Kode etik guru bertujuan untuk menempatkan guru sebagai profesi yang terhormat dengan menetapkan norma perilaku yang harus dipatuhi. Dokumen ini menjelaskan tujuan, isi, sejarah, dan pelaksanaan kode etik guru di Indonesia serta sanksi yang diberikan bagi pelanggarannya.
2. Pengertian
◦ Kode etik guru adalah norma atau asas yang harus dijalankan oleh guru di Indonesia sebagai pedoman
untuk bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai pendidik, anggota
masyarakat, dan warga negara.
◦ Pedoman tersebut diharapkan nantinya bisa membedakan perilaku baik atau buruk seorang guru,
memilah-milah mana saja hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama menjalankan tugas sebagai
seorang pendidik. Keberadaan kode etik ini bertujuan untuk menempatkan sosok guru sebagai pribadi
yang terhormat, mulia, dan bermartabat.
3. Isi kode etik guru
◦ Adapun isinya adalah sebagai berikut.
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila.
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung jawab
bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan secara bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan profesi semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan nasional.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi guru sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah di bidang pendidikan.
4. Sejarah
◦ Sejarah ini dimulai pada tahun 1971 saat FIP-IKIP Malang mengadakan seminar tentang etika jabatan
guru. Seminar tersebut diikuti oleh Kepala Perwakilan Departemen P & K Provinsi Jawa Timur, Kepala
Kabin se-Madya dan Kabupaten Malang, guru se-kota Madya, dan para dosen FIP-IKIP Malang.
◦ Lanjut pada tahun 1973, PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) mengadakan Kongres PGRI ke XIII.
Pada kongres itu, PGRI berhasil merumuskan secara yuridis kode etik guru Indonesia.
◦ Pihak yang bertanggung jawab untuk merumuskan isinya, merupakan para ahli di bidang pendidikan.
Adapun tahap perumusan sampai pengesahannya adalah sebagai berikut.
5. 1. Tahap pembahasan/perumusan yang dilakukan pada tahun 1971/1973.
2. Tahap pengesahan dilakukan saat Kongres PGRI ke XIII, yaitu November 1973.
3. Tahap penguraian dilakukan pada Kongres PGRI ke XIV pada tahun 1979.
4. Tahap penyempurnaan dilakukan pada Kongres PGRI XVI pada tahun 1989.
◦ Mengingat perumusannya dilakukan secara yuridis, maka setiap pelanggaran di dalamnya akan
dikenakan sanksi sesuai perundang-undangan yang berlaku.
6. Tujuan
◦ Tujuan dari Kode Etik Guru Indonesia adalah menempatkan guru sebagai suatu pekerjaan
yang terhormat, mulia dan bermartabat di masayarakat yang dilindungi undang-undang.
7. Fungsi
◦ Fungsi utama dari kode etik guru adalah menjadi seperangkat prinsip dan norma moral yang mendasari
pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam kaitannya dengan peserta didik, orang tua/wali
murid, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah berdasarkan nilai agama,
pendidikan sosial, etika, dan kemanusiaan.
8. Sumber kode etik guru
◦ Dalam proses perumusan harus bersumber dari hal-hal berikut.
1. Nilai agama dan Pancasila.
2. Nilai kompetensi guru yang meliputi, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional.
3. Nilai jatidiri, harkat, dan martabat manusia, yang meliputi perkembangan kesehatan jasmani,
emosional, intelektual, spiritual, dan sosial.
9. Pelaksanaan kode etik guru
◦ Pada kenyataannya, pelaksanaannya masih ditemukan sejumlah kendala, yaitu sebagai berikut.
1. Pendidikan dan kualitas guru.
2. Sarana dan prasarana pendidikan.
3. Kedudukan, karir, dan kesejahteraan guru.
4. Kebijakan pemerintah dan sistem pendidikan.
◦ Namun demikian, guru, pemerintah, dan pihak terkait harus tetap optimis dan tetap semangat untuk
bekerja sama menciptakan upaya dalam proses pelaksanaannya.
10. Pelanggaran kode etik guru
◦ Pelanggaran ini bisa didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap norma moral yang terkandung di
dalam kode etik berkaitan dengan profesi gurunya. Pelanggaran bisa berupa pelanggaran ringan, sedang,
sampai berat. Setiap guru yang melanggar kode etik akan mendapatkan sanksi sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
◦ Pihak yang berwenang untuk merekomendasikan sanksi pada pelanggaran kode etik adalah Dewan
Kehormatan Guru Indonesia. Pemberian sanksi harus bersifat objektif, tidak diskriminasi, dan tidak
bertentangan dengan dasar organisasi profesi dan perundang-undangan. Jika seorang guru melakukan
pelanggaran kode etik, artinya guru tersebut telah melanggar sumpah/janji guru yang pernah diucapkan.
11. Tugas Guru di Indonesia
◦ Sebagai profesi yang sangat mulia, peran guru sangat diperlukan untuk membantu membentuk
generasi-generasi penerus bangsa yang cemerlang dengan berlandaskan Pancasila.
◦ Tugas seorang guru selain sebagai pengajar, pendidik juga menjadi teladan untuk para siswa
karna guru merupakan orang tua kedua anak disekolah. Selain itu guru juga memiliki Tugas
untuk mengembangkan suatu keilmuan dan metode-metode baru untuk perkembangan ilmu
pendidikan itu sendiri.