2. KONFERENSI ASIA AFRIKA
Ruang Lingkup Materi:
Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika di
Bandung
Uraian hasil dan tujuan KAA
PEngaruh KAA dalam perpolitikan dunia
Dampak positif yang didapat Indonesia
setelah pelaksanaan KAA
3. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mempelajari bab VII ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
2. Menguraikan hasil dan tujuan KAA
3. Menyimpulkan pengaruh KAA bagi dunia
4. Menganalisis keuntungan yang diperoleh Indonesia sebagai
tuan rumah KAA
4. Ketika Indonesia merdeka, dunia terbagi kedalam dua kubu
utama yang terbentuk setelah Perang Dunia II, yaitu: blok
barat yang dipimpin Amerika Serikat dan blok timur yang
berada dipimpinan Uni Soviet
Terhadap dua kekuatan “raksasa” dunia yang bertentangan
itu Indonesia tidak mau memilih salah satu pihak.
Indonesia mengambil jalan sendiri dalam menghadapi
masalah-masalah Internasional, beranjak dari sinilah
Indonesia akhirnya menganut istilah “Politik Bebas Aktif.
Bebas-aktif adalah haluan politik luar negeri Indonesia,
yang berdasarkan atas Pancasila dan UUD 1945.
5. Sebelum Konferensi Asia-Afrika dilaksanakan,
terlebih dahulu diadakan konferensi
pendahuluan sebagai persiapan, antara lain
sebagai berikut:
Konferensi Asia
Afrika di cetuskan
oleh Ali
Sastroamidjojo.
6. Pertemuan Colombo ini atas prakarsa Sir John
Kotelawala, dan diadakan di Srilanka pada
akhir bulan April 1954.
Konferensi Colombo menegaskan bahwa
negara-negara Asia Selatan dan Asia
Tenggara mempunyai politik yang berbeda-
beda dalam berbagai soal, namun sikap
politik mereka tetap satu untuk mencapai
pemecahan masalah internasional, terutama
yang terjadi di Asia dan Afrika.
7. Pada tanggal 28 Desember 1954, para perdana menteri
dari negara Burma, India, Indonesia, Pakistan, dan
Srilanka, bertemu di Bogor (Indonesia) atas undangan
perdana menteri Indonesia
Para pemimpin-pemimpin politik tersebut
sepakat bahwa bangsa-bangsa di dunia
yang baru merdeka itu, khususnya di Asia
dan Afrika perlu bekerja sama dengan erat
dan memainkan peranannya dalam usaha
bersama untuk membangun dunia yang
lebih baik
8. Mengadakan konferensi Asia-Afrika di
Bandung dalam bulan April 1955.
Menetapkan kelima negara peserta
Konferensi Bogor sebagai negara-negara
sponsor.
Menetapkan 25 negara Asia-Afrika yang akan
diundang.
Menentukan empat tujuan pokok dari
Konferensi Asia-Afrika
9. 1) Afganistan
2) Kamboja
3) Federasi Afrika Tengah
4) Tiongkok
5) Mesir
6) Ethiopia
7) Pantai Emas (Gold Coast)
8) Iran
9) Irak
10)Jepang
11)Jordania
12)Laos
13)Libanon
1) Liberia
2) Libya
3) Nepal
4) Filipina
5) Saudi Arabia
6) Sudan
7) Suriah
8) Thailand
9) Turki
10)Vietnam (Utara)
11)Vietnam (Selatan)
12)Yaman
Atas kesepakatan mereka bersama, Konferensi Asia Afrika akan
diadakan di Indonesia dalam minggu terakhir dari bulan April
1955.
Daftar Negara Peserta KAA
10. Perwakilan dalam Konferensi ini setingkat
pertemuan antar menteri dan diharapkan
bahwa masing-masing negara yang
diundang akan diwakili oleh perdana
menterinya atau menteri luar negerinya,
bersama wakil-wakil lain yang masing-
masing merupakan utusan dari pemerintah
Para menteri ingin
menegaskan bahwa
penerimaan undangan
oleh suatu negara sekali-
kali tidak akan
mengakibatkan atau
mengandung suatu
perubahan dalam
penandatanganannya
tentang status suatu
negara lainnya.
Penerimaan undangan itu
hanya mengandung
pengertian bahwa negara
yang undang itu pada
umumnya menyetujui
maksud-maksud
konferensi .
Para perdana menteri ingin
menyatakan bahwa dalam usaha
mereka untuk mengadakan Konferensi
Asia-Afrika, mereka tidak digerakkan
oleh sesuatu keinginan untuk berpilih-
pilih dalam hal keanggotaan dari
konferensi ini. Mereka pun tidak
menginginkan supaya negara-negara
yang ikut serta membentuk suatu blok
kedaerahan untuk mereka sendiri.
11. Para perdana menteri menyatakan
kepuasan mereka terhadap hasil-hasil dari
konferensi Jenewa mengenai Indo-Cina
dan penghentian musuhan. Mereka
menyatakan pengharapan mereka supaya
persetujuan-persetujuan Jenewa
dihormati dan dijalankan sepenuhnya
oleh semua pihak yang bersangkutan dan
tidak ada campur tangan dari luar yang
dapat mengintervensi keputusan tersebut.
Para perdana menteri, dalam menyikapi
masalah kolonialisme juga
memperhatikan soal Irian Barat di
Indonesia. Para perdana pemrakarsa
konferensi ini menyokong pendirian
indonesia dalam menyelesaikan masalah
Irian Barat dengan pihak Belanda yang
dianggap acuh terhadap masalah ini.
Para perdana menteri menyatakan
bahwa mereka akan terus menyokong
tuntutan bangsa-bangsa Tunisia dan
Maroko akan kemerdekaan nasional
mereka serta hak yang sah untuk
menentukan nasib sendiri.
Para perdana menteri mengulangi
kekhawatiran mereka akan bahaya
dari dampak nuklir dan Termo-nuklir
yang seringkali digunakan negara-
negara besar dalam rangka
pengujicobaan sesuatu (Senjata
umumnya). Mereka menginginkan
kepada semua yang bersangkutan
supaya menghentikan percobaan-
percobaan itu. Mereka juga meminta
kepada komisi perlucutan senjata
untuk segera mempertimbangkan hal
ini.
12. Perkembangan Ekonomi dari negeri Asia
juga harus diperhatikan agar
kemakmuran para rakyatnya segera
tercipta. Hal ini terkait dengan
pengelolaan segala macam sumber daya
alam yang ada di wilayah tersebut.
Kekayaan alam yang telah diselidiki dan
diyakini ada tersebut harus dimanfaat
untuk kesejahteraan rakyat banyak.
Para perdana menteri berpendapat
bahwa kerjasama dalam bidang
ekonomi terutama penyediaan
lapangan kerja juga harus
mendapat perhatian pemerintah.
Mereka berpendapat bahwa harus
dibentuk suatu panitia yang terdiri
dari para ahli yang kompeten
dibidang ekonomi.
Para perdana menteri yang mengadakan
pertemuan tersebut, menyatakan
pengharapan mereka yang sungguh-
sungguh supaya tahun 1955 akan
menyaksikan lanjutan pertumbuhan
dalam kerjasama persahabatan baik
antara negeri-negeri yang di wakili dalam
Konferensi ini maupun negeri-negeri lain
yang bertujuan untuk memajukan
perdamaian dunia
13. tanggal 18-25 April 1955 diselenggarakan Konferensi Asia-Afrika di
Gedung Merdeka (Bandung) dengan dihadiri oleh 24 negara undangan
dan 5 negara pemrakarsa beserta para wakilnya yaitu :
Indonesia : Mr. Ali Sastroamidjojo
India : Pandit Jawaharlal Nehru
Pakistan : Mohammad Ali Jinnah
Burma : U Nu
Sri Langka : Sir John Kotelawala
14. Ada tiga masalah pokok yang
dibicarakan dalam konferensi ini yaitu,
kerjasama ekonomi, kebudayaan, dan
politik. Dalam masalah politik juga
dibicarakan juga tentang soal hak asasi
manusia, hak menentukan nasib
sendiri, kolonialisme, perlucutan
senjata, dan koeleistensi secara damai
Konferensi Asia-Afrika mengemukakan
pernyataan bersama yang meliputi 10
pasal atau “Dasa Sila Bandung”
Presiden Soekarno sedang membuka
Konferensi Asia Afrika di Bandung
pada tanggal 18 April 1955.
15. Tujuan dilaksanakannya Konferensi Asia-Afrika sebagai berikut:
Untuk memajukan itikad baik dan kerjasama antara bangsa-bangsa Asia
dan Afrika, untuk menjajaki serta memajukan kepentingan-kepentingan
mereka, baik yang silih berganti maupun yang bersama, serta untuk
meletakkan dan memajukan persahabatan dan hubungan bertentangga
baik antar negara.
Untuk mempelajari masalah-masalah sosial, ekonomi, dan kebudayaan
negara-negara yang diwakilinya.
Untuk mempelajari soal-soal yang merupakan kepentingan khusus bagi
bangsa-bangsa Asia dan Afrika yaitu masalah-masalah yang mengenai
kedaulatan nasional, sosialisme, dan kolonialisme.
Untuk meninjau kedudukan Asia dan Afrika dan rakyat-rakyatnya di dalam
dunia dewasa ini serta sumbangan yang dapat mereka berikan untuk
memajukan perdamaian dunia dan kerjasama internasional.
Untuk menggalang solidaritas negara-negara Asia-Afrika dalam rangka
menghapuskan kolonialisme dan untuk meredakan ketegangan dunia yang
ditimbulkan dari ancaman perang nuklir antara kedua negara raksasa yaitu,
Amerika Serikat dan Uni Sovyet
16. Kerja sama dibidang Ekonomi
Saran-saran mengenai kerjasama Ekonomi diantara negara-
negara peserta tidak menghalangi kebutuhan untuk
bekerjasama dengan negara-negara di luar wilayah ini, termasuk
penanaman modal asing. Selanjutnya diakui, bahwa bantuan
yang diterima oleh beberapa negara peserta tertentu di luar
kawasan ini, melalui perjanjian-perjanjian internasional maupun
bilateral, merupakan sumbangan beharga bagi pelaksanaan
program-program pembangunan negara-negara tersebut.
Negara-negara peserta sepakat untuk saling memberikan bantuan
sejauh mungkin dilaksanakan. Konferensi Asia-Afrika menyarankan
pembentukan sendiri. Konferensi Asia-Afrika mengakui sangat
diperlukannya kemantapan perdagangan komoditi di kawasan ini.
Menerima prinsip perluasan cakupan perdagangan dan pembayaran
multilateral.
17. Asia dan Afrika adalah tempat lahirnya agama-agama dan
kebudayaan-kebudayaan yang besar yang telah memperkaya
kebudayan-kebudayaan lain dan peradaban-peradaban lain.
Dengan begitu, maka kebudayaan-kebudayaan Asia dan Afrika
mempunyai dasar Rohani dan Universil
Konferensi Asia-Afrika memperhatikan kekayaan, bahwa adanya
kolonialisme dibanyak wilayah Asia dan Afrika, dalam bentuk
apapun juga, tidak hanya menghalang-halangi kerjasama
kebudayaan, tetapi menindas pada kebudayaan nasional dari
rakyat.
. Konferensi menganjurkan supaya negara-negara di Asia-Afrika
yang dalam hal ini telah lebih beruntung beberikan fasilitas bagi
masuknya mahasiswa-mahasiswa dan orang-orang yang hendak
mengikuti latihan dari negara-negara tersebut kedalam badan-
badan pendidikan mereka.
Kerjasama di bidang kebudayaan
18. Konferensi Asia-Afrika menyatakan dukungan
sepenuhnya terhadap prinsip-prinsi dasar hak-hak
asasi manusia yang tercantum di dalam piagam
perserikatan bangsa-bangsa
Konferensi Asia-Afrika menyesalkan semua kebijakan
dan praktek pemisahan dan diskriminasi rasial .
19. Konferensi menyetujui untuk :
Menyatakan, bahwa kolonialisme dalam bentuknya
yang bagaimanapun juga adalah sesuatu kejahatan
yang harus segera diakhiri.
Menegaskan bahwa dijajahnya serta dipeluasnya
bangsa-bangsa oleh kekuasaan asing merupakan
pelanggaran hak-hak dasar manusia, bertentangan
dengan piagam PBB dan merupakan penghalang bagi
tercapainya perdamaian dan kerjasama dunia.
Menyatakan bantuannya pada perjuangan untuk
memperoleh kebebasan dan kemerdekaan bagi
semua bangsa-bangsa tersebut.
Menyerukan kepada negara-negara yang
bersangkutan supaya memberikan kebebasan dan
kemerdekaan kepada bangsa-bangsa.