SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang
membutuhkan orang lain untuk melengkapi kehidupannya. Perkawinan menjadi salah
satu cara untuk melengkapi kehidupan seseorang dengan yang lainnya. Perkawinan
merupakan ikatan lahir batin antara pria dan wanita sebagai suami istri untuk
membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa.1
Perkawinan merupakan hal mendasar dalam mewujudkan keluarga bahagia.
Karena itu, perkawinan amat dipentingkan dalam Islam. Hal ini tampak sejumlah ayat
ahkam yang mengatur hidup kekeluargaan. Hampir sepertiga ayat ahkam muam’alah
mengandung ketentuan-ketentuan tentang perkawinan, perceraian, dan hak waris.2
Islam memandang institusi tersebut sebagai suatu yang mutlak, karena
perkawinan, di samping memberikan ketentraman, juga menjadi institusi yang dapat
diterima secara kultural dan legal dalam memenuhi kebutuhan jasmaniahnya
(kebutuhan seksual) maupun untuk membentuk dan membesarkan anak sebagai
generasi baru. Keinginan untuk mempunyai keturunan merupakan salah satu cita
1Republik Indonesia, “Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1974 pasal 1.
2Lihat Harun Nasution, Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran (Cet. IV; Bandung: Mizan,
1996), h. 433-434
2
keadilan dan kemaslahatan semesta (cita sosial).3
Cita sosial ini dalam uṣūl al-fiqh disebut maqāṣid al-syari’ah, yakni tujuan
penetapan hukum Islam. Dalam al-Muwāfaqat fiy Uṣhul al-Fiqhi, secara umum
dinyatakan oleh al-Syaṭibi bahwa sesungguhnya syari’at itu bertujuan untuk
mewujudkan kemaslahatan manusia baik di dunia maupun di akhirat.4
Allah swt menciptakan laki-laki dan wanita dengan peran yang saling
melengkapi satu sama lain. Yang satu tidak bisa merasakan ketenangan tanpa yang
lain. Dan keduanya akan terus merasa gelisah dan tidak tenang sampai keduanya
bertemu dan bersama-sama masuk ke dalam masyarakat yang tenang dan damai.5
Karena adanya hubungan yang saling melengkapi inilah maka rumah tangga
bisa dibangun, keluarga bisa dibina dan masyarakat yang bahagia bisa diciptakan.
Keluarga adalah kesatuan suci yang memiliki tujuan luhur. Islam senantiasa berupaya
mempertahankan eksistensinya sebagai bangunan yang kuat dan kokoh, yang dapat
mencapai tujuan-tujuannya dan mampu menghadapi segala macam kesulitan dan
tantangan.
Tujuan membangun keluarga ialah melahirkan keturunan yang baik,
mendapatkan ketenangan batin antara suami dan istri, dan menciptakan hubungan
yang bahagia di antara anggota keluarga dalam naungan syari’at Allah swt yang
3La Ode Ismail Ahmad, “‘Azl (Coitius Interruptus) Dalam Pandangan Fukaha”, Skripsi
(Parepare: fak. Syari’ah (IAIN) Parepare, 2010), h. 1.
4al-Syaṭibi, al-Muwāfaqat fiy Uṣul al-Syari’ah, Juz II (Kairo: Musṭafa Muhammad, t.th), h. 6.
5Irwansyah, “Hukum ‘azl dalam membatasi kelahiran menurut fiqhi Islam”, Skripsi
(Makassar: Fak. Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, 2021), h. 6.
3
abadi. Keluarga yang didirikan di atas pondasi Islam yang sejati akan menjadi
keluarga yang bertahan sepanjang hayat dan tidak akan terpecah belah.6
Hadirnya buah hati setelah menikah merupakan hal yang diidam-idamkan
sebagian besar pasangan di dunia. Khususnya budaya negara timur beranggapan
memiliki anak merupakan anugerah yang tak ternilai. Terdapat bentuk pola di
masyarakat Indonesia bahwa konsep keluarga harmonis dan bahagia tercipta ketika
terdapat keberadaan anak dalam keluarga. Hal ini didasari oleh teori fungsi
reproduksi adalah untuk menciptakan keturununan.7
Keturunan yang diharapkan dapat mengambil alih tugas, perjuangan dan ide-
ide yang pernah tertanam di dalam jiwa suami-istri tersebut menjadi fitrah yang sudah
ada dalam diri manusia ini diungkapkan oleh Allah swt dalam firman-Nya Q.S an-
Nahl/16 :72.























Terjemahannya:
Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan
memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka Mengapakah mereka beriman
6Sobri Mersi Al-Faqi, Solusi Problematika Rumah Tangga Modern (Surabaya: Pustaka
Yassir, 2011), h. 45-46.
7Wirawan, Teori-teori Sosial Dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial, Definisi Sosial,dan
Perilaku Sosial) (Jakarta: Kencana, 2012)
4
kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?.8
Berdasarkan ayat tersebut di atas jelas, bahwa Allah swt menciptakan manusia
ini berpasang-pasangan supaya berkembang biak mengisi bumi ini dan
memakmurkannya.
Kehadiran anak di samping alih generasi secara estafet, anak cucu pun
diharapkan dapat menyelamatkan orang tuanya (nenek moyang) sesudah meninggal
dunia dengan panjatan do’a kepada Allah swt. Begitu pentingnya masalah keturunan
(pewaris), Allah swt menyebutkan ucapan lidah hamba-Nya (nabi Zakaria a.s.)
dengan firman-Nya dalam Q.S al-Furqan/25: 74.














Terjemahannya:
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada kami
isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.9
Manusia pada umumnya akan merasa gelisah, dan frustasi apabila
perkawinannya tidak menghasilkan keturunan. Rumah tangga terasa sepi. Hidup tidak
bergairah, karena pada umumnya orang rela bekerja keras adalah untuk kepentingan
keluarga dan anak cucunya.
Belakangan ini telah terjadi transformasi sosial yang sangat berbeda dengan
8Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya (Depok: Adhwaul Bayan, 2015), h.
274.
9Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, h. 366.
5
uraian di atas. Terjadi fenomena sosial yaitu lahirnya pilihan untuk tidak
menghendaki hadirnya anak di tengah-tengah keluarga atau biasa disebut childfree.
Kekecewaan dan kegelisahan terhadap tidak hadirnya anak dalam sebuah keluarga
tidak dirasakan oleh mereka yang memilih childfree.
Victoria Tunggono dalam bukunya Childfree & Happy mendeskripsikan
secara historis pengertian childfree sebagai berikut.
Istilah childfree pertama kali muncul di kamus bahasa Inggris Merriam-
Webster sebelum tahun 1901—meski saat itu kondisi ini digambarkan secara
skeptis sebagai suatu fenomena kontemporer. Namun Dr. Rechel Chrastil
penulis buku How to Be Childless: A History and Philosophy of Life without
Children, menyatakan bahwa sudah banyak penduduk Inggris, Prancis, dan
Belanda yang menunda pernikahan sejak tahun 1500-an. Sekitar 15 sampai 20
persen diantaranya bahkan tidak menikah sama sekali. Kebanyakan di
antaranya bermukim di kawasan urban. Dan selama era Victoria itu ada banyak
pasangan menikah yang memilih untuk tidak mempunyai keturunan. Dr.
Chrastil mencatat bahwa mereka menggunakan metode kontrasepsi yang sudah
ada pada saat itu, seperti spons dan kondom versi kuno yang mampu
mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan, meski tidak seampuh
kontrasepsi zaman sekarang.
Dari membaca kata childfree saja kita tahu bahwa istilah ini mengacu pada
kondisi seseorang yang bebas dari anak, atau kondisi tanpa kehadiran anak.10
Hasil riset di Amerika menunjukkan, dibanding dengan tahun 1970an,
pasangan suami istri yang memilih childfree meningkat sebesar 10% pada tahun
2000an. Keputusan pasangan childfree pada penelitian tersebut didasari oleh berbagai
hal termasuk permasalahan keluarga dan pertimbangan pengasuhan anak di masa
depan. Memilih childfree ataupun tidak merupakan keputusan pribadi setiap
10Victoria Tunggono, Childfree & Happy; keputusan sadar untuk hidup bebas anak (D.I.
Yogyakarta: Buku Mojok Group, 2021), h. 12.
6
pasangan. Berikut beberapa pertimbangan seseorang memilih menjadi
pasangan childfree:
a. Nilai kehidupan yang dianut
Pasangan childfree cenderung memiliki nilai kehidupan bahwa keluarga yang
bahagia dan harmonis tidak harus memiliki anak. Menjadi pasangan yang saling
melengkapi satu sama lain dianggap cukup membentuk keluarga yang ideal.
Melahirkan anak erat kaitannya dengan peran seorang ibu. Beberapa wanita
menganut bahwa melahirkan bukan salah satu keharusan sebagai wanita di dunia
menjadi sebuah pertimbangan memilih childfree. Keputusan tersebut didukung
dengan pasangan pria yang menganggap bahwa melahirkan anak atau tidak adalah
keputusan pasangan wanitanya.
b. Trauma masa lalu
Adanya kejadian traumatis saat seseorang menjadi anak dalam keluarga dapat
menjadi pertimbangan seseorang enggan memiliki anak. Seseorang cenderung
berpikir tidak ingin memiliki anak yang mengalami hal serupa di masa yang akan
datang.
c. Masalah Keuangan
Adanya kejadian traumatis saat seseorang menjadi anak dalam keluarga dapat
menjadi pertimbangan seseorang enggan memiliki anak. Seseorang cenderung
7
berpikir tidak ingin memiliki anak yang mengalami hal serupa di masa yang akan
datang.
d. Pengaruh lingkungan hidup dan budaya
Memutuskan childfree akan sulit bila tidak didukung dengan lingkungan
sekitar. Faktor keluarga dan kelompok sosial yang menanamkan nilai kebebasan
untuk pasangan memilih childfree atau tidak menjadi peran yang penting.11
Meskipun memilih childfree atau tidak merupakan hak pribadi pasangan,
hendaknya tetap mempertimbangkan keputusan tersebut dengan matang. Kesulitan
yang dihadapi terutama bagi masyarakat Indonesia adalah sulit menerima kondisi
keluarga yang tidak memiliki keturunan. Munculnya pandangan negatif terhadap
pasangan suami istri yang tidak memiliki anak dibuktikan dengan adanya stigma
negatif di masyarakat.
Berdasarkan kompleksitas dalam permasalahan tersebut penting bagi kami
untuk melakukan penelitian dengan judul, analisis sosiologi terhadap budaya
childfree dalam hukum Islam.
B. Rumusan Masalah
11Handayani dan N. Najib, “Keinginan Memiliki Anak Berdasarkan Teori Pilihan Rasional”,
Jurnal (EMPATI: Bimbingan dan Konseling, 2019), h. 6.
8
Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi pokok permasalahan dalam skripsi
ini yaitu:
1. Bagaimana kedudukan anak dalam hukum Islam?
2. Bagaimana budaya childfree persfektif soiologi?
3. Bagaimana ketentuan hukum Islam terkait dengan budaya childfree?
C. Pengertian Judul
1. Pengertian Judul
Untuk memudahkan dan lebih memahami makna yang terkandung dalam
skripsi ini, maka penulis perlu mengangkat suatu batasan sederhana tentang
pengertian judul dan beberapa kata yang dianggap penting, yaitu “analisis sosiologi
terhadap budaya childfree dalam hukum Islam”, sebagai berikut:
a. Analisis
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya. Menguraikan suatu pokok atas bagian-bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.12
b. Sosiologi
Menurut Roucek dan Warrent, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dengan kelompok-kelompok. Sedangkan menurut Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu
12Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, h. 59.
9
yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-
perubahan sosial.
Struktur sosial, yaitu keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang
pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok
sosial serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial, yaitu pengaruh timbal balik berbagai
segi kehidupan bersama.13
c. Budaya
Budaya yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai culture berasal dari bahasa
latin yaitu colere yang berarti mengolah atau mengerjakan. Dalam bahasa Belanda,
cultuur disamakan dengan culture. Cultuur atau Culture dapat juga diartikan sebagai
mengolah tanah atau usaha bertani. Menurut Koentjaranigrat, kebudayaan adalah
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta
dari hasil budi pekertinya, Menurut Selo Soemarjan dan Soelaiman Soemardi,
kebudayaan adalah saranan hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat, Menurut
Herkovits, kebudayaan adalah sebagai suatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi lain, yan gkemudian disebut sebagai superorganik.
Dari berbagai definisi diatas dapat diperoleh pengertian dari kebudayaan yaitu
hasil pikir dan olah daya manusia atas alam. Sistem kebudayaan juga miliputi sistem
13Ruswanto, Sosiologi (Jakarta:PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), H.
2-3.
10
ide atau gagasan yang berasal dari manusia. Sehingga, kebudayaan juga dapat bersifat
abstrak atau tak terlihat.14
d. Childfree
childfree didefinisikan sebagai seseorang yang tidak ingin memiliki anak.
Definisi childfree berbeda dengan seseorang yang ingin memiliki anak namun tidak
bisa karena faktor biologi, seperti kesuburan. Mengadopsi anak bukan dikategorikan
childfree, karena seseorang tetap akan berperan sebagai orang tua.15
Sedangkan menurut Victoria Tunggono, childfree adalah pilihan hidup yang
dibuat secara sadar oleh orang yang menjalani kehidupan tanpa ingin melahirkan atau
memiliki anak.16
e. Hukum Islam
Hukum Islam merupakan sistem kaidah-kaidah yang disandarkan pada wahyu
Allah Swt. dan sunnah-sunnah Rasul mengenai tingkah laku mukalaf yang diakui dan
diyakini, yang mengikat bagi semua pemeluknya.17
D. Kajian Terdahulu
Kajian Pustaka pada penelitian ini pada dasarnya adalah untuk men dapatkan
hubungan gambaran topik yang akan diteliti dengan penelitian sejenis yang pernah
14Mumtazinur M.A, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Aceh: Lembaga Kajian Konstitusi
Indonesia, 2019), h. 21.
15Jennifer Watling Neal dan Zachary P. Neal, Prevalence and characteristics of childfree
adults in Michigan (AS) (Bangladesh: University of Science and Technology, 2021)
16Victoria Tunggono, Childfree & Happy; keputusan sadar untuk hidup bebas anak, h. 13.
17Eva Iryani, Hukum Islam, Demokrasi dan Hak asasi Manusia, dalam Jurnal ilmiah
Universitas Batanghari, Jambi Vol.17 No.2 tahun 2017, h.21.
11
dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya sehingga diharapkan tidak ada pengulangan
materi penelitian secara mutlak. Adapun penelitian yang dijadikan penelitian
terdahulu adalah sebagi berikut:
1. Penelitian oleh Agus Imam Kharomen yang berjudul “Kedudukan Anak Dan
Relasinya Dengan Orang Tua Perspektif Al-Qur’an (Perspektif Tafsir
Tematik)”. Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam al-Qur’an, kedudukan
anak beragam, yakni sebagai cobaan, kebanggaan, kecondongan rasa cinta,
bahkan sebagai musuh bagi orang tuanya. Penelitian ini juga menjelaskan
relasi orang tua dan anak di dunia dalam bentuk hak dan kewajiban. Adapun
ketika di akhirat relasi keduanya dapat terjalin jika didasari dengan keimanan
dan kesalihan.18
Penelitian tersebut terdapat perbedaan dengan skripsi yang peneliti (kami)
tuangkan, perbedaannya terletak pada peneliti mendudukkan hakikat anak
dalam tinjaun maqaṣid al-Syari’ah sebagai bentuk hifẓun nafs.
2. Penelitian yang dilakukan oleh La Ode Ismail Ahmad yang berjudul “‘Azl
(Coitus Interruptus) Dalam Pandangan Fukaha”. Penelitian ini lebih
menekankan pada boleh tidaknya melakukan ‘azl (coitus interruptus) dengan
mengelaborasi pandangan fukaha, dan penyusunnya mengatakan bahwasanya
Islam telah memberikan perhatian yang sangat besar pada penjarangan anak
18Agus Imam Kharomen, Kedudukan Anak Dan Relasinya Dengan Orang Tua Perspektif Al-
Qur’an (Perspektif Tafsir Tematik). Skripsi Jurusan Al-Ahwal Asykhsiyyah Fakultas Syari’ah dan
Hukum UIN Walisongo Semarang (2019).
12
dan perencanaan keluarga begitu dini melalui konsep ‘azl. Islam
mempertimbangkan masalah peren-canaan keluarga secara obyektif dan
penuh kasih sayang dan telah mensponsori perencanaan keluarga dalam segala
hal baik itu yang bersifat individual maupun yang bersifat sosial, tak
terkecuali perencanaan keluarga. Dengan pene-litian yang cukup intens
terhadap kandungan dan kualitas hadis tentang ‘azl dan elaborasi pandangan
para ulama menurut hadis-hadis tersebut, maka praktek ‘azl adalah sesuatu
yang sah dalam pandangan agama Islam. Demikian pula dengan alat-alat
kontrasepsi yang lain selama tidak melanggar etika agama dan moral
kemanusiaan.19
Penelitian tersebut terdapat perbedaan dengan skripsi yang peneliti (kami)
tuangkan, perbedaannya terletak pada peneliti (kami) mendudukkan ‘Azl
sebagai instrument untuk mencapai childfree bukan hanya sebatas sebagai
tujuan penelitian.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Astriana Dwi Lestari, “Penggunaan Alat
Kontrasepsi Spiral Perspektif Maqaṣidus Syari’ah”. Penyusunnya
berkesimpulan bahwa penggunaan alat kontrasepsi spiral dalam maqashidus
syariah pada dasarnya boleh dilakukan jika dalam keadaan dharuriyat
maupun hajiat namun sebaiknya ditinggalkan jika dalam kondisi tahsiniat.
Alat kontrasepsi spiral yang dibenarkan dalam Islam adalah yang cara
19La Ode Ismail Ahmad, ‘Azl (Coitus Interruptus) Dalam Pandangan Fukaha, Jurnal Hukum
Diktum, Volume 8, Nomor 1, januari 2010, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare.
13
kerjanya mencegah kehamilan (man’u al-haml), bersifat sementara (tidak
permanen) dan dapat dipasang sendiri oleh yang bersangkutan atau orang lain
yang pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya tetapi dalam keadaan
darurat ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang digunakan harus
berasal dari bahan yang halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang
membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan. Tujuan dari penggunaan alat
kontrasepsi adalah tercapainya maslahah ‘ammah yang menjadi bagian
integral dari paradigma fikih sosial.20
Penelitian tersebut terdapat perbedaan dengan skripsi yang peneliti (kami)
tuangkan, perbedaannya terletak pada peneliti (kami) mendudukkan
penggunaan alat kontrasepsi sebagai langkah atau jalan menuju tercapainya
childfree, bukan hanya sebatas pada status hukumnya dan keterkaitannya
dengan maqaṣidus syari’ah.
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan anak dalam hukum Islam?
b. Bagaimana Untuk mengetahui bagaimana budaya childfree persfektif soiologi?
20Astriana Dwi Lestari, Penggunaan Alat Kontrasepsi Spiral PerspektifMaqashidus Syari’ah.
Skripsi Jurusan Ahwalus Syakhshiyyah (AS) Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Metro, 1439 H / 2018 H.
14
c. Untuk mengetahui bagaimana ketentuan hukum Islam terkait dengan budaya
childfree?
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran untuk
memperkaya khasanah keilmuan tentang analisis sosiologi terhadap budaya childfree
dalam hukum Islam.
b. Kegunaan Praktis
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat banyak memberikan sumbangan
keilmuan dan khasanah kepustakaan Islam, dan memberikan informasi tentang
analisis sosiologi terhadap budaya childfree dalam hukum Islam.
G. Garis-garis Besar Isi Skripsi
Untuk memudahkan dalam membahas skripsi ini, maka penyusun membagi
dalam sistematika pembahasan berikut ini:
Bab Pertama, memuat pendahuluan, bab ini mencakup latar belakang
masalah, rumusan masalah, pengertian judul, ruang lingkup penelitian, kajian
pustaka, tujuan dan kegunaan penelitian, dan garis-garis besar isi skripsi yang
digunakan untuk mensistematiskan suatu masalah.
Bab Kedua, membahas tentang tinjauan teoretis, hakikat anak, maqaṣid anak
beserta relasinya dengan orang tua serta tinjauan umum mengenai childfree.
15
Bab Ketiga, tinjauan hukum Islam terkait upaya menolak wujudnya anak,
yang meliputi tinjauan umum upaya menolak wujudnya anak dan analisis hukum
Islam terhadap upaya menolak wujudnya anak.
Bab Empat, membahas tentang hasil penelitian, kedudukan anak dalam
hokum Islam, budaya childfree persfektif soiologi dan ketentuan hukum Islam terkait
dengan budaya childfree.
Bab Kelima, membahas tentang kesimpulan dan implikasi penelitian.

More Related Content

Similar to BAB I ku.docx

Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
PENGASUHAN ANAK PASCAPERCERAIAN Studi Pustaka dengan Perspektif Pendidikan In...
PENGASUHAN ANAK PASCAPERCERAIAN Studi Pustaka dengan Perspektif Pendidikan In...PENGASUHAN ANAK PASCAPERCERAIAN Studi Pustaka dengan Perspektif Pendidikan In...
PENGASUHAN ANAK PASCAPERCERAIAN Studi Pustaka dengan Perspektif Pendidikan In...
Dinamika Penelitian
 
Isu Perkahwinan 09
Isu Perkahwinan 09Isu Perkahwinan 09
Isu Perkahwinan 09arizal
 
PPT SPAI Childfree Kelompok 9 1.pptx
PPT SPAI Childfree Kelompok 9 1.pptxPPT SPAI Childfree Kelompok 9 1.pptx
PPT SPAI Childfree Kelompok 9 1.pptx
cesarvitho
 
Pert. 3 keluarga
Pert. 3 keluargaPert. 3 keluarga
Pert. 3 keluarga
NurulHekmah2
 
Makalah pkn MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HUKUM PENGANGKATAN ANAK MENUR...
Makalah pkn  MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HUKUM PENGANGKATAN ANAK MENUR...Makalah pkn  MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HUKUM PENGANGKATAN ANAK MENUR...
Makalah pkn MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HUKUM PENGANGKATAN ANAK MENUR...
risyanti ALENTA
 
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan AgamaPedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
pjj_kemenkes
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
Septian Muna Barakati
 
FIQH-REMAJA-SOSIALISASI-KEL-SAKINAH-aswaja-ppt.ppt
FIQH-REMAJA-SOSIALISASI-KEL-SAKINAH-aswaja-ppt.pptFIQH-REMAJA-SOSIALISASI-KEL-SAKINAH-aswaja-ppt.ppt
FIQH-REMAJA-SOSIALISASI-KEL-SAKINAH-aswaja-ppt.ppt
ssuser66496a
 

Similar to BAB I ku.docx (20)

Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
PENGASUHAN ANAK PASCAPERCERAIAN Studi Pustaka dengan Perspektif Pendidikan In...
PENGASUHAN ANAK PASCAPERCERAIAN Studi Pustaka dengan Perspektif Pendidikan In...PENGASUHAN ANAK PASCAPERCERAIAN Studi Pustaka dengan Perspektif Pendidikan In...
PENGASUHAN ANAK PASCAPERCERAIAN Studi Pustaka dengan Perspektif Pendidikan In...
 
Isu Perkahwinan 09
Isu Perkahwinan 09Isu Perkahwinan 09
Isu Perkahwinan 09
 
PPT SPAI Childfree Kelompok 9 1.pptx
PPT SPAI Childfree Kelompok 9 1.pptxPPT SPAI Childfree Kelompok 9 1.pptx
PPT SPAI Childfree Kelompok 9 1.pptx
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Pert. 3 keluarga
Pert. 3 keluargaPert. 3 keluarga
Pert. 3 keluarga
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Makalah pkn MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HUKUM PENGANGKATAN ANAK MENUR...
Makalah pkn  MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HUKUM PENGANGKATAN ANAK MENUR...Makalah pkn  MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HUKUM PENGANGKATAN ANAK MENUR...
Makalah pkn MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HUKUM PENGANGKATAN ANAK MENUR...
 
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan AgamaPedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
FIQH-REMAJA-SOSIALISASI-KEL-SAKINAH-aswaja-ppt.ppt
FIQH-REMAJA-SOSIALISASI-KEL-SAKINAH-aswaja-ppt.pptFIQH-REMAJA-SOSIALISASI-KEL-SAKINAH-aswaja-ppt.ppt
FIQH-REMAJA-SOSIALISASI-KEL-SAKINAH-aswaja-ppt.ppt
 

Recently uploaded

0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 

Recently uploaded (20)

0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 

BAB I ku.docx

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang membutuhkan orang lain untuk melengkapi kehidupannya. Perkawinan menjadi salah satu cara untuk melengkapi kehidupan seseorang dengan yang lainnya. Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara pria dan wanita sebagai suami istri untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.1 Perkawinan merupakan hal mendasar dalam mewujudkan keluarga bahagia. Karena itu, perkawinan amat dipentingkan dalam Islam. Hal ini tampak sejumlah ayat ahkam yang mengatur hidup kekeluargaan. Hampir sepertiga ayat ahkam muam’alah mengandung ketentuan-ketentuan tentang perkawinan, perceraian, dan hak waris.2 Islam memandang institusi tersebut sebagai suatu yang mutlak, karena perkawinan, di samping memberikan ketentraman, juga menjadi institusi yang dapat diterima secara kultural dan legal dalam memenuhi kebutuhan jasmaniahnya (kebutuhan seksual) maupun untuk membentuk dan membesarkan anak sebagai generasi baru. Keinginan untuk mempunyai keturunan merupakan salah satu cita 1Republik Indonesia, “Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1974 pasal 1. 2Lihat Harun Nasution, Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran (Cet. IV; Bandung: Mizan, 1996), h. 433-434
  • 2. 2 keadilan dan kemaslahatan semesta (cita sosial).3 Cita sosial ini dalam uṣūl al-fiqh disebut maqāṣid al-syari’ah, yakni tujuan penetapan hukum Islam. Dalam al-Muwāfaqat fiy Uṣhul al-Fiqhi, secara umum dinyatakan oleh al-Syaṭibi bahwa sesungguhnya syari’at itu bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan manusia baik di dunia maupun di akhirat.4 Allah swt menciptakan laki-laki dan wanita dengan peran yang saling melengkapi satu sama lain. Yang satu tidak bisa merasakan ketenangan tanpa yang lain. Dan keduanya akan terus merasa gelisah dan tidak tenang sampai keduanya bertemu dan bersama-sama masuk ke dalam masyarakat yang tenang dan damai.5 Karena adanya hubungan yang saling melengkapi inilah maka rumah tangga bisa dibangun, keluarga bisa dibina dan masyarakat yang bahagia bisa diciptakan. Keluarga adalah kesatuan suci yang memiliki tujuan luhur. Islam senantiasa berupaya mempertahankan eksistensinya sebagai bangunan yang kuat dan kokoh, yang dapat mencapai tujuan-tujuannya dan mampu menghadapi segala macam kesulitan dan tantangan. Tujuan membangun keluarga ialah melahirkan keturunan yang baik, mendapatkan ketenangan batin antara suami dan istri, dan menciptakan hubungan yang bahagia di antara anggota keluarga dalam naungan syari’at Allah swt yang 3La Ode Ismail Ahmad, “‘Azl (Coitius Interruptus) Dalam Pandangan Fukaha”, Skripsi (Parepare: fak. Syari’ah (IAIN) Parepare, 2010), h. 1. 4al-Syaṭibi, al-Muwāfaqat fiy Uṣul al-Syari’ah, Juz II (Kairo: Musṭafa Muhammad, t.th), h. 6. 5Irwansyah, “Hukum ‘azl dalam membatasi kelahiran menurut fiqhi Islam”, Skripsi (Makassar: Fak. Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, 2021), h. 6.
  • 3. 3 abadi. Keluarga yang didirikan di atas pondasi Islam yang sejati akan menjadi keluarga yang bertahan sepanjang hayat dan tidak akan terpecah belah.6 Hadirnya buah hati setelah menikah merupakan hal yang diidam-idamkan sebagian besar pasangan di dunia. Khususnya budaya negara timur beranggapan memiliki anak merupakan anugerah yang tak ternilai. Terdapat bentuk pola di masyarakat Indonesia bahwa konsep keluarga harmonis dan bahagia tercipta ketika terdapat keberadaan anak dalam keluarga. Hal ini didasari oleh teori fungsi reproduksi adalah untuk menciptakan keturununan.7 Keturunan yang diharapkan dapat mengambil alih tugas, perjuangan dan ide- ide yang pernah tertanam di dalam jiwa suami-istri tersebut menjadi fitrah yang sudah ada dalam diri manusia ini diungkapkan oleh Allah swt dalam firman-Nya Q.S an- Nahl/16 :72.                        Terjemahannya: Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka Mengapakah mereka beriman 6Sobri Mersi Al-Faqi, Solusi Problematika Rumah Tangga Modern (Surabaya: Pustaka Yassir, 2011), h. 45-46. 7Wirawan, Teori-teori Sosial Dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial, Definisi Sosial,dan Perilaku Sosial) (Jakarta: Kencana, 2012)
  • 4. 4 kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?.8 Berdasarkan ayat tersebut di atas jelas, bahwa Allah swt menciptakan manusia ini berpasang-pasangan supaya berkembang biak mengisi bumi ini dan memakmurkannya. Kehadiran anak di samping alih generasi secara estafet, anak cucu pun diharapkan dapat menyelamatkan orang tuanya (nenek moyang) sesudah meninggal dunia dengan panjatan do’a kepada Allah swt. Begitu pentingnya masalah keturunan (pewaris), Allah swt menyebutkan ucapan lidah hamba-Nya (nabi Zakaria a.s.) dengan firman-Nya dalam Q.S al-Furqan/25: 74.               Terjemahannya: Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.9 Manusia pada umumnya akan merasa gelisah, dan frustasi apabila perkawinannya tidak menghasilkan keturunan. Rumah tangga terasa sepi. Hidup tidak bergairah, karena pada umumnya orang rela bekerja keras adalah untuk kepentingan keluarga dan anak cucunya. Belakangan ini telah terjadi transformasi sosial yang sangat berbeda dengan 8Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya (Depok: Adhwaul Bayan, 2015), h. 274. 9Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, h. 366.
  • 5. 5 uraian di atas. Terjadi fenomena sosial yaitu lahirnya pilihan untuk tidak menghendaki hadirnya anak di tengah-tengah keluarga atau biasa disebut childfree. Kekecewaan dan kegelisahan terhadap tidak hadirnya anak dalam sebuah keluarga tidak dirasakan oleh mereka yang memilih childfree. Victoria Tunggono dalam bukunya Childfree & Happy mendeskripsikan secara historis pengertian childfree sebagai berikut. Istilah childfree pertama kali muncul di kamus bahasa Inggris Merriam- Webster sebelum tahun 1901—meski saat itu kondisi ini digambarkan secara skeptis sebagai suatu fenomena kontemporer. Namun Dr. Rechel Chrastil penulis buku How to Be Childless: A History and Philosophy of Life without Children, menyatakan bahwa sudah banyak penduduk Inggris, Prancis, dan Belanda yang menunda pernikahan sejak tahun 1500-an. Sekitar 15 sampai 20 persen diantaranya bahkan tidak menikah sama sekali. Kebanyakan di antaranya bermukim di kawasan urban. Dan selama era Victoria itu ada banyak pasangan menikah yang memilih untuk tidak mempunyai keturunan. Dr. Chrastil mencatat bahwa mereka menggunakan metode kontrasepsi yang sudah ada pada saat itu, seperti spons dan kondom versi kuno yang mampu mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan, meski tidak seampuh kontrasepsi zaman sekarang. Dari membaca kata childfree saja kita tahu bahwa istilah ini mengacu pada kondisi seseorang yang bebas dari anak, atau kondisi tanpa kehadiran anak.10 Hasil riset di Amerika menunjukkan, dibanding dengan tahun 1970an, pasangan suami istri yang memilih childfree meningkat sebesar 10% pada tahun 2000an. Keputusan pasangan childfree pada penelitian tersebut didasari oleh berbagai hal termasuk permasalahan keluarga dan pertimbangan pengasuhan anak di masa depan. Memilih childfree ataupun tidak merupakan keputusan pribadi setiap 10Victoria Tunggono, Childfree & Happy; keputusan sadar untuk hidup bebas anak (D.I. Yogyakarta: Buku Mojok Group, 2021), h. 12.
  • 6. 6 pasangan. Berikut beberapa pertimbangan seseorang memilih menjadi pasangan childfree: a. Nilai kehidupan yang dianut Pasangan childfree cenderung memiliki nilai kehidupan bahwa keluarga yang bahagia dan harmonis tidak harus memiliki anak. Menjadi pasangan yang saling melengkapi satu sama lain dianggap cukup membentuk keluarga yang ideal. Melahirkan anak erat kaitannya dengan peran seorang ibu. Beberapa wanita menganut bahwa melahirkan bukan salah satu keharusan sebagai wanita di dunia menjadi sebuah pertimbangan memilih childfree. Keputusan tersebut didukung dengan pasangan pria yang menganggap bahwa melahirkan anak atau tidak adalah keputusan pasangan wanitanya. b. Trauma masa lalu Adanya kejadian traumatis saat seseorang menjadi anak dalam keluarga dapat menjadi pertimbangan seseorang enggan memiliki anak. Seseorang cenderung berpikir tidak ingin memiliki anak yang mengalami hal serupa di masa yang akan datang. c. Masalah Keuangan Adanya kejadian traumatis saat seseorang menjadi anak dalam keluarga dapat menjadi pertimbangan seseorang enggan memiliki anak. Seseorang cenderung
  • 7. 7 berpikir tidak ingin memiliki anak yang mengalami hal serupa di masa yang akan datang. d. Pengaruh lingkungan hidup dan budaya Memutuskan childfree akan sulit bila tidak didukung dengan lingkungan sekitar. Faktor keluarga dan kelompok sosial yang menanamkan nilai kebebasan untuk pasangan memilih childfree atau tidak menjadi peran yang penting.11 Meskipun memilih childfree atau tidak merupakan hak pribadi pasangan, hendaknya tetap mempertimbangkan keputusan tersebut dengan matang. Kesulitan yang dihadapi terutama bagi masyarakat Indonesia adalah sulit menerima kondisi keluarga yang tidak memiliki keturunan. Munculnya pandangan negatif terhadap pasangan suami istri yang tidak memiliki anak dibuktikan dengan adanya stigma negatif di masyarakat. Berdasarkan kompleksitas dalam permasalahan tersebut penting bagi kami untuk melakukan penelitian dengan judul, analisis sosiologi terhadap budaya childfree dalam hukum Islam. B. Rumusan Masalah 11Handayani dan N. Najib, “Keinginan Memiliki Anak Berdasarkan Teori Pilihan Rasional”, Jurnal (EMPATI: Bimbingan dan Konseling, 2019), h. 6.
  • 8. 8 Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi pokok permasalahan dalam skripsi ini yaitu: 1. Bagaimana kedudukan anak dalam hukum Islam? 2. Bagaimana budaya childfree persfektif soiologi? 3. Bagaimana ketentuan hukum Islam terkait dengan budaya childfree? C. Pengertian Judul 1. Pengertian Judul Untuk memudahkan dan lebih memahami makna yang terkandung dalam skripsi ini, maka penulis perlu mengangkat suatu batasan sederhana tentang pengertian judul dan beberapa kata yang dianggap penting, yaitu “analisis sosiologi terhadap budaya childfree dalam hukum Islam”, sebagai berikut: a. Analisis Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Menguraikan suatu pokok atas bagian-bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.12 b. Sosiologi Menurut Roucek dan Warrent, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok-kelompok. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu 12Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, h. 59.
  • 9. 9 yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan- perubahan sosial. Struktur sosial, yaitu keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial, yaitu pengaruh timbal balik berbagai segi kehidupan bersama.13 c. Budaya Budaya yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai culture berasal dari bahasa latin yaitu colere yang berarti mengolah atau mengerjakan. Dalam bahasa Belanda, cultuur disamakan dengan culture. Cultuur atau Culture dapat juga diartikan sebagai mengolah tanah atau usaha bertani. Menurut Koentjaranigrat, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta dari hasil budi pekertinya, Menurut Selo Soemarjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah saranan hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat, Menurut Herkovits, kebudayaan adalah sebagai suatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi lain, yan gkemudian disebut sebagai superorganik. Dari berbagai definisi diatas dapat diperoleh pengertian dari kebudayaan yaitu hasil pikir dan olah daya manusia atas alam. Sistem kebudayaan juga miliputi sistem 13Ruswanto, Sosiologi (Jakarta:PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), H. 2-3.
  • 10. 10 ide atau gagasan yang berasal dari manusia. Sehingga, kebudayaan juga dapat bersifat abstrak atau tak terlihat.14 d. Childfree childfree didefinisikan sebagai seseorang yang tidak ingin memiliki anak. Definisi childfree berbeda dengan seseorang yang ingin memiliki anak namun tidak bisa karena faktor biologi, seperti kesuburan. Mengadopsi anak bukan dikategorikan childfree, karena seseorang tetap akan berperan sebagai orang tua.15 Sedangkan menurut Victoria Tunggono, childfree adalah pilihan hidup yang dibuat secara sadar oleh orang yang menjalani kehidupan tanpa ingin melahirkan atau memiliki anak.16 e. Hukum Islam Hukum Islam merupakan sistem kaidah-kaidah yang disandarkan pada wahyu Allah Swt. dan sunnah-sunnah Rasul mengenai tingkah laku mukalaf yang diakui dan diyakini, yang mengikat bagi semua pemeluknya.17 D. Kajian Terdahulu Kajian Pustaka pada penelitian ini pada dasarnya adalah untuk men dapatkan hubungan gambaran topik yang akan diteliti dengan penelitian sejenis yang pernah 14Mumtazinur M.A, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Aceh: Lembaga Kajian Konstitusi Indonesia, 2019), h. 21. 15Jennifer Watling Neal dan Zachary P. Neal, Prevalence and characteristics of childfree adults in Michigan (AS) (Bangladesh: University of Science and Technology, 2021) 16Victoria Tunggono, Childfree & Happy; keputusan sadar untuk hidup bebas anak, h. 13. 17Eva Iryani, Hukum Islam, Demokrasi dan Hak asasi Manusia, dalam Jurnal ilmiah Universitas Batanghari, Jambi Vol.17 No.2 tahun 2017, h.21.
  • 11. 11 dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya sehingga diharapkan tidak ada pengulangan materi penelitian secara mutlak. Adapun penelitian yang dijadikan penelitian terdahulu adalah sebagi berikut: 1. Penelitian oleh Agus Imam Kharomen yang berjudul “Kedudukan Anak Dan Relasinya Dengan Orang Tua Perspektif Al-Qur’an (Perspektif Tafsir Tematik)”. Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam al-Qur’an, kedudukan anak beragam, yakni sebagai cobaan, kebanggaan, kecondongan rasa cinta, bahkan sebagai musuh bagi orang tuanya. Penelitian ini juga menjelaskan relasi orang tua dan anak di dunia dalam bentuk hak dan kewajiban. Adapun ketika di akhirat relasi keduanya dapat terjalin jika didasari dengan keimanan dan kesalihan.18 Penelitian tersebut terdapat perbedaan dengan skripsi yang peneliti (kami) tuangkan, perbedaannya terletak pada peneliti mendudukkan hakikat anak dalam tinjaun maqaṣid al-Syari’ah sebagai bentuk hifẓun nafs. 2. Penelitian yang dilakukan oleh La Ode Ismail Ahmad yang berjudul “‘Azl (Coitus Interruptus) Dalam Pandangan Fukaha”. Penelitian ini lebih menekankan pada boleh tidaknya melakukan ‘azl (coitus interruptus) dengan mengelaborasi pandangan fukaha, dan penyusunnya mengatakan bahwasanya Islam telah memberikan perhatian yang sangat besar pada penjarangan anak 18Agus Imam Kharomen, Kedudukan Anak Dan Relasinya Dengan Orang Tua Perspektif Al- Qur’an (Perspektif Tafsir Tematik). Skripsi Jurusan Al-Ahwal Asykhsiyyah Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Walisongo Semarang (2019).
  • 12. 12 dan perencanaan keluarga begitu dini melalui konsep ‘azl. Islam mempertimbangkan masalah peren-canaan keluarga secara obyektif dan penuh kasih sayang dan telah mensponsori perencanaan keluarga dalam segala hal baik itu yang bersifat individual maupun yang bersifat sosial, tak terkecuali perencanaan keluarga. Dengan pene-litian yang cukup intens terhadap kandungan dan kualitas hadis tentang ‘azl dan elaborasi pandangan para ulama menurut hadis-hadis tersebut, maka praktek ‘azl adalah sesuatu yang sah dalam pandangan agama Islam. Demikian pula dengan alat-alat kontrasepsi yang lain selama tidak melanggar etika agama dan moral kemanusiaan.19 Penelitian tersebut terdapat perbedaan dengan skripsi yang peneliti (kami) tuangkan, perbedaannya terletak pada peneliti (kami) mendudukkan ‘Azl sebagai instrument untuk mencapai childfree bukan hanya sebatas sebagai tujuan penelitian. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Astriana Dwi Lestari, “Penggunaan Alat Kontrasepsi Spiral Perspektif Maqaṣidus Syari’ah”. Penyusunnya berkesimpulan bahwa penggunaan alat kontrasepsi spiral dalam maqashidus syariah pada dasarnya boleh dilakukan jika dalam keadaan dharuriyat maupun hajiat namun sebaiknya ditinggalkan jika dalam kondisi tahsiniat. Alat kontrasepsi spiral yang dibenarkan dalam Islam adalah yang cara 19La Ode Ismail Ahmad, ‘Azl (Coitus Interruptus) Dalam Pandangan Fukaha, Jurnal Hukum Diktum, Volume 8, Nomor 1, januari 2010, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare.
  • 13. 13 kerjanya mencegah kehamilan (man’u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat dipasang sendiri oleh yang bersangkutan atau orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya tetapi dalam keadaan darurat ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang digunakan harus berasal dari bahan yang halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan. Tujuan dari penggunaan alat kontrasepsi adalah tercapainya maslahah ‘ammah yang menjadi bagian integral dari paradigma fikih sosial.20 Penelitian tersebut terdapat perbedaan dengan skripsi yang peneliti (kami) tuangkan, perbedaannya terletak pada peneliti (kami) mendudukkan penggunaan alat kontrasepsi sebagai langkah atau jalan menuju tercapainya childfree, bukan hanya sebatas pada status hukumnya dan keterkaitannya dengan maqaṣidus syari’ah. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitan ini dapat diuraikan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan anak dalam hukum Islam? b. Bagaimana Untuk mengetahui bagaimana budaya childfree persfektif soiologi? 20Astriana Dwi Lestari, Penggunaan Alat Kontrasepsi Spiral PerspektifMaqashidus Syari’ah. Skripsi Jurusan Ahwalus Syakhshiyyah (AS) Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, 1439 H / 2018 H.
  • 14. 14 c. Untuk mengetahui bagaimana ketentuan hukum Islam terkait dengan budaya childfree? 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran untuk memperkaya khasanah keilmuan tentang analisis sosiologi terhadap budaya childfree dalam hukum Islam. b. Kegunaan Praktis Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat banyak memberikan sumbangan keilmuan dan khasanah kepustakaan Islam, dan memberikan informasi tentang analisis sosiologi terhadap budaya childfree dalam hukum Islam. G. Garis-garis Besar Isi Skripsi Untuk memudahkan dalam membahas skripsi ini, maka penyusun membagi dalam sistematika pembahasan berikut ini: Bab Pertama, memuat pendahuluan, bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, pengertian judul, ruang lingkup penelitian, kajian pustaka, tujuan dan kegunaan penelitian, dan garis-garis besar isi skripsi yang digunakan untuk mensistematiskan suatu masalah. Bab Kedua, membahas tentang tinjauan teoretis, hakikat anak, maqaṣid anak beserta relasinya dengan orang tua serta tinjauan umum mengenai childfree.
  • 15. 15 Bab Ketiga, tinjauan hukum Islam terkait upaya menolak wujudnya anak, yang meliputi tinjauan umum upaya menolak wujudnya anak dan analisis hukum Islam terhadap upaya menolak wujudnya anak. Bab Empat, membahas tentang hasil penelitian, kedudukan anak dalam hokum Islam, budaya childfree persfektif soiologi dan ketentuan hukum Islam terkait dengan budaya childfree. Bab Kelima, membahas tentang kesimpulan dan implikasi penelitian.