Dokumen tersebut membahas hipotesis Lee yang menyatakan bahwa demokrasi berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi. Namun, beberapa sumber yang dirangkum dalam dokumen tersebut menyatakan bahwa hipotesis ini tidak didukung oleh bukti-bukti empiris. Demokrasi justru dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembentukan lembaga-lembaga demokratis dan tata kelola pemerintahan yang lebih baik.
1. DEMOKRASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
ANTI TESIS dari HIPOTESIS LEE
By :
FEBRIN DWI GLORIA TAMPUBOLON / NIM 187054014
HARRY PERDANA HARAHAP / NIM 187054013
ANDY ELKANA GINTING / NIM 187054012
FACHRUR RAZI JUNED / NIM 187054015
LIZA NOVIANI / NIM 187054016
NURLAINA / NIM 187054017
MAS INDRA PUTRA ALAMSYAH / NIM : 187054011
2. Lee Kuan Yew atau yang lebih populer LKY,
lahir pada tanggal 16 September 1923
Tamat dari Fitzwilliam College, Cambridge, dengan
gelar kehormatan bintang dua dalam bidang hukum,
Lee menjadi pengacara di daerah Kuil Tengah pada
tahun 1950.
Perdana Menteri pertama Singapura pada 5
Juni 1959 yang berkuasa selama tiga dekade.
Pada tahun 1954, Lee ikut mendirikan Partai
Aksi Rakyat (PAP)
3. Dengan kendaraan partai Lee dan
partainya memimpin Singapura delapan
kali berturut-turut hingga pada tahun
1990 Lee mundur dari kursi Perdana
Menteri digantikan oleh Goh Chok Tong.
Pada masa pemerintahannya, Lee
dikritik oleh banyak kalangan karena
dinilai terlalu mengontrol kebebasan
media dan sipil serta membelenggu
aksi kebebasan protes publik. Lee
menilai langkah-langkah pembatasan
tersebut bertujuan untuk menjaga
stabilitas politik demi kemajuan
ekonomi yang dikenal dengan
sebutan Hipotesis Lee.
4. Demokrasi mempunyai dampak buruk terhadap
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di
Asia, dan secara jelas ia menegaskan bahwa
kediktatoran merupakan suatu hal yang beneficial
(bermamfaat) bagi pertumbuhan ekonomi dalam
konteks Asia.
Namun pada kenyataannya, hipotesis Lee
mengalami pertentangan bahkan berdasarkan
analisis data panel pada lebih dari 20 negara di
Asia menyebutkan bahwa kediktatoran yang
dimaksud Lee tidak sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi di Asia. yang dimaksud
dengan kediktatoran Lee adalah kediktatoran
yang melakukan orientasi investasi ekonomi
lebih besar dibandingkan pertumbuhan nilai-
nilai demokrasi (Carl Henrik Knutsen, 2010).
5. kebebasan dan kontestasi politik,
pemerintahan yang demokratis
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang
lambat. Dengan model kepemimpinan
otoriter diyakini dapat menjawab
persoalan ekonomi serta sebagai solusi
dalam mempromosikan kebijakan ekonomi
dan sebagai upaya menghilangkan
pertikaian politik yang bisa menghambat
investasi.
6. Hipotesis ini menunjukkan bahwa kediktatoran
mempunyai relevansi dengan ekonomi adalah sangat
berlebihan dan bias. berikut beberapa alasannya yang
kami rangkum dari empat sumber jurnal sebagai
berikut:
7. Lee Kuan Yew mempopulerkan argumen bahwa ‘nilai-nilai
Asia’ yang berasal dari tradisi budaya Konfusianisme tidak
konsisten dengan perkembangan demokrasi di Asia Timur.
Namun modernisasi sosial di Asia Timur selama akhir abad
kedua puluh telah mengubah opini publik.
Demokrasi di Asia Timur tidak sesuai nilai-nilai di kawasan
tersebut.
Hubungan otoritas (lingkungan kerja dan keluarga) dan sikap
politik (demokrasi) menunjukkan bukti yang lemah.
1. Russell J. Dalton and Nhu-Ngoc T. Ong, Authority Orientations and
Democratic Attitudes: A Test of the ‘Asian Values’ Hypothesis, 2005,
Japanese Journal of Political Science.
8. Oleh karena itu, prospek untuk demokratisasi lebih lanjut di Asia
Timur mungkin tidak sesuai dengan orientasi keluarga atau tempat
kerja Konfusianisme.
Sikap demokratis menunjukkan tidak bertentangan dengan tradisi
budaya di wilayah tersebut. Pertumbuhan demokratisasi lebih cepat
dari pada pertumbuhan perubahan hubungan sosial atau tradisi
budaya yang cendrung lebih lambat.
Selama tidak ada pertentangan yang dirasakan antara politik dan
nilai-nilai nonpolitis, perkembangan demokrasi tidak akan
mempengaruhi pergeseran budaya.
9. 2. Michael. T. Rock, Has Democracy Slowed Growth in Asia?, 2009,
World Development Journal.
Negara-negara di Asia yang mengalami
perlambatan pertumbuhan ekonomi didominasi
oleh negara-negara yang menganut rezim otoriter
sejak tahun 1960.
Selain karena sistem otoriter, hal ini didorong oleh
prilaku korupsi yang dilakukan oleh elit-elit politik
baik di parlemen atau di level birokrasi
pemerintahan.
Selain itu masih ditemukannya sejumlah angkatan
bersenjata (tentara) aktif yang berkecimpung
dalam gelanggang politik praktis atau masuk dalam
struktur politik pemerintah.
10. Pejabat-pejabat memberi perlindungan kepada para pengusaha
sebagai hubungan timbal balik dari praktek-praktek pemerasan dan
suap.
Berbeda halnya yang terjadi di negara-negara yang tidak menganut
sistem otoriter diantaranya Korea Selatan, Jepang, pertumbuhan
perkapitanya tumbuh rata-rata di atas 5 persen per tahun.
Demokrasi dapat digunakan sebagai motor dalam membangun modal
manusia melalui pembentukkan lembaga-lembaga demokrasi dalam
upaya untuk merangsang pertumbuhan dan investasi .
Lembaga-lembaga yang dimaksud adalah lembaga yang diisi oleh
sumber daya manusia yang terlatih dalam hal penguasaan bidang
ekonomi yang tujuannya sebagai agen sosialisasi ekonomi melalui
distribusi informasi dan program-program kebijakan pemerintah.
11. Tujuan pembentukkan
lembaga-lembaga demokrasi
Unggul dalam mentransmisikan
informasi
Lebih efisien
Lebih baik dalam memecahkan
komitmen
Lebih baik dalam mengatasi
guncangan ekonomi negatif
Investasi jangka panjang pada
manusia lebih baik.
Lebih baik dalam melakukan
banyak hal yang dibutuhkan dan
reformasi kebijakan ekonomi
mendasar
12. Pembangun ekonomi memerlukan kemampuan kolektif bukan
individual
Pola pemerintahan yang mulai relatif bersih, transparan, akuntabel
dan jauh dari budaya korup.
Demokrasi akan mendapat tempat di masyarakat seiring laju dengan
peningkatan kualitas pelayan publik dan pertumbuhan ekonomi
bertahap yang signifikan. Tata kelola pemerintahan yang akuntabel
dan implementasi peraturan dan hukum yang konsisten serta adil akan
meningkatkan kredibilitas negara.
13. 3. Amartya Sen, Democracy as a Universal Value, 1999, Journal of
Democracy
• Demokrasi memiliki
kualitas lebih dari
sekadar memerintah
oleh mayoritas.
• Sebuah negara tidak
harus dianggap layak
untuk demokrasi;
melainkan harus
menjadi fit melalui
demokrasi.
Demokrasi
sebagai Nilai
Universal
14. • Beberapa orang berpendapat bahwa
demokrasi bukan nilai universal karena
tidak semua orang setuju bahwa
demokrasi itu berharga dan penting.
Namun, menurut Sen, persetujuan
penuh dan bulat oleh semua orang
tidak diperlukan untuk sesuatu yang
dianggap sebagai nilai universal.
Demokrasi
sebagai Nilai
Universal
15. Demokrasi dan
pembangunan
ekonomi
Dalam sejarah mengerikan dari
bencana kelaparan di dunia, tidak ada
kelaparan besar yang pernah terjadi di
negara demokrasi.
Studi empiris yang dilakukan oleh Robert
Barro dan Adam Przeworski, tidak
memberikan dukungan nyata untuk
mengklaim bahwa adanya konflik umum
antara hak-hak politik dengan kinerja
ekonomi.
Ide adalah kebutuhan termasuk
“kebutuhan ekonomi”, membutuhkan
diskusi publik dan pertukaran informasi,
pandangan, dan analisis. Artinya
demokrasi bersifat konstruktif
16. 4. Kim Dae Jung, Is Culture Destiny? The Myth of Asia's Anti-
Democratic Values, 2014, Council on Foreign Relations.
Asia telah membuat langkah besar ke arah
demokratisasi dan memiliki kondisi yang diperlukan
untuk mengembangkan demokrasi bahkan melampaui
tingkat Barat.
Demokrasi yang mempromosikan kebebasan,
kesejahteraan, dan keadilan dalam setiap negara dan di
antara bangsa-bangsa
Bagaimana kekuatan tradisional masyarakat Asia dapat
memberikan demokrasi yang lebih baikdari pada
mengkambing hitamkan budaya barat.
17. Demokrasi bisa mendorong kemandirian yang lebih besar saat
menghormati nilai-nilai budaya.
Langkah pertama untuk mewujudkan demokrasi melalui
pengakuan dan kepatuhan terhadap Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia negara-negara Asia harus mengambil peran dalam
mengimplementasikannya.
Asia seharusnya tidak kehilangan waktu dengan tegas membangun
demokrasi dan memperkuat hak asasi manusia.
Hambatan terbesar bukan warisan budayanya tetapi perlawanan
dari penguasa otoriter.
Asia memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada seluruh dunia;
warisan yang kaya dari filosofi yang berorientasi demokrasi dan
tradisi dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
evolusi demokrasi global.
18. Menurut bukunya "Politik Royal Ways, "raja adalah" Anak dari
Surga, "dan surga memberikan mandat kepada putranya untuk
memberikan pemerintahan yang baik, yaitu untuk memberikan
yang baik bagi rakyat.
Jika dia tidak memerintah dengan benar, rakyat memiliki hak untuk
bangkit dan menggulingkan pemerintahannya atas nama surga
Meng-tzu bahkan membenarkan tindakan bunuh diri, mengatakan
bahwa sekali seorang raja kehilangan mandat surga ia tidak lagi
layak menerima kesetiaan rakyatnya.
"Kehendak rakyat adalah kehendak surga "dan seseorang harus"
menghormati manusia sebagai surga "itu sendiri.
Filsuf Cina Meng-Tzu 372 – 289 BC