SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
PERENCANAAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA 
A. PENGERTIAN PERENCANAAN MANAJEMEN SUMBER DAYA 
MANUSIA 
Perencanaan (planning) adalah suatu proses untuk menentukan 
rencana atau program kegiatan. Suatu perencanaan selalu berkaitan 
dengan tujuan. Perencanaan membantu kita mengetahui apa saja yang 
harus dilakukan. Perencanaan tidak dapat dibuat secara tergesa-gesa, 
namun memerlukan waktu yang cukup. 
Untuk lebih jelasnya, berikut ini diuraikan dalam definisi-definisi 
perencanaan menurut para ahli. 
1. Harold Koontz dan Cyril O’Donnel menyebutkan, “Planning is the 
function of manager which involves the selection from alternatives of 
objectives, policies, procedures and program”. Artinya, perencanaan 
adalah fungsi manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, 
kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, program-program, 
dan alternatif-alternatif yang ada. 
2. G.R. Terry dalam bukunya Principles of Management mendefinisikan 
perencanaan (planning) sebagai berikut, “Planning is the selecting and 
relating of facts and the making and using of assumptions regarding 
the future in the visualization and formulation of proposed activies 
belived necessary to achieve desired results”. Artinya, perencanaan 
adalah kegiatan memilih dan menghubungkan fakta dan membuat 
serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai waktu yang akan
datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan 
yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. 
3. Billy E. Goetz menyatakan bahwa, “Planning is fundamentally 
choosing and a planning problem aries only when an alternatives 
course of action is discovered”. Artinya, perencanaan merupakan 
pemilihan yang fundamental dan masalah perencanaan timbul jika 
terdapat alternatif-alternatif. 
4. Louis A. Alien menyebutkan, “Planning is the determination of the 
course of action to achieve a desired result”. Artinya, perencanaan 
menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang 
diinginkan. 
Suatu perencanaan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada 
dan menggunakan asumsi-asumsi untuk masa depan sehingga sasaran 
atau tujuan yang ingin dicapai benar-benar diwujudkan. Perencanaan 
sumber daya manusia membutuhkan kecermatan karena berkaitan 
dengan hajat hidup manusia. Suatu perencanaan sumber daya manusia 
harus memperhatikan hal-hal berikut ini. 
1. Mengumpulkan informasi secara reguler dan terus menerus. 
2. Menganalisis permintaan dan penawaran sumber daya manusia masa 
kini dan masa datang. 
3. Menggunakan hasil analisis sebagai bahan penyusunan kebijakan 
program, proyek, dan kegiatan di bidang ketenagakerjaan dan 
kesempatan kerja.
4. Memanfaatkan sumber daya manusia menurut jabatan dan 
kualitasnya. 
5. Melaksanakan monitoring secara terus menerus terhadap kebijakan 
untuk melakukan perubahan atau penyesuaian. 
6. Mengintegrasikan perencanaan sumber daya manusia dalam suatu 
perencanaan manajemen sumber daya manusia. 
Perencanaan sumber daya manusia memiliki hubungan yang vital 
dan terintegrasi dengan manajemen sumber daya manusia. Perencanaan 
sumber daya manusia menggunakan informasi berbagai aktivitas sumber 
daya manusia. Perencanaan sumber daya manusia dipandang sebagai 
suatu proses manajemen, bukan hanya sebagai fungsi personalia. Pada 
dasarnya perencanaan merupakan proses menganalisis kebutuhan 
sumber daya manusia di tengah kondisi yang terus berubah. Karena 
organisasi atau perusahaan harus bersifat terbuka dan daptif terhadap 
kondisi yang senantiasa berubah, maka perencanaan sumber daya 
manusia merupakan kegiatan dan kebutuhan yang berkesinambungan. 
Perencanaan sumber daya manusia seringkali dicampuradukkan 
dengan perencanaan aktivitas sumber daya manusia yang lainnya. 
Sebagai contoh, perencanaan tenaga kerja terpusat pada perolehan 
orang-orang dengan jumlah dan pekerjaan yang tepat, serta pada saat 
yang tepat. Melalui perencanaan sumber daya manusia yang efektif akan 
dapat dilakukan analisis terhadap kebutuhan sumber daya manusia suatu 
organanisasi atau perusahaan.
Komponen utama dari perencanaan sumber daya manusia adalah 
penentuan tipe sumber daya manusia yang dibutuhkan suatu organisasi 
atau perusahaan dalam jangka waktu tertentu (jangka pendek, jangka 
menengah dan panjang). Perencanaan tenaga kerja merupakan kegiatan 
kegiatan mengidentifikasi jumlah sumber daya manusia yang diperlukan 
untuk mencapai tujuan organisasi di masa depan. Untuk menyusun 
rencana tenaga kerja, seorang manajer sumber daya manusia akan 
memproyeksikan penawaran dan permintaan terhadap sumber daya 
manusia. Perencanaan lalu menentukan perbedaan antara pemerintah 
dengan suplay, yakni terhadap kelebihan atau kekurangan, atau beberapa 
jumlah suplay sumber daya manusia yang akurat untuk tipe tenaga kerja 
atau jabatan tertentu. Dengan demikian, perencanaan tenaga kerja 
berkaitan erat dengan kebijakan strategis organissi atau perusahaan. 
B. PENGADAAN TENAGA KERJA DAN ANALISIS JABATAN ATAU 
PEKERJAAN 
Pada dasarnya pengadaan tenaga kerja merupakan fungsi 
operasional manjemen personalia, sedangkan analisis jabatan atau 
pekerja merupakan proses mempelajari dan mengumpulkan berbagai 
informasi yang berhubungan dengan suatu pekerjaan atau jabatan. 
Keduanya tidak terlepas dari lingkup perencanaan sumber daya manusia. 
1. Pengadaan Tenaga Kerja 
Pengadaan tenaga kerja dimaksudkan untuk memperoleh jumlah 
dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kerja guna mencapai tujuan organisasi. Fungsi ini menyangkut penentuan 
kebutuhan tenaga kerja, rekrutmen, seleksi, dan penempatannya. 
Penentuan kebutuhan tenaga kerja menyangkut jumlah mauoun 
mutu tenaga kerja, sedangkan seleksi dan penempatan menyangkut 
masalah memilih dan menarik tenaga kerja, seperti menyeleksi formulir 
lamaran, test psikologi, dan wawancara. Pada organisasi yang besar, 
fungsi pengadaan tenaga kerja ini biasanya didelegasikan kepada bagian 
personalia, sedangkan pada organisasi yang ekcil cukup ditangani oleh 
pimpinan unit. 
Sebelum pelaksanaan fungsi pengadaan tenaga kerja, perlu 
terlebih dahulu ditentukan: 
a. Kualitas atau mutu tenaga kerja yang diinginan sesuai dengan jenis 
pekerjaan atau jabatan serta persyaratan jabatan yang ada. 
b. Jumlah dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan tingkat 
pendidikan atau keahliannya. 
Kedua hal di atas bersifat overall sehingga diperlukan adanya 
koordinasi, singkronisasi, dan kerjasama dari setiap eselon dalam 
organisasi yang bersangkutan. Dengan demikiaa, keterpaduan dalam 
kegiatan perencanaan pengadaan tenaga kerja akan dapat tercapai. 
Untuk menentukan kuantitas dan kualitas tenaga kerja yang dbutuhkan 
terlebih dahulu diketahui sifat dan kondisi pekerjaan yang memerlukan 
tenaga kerja termaksud. Dengan kata lain, diperlukan adanya analisis 
jabatan atau pekerja (job analysis).
2. Analisis Jabatan atau Pekerjaan 
Nilai pekerjaan, baik bagi individu maupun bagi organisasi, adalah 
sebagai berikut : 
a. Bagi individu : 
 Mempengaruhi dan menentukan standar kehidupan, serta 
menggambarkan status sosia ekonomi. 
 Semakin besar penghasilan seseorang, semakin terbuka peluang 
memenuhi kebutuhan secara berkualitas dan memuaskan. 
b. Bagi organisasi : 
 Wahana perwujudan eksistensi dan pencapaian tujuannya. 
 Pekerjaan yang dilaksanakan secara produktif dan berkualitas 
yang mempu menghasilkan produk dan pelayanan yang 
berkualitas. 
Agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara efisien dan produktif 
maka setiap organisasi akan menghadapi dua tantangan berikut: 
a. Perubahan lingkungan yang cepat diiringi dengan meningkatnya 
kualitas keinginan dan kebutuhan konsumen. Salah satu perubahan 
cepat adalah perkembangan dan kemajuan teknologi, keinginan dan 
kebutuhan konsumen yang berkembang secara dinamis. 
b. Masalah deregulasi (perubahan penraturan pemerintah) diiringi 
dengan meningkatkan kompetisi antar organisasi. Perubahan itu 
mengharuskan organisasi menyesuaikan kegiatan operasional
organisasi. Perbaikan, penyempurnaan, dan penggantian rencana 
strategi organisasi berakibat terjadinya dinamika pekerjaan. 
Untuk menghadapi tantangan yang tidak ringan, setiap organisasi 
harus mengantisipasi dengan kegiatan antara lain : 
a. Terus-menerus mendesain kembali perencanaan organisasinya; 
b. Mendesain kembali fungsi prinsif fundamental jabatan atau pekerjaan; 
c. Menambah dan meningkatkan kemampuan kerja SDM-nya. 
Setiap organisasi berskala besar, khususnya diukur dari kualitas 
sumber daya manusia, memerlukan analisis jabatan atau pekerjaan agar 
diperoleh informasi akurat dalam mengintegrasikan perencanaan 
organisasi dengan kebijakan manajemen SDM. 
Pengertian analisis jabatan atau pekerjaan adalah sebagai berikut : 
a. Proses menghimpun informasi stiap jabatan atau pekerjaan yang 
berguna mewujudkan tujuan bisnis sebuah perusahaan. 
b. Proses menghimpun dan mempelajari berbagai informasi yang 
berhubungan dengan pekerjaan secara operasional beserta 
tanggungjawabnya. 
c. Kegiatan menghimpun dan menyusun informasi berkenaan dengan 
tugas, jenis pekerjaan, dan tanggung jawab yang bersifat khusus. 
Analisis jabatan atau pekerjaan dapat dibedakan kedalam empat 
jenis, sebagai berikut : 
a. Job analisys for personnel specifications, yaitu kegiatan yang 
bertujuan untuk menentukan syarat mental yang dibutuhkan dari
seseorang calon pekerja agar dapat sukses dalam memangku suatu 
jabatan tertentu. 
b. Job analisys for traing purpose, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk 
menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam 
mengajarkan suatu pekerjaan kepada tenaga kerja baru (keperluan 
pendidikan dan pelatihan). 
c. Job analisys for setting rates, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk 
menentukan nilai masing-masing jabatan dalam suatu organisasi atau 
perusahaan sehingga dapat ditentukan tingkat upah secara adil. 
d. Job analisys for method inprovement, yaitu kegiatan yang bertujuan 
untuk mempermudah cara bekerja bagi tenaga kerja pada suatu 
jabatan atau jenis pekerjaan tertentu. 
Analisis jabatan atau pekerjaan pada dasarnya bermaksud 
menjawab pertanyaan berikut ini. 
a. Apa yang harus dikerjakan? 
b. Bagaimana mengerjakan? 
c. Mengapa harus dikerjakan? 
Alasan pentingnya analisis jabatan atau pekerjaan sebagai berikut : 
a. Untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi sosial suatu pekerjaan melalui 
sistem yang sistematik. 
b. Menemukan dimensi dalam fungsi sosial suatu pekerjaan yang dapat 
dikembangakan dan diperluas yang akhirnya dapat digunakan dalam 
menetapkan persyaratan pekerja yang mampu.
c. Dapat digunakan oleh para pekerja untuk mengidentifikasi 
kemampuan dalam bekerja terutama memenuhi tuntutan fungsi sosial 
pekerja. 
Cara pendekatan dalam analisis jabatan atau pekerjaan adalah : 
a. Orientasi berdasarkan pekerjaan difokuskan pada usaha 
mengungkapkan tugas-tugas yang telah dikerjakan. 
b. Orientasi berdasarkan pekerja atau persyaratan kemampuan 
difokuskan pada usaha menemukan karakteristik pekerjaan untuk 
menetapkan karakteristik pekerja yang dapat melaksanakannya 
secara efektif dan efisien. 
Analisis jabatan atau pekerjaan adalah suatu proses, metode, dan 
teknik untuk memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi 
kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan. Analisis jabatan atau 
pekerjaan merupakan proses pengumpulan dan pemeriksaan aktivitas 
kerja dalam sebuah posisi serta kualifikasi (keahlian, pengetahuan, 
kemampuan, dan sifat individu) yang diperlukan untuk melaksanakan 
aktivitas. Produk akhir dari analisis jabatan atau pekerjaan adalah 
deskripsi tertulis dari persyaratan aktual suatu jabatan atau pekerjaan. 
Dalam praktiknya, analisis jabatan atau pekerjaan sering disebut dengan 
berbagai istilah seperti analisis jabatan atau pekerjaan, analisis aktivitas, 
analisis tugas atau penelitian kerja.
Ada dua tujuan dari kegiatan analisis jabatan atau pekerjaan yaitu: 
a. Pertama, untuk menyusun uraian jabatan (job description) dan 
persyaratan jabatan (job specification). Dari uraian jabatan dapat 
diketahui jenis tugas dan tanggung jawab, prosedur mengerjakannya 
dan alasan si pejabat melakukan pekerjaan tersebut. Sedangkan 
persyaratan jabatan adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi 
oleh seseorang agar mampu mengerjakan pekerjaan itu dengan baik. 
Dalam persyaratan jabatan akan tertuang syarat pendidikan minimal 
yang harus dimiliki, pengetahuan atau pengalaman kerja, 
keterampilan yang dimiliki, bakat, minat, temperamen, kondisi fisik, 
dan jenis kelamin (untuk jabatan-jabatan tertentu). 
b. Kedua, sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan manajemen 
SDM. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah penilaian kinerja 
pejabat yang bersangkutan, apakah sudah sesuai denagn tugas dan 
tanggung jawabnya. Selain itu, jika ada kesenjangan antara prestasi 
kerja dengan uraian jabatan, tindakan apa yang diperlukan agar 
prestasi pejabat tersebut bisa selaras dengan uraian jabatan yang 
diberikan, misalnya diberikan pelatihan atau dialihtugaskan ke bagian 
lain yang mungkin cocok dengan minatnya. 
3. Deskripsi Jabatan atau Pekerjaan 
Analisis jabatan atau pekerjaan merupakan suatu proses berfikir 
yang bersifat abstrak mengenai suatu jabatan atau pekerjaan. Hasilnya
dirumuskan menjadi deskripsi atau spesifikasi jabatan atau pekerjaan 
dalam bentuk tertulis: 
Yang dimaksud dengan deskripsi jabatan atau pekerjaan adalah: 
a. Hasil analisis jabatan atau pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau 
proses menghimpun dan menginformasikan mengenai suatu jabatan 
atau pekerjaan yang dirumuskan dalam bentuk tertulis. 
b. Dokumentasi tentang batasan dan penjabaran suatu jabatan atau 
pekerjaan menjadi tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, kondisi 
kerja, dan spesifikasinya. 
c. Seluruh penyajian ringkas secara tertulis mengenai informasi jabatan 
atau pekerjaan dan syarat pelaksanaannya sebagai hasil analisis 
jabatan atau pekerjaan. 
d. Uraian tertulis yang berisi tentang tugas pokok dari suatu jabatan atau 
pekerjaan sebagai hasil jabatan atau pekerjaan. 
Pada dasarnya, deskripsi jabatan atau pekerjaan merupakan hasil 
yang diperoleh dari proses analisis jabatan atau pekerjaan yang telah 
diuraikan sebelumnya. Deskripsi pekerjaan menunjukkan keteraturan yang 
sistematis dan logis dari berbagai tugas dan kewajiban yang harus 
dilaksanakan karyawan sesuai dengan jabatan atau jenis pekerjaan 
tertentu. Dengan demikian, suatu deskripsi jabatan atau pekerjaan harus 
mudah dimengerti dan dipahami. 
Bagian terpenting dari penyusunan deskripsi pekerjaan adalah 
menetapkan rincian tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam suatu
jabatan atau pekerjaan tertentu. Kata-kata penolong yang harus 
dijabarkan lebih lanjut secara tepat dan sistematis, yakni jabatan atau 
pertanyaan: apa, mengapa, dan bagaimana, pekerjaan ataupun tugas-tugas 
tersebut. Dengan kata lain, deskripsi pekerjaan adalah cacatan 
yang sistematis dan teratur tentang tugas dan tanggung jawab suatu 
jabatan atau pekerjaan yang didasarkan pada kenyataan seperti apa, 
bagaimana, mengapa, kapan, dan di mana suatu jabatan atau pekerjaan 
dilaksanakan. 
Adapun isi pokok suatu deskripsi jabatan atau pekerjaan (job 
discription) adalah sebagai berikut: 
a. Identifikasi jabatan atau pekerjaan. 
b. Ringkasan jabatan atau pekerjaan. 
c. Rincian tugas yang dilaksanakan. 
d. Pengawasan yang diberikan dan diterima. 
e. Hubungan dengan jabatan atau jenis pekerjaan lainnya. 
f. Bahan, alat, dan mesin yang dipergunakan. 
g. Kondisi lingkungan kerja. 
h. Penjelasan istilah-istilah yang tidak lazim. 
i. Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan di atas. 
4. Spesifikasi Jabatan atau Pekerjaan 
Deskripsi jabatan atau pekerjaan sebagai hasil analisis jabatan atau 
pekerjaan biasanya diikuti dengan perumusan spesifikasi jabatan atau 
pekerjaan. Spesifikasi jabatan atau pekerjaan dapat diartikan sebagai:
a. Karakteristik atau syarat-syarat pekerja yang harus dipenuhi untuk 
dapat melaksanakan suatu jabatan atau pekerjaan tertentu. 
b. Seluruh ringkasan mengenai persyaratan pekerja yang akan 
melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan. 
c. Persyaratan pengetahuan, keterampilan, kemampuan mental, 
kemampuan fisik, dan sifat kepribadian tertentu yang dipersyaratkan 
pada pekerja untuk dapat melaksanakan pekerjaan tertentu secara 
efektif dan efisien. 
Dengan penjelasan dan kelengkapan data tentang job description 
atau deskripsi pekerja tersebut di atas, maka permasalahan lanjutannya 
yakni siapa yang akan memangku jabatan tersebut. Dengan kata lain, 
kualifikasi personil yang bagaimana yang seharusnya memangku jabatan 
tersebut? Berapa lama pengalaman yang diperlukan?. Seluruh jawaban 
pertanyaan tersebut kemudian disusun menjadi apa yang disebut 
spesifikasi pekerjaan (job specification). Spesifikasi jabatan adalah catatan 
yang menjelaskan persyaratan yang diperlukan seorang karyawan untuk 
memangku jabatan dan mengerjakan pekerjaan dari jabatan tertentu. 
Dengan demikian, jelaslah bahwa titik berat suatu spesifikasi 
pekerjaan adalah pada syarat-syarat yang dibutuhkan oleh seseorang 
untuk dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan beban 
dan tanggung jawab jabatan tersebut. 
Umumnya suatu spesifikasi pekerjaan mengandung hal-hal sebagai 
berikut.
a. Identifikasi jabatan 
1) Nama. 
2) Kode. 
3) Bagian. 
b. Persyaratan jabatan 
1) Pendidikan. 
2) Tingkat kecerdasan minimum yang diperlukan. 
3) Pengalaman yang diperlukan. 
4) Pengetahuan dan keterampilan. 
5) Persyaratan fisik. 
6) Status perkawinan. 
7) Jenis kelamin. 
8) Usia. 
9) Kewarganegaraan. 
10) Kualifikasi emosi. 
11) Kemampuan-kemampuan khusus lainnya. 
5. Manfaat Analisis Jabatan atau Pekerjaan 
Analisis jabatan atau pekerjaan pada dasarnya merupakan alat 
bagi pimpinan organisasi atau perusahaan dalam memecahkan masalah 
ketenagakerjaan secara profesional dan manusiawi. 
Analisis jabatan atau pekerjaan memberikan manfaat dalam banyak 
hal, antara lain: 
a. Dalam penarikan, seleksi, dan penempatan tenaga kerja;
b. Dalam pendidikan dan pelatihan tenaga kerja; 
c. Dalam penilaian jabatan dan prestasi kerja; 
d. Dalam perbaikan syarat-syarat jabatan dan pekerja; 
e. Dalam penempatan, pemindahan, mutasi, atau promosi jabatan. 
Dengan adanya analisis jabatan atau pekerjaan maka kualifikasi 
personil tenaga kerja yang dibutuhkan dapat diketahui dan diprediksi. 
Untuk mendidik atau melatih calon tenaga kerja agar dapat memangku 
jabatan tertentu, terlebih dahulu harus diketahui keahlian khusus yang 
dibutuhkan. Analisis jabatan atau pekerjaan dapat memberikan manfaat 
pada perbaikan syarat pekerjaan dan jabatan. Suatu perencanaan 
ketenagakerjaan dalam organisasi akan lebih mudah dikerjakan bila telah 
diketahui dengan tepat dan jelas batasan masing-masing jabatan atau 
pekerjaannya sehingga duplikasi tugas dapat dihindari. 
6. Prinsip-prinsip Analisis Jabatan atau Pekerjaan 
Beberapa prinsip yang perlu mendapat perhatian manajer dalam 
analisis pekerjaan atau jabatan, yaitu sebagai berikut: 
a. Analisis jabatan atau pekerjaan harus memberikan fakta akurat yang 
ada hubungannya dengan jabatan atau jenis pekerjaan. Fakta-fakta 
hasil analisis itu akan digunakan untuk tujuan selanjutnya. 
b. Analisis jabatan atau pekerjaan harus dapat memberikan fakta-fakta 
yang diperlukan untuk macam-macam tujuan. 
c. Hasil analisis jabatan atau pekerjaan harus selalu ditinjau kembali dan 
jika perlu dilakukan perbaikan. Dalam organisasi yang besar, jabatan
atau pekerjaan itu tidaklah statis, tetapi terjadi perubahaan, baik 
mengenai proses, metode, alat maupun aspek-aspek lainnya. Dengan 
demikian, analisis jabatan atau pekerjaan merupakan kegiatan yang 
harus dilaksanakan secara terus-menerus (kontinyu). 
d. Analisis jabatan atau pekerjaan harus dapat menunjukkan unsur-unsur 
jabatan yang paling penting diantara jabatan-jabatan yang ada. 
e. Analisis jabatan atau pekerjaan harus dapat memberikan informasi 
yang jelas, teliti, dan dapat dipercaya. Untuk itu diperlukan pelayanan-pelayanan 
dari tenaga di bidang analisis jabatan atau pekerjaan (job 
analysis). 
Empat macam informasi penting yang menjadi dasar analisis 
jabatan atau pekerjaan, yaitu sebagai berikut: 
a. Analisis jabatan atau pekerjaan memberikan gambaran umum tentang 
unsur-unsur jabatan atau pekerjaan dalam organisasi atau 
perusahaan. 
b. Analisis jabatan atau pekerjaan mencacat syarat-syarat perorangan 
yang penting untuk masing-masing jabatan atau pekerjaan. 
c. Analisis jabatan atau pekerjaan memberikan gambaran akan 
tanggung jawab dari pemegang jabatan atau pekerjaan. 
d. Analisis jabatan atau pekerjaan memberi catatan tentang beberapa 
kondisi kerja yang penting.
7. Metode-metode Analisis Jabatan atau Pekerjaan 
Metode yang dapat digunakan dalam menganalisis jabatan atau 
pekerjaan adalah sebagai berikut: 
a. Metode Observasi 
Metode ini dilaksanakan dengan mengadakan observasi, 
peninjauan atau pemeriksaan pada tiap-tiap jabatan dan mengadakan 
pembicaraan (diskusi) dengan para pekerja pegawai yang bersangkutan 
dengan sebaik-baiknya. Pada umumnya metode observasi ini 
dilaksanakan oleh penganalisis pekerjaan yang telah memperoleh latihan 
secara khusus. 
Kelebihannya: 
1. Dapat menggali informasi pekerjaan secara aktual. 
2. Dapat menghimpun informasi dalam waktu relatif singkat. 
Kelemahannya: 
1. Tidak tepat digunakan untuk pekerjaan yang memerlukan pelatihan 
yang intensif. 
2. Tidak mungkin digunakan untuk menganalisis pekerjaan yang 
berbahaya. 
b. Metode Interview 
Metode analisis jabatan atau pekerjaan yang lain adalah interview 
atau wawancara. Informasi tentang hasil analisis jabatan atau pekerjaan 
yang dibutuhkan dapat pula diperoleh para penganalisis jabatan atau 
pekerjaan (job analyst) dengan mengadakan wawancara langsung kepada
para pekerja. Dalam interview ini harus dihindari kesalahpahaman 
ataupun kesalahpengertian antara penganalisis jabatan atau pekerjaan 
dengan mereka yang diwawancarai. Biasanya analisis jabatan atau 
pekerjaan dengan interview digunakan untuk mengecek kebenaran 
informasi yang diperoleh dengan metode yang pertama tadi. 
Kelebihannya: 
1. Dapat menghimpun informasi pekerjaan yang bersifat standar dan 
tidak standar. 
2. Dapat mengungkapkan informasi pekerjaan yang pelaksanaannya 
dominan bersifat fisik dan mental. 
3. Lebih luas menjaring informasi pekerjaan dibandingkan metode lain. 
Kelemahannya: 
1. Pekerja yang diwawancarai cenderung tidak jujur dalam memberikan 
jawaban karena merasa curiga. 
2. Pertanyaan yang tidak jelas dan sulit sering disalahtafsirkan. 
3. Kelemahan metode ini dapat dikurangi dengan bantuan metode lain. 
c. Metode Angket 
Daftar pertanyaan atau angket mengenai jabatan (job 
questionnaires) dibuat sedemikian rupa dan dikirimkan pada para pekerja 
yang bersangkutan. Agar jawaban mereka tidak melantur maka 
pertanyaan dibatasi pada hal-hal penting dan benar-benar diperlukan 
agar keterangan tentang jabatan atau pekerjaan yang dipertanyakan 
dapat terjawab dengan baik.
Kelebihannya: 
1. Mudah mengerjakan karena responden hanya memilih jawaban. 
2. Pertanyaan angket dapat dibuat sesuai kebutuhan. 
3. Menghemat penggunaan waktu dan tenaga. 
4. Informasi yang diperoleh merupakan data kuantitatif. 
Kelemahannya: 
1. Kurang produktif dalam menggunakan waktu. 
2. Dapat terjadi kekeliruan menafsirkan maksud pertanyaan. 
3. Angket belum tentu dapat menyelesaikan semua masalah. 
4. Kurang efektif digunakan pada pekerja perseorangan. 
d. Metode Kombinasi 
Metode ini dilaksanakan dengan menggabungkan ketiga cara di 
atas. Selain itu juga dapat ditambah dengan berbagai informasi yang 
biasanya terdapat dalam dokumen-dokumen hasil analisis jabatan atau 
pekerjaan yang telah ada sebelumnya. 
8. Penganalisis Jabatan atau Pekerjaan 
Salah satu bagian dari perencanaan analisis pekerjaan adalah 
pemilihan orang-orang yang akan menyelenggarakan analisis jabatan 
atau pekerjaan secara cermat. Jika kebutuhan informasi analisis jabatan 
atau pekerjaan hanya bersifat vokasional, organisasi dapat mengangkat 
seorang analisis pekerjaan temporer dari luar perusahaan, misalnya 
memakai jasa psikolog. Profesi psikolog yang berkecimpung dalam suatu
organisasi (perusahaan) mensyaratkan beberapa keahlian, di antaranya 
melakukan analisis pekerjaan (B.J. Carducci et al, 1987). Pelaksanaan 
analisis jabatan oleh psikolog tidak sebatas mencatat atau menguraikan 
pekerja yang dilakukan, alat bantu yang harus dipersiapkan untuk 
melakukan pekerjaan tersebut, kepada siapa hasil kerja dilaporkan, 
dengan siapa saja seseorang berhubungan dalam melakukan pekerjaan 
tersebut berhubungan atau sejauh mana tugas dan tanggung jawabnya 
dalam melaksanakan pekerjaan. Para psikolog dalam kegiatan ini juga 
dituntut lebih jauh, yaitu menganalisis sifat, karakter atau ‘kepribadian’ dari 
masing-masing jabatan. Hal inilah yang merupakan esensi seorang 
psikolog berkecimpung dalam suatu perusahaan dan keterlibatannya 
dalam pembuatan suatu analisis jabatan sehingga spesifikasi jabatan 
yang ditentukan dijadikan pedoman untuk melakukan tes fisik maupun 
psikologis terhadap calon karyawan. 
Spesifikasi jabatan merupakan prasyarat bagi seseorang untuk bisa 
menduduki jabatan tersebut. Spesifikasi ini meliputi aspek pendidikan, 
pengalaman kerja, keahlian penunjang, syarat kesehatan fisik, seperti 
panjang jangkauan lengan, tidak buta warna, dan sebagainya; dan aspek 
psikologis, seperti taraf kecerdasan, pengendalian emosi, kemampuan 
relasi sosial, tanggung jawab, dan kepemimpinan. Tentunya semakin 
kompleks jabatan tersebut maka spesifikasi yang ditetapkan akan semakin 
banyak. Jadi, mengapa setiap calon karyawan yang akan menempati 
posisi tersebut harus menjalani tes kesehatan fisik dan psikologis? Hal itu
untuk mencocokkan apakah ‘kepribadian’ pekerja yang ditawarkan itu 
sesuai dengan kepribadian calon karyawan. Sebagai contoh, pekerjaan 
menjual (sales) memiliki karakterstik yang berbeda dengan pekerjaan 
sebagai tenaga pemeliharaan (maintenance). Pekerjaan menjual 
menuntut keterampilan komunikasi persuasif, sifat pekerjaannya dinamis, 
berorientasi pada target, dan dominan. Lain dengan karakteristik 
pekerjaan pemeliharaan. Pekerjaan ini menuntut ketelitian, cenderung 
statis, dan tidak perlu memiliki kemampuan komunikasi persuasif. 
Dengan karakteristik inilah, bagian personalia (HRD) akan mencari 
calon-calon yang memiliki kepribadian yang cocok dengan kepribadian 
masing-masing pekerjaan. kalau sudah cocok, pekerjaan yang dijalani 
telah menjadi bagian dari jiwanya. Dengan menjadikan pekerjaan tersebut 
belahan jiwanya maka cinta terhadap pekerjaan akan semakin kuat. 
Seperti kata-kata bijak, “dengan cinta, tidak ada satu pekerjaan pun yang 
terasa berat”. 
Sikap yang perlu diperhatikan oleh penganalisis jabatan atau 
pekerjaan adalah sebagai berikut: 
a. Dengan sikap empatik memperkenalkan diri dan menjelaskan 
maksudnya. Untuk mengurangi kemungkinan salah pengertian dari 
karyawan atau pejabat yang sedang dianalisis jabatan atau 
pekerjaannya, maka penganalisis jabatan atau pekerjaan harus 
menjelaskan tujuan, fungsi, dan kewenangannya dan manfaat yang 
diperoleh dari analisis jabatan pekerjaan tersebut.
b. Menunjukkan perhatian yang besar terhadap pekerjaan karyawan atau 
pejabat yang bersangkutan untuk memperoleh informasi yang 
diperlukan. 
c. Tidak bersikap seakan-akan mengurangi karyawan atau pejabat yang 
bersangkutan. Hal ini akan menimbulkan psychological-friction. 
Mereka akan tersinggnug dan kemungkinan besar akan menutupi 
informasi yang sebenarnya sehingga dapat mengurangi kuantitas dan 
kualitas informasi yang diperoleh. 
d. Mengumpulkan selengkap-lengkapnya informasi tentang tujuan 
program, seperti: 
1. Data tentang kualifikasi dan spesifikasi karyawan/pejabat tertentu. 
2. Data training atau metode training, dan sebagainya. 
e. Memeriksa kembali informasi yang sudah diperoleh dengan fakta yang 
ada di lapangan. 
f. Mengadakan pendekatan yang sopan dan dapat dimengerti oleh 
karyawan/pejabat yang bersangkutan sesuai tingkat pengetahuan dan 
pendidikannya. 
C. MENENTUKAN KUALIFIKASI DAN KUANTITAS KERJA 
1. Standar personalia 
Setiap analisis jabatan atau pekerjaan pasti ada akhirnya berkaitan 
dengan persyaratan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk 
mengisi jabatan atau pekerjaan yang di analisis. Oleh karena itu, standar 
personalia sebagai pembanding harus terlebih dahulu di tentukan. Standar
ini merupakan persyaratan minimum yang harus dipenuhi agar seorang 
pekerja, pegawai atau karyawan dapat menjalankan pekerjaan dengan 
baik. Penentuan mutu ini, Drs. Heidjrachman, C.S. dalam bukunya 
Manajemen personalia, menyangkut hal-hal berikut: 
a. Rancangan jabatan atau pekerjaan 
b. Studi terhadap tugas dan kewajiban suatu jabatan untuk menentukan 
kemampuan karyawan yang diperlukan bagi jabatan. 
Dengan demikian, standar personalia harus ditentukan untuk 
mempermudah langkah-langkah berikutnya, yakni penarikan, seleksi, 
pelatihan, dan sebagainya. Penentuan standar personalia ini sangat 
berkaitan erat dengan spesifikasi pekerjaan. Keeratan hubungan antara 
standar personil yang dibutuhkan dengan job specification sangat penting 
untuk dipahami karena berhasil tidaknya pemangku jabatan yang 
bersangkutan melakukan tugas-tugasnya, dipengaruhi benar oleh ada 
tidaknya persamaan antara kualifikasi pejabat ataupun karyawan (standar 
personil) dengan job specification (spesifikasi pekerjaan). 
Spesifikasi pekerjaan merupakan hasil yang diperoleh dari suatu 
deskripsi pekerjaan, yang menjelaskan karakteristik dari karyawan/pejabat 
yang dibutuhkan untuk memangku jabatan tertentu, yang didasarkan atas 
suatu kualifikasi tertentu yang bersifat standar (menurut ukuran tertentu). 
Suatu contoh standar personalia bagi seorang calon manajer untuk 
dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, yakni calon manajer antara 
lain harus memiliki :
a. Taraf intelegence yang setingkat sarjana; 
b. Leadership ability yang mantap; 
c. Communication ability yang efektif; 
d. Moral virtues yang tinggi; 
e. Good judgement; 
f. Inovatif dan motivatif. 
Sifat-sifat tersebut merupakan sifat yang sangat berperan untuk 
keberhasilan pemimpin melaksanakan tugas/kewajibannya dan dapat 
dipergunakan sebagai standarisasi sifat seorang calon manajer sehingga 
terwujud suatu standar personil manajer. 
Seorang tokoh ilmu manajemen, Peter Drucker beranggapan 
bahwa salah satu sifat hakiki dari seorang manajer adalah kesempurnaan 
watak atau kepribadian. Ketika mengangkat orang untuk kedudukan 
pucuk pimpinan, kesempurnaan tersebut harus dititikberatkan. 
Sesungguhnya tiada seorang pun harus diangkat, kecuali jika manajemen 
bersedia untuk menggunakan orang itu sebagai contoh semua 
bawahannya. 
Selanjutnya Unwick mengutip pendapat Marshal Sir William Slim, 
yang mengatakan bahwa manusia yang dapat memimpin orang lain 
dengan berhasil memiliki lima sifat hakiki, yaitu kebenaran, kemauan, 
pikiran yang fleksibel, pengetahuan, dan kesempurnaan pribadi (yang 
membuat orang lain menghormat dan mempercayainya).
2. Penentuan Standar personil 
Dari uraian-uraian terdahulu dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa 
untuk menentukan suatu standar personil yang dibutuhkan suatu 
organisasi, ditempuh berbagai cara yang sistematis, antara lain dengan 
analisis jabatan atau pekerjaan. Selanjutnya diikuti dengan menyusun 
deskripsi jabatan yang diperlukan, yang pada dasarnya merupakan 
langkah-langkah untuk menuntaskan penentuan standar personil yang 
berkualitas yang dimaksud. 
Dengan demikian, spesifikasi pekerjaan boleh dikatakan 
merupakan standar personalia yang akan dipergunakan sebagai 
pembanding bagi para calon karyawan atau pemangku jabatan yang akan 
diisi sehingga akan dapat memberikan dasar bagi penentuan prosedur 
seleksi. 
3. Kuantitas Kebutuhan Personalia 
Masalah lain, kecuali kualitas personil/tenaga kerja seperti 
diuraikan di atas, adalah masalah penentuan kuantitas atau jumlah 
masing-masing jenis tenaga kerja yang diperlukan. Menurut Drs. 
Heidjrachman Ranuqandojo dalam bukunya manajemen personalia, untuk 
menentukan jumlah masing-masing jenis karyawan yang diperlukan, perlu 
ditempuh dua langkah sebagai berikut:
a. Peramalan Kebutuhan 
Hal ini berarti kita perlu melakukan peramalan atau proyeksi 
terhadap kebutuhan organisasi untuk suatu periode tertentu. Langkah ini 
jelas mempunyai kaitan yang erat dengan peramalan kondisi organisasi di 
masa mendatang. Kalau organisasi tersebut berupa suatu perusahaan 
misalnya, maka banyak sedikitnya masing-masing jenis karyawan yang 
diperlukan akan bergantung pada prospek ekonomi perusahaannya dan 
kebijaksanaan perusahaan dalam melakukan investasi peralatan mesi-mesi 
yang akan dipergunakan dalam proses pruduksi. 
Meramalkan kebutuhan tenaga kerja umumnya dimulai dengan 
peramalan penjualan produk yang akan dihasilkan kemudian dilanjutkan 
dengan langkah-langkah berikut secara konsisten. 
1. Ramalan penjualan. 
2. Ramalan produksi (program produksi dan pengendaliannya). 
3. Rencana penjualan yang harus dicapai. 
4. Penentuan kebutuhan karyawan. 
Salah satu cara yang bisa digunakan untuk karyawan operasional 
adalah dengan menentukan beban kerja ke dalam “man-hours” (beban 
kerja per orang/per jam kerja). Kemudian menentukan jumlah “man-hours” 
yang diperlukan untuk menyelesaikan satu barang, memproses satu 
formulir, melayani seorang pelanggan, dan sebagainya. 
Selanjutnya beban kerja dalam total man hours dibagi dengan man 
hours per satuan barang menghasilkan jumlah man hours yang diperlukan
selama priode tersebut. Bila dibagi dengan lama kerja tiap karyawan, akan 
menghasilkan jumlah yang diperlukan. Misalnya, suatu perusahaan, satu 
bulan merencanakan membuat 22.000 unit, sedangkan proses tiap unit 
memerlukan 0,09 jam kerja karyawan. Hal ini berarti sama dengan beban 
kerja karyawan. 
Untuk jenis-jenis pekerjaan seperti staf dan lain-lainnya yang tidak 
dapat diukur hasinya, cara seperti contoh di atas memang tidak dapat 
dipergunakan. Terhadap jenis-jenis pekerjaan staf dan semacamnya 
harus diperhatikan berbagi faktor seperti kompleksitas pekerjaan, 
kepandaian karyawan yang diawasi, dan sebagainya. Prinsip kewajaran 
tetap harus diperhatikan dalam menentukan jumlah karyawan yang 
diperlukan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini. 
1. Distribusi umur penduduk 
2. Perkembangan teknologi 
3. Persaingan 
4. Tingkat aktivitas ekonomi 
5. Rencana pengembangan perusahaan 
Tingkat kelahiran yang berubah-ubah dari waktu ke waktu akan 
memberikan jumlah penduduk yang berbeda-beda untuk masing-masing 
kelompok umur. Demikian pula perkembangan teknologi yang makin cepat 
akan mengakibatkan diperlukannya para tenaga profesional/ahli dan 
tenaga teknik. Perubahan sosial yang mungkin terjadi dapat juga 
berpengaruh terhadap perubahan dalam angkatan kerja dan sifat mereka.
Faktor-faktor itulah yang sangat penting untuk diperhatikan oleh 
penanggung jawab bidang personalia atau bidang pengembangan SDM. 
b. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja (Work Force Analysis) 
Yang dimaksud dengan analisis kebutuhan tenaga kerja adalah 
melakukan analisis terhadap kemampuan tenaga kerja yang sekarang 
untuk memenuhi kebutuhan jumlah karyawan. Analisis meliputi apakah 
tenaga kerja yang sekarang ada bila diatur kembali dapat memenuhi 
kebutuhan atau tidak? Kalau belum memenuhi kebutuhan, tenaga dari 
luar akan ditarik. Dengan memperhatikan contoh permasalahaan di atas, 
berarti perusahaan benar-benar menarik 11 orang karyawan baru 
berdasarkan “Woar load analysis”. Kemungkinan yang timbul adalah 
selama satu bulan kerja, belum tentu mereka senantiasa berada di tempat 
kerja berjam-jam kerja. Kemungkinan absen di antara mereka dapat 
terjadi maka dalam hal ini digunakan work force analysis. Karena itu pula 
perlu diperhatikan dua hal berikut: 
1. Tingkat absensi 
Absensi akan timbul apabila karyawan tidak dapat hadir di tempat 
kerja. Tingkat absensi merupakan perbandingan antara hari-hari yang 
hilang dengan keseluruhan hari yang tersedia untuk bekerja. Dapat 
dimaklumi kiranya, bahwa semakin tinggi tingkat absensi, maka besar 
kerugian yang diderita suatu organisasi, lebih-lebih apabila organisasi 
tersebut suatu perusahaan yang bersifat “Profit-Marking”. Kerugian timbul 
karena jadwal kerja terpaksa tertunda, terpaksa pula melakukan kerja
lembur, sedangkan jaminan-jaminan kepada karyawan terus diberikan dan 
sebagainya. Dengan demikian jelaslah betapa pentingnya bagi setiap 
organisasi, apapun bentuknya, untuk senantiasa menekan tingkat absensi 
tersebut. 
Untuk mengetahui sebab-sebab absensi dapat dilakukan dengan 
langkah-langkah sebagai berikut: 
a. Mencatat nama karyawan yang absen. 
b. Mencatat sebab-sebab ketidakhadiran. 
c. Memperhatikan kelompok umur yang sering absen. 
d. Kelompok jenis kelamin. 
e. Hari-hari yang sering tidak masuk. 
f. Kondisi pekerjaan. 
2. Perputaran karyawan (turnover) 
Perputaran (turnover) karyawan dimaksudkan agar terdapat aliran 
para karyawan yang masuk dan ke luar organisasi (perusahaan), yang 
pada dasarnya merupakan petunjuk kestabilan karyawan. Makin tinggi 
“turnover” berarti makin tinggi atau makin sering terjadi pergantian 
(keluar/masuk) karyawan, yang berarti makin besar kerugian organisasi 
(perusahaan) yang bersangkutan. 
Hal tersebut antara lain disebabkan hal-hal berikut. 
a. Timbulnya biaya baru untuk penarikan karyawan baru. 
b. Timbulnya tambahan biaya latihan untuk karyawan baru. 
c. Perlunya waktu penyesuaian bagi karyawan.
d. Peralatan produksi mungkin terpaksa tidak dapat digunakan selama 
proses pergantian. 
Turnover yang tinggi pada suatu bidang dalam suatu organisasi 
menunjukkan bahwa bidang yang bersangkutan perlu diperbaiki kondisi 
kerjanya atau cara pembinaannya. Misalnya, jika suatu perusahaan 
memiliki rata-rata 800 tenaga kerja per bulan, dan selama itu terjadi 16 kali 
karyawan keluar (accession) dan 24 kali pemecatan (separation) maka 
accession rate adalah: 
ퟏퟔ 
ퟖퟎퟎ 
풙ퟏퟎퟎ%=ퟐ% 
Sedangkan separation rate adalah: 
ퟐퟒ 
ퟖퟎퟎ 
풙ퟏퟎퟎ%=ퟑ% 
Dengan demikian tingkat replacement (penggantian) atau replacement 
rate adalah sama dengan accession rate yakni 25 sebab replacement rate 
selalu harus seimbang dengan accession rate-nya. Hal ini berarti 
keluarnya seorang pegawai/karyawan berarti juga ada pengganti 
(replacement). Tingkat replacement tersebut sering pula disebut net labour 
turnover, yang menekankan pada biaya perputaran tenaga kerja untuk 
menarik dan melatih karyawan pengganti. 
Berdasarkan contoh di atas, bila kita memperhatikan tingkat 
absensi, kita hanya perlu menarik 11 karyawan, bukan 12 karyawan. 
Namun, apabila kita memperhatikan peraturan karyawan tadi (turnover), 
mungkin kita perlu menambah jumlah karyawan yang ditarik bukan 11
orang atau 12 orang karyawan, tetapi 13 karyawan. Dengan demikian, 
untuk menentukan jumlah karyawan yang harus ditarik, perlu juga 
diperhatikan analisis beban kerja, prosentase absensi, dan prosentase 
turnover.

More Related Content

What's hot

Msdm dessler chapter 5
Msdm dessler chapter 5Msdm dessler chapter 5
Msdm dessler chapter 5muhammad hamdi
 
Metode Pelatihan dan Pengembangan SDM
Metode Pelatihan dan Pengembangan SDMMetode Pelatihan dan Pengembangan SDM
Metode Pelatihan dan Pengembangan SDMAsri Surbakti
 
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)Putri Sanuria
 
Perencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusiaPerencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusiaFrans Dione
 
Penyampaian bad news (komunikas bisnis)
Penyampaian bad news (komunikas bisnis)Penyampaian bad news (komunikas bisnis)
Penyampaian bad news (komunikas bisnis)Puw Elroy
 
Linear programming
Linear programmingLinear programming
Linear programmingsuparman11
 
Mengelola bauran dan lini produk
Mengelola bauran dan lini produkMengelola bauran dan lini produk
Mengelola bauran dan lini produksisteminformasi3403
 
Model Simulasi MONTE CARLO (DISTRIBUSI)
Model Simulasi MONTE CARLO (DISTRIBUSI)Model Simulasi MONTE CARLO (DISTRIBUSI)
Model Simulasi MONTE CARLO (DISTRIBUSI)Endang Retnoningsih
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iyalifadli98
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaSerpatiSaid
 
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan -  Forecasting - Manajemen OperasionalPeramalan -  Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan - Forecasting - Manajemen OperasionalFalanni Firyal Fawwaz
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanPutrii Wiidya
 
Hak kewajiban konsumen dan produsen sesuai dengan etika bisnis
Hak kewajiban konsumen dan produsen sesuai dengan etika bisnisHak kewajiban konsumen dan produsen sesuai dengan etika bisnis
Hak kewajiban konsumen dan produsen sesuai dengan etika bisnisDini Rahmi Hasibuan
 
MSDM - Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Rekrutmen
MSDM - Perencanaan Sumber Daya Manusia dan RekrutmenMSDM - Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Rekrutmen
MSDM - Perencanaan Sumber Daya Manusia dan RekrutmenAditya Ramadhani
 
PROPOSAL ANAN PETSHOP.pptx
PROPOSAL ANAN PETSHOP.pptxPROPOSAL ANAN PETSHOP.pptx
PROPOSAL ANAN PETSHOP.pptxTrieAnanda2
 
Pelatihan dan pengembangan karyawan makalah
Pelatihan dan pengembangan karyawan makalahPelatihan dan pengembangan karyawan makalah
Pelatihan dan pengembangan karyawan makalahGanjar Destiansyah
 
Manajemen Operasi - Pemeliharaan
Manajemen Operasi - PemeliharaanManajemen Operasi - Pemeliharaan
Manajemen Operasi - PemeliharaanResty Wahyu Pertiwi
 

What's hot (20)

Msdm dessler chapter 5
Msdm dessler chapter 5Msdm dessler chapter 5
Msdm dessler chapter 5
 
Ekonomi manajerial
Ekonomi manajerialEkonomi manajerial
Ekonomi manajerial
 
Metode Pelatihan dan Pengembangan SDM
Metode Pelatihan dan Pengembangan SDMMetode Pelatihan dan Pengembangan SDM
Metode Pelatihan dan Pengembangan SDM
 
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
 
Perencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusiaPerencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusia
 
Penyampaian bad news (komunikas bisnis)
Penyampaian bad news (komunikas bisnis)Penyampaian bad news (komunikas bisnis)
Penyampaian bad news (komunikas bisnis)
 
Linear programming
Linear programmingLinear programming
Linear programming
 
Mengelola bauran dan lini produk
Mengelola bauran dan lini produkMengelola bauran dan lini produk
Mengelola bauran dan lini produk
 
Model Simulasi MONTE CARLO (DISTRIBUSI)
Model Simulasi MONTE CARLO (DISTRIBUSI)Model Simulasi MONTE CARLO (DISTRIBUSI)
Model Simulasi MONTE CARLO (DISTRIBUSI)
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan i
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja
 
Perencanaan SDM
Perencanaan SDMPerencanaan SDM
Perencanaan SDM
 
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan -  Forecasting - Manajemen OperasionalPeramalan -  Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaan
 
Hak kewajiban konsumen dan produsen sesuai dengan etika bisnis
Hak kewajiban konsumen dan produsen sesuai dengan etika bisnisHak kewajiban konsumen dan produsen sesuai dengan etika bisnis
Hak kewajiban konsumen dan produsen sesuai dengan etika bisnis
 
MSDM - Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Rekrutmen
MSDM - Perencanaan Sumber Daya Manusia dan RekrutmenMSDM - Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Rekrutmen
MSDM - Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Rekrutmen
 
PROPOSAL ANAN PETSHOP.pptx
PROPOSAL ANAN PETSHOP.pptxPROPOSAL ANAN PETSHOP.pptx
PROPOSAL ANAN PETSHOP.pptx
 
STAFFING
STAFFINGSTAFFING
STAFFING
 
Pelatihan dan pengembangan karyawan makalah
Pelatihan dan pengembangan karyawan makalahPelatihan dan pengembangan karyawan makalah
Pelatihan dan pengembangan karyawan makalah
 
Manajemen Operasi - Pemeliharaan
Manajemen Operasi - PemeliharaanManajemen Operasi - Pemeliharaan
Manajemen Operasi - Pemeliharaan
 

Similar to Perencanaan Sumber Saya Manusia

Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1Sovia Yohana
 
Audit kompatibilitas modul 2
Audit kompatibilitas modul 2Audit kompatibilitas modul 2
Audit kompatibilitas modul 2Arief Rachman
 
Isi makalah-msdmfix
Isi makalah-msdmfixIsi makalah-msdmfix
Isi makalah-msdmfixAhmad Firman
 
Ppt kelompok manajemen sdm
Ppt kelompok manajemen sdmPpt kelompok manajemen sdm
Ppt kelompok manajemen sdmnurulhidayahh
 
PROSEDUR SELEKSI DAN PENERIMAAN CALON KARYAWAN
PROSEDUR SELEKSI DAN PENERIMAAN CALON KARYAWANPROSEDUR SELEKSI DAN PENERIMAAN CALON KARYAWAN
PROSEDUR SELEKSI DAN PENERIMAAN CALON KARYAWANchaechy
 
MAKALAH SISTEM KEPEGAWAIAN NASIONAL.docx
MAKALAH SISTEM KEPEGAWAIAN NASIONAL.docxMAKALAH SISTEM KEPEGAWAIAN NASIONAL.docx
MAKALAH SISTEM KEPEGAWAIAN NASIONAL.docxARILFADLA
 
Makalah perencanaan-sdm
Makalah perencanaan-sdmMakalah perencanaan-sdm
Makalah perencanaan-sdmandi_nugraha
 
Perencanaan sdm
Perencanaan sdmPerencanaan sdm
Perencanaan sdmDhoy Ridho
 
Memasukan Presentasi Ke dalam Blog
Memasukan Presentasi Ke dalam BlogMemasukan Presentasi Ke dalam Blog
Memasukan Presentasi Ke dalam BlogTesalonika05
 
Quiz Manajemen SDM dan Perilaku Organisasi.docx
Quiz Manajemen SDM dan Perilaku Organisasi.docxQuiz Manajemen SDM dan Perilaku Organisasi.docx
Quiz Manajemen SDM dan Perilaku Organisasi.docxIKDAcehTimur
 
Makalah perencanaan dan rekrutmen in Bahasa
Makalah perencanaan dan rekrutmen in BahasaMakalah perencanaan dan rekrutmen in Bahasa
Makalah perencanaan dan rekrutmen in BahasaYesica Adicondro
 
018005403 nur awaluddin tugas 1 administrasi kepegawaian
018005403 nur awaluddin tugas 1 administrasi kepegawaian018005403 nur awaluddin tugas 1 administrasi kepegawaian
018005403 nur awaluddin tugas 1 administrasi kepegawaianTrisnie Dwie Ariyatie
 
Kelompok 4 SKB Manajemen Reg 5B.pptx
Kelompok 4 SKB Manajemen Reg 5B.pptxKelompok 4 SKB Manajemen Reg 5B.pptx
Kelompok 4 SKB Manajemen Reg 5B.pptxrioramadhan33
 

Similar to Perencanaan Sumber Saya Manusia (20)

Makalah sdm i
Makalah sdm iMakalah sdm i
Makalah sdm i
 
Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1
 
Audit kompatibilitas modul 2
Audit kompatibilitas modul 2Audit kompatibilitas modul 2
Audit kompatibilitas modul 2
 
Isi makalah-msdmfix
Isi makalah-msdmfixIsi makalah-msdmfix
Isi makalah-msdmfix
 
Ppt kelompok manajemen sdm
Ppt kelompok manajemen sdmPpt kelompok manajemen sdm
Ppt kelompok manajemen sdm
 
PPt MANAJEMEN SDM 6G PAI KELOMPOK 2
PPt MANAJEMEN SDM 6G PAI KELOMPOK 2PPt MANAJEMEN SDM 6G PAI KELOMPOK 2
PPt MANAJEMEN SDM 6G PAI KELOMPOK 2
 
PROSEDUR SELEKSI DAN PENERIMAAN CALON KARYAWAN
PROSEDUR SELEKSI DAN PENERIMAAN CALON KARYAWANPROSEDUR SELEKSI DAN PENERIMAAN CALON KARYAWAN
PROSEDUR SELEKSI DAN PENERIMAAN CALON KARYAWAN
 
MAKALAH SISTEM KEPEGAWAIAN NASIONAL.docx
MAKALAH SISTEM KEPEGAWAIAN NASIONAL.docxMAKALAH SISTEM KEPEGAWAIAN NASIONAL.docx
MAKALAH SISTEM KEPEGAWAIAN NASIONAL.docx
 
Makalah perencanaan-sdm
Makalah perencanaan-sdmMakalah perencanaan-sdm
Makalah perencanaan-sdm
 
Perencanaan sdm
Perencanaan sdmPerencanaan sdm
Perencanaan sdm
 
Memasukan Presentasi Ke dalam Blog
Memasukan Presentasi Ke dalam BlogMemasukan Presentasi Ke dalam Blog
Memasukan Presentasi Ke dalam Blog
 
Quiz Manajemen SDM dan Perilaku Organisasi.docx
Quiz Manajemen SDM dan Perilaku Organisasi.docxQuiz Manajemen SDM dan Perilaku Organisasi.docx
Quiz Manajemen SDM dan Perilaku Organisasi.docx
 
Makalah perencanaan dan rekrutmen in Bahasa
Makalah perencanaan dan rekrutmen in BahasaMakalah perencanaan dan rekrutmen in Bahasa
Makalah perencanaan dan rekrutmen in Bahasa
 
Amhi msdm
Amhi msdmAmhi msdm
Amhi msdm
 
42 144-1-pb
42 144-1-pb42 144-1-pb
42 144-1-pb
 
42 144-1-pb
42 144-1-pb42 144-1-pb
42 144-1-pb
 
42 144-1-pb-1
42 144-1-pb-142 144-1-pb-1
42 144-1-pb-1
 
018005403 nur awaluddin tugas 1 administrasi kepegawaian
018005403 nur awaluddin tugas 1 administrasi kepegawaian018005403 nur awaluddin tugas 1 administrasi kepegawaian
018005403 nur awaluddin tugas 1 administrasi kepegawaian
 
Ppt sdm
Ppt sdmPpt sdm
Ppt sdm
 
Kelompok 4 SKB Manajemen Reg 5B.pptx
Kelompok 4 SKB Manajemen Reg 5B.pptxKelompok 4 SKB Manajemen Reg 5B.pptx
Kelompok 4 SKB Manajemen Reg 5B.pptx
 

More from nitalulu

Melaksanakan Riset Pemasaran dan Meramalkan Permintaan
Melaksanakan Riset Pemasaran dan Meramalkan PermintaanMelaksanakan Riset Pemasaran dan Meramalkan Permintaan
Melaksanakan Riset Pemasaran dan Meramalkan Permintaannitalulu
 
Mengumpulkan Informasi dan Memindai Lingkungan
Mengumpulkan Informasi dan Memindai LingkunganMengumpulkan Informasi dan Memindai Lingkungan
Mengumpulkan Informasi dan Memindai Lingkungannitalulu
 
Perspektif Manajemen Sumber Daya Manusia
Perspektif Manajemen Sumber Daya ManusiaPerspektif Manajemen Sumber Daya Manusia
Perspektif Manajemen Sumber Daya Manusianitalulu
 
Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran
Mengembangkan Strategi dan Rencana PemasaranMengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran
Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasarannitalulu
 
Meningkatkan daya saing tenaga pendidik
Meningkatkan daya saing tenaga pendidikMeningkatkan daya saing tenaga pendidik
Meningkatkan daya saing tenaga pendidiknitalulu
 
Memahami Manajemen Pemasaran
Memahami Manajemen PemasaranMemahami Manajemen Pemasaran
Memahami Manajemen Pemasarannitalulu
 

More from nitalulu (6)

Melaksanakan Riset Pemasaran dan Meramalkan Permintaan
Melaksanakan Riset Pemasaran dan Meramalkan PermintaanMelaksanakan Riset Pemasaran dan Meramalkan Permintaan
Melaksanakan Riset Pemasaran dan Meramalkan Permintaan
 
Mengumpulkan Informasi dan Memindai Lingkungan
Mengumpulkan Informasi dan Memindai LingkunganMengumpulkan Informasi dan Memindai Lingkungan
Mengumpulkan Informasi dan Memindai Lingkungan
 
Perspektif Manajemen Sumber Daya Manusia
Perspektif Manajemen Sumber Daya ManusiaPerspektif Manajemen Sumber Daya Manusia
Perspektif Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran
Mengembangkan Strategi dan Rencana PemasaranMengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran
Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran
 
Meningkatkan daya saing tenaga pendidik
Meningkatkan daya saing tenaga pendidikMeningkatkan daya saing tenaga pendidik
Meningkatkan daya saing tenaga pendidik
 
Memahami Manajemen Pemasaran
Memahami Manajemen PemasaranMemahami Manajemen Pemasaran
Memahami Manajemen Pemasaran
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

Perencanaan Sumber Saya Manusia

  • 1. PERENCANAAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA A. PENGERTIAN PERENCANAAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Perencanaan (planning) adalah suatu proses untuk menentukan rencana atau program kegiatan. Suatu perencanaan selalu berkaitan dengan tujuan. Perencanaan membantu kita mengetahui apa saja yang harus dilakukan. Perencanaan tidak dapat dibuat secara tergesa-gesa, namun memerlukan waktu yang cukup. Untuk lebih jelasnya, berikut ini diuraikan dalam definisi-definisi perencanaan menurut para ahli. 1. Harold Koontz dan Cyril O’Donnel menyebutkan, “Planning is the function of manager which involves the selection from alternatives of objectives, policies, procedures and program”. Artinya, perencanaan adalah fungsi manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, program-program, dan alternatif-alternatif yang ada. 2. G.R. Terry dalam bukunya Principles of Management mendefinisikan perencanaan (planning) sebagai berikut, “Planning is the selecting and relating of facts and the making and using of assumptions regarding the future in the visualization and formulation of proposed activies belived necessary to achieve desired results”. Artinya, perencanaan adalah kegiatan memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai waktu yang akan
  • 2. datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. 3. Billy E. Goetz menyatakan bahwa, “Planning is fundamentally choosing and a planning problem aries only when an alternatives course of action is discovered”. Artinya, perencanaan merupakan pemilihan yang fundamental dan masalah perencanaan timbul jika terdapat alternatif-alternatif. 4. Louis A. Alien menyebutkan, “Planning is the determination of the course of action to achieve a desired result”. Artinya, perencanaan menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Suatu perencanaan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada dan menggunakan asumsi-asumsi untuk masa depan sehingga sasaran atau tujuan yang ingin dicapai benar-benar diwujudkan. Perencanaan sumber daya manusia membutuhkan kecermatan karena berkaitan dengan hajat hidup manusia. Suatu perencanaan sumber daya manusia harus memperhatikan hal-hal berikut ini. 1. Mengumpulkan informasi secara reguler dan terus menerus. 2. Menganalisis permintaan dan penawaran sumber daya manusia masa kini dan masa datang. 3. Menggunakan hasil analisis sebagai bahan penyusunan kebijakan program, proyek, dan kegiatan di bidang ketenagakerjaan dan kesempatan kerja.
  • 3. 4. Memanfaatkan sumber daya manusia menurut jabatan dan kualitasnya. 5. Melaksanakan monitoring secara terus menerus terhadap kebijakan untuk melakukan perubahan atau penyesuaian. 6. Mengintegrasikan perencanaan sumber daya manusia dalam suatu perencanaan manajemen sumber daya manusia. Perencanaan sumber daya manusia memiliki hubungan yang vital dan terintegrasi dengan manajemen sumber daya manusia. Perencanaan sumber daya manusia menggunakan informasi berbagai aktivitas sumber daya manusia. Perencanaan sumber daya manusia dipandang sebagai suatu proses manajemen, bukan hanya sebagai fungsi personalia. Pada dasarnya perencanaan merupakan proses menganalisis kebutuhan sumber daya manusia di tengah kondisi yang terus berubah. Karena organisasi atau perusahaan harus bersifat terbuka dan daptif terhadap kondisi yang senantiasa berubah, maka perencanaan sumber daya manusia merupakan kegiatan dan kebutuhan yang berkesinambungan. Perencanaan sumber daya manusia seringkali dicampuradukkan dengan perencanaan aktivitas sumber daya manusia yang lainnya. Sebagai contoh, perencanaan tenaga kerja terpusat pada perolehan orang-orang dengan jumlah dan pekerjaan yang tepat, serta pada saat yang tepat. Melalui perencanaan sumber daya manusia yang efektif akan dapat dilakukan analisis terhadap kebutuhan sumber daya manusia suatu organanisasi atau perusahaan.
  • 4. Komponen utama dari perencanaan sumber daya manusia adalah penentuan tipe sumber daya manusia yang dibutuhkan suatu organisasi atau perusahaan dalam jangka waktu tertentu (jangka pendek, jangka menengah dan panjang). Perencanaan tenaga kerja merupakan kegiatan kegiatan mengidentifikasi jumlah sumber daya manusia yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi di masa depan. Untuk menyusun rencana tenaga kerja, seorang manajer sumber daya manusia akan memproyeksikan penawaran dan permintaan terhadap sumber daya manusia. Perencanaan lalu menentukan perbedaan antara pemerintah dengan suplay, yakni terhadap kelebihan atau kekurangan, atau beberapa jumlah suplay sumber daya manusia yang akurat untuk tipe tenaga kerja atau jabatan tertentu. Dengan demikian, perencanaan tenaga kerja berkaitan erat dengan kebijakan strategis organissi atau perusahaan. B. PENGADAAN TENAGA KERJA DAN ANALISIS JABATAN ATAU PEKERJAAN Pada dasarnya pengadaan tenaga kerja merupakan fungsi operasional manjemen personalia, sedangkan analisis jabatan atau pekerja merupakan proses mempelajari dan mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan suatu pekerjaan atau jabatan. Keduanya tidak terlepas dari lingkup perencanaan sumber daya manusia. 1. Pengadaan Tenaga Kerja Pengadaan tenaga kerja dimaksudkan untuk memperoleh jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tenaga
  • 5. kerja guna mencapai tujuan organisasi. Fungsi ini menyangkut penentuan kebutuhan tenaga kerja, rekrutmen, seleksi, dan penempatannya. Penentuan kebutuhan tenaga kerja menyangkut jumlah mauoun mutu tenaga kerja, sedangkan seleksi dan penempatan menyangkut masalah memilih dan menarik tenaga kerja, seperti menyeleksi formulir lamaran, test psikologi, dan wawancara. Pada organisasi yang besar, fungsi pengadaan tenaga kerja ini biasanya didelegasikan kepada bagian personalia, sedangkan pada organisasi yang ekcil cukup ditangani oleh pimpinan unit. Sebelum pelaksanaan fungsi pengadaan tenaga kerja, perlu terlebih dahulu ditentukan: a. Kualitas atau mutu tenaga kerja yang diinginan sesuai dengan jenis pekerjaan atau jabatan serta persyaratan jabatan yang ada. b. Jumlah dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan tingkat pendidikan atau keahliannya. Kedua hal di atas bersifat overall sehingga diperlukan adanya koordinasi, singkronisasi, dan kerjasama dari setiap eselon dalam organisasi yang bersangkutan. Dengan demikiaa, keterpaduan dalam kegiatan perencanaan pengadaan tenaga kerja akan dapat tercapai. Untuk menentukan kuantitas dan kualitas tenaga kerja yang dbutuhkan terlebih dahulu diketahui sifat dan kondisi pekerjaan yang memerlukan tenaga kerja termaksud. Dengan kata lain, diperlukan adanya analisis jabatan atau pekerja (job analysis).
  • 6. 2. Analisis Jabatan atau Pekerjaan Nilai pekerjaan, baik bagi individu maupun bagi organisasi, adalah sebagai berikut : a. Bagi individu :  Mempengaruhi dan menentukan standar kehidupan, serta menggambarkan status sosia ekonomi.  Semakin besar penghasilan seseorang, semakin terbuka peluang memenuhi kebutuhan secara berkualitas dan memuaskan. b. Bagi organisasi :  Wahana perwujudan eksistensi dan pencapaian tujuannya.  Pekerjaan yang dilaksanakan secara produktif dan berkualitas yang mempu menghasilkan produk dan pelayanan yang berkualitas. Agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara efisien dan produktif maka setiap organisasi akan menghadapi dua tantangan berikut: a. Perubahan lingkungan yang cepat diiringi dengan meningkatnya kualitas keinginan dan kebutuhan konsumen. Salah satu perubahan cepat adalah perkembangan dan kemajuan teknologi, keinginan dan kebutuhan konsumen yang berkembang secara dinamis. b. Masalah deregulasi (perubahan penraturan pemerintah) diiringi dengan meningkatkan kompetisi antar organisasi. Perubahan itu mengharuskan organisasi menyesuaikan kegiatan operasional
  • 7. organisasi. Perbaikan, penyempurnaan, dan penggantian rencana strategi organisasi berakibat terjadinya dinamika pekerjaan. Untuk menghadapi tantangan yang tidak ringan, setiap organisasi harus mengantisipasi dengan kegiatan antara lain : a. Terus-menerus mendesain kembali perencanaan organisasinya; b. Mendesain kembali fungsi prinsif fundamental jabatan atau pekerjaan; c. Menambah dan meningkatkan kemampuan kerja SDM-nya. Setiap organisasi berskala besar, khususnya diukur dari kualitas sumber daya manusia, memerlukan analisis jabatan atau pekerjaan agar diperoleh informasi akurat dalam mengintegrasikan perencanaan organisasi dengan kebijakan manajemen SDM. Pengertian analisis jabatan atau pekerjaan adalah sebagai berikut : a. Proses menghimpun informasi stiap jabatan atau pekerjaan yang berguna mewujudkan tujuan bisnis sebuah perusahaan. b. Proses menghimpun dan mempelajari berbagai informasi yang berhubungan dengan pekerjaan secara operasional beserta tanggungjawabnya. c. Kegiatan menghimpun dan menyusun informasi berkenaan dengan tugas, jenis pekerjaan, dan tanggung jawab yang bersifat khusus. Analisis jabatan atau pekerjaan dapat dibedakan kedalam empat jenis, sebagai berikut : a. Job analisys for personnel specifications, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk menentukan syarat mental yang dibutuhkan dari
  • 8. seseorang calon pekerja agar dapat sukses dalam memangku suatu jabatan tertentu. b. Job analisys for traing purpose, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengajarkan suatu pekerjaan kepada tenaga kerja baru (keperluan pendidikan dan pelatihan). c. Job analisys for setting rates, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai masing-masing jabatan dalam suatu organisasi atau perusahaan sehingga dapat ditentukan tingkat upah secara adil. d. Job analisys for method inprovement, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk mempermudah cara bekerja bagi tenaga kerja pada suatu jabatan atau jenis pekerjaan tertentu. Analisis jabatan atau pekerjaan pada dasarnya bermaksud menjawab pertanyaan berikut ini. a. Apa yang harus dikerjakan? b. Bagaimana mengerjakan? c. Mengapa harus dikerjakan? Alasan pentingnya analisis jabatan atau pekerjaan sebagai berikut : a. Untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi sosial suatu pekerjaan melalui sistem yang sistematik. b. Menemukan dimensi dalam fungsi sosial suatu pekerjaan yang dapat dikembangakan dan diperluas yang akhirnya dapat digunakan dalam menetapkan persyaratan pekerja yang mampu.
  • 9. c. Dapat digunakan oleh para pekerja untuk mengidentifikasi kemampuan dalam bekerja terutama memenuhi tuntutan fungsi sosial pekerja. Cara pendekatan dalam analisis jabatan atau pekerjaan adalah : a. Orientasi berdasarkan pekerjaan difokuskan pada usaha mengungkapkan tugas-tugas yang telah dikerjakan. b. Orientasi berdasarkan pekerja atau persyaratan kemampuan difokuskan pada usaha menemukan karakteristik pekerjaan untuk menetapkan karakteristik pekerja yang dapat melaksanakannya secara efektif dan efisien. Analisis jabatan atau pekerjaan adalah suatu proses, metode, dan teknik untuk memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan. Analisis jabatan atau pekerjaan merupakan proses pengumpulan dan pemeriksaan aktivitas kerja dalam sebuah posisi serta kualifikasi (keahlian, pengetahuan, kemampuan, dan sifat individu) yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas. Produk akhir dari analisis jabatan atau pekerjaan adalah deskripsi tertulis dari persyaratan aktual suatu jabatan atau pekerjaan. Dalam praktiknya, analisis jabatan atau pekerjaan sering disebut dengan berbagai istilah seperti analisis jabatan atau pekerjaan, analisis aktivitas, analisis tugas atau penelitian kerja.
  • 10. Ada dua tujuan dari kegiatan analisis jabatan atau pekerjaan yaitu: a. Pertama, untuk menyusun uraian jabatan (job description) dan persyaratan jabatan (job specification). Dari uraian jabatan dapat diketahui jenis tugas dan tanggung jawab, prosedur mengerjakannya dan alasan si pejabat melakukan pekerjaan tersebut. Sedangkan persyaratan jabatan adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh seseorang agar mampu mengerjakan pekerjaan itu dengan baik. Dalam persyaratan jabatan akan tertuang syarat pendidikan minimal yang harus dimiliki, pengetahuan atau pengalaman kerja, keterampilan yang dimiliki, bakat, minat, temperamen, kondisi fisik, dan jenis kelamin (untuk jabatan-jabatan tertentu). b. Kedua, sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan manajemen SDM. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah penilaian kinerja pejabat yang bersangkutan, apakah sudah sesuai denagn tugas dan tanggung jawabnya. Selain itu, jika ada kesenjangan antara prestasi kerja dengan uraian jabatan, tindakan apa yang diperlukan agar prestasi pejabat tersebut bisa selaras dengan uraian jabatan yang diberikan, misalnya diberikan pelatihan atau dialihtugaskan ke bagian lain yang mungkin cocok dengan minatnya. 3. Deskripsi Jabatan atau Pekerjaan Analisis jabatan atau pekerjaan merupakan suatu proses berfikir yang bersifat abstrak mengenai suatu jabatan atau pekerjaan. Hasilnya
  • 11. dirumuskan menjadi deskripsi atau spesifikasi jabatan atau pekerjaan dalam bentuk tertulis: Yang dimaksud dengan deskripsi jabatan atau pekerjaan adalah: a. Hasil analisis jabatan atau pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menghimpun dan menginformasikan mengenai suatu jabatan atau pekerjaan yang dirumuskan dalam bentuk tertulis. b. Dokumentasi tentang batasan dan penjabaran suatu jabatan atau pekerjaan menjadi tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, kondisi kerja, dan spesifikasinya. c. Seluruh penyajian ringkas secara tertulis mengenai informasi jabatan atau pekerjaan dan syarat pelaksanaannya sebagai hasil analisis jabatan atau pekerjaan. d. Uraian tertulis yang berisi tentang tugas pokok dari suatu jabatan atau pekerjaan sebagai hasil jabatan atau pekerjaan. Pada dasarnya, deskripsi jabatan atau pekerjaan merupakan hasil yang diperoleh dari proses analisis jabatan atau pekerjaan yang telah diuraikan sebelumnya. Deskripsi pekerjaan menunjukkan keteraturan yang sistematis dan logis dari berbagai tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan karyawan sesuai dengan jabatan atau jenis pekerjaan tertentu. Dengan demikian, suatu deskripsi jabatan atau pekerjaan harus mudah dimengerti dan dipahami. Bagian terpenting dari penyusunan deskripsi pekerjaan adalah menetapkan rincian tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam suatu
  • 12. jabatan atau pekerjaan tertentu. Kata-kata penolong yang harus dijabarkan lebih lanjut secara tepat dan sistematis, yakni jabatan atau pertanyaan: apa, mengapa, dan bagaimana, pekerjaan ataupun tugas-tugas tersebut. Dengan kata lain, deskripsi pekerjaan adalah cacatan yang sistematis dan teratur tentang tugas dan tanggung jawab suatu jabatan atau pekerjaan yang didasarkan pada kenyataan seperti apa, bagaimana, mengapa, kapan, dan di mana suatu jabatan atau pekerjaan dilaksanakan. Adapun isi pokok suatu deskripsi jabatan atau pekerjaan (job discription) adalah sebagai berikut: a. Identifikasi jabatan atau pekerjaan. b. Ringkasan jabatan atau pekerjaan. c. Rincian tugas yang dilaksanakan. d. Pengawasan yang diberikan dan diterima. e. Hubungan dengan jabatan atau jenis pekerjaan lainnya. f. Bahan, alat, dan mesin yang dipergunakan. g. Kondisi lingkungan kerja. h. Penjelasan istilah-istilah yang tidak lazim. i. Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan di atas. 4. Spesifikasi Jabatan atau Pekerjaan Deskripsi jabatan atau pekerjaan sebagai hasil analisis jabatan atau pekerjaan biasanya diikuti dengan perumusan spesifikasi jabatan atau pekerjaan. Spesifikasi jabatan atau pekerjaan dapat diartikan sebagai:
  • 13. a. Karakteristik atau syarat-syarat pekerja yang harus dipenuhi untuk dapat melaksanakan suatu jabatan atau pekerjaan tertentu. b. Seluruh ringkasan mengenai persyaratan pekerja yang akan melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan. c. Persyaratan pengetahuan, keterampilan, kemampuan mental, kemampuan fisik, dan sifat kepribadian tertentu yang dipersyaratkan pada pekerja untuk dapat melaksanakan pekerjaan tertentu secara efektif dan efisien. Dengan penjelasan dan kelengkapan data tentang job description atau deskripsi pekerja tersebut di atas, maka permasalahan lanjutannya yakni siapa yang akan memangku jabatan tersebut. Dengan kata lain, kualifikasi personil yang bagaimana yang seharusnya memangku jabatan tersebut? Berapa lama pengalaman yang diperlukan?. Seluruh jawaban pertanyaan tersebut kemudian disusun menjadi apa yang disebut spesifikasi pekerjaan (job specification). Spesifikasi jabatan adalah catatan yang menjelaskan persyaratan yang diperlukan seorang karyawan untuk memangku jabatan dan mengerjakan pekerjaan dari jabatan tertentu. Dengan demikian, jelaslah bahwa titik berat suatu spesifikasi pekerjaan adalah pada syarat-syarat yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan beban dan tanggung jawab jabatan tersebut. Umumnya suatu spesifikasi pekerjaan mengandung hal-hal sebagai berikut.
  • 14. a. Identifikasi jabatan 1) Nama. 2) Kode. 3) Bagian. b. Persyaratan jabatan 1) Pendidikan. 2) Tingkat kecerdasan minimum yang diperlukan. 3) Pengalaman yang diperlukan. 4) Pengetahuan dan keterampilan. 5) Persyaratan fisik. 6) Status perkawinan. 7) Jenis kelamin. 8) Usia. 9) Kewarganegaraan. 10) Kualifikasi emosi. 11) Kemampuan-kemampuan khusus lainnya. 5. Manfaat Analisis Jabatan atau Pekerjaan Analisis jabatan atau pekerjaan pada dasarnya merupakan alat bagi pimpinan organisasi atau perusahaan dalam memecahkan masalah ketenagakerjaan secara profesional dan manusiawi. Analisis jabatan atau pekerjaan memberikan manfaat dalam banyak hal, antara lain: a. Dalam penarikan, seleksi, dan penempatan tenaga kerja;
  • 15. b. Dalam pendidikan dan pelatihan tenaga kerja; c. Dalam penilaian jabatan dan prestasi kerja; d. Dalam perbaikan syarat-syarat jabatan dan pekerja; e. Dalam penempatan, pemindahan, mutasi, atau promosi jabatan. Dengan adanya analisis jabatan atau pekerjaan maka kualifikasi personil tenaga kerja yang dibutuhkan dapat diketahui dan diprediksi. Untuk mendidik atau melatih calon tenaga kerja agar dapat memangku jabatan tertentu, terlebih dahulu harus diketahui keahlian khusus yang dibutuhkan. Analisis jabatan atau pekerjaan dapat memberikan manfaat pada perbaikan syarat pekerjaan dan jabatan. Suatu perencanaan ketenagakerjaan dalam organisasi akan lebih mudah dikerjakan bila telah diketahui dengan tepat dan jelas batasan masing-masing jabatan atau pekerjaannya sehingga duplikasi tugas dapat dihindari. 6. Prinsip-prinsip Analisis Jabatan atau Pekerjaan Beberapa prinsip yang perlu mendapat perhatian manajer dalam analisis pekerjaan atau jabatan, yaitu sebagai berikut: a. Analisis jabatan atau pekerjaan harus memberikan fakta akurat yang ada hubungannya dengan jabatan atau jenis pekerjaan. Fakta-fakta hasil analisis itu akan digunakan untuk tujuan selanjutnya. b. Analisis jabatan atau pekerjaan harus dapat memberikan fakta-fakta yang diperlukan untuk macam-macam tujuan. c. Hasil analisis jabatan atau pekerjaan harus selalu ditinjau kembali dan jika perlu dilakukan perbaikan. Dalam organisasi yang besar, jabatan
  • 16. atau pekerjaan itu tidaklah statis, tetapi terjadi perubahaan, baik mengenai proses, metode, alat maupun aspek-aspek lainnya. Dengan demikian, analisis jabatan atau pekerjaan merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan secara terus-menerus (kontinyu). d. Analisis jabatan atau pekerjaan harus dapat menunjukkan unsur-unsur jabatan yang paling penting diantara jabatan-jabatan yang ada. e. Analisis jabatan atau pekerjaan harus dapat memberikan informasi yang jelas, teliti, dan dapat dipercaya. Untuk itu diperlukan pelayanan-pelayanan dari tenaga di bidang analisis jabatan atau pekerjaan (job analysis). Empat macam informasi penting yang menjadi dasar analisis jabatan atau pekerjaan, yaitu sebagai berikut: a. Analisis jabatan atau pekerjaan memberikan gambaran umum tentang unsur-unsur jabatan atau pekerjaan dalam organisasi atau perusahaan. b. Analisis jabatan atau pekerjaan mencacat syarat-syarat perorangan yang penting untuk masing-masing jabatan atau pekerjaan. c. Analisis jabatan atau pekerjaan memberikan gambaran akan tanggung jawab dari pemegang jabatan atau pekerjaan. d. Analisis jabatan atau pekerjaan memberi catatan tentang beberapa kondisi kerja yang penting.
  • 17. 7. Metode-metode Analisis Jabatan atau Pekerjaan Metode yang dapat digunakan dalam menganalisis jabatan atau pekerjaan adalah sebagai berikut: a. Metode Observasi Metode ini dilaksanakan dengan mengadakan observasi, peninjauan atau pemeriksaan pada tiap-tiap jabatan dan mengadakan pembicaraan (diskusi) dengan para pekerja pegawai yang bersangkutan dengan sebaik-baiknya. Pada umumnya metode observasi ini dilaksanakan oleh penganalisis pekerjaan yang telah memperoleh latihan secara khusus. Kelebihannya: 1. Dapat menggali informasi pekerjaan secara aktual. 2. Dapat menghimpun informasi dalam waktu relatif singkat. Kelemahannya: 1. Tidak tepat digunakan untuk pekerjaan yang memerlukan pelatihan yang intensif. 2. Tidak mungkin digunakan untuk menganalisis pekerjaan yang berbahaya. b. Metode Interview Metode analisis jabatan atau pekerjaan yang lain adalah interview atau wawancara. Informasi tentang hasil analisis jabatan atau pekerjaan yang dibutuhkan dapat pula diperoleh para penganalisis jabatan atau pekerjaan (job analyst) dengan mengadakan wawancara langsung kepada
  • 18. para pekerja. Dalam interview ini harus dihindari kesalahpahaman ataupun kesalahpengertian antara penganalisis jabatan atau pekerjaan dengan mereka yang diwawancarai. Biasanya analisis jabatan atau pekerjaan dengan interview digunakan untuk mengecek kebenaran informasi yang diperoleh dengan metode yang pertama tadi. Kelebihannya: 1. Dapat menghimpun informasi pekerjaan yang bersifat standar dan tidak standar. 2. Dapat mengungkapkan informasi pekerjaan yang pelaksanaannya dominan bersifat fisik dan mental. 3. Lebih luas menjaring informasi pekerjaan dibandingkan metode lain. Kelemahannya: 1. Pekerja yang diwawancarai cenderung tidak jujur dalam memberikan jawaban karena merasa curiga. 2. Pertanyaan yang tidak jelas dan sulit sering disalahtafsirkan. 3. Kelemahan metode ini dapat dikurangi dengan bantuan metode lain. c. Metode Angket Daftar pertanyaan atau angket mengenai jabatan (job questionnaires) dibuat sedemikian rupa dan dikirimkan pada para pekerja yang bersangkutan. Agar jawaban mereka tidak melantur maka pertanyaan dibatasi pada hal-hal penting dan benar-benar diperlukan agar keterangan tentang jabatan atau pekerjaan yang dipertanyakan dapat terjawab dengan baik.
  • 19. Kelebihannya: 1. Mudah mengerjakan karena responden hanya memilih jawaban. 2. Pertanyaan angket dapat dibuat sesuai kebutuhan. 3. Menghemat penggunaan waktu dan tenaga. 4. Informasi yang diperoleh merupakan data kuantitatif. Kelemahannya: 1. Kurang produktif dalam menggunakan waktu. 2. Dapat terjadi kekeliruan menafsirkan maksud pertanyaan. 3. Angket belum tentu dapat menyelesaikan semua masalah. 4. Kurang efektif digunakan pada pekerja perseorangan. d. Metode Kombinasi Metode ini dilaksanakan dengan menggabungkan ketiga cara di atas. Selain itu juga dapat ditambah dengan berbagai informasi yang biasanya terdapat dalam dokumen-dokumen hasil analisis jabatan atau pekerjaan yang telah ada sebelumnya. 8. Penganalisis Jabatan atau Pekerjaan Salah satu bagian dari perencanaan analisis pekerjaan adalah pemilihan orang-orang yang akan menyelenggarakan analisis jabatan atau pekerjaan secara cermat. Jika kebutuhan informasi analisis jabatan atau pekerjaan hanya bersifat vokasional, organisasi dapat mengangkat seorang analisis pekerjaan temporer dari luar perusahaan, misalnya memakai jasa psikolog. Profesi psikolog yang berkecimpung dalam suatu
  • 20. organisasi (perusahaan) mensyaratkan beberapa keahlian, di antaranya melakukan analisis pekerjaan (B.J. Carducci et al, 1987). Pelaksanaan analisis jabatan oleh psikolog tidak sebatas mencatat atau menguraikan pekerja yang dilakukan, alat bantu yang harus dipersiapkan untuk melakukan pekerjaan tersebut, kepada siapa hasil kerja dilaporkan, dengan siapa saja seseorang berhubungan dalam melakukan pekerjaan tersebut berhubungan atau sejauh mana tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan pekerjaan. Para psikolog dalam kegiatan ini juga dituntut lebih jauh, yaitu menganalisis sifat, karakter atau ‘kepribadian’ dari masing-masing jabatan. Hal inilah yang merupakan esensi seorang psikolog berkecimpung dalam suatu perusahaan dan keterlibatannya dalam pembuatan suatu analisis jabatan sehingga spesifikasi jabatan yang ditentukan dijadikan pedoman untuk melakukan tes fisik maupun psikologis terhadap calon karyawan. Spesifikasi jabatan merupakan prasyarat bagi seseorang untuk bisa menduduki jabatan tersebut. Spesifikasi ini meliputi aspek pendidikan, pengalaman kerja, keahlian penunjang, syarat kesehatan fisik, seperti panjang jangkauan lengan, tidak buta warna, dan sebagainya; dan aspek psikologis, seperti taraf kecerdasan, pengendalian emosi, kemampuan relasi sosial, tanggung jawab, dan kepemimpinan. Tentunya semakin kompleks jabatan tersebut maka spesifikasi yang ditetapkan akan semakin banyak. Jadi, mengapa setiap calon karyawan yang akan menempati posisi tersebut harus menjalani tes kesehatan fisik dan psikologis? Hal itu
  • 21. untuk mencocokkan apakah ‘kepribadian’ pekerja yang ditawarkan itu sesuai dengan kepribadian calon karyawan. Sebagai contoh, pekerjaan menjual (sales) memiliki karakterstik yang berbeda dengan pekerjaan sebagai tenaga pemeliharaan (maintenance). Pekerjaan menjual menuntut keterampilan komunikasi persuasif, sifat pekerjaannya dinamis, berorientasi pada target, dan dominan. Lain dengan karakteristik pekerjaan pemeliharaan. Pekerjaan ini menuntut ketelitian, cenderung statis, dan tidak perlu memiliki kemampuan komunikasi persuasif. Dengan karakteristik inilah, bagian personalia (HRD) akan mencari calon-calon yang memiliki kepribadian yang cocok dengan kepribadian masing-masing pekerjaan. kalau sudah cocok, pekerjaan yang dijalani telah menjadi bagian dari jiwanya. Dengan menjadikan pekerjaan tersebut belahan jiwanya maka cinta terhadap pekerjaan akan semakin kuat. Seperti kata-kata bijak, “dengan cinta, tidak ada satu pekerjaan pun yang terasa berat”. Sikap yang perlu diperhatikan oleh penganalisis jabatan atau pekerjaan adalah sebagai berikut: a. Dengan sikap empatik memperkenalkan diri dan menjelaskan maksudnya. Untuk mengurangi kemungkinan salah pengertian dari karyawan atau pejabat yang sedang dianalisis jabatan atau pekerjaannya, maka penganalisis jabatan atau pekerjaan harus menjelaskan tujuan, fungsi, dan kewenangannya dan manfaat yang diperoleh dari analisis jabatan pekerjaan tersebut.
  • 22. b. Menunjukkan perhatian yang besar terhadap pekerjaan karyawan atau pejabat yang bersangkutan untuk memperoleh informasi yang diperlukan. c. Tidak bersikap seakan-akan mengurangi karyawan atau pejabat yang bersangkutan. Hal ini akan menimbulkan psychological-friction. Mereka akan tersinggnug dan kemungkinan besar akan menutupi informasi yang sebenarnya sehingga dapat mengurangi kuantitas dan kualitas informasi yang diperoleh. d. Mengumpulkan selengkap-lengkapnya informasi tentang tujuan program, seperti: 1. Data tentang kualifikasi dan spesifikasi karyawan/pejabat tertentu. 2. Data training atau metode training, dan sebagainya. e. Memeriksa kembali informasi yang sudah diperoleh dengan fakta yang ada di lapangan. f. Mengadakan pendekatan yang sopan dan dapat dimengerti oleh karyawan/pejabat yang bersangkutan sesuai tingkat pengetahuan dan pendidikannya. C. MENENTUKAN KUALIFIKASI DAN KUANTITAS KERJA 1. Standar personalia Setiap analisis jabatan atau pekerjaan pasti ada akhirnya berkaitan dengan persyaratan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan atau pekerjaan yang di analisis. Oleh karena itu, standar personalia sebagai pembanding harus terlebih dahulu di tentukan. Standar
  • 23. ini merupakan persyaratan minimum yang harus dipenuhi agar seorang pekerja, pegawai atau karyawan dapat menjalankan pekerjaan dengan baik. Penentuan mutu ini, Drs. Heidjrachman, C.S. dalam bukunya Manajemen personalia, menyangkut hal-hal berikut: a. Rancangan jabatan atau pekerjaan b. Studi terhadap tugas dan kewajiban suatu jabatan untuk menentukan kemampuan karyawan yang diperlukan bagi jabatan. Dengan demikian, standar personalia harus ditentukan untuk mempermudah langkah-langkah berikutnya, yakni penarikan, seleksi, pelatihan, dan sebagainya. Penentuan standar personalia ini sangat berkaitan erat dengan spesifikasi pekerjaan. Keeratan hubungan antara standar personil yang dibutuhkan dengan job specification sangat penting untuk dipahami karena berhasil tidaknya pemangku jabatan yang bersangkutan melakukan tugas-tugasnya, dipengaruhi benar oleh ada tidaknya persamaan antara kualifikasi pejabat ataupun karyawan (standar personil) dengan job specification (spesifikasi pekerjaan). Spesifikasi pekerjaan merupakan hasil yang diperoleh dari suatu deskripsi pekerjaan, yang menjelaskan karakteristik dari karyawan/pejabat yang dibutuhkan untuk memangku jabatan tertentu, yang didasarkan atas suatu kualifikasi tertentu yang bersifat standar (menurut ukuran tertentu). Suatu contoh standar personalia bagi seorang calon manajer untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, yakni calon manajer antara lain harus memiliki :
  • 24. a. Taraf intelegence yang setingkat sarjana; b. Leadership ability yang mantap; c. Communication ability yang efektif; d. Moral virtues yang tinggi; e. Good judgement; f. Inovatif dan motivatif. Sifat-sifat tersebut merupakan sifat yang sangat berperan untuk keberhasilan pemimpin melaksanakan tugas/kewajibannya dan dapat dipergunakan sebagai standarisasi sifat seorang calon manajer sehingga terwujud suatu standar personil manajer. Seorang tokoh ilmu manajemen, Peter Drucker beranggapan bahwa salah satu sifat hakiki dari seorang manajer adalah kesempurnaan watak atau kepribadian. Ketika mengangkat orang untuk kedudukan pucuk pimpinan, kesempurnaan tersebut harus dititikberatkan. Sesungguhnya tiada seorang pun harus diangkat, kecuali jika manajemen bersedia untuk menggunakan orang itu sebagai contoh semua bawahannya. Selanjutnya Unwick mengutip pendapat Marshal Sir William Slim, yang mengatakan bahwa manusia yang dapat memimpin orang lain dengan berhasil memiliki lima sifat hakiki, yaitu kebenaran, kemauan, pikiran yang fleksibel, pengetahuan, dan kesempurnaan pribadi (yang membuat orang lain menghormat dan mempercayainya).
  • 25. 2. Penentuan Standar personil Dari uraian-uraian terdahulu dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa untuk menentukan suatu standar personil yang dibutuhkan suatu organisasi, ditempuh berbagai cara yang sistematis, antara lain dengan analisis jabatan atau pekerjaan. Selanjutnya diikuti dengan menyusun deskripsi jabatan yang diperlukan, yang pada dasarnya merupakan langkah-langkah untuk menuntaskan penentuan standar personil yang berkualitas yang dimaksud. Dengan demikian, spesifikasi pekerjaan boleh dikatakan merupakan standar personalia yang akan dipergunakan sebagai pembanding bagi para calon karyawan atau pemangku jabatan yang akan diisi sehingga akan dapat memberikan dasar bagi penentuan prosedur seleksi. 3. Kuantitas Kebutuhan Personalia Masalah lain, kecuali kualitas personil/tenaga kerja seperti diuraikan di atas, adalah masalah penentuan kuantitas atau jumlah masing-masing jenis tenaga kerja yang diperlukan. Menurut Drs. Heidjrachman Ranuqandojo dalam bukunya manajemen personalia, untuk menentukan jumlah masing-masing jenis karyawan yang diperlukan, perlu ditempuh dua langkah sebagai berikut:
  • 26. a. Peramalan Kebutuhan Hal ini berarti kita perlu melakukan peramalan atau proyeksi terhadap kebutuhan organisasi untuk suatu periode tertentu. Langkah ini jelas mempunyai kaitan yang erat dengan peramalan kondisi organisasi di masa mendatang. Kalau organisasi tersebut berupa suatu perusahaan misalnya, maka banyak sedikitnya masing-masing jenis karyawan yang diperlukan akan bergantung pada prospek ekonomi perusahaannya dan kebijaksanaan perusahaan dalam melakukan investasi peralatan mesi-mesi yang akan dipergunakan dalam proses pruduksi. Meramalkan kebutuhan tenaga kerja umumnya dimulai dengan peramalan penjualan produk yang akan dihasilkan kemudian dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut secara konsisten. 1. Ramalan penjualan. 2. Ramalan produksi (program produksi dan pengendaliannya). 3. Rencana penjualan yang harus dicapai. 4. Penentuan kebutuhan karyawan. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk karyawan operasional adalah dengan menentukan beban kerja ke dalam “man-hours” (beban kerja per orang/per jam kerja). Kemudian menentukan jumlah “man-hours” yang diperlukan untuk menyelesaikan satu barang, memproses satu formulir, melayani seorang pelanggan, dan sebagainya. Selanjutnya beban kerja dalam total man hours dibagi dengan man hours per satuan barang menghasilkan jumlah man hours yang diperlukan
  • 27. selama priode tersebut. Bila dibagi dengan lama kerja tiap karyawan, akan menghasilkan jumlah yang diperlukan. Misalnya, suatu perusahaan, satu bulan merencanakan membuat 22.000 unit, sedangkan proses tiap unit memerlukan 0,09 jam kerja karyawan. Hal ini berarti sama dengan beban kerja karyawan. Untuk jenis-jenis pekerjaan seperti staf dan lain-lainnya yang tidak dapat diukur hasinya, cara seperti contoh di atas memang tidak dapat dipergunakan. Terhadap jenis-jenis pekerjaan staf dan semacamnya harus diperhatikan berbagi faktor seperti kompleksitas pekerjaan, kepandaian karyawan yang diawasi, dan sebagainya. Prinsip kewajaran tetap harus diperhatikan dalam menentukan jumlah karyawan yang diperlukan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini. 1. Distribusi umur penduduk 2. Perkembangan teknologi 3. Persaingan 4. Tingkat aktivitas ekonomi 5. Rencana pengembangan perusahaan Tingkat kelahiran yang berubah-ubah dari waktu ke waktu akan memberikan jumlah penduduk yang berbeda-beda untuk masing-masing kelompok umur. Demikian pula perkembangan teknologi yang makin cepat akan mengakibatkan diperlukannya para tenaga profesional/ahli dan tenaga teknik. Perubahan sosial yang mungkin terjadi dapat juga berpengaruh terhadap perubahan dalam angkatan kerja dan sifat mereka.
  • 28. Faktor-faktor itulah yang sangat penting untuk diperhatikan oleh penanggung jawab bidang personalia atau bidang pengembangan SDM. b. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja (Work Force Analysis) Yang dimaksud dengan analisis kebutuhan tenaga kerja adalah melakukan analisis terhadap kemampuan tenaga kerja yang sekarang untuk memenuhi kebutuhan jumlah karyawan. Analisis meliputi apakah tenaga kerja yang sekarang ada bila diatur kembali dapat memenuhi kebutuhan atau tidak? Kalau belum memenuhi kebutuhan, tenaga dari luar akan ditarik. Dengan memperhatikan contoh permasalahaan di atas, berarti perusahaan benar-benar menarik 11 orang karyawan baru berdasarkan “Woar load analysis”. Kemungkinan yang timbul adalah selama satu bulan kerja, belum tentu mereka senantiasa berada di tempat kerja berjam-jam kerja. Kemungkinan absen di antara mereka dapat terjadi maka dalam hal ini digunakan work force analysis. Karena itu pula perlu diperhatikan dua hal berikut: 1. Tingkat absensi Absensi akan timbul apabila karyawan tidak dapat hadir di tempat kerja. Tingkat absensi merupakan perbandingan antara hari-hari yang hilang dengan keseluruhan hari yang tersedia untuk bekerja. Dapat dimaklumi kiranya, bahwa semakin tinggi tingkat absensi, maka besar kerugian yang diderita suatu organisasi, lebih-lebih apabila organisasi tersebut suatu perusahaan yang bersifat “Profit-Marking”. Kerugian timbul karena jadwal kerja terpaksa tertunda, terpaksa pula melakukan kerja
  • 29. lembur, sedangkan jaminan-jaminan kepada karyawan terus diberikan dan sebagainya. Dengan demikian jelaslah betapa pentingnya bagi setiap organisasi, apapun bentuknya, untuk senantiasa menekan tingkat absensi tersebut. Untuk mengetahui sebab-sebab absensi dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mencatat nama karyawan yang absen. b. Mencatat sebab-sebab ketidakhadiran. c. Memperhatikan kelompok umur yang sering absen. d. Kelompok jenis kelamin. e. Hari-hari yang sering tidak masuk. f. Kondisi pekerjaan. 2. Perputaran karyawan (turnover) Perputaran (turnover) karyawan dimaksudkan agar terdapat aliran para karyawan yang masuk dan ke luar organisasi (perusahaan), yang pada dasarnya merupakan petunjuk kestabilan karyawan. Makin tinggi “turnover” berarti makin tinggi atau makin sering terjadi pergantian (keluar/masuk) karyawan, yang berarti makin besar kerugian organisasi (perusahaan) yang bersangkutan. Hal tersebut antara lain disebabkan hal-hal berikut. a. Timbulnya biaya baru untuk penarikan karyawan baru. b. Timbulnya tambahan biaya latihan untuk karyawan baru. c. Perlunya waktu penyesuaian bagi karyawan.
  • 30. d. Peralatan produksi mungkin terpaksa tidak dapat digunakan selama proses pergantian. Turnover yang tinggi pada suatu bidang dalam suatu organisasi menunjukkan bahwa bidang yang bersangkutan perlu diperbaiki kondisi kerjanya atau cara pembinaannya. Misalnya, jika suatu perusahaan memiliki rata-rata 800 tenaga kerja per bulan, dan selama itu terjadi 16 kali karyawan keluar (accession) dan 24 kali pemecatan (separation) maka accession rate adalah: ퟏퟔ ퟖퟎퟎ 풙ퟏퟎퟎ%=ퟐ% Sedangkan separation rate adalah: ퟐퟒ ퟖퟎퟎ 풙ퟏퟎퟎ%=ퟑ% Dengan demikian tingkat replacement (penggantian) atau replacement rate adalah sama dengan accession rate yakni 25 sebab replacement rate selalu harus seimbang dengan accession rate-nya. Hal ini berarti keluarnya seorang pegawai/karyawan berarti juga ada pengganti (replacement). Tingkat replacement tersebut sering pula disebut net labour turnover, yang menekankan pada biaya perputaran tenaga kerja untuk menarik dan melatih karyawan pengganti. Berdasarkan contoh di atas, bila kita memperhatikan tingkat absensi, kita hanya perlu menarik 11 karyawan, bukan 12 karyawan. Namun, apabila kita memperhatikan peraturan karyawan tadi (turnover), mungkin kita perlu menambah jumlah karyawan yang ditarik bukan 11
  • 31. orang atau 12 orang karyawan, tetapi 13 karyawan. Dengan demikian, untuk menentukan jumlah karyawan yang harus ditarik, perlu juga diperhatikan analisis beban kerja, prosentase absensi, dan prosentase turnover.