SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
MAKALAH MEKANIKA FLUIDA
ANIMASI STREAMLINE PADA SAYAP PESAWAT TERBANG
Makalah dibuat untuk memenuhi tugas Mekanika Fluida
Disusun oleh:
1. Alifa Zietyn N M0212010
2. Iranika fitriyani M0212045
3. Alto Kholif Bujana M0213004
4. Andy saktia Warseno M0213007
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
DESEMBER
2015
2
BAB I
PENDAHULUAN
Mekanika fluida adalah disiplin ilmu bagian dari bidang mekanika terapan
yang mengkaji perilaku dari zat-zat cair dan gas dalam keadaan diam ataupun
bergerak. Bidang mekanika ini jelas mencakup berbagai persoalan yang sangat
bervariasi, mulai dari kajian mengenai aliran darah di saluran-saluran kapiler
(yang hanya:berdiameter beberapa mikron) sampai pada kajian aliran minyak
mentah yang melewati Alaska melalui pipa berdiameter 4 ft sepanjang 800 mil.
Prinsip-prinsip mekanika fluida diperlukan untuk menjelaskan mengapa
pesawat terbang dibuat berbentuk streamline dengan permukaan mulus demi
efisiensi penerbangan yang terbaik, sementara bola golf dibuat dengan permukaan
ber-lubang-lubang (bopak) untuk mcningkatkan efisiensinya.
Pada kehidupan sehari-hari dapat dijumpai mobil sport atau kereta cepat
yang bagian depan kepalanya berbentuk runcing aerodinamik. Hal tersebut
dikarenakan bentuk runcing dari kepala kendaraan dapat membantu mengurangi
hambatan udara saat melaju sehingga dapat menambah kecepatan kendaraan.
Pada saat sebuah benda bergerak dengan kecepatan tertentu akan terbentuk
streamline yang terjadi karena interaksi fluida dengan benda. Streamline yang
terbentuk akibat interaksi tersebut dapat mempengaruhi kecepatan gerak benda.
berdasarkan hal tersebut, maka dibuat animasi streamline pada sayap pesawat agar
dapat diketahui streamline yang terbentuk dan pengaruhya terhadap kecepatan
pesawat.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Hukum III Newton, Hukum Bernoulli dan Streamline
1. Hukum III Newton
"Jika sebuah benda, mengerjakan gaya terhadap benda lain, maka benda lain
akan mengerjakan gaya yang sama besar dan berlawanan pada benda tersebut."
Hukum III Newton digunakan pada pesawat untuk melakukan kecepatan.
Mesin jet memberikan aksi dengan membuat gaya ke arah belakang dari pesawat,
dan pesawat akan melakukan reaksi dengan maju ke arah depan. Kecepatan
tersebut digunakan pesawat untuk melakukan hukum bernouli. Jadi mesin jet pada
pesawat itu membuat kecepatan. Dan kecepatan tersebut lah yang membuat
hukum bernouli bisa berjalan dan membuat pesawat menjadi terbang.
Gambar 2.1. Ilustrasi Hukum III Newton
2. Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli bekerja pada komponen-komponen pesawat, yaitu sayap.
Persamaan Bernoulli: “Hukum bernouli yang bekerja pada sayap pesawat adalah
kecepatan aliran udara yang mengalir di atas lebih besar sayap pesawat daripada
di bawah pesawat. Hal itu terjadi agar bagian bawah sayap pesawat mendapatkan
tekanan daripada di atas pesawat.
Penampang sayap pesawat terbang memiliki bagian belakang yang tajam
dan sisi bagian atas yang lebih melengking dari sisi bagian bawahnya. Bentuk ini
4
membuat kecepatan aliran udara melalui muka bagian atas lebih besar dari
kecepatan aliran udara melalui muka bagian bawah pada saat pesawat tinggal
landas.
Besarnya gaya angkat pesawat terbang dapat dirumuskan sebagai berikut:
..................................................................................(1)
Dimana:
P1 = tekanan di bawah sayap
P2 = tekanan di atas sayap
v1 = kecepatan udara di bawah sayap
v2 = kecepatan udara di bawah sayap
ρ = massa jenis udara
A = luas penampang sayap
3. Streamline
Streamline pada pesawat adalah aliran udara pada pesawat agar dapat
terbang dengan efisien mungkin. Streamline juga ditentukan oleh bentuk body
dari pesawat itu sendiri saat proses perancangan pesawat itu sendiri di pabrik.
Stream line diusahakan agar mendapatkan hambatan angin yang se rendah-
rendahnya dengan daya angkat yang optimal sehingga didapatkan efisiensi yang
besar.
Gambar 2.2. Ilustrasi Streanline pada pesawat terbang (Anonim, 2014)
5
3.2. Gaya –gaya yang bekerja pada pesawat terbang
1. Drag
Drag didefinisikan sebagai komponen dari gaya aerodinamika yang sejajar
dengan arah relative wind dan berlawanan arah dengan gerak maju pesawat
terbang. Pada kecepatan subsonic terdapat dua jenis drag, yaitu Parasite
drag dan Induced drag. Sedangkan pada kecepatan yang lebih tinggi lagi akan
timbul drag yang disebut dengan shock wave drag.
2. Parasite Drag
Parasite drag terdiri dari beberapa komponen drag yang berbeda-beda,
secara umum parasite drag dapat didefinisikan sebagai gaya hambat yang timbul
karena faktor-faktor selain adanya wing.
3. Form Drag
Form drag adalah bentuk drag yang timbul karena bentuk fisik benda.
Contoh form drag untuk beberapa bentuk benda dapat dilihat dibawah ini.
Gambar 2.3. Contoh form drag
a. Bentuk Pelat datar (flat plate), terhadap arah aliran udara tegak lurus :
- koefisiennya gaya hambat yang timbul adalah 100 %
b. Bentuk Bola (Ball Shape)
- koefesiennya gaya hambat yang timbul adalalh 50 %
c. Bentuk Ellipse
6
- koefisiennya gaya hambat yang timbul adalah 15 %
d. Bentuk Streamline
- koefisiennya gaya hambat yang timbul adalah 5 %
Bentuk streamline ini secara awam dikenal dengan istilah “bentuk
aerodinamis” karena aliran udara (airflow) yang melewati permukaan benda
tersebut hamper seluruhnya aliran udara yang laminar (lurus dan rata) mengikuti
bentuk benda. Akibatnya adalah gaya hambat yang timbul menjadi kecil. Untuk
memperkecil From drag pada pesawat terbang, maka fuselage,engine
nacelle dan pod serta komponen yang berada di luar konstruksi pesawat terbang
dibuat lebih streamlined.
4. Skin Friction Drag
Skin Friction Drag adalah gaya hambat yang timbul karena adanya
pergesekan udara dengan permukaan benda. Jenis drag ini akan dipengaruhi oleh
luas daerah yang di lewati oleh aliran udara. Kehalusan permukaan juga
berpengaruh terhadap skin friction drag. Untuk memperkecil skin friction
drag pada pesawat terbang, maka rivet yang dipergunakan pada area yang
dialiri airflow dibuat flush(rata), skin pesawat dipolish, terutama yang terbuat dari
fabric serta menghilangkan alumunium oxide pada alumunium skin.
5. Interference Drag
Interference drag adalah gaya hambat yang disebabkan oleh adanya
interferensi dari boundary-boundary layer yang berbeda dari komponen-
komponen pesawat yang berbeda. Jika drag dari dua buah komponen pesawat
sudah diukur tersendiri, kemudian komponen-komponen tersebut digabungkan
(contoh: wing ke fuselage), maka drag yang terjadi dari gabungan dua komponen
tersebut lebih besar dari jumlah drag masing-masing komponen. Hal inilah yang
disebabkan oleh Interferensi dari boundary layer dua komponen tesebut. Untuk
memeperkecil interference drag, maka setiap sambungan dua atau lebih
komponen struktur pesawat mempergunakan fairing.
6. Leakage Drag
Leakage drag adalah drag yang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara di
dalam dan di luar pesawat terbang. Udara yang mengalir dari
7
dalam fuselageyang pressurized (bertekanan) melalui crack atau door seal akan
menghasilkan suatu bentuk arus udara yang mempengaruhi airflow di sekeliling
pesawat terbang dan mengakibatkan terjadinya drag. Pada airflow yang melalui
bagian bawah wing, yang bergerak mengalir ke atas wing melalui
wing attachment cracks dapat juga menyebabkan terjadinya leakage drag.
7. Profile Drag
Jenis lain dari parasite drag yang terjadi pada helicopter adalah profile
drag.Profile drag adalah drag yang disebabkan oleh main rotor yang berputar.
Drag ini harus diatasi selama rotor berputar dan dapat timbul baik pada saat
helicopter dalam keadaan diam atau tidak menghasilkan lift.
8. Induced Drag
Induced drag adalah jenis terakhir dari drag tetapi merupakan jenis drag
yang paling penting, terutama untuk diektahui oleh para penerbanga pada pesawat
dengan high performance. Induced drag adalah drag yang timbul karena adanya
lift (gaya angkat), karena drag ini hanya timbul jika lift dihasilkan.
9. Lift
Lift akan bekerja melalui centre of pressure yang tergantung pada letak
sayap. Dengan demikian perancang pesawat harus berhati-hati menempatkan
sayap pada posisi yang benar pada fuselage. Tetapi hal ini cukup rumit, karena
kenyataannya bahwa perubahan angle of attack berarti pergeseran letak lift, dan
biasanya kearah yang tidak stabil pada pesawat. Apabila angel of
attack bertambah karena pitching moment di sekitar centre of pressure, akan
menyebabkan pesawat nose up dan cenderung untuk bertambah besar lagi.
10. Weight
Gaya berat adalah gaya yang dihasilkan oleh pesawat itu sendiri. Bereaksi
secara vertical kebawah melalui centre of gravity (c.g). Weight bekerja melalui
c.g yang tergantung pada berat dan letak dari masing-masing bagian pesawat di
sepanjang fuselage, dan beban yang diangkut juga mempengaruhi gaya W ini.
Gaya berat ini mendatangkan cukup permasalahan, karena akan terjadi pergeseran
c.g, sebagai contoh adalah pada pesawat Concorde, fuelnya bergerak dari satu
tangki ke tangki yang lain untuk mempertahankan c.g tersebut.
8
11. Thrust
Gaya dorong adalah gaya yang menarik pesawat secara horizontal ke arah
maju pesawat (flight path) sepanjang propeller shaft atau line of thrust.
Line of Thrust dapat berada di atas dengan cara menata letak shaft propeller atau
garis tengah mesin jet yang tergantung pada letak pemasangan engine, baik single
maupun multi engine. Para perancang pesawat bisa memilih caranya sendiri,
tetapi harus melihat masalah-masalah propeller ground clearance. Apakah juga
mengganguvisibility dari penerbang, dan juga menimbulkan problema baru, yaitu
kapan kita bisa membuat Thrust yang bisa membelokkan pesawat secara otomatis
untuk pesawat secara otomatis untuk pesawat modern (Anonim,2012).
9
BAB III
PEMBAHASAN
Animasi sreamline pada pesawat terbang dibuat dalam bentuk sebagai berikut:
Gambar 3.1. Ilustrasi terbentuknya streamline pada setiap perubahan sudut sayap
pesawat terbang.
Sebuah pesawat terbang memberikan gaya angkat yang dibutuhkan untuk
terbang. Gaya angkat terjadi oleh aliran udara dari bagian depan di sekitar sayap
sehingga membentuk streamline di sayap pesawat terbang. Bentuk dari sayap
yang melengkung pada bagian atas dan relatif rata pada bagian bawah
menyebabkan aliran udara yang melintas pada bagian atas berbeda dengan bagian
bawah dari sayap, begitu pula streamline yang tebentuk.
Saat udara menerpa bagian atas sayap, menyebabkan aliran melintas
menjauhi sayap.Karena bentuk lengkungan pada sayap pada bagian atas
10
menyebabkan daerah tekanan rendah tercipta. Perbedaan tekanan bagian atas dan
bagian bawah akan menciptakan gaya angkat pada sayap.
Pada ilustrasi di atas udara mengalir melewati bagian atas sayap dan bagian
bawah sayap dengan adanya perubahan sudut pada sayap pesawat. Dengan bentuk
yang melengkung di atas, maka aliran udara di atas sayap membutuhkan jarak
yang lebih panjang dan membuatnya “mengalir” lebih cepat dibandingkan dengan
aliran udara di bawah sayap pesawat. Karena kecepatan udara yang lebih cepat di
atas sayap, maka tekanannya akan lebih rendah dibandingkan dengan tekanan
udara yang “mengalir” di bawah sayap. Tekanan di bawah sayap yang lebih besar
akan “mengangkat” sayap pesawat dan disebut gaya angkat/lift..
Gambar 3.2. Aliran udara yang mengenai sayap pesawat terbang
Karena itu, kecepatan pesawat harus dijaga sesuai dengan rancangannya.
Jika kecepatannya turun maka lift nya akan berkurang dan pesawat akan jatuh,
dalam ilmu penerbangan disebut STALL. Kecepatan minimum ini disebut Stall
Speed.
Pesawat dengan model berbaling-baling dan bermesin piston memutar
baling-baling di depan pesawat dengan mesin piston. Seperti halnya kipas angin,
baling-baling ini meniup udara ke belakang dengan kuat sehingga terjadi reaksi
dari pesawat itu sendiri untuk bergerak ke depan. Gaya dorong dari baling-baling
ini disebut thrust. Gaya ini bekerja ke depan.
11
Gambar 3.3. 4 Gaya yang bekerja dalam pesawat terbang
Pada waktu bergerak ke depan, udara yang dilewati oleh pesawat
menghasilkan gesekan yang menahan gerakan pesawat tersebut. Gaya gesek ini
disebut drag. Dengan adanya drag maka dibutuhkan lebih banyak thrust untuk
menggerakkan pesawat.
Pada waktu pesawat digerakkan ke depan dengan kecepatan tertentu, sayap
menghasilkan gaya angkat yang disebut lift. Lift ini bertambah seiring dengan
bertambahnya kecepatan pesawat. Tapi jika kecepatan pesawat terus ditambah,
maka drag yang terjadi akan terlalu besar dan sayap pesawat akan berhenti
menghasilkan lift. Gaya yang terakhir adalah gaya yang kita kenal dengan berat
disebut weight. Dua bagian ini bekerja sama menghasilkan tenaga untuk melaju.
12
BAB IV
KESIMPULAN
Posisi untuk masing-masing sudut pada sayap pesawat mempengaruhi
Streamline aliran fluida, yang mana semakin besar kemiringan sayap pesawat
semakin banyak Streamline yang berada dibawah pesawat yang menandakan
kecepatan alir fluida semakin melambat dan memberikan tekanan yang besar
dibanging atas sayap pesawat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Aerodinamika Pesawat Terbang. gilangmrbean.blogspot.co.id.
Diakses pada 18 Desember 2015.
Anonim. 2014. Aerodinamika. Jakarta:Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia.

More Related Content

What's hot

Prinsip Kerja Motor Bakar
Prinsip Kerja Motor BakarPrinsip Kerja Motor Bakar
Prinsip Kerja Motor BakarTubagus Fadilah
 
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Health Polytechnic of Bandung
 
Mekanika fluida dan hidrolika
Mekanika fluida dan hidrolikaMekanika fluida dan hidrolika
Mekanika fluida dan hidrolikadidik hariyadi
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaAlen Pepa
 
Laporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipaLaporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipatyoabdi
 
Kelompok 8 (Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang)
Kelompok 8 (Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang)Kelompok 8 (Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang)
Kelompok 8 (Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang)Fanny Fayu Laksono
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aceh Engineering State
 
Perhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnotPerhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnotDanny Danny
 
fdokumen.site_bahan-ajar-mekanika-fluida.ppt
fdokumen.site_bahan-ajar-mekanika-fluida.pptfdokumen.site_bahan-ajar-mekanika-fluida.ppt
fdokumen.site_bahan-ajar-mekanika-fluida.pptRickyAzrofiSamara3
 
03 statika fluida
03 statika fluida03 statika fluida
03 statika fluidapraptome
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)Ali Hasimi Pane
 
kontinuitas
kontinuitaskontinuitas
kontinuitasIkmaliva
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiAli Hasimi Pane
 
Makalah pembuatan alat praktikum modulus puntir
Makalah pembuatan alat praktikum modulus puntirMakalah pembuatan alat praktikum modulus puntir
Makalah pembuatan alat praktikum modulus puntirSulistiyo Wibowo
 

What's hot (20)

Termodinamika modul
Termodinamika modulTermodinamika modul
Termodinamika modul
 
Prinsip Kerja Motor Bakar
Prinsip Kerja Motor BakarPrinsip Kerja Motor Bakar
Prinsip Kerja Motor Bakar
 
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
 
Mekanika fluida dan hidrolika
Mekanika fluida dan hidrolikaMekanika fluida dan hidrolika
Mekanika fluida dan hidrolika
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
 
Laporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipaLaporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipa
 
Kelompok 8 (Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang)
Kelompok 8 (Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang)Kelompok 8 (Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang)
Kelompok 8 (Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang)
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
 
Perhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnotPerhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnot
 
Bab 5 hukum termodinamika kedua(2)
Bab 5 hukum termodinamika kedua(2)Bab 5 hukum termodinamika kedua(2)
Bab 5 hukum termodinamika kedua(2)
 
fdokumen.site_bahan-ajar-mekanika-fluida.ppt
fdokumen.site_bahan-ajar-mekanika-fluida.pptfdokumen.site_bahan-ajar-mekanika-fluida.ppt
fdokumen.site_bahan-ajar-mekanika-fluida.ppt
 
03 statika fluida
03 statika fluida03 statika fluida
03 statika fluida
 
Venturimeter
VenturimeterVenturimeter
Venturimeter
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 
Tinton 324531 chapter 17
Tinton 324531 chapter 17Tinton 324531 chapter 17
Tinton 324531 chapter 17
 
Kalor
KalorKalor
Kalor
 
kontinuitas
kontinuitaskontinuitas
kontinuitas
 
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 
Makalah pembuatan alat praktikum modulus puntir
Makalah pembuatan alat praktikum modulus puntirMakalah pembuatan alat praktikum modulus puntir
Makalah pembuatan alat praktikum modulus puntir
 

Similar to STREAMLINE PESAWAT

Forces in structures and machines
Forces in structures and machinesForces in structures and machines
Forces in structures and machinesLana Ika Indriani
 
Gaya angkat pesawat dan bernaulli
Gaya angkat pesawat dan bernaulliGaya angkat pesawat dan bernaulli
Gaya angkat pesawat dan bernaulliSagita Bagoes
 
Makalah fisika pesawat
Makalah fisika pesawatMakalah fisika pesawat
Makalah fisika pesawathaqiemisme
 
Assignment : Paper Aerodynamic Test
Assignment : Paper Aerodynamic TestAssignment : Paper Aerodynamic Test
Assignment : Paper Aerodynamic TestAushafNurIlham
 
Tugas Besar Mekanika Fluida Putra Natalegawa 1206314592
Tugas Besar Mekanika Fluida Putra Natalegawa 1206314592Tugas Besar Mekanika Fluida Putra Natalegawa 1206314592
Tugas Besar Mekanika Fluida Putra Natalegawa 1206314592Putra Legawa
 
PPT fisika pesawat
PPT fisika pesawatPPT fisika pesawat
PPT fisika pesawathaqiemisme
 
4. bagian bagian pesawat terbang
4. bagian bagian pesawat terbang4. bagian bagian pesawat terbang
4. bagian bagian pesawat terbangNur Wahid F R
 
Structure 22-01 Physics Review.pdf
Structure 22-01 Physics Review.pdfStructure 22-01 Physics Review.pdf
Structure 22-01 Physics Review.pdf2A015NAUFALRAHMAN
 
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang Syafutri Asbintari
 
Konsep fisika dalam permainan bumerang
Konsep fisika dalam permainan bumerangKonsep fisika dalam permainan bumerang
Konsep fisika dalam permainan bumerangPrincess of teeth
 
Teori dasar kd baru
Teori dasar kd baruTeori dasar kd baru
Teori dasar kd baruoksa28
 
Aerodynamic
AerodynamicAerodynamic
AerodynamicEdwin P
 
Prinsip dasar penerbanagan
Prinsip dasar penerbanagan Prinsip dasar penerbanagan
Prinsip dasar penerbanagan Rezawan Pethuks
 
Fisika Fluida (Mekanisme Sayap Pesawat Terbang Terkait Fluida)
Fisika Fluida (Mekanisme Sayap Pesawat Terbang Terkait Fluida)Fisika Fluida (Mekanisme Sayap Pesawat Terbang Terkait Fluida)
Fisika Fluida (Mekanisme Sayap Pesawat Terbang Terkait Fluida)Wardhani_Endah
 

Similar to STREAMLINE PESAWAT (20)

Modul aerodynamics Raka
Modul aerodynamics RakaModul aerodynamics Raka
Modul aerodynamics Raka
 
Forces in structures and machines
Forces in structures and machinesForces in structures and machines
Forces in structures and machines
 
Gaya angkat pesawat dan bernaulli
Gaya angkat pesawat dan bernaulliGaya angkat pesawat dan bernaulli
Gaya angkat pesawat dan bernaulli
 
Makalah fisika pesawat
Makalah fisika pesawatMakalah fisika pesawat
Makalah fisika pesawat
 
Aerodinamika
AerodinamikaAerodinamika
Aerodinamika
 
Group3 aero 100%
Group3 aero 100%Group3 aero 100%
Group3 aero 100%
 
Assignment : Paper Aerodynamic Test
Assignment : Paper Aerodynamic TestAssignment : Paper Aerodynamic Test
Assignment : Paper Aerodynamic Test
 
Aplikasi Hukum Bernouli
Aplikasi Hukum BernouliAplikasi Hukum Bernouli
Aplikasi Hukum Bernouli
 
Tugas Besar Mekanika Fluida Putra Natalegawa 1206314592
Tugas Besar Mekanika Fluida Putra Natalegawa 1206314592Tugas Besar Mekanika Fluida Putra Natalegawa 1206314592
Tugas Besar Mekanika Fluida Putra Natalegawa 1206314592
 
Tugas pokok.ppt
Tugas pokok.pptTugas pokok.ppt
Tugas pokok.ppt
 
PPT fisika pesawat
PPT fisika pesawatPPT fisika pesawat
PPT fisika pesawat
 
4. bagian bagian pesawat terbang
4. bagian bagian pesawat terbang4. bagian bagian pesawat terbang
4. bagian bagian pesawat terbang
 
Structure 22-01 Physics Review.pdf
Structure 22-01 Physics Review.pdfStructure 22-01 Physics Review.pdf
Structure 22-01 Physics Review.pdf
 
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
 
Konsep fisika dalam permainan bumerang
Konsep fisika dalam permainan bumerangKonsep fisika dalam permainan bumerang
Konsep fisika dalam permainan bumerang
 
Teori dasar kd baru
Teori dasar kd baruTeori dasar kd baru
Teori dasar kd baru
 
Ilmu kealaman dasar
Ilmu kealaman dasarIlmu kealaman dasar
Ilmu kealaman dasar
 
Aerodynamic
AerodynamicAerodynamic
Aerodynamic
 
Prinsip dasar penerbanagan
Prinsip dasar penerbanagan Prinsip dasar penerbanagan
Prinsip dasar penerbanagan
 
Fisika Fluida (Mekanisme Sayap Pesawat Terbang Terkait Fluida)
Fisika Fluida (Mekanisme Sayap Pesawat Terbang Terkait Fluida)Fisika Fluida (Mekanisme Sayap Pesawat Terbang Terkait Fluida)
Fisika Fluida (Mekanisme Sayap Pesawat Terbang Terkait Fluida)
 

Recently uploaded

PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 

Recently uploaded (20)

PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 

STREAMLINE PESAWAT

  • 1. MAKALAH MEKANIKA FLUIDA ANIMASI STREAMLINE PADA SAYAP PESAWAT TERBANG Makalah dibuat untuk memenuhi tugas Mekanika Fluida Disusun oleh: 1. Alifa Zietyn N M0212010 2. Iranika fitriyani M0212045 3. Alto Kholif Bujana M0213004 4. Andy saktia Warseno M0213007 PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET DESEMBER 2015
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN Mekanika fluida adalah disiplin ilmu bagian dari bidang mekanika terapan yang mengkaji perilaku dari zat-zat cair dan gas dalam keadaan diam ataupun bergerak. Bidang mekanika ini jelas mencakup berbagai persoalan yang sangat bervariasi, mulai dari kajian mengenai aliran darah di saluran-saluran kapiler (yang hanya:berdiameter beberapa mikron) sampai pada kajian aliran minyak mentah yang melewati Alaska melalui pipa berdiameter 4 ft sepanjang 800 mil. Prinsip-prinsip mekanika fluida diperlukan untuk menjelaskan mengapa pesawat terbang dibuat berbentuk streamline dengan permukaan mulus demi efisiensi penerbangan yang terbaik, sementara bola golf dibuat dengan permukaan ber-lubang-lubang (bopak) untuk mcningkatkan efisiensinya. Pada kehidupan sehari-hari dapat dijumpai mobil sport atau kereta cepat yang bagian depan kepalanya berbentuk runcing aerodinamik. Hal tersebut dikarenakan bentuk runcing dari kepala kendaraan dapat membantu mengurangi hambatan udara saat melaju sehingga dapat menambah kecepatan kendaraan. Pada saat sebuah benda bergerak dengan kecepatan tertentu akan terbentuk streamline yang terjadi karena interaksi fluida dengan benda. Streamline yang terbentuk akibat interaksi tersebut dapat mempengaruhi kecepatan gerak benda. berdasarkan hal tersebut, maka dibuat animasi streamline pada sayap pesawat agar dapat diketahui streamline yang terbentuk dan pengaruhya terhadap kecepatan pesawat.
  • 3. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Hukum III Newton, Hukum Bernoulli dan Streamline 1. Hukum III Newton "Jika sebuah benda, mengerjakan gaya terhadap benda lain, maka benda lain akan mengerjakan gaya yang sama besar dan berlawanan pada benda tersebut." Hukum III Newton digunakan pada pesawat untuk melakukan kecepatan. Mesin jet memberikan aksi dengan membuat gaya ke arah belakang dari pesawat, dan pesawat akan melakukan reaksi dengan maju ke arah depan. Kecepatan tersebut digunakan pesawat untuk melakukan hukum bernouli. Jadi mesin jet pada pesawat itu membuat kecepatan. Dan kecepatan tersebut lah yang membuat hukum bernouli bisa berjalan dan membuat pesawat menjadi terbang. Gambar 2.1. Ilustrasi Hukum III Newton 2. Hukum Bernoulli Hukum Bernoulli bekerja pada komponen-komponen pesawat, yaitu sayap. Persamaan Bernoulli: “Hukum bernouli yang bekerja pada sayap pesawat adalah kecepatan aliran udara yang mengalir di atas lebih besar sayap pesawat daripada di bawah pesawat. Hal itu terjadi agar bagian bawah sayap pesawat mendapatkan tekanan daripada di atas pesawat. Penampang sayap pesawat terbang memiliki bagian belakang yang tajam dan sisi bagian atas yang lebih melengking dari sisi bagian bawahnya. Bentuk ini
  • 4. 4 membuat kecepatan aliran udara melalui muka bagian atas lebih besar dari kecepatan aliran udara melalui muka bagian bawah pada saat pesawat tinggal landas. Besarnya gaya angkat pesawat terbang dapat dirumuskan sebagai berikut: ..................................................................................(1) Dimana: P1 = tekanan di bawah sayap P2 = tekanan di atas sayap v1 = kecepatan udara di bawah sayap v2 = kecepatan udara di bawah sayap ρ = massa jenis udara A = luas penampang sayap 3. Streamline Streamline pada pesawat adalah aliran udara pada pesawat agar dapat terbang dengan efisien mungkin. Streamline juga ditentukan oleh bentuk body dari pesawat itu sendiri saat proses perancangan pesawat itu sendiri di pabrik. Stream line diusahakan agar mendapatkan hambatan angin yang se rendah- rendahnya dengan daya angkat yang optimal sehingga didapatkan efisiensi yang besar. Gambar 2.2. Ilustrasi Streanline pada pesawat terbang (Anonim, 2014)
  • 5. 5 3.2. Gaya –gaya yang bekerja pada pesawat terbang 1. Drag Drag didefinisikan sebagai komponen dari gaya aerodinamika yang sejajar dengan arah relative wind dan berlawanan arah dengan gerak maju pesawat terbang. Pada kecepatan subsonic terdapat dua jenis drag, yaitu Parasite drag dan Induced drag. Sedangkan pada kecepatan yang lebih tinggi lagi akan timbul drag yang disebut dengan shock wave drag. 2. Parasite Drag Parasite drag terdiri dari beberapa komponen drag yang berbeda-beda, secara umum parasite drag dapat didefinisikan sebagai gaya hambat yang timbul karena faktor-faktor selain adanya wing. 3. Form Drag Form drag adalah bentuk drag yang timbul karena bentuk fisik benda. Contoh form drag untuk beberapa bentuk benda dapat dilihat dibawah ini. Gambar 2.3. Contoh form drag a. Bentuk Pelat datar (flat plate), terhadap arah aliran udara tegak lurus : - koefisiennya gaya hambat yang timbul adalah 100 % b. Bentuk Bola (Ball Shape) - koefesiennya gaya hambat yang timbul adalalh 50 % c. Bentuk Ellipse
  • 6. 6 - koefisiennya gaya hambat yang timbul adalah 15 % d. Bentuk Streamline - koefisiennya gaya hambat yang timbul adalah 5 % Bentuk streamline ini secara awam dikenal dengan istilah “bentuk aerodinamis” karena aliran udara (airflow) yang melewati permukaan benda tersebut hamper seluruhnya aliran udara yang laminar (lurus dan rata) mengikuti bentuk benda. Akibatnya adalah gaya hambat yang timbul menjadi kecil. Untuk memperkecil From drag pada pesawat terbang, maka fuselage,engine nacelle dan pod serta komponen yang berada di luar konstruksi pesawat terbang dibuat lebih streamlined. 4. Skin Friction Drag Skin Friction Drag adalah gaya hambat yang timbul karena adanya pergesekan udara dengan permukaan benda. Jenis drag ini akan dipengaruhi oleh luas daerah yang di lewati oleh aliran udara. Kehalusan permukaan juga berpengaruh terhadap skin friction drag. Untuk memperkecil skin friction drag pada pesawat terbang, maka rivet yang dipergunakan pada area yang dialiri airflow dibuat flush(rata), skin pesawat dipolish, terutama yang terbuat dari fabric serta menghilangkan alumunium oxide pada alumunium skin. 5. Interference Drag Interference drag adalah gaya hambat yang disebabkan oleh adanya interferensi dari boundary-boundary layer yang berbeda dari komponen- komponen pesawat yang berbeda. Jika drag dari dua buah komponen pesawat sudah diukur tersendiri, kemudian komponen-komponen tersebut digabungkan (contoh: wing ke fuselage), maka drag yang terjadi dari gabungan dua komponen tersebut lebih besar dari jumlah drag masing-masing komponen. Hal inilah yang disebabkan oleh Interferensi dari boundary layer dua komponen tesebut. Untuk memeperkecil interference drag, maka setiap sambungan dua atau lebih komponen struktur pesawat mempergunakan fairing. 6. Leakage Drag Leakage drag adalah drag yang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara di dalam dan di luar pesawat terbang. Udara yang mengalir dari
  • 7. 7 dalam fuselageyang pressurized (bertekanan) melalui crack atau door seal akan menghasilkan suatu bentuk arus udara yang mempengaruhi airflow di sekeliling pesawat terbang dan mengakibatkan terjadinya drag. Pada airflow yang melalui bagian bawah wing, yang bergerak mengalir ke atas wing melalui wing attachment cracks dapat juga menyebabkan terjadinya leakage drag. 7. Profile Drag Jenis lain dari parasite drag yang terjadi pada helicopter adalah profile drag.Profile drag adalah drag yang disebabkan oleh main rotor yang berputar. Drag ini harus diatasi selama rotor berputar dan dapat timbul baik pada saat helicopter dalam keadaan diam atau tidak menghasilkan lift. 8. Induced Drag Induced drag adalah jenis terakhir dari drag tetapi merupakan jenis drag yang paling penting, terutama untuk diektahui oleh para penerbanga pada pesawat dengan high performance. Induced drag adalah drag yang timbul karena adanya lift (gaya angkat), karena drag ini hanya timbul jika lift dihasilkan. 9. Lift Lift akan bekerja melalui centre of pressure yang tergantung pada letak sayap. Dengan demikian perancang pesawat harus berhati-hati menempatkan sayap pada posisi yang benar pada fuselage. Tetapi hal ini cukup rumit, karena kenyataannya bahwa perubahan angle of attack berarti pergeseran letak lift, dan biasanya kearah yang tidak stabil pada pesawat. Apabila angel of attack bertambah karena pitching moment di sekitar centre of pressure, akan menyebabkan pesawat nose up dan cenderung untuk bertambah besar lagi. 10. Weight Gaya berat adalah gaya yang dihasilkan oleh pesawat itu sendiri. Bereaksi secara vertical kebawah melalui centre of gravity (c.g). Weight bekerja melalui c.g yang tergantung pada berat dan letak dari masing-masing bagian pesawat di sepanjang fuselage, dan beban yang diangkut juga mempengaruhi gaya W ini. Gaya berat ini mendatangkan cukup permasalahan, karena akan terjadi pergeseran c.g, sebagai contoh adalah pada pesawat Concorde, fuelnya bergerak dari satu tangki ke tangki yang lain untuk mempertahankan c.g tersebut.
  • 8. 8 11. Thrust Gaya dorong adalah gaya yang menarik pesawat secara horizontal ke arah maju pesawat (flight path) sepanjang propeller shaft atau line of thrust. Line of Thrust dapat berada di atas dengan cara menata letak shaft propeller atau garis tengah mesin jet yang tergantung pada letak pemasangan engine, baik single maupun multi engine. Para perancang pesawat bisa memilih caranya sendiri, tetapi harus melihat masalah-masalah propeller ground clearance. Apakah juga mengganguvisibility dari penerbang, dan juga menimbulkan problema baru, yaitu kapan kita bisa membuat Thrust yang bisa membelokkan pesawat secara otomatis untuk pesawat secara otomatis untuk pesawat modern (Anonim,2012).
  • 9. 9 BAB III PEMBAHASAN Animasi sreamline pada pesawat terbang dibuat dalam bentuk sebagai berikut: Gambar 3.1. Ilustrasi terbentuknya streamline pada setiap perubahan sudut sayap pesawat terbang. Sebuah pesawat terbang memberikan gaya angkat yang dibutuhkan untuk terbang. Gaya angkat terjadi oleh aliran udara dari bagian depan di sekitar sayap sehingga membentuk streamline di sayap pesawat terbang. Bentuk dari sayap yang melengkung pada bagian atas dan relatif rata pada bagian bawah menyebabkan aliran udara yang melintas pada bagian atas berbeda dengan bagian bawah dari sayap, begitu pula streamline yang tebentuk. Saat udara menerpa bagian atas sayap, menyebabkan aliran melintas menjauhi sayap.Karena bentuk lengkungan pada sayap pada bagian atas
  • 10. 10 menyebabkan daerah tekanan rendah tercipta. Perbedaan tekanan bagian atas dan bagian bawah akan menciptakan gaya angkat pada sayap. Pada ilustrasi di atas udara mengalir melewati bagian atas sayap dan bagian bawah sayap dengan adanya perubahan sudut pada sayap pesawat. Dengan bentuk yang melengkung di atas, maka aliran udara di atas sayap membutuhkan jarak yang lebih panjang dan membuatnya “mengalir” lebih cepat dibandingkan dengan aliran udara di bawah sayap pesawat. Karena kecepatan udara yang lebih cepat di atas sayap, maka tekanannya akan lebih rendah dibandingkan dengan tekanan udara yang “mengalir” di bawah sayap. Tekanan di bawah sayap yang lebih besar akan “mengangkat” sayap pesawat dan disebut gaya angkat/lift.. Gambar 3.2. Aliran udara yang mengenai sayap pesawat terbang Karena itu, kecepatan pesawat harus dijaga sesuai dengan rancangannya. Jika kecepatannya turun maka lift nya akan berkurang dan pesawat akan jatuh, dalam ilmu penerbangan disebut STALL. Kecepatan minimum ini disebut Stall Speed. Pesawat dengan model berbaling-baling dan bermesin piston memutar baling-baling di depan pesawat dengan mesin piston. Seperti halnya kipas angin, baling-baling ini meniup udara ke belakang dengan kuat sehingga terjadi reaksi dari pesawat itu sendiri untuk bergerak ke depan. Gaya dorong dari baling-baling ini disebut thrust. Gaya ini bekerja ke depan.
  • 11. 11 Gambar 3.3. 4 Gaya yang bekerja dalam pesawat terbang Pada waktu bergerak ke depan, udara yang dilewati oleh pesawat menghasilkan gesekan yang menahan gerakan pesawat tersebut. Gaya gesek ini disebut drag. Dengan adanya drag maka dibutuhkan lebih banyak thrust untuk menggerakkan pesawat. Pada waktu pesawat digerakkan ke depan dengan kecepatan tertentu, sayap menghasilkan gaya angkat yang disebut lift. Lift ini bertambah seiring dengan bertambahnya kecepatan pesawat. Tapi jika kecepatan pesawat terus ditambah, maka drag yang terjadi akan terlalu besar dan sayap pesawat akan berhenti menghasilkan lift. Gaya yang terakhir adalah gaya yang kita kenal dengan berat disebut weight. Dua bagian ini bekerja sama menghasilkan tenaga untuk melaju.
  • 12. 12 BAB IV KESIMPULAN Posisi untuk masing-masing sudut pada sayap pesawat mempengaruhi Streamline aliran fluida, yang mana semakin besar kemiringan sayap pesawat semakin banyak Streamline yang berada dibawah pesawat yang menandakan kecepatan alir fluida semakin melambat dan memberikan tekanan yang besar dibanging atas sayap pesawat.
  • 13. 13 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Aerodinamika Pesawat Terbang. gilangmrbean.blogspot.co.id. Diakses pada 18 Desember 2015. Anonim. 2014. Aerodinamika. Jakarta:Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia.