SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Empat Penyebab Pejabat Tinggi
Negara Korupsi
Oleh Musni Umar, Ph.D
Dalam wawancara di JAK TV secara live (4/10/2013) bertajuk “Menelusuri
Penyebab Korupsi Pejabat Tinggi Negara sekelas Akil Mochtar, Ketua MK
yang diduga menerima suap dalam sengketa Pemilukada K ab. Gunung Mas,
Provinsi Kalimantan Tengah, dan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten,
Sosiolog Musni Umar mengemukakan bahwa setidaknya terdapat 4 (empat)
penyebab pejabat tinggi negara melakukan korupsi dengan menerima suap.
Pertama, aspek sosiologis
Kedua, aspek budaya
Ketiga, aspek sistem
Keempat, aspek manusia.
Dari aspek sosiologis, masyarakat dan keluarga turut memberi andil
merajalelanya korupsi di Indonesia. Ini terjadi karena masyarakat sangat
mengagumi orang kaya. Tidak peduli menjadi kaya dari hasil korupsi.
Masyarakat telah membudayakan penghormatan
yang amat tinggi kepada orang kaya, sehingga
pejabat tinggi negara, berusaha memanfaatkan
kedudukannya untuk mengumpulkan harta, supaya
tetap dihormati pada saat menjabat dan setelah
pensiun. Selain itu, dalam keluarga besar (extended
family) seorang anggota keluarga yang menduduki
posisi penting dalam negara, secara langsung
ataupun tidak langsung dituntut untuk membagi
kesenangan, kebahagian dan kesempatan kepada
seluruh anggota keluarga besar.
Dalam setiap acara, keluarga yang sukses dituntut
untuk membiayai hajatan yang dilakukan. Kalau
tidak, maka akan diasingkan, tidak diakui,
dicemooh, dianggap pelit dan lain sebagainya.
Dari aspek budaya, disertasi klasik Heather
Sutherland (1979) yang berjudul The Making of A
Bureaucratic Elite, di mana Sutherland
menggambarkan betapa sistem upeti yang telah
berlangsung selama berabad-abad itu tetap
menjadi pola transfer kekuasaan antara rakyat dan
penguasa ketika para birokrat di Indonesia sudah
harus bekerja dengan sistem administrasi modern.
Pola patron-client di mana upeti merupakan alat
tukar kekuasaan dianggap sebagai standar yang
wajar diantara para birokrat modern atau pamong-
praja di Indonesia.
Pada mulanya, rakyat sebagai “kawula” dalam rangka
mewujudkan pengabdian dan kesetiaan kepada raja
selaku “gusti”, memberi upeti kepada sang raja.
Kemudian dalam perkembangannya kerajaan yang
ditaklukkan memberi upeti kepada raja yang
menaklukkan sebagai bukti kesetiaan.
Di masa penjajahan, kebiasaan memberi upeti
dilestarikan, sampai Indonesia merdeka 1945 hingga
kini kebiasaan itu terus lestari dan bahkan menjadi
budaya.
Budaya memberi upeti itu, kemudian dikategorikan
sebagai suap yang tidak boleh dilakukan. Namun,
karena sudah membudaya, maka pemberian upeti
kepada pemegang kekuasaan seperti yang diduga
dilakukan Akil Mochtar, Ketua MK terus berlangsung
dan sulit dihapus.
Dari aspek sistem, seperti politik. Ekonomi, sosial, hukum dan
sebagainya, justeru semakin mendorong dan mempersubur
budaya korupsi, karena untuk meraih jabatan publik seperti
menjadi anggota parlemen (DPR, DPD, DPRD Provinsi,
Kabupaten, Kota dan jabatan publik lainnya seperti Presiden
dan Wakil Presiden, Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati
dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota) memerlukan
dana (uang) yang sangat besar.
Para pemain politik melalui broker politik dan ekonomi,
mencari peluang dengan bekerja sama para pemegang
kekuasaan. Dalam posisi ini, Akil Mochtar, Ketua MK, mantan
Anggota DPR RI dipandang bisa diajak bekerja sama. Yang
memiliki kedekatan kepentingan ialah teman-teman dari
partai politik yang membesarkan Akil Mochtar. Disitulah
Chairun Nisa, anggota Komisi II DPR RI dari partai Golkar
memainkan peran, yang kemudian tertangkap tangan oleh
KPK dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) 2 Oktober 2013.
Terjadinya kerjasama antara Chairun Nisa dengan Akil
Mochtar diduga bermotif politik dan ekonomi.
Pertama, motif politik, diduga menjelang pemilu 2014,
Chairun Nisa dan kawan-kawannya memerlukan dana
yang besar untuk memenangkan pertarungan dalam
pemilu parlemen.
Kedua, Akil Mochtar selaku kader partai, diduga ingin
berkontribusi untuk membantu teman-temannya, dan
tidak tertutup kemungkinan membantu partainya.
Kontribusi dana diperlukan untuk memenangkan
pertarungan politik 2014.
Ketiga, ingin investasi politik agar tetap mendapat
dukungan politik dari partainya.
Keempat, motif ekonomi yaitu serakah (tamak),
mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, agar tetap
survive dalam kekuasaannya dan bahkan dapat meraih
kekuasaan yang lebih tinggi.
Terakhir, dari aspek manusia, korupsi disebabkan lemah
iman, tamak (serakah) yang disebut sebagai corruption
by greed (korupsi karena serakah), dan corruption by
political interest (korupsi karena kepentingan politik.
Dalam kasus Akil Mochtar, Ketua MK yang tertangkap
tangan dalam OTT (Operasi Tangkap Tangan) KPK
diduga keras motifnya adalah karena tamak dan ada
kepentingan politik untuk investasi politik di masa
depan.
Semoga tulisan singkat ini yang merupakan rekaman
ulang dari dialog di JAK TV (4/10/2013) yang sudah
disempurnakan, bisa memberi pencerahan, penyadaran
dan pencerdasan bagi bangsa Indonesia dalam
memberantas korupsi dan tetap bersemangat
membangun masyarakat, bangsa dan negara Indonesia
yang maju, sejahtera, adil dan makmur. Jkt, 5/10/2013

More Related Content

What's hot

Refleksi bidang politik akhir tahun 2013
Refleksi bidang politik akhir tahun 2013Refleksi bidang politik akhir tahun 2013
Refleksi bidang politik akhir tahun 2013
Beni Desrizal
 
Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaAkar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
Ery Arifullah
 
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaMakalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
ARY SETIADI
 
mengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi muda
mengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi mudamengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi muda
mengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi muda
Salma Van Licht
 
Tugas makalah korupsi
Tugas makalah korupsiTugas makalah korupsi
Tugas makalah korupsi
Yuni Sist
 

What's hot (19)

Refleksi bidang politik akhir tahun 2013
Refleksi bidang politik akhir tahun 2013Refleksi bidang politik akhir tahun 2013
Refleksi bidang politik akhir tahun 2013
 
Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaAkar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
 
Makalah Wacana hukuman mati bagi koruptor
Makalah Wacana hukuman mati bagi koruptorMakalah Wacana hukuman mati bagi koruptor
Makalah Wacana hukuman mati bagi koruptor
 
Investigasi kasus korupsi
Investigasi kasus korupsi Investigasi kasus korupsi
Investigasi kasus korupsi
 
Bab 2 konsep korupsi
Bab 2 konsep korupsiBab 2 konsep korupsi
Bab 2 konsep korupsi
 
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaMakalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
 
pemberantasan korupsi di jepang
pemberantasan korupsi di jepangpemberantasan korupsi di jepang
pemberantasan korupsi di jepang
 
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIRKORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
 
mengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi muda
mengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi mudamengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi muda
mengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi muda
 
Analisa kasus korupsi dinasti ratu atut pada dinas kesehatan di banten
Analisa kasus korupsi dinasti ratu atut pada dinas kesehatan di bantenAnalisa kasus korupsi dinasti ratu atut pada dinas kesehatan di banten
Analisa kasus korupsi dinasti ratu atut pada dinas kesehatan di banten
 
Makalah korupsi
Makalah korupsiMakalah korupsi
Makalah korupsi
 
Makalah korupsi STIP WUNA
Makalah korupsi STIP WUNA Makalah korupsi STIP WUNA
Makalah korupsi STIP WUNA
 
Tugas makalah korupsi
Tugas makalah korupsiTugas makalah korupsi
Tugas makalah korupsi
 
[PKN Korupsi
[PKN Korupsi[PKN Korupsi
[PKN Korupsi
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Corruption and ...
 
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
PENDIDIKAN ANTI KORUPSIPENDIDIKAN ANTI KORUPSI
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
 
Makalah korupsi di kalangan masyarakat
Makalah korupsi di kalangan masyarakatMakalah korupsi di kalangan masyarakat
Makalah korupsi di kalangan masyarakat
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
 
Makalah korupsiiiiii
Makalah korupsiiiiiiMakalah korupsiiiiii
Makalah korupsiiiiii
 

Similar to Musni Umar: Empat Penyebab Pejabat Tinggi Negara Sekelas Akil Mochtar Menerima Suap

Kesan sekulisme dalam islam
Kesan sekulisme dalam islamKesan sekulisme dalam islam
Kesan sekulisme dalam islam
faizkgrawa
 
Bahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiBahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten Korupsi
Azinuddin Haq
 
Partisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik PerempuanPartisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik Perempuan
musniumar
 
Menjadi Pemilih Kritis dalam Pileg
Menjadi Pemilih Kritis dalam PilegMenjadi Pemilih Kritis dalam Pileg
Menjadi Pemilih Kritis dalam Pileg
sipri jemalur
 

Similar to Musni Umar: Empat Penyebab Pejabat Tinggi Negara Sekelas Akil Mochtar Menerima Suap (20)

Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019
Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019
Buku putih-agenda-antikorupsi-bg-presiden-2014-2019
 
Kesan sekulisme dalam islam
Kesan sekulisme dalam islamKesan sekulisme dalam islam
Kesan sekulisme dalam islam
 
Partisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik PerempuanPartisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik Perempuan
 
Fenomena pilkada
Fenomena pilkadaFenomena pilkada
Fenomena pilkada
 
Korupsi Elite Politik dari Zaman Kerajaan ke Era Reformasi
Korupsi Elite Politik dari Zaman Kerajaan ke Era ReformasiKorupsi Elite Politik dari Zaman Kerajaan ke Era Reformasi
Korupsi Elite Politik dari Zaman Kerajaan ke Era Reformasi
 
Bahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiBahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten Korupsi
 
4088950 jurnal-korupsi
4088950 jurnal-korupsi4088950 jurnal-korupsi
4088950 jurnal-korupsi
 
Partisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik PerempuanPartisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik Perempuan
 
Politik Dinasti Dalam Pemerintahan Daerah
Politik Dinasti Dalam Pemerintahan DaerahPolitik Dinasti Dalam Pemerintahan Daerah
Politik Dinasti Dalam Pemerintahan Daerah
 
Kejujuran Dalam Politik
Kejujuran Dalam PolitikKejujuran Dalam Politik
Kejujuran Dalam Politik
 
BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...
BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...
BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...
 
PPT_KEL.4.pdf
PPT_KEL.4.pdfPPT_KEL.4.pdf
PPT_KEL.4.pdf
 
KEL.1 KEPEMIMPINAN OLIGARKI.pptx
KEL.1 KEPEMIMPINAN OLIGARKI.pptxKEL.1 KEPEMIMPINAN OLIGARKI.pptx
KEL.1 KEPEMIMPINAN OLIGARKI.pptx
 
Musni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan Elit
Musni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan ElitMusni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan Elit
Musni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan Elit
 
PPT KUALITATIF.pptx
PPT KUALITATIF.pptxPPT KUALITATIF.pptx
PPT KUALITATIF.pptx
 
Penanggulangan Kasus Korupsi di Indonesia
Penanggulangan Kasus Korupsi di IndonesiaPenanggulangan Kasus Korupsi di Indonesia
Penanggulangan Kasus Korupsi di Indonesia
 
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 27 oktober 2015-21 desember 2015
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 27 oktober 2015-21 desember 2015(Sindonews.com) Opini hukum-politik 27 oktober 2015-21 desember 2015
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 27 oktober 2015-21 desember 2015
 
Bab i,234
Bab i,234Bab i,234
Bab i,234
 
Menjadi Pemilih Kritis dalam Pileg
Menjadi Pemilih Kritis dalam PilegMenjadi Pemilih Kritis dalam Pileg
Menjadi Pemilih Kritis dalam Pileg
 
Bu cm membangun pemimpin amanah depok 2020
Bu cm membangun pemimpin amanah depok 2020Bu cm membangun pemimpin amanah depok 2020
Bu cm membangun pemimpin amanah depok 2020
 

More from musniumar

Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI JakartaMusni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
musniumar
 
Musni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki JakartaMusni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki Jakarta
musniumar
 
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
musniumar
 
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan PancasilaMembangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
musniumar
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
musniumar
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
musniumar
 
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit IndonesiaMusnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
musniumar
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
musniumar
 
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI JakartaMusni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
musniumar
 
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI JakartaMusni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
musniumar
 
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
musniumar
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
musniumar
 
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara MencegahnyaMusni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
musniumar
 
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
musniumar
 
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat MadaniMusni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
musniumar
 

More from musniumar (20)

Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan SosialRevolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
 
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
 
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI JakartaMusni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
 
Musni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki JakartaMusni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki Jakarta
 
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
 
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan PancasilaMembangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
 
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsa
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan BangsaMusni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsa
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsa
 
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan PersatuanMusni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
 
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit IndonesiaMusnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
 
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI JakartaMusni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
 
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI JakartaMusni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
 
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
 
Musni Umar: Demokrasi dan HAM Dalam Praktik
Musni Umar: Demokrasi dan HAM  Dalam PraktikMusni Umar: Demokrasi dan HAM  Dalam Praktik
Musni Umar: Demokrasi dan HAM Dalam Praktik
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
 
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara MencegahnyaMusni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
 
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
 
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat MadaniMusni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
 

Musni Umar: Empat Penyebab Pejabat Tinggi Negara Sekelas Akil Mochtar Menerima Suap

  • 1.
  • 2. Empat Penyebab Pejabat Tinggi Negara Korupsi Oleh Musni Umar, Ph.D Dalam wawancara di JAK TV secara live (4/10/2013) bertajuk “Menelusuri Penyebab Korupsi Pejabat Tinggi Negara sekelas Akil Mochtar, Ketua MK yang diduga menerima suap dalam sengketa Pemilukada K ab. Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah, dan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Sosiolog Musni Umar mengemukakan bahwa setidaknya terdapat 4 (empat) penyebab pejabat tinggi negara melakukan korupsi dengan menerima suap. Pertama, aspek sosiologis Kedua, aspek budaya Ketiga, aspek sistem Keempat, aspek manusia. Dari aspek sosiologis, masyarakat dan keluarga turut memberi andil merajalelanya korupsi di Indonesia. Ini terjadi karena masyarakat sangat mengagumi orang kaya. Tidak peduli menjadi kaya dari hasil korupsi.
  • 3. Masyarakat telah membudayakan penghormatan yang amat tinggi kepada orang kaya, sehingga pejabat tinggi negara, berusaha memanfaatkan kedudukannya untuk mengumpulkan harta, supaya tetap dihormati pada saat menjabat dan setelah pensiun. Selain itu, dalam keluarga besar (extended family) seorang anggota keluarga yang menduduki posisi penting dalam negara, secara langsung ataupun tidak langsung dituntut untuk membagi kesenangan, kebahagian dan kesempatan kepada seluruh anggota keluarga besar. Dalam setiap acara, keluarga yang sukses dituntut untuk membiayai hajatan yang dilakukan. Kalau tidak, maka akan diasingkan, tidak diakui, dicemooh, dianggap pelit dan lain sebagainya.
  • 4. Dari aspek budaya, disertasi klasik Heather Sutherland (1979) yang berjudul The Making of A Bureaucratic Elite, di mana Sutherland menggambarkan betapa sistem upeti yang telah berlangsung selama berabad-abad itu tetap menjadi pola transfer kekuasaan antara rakyat dan penguasa ketika para birokrat di Indonesia sudah harus bekerja dengan sistem administrasi modern. Pola patron-client di mana upeti merupakan alat tukar kekuasaan dianggap sebagai standar yang wajar diantara para birokrat modern atau pamong- praja di Indonesia.
  • 5. Pada mulanya, rakyat sebagai “kawula” dalam rangka mewujudkan pengabdian dan kesetiaan kepada raja selaku “gusti”, memberi upeti kepada sang raja. Kemudian dalam perkembangannya kerajaan yang ditaklukkan memberi upeti kepada raja yang menaklukkan sebagai bukti kesetiaan. Di masa penjajahan, kebiasaan memberi upeti dilestarikan, sampai Indonesia merdeka 1945 hingga kini kebiasaan itu terus lestari dan bahkan menjadi budaya. Budaya memberi upeti itu, kemudian dikategorikan sebagai suap yang tidak boleh dilakukan. Namun, karena sudah membudaya, maka pemberian upeti kepada pemegang kekuasaan seperti yang diduga dilakukan Akil Mochtar, Ketua MK terus berlangsung dan sulit dihapus.
  • 6. Dari aspek sistem, seperti politik. Ekonomi, sosial, hukum dan sebagainya, justeru semakin mendorong dan mempersubur budaya korupsi, karena untuk meraih jabatan publik seperti menjadi anggota parlemen (DPR, DPD, DPRD Provinsi, Kabupaten, Kota dan jabatan publik lainnya seperti Presiden dan Wakil Presiden, Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota) memerlukan dana (uang) yang sangat besar. Para pemain politik melalui broker politik dan ekonomi, mencari peluang dengan bekerja sama para pemegang kekuasaan. Dalam posisi ini, Akil Mochtar, Ketua MK, mantan Anggota DPR RI dipandang bisa diajak bekerja sama. Yang memiliki kedekatan kepentingan ialah teman-teman dari partai politik yang membesarkan Akil Mochtar. Disitulah Chairun Nisa, anggota Komisi II DPR RI dari partai Golkar memainkan peran, yang kemudian tertangkap tangan oleh KPK dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) 2 Oktober 2013.
  • 7. Terjadinya kerjasama antara Chairun Nisa dengan Akil Mochtar diduga bermotif politik dan ekonomi. Pertama, motif politik, diduga menjelang pemilu 2014, Chairun Nisa dan kawan-kawannya memerlukan dana yang besar untuk memenangkan pertarungan dalam pemilu parlemen. Kedua, Akil Mochtar selaku kader partai, diduga ingin berkontribusi untuk membantu teman-temannya, dan tidak tertutup kemungkinan membantu partainya. Kontribusi dana diperlukan untuk memenangkan pertarungan politik 2014. Ketiga, ingin investasi politik agar tetap mendapat dukungan politik dari partainya. Keempat, motif ekonomi yaitu serakah (tamak), mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, agar tetap survive dalam kekuasaannya dan bahkan dapat meraih kekuasaan yang lebih tinggi.
  • 8. Terakhir, dari aspek manusia, korupsi disebabkan lemah iman, tamak (serakah) yang disebut sebagai corruption by greed (korupsi karena serakah), dan corruption by political interest (korupsi karena kepentingan politik. Dalam kasus Akil Mochtar, Ketua MK yang tertangkap tangan dalam OTT (Operasi Tangkap Tangan) KPK diduga keras motifnya adalah karena tamak dan ada kepentingan politik untuk investasi politik di masa depan. Semoga tulisan singkat ini yang merupakan rekaman ulang dari dialog di JAK TV (4/10/2013) yang sudah disempurnakan, bisa memberi pencerahan, penyadaran dan pencerdasan bagi bangsa Indonesia dalam memberantas korupsi dan tetap bersemangat membangun masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang maju, sejahtera, adil dan makmur. Jkt, 5/10/2013