SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
MANAGERIAL ACCOUNTING
TM 6
VARIABLE COSTING
(Biaya Variabel)
Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menentukan harga pokok produk dengan
tujuan untuk melakukan penilaian persediaan dan penentuan harga pokok penjualan.
Pendekatan pertama, disebut absorption costing. Absorption costing biasanya
digunakan untuk kepentingan eksternal.
Pendekatan kedua adalah variabel costing yang lebih disukai oleh manajer untuk
pembuatan keputusan internal dan harus digunakan apabila laporan laba rugi disusun
dengan format kontribusi, Biasanya, absorption costing dan variabel costing
menghasilkan perhitungan laba bersih yang berbeda dan perbedaan tersebut dapat
sangat besar. Untuk menunjukan bagaimana perbedaan kedua metode ini, kita akan
mendiskusikan argumen yang mendukung dan melawan masing-masing metode dan kita
akan menunjukkan bagaimana keputusan manajemen dipengaruhi oleh metode costing
yang dipilih.
Absorption dan Variabel Costing – Selayang Pandang
Dalam dua bab terakhir, kita telah mempelajari bahwa laporan laba rugi dengan format
kontribusi dan analisis biaya-volume-laba dapat menjadi alat yang berguna bagi
manajemen. Kedua alat ini menekankan pada perilaku biaya dan menuntut manajer
untuk membedakan dengan jelas antara biaya tetap dan biaya variabel. Absorption
costing yang membebankan biaya tetap dan biaya variabel ke produk – kedua biaya
tersebut digabungkan dengan cara tertentu sehingga menyulitkan para manajer untuk
membedakannya. Kondisi ini mendorong pengembangan variabel costing yang
memfokuskan pada perilaku biaya.
a. Absorption Costing
Memperlakukan semua biaya produksi sebagai harga pokok (product cost tanpa
memperhatikan apakah biaya tersebut variabel atau tetap. Harga pokok produk dengan
metode absorption costing terdiri dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik tetap dan variabel. Absorption costing mengalokasikan biaya
overhead tetap ke priduk seperti halnya alokasi biaya overhead variabel. Karena
absorption costing meliputi seluruh biaya produksi sebagai harga pokok, metode ini juga
disebut metode full cost.
Akuntansi Manajemen
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana‘11 1
b. Variabel Costing
Dengan menggunakan variabel costing, hanya biaya produksi yang berubah-ubah
sesuai dengan output yang diperlakukan sebagai harga pokok. Pada umumnya terdiri
dari bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik variabel. Biaya
overhead pabrik tetap tidak diperlakukan sebagai unsur harga pokok. Biaya overhead
pabrik tetap diperlakukan sebagai biaya periodik seperti beban administrasi dan
penjualan. Beban tersebut langsung ditandingkan dengan pendapatan.
Konsekuensinya, biaya per unit produk dalam persediaan atau harga pokok
penjualan dengan metode variabel costing tidak mengandung elemen BOPT.
Variabel costing juga sering disebut direct costing atau marginal costing. Istilah
direct costing sangat populer selama beberapa tahun tetapi mulai luruh. Istilah
variabel costing lebih menggambarkan bagimana cara harga pokok produk dihitung
pada saat laporan laba rugi disusun dengan pendekatan kontribusi.
Perhitungan Biaya Per Unit
Untuk menggambarkan biaya produksi per unit dengan metode absorption costing
dan variabel costing, kita ambil contoh Boley Company. Boley Company adalah
sebuah perusahaan kecil yang memproduksi produk tunggal dan memiliki struktur
biaya berikut :
Klasifikasi Biaya-Absorption Costing vs Variabel Costing
Contoh : 1
Akuntansi Manajemen
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana‘11 2
Absorption Costing Variabel Costing
Biaya produksi Biaya produksi
Biaya periodik
Biaya periodik Beban penjualan dan administrasi
Bahan baku langsung
Tenaga kerja langsung
Overhead pabrik variabel
Overhead pabrik tetap
Jumlah unit yang diproduksi per tahun…................ = 6.000 unit.
Biaya variabel per unit :
Bahan langsung ………………………………. = $ 2
Tenaga kerja langsung ………………………. = 4
Overhead pabrik variable ……………………. = 1
Beban penjualan dan administrasi variable .. = 3
Biaya tetap per tahun :
Overhead pabrik tetap ……………………….. = 30.000
Beban penjualan dan administrasi tetap …… = 10.000
Diminta :
1. Hitunglah harga pokok per unit dengan menggunakan metode absorption
costing.
2. Hitunglah harga pokok per unit dengan menggunakan metode variabel
costing.
Pemecahan :
Absorption Costing :
Bahan baku langsung $ 2
Tenaga kerja langsung 4
Overhead pabrik variabel 1
Total Biaya Produksi variabel $ 7
Overhead pabrik tetap ($30.000 : 6.000 unit produksi) 5
Harga Produk per unit $12
Variabel costing :
Bahan baku langsung $ 2
Tenaga kerja langsung 4
Overhead pabrik variabel 1
Harga Produk per unit 7
(Overhead pabrik tetap sebesar $30.000 akan dibebankan dalam total seperti biaya
periodik bersamaan dengan biaya penjualan dan administrasi)
Dengan menggunakan metode absorption costing, seluruh biaya produksi baik variabel
maupun tetap dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produksi per unit. Jika
perusahaan menjual unit produksi dan perusahaan menggunakan metode absorption
costing, maka pendapatan penjualan akan dikurangi $12 (terdiri dari $7 variabel dan $5
tetap) sebagai harga pokok penjualan. Demikian juga setiap unit persediaan barang jadi
yang tidak terjual akan ditentukan sebesar $12 per unit.
Dengan menggunakan metode variabel costing, hanya biaya variabel yang dimasukan
dalam perhitungan harga pokok produksi. Jika perusahaan menjual unit produksinya,
hanya $7 yang akan dikurangkan sebagai harga pokok penjualan. Setiap unit persediaan
barang jadi akan dinilai sebesar $7.
Akuntansi Manajemen
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana‘11 3
Perbandingan Laporan Laba Rugi Absorption dan Variabel Costing
Laporan laba rugi yang disusun dengan metode absorption dan variabel costing disajikan
di peraga. Dalam menyiapkan laporan ini digunakan data Boley Company ditambah
dengan beberapa informasi lainnya.
Unit persediaan awal ………………………………..= 0
Unit yang diproduksi ……………………………… = 6.000
Unit persediaan akhir …………………………….. = 1.000
Harga jual …………………………………………….= $ 20
Beban penjualan dan administrasi :
Biaya Variabel per unit ………………………… = 3
Biaya Tetap per tahun ………………………… = 1.000
Memilih Metode Costing
Untuk memilih metode costing, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan oleh manajer
adalah sebagai berikut :
a. Analisis Biaya-Volume-Laba dan Absorption Costing
Absorption costing digunakan secara luas baik untuk laporan internal maupun
eksternal. Beberapa perusahaan menggunakan pendekatan absorption costing
karena pendekatan tersebut fokus terhadap full costing unit produksi. Kelemahan dari
metode ini adalah ketidakmampuannya menghubungkan dengan analisis biaya-
volume-laba.
Untuk menggambarkannya, mari kita hitung titik impas untuk perusahaan Emerald
Isle Knitters. Untuk menentukan titik impas, kita membagi total biaya tetap dengan
margin kontribusi per unit :
Akuntansi Manajemen
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana‘11 4
Absorption Costing Variabel Costing
Bahan Baku Langsung :
-Tenaga kerja langsung $2 $2
-Overhead pabrik variabel 4 4
Total Biaya Produksi variabel 1 1
-Overhead pabrik tetap 5 -
($30.000 : 6.000 unit produksi)
Harga Produk per unit $12 $7
Harga jual per unit 20
Biaya variabel per unit 8
Margin kontribusi per unit 12
Biaya overhead pabrik tetap 150.000
Biaya administrasi dan penjualan tetap 90.000
Total biaya tetap 240.000
Rumus: : = = 20.000 unit
b. Keunggulan Variabel Costing dan Pendekatan Kontribusi
Seperti yang sudah dinyatakan sebelumnya, meskipun absorption costing digunakan
untuk tujuan pelaporan eksternal, variabel costing dan laporan laba rugi dengan
format kontribusi adalah pendekatan alternatif untuk tujuan pelaporan internal.
Keuntungan variabel costing dapat diringkas sebagai berikut :
1. Data yang akan digunakan untuk melakukan analisis biaya-volume-laba dapat
diambil langsung dari laporan laba rugi yang disusun dengan format kontribusi.
Data-data tersebut tidak tersedia apabila laporan laba rugi disusun dengan
pendekatan konvensional.
2. Dengan menggunakan variabel costing, laba periodik tidak dipengaruhi oleh
tingkat persediaan. Dengan asumsi hal-hal lain tetap (harga jual, biaya, bauran
penjualan dan sebagainya) laba akan searah dengan penjualan apabila
menggunakan variabel costing.
3. Manajer selalu mengasumsikan bahwa biaya produksi per unit adalah biaya
variabel. Hal ini akan menjadi masalah dalam pendekatan absorption costing,
karena biaya produksi per unit adalah kombinasi biaya variabel dan biaya tetap.
Dengan menggunakan variabel costing, biaya produksi per unit tidak
mengandung biaya tetap.
4. Dampak biaya tetap terhadap laba ditekankan dalam variabel costing dan
pendekatan kontribusi. Jumlah total biaya tetap dinyatakan secara eksplisit dalam
laporan laba rugi. Dengan menggunakan absorption costing, biaya tetap dicampur
dengan biaya tetap dan dialokasikan ke harga pokok penjualan dan persediaan.
5. Data variabel costing memudahkan estimasi tingkat profitabilitas produk,
konsumen, dan segmen bisnis lain. Dengan absorption costing, profitabilitas
tampak samar-samar karena alokasi biaya tetap yang arbitrer. Masalah ini akan
didiskusikan dalam bab lain.
6. Variabel costing berkaitan dengan metode pengendalian biaya seperti biaya
standar dan anggaran fleksibel yang akan didiskusikan dalam bab lain.
Akuntansi Manajemen
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana‘11 5
Total biaya tetap
Margin kontribusi per unit
240.000
12
7. Laba bersih berdasarkan variabel costing lebih dekat dengan aliran kas bersih
dibandingkan dengan laba bersih berdasarkan absorption costing. Hal ini akan
sangat penting untuk perusahaan yang mengalami masalah aliran kas.
Ringkasan :
Variabel costing dan Absorption costing adalah alternative untuk menentukan biaya
produksi per unit. Dengan menggunakan variable costing, hanya biaya produksi yang
berubah sesuai dengan tingkat output yang diperlakukan sebagai biaya variable. Biaya
tersebut termasut : bahan langsung, overhead variable dan biaya tenaga kerja langsung.
Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai biaya periodic dan dibebankan langsung
pada periode terjadinya sama halnya dengan beban administrasi dan penjualan.
Sebaliknya Absorption costing memperlakukan overhead pabrik tetap sebagai biaya
produk bersamaan dengan bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead
variable.
Karena Absorption costing memperlakukan overhead pabrik tetap sebagai biaya produk,
bagian overhead pabrik tetap dibebankan ke setiap unit produksi. Jika unit produk
tersebut tidak terjual sampai akhir periode, biaya overhead pabrik tetap yang melekat
pada unit produksi tersebut akan dibawa ke periode berikutnya sebagai persediaan.
Pada saat unit produksi tersebut terjual, biaya overhead pabrik tetap tersebut akan
dikeluarkan dari rekening persediaan dan dibebankan ke pendapatan sebagai bagian
dari harga pokok penjualan. Dengan metode Absorption costing, memungkinkan untuk
menunda sebagaian biaya overhead pabrik tetap pada suatu periode ke periode
berikutnya dalam rekening persediaan.
Sayangnya pergeseran biaya overhead pabrik tetap antar periode ini dapat menimbulkan
laba bersih menjadi berubah-ubah dan dapat membingungkan dan juga memungkan
manajer salah menentukan keputusan. Untuk menjaga agar tidak terjadi kesalahan pada
saat membuat interprestasi data laba rugi, manajer harus berhati-hati terhadap
perubahan yang terjadi pada tingkat persediaan atau unit produksi selama periode
tertentu.
Pendapat umum menyatakan bahwa variable costing tidak dapat digunakan untuk
laporan eksternal dan laporan pajak. Meskipun demikian, metode tersebut dapat
Akuntansi Manajemen
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana‘11 6
digunakan untuk kepentingan internal untuk membuat perencanaan. Pendekatan variable
costing berhubungan erat dengan konsep biaya-volume-laba yang selalu
dipertimbangkan oleh manajer dalam perencanaan laba dan pembuatan keputusan.
Review Problem 1
Dexter Company memproduksi dan menjual produk tunggal, alat tenun kecil yang terbuat
dari kayu. Beberapa data operasional dan biaya yang berkaitan dengan proses produksi
selama dua tahun adalah sebagai berikut :
Harga jual per unit ………………………………. = $ 50
Biaya produksi :
Biaya variabel per unit produksi :
Bahan langsung ……………………………. = 11
Tenaga kerja langsung ……………………. = 6
Overhead variabel ………………………… = 3
Biaya tetap per tahun …………………….. = 120.000
Biaya administrasi dan penjualan :
Biaya variabel per unit yang terjual ………….. = 5
Biaya tetap per tahun ………………………….. = 70.000
Tahun ke-1 Tahun ke-2
Unit persediaan awal ……………. = 0 2.000
Unit yang diproduksi …………….. = 10.000 6.000
Unit yang terjual …………………. = 8.000 8.000
Unit persediaan akhir ……………. = 2.000 0
Diminta :
1. Asumsikan bahwa perusahaan menggunakan obsorption costing.
a. Hitunglah biaya produksi per unit per tahun.
b. Buatlah laporan laba rugi per tahun.
2. Asumsikan bahwa perusahaan menggunakan variabel costing.
a. Hitunglah biaya produksi per unit per tahun.
b. Buatlah laporan laba rugi per tahun
3. Buatlah rekonsiliasi perhitungan laba rugi dengan metode variabel costing
dan absorption costing.
Review Problem 2
Akuntansi Manajemen
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana‘11 7
Laporan L/R dengan Variabel Costing berikut ini adalah laporan L/R PT. Sony
selama dua tahun berturut-turut sbb :
Tahun ke 1 Tahun ke 2
Penjualan ( @ 25) $ 1.000.000 $ 1.250.000
( - ) Harga pokok penjualan :
Persediaan awal 0 90.000
( + ) Harga pokok produksi (@ 18) 810.000 810.000
Barang tersedia untuk dijual 810.000 900.000
( - ) Persediaan akhir (@ 18) 90.000 0
Harga Pokok Penjualan 720.000 900.000
Laba kotor 280.000 350.000
( - ) Biaya penjualan dan Administrasi 210.000 230.000
Laba bersih $ 70.000 $ 120.000
========= =========
Perusahaan menghitung biaya per unit sebesar $ 18 dengan cara sbb :
Bahan langsung $ 4
Tenaga kerja langsung 7
Overhead pabrik variable 1
Overhead pabrik tetap ($270.000 : 45.000 unit) 6
Biaya produksi per unit $ 18
====
Data biaya produksi selama dua tahun berturut-turut adalah sbb :
Tahun ke 1 Tahun ke 2
Unit produksi 45.000 45.000
Unit yang terjual 40.000 50.000
Diminta :
1. Buatlah L/R setiap tahun dengan format kontribusi metode variable costing
2. Buatlah rekonsiliasi laba bersih antara variable costing dan absorption
costing.
Akuntansi Manajemen
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana‘11 8

More Related Content

What's hot

Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifneeaem
 
Makalah akuntansi sektor publik (studi kasus laporan keuangan yayasan) jianta...
Makalah akuntansi sektor publik (studi kasus laporan keuangan yayasan) jianta...Makalah akuntansi sektor publik (studi kasus laporan keuangan yayasan) jianta...
Makalah akuntansi sektor publik (studi kasus laporan keuangan yayasan) jianta...Jiantari Marthen
 
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)Hasan Romadon
 
Bab. 18 Masalah Internasional dalam Akuntansi Manajemen
Bab. 18 Masalah Internasional dalam Akuntansi ManajemenBab. 18 Masalah Internasional dalam Akuntansi Manajemen
Bab. 18 Masalah Internasional dalam Akuntansi ManajemenFitri Ayu Kusuma Wijayanti
 
Anggaran Penjualan
Anggaran PenjualanAnggaran Penjualan
Anggaran PenjualanMarieska L
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Livi Pungus
 
5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaanAnisa Muvit
 
Akuntansi untuk operasi cabang
Akuntansi untuk operasi cabangAkuntansi untuk operasi cabang
Akuntansi untuk operasi cabangcikaaarisandi
 
Activity Based Costing (ABC)
Activity Based Costing (ABC)Activity Based Costing (ABC)
Activity Based Costing (ABC)Indra Yu
 
Temu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingTemu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingAni Andiyani
 
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan" Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan" Amrul Rizal
 

What's hot (20)

Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
 
Bab. 13 Keputusan Investasi Modal
Bab. 13 Keputusan Investasi ModalBab. 13 Keputusan Investasi Modal
Bab. 13 Keputusan Investasi Modal
 
Makalah akuntansi sektor publik (studi kasus laporan keuangan yayasan) jianta...
Makalah akuntansi sektor publik (studi kasus laporan keuangan yayasan) jianta...Makalah akuntansi sektor publik (studi kasus laporan keuangan yayasan) jianta...
Makalah akuntansi sektor publik (studi kasus laporan keuangan yayasan) jianta...
 
Kel. 9
Kel. 9Kel. 9
Kel. 9
 
Pelatihan Penyusunan Master Budget
Pelatihan Penyusunan Master BudgetPelatihan Penyusunan Master Budget
Pelatihan Penyusunan Master Budget
 
Akt manajemen bab 5
Akt manajemen bab 5Akt manajemen bab 5
Akt manajemen bab 5
 
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
 
Anggaran perusahaan
Anggaran perusahaanAnggaran perusahaan
Anggaran perusahaan
 
Bab. 18 Masalah Internasional dalam Akuntansi Manajemen
Bab. 18 Masalah Internasional dalam Akuntansi ManajemenBab. 18 Masalah Internasional dalam Akuntansi Manajemen
Bab. 18 Masalah Internasional dalam Akuntansi Manajemen
 
Anggaran Penjualan
Anggaran PenjualanAnggaran Penjualan
Anggaran Penjualan
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham
 
SESI 1 Akuntansi Manajemen.ppt
SESI 1 Akuntansi Manajemen.pptSESI 1 Akuntansi Manajemen.ppt
SESI 1 Akuntansi Manajemen.ppt
 
Manajemen Kas
Manajemen Kas Manajemen Kas
Manajemen Kas
 
5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan
 
Analisis break-even
Analisis break-evenAnalisis break-even
Analisis break-even
 
Akuntansi untuk operasi cabang
Akuntansi untuk operasi cabangAkuntansi untuk operasi cabang
Akuntansi untuk operasi cabang
 
Activity Based Costing (ABC)
Activity Based Costing (ABC)Activity Based Costing (ABC)
Activity Based Costing (ABC)
 
Temu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingTemu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costing
 
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan" Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
 

Viewers also liked

Ajian pustaka
Ajian pustakaAjian pustaka
Ajian pustakamunsilyn
 
Variable costing kirim
Variable costing kirimVariable costing kirim
Variable costing kirimInggarh
 
ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN KELAYAKAN BAGI MASYARAKAT PADA PROSES PENENTUAN ...
ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN KELAYAKAN BAGI MASYARAKAT PADA PROSES PENENTUAN ...ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN KELAYAKAN BAGI MASYARAKAT PADA PROSES PENENTUAN ...
ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN KELAYAKAN BAGI MASYARAKAT PADA PROSES PENENTUAN ...Adijaya Group
 
Riski mahadi//Tugas makala//penentuan harga transfer
Riski mahadi//Tugas makala//penentuan harga transferRiski mahadi//Tugas makala//penentuan harga transfer
Riski mahadi//Tugas makala//penentuan harga transferRiskiMahadi
 
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANHARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANOwnskin
 
Pertemuan 2 b_baru
Pertemuan 2 b_baruPertemuan 2 b_baru
Pertemuan 2 b_baruDarmansyahHS
 
Pertemuan 1 dan_2_akbi-baru
Pertemuan 1 dan_2_akbi-baruPertemuan 1 dan_2_akbi-baru
Pertemuan 1 dan_2_akbi-baruDarmansyahHS
 
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...Uofa_Unsada
 
Makalah manajemen pemasaran
Makalah manajemen pemasaranMakalah manajemen pemasaran
Makalah manajemen pemasaranAsep Sahwani
 
PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN
PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN
PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN Falanni Firyal Fawwaz
 
Makalah SPM (Harga Transfer)
Makalah SPM (Harga Transfer)Makalah SPM (Harga Transfer)
Makalah SPM (Harga Transfer)Abdul Haris
 

Viewers also liked (20)

Variabel costing
Variabel costingVariabel costing
Variabel costing
 
Ajian pustaka
Ajian pustakaAjian pustaka
Ajian pustaka
 
Variable costing kirim
Variable costing kirimVariable costing kirim
Variable costing kirim
 
ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN KELAYAKAN BAGI MASYARAKAT PADA PROSES PENENTUAN ...
ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN KELAYAKAN BAGI MASYARAKAT PADA PROSES PENENTUAN ...ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN KELAYAKAN BAGI MASYARAKAT PADA PROSES PENENTUAN ...
ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN KELAYAKAN BAGI MASYARAKAT PADA PROSES PENENTUAN ...
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Penelitian Tesis
Penelitian TesisPenelitian Tesis
Penelitian Tesis
 
Riski mahadi//Tugas makala//penentuan harga transfer
Riski mahadi//Tugas makala//penentuan harga transferRiski mahadi//Tugas makala//penentuan harga transfer
Riski mahadi//Tugas makala//penentuan harga transfer
 
Harga transfer
Harga transferHarga transfer
Harga transfer
 
pelaporan
pelaporanpelaporan
pelaporan
 
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANHARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
 
Chapter#5
Chapter#5Chapter#5
Chapter#5
 
Chapter#6
Chapter#6Chapter#6
Chapter#6
 
Transfer pricing SPM
Transfer pricing SPMTransfer pricing SPM
Transfer pricing SPM
 
Pertemuan 2 b_baru
Pertemuan 2 b_baruPertemuan 2 b_baru
Pertemuan 2 b_baru
 
Pertemuan 1 dan_2_akbi-baru
Pertemuan 1 dan_2_akbi-baruPertemuan 1 dan_2_akbi-baru
Pertemuan 1 dan_2_akbi-baru
 
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
 
Makalah manajemen pemasaran
Makalah manajemen pemasaranMakalah manajemen pemasaran
Makalah manajemen pemasaran
 
PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN
PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN
PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN
 
Makalah SPM (Harga Transfer)
Makalah SPM (Harga Transfer)Makalah SPM (Harga Transfer)
Makalah SPM (Harga Transfer)
 
Feli
FeliFeli
Feli
 

Similar to 93004 6-577039486071

Akuntansi biaya bab 2.pptx
Akuntansi biaya bab 2.pptxAkuntansi biaya bab 2.pptx
Akuntansi biaya bab 2.pptxMiaAdinda3
 
Topik 6 Variabel Costing.pdf
Topik 6 Variabel Costing.pdfTopik 6 Variabel Costing.pdf
Topik 6 Variabel Costing.pdfJoanneValesca
 
PEMBAHASAN MATERI kELOMPOK 5 AB BAB 11.pptx
PEMBAHASAN MATERI kELOMPOK 5 AB BAB 11.pptxPEMBAHASAN MATERI kELOMPOK 5 AB BAB 11.pptx
PEMBAHASAN MATERI kELOMPOK 5 AB BAB 11.pptxDenzbaguseNugroho
 
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok VariabelVariable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok VariabelMuhammad Fajar
 
TM 1 Praktisi Mengajar - Full Absorption Costing and Variable Costing_Final.pdf
TM 1 Praktisi Mengajar - Full Absorption Costing and Variable Costing_Final.pdfTM 1 Praktisi Mengajar - Full Absorption Costing and Variable Costing_Final.pdf
TM 1 Praktisi Mengajar - Full Absorption Costing and Variable Costing_Final.pdfedwinhutauruk3
 
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi PenuhAkmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi PenuhMuhammad Fajar
 
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docxUTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docxAnnizaRestrizia
 
Mgt Biaya (2) Konsep Biaya
Mgt Biaya   (2) Konsep BiayaMgt Biaya   (2) Konsep Biaya
Mgt Biaya (2) Konsep Biayamondru mondru
 
Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya
Akuntansi Biaya dan Pengertian BiayaAkuntansi Biaya dan Pengertian Biaya
Akuntansi Biaya dan Pengertian BiayaEko Mardianto
 
1 konsep-akuntansi-biaya
1 konsep-akuntansi-biaya1 konsep-akuntansi-biaya
1 konsep-akuntansi-biayaNugroho Adi
 
Harga Jual Produk.pptx
Harga Jual Produk.pptxHarga Jual Produk.pptx
Harga Jual Produk.pptxTebheAzkaNio
 
6.VARIABELCOSTING.ppt
6.VARIABELCOSTING.ppt6.VARIABELCOSTING.ppt
6.VARIABELCOSTING.pptnuraeni842934
 
sistem-biaya-standar.pdf
sistem-biaya-standar.pdfsistem-biaya-standar.pdf
sistem-biaya-standar.pdfsalvina3
 
Pelaporan yang disegmen dan penentuan harga pokok pendekatan
Pelaporan yang disegmen dan penentuan harga pokok pendekatanPelaporan yang disegmen dan penentuan harga pokok pendekatan
Pelaporan yang disegmen dan penentuan harga pokok pendekatanKartika Lukitasari
 

Similar to 93004 6-577039486071 (20)

Akuntansi biaya bab 2.pptx
Akuntansi biaya bab 2.pptxAkuntansi biaya bab 2.pptx
Akuntansi biaya bab 2.pptx
 
Topik 6 Variabel Costing.pdf
Topik 6 Variabel Costing.pdfTopik 6 Variabel Costing.pdf
Topik 6 Variabel Costing.pdf
 
Makalah harga pokok variabel
Makalah harga pokok variabelMakalah harga pokok variabel
Makalah harga pokok variabel
 
PEMBAHASAN MATERI kELOMPOK 5 AB BAB 11.pptx
PEMBAHASAN MATERI kELOMPOK 5 AB BAB 11.pptxPEMBAHASAN MATERI kELOMPOK 5 AB BAB 11.pptx
PEMBAHASAN MATERI kELOMPOK 5 AB BAB 11.pptx
 
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok VariabelVariable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
 
TM 1 Praktisi Mengajar - Full Absorption Costing and Variable Costing_Final.pdf
TM 1 Praktisi Mengajar - Full Absorption Costing and Variable Costing_Final.pdfTM 1 Praktisi Mengajar - Full Absorption Costing and Variable Costing_Final.pdf
TM 1 Praktisi Mengajar - Full Absorption Costing and Variable Costing_Final.pdf
 
Tugas manajerial
Tugas manajerialTugas manajerial
Tugas manajerial
 
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi PenuhAkmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
 
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docxUTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
 
Mgt Biaya (2) Konsep Biaya
Mgt Biaya   (2) Konsep BiayaMgt Biaya   (2) Konsep Biaya
Mgt Biaya (2) Konsep Biaya
 
Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya
Akuntansi Biaya dan Pengertian BiayaAkuntansi Biaya dan Pengertian Biaya
Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya
 
1 konsep-akuntansi-biaya
1 konsep-akuntansi-biaya1 konsep-akuntansi-biaya
1 konsep-akuntansi-biaya
 
Klasifikasi biaya
Klasifikasi biayaKlasifikasi biaya
Klasifikasi biaya
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Harga Jual Produk.pptx
Harga Jual Produk.pptxHarga Jual Produk.pptx
Harga Jual Produk.pptx
 
6.VARIABELCOSTING.ppt
6.VARIABELCOSTING.ppt6.VARIABELCOSTING.ppt
6.VARIABELCOSTING.ppt
 
sistem-biaya-standar.pdf
sistem-biaya-standar.pdfsistem-biaya-standar.pdf
sistem-biaya-standar.pdf
 
Pelaporan yang disegmen dan penentuan harga pokok pendekatan
Pelaporan yang disegmen dan penentuan harga pokok pendekatanPelaporan yang disegmen dan penentuan harga pokok pendekatan
Pelaporan yang disegmen dan penentuan harga pokok pendekatan
 
Akuntansi
AkuntansiAkuntansi
Akuntansi
 

93004 6-577039486071

  • 1. MANAGERIAL ACCOUNTING TM 6 VARIABLE COSTING (Biaya Variabel) Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menentukan harga pokok produk dengan tujuan untuk melakukan penilaian persediaan dan penentuan harga pokok penjualan. Pendekatan pertama, disebut absorption costing. Absorption costing biasanya digunakan untuk kepentingan eksternal. Pendekatan kedua adalah variabel costing yang lebih disukai oleh manajer untuk pembuatan keputusan internal dan harus digunakan apabila laporan laba rugi disusun dengan format kontribusi, Biasanya, absorption costing dan variabel costing menghasilkan perhitungan laba bersih yang berbeda dan perbedaan tersebut dapat sangat besar. Untuk menunjukan bagaimana perbedaan kedua metode ini, kita akan mendiskusikan argumen yang mendukung dan melawan masing-masing metode dan kita akan menunjukkan bagaimana keputusan manajemen dipengaruhi oleh metode costing yang dipilih. Absorption dan Variabel Costing – Selayang Pandang Dalam dua bab terakhir, kita telah mempelajari bahwa laporan laba rugi dengan format kontribusi dan analisis biaya-volume-laba dapat menjadi alat yang berguna bagi manajemen. Kedua alat ini menekankan pada perilaku biaya dan menuntut manajer untuk membedakan dengan jelas antara biaya tetap dan biaya variabel. Absorption costing yang membebankan biaya tetap dan biaya variabel ke produk – kedua biaya tersebut digabungkan dengan cara tertentu sehingga menyulitkan para manajer untuk membedakannya. Kondisi ini mendorong pengembangan variabel costing yang memfokuskan pada perilaku biaya. a. Absorption Costing Memperlakukan semua biaya produksi sebagai harga pokok (product cost tanpa memperhatikan apakah biaya tersebut variabel atau tetap. Harga pokok produk dengan metode absorption costing terdiri dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik tetap dan variabel. Absorption costing mengalokasikan biaya overhead tetap ke priduk seperti halnya alokasi biaya overhead variabel. Karena absorption costing meliputi seluruh biaya produksi sebagai harga pokok, metode ini juga disebut metode full cost. Akuntansi Manajemen Suparno, SE. MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana‘11 1
  • 2. b. Variabel Costing Dengan menggunakan variabel costing, hanya biaya produksi yang berubah-ubah sesuai dengan output yang diperlakukan sebagai harga pokok. Pada umumnya terdiri dari bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik variabel. Biaya overhead pabrik tetap tidak diperlakukan sebagai unsur harga pokok. Biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai biaya periodik seperti beban administrasi dan penjualan. Beban tersebut langsung ditandingkan dengan pendapatan. Konsekuensinya, biaya per unit produk dalam persediaan atau harga pokok penjualan dengan metode variabel costing tidak mengandung elemen BOPT. Variabel costing juga sering disebut direct costing atau marginal costing. Istilah direct costing sangat populer selama beberapa tahun tetapi mulai luruh. Istilah variabel costing lebih menggambarkan bagimana cara harga pokok produk dihitung pada saat laporan laba rugi disusun dengan pendekatan kontribusi. Perhitungan Biaya Per Unit Untuk menggambarkan biaya produksi per unit dengan metode absorption costing dan variabel costing, kita ambil contoh Boley Company. Boley Company adalah sebuah perusahaan kecil yang memproduksi produk tunggal dan memiliki struktur biaya berikut : Klasifikasi Biaya-Absorption Costing vs Variabel Costing Contoh : 1 Akuntansi Manajemen Suparno, SE. MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana‘11 2 Absorption Costing Variabel Costing Biaya produksi Biaya produksi Biaya periodik Biaya periodik Beban penjualan dan administrasi Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung Overhead pabrik variabel Overhead pabrik tetap
  • 3. Jumlah unit yang diproduksi per tahun…................ = 6.000 unit. Biaya variabel per unit : Bahan langsung ………………………………. = $ 2 Tenaga kerja langsung ………………………. = 4 Overhead pabrik variable ……………………. = 1 Beban penjualan dan administrasi variable .. = 3 Biaya tetap per tahun : Overhead pabrik tetap ……………………….. = 30.000 Beban penjualan dan administrasi tetap …… = 10.000 Diminta : 1. Hitunglah harga pokok per unit dengan menggunakan metode absorption costing. 2. Hitunglah harga pokok per unit dengan menggunakan metode variabel costing. Pemecahan : Absorption Costing : Bahan baku langsung $ 2 Tenaga kerja langsung 4 Overhead pabrik variabel 1 Total Biaya Produksi variabel $ 7 Overhead pabrik tetap ($30.000 : 6.000 unit produksi) 5 Harga Produk per unit $12 Variabel costing : Bahan baku langsung $ 2 Tenaga kerja langsung 4 Overhead pabrik variabel 1 Harga Produk per unit 7 (Overhead pabrik tetap sebesar $30.000 akan dibebankan dalam total seperti biaya periodik bersamaan dengan biaya penjualan dan administrasi) Dengan menggunakan metode absorption costing, seluruh biaya produksi baik variabel maupun tetap dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produksi per unit. Jika perusahaan menjual unit produksi dan perusahaan menggunakan metode absorption costing, maka pendapatan penjualan akan dikurangi $12 (terdiri dari $7 variabel dan $5 tetap) sebagai harga pokok penjualan. Demikian juga setiap unit persediaan barang jadi yang tidak terjual akan ditentukan sebesar $12 per unit. Dengan menggunakan metode variabel costing, hanya biaya variabel yang dimasukan dalam perhitungan harga pokok produksi. Jika perusahaan menjual unit produksinya, hanya $7 yang akan dikurangkan sebagai harga pokok penjualan. Setiap unit persediaan barang jadi akan dinilai sebesar $7. Akuntansi Manajemen Suparno, SE. MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana‘11 3
  • 4. Perbandingan Laporan Laba Rugi Absorption dan Variabel Costing Laporan laba rugi yang disusun dengan metode absorption dan variabel costing disajikan di peraga. Dalam menyiapkan laporan ini digunakan data Boley Company ditambah dengan beberapa informasi lainnya. Unit persediaan awal ………………………………..= 0 Unit yang diproduksi ……………………………… = 6.000 Unit persediaan akhir …………………………….. = 1.000 Harga jual …………………………………………….= $ 20 Beban penjualan dan administrasi : Biaya Variabel per unit ………………………… = 3 Biaya Tetap per tahun ………………………… = 1.000 Memilih Metode Costing Untuk memilih metode costing, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan oleh manajer adalah sebagai berikut : a. Analisis Biaya-Volume-Laba dan Absorption Costing Absorption costing digunakan secara luas baik untuk laporan internal maupun eksternal. Beberapa perusahaan menggunakan pendekatan absorption costing karena pendekatan tersebut fokus terhadap full costing unit produksi. Kelemahan dari metode ini adalah ketidakmampuannya menghubungkan dengan analisis biaya- volume-laba. Untuk menggambarkannya, mari kita hitung titik impas untuk perusahaan Emerald Isle Knitters. Untuk menentukan titik impas, kita membagi total biaya tetap dengan margin kontribusi per unit : Akuntansi Manajemen Suparno, SE. MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana‘11 4 Absorption Costing Variabel Costing Bahan Baku Langsung : -Tenaga kerja langsung $2 $2 -Overhead pabrik variabel 4 4 Total Biaya Produksi variabel 1 1 -Overhead pabrik tetap 5 - ($30.000 : 6.000 unit produksi) Harga Produk per unit $12 $7
  • 5. Harga jual per unit 20 Biaya variabel per unit 8 Margin kontribusi per unit 12 Biaya overhead pabrik tetap 150.000 Biaya administrasi dan penjualan tetap 90.000 Total biaya tetap 240.000 Rumus: : = = 20.000 unit b. Keunggulan Variabel Costing dan Pendekatan Kontribusi Seperti yang sudah dinyatakan sebelumnya, meskipun absorption costing digunakan untuk tujuan pelaporan eksternal, variabel costing dan laporan laba rugi dengan format kontribusi adalah pendekatan alternatif untuk tujuan pelaporan internal. Keuntungan variabel costing dapat diringkas sebagai berikut : 1. Data yang akan digunakan untuk melakukan analisis biaya-volume-laba dapat diambil langsung dari laporan laba rugi yang disusun dengan format kontribusi. Data-data tersebut tidak tersedia apabila laporan laba rugi disusun dengan pendekatan konvensional. 2. Dengan menggunakan variabel costing, laba periodik tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Dengan asumsi hal-hal lain tetap (harga jual, biaya, bauran penjualan dan sebagainya) laba akan searah dengan penjualan apabila menggunakan variabel costing. 3. Manajer selalu mengasumsikan bahwa biaya produksi per unit adalah biaya variabel. Hal ini akan menjadi masalah dalam pendekatan absorption costing, karena biaya produksi per unit adalah kombinasi biaya variabel dan biaya tetap. Dengan menggunakan variabel costing, biaya produksi per unit tidak mengandung biaya tetap. 4. Dampak biaya tetap terhadap laba ditekankan dalam variabel costing dan pendekatan kontribusi. Jumlah total biaya tetap dinyatakan secara eksplisit dalam laporan laba rugi. Dengan menggunakan absorption costing, biaya tetap dicampur dengan biaya tetap dan dialokasikan ke harga pokok penjualan dan persediaan. 5. Data variabel costing memudahkan estimasi tingkat profitabilitas produk, konsumen, dan segmen bisnis lain. Dengan absorption costing, profitabilitas tampak samar-samar karena alokasi biaya tetap yang arbitrer. Masalah ini akan didiskusikan dalam bab lain. 6. Variabel costing berkaitan dengan metode pengendalian biaya seperti biaya standar dan anggaran fleksibel yang akan didiskusikan dalam bab lain. Akuntansi Manajemen Suparno, SE. MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana‘11 5 Total biaya tetap Margin kontribusi per unit 240.000 12
  • 6. 7. Laba bersih berdasarkan variabel costing lebih dekat dengan aliran kas bersih dibandingkan dengan laba bersih berdasarkan absorption costing. Hal ini akan sangat penting untuk perusahaan yang mengalami masalah aliran kas. Ringkasan : Variabel costing dan Absorption costing adalah alternative untuk menentukan biaya produksi per unit. Dengan menggunakan variable costing, hanya biaya produksi yang berubah sesuai dengan tingkat output yang diperlakukan sebagai biaya variable. Biaya tersebut termasut : bahan langsung, overhead variable dan biaya tenaga kerja langsung. Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai biaya periodic dan dibebankan langsung pada periode terjadinya sama halnya dengan beban administrasi dan penjualan. Sebaliknya Absorption costing memperlakukan overhead pabrik tetap sebagai biaya produk bersamaan dengan bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead variable. Karena Absorption costing memperlakukan overhead pabrik tetap sebagai biaya produk, bagian overhead pabrik tetap dibebankan ke setiap unit produksi. Jika unit produk tersebut tidak terjual sampai akhir periode, biaya overhead pabrik tetap yang melekat pada unit produksi tersebut akan dibawa ke periode berikutnya sebagai persediaan. Pada saat unit produksi tersebut terjual, biaya overhead pabrik tetap tersebut akan dikeluarkan dari rekening persediaan dan dibebankan ke pendapatan sebagai bagian dari harga pokok penjualan. Dengan metode Absorption costing, memungkinkan untuk menunda sebagaian biaya overhead pabrik tetap pada suatu periode ke periode berikutnya dalam rekening persediaan. Sayangnya pergeseran biaya overhead pabrik tetap antar periode ini dapat menimbulkan laba bersih menjadi berubah-ubah dan dapat membingungkan dan juga memungkan manajer salah menentukan keputusan. Untuk menjaga agar tidak terjadi kesalahan pada saat membuat interprestasi data laba rugi, manajer harus berhati-hati terhadap perubahan yang terjadi pada tingkat persediaan atau unit produksi selama periode tertentu. Pendapat umum menyatakan bahwa variable costing tidak dapat digunakan untuk laporan eksternal dan laporan pajak. Meskipun demikian, metode tersebut dapat Akuntansi Manajemen Suparno, SE. MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana‘11 6
  • 7. digunakan untuk kepentingan internal untuk membuat perencanaan. Pendekatan variable costing berhubungan erat dengan konsep biaya-volume-laba yang selalu dipertimbangkan oleh manajer dalam perencanaan laba dan pembuatan keputusan. Review Problem 1 Dexter Company memproduksi dan menjual produk tunggal, alat tenun kecil yang terbuat dari kayu. Beberapa data operasional dan biaya yang berkaitan dengan proses produksi selama dua tahun adalah sebagai berikut : Harga jual per unit ………………………………. = $ 50 Biaya produksi : Biaya variabel per unit produksi : Bahan langsung ……………………………. = 11 Tenaga kerja langsung ……………………. = 6 Overhead variabel ………………………… = 3 Biaya tetap per tahun …………………….. = 120.000 Biaya administrasi dan penjualan : Biaya variabel per unit yang terjual ………….. = 5 Biaya tetap per tahun ………………………….. = 70.000 Tahun ke-1 Tahun ke-2 Unit persediaan awal ……………. = 0 2.000 Unit yang diproduksi …………….. = 10.000 6.000 Unit yang terjual …………………. = 8.000 8.000 Unit persediaan akhir ……………. = 2.000 0 Diminta : 1. Asumsikan bahwa perusahaan menggunakan obsorption costing. a. Hitunglah biaya produksi per unit per tahun. b. Buatlah laporan laba rugi per tahun. 2. Asumsikan bahwa perusahaan menggunakan variabel costing. a. Hitunglah biaya produksi per unit per tahun. b. Buatlah laporan laba rugi per tahun 3. Buatlah rekonsiliasi perhitungan laba rugi dengan metode variabel costing dan absorption costing. Review Problem 2 Akuntansi Manajemen Suparno, SE. MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana‘11 7
  • 8. Laporan L/R dengan Variabel Costing berikut ini adalah laporan L/R PT. Sony selama dua tahun berturut-turut sbb : Tahun ke 1 Tahun ke 2 Penjualan ( @ 25) $ 1.000.000 $ 1.250.000 ( - ) Harga pokok penjualan : Persediaan awal 0 90.000 ( + ) Harga pokok produksi (@ 18) 810.000 810.000 Barang tersedia untuk dijual 810.000 900.000 ( - ) Persediaan akhir (@ 18) 90.000 0 Harga Pokok Penjualan 720.000 900.000 Laba kotor 280.000 350.000 ( - ) Biaya penjualan dan Administrasi 210.000 230.000 Laba bersih $ 70.000 $ 120.000 ========= ========= Perusahaan menghitung biaya per unit sebesar $ 18 dengan cara sbb : Bahan langsung $ 4 Tenaga kerja langsung 7 Overhead pabrik variable 1 Overhead pabrik tetap ($270.000 : 45.000 unit) 6 Biaya produksi per unit $ 18 ==== Data biaya produksi selama dua tahun berturut-turut adalah sbb : Tahun ke 1 Tahun ke 2 Unit produksi 45.000 45.000 Unit yang terjual 40.000 50.000 Diminta : 1. Buatlah L/R setiap tahun dengan format kontribusi metode variable costing 2. Buatlah rekonsiliasi laba bersih antara variable costing dan absorption costing. Akuntansi Manajemen Suparno, SE. MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana‘11 8