SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 1
Perencanaan SDM dan Pengangkatan Karyawan
Menurut Bernardin dan Russell (1998) ada dua aspek penting dalam pengisian jabatan
suatu organisasi, yaitu perencanaan sumber daya manusia (SDM) dan rekrutmen calon
karyawan. Perencanaan merupakan peramalan kebutuhan SDM dalam konteks
perencanaan bisnis strategik. Rekrutmen calon karyawan merupakan proses menarik
pelamar untuk posisi yang diperlukan oleh organisasi. Kedua proses tersebut harus
terintegrasi penuh dengan proses perencanaan SDM dan aktivitas-aktivitas manajemen
SDM lain, khususnya proses seleksi, karena keberhasilan rekrutmen akan memengaruhi
keberhasilan seleksi, dan penggunaan prosedur seleksi yang baik dapat memengaruhi
keberhasilan rekrutmen. Hubungan antara analisis jabatan, perencanaan SDM, rekrutmen,
dan seleksi nampak pada gambar berikut.
 Sumbernya?
 Seberapa bermutu calon yang
akan direkrut?
 Siapa yang merekrut?
 Bujukan agar mau melamar?
Perencanaan SDMAnalisis Jabatan
Sifat dan persyaratan suatu jabatan
Rekrutmen
Seleksi
Pool pelamar
yang bermutu
Jumlah jabatan tertentu untuk diisi
Gambar 1
Hubungan Antara Analisis Jabatan, Perencanaan SDM, Rekrutmen, dan Seleksi
Sumber : Byars, L. L. dan Rue, L. W. (1997). Human Resource Management. 5th
Edition. Chicago: The McGraw-
Hill Companies, Inc.p.141.
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 2
Pada Gambar 1 nampak bahwa analisis jabatan menghasilkan sifat dan persyaratan dari
suatu jabatan. Perencanaan SDM menentukan jumlah jabatan tertentu yang akan diisi,
sedangkan rekrutmen memusatkan perhatiannya pada penyediaan sumber tenaga kerja
yang berkualitas untuk mengisi lowongan tersebut.
Beberapa Istilah Perencanaan
Ada beberapa istilah berkaitan dengan perencanaan, yaitu ada perencanaan strategik,
perencanaan sumber daya manusia (SDM), dan perencanaan SDM strategik. Perencanaan
strategik mencakup seperangkat prosedur untuk membuat keputusan tentang sasaran
jangka panjang dan strategi-strategi organisasi. Perencanaan sumber daya manusia
merupakan proses antisipasi dan pembuatan persyaratan-persyaratan bagi kepindahan
karyawan dari, ke, dan di dalam organisasi. Tujuan secara keseluruhan perencanaan SDM
adalah membantu para manajer dalam memperkerjakan SDM seefektif mungkin kapan dan
di mana saja mereka perlukan dalam rangka mencapai sasaran organisasi. Sedangkan
perencanaan SDM strategik adalah kombinasi dari pengertian perencanaan strategik dan
perencanaan SDM, yaitu pola pemerkerjaan dan aktivitas SDM yang memungkinkan
organisasi dapat mencapai sasaran strategiknya (Snell dan Bohlander, 2007).
Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM)
Organisasi harus melaksanakan perencanaan SDM agar dapat memenuhi tujuan bisnis
dan memeroleh keuntungan dari keunggulan atas para pesaingnya. Perencanaan SDM
merupakan proses sistematis untuk mensinkronkan antara pasokan SDM internal dan
eksternal untuk mengisi lowongan jabatan yang telah diantisipasi sebelumnya sepanjang
periode waktu tertentu (Mondy, 2008). Untuk melakukan proses tersebut organisasi
membutuhkan kejelasan pemahaman tentang kekuatan dan kelemahan angkatan kerja
internal yang ada. Disamping itu, organisasi perlu juga kejelasan tentang apa yang akan
dilakukan di masa mendatang, seberapa besar ukuran yang diingini oleh organisasi, produk
dan jasa apa yang ingin diproduksi, dan seterusnya. Ini semua akan membantu organisasi
dalam mendefinisikan jumlah dan jenis karyawan yang akan dibutuhkan (Noe, et al., 2007).
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 3
Perencanaan SDM membandingkan kondisi organisasi pada saat ini dengan tujuannya di
masa mendatang, kemudian mengidentifikasi perubahan-perubahan apa yang perlu dibuat
pada SDM nya untuk memenuhi tujuan organisasi tersebut. Perubahan-perubahan
tersebut dapat berupa perampingan organisasi, pelatihan karyawan yang ada dalam
ketrampilan baru, atau mengangkat karyawan baru. Singkat kata, keputusan penyusunan
dan pengisian staf dimulai dari perencanaan SDM. Proses perencanaan SDM digambarkan
sebagai berikut (Mondy, 2008).
Gambar 2
Proses Perencanaan Sumber Daya Manusia
Sumber : Mondy, R.W. 2008. Human Resource Management. Pearson International Edition. Tenth Edition.
New Jersey: Prentice Hall Pearson Education International. p.63.
Perencanaan Strategik
Perencanaan SDM
Peramalan
Kebutuhan SDM
Perbandingan
Kebutuhan dan
Ketersediaan
Peramalan
Ketersediaan SDM
Surplus Pekerja
Pengangkatan Ketat,
Mengurangi Jam Kerja,
Pensiun Dini,
Pemberhentian,
Perampingan
Permintaan
=
Pasokan
Tidak perlu ada
tindakan
Kekurangan
Pekerja
Seleksi
Rekrutmen
Lingkungan Eksternal
Lingkungan Internal
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 4
Pada Gambar 2 nampak bahwa perencanaan strategik mendahului perencanaan SDM.
Perencanaan SDM memiliki dua komponen, yaitu kebutuhan dan ketersediaan. Peramalan
kebutuhan ikut serta dalam menentukan jumlah, keahlian, dan lokasi karyawan yang akan
dibutuhkan di masa mendatang dalam kaitannya untuk memenuhi tujuan organisasi,
sedangkan peramalan ketersediaan menentukan apakah perusahaan akan aman terhadap
karyawan dengan keahlian yang dibutuhkan dan menentukan pula darimana sumbernya.
Proyeksi-proyeksi tersebut akan menggambarkan berbagai faktor, seperti rencana produksi
dan perubahan dalam produktivitas.
Berkaitan dengan peramalan ketersediaan karyawan maka para manajer SDM perlu
melihat sumber karyawan, baik dari internal (karyawan yang saat ini dipekerjakan) dan
sumber dari luar (pasar tenaga kerja). Apabila telah dilakukan analisis kebutuhan dan
ketersediaan, maka perusahaan akan mengetahui apakah akan ada kelebihan atau
kekurangan karyawan. Jika diperkirakan akan terjadi surplus karyawan maka perusahaan
harus segera menemukan cara untuk mengurangi surplus tersebut, sebaliknya jika
diperkirakan akan terjadi kekurangan karyawan maka perusahaan harus dapat menemukan
karyawan dengan jumlah dan kualitas yang memadai dari luar perusahaan. Dalam konteks
ini maka diperlukan rekrutmen dan seleksi dari luar.
Oleh karena kondisi lingkungan baik internal maupun eksternal dapat berubah dengan
cepat, maka proses perencanaan SDM harus berlangsung secara terus-menerus dan oleh
karena perubahan kondisi dapat memengaruhi keseluruhan organisasi maka diperlukan
modifikasi peramalan secara ekstensif (Mondy, 2008).
Perencanaan SDM Strategik
Miner dan Crane (1995), telah mengemukakan suatu model perencanaan sumber daya
manusia strategik secara komprehensif sebagaimana nampak pada Gambar 1 yang
mencakup elemen-elemen dari perencanaan sumber daya manusia. Dalam perusahaan
tertentu, perencanaan sumber daya manusianya mungkin meliputi keseluruhan elemen
dari model tersebut, sedangkan pada perusahaan yang lain mungkin hanya mencakup
sebagian elemen tertentu dari model tersebut. Berkaitan dengan model tersebut secara
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 5
sederhana dapat dikatakan bahwa semakin banyak komponen dari model tersebut
direpresentasikan dalam proses perencanaan sumber daya manusia perusahaan, maka
semakin efektif proses tersebut dilaksanakan. Secara lebih rinci masing-masing elemen dari
model Miner dan Crane (1995) tersebut dijelaskan sebagai berikut.
Gambar 1
Suatu Kerangka bagi Perencanaan Sumber Daya
Manusia Strategik
Sumber : Miner, J.B. dan Crane. DP.1995. (1996). Human Resource Management: The Strategic
Perspective. New York: Harper Collins College Publisher.
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 6
Proses Perencanaan Stratejik Fungsi Sumber Daya Manusia
Tiga level perencanaan strategik (korporat, unit bisnis, dan fungsional), digambarkan dalam
kotak paling atas dan pada sisi sebelah kanan. Pertimbangan dan masukan sumber daya
manusia adalah penting bagi ketiga level di atas. Proses perencanaan strategik fungsi
sumber daya manusia bergerak hingga mendekat ke implementasi. Proses tersebut
mengalir langsung dari perencanaan pada level korporat dan unit bisnis dan perlu
diintegrasikan secara penuh dengan apa yang berlangsung di dalam proses tersebut.
Contoh tentang bagaimana suatu tipe perencanaan beroperasi dapat dijelaskan sebagai
berikut (Miner dan Crane, 1995).
Katakanlah manajer pemasaran dalam suatu unit bisnis strategik tertentu telah
mengidentifikasi suatu peluang substansial selama proses perencanaan dan di sana ada
empat strategi potensial yang nampak menjanjikan sebagai suatu alat untuk membangun
peluang tersebut. Manajer fungsional dari rekayasa, produksi, keuangan, dan sumber daya
manusia kemudian mengevaluasi keempat strategi tersebut untuk menentukan
sejauhmana masing-masing fungsi dapat mendukungnya. Sumber daya apa yang
diperlukan, dan berapa beban biaya yang harus ditanggung. Masukan sumber daya
manusia datang agak belakangan karena harus diprediksi terlebih dahulu kebutuhan staf
pada fungsi yang lain. Keuangan datang paling akhir dalam kaitannya untuk mengevaluasi
biaya masing-masing strategi. Selanjutnya, keputusan yang diambil adalah bertindak
menyeimbangkan antara biaya dan manfaat dari strategi yang bersangkutan. Dalam situasi
semacam ini pertimbangan sumber daya manusia merepresentasikan suatu input langsung
terhadap formulasi strategi. Apabila suatu strategi telah dipilih, maka semua aktivitas
sumber daya manusia yang berkaitan dengan itu menjadi rencana sumber daya manusia.
Peramalan Kebutuhan dan Peramalan Ketersediaan
1. Peramalan Kebutuhan SDM
Sebelum dilakukan perkiraan kebutuhan karyawan, terlebih dahulu
dilakukan peramalan tentang permintaan terhadap barang dan/atau jasa
perusahaan. Hasil peramalan tersebut kemudian dikonversikan ke dalam kebutuhan
orang yang akan melakukan aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk memenuhi
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 7
permintaan barang/jasa tersebut. Untuk perusahaan yang memproduksi sepeda
motor, misalnya, aktivitas tersebut dapat dinyatakan dalam jumlah unit yang
diproduksi, jumlah unit yang dipesan, dan seterusnya. Contoh, pembuatan 1.500
sepeda motor dimana setiap minggu membutuhkan 20.000 jam kerja tenaga perakit
selama 40 jam per minggu. Dengan membagi 20.000 dibagi 40 jam kerja per minggu
pekerja perakit diperoleh 500 pekerja perakit yang dibutuhkan.
Teknik Peramalan Kebutuhan SDM
a. Peramalan Basis Nol (Zero-Base Forecasting)
Metode ini menggunakan level karyawan organisasi yang ada pada kondisi saat
ini sebagai titik tolak untuk menentukan kebutuhan staf di masa mendatang.
Pada dasarnya prosedur yang digunakan untuk perencanaan SDM sama dengan
untuk Penganggaran Basis Nol, dimana setiap anggaran harus disesuaikan setiap
tahun. Jika ada karyawan berhenti, diberhentikan, atau meninggalkan
perusahaan dengan berbagai alasan maka posisinya tidak secara otomatis diisi.
Sebaliknya, suatu analisis dilakukan untuk menentukan apakah perusahaan
dapat membenarkan pengisian tersebut. Karena seringkali perusahaan tidak
mengisi posisi yang lowong tersebut dan pekerjaannya dibagi secara merata
diantara karyawan sisanya. Kegiatan analisis tersebut berlaku pula bagi
penciptaan posisi-posisi baru ketika itu diperlukan. Kunci dari peramalan Basis
Nol adalah suatu analisis keseluruhan kebutuhan SDM. Termasuk dalam kegiatan
perencanaan di sini adalah kegiatan outsourcing atau pendekatan yang lain
sebagai alternatif pengangkatan karyawan.
b. Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up Approach)
Dalam pendekatan ini masing-masing level secara berururtan, dimulai
dari level yang paling bawah meramalkan kebutuhannya sehingga pada akhirnya
akan menghasilkan peramalan kebutuhan karyawan secara keseluruhan.
Dasar pemikiran dari metode ini adalah bahwa manajer di masing-masing
unit adalah pihak yang paling mengetahui tentang karyawan yang dibutuhkan.
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 8
Dimulai dengan unit kerja level terbawah, setiap manajer unit membuat estimasi
kebutuhan personal untuk periode waktu tertentu yang dicakup dalam siklus
perencanaan. Sejalan dengan proses bergerak ke atas, setiap level manajemen
yang lebih tinggi secara berurutan bergiliran membuat estimasi kebutuhannya
sendiri dengan menggabungkan input yang berasal dari setiap level di bawahnya.
Hasil akhirnya adalah suatu peramalan kebutuhan yang menyeluruh untuk
keseluruhan organisasi. Dalam proses ini seringkali terjadi interaksi yang tinggi
dimana pada saat melakukan estimasi kebutuhan di level sebelumnya dilakukan
diskusi, negosiasi, dan estimasi ulang dengan manajemen level berikutnya,
sejalan dengan bergeraknya kegiatan peramalan menuju ke atas di dalam
organisasi. Aspek interaktif ini merupakan hal yang menguntungkan dari metode
ini karena hal ini akan memaksa para manajer untuk memberikan alasan-alasan
terhadap kebutuhan staf yang mereka estimasikan.
c. Menghubungkan Volume Penjualan dengan Kebutuhan Karyawan
Salah satu prediktor untuk memprediksi tingkat kebutuhan karyawan
adalah volume penjualan. Hubungan antara permintaan produk perusahaan
dengan kebutuhan karyawan arahnya adalah positif. Jika digambarkan dalam
suatu diagram maka volume penjualan terletak pada sumbu horizontal,
sedangkan sumbu vertikal adalah jumlah aktual kebutuhan karyawan. Oleh
karena arah hubungan antara permintaan produk perusahaan dengan
kebutuhan karyawan positif, maka jika diperkirakan terdapat penurunan
penjualan, maka jumlah kebutuhan karyawanpun juga akan menurun. Dengan
menggunakan metode seperti ini para manajer dapat memperkirakan jumlah
kebutuhan karyawan pada setiap level permintaan yang berbeda.
d. Model-Model Simulasi
Model simulasi merupakan teknik peramalan untuk eksperimen dengan
situasi dunia nyata menggunakan model matematika. Model ini merupakan
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 9
abstraksi dari dunia nyata. Dengan demikian, model simulasi mencoba
menggabarkan situasi dunia nyata melalui logika matematik untuk
memperkirakan apa yang akan terjadi. Simulasi membantu para manajer untuk
banyak bertanya dengan menggunakan kata tanya “apa-jika” tanpa harus
mempunyai konsekuensi tertentu pada dunia nyata. Dalam manajemen SDM
model simulasi dapat dikembangkan untuk menggambarkan
kesalingterhubungan antara level pekerja dengan banyak variable yang lain.
Contoh, manajer dapat bertanya seperti (misal): Apa yang akan terjadi jika kami
menempatkan 15 persen angakatan kerja untuk bekerja lembur?; Apa yang akan
terjadi jika pabrik menggunakan dua shift?; dan seterusnya. Tujuan dari model
ini adalah memberikan kesempatan kepada para manajer untuk mendapatkan
banyak pemikiran/ide untuk permasalahan tertentu sebelum membuat
keputusan secara nyata.
2. Peramalan Ketersediaan SDM
Peramalan ini akan membantu mengetahui apakah karyawan yang
dibutuhkan dapat ditemukan dari dalam perusahaan, dari luar perusahaan, atau
kombinasi dari keduanya. Atau kemungkinan lainnya adalah keahlian yang
dibutuhkan tidak segera tersedia dari sumber-sumber yang layak. Bagi perusahaan
kecil, barangkali manajemen tahu semua karyawan dengan cukup bagus sehingga
mudah untuk mengakurkan antara keahlian dan cita-cita karyawan dengan
kebutuhan perusahaan. Sebaliknya, bagi perusahaan besar proses mengakurkan
antara keahlian dan cita-cita karyawan dengan kebutuhan perusahaan tidaklah
mudah. Saat ini banyak perusahaan menggunakan basis data (databases) untuk
mengakurkan antara orang dan posisi. Pengembangan teknologi informasi telah
menciptakan cara mengelola dan menganalisis informasi, termasuk di dalamnya
informasi tentang seluruh karyawan baik manajerial maupun non manajerial.
Informasi lain yang dapat ditampilkan melalui basis data antara lain:
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 10
a. Riwayat dan pengalaman kerja.
b. Keahlian dan pengetahuan tertentu.
c. Lisensi dan sertifikat yang dipegang.
d. Pelatihan organisasional yang telah diselesaikan.
e. Latarbelakang pendidikan.
f. Evaluasi penilaian kinerja sebelaumnya.
g. Penilaian kekuatan dan kelemahan.
h. Kebutuhan pengembangan.
i. Potensi promosi saat ini dan pengembangan lebih lanjut.
j. Perkiraan waktu pension.
Seleksi dan Penempatan
Sasaran proses seleksi adalah terpilihnya individu pelamar yang dapat
melaksanakan pekerjaan dengan sukses. Dalam program seleksi secara lengkap,
proses seleksi didasarkan atas analisis jabatan, perencanaan SDM secara
komprehensif, dan proses perekrutan yang efektif. Hubungan antara seleksi, analisis
jabatan, perencanaan SDM, dan program perekrutan nampak pada Gambar 3.
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 11
Pada Gambar 3 nampak bahwa untuk memulai prosedur pengangkatan karyawan
terdapat tiga kegiatan pendahuluan yang perlu dilakukan. Pertama, adanya otoritas
untuk mengangkat yang berasal dari daftar permintaan karyawan yang diturunkan
dari analisis beban kerja dan analisis tenaga kerja. Analisis beban kerja dan analisis
tenaga kerja dilakukan atas dasar estimasi penjualan yang diperkirakan akan terjadi
di masa mendatang. Kedua, harus ada standar kepegawaian untuk diperbandingkan
dengan pelamar. Standar kepegawaian tersebut tercermin dalam spesifikasi jabatan
yang diturunkan dari deskripsi jabatan dan dikembangkan melalui analisis jabatan.
Gambar 3
Hubungan Antara Seleksi, Analisis Jabatan, Perencanaan Sumber daya Manusia
dan Program Perekrutan
Sumber: Flippo, E. B. (1991). Manajemen Personalia. Terjemahan. Edisi Keenam. Jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 12
Ketiga, harus ada pelamar pekerjaan yang dapat dipilih untuk diangkat melalui
proses seleksi.
Dalam prosedur seleksi karyawan, berbagai macam metode dan alat seleksi
dapat dipergunakan untuk menemukan individu yang paling sesuai dengan tuntutan
pekerjaan. Walaupun tidak ada prosedur baku yang dapat dipakai untuk memilih
karyawan, namun ada tahapan-tahapan yang paling umum digunakan dalam proses
seleksi sebagai berikut (Schuster, 1985).
1. Penyaringan pelamar pendahuluan.
2. Memeriksa berkas lamaran pelamar.
3. Melaksanakan tes.
4. Memeriksa referensi.
5. Melaksanakan wawancara.
6. Melaksanakan tes kesehatan.
Keenam tahapan tersebut diterapkan secara berbeda-beda dalam setiap organisasi.
a. Penyaringan Pendahuluan
Penyaringan awal ditujukan untuk mengurangi pelamar yang jelas-jelas tidak sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Hal ini akan mengurangi waktu dan biaya
seleksi yang dikeluarkan. Contoh, seluruh pelamar diberi wawancara penyaringan
selama 10 menit untuk menentukan apakah mereka memiliki pendidikan, pelatihan,
minat, dan pengalaman yang diperlukan untuk jabatan yang akan diisi.
Pewawancara dapat juga memberikan informasi kepada pelamar tentang sifat dasar
dan persyaratan minimal dari jabatan yang sedang ditawarkan. Jika tuntutan dari
organisasi nampak sesuai dengan kualifikasi dan minat pelamar dalam penyaringan
awal tersebut, maka pelamar diminta untuk melengkapi formulir lamarannya dan
selanjutnya mengikuti proses seleksi tahap berikutnya. Adakalanya seorang pelamar
tidak berkualifikasi untuk suatu jabatan tertentu, tetapi berkualifikasi untuk jabatan
yang lain. Jika individu yang sedang menjalankan proses penyaringan tersebut diberi
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 13
informasi seluruh kebutuhan sumber daya manusia organisasi, maka mereka akan
dapat menyesuaikan dengan jabatan yang cocok untuk kualifikasi mereka.
b. Pemeriksaan Formulir Lamaran
Di samping wawanancara, blanko lamaran adalah yang paling umum digunakan
sebagai alat seleksi. Formulir lamaran pada umumnya untuk mengumpulkan
informasi tentang pendidikan, pengalaman, dan karakteristik personal pelamar.
Formulir berbeda dapat digunakan untuk jenis jabatan yang berbeda pula. Butir-
butir pertanyaan dalam formulir lamaran tidak boleh memperlihatkan informasi-
informasi yang bersifat rasial, seperti suku bangsa, agama, pribumi dan nonpribumi,
dan sebagainya.
c. Melaksanakan Tes
Tes untuk pelamar biasanya diselenggarakan setelah wawancara pendahuluan
dilaksanakan dan blanko lamaran telah diperiksa. Tes dikembangkan dalam usaha
untuk menemukan cara pengukuran kualifikasi pelamar yang lebih objektif. Suatu
pengembangan dan pengadministrasian program tes yang memadai dapat
memberikan cara penilaian pelamar pekerjaan yang lebih obyektif dan
meningkatkan akurasi proses seleksi. Beberapa tes yang umum digunakan adalah
sebagai berikut.
1) Tes Pengetahuan Pekerjaan dan Kecakapan
Tes pengetahuan pekerjaan mengukur pengetahuan yang dimiliki oleh
pelamar berkaitan dengan pekerjaan yang dilamar. Tes ini dapat berbentuk
tertulis atau oral (lisan). Pelamar harus menjawab pertanyaan yang
membedakan pekerja berpengalaman dan ahli dengan pekerja yang kurang
berpengalaman dan kurang ahli. Sedangkan tes kecakapan mengukur
seberapa baik pelamar dapat melaksanakan suatu contoh pekerjaan.
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 14
2) Tes Kemampuan Umum atau Kecerdasan
Tes kemampuan umum atau kecerdasan berusaha mengukur kapasitas
individu atau kemampuan belajar menyeluruh. Meskipun tes ini telah
terbukti valid bagi jabatan level tertentu, namun seringkali disalahgunakan
dalam menyaring pelamar untuk suatu jabatan yang harus diukur dengan tes
kinerja atau tes bakat. Walaupun tes kecerdasan seringkali bermanfaat
dalam pemilihan individu yang dapat dilatih dengan baik, namun kecerdasan
itu sendiri belum terbukti secara valid sebagai prediktor keberhasilan
jabatan. Bahkan ditemukan orang-orang yang tidak memiliki skor tinggi pada
tes kecerdasan dalam kenyatannya menjalankan berbagai jabatan dengan
rentang level keahlian yang luas.
3) Tes Bakat
Tes bakat berusaha mengukur kemampuan belajar tentang pekerjaan
tertentu atau mengukur kapasitas seseorang, yaitu kemampuan potensial
untuk belajar dan melaksanakan pekerjaan. Tes ini dapat berupa multi bakat
atau bakat tertentu. Beberapa tes yang lebih sering digunakan mengukur
kemampuan verbal, numerik, kecepatan persepsi, kemampuan spatial, dan
kemampuan rasional. Tes kemampuan verbal mengukur kemampuan
seseorang menggunakan kata-kata dalam berpikir perencanaan dan
berkomunikasi. Tes numerik mengukur kemampuan menambah,
mengurang, mengalikan, dan membagi. Tes kecepatan persepsi mengukur
kemampuan menemukan hal yang sama maupun yang berbeda. Tes spatial
mengukur kemampuan memvisualisasi objek di ruang angkasa dan
menentukan hubungan diantara mereka. Tes rasional mengukur
kemampuan menganalisis fakta tertulis ataupun tidak tertulis dan membuat
pertimbangan yang benar berkaitan dengan fakta-fakta tersebut pada basis
implikasi logis.
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 15
4) Tes Kepribadian
Tes kepribadian berusaha mengukur karakteristik kepribadian seperti
orientasi penyelesaian pekerjaan, kekuasaan, dan kemampuan
bersosialisasi. Oleh karena terdapat kesulitan dalam memvalidasi (memiliki
masalah validitas dan reliabilitas yang rendah) dari hasil tes ini, maka tes
kepribadian tidak berkembang dalam penggunaannya. Dua tes kepribadian
yang telah dikenal baik, yaitu Rorschach inkblot test dan Thematic
Apperception Test (TAT). Dalam Rorschach inkblot test, pelamar ditunjukkan
serangkaian kartu yang berisi inkblot dalam berbagai ukuran dan bentuk.
Pelamar, kemudian diminta untuk mengemukakan pendapatnya tentang
inkblot tersebut menurut persepsinya. Sedangkan dalam TAT pelamar
diperlihatkan gambar situasi kehidupan nyata untuk diinterpretasi. Melalui
kedua metode tersebut individu didorong untuk melaporkan apa pun yang
muncul dalam pikiran. Interpretasi dari respon tersebut menuntut adanya
keputusan yang bersifat subjektif dan jasa ahli psikologi yang berkualitas. Di
samping itu, respon terhadap tes kepribadian dapat juga dengan mudah
dipalsukan (dikarang-karang). Oleh karena itu, tes kepribadian pada saat ini
digunakan sangat terbatas dalam keputusan seleksi.
5) Tes Psikomotor
Tes psikomotor mengukur kekuatan, keterampilan, dan koordinasi
seseorang. Keterampilan jari-jemari, keterampilan manual, dan kecepatan
pergerakan tangan adalah beberapa kemampuan psikomotor yang dapat
dites. Kemampuan tes semacam itu dapat digunakan untuk mengangkat
karyawan bagian perakitan.
6) Tes Minat
Tes minat didesain untuk menentukan seberapa tinggi minat seseorang
dibanding dengan minat keberhasilan seseorang dalam jabatan tertentu. Tes
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 16
ini menunjukkan pekerjaan atau area pekerjaan mana yang paling diminati
pelamar. Dasar asumsi dalam penggunaan tes minat adalah, bahwa orang
akan lebih memiliki kemungkinan untuk sukses dalam pekerjaan yang
mereka sukai. Problem utama penggunaan tes minat untuk tujuan seleksi
adalah bahwa respon terhadap pertanyaan tidak selalu jujur.
7) Tes Polygraph
Terkenal sebagai detektor kebohongan (lie detector), yaitu suatu alat yang
merekam perubahan secara fisik pada tubuh di saat subjek tes menjawab
serangkaian pertanyaan. Catatan polygraph berfluktuasi sesuai tekanan
darah, pernafasan, dan keringat pada sebuah pergerakan gulungan kertas
grafik. Penggunaan polygraph tergantung pada serangkaian asumsi sebab-
akibat; seperti stres menyebabkan perubahan psikologis tertentu dalam
badan; takut dan merasa bersalah menyebabkan stres; bohong
menyebabkan rasa takut dan bersalah. Teori yang berada di balik
penggunaan tes polygraph adalah ada anggapan suatu hubungan langsung
antara respon subjek terhadap pertanyaan dan respon psikologis dicatat
pada polygraph. Bagaimanapun juga, mesin polygraph itu sendiri tidak
mendeteksi kebohongan, tetapi hanya mendeteksi perubahan secara
psikologis. Operator harus menginterpretasikan data yang dicatat oleh
mesin. Dengan demikian, detektor kebohongan yang sebenarnya adalah
operator, bukan mesin.
8) Tes Obat Terlarang dan AIDS
Tes obat terlarang semakin banyak digunakan oleh organisasi. Banyak
organisasi tidak akan mengangkat calon karyawan potensial yang hasil
tesnya menunjukkan positif dalam penyalahgunaan obat terlarang. Banyak
organisasi pada saat ini juga melakukan pemeriksaan AIDS bagi calon
karyawannya. Di Amerika Serikat, misalnya, calon karyawan yang terkena
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 17
AIDS dan calon karyawan yang hasil tesnya positif terjangkit HIV mendapat
proteksi oleh Vocational Rehabilitation Act dan American with Disahilities
Act. AIDS di tempat kerja telah menyebabkan ketakutan di antara karyawan
dan kolega.
c. Memeriksa Referensi
Banyak organisasi menyadari pentingnya pemeriksaan referensi dan menyediakan
ruang pada formulir aplikasi untuk menuliskan referensi. Sebagai bagian dari proses
seleksi, pelamar diminta untuk menyerahkan referensi atau surat rekomendasi dari
individu, sekolah, atau karyawan organisasi. Referensi tersebut menunjukkan
perilaku masa lalu dan seberapa baik pelamar telah menjalankan pekerjaannya.
Agar surat rekomendasi bermanfaat, maka harus memenuhi kondisi tertentu
sebagai berikut.
1) Penulis rekomendasi harus mengetahui tingkat kinerja pelamar dan memiliki
kompetensi untuk menilainya.
2) Penulis rekomendasi harus mengomunikasikan evaluasi secara efektif kepada
majikan yang potensial.
3) Penulis rekomendasi harus penuh kejujuran.
d. Melaksanakan Wawancara
Mewawancara calon karyawan masih merupakan alat yang paling penting dan
paling banyak digunakan dalam proses seleksi. Wawancara yang efektif
memungkinkan pewawancara belajar lebih banyak tentang latar belakang pelamar
pekerjaan serta minat. Nilai wawancara hanya suatu cara untuk mendapatkan
informasi tertentu tentang pelamar, seperti kemampuan berkomunikasi, sikap, dan
klarifikasi informasi yang telah dituliskan oleh pelamar pada blanko lamaran.
Wawancara juga memungkinkan pewawancara memberikan informasi kepada
pelamar lebih lengkap tentang pekerjaan yang sedang ditawarkan organisasi.
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 18
e. Melaksanakan Tes Kesehatan
Tahapan terakhir dalam proses seleksi adalah pengujian secara fisik. Pengujian
semacam ini akan mengidentifikasi pelamar mana yang memiliki kualifikasi fisik
yang layak untuk memenuhi tuntutan jabatan yang sedang dipertimbangkan. Oleh
karena biaya tes kesehatan ini cukup mahal banyak perusahaan meminta pelamar
melengkapi surat lamarannya dengan surat keterangan kesehatan. Jika tidak
menunjukkan problem kesehatan yang serius pada surat keterangan kesehatan
tersebut pada umumnya pelamar tidak diminta mengikuti tes kesehatan.
Pembuat Keputusan Dalam Proses Seleksi
Pada organisasi kecil yang tidak memiliki unit manajemen SDM manajer
operasi merupakan pihak pembuat keputusan berkaitan dengan seleksi, sedangkan
pada organisasi menengah dan besar, baik manajer operasi maupun manajer SDM
terlibat keputusan berkaitan dengan program seleksi. Pada beberapa organisasi,
karyawan dilibatkan dalam proses seleksi. Pelamar diwawancara oleh karyawan,
yang kemudian karyawan tersebut diminta untuk mengemukakan preferensi
mereka.
Secara umum dapat dikatakan bahwa keputusan berkaitan dengan seleksi
akan lebih efektif jika pertama, melibatkan banyak orang, seperti tim kerja atau
panel; kedua, informasi yang memadai diberikan kepada calon yang diseleksi.
Keputusan Seleksi
Setelah mereviu lamaran, menilai hasil tes, melaksanakan wawancara, dan
memeriksa referensi, perusahaan perlu membuat keputusan tentang calon yang
akan ditempatkan dalam jabatan yang telah ditentukan. Pada praktenya,
perusahaan umumnya menemukan lebih dari satu orang calon untuk mengisi
lowongan pekerjaan yang tersedia. Untuk itu perlu dipilih calon sesuai dengan
kebutuhan dan kriteria yang telah ditentukan.
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 19
a. Cara Perusahaan Memilih Karyawan
Dalam memilih calon karyawan, perusahaan harus berdasarkan pada orang yang
paling cocok dengan posisi yang akan diisi (the best fit between candidate and
position). Pada umumnya kinerja seseorang akan dihasilkan dari kombinasi antara
kemampuan dan motivasi (Noe, et al., 2007). Seringkali dalam pemilihan calon
karyawan adalah memilih dari sedikit calon yang telah memiliki kualifikasi dasar
yang dibutuhkan. Untuk itu maka pemilih harus memilih orang yang memiliki
kombinasi kemampuan dan motivasi terbaik yang cocok dengan posisi yang akan
diisi atau dengan organisasi secara keseluruhan. Untuk sampai pada keputusan
tersebut perusahaan dapat menggunakan salah satu dari dua pendekatan: The
Multiple-Hurdle Model atau A Compensatory Model. The Multiple-Hurdle Model
adalah suatu proses seleksi calon karyawan dimana setiap tahapan calon yang
bersangkutan menghadapi rintangan, dan hanya calon yang dapat mengatasi setiap
rintangan tersebut yang akan melanjutkan pada tahapan proses berikutnya.
Sebaliknya adalah A Compensatory Model, yaitu mengharuskan semua peserta
mengikuti seluruh tahapan proses seleksi setelah itu dilakukan reviu terhadap
seluruh nilai peserta untuk menemukan calon yang paling diinginkan.
b. Menyampaikan Hasil Keputusan
Pada umumnya departemen SDM bertanggungjawab untuk menyampaikan hasil
keputusan proses seleksi kepada para pelamar. Apabila calon sudah ditentukan
(dipilih), maka perusahaan harus segera menyampaikan tawaran kerja tersebut
kepada calon karyawan. Tawaran kerja tersebut harus mencakup tanggungjawab
jabatan, skedul kerja, tarif upah/gaji, tanggal mulai kerja, dan hal-hal lain yang
relevan. Jika penempatan dalam jabatan mensaratkan calon harus lulus ujian
jasmani, misalnya maka pada penawaran kerja tersebut harus menyatakan
persyaratan tersebut. Calon yang ditawari tersebut juga harus dikasih tahu tentang
kapan batas waktu yang bersangkutan harus memberikan tanggapan (menerima
atau menolak) terhadap tawaran tersebut. Untuk jabatan-jabatan tertentu, seperti
Inisiasi 3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 20
posisi manajer atau profesional, calon dan perusahaan biasanya akan membuat
negosiasi tentang upah/gaji, tunjangan, dan pengaturan kerja sebelum mereka
sampai pada perjajian kerja final. Pihak perusahaan yang menyampaikan keputusan
tentang hasil seleksi tersebut harus menjaga keakuratan data tentang siapa yang
melakukan kontrak, kapan, dan pada posisi apa. Demikian juga tentang jawaban-
jawaban dari para calon. Akhirnya, apabila calon menerima tawaran pekerjaan,
maka departemen SDM harus memberitahu kepada supervisor agar mereka dapat
menyiapkan segala sesuatu untuk calon karyawan baru tersebut.

More Related Content

What's hot

Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroaudi15Ar
 
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)Putri Sanuria
 
Presentasi Pemeliharaan SDM
Presentasi Pemeliharaan SDMPresentasi Pemeliharaan SDM
Presentasi Pemeliharaan SDMShin Soo Rin
 
MSDM BAB 1 - Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
MSDM BAB 1 - Pengantar Manajemen Sumber Daya ManusiaMSDM BAB 1 - Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
MSDM BAB 1 - Pengantar Manajemen Sumber Daya ManusiaDayana Florencia
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusiaermawidiana
 
Sim sistem informasi sumber daya manusia
Sim sistem informasi sumber daya manusiaSim sistem informasi sumber daya manusia
Sim sistem informasi sumber daya manusiaSelfia Dewi
 
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings groupAnalisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings groupgilang dwi jatnika
 
Konsep dasar dan ruang lingkup msdm
Konsep dasar dan ruang lingkup msdmKonsep dasar dan ruang lingkup msdm
Konsep dasar dan ruang lingkup msdmNingsih Abdullah
 
Proses Rekruitmen Sumber Daya Manusia
Proses Rekruitmen Sumber Daya ManusiaProses Rekruitmen Sumber Daya Manusia
Proses Rekruitmen Sumber Daya ManusiaDiyah Diyah
 
Deret berkala dan peramalan
Deret berkala dan peramalanDeret berkala dan peramalan
Deret berkala dan peramalanMaulina Sahara
 
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra BangsaAspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsasiti nurlaeli
 
Perencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusiaPerencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusiaFrans Dione
 
Perencanaan s dm_eti
Perencanaan s dm_etiPerencanaan s dm_eti
Perencanaan s dm_etizai nudin
 

What's hot (20)

Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
 
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
 
Presentasi Pemeliharaan SDM
Presentasi Pemeliharaan SDMPresentasi Pemeliharaan SDM
Presentasi Pemeliharaan SDM
 
MSDM BAB 1 - Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
MSDM BAB 1 - Pengantar Manajemen Sumber Daya ManusiaMSDM BAB 1 - Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
MSDM BAB 1 - Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Sim sistem informasi sumber daya manusia
Sim sistem informasi sumber daya manusiaSim sistem informasi sumber daya manusia
Sim sistem informasi sumber daya manusia
 
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings groupAnalisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
 
Konsep dasar dan ruang lingkup msdm
Konsep dasar dan ruang lingkup msdmKonsep dasar dan ruang lingkup msdm
Konsep dasar dan ruang lingkup msdm
 
Proses Rekruitmen Sumber Daya Manusia
Proses Rekruitmen Sumber Daya ManusiaProses Rekruitmen Sumber Daya Manusia
Proses Rekruitmen Sumber Daya Manusia
 
Studi kasus msdm
Studi kasus msdmStudi kasus msdm
Studi kasus msdm
 
Deret berkala dan peramalan
Deret berkala dan peramalanDeret berkala dan peramalan
Deret berkala dan peramalan
 
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra BangsaAspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa
 
Analisis Jabatan
Analisis JabatanAnalisis Jabatan
Analisis Jabatan
 
Peramalan sdm
Peramalan sdmPeramalan sdm
Peramalan sdm
 
Perencanaan Sdm
Perencanaan SdmPerencanaan Sdm
Perencanaan Sdm
 
Ppt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasiPpt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasi
 
Perencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusiaPerencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusia
 
ppt MSDM
ppt MSDMppt MSDM
ppt MSDM
 
Perencanaan s dm_eti
Perencanaan s dm_etiPerencanaan s dm_eti
Perencanaan s dm_eti
 
Perencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusiaPerencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusia
 

Similar to Perencanaan SDM

Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1Sovia Yohana
 
Audit kompatibilitas modul 2
Audit kompatibilitas modul 2Audit kompatibilitas modul 2
Audit kompatibilitas modul 2Arief Rachman
 
Perencanaan sdm
Perencanaan sdmPerencanaan sdm
Perencanaan sdmDhoy Ridho
 
Strategi perencanaan sumber daya manusia yang efektif
Strategi perencanaan sumber daya manusia yang efektifStrategi perencanaan sumber daya manusia yang efektif
Strategi perencanaan sumber daya manusia yang efektiftandurpaica
 
Banner flash 468x60 by kumpul blogger.docx tenaga kerja psar input
Banner flash 468x60 by kumpul blogger.docx tenaga kerja psar inputBanner flash 468x60 by kumpul blogger.docx tenaga kerja psar input
Banner flash 468x60 by kumpul blogger.docx tenaga kerja psar inputVytria Pyt
 
Makalah perencanaan-sdm
Makalah perencanaan-sdmMakalah perencanaan-sdm
Makalah perencanaan-sdmandi_nugraha
 
Isi makalah-msdmfix
Isi makalah-msdmfixIsi makalah-msdmfix
Isi makalah-msdmfixAhmad Firman
 
Subsistem penelitian dan subsistem perencanaan Sistem Informasi SDM
Subsistem penelitian dan subsistem perencanaan Sistem Informasi  SDMSubsistem penelitian dan subsistem perencanaan Sistem Informasi  SDM
Subsistem penelitian dan subsistem perencanaan Sistem Informasi SDMDasufianti
 
#3 PERENCANAAN.pptx
#3 PERENCANAAN.pptx#3 PERENCANAAN.pptx
#3 PERENCANAAN.pptxharis916240
 
Materi yang ini berisi tentang Sumber Daya Manusia Perencanaan SDM.pdf
Materi yang ini berisi tentang  Sumber Daya Manusia Perencanaan SDM.pdfMateri yang ini berisi tentang  Sumber Daya Manusia Perencanaan SDM.pdf
Materi yang ini berisi tentang Sumber Daya Manusia Perencanaan SDM.pdfRandomFreedom
 
2 subsistem penelitian-dan-subsistem-perencanaan-sdm
2 subsistem penelitian-dan-subsistem-perencanaan-sdm2 subsistem penelitian-dan-subsistem-perencanaan-sdm
2 subsistem penelitian-dan-subsistem-perencanaan-sdmAndi Satria
 
Kuliah iii iv msdm- hr planning
Kuliah iii iv msdm- hr planningKuliah iii iv msdm- hr planning
Kuliah iii iv msdm- hr planningDadang Iskandar
 
Perencanaan Sumber Saya Manusia
Perencanaan Sumber Saya ManusiaPerencanaan Sumber Saya Manusia
Perencanaan Sumber Saya Manusianitalulu
 

Similar to Perencanaan SDM (20)

3. perencanaan
3. perencanaan3. perencanaan
3. perencanaan
 
Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1
 
Audit kompatibilitas modul 2
Audit kompatibilitas modul 2Audit kompatibilitas modul 2
Audit kompatibilitas modul 2
 
Perencanaan sdm
Perencanaan sdmPerencanaan sdm
Perencanaan sdm
 
Strategi perencanaan sumber daya manusia yang efektif
Strategi perencanaan sumber daya manusia yang efektifStrategi perencanaan sumber daya manusia yang efektif
Strategi perencanaan sumber daya manusia yang efektif
 
Banner flash 468x60 by kumpul blogger.docx tenaga kerja psar input
Banner flash 468x60 by kumpul blogger.docx tenaga kerja psar inputBanner flash 468x60 by kumpul blogger.docx tenaga kerja psar input
Banner flash 468x60 by kumpul blogger.docx tenaga kerja psar input
 
Makalah sdm i
Makalah sdm iMakalah sdm i
Makalah sdm i
 
Makalah perencanaan-sdm
Makalah perencanaan-sdmMakalah perencanaan-sdm
Makalah perencanaan-sdm
 
Isi makalah-msdmfix
Isi makalah-msdmfixIsi makalah-msdmfix
Isi makalah-msdmfix
 
Subsistem penelitian dan subsistem perencanaan Sistem Informasi SDM
Subsistem penelitian dan subsistem perencanaan Sistem Informasi  SDMSubsistem penelitian dan subsistem perencanaan Sistem Informasi  SDM
Subsistem penelitian dan subsistem perencanaan Sistem Informasi SDM
 
#3 PERENCANAAN.pptx
#3 PERENCANAAN.pptx#3 PERENCANAAN.pptx
#3 PERENCANAAN.pptx
 
Manajemen SDM
Manajemen SDMManajemen SDM
Manajemen SDM
 
Inisiasi 1a
Inisiasi 1aInisiasi 1a
Inisiasi 1a
 
Makalah Perencanaan Sumber Daya Manusia
Makalah Perencanaan Sumber Daya ManusiaMakalah Perencanaan Sumber Daya Manusia
Makalah Perencanaan Sumber Daya Manusia
 
Materi yang ini berisi tentang Sumber Daya Manusia Perencanaan SDM.pdf
Materi yang ini berisi tentang  Sumber Daya Manusia Perencanaan SDM.pdfMateri yang ini berisi tentang  Sumber Daya Manusia Perencanaan SDM.pdf
Materi yang ini berisi tentang Sumber Daya Manusia Perencanaan SDM.pdf
 
2 subsistem penelitian-dan-subsistem-perencanaan-sdm
2 subsistem penelitian-dan-subsistem-perencanaan-sdm2 subsistem penelitian-dan-subsistem-perencanaan-sdm
2 subsistem penelitian-dan-subsistem-perencanaan-sdm
 
perencanaan SDM
perencanaan SDMperencanaan SDM
perencanaan SDM
 
Kuliah iii iv msdm- hr planning
Kuliah iii iv msdm- hr planningKuliah iii iv msdm- hr planning
Kuliah iii iv msdm- hr planning
 
perencanaan SDM
perencanaan SDMperencanaan SDM
perencanaan SDM
 
Perencanaan Sumber Saya Manusia
Perencanaan Sumber Saya ManusiaPerencanaan Sumber Saya Manusia
Perencanaan Sumber Saya Manusia
 

More from Materi Kuliah (17)

Analisis jabatan
Analisis jabatanAnalisis jabatan
Analisis jabatan
 
Tugas 1 audit sdm 2020
Tugas 1 audit sdm 2020Tugas 1 audit sdm 2020
Tugas 1 audit sdm 2020
 
Modul minggu 3
Modul minggu 3Modul minggu 3
Modul minggu 3
 
Inisiasi 8 new k3
Inisiasi 8 new k3Inisiasi 8 new k3
Inisiasi 8 new k3
 
Inisiasi 8 new k3
Inisiasi 8 new k3Inisiasi 8 new k3
Inisiasi 8 new k3
 
Tugas 3
Tugas 3Tugas 3
Tugas 3
 
Ppt 7
Ppt 7Ppt 7
Ppt 7
 
Inisiasi 6a new
Inisiasi 6a newInisiasi 6a new
Inisiasi 6a new
 
Pelatihan dan pengembangan
Pelatihan dan pengembanganPelatihan dan pengembangan
Pelatihan dan pengembangan
 
Bahan Materi Sesi 4
Bahan Materi Sesi 4Bahan Materi Sesi 4
Bahan Materi Sesi 4
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Inisiasi 8 new
Inisiasi 8 newInisiasi 8 new
Inisiasi 8 new
 
Inisiasi 7 new
Inisiasi 7 newInisiasi 7 new
Inisiasi 7 new
 
Inisiasi 6 new
Inisiasi 6 newInisiasi 6 new
Inisiasi 6 new
 
Inisiasi 4 new
Inisiasi 4 newInisiasi 4 new
Inisiasi 4 new
 
Inisiasi 2a
Inisiasi 2aInisiasi 2a
Inisiasi 2a
 

Recently uploaded

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 

Recently uploaded (20)

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 

Perencanaan SDM

  • 1. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 1 Perencanaan SDM dan Pengangkatan Karyawan Menurut Bernardin dan Russell (1998) ada dua aspek penting dalam pengisian jabatan suatu organisasi, yaitu perencanaan sumber daya manusia (SDM) dan rekrutmen calon karyawan. Perencanaan merupakan peramalan kebutuhan SDM dalam konteks perencanaan bisnis strategik. Rekrutmen calon karyawan merupakan proses menarik pelamar untuk posisi yang diperlukan oleh organisasi. Kedua proses tersebut harus terintegrasi penuh dengan proses perencanaan SDM dan aktivitas-aktivitas manajemen SDM lain, khususnya proses seleksi, karena keberhasilan rekrutmen akan memengaruhi keberhasilan seleksi, dan penggunaan prosedur seleksi yang baik dapat memengaruhi keberhasilan rekrutmen. Hubungan antara analisis jabatan, perencanaan SDM, rekrutmen, dan seleksi nampak pada gambar berikut.  Sumbernya?  Seberapa bermutu calon yang akan direkrut?  Siapa yang merekrut?  Bujukan agar mau melamar? Perencanaan SDMAnalisis Jabatan Sifat dan persyaratan suatu jabatan Rekrutmen Seleksi Pool pelamar yang bermutu Jumlah jabatan tertentu untuk diisi Gambar 1 Hubungan Antara Analisis Jabatan, Perencanaan SDM, Rekrutmen, dan Seleksi Sumber : Byars, L. L. dan Rue, L. W. (1997). Human Resource Management. 5th Edition. Chicago: The McGraw- Hill Companies, Inc.p.141.
  • 2. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 2 Pada Gambar 1 nampak bahwa analisis jabatan menghasilkan sifat dan persyaratan dari suatu jabatan. Perencanaan SDM menentukan jumlah jabatan tertentu yang akan diisi, sedangkan rekrutmen memusatkan perhatiannya pada penyediaan sumber tenaga kerja yang berkualitas untuk mengisi lowongan tersebut. Beberapa Istilah Perencanaan Ada beberapa istilah berkaitan dengan perencanaan, yaitu ada perencanaan strategik, perencanaan sumber daya manusia (SDM), dan perencanaan SDM strategik. Perencanaan strategik mencakup seperangkat prosedur untuk membuat keputusan tentang sasaran jangka panjang dan strategi-strategi organisasi. Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses antisipasi dan pembuatan persyaratan-persyaratan bagi kepindahan karyawan dari, ke, dan di dalam organisasi. Tujuan secara keseluruhan perencanaan SDM adalah membantu para manajer dalam memperkerjakan SDM seefektif mungkin kapan dan di mana saja mereka perlukan dalam rangka mencapai sasaran organisasi. Sedangkan perencanaan SDM strategik adalah kombinasi dari pengertian perencanaan strategik dan perencanaan SDM, yaitu pola pemerkerjaan dan aktivitas SDM yang memungkinkan organisasi dapat mencapai sasaran strategiknya (Snell dan Bohlander, 2007). Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) Organisasi harus melaksanakan perencanaan SDM agar dapat memenuhi tujuan bisnis dan memeroleh keuntungan dari keunggulan atas para pesaingnya. Perencanaan SDM merupakan proses sistematis untuk mensinkronkan antara pasokan SDM internal dan eksternal untuk mengisi lowongan jabatan yang telah diantisipasi sebelumnya sepanjang periode waktu tertentu (Mondy, 2008). Untuk melakukan proses tersebut organisasi membutuhkan kejelasan pemahaman tentang kekuatan dan kelemahan angkatan kerja internal yang ada. Disamping itu, organisasi perlu juga kejelasan tentang apa yang akan dilakukan di masa mendatang, seberapa besar ukuran yang diingini oleh organisasi, produk dan jasa apa yang ingin diproduksi, dan seterusnya. Ini semua akan membantu organisasi dalam mendefinisikan jumlah dan jenis karyawan yang akan dibutuhkan (Noe, et al., 2007).
  • 3. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 3 Perencanaan SDM membandingkan kondisi organisasi pada saat ini dengan tujuannya di masa mendatang, kemudian mengidentifikasi perubahan-perubahan apa yang perlu dibuat pada SDM nya untuk memenuhi tujuan organisasi tersebut. Perubahan-perubahan tersebut dapat berupa perampingan organisasi, pelatihan karyawan yang ada dalam ketrampilan baru, atau mengangkat karyawan baru. Singkat kata, keputusan penyusunan dan pengisian staf dimulai dari perencanaan SDM. Proses perencanaan SDM digambarkan sebagai berikut (Mondy, 2008). Gambar 2 Proses Perencanaan Sumber Daya Manusia Sumber : Mondy, R.W. 2008. Human Resource Management. Pearson International Edition. Tenth Edition. New Jersey: Prentice Hall Pearson Education International. p.63. Perencanaan Strategik Perencanaan SDM Peramalan Kebutuhan SDM Perbandingan Kebutuhan dan Ketersediaan Peramalan Ketersediaan SDM Surplus Pekerja Pengangkatan Ketat, Mengurangi Jam Kerja, Pensiun Dini, Pemberhentian, Perampingan Permintaan = Pasokan Tidak perlu ada tindakan Kekurangan Pekerja Seleksi Rekrutmen Lingkungan Eksternal Lingkungan Internal
  • 4. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 4 Pada Gambar 2 nampak bahwa perencanaan strategik mendahului perencanaan SDM. Perencanaan SDM memiliki dua komponen, yaitu kebutuhan dan ketersediaan. Peramalan kebutuhan ikut serta dalam menentukan jumlah, keahlian, dan lokasi karyawan yang akan dibutuhkan di masa mendatang dalam kaitannya untuk memenuhi tujuan organisasi, sedangkan peramalan ketersediaan menentukan apakah perusahaan akan aman terhadap karyawan dengan keahlian yang dibutuhkan dan menentukan pula darimana sumbernya. Proyeksi-proyeksi tersebut akan menggambarkan berbagai faktor, seperti rencana produksi dan perubahan dalam produktivitas. Berkaitan dengan peramalan ketersediaan karyawan maka para manajer SDM perlu melihat sumber karyawan, baik dari internal (karyawan yang saat ini dipekerjakan) dan sumber dari luar (pasar tenaga kerja). Apabila telah dilakukan analisis kebutuhan dan ketersediaan, maka perusahaan akan mengetahui apakah akan ada kelebihan atau kekurangan karyawan. Jika diperkirakan akan terjadi surplus karyawan maka perusahaan harus segera menemukan cara untuk mengurangi surplus tersebut, sebaliknya jika diperkirakan akan terjadi kekurangan karyawan maka perusahaan harus dapat menemukan karyawan dengan jumlah dan kualitas yang memadai dari luar perusahaan. Dalam konteks ini maka diperlukan rekrutmen dan seleksi dari luar. Oleh karena kondisi lingkungan baik internal maupun eksternal dapat berubah dengan cepat, maka proses perencanaan SDM harus berlangsung secara terus-menerus dan oleh karena perubahan kondisi dapat memengaruhi keseluruhan organisasi maka diperlukan modifikasi peramalan secara ekstensif (Mondy, 2008). Perencanaan SDM Strategik Miner dan Crane (1995), telah mengemukakan suatu model perencanaan sumber daya manusia strategik secara komprehensif sebagaimana nampak pada Gambar 1 yang mencakup elemen-elemen dari perencanaan sumber daya manusia. Dalam perusahaan tertentu, perencanaan sumber daya manusianya mungkin meliputi keseluruhan elemen dari model tersebut, sedangkan pada perusahaan yang lain mungkin hanya mencakup sebagian elemen tertentu dari model tersebut. Berkaitan dengan model tersebut secara
  • 5. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 5 sederhana dapat dikatakan bahwa semakin banyak komponen dari model tersebut direpresentasikan dalam proses perencanaan sumber daya manusia perusahaan, maka semakin efektif proses tersebut dilaksanakan. Secara lebih rinci masing-masing elemen dari model Miner dan Crane (1995) tersebut dijelaskan sebagai berikut. Gambar 1 Suatu Kerangka bagi Perencanaan Sumber Daya Manusia Strategik Sumber : Miner, J.B. dan Crane. DP.1995. (1996). Human Resource Management: The Strategic Perspective. New York: Harper Collins College Publisher.
  • 6. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 6 Proses Perencanaan Stratejik Fungsi Sumber Daya Manusia Tiga level perencanaan strategik (korporat, unit bisnis, dan fungsional), digambarkan dalam kotak paling atas dan pada sisi sebelah kanan. Pertimbangan dan masukan sumber daya manusia adalah penting bagi ketiga level di atas. Proses perencanaan strategik fungsi sumber daya manusia bergerak hingga mendekat ke implementasi. Proses tersebut mengalir langsung dari perencanaan pada level korporat dan unit bisnis dan perlu diintegrasikan secara penuh dengan apa yang berlangsung di dalam proses tersebut. Contoh tentang bagaimana suatu tipe perencanaan beroperasi dapat dijelaskan sebagai berikut (Miner dan Crane, 1995). Katakanlah manajer pemasaran dalam suatu unit bisnis strategik tertentu telah mengidentifikasi suatu peluang substansial selama proses perencanaan dan di sana ada empat strategi potensial yang nampak menjanjikan sebagai suatu alat untuk membangun peluang tersebut. Manajer fungsional dari rekayasa, produksi, keuangan, dan sumber daya manusia kemudian mengevaluasi keempat strategi tersebut untuk menentukan sejauhmana masing-masing fungsi dapat mendukungnya. Sumber daya apa yang diperlukan, dan berapa beban biaya yang harus ditanggung. Masukan sumber daya manusia datang agak belakangan karena harus diprediksi terlebih dahulu kebutuhan staf pada fungsi yang lain. Keuangan datang paling akhir dalam kaitannya untuk mengevaluasi biaya masing-masing strategi. Selanjutnya, keputusan yang diambil adalah bertindak menyeimbangkan antara biaya dan manfaat dari strategi yang bersangkutan. Dalam situasi semacam ini pertimbangan sumber daya manusia merepresentasikan suatu input langsung terhadap formulasi strategi. Apabila suatu strategi telah dipilih, maka semua aktivitas sumber daya manusia yang berkaitan dengan itu menjadi rencana sumber daya manusia. Peramalan Kebutuhan dan Peramalan Ketersediaan 1. Peramalan Kebutuhan SDM Sebelum dilakukan perkiraan kebutuhan karyawan, terlebih dahulu dilakukan peramalan tentang permintaan terhadap barang dan/atau jasa perusahaan. Hasil peramalan tersebut kemudian dikonversikan ke dalam kebutuhan orang yang akan melakukan aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk memenuhi
  • 7. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 7 permintaan barang/jasa tersebut. Untuk perusahaan yang memproduksi sepeda motor, misalnya, aktivitas tersebut dapat dinyatakan dalam jumlah unit yang diproduksi, jumlah unit yang dipesan, dan seterusnya. Contoh, pembuatan 1.500 sepeda motor dimana setiap minggu membutuhkan 20.000 jam kerja tenaga perakit selama 40 jam per minggu. Dengan membagi 20.000 dibagi 40 jam kerja per minggu pekerja perakit diperoleh 500 pekerja perakit yang dibutuhkan. Teknik Peramalan Kebutuhan SDM a. Peramalan Basis Nol (Zero-Base Forecasting) Metode ini menggunakan level karyawan organisasi yang ada pada kondisi saat ini sebagai titik tolak untuk menentukan kebutuhan staf di masa mendatang. Pada dasarnya prosedur yang digunakan untuk perencanaan SDM sama dengan untuk Penganggaran Basis Nol, dimana setiap anggaran harus disesuaikan setiap tahun. Jika ada karyawan berhenti, diberhentikan, atau meninggalkan perusahaan dengan berbagai alasan maka posisinya tidak secara otomatis diisi. Sebaliknya, suatu analisis dilakukan untuk menentukan apakah perusahaan dapat membenarkan pengisian tersebut. Karena seringkali perusahaan tidak mengisi posisi yang lowong tersebut dan pekerjaannya dibagi secara merata diantara karyawan sisanya. Kegiatan analisis tersebut berlaku pula bagi penciptaan posisi-posisi baru ketika itu diperlukan. Kunci dari peramalan Basis Nol adalah suatu analisis keseluruhan kebutuhan SDM. Termasuk dalam kegiatan perencanaan di sini adalah kegiatan outsourcing atau pendekatan yang lain sebagai alternatif pengangkatan karyawan. b. Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up Approach) Dalam pendekatan ini masing-masing level secara berururtan, dimulai dari level yang paling bawah meramalkan kebutuhannya sehingga pada akhirnya akan menghasilkan peramalan kebutuhan karyawan secara keseluruhan. Dasar pemikiran dari metode ini adalah bahwa manajer di masing-masing unit adalah pihak yang paling mengetahui tentang karyawan yang dibutuhkan.
  • 8. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 8 Dimulai dengan unit kerja level terbawah, setiap manajer unit membuat estimasi kebutuhan personal untuk periode waktu tertentu yang dicakup dalam siklus perencanaan. Sejalan dengan proses bergerak ke atas, setiap level manajemen yang lebih tinggi secara berurutan bergiliran membuat estimasi kebutuhannya sendiri dengan menggabungkan input yang berasal dari setiap level di bawahnya. Hasil akhirnya adalah suatu peramalan kebutuhan yang menyeluruh untuk keseluruhan organisasi. Dalam proses ini seringkali terjadi interaksi yang tinggi dimana pada saat melakukan estimasi kebutuhan di level sebelumnya dilakukan diskusi, negosiasi, dan estimasi ulang dengan manajemen level berikutnya, sejalan dengan bergeraknya kegiatan peramalan menuju ke atas di dalam organisasi. Aspek interaktif ini merupakan hal yang menguntungkan dari metode ini karena hal ini akan memaksa para manajer untuk memberikan alasan-alasan terhadap kebutuhan staf yang mereka estimasikan. c. Menghubungkan Volume Penjualan dengan Kebutuhan Karyawan Salah satu prediktor untuk memprediksi tingkat kebutuhan karyawan adalah volume penjualan. Hubungan antara permintaan produk perusahaan dengan kebutuhan karyawan arahnya adalah positif. Jika digambarkan dalam suatu diagram maka volume penjualan terletak pada sumbu horizontal, sedangkan sumbu vertikal adalah jumlah aktual kebutuhan karyawan. Oleh karena arah hubungan antara permintaan produk perusahaan dengan kebutuhan karyawan positif, maka jika diperkirakan terdapat penurunan penjualan, maka jumlah kebutuhan karyawanpun juga akan menurun. Dengan menggunakan metode seperti ini para manajer dapat memperkirakan jumlah kebutuhan karyawan pada setiap level permintaan yang berbeda. d. Model-Model Simulasi Model simulasi merupakan teknik peramalan untuk eksperimen dengan situasi dunia nyata menggunakan model matematika. Model ini merupakan
  • 9. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 9 abstraksi dari dunia nyata. Dengan demikian, model simulasi mencoba menggabarkan situasi dunia nyata melalui logika matematik untuk memperkirakan apa yang akan terjadi. Simulasi membantu para manajer untuk banyak bertanya dengan menggunakan kata tanya “apa-jika” tanpa harus mempunyai konsekuensi tertentu pada dunia nyata. Dalam manajemen SDM model simulasi dapat dikembangkan untuk menggambarkan kesalingterhubungan antara level pekerja dengan banyak variable yang lain. Contoh, manajer dapat bertanya seperti (misal): Apa yang akan terjadi jika kami menempatkan 15 persen angakatan kerja untuk bekerja lembur?; Apa yang akan terjadi jika pabrik menggunakan dua shift?; dan seterusnya. Tujuan dari model ini adalah memberikan kesempatan kepada para manajer untuk mendapatkan banyak pemikiran/ide untuk permasalahan tertentu sebelum membuat keputusan secara nyata. 2. Peramalan Ketersediaan SDM Peramalan ini akan membantu mengetahui apakah karyawan yang dibutuhkan dapat ditemukan dari dalam perusahaan, dari luar perusahaan, atau kombinasi dari keduanya. Atau kemungkinan lainnya adalah keahlian yang dibutuhkan tidak segera tersedia dari sumber-sumber yang layak. Bagi perusahaan kecil, barangkali manajemen tahu semua karyawan dengan cukup bagus sehingga mudah untuk mengakurkan antara keahlian dan cita-cita karyawan dengan kebutuhan perusahaan. Sebaliknya, bagi perusahaan besar proses mengakurkan antara keahlian dan cita-cita karyawan dengan kebutuhan perusahaan tidaklah mudah. Saat ini banyak perusahaan menggunakan basis data (databases) untuk mengakurkan antara orang dan posisi. Pengembangan teknologi informasi telah menciptakan cara mengelola dan menganalisis informasi, termasuk di dalamnya informasi tentang seluruh karyawan baik manajerial maupun non manajerial. Informasi lain yang dapat ditampilkan melalui basis data antara lain:
  • 10. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 10 a. Riwayat dan pengalaman kerja. b. Keahlian dan pengetahuan tertentu. c. Lisensi dan sertifikat yang dipegang. d. Pelatihan organisasional yang telah diselesaikan. e. Latarbelakang pendidikan. f. Evaluasi penilaian kinerja sebelaumnya. g. Penilaian kekuatan dan kelemahan. h. Kebutuhan pengembangan. i. Potensi promosi saat ini dan pengembangan lebih lanjut. j. Perkiraan waktu pension. Seleksi dan Penempatan Sasaran proses seleksi adalah terpilihnya individu pelamar yang dapat melaksanakan pekerjaan dengan sukses. Dalam program seleksi secara lengkap, proses seleksi didasarkan atas analisis jabatan, perencanaan SDM secara komprehensif, dan proses perekrutan yang efektif. Hubungan antara seleksi, analisis jabatan, perencanaan SDM, dan program perekrutan nampak pada Gambar 3.
  • 11. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 11 Pada Gambar 3 nampak bahwa untuk memulai prosedur pengangkatan karyawan terdapat tiga kegiatan pendahuluan yang perlu dilakukan. Pertama, adanya otoritas untuk mengangkat yang berasal dari daftar permintaan karyawan yang diturunkan dari analisis beban kerja dan analisis tenaga kerja. Analisis beban kerja dan analisis tenaga kerja dilakukan atas dasar estimasi penjualan yang diperkirakan akan terjadi di masa mendatang. Kedua, harus ada standar kepegawaian untuk diperbandingkan dengan pelamar. Standar kepegawaian tersebut tercermin dalam spesifikasi jabatan yang diturunkan dari deskripsi jabatan dan dikembangkan melalui analisis jabatan. Gambar 3 Hubungan Antara Seleksi, Analisis Jabatan, Perencanaan Sumber daya Manusia dan Program Perekrutan Sumber: Flippo, E. B. (1991). Manajemen Personalia. Terjemahan. Edisi Keenam. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
  • 12. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 12 Ketiga, harus ada pelamar pekerjaan yang dapat dipilih untuk diangkat melalui proses seleksi. Dalam prosedur seleksi karyawan, berbagai macam metode dan alat seleksi dapat dipergunakan untuk menemukan individu yang paling sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Walaupun tidak ada prosedur baku yang dapat dipakai untuk memilih karyawan, namun ada tahapan-tahapan yang paling umum digunakan dalam proses seleksi sebagai berikut (Schuster, 1985). 1. Penyaringan pelamar pendahuluan. 2. Memeriksa berkas lamaran pelamar. 3. Melaksanakan tes. 4. Memeriksa referensi. 5. Melaksanakan wawancara. 6. Melaksanakan tes kesehatan. Keenam tahapan tersebut diterapkan secara berbeda-beda dalam setiap organisasi. a. Penyaringan Pendahuluan Penyaringan awal ditujukan untuk mengurangi pelamar yang jelas-jelas tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Hal ini akan mengurangi waktu dan biaya seleksi yang dikeluarkan. Contoh, seluruh pelamar diberi wawancara penyaringan selama 10 menit untuk menentukan apakah mereka memiliki pendidikan, pelatihan, minat, dan pengalaman yang diperlukan untuk jabatan yang akan diisi. Pewawancara dapat juga memberikan informasi kepada pelamar tentang sifat dasar dan persyaratan minimal dari jabatan yang sedang ditawarkan. Jika tuntutan dari organisasi nampak sesuai dengan kualifikasi dan minat pelamar dalam penyaringan awal tersebut, maka pelamar diminta untuk melengkapi formulir lamarannya dan selanjutnya mengikuti proses seleksi tahap berikutnya. Adakalanya seorang pelamar tidak berkualifikasi untuk suatu jabatan tertentu, tetapi berkualifikasi untuk jabatan yang lain. Jika individu yang sedang menjalankan proses penyaringan tersebut diberi
  • 13. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 13 informasi seluruh kebutuhan sumber daya manusia organisasi, maka mereka akan dapat menyesuaikan dengan jabatan yang cocok untuk kualifikasi mereka. b. Pemeriksaan Formulir Lamaran Di samping wawanancara, blanko lamaran adalah yang paling umum digunakan sebagai alat seleksi. Formulir lamaran pada umumnya untuk mengumpulkan informasi tentang pendidikan, pengalaman, dan karakteristik personal pelamar. Formulir berbeda dapat digunakan untuk jenis jabatan yang berbeda pula. Butir- butir pertanyaan dalam formulir lamaran tidak boleh memperlihatkan informasi- informasi yang bersifat rasial, seperti suku bangsa, agama, pribumi dan nonpribumi, dan sebagainya. c. Melaksanakan Tes Tes untuk pelamar biasanya diselenggarakan setelah wawancara pendahuluan dilaksanakan dan blanko lamaran telah diperiksa. Tes dikembangkan dalam usaha untuk menemukan cara pengukuran kualifikasi pelamar yang lebih objektif. Suatu pengembangan dan pengadministrasian program tes yang memadai dapat memberikan cara penilaian pelamar pekerjaan yang lebih obyektif dan meningkatkan akurasi proses seleksi. Beberapa tes yang umum digunakan adalah sebagai berikut. 1) Tes Pengetahuan Pekerjaan dan Kecakapan Tes pengetahuan pekerjaan mengukur pengetahuan yang dimiliki oleh pelamar berkaitan dengan pekerjaan yang dilamar. Tes ini dapat berbentuk tertulis atau oral (lisan). Pelamar harus menjawab pertanyaan yang membedakan pekerja berpengalaman dan ahli dengan pekerja yang kurang berpengalaman dan kurang ahli. Sedangkan tes kecakapan mengukur seberapa baik pelamar dapat melaksanakan suatu contoh pekerjaan.
  • 14. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 14 2) Tes Kemampuan Umum atau Kecerdasan Tes kemampuan umum atau kecerdasan berusaha mengukur kapasitas individu atau kemampuan belajar menyeluruh. Meskipun tes ini telah terbukti valid bagi jabatan level tertentu, namun seringkali disalahgunakan dalam menyaring pelamar untuk suatu jabatan yang harus diukur dengan tes kinerja atau tes bakat. Walaupun tes kecerdasan seringkali bermanfaat dalam pemilihan individu yang dapat dilatih dengan baik, namun kecerdasan itu sendiri belum terbukti secara valid sebagai prediktor keberhasilan jabatan. Bahkan ditemukan orang-orang yang tidak memiliki skor tinggi pada tes kecerdasan dalam kenyatannya menjalankan berbagai jabatan dengan rentang level keahlian yang luas. 3) Tes Bakat Tes bakat berusaha mengukur kemampuan belajar tentang pekerjaan tertentu atau mengukur kapasitas seseorang, yaitu kemampuan potensial untuk belajar dan melaksanakan pekerjaan. Tes ini dapat berupa multi bakat atau bakat tertentu. Beberapa tes yang lebih sering digunakan mengukur kemampuan verbal, numerik, kecepatan persepsi, kemampuan spatial, dan kemampuan rasional. Tes kemampuan verbal mengukur kemampuan seseorang menggunakan kata-kata dalam berpikir perencanaan dan berkomunikasi. Tes numerik mengukur kemampuan menambah, mengurang, mengalikan, dan membagi. Tes kecepatan persepsi mengukur kemampuan menemukan hal yang sama maupun yang berbeda. Tes spatial mengukur kemampuan memvisualisasi objek di ruang angkasa dan menentukan hubungan diantara mereka. Tes rasional mengukur kemampuan menganalisis fakta tertulis ataupun tidak tertulis dan membuat pertimbangan yang benar berkaitan dengan fakta-fakta tersebut pada basis implikasi logis.
  • 15. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 15 4) Tes Kepribadian Tes kepribadian berusaha mengukur karakteristik kepribadian seperti orientasi penyelesaian pekerjaan, kekuasaan, dan kemampuan bersosialisasi. Oleh karena terdapat kesulitan dalam memvalidasi (memiliki masalah validitas dan reliabilitas yang rendah) dari hasil tes ini, maka tes kepribadian tidak berkembang dalam penggunaannya. Dua tes kepribadian yang telah dikenal baik, yaitu Rorschach inkblot test dan Thematic Apperception Test (TAT). Dalam Rorschach inkblot test, pelamar ditunjukkan serangkaian kartu yang berisi inkblot dalam berbagai ukuran dan bentuk. Pelamar, kemudian diminta untuk mengemukakan pendapatnya tentang inkblot tersebut menurut persepsinya. Sedangkan dalam TAT pelamar diperlihatkan gambar situasi kehidupan nyata untuk diinterpretasi. Melalui kedua metode tersebut individu didorong untuk melaporkan apa pun yang muncul dalam pikiran. Interpretasi dari respon tersebut menuntut adanya keputusan yang bersifat subjektif dan jasa ahli psikologi yang berkualitas. Di samping itu, respon terhadap tes kepribadian dapat juga dengan mudah dipalsukan (dikarang-karang). Oleh karena itu, tes kepribadian pada saat ini digunakan sangat terbatas dalam keputusan seleksi. 5) Tes Psikomotor Tes psikomotor mengukur kekuatan, keterampilan, dan koordinasi seseorang. Keterampilan jari-jemari, keterampilan manual, dan kecepatan pergerakan tangan adalah beberapa kemampuan psikomotor yang dapat dites. Kemampuan tes semacam itu dapat digunakan untuk mengangkat karyawan bagian perakitan. 6) Tes Minat Tes minat didesain untuk menentukan seberapa tinggi minat seseorang dibanding dengan minat keberhasilan seseorang dalam jabatan tertentu. Tes
  • 16. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 16 ini menunjukkan pekerjaan atau area pekerjaan mana yang paling diminati pelamar. Dasar asumsi dalam penggunaan tes minat adalah, bahwa orang akan lebih memiliki kemungkinan untuk sukses dalam pekerjaan yang mereka sukai. Problem utama penggunaan tes minat untuk tujuan seleksi adalah bahwa respon terhadap pertanyaan tidak selalu jujur. 7) Tes Polygraph Terkenal sebagai detektor kebohongan (lie detector), yaitu suatu alat yang merekam perubahan secara fisik pada tubuh di saat subjek tes menjawab serangkaian pertanyaan. Catatan polygraph berfluktuasi sesuai tekanan darah, pernafasan, dan keringat pada sebuah pergerakan gulungan kertas grafik. Penggunaan polygraph tergantung pada serangkaian asumsi sebab- akibat; seperti stres menyebabkan perubahan psikologis tertentu dalam badan; takut dan merasa bersalah menyebabkan stres; bohong menyebabkan rasa takut dan bersalah. Teori yang berada di balik penggunaan tes polygraph adalah ada anggapan suatu hubungan langsung antara respon subjek terhadap pertanyaan dan respon psikologis dicatat pada polygraph. Bagaimanapun juga, mesin polygraph itu sendiri tidak mendeteksi kebohongan, tetapi hanya mendeteksi perubahan secara psikologis. Operator harus menginterpretasikan data yang dicatat oleh mesin. Dengan demikian, detektor kebohongan yang sebenarnya adalah operator, bukan mesin. 8) Tes Obat Terlarang dan AIDS Tes obat terlarang semakin banyak digunakan oleh organisasi. Banyak organisasi tidak akan mengangkat calon karyawan potensial yang hasil tesnya menunjukkan positif dalam penyalahgunaan obat terlarang. Banyak organisasi pada saat ini juga melakukan pemeriksaan AIDS bagi calon karyawannya. Di Amerika Serikat, misalnya, calon karyawan yang terkena
  • 17. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 17 AIDS dan calon karyawan yang hasil tesnya positif terjangkit HIV mendapat proteksi oleh Vocational Rehabilitation Act dan American with Disahilities Act. AIDS di tempat kerja telah menyebabkan ketakutan di antara karyawan dan kolega. c. Memeriksa Referensi Banyak organisasi menyadari pentingnya pemeriksaan referensi dan menyediakan ruang pada formulir aplikasi untuk menuliskan referensi. Sebagai bagian dari proses seleksi, pelamar diminta untuk menyerahkan referensi atau surat rekomendasi dari individu, sekolah, atau karyawan organisasi. Referensi tersebut menunjukkan perilaku masa lalu dan seberapa baik pelamar telah menjalankan pekerjaannya. Agar surat rekomendasi bermanfaat, maka harus memenuhi kondisi tertentu sebagai berikut. 1) Penulis rekomendasi harus mengetahui tingkat kinerja pelamar dan memiliki kompetensi untuk menilainya. 2) Penulis rekomendasi harus mengomunikasikan evaluasi secara efektif kepada majikan yang potensial. 3) Penulis rekomendasi harus penuh kejujuran. d. Melaksanakan Wawancara Mewawancara calon karyawan masih merupakan alat yang paling penting dan paling banyak digunakan dalam proses seleksi. Wawancara yang efektif memungkinkan pewawancara belajar lebih banyak tentang latar belakang pelamar pekerjaan serta minat. Nilai wawancara hanya suatu cara untuk mendapatkan informasi tertentu tentang pelamar, seperti kemampuan berkomunikasi, sikap, dan klarifikasi informasi yang telah dituliskan oleh pelamar pada blanko lamaran. Wawancara juga memungkinkan pewawancara memberikan informasi kepada pelamar lebih lengkap tentang pekerjaan yang sedang ditawarkan organisasi.
  • 18. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 18 e. Melaksanakan Tes Kesehatan Tahapan terakhir dalam proses seleksi adalah pengujian secara fisik. Pengujian semacam ini akan mengidentifikasi pelamar mana yang memiliki kualifikasi fisik yang layak untuk memenuhi tuntutan jabatan yang sedang dipertimbangkan. Oleh karena biaya tes kesehatan ini cukup mahal banyak perusahaan meminta pelamar melengkapi surat lamarannya dengan surat keterangan kesehatan. Jika tidak menunjukkan problem kesehatan yang serius pada surat keterangan kesehatan tersebut pada umumnya pelamar tidak diminta mengikuti tes kesehatan. Pembuat Keputusan Dalam Proses Seleksi Pada organisasi kecil yang tidak memiliki unit manajemen SDM manajer operasi merupakan pihak pembuat keputusan berkaitan dengan seleksi, sedangkan pada organisasi menengah dan besar, baik manajer operasi maupun manajer SDM terlibat keputusan berkaitan dengan program seleksi. Pada beberapa organisasi, karyawan dilibatkan dalam proses seleksi. Pelamar diwawancara oleh karyawan, yang kemudian karyawan tersebut diminta untuk mengemukakan preferensi mereka. Secara umum dapat dikatakan bahwa keputusan berkaitan dengan seleksi akan lebih efektif jika pertama, melibatkan banyak orang, seperti tim kerja atau panel; kedua, informasi yang memadai diberikan kepada calon yang diseleksi. Keputusan Seleksi Setelah mereviu lamaran, menilai hasil tes, melaksanakan wawancara, dan memeriksa referensi, perusahaan perlu membuat keputusan tentang calon yang akan ditempatkan dalam jabatan yang telah ditentukan. Pada praktenya, perusahaan umumnya menemukan lebih dari satu orang calon untuk mengisi lowongan pekerjaan yang tersedia. Untuk itu perlu dipilih calon sesuai dengan kebutuhan dan kriteria yang telah ditentukan.
  • 19. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 19 a. Cara Perusahaan Memilih Karyawan Dalam memilih calon karyawan, perusahaan harus berdasarkan pada orang yang paling cocok dengan posisi yang akan diisi (the best fit between candidate and position). Pada umumnya kinerja seseorang akan dihasilkan dari kombinasi antara kemampuan dan motivasi (Noe, et al., 2007). Seringkali dalam pemilihan calon karyawan adalah memilih dari sedikit calon yang telah memiliki kualifikasi dasar yang dibutuhkan. Untuk itu maka pemilih harus memilih orang yang memiliki kombinasi kemampuan dan motivasi terbaik yang cocok dengan posisi yang akan diisi atau dengan organisasi secara keseluruhan. Untuk sampai pada keputusan tersebut perusahaan dapat menggunakan salah satu dari dua pendekatan: The Multiple-Hurdle Model atau A Compensatory Model. The Multiple-Hurdle Model adalah suatu proses seleksi calon karyawan dimana setiap tahapan calon yang bersangkutan menghadapi rintangan, dan hanya calon yang dapat mengatasi setiap rintangan tersebut yang akan melanjutkan pada tahapan proses berikutnya. Sebaliknya adalah A Compensatory Model, yaitu mengharuskan semua peserta mengikuti seluruh tahapan proses seleksi setelah itu dilakukan reviu terhadap seluruh nilai peserta untuk menemukan calon yang paling diinginkan. b. Menyampaikan Hasil Keputusan Pada umumnya departemen SDM bertanggungjawab untuk menyampaikan hasil keputusan proses seleksi kepada para pelamar. Apabila calon sudah ditentukan (dipilih), maka perusahaan harus segera menyampaikan tawaran kerja tersebut kepada calon karyawan. Tawaran kerja tersebut harus mencakup tanggungjawab jabatan, skedul kerja, tarif upah/gaji, tanggal mulai kerja, dan hal-hal lain yang relevan. Jika penempatan dalam jabatan mensaratkan calon harus lulus ujian jasmani, misalnya maka pada penawaran kerja tersebut harus menyatakan persyaratan tersebut. Calon yang ditawari tersebut juga harus dikasih tahu tentang kapan batas waktu yang bersangkutan harus memberikan tanggapan (menerima atau menolak) terhadap tawaran tersebut. Untuk jabatan-jabatan tertentu, seperti
  • 20. Inisiasi 3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 20 posisi manajer atau profesional, calon dan perusahaan biasanya akan membuat negosiasi tentang upah/gaji, tunjangan, dan pengaturan kerja sebelum mereka sampai pada perjajian kerja final. Pihak perusahaan yang menyampaikan keputusan tentang hasil seleksi tersebut harus menjaga keakuratan data tentang siapa yang melakukan kontrak, kapan, dan pada posisi apa. Demikian juga tentang jawaban- jawaban dari para calon. Akhirnya, apabila calon menerima tawaran pekerjaan, maka departemen SDM harus memberitahu kepada supervisor agar mereka dapat menyiapkan segala sesuatu untuk calon karyawan baru tersebut.