SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
Mengoptimalkan Profitabilitas: Mengungkap Dinamika Strategis Target Costing
dalam Bisnis Modern
Optimizing Profitability: Unveiling the Strategic Dynamics of Target Costing in
Modern Business
Sherla Winanda Putri
Magister Ilmu Akuntansi, Universitas Pendidikan Indonesia
E-mail: Sherlawinandaa@upi.edu
Abstrak :
Artikel ini menyelidiki peran kritis dan dinamika strategis dari metode target costing
dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan di era bisnis modern. Dengan mengeksplorasi
pendekatan penetapan harga terkini yang fokus pada laba, penelitian ini membahas bagaimana
target costing memberikan landasan untuk pengambilan keputusan yang cerdas dan responsif
terhadap pasar yang berubah dengan cepat. Dengan memaparkan studi kasus dan tinjauan
mendalam terhadap implementasi target costing, artikel ini bertujuan untuk membuka
pemahaman mendalam tentang bagaimana perusahaan dapat mengoptimalkan biaya produksi,
meningkatkan efisiensi, dan mencapai tujuan laba melalui pendekatan ini. Temuan dari artikel
ini memberikan wawasan berharga bagi manajer keuangan dan eksekutif perusahaan yang
mencari strategi terkini untuk mengelola biaya dengan tepat guna dalam lingkungan bisnis yang
dinamis.
Kata Kunci : Dinamika Strategi, Target Costing
Abstract :
This article investigates the critical role and strategic dynamics of target costing
methods in increasing company profitability in the modern business era. By exploring current
profit-focused pricing approaches, this research discusses how target costing provides a
foundation for intelligent decision making and responsiveness to rapidly changing markets. By
presenting case studies and an in-depth review of the implementation of target costing, this
article aims to provide an in-depth understanding of how companies can optimize production
costs, increase efficiency, and achieve profit goals through this approach. The findings from
this article provide valuable insights for financial managers and corporate executives looking
for cutting-edge strategies for managing costs effectively in a dynamic business environment.
Keyword : Strategic Dynamics, Target Costing
PENDAHULUAN
Banyak perusahaan Jepang memanfaatkan Total Cost Management (TCM) sebagai
instrumen penting dalam persaingan guna meningkatkan daya saing dan meraih keuntungan
jangka panjang, seperti yang disebutkan oleh Ansari et al. (2006) dan Cooper & Slagmulder
(1999). Sebagai contoh, sekitar periode tahun 1990, sebanyak 80% hingga 100% perusahaan
manufaktur Jepang telah mengadopsi TCM (Kato et al., 1995). Meskipun implementasi TCM
di luar Jepang masih tergolong rendah, trennya menunjukkan peningkatan bertahap dari tahun
ke tahun.
Dalam era industri 4.0 yang sedang berlangsung, setiap perusahaan dihadapkan pada
tuntutan untuk mengembangkan keunggulan khusus guna tetap eksis dan meraih kemenangan
dalam persaingan dengan bertambahnya pesaing. Bahkan, perusahaan-perusahaan besar yang
telah ada sejak lama menghadapi ancaman dari pertumbuhan yang cepat dari Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, seperti yang diungkapkan oleh Ikhsan et al.
(2016).
Studi menunjukkan bahwa sebanyak 40% perusahaan Amerika, 60% perusahaan
Belanda, 31% perusahaan Selandia Baru, 38% perusahaan Australia, 41% perusahaan
Malaysia, 35% perusahaan India, dan 62% perusahaan Bahrain menggunakan Total Cost
Management (TCM) berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pierce (2002), Dekker &
Smidt (2003), Rattray et al. (2007), Chenhall & Langfield-Smith (1998), Tho et al. (1998),
Joshi (2001), dan Juhmani (2010). Menariknya, studi kasus mendalam pada produsen mobil di
Malaysia mengungkapkan bahwa praktik utama TCM serupa dengan praktik di Jepang, namun
implementasinya berbeda secara rinci karena adanya modifikasi khusus yang dilakukan untuk
beradaptasi dengan lingkungan kontekstual Malaysia, seperti yang diungkapkan oleh
Baharuddin & Jusoh (2019).
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengalami tantangan serupa dalam upaya
meningkatkan profitabilitas, seperti yang diungkapkan oleh Fitriyah dkk. (2020) serta oleh
Juwita dan Satria (2017), salah satu faktor yang menyebabkan keterbatasan pertumbuhan
UMKM adalah penggunaan metode operasional yang bersifat tradisional. Fitriyah et al. (2020)
menekankan bahwa penggunaan metode tradisional menyulitkan UMKM untuk mencapai laba
maksimal dan meraih tujuan keuntungan yang diinginkan. Kelemahan metode tradisional juga
mencakup ketidakinklusifan unsur konsumen dalam penetapan harga (Liozu, 2017). Metode
ini bersifat statis dan tidak responsif terhadap dinamika pasar, sebuah tantangan signifikan di
tengah persaingan yang semakin ketat dan dinamis. Dengan demikian, UMKM disarankan
untuk mengadopsi pendekatan manajemen biaya yang lebih mutakhir guna mengatasi
tantangan persaingan dan mencapai sasaran dalam optimalisasi laba.
Menurut Tabutha dan Ogungbade (2016), target biaya adalah salah satu metode
penentuan biaya kontemporer yang relevan dan telah diterapkan dengan signifikan dalam
sepuluh tahun terakhir. Target biaya merupakan metode perencanaan, pengelolaan, dan
pengurangan biaya yang merancang serta mengelola biaya selama fase desain dan
pengembangan produk. Studi Matarneh dan El-dalabeeh (2016) menunjukkan bahwa
implementasi target costing dapat meningkatkan laba perusahaan industri di Jordan, dan saat
ini, penerapan target costing telah menjadi praktik umum di banyak negara. Meskipun
demikian, penelitian yang terfokus pada penerapan target costing, terutama untuk usaha kecil
dan menengah, masih terbatas. Sebagai ilustrasi, Jayeola dan Onou (2014) melakukan
penelitian yang mengeksplorasi usaha kecil dan menengah di Ogun yang menggunakan target
biaya sebagai strategi untuk meningkatkan laba dan penjualan. Temuan mereka menunjukkan
bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara penerapan target biaya, peningkatan penjualan,
dan profitabilitas.
Dengan menerapkan metode dua studi kasus, penelitian ini mengeksplorasi
implementasi Total Cost Management (TCM) di suatu perusahaan otomotif Malaysia yang
dikenal dengan sebutan Perusahaan A. Alasan pemilihan industri otomotif adalah karena
industri ini merupakan salah satu penyumbang utama untuk kemajuan sektor manufaktur di
Malaysia, sebagaimana dinyatakan oleh Mahidin & Kanageswary (2004), dan juga karena
relevansinya dengan perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di
Indonesia.
KAJIAN LITERATUR
Target Costing
Mulyadi (2014:421) menguraikan bahwa target costing adalah suatu metode penentuan
biaya produk yang berorientasi pada penetapan harga target yang dianggap dapat diterima oleh
konsumen. Proses target costing melibatkan penentuan biaya maksimum yang dapat diterima
untuk pembuatan produk baru, yang selanjutnya diikuti dengan perancangan prototipe yang
efisien sesuai dengan batas biaya maksimum yang telah ditetapkan (Apriyanti dan Rahayu,
2014). Sementara menurut Lockamy dan Smith (2014), target costing adalah suatu proses yang
memastikan produk yang diperkenalkan, dengan fungsi, kualitas, dan harga tertentu, diproduksi
dengan biaya siklus hidup yang menghasilkan tingkat keuntungan yang memuaskan.
Penggunaan target biaya memberikan peluang untuk mengelola biaya dan profitabilitas
produk selama tahap desain, di mana produk atau layanan dirancang dengan
mempertimbangkan batas biaya maksimum yang telah ditetapkan. Sasaran utama dalam
menerapkan target biaya adalah memastikan bahwa perusahaan dapat mengurangi biaya secara
keseluruhan dari tingkat biaya sebelumnya, sehingga perusahaan dapat mencapai laba
maksimal tanpa perlu meningkatkan harga.
Istilah "genka kikaku" pertama kali diperkenalkan sebagai konsep target biaya pada
tahun 1963. Pemilihan metode ini dilakukan sebagai respons terhadap tekanan dari krisis
keuangan yang mendorong perusahaan untuk menekan biaya guna mencapai laba yang
diharapkan, bersaing dalam lingkungan yang ketat, dan mengatasi keberagaman kebutuhan
konsumen. Menurut Briciu dan Capusneau (2013), penerapan target biaya memberikan manfaat
dengan menyediakan informasi yang esensial untuk mengambil inisiatif yang berpengaruh
pada kesehatan keuangan perusahaan serta membantu perusahaan meningkatkan laba melalui
pengurangan biaya secara berkelanjutan. Selain itu, penerapan target biaya juga membantu
perusahaan menentukan harga secara lebih efektif sebelumnya, mengurangi waktu yang
diperlukan untuk perencanaan desain produk (Imeokparia dan Adebisi, 2014).
Prinsip Target Costing
1. Biaya Menyusul Harga (Cost Follows Price).
2. Pusat Perhatian pada Pelanggan, perusahaan menghasilkan produk dengan spesifikasi
yang diinginkan oleh konsumen.
3. Pusat Perhatian pada Desain Produk dan Proses, tahap ini digunakan untuk
mengendalikan biaya dan mengurangi waktu yang diperlukan agar produk dapat
mencapai konsumen.
4. Tim Fungsional Lintas, di mana semua pihak memiliki tanggung jawab penuh terhadap
keberhasilan penerapan target costing.
5. Partisipasi dalam Rantai Nilai melibatkan implementasi target costing yang dimulai
dari seleksi pemasok hingga pengiriman produk kepada konsumen.
6. Fokus pada Siklus Hidup, yaitu upaya untuk mengurangi biaya sepanjang siklus hidup
produk, termasuk biaya bahan baku dan biaya pemeliharaan.
Penerapan target biaya bertujuan untuk mengurangi biaya secara keseluruhan dari
tingkat biaya sebelumnya. Metode ini memungkinkan pencapaian tingkat laba tertinggi tanpa
perlu menaikkan harga produk yang dijual (Malue, 2013). Untuk mencapai target biaya,
terdapat beberapa tahapan yang perlu diikuti, sesuai dengan penjelasan Rudianto (2013:48),
yaitu :
1. Menetapkan harga jual yang bersaing
2. Menentukan target laba yang diinginkan
3. Menetapkan target biaya
4. Menerapkan rekayasa nilai (value engineering)
5. Mengimplementasikan kaizen costing dan pengendalian operasional
Variabel-variabel yang memengaruhi implementasi Total Cost Management (TCM)
Sejumlah penulis dan peneliti telah mulai menginvestigasi berbagai faktor pendukung
yang terdapat di dalam organisasi dan dapat memiliki dampak pada kesuksesan implementasi
TCM (contohnya (Ansari et al., 2006; Cooper & Slagmulder, 1999; Ellram, 2006; Feil et al.,
2004; Helms dkk., 2005; Huh dkk., 2008; Kato, 1993; Lee & Monden, 1996; Sakurai, 1989;
Tani dkk., 1994). Review literatur terhadap sejumlah kajian konseptual mengindikasikan
bahwa faktor-faktor pendukung seperti kerjasama tim, keterlibatan pemasok, jaringan
informasi strategis, dukungan manajemen puncak, pelatihan, teknologi manufaktur canggih
(AMT), lean manufacturing, rekayasa nilai (VE), strategi, budaya perusahaan, pengukuran
kinerja, dan sistem penghargaan dapat memengaruhi pelaksanaan TCM (Ansari et al., 2006;
Feil et al., 2004; Helms et al., 2005; Kato, 1993; Sakurai, 1989).
Sementara itu, penelitian empiris yang melibatkan survei dan studi kasus yang
dilakukan oleh Tani et al., (1994); Swenson dkk., (2003); Huh et al., (2008); Ellram (2000);
dan Cooper & Slagmulder (1999) menemukan bahwa kerjasama tim, keterlibatan rantai
pasokan, jaringan informasi, dukungan manajemen puncak, pelatihan, lean manufacturing, dan
orientasi pelanggan adalah faktor-faktor umum yang diidentifikasi dalam perusahaan yang
menerapkan TCM. Dalam konteks penelitian ini, terdapat sembilan faktor pendukung yang
dipilih berdasarkan tinjauan literatur dan diberi label sebagai berikut: penggunaan Teknologi
Manufaktur Maju (AMT), pendekatan konfrontatif, fokus pada kebutuhan pelanggan,
pertukaran informasi dalam jaringan, adopsi lean manufacturing, kerja sama dengan pemasok,
budaya organisasi berorientasi tim, dukungan dan komitmen manajemen tingkat atas, serta
pelatihan.
METODE PENELITIAN :
Langkah-langkah penelitian yang dapat diterapkan dalam artikel berjudul "Optimizing
Profitability: Unveiling the Strategic Dynamics of Target Costing in Modern Business"
mencakup:
Studi Literatur:
1. Menyelidiki literatur terkait target costing, metode penetapan harga, dan strategi bisnis
modern.
2. Penelitian studi sebelumnya yang mengkaji penggunaan target costing dan efeknya
terhadap tingkat profitabilitas.
Studi Kasus:
1. Memilih beberapa perusahaan sebagai objek studi kasus yang menerapkan target
costing.
2. Menganalisis implementasi target costing dalam situasi praktis dan dampaknya
terhadap tingkat profitabilitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode studi kasus telah dipilih sebagai pendekatan untuk menyelidiki implementasi
TCM di sebuah perusahaan otomotif Malaysia yang dikenal sebagai Perusahaan A. Pemilihan
metode studi kasus dianggap sebagai pilihan yang optimal untuk mencapai tujuan penelitian
ini karena memungkinkan pengumpulan data yang lebih relevan, yang dapat memberikan
gambaran yang lebih komprehensif tentang pelaksanaan TCM. Sebenarnya, metode studi kasus
tidak hanya membatasi observasi langsung dan rinci sebagai sumber bukti, tetapi juga dapat
"berdasarkan pada kombinasi bukti kuantitatif dan kualitatif" (Yin, 2003).
Pertimbanganpertimbangan ini menjadi dasar bagi penggunaan metode survei dan wawancara
mendalam dalam kerangka penelitian ini.
Instrumen survei dirancang setelah data awal diperoleh melalui wawancara, penelaahan
dokumen internal, dan observasi langsung di Perusahaan A pada akhir tahun 2014. Secara
keseluruhan, pertanyaan survei diadaptasi dari penelitian-penelitian sebelumnya. Sebelum
pelaksanaan survei, kuesioner telah melalui uji coba oleh enam akademisi dan tiga praktisi
TCM untuk memastikan bahwa isinya jelas, relevan, dan mudah dipahami.
Seratus kuesioner disebar pada tahun 2015 kepada karyawan PerusahaanAyang terlibat
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam implementasi TCM. Harapannya,
responden dapat mengidentifikasi faktor-faktor pendukung yang diperlukan yang berkontribusi
pada implementasi TCM di Perusahaan A. Delapan puluh tujuh kuesioner yang telah diisi
dikembalikan dan kemudian digunakan untuk menganalisis data. Data dari survei tersebut
digunakan untuk menguji kesembilan proposisi yang telah dibahas sebelumnya.
Penelitian ini dilakukan di Perusahaan A, sebuah perusahaan otomotif yang berlokasi
di Malaysia. Karena adopsi Total Cost Management (TCM) di Malaysia masih tergolong
rendah, terutama di sektor otomotif, keputusan untuk menggunakan studi kasus tunggal dapat
dikonfirmasi. Perusahaan A didirikan pada dekade 1990-an melalui kemitraan antara
perusahaan Malaysia dan Jepang. Perusahaan ini memiliki lebih dari 10.000 karyawan dan
sejak berdiri, telah berhasil menjual lebih dari 2 juta unit kendaraan dari berbagai model,
menjadikannya pemimpin pasar otomotif Malaysia selama beberapa tahun berturut-turut.
Profil responden dapat dilihat dalam Tabel Responden terdiri dari 82,8% pria dan 17,2%
wanita. Mayoritas partisipan (59,8%) berada dalam kelompok usia 31 hingga 39 tahun.
Sebagian besar dari mereka (86,2%) memiliki gelar sarjana. Mayoritas responden (43,7%)
berasal dari Departemen Penelitian dan Pengembangan. Sebanyak 47% dari responden
menjabat sebagai staf teknis, sementara hampir 90% dari mereka telah memiliki pengalaman
kerja minimal 3 tahun.
Profil Para Responden
Tipe Frekuensi Presentase
Gender
Male
Female
Total
Age
Less than 30
Between 31 and 39
Between 40 and 49
More than 50
Total
Qualification
High school and below
Certificate
Diploma
Bachelor degree
Master degree
PhD
Total
Department
Cost planning
Product marketing
Research and development
(R&D)
Purchasing
Product planning
Vendor improvement
Total
Present job position Top
management
Middle management
Lower management
Technical staff
Total
Experience
Less than 1 year
Between 1 and 2 year
Between 3 and 5 years
Between 6 to 10 years
Between 11 to 20 years
Total
72
15
87
24
52
10
1
87
0
2
5.75
5
0
87
8
6
38
18
7
10
87
0
17
29
41
87
2
7
23
23
32
87
82.8
17.2
100
27.6
59.8
11.5
1.1
100
0.0
2.3
5.7
86.2
5.7
0.0
100
9.2
6.9
43.7
20.7
8.0
11.5
100
0.0
19.5
33.3
47.1
100
2.3
8.0
26.4
26.4
36.8
100
Teori kontingensi berargumentasi bahwa desain sistem akuntansi manajemen (Otley,
1980) dan kinerja dapat dioptimalkan dengan menghubungkan variabel kontingen dengan
struktur informasi akuntansi manajemen (Drury, 2004). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tiga faktor pendukung utama, yaitu kerja tim, dukungan manajemen puncak, serta komitmen
dan pelatihan, menjadi kunci untuk suksesnya penerapan TCM di Perusahaan A. Diantara
faktor pendukung tersebut, kerja tim diidentifikasi sebagai yang paling berharga. Hal ini sejalan
dengan pandangan Feil et al. (2004) dan Huh et al. (2008) yang menegaskan bahwa kerjasama
tim memiliki peran krusial dalam kesuksesan penerapan TCM. Karena TCM melibatkan
kolaborasi tim, kerja tim memungkinkan anggota TCM untuk saling berbagi pengetahuan,
keterampilan, dan informasi guna mencapai target biaya produk. Penemuan ini menunjukkan
bahwa penerapan TCM di Perusahaan A memerlukan kerjasama tim yang erat dari berbagai
fungsi dan kegiatan. Sepertinya berbagai departemen dan kegiatan, termasuk Pembelian dan
Pengembangan Vendor (PVD), R&D, Perencanaan Biaya, Pemasaran Produk, Perencanaan
Produk, Peningkatan Vendor, Perencanaan Produksi, Rekayasa Produk, Pengendalian Biaya,
dan Departemen Akuntansi, terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung
proses implementasi TCM.
Lebih lanjut, penelitian ini tidak menemukan bahwa penerapan Teknologi Manufaktur
Maju (AMT), strategi konfrontatif, orientasi pelanggan, jaringan berbagi informasi, lean
manufacturing, dan hubungan dengan pemasok merupakan faktor kunci dalam implementasi
TCM. Meskipun pengamatan langsung terhadap faktor pendukung ini dilakukan selama
kunjungan lapangan dan melalui peninjauan dokumen, karyawan tidak memberikan penilaian
bahwa faktor pendukung ini memiliki peran penting dalam mendukung implementasi TCM.
Pemahaman ini mungkin menunjukkan bahwa implementasi TCM di Perusahaan A masih
berada dalam tahap adaptasi terhadap konteks perusahaan, belum sepenuhnya terintegrasi
dengan struktur dan proses organisasi lainnya, termasuk rantai pasokan (Ansari et al., 2007)
(Ellram, 2000). Sebagai contoh dalam hal hubungan dengan pemasok, permasalahan dengan
kekurangan kompetensi pemasok lokal di industri otomotif Malaysia telah diidentifikasi
sebagai salah satu isu utama (Hasan & Jomo, 2007). Hal ini mungkin menyebabkan hubungan
pemasok yang kurang kuat antara Perusahaan A dan pemasok-pemasoknya. Di sisi lain, dalam
konteks Jepang, perusahaan-perusahaan Jepang umumnya memiliki hubungan yang baik
dengan pemasok-pemasoknya (Kato et al., 1995; Okano, 2005), namun kondisi tersebut
mungkin tidak dapat diterapkan dengan sama di luar lingkungan bisnis Jepang. Sebagai contoh,
studi yang dilakukan oleh Rattray et al. (2007) di Selandia Baru menunjukkan bahwa
keterlibatan pemasok cenderung kurang signifikan dalam penerapan TCM di perusahaan
manufaktur Selandia Baru.
Terkait dengan penerapan Teknologi Manufaktur Maju (AMT), walaupun Perusahaan
A menggunakan robot dalam sistem produksinya, penggunaannya terbatas pada beberapa
proses khusus. Dengan sekitar 70% dari tenaga kerja Perusahaan A terlibat dalam operasi
langsung, dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini masih mengadopsi model produksi yang
sangat bergantung pada tenaga kerja. Terkait dengan hal ini, dalam penelitian tentang inovasi
akuntansi manajemen dan difusi teknologi pada perusahaan manufaktur Malaysia, Smith et al.
(2008) menemukan bahwa perusahaan manufaktur di Malaysia cenderung lebih memfokuskan
diri pada produksi yang mengandalkan tenaga kerja, yang mengakibatkan struktur biaya
produksinya berbeda dengan perusahaan-perusahaan di Eropa dan Amerika.
Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa penerapan strategi konfrontatif oleh
Perusahaan A tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kesuksesan implementasi
TCM. Ini dapat mencerminkan bahwa penekanan bersama pada pengendalian biaya,
peningkatan kualitas, dan optimalisasi fungsionalitas tidak dapat menjamin keberhasilan
penerapan TCM tanpa upaya integrasi yang menyeluruh dengan praktik manufaktur lainnya,
serta tanpa keberadaan hubungan yang efektif dengan pemasok di Perusahaan A. Dengan
demikian, manfaat dari memiliki jaringan berbagi informasi mungkin tidak dapat sepenuhnya
diraih jika penerapan TCM masih belum mencapai tahap integrasi penuh dalam konteks
perusahaan tersebut.
Penelitian selanjutnya pada UMKM yang ada di Indonesia diperoleh data dampak dari
sesudah menerapkan Target Costing.
1. CV. Onderhoud Company Shoes and Profitabilitas mengalami kenaikan sebesar
Leather (Rachmatulloh dkk, 2014) 20% sejak tahun pertama penerapan
metode target costing.
2. Bungong Jaroe dan Rencong Aceh Tujuan laba sebesar 27,4% dan 25,5% (Affiqah dan
Fuadi, 2019) berhasil tercapai, melampaui ekspektasi yang sebelumnya ditetapkan
sebesar 25%.
3. Kecap Kuda Kaloka (Khasanah Mampu meraih keuntungan sebesar 15%.
dkk, 2017)
4. Sumber Madu (Anugerah dkk, 2017) Pengurangan biaya produksi sekitar 5-10%
per produk dapat menghasilkan keuntungan sebesar 25%.
5. JJ. BAKERY (Wuysang dan Pusung, Keuntungan bruto meningkat sebesar Rp.
2019) 4.472.832.
6. Ramayana Agro Mandiri (Fitriyah Mampu meningkatkan tingkat keuntungan
dkk., 2020) dari 42,5% menjadi 57,3% untuk ketiga produk yang
dihasilkan.
7. Darma Yasa (Darmayasa dkk, 2019) Berhasil mengurangi pengeluaran sebesar
Rp. 55.762.252,8.
8. Batik Sendang Paciran Berhasil mengurangi pengeluaran sebesar Lamongan (Titin,
2016) Rp. 181.961.477.
9. Cinta Kasih (Gregory dkk., 2016) Tujuan keuntungan sebesar 40% tercapai, sementara
biaya berhasil ditekan sebesar
Rp. 48.128.949.
10. Mandala Bakery (Arifin dkk, 2016) Keuntungan bruto mengalami peningkatan
sebesar Rp. 3.528.000.
11. HOKI Production (Juwita dan Satria, Dapat mengurangi harga jual produk, 2017)
seperti kaos oblong dari bahan combed yang harga aslinya Rp. 45.000 menjadi Rp.
43.000, kemeja yang sebelumnya Rp. 95.000 menjadi Rp. 93.000, dan jaket yang
sebelumnya Rp. 105.000 menjadi Rp.
100.000.
No. UMKM Keterangan
12. Bina Karya (Sari dkk., 2019) Berhasil meningkatkan laba sebesar 14%,
naik dari 12% menjadi 24%, sambil menurunkan harga jual produk. Pada
produk blok antik polos, harga berubah dari
13. Hidup Baru Steel (Indriani dkk, 2019)
14. Usaha Dagang Tiga Putra (Kumalasari,
2016)
15. Kurnia Sari Bakery (Haqui dkk, 2018)
Rp. 50.000 menjadi Rp. 49.000,
sementara pada blok hexagon warna,
harga berubah dari Rp. 53.000
menjadi Rp. 52.000. Keuntungan
mengalami peningkatan dari 5,17%
menjadi 11,79%. Mampu
mengurangi biaya sebesar 25-30%.
Pengurangan biaya produksi sekitar 8-15%
per produk dapat membawa keuntungan
yang diharapkan sebesar 20% berhasil
tercapai.
Berdasarkan data ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan target biaya akan
memberikan manfaat bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. CV.
Onderhoud Shoes and Leather merupakan salah satu perusahaan yang telah mengadopsi target
biaya sejak tahun 2011. Seperti yang diungkapkan oleh Rachmatulloh et al. (2014), CV.
Onderhoud Company Shoes and Leather berhasil menerapkan prinsip-prinsip target costing.
Para peneliti tersebut juga menegaskan bahwa target biaya dapat menjadi alat yang bermanfaat
bagi UMKM untuk meningkatkan laba usaha tanpa mengorbankan kualitas produk, asalkan
prinsip-prinsipnya diterapkan dengan benar.
Pada tahun 2014, yang merupakan tahun pertama penerapan target costing, UMKM ini
berhasil mencapai peningkatan laba sebesar 20%. Laba pada tahun 2011 mencapai
338.136.200, sementara pada tahun 2014 meningkat menjadi 423.111.100, menghasilkan
selisih sebesar 84.974.900.
Dikemukakan oleh Affiqah dan Fuadi (2019), UMKM lain di Aceh, seperti Bungong
Jaroe dan Rencong Aceh, berhasil mencapai tingkat laba sebesar 27,4% dan 25,5% setelah
menerapkan target costing. Angka ini melebihi target yang diharapkan sebesar 25%, sementara
tingkat laba sebelumnya hanya sekitar 23,6% dan 19%. Menurut studi yang dilakukan oleh
Khasanah et al. (2017) dan Anugerah et al. (2017), Kecap Kuda Kaloka dan Usaha Sumber
Madu berhasil mencapai target laba masing-masing sebesar 15% dan 25%. Metode perhitungan
sebelumnya tidak mampu mencapai target laba ini.
Sesuai dengan penjelasan dari Wuysang dan Pusung (2019), usaha Sumber Madu
berhasil mencapai pengurangan biaya produksi sekitar 5-10% untuk setiap jenis produk yang
dihasilkan. JJ Bakery juga berhasil meningkatkan laba kotor sejumlah Rp. 4.472.832 melalui
penerapan target biaya.
Dengan menerapkan pendekatan value engineering untuk target costing, Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat mengurangi biaya produksi, yang pada akhirnya akan
meningkatkan laba. Value engineering adalah suatu proses perancangan ulang produk dengan
tujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan efisiensi biaya, seperti dijelaskan oleh Titin
(2016). UMKM memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi area pemborosan dan
ketidakefisienan biaya selama alur produk.
Menurut Titin (2016), Pengrajin Batik Sendang Paciran Lamongan berhasil mengurangi
biaya melalui penerapan value engineering, yang berdampak pada laba kotor sejumlah Rp.
181.961.477. Rincian tersebut mencakup Rp. 60.415.474 untuk sarung sutera, Rp. 121.107.678
untuk sarung maseris, dan Rp. 438.325 untuk sarung gobita. Di sisi lain, Kurnia Sari Bakery
merasakan manfaat dari penerapan target biaya dalam usaha meningkatkan laba. Meskipun
menghadapi kesulitan dalam meningkatkan omset yang menurun, pemilik berhasil mengurangi
biaya sebesar 8–15 persen dan mencapai target laba sebesar 20 persen (Haqui dkk, 2018).
Menurut hasil studi yang dilakukan oleh Darmayasa et al. (2019), penerapan target
biaya di UD. Darma Yasa memberikan kontribusi dalam mengurangi biaya sebesar Rp.
55.762.252,8. Sebelum menerapkan target biaya, total biaya perusahaan mencapai Rp.
889.230.000, namun setelah penerapan target biaya, biaya berhasil ditekan menjadi Rp.
833.467.747,2.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gregory et al. (2016), UD Loves berhasil
mengurangi biaya produksi secara signifikan melalui implementasi target biaya. Total biaya
yang dikeluarkan sebelum menerapkan target biaya mencapai Rp. 595.808.949, namun setelah
penerapan target biaya, biaya berhasil dikurangi menjadi Rp. 547.680.000, menghasilkan
perbedaan sebesar Rp. 48.128.949. Hal ini membawa peningkatan laba kotor sejumlah Rp.
48.138.949. Selain itu, Usaha Dagang Tiga Putra juga mencapai pengurangan biaya sekitar 25–
30 persen lebih rendah dibandingkan dengan metode sebelumnya (Kumalasari, 2016).
Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dilakukan, terdapat bukti yang
menunjukkan bahwa implementasi target costing memberikan dampak positif terhadap
peningkatan keuntungan pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Temuan ini
sejalan dengan hasil penelitian Jayeola dan Onou (2014) serta Jaradat et al. (2018), yang
menyatakan bahwa penerapan target costing memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan
keuntungan di UMKM. Selain peningkatan keuntungan, manfaat tambahan yang diperoleh
mencakup bantuan bagi UMKM dalam mencapai target keuntungan yang diinginkan,
pengurangan biaya produksi, dan penurunan harga jual produk. Oleh karena itu, berdasarkan
temuan ini, disarankan untuk mengadopsi penggunaan target costing sebagai salah satu
alternatif oleh UMKM.
KESIMPULAN
Dengan menerapkan metode studi dua kasus, data baik kualitatif maupun kuantitatif
dikumpulkan dari dua perusahaan, membentuk dasar penelitian ini. Sesuai dengan pendekatan
yang diusulkan oleh Yin (2003), pengumpulan data melibatkan wawancara pribadi, tinjauan
dokumen, dan survei kuesioner. Melalui wawancara dan tinjauan dokumen, kehadiran sembilan
faktor pendukung di kedua perusahaan dapat dipastikan. Selanjutnya, kuesioner disebarkan
kepada karyawan kedua perusahaan untuk memperoleh data kuantitatif yang digunakan dalam
pengujian statistik terhadap kesembilan proposisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
sembilan faktor yang diusulkan, budaya organisasi yang menekankan kerja tim, dukungan serta
komitmen manajemen puncak, dan pelatihan menunjukkan hubungan positif yang signifikan
dengan kesuksesan penerapan TCM di kedua perusahaan. Temuan ini memberikan wawasan
lebih lanjut tentang pentingnya faktor-faktor tertentu dalam penerapan TCM di konteks industri
otomotif Malaysia. Meskipun hasilnya dapat memberikan pemahaman mendalam, perlu dicatat
bahwa generalisasi statistik mungkin memiliki keterbatasan dalam konteks studi dua kasus ini.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan. Pertama,
keterbatasan terkait dengan pendekatan studi kasus tunggal yang diadopsi. Tingkat adopsi TCM
di Malaysia masih tergolong rendah, sehingga sedikit perusahaan yang telah mengadopsinya.
Selain itu, aspek-aspek terkait manajemen biaya dalam TCM cenderung bersifat pribadi dan
rahasia, sehingga mengundang kerumitan dalam mengajak perusahaan untuk berpartisipasi dan
berbagi informasi terkait. Lebih lanjut, studi kasus tunggal bertujuan untuk memberikan
pemahaman mendalam dan tidak bertujuan untuk menetapkan kebenaran umum yang berlaku
secara luas (Meriam, 1998). Oleh karena itu, temuan dari penelitian ini hanya dapat diterapkan
pada organisasi dengan situasi serupa dalam hal permasalahan dan definisi masalah (Cavana et
al., 2001).
Kedua, keterbatasan terkait dengan masalah generalisasi, sebagaimana dijelaskan
sebelumnya. Meskipun demikian, penelitian ini mengatasi keterbatasan tersebut dengan
menggabungkan metode pengumpulan data campuran yang mencakup data kualitatif dan
kuantitatif. Selain itu, kemampuan untuk menggeneralisir suatu kasus menjadi lebih relevan
ketika pemilihan Perusahaan A dilakukan secara strategis berdasarkan kekayaan wawasannya
yang paling mendalam terkait subjek penelitian.
Target costing merupakan suatu pendekatan yang menetapkan harga target dan biaya
maksimal yang dapat diterima untuk pembuatan suatu produk. Hal ini menjadi relevan dalam
menghadapi persaingan yang semakin ketat di era globalisasi, UMKM di Indonesia dapat
mempertimbangkan penerapan target costing sebagai salah satu alternatif strategis. Penerapan
target costing, yang melibatkan proses value engineering, memberikan dukungan bagi UMKM
untuk melakukan perancangan ulang unsur biaya sebelum produk diproduksi, dengan tujuan
meningkatkan efisiensi biaya dan memaksimalkan potensi laba.
Beberapa UMKM di Indonesia, seperti CV. Onderhoud Company Shoes and Leather,
UMKM Bungong Jaroe, dan UMKM Rencong Aceh, telah sukses mengadopsi target costing
dan berhasil mencapai peningkatan laba. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa penggunaan
target costing lebih efektif dalam meningkatkan kinerja laba UMKM dibandingkan dengan
metode sebelumnya yang digunakan. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk
memperluas jumlah artikel yang digunakan dan melibatkan rentang tahun penelitian yang lebih
luas guna menghasilkan wawasan yang lebih komprehensif, mengingat penelitian ini terbatas
pada artikel-artikel yang mencakup periode tahun 1990-an hingga2020.
DAFTAR PUSTAKA
Ansari, S., Bell, J., & Swenson, D. (2006). A template for implementation target costing.
Cost Management, September/October, 20– 27.
Cooper, R., & Slagmulder, R. (1999). Develop profitable new product with target costing.
Sloan Management Review, Summer, 23–33.
Kato, Y., Boer, G., & Chow, C. W. (1995). Target costing: An integrative management
process. Journal of Cost Management, Spring, 39–51.
Ikhsan, A. N., Herman, K., & Kalalo, M. (2016). Analisis Target Costing Dalam Upaya
Pengurangan Biaya Produksi Untuk Peningkatan Laba Kotor Pada Mandala Bakery.
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(3), 635–646.
Baharuddin, H., & Jusoh, R. (2019). Implementation of target cost management in non-
Japanese environment. Qualitative Research in Accounting and Management, 16(1),
35–59.
Fitriyah, Priminingtyas, D. N., & Retnoningsih, D. (2020). PENERAPAN TARGET
COSTING DALAM UPAYA EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KERIPIK APEL DI UD
RAMAYANA AGRO MANDIRI KOTA BATU BERDASARKAN SISTEM
PENJUALAN ONLINE DAN OFFLINE APPLICATION. Jurnal Ekonomi Pertanian
dan Agribisnis, 4, 97–110.
Liozu, S. M. (2017). A Reality Check on Cost-Based Pricing Versus Value-Based Pricing.
20–24.
Tabitha, N., & Ogungbade, O. I. (2016). Cost Accounting Techniques Adopted by
Manufacturing and Service Industry within the Last Decade. 5(1), 48–61.
MATARNEH, G. F., & El-dalabeeh, A. K. (2016). The Role of Target Costing in Reducing
Costs and Developing Products in the Jordanian Public Shareholding Industrial
Companies. International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and
Management Sciences, 6(4), 301– 312. https://doi.org/10.6007/IJARAFMS/v6-i4/2465
Jayeola, O., & Onou, D. P. (2014). Implementing Target Costing in Small and Medium Scale
Enterprises in Ogun Industrial Metropolis. 4(8), 222–233.
Mahidin, M. U., & Kanageswary, R. (2004). The development of the automobile industry and
the road ahead. Department of Statistics Malaysia.
Mulyadi. (2014). Akuntansi Biaya (Edisi Keli). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YPKN.
Apriyanti, E., & Rahayu, Y. (2014). PENERAPAN METODE TARGET COSTING DALAM
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI. 3(4).
Imeokparia, L., & Adebisi, S. (2014). Target Costing and Performance of Manufacturing
Industry in South-Western Nigeria. 14(4).
Briciu, S., & Capusneau, S. (2013). PROS AND CONS FOR THE IMPLEMENTATION OF
TARGET COSTING METHOD IN ROMANIAN ECONOMIC ENTITIE. 12(3), 455–
470.
Malue, J. (2013). ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI SISTEM
PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT CELEBES MINA PRATAMA.
1(3), 949–957.
Rudianto. (2013). Akuntansi Manajemen: Informasi Untuk Pengambilan Keputusan
Strategis. Jakarta: Erlangga.
Drury, C. (2004). Management and cost accounting. Thomson.
Feil, P., Yook, K. H., & Kim, I. W. (2004). Japanese target costing: A historical perspective.
International Journal of Strategies Cost Management, Spring, 10–19.
Huh, S. K., Yook, K. H., & Kim, I. I. (2008). Relationship between organizational capabilities
and performance of target costing: An empirical study of Japanese companies. Allied
Academies International Conference, 7(2), 15–27.
Ansari, S., Bell, J., & Okano, H. (2007). Target costing: Uncharted research territory. In In:
Chapman, C CS, Hopewood G, Shields MD (Eds.), Handbook of Management
Accounting Research, edited by Chapman, Hopwood and Shields (pp. 507–530).
Hasan, H., & Jomo, K. S. (2007). Rent-Seeking and industrial policy in Malaysia. In In:
Jomo KS (Ed.), Malaysia Industrial Policy (pp. 157– 178). NUS Press.
Smith, M., Abdullah, Z., & Abdul Razak, R. (2008). The difffusion of technological and
management accounting innovation: Malaysia evidence. Asian Review of Accounting,
16(3), 197–218.
Rachmatulloh, C. K., Fitriah, E., & Lestari, R. (2014). Analisis Penerapan Target Costing
Untuk Meningatkan Laba Perusahaan (Studi Kasus Pada CV. Onderhoud Company
Shoes and Leather). 154–160.
Affiqah, C., & Fuadi, R. (2019). PENERAPAN METODE TARGET COSTING DALAM
PERENCANAAN BIAYA PRODUKSI UNTUK OPTIMALISASI LABA PADA
UMKM DENDENG SAPI ACEH DI BANDAACEH. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 4(2), 317–324.
Khasanah, R., Raharjo, K., & Hartono. (2017). ANALISIS PENERAPAN METODE TARGET
COSTING DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI
UNTUK MEMAKSIMALKAN BIAYA (Studi Kasus Pada Perusahaan Kecap Kuda
Kaloka di Salatiga Tahun 2016). 1–18.
Anugerah, E. G., Mas’ud, I., & Wahyuni, N. I. (2017). Penerapan Target Costing dalam
Pengelolaan Biaya Produksi untuk Optimalisasi Laba ( Target Costing Application on
Managing Production Cost for Profit Optimizing ). IV(2012), 19–23.
Wuysang, C. C., & Pusung, R. J. (2019). PENERAPAN TARGET COSTING DALAM
UPAYA EFISIENSI BIAYA PRODUKSI UNTUK PENINGKATAN LABA KOTOR
PADA UD . JJ BAKERY. Jurnal EMBA, 7(3), 3548–3557.
Darmayasa, G., Sujana, I. N., & Haris, I. A. (2019). ANALISIS PENERAPAN TARGET
COSTING DALAM EFISIENSI BIAYA PRODUKSI BATAKO PADA UD DARMA
YASA DI DESA PANJI, KECAMATAN SUKASADA, KABUPATEN BULELENG.
Jurnal Pendidikan Ekonomi, 11(2).
Titin. (2016). ANALISA EFISIENSI BIAYA PRODUKSI UNTUK PENINGKATAN LABA
KOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TARGET COSTING (STUDI
KASUS PADA PENGRAJIN BATIK SENDANG PACIRAN
LAMONGAN). II(2), 417–424.
Gregory, S. G., Tinangon, J., & Tirayoh, V. (2016). PENDEKATAN TARGET COSTING
SEBAGAI ALAT PENILAIAN EFISIENSI PRODUKSI PADA UD. CINTA KASIH.
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(04), 224–233.
Arifin, N. I., Karamoy, H., & Meily, K. (2016). ANALISIS TARGET COSTING DALAM
UPAYA PENGURANGAN PADA MANDALA BAKERY. 16(03), 635–646.
Juwita, R., & Satria, M. R. (2017). PENERAPAN TARGET COSTING DALAM UPAYA
EFISIENSI BIAYA PRODUKSI UNTUK PENINGKATAN LABA PRODUK. 1(2), 184–
193.
Sari, D. A., Setiono, H., & Dwihandoko, T. H. (2019). ANALISIS PENEDEKATAN
TARGET COSTING SEBAGAI ALAT EFISIENSI PEMBUATAN PAVING
BLOCK PADA UD . BINA KARYA. Repositori UNIM, 1–12.
Indriani, C., Burhanudin, A., & Amelia, T. (2019). Analisis Penerapan Target Costing dalam
Perencanaan Biaya Produksi untuk Peningkatan Laba pada UKM Hidup Baru Steel
Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi (JIMFE).
Kumalasari, H. W. (2016). Penerapan Sistem Target Costing dalam Upaya Pengurangan
Biaya Produksi untuk Peningkatan Laba Usaha ( Studi Kasus Usaha Dagang Tiga
Putra di Kota Mojokerto ). 1(1), 123–146.
Haqui, Q., Lestari, R., & Rosdiana, Y. (2018). Analisis Penerapan Target Costing Sebagai
Alat Pengurangan Biaya Produksi Dalam Mengoptimalkan Perolehan Laba ( Studi
Kasus Pada Kurnia Sari Bakery ). Prosiding Akuntansi, 4(1), 141–149.

More Related Content

Similar to AKUTANSI MANAJEMEN TERAPAN _ TARGET COSTING_ SHERLA WINANDA PUTRI.pdf

Target Costing
Target CostingTarget Costing
Target Costingbudieto
 
Sm. siti mabrur rachmah. 55117010002. long term objective and generic strateg...
Sm. siti mabrur rachmah. 55117010002. long term objective and generic strateg...Sm. siti mabrur rachmah. 55117010002. long term objective and generic strateg...
Sm. siti mabrur rachmah. 55117010002. long term objective and generic strateg...Siti Mabrur Rachmah
 
magister management (business unit level strategy)
magister management (business unit level strategy)magister management (business unit level strategy)
magister management (business unit level strategy)Wina Winarsih
 
Ppt materi bab 1 manajemen biaya Fakultas ekonomi dan bisnis
Ppt materi bab 1 manajemen biaya Fakultas ekonomi dan bisnisPpt materi bab 1 manajemen biaya Fakultas ekonomi dan bisnis
Ppt materi bab 1 manajemen biaya Fakultas ekonomi dan bisnisafnivarian25
 
Ekonomi manajerial
Ekonomi manajerialEkonomi manajerial
Ekonomi manajerialNurulHuda552
 
9,sm, salam imam taifur, hapzi ali, canvas business model,,universitas mercu ...
9,sm, salam imam taifur, hapzi ali, canvas business model,,universitas mercu ...9,sm, salam imam taifur, hapzi ali, canvas business model,,universitas mercu ...
9,sm, salam imam taifur, hapzi ali, canvas business model,,universitas mercu ...salamthoyfoer
 
Mgt Biaya (1) Introducing
Mgt Biaya   (1) IntroducingMgt Biaya   (1) Introducing
Mgt Biaya (1) Introducingmondru mondru
 
7,SM,Lusianasari,Prof.Dr.Ir.Hapzi Ali.MM.CMA,Business Level Strategi,strategi...
7,SM,Lusianasari,Prof.Dr.Ir.Hapzi Ali.MM.CMA,Business Level Strategi,strategi...7,SM,Lusianasari,Prof.Dr.Ir.Hapzi Ali.MM.CMA,Business Level Strategi,strategi...
7,SM,Lusianasari,Prof.Dr.Ir.Hapzi Ali.MM.CMA,Business Level Strategi,strategi...ana_sari
 
sm, annisa nulestari, hapzi ali, long-term objective and generic strategy , u...
sm, annisa nulestari, hapzi ali, long-term objective and generic strategy , u...sm, annisa nulestari, hapzi ali, long-term objective and generic strategy , u...
sm, annisa nulestari, hapzi ali, long-term objective and generic strategy , u...Annisa Nurlestari
 
SIM, Seffria Royani, Yananto Mihadi P, Sistem informasi untuk meningkatkan ke...
SIM, Seffria Royani, Yananto Mihadi P, Sistem informasi untuk meningkatkan ke...SIM, Seffria Royani, Yananto Mihadi P, Sistem informasi untuk meningkatkan ke...
SIM, Seffria Royani, Yananto Mihadi P, Sistem informasi untuk meningkatkan ke...seffriaroyani
 
Strategi cost management chap 2 john K shank
Strategi cost management chap 2 john K shankStrategi cost management chap 2 john K shank
Strategi cost management chap 2 john K shankAmelia Arista
 
9, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Canvas Business Model, ...
9, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Canvas Business Model, ...9, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Canvas Business Model, ...
9, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Canvas Business Model, ...aryarhms
 
6.4 Extending target costing.docx
6.4 Extending target costing.docx6.4 Extending target costing.docx
6.4 Extending target costing.docxQosimSby
 
Contoh nih gak tau apaan
Contoh nih gak tau apaanContoh nih gak tau apaan
Contoh nih gak tau apaanDientri Media
 
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Long term- object...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary  mengenai: Long term- object...SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary  mengenai: Long term- object...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Long term- object...Ipung Sutoyo
 
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Long term- object...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary  mengenai: Long term- object...SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary  mengenai: Long term- object...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Long term- object...Ipung Sutoyo
 

Similar to AKUTANSI MANAJEMEN TERAPAN _ TARGET COSTING_ SHERLA WINANDA PUTRI.pdf (20)

Target Costing
Target CostingTarget Costing
Target Costing
 
Sm. siti mabrur rachmah. 55117010002. long term objective and generic strateg...
Sm. siti mabrur rachmah. 55117010002. long term objective and generic strateg...Sm. siti mabrur rachmah. 55117010002. long term objective and generic strateg...
Sm. siti mabrur rachmah. 55117010002. long term objective and generic strateg...
 
magister management (business unit level strategy)
magister management (business unit level strategy)magister management (business unit level strategy)
magister management (business unit level strategy)
 
Jurnal PRODUKTIVITAS OEE
Jurnal PRODUKTIVITAS OEEJurnal PRODUKTIVITAS OEE
Jurnal PRODUKTIVITAS OEE
 
Ppt materi bab 1 manajemen biaya Fakultas ekonomi dan bisnis
Ppt materi bab 1 manajemen biaya Fakultas ekonomi dan bisnisPpt materi bab 1 manajemen biaya Fakultas ekonomi dan bisnis
Ppt materi bab 1 manajemen biaya Fakultas ekonomi dan bisnis
 
Ekonomi manajerial
Ekonomi manajerialEkonomi manajerial
Ekonomi manajerial
 
9,sm, salam imam taifur, hapzi ali, canvas business model,,universitas mercu ...
9,sm, salam imam taifur, hapzi ali, canvas business model,,universitas mercu ...9,sm, salam imam taifur, hapzi ali, canvas business model,,universitas mercu ...
9,sm, salam imam taifur, hapzi ali, canvas business model,,universitas mercu ...
 
2691 6997-1-pb
2691 6997-1-pb2691 6997-1-pb
2691 6997-1-pb
 
Mgt Biaya (1) Introducing
Mgt Biaya   (1) IntroducingMgt Biaya   (1) Introducing
Mgt Biaya (1) Introducing
 
7,SM,Lusianasari,Prof.Dr.Ir.Hapzi Ali.MM.CMA,Business Level Strategi,strategi...
7,SM,Lusianasari,Prof.Dr.Ir.Hapzi Ali.MM.CMA,Business Level Strategi,strategi...7,SM,Lusianasari,Prof.Dr.Ir.Hapzi Ali.MM.CMA,Business Level Strategi,strategi...
7,SM,Lusianasari,Prof.Dr.Ir.Hapzi Ali.MM.CMA,Business Level Strategi,strategi...
 
sm, annisa nulestari, hapzi ali, long-term objective and generic strategy , u...
sm, annisa nulestari, hapzi ali, long-term objective and generic strategy , u...sm, annisa nulestari, hapzi ali, long-term objective and generic strategy , u...
sm, annisa nulestari, hapzi ali, long-term objective and generic strategy , u...
 
SIM, Seffria Royani, Yananto Mihadi P, Sistem informasi untuk meningkatkan ke...
SIM, Seffria Royani, Yananto Mihadi P, Sistem informasi untuk meningkatkan ke...SIM, Seffria Royani, Yananto Mihadi P, Sistem informasi untuk meningkatkan ke...
SIM, Seffria Royani, Yananto Mihadi P, Sistem informasi untuk meningkatkan ke...
 
Strategi cost management chap 2 john K shank
Strategi cost management chap 2 john K shankStrategi cost management chap 2 john K shank
Strategi cost management chap 2 john K shank
 
9, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Canvas Business Model, ...
9, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Canvas Business Model, ...9, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Canvas Business Model, ...
9, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Canvas Business Model, ...
 
6.4 Extending target costing.docx
6.4 Extending target costing.docx6.4 Extending target costing.docx
6.4 Extending target costing.docx
 
Contoh nih gak tau apaan
Contoh nih gak tau apaanContoh nih gak tau apaan
Contoh nih gak tau apaan
 
DISKUSI 8 MS G.docx
DISKUSI 8 MS G.docxDISKUSI 8 MS G.docx
DISKUSI 8 MS G.docx
 
DISKUSI 8 MS F.docx
DISKUSI 8 MS F.docxDISKUSI 8 MS F.docx
DISKUSI 8 MS F.docx
 
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Long term- object...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary  mengenai: Long term- object...SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary  mengenai: Long term- object...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Long term- object...
 
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Long term- object...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary  mengenai: Long term- object...SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary  mengenai: Long term- object...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Long term- object...
 

Recently uploaded

BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJABAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJANoorAmelia4
 
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptxKELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptxUPPKBGUYANGAN
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 202420NurKhusnaFahrani
 
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptxMATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptxDenzbaguseNugroho
 
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxgulieglue
 
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...SofyanSyamsuddin
 
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfMATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfIndahPuspitaMaharani1
 
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGANPPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGANDwiAyuSitiHartinah
 
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptxMateri Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptxtajapeda
 

Recently uploaded (14)

Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
 
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJABAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
 
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptxKELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
 
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
 
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptxMATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
 
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
 
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfMATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
 
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGANPPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
 
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
 
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di PalembangKlinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
 
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptxMateri Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
 

AKUTANSI MANAJEMEN TERAPAN _ TARGET COSTING_ SHERLA WINANDA PUTRI.pdf

  • 1. Mengoptimalkan Profitabilitas: Mengungkap Dinamika Strategis Target Costing dalam Bisnis Modern Optimizing Profitability: Unveiling the Strategic Dynamics of Target Costing in Modern Business Sherla Winanda Putri Magister Ilmu Akuntansi, Universitas Pendidikan Indonesia E-mail: Sherlawinandaa@upi.edu Abstrak : Artikel ini menyelidiki peran kritis dan dinamika strategis dari metode target costing dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan di era bisnis modern. Dengan mengeksplorasi pendekatan penetapan harga terkini yang fokus pada laba, penelitian ini membahas bagaimana target costing memberikan landasan untuk pengambilan keputusan yang cerdas dan responsif terhadap pasar yang berubah dengan cepat. Dengan memaparkan studi kasus dan tinjauan mendalam terhadap implementasi target costing, artikel ini bertujuan untuk membuka pemahaman mendalam tentang bagaimana perusahaan dapat mengoptimalkan biaya produksi, meningkatkan efisiensi, dan mencapai tujuan laba melalui pendekatan ini. Temuan dari artikel ini memberikan wawasan berharga bagi manajer keuangan dan eksekutif perusahaan yang mencari strategi terkini untuk mengelola biaya dengan tepat guna dalam lingkungan bisnis yang dinamis. Kata Kunci : Dinamika Strategi, Target Costing Abstract : This article investigates the critical role and strategic dynamics of target costing methods in increasing company profitability in the modern business era. By exploring current profit-focused pricing approaches, this research discusses how target costing provides a foundation for intelligent decision making and responsiveness to rapidly changing markets. By presenting case studies and an in-depth review of the implementation of target costing, this article aims to provide an in-depth understanding of how companies can optimize production costs, increase efficiency, and achieve profit goals through this approach. The findings from this article provide valuable insights for financial managers and corporate executives looking for cutting-edge strategies for managing costs effectively in a dynamic business environment. Keyword : Strategic Dynamics, Target Costing PENDAHULUAN Banyak perusahaan Jepang memanfaatkan Total Cost Management (TCM) sebagai instrumen penting dalam persaingan guna meningkatkan daya saing dan meraih keuntungan jangka panjang, seperti yang disebutkan oleh Ansari et al. (2006) dan Cooper & Slagmulder
  • 2. (1999). Sebagai contoh, sekitar periode tahun 1990, sebanyak 80% hingga 100% perusahaan manufaktur Jepang telah mengadopsi TCM (Kato et al., 1995). Meskipun implementasi TCM di luar Jepang masih tergolong rendah, trennya menunjukkan peningkatan bertahap dari tahun ke tahun. Dalam era industri 4.0 yang sedang berlangsung, setiap perusahaan dihadapkan pada tuntutan untuk mengembangkan keunggulan khusus guna tetap eksis dan meraih kemenangan dalam persaingan dengan bertambahnya pesaing. Bahkan, perusahaan-perusahaan besar yang telah ada sejak lama menghadapi ancaman dari pertumbuhan yang cepat dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, seperti yang diungkapkan oleh Ikhsan et al. (2016). Studi menunjukkan bahwa sebanyak 40% perusahaan Amerika, 60% perusahaan Belanda, 31% perusahaan Selandia Baru, 38% perusahaan Australia, 41% perusahaan Malaysia, 35% perusahaan India, dan 62% perusahaan Bahrain menggunakan Total Cost Management (TCM) berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pierce (2002), Dekker & Smidt (2003), Rattray et al. (2007), Chenhall & Langfield-Smith (1998), Tho et al. (1998), Joshi (2001), dan Juhmani (2010). Menariknya, studi kasus mendalam pada produsen mobil di Malaysia mengungkapkan bahwa praktik utama TCM serupa dengan praktik di Jepang, namun implementasinya berbeda secara rinci karena adanya modifikasi khusus yang dilakukan untuk beradaptasi dengan lingkungan kontekstual Malaysia, seperti yang diungkapkan oleh Baharuddin & Jusoh (2019). Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengalami tantangan serupa dalam upaya meningkatkan profitabilitas, seperti yang diungkapkan oleh Fitriyah dkk. (2020) serta oleh Juwita dan Satria (2017), salah satu faktor yang menyebabkan keterbatasan pertumbuhan UMKM adalah penggunaan metode operasional yang bersifat tradisional. Fitriyah et al. (2020) menekankan bahwa penggunaan metode tradisional menyulitkan UMKM untuk mencapai laba maksimal dan meraih tujuan keuntungan yang diinginkan. Kelemahan metode tradisional juga mencakup ketidakinklusifan unsur konsumen dalam penetapan harga (Liozu, 2017). Metode ini bersifat statis dan tidak responsif terhadap dinamika pasar, sebuah tantangan signifikan di tengah persaingan yang semakin ketat dan dinamis. Dengan demikian, UMKM disarankan untuk mengadopsi pendekatan manajemen biaya yang lebih mutakhir guna mengatasi tantangan persaingan dan mencapai sasaran dalam optimalisasi laba. Menurut Tabutha dan Ogungbade (2016), target biaya adalah salah satu metode penentuan biaya kontemporer yang relevan dan telah diterapkan dengan signifikan dalam sepuluh tahun terakhir. Target biaya merupakan metode perencanaan, pengelolaan, dan pengurangan biaya yang merancang serta mengelola biaya selama fase desain dan pengembangan produk. Studi Matarneh dan El-dalabeeh (2016) menunjukkan bahwa implementasi target costing dapat meningkatkan laba perusahaan industri di Jordan, dan saat ini, penerapan target costing telah menjadi praktik umum di banyak negara. Meskipun demikian, penelitian yang terfokus pada penerapan target costing, terutama untuk usaha kecil dan menengah, masih terbatas. Sebagai ilustrasi, Jayeola dan Onou (2014) melakukan penelitian yang mengeksplorasi usaha kecil dan menengah di Ogun yang menggunakan target biaya sebagai strategi untuk meningkatkan laba dan penjualan. Temuan mereka menunjukkan
  • 3. bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara penerapan target biaya, peningkatan penjualan, dan profitabilitas. Dengan menerapkan metode dua studi kasus, penelitian ini mengeksplorasi implementasi Total Cost Management (TCM) di suatu perusahaan otomotif Malaysia yang dikenal dengan sebutan Perusahaan A. Alasan pemilihan industri otomotif adalah karena industri ini merupakan salah satu penyumbang utama untuk kemajuan sektor manufaktur di Malaysia, sebagaimana dinyatakan oleh Mahidin & Kanageswary (2004), dan juga karena relevansinya dengan perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. KAJIAN LITERATUR Target Costing Mulyadi (2014:421) menguraikan bahwa target costing adalah suatu metode penentuan biaya produk yang berorientasi pada penetapan harga target yang dianggap dapat diterima oleh konsumen. Proses target costing melibatkan penentuan biaya maksimum yang dapat diterima untuk pembuatan produk baru, yang selanjutnya diikuti dengan perancangan prototipe yang efisien sesuai dengan batas biaya maksimum yang telah ditetapkan (Apriyanti dan Rahayu, 2014). Sementara menurut Lockamy dan Smith (2014), target costing adalah suatu proses yang memastikan produk yang diperkenalkan, dengan fungsi, kualitas, dan harga tertentu, diproduksi dengan biaya siklus hidup yang menghasilkan tingkat keuntungan yang memuaskan. Penggunaan target biaya memberikan peluang untuk mengelola biaya dan profitabilitas produk selama tahap desain, di mana produk atau layanan dirancang dengan mempertimbangkan batas biaya maksimum yang telah ditetapkan. Sasaran utama dalam menerapkan target biaya adalah memastikan bahwa perusahaan dapat mengurangi biaya secara keseluruhan dari tingkat biaya sebelumnya, sehingga perusahaan dapat mencapai laba maksimal tanpa perlu meningkatkan harga. Istilah "genka kikaku" pertama kali diperkenalkan sebagai konsep target biaya pada tahun 1963. Pemilihan metode ini dilakukan sebagai respons terhadap tekanan dari krisis keuangan yang mendorong perusahaan untuk menekan biaya guna mencapai laba yang diharapkan, bersaing dalam lingkungan yang ketat, dan mengatasi keberagaman kebutuhan konsumen. Menurut Briciu dan Capusneau (2013), penerapan target biaya memberikan manfaat dengan menyediakan informasi yang esensial untuk mengambil inisiatif yang berpengaruh pada kesehatan keuangan perusahaan serta membantu perusahaan meningkatkan laba melalui pengurangan biaya secara berkelanjutan. Selain itu, penerapan target biaya juga membantu perusahaan menentukan harga secara lebih efektif sebelumnya, mengurangi waktu yang diperlukan untuk perencanaan desain produk (Imeokparia dan Adebisi, 2014). Prinsip Target Costing 1. Biaya Menyusul Harga (Cost Follows Price). 2. Pusat Perhatian pada Pelanggan, perusahaan menghasilkan produk dengan spesifikasi yang diinginkan oleh konsumen.
  • 4. 3. Pusat Perhatian pada Desain Produk dan Proses, tahap ini digunakan untuk mengendalikan biaya dan mengurangi waktu yang diperlukan agar produk dapat mencapai konsumen. 4. Tim Fungsional Lintas, di mana semua pihak memiliki tanggung jawab penuh terhadap keberhasilan penerapan target costing. 5. Partisipasi dalam Rantai Nilai melibatkan implementasi target costing yang dimulai dari seleksi pemasok hingga pengiriman produk kepada konsumen. 6. Fokus pada Siklus Hidup, yaitu upaya untuk mengurangi biaya sepanjang siklus hidup produk, termasuk biaya bahan baku dan biaya pemeliharaan. Penerapan target biaya bertujuan untuk mengurangi biaya secara keseluruhan dari tingkat biaya sebelumnya. Metode ini memungkinkan pencapaian tingkat laba tertinggi tanpa perlu menaikkan harga produk yang dijual (Malue, 2013). Untuk mencapai target biaya, terdapat beberapa tahapan yang perlu diikuti, sesuai dengan penjelasan Rudianto (2013:48), yaitu : 1. Menetapkan harga jual yang bersaing 2. Menentukan target laba yang diinginkan 3. Menetapkan target biaya 4. Menerapkan rekayasa nilai (value engineering) 5. Mengimplementasikan kaizen costing dan pengendalian operasional Variabel-variabel yang memengaruhi implementasi Total Cost Management (TCM) Sejumlah penulis dan peneliti telah mulai menginvestigasi berbagai faktor pendukung yang terdapat di dalam organisasi dan dapat memiliki dampak pada kesuksesan implementasi TCM (contohnya (Ansari et al., 2006; Cooper & Slagmulder, 1999; Ellram, 2006; Feil et al., 2004; Helms dkk., 2005; Huh dkk., 2008; Kato, 1993; Lee & Monden, 1996; Sakurai, 1989; Tani dkk., 1994). Review literatur terhadap sejumlah kajian konseptual mengindikasikan bahwa faktor-faktor pendukung seperti kerjasama tim, keterlibatan pemasok, jaringan informasi strategis, dukungan manajemen puncak, pelatihan, teknologi manufaktur canggih (AMT), lean manufacturing, rekayasa nilai (VE), strategi, budaya perusahaan, pengukuran kinerja, dan sistem penghargaan dapat memengaruhi pelaksanaan TCM (Ansari et al., 2006; Feil et al., 2004; Helms et al., 2005; Kato, 1993; Sakurai, 1989). Sementara itu, penelitian empiris yang melibatkan survei dan studi kasus yang dilakukan oleh Tani et al., (1994); Swenson dkk., (2003); Huh et al., (2008); Ellram (2000); dan Cooper & Slagmulder (1999) menemukan bahwa kerjasama tim, keterlibatan rantai pasokan, jaringan informasi, dukungan manajemen puncak, pelatihan, lean manufacturing, dan orientasi pelanggan adalah faktor-faktor umum yang diidentifikasi dalam perusahaan yang menerapkan TCM. Dalam konteks penelitian ini, terdapat sembilan faktor pendukung yang dipilih berdasarkan tinjauan literatur dan diberi label sebagai berikut: penggunaan Teknologi Manufaktur Maju (AMT), pendekatan konfrontatif, fokus pada kebutuhan pelanggan, pertukaran informasi dalam jaringan, adopsi lean manufacturing, kerja sama dengan pemasok, budaya organisasi berorientasi tim, dukungan dan komitmen manajemen tingkat atas, serta pelatihan.
  • 5. METODE PENELITIAN : Langkah-langkah penelitian yang dapat diterapkan dalam artikel berjudul "Optimizing Profitability: Unveiling the Strategic Dynamics of Target Costing in Modern Business" mencakup: Studi Literatur: 1. Menyelidiki literatur terkait target costing, metode penetapan harga, dan strategi bisnis modern. 2. Penelitian studi sebelumnya yang mengkaji penggunaan target costing dan efeknya terhadap tingkat profitabilitas. Studi Kasus: 1. Memilih beberapa perusahaan sebagai objek studi kasus yang menerapkan target costing. 2. Menganalisis implementasi target costing dalam situasi praktis dan dampaknya terhadap tingkat profitabilitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode studi kasus telah dipilih sebagai pendekatan untuk menyelidiki implementasi TCM di sebuah perusahaan otomotif Malaysia yang dikenal sebagai Perusahaan A. Pemilihan metode studi kasus dianggap sebagai pilihan yang optimal untuk mencapai tujuan penelitian ini karena memungkinkan pengumpulan data yang lebih relevan, yang dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang pelaksanaan TCM. Sebenarnya, metode studi kasus tidak hanya membatasi observasi langsung dan rinci sebagai sumber bukti, tetapi juga dapat "berdasarkan pada kombinasi bukti kuantitatif dan kualitatif" (Yin, 2003). Pertimbanganpertimbangan ini menjadi dasar bagi penggunaan metode survei dan wawancara mendalam dalam kerangka penelitian ini. Instrumen survei dirancang setelah data awal diperoleh melalui wawancara, penelaahan dokumen internal, dan observasi langsung di Perusahaan A pada akhir tahun 2014. Secara keseluruhan, pertanyaan survei diadaptasi dari penelitian-penelitian sebelumnya. Sebelum pelaksanaan survei, kuesioner telah melalui uji coba oleh enam akademisi dan tiga praktisi TCM untuk memastikan bahwa isinya jelas, relevan, dan mudah dipahami. Seratus kuesioner disebar pada tahun 2015 kepada karyawan PerusahaanAyang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam implementasi TCM. Harapannya, responden dapat mengidentifikasi faktor-faktor pendukung yang diperlukan yang berkontribusi pada implementasi TCM di Perusahaan A. Delapan puluh tujuh kuesioner yang telah diisi dikembalikan dan kemudian digunakan untuk menganalisis data. Data dari survei tersebut digunakan untuk menguji kesembilan proposisi yang telah dibahas sebelumnya. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan A, sebuah perusahaan otomotif yang berlokasi di Malaysia. Karena adopsi Total Cost Management (TCM) di Malaysia masih tergolong rendah, terutama di sektor otomotif, keputusan untuk menggunakan studi kasus tunggal dapat dikonfirmasi. Perusahaan A didirikan pada dekade 1990-an melalui kemitraan antara
  • 6. perusahaan Malaysia dan Jepang. Perusahaan ini memiliki lebih dari 10.000 karyawan dan sejak berdiri, telah berhasil menjual lebih dari 2 juta unit kendaraan dari berbagai model, menjadikannya pemimpin pasar otomotif Malaysia selama beberapa tahun berturut-turut. Profil responden dapat dilihat dalam Tabel Responden terdiri dari 82,8% pria dan 17,2% wanita. Mayoritas partisipan (59,8%) berada dalam kelompok usia 31 hingga 39 tahun. Sebagian besar dari mereka (86,2%) memiliki gelar sarjana. Mayoritas responden (43,7%) berasal dari Departemen Penelitian dan Pengembangan. Sebanyak 47% dari responden menjabat sebagai staf teknis, sementara hampir 90% dari mereka telah memiliki pengalaman kerja minimal 3 tahun.
  • 7. Profil Para Responden Tipe Frekuensi Presentase Gender Male Female Total Age Less than 30 Between 31 and 39 Between 40 and 49 More than 50 Total Qualification High school and below Certificate Diploma Bachelor degree Master degree PhD Total Department Cost planning Product marketing Research and development (R&D) Purchasing Product planning Vendor improvement Total Present job position Top management Middle management Lower management Technical staff Total Experience Less than 1 year Between 1 and 2 year Between 3 and 5 years Between 6 to 10 years Between 11 to 20 years Total 72 15 87 24 52 10 1 87 0 2 5.75 5 0 87 8 6 38 18 7 10 87 0 17 29 41 87 2 7 23 23 32 87 82.8 17.2 100 27.6 59.8 11.5 1.1 100 0.0 2.3 5.7 86.2 5.7 0.0 100 9.2 6.9 43.7 20.7 8.0 11.5 100 0.0 19.5 33.3 47.1 100 2.3 8.0 26.4 26.4 36.8 100
  • 8. Teori kontingensi berargumentasi bahwa desain sistem akuntansi manajemen (Otley, 1980) dan kinerja dapat dioptimalkan dengan menghubungkan variabel kontingen dengan struktur informasi akuntansi manajemen (Drury, 2004). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga faktor pendukung utama, yaitu kerja tim, dukungan manajemen puncak, serta komitmen dan pelatihan, menjadi kunci untuk suksesnya penerapan TCM di Perusahaan A. Diantara faktor pendukung tersebut, kerja tim diidentifikasi sebagai yang paling berharga. Hal ini sejalan dengan pandangan Feil et al. (2004) dan Huh et al. (2008) yang menegaskan bahwa kerjasama tim memiliki peran krusial dalam kesuksesan penerapan TCM. Karena TCM melibatkan kolaborasi tim, kerja tim memungkinkan anggota TCM untuk saling berbagi pengetahuan, keterampilan, dan informasi guna mencapai target biaya produk. Penemuan ini menunjukkan bahwa penerapan TCM di Perusahaan A memerlukan kerjasama tim yang erat dari berbagai fungsi dan kegiatan. Sepertinya berbagai departemen dan kegiatan, termasuk Pembelian dan Pengembangan Vendor (PVD), R&D, Perencanaan Biaya, Pemasaran Produk, Perencanaan Produk, Peningkatan Vendor, Perencanaan Produksi, Rekayasa Produk, Pengendalian Biaya, dan Departemen Akuntansi, terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung proses implementasi TCM. Lebih lanjut, penelitian ini tidak menemukan bahwa penerapan Teknologi Manufaktur Maju (AMT), strategi konfrontatif, orientasi pelanggan, jaringan berbagi informasi, lean manufacturing, dan hubungan dengan pemasok merupakan faktor kunci dalam implementasi TCM. Meskipun pengamatan langsung terhadap faktor pendukung ini dilakukan selama kunjungan lapangan dan melalui peninjauan dokumen, karyawan tidak memberikan penilaian bahwa faktor pendukung ini memiliki peran penting dalam mendukung implementasi TCM. Pemahaman ini mungkin menunjukkan bahwa implementasi TCM di Perusahaan A masih berada dalam tahap adaptasi terhadap konteks perusahaan, belum sepenuhnya terintegrasi dengan struktur dan proses organisasi lainnya, termasuk rantai pasokan (Ansari et al., 2007) (Ellram, 2000). Sebagai contoh dalam hal hubungan dengan pemasok, permasalahan dengan kekurangan kompetensi pemasok lokal di industri otomotif Malaysia telah diidentifikasi sebagai salah satu isu utama (Hasan & Jomo, 2007). Hal ini mungkin menyebabkan hubungan pemasok yang kurang kuat antara Perusahaan A dan pemasok-pemasoknya. Di sisi lain, dalam konteks Jepang, perusahaan-perusahaan Jepang umumnya memiliki hubungan yang baik dengan pemasok-pemasoknya (Kato et al., 1995; Okano, 2005), namun kondisi tersebut mungkin tidak dapat diterapkan dengan sama di luar lingkungan bisnis Jepang. Sebagai contoh, studi yang dilakukan oleh Rattray et al. (2007) di Selandia Baru menunjukkan bahwa keterlibatan pemasok cenderung kurang signifikan dalam penerapan TCM di perusahaan manufaktur Selandia Baru. Terkait dengan penerapan Teknologi Manufaktur Maju (AMT), walaupun Perusahaan A menggunakan robot dalam sistem produksinya, penggunaannya terbatas pada beberapa proses khusus. Dengan sekitar 70% dari tenaga kerja Perusahaan A terlibat dalam operasi langsung, dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini masih mengadopsi model produksi yang sangat bergantung pada tenaga kerja. Terkait dengan hal ini, dalam penelitian tentang inovasi akuntansi manajemen dan difusi teknologi pada perusahaan manufaktur Malaysia, Smith et al. (2008) menemukan bahwa perusahaan manufaktur di Malaysia cenderung lebih memfokuskan diri pada produksi yang mengandalkan tenaga kerja, yang mengakibatkan struktur biaya produksinya berbeda dengan perusahaan-perusahaan di Eropa dan Amerika.
  • 9. Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa penerapan strategi konfrontatif oleh Perusahaan A tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kesuksesan implementasi TCM. Ini dapat mencerminkan bahwa penekanan bersama pada pengendalian biaya, peningkatan kualitas, dan optimalisasi fungsionalitas tidak dapat menjamin keberhasilan penerapan TCM tanpa upaya integrasi yang menyeluruh dengan praktik manufaktur lainnya, serta tanpa keberadaan hubungan yang efektif dengan pemasok di Perusahaan A. Dengan demikian, manfaat dari memiliki jaringan berbagi informasi mungkin tidak dapat sepenuhnya diraih jika penerapan TCM masih belum mencapai tahap integrasi penuh dalam konteks perusahaan tersebut. Penelitian selanjutnya pada UMKM yang ada di Indonesia diperoleh data dampak dari sesudah menerapkan Target Costing. 1. CV. Onderhoud Company Shoes and Profitabilitas mengalami kenaikan sebesar Leather (Rachmatulloh dkk, 2014) 20% sejak tahun pertama penerapan metode target costing. 2. Bungong Jaroe dan Rencong Aceh Tujuan laba sebesar 27,4% dan 25,5% (Affiqah dan Fuadi, 2019) berhasil tercapai, melampaui ekspektasi yang sebelumnya ditetapkan sebesar 25%. 3. Kecap Kuda Kaloka (Khasanah Mampu meraih keuntungan sebesar 15%. dkk, 2017) 4. Sumber Madu (Anugerah dkk, 2017) Pengurangan biaya produksi sekitar 5-10% per produk dapat menghasilkan keuntungan sebesar 25%. 5. JJ. BAKERY (Wuysang dan Pusung, Keuntungan bruto meningkat sebesar Rp. 2019) 4.472.832. 6. Ramayana Agro Mandiri (Fitriyah Mampu meningkatkan tingkat keuntungan dkk., 2020) dari 42,5% menjadi 57,3% untuk ketiga produk yang dihasilkan. 7. Darma Yasa (Darmayasa dkk, 2019) Berhasil mengurangi pengeluaran sebesar Rp. 55.762.252,8. 8. Batik Sendang Paciran Berhasil mengurangi pengeluaran sebesar Lamongan (Titin, 2016) Rp. 181.961.477. 9. Cinta Kasih (Gregory dkk., 2016) Tujuan keuntungan sebesar 40% tercapai, sementara biaya berhasil ditekan sebesar Rp. 48.128.949. 10. Mandala Bakery (Arifin dkk, 2016) Keuntungan bruto mengalami peningkatan sebesar Rp. 3.528.000. 11. HOKI Production (Juwita dan Satria, Dapat mengurangi harga jual produk, 2017) seperti kaos oblong dari bahan combed yang harga aslinya Rp. 45.000 menjadi Rp. 43.000, kemeja yang sebelumnya Rp. 95.000 menjadi Rp. 93.000, dan jaket yang sebelumnya Rp. 105.000 menjadi Rp. 100.000. No. UMKM Keterangan
  • 10. 12. Bina Karya (Sari dkk., 2019) Berhasil meningkatkan laba sebesar 14%, naik dari 12% menjadi 24%, sambil menurunkan harga jual produk. Pada produk blok antik polos, harga berubah dari 13. Hidup Baru Steel (Indriani dkk, 2019) 14. Usaha Dagang Tiga Putra (Kumalasari, 2016) 15. Kurnia Sari Bakery (Haqui dkk, 2018) Rp. 50.000 menjadi Rp. 49.000, sementara pada blok hexagon warna, harga berubah dari Rp. 53.000 menjadi Rp. 52.000. Keuntungan mengalami peningkatan dari 5,17% menjadi 11,79%. Mampu mengurangi biaya sebesar 25-30%. Pengurangan biaya produksi sekitar 8-15% per produk dapat membawa keuntungan yang diharapkan sebesar 20% berhasil tercapai. Berdasarkan data ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan target biaya akan memberikan manfaat bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. CV. Onderhoud Shoes and Leather merupakan salah satu perusahaan yang telah mengadopsi target biaya sejak tahun 2011. Seperti yang diungkapkan oleh Rachmatulloh et al. (2014), CV. Onderhoud Company Shoes and Leather berhasil menerapkan prinsip-prinsip target costing. Para peneliti tersebut juga menegaskan bahwa target biaya dapat menjadi alat yang bermanfaat bagi UMKM untuk meningkatkan laba usaha tanpa mengorbankan kualitas produk, asalkan prinsip-prinsipnya diterapkan dengan benar. Pada tahun 2014, yang merupakan tahun pertama penerapan target costing, UMKM ini berhasil mencapai peningkatan laba sebesar 20%. Laba pada tahun 2011 mencapai 338.136.200, sementara pada tahun 2014 meningkat menjadi 423.111.100, menghasilkan selisih sebesar 84.974.900. Dikemukakan oleh Affiqah dan Fuadi (2019), UMKM lain di Aceh, seperti Bungong Jaroe dan Rencong Aceh, berhasil mencapai tingkat laba sebesar 27,4% dan 25,5% setelah menerapkan target costing. Angka ini melebihi target yang diharapkan sebesar 25%, sementara tingkat laba sebelumnya hanya sekitar 23,6% dan 19%. Menurut studi yang dilakukan oleh Khasanah et al. (2017) dan Anugerah et al. (2017), Kecap Kuda Kaloka dan Usaha Sumber Madu berhasil mencapai target laba masing-masing sebesar 15% dan 25%. Metode perhitungan sebelumnya tidak mampu mencapai target laba ini. Sesuai dengan penjelasan dari Wuysang dan Pusung (2019), usaha Sumber Madu berhasil mencapai pengurangan biaya produksi sekitar 5-10% untuk setiap jenis produk yang dihasilkan. JJ Bakery juga berhasil meningkatkan laba kotor sejumlah Rp. 4.472.832 melalui penerapan target biaya. Dengan menerapkan pendekatan value engineering untuk target costing, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat mengurangi biaya produksi, yang pada akhirnya akan meningkatkan laba. Value engineering adalah suatu proses perancangan ulang produk dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan efisiensi biaya, seperti dijelaskan oleh Titin
  • 11. (2016). UMKM memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi area pemborosan dan ketidakefisienan biaya selama alur produk. Menurut Titin (2016), Pengrajin Batik Sendang Paciran Lamongan berhasil mengurangi biaya melalui penerapan value engineering, yang berdampak pada laba kotor sejumlah Rp. 181.961.477. Rincian tersebut mencakup Rp. 60.415.474 untuk sarung sutera, Rp. 121.107.678 untuk sarung maseris, dan Rp. 438.325 untuk sarung gobita. Di sisi lain, Kurnia Sari Bakery merasakan manfaat dari penerapan target biaya dalam usaha meningkatkan laba. Meskipun menghadapi kesulitan dalam meningkatkan omset yang menurun, pemilik berhasil mengurangi biaya sebesar 8–15 persen dan mencapai target laba sebesar 20 persen (Haqui dkk, 2018). Menurut hasil studi yang dilakukan oleh Darmayasa et al. (2019), penerapan target biaya di UD. Darma Yasa memberikan kontribusi dalam mengurangi biaya sebesar Rp. 55.762.252,8. Sebelum menerapkan target biaya, total biaya perusahaan mencapai Rp. 889.230.000, namun setelah penerapan target biaya, biaya berhasil ditekan menjadi Rp. 833.467.747,2. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gregory et al. (2016), UD Loves berhasil mengurangi biaya produksi secara signifikan melalui implementasi target biaya. Total biaya yang dikeluarkan sebelum menerapkan target biaya mencapai Rp. 595.808.949, namun setelah penerapan target biaya, biaya berhasil dikurangi menjadi Rp. 547.680.000, menghasilkan perbedaan sebesar Rp. 48.128.949. Hal ini membawa peningkatan laba kotor sejumlah Rp. 48.138.949. Selain itu, Usaha Dagang Tiga Putra juga mencapai pengurangan biaya sekitar 25– 30 persen lebih rendah dibandingkan dengan metode sebelumnya (Kumalasari, 2016). Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dilakukan, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa implementasi target costing memberikan dampak positif terhadap peningkatan keuntungan pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Jayeola dan Onou (2014) serta Jaradat et al. (2018), yang menyatakan bahwa penerapan target costing memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan keuntungan di UMKM. Selain peningkatan keuntungan, manfaat tambahan yang diperoleh mencakup bantuan bagi UMKM dalam mencapai target keuntungan yang diinginkan, pengurangan biaya produksi, dan penurunan harga jual produk. Oleh karena itu, berdasarkan temuan ini, disarankan untuk mengadopsi penggunaan target costing sebagai salah satu alternatif oleh UMKM. KESIMPULAN Dengan menerapkan metode studi dua kasus, data baik kualitatif maupun kuantitatif dikumpulkan dari dua perusahaan, membentuk dasar penelitian ini. Sesuai dengan pendekatan yang diusulkan oleh Yin (2003), pengumpulan data melibatkan wawancara pribadi, tinjauan dokumen, dan survei kuesioner. Melalui wawancara dan tinjauan dokumen, kehadiran sembilan faktor pendukung di kedua perusahaan dapat dipastikan. Selanjutnya, kuesioner disebarkan kepada karyawan kedua perusahaan untuk memperoleh data kuantitatif yang digunakan dalam pengujian statistik terhadap kesembilan proposisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sembilan faktor yang diusulkan, budaya organisasi yang menekankan kerja tim, dukungan serta komitmen manajemen puncak, dan pelatihan menunjukkan hubungan positif yang signifikan
  • 12. dengan kesuksesan penerapan TCM di kedua perusahaan. Temuan ini memberikan wawasan lebih lanjut tentang pentingnya faktor-faktor tertentu dalam penerapan TCM di konteks industri otomotif Malaysia. Meskipun hasilnya dapat memberikan pemahaman mendalam, perlu dicatat bahwa generalisasi statistik mungkin memiliki keterbatasan dalam konteks studi dua kasus ini. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan. Pertama, keterbatasan terkait dengan pendekatan studi kasus tunggal yang diadopsi. Tingkat adopsi TCM di Malaysia masih tergolong rendah, sehingga sedikit perusahaan yang telah mengadopsinya. Selain itu, aspek-aspek terkait manajemen biaya dalam TCM cenderung bersifat pribadi dan rahasia, sehingga mengundang kerumitan dalam mengajak perusahaan untuk berpartisipasi dan berbagi informasi terkait. Lebih lanjut, studi kasus tunggal bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam dan tidak bertujuan untuk menetapkan kebenaran umum yang berlaku secara luas (Meriam, 1998). Oleh karena itu, temuan dari penelitian ini hanya dapat diterapkan pada organisasi dengan situasi serupa dalam hal permasalahan dan definisi masalah (Cavana et al., 2001). Kedua, keterbatasan terkait dengan masalah generalisasi, sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Meskipun demikian, penelitian ini mengatasi keterbatasan tersebut dengan menggabungkan metode pengumpulan data campuran yang mencakup data kualitatif dan kuantitatif. Selain itu, kemampuan untuk menggeneralisir suatu kasus menjadi lebih relevan ketika pemilihan Perusahaan A dilakukan secara strategis berdasarkan kekayaan wawasannya yang paling mendalam terkait subjek penelitian. Target costing merupakan suatu pendekatan yang menetapkan harga target dan biaya maksimal yang dapat diterima untuk pembuatan suatu produk. Hal ini menjadi relevan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di era globalisasi, UMKM di Indonesia dapat mempertimbangkan penerapan target costing sebagai salah satu alternatif strategis. Penerapan target costing, yang melibatkan proses value engineering, memberikan dukungan bagi UMKM untuk melakukan perancangan ulang unsur biaya sebelum produk diproduksi, dengan tujuan meningkatkan efisiensi biaya dan memaksimalkan potensi laba. Beberapa UMKM di Indonesia, seperti CV. Onderhoud Company Shoes and Leather, UMKM Bungong Jaroe, dan UMKM Rencong Aceh, telah sukses mengadopsi target costing dan berhasil mencapai peningkatan laba. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa penggunaan target costing lebih efektif dalam meningkatkan kinerja laba UMKM dibandingkan dengan metode sebelumnya yang digunakan. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk memperluas jumlah artikel yang digunakan dan melibatkan rentang tahun penelitian yang lebih luas guna menghasilkan wawasan yang lebih komprehensif, mengingat penelitian ini terbatas pada artikel-artikel yang mencakup periode tahun 1990-an hingga2020. DAFTAR PUSTAKA Ansari, S., Bell, J., & Swenson, D. (2006). A template for implementation target costing. Cost Management, September/October, 20– 27. Cooper, R., & Slagmulder, R. (1999). Develop profitable new product with target costing. Sloan Management Review, Summer, 23–33.
  • 13. Kato, Y., Boer, G., & Chow, C. W. (1995). Target costing: An integrative management process. Journal of Cost Management, Spring, 39–51. Ikhsan, A. N., Herman, K., & Kalalo, M. (2016). Analisis Target Costing Dalam Upaya Pengurangan Biaya Produksi Untuk Peningkatan Laba Kotor Pada Mandala Bakery. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(3), 635–646. Baharuddin, H., & Jusoh, R. (2019). Implementation of target cost management in non- Japanese environment. Qualitative Research in Accounting and Management, 16(1), 35–59. Fitriyah, Priminingtyas, D. N., & Retnoningsih, D. (2020). PENERAPAN TARGET COSTING DALAM UPAYA EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KERIPIK APEL DI UD RAMAYANA AGRO MANDIRI KOTA BATU BERDASARKAN SISTEM PENJUALAN ONLINE DAN OFFLINE APPLICATION. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 4, 97–110. Liozu, S. M. (2017). A Reality Check on Cost-Based Pricing Versus Value-Based Pricing. 20–24. Tabitha, N., & Ogungbade, O. I. (2016). Cost Accounting Techniques Adopted by Manufacturing and Service Industry within the Last Decade. 5(1), 48–61. MATARNEH, G. F., & El-dalabeeh, A. K. (2016). The Role of Target Costing in Reducing Costs and Developing Products in the Jordanian Public Shareholding Industrial Companies. International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management Sciences, 6(4), 301– 312. https://doi.org/10.6007/IJARAFMS/v6-i4/2465 Jayeola, O., & Onou, D. P. (2014). Implementing Target Costing in Small and Medium Scale Enterprises in Ogun Industrial Metropolis. 4(8), 222–233. Mahidin, M. U., & Kanageswary, R. (2004). The development of the automobile industry and the road ahead. Department of Statistics Malaysia. Mulyadi. (2014). Akuntansi Biaya (Edisi Keli). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YPKN. Apriyanti, E., & Rahayu, Y. (2014). PENERAPAN METODE TARGET COSTING DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI. 3(4). Imeokparia, L., & Adebisi, S. (2014). Target Costing and Performance of Manufacturing Industry in South-Western Nigeria. 14(4). Briciu, S., & Capusneau, S. (2013). PROS AND CONS FOR THE IMPLEMENTATION OF TARGET COSTING METHOD IN ROMANIAN ECONOMIC ENTITIE. 12(3), 455– 470. Malue, J. (2013). ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI SISTEM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT CELEBES MINA PRATAMA. 1(3), 949–957. Rudianto. (2013). Akuntansi Manajemen: Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Strategis. Jakarta: Erlangga.
  • 14. Drury, C. (2004). Management and cost accounting. Thomson. Feil, P., Yook, K. H., & Kim, I. W. (2004). Japanese target costing: A historical perspective. International Journal of Strategies Cost Management, Spring, 10–19. Huh, S. K., Yook, K. H., & Kim, I. I. (2008). Relationship between organizational capabilities and performance of target costing: An empirical study of Japanese companies. Allied Academies International Conference, 7(2), 15–27. Ansari, S., Bell, J., & Okano, H. (2007). Target costing: Uncharted research territory. In In: Chapman, C CS, Hopewood G, Shields MD (Eds.), Handbook of Management Accounting Research, edited by Chapman, Hopwood and Shields (pp. 507–530). Hasan, H., & Jomo, K. S. (2007). Rent-Seeking and industrial policy in Malaysia. In In: Jomo KS (Ed.), Malaysia Industrial Policy (pp. 157– 178). NUS Press. Smith, M., Abdullah, Z., & Abdul Razak, R. (2008). The difffusion of technological and management accounting innovation: Malaysia evidence. Asian Review of Accounting, 16(3), 197–218. Rachmatulloh, C. K., Fitriah, E., & Lestari, R. (2014). Analisis Penerapan Target Costing Untuk Meningatkan Laba Perusahaan (Studi Kasus Pada CV. Onderhoud Company Shoes and Leather). 154–160. Affiqah, C., & Fuadi, R. (2019). PENERAPAN METODE TARGET COSTING DALAM PERENCANAAN BIAYA PRODUKSI UNTUK OPTIMALISASI LABA PADA UMKM DENDENG SAPI ACEH DI BANDAACEH. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 4(2), 317–324. Khasanah, R., Raharjo, K., & Hartono. (2017). ANALISIS PENERAPAN METODE TARGET COSTING DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI UNTUK MEMAKSIMALKAN BIAYA (Studi Kasus Pada Perusahaan Kecap Kuda Kaloka di Salatiga Tahun 2016). 1–18. Anugerah, E. G., Mas’ud, I., & Wahyuni, N. I. (2017). Penerapan Target Costing dalam Pengelolaan Biaya Produksi untuk Optimalisasi Laba ( Target Costing Application on Managing Production Cost for Profit Optimizing ). IV(2012), 19–23. Wuysang, C. C., & Pusung, R. J. (2019). PENERAPAN TARGET COSTING DALAM UPAYA EFISIENSI BIAYA PRODUKSI UNTUK PENINGKATAN LABA KOTOR PADA UD . JJ BAKERY. Jurnal EMBA, 7(3), 3548–3557. Darmayasa, G., Sujana, I. N., & Haris, I. A. (2019). ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING DALAM EFISIENSI BIAYA PRODUKSI BATAKO PADA UD DARMA YASA DI DESA PANJI, KECAMATAN SUKASADA, KABUPATEN BULELENG. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 11(2). Titin. (2016). ANALISA EFISIENSI BIAYA PRODUKSI UNTUK PENINGKATAN LABA KOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TARGET COSTING (STUDI KASUS PADA PENGRAJIN BATIK SENDANG PACIRAN LAMONGAN). II(2), 417–424.
  • 15. Gregory, S. G., Tinangon, J., & Tirayoh, V. (2016). PENDEKATAN TARGET COSTING SEBAGAI ALAT PENILAIAN EFISIENSI PRODUKSI PADA UD. CINTA KASIH. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(04), 224–233. Arifin, N. I., Karamoy, H., & Meily, K. (2016). ANALISIS TARGET COSTING DALAM UPAYA PENGURANGAN PADA MANDALA BAKERY. 16(03), 635–646. Juwita, R., & Satria, M. R. (2017). PENERAPAN TARGET COSTING DALAM UPAYA EFISIENSI BIAYA PRODUKSI UNTUK PENINGKATAN LABA PRODUK. 1(2), 184– 193. Sari, D. A., Setiono, H., & Dwihandoko, T. H. (2019). ANALISIS PENEDEKATAN TARGET COSTING SEBAGAI ALAT EFISIENSI PEMBUATAN PAVING BLOCK PADA UD . BINA KARYA. Repositori UNIM, 1–12. Indriani, C., Burhanudin, A., & Amelia, T. (2019). Analisis Penerapan Target Costing dalam Perencanaan Biaya Produksi untuk Peningkatan Laba pada UKM Hidup Baru Steel Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi (JIMFE). Kumalasari, H. W. (2016). Penerapan Sistem Target Costing dalam Upaya Pengurangan Biaya Produksi untuk Peningkatan Laba Usaha ( Studi Kasus Usaha Dagang Tiga Putra di Kota Mojokerto ). 1(1), 123–146. Haqui, Q., Lestari, R., & Rosdiana, Y. (2018). Analisis Penerapan Target Costing Sebagai Alat Pengurangan Biaya Produksi Dalam Mengoptimalkan Perolehan Laba ( Studi Kasus Pada Kurnia Sari Bakery ). Prosiding Akuntansi, 4(1), 141–149.