1. PENDEKATAN
EKSISTENSIAL
HUMANISTIK
Tokoh: AbrahamMaslow
KONSEP DASAR
Manusia memiliki kesanggupan
untuk menyadari dirinya sendiri.
Semakin besar kesadaran
dirinya, maka semakin besar
pula kebebasannya untuk
memilih altrnatif-alternatif.
Kebebasan memilih dan
bertindak itu disertai dengan
tanggung jawab.
Kesadaran akan kebebasan dan
tanggung jawab bisa
menimbulkan kecemasan yang
menjadi atribut dasar pada
manusia.
Manusia berusaha untuk
menemukan tujuan hidup dan
menciptakan nilai-nilai yang
akan memberikan makna bagi
kehidupan.
DESKRIPSI PROSES KONSELING
Tahap pendahuluan Klien diajak mendefinisikan cara pandang mereka agar eksistensi
mereka diterima. Konselor mengajarkan mereka bercemin pada eksistensial mereka dan
meneliti peran mereka dalam hal penciptaan masalah dalam kehidupan mereka.
Tahap pertengahan Klien didorong agar semangatnya lebih dalam lagi meneliti sumber
dan otoritas dari sistem nilai mereka.
Tahap akhir Berfokus untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri
mereka. Klien didorong untuk mengaplikasikan nilai barunya dengan jalan yang kongkrit.
PERAN KONSELOR
Memahami keberadaan klien dalam dunia yang dimilikinya.
Membantu klien agar menyadari keberadaanya dalam dunia
Mengembangkan kesadaran, tentang keberadaannya sekarang agar klien memahami dirinya
bahwa manusia memiliki keputusan diri sendiri.
Konselor sebagai fasilitator memberi dorongan dan motivasi agar klien mampu memahami
dirinya dan bertanggung jawab menghadapi reality.
Membentuk kesempatan seluas-luasnyakepada klien,bahwa putusan akhir pilihannya terletak
ditangan klien.
TUJUAN KONSELING
Agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan
dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak atas
kemampuannya.
Meluaskan kesadaran diri klien,dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya,yakni
menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya.
Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan
memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekadar korban kekuatan-
kekuatan deterministic di luar dirinya.
ASUMSI TINGKAH LAKU
BERMASALAH
Pribadi bermasalah menurut
pandangan eksistensial-
humanistik yaitu tidak mampu
memfungsikan dimensi-dimensi
dasar yg dimiliki manusia,
sehingga kesadaran tidak
berfungsi secara penuh.
Diantaranya: inkongruen,
negatif, tidak dapat dipercaya,
tidak dapat memahami diri
sendiri, bermusuhan dan
kurang produktif.
KELEMAHAN
Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal.
Tidak memiliki teknik yang tegas.
Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya.
Eksistensialisme mengingkari fakta bahwa manusia harus hidup bersosialisasi dengan
manusia lainnya dalam hubungan bermasyarakat.
Standar moralitas(benar atausalahnya) perilaku seseorang dalam masyarakat, bukan
ditentukanolehpribadi seseorang, melainkan norma, aturan atau hukum yang menjadi
kesepakatan di dalam masyarakat itu.
Eksistensialist mengabaikan nilai-nilai moralitas secara objektif.
TEKNIK KONSELING
Pendekatan konseling humanistik
eksistensial tidak memiliki
teknik-teknik yang ditentukan secara
ketat. Namun konselor dapat
menggunakanteknik: Penerimaan, rasa
hormat, memahami, menentramkan,
memberi dorongan, pertanyaan terbatas,
memantulkan pernyataandan perasaan
klien, menunjukan sikap yang
mencerminkan ikut mersakan apa yang
dirasakan klien, bersikap mengijinkan
untuk apa saja yang bermakna.
KELEBIHAN
Adanya kebebasan klien untuk mengambil
keputusan sendiri.
Memanusiakan manusia.
Bersifat pembentukan kepribadian, hati
nurani, perubahan sikap, analisis terhadap
fenomena sosial.
CONTOH PENERAPAN
Teknik ini dapat diterapkan
pada klien yang mengalami
kekurangan dalam
perkembangan dan
kepercayaan diri.
Teknik ini cocok digunakan
pada perkembangan klien
seperti masalah karier,
kegagalan dalam
perkawinan, pengucilan
dalam pergaulan ataupun
masa transisi dalam
perkembangan dari remaja
menjadi dewasa.