Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya memahami sejarah, khususnya sejarah Islam. Sejarah dapat memberikan hikmah dan pelajaran, serta menjadi panduan untuk memahami pola peristiwa masa lalu. Sirah Nabawiyah, atau biografi Nabi Muhammad SAW, merupakan pondasi untuk memahami sejarah. Teori peradaban Ibnu Khaldun juga dibahas singkat.
2. Pengertian
Sejarah
Dalam hakikat sejarah terkandung
pengertian observasi dan usaha
mencari kebenaran (tahqiq),
keterangan yang mendalam tentang
sebab dan asal benda wujudi, serta
pengertian dan pengetahuan tentang
substansi, esensi, dan sebab-sebab
terjadinya peristiwa.
3. Manfaat Sejarah
Sejarah membuat kita paham akan hal-ihwal bangsa-
bangsa terdahulu, yang merefleksikan diri dalam
perilaku kebangsaan mereka. Sejarah membuat kita
mengetahui biografi para nabi, serta negara dan
kebijaksanaan para raja. Sehingga menjadi
sempurnalah faedah mengikuti jejak historis bagi
orang yang ingin mempraktikkannya dalam persoalan
agama dan dunia.
5. Teori Peradaban
Ibnu Khaldun
Keserakahan dan
perpecahan
Kesejahteraan akan
menimbulkan
keserakahan.
Persaingan yang pada
akhirnya menimbulkan
keretakan
Content Here
Badawah
Pada fase ini manusia
belum memiliki
perdaban. Mereka
hanya diikat oleh
simpul-simpul
kesukuan.
Content Here
Asabiyah
Ikatan kesukuan yang
beradasarkan pada
hubungan darah akan
menimbulkan
fanatisme, yang
berbuah persatuan
Content Here
Kesejahteraan
Kedaulatan akan
menimbulkan
kesejahteraan.
Sumber daya akan
terpusat pada pemilik
kekuasaan
Content Here
Kedaulatan
Kelompok yang
memiliki fanatisme
paling kuat menguasai
kelompok lainnya. Lalu
membentuk
kedaulatan
Content Here
Kehancuran
Content Here
Perpecahan akan
mengakibatkan
kehancuran sebuah
peradaban. Kemudian
mereka digantikan
peradaban yang baru
7. Sirah Nabawiyah
Sirah
Nabawiyah
Sebagai Bukti Cinta pada Allah
Menjadi Petunjuk Jalan
Dari Sirah Nabawiyah kita dapat memahami
pola-pola umum sejarah, kemudian dapat
dilanjutkan pada peristiwa-peristiwa sebelum
dan sesudahnya.
Sebagai Pondasi Pemahaman Sejarah
Sabda Rasulullah kepada Umar bin
Khaththab: “Engkau harus mencintaiku
melebihi cintamu pada dirimu sendiri.”
Sebagai Bukti Cinta pada Rasulullah
َي ِهْيَدَي ىٰلَع ُمِلاَّظال ُّ
ضَعَي َم ْوَي َو
َم ُتْذَخَّتا ىِنَتْيَلٰي ُل ْوُق
ِل ْوُسَّالر َع
ً
ْليِبَس
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-
orang zalim menggigit dua jarinya,
(menyesali perbuatannya) seraya
berkata, “Wahai! Sekiranya (dulu) aku
mengambil jalan bersama Rasul. (Q.s. Al-
Furqan: 27).
يِنوُعِبَّتاَف َ َّ
اَّلل َُّونب ِحُت ْمُتْنُك ْنِإ ْلُق
ُذ ْمُكَل ْرِفْغَي َو ُ َّ
اَّلل ُمُكْبِبُْحي
ُ َّ
اَّلل َو ۗ ْمُكَبوُن
ٌورُفَغ
ٌمي ِحَر
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.s. Ali
‘Imran: 31)