2. Proses pemberian bantuan seseorang kepada
orang lain dalam membuat suatu keputusan
atau memecahkan suatu masalah melalui
pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan,
kebutuhan, dan perasaan-perasaan klien.
KONSELING ADALAH
PENGERTIAN
3. Konseling Kebidanan adalah:
Pertolongan dalam bentuk wawancara yang
menuntut adanya komunikasi, interaksi, yang
mendalam, dan usaha bersama antara konselor
(bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai
tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan
masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun
perubahan tingkah laku (sikap) dalam lingkup
pelayanan kebidanan.
4. Perbedaan Konseling dengan…
Konseling Psikoterapi
Supportif dan edukatif Rekonstruktif
Memberi dorongan dalam masalah
situasional keseharian
Memberi dorongan dalam krisis
emosional yang berat, neurosis
Pemecahan masalahan dalam alam
sadar
Rekonstruksi kepribadian di bawah
alam bawah sadar
Orang yang normal Patologis
Saat ini dan akan datang, jangka
pendek
Masa lalu, jangka panjang
Akibat tekanan lingkungan Akibat konflik emosional
6. TUJUAN KONSELING
KEBIDANAN
1. Membantu klien memecahkan masalah,
meningkatkan keefektifan individu dalam
pengambilan keputusan secara tepat.
2. Membantu pemenuhan kebutuhan klien, meliputi
menghilangkan perasaan yang menekan
/mengganggu dan mencapai kesehatan mental
yang positif.
3. Mengubah sikap dan tingkah laku yang negatif
menjadi positif dan yang merugikan klien menjadi
menguntungkan klien.
9. FUNGSI PENCEGAHAN
Konseling dengan fungsi
pencegahan merupakan upaya
mencegah timbulnya masalah
kesehatan yang berkaitan
dengan kebidanan
10. FUNGSI PENYESUAIAN
Konseling dengan fungsi penyesuaian
merupakan upaya untuk membantu klien
mengalami perubahan biologis, psikologis,
sosial, kultural, dan lingkungan yg berkaitan
dengan kebidanan.
Sehingga klien dapat beradaptasi dengan
baik dengan keadaan tersebut.
11. Fungsi Perbaikan
Konseling dilaksanakan ketika terjadi
penyimpangan perilaku klien atau
pelayanan kesehatan dan lingkungan
yang menyebabkan terjadinya masalah
kesehatan sehingga diperlukan upaya
perbaikan dengan pelayanan konseling
12. Fungsi Pengembangan
Konseling ditujukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan serta peningkatan
derajat kesehatan masyarakat
dengan upaya peningkatan peran
serta masyarakat
13. 4 Unsur Proses Konseling
1. Pembinaan hubungan baik
(Rapport)
2. Penggalian Informasi (Identifikasi
masalah, kebutuhan, perasaan,
kekuatan diri, dsb)
3. Pengambilan keputusan,
pemecahan masalah,
perencanaan
4. Menindak lanjut pertemuan
14. TEKNIK KONSELING
1. TEKNIK BEHAVIORAL
2. TEKNIK GESTALT
3. TEKNIK EKSISTENSIAL HUMANISTIK
4. TEKNIK PSIKOANALITIK
5. TEKNIK REALITA
6. TEKNIK RATIONAL EMOTIVE
7. TEKNIK CLIENT CENTER
8. TEKNIK TRANSAKSIONAL
15. 1. BEHAVIORAL
Behavior: perilaku
Konselor berperan membantu dalam
proses belajar dengan menciptakan
kondisi yang sedemikian rupa
sehingga klien dapat mengubah
perilakunya serta memecahkan
masalahnya
16. 2. GESTALT
Menekankan pada peran perasaan konseli dalam
mempengaruhi perilaku dan potensi manusia untuk
mengarahkan dirinya sendiri ke dalam
pendekatan afektif atau humanistik
Secara konseptual konseling gestal mengambil
posisi fenomenologis Kesadaran mrpk kondisi
esensial yang memampukan individu memecahkan
kesulitan yang dialami.
17. 3. EKSISTENSIAL HUMANISTIK
Memaksimalkan kesadaran diri, menghapus penghambat-penghambat
aktualisasi potensi pribadi; mengubah pertanyaan “apa” ke “bagaimana”
(Gendlin, 19730).
Membantu menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dengan
memperluas kesadaran diri Konseli bebas dan BERTANGGUNG JAWAB
atas arah kehidupannya sendiri.
klien memahami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas
keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri
berdasarkan kemampuannya. Bugental (1965) terdapat 3 karakteristik
kebebradaan otentik
1. Menyadari sepenuhnya keadaan sekarang.
2. Memilih bagaimana hidup pada saat sekarang.
3. Memikul tanggung jawab untuk memilih
18. 4. PSIKOANALITIK
Untuk membentuk kembali struktur karakter individu
dengan membuat yang tidak sadar menjadi sadar pada
diri klien.
Proses konseling dipusatkan pada usaha menghayati
kembali pengalaman masa lalu ditata,
didiskusikan,dianalisa,dan ditafsirkan dengan tujuan
untuk merekonstruksikan kepribadian
Konseling analitik menekankan dimensi afektif dalam
membuat pemahaman ketidaksadaran.
19. 5. TEKNIK REALITA
Lebih menekankan masa kini, tidak perlu melacak sejauh mana
pada masa lalunya, yang paling dipentingkan adalah konseli
sukses pada masa yang akan datang.
Tokoh: William Glasser , menurutnya hakikat manusia adalah :
memiliki kebutuhan tunggal memiliki keunikan dalam
kepribadiannya.
memiliki kemampuan potensial untuk tumbuh dan berkembang
sesuai pola-pola tertentu menjadi kemampuan aktual dapat
menjadi individu yang sukses.
Setiap potensi harus diusahakan untuk berkembang dan tiap
orang akhirnya menentukan nasib kesuksesanya sendiri.
20. 6. TEKNIK RATIONAL EMOTIVE
Menurut Ellis (h.184) tujuan utama:
menunjukan klien bahwa verbalisasi diri
mereka telah dan masih merupakan sumber
utama dari gangguan emosional yang dialami
mereka serta membantu klien untuk
membebaskan dirinya sendiri dari gejala-
gejala yang dilaporkan dan yang tidak
dilaporkan kepada terapis.
21. 7. CLIENT CENTERED
difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan klien
untuk menemukan cara menghadapi kenyataannya
secara lebih penuh. Klien: orang yang paling mengetahui
dirinya sendiri, harus menemukan tingkah laku yang
lebih pantas bagi dirinya.
tekniknya adalah pengungkapan dan pengkomunikasian
penerimaan, respek, dan pengertian, serta berbagi upaya
dengan klien dalam mengembangkan kerangka acuan
internal dengan memikirkan, merasakan, dan
mengeksplorasi kebutuhan klien4
22. 8. ANALISIS TRANSAKSIONAL
Menitikberatkan peran, semangat, dan kemampuan terapis sebagai
pengajar dan kesiagaannya dalam mengikuti setiap komunikasi/isyarat
di dalam kelompok, baik verbal maupun non verbal” (Harris, 1967, hlm.
239)
Metode dan proses terapeutik AT ini bisa diterapkan pada konseling
individual maupun kelompok.
3 tipe transaksi:
Komplementer: bila pesan disampaikan mendapat respons yang
diprakirakan dari perwakilan ego yang lainnya
Menyilang: bila respons yang tidak diharapkan diberikan kepada
suatu pesan yang disampaikan oleh seseorang.
Terselubung: bila lebih dari satu perwakilan ego terlibat serta
seseorang menyampaikan pesan terselubung kepada sesorang
yang lainnya.
23. Hubungan Dalam Konseling
George & Cristiani (1990)
Afeksi
Sepanjang proses konselingeksplorasi thd persepsi dan
perasaan klien.
Intensitas
Dilakukan dengan penuh intensitas
Pertumbuhan dan perubahan
Dinamis, dari waktu ke waktu seiring intensitas
Privasi
Keterbukaan klien bersifat konfidensial
Dorongan
Konselor harus dapat memberikan support
Kejujuran
Harus membangun hubungan yang jujur dan terbuka
24. Hal yang Perlu di Perhatikan dalam
Konseling
A. Bidan Sebagai Konselor
B. Pasien Sebagai Klien
25. A. Bidan Sebagai Konselor
1. Keahlian dan Keterampilan
2. Sikap/ Personal Konselor:
Spontanitas: menyangkut kemampuan
konselor dalam merespon peristiwa dalam
proses konseling
Fleksibelitas: kemampuan dan kemauan
konselor u mengubah, memodifikasi, dan
menetapkan cara yang digunakan jika keadaan
mengharuskannya
26. Sikap/ Personal Konselor…
Konsentrasi
Merupakan salah satu bentuk kepedulian thd klien
Keterbukaan
Mendengarkan dan menerima nilai klien tanpa
melakukan distorsi bersikap efektif toleran thd
perbedaan nilai yang dianut klien
Stabilitas Emosi
Tidak ada kecenderungan psikopatologis
Berkeyakinan akan kemampuan untuk berubah
Tugas konselor mengoptimalisasi proses perubahan
tersebut shg lebih efektif
27. Sikap/ Personal Konselor…
Komitmen dan rasa kemanusiaan
mrpkan dasar usaha dalam membantu klien
Kemampuan membantu klien mengubah
lingkungannya, sehingga klien mjd subjek yang
lebih bertanggung jawab thd lingkungannya
Pengetahuan Konselor
Totalitas
Kualitas pribadi yang baik, kondisi kesehatan dan
mental yang positif
28. B. Pasien Sebagai Klien
Harapan Klien
Sintesa Harapan Klien dan Pandangan Konselor
Upaya sintesis ini perlu dilakukan karena konseling
bukan bermaksud mencari kepuasan konselor dalam
menerapkan keori, tetapi untuk kebaikan klien
tujuan konseling dirumuskan bersama klien (mutual),
melalui proses berikut (Pietrofesa):
a. Konselor memahami mengapa klien datang
b. Konselor membantu klien mengeksplorasi
perasaan dan perilaku yang mengganggu
c. Konselor-klien memformulasikan tujuan
konseling problem solving & kebutuhan klien
.