SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Inisiasi 6
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 1
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Keselamatan Kerja
Keselamatan merujuk kepada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang. Tujuan
utama program keselamatan kerja yang efektif di organisasi adalah mencegah kecelakaan
dan cedera yang terkait dengan tempat kerja. Tempat kerja menurut Husni (2001), adalah
setiap tempat yang di dalamnya terdapat 3 (tiga) unsur, yaitu:
1. Adanya suatu usaha, baik itu usaha yang bersifat ekonomis maupun usaha sosial.
2. Adanya sumber bahaya.
3. Adanya tenaga kerja yang berkerja di dalamnya, baik secara terus menerus maupun
sewaktu-waktu.
Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05 Tahun 1996 tentang sistem manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 tahun
1970 tentang keselamatan kerja, dinyatakan bahwa sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (Sistem Manajemen K3) adalah bagian dari manajemen secara keseluruhan
yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Sistem ini
digunakan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja demi
tercapainya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Sedangkan tempat kerja
menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja tersebut adalah setiap ruangan atau lapangan,
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha, dan dimana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, di
udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Di Indonesia, pengaturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja telah dimulai semenjak
Pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu dengan dikeluarkannya Ordonantie Nomor 647 Tahun
Inisiasi 6
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 2
1925 tentang pembatasan pekerjaan anak dan wanita pada waktu malam hari dan
Ordonantie Nomor 87 Tahun 1926 tentang pekerjaan anak dan orang muda di kapal. Selain
itu Pemerintah Hindia Belanda juga meratifikasi beberapa konvensi organisasi buruh
internasional (ILO), yaitu:
1. Konvensi Nomor 4 tentang pekerjaan wanita pada malam hari;
2. Konvensi Nomor 5 tentang usia terendah bagi anak untuk dapat bekerja di perusahan
perindustrian;
3. Konvensi Nomor 7 tentang usia terendah bagi anak untuk bekerja di kapal; dan
4. Konvensi Nomor 15 tentang usia terendah bagi orang muda untuk dapat bekerja
sebagai tukang api atau tukang batu bara.
Peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda yang berkaitan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersifat tidak menyeluruh, karena hanya berlaku
di beberapa tempat dan golongan, sehingga menimbulkan pluralisme hukum.
Setelah kemerdekaan RI, pada pemerintahan Republik Indonesia Serikat, pemerintah
mengeluarkan UU Nomor 12 Tahun 1948 tentang kerja yang berlaku hanya di ibukota RIS,
yaitu Yogyakarta. Dan setelah Indonesia kembali ke dalam bentuk Negara Kesatuan, UU
tersebut diberlakukan untuk seluruh wilayah Republik Indonesia (RI) sebagai Undang
Undang Pokok yang memuat aturan dasar tentang pekerjaan anak; pekerjan orang muda;
pekerjaan wanita; waktu kerja; istirahat dan tempat kerja serta perumahan bagi buruh.
Selanjutnya, pada Tahun 1970, pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja. Dan untuk melaksanakan UU No 1 Tahun 1970 tersebut
pemerintah mengeluarkan peraturan pelaksanaan, yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja No
05 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat
Sistem Manajemen K3. Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah menciptakan suatu
sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang melibatkan unsur manajemen,
tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan
Inisiasi 6
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 3
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan selalu terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.
Program manajemen keselamatan kerja yang efektif terdiri atas:
1. Tanggung jawab dan komitmen perusahaan.
2. Kebijakan dan disiplin keselamatan kerja.
3. Komunikasi dan pelatihan keselamatan kerja.
4. Komite keselamatan kerja.
5. Inspeksi, penyelidikan kecelakaan kerja, dan riset.
6. Evaluasi terhadap usaha-usaha keselamatan kerja.
Cara Mengukur Keselamatan Kerja
Ada dua metode pengukuran keselamatan organisasi yang telah diterima secara meluas dan
telah digunakan dalam rangka pengkajian kasus kecelakaan di tempat kerja di Indonesia.
Pertama, tingkat kekerapan (Frequency Rate). Tingkat kekerapan digunakan untuk
menunjukkan seberapa sering kejadian yang menyebabkan karyawan luka atau cacat . Luka
atau cacat karyawan tersebut menyebabkan seseorang tidak dapat masuk kerja satu hari
atau lebih setelah terjadinya kecelakaan kerja. Kedua, tingkat keparahan menunjukkan
seberapa parah suatu peristiwa kecelakaan kerja, yaitu dengan menghitung lamanya waktu
karyawan menderita luka-luka sehingga tidak dapat masuk bekerja. Rumus untuk
menghitung tingkat kekerapan dan tingkat keparahan adalah sebagai berikut.
Tingkat kekerapan = Jumlah kecelakaan kerja x 1.000.000
Jumlah jam kerja pekerja setahun
Tingkat keparahan = Jumlah hari hilang x 1.000.000
Jumlah jam kerja pekerja setahun
Inisiasi 6
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 4
Tinggi tingkat kekerapan ataupun keparahan tersebut baru bermakna jika dibandingkan
dengan hal yang sama yang terjadi pada departemen atau divisi lain dalam suatu organisasi
untuk tahun sebelumnya, atau dibandingkan dengan organisasi yang berbeda. Melalui
pembandingan tersebut, maka prestasi keselamatan kerja suatu departemen atau organisasi
dapat dievaluasi dengan baik.
Saudara mahasiswa yang budiman. Inti dari suatu program keselamatan kerja organisasional
adalah pencegahan terhadap kecelakaan kerja. Jadi, sebagian besar program keselamatan
kerja dirancang untuk mempertahankan suatu sikap keselamatan kerja dan menghindari
kecelakaan kerja agar tetap berada dalam benak setiap karyawan. Di samping itu, program
lain dapat juga digunakan terutama untuk membuat karyawan lebih sadar terhadap
pentingnya keselamatan kerja. Menurut Byars dan Rue (1997), saat ini ada empat elemen
dasar yang paling sukses dalam program keselamatan kerja, yaitu:
1. Program harus mendapat dukungan yang tulus baik dari manajemen puncak maupun
manajemen menengah.
2. Harus dinyatakan secara jelas bahwa keselamatan kerja menjadi tanggung jawab
manajer operasi. Seluruh manajer operasi harus menganggap bahwa keselamatan kerja
menjadi bagian integral dalam tugas mereka.
3. Sikap positif terhadap keselamatan kerja harus ada dan terpelihara. Semua karyawan
harus percaya bahwa program keselamatan kerja adalah bermanfaat dan membuahkan
hasil.
4. Setiap orang atau departemen harus menguasai program keselamatan kerja dan
bertanggung jawab terhadap pelaksanaannya.
Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja dapat didefinisikan sebagai bebas dari penyakit. Lingkungan kerja seringkali
dapat menyebabkan penyakit. Adanya risiko kesehatan seperti risiko fisik maupun biologis,
Inisiasi 6
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 5
racun, bahan kimia, dan debu yang menyebabkan kanker dan kondisi kerja yang penuh stres
menempatkan karyawan pada risiko kesehatan di tempat kerja.
Definisi lain kesehatan kerja adalah kondisi fisik, mental dan sosial yang sejahtera
(Ivancevich, 1992). Titik berat dari definisi ini adalah pada hubungan antara badan, pikiran
dan pola sosial. Contoh, karyawan yang kompeten, tetapi selalu merasa tertekan (stres) dan
memiliki kepercayaan diri yang rendah, sama saja kondisinya dengan kondisi orang yang
terluka atau sakit, sehingga tidak produktif. Oleh karena itu, manajer harus menyadari
bahwa mereka perlu menaruh perhatian pada kesehatan umum karyawan termasuk
kesehatan jiwanya. Mereka harus menyelenggarakan program-program yang dapat
membantu meningkatkan kesehatan karyawan, baik kesehatan badan maupun jiwa. Ada dua
program yang dapat diselenggarakan oleh suatu organisasi, yaitu program kesehatan
preventif dan manajemen stres.
Program perawatan kesehatan preventif mancakup pengeluaran untuk membangun fasilitas
yang mambantu perawatan mandiri karyawan secara lebih baik (Ivancevich, 1992). Program
preventif atau pendekatan sehat (wellness approach), memberikan dorongan kepada
karyawan untuk membuat perubahan gaya hidup pada saat itu juga melalui pemberian gizi
yang lebih baik, program olahraga secara teratur, tidak merokok dan minum alkohol,
bimbingan stres dan pemeriksaan fisik secara teratur setahun sekali.
Enam langkah perubahan perilaku, yaitu kesadaran, pendidikan, insentif, program, tindakan
secara mandiri dan tindak lanjut serta dukungan. Setiap pekerja dibuat sadar melalui
perkiraan biaya kesehatan, yaitu merupakan evaluasi secara statistik mengenai risiko
kesehatan karyawan secara individual. Program penyadaran karyawan tersebut termasuk
berbagai saran untuk mengurangi risiko dan perubahan perilaku agar dapat hidup lebih lama
dan lebih sehat.
Inisiasi 6
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 6
Pendekatan preventif tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan, terutama jika
pendekatan tersebut diadopsi tanpa benar-benar memahami adanya tuntutan terhadap
komitmen manajer dan komunikasi antara pekerja dan manajer. Hal yang perlu diperhatikan
adalah bahwa program preventif bukanlah program yang secara instan akan memberikan
keuntungan bagi perusahaan, tetapi program tersebut akan memberikan manfaat
perusahaan dalam jangka panjang.
Saudara mahasiswa yang budiman. Bahwa kesehatan karyawan adalah meliputi kesehatan
fisik, mental dan sosial. Menurut Miner dan Crane (1995), kesehatan emosional atau
psikologis adalah stres, yaitu kondisi internal individu yang mempersepsikan adanya
ancaman terhadap kesejahteraan jasmani dan rohaninya. Pengertian stres tersebut
menekankan suatu persepsi dan evaluasi seseorang tentang stimuli berbahaya yang
potensial, dan menganggap persepsi ancaman tersebut akan muncul dari suatu
perbandingan antara tuntutan yang dibebankan atas individu dan kemampuan individu
untuk memenuhi tuntutan tersebut.
Program manajemen stres mepunyai hubungan yang erat dengan program kesehatan fisik
karyawan. Menurut Miner dan Crane (1995), program tersebut dapat direncanakan dan
ditawarkan di rumah dengan ditangani oleh seorang konsultan. Termasuk dalam program ini
adalah prosedur pengendoran otot melalui berbagai macam cara seperti, meditasi, belajar
bagaimana merekayasa lingkungan seseorang untuk mengurangi stres melalui pendekatan
seperti manajemen waktu, dan mejadi lebih tegas dalam berpendirian, belajar keahlian
dalam meminimalkan stres dalam suatu kondisi, atau mengurangi kecenderungan seseorang
membesar-besarkan hal-hal yang dapat menyebabkan stres.
Banyak perusahaan pada saat ini menyediakan program manajemen stres yang berfokus
pada teknik relaksasi. Inovasi yang paling akhir adalah mengenalkan komputerisasi program
manajemen stres yang memungkinkan karyawan melakukan sendiri program tersebut.
Inisiasi 6
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Halaman : 7
Program ini relatif mahal, di samping program manajemen stres, perusahaan dapat
menawarkan apa yang disebut dengan dukungan sosial.
Dukungan sosial dari atasan, teman sekerja, keluarga dan teman dapat menolong tingkat
stres seseorang, karena karyawan yang bersangkutan merasa bahwa orang lain siap
membantunya, sehingga dia tidak merasa sendirian sepanjang waktu. Intinya, seseorang
merasa lebih baik dan kuat karena tantangan dapat dihadapi bersama-sama. Dukungan
emosional merupakan bagian dari suatu proses dukungan sosial dimana pekerja dapat
menyandarkan diri kepadanya, pekerja merasa mendapatkan dorongan, dan pekerja merasa
ada seseorang yang mau mendengarkan keluh kesahnya atau kesulitan-kesulitan yang
dihadapinya. Dukungan bersifat informasi juga dapat diberikan. Pihak lain dapat
memberikan pengetahuan tertentu untuk menanggulangi stres dan untuk menghadapi
ketidakpastian. Meskipun secara formal perusahaan jarang menggunakan dukungan sosial
sebagai program untuk mengurangi stres, secara informal supervisor dan teman sekerja
harus melakukannya setiap hari.
=============================================
Daftar Pustaka:
Byars, L. L dan Rue, L. W.1997. Human Resource Mana-gement. Fifth Edition. Chicago:
IRWIN.
Ivancevich, John M., Robert Konopaske, dan Michael T.Mattesson. 2008. Organizational
Behavior and Management. New York: McGraw-Hill.
Miner, J.B. dan Crane, D.P. 1995. Human Resource Management: The Strategic Perspective.
New York: HarperCollins College Publisher.

More Related Content

Similar to Inisiasi 7 new

Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...Shelly Intan Permatasari
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerjaMakalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerjagetris gean
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan KerjaKeselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan KerjaRizal Triyandi
 
Makalah kesehatan keselamatan kerja
Makalah kesehatan keselamatan kerjaMakalah kesehatan keselamatan kerja
Makalah kesehatan keselamatan kerjaYesica Adicondro
 
Tugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggrisTugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggrisdhilabe
 
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptxKesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptxaldamay
 
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam PerusahaanPengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam PerusahaanRobby Firmansyah
 
K3- Ruang Lingkup Pelaksanaan K3 dalam Keperawatan (3).pdf
K3- Ruang Lingkup Pelaksanaan K3 dalam Keperawatan (3).pdfK3- Ruang Lingkup Pelaksanaan K3 dalam Keperawatan (3).pdf
K3- Ruang Lingkup Pelaksanaan K3 dalam Keperawatan (3).pdfnanangprasetyo12
 
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docxKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docxtetisetiawati4
 
Kesehatan dan keselamatan kerja
Kesehatan dan keselamatan kerjaKesehatan dan keselamatan kerja
Kesehatan dan keselamatan kerjaRosita Yuliana
 
Survey K3 ke Perusahaan
Survey K3 ke PerusahaanSurvey K3 ke Perusahaan
Survey K3 ke PerusahaanAulia Rizqi
 
Modul K3 Part 1.pptx
Modul K3 Part 1.pptxModul K3 Part 1.pptx
Modul K3 Part 1.pptxEkoAprianto19
 
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerjaPertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerjaRobi Ananda
 
Kesehatan Keselamatan Kerja
Kesehatan Keselamatan KerjaKesehatan Keselamatan Kerja
Kesehatan Keselamatan KerjaYesica Adicondro
 
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAKESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJASomewhere
 
MATERI PENGERTIAN K3LH
MATERI PENGERTIAN K3LHMATERI PENGERTIAN K3LH
MATERI PENGERTIAN K3LHtigayt
 

Similar to Inisiasi 7 new (20)

Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerjaMakalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan KerjaKeselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 
Makalah kesehatan keselamatan kerja
Makalah kesehatan keselamatan kerjaMakalah kesehatan keselamatan kerja
Makalah kesehatan keselamatan kerja
 
Tugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggrisTugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggris
 
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptxKesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
 
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam PerusahaanPengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
 
Inisiasi 8 new k3
Inisiasi 8 new k3Inisiasi 8 new k3
Inisiasi 8 new k3
 
Makalah k3
Makalah k3Makalah k3
Makalah k3
 
K3- Ruang Lingkup Pelaksanaan K3 dalam Keperawatan (3).pdf
K3- Ruang Lingkup Pelaksanaan K3 dalam Keperawatan (3).pdfK3- Ruang Lingkup Pelaksanaan K3 dalam Keperawatan (3).pdf
K3- Ruang Lingkup Pelaksanaan K3 dalam Keperawatan (3).pdf
 
Laporan k3
Laporan k3Laporan k3
Laporan k3
 
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docxKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx
 
Kesehatan dan keselamatan kerja
Kesehatan dan keselamatan kerjaKesehatan dan keselamatan kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja
 
Survey K3 ke Perusahaan
Survey K3 ke PerusahaanSurvey K3 ke Perusahaan
Survey K3 ke Perusahaan
 
Safety Culture
Safety CultureSafety Culture
Safety Culture
 
Modul K3 Part 1.pptx
Modul K3 Part 1.pptxModul K3 Part 1.pptx
Modul K3 Part 1.pptx
 
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerjaPertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
 
Kesehatan Keselamatan Kerja
Kesehatan Keselamatan KerjaKesehatan Keselamatan Kerja
Kesehatan Keselamatan Kerja
 
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAKESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
 
MATERI PENGERTIAN K3LH
MATERI PENGERTIAN K3LHMATERI PENGERTIAN K3LH
MATERI PENGERTIAN K3LH
 

More from Materi Kuliah (16)

Analisis jabatan
Analisis jabatanAnalisis jabatan
Analisis jabatan
 
Tugas 1 audit sdm 2020
Tugas 1 audit sdm 2020Tugas 1 audit sdm 2020
Tugas 1 audit sdm 2020
 
Modul minggu 3
Modul minggu 3Modul minggu 3
Modul minggu 3
 
Tugas 3
Tugas 3Tugas 3
Tugas 3
 
Ppt 7
Ppt 7Ppt 7
Ppt 7
 
Inisiasi 6a new
Inisiasi 6a newInisiasi 6a new
Inisiasi 6a new
 
Pelatihan dan pengembangan
Pelatihan dan pengembanganPelatihan dan pengembangan
Pelatihan dan pengembangan
 
Bahan Materi Sesi 4
Bahan Materi Sesi 4Bahan Materi Sesi 4
Bahan Materi Sesi 4
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Inisiasi 8 new
Inisiasi 8 newInisiasi 8 new
Inisiasi 8 new
 
Inisiasi 6 new
Inisiasi 6 newInisiasi 6 new
Inisiasi 6 new
 
Inisiasi 4 new
Inisiasi 4 newInisiasi 4 new
Inisiasi 4 new
 
Inisiasi 3 new
Inisiasi 3 newInisiasi 3 new
Inisiasi 3 new
 
Inisiasi 2a
Inisiasi 2aInisiasi 2a
Inisiasi 2a
 
Inisiasi 1a
Inisiasi 1aInisiasi 1a
Inisiasi 1a
 

Recently uploaded

aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Inisiasi 7 new

  • 1. Inisiasi 6 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 1 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Keselamatan Kerja Keselamatan merujuk kepada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang. Tujuan utama program keselamatan kerja yang efektif di organisasi adalah mencegah kecelakaan dan cedera yang terkait dengan tempat kerja. Tempat kerja menurut Husni (2001), adalah setiap tempat yang di dalamnya terdapat 3 (tiga) unsur, yaitu: 1. Adanya suatu usaha, baik itu usaha yang bersifat ekonomis maupun usaha sosial. 2. Adanya sumber bahaya. 3. Adanya tenaga kerja yang berkerja di dalamnya, baik secara terus menerus maupun sewaktu-waktu. Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05 Tahun 1996 tentang sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, dinyatakan bahwa sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (Sistem Manajemen K3) adalah bagian dari manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Sistem ini digunakan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja demi tercapainya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Sedangkan tempat kerja menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja tersebut adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha, dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, di udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Di Indonesia, pengaturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja telah dimulai semenjak Pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu dengan dikeluarkannya Ordonantie Nomor 647 Tahun
  • 2. Inisiasi 6 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 2 1925 tentang pembatasan pekerjaan anak dan wanita pada waktu malam hari dan Ordonantie Nomor 87 Tahun 1926 tentang pekerjaan anak dan orang muda di kapal. Selain itu Pemerintah Hindia Belanda juga meratifikasi beberapa konvensi organisasi buruh internasional (ILO), yaitu: 1. Konvensi Nomor 4 tentang pekerjaan wanita pada malam hari; 2. Konvensi Nomor 5 tentang usia terendah bagi anak untuk dapat bekerja di perusahan perindustrian; 3. Konvensi Nomor 7 tentang usia terendah bagi anak untuk bekerja di kapal; dan 4. Konvensi Nomor 15 tentang usia terendah bagi orang muda untuk dapat bekerja sebagai tukang api atau tukang batu bara. Peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersifat tidak menyeluruh, karena hanya berlaku di beberapa tempat dan golongan, sehingga menimbulkan pluralisme hukum. Setelah kemerdekaan RI, pada pemerintahan Republik Indonesia Serikat, pemerintah mengeluarkan UU Nomor 12 Tahun 1948 tentang kerja yang berlaku hanya di ibukota RIS, yaitu Yogyakarta. Dan setelah Indonesia kembali ke dalam bentuk Negara Kesatuan, UU tersebut diberlakukan untuk seluruh wilayah Republik Indonesia (RI) sebagai Undang Undang Pokok yang memuat aturan dasar tentang pekerjaan anak; pekerjan orang muda; pekerjaan wanita; waktu kerja; istirahat dan tempat kerja serta perumahan bagi buruh. Selanjutnya, pada Tahun 1970, pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Dan untuk melaksanakan UU No 1 Tahun 1970 tersebut pemerintah mengeluarkan peraturan pelaksanaan, yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 05 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat Sistem Manajemen K3. Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan
  • 3. Inisiasi 6 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 3 mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan selalu terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Program manajemen keselamatan kerja yang efektif terdiri atas: 1. Tanggung jawab dan komitmen perusahaan. 2. Kebijakan dan disiplin keselamatan kerja. 3. Komunikasi dan pelatihan keselamatan kerja. 4. Komite keselamatan kerja. 5. Inspeksi, penyelidikan kecelakaan kerja, dan riset. 6. Evaluasi terhadap usaha-usaha keselamatan kerja. Cara Mengukur Keselamatan Kerja Ada dua metode pengukuran keselamatan organisasi yang telah diterima secara meluas dan telah digunakan dalam rangka pengkajian kasus kecelakaan di tempat kerja di Indonesia. Pertama, tingkat kekerapan (Frequency Rate). Tingkat kekerapan digunakan untuk menunjukkan seberapa sering kejadian yang menyebabkan karyawan luka atau cacat . Luka atau cacat karyawan tersebut menyebabkan seseorang tidak dapat masuk kerja satu hari atau lebih setelah terjadinya kecelakaan kerja. Kedua, tingkat keparahan menunjukkan seberapa parah suatu peristiwa kecelakaan kerja, yaitu dengan menghitung lamanya waktu karyawan menderita luka-luka sehingga tidak dapat masuk bekerja. Rumus untuk menghitung tingkat kekerapan dan tingkat keparahan adalah sebagai berikut. Tingkat kekerapan = Jumlah kecelakaan kerja x 1.000.000 Jumlah jam kerja pekerja setahun Tingkat keparahan = Jumlah hari hilang x 1.000.000 Jumlah jam kerja pekerja setahun
  • 4. Inisiasi 6 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 4 Tinggi tingkat kekerapan ataupun keparahan tersebut baru bermakna jika dibandingkan dengan hal yang sama yang terjadi pada departemen atau divisi lain dalam suatu organisasi untuk tahun sebelumnya, atau dibandingkan dengan organisasi yang berbeda. Melalui pembandingan tersebut, maka prestasi keselamatan kerja suatu departemen atau organisasi dapat dievaluasi dengan baik. Saudara mahasiswa yang budiman. Inti dari suatu program keselamatan kerja organisasional adalah pencegahan terhadap kecelakaan kerja. Jadi, sebagian besar program keselamatan kerja dirancang untuk mempertahankan suatu sikap keselamatan kerja dan menghindari kecelakaan kerja agar tetap berada dalam benak setiap karyawan. Di samping itu, program lain dapat juga digunakan terutama untuk membuat karyawan lebih sadar terhadap pentingnya keselamatan kerja. Menurut Byars dan Rue (1997), saat ini ada empat elemen dasar yang paling sukses dalam program keselamatan kerja, yaitu: 1. Program harus mendapat dukungan yang tulus baik dari manajemen puncak maupun manajemen menengah. 2. Harus dinyatakan secara jelas bahwa keselamatan kerja menjadi tanggung jawab manajer operasi. Seluruh manajer operasi harus menganggap bahwa keselamatan kerja menjadi bagian integral dalam tugas mereka. 3. Sikap positif terhadap keselamatan kerja harus ada dan terpelihara. Semua karyawan harus percaya bahwa program keselamatan kerja adalah bermanfaat dan membuahkan hasil. 4. Setiap orang atau departemen harus menguasai program keselamatan kerja dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaannya. Kesehatan Kerja Kesehatan kerja dapat didefinisikan sebagai bebas dari penyakit. Lingkungan kerja seringkali dapat menyebabkan penyakit. Adanya risiko kesehatan seperti risiko fisik maupun biologis,
  • 5. Inisiasi 6 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 5 racun, bahan kimia, dan debu yang menyebabkan kanker dan kondisi kerja yang penuh stres menempatkan karyawan pada risiko kesehatan di tempat kerja. Definisi lain kesehatan kerja adalah kondisi fisik, mental dan sosial yang sejahtera (Ivancevich, 1992). Titik berat dari definisi ini adalah pada hubungan antara badan, pikiran dan pola sosial. Contoh, karyawan yang kompeten, tetapi selalu merasa tertekan (stres) dan memiliki kepercayaan diri yang rendah, sama saja kondisinya dengan kondisi orang yang terluka atau sakit, sehingga tidak produktif. Oleh karena itu, manajer harus menyadari bahwa mereka perlu menaruh perhatian pada kesehatan umum karyawan termasuk kesehatan jiwanya. Mereka harus menyelenggarakan program-program yang dapat membantu meningkatkan kesehatan karyawan, baik kesehatan badan maupun jiwa. Ada dua program yang dapat diselenggarakan oleh suatu organisasi, yaitu program kesehatan preventif dan manajemen stres. Program perawatan kesehatan preventif mancakup pengeluaran untuk membangun fasilitas yang mambantu perawatan mandiri karyawan secara lebih baik (Ivancevich, 1992). Program preventif atau pendekatan sehat (wellness approach), memberikan dorongan kepada karyawan untuk membuat perubahan gaya hidup pada saat itu juga melalui pemberian gizi yang lebih baik, program olahraga secara teratur, tidak merokok dan minum alkohol, bimbingan stres dan pemeriksaan fisik secara teratur setahun sekali. Enam langkah perubahan perilaku, yaitu kesadaran, pendidikan, insentif, program, tindakan secara mandiri dan tindak lanjut serta dukungan. Setiap pekerja dibuat sadar melalui perkiraan biaya kesehatan, yaitu merupakan evaluasi secara statistik mengenai risiko kesehatan karyawan secara individual. Program penyadaran karyawan tersebut termasuk berbagai saran untuk mengurangi risiko dan perubahan perilaku agar dapat hidup lebih lama dan lebih sehat.
  • 6. Inisiasi 6 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 6 Pendekatan preventif tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan, terutama jika pendekatan tersebut diadopsi tanpa benar-benar memahami adanya tuntutan terhadap komitmen manajer dan komunikasi antara pekerja dan manajer. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa program preventif bukanlah program yang secara instan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, tetapi program tersebut akan memberikan manfaat perusahaan dalam jangka panjang. Saudara mahasiswa yang budiman. Bahwa kesehatan karyawan adalah meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Menurut Miner dan Crane (1995), kesehatan emosional atau psikologis adalah stres, yaitu kondisi internal individu yang mempersepsikan adanya ancaman terhadap kesejahteraan jasmani dan rohaninya. Pengertian stres tersebut menekankan suatu persepsi dan evaluasi seseorang tentang stimuli berbahaya yang potensial, dan menganggap persepsi ancaman tersebut akan muncul dari suatu perbandingan antara tuntutan yang dibebankan atas individu dan kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan tersebut. Program manajemen stres mepunyai hubungan yang erat dengan program kesehatan fisik karyawan. Menurut Miner dan Crane (1995), program tersebut dapat direncanakan dan ditawarkan di rumah dengan ditangani oleh seorang konsultan. Termasuk dalam program ini adalah prosedur pengendoran otot melalui berbagai macam cara seperti, meditasi, belajar bagaimana merekayasa lingkungan seseorang untuk mengurangi stres melalui pendekatan seperti manajemen waktu, dan mejadi lebih tegas dalam berpendirian, belajar keahlian dalam meminimalkan stres dalam suatu kondisi, atau mengurangi kecenderungan seseorang membesar-besarkan hal-hal yang dapat menyebabkan stres. Banyak perusahaan pada saat ini menyediakan program manajemen stres yang berfokus pada teknik relaksasi. Inovasi yang paling akhir adalah mengenalkan komputerisasi program manajemen stres yang memungkinkan karyawan melakukan sendiri program tersebut.
  • 7. Inisiasi 6 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Halaman : 7 Program ini relatif mahal, di samping program manajemen stres, perusahaan dapat menawarkan apa yang disebut dengan dukungan sosial. Dukungan sosial dari atasan, teman sekerja, keluarga dan teman dapat menolong tingkat stres seseorang, karena karyawan yang bersangkutan merasa bahwa orang lain siap membantunya, sehingga dia tidak merasa sendirian sepanjang waktu. Intinya, seseorang merasa lebih baik dan kuat karena tantangan dapat dihadapi bersama-sama. Dukungan emosional merupakan bagian dari suatu proses dukungan sosial dimana pekerja dapat menyandarkan diri kepadanya, pekerja merasa mendapatkan dorongan, dan pekerja merasa ada seseorang yang mau mendengarkan keluh kesahnya atau kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Dukungan bersifat informasi juga dapat diberikan. Pihak lain dapat memberikan pengetahuan tertentu untuk menanggulangi stres dan untuk menghadapi ketidakpastian. Meskipun secara formal perusahaan jarang menggunakan dukungan sosial sebagai program untuk mengurangi stres, secara informal supervisor dan teman sekerja harus melakukannya setiap hari. ============================================= Daftar Pustaka: Byars, L. L dan Rue, L. W.1997. Human Resource Mana-gement. Fifth Edition. Chicago: IRWIN. Ivancevich, John M., Robert Konopaske, dan Michael T.Mattesson. 2008. Organizational Behavior and Management. New York: McGraw-Hill. Miner, J.B. dan Crane, D.P. 1995. Human Resource Management: The Strategic Perspective. New York: HarperCollins College Publisher.