Dokumen tersebut berisi ketentuan tentang Kode Etik Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Peserta Didik SMA Negeri 1 Banawa yang mencakup etika hubungan antara pendidik dengan peserta didik, orang tua/wali siswa, masyarakat, sekolah, dan profesi guna menegakkan etika sekolah sebagai pedoman sikap dan perilaku.
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
Kode etik sekolah 2019
1. KODEETIK SEKOLAH SMANegeri 1 Banawa HAL 1
PEMERINTAH PROPINSI SULAWESI TENGAH
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
CABANG DINAS WILAYAH II KAB. PARIMO & DONGGALA
SMA NEGERI 1 BANAWA
JALAN BANAWA No. 208/ ( 0457 ) 71206-71703 DONGGALA
KEPUTUSAN KEPALA SMA NEGERI 1 BANAWA
NOMOR : 421.3/470a/SMAN.1.BNW/Dikbud
TENTANG
KODE ETIK PENDIDIK, TENAGA KEPENDIDIKAN DAN PESERTA DIDIK
SMA NEGERI 1 BANAWA
KEPALA SMA NEGERI 1 BANAWA
I. Menimbang :
1. Bahwa dalam rangka pelaksanaan Permendiknas Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, perlu menetapkan Kode Etik Pendidik,
Tenaga Kependidikan dan Peserta Didik.
2. Bahwa kode etik pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik ditetapkan untuk mengatur sikap,
perkataan dan perbuatan pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik SMA Negeri 1 Banawa.
3. Bahwa kode etik pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik diberlakukan bagi semua pendidik,
tenaga pendidikan dan peserta didik SMA Negeri 1 Banawa agar dapat dihayati dan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
II. Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Pendidik dan Dosen
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Pendidik
5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi
Sekolah / Madrasah
III. Memperhatikan :
1. Persetujuan Rapat Dewan Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Peserta Didik
2. KODEETIK SEKOLAH SMANegeri 1 Banawa HAL 2
MEMUTUSKAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menetapkan :
KODE ETIK PENDIDIK, TENAGA KEPENDIDIKAN DAN PESERTA DIDIK
SMA NEGERI 1 BANAWA
BAB I
PENGERTIAN, TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 1
1. Kode etik pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik adalah norma dan asas yang disepakati dan
diterima oleh pendidik, tenaga pendidikan dan peserta didik SMA Negeri 1 Banawa dalam
menegakkan etika sekolah sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pendidik, tenaga pendidikan dan peserta didik, serta anggota masyarakat dan warga negara.
2. Pedoman sikap dan perilaku sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah nilai-nilai
moral yang membedakan perilaku pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik yang baik dan
buruk, yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan selama menunaikan tugas sesuai dengan fungsinya
serta sikap pergaulan sehari-hari di dalam dan luar sekolah.
Pasal 2
1. Kode etik pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik merupakan pedoman sikap dan perilaku
bertujuan menempatkan pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik secara terhormat, mulia, dan
bermartabat yang dilindungi undang-undang.
2. Kode etik pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan
norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesi pendidik, tenaga kependidikan
dalam hubungannya dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi
profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan.
Pasal 3
Kode etik pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik SMA Negeri1 Banawa bersumber
dari
a. Nilai-nilai agama dan Pancasila, karakter dan budaya Bangsa Indonesia.
b. Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional.
c. Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi perkembangan kesehatan jasmaniah,
emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.
3. KODEETIK SEKOLAH SMANegeri 1 Banawa HAL 3
BAB II
KODE ETIK PENDIDIK
Pasal 4
Etika Hubungan Pendidik dengan Peserta Didik
1. Pendidik berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
2. Pendidik membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan mengamalkan hak-hak dan
kewajiban sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat
3. Pendidik mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara individual dan masing-
masingnya berhak atas layanan pembelajaran.
4. Pendidik menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya untuk kepentingan proses
pendidikan.
5. Pendidik secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus berusaha menciptakan,
memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar
yang efektif dan efisien bagi peserta didik.
6. Pendidik menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan menghindarkan
diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar batas kaidah pendidikan.
7. Pendidik berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang dapat mempengaruhi
perkembangan negatif bagi peserta didik.
8. Pendidik secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk membantu peserta didik
dalam mengembangkan keseluruhan kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.
9. Pendidik menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali merendahkan martabat peserta
didiknya.
10. Pendidik bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara adil.
11. Pendidik berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi kebutuhan dan hak-hak peserta
didiknya.
12. Pendidik terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh perhatian bagi
pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.
13. Pendidik membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta didiknya dari kondisi-kondisi
yang menghambat proses belajar, menimbulkan gangguan kesehatan, dan keamanan.
14. Pendidik tidak boleh membuka rahasia pribadi peserta didiknya untuk alasan-alasan yang tidak ada
kaitannya dengan kepentingan pendidikan, hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.
15. Pendidik tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesionalnya kepada peserta didik dengan
cara-cara yang melanggar norma sosial, kebudayaan, moral, dan agama.
16. Pendidik tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesional dengan peserta didiknya untuk
memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.
4. KODEETIK SEKOLAH SMANegeri 1 Banawa HAL 4
Pasal 5
Etika Hubungan Pendidik dengan Orangtua/wali Siswa
1. Pendidik berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien dengan Orangtua/Wali siswa
dalam melaksanakan proses pendidikan.
2. Pendidik memberikan informasi kepada orangtua/wali secara jujur dan obyektif mengenai
perkembangan peserta didik.
3. Pendidik menjaga rahasia setiap peserta didik kepada orang lain yang bukan orangtua/walinya.
4. Pendidik memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan berpatisipasi dalam memajukan dan
meningkatkan kualitas pendidikan.
5. Pendidik berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai kondisi dan kemajuan
peserta didik dan proses pendidikan pada umumnya.
6. Pendidik menjunjung tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasi dengannya berkaitan dengan
kesejahteraan, kemajuan, dan cita-cita anak atau anak-anak akan pendidikan.
7. Pendidik tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan orangtua/wali siswa untuk
memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.
Pasal 6
Etika Hubungan Pendidik dengan Masyarakat
1. Pendidik menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan efisien dengan masyarakat
untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.
2. Pendidik mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas
pendidikan dan pembelajaran.
3. Pendidik peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
4. Pendidik berkerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan prestise dan martabat
profesinya.
5. Pendidik melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan masyarakat berperan aktif dalam
pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan peserta didiknya.
6. Pendidik memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai agama, hukum, moral, dan
kemanusiaan dalam berhubungan dengan masyarakat.
7. Pendidik tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya kepada masyarakat.
8. Pendidik tidak boleh menampilkan diri secara ekslusif dalam kehidupam masyarakat.
Pasal 7
Etika Hubungan Pendidik dengan sekolah
1. Pendidik memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi sekolah.
2. Pendidik memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam melaksanakan proses
pendidikan.
3. Pendidik menciptakan dan melaksanakan proses pendidikan yang kondusif.
4. Pendidik menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan luar sekolah.
5. Pendidik menghormati rekan sejawat.
6. Pendidik saling membimbing antar sesama rekan sejawat.
7. Pendidik menjunjung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan kesejawatan dengan standar dan
kearifan profesional.
8. Pendidik dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan sejawat untuk tumbuh secara profesional
dan memilih jenis pelatihan yang relevan dengan tuntutan profesionalitasnya.
5. KODEETIK SEKOLAH SMANegeri 1 Banawa HAL 5
9. Pendidik membasiskan diri pada nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan dalam setiap tindakan
profesional dengan sejawat.
10. Pendidik memiliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat meningkatkan keefektifan pribadi
sebagai pendidik dalam menjalankan tugas-tugas profesional pendidikan dan pembelajaran.
11. Pendidik mengingatkan tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang dari kaidah-kaidah agama, moral,
kemanusiaan, dan martabat profesionalnya.
12. Pendidik tidak boleh mengeluarkan pernyataan-pernyataan keliru berkaitan dengan kualifikasi dan
kompetensi sejawat.
13. Pendidik tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan merendahkan
martabat pribadi dan profesional sejawatnya.
14. Pendidik tidak boleh mengoreksi tindakan-tindakan profesional sejawatnya atas dasar pendapat peserta
didik atau masyarakat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
15. Pendidik tidak boleh membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk pertimbangan-pertimbangan yang
dapat dilegalkan secara hukum.
16. Pendidik tidak boleh menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung atau tidak langsung akan
memunculkan konflik dengan sejawat.
Pasal 8
Etika Hubungan Pendidik dengan Profesi
1. Pendidik menjunjung tinggi jabatan pendidik sebagai sebuah profesi.
2. Pendidik berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu pendidikan dan bidang studi yang
diajarkan.
3. Pendidik terus menerus meningkatkan kompetensinya.
4. Pendidik menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugas-tugas
profesionalnya dan bertanggungjawab atas konsekuensinya.
5. Pendidik menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas
dalam tindkan-tindakan profesional lainnya.
6. Pendidik tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan merendahkan
martabat profesionalnya.
7. Pendidik tidak boleh menerima janji, pemberian dan pujian yang dapat mempengaruhi keputusan atau
tindakan-tindakan profesionalnya.
8. Pendidik tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari tugas-tugas dan
tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru di bidang pendidikan dan pembelajaran.
9. Pendidik secara perseorangan maupun kolektif dilarang, untuk:
a) menjual buku pelajaran, seragam/bahan pakaian sekolah, dan/atau perangkat sekolah lainnya baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada peserta didik;
b) memungut biaya dalam memberikan bimbingan belajar atau les kepada peserta didik;
c) memungut biaya dari peserta didik baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertentangan
dengan peraturan dan undang-undang;
d) melakukan sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang mencederai integritas hasil
Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Semester, Ujian Sekolah dan Ujian Nasional.
6. KODEETIK SEKOLAH SMANegeri 1 Banawa HAL 6
Pasal 9
Etika Pendidik dalam berpakaian
1. Pakaian pendidik di kantor dan diruang kelas pada saat berperan sebagai pendidik adalah pakaian
formal yang mencerminkan citra profesional, sesuai dengan peraturan penggunaan pakaian dinas yang
berlaku.
2. Pendidik harus senantiasa berpenampilan bersih, rapih, bersahaja/tidak glamour dan segar agar tidak
menimbulkan masalah sosial yang dapat mengganggu di ruang kantor atau di ruang kelas.
3. Pakaian Pendidik di luar kantor pada saat berperan sebagai utusan sekolah SMA Negeri 1 Banawa
adalah pakaian formal dan disesuaikan dengan kebutuhan pengundang agar mencerminkan citra
professional.
Pasal 10
Etika Pendidik terhadap komitmen waktu
1. Pendidik SMA Negeri 1 Banawa harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap waktu dan
menggunakan waktu sesuai peraturan yang berlaku.
2. Pendidik memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu.
3. Pendidik harus memenuhi komitmen waktu yang telah dijanjikan kepada siswa baik untuk bimbingan
akademik maupun non akademik.
4. Pendidik harus menginformasikan ke kepala sekolah atau wakil apabila tidak hadir pada jam dimana
pendidik yang bersangkutan seharusnya berada di kantor atau di ruang kelas untuk mendapatkan
kepastian dalam kontak komunikasi.
Pasal 11
Etika Pendidik dalam melaksanakan tugas pembelajaran
1. Pendidik wajib membuat rencana program pembelajaran (RPP)
2. Pendidik wajib mengembangkan RPP atau metode belajar mengajar sebagai bentuk inovasi
pembelajaran.
3. Dalam membuat RPP pendidik harus mengacu pada kurikulum yang sudah ditetapkan
4. Pendidik pada awal proses pembelajaran berkewajiban untuk menjelaskan tujuan pembelajaran dan
materi yang akan disampaikan.
5. Pendidik berkewajiban menyampaikan buku acuan materi yang digunakan.
6. Pendidik harus terbuka untuk menerima pertanyaan mengenai mata pelajaran baik di ruang kelas
maupun di luar kelas dan terbuka menerima perbedaan pendapat.
7. Pendidik wajib terbuka, jujur dan adil memberikan penilaian kepada peserta didik.
8. Pendidik dilarang menerima hadiah atau pemberian dalam bentuk apapun yang berpengaruh terhadap
nilai.
9. Pendidik menggunakan kata ganti sapaan kepada teman sejawat dan tenaga pendidikan baik di dalam
maupun di luar kelas dengan kata bapak atau ibu.
10. Pendidik menggunakan kata ganti dirinya dalam berkomunikasi dengan sesama Pendidik, pegawai dan
siswa baik di dalam maupun di luar kelas dengan kata saya.
11. Pendidik tidak merokok ketika mengajar didalam kelas dan berada di dalam lingkungan sekolah,
kecuali ditempat khusus yang disediakan.
12. Pendidik dilarang membawa senjata tajam, minuman keras, narkoba dan bahan terlarang lainnya yang
dapat membahayakan diri dan orang lain di lingkungan sekolah.
7. KODEETIK SEKOLAH SMANegeri 1 Banawa HAL 7
BAB III
KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN
Pasal 12
Etika Hubungan Tenaga Kependidikan dengan Peserta Didik
1. Tenaga kependidikan secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus berusaha
menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan sebagai
lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik.
2. Tenaga kependidikan menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan
menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar batas kaidah pendidikan.
3. Tenaga kependidikan berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang dapat
mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.
4. Tenaga kependidikan menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali merendahkan
martabat peserta didik.
5. Tenaga kependidikan bertindak dan memandang semua tindakan peserta didik secara adil.
6. Tenaga kependidikan tidak boleh membuka rahasia pribadi peserta didik untuk alasan-alasan yang
tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan, hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.
7. Tenaga kependidikan tidak boleh menggunakan hubungan kepada peserta didik dengan cara-cara yang
melanggar norma sosial, kebudayaan, moral, dan agama.
8. Tenaga kependidikan tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan dengan peserta didik untuk
memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.
Pasal 13
Etika Hubungan Tenaga Kependidikan dengan Orangtua/wali Siswa
1. Tenaga kependidikan berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai kondisi dan
kemajuan peserta didik dan proses pendidikan pada umumnya.
2. Tenaga kependidikan menjunjung tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasi dengannya
berkaitan dengan urusan administrasi kesiswaan
3. Tenaga kependidikan tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan orangtua/wali
siswa untuk memperoleh keuntungna-keuntungan pribadi.
Pasal 14
Etika Hubungan Tenaga Kependidikan dengan Masyarakat
1. Tenaga kependidikan menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan efisien dengan
masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.
2. Tenaga kependidikan peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
3. Tenaga kependidikan melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan masyarakat berperan
aktif dalam pendidikan.
4. Tenaga kependidikan tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta didik kepada masyarakat.
5. Tenaga kependidikan tidak boleh menampilkan diri secara ekslusif dalam kehidupam masyarakat.
8. KODEETIK SEKOLAH SMANegeri 1 Banawa HAL 8
Pasal 15
Etika Hubungan Tenaga Kependidikan dengan sekolah
1. Tenaga kependidikan memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi sekolah.
2. Tenaga kependidikan memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam melaksanakan
proses pendidikan.
3. Tenaga kependidikan menciptakan dan melaksanakan proses pendidikan yang kondusif.
4. Tenaga kependidikan menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan luar sekolah.
5. Tenaga kependidikan menghormati rekan sejawat.
6. Tenaga kependidikan saling membimbing antarsesama rekan sejawat
7. Tenaga kependidikan menjunjung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan kesejawatan dengan
standar dan kearifan profesional.
8. Tenaga kependidikan memiliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat meningkatkan
keefektifan pribadi sebagai tenaga pendidikan dalam menjalankan tugas-tugasnya
9. Tenaga kependidikan mengoreksi tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang dari kaidah-kaidah
agama, moral, kemanusiaan, dan martabat
10. Tenaga kependidikan tidak boleh mengeluarkan pernyataan-pernyaan keliru berkaitan dengan
kualifikasi dan kompetensi sejawat atau calon sejawat.
11. Tenaga kependidikan tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan
merendahkan martabat pribadi dan profesi sejawatnya
12. Tenaga kependidikan tidak boleh mengoreksi tindakan-tindakan profesi sejawatnya atas dasar pendapat
orang lain atau masyarakat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarnya.
13. Tenaga kependidikan tidak boleh membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk pertimbangan-
pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum.
14. Tenaga kependidikan tidak boleh menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung atau tidak
langsung akan memunculkan konflik dengan sejawat.
Pasal 16
Hubungan Tenaga Kependidikan dengan bidang tugasnya
1. Tenaga kependidikan menjunjung tinggi jabatan dan tugasnya
2. Tenaga kependidikan berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu sesuai bidang tugasnya.
3. Tenaga kependidikan terus menerus meningkatkan kompetensinya
4. Tenaga kependidikan menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugas-
tuganya dan bertanggungjawab atas konsekuensiinya.
5. Tenaga kependidikan menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif individual,
dan integritas dalam tindkan-tindakan lainnya.
6. Tenaga kependidikan tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan
merendahkan martabatnya.
7. Tenaga kependidikan tidak boleh menerima janji, pemberian dan pujian yang dapat mempengaruhi
keputusan atau tindakan-tindakan dalam pelaksanaan tugasnya
8. Tenaga kependidikan tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari tugas-tugas dan
tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru di sekolah.
9. KODEETIK SEKOLAH SMANegeri 1 Banawa HAL 9
Pasal 17
Etika Tenaga Kependidikan dalam berpakaian.
1. Pakaian tenaga kependidikan SMA Negeri 1 Banawa harus disesuaikan dengan peranan yang
disandang waktu berpakaian tersebut dikenakan.
2. Pakaian tenaga kependidikan SMA Negeri 1 Banawa di kantor dan di luar kantor adalah pakaian
formal untuk mencerminkan citra tenaga kependidikan sesuai dengan peraturan pakaian dinas yang
berlaku.
3. Tenaga kependidikan harus senantiasa berpenampilan bersih, rapih, bersahaja/tidak glamour dan segar
agar tidak menimbulkan masalah sosial yang dapat mengganggu di ruang kantor atau di lingkungan
sekolah.
Pasal 18
Etika Tenaga Kependidikan dalam komitmen waktu
1. Tenaga kependidikan SMA Negeri 1 Banawa harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap waktu
dan menggunakan waktu sesuai peraturan yang berlaku
2. Tenaga Kependidikan memulai dan mengakhiri tugasnya tepat waktu
3. Tenaga Kependidikan harus menginformasikan ke kepala sekolah atau wakil apabila tidak hadir pada
jam dimana pendidik yang bersangkutan seharusnya berada di kantor atau di ruang kelas untuk
mendapatkan kepastian dalam kontak komunikasi.
Pasal 19
Etika Tenaga Kependidikan dalam melaksanakan tugas
1. Tenaga kependidikan berkewajiban menyampaikan laporan pekerjaannya.
2. Tenaga kependidikan wajib terbuka dan jujur.
3. Tenaga kependidikan menggunakan kata ganti sapaan kepada rekan kerja dan pendidik baik di dalam
maupun di luar kelas dengan kata bapak atau ibu.
4. Tenaga kependidikan menggunakan kata ganti dirinya dalam berkomunikasi dengan Pendidik, sesama
tenaga pendidikan dan peserta didik baik di dalam maupun di luar kelas dengan kata saya.
5. Tenaga kependidikan tidak merokok ketika berada di dalam lingkungan sekolah, kecuali di tempat
yang disediakan secara khusus.
6. Tenaga kependidikan secara perseorangan maupun kolektif dilarang untuk:
a) menjual buku pelajaran, seragam/bahan pakaian sekolah, dan/atau perangkat sekolah lainnya baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada peserta didik;
b) memungut biaya dari peserta didik baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertentangan
dengan peraturan dan undang-undang;
c) melakukan sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang mencederai integritas hasil
Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Semester, Ujian Sekolah dan Ujian Nasional.
10. KODEETIK SEKOLAH SMANegeri 1 Banawa HAL 10
BAB IV
KODE ETIK PESERTA DIDIK
Pasal 20
Standar Etika Peserta Didik
1. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.
2. Menghormati pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Mengikuti proses pembelajaran dengan menjunjung tinggi ketentuan pembelajaran dan mematuhi
semua peraturan yang berlaku.
4. Memelihara kerukunan dan kedamaian untuk mewujudkan harmoni sosial di antara teman.
5. Mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi sesama.
6. Mencintai lingkungan, bangsa, dan negara.
7. Menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, ketertiban, keamanan, keindahan, dan
kenyamanan sekolah.
Pasal 21
Etika dalam Proses Pembelajaran
1. Hadir tepat waktu, atau sebelum pendidik memasuki ruangan pembelajaran/ laboratorium.
2. Berpakaian sesuai dengan peraturan berpakaian yang berlaku di sekolah, rapi, bersih dan sopan dalam
arti tidak menyimpang dari azas-azas kepatutan.
3. Menghormati peserta didik lain dengan tidak melakukan perbuatan yang dapat
mengganggupembelajaran, seperti perbuatan menggunakan hand phone atau alat elekronik lainnyapada
saat pembelajaran, mengganggu ketenangan peserta didik lain.
4. Tidak merokok di ruangan belajar, laboratorium atau ruang lain yang tidak pantas untuk melakukan
tindakan tersebut.
5. Santun dalam mengeluarkan pendapat atau membantah pendapat.
6. Tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas atau menyakiti perasaan orang lain
7. Jujur, tidak menandatangani absensi kehadiran peserta didik lain yang diketahuinya tidak hadir dalam
pembelajaran.
8. Menjaga inventaris ruang belajar/ laboratorium
9. Tidak melakukan tindakan yang dapat menimbulkan bahaya selama di laboratorium tanpa bimbingan
pendidik atau petugas laboratorium.
10. Tidak mengotori ruangan dan inventaris Sekolah seperti membuang sampah sembarangan, mencoret
meja, kursi dan dinding ruangan.
Pasal 22
Etika Peserta didik dalam pengerjaan tugas
1. Menyerahkan tugas/ laporan tepat waktu
2. Jujur dalam arti tidak melakukan plagiat atau mempergunakan tugas/ laporan peserta didik lain
3. Tidak mempengaruhi pendidik agar yang bersangkutan tidak menyerahkan tugas/laporan dengan janji
imbalan baik dalam bentuk dan nama apapun.
4. Tidak menjanjikan atau memberikan sejumlah uang atau fasilitas lainnya kepada pendidik atau pihak
lainnya dengan tujuan untuk mempengaruhi proses bimbingan dan penilaian
11. KODEETIK SEKOLAH SMANegeri 1 Banawa HAL 11
Pasal 23
Etika Peserta didik dalam mengikuti ujian
1. Mematuhi tata tertib ujian yang ditetapkan sekolah
2. Jujur dan beritikad baik, tidak melihat buku atau sumber lain yang tidak dibenarkan kecuali untuk ujian
yang secara tegas membenarkan hal demikian
3. Tidak menggangu peserta didik lain yang sedang mengikuti ujian
4. Tidak mencoret inventaris Sekolah seperti meja, kursi, dinding dengan itikad yang tidak baik untuk
keperluan memudahkan menjawab soal ujian
5. Tidak menjanjikan atau memberikan sejumlah uang atau fasilitas lainnya kepada pendidik atau pihak
lainnya dengan tujuan untuk mempengaruhi proses dan hasil ujian
6. Percaya pada kemampuan sendiri, tidak menggunakan pengaruh orang lain untuk tujuan
mempengaruhi proses dan hasil ujian.
Pasal 24
Etika dalam Hubungan antara Peserta didik dengan Pendidik dan tenaga pendidikan
1. Menghormati semua pendidik dan tenaga pendidikan tanpa membedakan suku, agama, ras, dan tidak
didasari atas perasaan suka atau tidak suka.
2. Bersikap sopan santun terhadap semua pendidik dan tenaga pendidikan dalam interaksi baik di dalam
lingkungan maupun di luar lingkungan Sekolah
3. Menjaga nama baik pendidik dan tenaga pendidikan dan keluarganya
4. Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak baik yang belum tentu benar mengenai seorang pendidik
dan tenaga pendidikan kepada pendidik atau pihak lainnya, kecuali terhadap pelanggaran hukum dan
kode etik yang diwajibkan berdasarkan ketentuan hukum dan peraturan di lingkungan sekolah.
5. Santun dalam mengemukakan pendapat atau mengungkapkan ketidaksepahaman pendapat tentang
keilmuan yang disertai dengan argumentasi yang rasional
6. Jujur terhadap pendidik dan tenaga pendidikan dalam segala aspek.
7. Tidak menjanjikan atau memberikan sejumlah uang atau fasilitas lainnya kepada pendidik atau pihak
lainnya dengan tujuan untuk mempengaruhi penilaian pendidik.
8. Percaya pada kemampuan sendiri, dalam arti tidak menggunakan pengaruh orang lain untuk tujuan
mempengaruhi penilaian pendidik
9. Tidak mengeluarkan ancaman baik secara langsung maupun dengan menggunakan orang lain terhadap
pendidik dan tenaga kependidikan.
10. Bekerjasama dengan pendidik dan tenaga pendidikan dalam mencapai tujuan pembelajaran, termasuk
menyiapkan diri sebelum berinteraksi dengan pendidik di ruang pembelajaran.
11. Memelihara sopan santun pada saat mengajukan keberatan atas sikap pendidik dan tenaga
kependidikan disertai dengan bukti yang cukup.
12. Menghindari sikap membenci pendidik atau sikap tidak terpuji lainnya disebabkan nilai yang diberikan
oleh pendidik.
13. Mematuhi perintah dan petunjuk pendidik dan tenaga pendidikan sepanjang perintah dan petunjuk
tersebut tidak bertentangan dengan norma hukum dan norma lainnya yang hidup di tengahmasyarakat.
14. Berani mempertanggungjawabkan semua tindakannya terkait interaksi dengan pendidik dan tenaga
kependidikan
12. KODEETIK SEKOLAH SMANegeri 1 Banawa HAL 12
Pasal 25
Etika dalam Hubungan antara Sesama Peserta didik
1. Menghormati semua peserta didik tanpa membedakan suku, agama, ras, status sosial dan tidak didasari
atas perasaan suka atau tidak suka.
2. Bersikap ramah dan sopan santun terhadap semua peserta didik dalam interaksi baik di dalam
lingkungan maupun di luar lingkungan Sekolah
3. Bekerjasama dengan peserta didik lain dalam menuntut ilmu pengetahuan
4. Memiliki solidaritas yang kuat dan saling membantu untuk tujuan yang baik dan tidak bertentangan
dengan norma hukum atau norma lainnya yang hidup di dalam masyarakat.
5. Berlaku adil terhadap sesama rekan peserta didik
6. Menghindari perkataan yang dapat menyakiti perasaan peserta didik lain.
7. Tidak melakukan ancaman atau tindakan kekerasan terhadap sesama peserta didik baik di dalam
lingkungan maupun di luar lingkungan Sekolah.
8. Saling menasehati untuk tujuan kebaikan
9. Suka membantu peserta didik lain yang kurang mampu dalam pelajaran maupun kurang mampu secara
ekonomi.
10. Bersama-sama menjaga nama baik sekolah dan tidak melakukan tindakan tidak terpuji yang dapat
merusak citra baik sekolah.
11. Menghormati perbedaan pendapat atau pandangan dengan peserta didik lain.
12. Tidak menggangu ketenangan peserta didik lain yang sedang mengikuti proses pembelajaran.
13. Tidak mengajak atau mempengaruhi peserta didik lain untuk melakukan tindakan tidak terpuji yang
bertentangan dengan norma hukum dan norma lainnya yang hidup di tengah masyarakat.
Pasal 26
Etika dalam Hubungan antara Peserta didik dengan Orangtua dan masyarakat
1. Menghormati orang tua dan masyarakat
2. Bersikap sopan santun terhadap semua orang tua dan masyarakat dalam interaksi baik di dalam
lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan Sekolah
3. Menjaga nama baik orang tua dan keluarganya
4. Santun dalam mengemukakan pendapat atau mengungkapkan ketidak sepahaman pendapat disertai
dengan argumentasi yang rasional
5. Jujur terhadap orang tua dan masyarakat dalam segala aspek.
6. Tidak mengeluarkan ancaman baik secara langsung maupun dengan menggunakan orang lain terhadap
orang tua dan warga masyarakat
7. Menghindari sikap membenci pendidik atau sikap tidak terpuji lainnya disebabkan nilai yang diberikan
oleh pendidik.
8. Mematuhi perintah dan petunjuk orang tua sepanjang perintah dan petunjuk tersebut tidak bertentangan
dengan norma agama, norma hukum dan norma lainnya yang hidup di tengah masyarakat.
9. Berani mempertanggungjawabkan semua tindakannya terkait interaksi dengan orangtua dan
masyarakat
10. Tidak mengganggu ketertiban, ketenteraman dan kenyamanan masyarakat
13. KODEETIK SEKOLAH SMANegeri 1 Banawa HAL 13
BAB V
PELAKSANAAN , PELANGGARAN, DAN SANKSI
Pasal 27
1. Pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik bertanggungjawab atas pelaksanaan Kode Etik
Pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.
2. Pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik berkewajiban mensosialisasikan Kode Etik Pendidik,
tenaga kependidikan dan peserta didik kepada rekan sejawat , Penyelenggara pendidikan, orang tua
peserta didik dan masyarakat
Pasal 28
1. Pelanggaran adalah perilaku menyimpang dan atau tidak melaksanakan Kode Etik Pendidik, tenaga
kependidikan dan peserta didik dan ketentuan perundangan yang berlaku..
2. Pendidik, tenaga pendidikan dan peserta didik yang melanggar Kode Etik Pendidik, tenaga
kependidikan dan peserta didik dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
3. Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan, sedang dan berat.
Pasal 29
1. Pemberian rekomendasi sanksi dan sanksi terhadap pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik
yang melakukan pelanggaran terhadap Kode Etik Pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik
merupakan wewenang Kepala sekolah dan/ atau Pejabat Pembina di atasnya sesuai dengan peraturan
yang berlaku
2. Pemberian sanksi oleh Kepala sekolah dan/ atau pejabat Pembina di atasnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus objektif, dan tidak mengurangi pemberian sanksi terhadap peraturan perundangan
yang berlaku pada tingkat yang lebih tinggi.
3. Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan upaya pembinaan kepada pendidik, tenaga
kependidikan dan peserta didik yang melakukan pelanggaran dan untuk menjaga harkat dan martabat
profesi, dan sekolah
4. Siapapun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran Kode Etik Pendidik, tenaga kependidikan dan
peserta didik wajib melapor kepada Kepala Sekolah, atau petugas yang diberi wewenang
5. Setiap pelanggar dapat melakukan pembelaan diri dengan/atau tanpa bantuan sesuai dengan jenis
pelanggaran yang dilakukan dihadapan Kepala Sekolah atau dewan pendidik
14. KODEETIK SEKOLAH SMANegeri 1 Banawa HAL 14
BAB VI
REHABILITASI
Pasal 30
Setelah menjalani sanksi dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan pasal (29) ayat 2 dan 3,
pendidik, tenaga pendidikan dan peserta didik yang bersangkutan dapat direhabilitasi, dengan membuat
perjanjian tertulis.
BAB VII
P E N U T U P
Pasal 31
Dengan berlakunya keputusan Kepala SMA Negeri 1 Banawa ini, maka semua ketentuan diyang
berkaitan dengan sikap, perilaku dan perbuatan Pendidik, Tenaga Kependidikan Dan Peserta Didik
yang bertentangan dengan keputusan ini dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 32
Keputusan ini disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait untuk dipedomani dan dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh.
Pasal 33
Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan ditentukan kemudian.
Pasal 34
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Donggala
Pada tanggal, 27 Juli 2019
Kepala SMA Negeri 1 Banawa
M A L I K, S.Pd
NIP. 19660103 198901 1 001