Dokumen tersebut membahas perbedaan pendekatan absorption costing dan variable costing dalam menentukan harga pokok produksi. Absorption costing memperlakukan semua biaya produksi termasuk biaya tetap sebagai bagian dari harga pokok produksi, sedangkan variable costing hanya memasukan biaya variabel sebagai bagian dari harga pokok produksi. Perbedaan pendekatan ini dapat mempengaruhi perhitungan laba bersih.
1. MANAGERIAL ACCOUNTING
TM 6
VARIABLE COSTING
(Biaya Variabel)
Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menentukan harga pokok produk dengan
tujuan untuk melakukan penilaian persediaan dan penentuan harga pokok penjualan.
Pendekatan pertama, disebut absorption costing. Absorption costing biasanya
digunakan untuk kepentingan eksternal.
Pendekatan kedua adalah variabel costing yang lebih disukai oleh manajer untuk
pembuatan keputusan internal dan harus digunakan apabila laporan laba rugi disusun
dengan format kontribusi, Biasanya, absorption costing dan variabel costing
menghasilkan perhitungan laba bersih yang berbeda dan perbedaan tersebut dapat
sangat besar. Untuk menunjukan bagaimana perbedaan kedua metode ini, kita akan
mendiskusikan argumen yang mendukung dan melawan masing-masing metode dan kita
akan menunjukkan bagaimana keputusan manajemen dipengaruhi oleh metode costing
yang dipilih.
Absorption dan Variabel Costing – Selayang Pandang
Dalam dua bab terakhir, kita telah mempelajari bahwa laporan laba rugi dengan format
kontribusi dan analisis biaya-volume-laba dapat menjadi alat yang berguna bagi
manajemen. Kedua alat ini menekankan pada perilaku biaya dan menuntut manajer
untuk membedakan dengan jelas antara biaya tetap dan biaya variabel. Absorption
costing yang membebankan biaya tetap dan biaya variabel ke produk – kedua biaya
tersebut digabungkan dengan cara tertentu sehingga menyulitkan para manajer untuk
membedakannya. Kondisi ini mendorong pengembangan variabel costing yang
memfokuskan pada perilaku biaya.
a. Absorption Costing
Memperlakukan semua biaya produksi sebagai harga pokok (product cost tanpa
memperhatikan apakah biaya tersebut variabel atau tetap. Harga pokok produk dengan
metode absorption costing terdiri dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik tetap dan variabel. Absorption costing mengalokasikan biaya
overhead tetap ke priduk seperti halnya alokasi biaya overhead variabel. Karena
absorption costing meliputi seluruh biaya produksi sebagai harga pokok, metode ini juga
disebut metode full cost.
Akuntansi Manajemen
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana‘11 1
2. b. Variabel Costing
Dengan menggunakan variabel costing, hanya biaya produksi yang berubah-ubah
sesuai dengan output yang diperlakukan sebagai harga pokok. Pada umumnya terdiri
dari bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik variabel. Biaya
overhead pabrik tetap tidak diperlakukan sebagai unsur harga pokok. Biaya overhead
pabrik tetap diperlakukan sebagai biaya periodik seperti beban administrasi dan
penjualan. Beban tersebut langsung ditandingkan dengan pendapatan.
Konsekuensinya, biaya per unit produk dalam persediaan atau harga pokok
penjualan dengan metode variabel costing tidak mengandung elemen BOPT.
Variabel costing juga sering disebut direct costing atau marginal costing. Istilah
direct costing sangat populer selama beberapa tahun tetapi mulai luruh. Istilah
variabel costing lebih menggambarkan bagimana cara harga pokok produk dihitung
pada saat laporan laba rugi disusun dengan pendekatan kontribusi.
Perhitungan Biaya Per Unit
Untuk menggambarkan biaya produksi per unit dengan metode absorption costing
dan variabel costing, kita ambil contoh Boley Company. Boley Company adalah
sebuah perusahaan kecil yang memproduksi produk tunggal dan memiliki struktur
biaya berikut :
Klasifikasi Biaya-Absorption Costing vs Variabel Costing
Contoh : 1
Akuntansi Manajemen
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana‘11 2
Absorption Costing Variabel Costing
Biaya produksi Biaya produksi
Biaya periodik
Biaya periodik Beban penjualan dan administrasi
Bahan baku langsung
Tenaga kerja langsung
Overhead pabrik variabel
Overhead pabrik tetap
3. Jumlah unit yang diproduksi per tahun…................ = 6.000 unit.
Biaya variabel per unit :
Bahan langsung ………………………………. = $ 2
Tenaga kerja langsung ………………………. = 4
Overhead pabrik variable ……………………. = 1
Beban penjualan dan administrasi variable .. = 3
Biaya tetap per tahun :
Overhead pabrik tetap ……………………….. = 30.000
Beban penjualan dan administrasi tetap …… = 10.000
Diminta :
1. Hitunglah harga pokok per unit dengan menggunakan metode absorption
costing.
2. Hitunglah harga pokok per unit dengan menggunakan metode variabel
costing.
Pemecahan :
Absorption Costing :
Bahan baku langsung $ 2
Tenaga kerja langsung 4
Overhead pabrik variabel 1
Total Biaya Produksi variabel $ 7
Overhead pabrik tetap ($30.000 : 6.000 unit produksi) 5
Harga Produk per unit $12
Variabel costing :
Bahan baku langsung $ 2
Tenaga kerja langsung 4
Overhead pabrik variabel 1
Harga Produk per unit 7
(Overhead pabrik tetap sebesar $30.000 akan dibebankan dalam total seperti biaya
periodik bersamaan dengan biaya penjualan dan administrasi)
Dengan menggunakan metode absorption costing, seluruh biaya produksi baik variabel
maupun tetap dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produksi per unit. Jika
perusahaan menjual unit produksi dan perusahaan menggunakan metode absorption
costing, maka pendapatan penjualan akan dikurangi $12 (terdiri dari $7 variabel dan $5
tetap) sebagai harga pokok penjualan. Demikian juga setiap unit persediaan barang jadi
yang tidak terjual akan ditentukan sebesar $12 per unit.
Dengan menggunakan metode variabel costing, hanya biaya variabel yang dimasukan
dalam perhitungan harga pokok produksi. Jika perusahaan menjual unit produksinya,
hanya $7 yang akan dikurangkan sebagai harga pokok penjualan. Setiap unit persediaan
barang jadi akan dinilai sebesar $7.
Akuntansi Manajemen
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana‘11 3
4. Perbandingan Laporan Laba Rugi Absorption dan Variabel Costing
Laporan laba rugi yang disusun dengan metode absorption dan variabel costing disajikan
di peraga. Dalam menyiapkan laporan ini digunakan data Boley Company ditambah
dengan beberapa informasi lainnya.
Unit persediaan awal ………………………………..= 0
Unit yang diproduksi ……………………………… = 6.000
Unit persediaan akhir …………………………….. = 1.000
Harga jual …………………………………………….= $ 20
Beban penjualan dan administrasi :
Biaya Variabel per unit ………………………… = 3
Biaya Tetap per tahun ………………………… = 1.000
Memilih Metode Costing
Untuk memilih metode costing, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan oleh manajer
adalah sebagai berikut :
a. Analisis Biaya-Volume-Laba dan Absorption Costing
Absorption costing digunakan secara luas baik untuk laporan internal maupun
eksternal. Beberapa perusahaan menggunakan pendekatan absorption costing
karena pendekatan tersebut fokus terhadap full costing unit produksi. Kelemahan dari
metode ini adalah ketidakmampuannya menghubungkan dengan analisis biaya-
volume-laba.
Untuk menggambarkannya, mari kita hitung titik impas untuk perusahaan Emerald
Isle Knitters. Untuk menentukan titik impas, kita membagi total biaya tetap dengan
margin kontribusi per unit :
Akuntansi Manajemen
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana‘11 4
Absorption Costing Variabel Costing
Bahan Baku Langsung :
-Tenaga kerja langsung $2 $2
-Overhead pabrik variabel 4 4
Total Biaya Produksi variabel 1 1
-Overhead pabrik tetap 5 -
($30.000 : 6.000 unit produksi)
Harga Produk per unit $12 $7
5. Harga jual per unit 20
Biaya variabel per unit 8
Margin kontribusi per unit 12
Biaya overhead pabrik tetap 150.000
Biaya administrasi dan penjualan tetap 90.000
Total biaya tetap 240.000
Rumus: : = = 20.000 unit
b. Keunggulan Variabel Costing dan Pendekatan Kontribusi
Seperti yang sudah dinyatakan sebelumnya, meskipun absorption costing digunakan
untuk tujuan pelaporan eksternal, variabel costing dan laporan laba rugi dengan
format kontribusi adalah pendekatan alternatif untuk tujuan pelaporan internal.
Keuntungan variabel costing dapat diringkas sebagai berikut :
1. Data yang akan digunakan untuk melakukan analisis biaya-volume-laba dapat
diambil langsung dari laporan laba rugi yang disusun dengan format kontribusi.
Data-data tersebut tidak tersedia apabila laporan laba rugi disusun dengan
pendekatan konvensional.
2. Dengan menggunakan variabel costing, laba periodik tidak dipengaruhi oleh
tingkat persediaan. Dengan asumsi hal-hal lain tetap (harga jual, biaya, bauran
penjualan dan sebagainya) laba akan searah dengan penjualan apabila
menggunakan variabel costing.
3. Manajer selalu mengasumsikan bahwa biaya produksi per unit adalah biaya
variabel. Hal ini akan menjadi masalah dalam pendekatan absorption costing,
karena biaya produksi per unit adalah kombinasi biaya variabel dan biaya tetap.
Dengan menggunakan variabel costing, biaya produksi per unit tidak
mengandung biaya tetap.
4. Dampak biaya tetap terhadap laba ditekankan dalam variabel costing dan
pendekatan kontribusi. Jumlah total biaya tetap dinyatakan secara eksplisit dalam
laporan laba rugi. Dengan menggunakan absorption costing, biaya tetap dicampur
dengan biaya tetap dan dialokasikan ke harga pokok penjualan dan persediaan.
5. Data variabel costing memudahkan estimasi tingkat profitabilitas produk,
konsumen, dan segmen bisnis lain. Dengan absorption costing, profitabilitas
tampak samar-samar karena alokasi biaya tetap yang arbitrer. Masalah ini akan
didiskusikan dalam bab lain.
6. Variabel costing berkaitan dengan metode pengendalian biaya seperti biaya
standar dan anggaran fleksibel yang akan didiskusikan dalam bab lain.
Akuntansi Manajemen
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana‘11 5
Total biaya tetap
Margin kontribusi per unit
240.000
12
6. 7. Laba bersih berdasarkan variabel costing lebih dekat dengan aliran kas bersih
dibandingkan dengan laba bersih berdasarkan absorption costing. Hal ini akan
sangat penting untuk perusahaan yang mengalami masalah aliran kas.
Ringkasan :
Variabel costing dan Absorption costing adalah alternative untuk menentukan biaya
produksi per unit. Dengan menggunakan variable costing, hanya biaya produksi yang
berubah sesuai dengan tingkat output yang diperlakukan sebagai biaya variable. Biaya
tersebut termasut : bahan langsung, overhead variable dan biaya tenaga kerja langsung.
Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai biaya periodic dan dibebankan langsung
pada periode terjadinya sama halnya dengan beban administrasi dan penjualan.
Sebaliknya Absorption costing memperlakukan overhead pabrik tetap sebagai biaya
produk bersamaan dengan bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead
variable.
Karena Absorption costing memperlakukan overhead pabrik tetap sebagai biaya produk,
bagian overhead pabrik tetap dibebankan ke setiap unit produksi. Jika unit produk
tersebut tidak terjual sampai akhir periode, biaya overhead pabrik tetap yang melekat
pada unit produksi tersebut akan dibawa ke periode berikutnya sebagai persediaan.
Pada saat unit produksi tersebut terjual, biaya overhead pabrik tetap tersebut akan
dikeluarkan dari rekening persediaan dan dibebankan ke pendapatan sebagai bagian
dari harga pokok penjualan. Dengan metode Absorption costing, memungkinkan untuk
menunda sebagaian biaya overhead pabrik tetap pada suatu periode ke periode
berikutnya dalam rekening persediaan.
Sayangnya pergeseran biaya overhead pabrik tetap antar periode ini dapat menimbulkan
laba bersih menjadi berubah-ubah dan dapat membingungkan dan juga memungkan
manajer salah menentukan keputusan. Untuk menjaga agar tidak terjadi kesalahan pada
saat membuat interprestasi data laba rugi, manajer harus berhati-hati terhadap
perubahan yang terjadi pada tingkat persediaan atau unit produksi selama periode
tertentu.
Pendapat umum menyatakan bahwa variable costing tidak dapat digunakan untuk
laporan eksternal dan laporan pajak. Meskipun demikian, metode tersebut dapat
Akuntansi Manajemen
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana‘11 6
7. digunakan untuk kepentingan internal untuk membuat perencanaan. Pendekatan variable
costing berhubungan erat dengan konsep biaya-volume-laba yang selalu
dipertimbangkan oleh manajer dalam perencanaan laba dan pembuatan keputusan.
Review Problem 1
Dexter Company memproduksi dan menjual produk tunggal, alat tenun kecil yang terbuat
dari kayu. Beberapa data operasional dan biaya yang berkaitan dengan proses produksi
selama dua tahun adalah sebagai berikut :
Harga jual per unit ………………………………. = $ 50
Biaya produksi :
Biaya variabel per unit produksi :
Bahan langsung ……………………………. = 11
Tenaga kerja langsung ……………………. = 6
Overhead variabel ………………………… = 3
Biaya tetap per tahun …………………….. = 120.000
Biaya administrasi dan penjualan :
Biaya variabel per unit yang terjual ………….. = 5
Biaya tetap per tahun ………………………….. = 70.000
Tahun ke-1 Tahun ke-2
Unit persediaan awal ……………. = 0 2.000
Unit yang diproduksi …………….. = 10.000 6.000
Unit yang terjual …………………. = 8.000 8.000
Unit persediaan akhir ……………. = 2.000 0
Diminta :
1. Asumsikan bahwa perusahaan menggunakan obsorption costing.
a. Hitunglah biaya produksi per unit per tahun.
b. Buatlah laporan laba rugi per tahun.
2. Asumsikan bahwa perusahaan menggunakan variabel costing.
a. Hitunglah biaya produksi per unit per tahun.
b. Buatlah laporan laba rugi per tahun
3. Buatlah rekonsiliasi perhitungan laba rugi dengan metode variabel costing
dan absorption costing.
Review Problem 2
Akuntansi Manajemen
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana‘11 7
8. Laporan L/R dengan Variabel Costing berikut ini adalah laporan L/R PT. Sony
selama dua tahun berturut-turut sbb :
Tahun ke 1 Tahun ke 2
Penjualan ( @ 25) $ 1.000.000 $ 1.250.000
( - ) Harga pokok penjualan :
Persediaan awal 0 90.000
( + ) Harga pokok produksi (@ 18) 810.000 810.000
Barang tersedia untuk dijual 810.000 900.000
( - ) Persediaan akhir (@ 18) 90.000 0
Harga Pokok Penjualan 720.000 900.000
Laba kotor 280.000 350.000
( - ) Biaya penjualan dan Administrasi 210.000 230.000
Laba bersih $ 70.000 $ 120.000
========= =========
Perusahaan menghitung biaya per unit sebesar $ 18 dengan cara sbb :
Bahan langsung $ 4
Tenaga kerja langsung 7
Overhead pabrik variable 1
Overhead pabrik tetap ($270.000 : 45.000 unit) 6
Biaya produksi per unit $ 18
====
Data biaya produksi selama dua tahun berturut-turut adalah sbb :
Tahun ke 1 Tahun ke 2
Unit produksi 45.000 45.000
Unit yang terjual 40.000 50.000
Diminta :
1. Buatlah L/R setiap tahun dengan format kontribusi metode variable costing
2. Buatlah rekonsiliasi laba bersih antara variable costing dan absorption
costing.
Akuntansi Manajemen
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana‘11 8