1. Judul : ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL
MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING
PADA PT. MUSTIKA RATU.Tbk
NPM : 20204905
Nama : SANTI SUCI RAHAYU
Nomor Induk : FEUG/EB/SSM/01021/2012
Nomor :
Panggil
Pembimbing : Aji Sukarno, SE., MM
Abstraksi : Salah satu tolak ukur kemajuan perusahaan adalah tercapainya
tingkat keuntungan yang optimal, besar kecilnya keuntungan
tersebut berdasarkan harga jual produk. Harga jual merupakan
salah satu faktor utama dalam perhitungan akuntansi untuk
mencari keuntungan atau laba, karena harga jual adalah harga
yang harus ditetapkan oleh perusahaan kepada konsumen agar
barang yang ditawaran laku keras sesuai dengan keinginan
perusahaan. Penulisan ilmiah ini berjudul ― Analisis Penentuan
Harga Jual Menggunakan Metode cost Plus Pricing Pada PT.
Mustika RAtu. Tbk ‖. Dalam menentukan harga jual masker
bengkoang dan masker tomat pada PT. Mustika Ratu. Tbk
penulis menggunakan metode cost plus pricing dengan
pendekatan full costing. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
penelitian yang dilakukan yaitu diketahui harga jual yang
diperoleh dengan menggunakan metode cost plus pricing dengan
pendekatan full costing lebih besar dibandingkan harga jual yang
ditentukan perusahaan, sebaiknya perusahaan menggunakan cost
plus pricing dengan pendekatan full costing sehingga laba yang
diketahui akan lebih besar. Daftar Pustaka : (1995-2000)
Tanggal : 2007-07-26
Sidang
Tanggal : 2007-07-26 00:00:00
Penyerahan
Jenis : PENULISAN ILMIAH JENJANG SETARA SARJANA MUDA
Penulisan
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Ekonomi Akuntansi
2. ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL GUNA MENINGKATKAN
PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN ROKOK PT. JATI MESEM
MALANG
Nuning Stiyoningsih
Abstract
Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan rokok PT. Jati Mesem Malang dengan
judul ?Analisis Penentuan Harga Jual Guna Meningkatkan Profitabilitas Pada Perusahaan
Rokok PT. Jati Mesem Malang.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa penentuan harga jual metode cost-
plus pricing dengan pendekatan kontribusi guna meningkatkan profitabilitas pada perusahaan
rokok PT. Jati Mesem Malang.
Alat analisis data yang digunakan dalam penentuan harga jual pada metode cost-plus pricing
dengan pendekatan kontribusi adalah dengan memisahkan biaya semi variabel menjadi biaya
tetap dan biaya variabel. Pemisahan biaya ini menggunakan metode kuadrat terkecil, yaitu :
Y = a + bx.
Selanjutnya menentukan harga jual metode cost-plus pricing dengan pendekatan kontribusi
dengan cara menjumlahkan biaya produksi variabel dan biaya lain-lain variabel dengan
persentase laba yang diharapkan oleh perusahaan dikalikan dasar penetapan biaya. Kemudian
untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat dilakukan dengan
analisis contribution margin ratio (CMR), yaitu mengurangi hasil penjualan dengan biaya
variabel, selanjutnya hasil tersebut dibagi dengan hasil penjualan.
Hasil perhitungan metode cost-plus pricing dengan pendekatan kontribusi berdasarkan harga
jual hasil analisis dengan harga jual dari perusahaan terdapat perbedaan. Harga jual hasil
analisis untuk rokok 268 Gold adalah Rp. 107.137,92 per ballnya, sedangkan harga jual dari
perusahaan Rp. 107.000 per ballnya. Harga jual hasil analisis untuk rokok JM Putra Rp.
93.225,53 per ballnya, sedangkan harga jual dari perusahaan Rp.93.000 per ballnya.
Kemudian contribution margin ratio masing-masing jenis produk mengalami kenaikan
dibandingkan dengan contribution margin ratio berdasarkan tingkat harga jual dari
perusahaan, besarnya kenaikan adalah sebagai berikut : rokok 268 Gold 0,10% dan rokok JM
Putra sebesar 0,19%.
Dari hasil analisa dalam metode cost-plus pricing dengan pendekatan kontribusi untuk
penentuan harga jual, dapat diketahui bahwa dalam metode cost-plus pricing dengan
pendekatan kontribusi oleh perusahaan menetapkan harga jual yang lebih rendah
dibandingkan dengan hasil analisis. Sehingga profitabilitas yang diperoleh perusahaan juga
lebih rendah dibandingkan dengan hasil analisis.
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan sebaiknya perusahaan rokok PT.
Jati Mesem Malang berusaha untuk mencapai tingkat penjualan yang direncanakan, selain itu
perusahaan dalam menentukan harga jualnya sebaiknya dengan menggunakan hasil analisis.
Untuk meningkatkan profitabilitas yang akan dicapai oleh perusahaan, sebaiknya perusahaan
selain menggunakan analisis contribution margin ratio juga menjaga agar biaya operasinya
tidak naik, karena dengan kenaikan biaya operasi mengakibatkan profitabilitas yang
diperoleh perusahaan juga akan turun.
Keyword : MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN ROKOK
3. Judul : ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK CAT
KAYU BERDASARKAN PENDEKATAN COST PLUS
PRICING PADA PT TUNAS INDOMAS CIPTA
NPM : 20201426
Nama : DENI SUPRAPTO
Nomor Induk :
Nomor : 657.42 Sup a*
Panggil
Pembimbing : Bambang Darmadi, SE, MM
Abstraksi : Menentukan harga jual produk untuk perusahaan manufaktur
sangatlah penting, dimana perusahaan menentukan harga pokok
produksi terlebih dahulu. Perusahaan sebelum memproduksi
suatu produk haruslah membuat suatu anggaran berapa jumlah
yang akan dikeluarkan untuk membeli bahan baku, membayar
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang akan dikeluarkan
untuk mendukung proses produksi. Setelah anggaran dibuat
maka perusahaan dapat menentukan berapa laba yang diinginkan
oleh perusahaan. Perusahaan tidak dapat menentukan laba terlalu
tinggi karena apabila laba yang diinginkan terlalu tinggi maka
akan mengakibatkan harga jual tinggi dan dapat dipastikan
turunnya daya beli konsumen. Metode pengumpulan data yang
dilakukan oleh penulis adalah Metode Full Costing yaitu dengan
memperhitungkan semua biaya � biaya produksi yang
seharusnya dibebankan untuk setiap proses produksi dan
penentuan harga jual melalui pendekatan Cost Plus Pricing.
Dengan demikian perhitungan harga jual produk cat kayu pada
perusahaan sebesar Rp 349.817 dengan menggunakan metode
garis lurus dan penulis sebesar Rp 349.697 dengan menggunakan
metode jam jasa dengan menambah laba sebesar 10%, serta
perencanaan laba benar � benar tercapai sesuai dengan yang
direncanakan.
Tanggal : 1899-12-30
Sidang
Tanggal : 1899-12-30 00:00:00
Penyerahan
Jenis : PENULISAN ILMIAH JENJANG SETARA SARJANA MUDA
Penulisan
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Ekonomi Akuntansi
4. A. Definisi / Pengertian Harga (Price)
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk
karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product,
price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar
dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga
menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan
produknya baik berupa barang maupun jasa.
Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika
harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi
perusahaan..
B. Tujuan Penetapan Harga
1. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang
optimal.
2. Mempertahankan perusahaan
Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional
perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air
bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya.
3. Menggapai ROI (Return on Investment)
Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan
sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali / roi.
4. Menguasai Pangsa Pasar
Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan
perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.
5. Mempertahankan status quo
Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang
tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.
C. Cara / Teknik / Metode Penetapan Harga Produk
1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach)
Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan
(equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga
yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang
ditawarkan.
5. 2. Pendekatan Biaya (cost oriented approach)
Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan
tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis.
3. Pendekatan Pasar (market approach)
Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-
variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan,
sosial budaya, dan lain-lain.(organisasi.org)
Dalam menetapkan harga jual suatu produk ada berbagai metode yang dapat dipakai oleh
manajemen dalam suatu perusahaan. Dalam hal ini Cecep Hidayat mengemukakan bahwa:
ada 3 (tiga) Metode dalam penetapan harga jual yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan,
yaitu:
1. Cost Oriented Pricing
2. Deman Oriented Pricing
3. Competition Oriented Pricing
Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Cost Oriented Pricing
Suatu cara penetapan harga jual yang dinyatakan pada biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi barang dan menambahkan suatu prosentase tertentu sebagai labanya. Metode
ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu:
a. Metode Penetapan Harga Biaya-Plus(Cost Plus Pricing method)
Hubungan biaya dengan harga tidak selalu sama. Pengukuran biaya sangat penting apabila
pembeli telah setuju untuk membayar harga berdasarkan biaya. Biaya produk sering dijadikan
patokan terendah untuk harga jual, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sudah
barang tentu tanpa memperhatikan konsep biaya yang digunakan, perusahaan harus selalu
menekan biaya sekecil mungkin dengan menerapkan metode produksi dan pemasaran yang
paling efisien. Berikut adalah beberapa metode penetapan harga berdasarkan biaya-plus yang
dikemukakan oleh Gayle Rayburn dalam bukunya yang berjudul ―Akuntansi Biaya‖ yaitu:
Penetapan Harga berdasarkan biaya variable (variable cost pricing), menekankan margin
kontribusi dengan membedakan perilaku biaya variable dan tetap. Salah satu bentuk dari
penetapan harga berdasarkan biaya variable adalah dengan menambahkan markup terhadap
biaya variable hingga mencapai biaya penuh. Para pendukung penetapan harga berdasarkan
biaya variable berpendapat bahwa metode ini memungkinkan manager untuk menentukan
harga baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang karena hal itu terkait dengan
pengaruh perbedaan harga terhadap total biaya tetap. Akan tetapi ada bahayanya bila terlalu
memusatkan perhatian kepada biaya variable dan marjin kontribusi.Misalkan perusahaan
mempunyai dua produk, yaitu lotion dan sabun dengan laporan operasi bulanan sebagai
berikut:
————————————————- lotion———–sabun
Penjualan (masing-masing 1.000 Unit) $ 23.000—-$ 16.000
6. Dikurangi beban variabel —————–$ 15.000—-$ 8.000
Marjin Kontribusi————————–$ 8.000——$ 8.000
Karena Lotion dan sabun mempunyai marjin kontribusi yang sama, mungkin ada
kecenderungan untuk memperlakukan keduanya dengan cara yang sama dalam penetapan
harga. Akan tetapi analisis yang hanya didasarkan atas marjin kontribusi dapat mengarah
kepada kesimpulan yang salah. Jika produk ini memerlukan upaya dan biaya pemasaran,
analisis eksekutif, dan penelitian serta rekayasa yang berbeda-beda, maka manajemen harus
memperhitungkan hal-hal tersebut dalam menentukan biaya.
Penetapan Harga berdasarkan biaya diferensial (differential cost pricing), juga disebut
penetapan harga berdasarkan biaya marjinal (marginal Cost Pricing) memusatkan perhatian
pada biaya tetap dan laba yang diperoleh dari pesanan tambahan. Metode ini menambahkan
MarkUp kepada biaya diferensial. Disamping itu biaya diferensial dari suatu pesanan sama
dengan kenaikan total biaya yang disebabkan oleh produksi unit-unit tambahan. Penetapan
harga ini memperhitungkan baik biaya tetap maupun variabel sebagai biaya diferensial
sebelum ditambahkan dengan markup dan cara ini cocok untuk situasi tertentu, khususnya
yang bersifat jangka pendek. Untuk mengilustrasikan penetapan harga berdasarkan biaya
diferensial
Cost Plus Pricing adalah penentuan harga jual dengan cara menambahkan laba yang
diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan
produk. Harga jual berdasarkan Cost PIus Pricing dihitung dengan rumus, yaitu : Harga Jual
= Taksiran Biaya penuh + Laba yang Diharapkan. Dengan demikian ada dua unsur yang
diperhitungkan dalam penentuan harga jual ini : taksiran penuh dan laba yang diharapkan.
Dalam suatu perusahaan kinerja seorang manajer diukur keberhasilannya dalam menjalankan
suatu usaha dengan berbagai sudut pandang, namun paling umum digunakan adalah tingkat
kinerja yang diukur berdasarkan kemampuannya dalam mencapai tingkat pengembalian
investasi pemegang saham.
Seluruh biaya produksi maupun non produksi yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu
produk menjadi dasar yang paling utama dalam menentukan harga jual produk yang
dihasilkan selain dari laba yang diinginkan.
Metode Cost Plus Pricing adalah Metode berupa pendekatan perusahaan, untuk dapat
menentukan harga jual produk persatuan dimana dengan harga jual ini dapat menutup seluruh
biaya dan menghasilkan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan perusahaan. Dalam
mengambil keputusan yang menyangkut biaya dan jumlah unit yang terjual, perusahaan juga
memerlukan beberapa analisis antara lain berapa besarnya biaya yang diperlukan untuk
memproduksi perjenis dan persatuan produk, sehingga dapat diketahui besarnya kontribusi
7. margin produk perjenis dan persatuan pula.
Dengan analisis ini ini dapat diperoleh berbagai data yang diperlukan untuk mengambil
keputusan dalam menentukan kuantitas perjenis produk yang harus terjual dalam periode
tertentu agar dapat menghasilkan tingkat pengembalian investasi atau laba yang diinginkan
perusahaan.
Cost Plus Pricing Method yaitu metode yang mana pradusen (barang/jasa) menghitung
seluruh biaya yang telah dikeluarkan kemudian ditambahkon dengon keuntungan yang
reasonable menjadi harga jual. Dengan menggunakan rumus : Keuntungan = Harga Jual +
Biaya
PENETAPAN HARGA JUAL:
Kebijakan Harga Jual
Salah satu problem perusahaan profit oriented adalah penetapan
harga jual. Jika salah menentukan harga jual maka target laba tidak
tercapai.
Faktor – Faktor yang menentukan Harga Jual antara lain
Biaya produksi
Biaya operasional
8. Target laba
Daya beli konsumen
Kondisi perekonomian.
Metode Penetapan Harga Jual
Ada banyak metode penetapan harga jual yang bisa digunakan oleh
berbagai perusahaan.misalnya :
Atas dasar besarnya pengorbanan perusahaan ada beberapa
metode yaitu :
Metode Maksimalisasi Laba
Metode Tingkat Pengembalian modal
Metode Biaya Konversi
Metode Marjin Kontribusi
Metode Biaya Standar
Pada umumnya penentuan harga jual untuk perusahaan komersial
terutama perusahaan industri berdasarkan COST-PLUS-PRICING
Yaitu : COST DITAMBAH MARK-UP (keuntungan yang diharapkan)
Menurut metode COST PLUS PRICING ada empat cara penentuan
harga pokok / harga jual:
1. Full Costing.
2. Full Cost.
3. Variable Costing.
4. Variable Cost.
1. Menurut Full Costing, COST adalah keseluruhan biaya produksi
baik fixed maupun variable.
2. Menurut Full Cost, COST adalah keseluruhan biaya produksi
dan non produksi baik fixed maupun variable.
9. 3. Menurut Variable Costing, COST adalah keseluruhan biaya
produksi yang berprilaku variable saja.
4. Menurut Variable Cost, COST adalah keseluruhan biaya
produksi dan non produksi yang berprilaku variable saja.
CONTOH :
Data berikut ini dari perusahaan ANANDA:
Biaya Variabel per unit sbb:
- Bahan baku Rp 4,-
- Upah langsung Rp 4,-
- BOP Rp 2,-
- Adm. & penjualan Rp 1,-
Sedangkan biaya tetap sbb:
- BOP Rp 30.000,- (dengan tingkat produksi 1.000
unit)
- Adm. & penjualan Rp 20.000,- (dengan tingkat produksi
1.000 unit)
Diminta : Hitunglah harga jual dengan perhitungan COST
berdasarkan:
1. Full Costing.
2. Full Cost.
3. Variable Costing.
4. Variable Cost.
Dengan asumsi mark-up 60 % dari COST
10. JAWAB :
1. Full Costing:
COST = Biaya produksi (tetap & variable)
= Rp 4 + 4 + 2 + 30
= Rp 40,-
Harga Jual = COST + Mark-Up
= Rp 40 + (60% x Rp 40)
= Rp 64,- per unit.
2. FULL Cost:
COST = Biaya produksi (tetap & var.) + Non Prod. (tetap &
Variabel)
= Rp 40 + 21
= Rp 61
Harga Jual = COST + Mark-Up
= Rp 61 + (60% x Rp 61)
= Rp 97,6 per unit.
3. Variable Costing:
11. COST = Biaya produksi (variabel)
= Rp 4 + 4 + 2
= Rp 10
Harga Jual = COST + Mark-Up
= Rp 10 + (60% x Rp 10)
= Rp 16 per unit.
4. Variable Cost:
COST = Biaya produksi (var) + Non Prod. (Variabel)
= (Rp 4 + 4 + 2 ) + ( 1 )
= Rp 11
Harga Jual = COST + Mark-Up
= Rp 11 + (60% x Rp 11)
= Rp 17,6 per unit.
MENENTUKAN PERSENTASE (%) MARKUP
Return on Investment adalah salah satu cara untuk menentukan
besarnya markup. Berikut ini ada Formula untuk menentukan
besarnya persentase markup.
1. Full Costing.
2. Full Cost.
3. Variable Costing.
4. Variable Cost.
12. Rumus 1 (Full Costing)
(Target ROI) + (Biaya Administrasi)
% markup = ------------------------------------------------------------------
(Vol. Dalam unit) x (Harga pokok produk per unit)
Rumus 2 (Full Cost.)
Target ROI
% markup = -----------------------------------------------------------
(Vol. Dalam unit) x (Total biaya per unit)
Rumus 3 (Variable Costing)
(Target ROI + Biaya Tetap + Biaya non produksi Variabel)
% markup = ------------------------------------------------------------------------------
(Vol. Dalam unit) x (Biaya produksi variabel per unit)
13. Rumus 4 (Variabel Cost)
(Target ROI) + (Biaya Tetap)
% markup = ------------------------------------------------------------
(Vol. Dalam unit) x (Biaya Variabel per unit)
Metode Maksimalisasi Laba
Metode ini menitikberatkan kepada perimbangan antara laba per
unit dengan volume penjualan.
Ilustrasi :
Kapasitas produksi PT.Andaikutau per Tahun 140.000 unit. Total
biaya tetap Rp 300 Jt. Biaya variable per unit Rp 7.000,-.
Manajer perusahaan sedang mempertimbangkan harga jual yang
tepat agar laba perusahaan Maksimal. Estimasi yang terjadi bahwa
harga jual akan berpengaruh secara langsung terhadap volume
produk yang terjual .
Estimasi penjualan tersebut sebagai berikut :
14. Harga Jual ( Rp ) Volume Penjualan (unit)
20.000 20.000
18.000 40.000
16.000 60.000
14.000 80.000
12.000 100.000
10.000 120.000
8.000 140.000
Dari data diatas dilakukan analisis sebagai berikut: dalam Ribuan
Rupiah dan unit
Harga Vol.Penjual Nilai Biaya Biaya Laba –
Jual an Penjualan Variabel Tetap Rugi
20 20.000 400.000 140.000 300.000 40.000
18 40.000 720.000 280,000 300.000 140.000
16 60.000 960.000 420.000 300.000 240.000
15. 14 80.000 1.120.000 560.000 300.000 260.000
12 100.000 1.200.000 700.000 300.000 200.000
10 120.000 1.200.000 840.000 300.000 60.000
8 140.000 1.120.000 980.000 300.000 160.000
Metode Tingkat Pengembalian Modal
Biasanya tingkat pengembalian Modal telah ditentukan
diawal,sehingga mempengaruhi harga jual produk pada tingkat
kapasitas terpasang.
Ilustrasi :
Modal yang digunakan PT.Raga Rp 500.Jt , tingkat pengembalian
modal 20%, volume produksi & penjualan 50.000 unit, total biaya
yang dikeluarkan Rp 320.jt.
Maka harga jual produk tersebut :
Harga = Total Biaya + (% pengembalian modal X Modal)
Volume Penjualan
= Rp 320jt + ( 20% X Rp 500jt )
50.000unit
= Rp 8.400,- / unit
Bukti :
Penjualan 50.000 unit X Rp 8.400,- = Rp 420 jt
Total Biaya = Rp 320 jt
16. Laba 20% X Rp 500 jt = Rp 100 jt
Metode Biaya Konversi
Jika perusahaan produksi 2 jenis produk dengan tingkat laba per unit
sama besar, maka perusahaan harus mempertibangkan komposisi
biaya diatara ke 2 produk tersebut. Ilustrasi :
PT.Aku & Kau memproduksi 2 jenis lampu kecil (A & B) masing –
masing 20.000 unit dengan harga jual yang sama Rp 5.000,-/ unit,
dan komposisi biaya yang berbeda.berikut estimasi penjualan dan
biaya untuk ke 2 produk tersebut :
Dalam ribuan Rupiah
uraian Produk Total
A B
Penjualan 100.000 100.000 200.000
B. Bahan Baku 40.000 20.000 60.000
B.Upah 20.000 30.000 50.000
Langsung
BOP variable 20.000 10.000 30.000
BOP tetap 10.000 30.000 40.000
Laba kotor 10.000 10.000 20.000
Jika perusahaan memilih produk A untuk diproduksi,maka:
17. Dalam ribuan Rupiah
uraian Produk Total
A B
Penjualan 200.000 200.000
B. Bahan Baku 80.000 80.000
B.Upah 40.000 40.000
Langsung
BOP variable 40.000 40.000
BOP tetap 10.000 10.000
Laba kotor 30.000 30.000
Jika perusahaan memilih produk B untuk diproduksi, maka :
Dalam ribuan Rupiah
uraian Produk Total
A B
Penjualan 200.000 200.000
B. Bahan Baku 40.000 50.000
B.Upah 60.000 60.000
Langsung
BOP variable 20.000 20.000
BOP tetap 30.000 30.000
18. Laba kotor 50.000 50.000
Analisis diatas dengan asumsi harga jual per unit konstan walaupun
volume penjualan naik.
Harga Transfer (Transfer Pricing)
Harga yang ditetapkan pada saat terjadi transaksi penjualan dan
pembelian diantara bagian perusahaan dalam satu perusahaan.
Beberapa Metode Harga Transfer :
Harga Pasar
Biaya (cost)
Biaya Plus (Cost Plus)
Negosiasi
Ilustrasi :
3 divisi (bagian) dari PT.Aku & Kau diberlakukan sebagai pusat laba
yang otonom. Produk dari divisi 1 menjadi bahan baku divisi 2 dan
produk dari divisi 2 akan menjadi bahan baku divisi 3 sedangkan
bahan baku divisi 1 dibeli dari pasar. Transaksi penjualan dan
pembelian setiap divisi diberi kebebasan oleh perussahaan. Setiap
divisi rata – rata berproduksi 20.000 unit.
Berikut harga jual / unit dan biaya operasional setiap divisi :
Dalam Rupiah
19. Uraian Divisi 1 Divisi 2 Divisi 3
Harga Jual/unit (harga 120.000 300.000 550.000
pasar)
Biaya Biaya / unit:
Bahan baku 10.000 ? ?
Upah langsung 10.000 20.000 30.000
BOP variable 10.000 20.000 30.000
BOP tetap 10.000 20.000 30.000
Pemasaran variable 10.000 20.000 30.000
Pemasaran tetap 10.000 20.000 30.000
Adm & Umum 10.000 20.000 30.000
Metode Harga Pasar
Dalam Rupiah
Uraian Divisi 1 Divisi 2 Divisi 3
Harga Jual/unit (harga 120.000 300.000 550.000
pasar)
Biaya Biaya / unit:
Bahan baku 10.000 120.000 300.000
Upah langsung 10.000 20.000 30.000
BOP variable 10.000 20.000 30.000
20. BOP tetap 10.000 20.000 30.000
Pemasaran variable 10.000 20.000 30.000
Pemasaran tetap 10.000 20.000 30.000
Adm & Umum 10.000 20.000 30.000
Metode Biaya
Dalam Rupiah
Uraian Divisi 1 Divisi 2 Divisi 3
Harga Jual/unit (harga 120.000 300.000 550.000
pasar)
Biaya Biaya / unit:
Bahan baku 10.000 70.000 190.000
Upah langsung 10.000 20.000 30.000
BOP variable 10.000 20.000 30.000
BOP tetap 10.000 20.000 30.000
Pemasaran variable 10.000 20.000 30.000
Pemasaran tetap 10.000 20.000 30.000
Adm & Umum 10.000 20.000 30.000
Total Biaya 70.000 190.000 370.000