SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Matematika(Peminatan)
Kelas: X - IPA 2
Muhamad Dzaki Albiruni
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 2 of 23
Daftar isi:
Daftar Isi................................................................................2
Materi:
Fungsi Eksponen dan Logaritma...........................................3
Sistem Persamaan Linear Dua/Tiga Variabel.......................8
Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel.......................13
Persamaan Kuadrat..............................................................15
Pertidaksamaan Kuadrat.......................................................16
Pertidaksamaan Pecahan.....................................................20
Sumber..................................................................................22
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 3 of 23
Fungsi eksponen dan logaritma
1. Fungsi Eksponen
a. Konsep:
Suatu pemetaan daerah asal ke daerah hasil (fungsi) dengan
domain tidak boleh lebih dari satu, dengan nilai berpangkat tinggi.
b. Bentuk Umum:
y = 𝒂 𝒙
dimana a β‰₯ 0 dan a β‰  1.
c. Grafik fungsi konstan dibedakan menjadi 2, yaitu untuk 0 < a < 1,
dan a > 1.
 Grafik y = π‘Ž π‘₯
untuk 0 < a < 1.
Sifat - sifat:
- Terdefinisi untuk semua x merupakan bilangan riil.
- Apabila x adalah 0, maka y = 1.
- Jika x bernilai kecil dan bertanda negatif, maka y bernilai besar
dan bertanda positif.
- Jika x bernilai besar dan bertanda positif, maka y mendekati nol
dengan tanda negatif. (Grafik menurun).
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 4 of 23
 Grafik y = π‘Ž π‘₯
untuk a > 1.
Sifat – sifat:
- Terdefinisi untuk semua x merupakan bilangan riil.
- Jika x bernilai kecil dan bertanda negatif, maka y mendekati 0 dan
bertanda positif.
- Jika x bernilai besar dan bertanda positif, maka y bernilai besar
dengan tanda positif. (Grafik naik).
- Untuk x = 0, maka y = 1.
d. Persamaan fungsi eksponen.
- Jika π‘Ž 𝑓(π‘₯)
= π‘Ž 𝑔(π‘₯)
, maka f(x) = g(x)
- Jika π‘Ž 𝑓(π‘₯)
= π‘Ž 𝑝
, maka f(x) = p.
- Jika A {π‘Ž 𝑓(π‘₯)
}2
+ B {π‘Ž 𝑓(π‘₯)
} + 𝐢 = 0, maka dapat diselesaikan
dengan cara persamaan kuadrat.
2. Fungsi Logaritma
a. Konsep:
Suatu pemetaan daerah asal ke daerah hasil (fungsi) dengan domain
tidak boleh lebih dari satu, dengan menggunakan sistem logaritma.
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 5 of 23
b. Bentuk Umum:
Jika 𝒂 π’š
= x, dengan a β‰₯ 0, dan a β‰  1,
Maka berlaku: y = 𝒂
π₯𝐨𝐠 𝒙
c. Monoton:
 Turun
Sifat – sifat:
- Berlaku untuk 0 < a < 1.
- Terdefinisi untuk semua x > 0.
- Jika x mendekati nol, y semakin besar dan bertanda positif.
- Untuk x = 1, y = 0.
- Untuk x > 1, y bertanda negatif. Jika x semakin besar, y semakin
kecil. (Monoton Turun).
 Naik
Sifat – sifat:
- Berlaku untuk a > 1.
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 6 of 23
- Terdefinisi untuk setiap x > 0.
- Jika x mendekati nol, nilai y semakin kecil dan bertanda negatif.
- Untuk x = 1, maka y = 0.
- Untuk x > 1, y bertanda positif. Semakin besar x, maka y juga
semakin besar (Monoton naik).
d. Contoh soal dan Pembahasan:
1. π‘€π‘–π‘ π‘Žπ‘™ 2 π‘₯
= π‘Ž.
π‘Ž +
23
π‘Ž
= 9. π‘†π‘’π‘™π‘’π‘Ÿπ‘’β„Ž π‘π‘Žπ‘”π‘–π‘Žπ‘› π‘‘π‘–π‘˜π‘Žπ‘™π‘–π‘˜π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘Ž.
π‘Ž2
+ 8 = 9π‘Ž.
π‘Ž2
βˆ’ 9π‘Ž + 8 = 0.( π‘†π‘’π‘™π‘’π‘ π‘Žπ‘–π‘˜π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› π‘˜π‘’π‘Žπ‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘‘)
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 7 of 23
(a – 8) (a - 1). X1 = 8. X2 = 1.
2 π‘₯
= 8. ∝ = 3. 2 π‘₯
= 1. 𝛽 = 0.
𝛼 + 𝛽 = 3 + 0 = 3.(π½π‘Žπ‘€π‘Žπ‘π‘Žπ‘› π‘Ž)
2. π‘€π‘–π‘ π‘Žπ‘™ 2 π‘₯
= π‘Ž.
2 π‘₯.2 π‘₯ βˆ’ 12.2 π‘₯ + 32 = 0.
π‘Ž2
βˆ’ 12π‘Ž + 32 = 0.
( a – 8 ) ( a – 4 )
A1 = 8. A2 = 4.
2 π‘₯
= 8. π‘₯1 = 3.
2 π‘₯
= 4. π‘₯2 = 2.
x1.x2 = 3x2 = 6. (jawaban b).
3. Jawab:
4log(2π‘₯2
βˆ’ 3π‘₯ + 7) = 4 π‘™π‘œπ‘”16
2π‘₯2
βˆ’ 3π‘₯ + 7 = 16
2π‘₯2
βˆ’ 3π‘₯ βˆ’ 9 = 0 (selesaikan dengan persamaan kuadrat).
(2x + 3) (x - 3).
X1 = -3/2. X2 = 3.
4 x -3/2 x 3 = -18 (jawaban b).
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 8 of 23
e. Kesimpulan:
Fungsi adalah suatu aturan yang menghubungkan daerah satu
dengan daerah lain, secara tepat satu. Dari kedua fungsi yang
telah dipelajari (Eksponen dan Logaritma), dapat disimpulkan
bahwa fungsi eksponen dapat diselesaikan dengan menggunakan
metode grafik, dan diselesaikan menurut aturan eksponen
(bilangan berpangkat tinggi). Sedangkan fungsi logaritma,
diselesaikan menggunakan metode grafik dan mengikuti aturan
logaritma (invers nilai).
Sistem persamaan linear dua dan tiga variabel (SPLDV dan
SPLTV)
a. Konsep:
- Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) adalah Sistem
persamaan yang memiliki 2 variabel dan 1 konstanta, dan
diselesaikan secara garis lurus (linear).
- Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV) adalah Sistem
persamaan yang memiliki 3 variabel dan 1 konstanta, dan
diselesaikan secara garis lurus (linear).
b. Bentuk Umum:
ax + by + c = 0 οƒ  2 Variabel.
ax + by + cz = 0 οƒ  3 Variabel.
c. Metode Penyelesaian:
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 9 of 23
1. Metode Grafik:
 Yaitu merupakan salah satu teknik dalam penyelesaian sistem
persamaan linear, yang menitik beratkan pada sistem koordinat
atau grafik. (sumbu x, sumbu y).
 Langkah:
ο‚· Tuangkan permasalahan linear ke dalam bentuk model
matematika. (β€œdiketahui”).
ο‚· Tentukan titik potong x dan y di garis koordinat.
ο‚· Buatlah garis koordinat yang sesuai dengan permasalahan.
ο‚· Titik potong tersebut, merupakan penyelesaian dari metode grafik,
berbentuk (x,y).
2. Metode Subtitusi:
 Merupakan salahsatu metode penyelesaian, dengan cara men-
subtitusikan (mengganti) suatu variabel, ke dalam variabel lain.
 Langkah:
ο‚· Susun suatu pernyataan sistem persamaan linear dua / tiga
variabel secara lurus.
ο‚· Nyatakan suatu variabel yang akan diubah kedalam variabel lain.
ο‚· Subtitusikan Nilai variabel yang telah ditemukan, ke dalam suatu
persamaan linear lainnya.
3. Metode Eliminasi:
 Merupakan salahsatu metode penyelesaian dengan cara
mengeliminasi salahsatu variabelnya.
 Langkah:
ο‚· Susun suatu pernyataan sistem persamaan linear dua / tiga
variabel secara lurus.
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 10 of 23
ο‚· Salahsatu atau kedua persamaan yang dipilih, dikalikan agar
salahsatu koefisien dari variabelnya sama.
ο‚· Eliminasi variabel tersebut dengan cara menggunakan operasi
penjumlahan atau pengurangan.
ο‚· Lakukan hal tersebut hingga seluruh variabel ditemukan hasilnya.
4. Metode Campuran:
 Menggunakan perpaduan antara metode eliminasi dan subtitusi.
 Langkah:
ο‚· Gunakan eliminasi terlebih dahulu.
ο‚· Setelah salah satu variabel diketahui, subtitusikan variabel
tersebut ke dalam salahsatu persamaan.
Selain ke-empat metode diatas, kita juga bisa menggunakan
beberapa metode lainnya, yaitu:
οƒ˜ Invers Matriks.
οƒ˜ Determinan Sarrus (untuk 3 Variabel).
οƒ˜ Eliminasi Gaus Jordan.
d. Contoh Soal dan Pembahasan:
Masalah yang berkaitan dengan penerapan SPLDV:
Di dalam sebuah gedung pertunjukkan, terdapat 200 penonton.
Harga karcis untuk anak – anak Rp.2.000,dan dewasa Rp. 3000.
Apabilatotal hasil penjualan karcis tersebut adalah Rp. 510.000,
maka berapabanyak penonton untuk anak – anak dan dewasa?
Jawab:
Misalkan: Anak – anak: x
Orang Dewasa: y
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 11 of 23
Diketahui:
Persamaan 1: x + y = 200.
Persamaan 2: 2000x + 3000y = 510.000
(Disederhanakan): 2x + 3y = 510.
Kali ini, saya akan menggunakan metode campuran.
Pertama, eliminasi terlebih dahulu kedua persamaan tersebut.
x + y = 200 οƒ  x2 2x + 2y = 400
2x + 3y = 510 οƒ  x1 2x + 3y = 510
---------------------------------- --
y = 110 orang.
Kemudian, subtitusikan y ke salahsatu persamaan.
x + y = 200. οƒ  x + 110 = 200. οƒ  x = 200 – 110 οƒ  x = 90 orang
Jadi,penonton dalam bioskoptersebutterdiri atas 90 orang anak –
anak, dan 110 orang Dewasa.
Masalah yang berkaitan dengan penerapan SPLTV:
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 12 of 23
e. Kesimpulan:
Setelah mempelajari SPLDV dan SPLTV, dapat disimpulkan
bahwa 2 materi tersebut sangat berguna di kehidupan sehari –
hari. Contohnya untuk menghitung harga barang, jumlah
penonton, penghasilan dan lain – lain. Untuk
menyelesaikannya, dapat menggunakan berbagai metode
seperti Grafik, Eliminasi, Subtitusi, Campuran, Determinan
Sarrus, Matriks dan Eliminasi Gaus Jordan.
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 13 of 23
Sistem pertidaksamaan linear dua variabel
a. Konsep:
Suatu pertidaksamaan yang terdiri atas 2 variabel dan 1
konstanta, dan diselesaikan secara garis lurus (linear).
b. Bentuk Umum:
ax+by>c ax+byβ‰₯c
ax+by<c ax+by≀c
dengan: a koefisien untuk x,
b merupakan koefisien dari y
c merupakan konstanta
dimana a,b,c anggota bilangan riil.
dan a≠0,b≠0 .
c. Metode penyelesaian
Suatu penyelesaian dari pertidaksamaan linear biasanya
digambarkan dengan grafik, adapun langkah-langkah dalam
menggambar grafik pertidaksamaan linear yaitu sebagai berikut:
1. Ubah tanda pertidaksamaan linear menjadi persamaan.
2. Tentukan titik potong koordinat kartesius dengan sumbu x
dan sumbu y.
3. Gunakan titik uji untuk menentukan daerah penyelesaian.
4. Gambarkan grafiknya dan beri arsiran pada daerah
penyelesaiannya.
d. Contoh soal dan Pembahasannya:
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 14 of 23
e. Kesimpulan:
Setelah mempelajari sistem pertidaksamaan linear, dapat kita
simpulkan bahwa materi ini umumnya diselesaikan dengan
metode grafik. Materi ini dapat diterapkan untuk menghitung
keperluan sehari – hari seperti pembayaran pajak, luas tanah,
perkiraan anggaran dan lain lain.
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 15 of 23
Persamaan kuadrat
a. Konsep:
Suatu persamaan berpolinemial dua dan memiliki pangkat tinggi 2.
b. Bentuk Umum:
y = ax² + bx + c dengan a≠0.
koefisien kuadrat a merupakan koefisien dari xΒ²
koefisien linear b merupakan koefisien dari x
sedangkan c adalah Konstanta.
c. Metode Penyelesaian:
ο‚· Memfaktorkan, untuk bentuk persamaan kuadrat axΒ²+bx+c=0
maka kita harus menentukan dua buah bilangan yang jika
dijumlahkan hasilnya b dan dikalikan menghasilkan c.
ο‚· Melengkapkan kuadrat sempurna, merubah bentuk persamaan
kuadrat menjadi bentuk kuadrat sempurna.
ο‚· Menggunakan rumus abc.
d. Contoh Soal dan Pembahasan:
Carilah akar-akar dari persamaan kuadrat xΒ² - 5x + 6 = 0
Jawab :
x2
– 5x + 6 = 0 (cara memfaktorkan)
<=> ( x-2 ) ( x-3 ) = 0
<=> x- 2 = 0 atau x – 3 = 0
<=> x = 2 atau x = 3
Sehingga himpunan penyelesaiannya adalah {2, 3}
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 16 of 23
Tentukan himpunan penyelesaian persamaan x2
+ 4x – 12 = 0
Penyelesaian : (menggunakan rumus abc)
Berdasarkan persamaan diketahui bahwa a =1, b = 4, c = -12
selanjutnya koefisientersebutkita masukkan dalam rumus abc.
x1,2 = (- b ± √b2
– 4ac) /2a
<=> x1,2 =( - 4 Β± √42 – 4 . 1. (-12) )/2.1
<=> x1,2 = (- 4 ± √16 + 48)/2
<=> x1,2 = (- 4 ± √64)/2
<=> x1,2 = (- 4 Β± 8)/2
<=> x1,2 = (- 4 + 8) /2 atau x1,2 = (- 4 - 8 )/2
<=> x1 = 2 atau x2 = -6
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {2,-6}
e. Kesimpulan:
Dari rumus umum persamaan kuadrat y = axΒ² + bx + c = 0, jika
kita mencari akar-akar menggunakan pemfaktoran b diperoleh dari
penjumlahan akar-akar dan c diperoleh dari perkalian akar-akar
sehingga kita dapat memperoleh pernyataan:
pertidaksamaan kuadrat
a. Konsep:
x2
– (x1 + x2) x + x1.x2 = 0
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 17 of 23
Pertidaksamaan kuadrat adalah pertidaksamaan yang memiliki
variabel paling tinggi berpangkat dua.
b. Bentuk Umum:
(i) axΒ² + bx + c > 0
(ii) axΒ² + bx + c β‰₯ 0
(iii) axΒ² + bx + c < 0
(iv) axΒ² + bx + c ≀ 0
dimana a, b, c dan x elemen bilangan riil dan a β‰  0
c. Metode Penyelesaian:
Sebelum kita bahas tentang metode penyelesaian pertidaksamaan
kuadrat, kita akan ulas kembali tentang interval/selang serta grafik
fungsi kuadrat yang akan membantu kita dalam menentukan
himpunan penyelesaian pertidak samaan kuadrat nantinya.
1. Interval / Selang
Interval merupakan himpunan bagian bilangan riil. Sebuah interval
dapat dilukiskan pada garis bilangan yang berbentuk ruas garis
(segmen) dan terdapat tanda lebih tebal pada titik yang bersesuaian.
2. Grafik Fungsi Kuadrat
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 18 of 23
Suatu Grafik fungsi kuadrat berbentuk parabola dengan persamaan:
y = axΒ²+bx+c dengan a, b, c elemen bilangan riil dan a β‰  0. Grafik
fungsi kuadrat ini memiliki sifat:
ο‚· Jika a > 0 grafik fungsi terbuka ketas, dan sebaliknya jika a<0
grafik fungsi terbuka kebawah.
ο‚· Memotong sumbu y jika x = 0 dan memotong sumbu x jika y = 0.
ο‚· Titik potong terhadap sumbu x ditentukan oleh suatu nilai.
Diskriminan (D=bΒ²-4ac)berlaku ketentuan :
1. D>0 maka parabola memotong sumbux di dua titik.
2. D=0 maka parabola menyinggung sumbu x.
3. D<0 maka parabola tidak memotong sumbu x.
Macam-macam Grafik fungsi kuadrat dapat ditentukan berdasarkan:
a > 0 dan D < 0 maka termasuk definit positif, dan jika a < 0 dan D <
0 disebut definit negatif.
Langkah-langkah menyelesaian Pertidaksamaan Kuadrat :
1. Ubahlah pertidaksamaan kuadrat menjadi persamaan kuadrat
2. Tentukan akar-akar dari persamaan kuadrat tersebut.
3. Tentukan akar-akar dari persamaan kuadrat pada garis bilangan.
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 19 of 23
4. Tentukan mana yang termasuk daerah positif, dan mana yang
termasuk daerah negatif.
5. Tuliskan Himpunan Penyelesaian sesuai soal yang diminta.
d. Contoh soal dan pembahasan:
οƒ˜ Tentukan himpunanpenyelesaian dari π‘₯2
– 2x – 24 < 0
Jawab:
π‘₯2
– 2x – 24 < 0
( x - 6 ) ( x + 4 ) < 0
x1 = 6 x2 = -4
Apabila diletakkan ke garis bilangan,daerah yang berharga negatif
adalah -4 < x < 6 sehingga daerah tersebut merupakan daerah
penyelesaian dari pertidaksamaan π‘₯2
– 2x – 24 < 0.
οƒ˜ Tentukan himpunan penyelesaian x2
– 2x – 3 ≀ 0
Jawab :
ο‚· Bentuk menjadi persamaan x2
– 2x – 3 = 0
ο‚· Difaktorkan (x – 3) (x + 1) = 0, maka x = 3 atau x=-1
Berdasarkan soal daerah yang diminta ≀ 0 berarti yang bertanda -,
sehingga berdasarkan gambar: HP { x β”‚ -1 ≀ x ≀ 3 }.
e. Kesimpulan:
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 20 of 23
Setelah mempelajari Pertidaksamaan kuadrat, maka dapat
disimpulkan bahwa persoalan di materi ini dapat diselesaikan dengan
difaktorkan (cara persamaan kuadrat) atau menggunakan rumus abc.
Kemudian, ditentukan daerah penyelesaiannya melalui Interval (garis
bilangan) dan dibuat Himpunan Penyelesaiannya.
Pertidaksamaan pecahan
a. Konsep:
Pertidaksamaan yang memiliki pembilang dan penyebut.
b. Bentuk Umum:
𝑓(π‘₯)
𝑔(π‘₯)
> 0.
𝑓(π‘₯)
𝑔(π‘₯)
< 0.
𝑓(π‘₯)
𝑔(π‘₯)
β‰₯ 0.
𝑓(π‘₯)
𝑔(π‘₯)
≀ 0.
c. Metode penyelesaian dari pertidaksamaan pecahan adalah:
1. Ruas kanan dijadikan nol.
2. Samakan penyebut di ruas kiri.
3. Faktorkan pembilang dan penyebut (jika bisa).
4. Cari nilai-nilai variabel yang menyebabkan pembilang dan
penyebutnya sama dengan nol (harga nol untuk pembilang dan
penyebut).
5. Gambar garis bilangan yang memuat semua nilai yang didapatkan
pada langkah 4.
Apapun tanda pertidaksamaannya, harga nol untuk penyebut
selalu digambardengan titik putih (penyebut suatu pecahan tidak
boleh sama dengan 0 agar pecahan tersebut mempunyai nilai).
6. Tentukan tanda (+) atau (–) pada masing-masing interval.
d. Contoh soaldan pembahasan :
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 21 of 23
1.
Harga nol pembilang: –5x + 20 = 0
–5x = –20 β†’ x = 4
Harga nol penyebut: x – 3 = 0 β†’ x = 3
Garis bilangan:
β†’ x = 3 digambar menggunakan titik putih karena merupakan harga nol
untuk penyebut
Jadi penyelesaiannya: {x | 3 < x ≀ 4}.
2.
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 22 of 23
Harga nol pembilang: x – 2 = 0 atau x + 1 = 0
x = 2 atau x = –1
Harga nol penyebut: tidak ada, karena penyebut tidak dapat
difaktorkan dan jika dihitung nilai diskriminannya:
D = b2
– 4.a.c
=> 12
– 4.1.1
=> 1 – 4 = –3
Nilai Diskriminannya negatif, sehingga persamaan tersebut tidak
mempunyai akar real.
(Catatan: jika nilai D-nya tidak negatif, gunakan rumus abc untuk
mendapat harga nol-nya)
Garis bilangan:
Jadi penyelesaiannya: {x | x ≀ –1 atau x β‰₯ 2}
e. Kesimpulan
Pertidaksamaan pecahan adalah suatu pertidaksamaan yang
memiliki pembilang dan penyebut. Metode penyelesaiannya
adalah dengan menjadikan 0 ruas kanan, menyamakan penyebut
ruas kiri, memfaktorkan pembilang dan penyebut jika bisa, lalu
mencari nilai x. Setelah itu, masukkan nilai x dari pembilang dan
penyebut ke dalam garis bilangan, dan tentukan intervalnya.
Sumber:
Matematika (Peminatan)
Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 23 of 23
rumus-matematika.com
LKS Matematika Peminatan
Bank Soal Matematika.

More Related Content

What's hot

Isomorfisma dan homomorfisma
Isomorfisma dan homomorfismaIsomorfisma dan homomorfisma
Isomorfisma dan homomorfisma
nazihah zuhrotun
Β 
Baris deret kelas xi
Baris deret kelas xiBaris deret kelas xi
Baris deret kelas xi
Siti Yumaroh
Β 
Isotop, isobar dan isoton
Isotop, isobar dan isotonIsotop, isobar dan isoton
Isotop, isobar dan isoton
ABINUL HAKIM
Β 
Kumpulan soal ksp
Kumpulan soal kspKumpulan soal ksp
Kumpulan soal ksp
ABINUL HAKIM
Β 
RPP Matriks pertemuan 1
RPP Matriks pertemuan 1RPP Matriks pertemuan 1
RPP Matriks pertemuan 1
Kristalina Dewi
Β 
Latihan soal uh laju reaksi
Latihan soal uh laju reaksiLatihan soal uh laju reaksi
Latihan soal uh laju reaksi
dasi anto
Β 
Aplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaianAplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaian
SMKN 9 Bandung
Β 

What's hot (20)

Gaya
GayaGaya
Gaya
Β 
Isomorfisma dan homomorfisma
Isomorfisma dan homomorfismaIsomorfisma dan homomorfisma
Isomorfisma dan homomorfisma
Β 
Persamaan lingkaran yang berpusat di o
Persamaan lingkaran yang berpusat di oPersamaan lingkaran yang berpusat di o
Persamaan lingkaran yang berpusat di o
Β 
Baris deret kelas xi
Baris deret kelas xiBaris deret kelas xi
Baris deret kelas xi
Β 
Sistem bil kompleks dan geometri
Sistem bil kompleks dan geometriSistem bil kompleks dan geometri
Sistem bil kompleks dan geometri
Β 
Persamaan Trigonometri Dasar
Persamaan Trigonometri DasarPersamaan Trigonometri Dasar
Persamaan Trigonometri Dasar
Β 
Bahan ajar materi gradien garis lurus
Bahan ajar materi gradien garis lurusBahan ajar materi gradien garis lurus
Bahan ajar materi gradien garis lurus
Β 
Isotop, isobar dan isoton
Isotop, isobar dan isotonIsotop, isobar dan isoton
Isotop, isobar dan isoton
Β 
Kumpulan soal ksp
Kumpulan soal kspKumpulan soal ksp
Kumpulan soal ksp
Β 
RPP Matriks pertemuan 1
RPP Matriks pertemuan 1RPP Matriks pertemuan 1
RPP Matriks pertemuan 1
Β 
Latihan soal uh laju reaksi
Latihan soal uh laju reaksiLatihan soal uh laju reaksi
Latihan soal uh laju reaksi
Β 
Rpp 2 dererminan dan invers matriks
Rpp 2 dererminan dan invers matriksRpp 2 dererminan dan invers matriks
Rpp 2 dererminan dan invers matriks
Β 
Ulangan harian koordinat kartesius uraian
Ulangan harian koordinat kartesius uraianUlangan harian koordinat kartesius uraian
Ulangan harian koordinat kartesius uraian
Β 
Power Point Materi Hidrolisis Garam
Power Point Materi Hidrolisis GaramPower Point Materi Hidrolisis Garam
Power Point Materi Hidrolisis Garam
Β 
trigonometri Powerpoint
trigonometri Powerpointtrigonometri Powerpoint
trigonometri Powerpoint
Β 
Aplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaianAplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaian
Β 
Teori himpunan
Teori himpunanTeori himpunan
Teori himpunan
Β 
Polimer pow point
Polimer pow pointPolimer pow point
Polimer pow point
Β 
Power poin macam bilangan
Power poin macam bilanganPower poin macam bilangan
Power poin macam bilangan
Β 
Pembahasan soal osn guru matematika smp 2015-www.olimattohir.blogspot.com
Pembahasan soal osn guru matematika smp 2015-www.olimattohir.blogspot.comPembahasan soal osn guru matematika smp 2015-www.olimattohir.blogspot.com
Pembahasan soal osn guru matematika smp 2015-www.olimattohir.blogspot.com
Β 

Similar to Matematika Peminatan Kelas X

Penyelesaian sistem persamaan linear dengan
Penyelesaian  sistem persamaan  linear  denganPenyelesaian  sistem persamaan  linear  dengan
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan
BAIDILAH Baidilah
Β 
Bab 7-program-linear
Bab 7-program-linearBab 7-program-linear
Bab 7-program-linear
Lhia Rasyid
Β 
Eliminasi substitusi
Eliminasi substitusiEliminasi substitusi
Eliminasi substitusi
annisadera
Β 
Kumpulan-Rumus-Matematika-SMP.pdf
Kumpulan-Rumus-Matematika-SMP.pdfKumpulan-Rumus-Matematika-SMP.pdf
Kumpulan-Rumus-Matematika-SMP.pdf
MasterZ8
Β 
Aljabar matriks-its
Aljabar matriks-itsAljabar matriks-its
Aljabar matriks-its
Masnia Siti
Β 
Modul aljabar matriks
Modul aljabar matriksModul aljabar matriks
Modul aljabar matriks
Safran Nasoha
Β 
Spldv sudah jadi
Spldv sudah jadiSpldv sudah jadi
Spldv sudah jadi
eky45
Β 

Similar to Matematika Peminatan Kelas X (20)

RPP: Sistem Persamaan
RPP: Sistem PersamaanRPP: Sistem Persamaan
RPP: Sistem Persamaan
Β 
PROGRAM_LINEAR.ppt
PROGRAM_LINEAR.pptPROGRAM_LINEAR.ppt
PROGRAM_LINEAR.ppt
Β 
PROGRAM LINEAR.ppt
PROGRAM LINEAR.pptPROGRAM LINEAR.ppt
PROGRAM LINEAR.ppt
Β 
Persamaan linear dan matriks
Persamaan linear dan matriksPersamaan linear dan matriks
Persamaan linear dan matriks
Β 
P rogram linier
P rogram linierP rogram linier
P rogram linier
Β 
Materi Matematika Wajib Kelas X
Materi Matematika Wajib Kelas XMateri Matematika Wajib Kelas X
Materi Matematika Wajib Kelas X
Β 
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan
Penyelesaian  sistem persamaan  linear  denganPenyelesaian  sistem persamaan  linear  dengan
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan
Β 
Bab 7-program-linear
Bab 7-program-linearBab 7-program-linear
Bab 7-program-linear
Β 
Bab 7-program-linear
Bab 7-program-linearBab 7-program-linear
Bab 7-program-linear
Β 
Materi ke-1 Aljabar Linier
Materi ke-1 Aljabar LinierMateri ke-1 Aljabar Linier
Materi ke-1 Aljabar Linier
Β 
Eliminasi substitusi
Eliminasi substitusiEliminasi substitusi
Eliminasi substitusi
Β 
Praktikum4 9
Praktikum4 9Praktikum4 9
Praktikum4 9
Β 
Kumpulan-Rumus-Matematika-SMP.pdf
Kumpulan-Rumus-Matematika-SMP.pdfKumpulan-Rumus-Matematika-SMP.pdf
Kumpulan-Rumus-Matematika-SMP.pdf
Β 
kumpulan rumus matematika.pdf
kumpulan rumus matematika.pdfkumpulan rumus matematika.pdf
kumpulan rumus matematika.pdf
Β 
Aljabar matriks-its
Aljabar matriks-itsAljabar matriks-its
Aljabar matriks-its
Β 
Modul aljabar matriks
Modul aljabar matriksModul aljabar matriks
Modul aljabar matriks
Β 
RPP SMA Matematika Peminatan Kelas XII
RPP SMA Matematika Peminatan Kelas XIIRPP SMA Matematika Peminatan Kelas XII
RPP SMA Matematika Peminatan Kelas XII
Β 
Spldv sudah jadi
Spldv sudah jadiSpldv sudah jadi
Spldv sudah jadi
Β 
RPP Perkalian Matriks
RPP Perkalian MatriksRPP Perkalian Matriks
RPP Perkalian Matriks
Β 
Bahan ajar program linear
Bahan ajar program linearBahan ajar program linear
Bahan ajar program linear
Β 

More from Muhamad Dzaki Albiruni

More from Muhamad Dzaki Albiruni (20)

Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017
Β 
Business Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - IndomieBusiness Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - Indomie
Β 
Laporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum PerkecambahanLaporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum Perkecambahan
Β 
Population Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and JapanPopulation Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and Japan
Β 
Eco Living City
Eco Living CityEco Living City
Eco Living City
Β 
Population Control Impact Essay
Population Control Impact EssayPopulation Control Impact Essay
Population Control Impact Essay
Β 
Spending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely EssaySpending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely Essay
Β 
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde BaruKebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
Β 
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - GeografiSoal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Β 
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMABandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Β 
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Β 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Β 
Wonders of Yogyakarta
Wonders of YogyakartaWonders of Yogyakarta
Wonders of Yogyakarta
Β 
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan SifatHukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Β 
Kabinet Natsir
Kabinet NatsirKabinet Natsir
Kabinet Natsir
Β 
Tugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas XTugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas X
Β 
Teori Alam Semesta
Teori Alam SemestaTeori Alam Semesta
Teori Alam Semesta
Β 
Inflasi
InflasiInflasi
Inflasi
Β 
Matahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai BintangMatahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai Bintang
Β 
Geografi Pembangunan
Geografi PembangunanGeografi Pembangunan
Geografi Pembangunan
Β 

Recently uploaded

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
Β 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
Β 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
Β 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
Β 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
Β 

Recently uploaded (20)

MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
Β 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Β 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
Β 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
Β 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Β 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Β 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Β 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
Β 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Β 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Β 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Β 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Β 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
Β 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Β 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
Β 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
Β 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
Β 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
Β 

Matematika Peminatan Kelas X

  • 1. Matematika(Peminatan) Kelas: X - IPA 2 Muhamad Dzaki Albiruni
  • 2. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 2 of 23 Daftar isi: Daftar Isi................................................................................2 Materi: Fungsi Eksponen dan Logaritma...........................................3 Sistem Persamaan Linear Dua/Tiga Variabel.......................8 Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel.......................13 Persamaan Kuadrat..............................................................15 Pertidaksamaan Kuadrat.......................................................16 Pertidaksamaan Pecahan.....................................................20 Sumber..................................................................................22
  • 3. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 3 of 23 Fungsi eksponen dan logaritma 1. Fungsi Eksponen a. Konsep: Suatu pemetaan daerah asal ke daerah hasil (fungsi) dengan domain tidak boleh lebih dari satu, dengan nilai berpangkat tinggi. b. Bentuk Umum: y = 𝒂 𝒙 dimana a β‰₯ 0 dan a β‰  1. c. Grafik fungsi konstan dibedakan menjadi 2, yaitu untuk 0 < a < 1, dan a > 1.  Grafik y = π‘Ž π‘₯ untuk 0 < a < 1. Sifat - sifat: - Terdefinisi untuk semua x merupakan bilangan riil. - Apabila x adalah 0, maka y = 1. - Jika x bernilai kecil dan bertanda negatif, maka y bernilai besar dan bertanda positif. - Jika x bernilai besar dan bertanda positif, maka y mendekati nol dengan tanda negatif. (Grafik menurun).
  • 4. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 4 of 23  Grafik y = π‘Ž π‘₯ untuk a > 1. Sifat – sifat: - Terdefinisi untuk semua x merupakan bilangan riil. - Jika x bernilai kecil dan bertanda negatif, maka y mendekati 0 dan bertanda positif. - Jika x bernilai besar dan bertanda positif, maka y bernilai besar dengan tanda positif. (Grafik naik). - Untuk x = 0, maka y = 1. d. Persamaan fungsi eksponen. - Jika π‘Ž 𝑓(π‘₯) = π‘Ž 𝑔(π‘₯) , maka f(x) = g(x) - Jika π‘Ž 𝑓(π‘₯) = π‘Ž 𝑝 , maka f(x) = p. - Jika A {π‘Ž 𝑓(π‘₯) }2 + B {π‘Ž 𝑓(π‘₯) } + 𝐢 = 0, maka dapat diselesaikan dengan cara persamaan kuadrat. 2. Fungsi Logaritma a. Konsep: Suatu pemetaan daerah asal ke daerah hasil (fungsi) dengan domain tidak boleh lebih dari satu, dengan menggunakan sistem logaritma.
  • 5. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 5 of 23 b. Bentuk Umum: Jika 𝒂 π’š = x, dengan a β‰₯ 0, dan a β‰  1, Maka berlaku: y = 𝒂 π₯𝐨𝐠 𝒙 c. Monoton:  Turun Sifat – sifat: - Berlaku untuk 0 < a < 1. - Terdefinisi untuk semua x > 0. - Jika x mendekati nol, y semakin besar dan bertanda positif. - Untuk x = 1, y = 0. - Untuk x > 1, y bertanda negatif. Jika x semakin besar, y semakin kecil. (Monoton Turun).  Naik Sifat – sifat: - Berlaku untuk a > 1.
  • 6. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 6 of 23 - Terdefinisi untuk setiap x > 0. - Jika x mendekati nol, nilai y semakin kecil dan bertanda negatif. - Untuk x = 1, maka y = 0. - Untuk x > 1, y bertanda positif. Semakin besar x, maka y juga semakin besar (Monoton naik). d. Contoh soal dan Pembahasan: 1. π‘€π‘–π‘ π‘Žπ‘™ 2 π‘₯ = π‘Ž. π‘Ž + 23 π‘Ž = 9. π‘†π‘’π‘™π‘’π‘Ÿπ‘’β„Ž π‘π‘Žπ‘”π‘–π‘Žπ‘› π‘‘π‘–π‘˜π‘Žπ‘™π‘–π‘˜π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘Ž. π‘Ž2 + 8 = 9π‘Ž. π‘Ž2 βˆ’ 9π‘Ž + 8 = 0.( π‘†π‘’π‘™π‘’π‘ π‘Žπ‘–π‘˜π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› π‘˜π‘’π‘Žπ‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘‘)
  • 7. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 7 of 23 (a – 8) (a - 1). X1 = 8. X2 = 1. 2 π‘₯ = 8. ∝ = 3. 2 π‘₯ = 1. 𝛽 = 0. 𝛼 + 𝛽 = 3 + 0 = 3.(π½π‘Žπ‘€π‘Žπ‘π‘Žπ‘› π‘Ž) 2. π‘€π‘–π‘ π‘Žπ‘™ 2 π‘₯ = π‘Ž. 2 π‘₯.2 π‘₯ βˆ’ 12.2 π‘₯ + 32 = 0. π‘Ž2 βˆ’ 12π‘Ž + 32 = 0. ( a – 8 ) ( a – 4 ) A1 = 8. A2 = 4. 2 π‘₯ = 8. π‘₯1 = 3. 2 π‘₯ = 4. π‘₯2 = 2. x1.x2 = 3x2 = 6. (jawaban b). 3. Jawab: 4log(2π‘₯2 βˆ’ 3π‘₯ + 7) = 4 π‘™π‘œπ‘”16 2π‘₯2 βˆ’ 3π‘₯ + 7 = 16 2π‘₯2 βˆ’ 3π‘₯ βˆ’ 9 = 0 (selesaikan dengan persamaan kuadrat). (2x + 3) (x - 3). X1 = -3/2. X2 = 3. 4 x -3/2 x 3 = -18 (jawaban b).
  • 8. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 8 of 23 e. Kesimpulan: Fungsi adalah suatu aturan yang menghubungkan daerah satu dengan daerah lain, secara tepat satu. Dari kedua fungsi yang telah dipelajari (Eksponen dan Logaritma), dapat disimpulkan bahwa fungsi eksponen dapat diselesaikan dengan menggunakan metode grafik, dan diselesaikan menurut aturan eksponen (bilangan berpangkat tinggi). Sedangkan fungsi logaritma, diselesaikan menggunakan metode grafik dan mengikuti aturan logaritma (invers nilai). Sistem persamaan linear dua dan tiga variabel (SPLDV dan SPLTV) a. Konsep: - Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) adalah Sistem persamaan yang memiliki 2 variabel dan 1 konstanta, dan diselesaikan secara garis lurus (linear). - Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV) adalah Sistem persamaan yang memiliki 3 variabel dan 1 konstanta, dan diselesaikan secara garis lurus (linear). b. Bentuk Umum: ax + by + c = 0 οƒ  2 Variabel. ax + by + cz = 0 οƒ  3 Variabel. c. Metode Penyelesaian:
  • 9. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 9 of 23 1. Metode Grafik:  Yaitu merupakan salah satu teknik dalam penyelesaian sistem persamaan linear, yang menitik beratkan pada sistem koordinat atau grafik. (sumbu x, sumbu y).  Langkah: ο‚· Tuangkan permasalahan linear ke dalam bentuk model matematika. (β€œdiketahui”). ο‚· Tentukan titik potong x dan y di garis koordinat. ο‚· Buatlah garis koordinat yang sesuai dengan permasalahan. ο‚· Titik potong tersebut, merupakan penyelesaian dari metode grafik, berbentuk (x,y). 2. Metode Subtitusi:  Merupakan salahsatu metode penyelesaian, dengan cara men- subtitusikan (mengganti) suatu variabel, ke dalam variabel lain.  Langkah: ο‚· Susun suatu pernyataan sistem persamaan linear dua / tiga variabel secara lurus. ο‚· Nyatakan suatu variabel yang akan diubah kedalam variabel lain. ο‚· Subtitusikan Nilai variabel yang telah ditemukan, ke dalam suatu persamaan linear lainnya. 3. Metode Eliminasi:  Merupakan salahsatu metode penyelesaian dengan cara mengeliminasi salahsatu variabelnya.  Langkah: ο‚· Susun suatu pernyataan sistem persamaan linear dua / tiga variabel secara lurus.
  • 10. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 10 of 23 ο‚· Salahsatu atau kedua persamaan yang dipilih, dikalikan agar salahsatu koefisien dari variabelnya sama. ο‚· Eliminasi variabel tersebut dengan cara menggunakan operasi penjumlahan atau pengurangan. ο‚· Lakukan hal tersebut hingga seluruh variabel ditemukan hasilnya. 4. Metode Campuran:  Menggunakan perpaduan antara metode eliminasi dan subtitusi.  Langkah: ο‚· Gunakan eliminasi terlebih dahulu. ο‚· Setelah salah satu variabel diketahui, subtitusikan variabel tersebut ke dalam salahsatu persamaan. Selain ke-empat metode diatas, kita juga bisa menggunakan beberapa metode lainnya, yaitu: οƒ˜ Invers Matriks. οƒ˜ Determinan Sarrus (untuk 3 Variabel). οƒ˜ Eliminasi Gaus Jordan. d. Contoh Soal dan Pembahasan: Masalah yang berkaitan dengan penerapan SPLDV: Di dalam sebuah gedung pertunjukkan, terdapat 200 penonton. Harga karcis untuk anak – anak Rp.2.000,dan dewasa Rp. 3000. Apabilatotal hasil penjualan karcis tersebut adalah Rp. 510.000, maka berapabanyak penonton untuk anak – anak dan dewasa? Jawab: Misalkan: Anak – anak: x Orang Dewasa: y
  • 11. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 11 of 23 Diketahui: Persamaan 1: x + y = 200. Persamaan 2: 2000x + 3000y = 510.000 (Disederhanakan): 2x + 3y = 510. Kali ini, saya akan menggunakan metode campuran. Pertama, eliminasi terlebih dahulu kedua persamaan tersebut. x + y = 200 οƒ  x2 2x + 2y = 400 2x + 3y = 510 οƒ  x1 2x + 3y = 510 ---------------------------------- -- y = 110 orang. Kemudian, subtitusikan y ke salahsatu persamaan. x + y = 200. οƒ  x + 110 = 200. οƒ  x = 200 – 110 οƒ  x = 90 orang Jadi,penonton dalam bioskoptersebutterdiri atas 90 orang anak – anak, dan 110 orang Dewasa. Masalah yang berkaitan dengan penerapan SPLTV:
  • 12. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 12 of 23 e. Kesimpulan: Setelah mempelajari SPLDV dan SPLTV, dapat disimpulkan bahwa 2 materi tersebut sangat berguna di kehidupan sehari – hari. Contohnya untuk menghitung harga barang, jumlah penonton, penghasilan dan lain – lain. Untuk menyelesaikannya, dapat menggunakan berbagai metode seperti Grafik, Eliminasi, Subtitusi, Campuran, Determinan Sarrus, Matriks dan Eliminasi Gaus Jordan.
  • 13. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 13 of 23 Sistem pertidaksamaan linear dua variabel a. Konsep: Suatu pertidaksamaan yang terdiri atas 2 variabel dan 1 konstanta, dan diselesaikan secara garis lurus (linear). b. Bentuk Umum: ax+by>c ax+byβ‰₯c ax+by<c ax+by≀c dengan: a koefisien untuk x, b merupakan koefisien dari y c merupakan konstanta dimana a,b,c anggota bilangan riil. dan aβ‰ 0,bβ‰ 0 . c. Metode penyelesaian Suatu penyelesaian dari pertidaksamaan linear biasanya digambarkan dengan grafik, adapun langkah-langkah dalam menggambar grafik pertidaksamaan linear yaitu sebagai berikut: 1. Ubah tanda pertidaksamaan linear menjadi persamaan. 2. Tentukan titik potong koordinat kartesius dengan sumbu x dan sumbu y. 3. Gunakan titik uji untuk menentukan daerah penyelesaian. 4. Gambarkan grafiknya dan beri arsiran pada daerah penyelesaiannya. d. Contoh soal dan Pembahasannya:
  • 14. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 14 of 23 e. Kesimpulan: Setelah mempelajari sistem pertidaksamaan linear, dapat kita simpulkan bahwa materi ini umumnya diselesaikan dengan metode grafik. Materi ini dapat diterapkan untuk menghitung keperluan sehari – hari seperti pembayaran pajak, luas tanah, perkiraan anggaran dan lain lain.
  • 15. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 15 of 23 Persamaan kuadrat a. Konsep: Suatu persamaan berpolinemial dua dan memiliki pangkat tinggi 2. b. Bentuk Umum: y = axΒ² + bx + c dengan aβ‰ 0. koefisien kuadrat a merupakan koefisien dari xΒ² koefisien linear b merupakan koefisien dari x sedangkan c adalah Konstanta. c. Metode Penyelesaian: ο‚· Memfaktorkan, untuk bentuk persamaan kuadrat axΒ²+bx+c=0 maka kita harus menentukan dua buah bilangan yang jika dijumlahkan hasilnya b dan dikalikan menghasilkan c. ο‚· Melengkapkan kuadrat sempurna, merubah bentuk persamaan kuadrat menjadi bentuk kuadrat sempurna. ο‚· Menggunakan rumus abc. d. Contoh Soal dan Pembahasan: Carilah akar-akar dari persamaan kuadrat xΒ² - 5x + 6 = 0 Jawab : x2 – 5x + 6 = 0 (cara memfaktorkan) <=> ( x-2 ) ( x-3 ) = 0 <=> x- 2 = 0 atau x – 3 = 0 <=> x = 2 atau x = 3 Sehingga himpunan penyelesaiannya adalah {2, 3}
  • 16. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 16 of 23 Tentukan himpunan penyelesaian persamaan x2 + 4x – 12 = 0 Penyelesaian : (menggunakan rumus abc) Berdasarkan persamaan diketahui bahwa a =1, b = 4, c = -12 selanjutnya koefisientersebutkita masukkan dalam rumus abc. x1,2 = (- b Β± √b2 – 4ac) /2a <=> x1,2 =( - 4 Β± √42 – 4 . 1. (-12) )/2.1 <=> x1,2 = (- 4 Β± √16 + 48)/2 <=> x1,2 = (- 4 Β± √64)/2 <=> x1,2 = (- 4 Β± 8)/2 <=> x1,2 = (- 4 + 8) /2 atau x1,2 = (- 4 - 8 )/2 <=> x1 = 2 atau x2 = -6 Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {2,-6} e. Kesimpulan: Dari rumus umum persamaan kuadrat y = axΒ² + bx + c = 0, jika kita mencari akar-akar menggunakan pemfaktoran b diperoleh dari penjumlahan akar-akar dan c diperoleh dari perkalian akar-akar sehingga kita dapat memperoleh pernyataan: pertidaksamaan kuadrat a. Konsep: x2 – (x1 + x2) x + x1.x2 = 0
  • 17. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 17 of 23 Pertidaksamaan kuadrat adalah pertidaksamaan yang memiliki variabel paling tinggi berpangkat dua. b. Bentuk Umum: (i) axΒ² + bx + c > 0 (ii) axΒ² + bx + c β‰₯ 0 (iii) axΒ² + bx + c < 0 (iv) axΒ² + bx + c ≀ 0 dimana a, b, c dan x elemen bilangan riil dan a β‰  0 c. Metode Penyelesaian: Sebelum kita bahas tentang metode penyelesaian pertidaksamaan kuadrat, kita akan ulas kembali tentang interval/selang serta grafik fungsi kuadrat yang akan membantu kita dalam menentukan himpunan penyelesaian pertidak samaan kuadrat nantinya. 1. Interval / Selang Interval merupakan himpunan bagian bilangan riil. Sebuah interval dapat dilukiskan pada garis bilangan yang berbentuk ruas garis (segmen) dan terdapat tanda lebih tebal pada titik yang bersesuaian. 2. Grafik Fungsi Kuadrat
  • 18. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 18 of 23 Suatu Grafik fungsi kuadrat berbentuk parabola dengan persamaan: y = axΒ²+bx+c dengan a, b, c elemen bilangan riil dan a β‰  0. Grafik fungsi kuadrat ini memiliki sifat: ο‚· Jika a > 0 grafik fungsi terbuka ketas, dan sebaliknya jika a<0 grafik fungsi terbuka kebawah. ο‚· Memotong sumbu y jika x = 0 dan memotong sumbu x jika y = 0. ο‚· Titik potong terhadap sumbu x ditentukan oleh suatu nilai. Diskriminan (D=bΒ²-4ac)berlaku ketentuan : 1. D>0 maka parabola memotong sumbux di dua titik. 2. D=0 maka parabola menyinggung sumbu x. 3. D<0 maka parabola tidak memotong sumbu x. Macam-macam Grafik fungsi kuadrat dapat ditentukan berdasarkan: a > 0 dan D < 0 maka termasuk definit positif, dan jika a < 0 dan D < 0 disebut definit negatif. Langkah-langkah menyelesaian Pertidaksamaan Kuadrat : 1. Ubahlah pertidaksamaan kuadrat menjadi persamaan kuadrat 2. Tentukan akar-akar dari persamaan kuadrat tersebut. 3. Tentukan akar-akar dari persamaan kuadrat pada garis bilangan.
  • 19. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 19 of 23 4. Tentukan mana yang termasuk daerah positif, dan mana yang termasuk daerah negatif. 5. Tuliskan Himpunan Penyelesaian sesuai soal yang diminta. d. Contoh soal dan pembahasan: οƒ˜ Tentukan himpunanpenyelesaian dari π‘₯2 – 2x – 24 < 0 Jawab: π‘₯2 – 2x – 24 < 0 ( x - 6 ) ( x + 4 ) < 0 x1 = 6 x2 = -4 Apabila diletakkan ke garis bilangan,daerah yang berharga negatif adalah -4 < x < 6 sehingga daerah tersebut merupakan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan π‘₯2 – 2x – 24 < 0. οƒ˜ Tentukan himpunan penyelesaian x2 – 2x – 3 ≀ 0 Jawab : ο‚· Bentuk menjadi persamaan x2 – 2x – 3 = 0 ο‚· Difaktorkan (x – 3) (x + 1) = 0, maka x = 3 atau x=-1 Berdasarkan soal daerah yang diminta ≀ 0 berarti yang bertanda -, sehingga berdasarkan gambar: HP { x β”‚ -1 ≀ x ≀ 3 }. e. Kesimpulan:
  • 20. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 20 of 23 Setelah mempelajari Pertidaksamaan kuadrat, maka dapat disimpulkan bahwa persoalan di materi ini dapat diselesaikan dengan difaktorkan (cara persamaan kuadrat) atau menggunakan rumus abc. Kemudian, ditentukan daerah penyelesaiannya melalui Interval (garis bilangan) dan dibuat Himpunan Penyelesaiannya. Pertidaksamaan pecahan a. Konsep: Pertidaksamaan yang memiliki pembilang dan penyebut. b. Bentuk Umum: 𝑓(π‘₯) 𝑔(π‘₯) > 0. 𝑓(π‘₯) 𝑔(π‘₯) < 0. 𝑓(π‘₯) 𝑔(π‘₯) β‰₯ 0. 𝑓(π‘₯) 𝑔(π‘₯) ≀ 0. c. Metode penyelesaian dari pertidaksamaan pecahan adalah: 1. Ruas kanan dijadikan nol. 2. Samakan penyebut di ruas kiri. 3. Faktorkan pembilang dan penyebut (jika bisa). 4. Cari nilai-nilai variabel yang menyebabkan pembilang dan penyebutnya sama dengan nol (harga nol untuk pembilang dan penyebut). 5. Gambar garis bilangan yang memuat semua nilai yang didapatkan pada langkah 4. Apapun tanda pertidaksamaannya, harga nol untuk penyebut selalu digambardengan titik putih (penyebut suatu pecahan tidak boleh sama dengan 0 agar pecahan tersebut mempunyai nilai). 6. Tentukan tanda (+) atau (–) pada masing-masing interval. d. Contoh soaldan pembahasan :
  • 21. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 21 of 23 1. Harga nol pembilang: –5x + 20 = 0 –5x = –20 β†’ x = 4 Harga nol penyebut: x – 3 = 0 β†’ x = 3 Garis bilangan: β†’ x = 3 digambar menggunakan titik putih karena merupakan harga nol untuk penyebut Jadi penyelesaiannya: {x | 3 < x ≀ 4}. 2.
  • 22. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 22 of 23 Harga nol pembilang: x – 2 = 0 atau x + 1 = 0 x = 2 atau x = –1 Harga nol penyebut: tidak ada, karena penyebut tidak dapat difaktorkan dan jika dihitung nilai diskriminannya: D = b2 – 4.a.c => 12 – 4.1.1 => 1 – 4 = –3 Nilai Diskriminannya negatif, sehingga persamaan tersebut tidak mempunyai akar real. (Catatan: jika nilai D-nya tidak negatif, gunakan rumus abc untuk mendapat harga nol-nya) Garis bilangan: Jadi penyelesaiannya: {x | x ≀ –1 atau x β‰₯ 2} e. Kesimpulan Pertidaksamaan pecahan adalah suatu pertidaksamaan yang memiliki pembilang dan penyebut. Metode penyelesaiannya adalah dengan menjadikan 0 ruas kanan, menyamakan penyebut ruas kiri, memfaktorkan pembilang dan penyebut jika bisa, lalu mencari nilai x. Setelah itu, masukkan nilai x dari pembilang dan penyebut ke dalam garis bilangan, dan tentukan intervalnya. Sumber:
  • 23. Matematika (Peminatan) Muhamad Dzaki Albiruni. | Kelas: X – IPA 2. | SMAN 68 Jakarta | Page 23 of 23 rumus-matematika.com LKS Matematika Peminatan Bank Soal Matematika.