SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Nama : Aura Zahari
Gugus : 6
Prodi : Hubungan
Internasional
Sejarah dan Perkembangan Demokrasi
"Demokrasi" adalah sebuah kata yang begitu sering diucapkan.
Namun, makin banyak ia dibahas makin terasa betapa sulit mencari
contoh tentang negara yang memenuhi tatanan demokrasi secara
sempurna. Di Indonesia, pencarian terhadap sosok demokrasi pun terus
digelar, baik pada aras praktik sistem politik maupun kajian akademik.
Dalam aras akademik, sejumlah makalah dikupas habis-habisan dalam
berbagai seminar. Sementara itu, sejumlah buku, artikel pidato para
pakar dan politisi, telah pula diterbitkan dalam jurnal ilmiah, koran dan
majalah.
Istilah "demokrasi" berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di
Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap
sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum
demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan
dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18,
bersamaan dengan perkembangan sistem "demokrasi" di banyak negara.
Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti
rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat
diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi
menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini
menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut- sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk
diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah
(eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk
masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah
seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain,
misalnya kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan
sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa
mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk
rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel
(accountable), tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan
akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan mekanisme ini mampu
secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan
lembaga negara tersebut.
Demokrasi di Indonesia
Semenjak kemerdekaan 17 agustus 1945, Undang Undang Dasar
1945 memberikan penggambaran bahwa Indonesia adalah negara
demokrasi.Dalam mekanisme kepemimpinannya Presiden harus
bertanggung jawab kepada MPR dimana MPR adalah sebuah badan yang
dipilih dari Rakyat. Sehingga secara hirarki seharusnya rakyat adalah
pemegang kepemimpinan negara melalui mekanisme perwakilan yang
dipilih dalam pemilu. Indonesia sempat mengalami masa demokrasi
singkat pada tahun 1956 ketika untuk pertama kalinya diselenggarakan
pemilu bebas di indonesia, sampai kemudian Presiden Soekarno
menyatakan demokrasi terpimpin sebagai pilihan sistem pemerintahan.
Setelah mengalami masa Demokrasi Pancasila, sebuah demokrasi
semu yang diciptakan untuk melanggengkan kekuasaan Soeharto,
Indonesia kembali masuk kedalam alam demokrasi pada tahun 1998
ketika pemerintahan junta militer Soeharto tumbang. Pemilu
demokratis kedua bagi Indonesia terselenggara pada tahun 2004
Bisa dikatakan bahwa Indonesia sangat berpotensi
menjadi kiblat demokrasi di kawasan Asia, berkat
keberhasilan mengembangkan dan melaksanakan sistem
demokrasi. Menurut Ketua Asosiasi Konsultan Politik Asia
Pasifik (APAPC), Pri Sulisto, keberhasilan Indonesia dalam
bidang demokrasi bisa menjadi contoh bagi negara-negara di
kawasan Asia yang hingga saat ini beberapa di antaranya
masih diperintah dengan ‘tangan besi’. Indonesia juga bisa
menjadi contoh, bahwa pembangunan sistem demokrasi dapat
berjalan seiring dengan upaya pembangunan ekonomi.
Ia menilai, keberhasilan Indonesia dalam bidang
demokrasi yang tidak banyak disadari itu, membuat pihak luar
termasuk Asosiasi Internasional Konsultan Politik (IAPC),
membuka mata bangsa Indonesia, bahwa keberhasilan tersebut
merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. Prestasi tersebut
juga menjadikan Indonesia sangat berpotensi mengantar
datangnya suatu era baru di Asia yang demokratis dan
makmur.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Indonesia, Susilo
Bambang Yudhoyono yang akrab disapa SBY menerima anugerah
medali demokrasi. SBY pun memaparkan panjang lebar perjalanan
demokrasi Indonesia. Menurutnya, demokrasi Indonesia merupakan
jawaban terhadap skeptisme perjalanan demokrasi di negeri ini.
Beliau pun mencontohkan beberapa nada skeptis yang ditujukan
kepada Indonesia. Pertama, demokrasi akan membawa situasi kacau
dan perpecahan. Demokrasi di Indonesia hanyalah perubahan rezim,
demokrasi akan memicu ekstrimisme dan radikalisme politik di
Indonesia.
Beliau pun menambahkan bahwa demokrasi di Indonesia
menunjukkan Islam dan moderitas dapat berjalan bersama. Dan
terlepas dari goncangan hebat akibat pergantian 4 kali presiden
selama periode 1998-2002, demokrasi Indonesia telah menciptakan
stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Selain itu,
Indonesia juga telah berhasil menjadi sebuah negara demokrasi
terbesar di dunia dan melaksanakan pemilu yang kompleks dengan
sangat sukses.
Meski pada awalnya banyak yang meragukan pelaksanaan
demokrasi di Indonesia, kenyataannya demokrasi di Indonesia saat ini
telah berusia 10 tahun dan akan terus berkembang. Sebagian orang
pernah berpendapat bahwa demokrasi tidak akan berlangsung lama di
Indonesia, karena masyarakatnya belum siap. Mereka juga pernah
mengatakan bahwa negara Indonesia terlalu besar dan memiliki
persoalan yang kompleks. Keraguan tersebut bahkan menyerupai
kekhawatiran yang dapat membuat Indonesia chaos yang dapat
mengakibatkan perpecahan.
Perkembangan Demokrasi di Indonesia suatu Harapan
Akhir milenium kedua ditandai dengan perubahan
besar di Indonesia. Rejim Orde Baru yang telah berkuasa
selama 32 tahun yang dipimpin oleh Soeharto akhirnya
tumbang. Demokrasi Pancasila versi Orde Baru mulai
digantikan dengan demokrasi dalam arti sesungguhnya. Hanya
saja tidak mudah mewujudkan hal ini, karena setelah Soeharto
tumbang tidak ada kekuatan yang mampu mengarahkan
perubahan secara damai, bertahap dan progresif. Yang ada
justru muncul berbagai konflik serta terjadi perubahan
genetika sosial masyarakat Indonesia. Hal ini tak lepas dari
pengaruh krisis moneter yang menjalar kepada krisis
keuangan sehingga pengaruh depresiasi rupiah berpengaruh
signifikan terhadap kehidupan ekonomi rakyat Indonesia.
Inflasi yang dipicu kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM) sangat berpengaruh kepada kualitas kehidupan
masyarakat. Rakyat Indonesia sebagian besar masuk ke dalam
sebuah era demokrasi sesungguhnya dimana pada saat yang
sama tingkat kehidupan ekonomi mereka justru tidak lebih
baik dibandingkan ketika masa Orde Baru.
Indonesia setidaknya telah melalui empat masa
demokrasi dengan berbagai versi. Pertama adalah demokrasi
liberal dimasa kemerdekaan. Kedua adalah demokrasi
terpimpin, ketika Presiden Soekarno membubarkan
konstituante dan mendeklarasikan demokrasi terpimpin.
Ketiga adalah demokrasi Pancasila yang dimulai sejak
pemerintahan Presiden Soeharto. Keempat adalah demokrasi
yang saat ini masih dalam masa transisi. Kelebihan dan
kekurangan pada masing-masing masa demokrasi tersebut
pada dasarnya bisa memberikan pelajaran berharga bagi kita.
Demokrasi liberal ternyata pada saat itu belum bisa memberikan
perubahan yang berarti bagi Indonesia. Namun demikian,berbagai
kabinet yang jatuh-bangun pada
masa itu telah memperlihatkan berbagai ragam pribadi beserta
pemikiran mereka yang cemerlang dalam memimpin namun mudah
dijatuhkan oleh parlemen dengan mosi tidak percaya. Sementara
demokrasi terpimpin yang dideklarasikan oleh Soekarno (setelah
melihat terlalu lamanya konstituante mengeluarkan undang-undang
dasar baru) telah memperkuat posisi Soekarno secara absolut. Di satu
sisi, hal ini berdampak pada kewibawaan Indonesia di forum
Internasional yang diperlihatkan oleh berbagai manuver yang
dilakukan Soekarno serta munculnya Indonesia sebagai salah satu
kekuatan militer yang patut diperhitungkan di Asia. Namun pada sisi
lain segi ekonomi rakyat kurang terperhatikan akibat berbagai
kebijakan politik pada masa itu. Lain pula dengan masa demokrasi
Pancasila pada kepemimpinan Soeharto. Stabilitas keamanan sangat
dijaga sehingga terjadi pemasungan kebebasan berbicara. Namun
tingkat kehidupan ekonomi rakyat relatif baik. Hal ini juga tidak
terlepas dari sistem nilai tukar dan alokasi subsidi BBM sehingga
harga-harga barang dan jasa berada pada titik keterjangkauan
masyarakat secara umum. Namun demikian penyakit korupsi, kolusi
dan nepotisme (KKN) semakin parah menjangkiti pemerintahan.
Lembaga pemerintahan yang ada di legislatif, eksekutif dan yudikatif
terkena virus KKN ini. Selain itu, pemasungan kebebasan berbicara
ternyata menjadi bola salju yang semakin membesar yang siap
meledak. Bom waktu ini telah terakumulasi ekian lama dan
ledakannya terjadi pada bulan Mei 1998. Selepas kejatuhan Soeharto,
selain terjadinya kenaikan harga barang dan jasa beberapakali dalam
kurun waktu 8 tahun terakhir, instabilitas keamanan dan politik serta
KKN bersamaan terjadi sehingga yang paling terkena dampaknya
adalah rakyat kecil yangjumlahnya mayoritas dan menyebabkan
posisi tawar Indonesia sangat lemah di mata internasional akibat tidak
adanya kepemimpinan yang kuat.
Namun demikian, demokratisasi yang sedang berjalan di Indonesia
Memperlihatkan beberapa kemajuan dibandingkan masa-masa
sebelumnya. Pemilihan umum dengan diikuti banyak partai adalah sebuah
kemajuan yang harus dicatat. Disamping itu pemilihan presiden secara
langsung yang juga diikuti oleh pemilihan kepala daerah secara langsung
adalah kemajuan lain dalam tahapan demokratisasi di Indonesia. Diluar hal
tersebut, kebebasan mengeluarkan pendapat dan menyampaikan aspirasi di
masyarakat juga semakin meningkat. Para kaum tertindas mampu
menyuarakan keluhan mereka di depan publik sehingga masalah-masalah
yang selama ini terpendam dapat diketahui oleh publik. Pemerintah pun
sangat mudah dikritik bila terlihat melakukan penyimpangan dan bisa
diajukan ke pengadilan bila terbukti melakukan kesalahan dalam
mengambil suatu kebijakan publik. Jika diasumsikan bahwa pemilihan
langsung akan menghasilkan pemimpin yang mampu membawa
masyarakat kepada kehidupan yang lebih baik, maka seharusnya dalam
beberapa tahun ke depan Indonesia akan mengalami peningkatan taraf
kesejahteraan masyarakat. Namun sayangnya hal ini belum terjadi secara
signifikan. Hal ini sebagai akibat masih terlalu kuatnya kelompok yang pro-
KKN maupun anti perbaikan.
Demokrasi di Indonesia masih berada pada masa transisi
dimana berbagai prestasi sudah muncul dan diiringi ”prestasi” yang
lain. Sebagai contoh, munculnya Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) dirasakan mampu menimbulkan efek jera para koruptor
dengan dipenjarakannya beberapa koruptor. Namun di sisi lain, para
pengemplang dana bantuan likuiditas bank Indonesia (BLBI)
mendapat pengampunan
yang tidak sepadan dengan ”dosa-dosa” mereka terhadap
perekonomian. Namun demikian, masih ada sisi positif yang bisa
dilihat seperti lahirnya undang-undang sistem pendidikan nasional
yang mengamanatkan anggaran pendidikan sebesar 20 persen.
Demikian pula rancangan undang-undang anti pornografi dan
pornoaksi yang masih dibahas di parlemen. Rancangan undang-
undang ini telah mendapat masukan dan dukungan dari ratusan
organisasi Islam yang ada di tanah air. Hal ini juga
memperlihatkan adanya partisipasi umat Islam yang meningkat
dalam perkembangan demokrasi di Indonesia. Sementara undang-
undang sistem pendidikan nasional yang telah disahkan parlemen
juga pada masa pembahasannya mendapat dukungan yang kuat
dari berbagai organisasi Islam. Sementara itu, ekonomi di era
demokrasi ternyata mendapat pengaruh besar dari kapitalisme
internasional. Hal ini menyebabkan dilema. Bahkan di tingkat
pemerintah, ada kesan mereka tunduk dibawah tekanan kapitalis
internasional yang tidak diperlihatkan secara kasat mata kepada
publik namun bisa dirasakan.
Fenomena Pilkada
Dalam konteks kehidupan politik demokrasi di Indonesia, pemilu dan
pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung merupakan salah satu sarana untuk
mewujudkan kehidupan politik yang demokratis. Pemilu, terutama yang baru saja
dilaksanakan pada tahun 2004, dan pilkada langsung yang akan dimulai pada tahun
2005 untuk memilih gubernur, bupati atau walikota mempunyai makna strategis, tidak
saja karena sifatnya yang berbeda dengan pilkada-pilkada sebelumnya, namun yang
lebih penting adalah bahwa dengan Pemilu 2004 dan Pilkada secara langsung itulah
masa depan politik Indonesia dipertaruhkan.
Hampir dapat dipastikan bahwa dalam setiap periode menjelang pemilu dan
pilkada situasi dan kondisi politik seringkali diwarnai dengan berbagai persaingan dan
konflik antar kekuatan politik. Yang menjadi persoalan adalah: bagaimana kita dapat
mengelola dan mengendalikan persaingan serta kemungkinan konflik yang akan terjadi
antar kekuatan politik yang ada sehingga tidak mencuatkan situasi anarkhisme dan
kekerasan politik? Bisakah kita berharap pada penegakan aturan main pemilu dan
pilkada sebagai tonggak sejarah pengembangan proses politik menuju transisi
demokrasi? Hal yang perlu diamati juga dalam kondisi ini adalah kemungkinan
terkalahkannya gerakan reformasi oleh kekuatan-kekuatan bersenjata dan kekuatan
penguasa sumber daya produktif masyarakat. Berdasarkan hal tersebut muncul
pertanyaan tambahan yakni seberapa besar peluang yang kita miliki untuk
menggunakan pemilu dan pilkada sebagai wahana untuk mencegah kemungkinan
reformasi berjalan mundur menuju kembalinya otoritarianisme sistem politik kita
dalam bentuknya yang baru.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut kita perlu memahami dengan
baik kompetisi dan konflik politik sejak runtuhnya rezim Soeharto. Pemahaman itu
pada gilirannya paling sedikit menuntut pemahaman lebih khusus terhadap tiga hal
yang sangat penting, yaitu: (1) Dinamika proses politik yang terjadi menyusul jatuhnya
Soeharto; (2) Konfigurasi konflik politik di antara berbagai kekuatan politik yang
dihasilkan oleh praktik politik Orba, dan (3) Berkembangnya kebudayaan masyarakat
sebagai hasil aplikasi ideologi pembangunanisme yang melahirkan sikap apolitik,
permisif, ekspresif dan hedonistic.
Setelah kita melewati Pemilu 1999 yang oleh sebagian besar masyarakat, tidak
saja nasional tetapi juga internasional, diakui sebagai pemilu yang paling demokratis di
Indonesia, di kalangan sebagian dari kita seakan berkembang harapan baru bahwa di
negeri kita ini akan segera terbangun konsolidasi demokrasi, yang kemudian disusul
dengan sistem politik yang benar-benar demokratis.
Harapan ini nampaknya bagaikan mimpi di siang hari bolong. Yang terjadi
adalah bukannya konsolidasi demokrasi tetapi justru perkembangan ke arah apa yang
disebut frozen democracy yang antara lain ditandai dengan berkembangnya konflik
etnis, maraknya kekerasan politik secara kolektif, dan lokalitas politik yang berlebihan.
Masa transisi demokrasi menjadi titik krusial yang membuat kita semua menjadi
masyarakat yang oleh Turner dinamakan sebagai liminality, suatu masyarakat yang
digambarkan "tidak berada di sana dan tidak pula berada di sini". Atau dengan bahasa
sosiologis sebagai masyarakat yang anomali, yaitu suatu masyarakat yang tidak lagi
mempunyai pegangan nilai- nilai. Berkembangnya masyarakat liminalitas atau anomali
di satu sisi adalah karena mereka menjadi anti struktur, dan di sisi lain masyarakat
tidak lagi dapat melihat dan menemukan keteladanan, panutan, atau pengamanan-
pengalaman baik pada struktur politik maupun perilaku elite politik yang pantas
dijadikan model dan acuan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Dalam kondisi demikian kesediaan kita untuk menyerahkan semua proses
politik pada serangkaian prosedur dan aturan main yang disepakati bersama menjadi
cukup merepotkan. Lebih-lebih masyarakat banyak menyaksikan para elit politik
melakukan berbagai pelanggaran terhadap aturan-aturan main dan prosedur yang
disepakati bersama. Yang kita saksikan kemudian adalah berbagai penyimpangan yang
dilakukan secara kolektif, baik dalam aras politik maupun ekonomi.
Dalam masa transisi ini pula kita saksikan konflik-konflik yang inheren terjadi
secara bersamaan di dua front sekaligus: Di front pertama antara opponents dan
defenders dari kekuatan otoritarian, dan pada front kedua antara kekuatan-kekuatan
proto demokratik yang saling memperebutkan posisi terbaik dalam kompetisi
memperoleh the allocation of authoritative value di bawah sistem demokrasi.
Padahal sebagaimana dikatakan oleh Przeworkski (1991) konsolidasi demokrasi
idealnya terjadi ketika konflik yang terjadi pada front yang pertama telah berhasil
membangun kelembagaan demokrasi sebagai satu-satunya landasan atau arena bagi
konflik politik yang terjadi pada front yang kedua, ketika tidak ada satu aktor politik
pun yang memiliki kesempatan untuk bertindak di luar institusi-institusi demokrasi,
dan ketika satu-satunya tindakan yang akan diambil oleh semua kekuatan yang
menderita kekalahan di dalam kompetisi politik adalah menyiapkan diri untuk
memperoleh kemenangan di dalam putaran persaingan politik yang akan datang.
"Democracy is consolidated when under given political and economic
conditions a particular system of institution becomes the only game in town, when no
one can imagine acting outside the democratic institutions, when all the loosers want
to do is to try again within the same institutions under which they have
lost"(Przeworski, 1991).
Kegagalan untuk membangun instusi-instusi yang diperlukan sebagai landasan
bagi suatu proses transisi demokrasi yang demikian itulah yang telah menjadi sumber
dari carut marutnya kehidupan politik nasional saat ini, ketika persaingan politik yang
sangat keras di antara kekuatan-kekuatan proto demokratik dan elit-elit politik
dilakukan nyaris secara all out tanpa landasan etika dan kesantunan politik yang kuat.
Akibatnya, perilaku para elit politik khususnya mengaburkan batasbatas
wilayah konflik antara kekuatan-kekuatan proto demokratik dan kekuatan-kekuatan
pro status quo di front yang pertama, dan wilayah konflik antara kekuatan-kekuatan
proto demokratik satu sama lain di front kedua. Sumbernya selain karena
ketidakmampuan kekuatan-kekuatan proto demokratik untuk membangun lembaga-
lembaga demokrasi, adalah juga karena ketiadaan dan makin tipisnya etika serta
kesantunan politik yang diperlihatkan oleh elit-elit politik dalam melakukan kompetisi
politik demi memperjuangkan kepentingan politik masing-masing.
Dalam kondisi masa transisi yang demikian muncul keyakinan publik bahwa
satu kesalahan yang sangat serius telah terjadi di dalam pemerintahan dan masyarakat
kita; bahwa semakin banyak elit dan tokoh politik bertindak hanya bagi kepentingan
pribadi mereka sendiri, bukan bagi kepentingan rakyat yang mereka wakili. Yang
terjadi semakin transparan di hadapan mata publik bahwa "seni memerintah" (the art
of governing) semakin berkembang menjadi "seni untuk menipu"(the art of deceiving)
rakyat di dalam skala yang makin besar. Inilah situasi dan realitas politik yang tengah
kita hadapi saat ini, realitas yang bukan tidak mungkin akan mendorong terciptanya
alienasi politik masyarakat dan kehidupan politik yang liar, sangat subur bagi
persemaian anarkhi dan kekerasan politik apabila para elit dan tokoh politik gagal
untuk mengelola itu semua.
Daftar Pustaka
Almond, Gabriel. and Sydney Verba. 1963. The Civic Culture. Princeton: NJ. Princeton
University Press.
Apter, David. 1990. The Politics of Modernization. Chicago: University of Chicago
Press. Aspinall, Edward. 2000. "Bagaimana Peluang Demokratisasi?" dalam Edward
Aspinall (eds).
Titik Tolak Reformasi: Hari-hari Terakhir Presiden Soeharto. Yogyakarta: LkiS. Bulkin,
Farhan, Politik Orde Baru, Prisma, Vol.8, 1984
Feith, Herbert. 1971. The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia. Ithaca:
Cornell University Press.
Geertz, Clifford. 1980. Negara dan Penjaja. Jakarta: PT.Gramedia.
Gould, Charles. 1998. Demokrasi Ditinjau Kembali. Jakarta: PT.Gramedia.
Przeworski. 1991. The Democracy and Organization of Political Parties. London:
McMillan. Suharso. 2000. "Quo Vadis Demokrasi Indonesia" dalam Mahfud MD (eds),
Wacana Politik,
Turner, Jonathan. 1995. The Structural of Sociological Theory. Toronto: Wiley.

More Related Content

What's hot

Perbandingan Pelaksanaan Demokrasi Dan HAM Pada Masa Orde Lama, Orde Baru, Da...
Perbandingan Pelaksanaan Demokrasi Dan HAM Pada Masa Orde Lama, Orde Baru, Da...Perbandingan Pelaksanaan Demokrasi Dan HAM Pada Masa Orde Lama, Orde Baru, Da...
Perbandingan Pelaksanaan Demokrasi Dan HAM Pada Masa Orde Lama, Orde Baru, Da...avandiliakireina
 
Makalah sejarah sma perkembangan politik & ekonomi masa demokrasi parle...
Makalah sejarah sma   perkembangan politik & ekonomi masa demokrasi parle...Makalah sejarah sma   perkembangan politik & ekonomi masa demokrasi parle...
Makalah sejarah sma perkembangan politik & ekonomi masa demokrasi parle...Endang Mahpudin
 
Pelaksanaan demokrasi di indonesia
Pelaksanaan demokrasi di indonesiaPelaksanaan demokrasi di indonesia
Pelaksanaan demokrasi di indonesiaTitiek Indriyani
 
Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Perkembangan Demokrasi di IndonesiaPerkembangan Demokrasi di Indonesia
Perkembangan Demokrasi di IndonesiaHera Fitra
 
Komunikasi Politik : Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Komunikasi Politik : Sejarah Perkembangan Demokrasi di IndonesiaKomunikasi Politik : Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Komunikasi Politik : Sejarah Perkembangan Demokrasi di IndonesiaAgile Art
 
Perkembangan Demokrasi diIndonesia
Perkembangan Demokrasi diIndonesiaPerkembangan Demokrasi diIndonesia
Perkembangan Demokrasi diIndonesiaWahyuElfina
 
Analisis demokrasi pada masa orde lama, demokrasi liberal, demokrasi terpimpin
Analisis demokrasi pada masa orde lama, demokrasi liberal, demokrasi terpimpinAnalisis demokrasi pada masa orde lama, demokrasi liberal, demokrasi terpimpin
Analisis demokrasi pada masa orde lama, demokrasi liberal, demokrasi terpimpinNisa Ghaisani
 
Ppt pelaksanaan demokrasi di indonesia periode 1965-1998
Ppt pelaksanaan demokrasi di indonesia periode 1965-1998Ppt pelaksanaan demokrasi di indonesia periode 1965-1998
Ppt pelaksanaan demokrasi di indonesia periode 1965-1998PT.Ajor Makmur
 
Wujud Demokrasi di Indonesia
Wujud Demokrasi di IndonesiaWujud Demokrasi di Indonesia
Wujud Demokrasi di IndonesiaArief Kurniatama
 
Pkn-pelaksanaan demokrasi di indonesia
Pkn-pelaksanaan demokrasi di indonesiaPkn-pelaksanaan demokrasi di indonesia
Pkn-pelaksanaan demokrasi di indonesiaReza Aulia
 
Demokrasi indonesia
Demokrasi indonesiaDemokrasi indonesia
Demokrasi indonesiaChe Bintank
 
Presentasi Materi Pendidikan Kewarnegaraan (PKN) Kelas XI - Demokrasi Orde Baru
Presentasi Materi Pendidikan Kewarnegaraan (PKN) Kelas XI - Demokrasi Orde BaruPresentasi Materi Pendidikan Kewarnegaraan (PKN) Kelas XI - Demokrasi Orde Baru
Presentasi Materi Pendidikan Kewarnegaraan (PKN) Kelas XI - Demokrasi Orde BaruTara Setyawan
 
Numpang ta
Numpang taNumpang ta
Numpang ta33335
 
Perjalanan demokrasi indonesia
Perjalanan demokrasi indonesiaPerjalanan demokrasi indonesia
Perjalanan demokrasi indonesiadedyprasetyo01
 
Pelaksanaan demokrasi 1998-sekarang
Pelaksanaan demokrasi 1998-sekarangPelaksanaan demokrasi 1998-sekarang
Pelaksanaan demokrasi 1998-sekarangwidong
 

What's hot (20)

kelompok 5 demokrasi
kelompok 5 demokrasikelompok 5 demokrasi
kelompok 5 demokrasi
 
Perbandingan Pelaksanaan Demokrasi Dan HAM Pada Masa Orde Lama, Orde Baru, Da...
Perbandingan Pelaksanaan Demokrasi Dan HAM Pada Masa Orde Lama, Orde Baru, Da...Perbandingan Pelaksanaan Demokrasi Dan HAM Pada Masa Orde Lama, Orde Baru, Da...
Perbandingan Pelaksanaan Demokrasi Dan HAM Pada Masa Orde Lama, Orde Baru, Da...
 
Makalah sejarah sma perkembangan politik & ekonomi masa demokrasi parle...
Makalah sejarah sma   perkembangan politik & ekonomi masa demokrasi parle...Makalah sejarah sma   perkembangan politik & ekonomi masa demokrasi parle...
Makalah sejarah sma perkembangan politik & ekonomi masa demokrasi parle...
 
Pelaksanaan demokrasi di indonesia
Pelaksanaan demokrasi di indonesiaPelaksanaan demokrasi di indonesia
Pelaksanaan demokrasi di indonesia
 
Artikel jadi
Artikel jadiArtikel jadi
Artikel jadi
 
Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Perkembangan Demokrasi di IndonesiaPerkembangan Demokrasi di Indonesia
Perkembangan Demokrasi di Indonesia
 
Komunikasi Politik : Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Komunikasi Politik : Sejarah Perkembangan Demokrasi di IndonesiaKomunikasi Politik : Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Komunikasi Politik : Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia
 
Perkembangan Demokrasi diIndonesia
Perkembangan Demokrasi diIndonesiaPerkembangan Demokrasi diIndonesia
Perkembangan Demokrasi diIndonesia
 
Analisis demokrasi pada masa orde lama, demokrasi liberal, demokrasi terpimpin
Analisis demokrasi pada masa orde lama, demokrasi liberal, demokrasi terpimpinAnalisis demokrasi pada masa orde lama, demokrasi liberal, demokrasi terpimpin
Analisis demokrasi pada masa orde lama, demokrasi liberal, demokrasi terpimpin
 
Ppt pelaksanaan demokrasi di indonesia periode 1965-1998
Ppt pelaksanaan demokrasi di indonesia periode 1965-1998Ppt pelaksanaan demokrasi di indonesia periode 1965-1998
Ppt pelaksanaan demokrasi di indonesia periode 1965-1998
 
Wujud Demokrasi di Indonesia
Wujud Demokrasi di IndonesiaWujud Demokrasi di Indonesia
Wujud Demokrasi di Indonesia
 
Pkn-pelaksanaan demokrasi di indonesia
Pkn-pelaksanaan demokrasi di indonesiaPkn-pelaksanaan demokrasi di indonesia
Pkn-pelaksanaan demokrasi di indonesia
 
Makalah demokrasi pancasila
Makalah demokrasi pancasilaMakalah demokrasi pancasila
Makalah demokrasi pancasila
 
Demokrasi indonesia
Demokrasi indonesiaDemokrasi indonesia
Demokrasi indonesia
 
Presentasi Materi Pendidikan Kewarnegaraan (PKN) Kelas XI - Demokrasi Orde Baru
Presentasi Materi Pendidikan Kewarnegaraan (PKN) Kelas XI - Demokrasi Orde BaruPresentasi Materi Pendidikan Kewarnegaraan (PKN) Kelas XI - Demokrasi Orde Baru
Presentasi Materi Pendidikan Kewarnegaraan (PKN) Kelas XI - Demokrasi Orde Baru
 
Tugas makalah pkn
Tugas makalah pknTugas makalah pkn
Tugas makalah pkn
 
Numpang ta
Numpang taNumpang ta
Numpang ta
 
Perjalanan demokrasi indonesia
Perjalanan demokrasi indonesiaPerjalanan demokrasi indonesia
Perjalanan demokrasi indonesia
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Pelaksanaan demokrasi 1998-sekarang
Pelaksanaan demokrasi 1998-sekarangPelaksanaan demokrasi 1998-sekarang
Pelaksanaan demokrasi 1998-sekarang
 

Similar to DEMOKRASI

Materi akidah akhlak dosen pengampu Bapak Iqbal, M.Pd
Materi akidah akhlak dosen pengampu Bapak Iqbal, M.PdMateri akidah akhlak dosen pengampu Bapak Iqbal, M.Pd
Materi akidah akhlak dosen pengampu Bapak Iqbal, M.Pdhaidzarzamany21
 
Perkembangan politik di indonesia STIP KABUPATEN MUNA
Perkembangan politik di indonesia STIP KABUPATEN MUNA Perkembangan politik di indonesia STIP KABUPATEN MUNA
Perkembangan politik di indonesia STIP KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
PPT Kewirausahaan seleksi Pramuka Penegak Garuda Kabupaten Malang - Nama
PPT Kewirausahaan seleksi Pramuka Penegak Garuda Kabupaten Malang - NamaPPT Kewirausahaan seleksi Pramuka Penegak Garuda Kabupaten Malang - Nama
PPT Kewirausahaan seleksi Pramuka Penegak Garuda Kabupaten Malang - NamaFauzanHabibAlHadad
 
PPT Demokrasi Gilang era reformasi di indonesia.pptx
PPT Demokrasi Gilang era reformasi di indonesia.pptxPPT Demokrasi Gilang era reformasi di indonesia.pptx
PPT Demokrasi Gilang era reformasi di indonesia.pptx12140310971
 
PERKEMBANGAN POLITIK DI INDONESIA dan per
PERKEMBANGAN POLITIK DI INDONESIA dan perPERKEMBANGAN POLITIK DI INDONESIA dan per
PERKEMBANGAN POLITIK DI INDONESIA dan persyaukanisaputra
 

Similar to DEMOKRASI (20)

Pancasila kuliah
Pancasila kuliahPancasila kuliah
Pancasila kuliah
 
Materi akidah akhlak dosen pengampu Bapak Iqbal, M.Pd
Materi akidah akhlak dosen pengampu Bapak Iqbal, M.PdMateri akidah akhlak dosen pengampu Bapak Iqbal, M.Pd
Materi akidah akhlak dosen pengampu Bapak Iqbal, M.Pd
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
DEMOKRASI DI INDONESIA
DEMOKRASI DI INDONESIADEMOKRASI DI INDONESIA
DEMOKRASI DI INDONESIA
 
Artikel jadi
Artikel jadiArtikel jadi
Artikel jadi
 
PPT Kewarganegaraan.pptx
PPT Kewarganegaraan.pptxPPT Kewarganegaraan.pptx
PPT Kewarganegaraan.pptx
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
Perkembangan politik di indonesia
Perkembangan politik di indonesiaPerkembangan politik di indonesia
Perkembangan politik di indonesia
 
Perkembangan politik di indonesia STIP KABUPATEN MUNA
Perkembangan politik di indonesia STIP KABUPATEN MUNA Perkembangan politik di indonesia STIP KABUPATEN MUNA
Perkembangan politik di indonesia STIP KABUPATEN MUNA
 
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASIMASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
 
Makalah demokrasi pancasila
Makalah demokrasi pancasilaMakalah demokrasi pancasila
Makalah demokrasi pancasila
 
PPT Kewirausahaan seleksi Pramuka Penegak Garuda Kabupaten Malang - Nama
PPT Kewirausahaan seleksi Pramuka Penegak Garuda Kabupaten Malang - NamaPPT Kewirausahaan seleksi Pramuka Penegak Garuda Kabupaten Malang - Nama
PPT Kewirausahaan seleksi Pramuka Penegak Garuda Kabupaten Malang - Nama
 
PPT Demokrasi Gilang era reformasi di indonesia.pptx
PPT Demokrasi Gilang era reformasi di indonesia.pptxPPT Demokrasi Gilang era reformasi di indonesia.pptx
PPT Demokrasi Gilang era reformasi di indonesia.pptx
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
 
Bab 9 sni 6
Bab 9 sni 6Bab 9 sni 6
Bab 9 sni 6
 
Demokrasi indonesia
Demokrasi indonesiaDemokrasi indonesia
Demokrasi indonesia
 
PERKEMBANGAN POLITIK DI INDONESIA dan per
PERKEMBANGAN POLITIK DI INDONESIA dan perPERKEMBANGAN POLITIK DI INDONESIA dan per
PERKEMBANGAN POLITIK DI INDONESIA dan per
 

Recently uploaded

11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 

Recently uploaded (16)

11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 

DEMOKRASI

  • 1. Nama : Aura Zahari Gugus : 6 Prodi : Hubungan Internasional Sejarah dan Perkembangan Demokrasi "Demokrasi" adalah sebuah kata yang begitu sering diucapkan. Namun, makin banyak ia dibahas makin terasa betapa sulit mencari contoh tentang negara yang memenuhi tatanan demokrasi secara sempurna. Di Indonesia, pencarian terhadap sosok demokrasi pun terus digelar, baik pada aras praktik sistem politik maupun kajian akademik. Dalam aras akademik, sejumlah makalah dikupas habis-habisan dalam berbagai seminar. Sementara itu, sejumlah buku, artikel pidato para pakar dan politisi, telah pula diterbitkan dalam jurnal ilmiah, koran dan majalah. Istilah "demokrasi" berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem "demokrasi" di banyak negara. Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut- sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.
  • 2. Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia. Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk rakyat. Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara tersebut. Demokrasi di Indonesia Semenjak kemerdekaan 17 agustus 1945, Undang Undang Dasar 1945 memberikan penggambaran bahwa Indonesia adalah negara demokrasi.Dalam mekanisme kepemimpinannya Presiden harus bertanggung jawab kepada MPR dimana MPR adalah sebuah badan yang dipilih dari Rakyat. Sehingga secara hirarki seharusnya rakyat adalah pemegang kepemimpinan negara melalui mekanisme perwakilan yang dipilih dalam pemilu. Indonesia sempat mengalami masa demokrasi singkat pada tahun 1956 ketika untuk pertama kalinya diselenggarakan pemilu bebas di indonesia, sampai kemudian Presiden Soekarno menyatakan demokrasi terpimpin sebagai pilihan sistem pemerintahan.
  • 3. Setelah mengalami masa Demokrasi Pancasila, sebuah demokrasi semu yang diciptakan untuk melanggengkan kekuasaan Soeharto, Indonesia kembali masuk kedalam alam demokrasi pada tahun 1998 ketika pemerintahan junta militer Soeharto tumbang. Pemilu demokratis kedua bagi Indonesia terselenggara pada tahun 2004 Bisa dikatakan bahwa Indonesia sangat berpotensi menjadi kiblat demokrasi di kawasan Asia, berkat keberhasilan mengembangkan dan melaksanakan sistem demokrasi. Menurut Ketua Asosiasi Konsultan Politik Asia Pasifik (APAPC), Pri Sulisto, keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi bisa menjadi contoh bagi negara-negara di kawasan Asia yang hingga saat ini beberapa di antaranya masih diperintah dengan ‘tangan besi’. Indonesia juga bisa menjadi contoh, bahwa pembangunan sistem demokrasi dapat berjalan seiring dengan upaya pembangunan ekonomi. Ia menilai, keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi yang tidak banyak disadari itu, membuat pihak luar termasuk Asosiasi Internasional Konsultan Politik (IAPC), membuka mata bangsa Indonesia, bahwa keberhasilan tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. Prestasi tersebut juga menjadikan Indonesia sangat berpotensi mengantar datangnya suatu era baru di Asia yang demokratis dan makmur.
  • 4. Dalam kesempatan yang sama, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono yang akrab disapa SBY menerima anugerah medali demokrasi. SBY pun memaparkan panjang lebar perjalanan demokrasi Indonesia. Menurutnya, demokrasi Indonesia merupakan jawaban terhadap skeptisme perjalanan demokrasi di negeri ini. Beliau pun mencontohkan beberapa nada skeptis yang ditujukan kepada Indonesia. Pertama, demokrasi akan membawa situasi kacau dan perpecahan. Demokrasi di Indonesia hanyalah perubahan rezim, demokrasi akan memicu ekstrimisme dan radikalisme politik di Indonesia. Beliau pun menambahkan bahwa demokrasi di Indonesia menunjukkan Islam dan moderitas dapat berjalan bersama. Dan terlepas dari goncangan hebat akibat pergantian 4 kali presiden selama periode 1998-2002, demokrasi Indonesia telah menciptakan stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Selain itu, Indonesia juga telah berhasil menjadi sebuah negara demokrasi terbesar di dunia dan melaksanakan pemilu yang kompleks dengan sangat sukses. Meski pada awalnya banyak yang meragukan pelaksanaan demokrasi di Indonesia, kenyataannya demokrasi di Indonesia saat ini telah berusia 10 tahun dan akan terus berkembang. Sebagian orang pernah berpendapat bahwa demokrasi tidak akan berlangsung lama di Indonesia, karena masyarakatnya belum siap. Mereka juga pernah mengatakan bahwa negara Indonesia terlalu besar dan memiliki persoalan yang kompleks. Keraguan tersebut bahkan menyerupai kekhawatiran yang dapat membuat Indonesia chaos yang dapat mengakibatkan perpecahan.
  • 5. Perkembangan Demokrasi di Indonesia suatu Harapan Akhir milenium kedua ditandai dengan perubahan besar di Indonesia. Rejim Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun yang dipimpin oleh Soeharto akhirnya tumbang. Demokrasi Pancasila versi Orde Baru mulai digantikan dengan demokrasi dalam arti sesungguhnya. Hanya saja tidak mudah mewujudkan hal ini, karena setelah Soeharto tumbang tidak ada kekuatan yang mampu mengarahkan perubahan secara damai, bertahap dan progresif. Yang ada justru muncul berbagai konflik serta terjadi perubahan genetika sosial masyarakat Indonesia. Hal ini tak lepas dari pengaruh krisis moneter yang menjalar kepada krisis keuangan sehingga pengaruh depresiasi rupiah berpengaruh signifikan terhadap kehidupan ekonomi rakyat Indonesia. Inflasi yang dipicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sangat berpengaruh kepada kualitas kehidupan masyarakat. Rakyat Indonesia sebagian besar masuk ke dalam sebuah era demokrasi sesungguhnya dimana pada saat yang sama tingkat kehidupan ekonomi mereka justru tidak lebih baik dibandingkan ketika masa Orde Baru. Indonesia setidaknya telah melalui empat masa demokrasi dengan berbagai versi. Pertama adalah demokrasi liberal dimasa kemerdekaan. Kedua adalah demokrasi terpimpin, ketika Presiden Soekarno membubarkan konstituante dan mendeklarasikan demokrasi terpimpin. Ketiga adalah demokrasi Pancasila yang dimulai sejak pemerintahan Presiden Soeharto. Keempat adalah demokrasi yang saat ini masih dalam masa transisi. Kelebihan dan kekurangan pada masing-masing masa demokrasi tersebut pada dasarnya bisa memberikan pelajaran berharga bagi kita.
  • 6. Demokrasi liberal ternyata pada saat itu belum bisa memberikan perubahan yang berarti bagi Indonesia. Namun demikian,berbagai kabinet yang jatuh-bangun pada
  • 7. masa itu telah memperlihatkan berbagai ragam pribadi beserta pemikiran mereka yang cemerlang dalam memimpin namun mudah dijatuhkan oleh parlemen dengan mosi tidak percaya. Sementara demokrasi terpimpin yang dideklarasikan oleh Soekarno (setelah melihat terlalu lamanya konstituante mengeluarkan undang-undang dasar baru) telah memperkuat posisi Soekarno secara absolut. Di satu sisi, hal ini berdampak pada kewibawaan Indonesia di forum Internasional yang diperlihatkan oleh berbagai manuver yang dilakukan Soekarno serta munculnya Indonesia sebagai salah satu kekuatan militer yang patut diperhitungkan di Asia. Namun pada sisi lain segi ekonomi rakyat kurang terperhatikan akibat berbagai kebijakan politik pada masa itu. Lain pula dengan masa demokrasi Pancasila pada kepemimpinan Soeharto. Stabilitas keamanan sangat dijaga sehingga terjadi pemasungan kebebasan berbicara. Namun tingkat kehidupan ekonomi rakyat relatif baik. Hal ini juga tidak terlepas dari sistem nilai tukar dan alokasi subsidi BBM sehingga harga-harga barang dan jasa berada pada titik keterjangkauan masyarakat secara umum. Namun demikian penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) semakin parah menjangkiti pemerintahan. Lembaga pemerintahan yang ada di legislatif, eksekutif dan yudikatif terkena virus KKN ini. Selain itu, pemasungan kebebasan berbicara ternyata menjadi bola salju yang semakin membesar yang siap meledak. Bom waktu ini telah terakumulasi ekian lama dan ledakannya terjadi pada bulan Mei 1998. Selepas kejatuhan Soeharto, selain terjadinya kenaikan harga barang dan jasa beberapakali dalam kurun waktu 8 tahun terakhir, instabilitas keamanan dan politik serta KKN bersamaan terjadi sehingga yang paling terkena dampaknya adalah rakyat kecil yangjumlahnya mayoritas dan menyebabkan posisi tawar Indonesia sangat lemah di mata internasional akibat tidak
  • 8. adanya kepemimpinan yang kuat. Namun demikian, demokratisasi yang sedang berjalan di Indonesia Memperlihatkan beberapa kemajuan dibandingkan masa-masa sebelumnya. Pemilihan umum dengan diikuti banyak partai adalah sebuah kemajuan yang harus dicatat. Disamping itu pemilihan presiden secara langsung yang juga diikuti oleh pemilihan kepala daerah secara langsung adalah kemajuan lain dalam tahapan demokratisasi di Indonesia. Diluar hal tersebut, kebebasan mengeluarkan pendapat dan menyampaikan aspirasi di masyarakat juga semakin meningkat. Para kaum tertindas mampu menyuarakan keluhan mereka di depan publik sehingga masalah-masalah yang selama ini terpendam dapat diketahui oleh publik. Pemerintah pun sangat mudah dikritik bila terlihat melakukan penyimpangan dan bisa diajukan ke pengadilan bila terbukti melakukan kesalahan dalam mengambil suatu kebijakan publik. Jika diasumsikan bahwa pemilihan langsung akan menghasilkan pemimpin yang mampu membawa masyarakat kepada kehidupan yang lebih baik, maka seharusnya dalam beberapa tahun ke depan Indonesia akan mengalami peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat. Namun sayangnya hal ini belum terjadi secara signifikan. Hal ini sebagai akibat masih terlalu kuatnya kelompok yang pro- KKN maupun anti perbaikan. Demokrasi di Indonesia masih berada pada masa transisi dimana berbagai prestasi sudah muncul dan diiringi ”prestasi” yang lain. Sebagai contoh, munculnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dirasakan mampu menimbulkan efek jera para koruptor dengan dipenjarakannya beberapa koruptor. Namun di sisi lain, para pengemplang dana bantuan likuiditas bank Indonesia (BLBI) mendapat pengampunan
  • 9. yang tidak sepadan dengan ”dosa-dosa” mereka terhadap perekonomian. Namun demikian, masih ada sisi positif yang bisa dilihat seperti lahirnya undang-undang sistem pendidikan nasional yang mengamanatkan anggaran pendidikan sebesar 20 persen. Demikian pula rancangan undang-undang anti pornografi dan pornoaksi yang masih dibahas di parlemen. Rancangan undang- undang ini telah mendapat masukan dan dukungan dari ratusan organisasi Islam yang ada di tanah air. Hal ini juga memperlihatkan adanya partisipasi umat Islam yang meningkat dalam perkembangan demokrasi di Indonesia. Sementara undang- undang sistem pendidikan nasional yang telah disahkan parlemen juga pada masa pembahasannya mendapat dukungan yang kuat dari berbagai organisasi Islam. Sementara itu, ekonomi di era demokrasi ternyata mendapat pengaruh besar dari kapitalisme internasional. Hal ini menyebabkan dilema. Bahkan di tingkat pemerintah, ada kesan mereka tunduk dibawah tekanan kapitalis internasional yang tidak diperlihatkan secara kasat mata kepada publik namun bisa dirasakan. Fenomena Pilkada Dalam konteks kehidupan politik demokrasi di Indonesia, pemilu dan pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan kehidupan politik yang demokratis. Pemilu, terutama yang baru saja dilaksanakan pada tahun 2004, dan pilkada langsung yang akan dimulai pada tahun 2005 untuk memilih gubernur, bupati atau walikota mempunyai makna strategis, tidak saja karena sifatnya yang berbeda dengan pilkada-pilkada sebelumnya, namun yang lebih penting adalah bahwa dengan Pemilu 2004 dan Pilkada secara langsung itulah masa depan politik Indonesia dipertaruhkan. Hampir dapat dipastikan bahwa dalam setiap periode menjelang pemilu dan pilkada situasi dan kondisi politik seringkali diwarnai dengan berbagai persaingan dan konflik antar kekuatan politik. Yang menjadi persoalan adalah: bagaimana kita dapat
  • 10. mengelola dan mengendalikan persaingan serta kemungkinan konflik yang akan terjadi antar kekuatan politik yang ada sehingga tidak mencuatkan situasi anarkhisme dan kekerasan politik? Bisakah kita berharap pada penegakan aturan main pemilu dan pilkada sebagai tonggak sejarah pengembangan proses politik menuju transisi demokrasi? Hal yang perlu diamati juga dalam kondisi ini adalah kemungkinan terkalahkannya gerakan reformasi oleh kekuatan-kekuatan bersenjata dan kekuatan penguasa sumber daya produktif masyarakat. Berdasarkan hal tersebut muncul pertanyaan tambahan yakni seberapa besar peluang yang kita miliki untuk menggunakan pemilu dan pilkada sebagai wahana untuk mencegah kemungkinan reformasi berjalan mundur menuju kembalinya otoritarianisme sistem politik kita dalam bentuknya yang baru. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut kita perlu memahami dengan baik kompetisi dan konflik politik sejak runtuhnya rezim Soeharto. Pemahaman itu pada gilirannya paling sedikit menuntut pemahaman lebih khusus terhadap tiga hal yang sangat penting, yaitu: (1) Dinamika proses politik yang terjadi menyusul jatuhnya Soeharto; (2) Konfigurasi konflik politik di antara berbagai kekuatan politik yang dihasilkan oleh praktik politik Orba, dan (3) Berkembangnya kebudayaan masyarakat sebagai hasil aplikasi ideologi pembangunanisme yang melahirkan sikap apolitik, permisif, ekspresif dan hedonistic. Setelah kita melewati Pemilu 1999 yang oleh sebagian besar masyarakat, tidak saja nasional tetapi juga internasional, diakui sebagai pemilu yang paling demokratis di Indonesia, di kalangan sebagian dari kita seakan berkembang harapan baru bahwa di negeri kita ini akan segera terbangun konsolidasi demokrasi, yang kemudian disusul dengan sistem politik yang benar-benar demokratis. Harapan ini nampaknya bagaikan mimpi di siang hari bolong. Yang terjadi adalah bukannya konsolidasi demokrasi tetapi justru perkembangan ke arah apa yang disebut frozen democracy yang antara lain ditandai dengan berkembangnya konflik etnis, maraknya kekerasan politik secara kolektif, dan lokalitas politik yang berlebihan. Masa transisi demokrasi menjadi titik krusial yang membuat kita semua menjadi masyarakat yang oleh Turner dinamakan sebagai liminality, suatu masyarakat yang digambarkan "tidak berada di sana dan tidak pula berada di sini". Atau dengan bahasa sosiologis sebagai masyarakat yang anomali, yaitu suatu masyarakat yang tidak lagi mempunyai pegangan nilai- nilai. Berkembangnya masyarakat liminalitas atau anomali di satu sisi adalah karena mereka menjadi anti struktur, dan di sisi lain masyarakat
  • 11. tidak lagi dapat melihat dan menemukan keteladanan, panutan, atau pengamanan- pengalaman baik pada struktur politik maupun perilaku elite politik yang pantas dijadikan model dan acuan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dalam kondisi demikian kesediaan kita untuk menyerahkan semua proses politik pada serangkaian prosedur dan aturan main yang disepakati bersama menjadi cukup merepotkan. Lebih-lebih masyarakat banyak menyaksikan para elit politik melakukan berbagai pelanggaran terhadap aturan-aturan main dan prosedur yang disepakati bersama. Yang kita saksikan kemudian adalah berbagai penyimpangan yang dilakukan secara kolektif, baik dalam aras politik maupun ekonomi. Dalam masa transisi ini pula kita saksikan konflik-konflik yang inheren terjadi secara bersamaan di dua front sekaligus: Di front pertama antara opponents dan defenders dari kekuatan otoritarian, dan pada front kedua antara kekuatan-kekuatan proto demokratik yang saling memperebutkan posisi terbaik dalam kompetisi memperoleh the allocation of authoritative value di bawah sistem demokrasi. Padahal sebagaimana dikatakan oleh Przeworkski (1991) konsolidasi demokrasi idealnya terjadi ketika konflik yang terjadi pada front yang pertama telah berhasil membangun kelembagaan demokrasi sebagai satu-satunya landasan atau arena bagi konflik politik yang terjadi pada front yang kedua, ketika tidak ada satu aktor politik pun yang memiliki kesempatan untuk bertindak di luar institusi-institusi demokrasi, dan ketika satu-satunya tindakan yang akan diambil oleh semua kekuatan yang menderita kekalahan di dalam kompetisi politik adalah menyiapkan diri untuk memperoleh kemenangan di dalam putaran persaingan politik yang akan datang. "Democracy is consolidated when under given political and economic conditions a particular system of institution becomes the only game in town, when no one can imagine acting outside the democratic institutions, when all the loosers want to do is to try again within the same institutions under which they have lost"(Przeworski, 1991). Kegagalan untuk membangun instusi-instusi yang diperlukan sebagai landasan bagi suatu proses transisi demokrasi yang demikian itulah yang telah menjadi sumber dari carut marutnya kehidupan politik nasional saat ini, ketika persaingan politik yang sangat keras di antara kekuatan-kekuatan proto demokratik dan elit-elit politik dilakukan nyaris secara all out tanpa landasan etika dan kesantunan politik yang kuat.
  • 12. Akibatnya, perilaku para elit politik khususnya mengaburkan batasbatas wilayah konflik antara kekuatan-kekuatan proto demokratik dan kekuatan-kekuatan pro status quo di front yang pertama, dan wilayah konflik antara kekuatan-kekuatan proto demokratik satu sama lain di front kedua. Sumbernya selain karena ketidakmampuan kekuatan-kekuatan proto demokratik untuk membangun lembaga- lembaga demokrasi, adalah juga karena ketiadaan dan makin tipisnya etika serta kesantunan politik yang diperlihatkan oleh elit-elit politik dalam melakukan kompetisi politik demi memperjuangkan kepentingan politik masing-masing. Dalam kondisi masa transisi yang demikian muncul keyakinan publik bahwa satu kesalahan yang sangat serius telah terjadi di dalam pemerintahan dan masyarakat kita; bahwa semakin banyak elit dan tokoh politik bertindak hanya bagi kepentingan pribadi mereka sendiri, bukan bagi kepentingan rakyat yang mereka wakili. Yang terjadi semakin transparan di hadapan mata publik bahwa "seni memerintah" (the art of governing) semakin berkembang menjadi "seni untuk menipu"(the art of deceiving) rakyat di dalam skala yang makin besar. Inilah situasi dan realitas politik yang tengah kita hadapi saat ini, realitas yang bukan tidak mungkin akan mendorong terciptanya alienasi politik masyarakat dan kehidupan politik yang liar, sangat subur bagi persemaian anarkhi dan kekerasan politik apabila para elit dan tokoh politik gagal untuk mengelola itu semua. Daftar Pustaka Almond, Gabriel. and Sydney Verba. 1963. The Civic Culture. Princeton: NJ. Princeton University Press. Apter, David. 1990. The Politics of Modernization. Chicago: University of Chicago Press. Aspinall, Edward. 2000. "Bagaimana Peluang Demokratisasi?" dalam Edward Aspinall (eds). Titik Tolak Reformasi: Hari-hari Terakhir Presiden Soeharto. Yogyakarta: LkiS. Bulkin, Farhan, Politik Orde Baru, Prisma, Vol.8, 1984 Feith, Herbert. 1971. The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia. Ithaca: Cornell University Press. Geertz, Clifford. 1980. Negara dan Penjaja. Jakarta: PT.Gramedia. Gould, Charles. 1998. Demokrasi Ditinjau Kembali. Jakarta: PT.Gramedia. Przeworski. 1991. The Democracy and Organization of Political Parties. London:
  • 13. McMillan. Suharso. 2000. "Quo Vadis Demokrasi Indonesia" dalam Mahfud MD (eds), Wacana Politik, Turner, Jonathan. 1995. The Structural of Sociological Theory. Toronto: Wiley.