijakan publik adalah              dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
tugas pemerintah.                                          Model       strategis    menggunakan
        Model proses berasumsi bahwa               formula tuntutan perumusan strategi sebagai
politik merupakan sebuah aktivitas sehingga        basis perumusan kebijakan. Perencanaan
mempunyai proses. Artinya, kebijakan               strategis     lebih     memfokuskan      pada
publik merupakan proses politik dengan             pengidentifikasian dan pemecahan isu-isu.
rangkaian          kegiatan:        identifikasi   Model ini merupakan salah satu derivat
permasalahan, pengembangan program atau            manajemen dari model rasional karena
kebijakan, dan evaluasi program atau               mengandaikan bahwa proses perumusan
kebijakan.                                         kebijakan adalah proses rasional dengan
        Model teori kelompok merupakan             pembedaan bahwa model ini lebih fokus
abstraksi dari proses formulasi kebijakan          pada rincian-rincian langkah manajemen.
yang di dalamnya terdapat beberapa                         Model teori permainan mengacu
kelompok kepentingan yang berusaha                 pada gagasan, yakni; pertama, formulasi
mempengaruhi isi dan bentuk kebijakan              kebijakan dalam situasi kompetisi yang
secara interaktif. Dengan demikian, model ini      intensif. Kedua, para aktor berada dalam
mengandaikan kebijakan sebagai titik               situasi pilihan yang tidak independen ke
keseimbangan        dari     suatu    interaksi    dependen melainkan situasi pilihan yang
kelompok-kelompok kepentingan.                     sama-sama bebas (independen). Oleh sebab
      Model elit berasumsi bahwa dalam             itu, konsep penting teori permainan adalah
suatu masyarakat terdiri dari kelompok elit        strategi defensif, yaitu kebijakan yang paling
yang memegang kekuasaan dan kelompok               aman bukan yang paling optimum. Dengan
massa yang tidak memiliki kekuasaan.               demikian, inti teori permainan adalah
Rumusan kebijakan merupakan preferensi             mengakomodasi kenyataan paling riil
Aminuddin Bakry, Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan publik




dengan anggapan masyarakat tidak hidup            dilakukan oleh dalam keseharian operasi
dalam ruang vakum sehingga lingkungan             birokrasi pemerintahan. Kebijaksanaan di
tidak pasif.                                      sini mempunyai ambiguitas yang rendah dan
         Model pilihan publik dalam membuat       konflik yang rendah. Implementasi secara
formulasi kebijakan berakar dari teori            politik adalah implementasi yang perlu
ekonomi pilihan publik yang berasumsi             dipaksakan secara politik karena walaupun
manusia adalah homo economicus yang               ambiguitas rendah tetapi tingkat konfliknya
memiliki kepentingan-kepentingan yang             tinggi. Implementasi secara eksperimen
harus dipuaskan. Setiap kebijakan publik          dilakukan pada kebijakan yang ambguitas
yang dibuat pemerintah harus merupakan            tinggi, namun tingkat konfliknya rendah.
pilihan publik yang menjadi pengguna.             Sedangkan implementasi secara simbolik
Artinya,      proses    formulasi    kebijakan    dilakukan pada kebijakan yang mempunyai
melibatkan publik melalui kelompok-               ambiguitas tinggi dan konflik yang tinggi.
kelompok kepentingan sehingga model ini                   Kebijakan yang telah dirumuskan dan
bersifat demokratis.                              dimplementasikan, perlu di evaluasi. Ruang
         Model sistem dalam formulasi             lingkup evaluasi kebijakan meliputi evaluasi
kebijakan mengandaikan bahwa kebijakan            perumusan, implementasi, lingkungan dan
merupakan hasil atau output dari sistem           evaluasi kinerja. Evaluasi perumusan
politik.     Proses    formulasi     kebijakan    formulasi kebijakan berkenaan dengan yaitu:
berdasarkan sistem politik mengandalkan           (1) penggunaan pendekatan yang sesuai
masukan dari tuntutan dan dukungan dari           dengan masalah yang hendak diselesaikan,
kelompok-kelompok kepentingan.                    (2) mengikuti prosedur yang diterima secara
         Model deliberatif atau musyawarah        bersama,      dan      (3)     pendayagunaan
pada perumusan kebijakan menempatkan              sumberdaya yang optimal. Teknik yang
peran     pemerintah      sebagai   legalisator   dipakai dalam evaluasi ini adalah model-
daripada kehendak publik. Semenetara peran        model perumusan formulasi kebijakan
analisis kebijakan sebagai prosesor proses        seperti yang telah diuraikan di atas.
dialog publik agar menghasilkan keputusan                 Evaluasi implementasi kebijakan
publik untuk dijadikan kebijakan publik.          dimaksudkan untuk melihat kesesuaian
         Berkaitan    dengan      implementasi    antara    jenis    kebijakan     yang    harus
kebijakan, banyak model yang dapat                diimplementasikan           dan        metode
digunakan dalam implementasi, diantaranya         implementasi yang tepat. Untuk maksud
model Van Meter dan Van Horn, model               tersebut maka evaluasi implementasi
Mazmanian dan Sabatier, model Hogwood             kebijakan dapat menggunakan panduan
dan Gunn, model Goggin, model Grindle,            matriks ambiguitas-konflik. Sebagai contoh,
model Elmore, model Edward, model                 untuk konteks Indonesia, implementasi
Nakamura dan Smallwood, model jaringan,           kebijakan     kewargaan       misalnya   kartu
model pemetaan.                                   penduduk dapat dilakukan dengan metode
         Menurut Nugroho (2008) bahwa tidak       atau pendekatan administratif. Implementasi
ada pilihan model seperti model-model di          kebijakan      biaya     pendidikan      dapat
atas yang terbaik dalam implementasi              dilaksanakan        dengan       menggunakan
kebijakan. Namun ada satu hal yang penting        pendekatan           politik.        Kebijakan
yakni implementasi kebijakan haruslah             penanggulangan kemiskinan lebih tepat
menampilkan keefektifan kebijakan itu             diimplementasikan metode eksperimen.
sendiri. Dalam konteks ini Nugroho                Kebijakan        gender       lebih     efektif
menganjurkan         menggunakan       matriks    diimplementasikan dengan metode simbolik.
ambiguitas-konflik yang dikembangkan                      Evaluasi lingkungan kebijakan publik
Matland, terdiri dari pendekatan-pendekatan       terbagi dalam dua fokus yaitu evaluasi
sebagai berikut.         Implementasi secara      lingkungan formulasi kebijakan dan evaluasi
administratif adalah implementasi yang            lingkungan implementasi kebijakan. Evaluasi
Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010




lingkungan         formulasi     kebijakan       alat analisis karena publik pada dasarnya
menghasilkan sebuah deskripsi bagaimana          tidak dilibatkan secara efektif dalam proses
lingkungan kebijakan dibuat dan kenapa           perumusan kebijakan, dengan alasan adanya
kebijakan seperti itu. Sedangkan evaluasi        kesenjangan kemampuan berpikir antara elit
lingkungan       implementasi    kebijakan       (khususnya Bupati) dengan rakyat karena
berkenaan dengan faktor-faktor lingkungan        tingkat pendidikan rakyat relatif masih
apa saja yang membuat kebijakan gagal atau       rendah.
berhasil diimplementasikan.                              Dikatakan menggunakannya model
       Berkaitan dengan evaluasi kinerja         rasional    dalam    perumusan      kebijakan
kebijakan dimaksudkan untuk mendapatkan          pendidikan di Jembrana karena prinsip-
gambaran pencapaian suatu kebijakan              prinsip dasar yang digunakan adalah prinsip
dibandingkan dengan target atau rencana          efisiensi untuk mencapai hasil maksimal.
pencapaian yang diharapkan. Metode yang          Walaupun dalam perumusan kebijakan
dapat dipergunakan dalam evaluasi ini            pendidikan dilakukan elita secara rasional,
adalah analisis kesenjangan.                     tetapi muatan inti dalam kebijakan tersebut
                                                 tetap mengacu pada pilihan utama dari
B. Kasus Jembrana                                rakyat.
        Tilaar     dan     Nugroho      (2008)           Rumusan kebijakan yang telah
menguraikan secara berturut-turut rumusan        dikemukakan di atas, diimplementasikan
kebijakan      pendidikan,       implementasi    melalui strategi kelembagaan, strategi
kebijakan, kinerja kebijakan dan analisis        anggaran, manajemen sekolah, komite
proses kebijakan pendidikan di Kabupaten         sekolah dan Dewan Pendidikan. Strategi
Jembrana. Rumusan kebijakan pendidikan           kelembagaan yang dipilih pemerintah
tidak    terlepas    dari visi pendidikan        Kabupaten Jembrana dalam implementasi
Kabupaten Jembrana yakni terwujudnya             kebijakan dalam kondisi anggaran terbatas
pendidikan yang berbudaya, merata dan            adalah melakukan efisiensi dengan cara
bermutu, efektif dan efisien serta relevan       penggabungan Dinas Pendidikan dan Dinas
dengan kebutuhan masyarakat. Visi tersebut       Kebudayaan dan Pariwisata. Prinsip efisiensi
dijabarkan dalam rumusan kebijakan yakni         ini sejalan dengan UU No.20 Tahun 2003
pembebasan biaya pendidikan di sekolah-          tentang Sisdiknas pada pasal 48 ayat 1
sekolah negeri mulai tingkat SD sampai SMA       dinyatakan      bahwa   pengelolaan      dana
dan SMK serta pemberian beasiswa kepada          pendidikan berdasarkan prinsip keadilan,
siswa tingkat SD, SMP, SMA dan SMK yang          efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas
memperoleh nilai surat tanda kelulusan           publik.
tertinggi dan berprestasi di bidang olah raga.           Strategi anggaran mengacu pada
        Rumusan kebijakan tersebut secara        prinsip efisiensi penggunaan dana. Prinsip
formal dituangkan dalam Surat Keputusan          manajemen mengajarkan bahwa efisiensi
Bupati tahun 2003. Namun prakteknya telah        penggunaan         dana     dengan        cara
dilakukan pembebasan biaya pendidikan            penggabungan sejumlah sekolah akan
sudah dimulai sejak tahun 2001 dengan tidak      terkumpul dana yang cukup untuk
mempergunakan kebijakan khusus kecuali           menyelenggarakan pendidikan gratis. Tahun
mengalokasikan anggaran APBD 2001.               2001-2002 dilakukan penggabungan 22 SD
Setelah anggaran memungkinkan untuk              dengan asumsi setiap SD memerlukan biaya
melanjutkan kebijakan tersebut, maka tahun       operasional Rp150 juta per tahun maka
2003 dilakukan pelembagaan kebijakan pada        penggabungan akan meningkatkan efisiensi
tingkat eksekutif.                               anggaran sebesar Rp3,3 milyar. Dana inilah
        Secara teoretis, proses kebijakan        yang dipakai untuk membiayai sekolah
pendidikan di Kabupaten Jembrana mengacu         mulai tingkat SD sampai SMA dan SMK
pada kombinasi model elit, rasional dan          tanpa memungut biaya dari murid. Dalam
pilihan publik. Dipilihnya model elit sebagai    konteks inilah Pemerintah Kabupaten
Aminuddin Bakry, Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan publik




Jembrana menerapkan prinsip manajemen            Jembrana sangat terbatas. Kedua, struktur
sektor bisnis dalam sektor publik.               organisasi dan sumber daya Dewan
        Implementasi kebijakan pada tingkat      Pendidikan sendiri belum di tata secara baik,
manajemen sekolah dilakukan dengan               karena terdiri dari para administratur
beberapa strategi. Pertama, dengan pola          birokrasi pendidikan Kabupaten Jembrana,
efisiensi melalui penggabungan SD sebanyak       dan terdapat seorang pimpinan partai politik
31 SD selama tahun 2001 hingga 2004. Kedua,      di tingkat lokal.
menerapkan good governance (tata kelola baik)            Temuan yang telah dipaparkan di
dengan        meningkatkan       akuntabilitas   atas adalah model kelembagaan dan
manajemen sekolah melalui pengembangan           implementasi kebijakan pendidikan di
transparansi pada Sekolah Kajian. Selain itu,    Jembrana bersifat khas. Dengan mengacu
proses belajar mengajar di sekolah ini           pada matriks ambiguitas-konflik maka
menghabiskan waktu dari jam 07.00-16.00,         implementasi kebijakan dilakukan secara
dan pada waktu istirahat anak didik diberi       politik dan administrasi. Dipilihnya model
snack dan susu, sedang pada waktu makan          ini    dalam      implemenetasi    kebijakan
siang diselenggarakan makan bersama pada         dimaksudkan untuk tidak mengorbankan
ruang makan sekolah. Ketiga, memberi             sumberdaya pembangunan untuk sektor di
insentif khusus kepada guru dalam bentuk         luar pendidikan, dengan cara melakukan
Rp2000 per jam mengajar pada tahun 2000          efisiensi pengelolaan pendidikan.
dan meningkat pada tahun 2006 menjadi                    Kinerja pembangunan pendidikan di
Rp5000 per jam mengajar. Selain itu,             Kabupaten Jembrana di atas rata-rata
Pemerintah Daerah menambah bonus guru            nasional untuk semua indikator yaitu: angka
sebesar Rp1.000.000 setiap tanggal 15            partisipasi kasar (APK), angka partisipasi
Agustus, bertepatan HUT Kabupaten                murni (APM), angka putus sekolah (APS),
Jembrana. Kempat, peningkatan kapasitas          tingkat kelulusan dan melanjutkan. Kinerja
guru dan kepala sekolah dalam bentuk             formal pendidikan tersebut berkait dengan
pelatihan      MBS,    pelatihan     manajer,    kinerja perkembangan tingkat pendidikan
administrator, suverpisor, kepemimpinan,         penduduk yang meningkat. Perkembangan
kewirausahaan, inovasi dan motivasi. Kelima,     ini memberi sumbangan terhadap indeks
memberi dukungan dalam bentuk subsidi            pembangunan manusia, yang skornya
bagi      guru-guru     yang     melanjutkan     meningkat dari 65,8 tahun 1999 menjadi 68,9
pendidikannya ke jenjang D3, S1 dan S2.          tahun 2002. IPM Jembrana secara rata-rata
        Implementasi kebijakan pada tingkat      berada di atas rata-rata IPM Propinsi Bali
komite sekolah adalah perbaikan sekolah          yang hanya 67,5.
atau     pembangunan       sekolah.   Komite
mengajukan anggaran kepada pemerintah            C. Pendekatan Filsafat Moral
daerah dan mengabulkannya sekitar 50%-                   Tujuan pembangunan Kabupaten
80%. Anggaran sebesar ini sudah memenuhi         Jembrana adalah sebangun dengan tujuan
stándar untuk perbaikan atau pembangunan         pembangunan nasional yakni terwujudnya
sekolah. Jika ingin melebihi standar yang        taraf kesejahteraan masyarakat yang adil,
telah ditetapkan pemerintah daerah maka          aman, damai dan demokratis. Untuk itu,
komite mencari tambahan kekurangan dana          dengan keterbatasan sumber daya yang
tersebut.                                        dimiliki, maka prioritas pembangunan
        Sedangkan peran Dewan Pendidikan         Kabupaten Jembrana diletakkan pada
dalam proses kebijakan pendidikan sangat         pendidikan sebagai peningkatan kompetensi
minimal. Tidak berperannya dewan ini             intelektual    dan     kesehatan  sebagai
sebagaimana       seharusnya      disebabkan;    peningkatan kompetensi fisik yang menjadi
pertama,      ketua    Dewan       Pendidikan    tumpuan bagi kesejahteraan rakyat yaitu
merangkap menjadi ketua LSM di Denpasar          meningkatnya daya beli rakyat sebagai
sehingga repsentasinya secara fisik di           indikator kompetensi ekonomi. Strategi
Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010




pemerintah daerah untuk mewujudkan visi           terjadi kesepakatan tujuan hidup manusia
dan misi pembangunan tersebut adalah cara         oleh kebijakan pendidikan dan kebijakan
melihat isu pokok dalam pembangunan yaitu         publik. Persepsi yang sama dalam mencapai
adanya keterbatasan sumber daya alam,             tujuan hidup manusia akan melahirkan
manusia dan keuangan. Dalam kondisi yang          kebijakan yang sama dalam bidang
serba     terbatas,     pemerintah       daerah   pendidikan dan dalam kehidupan publik.
menempuh cara efisiensi. Artinya, strategi                Kasus Jembrana menolak pandangan
utama politik pembangunan Kabupaten               kebijakan pendidikan bagian dari kebijakan
Jembrana adalah memenuhi kebutuhan                publik karena Pemerintah Jembrana tidak
pembangunan dengan cara efisiensi pada            menempatkan posisi kebijakan pendidikan
sumber daya manusia, sarana dan dana              harus     menunjang      kebijakan   publik.
(Tilaar dan Nugroho,2008).                        Pemerintah Jembrana menyadari pemosisian
        Model pembangunan Kabupaten               kebijakan    pendidikan     sebagai   bagian
Jembrana seperti yang dikemukakan di atas         kebijakan publik menyebabkan kebijakan
dan        kebijakan        publik         yang   pendidikan      tidak     berbeda    dengan
dikembangkannya, menurut Tilaar dan               menyuarakan aspirasi politik kekuasaan. Ini
Nugroho (2008) dapat dikatakan model              berarti, pendidikan direduksi menjadi sub-
Jembrana       adalah     model       kebijakan   ordinat dari proses pembangunan sehingga
pendidikan sebagai kebijakan publik, bukan        pendidikan tidak dinilai sebagai penentu
kebijakan pendidikan sebagai bagian dari          pembangunan atau proses pembangunan.
kebijakan publik. Kesimpulan ini ditarik dari             Kalau kebijakan pendidikan sebagai
kerangka pemikiran relasi ideal antara            kebijakan publik seperti yang dipetakan
kebijakan pendidikan dan kebijakan publik,        dalam relasi ideal yakni kebijakan publik
dimana relasi ini terbentuk dari filsafat moral   satu dengan kebijakan pendidikan, maka
tentang hakikat dan tujuan hidup manusia          kebijakan pendidikan bagian kebijakan
yakni tercapainya kebahagiaan dan keadilan        publik termanifestasikan dalam relasi yaitu
manusia. Unsur ini pula yang menjadi tujuan       kebijakan publik tidak berkaitan dengan
pembangunan Kabupaten Jembrana yang               kebijakan pendidikan. Perbedaan cara
bertumpu pada pengembangan potensi                pandang ini bersumber dari filsafat moral
sumberdaya manusia melalui kebijakan              yang melahirkan ilmu politik dengan
pendidikan. Dengan demikian, kebijakan            kebijakan publik dan ilmu pendidikan
pendidikan dan kebijakan publik berfokus          dengan kebijakan pendidikan. Oleh karena
pada relasi antara kedua unsur tersebut           perumusan secara pragmatis hakikat tujuan
dalam      mencapai      kebahagiaan       yang   manusia dalam dua disiplin ilmu tersebut
berkeadilan sebagai garapan yang esensil          berbeda sehingga perspektif relasi kebijakan
dari kebijakan pendidikan dan kebijakan           akan berbeda atau tidak saling mengait,
publik.                                           bahkan hanya menjadi salah satu pilar
        Relasi    ideal    antara     kebijakan   seperti pilar ekonomi, politik, sosial dan
pendidikan dan kebijakan publik seperti           budaya     dari kebijakan publik        atau
yang dikemukakan di atas, mengandung              pembangunan.
pengertian yakni; (1) kebijakan publik satu               Menurut Tilaar dan Nugroho (2008),
dengan kebijakan pendidikan, (2) kebijakan        hal ini dapat dimengerti karena kebijakan
publik tidak berkaitan dengan kebijakan           publik    atau    kebijakan    pembangunan
pendidikan, (3) kebijakan publik tidak            dirumuskan          berdasarkan       politik
ditunjang oleh kebijakan pendidikan, dan (4)      pembangunan dengan mengacu pada
kebijakan pendidikan tidak ditunjang              ideologi sebagai basis politik suatu negara.
kebijakan publik. Dalam kasus Jembrana,           Karenanya dapat dimengerti kebijakan
relasi ideal antara dua kebijakan tersebut        pendidikan sebagai kebijakan publik akan
terjadi pada relasi kebijakan pendidikan satu     berbeda-beda      untuk     setiap   negara,
dengan kebijakan publik, dengan alasan            tergantung pada ideologi yang dianut negara
Aminuddin Bakry, Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan publik




tersebut. Negara yang menganut sistem               tujuan-tujuan publik bisa dicapai tanpa harus
politik demokratis akan berbeda signifikan          ada wilayah publik atau paling tidak dengan
kebijakan pendidikannya dengan negara               mengadakan wilayah publik tetap ditekan
yang berideologi totaliter dengan sistem            seminimal mungkin. Biarkan mekanisme
politik otoriter.                                   pasar bekerja dengan sendirinya, meregulasi
                                                    dirinya sendiri sehingga dapat menggantikan
D. Pendekatan Ekonomi Politik Pendidikan            peranan dari sebuah lembaga politik
     Berbeda dengan pandangan kebijakan             (Caporaso dan Levine, 1992). Dengan kata
pendidikan       dan       kebijakan       publik   lain, keputusan terbaik yang dapat dibuat
berdasarkan pendekatan filsafat moral               negara untuk bidang ekonomi politik adalah
menurut Tilaar dan Nugroho di atas,                 mengarahkan anggota masyarakat agar
pendekatan ekonomi politik - khusus                 berusaha mencapai tujuan-tujuan tertentu
berkaitan dengan fokus masalah - lebih              dimana tujuan tersebut dapat dicapai sebaik-
cenderung membahas kebijakan pendidikan             baiknya kalau tidak ada campur tangan
yang mengarah sebagai jasa layanan publik           negara. Negara tidak dapat bertindak lebih
atau pribadi. Apapun pilihan dari bentuk            daripada itu, bahkan akan lebih baik jika
kebijakan pendidikan tersebut membawa               negara bertidak kurang daripada itu, biarlah
konsekwensi pada akses pendidikan dan               pasar yang mengatur dirinya sendiri dalam
biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta           pemenuhan       kebutuhan     pribadi     dan
didik.                                              memenuhi kebutuhan pribadi sama dengan
     Konsep ekonomi politik mengacu pada            memenuhi kebutuhan publik.
penggunaan konsep-konsep ekonomi untuk                    Mekanisme pasar dipercaya dapat
memahami dan menjelaskan masalah-                   memecahkan masalah-masalah ekonomi
masalah dan proses-proses politik. Konsep           politik sehingga terjadi efisiensi yang
ini     menerangkan        bahwa       kebijakan    optimum dalam kondisi keterbatasan
pendidikan       dan       kebijakan       publik   sumberdaya yang dimiliki. Akan tetapi
mencerminkan masalah dan proses politik             dalam berbagai hal mekanisme pasar gagal
sehingga      dapat      dijelaskan     menurut     dalam melaksanakan fungsinya untuk
pandangan dan pemikiran ekonomi. Kasus              mengalokasikan sumber-sumber ekonomi
Jembrana seperti uraian di atas, merupakan          secara efisien dalam menghasilkan barang
masalah dan proses politik yang didekati            dan jasa. Mekanisme harga tidak dapat
berdasarkan pemikiran ekonomi oleh Bupati           berfungsi sebagaimana yang diinginkan
Jembrana       yang       berlatar     belakang     pencetus teori ekonomi. Artinya, mekanisme
wirausahawan.                                       harga dalam keadaan pasar persaingan tidak
       Pertanyaan relevan yang perlu dibahas        sempurna tidak dapat mengefisienkan
sehubungan dengan kasus Jembrana adalah             alokasi sumber-sumber ekonomi.
pendidikan termasuk barang publik (public                 Secara teoretis faktor-faktor yang
goods) atau barang pribadi (privat goods).          membuat pasar tidak berfungsi sebagaimana
Barang atau jasa pendidikan dalam konsep            mestinya adalah faktor eksternalitas, barang-
ekonomi       politik     berkaitan       dengan    barang publik dan terjadinya monopoli dan
kepentingan publik dan kepentingan pribadi,         oligopoli (Caporaso dan Levine, 1992).
dan bagaimana hubungan kepentingan-                 Dengan begitu, faktor relevan dengan
kepentingan tersebut.                               persoalan yang dihadapi adalah barang-
      Pemikiran       ekonomi      klasik    dan    barang publik, karena itu kedua faktor
neoklasik       mengasumsikan              bahwa    lainnya (eksternalitas dan monopoli serta
kepentingan publik memiliki hubungan                oligopoli) tidak akan dipersoalkan dalam
dengan      kepentingan       pribadi    biarpun    pembahasan ini. Apa yang dimaksud dengan
keduanya berbeda, yaitu bahwa kepentingan           barang publik? Barang publik menurut
publik     adalah      untuk     menumbuhkan        parameter ekonomi adalah barang yang
kekayaan masyarakat. Menurut Adam Smith             bersifat non-rival dan non-excludable. Barang
Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010




dikatakan memiliki sifat non-ekslusif kalau      sehingga kesempatan dan akses memperoleh
orang lain tidak terhalangi atau berpeluang      pendidikan menjadi terbatas.
setara untuk mengonsumsi, memakai atau                 Praktek komersialisasi pendidikan
memanfaatkan        barang    yang      sama,    yang berorientasi mencari laba atau
sedangkan sifat non-rival berarti bahwa          mengakumulasi kapital, pada dasarnya
ketika orang yang satu mengonsumsi barang        mengugurkan sifat non-ekslusif dan non-
publik tersebut tidak menyebabkan nilai dan      rivarly, dan hal tersebut merupakan cermin
volume berkurang sehingga orang lain tetap       kegagalan pasar. Dengan merujuk kepada
bisa sama-sama mengonsumsi barang publik         kepentingan pendidikan untuk kemajuan
yang sama juga.                                  bangsa maka negara harus bertanggung
      Kalau barang pribadi seperti uraian        jawab menyediakan layanan pendidikan
sebelumnya merupakan barang yang                 seluas-luasnya kepada warga negara,
disediakan    melalui     mekanisme pasar        kesempatan dan akses untuk mendapatkan
sehingga alokasi sumber-sumber ekonomi           pendidikan dibuka seluas-luasnya sehingga
menjadi efisien, maka barang publik tidak        pendidikan tidak bisa digeser dari barang
dapat di produksi oleh pasar. Masalah yang       publik menjadi barang pribadi.
menghambat produksi barang publik di                   Walaupun muncul pendapat yang
pasar pada tataran mikro ekonomi adalah          begitu deras arusnya sekarang yang
individu tidak memiliki insentif untuk           menganggap pendidikan sebagai barang
menginvestasikan sumberdaya yang dimiliki        pribadi dengan mengacu pada pemikiran
untuk memproduksi barang publik tersebut         bahwa      lulusan   dari satuan      tingkat
dikarenakan benefit yang diperoleh investor      pendidikan khususnya perguruan tinggi
sama dengan porsi benefit yang didapatkan        akan masuk pada pasar kerja dan
semua orang. Sedangkan pada tataran makro        memperoleh upah atau benefit dari ilmu dan
ekonomi, kesulitan pasar memproduksi             ketrampilan yang diperoleh di satuan tingkat
barang publik terjadi karena biaya dan           pendidikan tersebut. Namun argumentasi ini
keuntungan dari individu tidak dapat             tidak terlalu kuat karena lulusan yang sudah
dihubungkan dengan biaya dan keuntungan          bekerja akan memberikan kontribusi kembali
sosial yang dihasilkan barang publik tersebut    kepada negara melalui pajak              yang
sehingga distorsi alokasi sumberdaya             dikeluarkannya. Pajak tersebut digunakan
sehingga membuat barang publik tersedia          kembali untuk kegiatan pelayanan publik
dalam     jumlah yang       terlalu   sedikit.   sehingga tidaklah relevan mengkategorikan
Konsekwensi dari kejadian tersebut, akan         pendidikan      sebagai    barang    pribadi.
membuat harga barang publik menjadi              Kalaupun tetap dipaksakan pendidikan
mahal dan tidak terjangkau oleh semua            sebagai barang publik maka konsekwensinya
orang yang membutuhkan dan menjadi               kesempatan dan akses akan dibatasi
haknya.                                          sehingga mengorbankan tujuan lebih besar
      Persoalannya,     apakah    pendidikan     yakni mencerdaskan khidupan bangsa
merupakan barang publik atau barang              sebagai      modal      intelektual    dalam
pribadi? Findlay (1991), Caporaso dan Levine     membangun kepentingan bangsa ke depan,
(1992) dan Dunn (2003) menganggap bahwa          dan tentunya hal ini tidak diinginkan oleh
pendidikan merupakan barang publik karena        kita semua, baik selaku warga negara
bersifat non-ekslusif dan non-rivalry yakni      maupun sebagai elit negara.
tiap warga mendapat kesempatan yang sama               Berkaitan dengan kasus Jembrana,
untuk memperoleh akses pendidikan yang           dengan kebijakan pendidikan yang memberi
layak. Oleh karena itu pendidikan tidak          kesempatan dan akses seluas-luasnya kepada
boleh diserahkan ke pasar untuk diproduksi       warga masyarakat melalui pendidikan gratis
karena akan menyebabkan biaya pendidikan         menunjukkan pendidikan menjadi barang
atau harga pendidikan menjadi mahal              publik yang harus ditanggung pemerintah.
                                                 Bupati sebagai seorang wirausahawan
Aminuddin Bakry, Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan publik




menyadari sepenuhnya bahwa produksi                    Ketiga, pendidikan milik masyarakat
pendidikan melalui pasar akan menyebabkan        (barang publik) maka suara masyarakat
kegagalan pasar karena adanya keterbatasan       dalam      berbagai     tingkat    perumusan,
akses dan kesempatan warga untuk                 pelaksanaan dan evaluasi kebijakan perlu di
memperoleh pendidikan yang layak dan ini         dengar dan di akomodasi. Selain itu,
akan mengorbankan modal intelektual              pendidikan       sebagai      barang    publik
generasi Jembrana untuk melanjutkan dan          hendaknya ditangani oleh pemerintah dan
melanggengkan pembangunan Kabupaten              upaya menyerahkan pendidikan ke pasar
Jembrana di masa depan. Untuk itu,               merupakan suatu proses komersialisasi dan
pemerintah     harus     mengambil       alih    hal ini akan merugikan kepentingan bangsa
pengelolaan pendidikan dan menempatkan           yang lebih luas melebihi semata-mata
pendidikan di Jembrana sebagai barang            pertimbangan kelangkaan sumber dana.
publik. Dengan begitu, kebijakan pendidikan            Keempat, merujuk kepada filsafat moral
di Jembrana sebagai kebijakan publik, karena     maka      kebijakan      pendidikan    sebagai
pendidikan mengemban misi sosial profetik        kebijakan      publik      bukan     kebijakan
untuk memajukan masyarakat Jembrana              pendidikan bagian dari kebijakan publik.
secara ekonomi, politik, sosial dan budaya       Selain    alasan     filsafat    moral    yang
serta peradaban umumnya.                         memosisikan kebijakan pendidikan sebagai
                                                 kebijakan publik, juga didukung oleh teori
                                                 kegagalan pasar dalam teori ekonomi politik.
SIMPULAN
      Simpulan yang dapat dikemukakan
sehubungan dengan pembahasan kebijakan
                                                 DAFTAR PUSTAKA
pendidikan sebagai kebijakan publik adalah
                                                 Alhumami, Amich, 2007. Pendidikan Tinggi
pertama, kebijakan pendidikan berkaitan
                                                       Sebagai Sarana Publik. Jakarta: Kompas,
dengan upaya pemberdayaan peserta didik.
                                                       27 November 2008.
Oleh karena pendidikan merupakan ilmu
                                                 Bridgman, Meter dan Glyn Davis, 2004. The
praksis    maka      kebijakan     pendidikan
                                                       Australian Policy Handbook. Crows Nest:
merupakan proses pemanusiaan yang terjadi
                                                       Allen and Unwin.
dalam lingkungan alam dan sosialnya
                                                 Caporaso, James A dan Levine, David P.,
sehingga kebijakan pendidikan adalah
                                                       1992. Theories of Political Economy.
penjabaran dari visi dan misi dari
                                                       Cambridge: Cambridge University
pendidikan dalam masyarakat tertentu.
                                                       Press.
Sedangkan      validasinya    terletak    pada
                                                 Dunn, William N., 2003. Pengantar Analisis
seberapa besar sumbangan             kebijakan
                                                       Kebijakan Publik. Yogyakarta: UGM.
tersebut bagi proses pemerdekaan individu
                                                 Gradstein, Mark (2003). The Political Economy
dan pengembangan pribadi individu yang
                                                       of Public Spending on Education,
kreatif      dalam        mentransformasikan
                                                       Inequality, and Growth. World Bank.
masyarakat serta kebudayaannya.
                                                 Findlay, Ronald, 1991. The New Political
        Kedua, kebijakan pendidikan lahir
                                                       Economy: Its Explanatory Power for LDCs,
dari ilmu praksis pendidikan sehingga
                                                       In Meier, Gerald M, Ed (1991). Politics
kebijakan pendidikan meliputi proses
                                                       and Policy Making in Developing
analisis kebijakan, perumusan kebijakan,
                                                 Countries: Perspectives on The New Political
implementasi dan evaluasi kebijakan. Proses
                                                       Economy. San Francisco: International
kebijakan tersebut dapat menggunakan
                                                       Center For Economic Growth Publication.
model-model yang telah baku, walaupun
                                                 Freire, Paulo., 1984. Pendidikan sebagai Praktek
model-model         tersebut      mempunyai
                                                       Pembebasan. Jakarta: Gramedia.
kelemahan dan kekurangan, namun dengan
                                                 Mangkosoebroto, Guritno, 1988. Ekonomi
kombinasi berbagai model dapat dihasilkan
                                                       Publik:     Suatu    Analisis     Teoritis.
proses kebijakan yang layak
                                                       Yogyakarta:PAU Studi Ekonomi UGM.
Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010




Nugroho, Riant, 2008. Public Policy. Jakarta:      Tilaar, H.A.R dan Nugroho, Riant, 2008.
      Elex Media Komputindo (Gramedia).                  Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Pustaka
Nuryanto, M. Agus , 2008. Mazhab Pendidikan              Pelajar.
      Kritis. Yogyakarta: Resist Book.             Wahab, Solichin Abdul, 2008. Pengantar
Rosidi, Sakban, 2008. Ekonomi Politik                    Analisis Kebijakan Publik. Malang:
      Pendidikan: Sebuah Piranti Analisis Kritik         UMM.
      Kebijakan. Edu-articles.com.
Tilaar,   H.A.R.,    2003. Kekuasaan        dan
      Pendidikan: Suatu Tinjauan dari Perspektif
      Studi Kultural. Magelang: Indonesia
      Tera.




Tilaar, H.A.R 2005. Manifesto Pendidikan
      Nasional. Jakarta: Penerbit Buku
      Kompas.

More Related Content

What's hot

Materi kebijakan pert 1 15
Materi kebijakan pert 1 15Materi kebijakan pert 1 15
Materi kebijakan pert 1 15idi dimyati
 
Public Policy
Public Policy Public Policy
Public Policy Nur Asda
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Kasmiah Ali
 
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Raja Matridi Aeksalo
 
Pendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanPendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanNuzulul Putri
 
Analisis kebijakan-publik1
Analisis kebijakan-publik1Analisis kebijakan-publik1
Analisis kebijakan-publik1Ary Ajo
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriRandy Wrihatnolo
 
Tgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaTgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaputulina
 
Pengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan PublikPengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan PublikMuh Firyal Akbar
 
Public Policy ppt
Public Policy pptPublic Policy ppt
Public Policy pptDian Arifah
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraKasmiah Ali
 
Siklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiti Sahati
 
Evaluasi kebijakan sebagai studi penelitian
Evaluasi kebijakan sebagai studi penelitianEvaluasi kebijakan sebagai studi penelitian
Evaluasi kebijakan sebagai studi penelitianMukhrizal Effendi
 
Pkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publikPkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publikEsti Dyah
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakanMuh Firyal Akbar
 

What's hot (20)

Materi kebijakan pert 1 15
Materi kebijakan pert 1 15Materi kebijakan pert 1 15
Materi kebijakan pert 1 15
 
Public Policy
Public Policy Public Policy
Public Policy
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy
 
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
 
siklus kebijakan publik
siklus kebijakan publiksiklus kebijakan publik
siklus kebijakan publik
 
Pendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanPendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakan
 
Analisis kebijakan-publik1
Analisis kebijakan-publik1Analisis kebijakan-publik1
Analisis kebijakan-publik1
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
 
Tgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaTgas prof atmadja
Tgas prof atmadja
 
model model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publikmodel model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publik
 
Pengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan PublikPengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan Publik
 
Public Policy ppt
Public Policy pptPublic Policy ppt
Public Policy ppt
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi Negara
 
Siklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publik
 
Politik dan kebijakan publik
Politik dan kebijakan publikPolitik dan kebijakan publik
Politik dan kebijakan publik
 
Evaluasi kebijakan sebagai studi penelitian
Evaluasi kebijakan sebagai studi penelitianEvaluasi kebijakan sebagai studi penelitian
Evaluasi kebijakan sebagai studi penelitian
 
Pkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publikPkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publik
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan
 

Similar to Aminuddin%20 bakry

implementasi kebijakan program penanggulangan kebijakan
implementasi kebijakan program penanggulangan kebijakanimplementasi kebijakan program penanggulangan kebijakan
implementasi kebijakan program penanggulangan kebijakanAnggit T A W
 
Implementasi kebijakan pendidikan dan
Implementasi kebijakan pendidikan danImplementasi kebijakan pendidikan dan
Implementasi kebijakan pendidikan danretno wijaya
 
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikanalisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikAfif Alfianto
 
Perumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktkPerumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktklailashare
 
Nasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun Annahar
 
Konsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publikKonsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publikMuhammadRosidi9
 
KEBIJAKSANAAN PUBLIK
KEBIJAKSANAAN PUBLIKKEBIJAKSANAAN PUBLIK
KEBIJAKSANAAN PUBLIKSiswanda1996
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Yudiwid
 
Proses Kebijakan Publik.pptx
Proses Kebijakan Publik.pptxProses Kebijakan Publik.pptx
Proses Kebijakan Publik.pptxMuhamadBilal8
 
Kebijakan publik1
Kebijakan publik1Kebijakan publik1
Kebijakan publik1hoyin rizmu
 
Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan PublikKonsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Kuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan PublikKuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan PublikDadang Solihin
 
teori dan implementasi kebijakan publik.pptx
teori dan implementasi kebijakan publik.pptxteori dan implementasi kebijakan publik.pptx
teori dan implementasi kebijakan publik.pptxAsistenakuntan
 
Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.docx
Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.docxImplementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.docx
Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.docxZukét Printing
 
Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.pdf
Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.pdfImplementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.pdf
Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.pdfZukét Printing
 

Similar to Aminuddin%20 bakry (20)

implementasi kebijakan program penanggulangan kebijakan
implementasi kebijakan program penanggulangan kebijakanimplementasi kebijakan program penanggulangan kebijakan
implementasi kebijakan program penanggulangan kebijakan
 
Artikel kebijakan publik
Artikel kebijakan publikArtikel kebijakan publik
Artikel kebijakan publik
 
Artikel kebijakan publik
Artikel kebijakan publikArtikel kebijakan publik
Artikel kebijakan publik
 
Implementasi kebijakan pendidikan dan
Implementasi kebijakan pendidikan danImplementasi kebijakan pendidikan dan
Implementasi kebijakan pendidikan dan
 
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikanalisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
 
Kebijakan pablik
Kebijakan pablikKebijakan pablik
Kebijakan pablik
 
Perumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktkPerumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktk
 
Nasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revised
 
Konsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publikKonsep dasar kebijakan publik
Konsep dasar kebijakan publik
 
KEBIJAKSANAAN PUBLIK
KEBIJAKSANAAN PUBLIKKEBIJAKSANAAN PUBLIK
KEBIJAKSANAAN PUBLIK
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
 
Perumusan kebijakan
Perumusan kebijakanPerumusan kebijakan
Perumusan kebijakan
 
Kebijakan Publik
Kebijakan PublikKebijakan Publik
Kebijakan Publik
 
Proses Kebijakan Publik.pptx
Proses Kebijakan Publik.pptxProses Kebijakan Publik.pptx
Proses Kebijakan Publik.pptx
 
Kebijakan publik1
Kebijakan publik1Kebijakan publik1
Kebijakan publik1
 
Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan PublikKonsep dan Studi Kebijakan Publik
Konsep dan Studi Kebijakan Publik
 
Kuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan PublikKuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan Publik
 
teori dan implementasi kebijakan publik.pptx
teori dan implementasi kebijakan publik.pptxteori dan implementasi kebijakan publik.pptx
teori dan implementasi kebijakan publik.pptx
 
Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.docx
Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.docxImplementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.docx
Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.docx
 
Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.pdf
Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.pdfImplementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.pdf
Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.pdf
 

Aminuddin%20 bakry

  • 1. Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010 KEBIJAKAN PENDIDIKAN SEBAGAI KEBIJAKAN PUBLIK Aminuddin Bakry Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar e-mail: aminbkry@yahoo.com Abstrak Persoalan penting yang perlu disorot adalah apakah kebijakan pendidikan bagian kebijakan publik atau kebijakan pendidikan sebagai kebijakan publik. Permasalahan tersebut menjadi penting karena berkaitan dengan memosisikan pendidikan dalam konteks sektor-sektor publik yang harus dikelola secara serius dan besarnya tingkat urgensi bagi pemerintah di dalam menetapkan prioritas program- program pembangunan. Dengan menggunakan kasus Jembrana dan menganalisis dengan pendekatan filsafat moral dan ekonomi politik disimpulkan bahwa kebijakan pendidikan sebagai kebijakan publik bukan kebijakan pendidikan bagian dari kebijakan publik. Kata Kunci: Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Publik Kebijakan publik merupakan ilmu kepentingan-kepentingan yang mewakili yang relatif baru karena secara historis baru sistem politik suatu negara. Oleh karena itu, muncul pada pertengahan dasawarsa 1960- kebijakan merupakan instrumen pemerintah an sebagai sebuah disiplin yang menonjol untuk melakukan suatu tindakan dalam dalam lingkup administrasi publik maupun bidang tertentu seperti fasilitas umum, ilmu politik. Sementara itu, analisis kebijakan tranportasi, pendidikan, kesehatan, publik bisa dibilang telah lama eksis dan perumahan, kesehjahteraan, dan lain-lain dapat dirunut sejak adanya peradaban umat yang dianggap akan membawa dampak manusia. Sejak itu, kebijakan publik tidak positif bagi kehidupan warganya. Pengertian terpisahkan dari kehidupan manusia dalam lainnya, kebijakan publik hanya sebatas bentuk tataran mikro individual maupun dokumen-dokumen resmi seperti konteks tataran makro dalam kehidupan perundang-undangan, dan peraturan- bermasyarakat dan bernegara (Wahab, 2008). peraturan pemerintah. Namun sebagian lagi Kebijakan publik merupakan mengartikan kebijakan publik sebagai keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan pedoman acuan, strategi dan kerangka tindakan yang secara langsung mengatur tindakan yang dipilih atau ditetapkan pengelolaan dan pendistribusian sebagai garis besar pemerintah dalam sumberdaya alam, finansial dan manusia melakukan kegiatan pembangunan. demi kepentingan publik, yakni rakyat Disadari variasi pengertian kebijakan banyak, penduduk, masyarakat atau warga publik begitu luas dan tidak dapat dihindari, negara. Ditinjau dari proses, kebijakan publik karena istilah kebijakan berupaya diartikan sebagai hasil dari adanya sinergi, menjelaskan secara ringkas berbagai kompromi atau bahkan kompetisi antara tindakan mulai dari mencermati isu atau berbagai gagasan, teori, ideologi, dan masalah, merumuskan formulasi dan
  • 2. Aminuddin Bakry, Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan publik memutuskan, sampai pada implementasi, mekanisme mengatasi kegagalan yang monitoring dan evaluasi. Tulisan ini mungkin terjadi. Namun kebijakan bukanlah mengacu pada pengertian bahwa setiap laboratorium tempat uji coba, karena sulit perundang-undangan dan peraturan adalah untuk mengevaluasi asumsi-asumsi prilaku kebijakan, akan tetapi tidak setiap kebijakan sebelum sebuah kebijakan benar-benar diwujudkan dalam bentuk perundang- dilaksanakan. Pemerintah mungkin undangan atau peraturan. Dalam konteks memperkirakan bahwa sebuah paket pengertian kebijakan publik seperti tersebut, pengurangan pajak akan mendapat respon teridentifikasi dimensi-dimensi yang saling positif dari rakyat. Tetapi, hingga pemerintah bertautan antara kebijakan publik sebagai mengumumkan pengurangan tersebut dan pilihan tindakan legal secara hukum, mengukur dampaknya, para pengambil kebijakan publik sebagai hipotesis dan kebijakan harus selalu waspada karena kebijakan publik sebagai tujuan (Bridgeman akibat yang ditimbulkan kebijakan tersebut dan Davis, 2004). belum tentu sesuai dengan perkiraan Kebijakan publik sebagai pilihan sebelumnya. tindakan yang legal karena dibuat oleh orang Dalam konteks tersebut, pelajaran yang memiliki otoritas dan legitimasi dalam dan temuan-temuan dari hasil implementasi, sistem pemerintahan. Keputusan- monitoring dan evaluasi menjadi sangat keputusannya mengikat aparatus penting. Artinya, pembuatan kebijakan yang pemerintahan untuk bertindak dalam baik didasari kemampuan dalam memahami menyiapkan rancangan perundang- pelajaran-pelajaran dari pengalaman- undangan dan peraturan pemerintah untuk pengalaman kebijakan dan menerapkan dipertimbangkan oleh parlemen atau pelajaran itu dalam langkah perumusan mengalokasikan anggaran guna kebijakan berikutnya. Oleh karena mengimplementasikan program tertentu. banyaknya pemain dan kepentingan dalam Kebijakan sebagai keputusan legal perumusan sebuah kebijakan, bukan juga berarti bahwa pemerintah selalu mengintegrasikan pengalaman penerapan memiliki kewenangan dalam menangani kebijakan dengan perbaikan kebijakan berbagai isu dan masalah publik. Setiap berikutnya tidak selalu mudah dilakukan. pemerintahan biasanya bekerja berdasarkan Temuan-temuan dilapangan mengenai warisan kebiasaan-kebiasaan pemerintahan konsewensi-konsekwensi kebijakan perlu terdahulu. Rutinitas birokrasi yang diterima dicatat dan didokumentasikan secara baik biasanya merefleksikan keputusan kebijakan dalam sebuah naskah kebijakan sehingga lama yang sudah terbukti efektif jika dapat dipelajari dan disebarluaskan. diterapkan. Dalam konteks ini, penting Berkaitan dengan kebijakan publik sebagai dikembangkan proses kebijakan yang tujuan dimaksudkan kebijakan menjadi alat partisipatif dan dapat diterima secara luas untuk mencapai sebuah tujuan. Artinya, sehingga dapat menjamin bahwa usulan dan kebijakan publik adalah seperangkat aspirasi masyarakat dapat diputuskan secara tindakan pemerintah yang didesain untuk teratur dan mencapai hasil yang baik. mencapai hasil-hasil tertentu yang Kebijakan publik sebagai hipótesis diharapkan oleh publik. Pembuat kebijakan artinya kebijakan dibuat berdasarkan teori harus mampu merumuskan tujuan yang dan proposisi-proposisi sebab akibat. Oleh ingin dicapai, karena kebijakan tanpa tujuan karena itu, kebijakan hendaknya bersandar tidak memiliki arti, bahkan tidak mustahil pada asumsi-asumsi mengenai prilaku. Hal akan menimbulkan masalah baru. Misalnya, ini penting agar kebijakan selalu mendorong sebuah kebijakan yang tidak memiliki tujuan orang untuk melakukan sesuatu, serta jelas, program-programnya akan diterapkan mampu memprediksi keadaan dan secara berbeda-beda, strategi pencapaiannya menyatukan perkiraan-perkiraan mengenai menjadi kabur, dan akhirnya para analis dan keberhasilan yang akan dicapai dengan kritikus akan menyatakan bahwa pemerintah
  • 3. Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010 telah kehilangan arah. Dalam kenyataannya, mendesak ditakrifkan. Definisi kebijakan pembuat kebijakan seringkali kehilangan publik telah dikemukakan pada bagian arah dalam penetapan tujuan-tujuan terdahulu, sementara pengertian kebijakan kebijakan. Solusi kerapkali dipandang lebih pendidikan berangkat dari pemikiran Tilaar penting dari masalah. Padahal yang terjadi dan Nugroho (2008) yang mengungkapkan seringkali sebaliknya dimana sebuah solusi bahwa kebijakan pendidikan tidak dapat yang baik akan gagal jika diterapkan pada dilepaskan dengan hakikat pendidikan masalah yang salah. Dalam konteks ini, dalam proses memanusiakan anak manusia identifikasi masalah dan kebutuhan menjadi menjadi manusia merdeka. Manusia sangat penting. Oleh karena itu kebijakan meredeka adalah manusia yang kreatif yang yang baik dirumuskan berdasarkan masalah terwujud di dalam budayanya. Manusia dan kebutuhan masyarakat. dibesarkan di dalam habitusnya yang Dengan demikian, kebijakan yang membudaya, dia hidup di dalam budayanya baik akan dapat merumuskan secara eksplisit dan dia menciptakan atau merekonstruksi pernyataan resmi mengenai pilihan tindakan budayanya itu sendiri. yang akan dilakukan, dan teori, proposisi Konstruksi pemikiran di atas dan model sebab-akibat yang mendasari bermakna bahwa pendidikan adalah proses kebijkan, serta hasil-hasil yang akan dicapai pemberdayaan sehingga peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Artinya, dalam menjadi mandiri, kreatif dan bertanggung sebuah lingkaran perumusan kebijakan, jawab atas eksistensinya. Tilaar dan Nugroho pilihan-pilihan tindakan yang legal dibuat (2008) mengelaborasi pendidikan dalam berdasarkan hipótesis dari proposisi- pandangan Ki Hajar Dewantara, Romo proposisi berbagai teori guna mencapai Mangun dan Paulo Freire. Bagi Ki Hajar tujuan-tujuan kebijakan yang ditetapkan. Dewantara, pendidikan sebagai suatu proses Rumusan yang sederhana ini menunjukkan pemberdayaan untuk menumbuh- hubungan antara ketiga dimensi kebijakan di kembangkan kemandirian manusia karena atas. Artinya, kebijakan publik sebagai pada dasarnya manusia merupakan mahluk pilihan tindakan legal, sebagai hipótesis dan yang berdiri sendiri dan bertanggung jawab sebagai tujuan merupakan tiga serangkai atas eksistensi dirinya, tidak seorangpun yang saling berkaitan satu sama lain berhak merampas kemandirian orang lain, sehingga ketiganya merupakan prasyarat dan hak menjadi diri sendiri menunjukkan sekaligus tantangan bagi kebijakan publik identitas seseorang yang diwujudkan melalui yang efektif. interaksi dengan orang lain. Hal ini juga senada dengan pandangan Romo Mangun PERMASALAHAN KEBIJAKAN yang memandang manusia sebagai mahluk PENDIDIKAN kreatif yang dianugerahi kebebasan berpikir Persoalan penting yang perlu disorot agar dapat menentukan dirinya sendiri. dalam makalah ini, apakah kebijakan Untuk mengeksplorasi kemampuan yang pendidikan bagian kebijakan publik atau diberikan sang pencipta tersebut, sehingga kebijakan pendidikan sebagai kebijakan membuahkan kreasi-kreasi baru, dibutuhkan publik. Permasalahan tersebut menjadi suasana kebebasan yang dapat menjamin penting karena berkaitan dengan kemerdekaan berdialog dengan dirinya memosisikan pendidikan dalam konteks sendiri, sesama peserta didik, dengan alam sektor-sektor publik yang harus dikelola dan dengan pendidiknya. Romo Mangun secara serius dan besarnya tingkat urgensi tidak percata bahwa proses pendidikan yang bagi pemerintah di dalam menetapkan bersifat otoriter yang membatasi kebebasan prioritas program-program pembangunan. peserta didik dapat mengembangkan Untuk tidak bias dalam pembahasan kreatifitas peserta didik. Ketidak percayaan permasalahan di atas, perumusan kebijakan Romo Mangun tersebut, sejalan dengan pendidikan dan kebijakan publik menjadi Paulo Freire yang melihat proses
  • 4. Aminuddin Bakry, Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan publik memanusiakan manusia lewat dialog dan Dengan demikian, kebijakan pendidikan interaksi dengan sesama manusia dalam merupakan pengejewantahan dari visi dan suasana kemerdekaan dan kebebasan. misi pendidikan bernuansa esensi manusia Istilah kemerdekaan dan kebebasan berdasarkan filsafat manusia dan politik tidak berdiri sendiri, melainkan berkaitan dalam konteks situasi politik, sosial, dengan konsep kekuasaan. Dengan ekonomi, dan budaya masyarakatnya. demikian, pendidikan tidak dapat lepas dari kekuasaan yang memberikan kebebasan untuk berekspresi, mengeksplorasi pontensi KEBIJAKAN PENDIDIKAN: dasarnya dan berinteraksi sesama manusia PENDEKATAN FILSAFAT MORAL DAN sehingga jati dirinya sebagai manusia dewasa EKONOMI POLITIK dan sempurna dapat terwujud. Apabila Untuk menjawab permasalahan diinginkan suatu masyarakat demokrasi kebijakan pendidikan bagian dari kebijakan maka yang pertama-tama dilakukan adalah publik atau kebijakan pendidikan sebagai mendemokratisasikan pendidikan. Hal ini kebijakan publik yang telah dikemukakan berarti pendidikan bukanlah suatu yang sebelumnya, akan dimulai dengan teladan mencekoki peserta didik dengan ilmu penerapan kebijakan pendidikan di pengetahuan tetapi ilmu pengetahuan itu Kabupaten Jembrana. Namun sebelum kasus dimiliki karena pengalaman peserta didik ini dijelaskan, terlebih dahulu akan dalam suasana kebebasan dan kemerdekaan disampaikan proses kebijakan publik sebagai (Tilaar, 2003 dan Tilaar, 2005). pengantar teoetis memahami perumusan, Uraian di atas memperlihatkan implementasi dan evaluasi kebijakan yang keterkaitan yang erat antara pandangan terjadi di Jembrana. Setelah kasus Jembrana tentang manusia dengan proses pendidikan. dipaparkan, kemudian ditindaklanjuti Proses memanusia untuk mewujudkan analisis dengan pendekatan filsafat moral kemerdekaannya diperlukan lingkungan dari Tilaar. Untuk memperluas perspektif yang kondusif bagi perkembangan pribadi pemahaman tentang kebijakan pendidikan yang merdeka, sehinga proses pendidikan dan kebijakan publik maka digunakan pula merupakan kesatuan antara teori dan pendekatan teori ekonomi politik praktek pendidikan atau disebut praksis pendidikan. pendidikan (Tilaar dan Nugroho, 2008). Pendekatan ekonomi politik berbeda Artinya, visi dan misi pendidikan dengan pendekatan filsafat moral, kalau merupakan penjabaran dari pandangan pendekatan filsafat moral lebih fokus pada tentang hakikat manusia atau filsafat hakikat manusia sebagai suatu tujuan yang manusia yang menganggap manusia sebagai hendak dicapai oleh kegiatan pendidikan mahluk pribadi dan sosial sekaligus. Dengan dan politik, maka pendekatan ekonomi demikian, perumusan visi dan misi politik lebih tertuju pada hakikat pendidikan pendidikan sangat tergantung pada aspek- sebagai barang atau jasa yang dikonsumsi aspek politik, sosial, ekonomi dan budaya untuk memuaskan konsumernya. Oleh dimana dia hidup. Oleh karena pendidikan karena itu pendekatan ekonomi politik merupakan suatu pengetahuan praksis maka pendidikan masih belum lumrah digunakan analisis kebijakan pendidikan merupakan (Rosidi, 2008), maka model ini menjadi salah satu input penting dalam perumusan sebuah piranti analisis kritik kebijakan visi dan misi pendidikan. pendidikan yang bermanfaat untuk mencari Dalam konteks inilah kebijakan tahu posisi kedudukan kebijakan pendidikan pendidikan harus di pandang berdasarkan dan kebijakan publik. pendidikan sebagai suatu pengetahuan praksis dimana visi dan misi pendidikan A. Proses Kebijakan mengakomodasi esensi filsafat manusia, Proses kebijakan dapat digambarkan filsafat politik, sosial, ekonomi dan budaya. sebagai suatu sistem yaitu ada input, proses
  • 5. Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010 dan output. Input proses kebijakan adalah politik dari para elit yang berkuasa sehingga isu kebijakan atau agenda pemerintah, apabila terjadi bias formulasi dapat sedangkan proses kebijakan berupa dimaklumi sebagai kelemahan pendekatan perumusan formulasi kebijakan dan model tersebut. implementasi kebijakan. Isu dan formulasi Model rasional menganggap bahwa kebijakan merupakan proses politik yang kebijakan publik sebagai maximum social gain dilakukan elit politik dan kelompok- yang berarti pemerintah sebagai pembuat kelompok penekan. Sementara output dari kebijakan harus memilih kebijakan yang suatu proses kebijakan adalah kinerja memberikan manfaat optimum bagi kebijakan. masyarakat. Dikatakan rasional karena Berkaitan dengan perumusan memperhitungkan biaya dan manfaat yang kebijakan, Nugroho (2008) mengajukan dicapai. Oleh sebab itu, model ini lebih model yang dapat digunakan yakni: model menekankan pada aspek efisiensi atau aspek kelembagaan, model proses, model ekonomis. kelompok, model elit, model rasional, model Model inkrementalis pada dasarnya inkremental, model permainan, model bersifat pragmatis atau praktis karena pilihan publik, model sistem, model memandang kebijakan publik sebagai demokratis, model strategis, dan model kelanjutan dari kegiatan-kegiatan yang telah deliberatif. Ketiga belas model tersebut dilakukan oleh pemerintah di masa lampau, diuraikan secara ringkas sebagai berikut. dengan hanya melakukan perubahan- Model kelembagaan pada dasarnya perubahan seperlunya. merupakan sebuah model yang Model demokratis menitik beratkan dikembangkan oleh para pakar ilmu politik pada pengambilan keputusan harus dengan memandang kebijakan publik sebanyak mungkin mengelaborasi suara dari sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan stakeholders. Artinya, model ini menghendaki oleh lembaga-lembaga pemerintah. Artinya, sebanyak mungkin pemilik hak demokrasi tugas membuat kebijakan publik adalah dilibatkan dalam pengambilan keputusan. tugas pemerintah. Model strategis menggunakan Model proses berasumsi bahwa formula tuntutan perumusan strategi sebagai politik merupakan sebuah aktivitas sehingga basis perumusan kebijakan. Perencanaan mempunyai proses. Artinya, kebijakan strategis lebih memfokuskan pada publik merupakan proses politik dengan pengidentifikasian dan pemecahan isu-isu. rangkaian kegiatan: identifikasi Model ini merupakan salah satu derivat permasalahan, pengembangan program atau manajemen dari model rasional karena kebijakan, dan evaluasi program atau mengandaikan bahwa proses perumusan kebijakan. kebijakan adalah proses rasional dengan Model teori kelompok merupakan pembedaan bahwa model ini lebih fokus abstraksi dari proses formulasi kebijakan pada rincian-rincian langkah manajemen. yang di dalamnya terdapat beberapa Model teori permainan mengacu kelompok kepentingan yang berusaha pada gagasan, yakni; pertama, formulasi mempengaruhi isi dan bentuk kebijakan kebijakan dalam situasi kompetisi yang secara interaktif. Dengan demikian, model ini intensif. Kedua, para aktor berada dalam mengandaikan kebijakan sebagai titik situasi pilihan yang tidak independen ke keseimbangan dari suatu interaksi dependen melainkan situasi pilihan yang kelompok-kelompok kepentingan. sama-sama bebas (independen). Oleh sebab Model elit berasumsi bahwa dalam itu, konsep penting teori permainan adalah suatu masyarakat terdiri dari kelompok elit strategi defensif, yaitu kebijakan yang paling yang memegang kekuasaan dan kelompok aman bukan yang paling optimum. Dengan massa yang tidak memiliki kekuasaan. demikian, inti teori permainan adalah Rumusan kebijakan merupakan preferensi mengakomodasi kenyataan paling riil
  • 6. Aminuddin Bakry, Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan publik dengan anggapan masyarakat tidak hidup dilakukan oleh dalam keseharian operasi dalam ruang vakum sehingga lingkungan birokrasi pemerintahan. Kebijaksanaan di tidak pasif. sini mempunyai ambiguitas yang rendah dan Model pilihan publik dalam membuat konflik yang rendah. Implementasi secara formulasi kebijakan berakar dari teori politik adalah implementasi yang perlu ekonomi pilihan publik yang berasumsi dipaksakan secara politik karena walaupun manusia adalah homo economicus yang ambiguitas rendah tetapi tingkat konfliknya memiliki kepentingan-kepentingan yang tinggi. Implementasi secara eksperimen harus dipuaskan. Setiap kebijakan publik dilakukan pada kebijakan yang ambguitas yang dibuat pemerintah harus merupakan tinggi, namun tingkat konfliknya rendah. pilihan publik yang menjadi pengguna. Sedangkan implementasi secara simbolik Artinya, proses formulasi kebijakan dilakukan pada kebijakan yang mempunyai melibatkan publik melalui kelompok- ambiguitas tinggi dan konflik yang tinggi. kelompok kepentingan sehingga model ini Kebijakan yang telah dirumuskan dan bersifat demokratis. dimplementasikan, perlu di evaluasi. Ruang Model sistem dalam formulasi lingkup evaluasi kebijakan meliputi evaluasi kebijakan mengandaikan bahwa kebijakan perumusan, implementasi, lingkungan dan merupakan hasil atau output dari sistem evaluasi kinerja. Evaluasi perumusan politik. Proses formulasi kebijakan formulasi kebijakan berkenaan dengan yaitu: berdasarkan sistem politik mengandalkan (1) penggunaan pendekatan yang sesuai masukan dari tuntutan dan dukungan dari dengan masalah yang hendak diselesaikan, kelompok-kelompok kepentingan. (2) mengikuti prosedur yang diterima secara Model deliberatif atau musyawarah bersama, dan (3) pendayagunaan pada perumusan kebijakan menempatkan sumberdaya yang optimal. Teknik yang peran pemerintah sebagai legalisator dipakai dalam evaluasi ini adalah model- daripada kehendak publik. Semenetara peran model perumusan formulasi kebijakan analisis kebijakan sebagai prosesor proses seperti yang telah diuraikan di atas. dialog publik agar menghasilkan keputusan Evaluasi implementasi kebijakan publik untuk dijadikan kebijakan publik. dimaksudkan untuk melihat kesesuaian Berkaitan dengan implementasi antara jenis kebijakan yang harus kebijakan, banyak model yang dapat diimplementasikan dan metode digunakan dalam implementasi, diantaranya implementasi yang tepat. Untuk maksud model Van Meter dan Van Horn, model tersebut maka evaluasi implementasi Mazmanian dan Sabatier, model Hogwood kebijakan dapat menggunakan panduan dan Gunn, model Goggin, model Grindle, matriks ambiguitas-konflik. Sebagai contoh, model Elmore, model Edward, model untuk konteks Indonesia, implementasi Nakamura dan Smallwood, model jaringan, kebijakan kewargaan misalnya kartu model pemetaan. penduduk dapat dilakukan dengan metode Menurut Nugroho (2008) bahwa tidak atau pendekatan administratif. Implementasi ada pilihan model seperti model-model di kebijakan biaya pendidikan dapat atas yang terbaik dalam implementasi dilaksanakan dengan menggunakan kebijakan. Namun ada satu hal yang penting pendekatan politik. Kebijakan yakni implementasi kebijakan haruslah penanggulangan kemiskinan lebih tepat menampilkan keefektifan kebijakan itu diimplementasikan metode eksperimen. sendiri. Dalam konteks ini Nugroho Kebijakan gender lebih efektif menganjurkan menggunakan matriks diimplementasikan dengan metode simbolik. ambiguitas-konflik yang dikembangkan Evaluasi lingkungan kebijakan publik Matland, terdiri dari pendekatan-pendekatan terbagi dalam dua fokus yaitu evaluasi sebagai berikut. Implementasi secara lingkungan formulasi kebijakan dan evaluasi administratif adalah implementasi yang lingkungan implementasi kebijakan. Evaluasi
  • 7. Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010 lingkungan formulasi kebijakan alat analisis karena publik pada dasarnya menghasilkan sebuah deskripsi bagaimana tidak dilibatkan secara efektif dalam proses lingkungan kebijakan dibuat dan kenapa perumusan kebijakan, dengan alasan adanya kebijakan seperti itu. Sedangkan evaluasi kesenjangan kemampuan berpikir antara elit lingkungan implementasi kebijakan (khususnya Bupati) dengan rakyat karena berkenaan dengan faktor-faktor lingkungan tingkat pendidikan rakyat relatif masih apa saja yang membuat kebijakan gagal atau rendah. berhasil diimplementasikan. Dikatakan menggunakannya model Berkaitan dengan evaluasi kinerja rasional dalam perumusan kebijakan kebijakan dimaksudkan untuk mendapatkan pendidikan di Jembrana karena prinsip- gambaran pencapaian suatu kebijakan prinsip dasar yang digunakan adalah prinsip dibandingkan dengan target atau rencana efisiensi untuk mencapai hasil maksimal. pencapaian yang diharapkan. Metode yang Walaupun dalam perumusan kebijakan dapat dipergunakan dalam evaluasi ini pendidikan dilakukan elita secara rasional, adalah analisis kesenjangan. tetapi muatan inti dalam kebijakan tersebut tetap mengacu pada pilihan utama dari B. Kasus Jembrana rakyat. Tilaar dan Nugroho (2008) Rumusan kebijakan yang telah menguraikan secara berturut-turut rumusan dikemukakan di atas, diimplementasikan kebijakan pendidikan, implementasi melalui strategi kelembagaan, strategi kebijakan, kinerja kebijakan dan analisis anggaran, manajemen sekolah, komite proses kebijakan pendidikan di Kabupaten sekolah dan Dewan Pendidikan. Strategi Jembrana. Rumusan kebijakan pendidikan kelembagaan yang dipilih pemerintah tidak terlepas dari visi pendidikan Kabupaten Jembrana dalam implementasi Kabupaten Jembrana yakni terwujudnya kebijakan dalam kondisi anggaran terbatas pendidikan yang berbudaya, merata dan adalah melakukan efisiensi dengan cara bermutu, efektif dan efisien serta relevan penggabungan Dinas Pendidikan dan Dinas dengan kebutuhan masyarakat. Visi tersebut Kebudayaan dan Pariwisata. Prinsip efisiensi dijabarkan dalam rumusan kebijakan yakni ini sejalan dengan UU No.20 Tahun 2003 pembebasan biaya pendidikan di sekolah- tentang Sisdiknas pada pasal 48 ayat 1 sekolah negeri mulai tingkat SD sampai SMA dinyatakan bahwa pengelolaan dana dan SMK serta pemberian beasiswa kepada pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, siswa tingkat SD, SMP, SMA dan SMK yang efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas memperoleh nilai surat tanda kelulusan publik. tertinggi dan berprestasi di bidang olah raga. Strategi anggaran mengacu pada Rumusan kebijakan tersebut secara prinsip efisiensi penggunaan dana. Prinsip formal dituangkan dalam Surat Keputusan manajemen mengajarkan bahwa efisiensi Bupati tahun 2003. Namun prakteknya telah penggunaan dana dengan cara dilakukan pembebasan biaya pendidikan penggabungan sejumlah sekolah akan sudah dimulai sejak tahun 2001 dengan tidak terkumpul dana yang cukup untuk mempergunakan kebijakan khusus kecuali menyelenggarakan pendidikan gratis. Tahun mengalokasikan anggaran APBD 2001. 2001-2002 dilakukan penggabungan 22 SD Setelah anggaran memungkinkan untuk dengan asumsi setiap SD memerlukan biaya melanjutkan kebijakan tersebut, maka tahun operasional Rp150 juta per tahun maka 2003 dilakukan pelembagaan kebijakan pada penggabungan akan meningkatkan efisiensi tingkat eksekutif. anggaran sebesar Rp3,3 milyar. Dana inilah Secara teoretis, proses kebijakan yang dipakai untuk membiayai sekolah pendidikan di Kabupaten Jembrana mengacu mulai tingkat SD sampai SMA dan SMK pada kombinasi model elit, rasional dan tanpa memungut biaya dari murid. Dalam pilihan publik. Dipilihnya model elit sebagai konteks inilah Pemerintah Kabupaten
  • 8. Aminuddin Bakry, Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan publik Jembrana menerapkan prinsip manajemen Jembrana sangat terbatas. Kedua, struktur sektor bisnis dalam sektor publik. organisasi dan sumber daya Dewan Implementasi kebijakan pada tingkat Pendidikan sendiri belum di tata secara baik, manajemen sekolah dilakukan dengan karena terdiri dari para administratur beberapa strategi. Pertama, dengan pola birokrasi pendidikan Kabupaten Jembrana, efisiensi melalui penggabungan SD sebanyak dan terdapat seorang pimpinan partai politik 31 SD selama tahun 2001 hingga 2004. Kedua, di tingkat lokal. menerapkan good governance (tata kelola baik) Temuan yang telah dipaparkan di dengan meningkatkan akuntabilitas atas adalah model kelembagaan dan manajemen sekolah melalui pengembangan implementasi kebijakan pendidikan di transparansi pada Sekolah Kajian. Selain itu, Jembrana bersifat khas. Dengan mengacu proses belajar mengajar di sekolah ini pada matriks ambiguitas-konflik maka menghabiskan waktu dari jam 07.00-16.00, implementasi kebijakan dilakukan secara dan pada waktu istirahat anak didik diberi politik dan administrasi. Dipilihnya model snack dan susu, sedang pada waktu makan ini dalam implemenetasi kebijakan siang diselenggarakan makan bersama pada dimaksudkan untuk tidak mengorbankan ruang makan sekolah. Ketiga, memberi sumberdaya pembangunan untuk sektor di insentif khusus kepada guru dalam bentuk luar pendidikan, dengan cara melakukan Rp2000 per jam mengajar pada tahun 2000 efisiensi pengelolaan pendidikan. dan meningkat pada tahun 2006 menjadi Kinerja pembangunan pendidikan di Rp5000 per jam mengajar. Selain itu, Kabupaten Jembrana di atas rata-rata Pemerintah Daerah menambah bonus guru nasional untuk semua indikator yaitu: angka sebesar Rp1.000.000 setiap tanggal 15 partisipasi kasar (APK), angka partisipasi Agustus, bertepatan HUT Kabupaten murni (APM), angka putus sekolah (APS), Jembrana. Kempat, peningkatan kapasitas tingkat kelulusan dan melanjutkan. Kinerja guru dan kepala sekolah dalam bentuk formal pendidikan tersebut berkait dengan pelatihan MBS, pelatihan manajer, kinerja perkembangan tingkat pendidikan administrator, suverpisor, kepemimpinan, penduduk yang meningkat. Perkembangan kewirausahaan, inovasi dan motivasi. Kelima, ini memberi sumbangan terhadap indeks memberi dukungan dalam bentuk subsidi pembangunan manusia, yang skornya bagi guru-guru yang melanjutkan meningkat dari 65,8 tahun 1999 menjadi 68,9 pendidikannya ke jenjang D3, S1 dan S2. tahun 2002. IPM Jembrana secara rata-rata Implementasi kebijakan pada tingkat berada di atas rata-rata IPM Propinsi Bali komite sekolah adalah perbaikan sekolah yang hanya 67,5. atau pembangunan sekolah. Komite mengajukan anggaran kepada pemerintah C. Pendekatan Filsafat Moral daerah dan mengabulkannya sekitar 50%- Tujuan pembangunan Kabupaten 80%. Anggaran sebesar ini sudah memenuhi Jembrana adalah sebangun dengan tujuan stándar untuk perbaikan atau pembangunan pembangunan nasional yakni terwujudnya sekolah. Jika ingin melebihi standar yang taraf kesejahteraan masyarakat yang adil, telah ditetapkan pemerintah daerah maka aman, damai dan demokratis. Untuk itu, komite mencari tambahan kekurangan dana dengan keterbatasan sumber daya yang tersebut. dimiliki, maka prioritas pembangunan Sedangkan peran Dewan Pendidikan Kabupaten Jembrana diletakkan pada dalam proses kebijakan pendidikan sangat pendidikan sebagai peningkatan kompetensi minimal. Tidak berperannya dewan ini intelektual dan kesehatan sebagai sebagaimana seharusnya disebabkan; peningkatan kompetensi fisik yang menjadi pertama, ketua Dewan Pendidikan tumpuan bagi kesejahteraan rakyat yaitu merangkap menjadi ketua LSM di Denpasar meningkatnya daya beli rakyat sebagai sehingga repsentasinya secara fisik di indikator kompetensi ekonomi. Strategi
  • 9. Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010 pemerintah daerah untuk mewujudkan visi terjadi kesepakatan tujuan hidup manusia dan misi pembangunan tersebut adalah cara oleh kebijakan pendidikan dan kebijakan melihat isu pokok dalam pembangunan yaitu publik. Persepsi yang sama dalam mencapai adanya keterbatasan sumber daya alam, tujuan hidup manusia akan melahirkan manusia dan keuangan. Dalam kondisi yang kebijakan yang sama dalam bidang serba terbatas, pemerintah daerah pendidikan dan dalam kehidupan publik. menempuh cara efisiensi. Artinya, strategi Kasus Jembrana menolak pandangan utama politik pembangunan Kabupaten kebijakan pendidikan bagian dari kebijakan Jembrana adalah memenuhi kebutuhan publik karena Pemerintah Jembrana tidak pembangunan dengan cara efisiensi pada menempatkan posisi kebijakan pendidikan sumber daya manusia, sarana dan dana harus menunjang kebijakan publik. (Tilaar dan Nugroho,2008). Pemerintah Jembrana menyadari pemosisian Model pembangunan Kabupaten kebijakan pendidikan sebagai bagian Jembrana seperti yang dikemukakan di atas kebijakan publik menyebabkan kebijakan dan kebijakan publik yang pendidikan tidak berbeda dengan dikembangkannya, menurut Tilaar dan menyuarakan aspirasi politik kekuasaan. Ini Nugroho (2008) dapat dikatakan model berarti, pendidikan direduksi menjadi sub- Jembrana adalah model kebijakan ordinat dari proses pembangunan sehingga pendidikan sebagai kebijakan publik, bukan pendidikan tidak dinilai sebagai penentu kebijakan pendidikan sebagai bagian dari pembangunan atau proses pembangunan. kebijakan publik. Kesimpulan ini ditarik dari Kalau kebijakan pendidikan sebagai kerangka pemikiran relasi ideal antara kebijakan publik seperti yang dipetakan kebijakan pendidikan dan kebijakan publik, dalam relasi ideal yakni kebijakan publik dimana relasi ini terbentuk dari filsafat moral satu dengan kebijakan pendidikan, maka tentang hakikat dan tujuan hidup manusia kebijakan pendidikan bagian kebijakan yakni tercapainya kebahagiaan dan keadilan publik termanifestasikan dalam relasi yaitu manusia. Unsur ini pula yang menjadi tujuan kebijakan publik tidak berkaitan dengan pembangunan Kabupaten Jembrana yang kebijakan pendidikan. Perbedaan cara bertumpu pada pengembangan potensi pandang ini bersumber dari filsafat moral sumberdaya manusia melalui kebijakan yang melahirkan ilmu politik dengan pendidikan. Dengan demikian, kebijakan kebijakan publik dan ilmu pendidikan pendidikan dan kebijakan publik berfokus dengan kebijakan pendidikan. Oleh karena pada relasi antara kedua unsur tersebut perumusan secara pragmatis hakikat tujuan dalam mencapai kebahagiaan yang manusia dalam dua disiplin ilmu tersebut berkeadilan sebagai garapan yang esensil berbeda sehingga perspektif relasi kebijakan dari kebijakan pendidikan dan kebijakan akan berbeda atau tidak saling mengait, publik. bahkan hanya menjadi salah satu pilar Relasi ideal antara kebijakan seperti pilar ekonomi, politik, sosial dan pendidikan dan kebijakan publik seperti budaya dari kebijakan publik atau yang dikemukakan di atas, mengandung pembangunan. pengertian yakni; (1) kebijakan publik satu Menurut Tilaar dan Nugroho (2008), dengan kebijakan pendidikan, (2) kebijakan hal ini dapat dimengerti karena kebijakan publik tidak berkaitan dengan kebijakan publik atau kebijakan pembangunan pendidikan, (3) kebijakan publik tidak dirumuskan berdasarkan politik ditunjang oleh kebijakan pendidikan, dan (4) pembangunan dengan mengacu pada kebijakan pendidikan tidak ditunjang ideologi sebagai basis politik suatu negara. kebijakan publik. Dalam kasus Jembrana, Karenanya dapat dimengerti kebijakan relasi ideal antara dua kebijakan tersebut pendidikan sebagai kebijakan publik akan terjadi pada relasi kebijakan pendidikan satu berbeda-beda untuk setiap negara, dengan kebijakan publik, dengan alasan tergantung pada ideologi yang dianut negara
  • 10. Aminuddin Bakry, Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan publik tersebut. Negara yang menganut sistem tujuan-tujuan publik bisa dicapai tanpa harus politik demokratis akan berbeda signifikan ada wilayah publik atau paling tidak dengan kebijakan pendidikannya dengan negara mengadakan wilayah publik tetap ditekan yang berideologi totaliter dengan sistem seminimal mungkin. Biarkan mekanisme politik otoriter. pasar bekerja dengan sendirinya, meregulasi dirinya sendiri sehingga dapat menggantikan D. Pendekatan Ekonomi Politik Pendidikan peranan dari sebuah lembaga politik Berbeda dengan pandangan kebijakan (Caporaso dan Levine, 1992). Dengan kata pendidikan dan kebijakan publik lain, keputusan terbaik yang dapat dibuat berdasarkan pendekatan filsafat moral negara untuk bidang ekonomi politik adalah menurut Tilaar dan Nugroho di atas, mengarahkan anggota masyarakat agar pendekatan ekonomi politik - khusus berusaha mencapai tujuan-tujuan tertentu berkaitan dengan fokus masalah - lebih dimana tujuan tersebut dapat dicapai sebaik- cenderung membahas kebijakan pendidikan baiknya kalau tidak ada campur tangan yang mengarah sebagai jasa layanan publik negara. Negara tidak dapat bertindak lebih atau pribadi. Apapun pilihan dari bentuk daripada itu, bahkan akan lebih baik jika kebijakan pendidikan tersebut membawa negara bertidak kurang daripada itu, biarlah konsekwensi pada akses pendidikan dan pasar yang mengatur dirinya sendiri dalam biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta pemenuhan kebutuhan pribadi dan didik. memenuhi kebutuhan pribadi sama dengan Konsep ekonomi politik mengacu pada memenuhi kebutuhan publik. penggunaan konsep-konsep ekonomi untuk Mekanisme pasar dipercaya dapat memahami dan menjelaskan masalah- memecahkan masalah-masalah ekonomi masalah dan proses-proses politik. Konsep politik sehingga terjadi efisiensi yang ini menerangkan bahwa kebijakan optimum dalam kondisi keterbatasan pendidikan dan kebijakan publik sumberdaya yang dimiliki. Akan tetapi mencerminkan masalah dan proses politik dalam berbagai hal mekanisme pasar gagal sehingga dapat dijelaskan menurut dalam melaksanakan fungsinya untuk pandangan dan pemikiran ekonomi. Kasus mengalokasikan sumber-sumber ekonomi Jembrana seperti uraian di atas, merupakan secara efisien dalam menghasilkan barang masalah dan proses politik yang didekati dan jasa. Mekanisme harga tidak dapat berdasarkan pemikiran ekonomi oleh Bupati berfungsi sebagaimana yang diinginkan Jembrana yang berlatar belakang pencetus teori ekonomi. Artinya, mekanisme wirausahawan. harga dalam keadaan pasar persaingan tidak Pertanyaan relevan yang perlu dibahas sempurna tidak dapat mengefisienkan sehubungan dengan kasus Jembrana adalah alokasi sumber-sumber ekonomi. pendidikan termasuk barang publik (public Secara teoretis faktor-faktor yang goods) atau barang pribadi (privat goods). membuat pasar tidak berfungsi sebagaimana Barang atau jasa pendidikan dalam konsep mestinya adalah faktor eksternalitas, barang- ekonomi politik berkaitan dengan barang publik dan terjadinya monopoli dan kepentingan publik dan kepentingan pribadi, oligopoli (Caporaso dan Levine, 1992). dan bagaimana hubungan kepentingan- Dengan begitu, faktor relevan dengan kepentingan tersebut. persoalan yang dihadapi adalah barang- Pemikiran ekonomi klasik dan barang publik, karena itu kedua faktor neoklasik mengasumsikan bahwa lainnya (eksternalitas dan monopoli serta kepentingan publik memiliki hubungan oligopoli) tidak akan dipersoalkan dalam dengan kepentingan pribadi biarpun pembahasan ini. Apa yang dimaksud dengan keduanya berbeda, yaitu bahwa kepentingan barang publik? Barang publik menurut publik adalah untuk menumbuhkan parameter ekonomi adalah barang yang kekayaan masyarakat. Menurut Adam Smith bersifat non-rival dan non-excludable. Barang
  • 11. Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010 dikatakan memiliki sifat non-ekslusif kalau sehingga kesempatan dan akses memperoleh orang lain tidak terhalangi atau berpeluang pendidikan menjadi terbatas. setara untuk mengonsumsi, memakai atau Praktek komersialisasi pendidikan memanfaatkan barang yang sama, yang berorientasi mencari laba atau sedangkan sifat non-rival berarti bahwa mengakumulasi kapital, pada dasarnya ketika orang yang satu mengonsumsi barang mengugurkan sifat non-ekslusif dan non- publik tersebut tidak menyebabkan nilai dan rivarly, dan hal tersebut merupakan cermin volume berkurang sehingga orang lain tetap kegagalan pasar. Dengan merujuk kepada bisa sama-sama mengonsumsi barang publik kepentingan pendidikan untuk kemajuan yang sama juga. bangsa maka negara harus bertanggung Kalau barang pribadi seperti uraian jawab menyediakan layanan pendidikan sebelumnya merupakan barang yang seluas-luasnya kepada warga negara, disediakan melalui mekanisme pasar kesempatan dan akses untuk mendapatkan sehingga alokasi sumber-sumber ekonomi pendidikan dibuka seluas-luasnya sehingga menjadi efisien, maka barang publik tidak pendidikan tidak bisa digeser dari barang dapat di produksi oleh pasar. Masalah yang publik menjadi barang pribadi. menghambat produksi barang publik di Walaupun muncul pendapat yang pasar pada tataran mikro ekonomi adalah begitu deras arusnya sekarang yang individu tidak memiliki insentif untuk menganggap pendidikan sebagai barang menginvestasikan sumberdaya yang dimiliki pribadi dengan mengacu pada pemikiran untuk memproduksi barang publik tersebut bahwa lulusan dari satuan tingkat dikarenakan benefit yang diperoleh investor pendidikan khususnya perguruan tinggi sama dengan porsi benefit yang didapatkan akan masuk pada pasar kerja dan semua orang. Sedangkan pada tataran makro memperoleh upah atau benefit dari ilmu dan ekonomi, kesulitan pasar memproduksi ketrampilan yang diperoleh di satuan tingkat barang publik terjadi karena biaya dan pendidikan tersebut. Namun argumentasi ini keuntungan dari individu tidak dapat tidak terlalu kuat karena lulusan yang sudah dihubungkan dengan biaya dan keuntungan bekerja akan memberikan kontribusi kembali sosial yang dihasilkan barang publik tersebut kepada negara melalui pajak yang sehingga distorsi alokasi sumberdaya dikeluarkannya. Pajak tersebut digunakan sehingga membuat barang publik tersedia kembali untuk kegiatan pelayanan publik dalam jumlah yang terlalu sedikit. sehingga tidaklah relevan mengkategorikan Konsekwensi dari kejadian tersebut, akan pendidikan sebagai barang pribadi. membuat harga barang publik menjadi Kalaupun tetap dipaksakan pendidikan mahal dan tidak terjangkau oleh semua sebagai barang publik maka konsekwensinya orang yang membutuhkan dan menjadi kesempatan dan akses akan dibatasi haknya. sehingga mengorbankan tujuan lebih besar Persoalannya, apakah pendidikan yakni mencerdaskan khidupan bangsa merupakan barang publik atau barang sebagai modal intelektual dalam pribadi? Findlay (1991), Caporaso dan Levine membangun kepentingan bangsa ke depan, (1992) dan Dunn (2003) menganggap bahwa dan tentunya hal ini tidak diinginkan oleh pendidikan merupakan barang publik karena kita semua, baik selaku warga negara bersifat non-ekslusif dan non-rivalry yakni maupun sebagai elit negara. tiap warga mendapat kesempatan yang sama Berkaitan dengan kasus Jembrana, untuk memperoleh akses pendidikan yang dengan kebijakan pendidikan yang memberi layak. Oleh karena itu pendidikan tidak kesempatan dan akses seluas-luasnya kepada boleh diserahkan ke pasar untuk diproduksi warga masyarakat melalui pendidikan gratis karena akan menyebabkan biaya pendidikan menunjukkan pendidikan menjadi barang atau harga pendidikan menjadi mahal publik yang harus ditanggung pemerintah. Bupati sebagai seorang wirausahawan
  • 12. Aminuddin Bakry, Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan publik menyadari sepenuhnya bahwa produksi Ketiga, pendidikan milik masyarakat pendidikan melalui pasar akan menyebabkan (barang publik) maka suara masyarakat kegagalan pasar karena adanya keterbatasan dalam berbagai tingkat perumusan, akses dan kesempatan warga untuk pelaksanaan dan evaluasi kebijakan perlu di memperoleh pendidikan yang layak dan ini dengar dan di akomodasi. Selain itu, akan mengorbankan modal intelektual pendidikan sebagai barang publik generasi Jembrana untuk melanjutkan dan hendaknya ditangani oleh pemerintah dan melanggengkan pembangunan Kabupaten upaya menyerahkan pendidikan ke pasar Jembrana di masa depan. Untuk itu, merupakan suatu proses komersialisasi dan pemerintah harus mengambil alih hal ini akan merugikan kepentingan bangsa pengelolaan pendidikan dan menempatkan yang lebih luas melebihi semata-mata pendidikan di Jembrana sebagai barang pertimbangan kelangkaan sumber dana. publik. Dengan begitu, kebijakan pendidikan Keempat, merujuk kepada filsafat moral di Jembrana sebagai kebijakan publik, karena maka kebijakan pendidikan sebagai pendidikan mengemban misi sosial profetik kebijakan publik bukan kebijakan untuk memajukan masyarakat Jembrana pendidikan bagian dari kebijakan publik. secara ekonomi, politik, sosial dan budaya Selain alasan filsafat moral yang serta peradaban umumnya. memosisikan kebijakan pendidikan sebagai kebijakan publik, juga didukung oleh teori kegagalan pasar dalam teori ekonomi politik. SIMPULAN Simpulan yang dapat dikemukakan sehubungan dengan pembahasan kebijakan DAFTAR PUSTAKA pendidikan sebagai kebijakan publik adalah Alhumami, Amich, 2007. Pendidikan Tinggi pertama, kebijakan pendidikan berkaitan Sebagai Sarana Publik. Jakarta: Kompas, dengan upaya pemberdayaan peserta didik. 27 November 2008. Oleh karena pendidikan merupakan ilmu Bridgman, Meter dan Glyn Davis, 2004. The praksis maka kebijakan pendidikan Australian Policy Handbook. Crows Nest: merupakan proses pemanusiaan yang terjadi Allen and Unwin. dalam lingkungan alam dan sosialnya Caporaso, James A dan Levine, David P., sehingga kebijakan pendidikan adalah 1992. Theories of Political Economy. penjabaran dari visi dan misi dari Cambridge: Cambridge University pendidikan dalam masyarakat tertentu. Press. Sedangkan validasinya terletak pada Dunn, William N., 2003. Pengantar Analisis seberapa besar sumbangan kebijakan Kebijakan Publik. Yogyakarta: UGM. tersebut bagi proses pemerdekaan individu Gradstein, Mark (2003). The Political Economy dan pengembangan pribadi individu yang of Public Spending on Education, kreatif dalam mentransformasikan Inequality, and Growth. World Bank. masyarakat serta kebudayaannya. Findlay, Ronald, 1991. The New Political Kedua, kebijakan pendidikan lahir Economy: Its Explanatory Power for LDCs, dari ilmu praksis pendidikan sehingga In Meier, Gerald M, Ed (1991). Politics kebijakan pendidikan meliputi proses and Policy Making in Developing analisis kebijakan, perumusan kebijakan, Countries: Perspectives on The New Political implementasi dan evaluasi kebijakan. Proses Economy. San Francisco: International kebijakan tersebut dapat menggunakan Center For Economic Growth Publication. model-model yang telah baku, walaupun Freire, Paulo., 1984. Pendidikan sebagai Praktek model-model tersebut mempunyai Pembebasan. Jakarta: Gramedia. kelemahan dan kekurangan, namun dengan Mangkosoebroto, Guritno, 1988. Ekonomi kombinasi berbagai model dapat dihasilkan Publik: Suatu Analisis Teoritis. proses kebijakan yang layak Yogyakarta:PAU Studi Ekonomi UGM.
  • 13. Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010 Nugroho, Riant, 2008. Public Policy. Jakarta: Tilaar, H.A.R dan Nugroho, Riant, 2008. Elex Media Komputindo (Gramedia). Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Nuryanto, M. Agus , 2008. Mazhab Pendidikan Pelajar. Kritis. Yogyakarta: Resist Book. Wahab, Solichin Abdul, 2008. Pengantar Rosidi, Sakban, 2008. Ekonomi Politik Analisis Kebijakan Publik. Malang: Pendidikan: Sebuah Piranti Analisis Kritik UMM. Kebijakan. Edu-articles.com. Tilaar, H.A.R., 2003. Kekuasaan dan Pendidikan: Suatu Tinjauan dari Perspektif Studi Kultural. Magelang: Indonesia Tera. Tilaar, H.A.R 2005. Manifesto Pendidikan Nasional. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.