Dokumen tersebut membahas tentang sistem persamaan linier dan matriks, termasuk definisi, contoh, dan metode penyelesaian sistem persamaan linier seperti metode grafik, eliminasi, substitusi, dan gabungan."
1. EKA PANDU CYNTHIA, S.T., M.KOM.
ALJABAR LINIER
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2. Dasar Sistem Persamaan Linier dan Matriks
Sub Materi Yang Akan Dipelajari :
1. SPL memiliki : Tepat 1 Solusi Pemecahan, Banyak Solusi Pemecahan (Tak Terhingga), Tidak
memiliki solusi.
2. Penyelesaian SPL : Eliminasi, OBE (Eliminasi Gauss, Eliminasi Gauss-Jordan)
3. SPL Homogen
4. Matriks (Apa itu Matriks, Notasi Matriks, Jenis-Jenis Matriks, Operasi Matriks : Penjumlahan,
Pengurangan, Perkalian Matriks Dengan Skalar, Perkalian Matriks dengan Matriks, Hukum-hu
kum perkalian matriks, matriks trasnspose)
MATERI KE - 1
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
3. Aljabar adalah cabang matematika yang mempelajari struktur, hubungan dan kuantitas.
Untuk mempelajari hal-hal ini dalam aljabar digunakan simbol (biasanya berupa huruf) untuk merepre
sentasikan bilangan secara umum sebagai sarana penyederhanaan dan alat bantu memecahkan
masalah.
Contohnya, x mewakili bilangan yang diketahui dan y bilangan yang ingin diketahui.
PENDAHULUAN
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
5. SISTEM PERSAMAAN LINIER
Suatu persamaan linear yang mengandung n peubah x1, x2 ,…,xn dinyatakan dalam bentuk
a1x1 + a2x2 + … + anxn = b
dengan a1, a2, …, an , b adalah konstanta riil.
Dalam hal ini, peubah yang dimaksud BUKAN merupakan fungsi trigonometri, fungsi logaritma
ataupun fungsi exponensial.
BENTUK UMUM
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
6. CONTOH
x + y = 4 persamaan linear dengan 2 peubah
2x – 3y = 2z +1 persamaan linear dengan 3 peubah
2 log x + log y = 2 bukan persamaan linear
2ex = 2x + 3 bukan persamaan linear
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
7. SISTEM PERSAMAAN LINIER
Sistem persamaan linear adalah himpunan berhingga dari persamaan linear
Contoh :
x + y = 2 2x + 2y = 6
x – y + z = 4 x + y = 0
Tidak semua sistem persamaaan linear memiliki penyelesaian (solusi), sistem persamaan linear yang
memiliki penyelesaian memiliki dua kemungkinan yaitu penyelesaian tunggal dan penyelesaian banyak.
DEFENISI
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
8. SISTEM PERSAMAAN LINIER
1. Tidak Memiliki Penyelesaian (Tidak Konsisten)
2. Memiliki Penyelesaian :
a. Solusi Tunggal
b. Solusi Banyak
Sebuah pemecahan (solution) persamaan linier a1x1 + a1x2 +…..+ anxn = b
adalah sebuah urutan dari n bilangan s1, s2,….., sn
sehingga persamaan tersebut dipenuhi bila kita mensubstitusikan x1 = s1, x2 = s2,….., xn = sn,
Sehingga himpunan semua pemecahan persamaan tersebut dinamakan himpunan pemecahannya
(its solution).
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
9. Sebuah sistem yang tidak mempunyai pemecahan dikatakan tak konsistent (inconsistent).
Jika ada setidak-tidaknya satu pemecahan, maka sistem persamaan tersebut dikatakan konsisten.
Sebuah sistem sembarang yang terdiri dari m persamaan linier dengan n bilangan yang tidak diketahui akan
dituliskan sebagai :
𝑎11 𝑥1 + ⋯ + 𝑎1𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑏1
𝑎21 𝑥1 + ⋯ + 𝑎2𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑏2
⋮ ⋮ Jika ditulis kedalam matriks :
𝑎 𝑚𝑛 𝑥 𝑛 + ⋯ + 𝑎 𝑚𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑏 𝑛
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
a11 a12 … a1n b1
a21 a22 … a2n b2
. . . . .
. . . . .
. . . . .
am1 am2 … amn bn
10. SISTEM PERSAMAAN LINIER
1. Metode Grafik
2. Metode Eliminasi
3. Metode Subtitusi
4. Metode Gabungan (Eliminasi dan Subtitusi)
5. Metode Echelon Baris (OBE : Operasi Baris Elementer)
PENYELESAIAN
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
11. METODE GRAFIK
Yaitu dengan menggambarkan dua persamaan pada grafik kartesius, dan himpunan penyelesaiannya
dihasilkan dari titik potong dari kedua garis tersebut .
Yang perlu diperhatikan yaitu ketika menggambar titik sumbu kartesiusnya harus sama dan konsisten.
Contoh (1) :
Gambarkan grafik untuk persamaan linier 2x + y = 4.
Penyelesaian Contoh (1) :
Untuk menggambarkan grafik SPLDV (SPL Dua Variabel), gunakan paling sedikit dua titik seperti
pada tabel berikut.
PENYELESAIAN SPL
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
x 0 ?
y ? 0
12. Tentukan nilai y untuk x = 0.
2x + y = 4
⇔2( 0) + y = 4
⇔y = 4
Tentukan nilai x untuk y = 0.
2x + y = 4
⇔ 2x + 0 = 4
⇔ 2x = 4
⇔ x = 2
Tuliskan hasil yang diperoleh ke dalam tabel.
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
x 0 2
y 4 0
Ini berarti, titik yang diperoleh adalah :
A (0, 4) dan B (2, 0).
Gambarkan titik tersebut ke dalam diagram Cartesius,
kemudian hubungkan dengan sebuah garis lurus, sehi
ngga terbentuk gambar di bawah ini :
13. Contoh (2) :
Tentukan Penyelesaian SPL Berikut Menggunakan Metode Grafik (SPLDV)
2x + y = 6
2x + 4y = 12
Penyelesaian Contoh (2) :
Langkah ke-1 : Gambarkan Grafik Untuk Persamaan Linier ke-1
Tentukan nilai y untuk x = 0. Tentukan nilai x untuk y = 0.
2x + y = 6 2x + y = 6
⇔ 2(0) + y = 6 ⇔2x + 0 = 6
⇔ y = 6 ⇔2x = 6
⇔x = 3
Lalu masukkan ke dalam Tabel berikut :
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
14. Ini berarti, titik yang diperoleh adalah A
(0, 6) dan B (3, 0).
Gambarkan titik tersebut ke dalam
diagram Cartesius, kemudian hubung
kan dengan sebuah garis lurus,
sehingga terbentuk gambar di samping
ini.
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
x 0 3
y 6 0
15. Langkah ke-2 : Gambarkan Grafik Untuk Persamaan Linier ke-2
Tentukan nilai y untuk x = 0. Tuliskan hasil nya ke dalam tabel :
2x + 4y = 12
⇔ 0 + 4y = 12
⇔ 4y = 12
⇔ y = 3
Tentukan nilai x untuk y = 0.
2x + 4y = 12
⇔ 2x + 4.0 = 12
⇔ 2x = 12
⇔ x = 6
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
x 0 6
y 3 0
16. Ini berarti, titik yang diperoleh adalah C (0, 3) dan D (6, 0).
Gambarkan titik tersebut ke dalam diagram Cartesius, kemudian hubungkan dengan sebuah garis lurus,
sehingga terbentuk gambar di bawah ini.
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
17. Langkah 3: Tentukan perpotongan dua
grafik (garis) yang merupakan penyele
saian dari SPLDV.
Berdasarkan gambar di samping,
titik potong kedua grafik
adalah pada
koordinat (2,2).
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
18. METODE ELIMINASI
Digunakan dengan cara mengeliminasi (menghilangkan) salah satu variabelnya,
sehingga diperoleh sebuah persamaan dengan satu variabel.
Contoh Soal (3) :
Tentukan Himpunan Penyelesaian (HP) dari persamaan linear berikut dengan metode eliminasi!
2x + 3y = 1 pers.(1)
3x + y = 5 pers.(2)
PENYELESAIAN SPL
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
PENTING !!!
“Jika kita mengeliminasi (menghilangkan) variabel x maka yang akan
kita dapatkan nantinya adalah nilai dari variabel y.
dan sebaliknya, jika kita mengeliminasi variabel y maka yang akan
kita dapatkan nantinya adalah nilai dari variabel x “.
20. METODE SUBTITUSI
Metode substitusi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menentukan himpunan penyelesaia
n suatu sistem persamaan linear dua variabel dengan cara mengganti (mensubstitusi) salah satu varia
belnya.
Jika variabelnya x dan y, untuk menentukan variabel x kita harus mensubstitusi variabel y terlebih dahu
lu, atau sebaliknya, bila ingin mencari variabel y maka kita harus mengganti variabel x terlebih dahulu.
Contoh (4) :
Tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel berikut.
3x + y = 4 dan –x + 2y = 1 dengan menggunakan metode substitusi.
PENYELESAIAN SPL
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
21. Penyelesaian Contoh (4) :
Langkah ke-1 :
Kita harus mengubah terlebih dahulu salah satu persamaan tersebut menjadi persamaan yang ekuiva
len dengan persamaan sebelumnya.
Misal kita akan mengubah persamaan 3x + y = 4 menjadi ekuivalen, yakni y = 4 – 3x
Langkah ke-2 :
Subtitusikan persamaan ekuivalen dari persamaan pertama tadi ke persamaan kedua.
y = 4 – 3x disubtitusikan ke –x + 2y = 1
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
22. –x + 2y = 1
⇔ –x + 2(4 – 3x) = 1
⇔ –x + 8 – 6x = 1
⇔ –x – 6x = 1 – 8
⇔ –7x = –7
⇔ x = –7/–7
⇔ x = 1
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
Selanjutnya untuk memperoleh nilai y, substitusikan nilai x ke
persamaan y = 4 – 3x, sehingga diperoleh:
y = 4 – 3x
⇔ y = 4 – 3.1
⇔ y = 4 – 3
⇔ y = 1
Jadi, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
3x + y = 4 dan –x + 2y = 1 adalah {(1, 1)}.
23. METODE GABUNGAN
Merupakan suatu metode yang digunakan untuk menentukan himpunan penyelesaian suatu sistem
persamaan linear dua variabel dengan cara menggunakan dua metode sekaligus yakni metode
eliminasi dan metode substitusi.
Pertama menggunakan metode eliminasi untuk mencari salah satu nilai variabelnya, setelah nilai
variabel didapatkan maka nilai variabel tersebut disubstitusikan untuk mendapatkan variabel yang lain
nya.
Metode ini sangat cocok digunakan untuk mengerjakan soal tentang sistem persamaan linear dua
variabel, karena lebih sederhana.
PENYELESAIAN SPL
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
24. Contoh (5) :
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel x + y = 7 dan x – y = 3
dengan menggunakan metode gabungan, jika x, y merupakan anggota bilangan riil.
Penyelesaian Contoh (5) :
Langkah ke-1 : Eliminasi salah satu variabel
Pertama Anda harus mengeliminasi salah satu variabel, misalnya variabel x, maka:
x + y = 7
x – y = 3
--------------- –
0 + 2y = 4
y = 4/2
y = 2
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
25. Langkah ke-3 : Substitusi nilai variabel yang diperoleh.
Selanjutnya untuk memperoleh nilai x, substitusikan nilai y ke salah satu persamaan,
misalnya persamaan x + y = 7, sehingga diperoleh:
x + y = 7
⇔ x + (2) = 7
⇔ x = 5
Jadi, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan x + y = 7 dan x – y = 3 adalah {(5, 2)}.
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
26. METODE OBE (OPERASI BARIS ELEMENTER)
Untuk menentukan solusi dari SPL dilakukan dengan cara membentuk matrik yang diperluas/diperbesar
dari SPL dan melakukan Operasi Baris Elementer (OBE) pada matriks yang diperbesar tersebut.
OBE ini didapatkan dalam suatu tahapan dengan menerapkan ketiga tipe operasi berikut untuk menghi
langkan bilangan-bilangan tak diketahui secara sistematik.
1. Kalikan persamaan dengan konstanta yang tak sama dengan nol.
2. Pertukarkan dua persamaan tersebut.
3. Tambahkan kelipatan dari satu persamaan bagi yang lainnya.
PENYELESAIAN SPL
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
27. Karena baris (garis horisontal) dalam matriks yang diperbesar beresuaian dengan persamaan dalam
sistem yang diasosiasikan dengan baris tersebut, maka ketiga operasi ini bersesuaian dengan operasi
berikut pada baris matriks yang diperbesar.
1. Kalikanlah sebuah baris dengan sebuah konstanta yang taksama dengan nol.
2. Pertukarkanlah dua baris tersebut.
3. Tambahkanlah perkalian dari satu baris pada baris yang lainnya.
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
28. Sifat-sifat matriks yang berbentuk eselon baris (row-echelon form) dan eselon baris tereduksi (re
duced row-echelon form) :
1. Jika baris tidak terdiri seluruhnya dari nol, maka bilangan tak nol pertama dalam baris tersebut a
dalah satu (1) maka kita namakan ini satu (1) utama
2. Jika terdapat baris yang seluruhnya terdiri dari nol, maka semua baris seperti itu dikelompokkan
bersama-sama dibawah matriks.
3. Dalam sebarang dua baris yang berurutan yang seluruhnya tidak terdiri dari nol, maka 1 utama d
alam baris yang lebih rendah terdapat lebih jauh kekanan dari 1 utama dalam baris yang lebih ti
nggi.
4. Masing-masing kolom yang mengandung 1 utama mempunyai nol di tempat lain.
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
29. Dikatakan matriks berada dalam bentuk eselon baris jika memiliki sifat 1, 2, dan 3.
Prosedur untuk mereduksi menjadi eselon baris tereduksi disebut Eliminasi Gauss-Jordan.
Jika memiliki keempat sifat tersebut, maka matriks tersebut berada dalam bentuk eselon baris tered
uksi dan prosedurnya disebut Eliminasi Gauss.
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
30. Contoh matriks – matriks berikut memiliki bentuk eselon baris :
1 4 2
0 1 3
0 0 1
1 2 3
0 0 1
0 0 0
1 3 1
0 0 1
0 0 0
0
3
0
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
31. Contoh matrik – matrik berikut yang tidak memiliki bentuk eselon baris :
0 4 2
0 1 3
0 0 1
0 0 0
0 1 0
0 1
1 0
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
Jelaskan KENAPA ?
32. Matriks – matriks berikut memiliki bentuk eselon baris tereduksi.
1 0
0 1
1 0 0
0 1 0
0 0 1
3
2
1
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
1 0 0
0 1 0
0 0 1
4
1
3
1 0 0
0 1 0
0 0 1
7
3
4
33. Pengertian
Adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam matriks sehingga menjadi matriks yang lebih
sederhana (ditemukan oleh Carl Friedrich Gauss).
Caranya adalah dengan melakukan operasi baris sehingga matriks tersebut menjadi matriks yang
Eselon-baris.
Ini dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear dengan
menggunakan matriks, caranya dengan mengubah persamaan linear tersebut ke dalam matriks
teraugmentasi dan mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks Eselon-baris, lakukan substitusi
balik untuk mendapatkan nilai dari variabel-variabel tersebut.
ELIMINASI GAUSS
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
34. Ciri-ciri
1. Jika suatu baris tidak semua nol, maka bilangan pertama yang tidak nol adalah 1 (1 utama)
2. Baris nol terletak paling bawah
3. 1 utama baris berikutnya berada dikanan 1 utama baris diatasnya
4. Dibawah 1 utama harus nol
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
35. Contoh (6) :
Selesaikan Sistem Persamaan Berikut Menggunakan Eliminasi Gauss.
x + y + 2z = 9
2x + 4y – 3z = 1
3x + 6y – 5z = 0
Penyelesaian Contoh (6)
Langkah ke-1 : Buatlah ekuivalen persamaan-persamaan tersebut.
x + y + 2z = 9
2x + 4y – 3z = 1
3x + 6y – 5z = 0
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
36. Langkah ke-2 : Bentuk Matriks yang Diperbesar dari SPL tersebut.
Langkah ke-3 : Lakukan proses OBE sehingga menghasilkan / memenuhi seluruh persyaratan
menjadi matriks eselon baris (Slide 37-38)
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
37. Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
Jika Sudah Berbentuk Seperti ini, proses eliminasi
gauss sudah selesai
38. Langkah ke-4 : Ubah kembali matriks eselon baris yang dihasilkan tadi ke persamaan.
x + y + 2z = 9
y + (-7/2)z = (-17/2)
z = 3
Langkah ke-5 : Subtitusikan nilai z = 3 di atas ke persamaan agar memperoleh nilai x dan y.
y -
7
2
z = -
17
2
x + y + 2z = 9
⇔ y = -
17
2
+
7
2
z ⇔ x = (-y) - 2z + 9
⇔ y = -
17
2
+
7
2
(3) ⇔ x = -2 - 2(3) + 9
⇔ y = -
17
2
+
21
2
⇔ x = -2 - 6 + 9
⇔ y =
4
2
⇔ x = 1
⇔ y = 2
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
39. Kita memperoleh himpunan penyelesaian x,y,z = {(1,2,3)}
Langkah ke 5 : Lakukan pengujian untuk memastikan bahwa Himpunan Penyelesaian tadi adalah
benar, dengan mensubtituskan nilai x,y,z ke persamaan awal.
x + y + 2z = 9 1 + 2 + 2(3) = 9 √
2x + 4y – 3z = 1 2(1) + 4(2) - 3(3) = 1 √
3x + 6y – 5z = 0 3(1) + 6(2) - 5(3) = 0 √
Jadi, HP nya adalah = {(1,2,3)}
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
BENAR
BENAR
BENAR
40. Contoh (7) :
Selesaikan Sistem Persamaan Berikut Menggunakan Eliminasi Gauss-Jordan.
x + y + 2z = 9
2x + 4y – 3z = 1
3x + 6y – 5z = 0
Penyelesaian Contoh (7)
Langkah ke-1 : Lakukan proses eliminasi gauss sehingga menghasilkan matriks eselon baris (sama
dengan contoh sebelumnya (contoh 6).
Langkah ke-2 : Setelah diperoleh matriks eselon baris, kita harus membuat matriks tersebut menjadi
matriks eselon baris tereduksi.
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
41. Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
Ini Pekerjaan Kita Sekarang,
Ubah sisi ini agar bernilai NOL
Lakukan kembali
OBE
42. Langkah ke-3 : Ubah matriks eselon baris tereduksi yang telah dihasilkan ke SPL kembali.
x y z x = 1
y = 2
z = 3
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi
Sudah Menjadi Matriks
Eselon Baris Tereduksi
Maka diperoleh HP
= {(1,2,3)}
43. (Next : Matriks)
Eka Pandu Cynthia, S.T., M.Kom. | Teknik Informatika – Fakultas Sains dan Teknologi