SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
KARDINALITAS 
KELOMPOK 
M FAQIH DZULQARNAIN D05111005 
YOVITA NURFARIANTI D05111003 
USWAH HASANAH D05111008 
SITI HADIANTI D05111018 
WAGIMIN D05111034 
SRI HARYANTI D05111048 
U. MERIYANTI D05111020 
ARI RIYADI D05111039
Teori Himpunan 
 Sebelum memasuki materi kardinalitas, terlebih dahulu mengenal sedikit 
teori himpunan. 
 Dalam matematika, himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu 
yang dianggap sebagai satu kesatuan. Walaupun hal ini merupakan ide 
yang sederhana, tidak salah jika himpunan merupakan salah satu konsep 
penting dan mendasar dalam matematika modern, dan karenanya, studi 
mengenai struktur kemungkinan himpunan dan teori himpunan, sangatlah 
berguna. 
 Himpunan diperkenalkan oleh George Cantor (1845 – 1918), seorang ahli 
matematika Jerman. Ia menyatakan bahwa himpunan adalah kumpulan 
atas objek-objek. Objek tersebut dapat berupa benda abstrak maupun 
kongkret. Pada dasarnya benda-benda dalam suatu himpunan tidak harus 
mempunyai kesamaan sifat/karakter
Apa yang dipelajari ? 
Apa yang akan kita pelajari dalam himpunan ? 
Berikut adalah materi dalam satu ilmu himpunan 
1. Teori Himpunan 
2. Relasi Himpunan 
3. Kelas dalam Himpunan 
4. Kardinalitas 
5. Fungsi karakteristik
Pengertian Kardinalitas 
 Kardinalitas dari sebuah himpunan dapat diartikan sebagai ukuran 
banyaknya elemen yang dikandung oleh himpunan tersebut. 
 Menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan 
entitas pada himpunan entitas yang lain. 
 Kardinalitas merujuk kepada hubungan maksimum yang terjadi dari 
himpunan entitas yang satu ke himpunan entitas yang lain dan begitu juga 
sebaliknya.
Konsep Kardinalitas 
 Bila elemen dari A equivalen dengan elemen dari B, yaitu A ~ B, maka 
dapat dikatakan bahwa A dan B mempunyai bilangan kardinal yang sama 
atau kardinalitasnya sama. Untuk menyatakan bilangan kardinal dari A 
bisa ditulis “# (A)”. Jadi # (A) = # (B) jika dan hanya jika A ~ B. 
 bila A < B, maka kita katakan A mempunyai kardinalitas lebih kecil dari B 
atau kardinalitas B lebih besar dari A, dengan kata lain : 
# (A) < # (B) bila dan hanya bila A < B dan, 
# (A) ≤ # (B) bila dan hanya bila A ≤ B dan sebaliknya
Contoh Pada himpunan relasi biner, pemetaan kardinalitas 
relasi dapat berupa salah satu dari pilihan berikut : 
 Relasi di atas menggambarkan bahwa untuk setiap entitas di himpunan entitas A 
berpasangan dengan maksimal 1 entitas di himpunan entitas B. 
 Asumsi kita akan membuat sebuah tugas yaitu menjadi pj_cuci_piring. 1 Orang di 
tugaskan untuk menjadi pj_cuci_piring di maksimal 1 hari. Begitupun juga jika di 
balik, pada 1 hari, maksimal 1 orang yang menjadi pj_cuci_piring.
 Relasi di atas menggambarkan bahwa untuk setiap entitas di himpunan 
entitas A berpasangan dengan banyak entitas di himpunan entitas B. 
 Asumsi yang berbeda di pakai ketika memandang relasi ini, 1 orang bisa 
memperoleh pj_cuci_piring untuk > 1 hari. Tetapi 1 hari hanya di pj-kan 
hanya untuk maksimal 1 orang.
 Relasi di atas menggambarkan bahwa untuk setiap entitas di himpunan 
entitas A berpasangan dengan maksimal 1 entitas di himpunan entitas B. 
 Asumsikan bahwa untuk 1 hari pj_cuci_piring boleh di berikan pada banyak 
orang, sedangkan 1 orang hanya di berikan tugas untuk menjadi 
pj_cuci_piring sebanyak maksimal 1 hari.
 Relasi di atas menggambarkan bahwa untuk setiap entitas di himpunan 
entitas A berpasangan dengan maksimal banyak entitas di himpunan entitas 
B. 
 Asumsikan bahwa dalam 1 hari pj_cuci_piring bisa di bebankan pada 
banyak orang dan 1 orang bisa di bebankan untuk menjadi pj_cuci_piring 
lebih dari 1 hari.
Bagian Kardinalitas 
 Kardinalitas adalah himpunan bilangan yang menunjukkan banyaknya 
Jumlah Anggota. Himpunan Kardinalitas terdiri dari : 
1. Himpunan Denumerabel dan Nondenumerable 
2. Himpunan Berhingga dan tak berhingga 
3. Himpunan Tercacah 
4. Himpunan Countable dan uncountable
Himpunan Denumerable 
 Jika sebuah himpunan ekivalen dengan himpunan N, yaitu himpunan 
bilangan asli, maka himpunan tersebut disebut denumerabel. Kardinalitas 
dari himpunan tersebut disebut sebagai kardinalitas a. 
 Suatu fungsi tertentu yang memperlihatkan denumerabilitas disebut suatu 
enumerasi. 
Contoh : 
 A = { Himpunan bilangan asli } 
 A = { 1,2,3,4,5,... }
Contoh Denumerable 
 Himpunan semua bilangan genap positif merupakan himpunan 
denumerabel, karena memiliki korespondensi satu-satu antara himpunan 
tersebut dengan himpunan bilangan asli, yang dinyatakan oleh 2n.
Himpunan Non-Denumerable 
 Himpunan yang tidak tercacah disebut himpunan non-denumerabel. 
Contoh dari himpunan ini adalah himpunan semua bilangan riil. 
 Himpunan Nondenumberable adalah jika sebuah himpunan ekuivalen 
dengan himpunan R yaitu himpunan bilangan riil. 
 Contoh : 
A = { Himpunan bilangan riil } 
A = { 1.01,1.001,1.0001,... }
Himpunan Berhingga (Finit) 
 Himpunan A berhingga apabila A memiliki anggota himpunan tertentu 
atau n(A) = a, a bilangan cacah. Dengan perkataan lain, himpunan 
berhingga adalah himpunan yang banyak anggotanya dapat dinyatakan 
dengan suatu bilangan cacah atau dapat dihitung anggota himpunannya 
 Contoh : 
a. A = karena n(A) = 0, 0 bilangan cacah. 
b. B = n(B) = 75, 75 bilangan cacah.
Contoh Finit 
 A = {Himpunan bilangan genap < 10 } => A = ( 2,4,6,8 } 
 B = {Himpunan bilangan ganjil < 10 } => B = { 1,3,5,7,9 } 
 Anggota dari himpunan tersebut berbatas < 10 sehingga jumlah 
anggotanya bisa di ketahui
Himpunan Tak Berhingga (infinit) 
 Himpunan jenis ini adalah himpunan yang anggotanya tidak berbatas atau 
dalam memasukan perintah dan jenis himpunan tidak diberi batas. 
 Contoh : 
 A = { Himpunan bilangan genap } 
 A = { 2,4,6,8,... } 
 B = { Himpunan bilangan ganjil } 
 B = { 1,3,5,7,9,... }
Himpunan Tercacah 
 Himpunan disebut tercacah jika himpunan tersebut adalah berhingga atau 
denumerabel. 
 Dengan kata lain, himpunan denumerable dan berhingga adalah 
himpunan tercacah juga karena bilangan yang digunakan adalah bilangan 
cacah dan dapat diketahui jumlah maks anggotanya
Himpunan Countable 
 Himpunan Countable jika himpunan itu merupakan himpunan finit atau 
denumberable. 
 Artinya Himpunan Countable ini dapat dihitung. 
 Contoh : 
 Dalam kehidupan sehari-hari : Beras , Rambut (memiliki unit ) 
 Dalam bilangan : semua bilangan yang berbatas atau diberikan batas
Himpunan Uncountable 
 Himpunan Uncountable hika himpunan itu merupakan infinit atau non-dumerable. 
 Contoh : 
 Dalam kehidupan sehari-hari : Air, Udara 
 Dalam bilangan : bilangan riil
Summary 
 Kardinalitas adalah maksimum anggota himpunan yang dapat berelasi 
dengan anggota dari himpunan lain. 
 Dalam kardinalitas, bilangan kardinalitas dinyatakan dengan #(A) atau n(A) 
 Dalam kardinalitas dikenal pula beberapa himpunan yang termasuk 
didalamnya seperti denumerable, berbatas, countable. 
 Semua himpunan dalam kardinalitas intinya sama, hanya saja tidak 
memiliki konsep dan ukuran himpunan yang berbeda.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBHyronimus Lado
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulatAcika Karunila
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoYadi Pura
 
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika MatematikaHimpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematikasiska sri asali
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.siKiki Ni
 
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatAbdul Rais P
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Arvina Frida Karela
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linierAcika Karunila
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksIpit Sabrina
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunanFajar Istiqomah
 

What's hot (20)

Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPB
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika MatematikaHimpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
 
Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)
 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.si
 
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan Bulat
 
Pembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematikaPembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematika
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
 
Keterbagian
KeterbagianKeterbagian
Keterbagian
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
 
Handout analisis real
Handout analisis realHandout analisis real
Handout analisis real
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
 

Similar to Kardinalitas dan Jenis Himpunan

Bilangan real dan rasional sementara cara menerangkannya
Bilangan real dan rasional sementara cara menerangkannyaBilangan real dan rasional sementara cara menerangkannya
Bilangan real dan rasional sementara cara menerangkannyaArif Winahyu
 
Bab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiBab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiMayawi Karim
 
Himpunan SMP kelas 7 baru.pptx
Himpunan SMP kelas 7 baru.pptxHimpunan SMP kelas 7 baru.pptx
Himpunan SMP kelas 7 baru.pptxOnadshop
 
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiMang Engkus
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1Febri Ana
 
Soal pilihan ganda kardinalitas
Soal pilihan ganda kardinalitasSoal pilihan ganda kardinalitas
Soal pilihan ganda kardinalitasAnderzend Awuy
 
Soal pilihan ganda kardinalitas
Soal pilihan ganda kardinalitasSoal pilihan ganda kardinalitas
Soal pilihan ganda kardinalitasAnderzend Awuy
 
Kalkulus 1 Himpunan
Kalkulus 1 HimpunanKalkulus 1 Himpunan
Kalkulus 1 HimpunanZia Akhsan
 
Himpunan dan sistem_bilangan_real
Himpunan dan sistem_bilangan_realHimpunan dan sistem_bilangan_real
Himpunan dan sistem_bilangan_realAchmad Syahyoudie
 
konsep dasar aljabar
konsep dasar aljabarkonsep dasar aljabar
konsep dasar aljabarRfebiola
 
Matematika diskret 2
Matematika diskret 2Matematika diskret 2
Matematika diskret 2maswahyu73
 
Mata Kuliah Konsep Dasar Matematika.pptx
Mata Kuliah Konsep Dasar Matematika.pptxMata Kuliah Konsep Dasar Matematika.pptx
Mata Kuliah Konsep Dasar Matematika.pptxAqidatulMunfariqoh1
 
Materi himpunan ok
Materi himpunan okMateri himpunan ok
Materi himpunan okMasfuahFuah
 

Similar to Kardinalitas dan Jenis Himpunan (20)

Efsi
EfsiEfsi
Efsi
 
Bilangan real dan rasional sementara cara menerangkannya
Bilangan real dan rasional sementara cara menerangkannyaBilangan real dan rasional sementara cara menerangkannya
Bilangan real dan rasional sementara cara menerangkannya
 
Bab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiBab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologi
 
Himpunan SMP kelas 7 baru.pptx
Himpunan SMP kelas 7 baru.pptxHimpunan SMP kelas 7 baru.pptx
Himpunan SMP kelas 7 baru.pptx
 
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
DOC-20220906-WA0038..pptx
DOC-20220906-WA0038..pptxDOC-20220906-WA0038..pptx
DOC-20220906-WA0038..pptx
 
Soal pilihan ganda kardinalitas
Soal pilihan ganda kardinalitasSoal pilihan ganda kardinalitas
Soal pilihan ganda kardinalitas
 
Soal pilihan ganda kardinalitas
Soal pilihan ganda kardinalitasSoal pilihan ganda kardinalitas
Soal pilihan ganda kardinalitas
 
Kalkulus 1 Himpunan
Kalkulus 1 HimpunanKalkulus 1 Himpunan
Kalkulus 1 Himpunan
 
Diskret IV Himpunan
Diskret IV HimpunanDiskret IV Himpunan
Diskret IV Himpunan
 
Himpunan dan sistem_bilangan_real
Himpunan dan sistem_bilangan_realHimpunan dan sistem_bilangan_real
Himpunan dan sistem_bilangan_real
 
Matdis-Himpunan
Matdis-HimpunanMatdis-Himpunan
Matdis-Himpunan
 
konsep dasar aljabar
konsep dasar aljabarkonsep dasar aljabar
konsep dasar aljabar
 
Matematika diskret 2
Matematika diskret 2Matematika diskret 2
Matematika diskret 2
 
MATERI PERTEMUAN 1.pdf
MATERI PERTEMUAN 1.pdfMATERI PERTEMUAN 1.pdf
MATERI PERTEMUAN 1.pdf
 
Mata Kuliah Konsep Dasar Matematika.pptx
Mata Kuliah Konsep Dasar Matematika.pptxMata Kuliah Konsep Dasar Matematika.pptx
Mata Kuliah Konsep Dasar Matematika.pptx
 
Materi himpunan ok
Materi himpunan okMateri himpunan ok
Materi himpunan ok
 

Recently uploaded

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

Kardinalitas dan Jenis Himpunan

  • 1. KARDINALITAS KELOMPOK M FAQIH DZULQARNAIN D05111005 YOVITA NURFARIANTI D05111003 USWAH HASANAH D05111008 SITI HADIANTI D05111018 WAGIMIN D05111034 SRI HARYANTI D05111048 U. MERIYANTI D05111020 ARI RIYADI D05111039
  • 2. Teori Himpunan  Sebelum memasuki materi kardinalitas, terlebih dahulu mengenal sedikit teori himpunan.  Dalam matematika, himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap sebagai satu kesatuan. Walaupun hal ini merupakan ide yang sederhana, tidak salah jika himpunan merupakan salah satu konsep penting dan mendasar dalam matematika modern, dan karenanya, studi mengenai struktur kemungkinan himpunan dan teori himpunan, sangatlah berguna.  Himpunan diperkenalkan oleh George Cantor (1845 – 1918), seorang ahli matematika Jerman. Ia menyatakan bahwa himpunan adalah kumpulan atas objek-objek. Objek tersebut dapat berupa benda abstrak maupun kongkret. Pada dasarnya benda-benda dalam suatu himpunan tidak harus mempunyai kesamaan sifat/karakter
  • 3. Apa yang dipelajari ? Apa yang akan kita pelajari dalam himpunan ? Berikut adalah materi dalam satu ilmu himpunan 1. Teori Himpunan 2. Relasi Himpunan 3. Kelas dalam Himpunan 4. Kardinalitas 5. Fungsi karakteristik
  • 4. Pengertian Kardinalitas  Kardinalitas dari sebuah himpunan dapat diartikan sebagai ukuran banyaknya elemen yang dikandung oleh himpunan tersebut.  Menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain.  Kardinalitas merujuk kepada hubungan maksimum yang terjadi dari himpunan entitas yang satu ke himpunan entitas yang lain dan begitu juga sebaliknya.
  • 5. Konsep Kardinalitas  Bila elemen dari A equivalen dengan elemen dari B, yaitu A ~ B, maka dapat dikatakan bahwa A dan B mempunyai bilangan kardinal yang sama atau kardinalitasnya sama. Untuk menyatakan bilangan kardinal dari A bisa ditulis “# (A)”. Jadi # (A) = # (B) jika dan hanya jika A ~ B.  bila A < B, maka kita katakan A mempunyai kardinalitas lebih kecil dari B atau kardinalitas B lebih besar dari A, dengan kata lain : # (A) < # (B) bila dan hanya bila A < B dan, # (A) ≤ # (B) bila dan hanya bila A ≤ B dan sebaliknya
  • 6. Contoh Pada himpunan relasi biner, pemetaan kardinalitas relasi dapat berupa salah satu dari pilihan berikut :  Relasi di atas menggambarkan bahwa untuk setiap entitas di himpunan entitas A berpasangan dengan maksimal 1 entitas di himpunan entitas B.  Asumsi kita akan membuat sebuah tugas yaitu menjadi pj_cuci_piring. 1 Orang di tugaskan untuk menjadi pj_cuci_piring di maksimal 1 hari. Begitupun juga jika di balik, pada 1 hari, maksimal 1 orang yang menjadi pj_cuci_piring.
  • 7.  Relasi di atas menggambarkan bahwa untuk setiap entitas di himpunan entitas A berpasangan dengan banyak entitas di himpunan entitas B.  Asumsi yang berbeda di pakai ketika memandang relasi ini, 1 orang bisa memperoleh pj_cuci_piring untuk > 1 hari. Tetapi 1 hari hanya di pj-kan hanya untuk maksimal 1 orang.
  • 8.  Relasi di atas menggambarkan bahwa untuk setiap entitas di himpunan entitas A berpasangan dengan maksimal 1 entitas di himpunan entitas B.  Asumsikan bahwa untuk 1 hari pj_cuci_piring boleh di berikan pada banyak orang, sedangkan 1 orang hanya di berikan tugas untuk menjadi pj_cuci_piring sebanyak maksimal 1 hari.
  • 9.  Relasi di atas menggambarkan bahwa untuk setiap entitas di himpunan entitas A berpasangan dengan maksimal banyak entitas di himpunan entitas B.  Asumsikan bahwa dalam 1 hari pj_cuci_piring bisa di bebankan pada banyak orang dan 1 orang bisa di bebankan untuk menjadi pj_cuci_piring lebih dari 1 hari.
  • 10. Bagian Kardinalitas  Kardinalitas adalah himpunan bilangan yang menunjukkan banyaknya Jumlah Anggota. Himpunan Kardinalitas terdiri dari : 1. Himpunan Denumerabel dan Nondenumerable 2. Himpunan Berhingga dan tak berhingga 3. Himpunan Tercacah 4. Himpunan Countable dan uncountable
  • 11. Himpunan Denumerable  Jika sebuah himpunan ekivalen dengan himpunan N, yaitu himpunan bilangan asli, maka himpunan tersebut disebut denumerabel. Kardinalitas dari himpunan tersebut disebut sebagai kardinalitas a.  Suatu fungsi tertentu yang memperlihatkan denumerabilitas disebut suatu enumerasi. Contoh :  A = { Himpunan bilangan asli }  A = { 1,2,3,4,5,... }
  • 12. Contoh Denumerable  Himpunan semua bilangan genap positif merupakan himpunan denumerabel, karena memiliki korespondensi satu-satu antara himpunan tersebut dengan himpunan bilangan asli, yang dinyatakan oleh 2n.
  • 13. Himpunan Non-Denumerable  Himpunan yang tidak tercacah disebut himpunan non-denumerabel. Contoh dari himpunan ini adalah himpunan semua bilangan riil.  Himpunan Nondenumberable adalah jika sebuah himpunan ekuivalen dengan himpunan R yaitu himpunan bilangan riil.  Contoh : A = { Himpunan bilangan riil } A = { 1.01,1.001,1.0001,... }
  • 14. Himpunan Berhingga (Finit)  Himpunan A berhingga apabila A memiliki anggota himpunan tertentu atau n(A) = a, a bilangan cacah. Dengan perkataan lain, himpunan berhingga adalah himpunan yang banyak anggotanya dapat dinyatakan dengan suatu bilangan cacah atau dapat dihitung anggota himpunannya  Contoh : a. A = karena n(A) = 0, 0 bilangan cacah. b. B = n(B) = 75, 75 bilangan cacah.
  • 15. Contoh Finit  A = {Himpunan bilangan genap < 10 } => A = ( 2,4,6,8 }  B = {Himpunan bilangan ganjil < 10 } => B = { 1,3,5,7,9 }  Anggota dari himpunan tersebut berbatas < 10 sehingga jumlah anggotanya bisa di ketahui
  • 16. Himpunan Tak Berhingga (infinit)  Himpunan jenis ini adalah himpunan yang anggotanya tidak berbatas atau dalam memasukan perintah dan jenis himpunan tidak diberi batas.  Contoh :  A = { Himpunan bilangan genap }  A = { 2,4,6,8,... }  B = { Himpunan bilangan ganjil }  B = { 1,3,5,7,9,... }
  • 17. Himpunan Tercacah  Himpunan disebut tercacah jika himpunan tersebut adalah berhingga atau denumerabel.  Dengan kata lain, himpunan denumerable dan berhingga adalah himpunan tercacah juga karena bilangan yang digunakan adalah bilangan cacah dan dapat diketahui jumlah maks anggotanya
  • 18. Himpunan Countable  Himpunan Countable jika himpunan itu merupakan himpunan finit atau denumberable.  Artinya Himpunan Countable ini dapat dihitung.  Contoh :  Dalam kehidupan sehari-hari : Beras , Rambut (memiliki unit )  Dalam bilangan : semua bilangan yang berbatas atau diberikan batas
  • 19. Himpunan Uncountable  Himpunan Uncountable hika himpunan itu merupakan infinit atau non-dumerable.  Contoh :  Dalam kehidupan sehari-hari : Air, Udara  Dalam bilangan : bilangan riil
  • 20. Summary  Kardinalitas adalah maksimum anggota himpunan yang dapat berelasi dengan anggota dari himpunan lain.  Dalam kardinalitas, bilangan kardinalitas dinyatakan dengan #(A) atau n(A)  Dalam kardinalitas dikenal pula beberapa himpunan yang termasuk didalamnya seperti denumerable, berbatas, countable.  Semua himpunan dalam kardinalitas intinya sama, hanya saja tidak memiliki konsep dan ukuran himpunan yang berbeda.