SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah Pendidikan Kewarganeraan
Warma Yanti
Lismaita
Winta Nofriani
Endang Lastri
Selfia
Mustafa Husain Hasibuan
Dosen pembimbing
Aris Irawan, S.H., M.H
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar dari berbagai neraga yang tergolong maju, setidaknya ada dua pelajaran
penting yang harus menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia, yaitu govermance dan Good
Education. Ketika semangat dan gelora demokrasi lahir di tahun 1998, ternyata dalam
berbagai bidang kehidupan kondisinya tidak lebih menggembirakan. Pemerintah bersama
rakyat harus bekerja keras dan cerdas untuk mencari solusi agar kita semua bisa segera
keluar dari krisis berkepanjangan ini. Dalam kaitannya dengan kelemahan yang melekat
sistem demokrasi masih diyakini oleh para pakar politik sebagai sistem terbaik dbanding
dengan sistem yang lain.
Sebuah negara yang memeiliki pemerintahan yang demokratis dan pendidikan
yang bagus berhak untuk optimis untuk tampil dalam pencaturan dan persaingan global.
Indonesia yang amat kaya dengan keragaman flora, fauna, budaya, da bahkan tradisi
agama kesemuanya itu akan menjadi sumber sangketa dan petaka kalau kita tidak bisa
menjaganya dan menyingkapnya dengan arif.
B. Rumusan Masalah
Adapun dalam makalah ini penulis akan membahas tentang :
1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi?
2. Bagaimana sejarah lahirnya demokrasi?
3. Bagamana sejarah demokrasi di Indonesia?
4. Apa pengertian HAM?
5. Bagaiman perkmebangan HAM di Eropa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian demokrasi
2. Untuk mengetahui sejarah demokrasi
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia
4. Untuk mengetahui pengertian HAM
BAB II
DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)
A. Demokrasi
1. Pengertian Demokrasi
Secara etimologi demokrsi terdiri atas dua kata Yunani, yaitu demos, yang
berarti rakyat atau penduduk suatu tempat, dan creatain atau cratos, yang berarti
kekuasaan atau kedudukan. Jadi demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari,
oleh, dan untuk rakyat.
Menurut Joseph A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan
institusional untuk mencapai keputusan politik dimana individu-individu memperoleh
kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetetif atas suara rakyat. Serta
Philippe C. Schmitter mengatakan, demokrasi sebagai sutu sistem pemerintahan
dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak
langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari
rakyat dewasa. Sedangkan Hendry B. Mayo menyatakan, demokrasi adalah sistem
politik merupakan suatu sistem yang menunjukan bahwa kebijakan umum dtentukan
atas dasar mayortas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalaam
pemilihan-pemilihan berkala yang didasaarkan atas prinsip kesamaan politik dan
diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.
Dari beberapa pendapat dia atas, dapat disimpulakan bahwa hakikat demokrasi
adalah peran utama rakyat dalam proses sosial dan politik. Dengan kata lain,
pemerintah demokratis adalah pemerintahan ditangan rakyat yang mengandung
pengertian, pemerintahan dari rakyat, pemerintahan oleh rakyat, dan pemerintahan
ntuk rakyat. Ketiga faktor ini merupakan tolak ukur umum dari suatu pemerintahan
yang demokratis.
2. Sejarah Lahirnya Demokrasi
Kosep demokratis lahir dari tradisi pemikiran Yunani tentang hubungan negra
dan hukum, yang dipraktikan antara abad ke-6 SM- sampai abad ke 4 M. Demokrasi
yang dipraktikan pada saat itu berbentuk deokrasi langsung, yaitu hak rakyat untuk
membuat keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara
berdasarkan prosedr mayoritas.
Demikrasi Yunani berakir pada Abad Pertengahan. Pada masa ini kehidupan
bermasyarakat Yunani berubah menjadi masyarakat feodal yang ditandai kehidupan
keagamaaan terpusat pada Paus dan pejabat agama kehidupan politik yang diwarnai
dengan perebutan kekuasaan dikalangan bangsa bangsawan.
Demokrasi tumbul kembali di Eropa menjelang akir Abad pertengahan,
ditandai dengan lahirnya Magna Charta di Inggris. Magna Charta adalah suatu
piagam yang memuat perjanjian antara kaum bangsawan dan Raja John Ingris. Dalam
Magna Charta raja mngakui dan menjamin beberapa hak dan hak khusus
bawahannya. Terdapat dua hal yang sangat mendasar pada piagam ini, pertama,
adanya pembatasan kekuasaan raja; kedua, HAM lebih penting dari kedaulatan raja.
Momentum lainnya yang menandai kemunculan kembali demokrasi di Barat
adalah garakan pencerahan (renaissance) dan reformsi. Sebahagian ahli, salah satunya
sejarawan Philip K. Hitti, menyatakan bahwa gerakan pencerahan di Barat merupakan
buah dari kontak Barat dengan dunis Islam yang ketika itu sedang pada puncak
kejayaan peradapan dan ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, rasionalitas Islam
memiliki sumbangsih tidak sedikit terhadap kemunculan kembali tradisi berdemokrasi
di Yunani.
Gerakan reformasi merupakan gerakan kritis revolusi agama di Eropa pada
abad ke-16 M. Tujuan dari gerakan ini merupakan gerakan kritis terhadap kebekuan
dokrit gereja. Gerakan ini dimotori oleh Martin Luther King yang menyerukan
kebebasan berpikir dan bertindak. Gerakan kritis terhadap kemujudan gereja dan
monarki absolut tertumpu pada rasionalitas yang berdasar pada hukum alam dan
kontak sosial.
Lahirnya isltilah sosial antara yang berkuasa dan yang dikuasai tidak lepas
dari dua filusuf Eropa, John Locke (Inggris) dan Montesquieu (Prancis). Menurut
Jhon Locke (1632-1704), hak-hak politik rakyat mencakup hak atas hidup, kebebasan
dan hak kepemilikan, sedangkan menurut Montequieu (1689-1744), sistem pokok
yang dapat menjamin hak-hak politik tersebut adalah melalui prinsip Trias Politica.
Trias politica adalah suatu sistem pemisahan kekuasaan dalam negara menjadi tiga
mebntuk kekuasaan; legistalif, eksekutif dan yudikatif.
Gagasan demokrasi dari kedua filsuf Eropa ini pada akirnya berpengaruh pada
kelahiran konsep konstitusi demokrasi barat.
3. Demokrasi di Indonesia
a. Periode 1945-
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan demokrasi parlementer, mulai
berlaku sebulan sesudah kemerdekan diproklamirkan. Namun demikian, model ini
dianggap kurang cocok untuk Indonesia. Untuk mempraktikan demokrasi model
barat ini telah memberi peluang sangat besar kepada partai-partai politik untuk
mendomisili kehidupan sosial politik.
Ketiadaan budaya demokrasi yang sesuai dengan siistem demoktasi
parlementer ini akhirnya melahirkan fragmentasi politik berdasarkan afiliasi
kesukuan dan agama. Akhibatnya, pemeritah yang berbasis pada koalisi politik
pada masa ini jarang dapat bertahan lama.
Faktor-faktor disintegrasi di atas, ditambah dengan kegagalan partai-partai
dalam Majelis Konstituante untuk mencapai konsensus menganai dasar negara
untuk undang-undang dasar baru, mendorong Presiden Soekarno untuk
mengeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959, yang menegaskan
berlakunya kembali UUD 1945. Dengan demikian, masa demokrasi berdasarkan
sistem parlementer berakhir, diantikan oleh Demokrsi Terpimpin.
b. Perode 1959-
Demokras terpimpin adalah dominasi politik presiden dan berkembangnya
partai komunis dan peranan (ABRI) dalam panggung politik nasional. Disebabkan
oleh lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sebagai usaha untuk keluar dari
kebuntuan politik melalui kepemimpinan personal yang kuat.
Dalam pandangan sejarawan Ahamad syafi’i Ma’arif, Demokrasi
Terpimpin sebenarnya ingin menepatkan Presiden Soekarno ibarat seorang ayah
dalam sebuah keluarga besar yang bernama Indonesia dengan kekuasaan terpusat
berada di tanganya1
. Dengan demikian kekeliruan yang sangat besar dalam
Demokrasi Terpimpin model Presiden Soekarno adalah pengingkaran terhadap
nilai-nilai demokrasi, yakni lahirnya absolutisme dan terpusatnya kekuasaan pada
diri pemimpin, dan pada saat yang sama hilangnya kontrol sosial an check and
balance dari legislatif terhadap eksekutif.
c. Periode 1965-
1
Abdul Rozak, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan,(Jakarta:Kencana Prenada Media Groub, 2008) hal.45
Periode ini merupakan masa pemerintah Presiden Soeharto dengan nama
Orde Baru. Orde baru, sebagaimana dinyatakan oleh pendukungnya, adalah upaya
untuk meluruskan kembali terhadap penyelewangan Undang-undang dasar 1945
yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin
Demokrasi pancasila secara garis besar menawarkan tiga komponen
demokrasi. Pertama, demokrasi dalam bidang politik pada hakikatnya adalah
menegakan kembali asas-asas negara hukum dan kepastian hukum. Kedua,
demokrasi dalam bidang ekonomi pada hakikatnya adalah keidupan yang layak
bagi setiap warga negara. Ketiga, demokrasi dalam bidang hukum pada akikatnya
bahwa pengakuan dan perlindungan HAM, peradilan yang bebas yang tidak
memihak.
Hal yang sangat disayangkan adalah, alih-alih pelaksanaan ajaran
Pancasila secara murni dan konsekuen, Demokrasi Pancasila yang dikampanyekan
oleh Orde Baru sebatas retorika politik belaka. Dalam praktik kenegaraan dan
pemenrintahannya, penguasa Orde Baru bertindak jauh dari prinsip-prinsip
demokrasi. Seperti dikatakan oleh M.Rusdi Karim, ketidakharmonisan penguasa
Orde Baru dtandai oleh;
1) Dominannya peranan militer (ABRI)
2) Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik
3) Pengibirian peran dan fungsi partai politik
4) Campur tangan pemerintah dalam berbagai urusan partai politik dan publik
5) Politik masa mengambang
6) Monolitisasi ideologi negara
7) Inkorporasi lembaga nonpemerintah
d. Era Reformasi
Pengalaman pahit yang menimpa Pancasila, yang pada dasarnya sangat
terbuka, inklusif, dan penuh nuansa HAM, berdampak pada kalangan tokoh
reformasi untuk menambahkan atribut tertentu pada kata demokrsi. Wacana
demokrasi pada masa Era Reformasierat kaitannya dengan pemberdayaan
masyarakat madani (civil society) dan penegakan HAM secara bersungguh-
sungguh.
B. Hak Asasi Manusia (HAM)
1. Pengertian HAM
Menurut Teaching Human Rights yang diterbitkan oleh PBB, hak asasi
manusisa (HAM) adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya
manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. Menurt John Locke hak asasi manusia
adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai
sesuatu yang bersifat kodrati. Karena sifatnya demikian, maka tidak ada kekuasaan
apapun di dunia yang dapat mencabut hak asasi manusia.
Sedangkan menurut UU No. 39 tahun 1999, hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
2. Perkembangan HAM di Eropa
a. Sebelum Deklarasi Universal HAM 1948
Wacana awal HAM di Eropa dimulai dengan lahirnya Magna Charta yang
membatasi kekuasaan absolute para penguasa atau raja-raja. Sejak lahirnya Magna
Charta pada tahun 1512, raja yang melanggar atran kekuasaan harus diadili dan
mempertanggungjawabkan kebijakan pemehrintahannya dihadapan para
parlemen.
Empat abad kemudian, tepatnya pada 1689, lahir Undang-Undang HAM di
Inggris. Pada masa itu pula muncul istlah Equality before the law, kesetaraan
manusia di muka hukum. Pandangan ini mendorong timbulnya wacana negara
hukum dan negara demokrasi pada kurun waktu selanjutnya. Menurut Bill of
rights, asas perasan manusia di muka hukum harus diwujudkan betapapun berat
rintangan yang dihadapi, karena tanpa hak kesamaan maka hak kebebasan
mustahil dapat terwujud.
Teori kontrak sosial adalah teori yang menyatakan bahwa hubungan antara
penguasa (raja) dan rakyat didasari oleh sebuah kontrak yang ketentuan-
ketentannya mengikat kedua belah pihak. Menurut kontrak sosial,penguasa diberi
kekuasaan oleh rakyat untuk menyelenggarakan ketertiban dan menciptakan
keamanan agar hak alamiah manusia terjamin dan terlaksana secara aman.
Teori hukum kodrati adalah teori yang menyatakan bahwa di dalam
masyarakat manusia ada hak-hak dasar manusia yang tidak dapat dianggar oleh
negara dan tidak diserahkan kepada negara.
Pada tahun 1789, lahir deglarasi Prancis, yang memuat aturan-aturan yang
menjamin HAM dalam proses hukum, seperti laranang penangkapan dan
penahanan seseorang secara sewenang-wenang tanpa alasan yang sah. Prinsip
presumption of innocent adaah bahwa orang-orang yang ditangkap dianggap tidak
bersalah sampai ada keputusan pengadilan yang mengelurkan hukum tetap yang
menyatakan ia bersalah.
Perkembangan HAM selanjutnya ditanda oleh munculnya wacana empat
hak kekebasan manusia (the four freedoms) di Amerika Serikat pada 6 Januari
1941, yang diproklamirkan oleh presiden Theodore Roosevelt. Keempat hak itu
adalah hak kebebasan mememeluk agama yang dipeluknya, hak kebebasan
berbicara dan mengeluarkan pendapat, hak bebas dari kemiskinan, dan hak bebas
dari rasa takut.
Tahun 1944 dalam konfrensi Buruh Internasional di Philadephia, Amerika
Serikat, dihasilkan sebuah deglarasi HAM. Deglarasi ini memuat pentingnya
menciptakan perdamaian dunia berdasarkan keadilan sosial dan perlindungan
seluruh manusia apapun ras, kepercayaan, dan jenis kelaminnya. Deglarasi ini
juga memuat prinsip HAM yang menyerukan jaminan setiap orang untuk
mengejar pemenuhan material dan spiritual secara bebas dan bermartabat.
b. Pasca Deklarsi Universal HAM 1948
Generasi pertama. Menurut generasi ini pengertian HAM hanya terpusat
pada bidang hukum dan politik. Dampak Perang Dunia II sangat mewarnai
pemikiran generasi ini, dimana totaliterisme dan munculnya keinginan negara-
negara yang baru merdeka untuk menciptakan tertib hukum yang baru sangat kuat.
Seperangkat hukum yang disepakati sangat sarat dengan hak-hak yuridis, seperti
hak untuk hidup, hak untuk tidak menjadi budak, dan hak untuk tidak disiksa.
Generasi kedua. Pada era ini pemikiran HAM tidak saja menuntut hak
yuridis seperti yang dikampanyekan generasi pertama, tetapi juga menyerukan
hak-hak sosial, ekonomi, politik, dan budaya.
Generasi ketiga. Generasi ini menyerukan wacana kesatuan HAM antara
hak ekonomi, sosial budaya, politik, dan hukum dalam satu bagian internal yang
dikenal dengan istilah hak-hak melaksanakan pembangunan (the rights of
development), sebagaimana dinyatakan oleh Komisi keadilan Internasonal
(international commition of justice).
Generasi keempat.di era ini ditandai oleh lahirnya pemikiran kritis HAM.
Pemikiran ini dipelopori oleh negara-negara di kawasan Asia yang pada tahun
1983 melahirkan deglarasi HAM yang terkenal dengan Declaration of te Basic
Duties of Asia People and Goverment. Tidak hanya masalah hak asasi, Deglarasi
HAM Asia ini juga berbicara tentang masalah kewajiban asasi yang dilakukan
oleh setiap negara. Secara positif deklarasi ini mengukuhkan keharusan imperatif
setiap negara untuk memenuhi hak asasi rakyatnya.
3. Perkembangan HAM di Indonesia
a. Periode sebelum kemerdekaan
Pemikiran HAM dalam periode sebelum kemerdekaan dapat dijumpai
dalam sejarah kemunculan organisasi pergerakan nasional, seperti Boedi Oetomo
(1908), Serikat Islam (1911), Indische Partij (1912), Partai komunis Indonesia
(1920), Prhimpunan Indonesia (1925), dan Partai Nasional Indonesia (1927).
Lahirnya organisasi pergerakan nasional ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah
pelanggaran HAM yang dilakukan oleh penguasa kolonial, penjajahan, dan
pemerasan hak-hak masyarakat terjajah.
b. Periode setelah merdeka
1) Perode 1945-
Pemikiran HAM pada periode awal pasca kemerdekaan masih
menekankan pada wacana hak untuk merdeka, hak kebebasan untuk berserikat
melalui organisasi politik yang didirikan, serta hak kebebasan menyampaikan
pendapat terutama di parlemen.
2) Periode 1950-
Periode ini disebut dengan masa demokrasi parlementer. Sejarah pemikiran
HAM pada masa ini dicatat sebagai masa yang sangat kondusif bagi sejarah
perjalanan HAM di Idonesia. Menurut Bagir Manan, masa gemilang sejarah
HAM Indonesia pada masa ini tercermin pada 5 indikator HAM :
a) Munculnya partai-partai politik dengan beragam ideologi
b) Adanya kekebasan pers
c) Pelaksanaan pemilihan umum
d) Perdebatan HAM secara bebas dan demokratis
e) Kontrol parlemen atas eksekutif
3) Periode 1959-
Pada masa ini hak-hak asasi warga negara dipasung oleh model pemerintahan
yang sangat indivudual.
4) Periode 1966-
Komitmen Orde Baru terhadap pelaksanaan HAM secara murni dan
konsekuen masih jauh dari harapan msyarakat. Masa ini masih sarat dengan
pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat negara atas warga negara.
Akumulasi pelanggaran HAM pada periode ini tercermin dengan tuntutan
mundur Presiden Soeharto dari kursi kepresidenan yang disuarakan oleh
mahasiswa dan kelompok reformasi pada tahn 1998.
5) Periode reformasi
Pada periode ini HAM menjadi tujuan utama. Komitmen pemerintah terhadap
penegakan HAM ditunjukan dengan pengesahan Undang-undang tentang
HAM, pembukaan Kantor Menteri Negara Urusan HAM yang kemudian
digabung dengan Depertemen Hukum dan Perundang-undangan.
4. HAM dan Islam
Islam adalah agama yang universal yang mengajarkan keadilan bagi semua
manusia tanpa pandang bulu. Dalam Islam, sebagaimana dinyatakan oleh Abu A’la
Al-Maududi, HAM adalah hak kodrati yang dinugrahi Allah SWT kepada setiap
manusia dan tidak dapat dicabut atau dikurangi oleh kekuasaan yang bersifat
permanen dan kekal.
Menurut kalangan ulama Islam, terdapat dua konsep tentang hak dalam Islam,
hak manusia (haq al insan) dan hak Allah. Satu dan yang lainnya saling terkait dan
saling melandasi. Hak Allah melandasi hak manusia demikian juga sebaliknya,
sehingga dalam praktiknya tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang
lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demokrasi adalah sebuah sistem sosial politik yang paling baik dari sekian
banyak sistem yang ada dewasa ini. Pengertian umum demokrasi adalah suatu model
pemerintaan atau sistem sosial yang tertumpu pada kepentingan rakyat dari, oleh dan
untuk rakyat.
Prinsip-prinsip ini merupakan tiga faktor yang menjadi tolak ukur umum dari
suatu pemerintahan yang demokratis, yaitu pemerintaan dari rakyat, pemerintah oleh
rakyat, dan pemerintahan untuk rakyat.
Hak asasi manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-
Nya yang wajib dihormati, dijinjung tinggi, dan dilingdungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia.
Islam adalah agama yang sangat peduli dengan penegakan HAM yang berjalan
dengan keadilan gender, kebebsan beragama, dan lingkungan hidup.
B. Saran
Sebagai warga negara yang baik hendaknya kita memahami hakikat demokrasi
dan HAM, agar kehidupan bernegara kita dapat berjalan dengan lancar.

More Related Content

What's hot

Teori demokrasi
Teori demokrasiTeori demokrasi
Teori demokrasiMeehawk
 
Sejarah demokrasi di indonesia
Sejarah demokrasi di indonesiaSejarah demokrasi di indonesia
Sejarah demokrasi di indonesia_aima
 
BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...
BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...
BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...Eny Ardhika Putri
 
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasiDemokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasiAriz Frends
 
Sejarah demokrasi di indonesia - tugas pkn
Sejarah demokrasi di indonesia - tugas pknSejarah demokrasi di indonesia - tugas pkn
Sejarah demokrasi di indonesia - tugas pkn_aima
 
Pelaksanaan demokrasi di indonesia
Pelaksanaan demokrasi di indonesiaPelaksanaan demokrasi di indonesia
Pelaksanaan demokrasi di indonesiaIntan Oktavia
 
Ppt pp kn demokrasi indonesia
Ppt pp kn demokrasi indonesiaPpt pp kn demokrasi indonesia
Ppt pp kn demokrasi indonesiayuhanaenggar
 
Demokrasi sistem gagal
Demokrasi  sistem gagalDemokrasi  sistem gagal
Demokrasi sistem gagalRizky Faisal
 

What's hot (19)

Teori demokrasi
Teori demokrasiTeori demokrasi
Teori demokrasi
 
Sejarah demokrasi di indonesia
Sejarah demokrasi di indonesiaSejarah demokrasi di indonesia
Sejarah demokrasi di indonesia
 
BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...
BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...
BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKA...
 
Makalah tentang demokrasi
Makalah tentang demokrasiMakalah tentang demokrasi
Makalah tentang demokrasi
 
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasiDemokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
Makalah demokrasi
Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasi
 
Makalah demokrasi
Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasi
 
Makalah demokrasi pancasila
Makalah demokrasi pancasilaMakalah demokrasi pancasila
Makalah demokrasi pancasila
 
Sejarah demokrasi di indonesia - tugas pkn
Sejarah demokrasi di indonesia - tugas pknSejarah demokrasi di indonesia - tugas pkn
Sejarah demokrasi di indonesia - tugas pkn
 
Demokrasi kelompok 9
Demokrasi kelompok 9Demokrasi kelompok 9
Demokrasi kelompok 9
 
Pelaksanaan demokrasi di indonesia
Pelaksanaan demokrasi di indonesiaPelaksanaan demokrasi di indonesia
Pelaksanaan demokrasi di indonesia
 
Makalah demokrasi
Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasi
 
Ppt pp kn demokrasi indonesia
Ppt pp kn demokrasi indonesiaPpt pp kn demokrasi indonesia
Ppt pp kn demokrasi indonesia
 
Makalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaMakalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesia
 
Demokrasi sistem gagal
Demokrasi  sistem gagalDemokrasi  sistem gagal
Demokrasi sistem gagal
 
Makalalah demokrasi pancasila
Makalalah  demokrasi pancasilaMakalalah  demokrasi pancasila
Makalalah demokrasi pancasila
 
Demokrasi dan HAM
Demokrasi dan HAMDemokrasi dan HAM
Demokrasi dan HAM
 
Demokrasi di indonesia
Demokrasi di indonesiaDemokrasi di indonesia
Demokrasi di indonesia
 

Similar to Numpang ta

Similar to Numpang ta (20)

Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
DEMOKRASI.ppt
DEMOKRASI.pptDEMOKRASI.ppt
DEMOKRASI.ppt
 
Perkembangan Konsep Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Perkembangan Konsep Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di IndonesiaPerkembangan Konsep Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Perkembangan Konsep Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di Indonesia
 
Pai demokrasi dlm islam
Pai demokrasi dlm islamPai demokrasi dlm islam
Pai demokrasi dlm islam
 
pkn.pptx
pkn.pptxpkn.pptx
pkn.pptx
 
KULIAH 14.ppt
KULIAH 14.pptKULIAH 14.ppt
KULIAH 14.ppt
 
Pknnew
PknnewPknnew
Pknnew
 
PPT Demokrasi Gilang era reformasi di indonesia.pptx
PPT Demokrasi Gilang era reformasi di indonesia.pptxPPT Demokrasi Gilang era reformasi di indonesia.pptx
PPT Demokrasi Gilang era reformasi di indonesia.pptx
 
Kwn bab 4
Kwn bab 4Kwn bab 4
Kwn bab 4
 
Konsep Dasar Demokrasi.pptx
Konsep Dasar Demokrasi.pptxKonsep Dasar Demokrasi.pptx
Konsep Dasar Demokrasi.pptx
 
PPT Kelompok 7 Kewarganegaraan.pptx
PPT Kelompok 7 Kewarganegaraan.pptxPPT Kelompok 7 Kewarganegaraan.pptx
PPT Kelompok 7 Kewarganegaraan.pptx
 
sistem dan dinamika demokrasi pancasila kelas xi
sistem dan dinamika demokrasi pancasila kelas xisistem dan dinamika demokrasi pancasila kelas xi
sistem dan dinamika demokrasi pancasila kelas xi
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
Demokrasi indonesia
Demokrasi indonesiaDemokrasi indonesia
Demokrasi indonesia
 
Bab 2 kelas xi
Bab 2 kelas xiBab 2 kelas xi
Bab 2 kelas xi
 
KELAS XI BAB 2.pptx
KELAS XI BAB 2.pptxKELAS XI BAB 2.pptx
KELAS XI BAB 2.pptx
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
Demokrasi dan Implementasi
Demokrasi dan ImplementasiDemokrasi dan Implementasi
Demokrasi dan Implementasi
 
Makalah demokrasi pancasila
Makalah demokrasi pancasilaMakalah demokrasi pancasila
Makalah demokrasi pancasila
 
kewarganegaraan ol 9 Demokrasi - 27 juni 22.pptx
kewarganegaraan ol 9 Demokrasi - 27 juni 22.pptxkewarganegaraan ol 9 Demokrasi - 27 juni 22.pptx
kewarganegaraan ol 9 Demokrasi - 27 juni 22.pptx
 

More from 33335

Evaluasi pendidikan islam
Evaluasi pendidikan islamEvaluasi pendidikan islam
Evaluasi pendidikan islam33335
 
Tugas talabek
Tugas talabekTugas talabek
Tugas talabek33335
 
Tgas kel..
Tgas kel..Tgas kel..
Tgas kel..33335
 
Soal
SoalSoal
Soal33335
 
Sejarah mtk
Sejarah mtkSejarah mtk
Sejarah mtk33335
 
Sejarah
SejarahSejarah
Sejarah33335
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi33335
 
Pertemuan12
Pertemuan12Pertemuan12
Pertemuan1233335
 
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajarPengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar33335
 
Pemodelan endang n dermi
Pemodelan endang n dermiPemodelan endang n dermi
Pemodelan endang n dermi33335
 
konjungsi
konjungsikonjungsi
konjungsi33335
 
Lat if string dan absolut
Lat if string dan absolutLat if string dan absolut
Lat if string dan absolut33335
 
Ktsp terdiri atas dua dokumen
Ktsp terdiri atas dua dokumenKtsp terdiri atas dua dokumen
Ktsp terdiri atas dua dokumen33335
 
Himpunan metstat
Himpunan metstatHimpunan metstat
Himpunan metstat33335
 
Evaluasi pendidikan
Evaluasi pendidikanEvaluasi pendidikan
Evaluasi pendidikan33335
 
Evaluasi pendidikan islam
Evaluasi pendidikan islamEvaluasi pendidikan islam
Evaluasi pendidikan islam33335
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii33335
 

More from 33335 (20)

Evaluasi pendidikan islam
Evaluasi pendidikan islamEvaluasi pendidikan islam
Evaluasi pendidikan islam
 
Tugas talabek
Tugas talabekTugas talabek
Tugas talabek
 
Tgas kel..
Tgas kel..Tgas kel..
Tgas kel..
 
Ss
SsSs
Ss
 
Soal
SoalSoal
Soal
 
Sejarah mtk
Sejarah mtkSejarah mtk
Sejarah mtk
 
Sejarah
SejarahSejarah
Sejarah
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
Por
PorPor
Por
 
Pertemuan12
Pertemuan12Pertemuan12
Pertemuan12
 
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajarPengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar
 
Pemodelan endang n dermi
Pemodelan endang n dermiPemodelan endang n dermi
Pemodelan endang n dermi
 
Pai
PaiPai
Pai
 
konjungsi
konjungsikonjungsi
konjungsi
 
Lat if string dan absolut
Lat if string dan absolutLat if string dan absolut
Lat if string dan absolut
 
Ktsp terdiri atas dua dokumen
Ktsp terdiri atas dua dokumenKtsp terdiri atas dua dokumen
Ktsp terdiri atas dua dokumen
 
Himpunan metstat
Himpunan metstatHimpunan metstat
Himpunan metstat
 
Evaluasi pendidikan
Evaluasi pendidikanEvaluasi pendidikan
Evaluasi pendidikan
 
Evaluasi pendidikan islam
Evaluasi pendidikan islamEvaluasi pendidikan islam
Evaluasi pendidikan islam
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 

Numpang ta

  • 1. DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah Pendidikan Kewarganeraan Warma Yanti Lismaita Winta Nofriani Endang Lastri Selfia Mustafa Husain Hasibuan Dosen pembimbing Aris Irawan, S.H., M.H PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar dari berbagai neraga yang tergolong maju, setidaknya ada dua pelajaran penting yang harus menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia, yaitu govermance dan Good Education. Ketika semangat dan gelora demokrasi lahir di tahun 1998, ternyata dalam berbagai bidang kehidupan kondisinya tidak lebih menggembirakan. Pemerintah bersama rakyat harus bekerja keras dan cerdas untuk mencari solusi agar kita semua bisa segera keluar dari krisis berkepanjangan ini. Dalam kaitannya dengan kelemahan yang melekat sistem demokrasi masih diyakini oleh para pakar politik sebagai sistem terbaik dbanding dengan sistem yang lain. Sebuah negara yang memeiliki pemerintahan yang demokratis dan pendidikan yang bagus berhak untuk optimis untuk tampil dalam pencaturan dan persaingan global. Indonesia yang amat kaya dengan keragaman flora, fauna, budaya, da bahkan tradisi agama kesemuanya itu akan menjadi sumber sangketa dan petaka kalau kita tidak bisa menjaganya dan menyingkapnya dengan arif. B. Rumusan Masalah Adapun dalam makalah ini penulis akan membahas tentang : 1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi? 2. Bagaimana sejarah lahirnya demokrasi? 3. Bagamana sejarah demokrasi di Indonesia? 4. Apa pengertian HAM? 5. Bagaiman perkmebangan HAM di Eropa? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian demokrasi 2. Untuk mengetahui sejarah demokrasi 3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia 4. Untuk mengetahui pengertian HAM BAB II
  • 3. DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) A. Demokrasi 1. Pengertian Demokrasi Secara etimologi demokrsi terdiri atas dua kata Yunani, yaitu demos, yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat, dan creatain atau cratos, yang berarti kekuasaan atau kedudukan. Jadi demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat. Menurut Joseph A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetetif atas suara rakyat. Serta Philippe C. Schmitter mengatakan, demokrasi sebagai sutu sistem pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa. Sedangkan Hendry B. Mayo menyatakan, demokrasi adalah sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukan bahwa kebijakan umum dtentukan atas dasar mayortas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalaam pemilihan-pemilihan berkala yang didasaarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik. Dari beberapa pendapat dia atas, dapat disimpulakan bahwa hakikat demokrasi adalah peran utama rakyat dalam proses sosial dan politik. Dengan kata lain, pemerintah demokratis adalah pemerintahan ditangan rakyat yang mengandung pengertian, pemerintahan dari rakyat, pemerintahan oleh rakyat, dan pemerintahan ntuk rakyat. Ketiga faktor ini merupakan tolak ukur umum dari suatu pemerintahan yang demokratis. 2. Sejarah Lahirnya Demokrasi Kosep demokratis lahir dari tradisi pemikiran Yunani tentang hubungan negra dan hukum, yang dipraktikan antara abad ke-6 SM- sampai abad ke 4 M. Demokrasi yang dipraktikan pada saat itu berbentuk deokrasi langsung, yaitu hak rakyat untuk membuat keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara berdasarkan prosedr mayoritas.
  • 4. Demikrasi Yunani berakir pada Abad Pertengahan. Pada masa ini kehidupan bermasyarakat Yunani berubah menjadi masyarakat feodal yang ditandai kehidupan keagamaaan terpusat pada Paus dan pejabat agama kehidupan politik yang diwarnai dengan perebutan kekuasaan dikalangan bangsa bangsawan. Demokrasi tumbul kembali di Eropa menjelang akir Abad pertengahan, ditandai dengan lahirnya Magna Charta di Inggris. Magna Charta adalah suatu piagam yang memuat perjanjian antara kaum bangsawan dan Raja John Ingris. Dalam Magna Charta raja mngakui dan menjamin beberapa hak dan hak khusus bawahannya. Terdapat dua hal yang sangat mendasar pada piagam ini, pertama, adanya pembatasan kekuasaan raja; kedua, HAM lebih penting dari kedaulatan raja. Momentum lainnya yang menandai kemunculan kembali demokrasi di Barat adalah garakan pencerahan (renaissance) dan reformsi. Sebahagian ahli, salah satunya sejarawan Philip K. Hitti, menyatakan bahwa gerakan pencerahan di Barat merupakan buah dari kontak Barat dengan dunis Islam yang ketika itu sedang pada puncak kejayaan peradapan dan ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, rasionalitas Islam memiliki sumbangsih tidak sedikit terhadap kemunculan kembali tradisi berdemokrasi di Yunani. Gerakan reformasi merupakan gerakan kritis revolusi agama di Eropa pada abad ke-16 M. Tujuan dari gerakan ini merupakan gerakan kritis terhadap kebekuan dokrit gereja. Gerakan ini dimotori oleh Martin Luther King yang menyerukan kebebasan berpikir dan bertindak. Gerakan kritis terhadap kemujudan gereja dan monarki absolut tertumpu pada rasionalitas yang berdasar pada hukum alam dan kontak sosial. Lahirnya isltilah sosial antara yang berkuasa dan yang dikuasai tidak lepas dari dua filusuf Eropa, John Locke (Inggris) dan Montesquieu (Prancis). Menurut Jhon Locke (1632-1704), hak-hak politik rakyat mencakup hak atas hidup, kebebasan dan hak kepemilikan, sedangkan menurut Montequieu (1689-1744), sistem pokok yang dapat menjamin hak-hak politik tersebut adalah melalui prinsip Trias Politica. Trias politica adalah suatu sistem pemisahan kekuasaan dalam negara menjadi tiga mebntuk kekuasaan; legistalif, eksekutif dan yudikatif. Gagasan demokrasi dari kedua filsuf Eropa ini pada akirnya berpengaruh pada kelahiran konsep konstitusi demokrasi barat. 3. Demokrasi di Indonesia a. Periode 1945-
  • 5. Demokrasi pada masa ini dikenal dengan demokrasi parlementer, mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekan diproklamirkan. Namun demikian, model ini dianggap kurang cocok untuk Indonesia. Untuk mempraktikan demokrasi model barat ini telah memberi peluang sangat besar kepada partai-partai politik untuk mendomisili kehidupan sosial politik. Ketiadaan budaya demokrasi yang sesuai dengan siistem demoktasi parlementer ini akhirnya melahirkan fragmentasi politik berdasarkan afiliasi kesukuan dan agama. Akhibatnya, pemeritah yang berbasis pada koalisi politik pada masa ini jarang dapat bertahan lama. Faktor-faktor disintegrasi di atas, ditambah dengan kegagalan partai-partai dalam Majelis Konstituante untuk mencapai konsensus menganai dasar negara untuk undang-undang dasar baru, mendorong Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959, yang menegaskan berlakunya kembali UUD 1945. Dengan demikian, masa demokrasi berdasarkan sistem parlementer berakhir, diantikan oleh Demokrsi Terpimpin. b. Perode 1959- Demokras terpimpin adalah dominasi politik presiden dan berkembangnya partai komunis dan peranan (ABRI) dalam panggung politik nasional. Disebabkan oleh lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sebagai usaha untuk keluar dari kebuntuan politik melalui kepemimpinan personal yang kuat. Dalam pandangan sejarawan Ahamad syafi’i Ma’arif, Demokrasi Terpimpin sebenarnya ingin menepatkan Presiden Soekarno ibarat seorang ayah dalam sebuah keluarga besar yang bernama Indonesia dengan kekuasaan terpusat berada di tanganya1 . Dengan demikian kekeliruan yang sangat besar dalam Demokrasi Terpimpin model Presiden Soekarno adalah pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi, yakni lahirnya absolutisme dan terpusatnya kekuasaan pada diri pemimpin, dan pada saat yang sama hilangnya kontrol sosial an check and balance dari legislatif terhadap eksekutif. c. Periode 1965- 1 Abdul Rozak, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan,(Jakarta:Kencana Prenada Media Groub, 2008) hal.45
  • 6. Periode ini merupakan masa pemerintah Presiden Soeharto dengan nama Orde Baru. Orde baru, sebagaimana dinyatakan oleh pendukungnya, adalah upaya untuk meluruskan kembali terhadap penyelewangan Undang-undang dasar 1945 yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin Demokrasi pancasila secara garis besar menawarkan tiga komponen demokrasi. Pertama, demokrasi dalam bidang politik pada hakikatnya adalah menegakan kembali asas-asas negara hukum dan kepastian hukum. Kedua, demokrasi dalam bidang ekonomi pada hakikatnya adalah keidupan yang layak bagi setiap warga negara. Ketiga, demokrasi dalam bidang hukum pada akikatnya bahwa pengakuan dan perlindungan HAM, peradilan yang bebas yang tidak memihak. Hal yang sangat disayangkan adalah, alih-alih pelaksanaan ajaran Pancasila secara murni dan konsekuen, Demokrasi Pancasila yang dikampanyekan oleh Orde Baru sebatas retorika politik belaka. Dalam praktik kenegaraan dan pemenrintahannya, penguasa Orde Baru bertindak jauh dari prinsip-prinsip demokrasi. Seperti dikatakan oleh M.Rusdi Karim, ketidakharmonisan penguasa Orde Baru dtandai oleh; 1) Dominannya peranan militer (ABRI) 2) Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik 3) Pengibirian peran dan fungsi partai politik 4) Campur tangan pemerintah dalam berbagai urusan partai politik dan publik 5) Politik masa mengambang 6) Monolitisasi ideologi negara 7) Inkorporasi lembaga nonpemerintah d. Era Reformasi Pengalaman pahit yang menimpa Pancasila, yang pada dasarnya sangat terbuka, inklusif, dan penuh nuansa HAM, berdampak pada kalangan tokoh reformasi untuk menambahkan atribut tertentu pada kata demokrsi. Wacana demokrasi pada masa Era Reformasierat kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat madani (civil society) dan penegakan HAM secara bersungguh- sungguh. B. Hak Asasi Manusia (HAM)
  • 7. 1. Pengertian HAM Menurut Teaching Human Rights yang diterbitkan oleh PBB, hak asasi manusisa (HAM) adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. Menurt John Locke hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodrati. Karena sifatnya demikian, maka tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabut hak asasi manusia. Sedangkan menurut UU No. 39 tahun 1999, hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. 2. Perkembangan HAM di Eropa a. Sebelum Deklarasi Universal HAM 1948 Wacana awal HAM di Eropa dimulai dengan lahirnya Magna Charta yang membatasi kekuasaan absolute para penguasa atau raja-raja. Sejak lahirnya Magna Charta pada tahun 1512, raja yang melanggar atran kekuasaan harus diadili dan mempertanggungjawabkan kebijakan pemehrintahannya dihadapan para parlemen. Empat abad kemudian, tepatnya pada 1689, lahir Undang-Undang HAM di Inggris. Pada masa itu pula muncul istlah Equality before the law, kesetaraan manusia di muka hukum. Pandangan ini mendorong timbulnya wacana negara hukum dan negara demokrasi pada kurun waktu selanjutnya. Menurut Bill of rights, asas perasan manusia di muka hukum harus diwujudkan betapapun berat rintangan yang dihadapi, karena tanpa hak kesamaan maka hak kebebasan mustahil dapat terwujud. Teori kontrak sosial adalah teori yang menyatakan bahwa hubungan antara penguasa (raja) dan rakyat didasari oleh sebuah kontrak yang ketentuan- ketentannya mengikat kedua belah pihak. Menurut kontrak sosial,penguasa diberi kekuasaan oleh rakyat untuk menyelenggarakan ketertiban dan menciptakan keamanan agar hak alamiah manusia terjamin dan terlaksana secara aman.
  • 8. Teori hukum kodrati adalah teori yang menyatakan bahwa di dalam masyarakat manusia ada hak-hak dasar manusia yang tidak dapat dianggar oleh negara dan tidak diserahkan kepada negara. Pada tahun 1789, lahir deglarasi Prancis, yang memuat aturan-aturan yang menjamin HAM dalam proses hukum, seperti laranang penangkapan dan penahanan seseorang secara sewenang-wenang tanpa alasan yang sah. Prinsip presumption of innocent adaah bahwa orang-orang yang ditangkap dianggap tidak bersalah sampai ada keputusan pengadilan yang mengelurkan hukum tetap yang menyatakan ia bersalah. Perkembangan HAM selanjutnya ditanda oleh munculnya wacana empat hak kekebasan manusia (the four freedoms) di Amerika Serikat pada 6 Januari 1941, yang diproklamirkan oleh presiden Theodore Roosevelt. Keempat hak itu adalah hak kebebasan mememeluk agama yang dipeluknya, hak kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat, hak bebas dari kemiskinan, dan hak bebas dari rasa takut. Tahun 1944 dalam konfrensi Buruh Internasional di Philadephia, Amerika Serikat, dihasilkan sebuah deglarasi HAM. Deglarasi ini memuat pentingnya menciptakan perdamaian dunia berdasarkan keadilan sosial dan perlindungan seluruh manusia apapun ras, kepercayaan, dan jenis kelaminnya. Deglarasi ini juga memuat prinsip HAM yang menyerukan jaminan setiap orang untuk mengejar pemenuhan material dan spiritual secara bebas dan bermartabat. b. Pasca Deklarsi Universal HAM 1948 Generasi pertama. Menurut generasi ini pengertian HAM hanya terpusat pada bidang hukum dan politik. Dampak Perang Dunia II sangat mewarnai pemikiran generasi ini, dimana totaliterisme dan munculnya keinginan negara- negara yang baru merdeka untuk menciptakan tertib hukum yang baru sangat kuat. Seperangkat hukum yang disepakati sangat sarat dengan hak-hak yuridis, seperti hak untuk hidup, hak untuk tidak menjadi budak, dan hak untuk tidak disiksa. Generasi kedua. Pada era ini pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis seperti yang dikampanyekan generasi pertama, tetapi juga menyerukan hak-hak sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Generasi ketiga. Generasi ini menyerukan wacana kesatuan HAM antara hak ekonomi, sosial budaya, politik, dan hukum dalam satu bagian internal yang
  • 9. dikenal dengan istilah hak-hak melaksanakan pembangunan (the rights of development), sebagaimana dinyatakan oleh Komisi keadilan Internasonal (international commition of justice). Generasi keempat.di era ini ditandai oleh lahirnya pemikiran kritis HAM. Pemikiran ini dipelopori oleh negara-negara di kawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan deglarasi HAM yang terkenal dengan Declaration of te Basic Duties of Asia People and Goverment. Tidak hanya masalah hak asasi, Deglarasi HAM Asia ini juga berbicara tentang masalah kewajiban asasi yang dilakukan oleh setiap negara. Secara positif deklarasi ini mengukuhkan keharusan imperatif setiap negara untuk memenuhi hak asasi rakyatnya. 3. Perkembangan HAM di Indonesia a. Periode sebelum kemerdekaan Pemikiran HAM dalam periode sebelum kemerdekaan dapat dijumpai dalam sejarah kemunculan organisasi pergerakan nasional, seperti Boedi Oetomo (1908), Serikat Islam (1911), Indische Partij (1912), Partai komunis Indonesia (1920), Prhimpunan Indonesia (1925), dan Partai Nasional Indonesia (1927). Lahirnya organisasi pergerakan nasional ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah pelanggaran HAM yang dilakukan oleh penguasa kolonial, penjajahan, dan pemerasan hak-hak masyarakat terjajah. b. Periode setelah merdeka 1) Perode 1945- Pemikiran HAM pada periode awal pasca kemerdekaan masih menekankan pada wacana hak untuk merdeka, hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan, serta hak kebebasan menyampaikan pendapat terutama di parlemen. 2) Periode 1950- Periode ini disebut dengan masa demokrasi parlementer. Sejarah pemikiran HAM pada masa ini dicatat sebagai masa yang sangat kondusif bagi sejarah perjalanan HAM di Idonesia. Menurut Bagir Manan, masa gemilang sejarah HAM Indonesia pada masa ini tercermin pada 5 indikator HAM :
  • 10. a) Munculnya partai-partai politik dengan beragam ideologi b) Adanya kekebasan pers c) Pelaksanaan pemilihan umum d) Perdebatan HAM secara bebas dan demokratis e) Kontrol parlemen atas eksekutif 3) Periode 1959- Pada masa ini hak-hak asasi warga negara dipasung oleh model pemerintahan yang sangat indivudual. 4) Periode 1966- Komitmen Orde Baru terhadap pelaksanaan HAM secara murni dan konsekuen masih jauh dari harapan msyarakat. Masa ini masih sarat dengan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat negara atas warga negara. Akumulasi pelanggaran HAM pada periode ini tercermin dengan tuntutan mundur Presiden Soeharto dari kursi kepresidenan yang disuarakan oleh mahasiswa dan kelompok reformasi pada tahn 1998. 5) Periode reformasi Pada periode ini HAM menjadi tujuan utama. Komitmen pemerintah terhadap penegakan HAM ditunjukan dengan pengesahan Undang-undang tentang HAM, pembukaan Kantor Menteri Negara Urusan HAM yang kemudian digabung dengan Depertemen Hukum dan Perundang-undangan. 4. HAM dan Islam Islam adalah agama yang universal yang mengajarkan keadilan bagi semua manusia tanpa pandang bulu. Dalam Islam, sebagaimana dinyatakan oleh Abu A’la Al-Maududi, HAM adalah hak kodrati yang dinugrahi Allah SWT kepada setiap manusia dan tidak dapat dicabut atau dikurangi oleh kekuasaan yang bersifat permanen dan kekal. Menurut kalangan ulama Islam, terdapat dua konsep tentang hak dalam Islam, hak manusia (haq al insan) dan hak Allah. Satu dan yang lainnya saling terkait dan saling melandasi. Hak Allah melandasi hak manusia demikian juga sebaliknya, sehingga dalam praktiknya tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.
  • 11. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Demokrasi adalah sebuah sistem sosial politik yang paling baik dari sekian banyak sistem yang ada dewasa ini. Pengertian umum demokrasi adalah suatu model pemerintaan atau sistem sosial yang tertumpu pada kepentingan rakyat dari, oleh dan untuk rakyat. Prinsip-prinsip ini merupakan tiga faktor yang menjadi tolak ukur umum dari suatu pemerintahan yang demokratis, yaitu pemerintaan dari rakyat, pemerintah oleh rakyat, dan pemerintahan untuk rakyat. Hak asasi manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah- Nya yang wajib dihormati, dijinjung tinggi, dan dilingdungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Islam adalah agama yang sangat peduli dengan penegakan HAM yang berjalan dengan keadilan gender, kebebsan beragama, dan lingkungan hidup. B. Saran Sebagai warga negara yang baik hendaknya kita memahami hakikat demokrasi dan HAM, agar kehidupan bernegara kita dapat berjalan dengan lancar.